Do you like this story?
Shin Young sedang bekerja bersama timnya. Mereka mendiskusikan inovasi untuk show mereka, misalnya menambahkan VJ. Tiba-tiba datanglah Min Jae dengan rambut diwarnai abu-abu seluruhnya. Ia mewarnai rambutnya sebagai wujud permintaan maaf atas yang telah terjadi tadi malam.
Wanita-wanita di ruangan itu berdiri sambil ternganga saat Min Jae berkata kalau ia di sini untuk mengisi posisi VJ. Semua pegawai Shin Young berdebar-debar melihat Min Jae. Sementara reaksi Shin Young sangat dingin. Ia sedang tidak ingin bermain-main dengan anak kecil.
Min Jae tetap memaksa dan Shin Young bertanya mengapa ia ingin bekerja bersamanya. Min Jae sangat serius hari ini. Ia menatap tajam ke mata Shin Young dan berkata, “Kau tahu alasannya,”
Wanita-wanita di ruangan itu berdiri sambil ternganga saat Min Jae berkata kalau ia di sini untuk mengisi posisi VJ. Semua pegawai Shin Young berdebar-debar melihat Min Jae. Sementara reaksi Shin Young sangat dingin. Ia sedang tidak ingin bermain-main dengan anak kecil.
Min Jae tetap memaksa dan Shin Young bertanya mengapa ia ingin bekerja bersamanya. Min Jae sangat serius hari ini. Ia menatap tajam ke mata Shin Young dan berkata, “Kau tahu alasannya,”
Min Jae mengikuti Shin Young sampai ke lobby yang kosong dan bertanya apa yang Shin Young takuti. Shin Young berkata agar Min Jae berbicara sedikit lebih sopan kepadanya.
Min Jae berkata kalau Shin Young sangat berani dalam semua hal namun ia takut pada hal yang berhubungan dengan cinta. “Berumur 40 saat aku 30, 50 saat aku 40, apa itu sebegitu menakutkannya? Memang apa salahnya lebih dulu keriput dan beruban daripada aku?” tanya Min Jae.
Min Jae berkata kalau Shin Young sangat berani dalam semua hal namun ia takut pada hal yang berhubungan dengan cinta. “Berumur 40 saat aku 30, 50 saat aku 40, apa itu sebegitu menakutkannya? Memang apa salahnya lebih dulu keriput dan beruban daripada aku?” tanya Min Jae.

“Hal itu membuatmu lebih dewasa,” jawab Shin Young.
“Dunia sudah berubah, begitu juga anggapan orang-orang. Ikuti hatimu dan beranilah,” kata Min Jae.
“Tidak ada yang bisa dilakukan dengan keberanian,” kata Shin Young.
“Kau tidak menyukaiku?” tanya Min Jae.
“Tidak,” jawab Shin Young sambil menahan tangis.
“Apa kau menganggapku sebagai seorang pria?” tanya Min Jae lagi.
“Tidak. Aku tidak menganggapmu sebagai seorang pria,” bohong Shin Young.
“Kau berbohong,” kata Min Jae.
“Tidak masalah kalaupun aku berbohong,” sanggah Shin Young.
“Aku mengerti. Terima kasih telah mengisi hatiku dan menjadi orang yang ingin kulihat setiap hari. Kau membuatku merasakan hal ini untuk pertama kalinya dalam hidupku. Aku sangat berterimakasih. Aku akan melupakanmu seiring kembalinya warna rambutku. Jaga diri,” kata Min Jae.
Min Jae sadar kalau sebenarnya Shin Young luluh juga. Maka ia berbalik dan berjalan pergi dengan memasang tampang sakit hati. Shin Young memandangnya pergi dan ia teringat semua tingkah konyol Min Jae dan pesonanya yang kuat.

Min Jae berkata kalau mereka akan berkencan mulai besok karena sekarang sudah sore dan ia tidak ingin membuang-buang setengah hari. Min Jae berjalan pergi dengan merasa menang. Ia tersenyum senang. Ia merasa waktu sepuluh hari sudah cukup untuk memenangkan hati Shin Young.

Da Jung pergi menemui penasihat rumah tangga untuk meminta saran atas masalahnya. Apakah ia harus menikahi pria ini sedangkan keluarganya mencela cara pikir dan semua yang ia lakukan? Ataukah ia harus mundur saja? Namun penasihat itu malah berkata kalau jawaban sesungguhnya ada dalam diri Da Jung sendiri.
Da Jung pergi ke rumah sakit hendak membicarakan hal ini dengan Ban Suk. Namun ternyata ayah Ban Suk juga sedang ada di rumah sakit untuk mengenalkan anak perempuan temannya.



Untuk kesekian kalinya Da Jung berkata kalau ia tidak akan menikah. Dia bercerita kepada kedua sahabatnya tentang ayah Ban Suk yang tidak menyukainya dan semua yang ayah Ban Suk katakan. Shin Young dan Boo Ki kaget dan ngeri mendengarnya.

“Apakah berumur lebih dari 30 tahun itu dosa? Apakah perawan tua di atas 30 tahun mestinya mati?!” teriak Da Jung. Shin Young menyekik lehernya sambil berkata, “Mati!” sambil pura-pura akan muntah.


Shin Young berkata kalau ia harus melupakan Ban Suk dan mencari pria lain. Da Jung tidak dapat menunggu pria lain. Dan kalaupun ada, ia tidak yakin pria itu tidak sebaik Ban Suk. Boo Ki mengiyakan pendapat Da Jung. Ia berkata kalau hidup tidak selalu sempurna. Bila pria selanjutnya memiliki orang tua yang baik, bisa saja ia ternyata suka berjudi.
Di tengah-tengah obrolan mereka, Ban Suk menelepon. Da Jung menjadi gelisah karena ia berpura-pura sakit demi menghindari menerima telepon itu. Ban Suk ternyata sudah ada di bawah untuk menunggu Da Jung dan ia akan menunggu semalaman bila perlu. Da Jung menjadi terkesan namun Shin Young berkata padanya agar jangan gampangan. Ban Suk harus menunggu lebih lama agar dia mengerti kalau ia harus memperjuangkan cintanya kepada Da Jung.
Namun tiba-tiba Min Jae menelepon. Shin Young langsung girang karenanya. Min Jae ingin bertemu dengannya saat tengah malam tepat saat hari pertama kencan mereka. Namun Shin Young berkata agar mereka bertemu pukul sembilan. Shin Young memberi bonus tiga jam untuk hari pertama. Da Jung merasa Shin Young munafik.


Sementara itu, Shin Young turun ke lantai bawah untuk bertemu Min Jae yang datang dengan mobil putihnya. Min Jae menyuruh Shin Young masuk ke mobilnya sebelum ia menciumnya.

Saat mereka berkencan Shin Young ditelepon oleh Sang Woo dari Paris. Shin Young berbohong kepada Min Jae mengenai siapa yang menelepon lalu ia berbohong juga kepada Sang Woo. Ia berkata kalau pekerjaannya akan sibuk selama 10 hari ke depan.
Shin Young dan Min Jae berjalan bersama. Min Jae memegang tangan Shin Young dan memasukkannya ke dalam kantongnya, seperti yang dulu pernah dilakukan oleh Sang Woo. Namun Shin Young tidak menarik tangannya seperti yang ia lakukan kepada Sang Woo. Min Jae berkata kalau tangan Shin Young halus dan Shin Young menjawab kalau ia sudah sering mendengarnya. Mendengar hal itu Min Jae terdiam. “Aku adalah orang yang pencemburu. Jangan berkata seperti itu lagi,” katanya dengan senyum dingin.
Keesokan harinya Sang Mi sedang memilih wallpaper untuk apartemen Sang Woo. Ia mendapat dua SMS. Yang pertama dari Min Jae yang berkata kalau ia sangat menyayanginya. Dan yang kedua dari Sang Woo yang berkata agar Sang Mi memilih wallpaper dengan tenang. Sang Woo akan menghubunginya lagi saat ia kembali ke Korea. Sang Mi tampak cuek dengan SMS dari putranya namun sangat senang saat membaca SMS dari Sang Woo.

Sang Woo kembali dari Paris dan ia bertemu Sang Mi di café. Mereka berdua tampak sangat antusias untuk bertemu namun mereka masih sama-sama ragu. Sang Woo memberikan scarf kepada Sang Mi dan Sang Mi menerimanya dengan senang.
Sementara itu di rumah sakit, Da Jung datang untuk melakukan perawatan atas sakitnya. Ia sempat mencium pipi Ban Suk.

Ban Suk berusaha menenangkan ayahnya namun sia-sia. Lalu ayah Ban Suk berkata agar ia segera memiliki anak.
Da Jung pergi ke restoran Boo Ki dan berkata untuk kesekian kalinya kalau ia tidak akan menikah. Kali ini Boo Ki tidak menganggap omongan Da Jung serius. Boo Ki mengingatkan Da Jung semua alasan yang kemarin ia katakan untuk bertahan dalam hubungan ini. Da Jung pergi sambil menghembuskan nafas dan berkata dengan tegas kalau untuk kali ini ia sudah tidak sanggup lagi.
Da Jung menunggu di halte dan melihat tanda yang memberitahukan kedatangan bis berikutnya. Dia membayangkan bahwa hidup akan menjadi lebih mudah bila ada pengumuman siapa dan kapan orang yang akan datang berikutnya di hidupnya. Ia membayangkan tanda itu memberitahunya mengenai pria selanjutnya dalam hidupnya dan kapan pria itu datang.

Shin Young dan timnya bekerja keras untuk show baru mereka. Acara mereka berjalan lancar. Hal ini membuat senior Shin Young kesal. Di depan Shin Young ia meremehkan rating acara itu, namun di depan bossnya ia berpura-pura manis dan meminta agar ia diizinkan mengawasi acara itu karena Shin Young membutuhkan bantuan. Bosnya mengizinkannya dengan beberapa pertimbangan.
Min Jae sedang mengajari Shin Young cara bermain gitar. Mereka mendengarkan musick bersama lalu bermain suit gunting batu kertas karena mereka ingin bersama malam ini.

Sang Woo mencari apartemennya sebagai alasan agar dapat menelepon Sang Mi. Akhirnya mereka bertemu di toko untuk berbelanja barang-barang untuk mengisi apartemen Sang Woo. Lalu mereka pergi ke café.
Sang Woo berusaha lebih mendekati Sang Mi di kencan kedua mereka ini. Ia memanggil Sang Mi dengan namanya. Ia juga mengingat berapa banyak gula yang Sang Mi masukkan ke kopinya. Sementara itu Sang Mi tampak bingung harus menanggapi bagaimana karena sudah lama tidak ada pria yang memperhatikannya.
Namun saat Sang Woo bertanya mengapa Sang Mi menyewakan apartemennya, Sang Mi menjawab dengan jujur kalau ia sudah mempunyai seorang putra yang sudah kuliah dan seorang suami. Sang Woo sangat terkejut dan tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya saat Sang Mi pergi.

Shin Young sudah mengetahui rencana seniornya yang berniat mengambil alih acaranya. Min Jae mendukung Shin Young dan menyemangatinya serta berkata kalau ia harus bersaing secara suportif.
Setelah mengihuburnya Min Jae melarang Shin Young untuk pulang. “Kenapa?” tanya Shin Young.
“Karena kau pasti akan khawatir semalaman. Ayo tidur bersamaku,” kata Min Jae.



0 comments:
Post a Comment