Do you like this story?
Keduanya sembunyi dan Seung Yoo merasakan darah mengalir ke telapak tangannya. Ia menyembunyikan tangannya dari Se Ryung.
Seung Yoo mematahkan anak panah dan ingin mengalihkan perhatian pengejarnya. Ia minta Se Ryung tetap sembunyi apapun yang terjadi.
Seung Yoo lari memancing pengejarnya. Mereka mengejar Seung Yoo.
Seung Yoo lari sekencang mungkin, lalu berbalik dan merebut seekor kuda. Ia menjatuhkan satu orang dan melawan mereka. Tapi Seung yoo kalah jumlah, ia berdiri tersudut di dekat pohon.
Seorang pria siap membidikkan panah ke arah Seung Yoo.
Tiba-tiba Se Ryung lari dan membentangkan tangan di depan Seung Yoo.
Seung Yoo kaget, Yang Mulia!
Mereka menyeringai, baiklah ..jadi kalian ingin mati bersama pada hari dan waktu yang sama? Pria itu hampir melepaskan tembakan, tapi untung Shin Myun tiba tepat waktu.
Shin Myun menembakkan panah dan membuat orang2 itu kaget, mereka melarikan diri dikejar pasukan Shin Myun.
Se Ryung syok dan jatuh pingsan. Seung Yoo menahannya, Yang Mulia! Yang Mulia!
P. Kyung Hye heran, apa memang Baginda pernah istirahat siang? Mengapa? Apa Abba Mama memerintahmu untuk tidak mengijinkanku masuk?
Kasim merasa tidak enak dan berkata itu bukan keinginan Baginda. Putri Kyung Hye akhirnya masuk menemui ayahnya.
Raja seperti menahan sakit, ia tanya kenapa Putri harus menemuinya. Apa ada yang mendesak.
P. Kyung Hye ingin pelajaran dengan Kim Seung Yoo dihentikan. Bukan karena menolak pernikahan, ia setuju dengan pernikahan mereka.
Raja mengerti dan minta Kyung Hye keluar. Raja tidak bisa menahan batuknya lagi. Ia batuk-batuk dengan parah sampai memuntahkan darah.
P. Kyung Hye panik : Abba Mama! Abba Mama! Tabib istana! cepat datang!
Tabib istana sebenarnya sudah sembunyi di situ dan bergegas keluar. Kyung Hye semakin syok, kenapa menyembunyikan ini? Apa sebenarnya yang Ayah sembunyikan?
Raja ingin P. Suyang tidak tahu masalah ini. Dia tidak boleh melihat ini. Sayang..P. Suyang sudah tahu.
Putri menahan kesedihan-nya, ia mengerti sekarang betapa genting posisi keluarga Raja.
Raja : Aku takut kalau saat aku menutup mataku, kau dan Putra Mahkota akan berada dalam situasi berbahaya.
P. Kyung Hye menangis, Abba Mama!
Raja : Karena tidak bisa terus melindungi kalian semua, aku benar2 minta maaf.
Putri menangis, Yang Mulia tolong jaga kondisi anda.
Raja hanya minta maaf.
P. Kyung Hye menemui Kepala Kasim, apa ini karena Paman Suyang? Ini karena dia takut dengan Paman Suyang sehingga ia menyembunyikan penyakitnya?
Kasim : Saya benar2 minta maaf.
Putri tanya berapa lama lagi, Raja bisa bertahan.
Kasim tidak berani menjawabnya, tapi ia berkata kalau hanya keluarga Kim Jong Seo yang mampu melindungi Putri dan Putra Mahkota.
Kasim : Pernikahan anda dengan Jikgang Kim Seung Yoo..anda harus melakukannya.
Seung Yoo merawat lukanya di kantor Hanseong. Sementara Se Ryung masih pingsan.
Shin Myun masuk dan menanyakan luka Seung Yoo. Seung Yoo justru tanya mayat pengejarnya, apa kau sudah melakukan penyelidikan?
Shin Myun berkata tidak ada yang istimewa. Tempat itu memang biasa didatangi pengacau. Untung, aku sedang melacak mereka. Jika tidak, pasti terjadi sesuatu.
Seung Yoo yakin orang-orang itu mengejarnya. Shin Myun justru mengamati Se Ryung dan kagum padanya, benar-benar wanita yang mengagumkan.
Shin Myun : Dia bersedia menyerahkan nyawanya untuk melindungi seorang pria. Siapa dia sebenarnya?
Seung yoo hanya menghela nafas. Shin Myun heran, kenapa tidak menjawab? Apa ada yang tidak bisa kau katakan padaku?
Seung Yoo : Dia muridku.
Shin Myun terkejut, Murid. Jangan bilang kalau dia adalah sang Putri?
Seung Yoo diam saja.
Se Ryung sadar, ia langsung duduk dan kata pertama yang ia ucapkan adalah : Apa kau baik-baik saja Guru?
Seung Yoo langsung marah, Siapa yang mengijinkan anda melakukan hal berbahaya seperti itu? Bagaimana anda bisa tidak menghargai nyawa anda sendiri?
Seung Yoo dan Se Ryung menunggu di luar kantor. Se Ryung langsung minta maaf.
Se Ryung : Aku melakukannya karena putus asa dan tanpa berpikir, jadi tolong jangan marah.
Seung Yoo : Jika saya diselamatkan dengan bayaran nyawa anda, apa pikiran saya akan tenang? Kapan anda akan berhenti melakukan hal ceroboh?
Shin Myun melihat mereka dan mendekat, ia memberi hormat. Tandunya sudah siap.
Shin Myun : Tolong kembali ke istana, Yang Mulia.
Se Ryung kaget dan Seung Yoo berkata kalau shin Myun adalah temannya, jadi tidak perlu cemas.
Se Ryung terpaksa kembali ke istana dengan pengawalan Shin Myun dan Seung Yoo jalan di samping tandu.
Se Ryung membuka jendela dan melihat keluar. Seung Yoo mendekat, anda bahkan tidak bisa tahan sebentar saja? Kita sudah hampir sampai di dekat istana, jadi tolong tunggu dengan tenang.
Se Ryung cemberut dan Seung yoo menutup jendela. Tapi tiba-tiba membukanya lagi, saya ingin tahu satu hal. Bagaimana anda bisa masuk dan keluar istana?
Mereka sampai di gerbang istana. Seung Yoo dan Shin Myun menunggu dari kejauhan. Tandu Se Ryung mendekat. Penjaga tanya, siapa ini?
Se Ryung membuka jendelanya, ia mengenalkan diri dengan identitas aslinya : Putri tertua Suyang Dae gun.
Penjaga tanya mau kemana. Se Ryung berkata ingin menemui Tuan Putri. Penjaga membukakan pintu.
Shin Myun geli, masuk dan keluar gerbang istana dengan menggunakan nama dari keluarga kerajaan. Dia benar2 wanita yang luar biasa.
Shin Myun : Ini pertama kalinya. Seorang putri yang dengan bebas masuk dan keluar istana, yang bahkan tidak takut dengan kelompok penjahat. Aku akan melamar menjadi Puma kalau aku tahu.
Seung Yoo : Lupakan saja. Dia adalah wanita terhormat yang akan menjadi istri temanmu dalam waktu dekat!
Shin Myun heran, istri temanku?
Seung Yoo berkata kalau Pangeran Pendamping itu sudah dipilih. Shin Myun menebak, apa orang itu...kau? Seung Yoo tanya, apa Shin Myun cemburu.
Shin Myun tersenyum, hanya sedikit terkejut.
Seung Yoo hanya minta untuk menyelidiki penjahat itu, ia curiga.
Shin Myun : Aku akan melakukannya.
Seung yoo : Terima kasih.
Seung Yoo jalan pergi sambil tersenyum. Shin Myun memandangi temannya dari belakang, wajahnya sedikit berubah.
Se Ryung pergi menemui Putri dan menceritakan harinya bersama Seung Yoo. Wajah Putri tampak muram, ia menahan cemburu dan tangannya yang memegang gunting langsung memotong bunga krisan begitu saja.
Se Ryung kaget dan memungut bunga itu, bunga yang begitu indah. Tolong potong dengan lebih hati-hati, Yang Mulia.
P. Kyung Hye : Jadi kalian bertemu tanpa sengaja dan berkuda bersama?
Se Ryung membenarkan, berkuda dan memeluk angin rasanya benar2 menyegarkan. Se Ryung belum tahu kalau ada perubahan rencana dalam perjodohannya.
Putri menyindir, kau mempercayakan tubuhmu pada seorang pria dan berkuda bersama. Sepertinya kalian berdua memiliki perasaan yang mendalam.
Se Ryung kaget, perasaan? Ah..tidak mungkin. Saya hanya belajar teknik berkuda.
Putri masih menegaskan, kau yakin ini bukan cinta? Se Ryung tertegun, wajahnya memerah. Tapi Se Ryung berkata bukan seperti itu.
P. Kyung Hye akhirnya berterus terang. Ini melegakan. Kita berhasil menghindari konflik diantara kita berdua.
Se Ryung tidak mengerti.
P. Kyung Hye : Jangan pernah menemui orang itu lagi.
Se Ryung : Maaf?
P. Kyung Hye : Lamaran yang dikirim ayahmu pada Wakil Perdana Menteri sudah ditolak. Kim Seung Yoo...akan menjadi Pangeran Pendamping.
Bunga ditangan Se Ryung terjatuh. Wajah Se Ryung pucat karena syok.
Han Myung Hoe juga kaget, saat mendengar kalau Kim Seung Yoo bersama seorang wanita. Andai dia tahu siapa wanita itu pasti Han kaget.
Anak buahnya memastikan, dia berkuda bersama seorang wanita.
Han Myung Hoe : Bagaimana busana wanita itu?
Anak buah Han berkata kalau wanita itu sepertinya berasal dari keluarga bangsawan. Mereka berdua terlihat sangat dekat. Bahkan untuk melindungi pria itu, wanita itu bersedia mengorbankan nyawanya sendiri.
Kalau Tuan memberi kami kesempatan sekali lagi, saya akan mengurus masalah ini tanpa meninggalkan jejak.
Han Myung Hoe memuji mereka dan minta pengawal gisaeng untuk memberi mereka makanan yang banyak dan hiburan dari para gisaeng.
P. Suyang heran dan sekaligus senang mendengar berita itu. Pria yang akan diangkat sebagai Pangeran Pendamping memiliki wanita lain?
Han Myung Hoe berkata sudah mengirim orang untuk mengikuti Kim Seung Yoo dan mereka akan segera menemukan identitas wanita itu.
Se Ryung menemui ayahnya malam itu. P. Suyang heran, ini sudah malam, ada apa?
Se Ryung ingin tanya mengenai pernikahannya. Apa benar sudah dibatalkan.
P. Suyang : Pernikahan? Maksudmu dengan kediaman Wakil Perdana Menteri? Apa kau mendengar ini dari ibumu?
Se Ryung : Tolong jawab saya.
P. Suyang : Putranya sudah dipilih menjadi calon Pangeran Pendamping.
Apa kau resah karena kau tidak jadi menikah? Aku pasti akan menemukan keluarga yang lebih baik untukmu. Jangan cemas.
Se Ryung membungkuk dan akan kembali ke kamarnya.
Ayahnya memanggil lagi, Se Ryung-ah....kau terlalu berharga bagiku untuk diberikan pada sembarang orang. Se Ryung tersenyum.
(Sepertinya Se Ryung memang kesayangan P. Suyang)
Pagi hari di kediaman Wakil Perdana Menteri.
Kim Seung Yoo masih tidur nyenyak. Pintu kamarnya perlahan terbuka dan ada sepasang kaki kecil jalan masuk, seorang Nona kecil dengan hanbok hijau+merah.
Dia mengulurkan tangan ke arah Seung Yoo. Di tangannya ada bulu, sepertinya ingin dimasukkan ke hidung Seung Yoo.
Tapi Seung Yoo sudah tahu kalau gadis cilik ini ingin membangunkan-nya. Ia langsung buka mata dan berseru : Ah Gong!
Kim Ah Gong tertawa, (ah..it's Ye Eun.) dia adalah keponakan Seung Yoo. Seung Yoo ketawa dan ingin menggendong Ah Gong. Tapi luka di bahunya terbuka lagi dan mengeluarkan darah.
Ah Gong terkejut, ia teriak memanggil ibunya. Eomeoni!
Seung Yoo : Sshh..!
Lady Ryu, ibu Ah Gong masuk, ya? Lalu terkejut melihat kondisi Seung Yoo. Adik ipar, ada banyak darah.
Suaminya muncul dan ia langsung mengerti apa yang terjadi pada adiknya.
Kim Jong Seo marah, kau diserang di lembah Inhwang oleh penjahat?
Seung yoo membenarkan. Kim Jong Seo tanya apa ada yang mencurigakan.
Seung Yoo berkata meskipun mereka menyamar seperti penjahat, tujuan mereka jelas bukan uang.
Seung Gyu tanya apa sasaran-nya adalah nyawa Seung Yoo.
Kim Jong Seo berkata, tujuan Baginda memilih Seung Yoo sebagai Pangeran Pendamping bukan hanya sebagai suami Putri. Tapi Baginda berharap keluarga mereka bisa membantu dan melindungi Putra Mahkota.
Kim Jong Seo : Baginda dengan tulus berharap kalau keluarga kita bisa membantu Pangeran Mahkota yang masih muda. Tapi ini adalah posisi berbahaya bagi nyawamu. Kau harus melindungi dirimu dari mereka yang tidak ingin kau menjadi Pangeran Pendamping.
P. Suyang dan sekutunya akan masuk ke kantor mereka. Kwon Ram membuka pintu dan terkejut saat melihat Kim Jong seo sudah didalam. Ia menunggu Suyang.
Kwon Ram dan P. Onyeong keluar, mereka kesal. Dia pikir dia itu siapa?
P. Suyang bertemu berdua saja dengan Kim Jong seo. Kim Jong Seo berkata kalau dulu P. Suyang pernah berkata kalau antara dirinya dan Suyang, salah satu akan menumpahkan darah.
Kim Jong Seo : Jika keluarga Raja dan negri ini meminta darah Kim Jong Seo, aku akan memberikannya dengan sukarela. Tapi, jika pedang tidak diarahkan kepadaku, melainkan anakku... atau Putra Mahkota dan Putri, maka aku, Kim Jong Seo pasti akan menghancurkan-nya sebelum aku menutup mataku.
P. Suyang : Orang yang akan menjadi Bunbu sedang mencoba mengancamku?
Kim Jong Seo : Ini hanya peringatan, selama aku masih bernafas, Yang Mulia tidak akan bisa duduk di takhta.
Seung Yoo akan berangkat ke istana, ada pengawal yang menunggunya. Seung Gyu muncul.
Seung Yoo : Kakak, jika ada yang benar2 ingin membunuhku, apa beberapa orang saja cukup? "Kim Jong Seo dan putranya ketakutan." Aku tidak bisa membiarkan mereka merendahkan kita, aku akan sangat hati-hati.
Seung Yoo minta anak buah kakaknya tidak mengikutinya. Lalu menghormat ke Seung Gyu dan jalan pergi.
P. Suyang, P. Onyeong, dan Kwon Ram mengadakan pertemuan. Mereka tanya apa P. Suyang sudah tahu identitas wanita yang bersama Seung Yoo.
P. Suyang merasa itu adalah hal kecil. Mereka tanya apa rencana Suyang. Suyang berkata kalau Wakil Perdana Menteri melakukan gerakan seperti itu, mereka akan membuat segalanya jadi lebih buruk dengan mengusiknya.
Suyang yakin tidak ada bukti, kalau ada mana mungkin Kim Jong Seo hanya memberi peringatan saja.
Mereka cemas tidak akan bisa mencegah Kim Seung Yoo menjadi Pangeran Pendamping. Jika pernikahan mereka berlangsung, mereka pasti akan mendukung Baginda dan Wakil Perdana Menteri dan mencari kesempatan untuk menusuk Yang Mulia dari belakang.
Kwon Ram dan P. Onyeong pergi ke kantor Tuan Park (Gwansanggam). Tapi penjaga tidak mengijinkan keduanya masuk. P. Onyeong dan Kwon Ram marah.
Tuan Park akhirnya keluar dan mereka minta Park menemui P. Suyang.
Park bersedia. P. Suyang heran, aku adalah orang yang bertanggung jawab dalam pernikahan kerajaan..tapi kenapa sulit sekali bertemu denganmu?
Park berkata sebagai pejabat Gwansanggam yang membaca tanda dengan 4 Pilar (aturan rasi bintang mungkin), dia tidak bisa bertemu dengan orang sembarangan.
P. Suyang tanya apa kecocokan Putri dan Kim Seung Yoo sudah diperiksa. Park menolak memberikan jawaban, kalau sudah waktunya pasti mereka akan tahu.
P. Suyang : Benar, aku menanyakan hal yang bodoh. Aku benar2 menyesal.
P. Suyang jalan pergi, tapi ia berbalik dan tanya, Ada satu hal yang benar2 ingin kutanyakan. Apa ada cara untuk mengubah takdir seseorang?
Park : Apa anda ingin mengubah takdir anda?
P. Suyang hanya tersenyum, aku sudah membuang waktu orang yang sibuk. Aku akan pergi sekarang.
Prof Kepala berkata pada Seung Yoo kalau mereka menghentikan pelajaran untuk Tuan Putri.
Seung yoo heran, mereka belum menyelesaikan Pelajaran Klasik. Prof berkata ini perintah Baginda.
Seung Yoo : Apa Yang Mulia sakit?
Guru lain menyindir, kau sudah mulai mencemaskan calon istrimu? Seung Yoo minta rekannya menjaga bicaranya.
Prof berkata kalau Jikgang Kim sudah dipilih sebagai Pangeran Pendamping dan sudah banyak yang tahu, tidak perlu menyembunyikannya. Sepertinya kau tidak benar2 mengajarnya tentang Pelajaran Klasik, tapi justru mengajarkan tentang cinta.
Se Ryung juga masuk kelas. Guru mengabsen semua putri bangsawan yang hadir. Termasuk Se Ryung.
Se Jung heran kenapa kakaknya masuk, apa Putri tidak mau main dengan Se Ryung lagi. Adiknya menghibur kalau pengaturan pernikahan bisa selalu berubah. Dia (Seung Yoo) tidak ditakdirkan bersamamu, Onnie.
Yeo Ri mengingatkan perjanjian Se Ryung dengan Seung Yoo, untuk bertemu di depan Gibang saat bulan purnama.
Sementara Eun Geum memuji kecantikan Putri Kyung Hye dan berkata jika Jikgang Kim Seung Yoo melihat Putri, ia pasti akan segera melupakan Se Ryung-agassi.
Tapi Eun Geum merasa cemas, bagaimana kalau Lady Se Ryung dan Jikgang Kim bertemu diluar istana, apalagi sekarang Lady Se Ryung kembali ke akademi Istana.
Putri yakin sepupunya tidak akan melanggar janji yang sudah dibuatnya.
Kim Seung Yoo benar2 ada di depan Gibang, ia tidak masuk ke dalam tapi menunggu diluar. Orang suruhan P. Suyang masih mengintainya. Ia juga bosan menunggu.
Seorang wanita dengan Jangot (Mantel) biru mendekatinya. Wanita itu menurunkan Jangotnya, ternyata Se Ryung. Anak buah P. Suyang juga mulai waspada dan mengamati keduanya.
Seung Yoo tampak marah, Anda hampir kehilangan nyawa karena penjahat, bahkan setelah mengalami situasi berbahaya, anda masih berani keluar istana?
Se Ryung : Kau bilang kau akan mengajariku berkuda lagi.
Seung yoo : Kapan saya membuat janji seperti itu? Anda yang ingin bertemu di depan Gibang saat hari bulan purnama.
Se Ryung : Bukankah kau menungguku?
Seung Yoo tidak mengakuinya, ia berkata kalau ia datang hanya untuk memastikan kalau "Putri" aman di dalam istana.
Se Ryung : Aku cemas kalau Guru akan menunggu. Makanya aku pergi.
Seung yoo tidak percaya, Anda memikirkan saya..sampai anda keluar istana, apa itu maksud anda?
Se Ryung menunduk dan ia membungkuk lalu akan jalan pergi.
Seung Yoo berubah pikiran, saya tidak akan mengijinkan anda berkuda hari ini, tapi apa kita bisa jalan-jalan melihat kota? Seung Yoo menahan senyum-nya.
Se Ryung terkejut, tapi ia merasa senang. Keduanya jalan-jalan di pasar. Se Ryung melihat-lihat banyak hal. Pasar ini khusus buka saat bulan purnama. Bahkan ada festivalnya juga.
Seung Yoo tersenyum, anda bisa melihat sampai puas, ini pemandangan yang tidak akan pernah bisa dilihat di istana.
Mereka sampai di sebuah keramaian. Ada lomba menaiki ayunan.
Se Ryung tampak kagum, Seung Yoo memandanginya dan tersenyum. Jadi dalam lomba ini, dua orang wanita menaiki ayunan dan berlomba mengambil bunga yang diikat. Semakin cepat wanita itu mendapatkan bunga, maka ia akan jadi pemenang.
Seorang wanita dengan hanbok ungu menang lagi. Tiga Ajumma di dekat Se Ryung mengeluh, dia lagi...dia tidak cantik, tapi pintar berayun. Dia selalu menang!
Bagaimana bisa tidak ada yang mengalahkannya? Lalu mereka melihat pasangan Seung Yoo-Se Ryung, Para Ajumma itu langsung minta Se Ryung ikut mencoba.
Mereka mengamati Se Ryung, dia seperti gadis dari kalangan bangsawan. Dan yakin kalau gadis bangsawan pintar memainkan ayunan.
Para ajumma itu mendesak Se Ryung untuk ikut. Seung Yoo langsung menghalangi mereka, jangan seperti ini. Para bibi itu masih mendesak.
Se Ryung berkata kalau ia ingin mencobanya. Seung Yoo tidak setuju, ini bukan hal yang bisa dijadikan lelucon.
Se Ryung merasa ini tidak berbeda dengan berkuda. Aku akan sangat hati-hati, sangat hati-hati.
Sementara wanita hanbok ungu itu menyerahkan bunga ke-4nya pada kekasihnya. Benar-benar lawan tangguh.
Seung Yoo menyerah dan mengijinkannya. Ia memegangi ayunan. Seung Yoo minta jika Se Ryung takut jangan menahan-nya, teriak saja. Saya akan segera meraih ayunan dan menghentikan-nya.
Se Ryung tersenyum, Ya Guru.
Seung Yoo membantu Se Ryung naik ayunan dan menariknya. Lalu mengayun-nya sekuat tenaga. Se Ryung senang sekali, seperti terbang.
Para ajumma memberi semangat. Se Ryung berusaha sekuat tenaga untuk mendekati bunga, tapi tidak mudah.
Seung Yoo kagum dengan semangat Se Ryung, ia juga memberi semangat.
Akhirnya dengan ayunan kuat, Se Ryung berhasil meraih bunga itu dengan mulutnya. Se Ryung menang!
Seung Yoo bergegas meraih ayunan dan menghentikannya. Semua bertepuk tangan.
Se Ryung ingin memberikan bunga pada Seung Yoo, tapi ia merasa kikuk. Seung Yoo juga menyadari kalau ia dikuntit dan langsung mengajak Se Ryung pergi dari situ.
Seung Yoo geli, apa benar anda itu seorang Putri? Se Ryung kaget, Seung Yoo berkata tidak mungkin bisa berkuda sekaligus main ayunan seperti itu di dalam istana, bagaimana anda bisa begitu ahli untuk itu?
Se Ryung : Bagaimana kau tahu kalau istana tidak punya ayunan? Istana juga tempat tinggal orang.
Mereka melewati penjual ornamen, tapi Se Ryung tidak meliriknya. Seung Yoo melihat-lihat hiasan dan heran kenapa sebagai wanita Se Ryung tidak menyukai perhiasan.
Se Ryung menyentuh norigae dan berkata tidak suka hiasan yang bergantungan seperti ini.
Seung Yoo mengambil cermin, ia mengarahkan ke wajah Se Ryung. Coba lihat anda akan menjadi lebih cantik.
Se Ryung melihat bayangannya dan tersenyum.
Seung Yoo sengaja memainkan cermin, untuk melihat orang yang menguntit mereka. Ia melihatnya dan sekarang Seung Yoo yakin kalau memang tujuan-nya adalah dirinya.
Seung Yoo menurunkan cermin dan berbisik pada Se Ryung, Tolong ampuni saya kalau saya membuat anda marah. Tanpa menjelaskan lagi, Seung Yoo langsung menarik tangan Se Ryung dan mengajaknya lari.
Se Ryung kaget dan terpaksa ikut lari. Keduanya sembunyi di balik semak-semak.
Se Ryung bingung, kenapa kau seperti ini?
Seung Yoo hanya minta Se Ryung diam dan menutup mulutnya. Se Ryung jadi bisa mengamati wajah Seung Yoo dengan sangat dekat dan itu membuatnya malu.
Se Ryung segera mendorong Seung Yoo agar terlepas.
Orang suruhan P. Suyang kehilangan jejak mereka. Seung yoo mengantar Se Ryung kembali ke istana. Se Ryung tanya apa orang itu adalah suruhan ayah Seung Yoo untuk menguntitnya.
Seung Yoo tidak ingin Se Ryung cemas dan membenarkannya, ia berkata ayahnya ingin tahu apa dia masih suka main ke Gibang atau tidak. Ayah sangat ketat akhir2 ini.
Se Ryung : Kau seharusnya lebih mendisiplinkan dirimu. Aku masih mengira dia penjahat kemarin dan terkejut sekali.
Keduanya jalan dan tiba di dekat istana, kita sudah sampai. Tolong masuk ke dalam.
Se Ryung berkata ia menunggu pelayannya disini dan minta Seung Yoo pergi lebih dulu. Seung Yoo membujuk Se Ryung dengan berkata kalau ibunya sudah lama meninggal. Tapi ayahnya masih menyesalinya sepanjang hidupnya karena sangat menyayangi ibunya.
Seung Yoo : Kalau saya tidak ada di samping anda, jika sesuatu terjadi pada Putri, saya juga akan menyesal sepanjang hidup saya.
Seung Yoo memberanikan diri bicara terus terang, setelah kita menikah, kita akan banyak memiliki waktu untuk pergi berkuda bersama. Jadi jangan membahayakan diri anda dan meninggalkan istana lagi. Tolong berjanjilah pada saya.
(Oh..ini pernyataan perasaan Seung Yoo? wow..)
Se Ryung : Aku berjanji.
Seung Yoo tersenyum dan minta Se Ryung masuk ke istana. Se Ryung jalan menjauh, ini adalah perpisahan baginya.
Tiba-tiba Se Ryung berbalik lagi dan berseru, Guru! Aku benar2...saat bersamamu, aku benar-benar sangat bahagia.
Seung Yoo tersenyum mengangguk. Se Ryung jalan meninggalkannya. Seung Yoo sama sekali tidak mengira kalau ini adalah kalimat perpisahan dari Se Ryung.
Se Ryung pulang dan Yeo Ri panik, Nona kenapa baru pulang? Ia melihat bunga di tangan majikannya, apa anda benar2 memenangkan bunga ini dari sana? Se Ryung tidak bisa tidur malam-nya, ia memandangi bunga itu.
Di kediaman Tuan Park, Menteri yang bertugas membaca kecocokan Putri dan Seung Yoo terlihat ada beberapa bayangan orang bergerak cepat menyelinap masuk. Mereka membangunkan Park dan membawanya ke satu tempat.
Park dibuang ke dalam sebuah galian besar, ia marah siapa kalian!
Han Myung Hoe muncul, ia diiringi beberapa orang. Han mengejeknya, kau bahkan tidak tahu berapa lama kau akan hidup, bagaimana kau bisa menghitung takdir orang lain?
Park marah, siapa yang mengirim kalian?
Han terus saja mengejek, Kepala Gwansanggam yang tahu rahasia alam semesta, tidak bisa memperkirakan kalau aku akan disini hari ini?
Park berteriak, tidak peduli apapun yang mereka lakukan, ia tidak akan memberikan kecocokan itu pada mereka.
Han : Kubur dia!
Anak buah Han Myung Hoe langsung menyekop tanah dan mengubur Park hidup2. Park tidak bergeming.
Han : Kau akan kehilangan hidupmu sendiri karena takdir orang lain.
Park : Hidup dan matiku tidak akan diputuskan oleh orang seperti dirimu!
Han : Kau tidak akan pernah tahu itu. Di tanganku, aku bisa memutuskan hidup dan mati kalian bertiga. Tiga nyawa.
Ternyata Han Myung Hoe juga membawa istri dan anak Park, mereka melemparkan Ibu dan anak itu ke dalam kubur juga. Dan segera menyekop tanah.
Park mencoba melindungi anak dan istrinya, kalian penjahat! Langit sedang melihat kalian !
Han tidak peduli, Kubur mereka semua.
Akhirnya Park tidak tahan, ia teriak. Cukup! Cukup! Apa yang kalian inginkan?
Han Myung Hoe tersenyum tipis, ia mengambil sebuah amplop dan melemparnya ke Park, ini adalah perhitungan yang sebenarnya untuk kecocokan Putri dan Kim Seung Yoo. Simpan itu.
Di hari pemilihan, kau akan membacakannya di depan Baginda dan semua pejabat.
Han Myung Hoe lapor pada P. Suyang dan berkata kalau keluarga Park ada di tangannya, apa yang bisa ia lakukan?
P. Suyang mengerti, tapi tidak yakin apa Shin Suk Ju akan menerima ramalan yang diberikan Park Su Cheon tanpa mempertanyakan lagi.
Han sependapat. P Suyang berkata akan mengubah penghalang ini jadi batu penjuru/sekutunya.
Paginya, P. Suyang dan semua rapat lagi. Mereka mengajukan nama-nama lagi dan salah satunya adalah Jung Jong.
Shin Suk Ju : Apa maksudnya putra mantan Gubernur Jung Chung Gyeong?
Shin Suk Ju tidak bersedia, ayah Jung Jong sudah tidak ada, dan keluarganya juga semakin merosot, apa mau dimasukkan dalam pemilihan akhir?
Kwon Ram dan Onyeong berkata kalau keluarga Jung itu adalah bangsawan terhormat dan Bangsawan Jung Chung Gyeong adalah anak buah mendiang Raja Sejong yang setia.
Shin Suk Ju heran, apa yang lain dianggap penghianat? Lagipula ini hanya untuk formalitas saja. Kita cuma perlu mencapai jumlah yang dipersyaratkan untuk pemilihan.
Shin Suk Ju curiga, kenapa kalian sepertinya sedang merencanakan sesuatu? Kenapa berkeras ingin memasukkan Jo Gyeong Tae?
P. Suyang menengahi, kita lakukan sesuai saran Beom Ong (Panggilan terhormat Shin Suk Ju), Selain Jikgang Kim Seung Yoo, dua orang lain hanya disebut untuk formalitas saja.
Jadi, tiga calon Pangeran Pendamping adalah
1. Putra ketiga Wakil Perdana Menteri Kim Jong Seo, Jikgang Kim Seung Yoo
2. Putra tertua Gubernur Pyeongyang Hwang Min Dal, Hwang Gye Jeong
3. dan Putra tunggal mantan Gubernur Pusat Jung Chung Gyeong, Jung Jong.
Seung Yoo dan Jung Jong bertemu lagi. Kali ini Jung Jong yakin kalau dia akan menjadi Pangeran Pendamping, maka ia pasti akan bisa membalas semua kebaikan yang diterimanya.
Seung Yoo minta Jung Jong jangan terlalu yakin, karena nanti bisa kecewa.
Seung Yoo berhenti di penjual ornamen dan memilih hiasan.
Jung Jong heran, apa kau punya seseorang yang kau sukai?
Seung Yoo : Apa katamu?
Jung Jong : Sepertinya benar!
P. Suyang meminta Shin Suk Ju untuk makan malam di rumahnya malam ini, ia ingin berterima kasih pada Shin Suk Ju.
Shin Suk Ju curiga dan menolak. Tapi anak buah Suyang membujuknya.
Seung Yoo minta ijin bertemu Putri Kyung Hye. Eun Geum lari menemui Putri dan menyampaikan ini.
P. Kyung Hye panik. Apa?
Eun Geum berkata kalau Kim Seung Yoo menunggu di ruang belajar. Bagaimana ini, kita tidak bisa minta Lady Se Ryung masuk istana.
Eun Geum menemui Seung Yoo dan berkata kalau Putri sedang sedikit demam, Yang Mulia tidak bisa bertemu dengan anda.
Seung Yoo tampak cemas, apa sangat serius?
Eun Geum : Yang mulia hanya tidak enak badan, Yang Mulia minta Anda tidak cemas.
Seung Yoo minta Eun Geum menunggu sebentar, ia menulis surat untuk Putri.
Seung Yoo memberikan hiasan dan surat pada Eun Geum, lalu meninggalkan istana dengan perasaan berat.
Eun Geum memberikan surat dan hiasan itu untuk Putri. Putri tampak terkejut, apa dia memberikan ini bersamaan?
Eun Geum membenarkan. Putri membuka suratnya dan membaca :
"Yang Mulia, saya juga sangat bahagia kemarin. Apa yang terjadi di hutan juga akan menjadi kenangan indah untuk kita berdua di masa depan. Saya mohon anda menerima ini sebagai tanda janji kita."
Putri gemetaran menahan marah, jadi sepupunya tidak menepati janjinya? Putri meremas surat itu dan membuangnya. Lalu ia pergi.
Surat itu masih tergeletak di sana sampai malam. Ada seorang dayang yang membungkuk dan mengambilnya.
P. Suyang dan keluarga menunggu kehadiran Shin Suk Ju.
P. Suyang : Suatu kehormatan Tuan bersedia menjadi tamu saya.
P. Suyang mengenalkan istrinya. Lalu anak lelakinya, P. Lee Sung.
P. Suyang juga minta Se Ryung dan Se Jeong memberi hormat. Shin Suk Ju memperhatikan mereka, terutama Se Ryung yang terlihat muram.
Shin Suk Ju masuk dan heran, bukankah ini pertemuan semua pejabat di Dept. Upacara? Kenapa cuma ada dia.
P. Suyang berkata sulit mengundang Shin Suk Joo, jadi tolong jangan permalukan saya, silahkan duduk.
Shin Suk Ju tanya apa ada tamu lain. P. Suyang tersenyum dan berkata dia akan tahu nanti.
Shin Myun tiba di kediaman P. Suyang, ia juga diundang dan kaget melihat Se Ryung. Yeo Ri memanggil Se Ryung. Tapi Se Ryung minta Yeo Ri masuk dulu.
Shin Myun : Kenapa Yang Mulia ada di kediaman Suyang Dae Gun? Dan kenapa semua memanggil Yang Mulia dengan "Agassi"? Apa anda benar-benar bukan sang Putri?
P. Suyang ingin melihat sepak terjang Shin Suk Ju untuk mengubah dunia. Shin Suk Ju minta P. Suyang tidak sembarangan bicara. Bagaimana Sarjana seperti saya bisa terlibat dalam politik, itu tidak mungkin.
P. Suyang membenarkan, ada hukum yang melarang Sarjana untuk masuk dunia politik, tapi apa tidak ada sarjana yang penuh ambisi?
Diluar, Shin Myun tampaknya sudah mengerti duduk masalahnya dan berkata kalau itu bukan salah Se Ryung. Tapi..tolong segera mengatakan yang sebenarnya pada Seung Yoo.
Se Ryung tidak sampai hati mengatakan-nya.
Shin Myun : Tapi Seung Yoo tidak hanya memikirkan anda sebagai Putri, tapi memikirkan anda sebagai calon istrinya. Meskipun anda takut, tapi itu tidak bisa dibandingkan dengan rasa sakit yang akan dirasakan-nya sebagai seorang pria.
Shin Myun diantar masuk dan ia kaget saat melihat ayahnya juga ada disana. Shin Suk Ju berubah wajahnya, kenapa kau disini?
Shin Myun tidak bisa menjawab.
P. Suyang tersenyum : Saya yang mengundangnya kesini. Bagaimana pendapat anda, Beom Ong? Kalau kita jadi besan?
Se Ryung merenungkan kata-kata Shin Myun dan tidak tidur sampai pagi. Lalu ia keluar mencari Yeo Ri. Se Ryung akan pergi ke istana.
Se Ryung sampai istana dan Eun Geum heran, bagaimana anda tahu? Tuan Putri sudah memanggil Nona pagi-pagi.
Tanpa sepengetahuan Se Ryung, Eun Geum menemui Seung Yoo dan mengundangnya ke kediaman Putri.
Se Ryung menghadap P. Kyung Hye. Ia mengaku sudah melanggar janji untuk tidak bertemu Seung Yoo lagi.
P. Kyung Hye berkata sudah tahu masalah itu.
Se Ryung : Saya pantas dihukum karena menyembunyikan ini dari Yang Mulia.
P. Kyung Hye : Apa gunanya menghukum dirimu?
Se Ryung : Dia adalah pria pertama yang ingin saya nikahi.
P. Kyung Hye : Apa yang kau bicarakan?
Se Ryung : Jika Yang Mulia akan berbesar hati mengampuni kesalahan saya. Saya berharap ingin menjelaskan kebohongan ini pada Guru secara pribadi dan minta maaf.
P. Kyung Hye : Minta maaf?
Se Ryung janji ini akan menjadi yang terakhir kalinya. Saya mohon, ijinkan saya melihatnya sekali untuk terakhir kalinya.
Seung Yoo sudah tiba di depan kediaman Putri, ia tersenyum melihat taman Putri.
P. Kyung Hye marah, merampas milik orang lain...kau tidak berbeda dari ayahmu.
Se Ryung bingung, kenapa Putri berkata seperti itu?
Eun Geum masuk dan berbisik kalau Jikgang sudah tiba. P. Kyung Hye minta Se Ryung sembunyi dulu di kamar sebelah.
Se Ryung berdiri di balik pintu dengan resah.
Kim Seung Yoo masuk ke kamar Putri dan heran karena Putri menurunkan tirai, Apa anda harus begitu resmi dengan saya?
Seung Yoo : Apa mungkin karena anda tidak ingin menemui saya? Mengapa anda tidak bicara? Apa ada yang salah? Yang Mulia.
Se Ryung tampak kaget, karena nada bicara Putri sudah berbeda.
P. Kyung Hye minta tirai diangkat. Seung yoo sudah tersenyum, tapi senyum-nya menghilang saat melihat gadis di balik tirai.
Itu bukan Putri yang selama ini dikenalnya.
Seung Yoo bingung : Siapa anda?
P. Kyung Hye : Orang yang kau lihat di depanmu adalah Sang Putri.
Seung Yoo terpana. Se Ryung yang ada di balik pintu juga syok.
0 comments:
Post a Comment