Do you like this story?
PARADISE RANCH
EPISODE 1
EPISODE 1
Han Dong Joo(Changmin) dan Lee Da Ji(Yeon Hee) terus berlari di Bandara. Mereka berdua mencoba menghindari Ayah Da Ji yang terus mengejar. Ayah Da Ji berteriak pada Da Ji, "Hey Da Ji!!!!" Da Ji terus berlari bersama Dong Joo sambil mengucapkan permintaan maafnya pada sang Ayah. Ayah Da Ji terjatuh dan hal itu membuat Da Ji berhenti berlari. Ayah Da Ji berkata, "Da Ji... Apakah kau melupakan janji kita pada Ibumu? Bukankah Ibumu berkata, 'Kau Harus masuk ke Universita Korea Selatan' Kau ingat kan??" Da Ji menatap Ayahnya dengan penuh penyesalan, "Ayah.... Maafkan aku." Dong Joo segera menarik Da Ji dan mereka pun berlari pergi meninggalkan Ayahnya Da Ji.
Ayah Da Ji masih terkapar di lantai Bandara. Tiba-tiba saja Seorang lelaki dengan 2 orang anak buahnya datang menghampiri Ayah Da Ji, "Hey kau!! Kemana Putrimu?? Mengapa dia membawa pergi Dong Joo ku hah??" Ayah Da Ji tidak menjawab pertanyaan Ayahnya Dong Joo itu. Ayah Dong Joo berteriak marah dan meminta anak buahnya untuk mencari Dong Joo, "YAH!!! Kalian cepat cari mereka!! Jika kalian tidak menemukan mereka, Maka kalianlah yang mati!!!!"
Ternyata Dong Joo dan Da Ji ini pergi ke Kantor Perijinan Pernikahan. Dong Joo dengan sangat senang memberikan ajuan Pernikahan mereka berdua itu pada Seorang petugas. Petugas itu membaca dokumen Dong Joo dan bertanya, "Da Ji ssi... Jika kau lahir pada September 1986 maka usiamu itu baru 17 tahun?" Da Ji menjawab, "Tapi, Jika dihitung dengan kalender bulan maka aku ini berusia 19 tahun." Petugas itu lalu berkata, "Kau belum cukup umur sehingga jika kau mau mengajukan perijinan pernikahan maka kalian membutuhkan Surat Izin dari Orang Tua. Jika tidak ditanda tangani oleh Orang Tua maka itu tidak akan berlaku. Bukankah kalian iin terlalu terburu-buru mengambil tindakan?" Da Ji menatap Dong Joo dengan kekecewaan. Dong Joo mencoba mengibur Da Ji, "Tidak apa-apa. Kita tidak akan terpisahkan."
Dong Joo dan Da Ji pun dengan berani pulang ke rumahnya Dong Joo. Di Rumahnya Dong Joo ini sudah berkumpul Ayah Dong Joo, Ibu Dong Joo, Kakek Dong Joo, serta Ayahnya Da Ji. Dong Joo dan Da Ji saling mengenggam tangan lalu berlutut di depan Orang Tua mereka ini. Da Ji berkata, "Ayah... Aku takut untuk pergi sekolah di Luar Negeri tanpa Mu dan Dong Joo. Tapi aku harus tetap pergi sendiri. Jika mereka berfikir aku ini terlalu muda maka apa yang harus aku lakukan? Apa yang harus aku lakukan Ayah??" Dong Joo menatap Ayah Da Ji dan berkata, "Paman, Aku akan menjaga dia sepanjang hidupnya. Aku akan membuat Da Ji bahagia." Ayah Dong Joo berdiri dari duduknya dan marah pada Dong Joo, "YA!!! Sejak SMP kau selalu saja mengikuti Da Ji. Dan sekarang kau mengatakan bahwa kau ingin menghabiskan hidupmu bersama dengannya? Kau ini keras kepala!!" Da Ji yang mendengar hal itu pun membela Dong Joo, "Paman, Dong Joo itu tidak keras kepala." Ayah Dong Joo berkomentar pada Da Ji, "Kau ini baik namun otakmu kecil!!"
Kakek Dong Joo terdiam sesaat lalu menatap Ayahnya Da Ji dan dia berlutut di depan Ayah Da Ji, "Mari kita dukung pernikahan mereka." Ayah Da Ji tentu sangat kaget melihat sifat Kakeknya Dong Joo ini, "Paman, jangan seperti ini. Ayo berdiri lah." Ayah Dong Joo juga sangat kaget melihat Ayahnya, "Ayah...." Kakek Dong Joo memarahi Ayahnya Dong Joo, "Jangan membantah!!" Kakek Dong Joo lalu berkata pada Ayah Da Ji, "Kau tau kan bahwa aku membesarkan Dong Joo dengan segala yang aku punya. Dia ini lebih berharga dari pada anak laki-lakiku(Ayahnya Dong Joo). Aku menjaganya lebih dari apapun. Aku akan memperlakukan Da Ji seperti Putri kandungku sendiri jadi jangan khawatir. Hey kau!! Bukankah kalian berdua mengatakan akan hidup dengan damai?" Dong Joo dan Da Ji tersenyum lalu berkata, "Tentu kami akan hidup dengan damai." Da Ji lalu berkata pada Ayahnya, "Ayah, Aku tidak akan mengecewakanmu."
Ayah Da Ji tidak ada pilihan lain dan akhirnya menyetujui permintaan Kakeknya Dong Joo. Sementara itu Ayah Dong masih terlihat tidak senang dengan keputusan ini.
Pernikahan mereka berdua pun di adakan secara sederhana. Dan akhirnya mereka berdua resmi menjadi sepasang suami istri....
Malam harinya, Dong Joo dan Da Ji menonton pertandingan Bola. Mereka berteriak senang dan langsung berpelukan saat Tim Korea berhasil membuat Gol. Dong Joo dan Da Ji terjatuh diatas sofa dan itu membuat posisi Dong Joo berada di bawah Da Ji. Dong Joo tertawa dan beberapa detik kemudian tawanya itu menghilang karena dia menyadari bahwa tangannya menyentuh dada Da Ji. Dong Joo menarik tangannya itu sehingga Da Ji otomatis terjatuh kepelukannya. Dong Joo merasa tidak nyaman dengan posisi ini dan berkata pada Da Ji, "Tolong turunlah..." Da Ji tersenyum dan berkata, "Tidak mau... Aku ingin menempel padamu seperti permen karet." Da Ji merasa ada sesuatu yang aneh dan melihat ke arah bawah Dong Joo. Dong Joo langsung marah pada Da Ji, "YA!! Kemana kau melihat hah?" Da Ji pun cepat-cepat bangun dari pelukan Dong Joo dan meminta maaf.
Dong Joo menjauh dari Da Ji dan berdiri di depan jendela. Da Ji tersenyum lalu dengan sengaja dia membuat Dong Joo kaget. Dong Joo menatap Da Ji dan berkata, "Kita akan hidup bahagia selamanya..." Da Ji balas menatap Dong Joo dan menjawab, "Ya. Selamanya..." Dong Joo mendekati Da Ji dan menciumnya.
Di usia 19 tahun dan 21 tahun ini kamu berkata bahwa kami akan hidup bahagia selamanya. Tapi.... Setelah 6 bulan, semuanya itu berakhir. Karena kamu memituskan pernikahan ini secepat mungkin maka kami juga ingin berpisah secepat mungkin. Walaupun perceraian kami ini adalah keputusan yang terlalu cepat, Tapi 6 tahun kemudian pun waktu berlalu begitu cepat bagi kita.
6 TAHUN KEMUDIAN...
Da Ji tertidur di lahan peternakan dan Handycam-nya dibiarkan tetap menyala untuk merekam kegiatan yang di lakukan oleh Kuda yang ada disampingnya. Seorang Ahjumma berkata, "Gadis itu tidak melakukan apapun selain membiarkan handycamnya menyala sepanjang waktu." Tiba-tiba ada seorang Pria Tua yang berlari menghampiri Da Ji. Ahjumma itu berkomentar, "Oh tidak! Apa yang orang itu lakukan?"
Pria Tua itu adalah Boss Da Ji di peternakan, dia berlari menghampiri Da Ji sambil berteriak. Da Ji yang awalnya tertidur pun akhirnya terbangun karena mendengar teriakan itu. Da Ji yang melihat kedatangan pria tua itu pun bergegas menggunakan sepatunya untuk kabur, "Oh Paman, lama tidak berjumpa ya." Pria tua itu berkata, "Apa kau pikir bisa menghilang dariku hah?? Kau tidak menyembuhkan kuda-kudaku!!! Apa yang kau lakukan hah??" Da Ji berteriak sambil berlari, "Aku sudah memberikan obat yang baik!!" Pria tua itu balas berteriak pada Da Ji, "Apakah kau pikir aku akan membiarkan kuda-kuda itu berada di bawah perawatanmu?? Kau berhentilah!!!!" Da Ji balas berkata, "Paman, mereka itu terlalu sensitive karena dalam masa hamil. Jika kau terus berteriak maka akan terjadi kecelakaan."
Kecelakaan yang baru di ucapkan oleh Da Ji pun terjadi. Da Ji terjatuh dan wajahnya itu terjatuh tepat di atas kotoran kuda. Ahjumma dan Pria Tua itu pun menghampiri Da Ji, "Apa kau baik-baik saja Da Ji? Aigooo... Mengapa kau bisa terjatuh di atas kotoran? Sangat kotor." Tidak sengaja Da Ji mencicipi kotoran kuda itu dan kemudian dia bangkit dari posisi jatuhnya itu sambil memegangi kotoran itu, "Kotoran!!! Kotoran!!!! YA KOTORAN!!!"
Seorang Dokter hewan sedang memeriksa keadaan kuda dan membahasnya dengan Ayah Da Ji. Tiba-tiba Da Ji berlari menghampiri mereka sambil membawa kotoran kuda di tangannya, "Ayah!!! Kotoran kudanya..." Dokter hewan itu dan Ayahnya terlihat jijik melihat kotoran kuda yang ada di tangan Da Ji. Da Ji lalu menjelaskan masalah yang terjadi pada kuda, "Jadi masalah yang sebenarnya itu terdapat pada makanan kuda. Ah lihatlah ini hasil penelitian dari German." Dokter hewan itu bertanya pada Da Ji dengan penuh penasaran, "Mengapa kau tau semua ini?" Da Ji hanya menjawabnya dengan senyuman.
Dong Joo sedang tertidur di kamarnya dan telfonnya berbunyi. Dong Joo mengangkat telfon yang merupakan telfon dari Ayahnya. Ayah Dong Joo berkata, "Apakah kau pikir kantor itu adalah Taman bermain yang bisa kau masuki dan tinggalkan kapan saja hah?" Dong Joo menjawab, "Aku tidak tau apa yang akan aku lakukan walaupun aku pergi kesana. Pada intinya tidak ada yang bisa aku lakukan disana." Ayah Dong Joo berkata, "Kalau begitu mengapa kau masih tetap menerima keuntungannya hah??" Dong Joo masih tidak berniat bangun dari tidurnya itu, "Ayah, itulah sebabnya kau seharusnya memecatku. Mengapa kau selalu marah padaku setiap pagi?" Ayah Dong Joo pun akhirnya mengeluarkan ancamannya, "Jika kau tidak datang maka aku akan memotong seluruh kartu kreditmu." Mendengar kata-kata itu Dong Joo pun terbangun dan segera pergi ke kantor.
Da Ji mengantar Dokter Hewan itu untuk melihat-lihat peternakan, "Peternakan kamu ini pernah masuk kedalam Majalah Jepang. Itu lah sebabnya banyak Turis dari Jepang yang senang datang kemari." Dokter itu berkomentar, "Hmm ya pemandangannya sangat bagus." Da Ji berkata kembali, "Sebenarnya, 5 tahun yang lalu semua yang ada disini adalah tanah yang tidak diurus. Jadi keluargaku lah yang merawatnya dan kami lah yang mulai membangun semuanya. " Dokter itu tersenyum karena mendengar pengetahun Da Ji yang begitu banyak mengenai hewan. Dokter itu kemudian berkata, "Diusiamu yang 16 tahun kau masuk ke Universitas Korea. Gadis berbakat ini adalah seorang Dokter Hewan."
Tiba-tiba Pria Tua yang tadi mengejar Da Ji datang menghampiri Da Ji dan Dokter hewan itu. Pria tua itu berkomentar, "Siapa gadis berbakat hah? Ini karena di desa tidak ada dokter hewan maka kami memakai jasanya. Tapi jika kau mengamati Da Ji selama 10 menit...." Belum selesai kata-kata Pria tua itu, Da Ji segera dibawa pergi oleh Kuda di sampingnya. Pria tua itu lalu berkomentar, "Sebenarnya 5 menit juga cukup, tidak perlu 10 menit."
Dong Joo masuk kedalam ruangan Kakeknya secara diam-diam. Kakek Dong Joo melihat kedatangan Dong Joo dan dia melempar Jeruk ke arah Dong Joo namun Dong Joo berhasil menangkapnya dan berkomentar, "Nice Catch..." Namun sedetik kemudian Kakek Dong Joo melemparkan keranjang Jeruk dan Dong Joo tidak berhasil menangkapnya.
Da Ji keluar dari rumah dengan plester di atas keningnya. Pria Tua itu duduk di luar rumah Da Ji dan berkata, "Aku membiarkan kau menjaga kuda itu namun justru kau malah membuatnya semakun buruk. Apa yang kau pikirkan hah?" Da Ji berkata, "Hey bukankah masalahnya sudah beres?" Pria tua itu terlihat kesal. Tapi kemudian pria itu mengejar Da Ji dan berkata, "Ah ya aku dengar dari Ayahmu bahwa kau akan pergi ke Australia untuk membeli kuda?" Da Ji tersenyum penuh bangga dan menjawab, "Ya. Setelah hal penting itu maka aku akan mengubah sejarah Pertandingan Kuda di Korea Selatan ini." Pria Tua itu berkata, "Jual padaku. Aku akan membayarmu 3 kali lipat... ah 4 kali lipat. Tidak... tidak... Aku akan membayar 5.000.000 won. Bagaimana?"
Da Ji tetap menolak hal itu, "Tidak!! Kuda dari Australia ini adalah tipe yang sulit. Aku menghabiskan waktu 1 tahun untuk mengirim e-mail dan menelfon mencari informasi. Ah Jika Volpony(Nama Kuda yang akan di beli oleh Da Ji di Australia) Memenangkan pertandingan balap kuda, maka aku akan membeli peternakan kuda sebagai hadiah." Pria tua itu berkomentar, "Berhentilah bermimpi!! Tuan Park sudah menjual rumah itu pada seseorang beberapa hari yang lalu." Da Ji sangat kaget mendengarnya, "Apa yang kau katakan??"
Da Ji segera mendatangi Tuan Park untuk menanyakan masalah peternakan, "Tuan Park, Paradise Ranch(Nama Peternakannya) sudah di jual pada seseorang, bukankah itu tidak aneh? Bukankah Paman sudah tau bagaimana kami berusaha mendapatkan rumah itu? Bahkan Ayahku bekerja keras di Seoul demi itu." Tuan Park berkomentar, "Itu sudah selesai... Itu bahkan sangat mahal harganya."
Ayah Da Ji datang dan langsung menarik kerah baju Tuan Park, "YA!! Walaupun kami tidak memiliki uang untuk membelinya, tapi kau harus memikirkannya!!! Tempat itu bahkan tidak lebih dari 5.000.000 won!! Siapa yang akan membayar dengan 50.000.000 won hah??? Itu rumah kami!!!! Rumah kami Da Ji!!! Tapi setidaknya itu terjual 20.000.000 won!!! Kau Brengsek cepat jelaskan!!!" Tuan Park berkata, "Aku tidak peduli akan hal itu!! Aku juga memiliki keluarga untuk diberi makan. Aku juga lelah..." Tuan Park berusaha kabur dan Ayah Da Ji langsung mengejarnya.
Kakek Dong Joo menunjukan foto Kuda di majalah pada Dong Joo dan berkata, "Bukankah kuda ini tampan?" Dong Joo berkomentar, "Entahlah." Kakek berkata, "Kuda ini untuk Penginapan kita di Pulau Jeju. Pergilah dan beli." Dong Joo menjawab, "Aku tidak mau pergi." Ayah Dong Joo yang mendengar itu pun marah pada anaknya, "Kau tidak mau pergi? Setidaknya kau harus memikirkan penolakan yang lebih baik dasar bocah!!!" Kakek mengangkat telfon dan berkata, "Bekukan semua kartu kredit Han Dong Joo..." Dong Joo menarik telfon Kakek dan berkata, "Mengapa kau melakukan hal itu padaku??" Kakek berkata, "Jadi apakah kau akan pergi dan membelinya? Atau kartu kreditmu akan dibekukan?" Dong Joo mengeluh kesal.
Da Ji dan Ayahnya berhasil membuat perjanjian dengan Tuan Park. Tuan Park menandatangani perjanjian itu dan dengan senang hati Da Ji berkata, "10.000.000 won akan ada di tabunganmu dalam waktu 10 bulan. Terima kasih banyak. Paman, setelah aku mendapatkan 500.000 won dari Tuan Yang(Nama Pria tua yang di Peternakan) maka aku akan memberikannya padamu. Tuan Park mengangguk mengerti dan permisi pergi karena dia masih sibuk."
Ayah Da Ji bertanya pada Da Ji, "Da Ji, kau akan membawa Volpony kembali tanpa masalah kan?" Da Ji menjawab, "Tentu saja. Ini demi Tuan Yang. Dan aku sudah menyetujuinya." (Pst: Jadi nih ya akhirnya Da Ji menyetujui permintaan Tuan Yang si Pria tua itu untuk membeli kuda dari Australia. Da Ji melakukan ini semua karena Tuan Yag menjanjikan memberikan uang padanya dan uang itu digunakan oleh Da Ji untuk membeli rumah di peternakan pada Tuan Park.)
Da Ji datang ke Australia dan datang kesebuah acara yang bernama 'Horse Paradise'. Da Ji tentu saja sangat senang datang ke tempat tersebut karena dia benar-benar menyukai kuda. Dan ternyata Dong Joo juga datang ke tempat tersebut karena perintah Kakeknya. Dong Joo tidak senang berada di tempat tersebut karena menurut dia, kuda-kuda itu sangat bau.
Da Ji masuk kesebuah ruangan dimana di ruangan itu diadakan semacam kontes untuk menaiki kuda mainan yang akan diputar-putar. Nama permainannya itu Rodeo. Beberapa orang telah mencobanya dan gagal. Lalu sang MC pun memanggil kontestan selanjutnya yang bernama Edward. Edward pun mencoba menunggangi kuda mainan itu dan dia berhasil menyelesaikan permainan. Da Ji yang melihat itu pun tikut berteriak senang.
MC Lalu bemberikan sebuah bunga mawar pada Edward dan berkata, "Banyak sekali wanita cantik didalam sini yang menggunakan topi cantik. Cari wanita dengan topi yang cantik dan berikan bunga ini padanya." Edward melihat kesekliling ruangan dan matanya menangkap sosok Da Ji yang menggunakan topi dari koran. Edward menghampiri Da Ji dan memberikan bunga itu padanya. Da Ji sangat kaget menerimanya, "Aku?(Korea) Ah me??" Da Ji menerima bunga mawar itu dan tersenyum. Edward lalu melepaskan topi cowboy-nya dan memakaikannya ke kepala Da Ji. Edward tersenyum dan kemudian pergi meninggalkan Da Ji.
Da Ji menemui kuda yang ingin dia beli dan berbicara dengan kuda itu, "Volpony.... Apakah kau tau bertapa kau merindukanmu? Hmm Tuan Yang sedikit menyeramkan namun dia bukanlah pria yang jahat. Noona akan selalu disisimu jadi kau tidak perlu khawatir." Pemilik Volpony(Namanya David) datang menghampiri Da Ji dan berbicara bahasa Inggris dengannya, "Hi, Apa kabar? Aku senang melihatmu. Aku pikir Volpony mulai menyukaimu. Tolong jaga dia... Aku tau kau akan melakukan yang terbaik. Aku berharap kau memiliki nasib yang beruntung."
Ada seseorang yang memanggil David dan ternyata orang yang memanggilnya itu adalah Edward. Da Ji menatap ke arah Edward dan Edward pun tersenyum pada Da Ji karena menyadari bahwa Da Ji adalah wanita yang tadi dia berikan bunga mawar. David permisi pada Da Ji untuk menghampiri Edward namun sebelum David pergi, Da Ji bertanya padanya, "Tunggu sebentar... Apakah dia juga berasal dari Korea Selatan?" David menjawab, "Tidak. Dia orang Amerika. Kenapa?" Da Ji berkata, "Tidak apa-apa... Hanya penasaran." David pun pergi menghampiri Edward.
Da Ji menatap Volpony dan berkata, "Hmm Edward... Namanya cocok dengan orangnya. Ah ya Edward lah yang memberikan topi ini padaku. Padahal saat ini banyak sekali wanita cantik. Lihatlah Noona-mu ini benar-benar menawan kan. Laki-laki itu benar-benar seperti kau... Laki-laki yang tampan. Kau dan laki-laki itu sama-sama sempurna. Hatiku sudah lama tidak seperti ini." Edward yang melihat sikap Da Ji itu tersenyum. Dan terlihat Dong Joo yang sangat kaget saat melihat Da Ji ada di tempat itu juga.
Edward tiba-tiba menghampiri Da Ji dan berkata, "Selamat. Volpony adalah kuda yang bagus." Da Ji sangat kaget mendengar Edward berbicara karena Edward berbicara dalam bahasa Korea, "Hmm apakah kau orang Korea?" Edward menjawab, "Tidak. Tapi Orang Tuaku Iya. Topi itu pantas untukmu." Da Ji tersenyum malu, "Terima kasih untuk topinya. Aku sangat menyukainya." Edward lalu pamit, "Sampai jumpa." Da Ji menatap kepergian Edward dan tersenyum, "Sampai jumpa?? Kapan??"
Da Ji terus melihat kepergian Edward dan dia menyadari bahwa Dong Joo berdiri tidak jauh darinya dan sedang menatapnya. Da Ji berusaha memanggil Dong Joo namun Dong Joo justru berjalan pergi. Da Ji mengejar Dong Joo dan akhirnya Dong Joo berhenti berjalan dan menatap Da Ji. Da Ji berkata, "Dong Joo ya... Ternyata benar itu kau. Apakah tadi kau tidak melihatku? Aku tadi memanggilmu saat di tempat kuda." Dong Joo berkomentar pendek, "Aku melihatmu." Da Ji bertanya, "Jika kau melihatku, Mengapa kau berjalan pergi seperti ini?" Dong Joo menjawab, "Aku tidak berjalan pergi." Da Ji tersenyum dan berkata, "Kita sudah lama tidak bertemu. Seharusnya kita saling menyapa..." Dong Joo memotong ucapan Da Ji dan berkata, "Kita tidak memiliki hubungan dimana kita harus saling menyapa." Da Ji kaget mendengarnya.
Da Ji berusaha berbicara dengan baik pada Dong Joo, "Sudah 6 tahun..." Dong Joo berkata dengan dingin, "Apa yang ingin kau tanyakan?" Da Ji bertanya, "Bagaimana kabarmu?" Dong Joo menjawab, "Bagiku, Bagaimana kau hidup selama 6 tahun ini.... Aku tidak tertarik untuk mengetahui hal itu." Da Ji kecewa mendengar ucapan Dong Joo, Dong Joo pun langsung pergi begitu saja meninggalkan Da Ji.
Di tempat pelelangan kuda, Da Ji berusaha duduk satu meja dengan Dong Jo dan dia pun berinisiatif untuk memulai pembicaraan, "Dong Joo... Aku senang kita bertemu lagi. Bagaimana denganmu? Ah aku tidak yakin... Aku sudah menunggu lama untuk bertemu denganmu kembali." Dong Joo tidak mendengarkan ucapan Da Ji dan bersikap cuek. Da Ji berkata, "Kau... Bagaimana mungkin kau diam saja saat seseorang sedang berbicara denganmu?"
Da Ji melihat majalah yang dibawa oleh Dong Joo dan dimajalah itu ada foto Volpony. Da Ji bertanya, "Apakah kau datang kemari untuk membeli kuda ini?" Dong Joo menjawab, "Ya." Da Ji kaget mendengarnya karena itu artinya dia akan memperebutkan Volpony dengan Dong Joo.
Acara lelang dimulai. Dan Dong Joo langsung menawar dengan harga $19.000. Da Ji panik melihatnya dan menawar dengan harga $19.500. Dong Joo tidak mau kalah dan menawar dengan harga $30.000. Da Ji tidak ingin kehilangan Volpony dan dia pun menawar dengan harga $31.000. Dengan PD Dong Joo menawar dengan harga $60.000 dan itu membuat Da Ji terdiam. Da Ji terdiam lama dan akhirnya dia berkata, "$61.000!!!" Dong Joo menatap Da Ji dengan kesal dan pergi begitu saja meninggalkan acara pelelangan. Akhirnya diputuskan bahwa Da Ji lah yang memenangkan Volpony. Da Ji melompat kegirangan namun dia langsung terdiam dan dengan sedih berkata, "Apa? $61.000????"
Da Ji memberanikan diri masuk kedalam kamar Hotelnya Dong Joo. Da Ji tidak sengaja menginjak pakaian Dong Joo dan dia langsung mengambil pakaian itu. Da Ji mencium bau parfume Dong Joo dan berkomentar, "Dia tetap menggunakan parfume yang sama." Da Ji membereskan pakaian Dong Joo yang berserakan di lantai.
Dong Joo baru selesai dari kamar mandi dan dia sangat kaget saat melihat ada Da Ji di kamarnya. Dong Joo sedang tidak mengenakan pakaian apapun sehingga dia pun melompat ke balik sofa. Dong Joo bertanya pada Da Ji, "YA!!! Apa yang kau lakukan disini?" Da Ji menjawab, "Hmm itu.... Aku kemari karena Volpony. Aku membutuhkan $60.000 untuk membelinya. Aku melihat bahwa kau ingin membelinya jadi aku akan menjualnya." Dong Joo berkata, "Aku tidak mau!!!" Da Ji berkata, "Karena aku hanya mempunyai $1000. Aku sudah membayarnya. Sebenarnya aku hanya bisa membayar 20.000.000 won, tapi jika aku tau bahwa harganya itu mencapai 60.000.000 won... Aku tidak akan membelinya. Dan jika aku membatalkannya maka ada denda 5.000.000 won. Dan aku tidak memiliki uang."
Dong Joo sudah mengenakan pakaiannya dan dia berkata pada Da Ji, "Aku harus membeli kuda lain jadi pergilah!!" Da Ji berusaha membujuk Dong Joo, "Bukankah kau ingin membelinya?" Dong Joo dengan dingin berkata "Aku tidak memiliki keperluan dengan situasimu. Dan lagi kau muncul di hadapanku untuk meminta bantuan?" Da Ji kesal dan berkata, "Mengapa kau selalu marah?? Ini adalah pertama kalinya dalam 6 tahun kita bertemu kembali. Apakah kau tidak senang?" Dong Joo menjawab, "Aku tidak senang!! Aku tidak menyukainya jadi pergilah." Da Ji terdiam mendengar kata-kata Dong Joo.
Pintu kamar Dong Joo ada yang membunyikan bel dan Dong Joo pun membuka pintu. Terlihat ada seorang perempuan yang langsung saja memeluk Dong Joo dan berkata, "Karena HPmu dimatikan maka aku langsung datang kemari untuk melihatmu. Ah ya ayo kita jalan-jalan untuk bermain golf. Bukankah aku mengejutkanmu??" Dong Joo dan Da Ji sama-sama kaget melihat kehadiran wanita itu. Nama wanita itu adalah Park Jin Young. Jin Young melihat sosok Da Ji dan bertanya pada Dong Joo, "Hmm siapa itu?" Dong Joo kebingungan untuk menjelaskannya. Da Ji tersenyum dan menjawab, "Aku datang karena ada sesuatu yang ingin akutanyakan padanya. Kalau begitu... Maaf." Da Ji cepat-cepat pergi keluar dari kamar hotelnya Dong Joo.
Da Ji keluar dari kamar hotel Dong Joo dan menuju lift. Entah mengapa raut wajah Da Ji terlihat muram.
Edward sedang berada disebuah bar. Dan ternayata Da Ji juga datang ke bar yang sama dengan yang di datangi Edward. Bahkan Da Ji duduk di samping Edward. Namun Da Ji tidak menyadari kehadiran Edward. Da Ji mulai bergumam sendiri sambil melihat menu, "Aku tidak boleh menangis. Jadi jangan menangis! Aish... Mengapa begitu mahal? Ah rolong satu beer..." Edward yang mendengar ocehan Da Ji dalam bahasa Korea pun tersenyum. Da Ji berbicara pada dirinya sendiri, "Aish benar-benar lapar... AYAH!!! Aku membuat diriku sendiri dalam masalah. Karena diriku maka aku menghabiskan lebih dari 50.000.000 won untk membeli kuda. Ya aku harus menemukan solusinya!! Menemukan solusinya!! Aku merasa benar-benar bodoh!!!"
Bartender memberikan satu botol beer pada Da Ji. Da Ji menuangkan bir itu ke gelas hingga penuh dan bir pun tumpah. Da Ji segera mengambil sedetor dan meminum bis yang tertumpah itu. Edward tentu langsung melihat tingkah Da Ji. Da Ji merasa terus diperhatikan dan akhirnya dia pun sadar bahwa Edward duduk di sampingnya. Edward memberikan makanannya pada Da Ji dan akhirnya Da Ji menghabiskan makanan itu.
Da Ji bertanya "Ahjusshi(Paman) Apakah kau membeli kuda? Berapa banyak?" Edward menjawab, "Ya. 13." Da Ji kaget mendengarnya, "Begitu banyak kah? Apakah kau mau membuka peternakan?" Edward menjawab, "Tidak. Ini hanya kerjasama dengan peternakan." Da Ji berkomentar, "Tidak diragukan lagi... Aku tau sejak awal bahwa kau ini sangat ahli." Edward tersenyum mendengarnya. (Pst: Loh ko Da Ji manggil Edward dengan sebutan Ahjusshi ya? Padahal kan Edward gak keliatan tua banget nih.)
Dong Joo sedang menelfon dengan Kakek untuk membahas Volpony. Kakek berkata, "Ya!! Mengapa kita harus membeli kuda dengan harga 60.000.000 qon jika kita bisa membeli dengan harga 20.000.000 won?(Kata-katanya sama nih kaya kata-katanya Da Ji.)" Dong Joo berkomentar, "Kuda itu harus dibeli dengan harga tinggi!!!"
Jin Young datang menghampiri Dong Joo dan Dong Joo pun mematikan HPnya setelah Kakek berkata bahwa dia akan membereskan masalah ini. Jin Young bertanya, "Apa ada masalah?" Dong Joo menjawab, "Tidak. Ah dimana kopermu?" Jin Young tersenyum dan menjawab, "Di kamarmu. Bukankah ada 2 tempat tidur disana?" Dong Joo hanya balas tersenyum pada Jin Young.
Mereka berdua berjalan-jalan ke pantai dan Jin Young berkata, "Kakek akhirnya benarbenar melakukan sesuatu padamu. Dia membuat Han Dong Joo, laki-laki yang tidak menyukai kuda itu datang kemari. " Dong Joo berkomentar, "Kakek sangat menyerah karena memiliki cucu yang sangat malas." Jin Young menatap Dong Joo dan berkata, "Kapan kau malas? Kau terlihat sangat sempurna..." Jin Young tiba-tiba memeluk Dong Joo dan berkata, "Apakah ini terlalu cepat? Dong Joo... Jika kau memiliki perasaan dalam 3 detik, maka ayo kencan."
Da Ji mengobrol dengan Edward di luar bar. Da Ji berteriak, "Hitung hingga 10 dan lupakan semuanya!! Lupakan semuanya!!!" Edward berkomentar, "Pikirkanlah hal ini... Volpony adalah kuda yang terkenal dengan penghargaan yang diraihnya. Jadi tidaklah mahal jika dijual 60.000.000 won." Da Ji berkata, "Tuan ang itu terlalu pelit. Dia bahkan menyimpan uangnya di kloset sehingga dia tidak menyiramnya setelah dia melakukan 'Bisnis besar'. Bahkan dia lebih memilih menggunakan koran dari pada tisu toilet. Jika dia mengetahui semua ini maka aku akan menghabiskan sepanjang hidupku mengabdi padanya. Aku sedang tidak bercanda.... Uangku tersisa 15.000.000 won... Kuda seperti apa yang dapat aku beli?" Edward menjawab, "Itu... Aku bisa membantumu."
Keesokan harinya, Da Ji dan Edward pun kembali melihat-lihat kuda. Da Ji melihat kuda-kuda itu dengan penuh ketelitian. Dia mempehatikan jenis kelaminnya, giginya, hingga alat kelamin kuda itu. Da Ji merasa kurang suka dengan kuda itu sehingga dia menarik Edward untuk melihat kuda yang lain.
Da Ji melihat seekor kuda dan dia menyukainya. Dia berkata pada Edward, "Ahjusshi, dia terlihat berpengalaman dan bagus. Bagaimana menurutmu?" Edward setuju dan Da Ji pun sangat senang sekali. Tidak jaug dari tempat Da Ji dan Edward, ternyata ada Dong Joo yang melihat semua ini.
Kuda yang di beli oleh Da Ji pun dimasukan kedalam mobil dan siap dikirim ke Korea. Da Ji menghampiri Edward dan berkata, "Aku sungguh berterima kasih padamu Ahjusshi. Kau penyelamatku." Edward tersenyum dan berkata, "Aku juga menikmati waktuku karena kau Nona Da Ji." Da Ji tersenyum mendengarnya.
Namun senyuman Da Ji itu tidak bertahan lama karena dia melihat Dong Joo sedang berjalan dengan Jin Young. Edward menydari perubahan wajah Da Ji dan melihat arah tatapan Da Ji. Edward melihat sosok Dong Joo dan bertanya pada Da Ji, "Bukankah dia yang kemarin??" Da Ji tidak menjawabnya sama sekali. Dong Joo menyadari keberadaan Da Ji bersama Edward, sehingga dia dengan sengaja merangkul pundaknya Jin Young. Edward tidak mau kalah, dia pun merangkul pundaknya Da Ji. Dong Joo yang melihat hal itu pun sangat kesal sekali.
Dong Joo dan Jin Young berjalan pergi. Edward berkomentar, "Wanita itu cantik.... Fashionable... Tapi aku rasa kau lebih baik Da Ji." Da Ji tersenyum malu mendengarkan pujian Edward.
Edward dan Da Ji berjalan bersama menuju mobilnya Edward. Edward lalu memperkenalkan Asistennya dan dia berbisik pada Da Ji, "Dia ini orang yang menyeramkan." Da Ji lalu mengeluarkan kartu namanya dan berkata, "Aku bekerja di peternakan kuda di Pulau Jeju. Jika kau datang maka hubungi aku. Jika kau datang maka aku akan menjadi Guide special untukmu. " Edward menerima kartu nama itu dan tersenyum, "Jaga dirimu." Da Ji balas berkata, "Ya, kau juga."
Seorang wanita datang ke Kantor Ayah Dong Joo dengan menggunakan sebuah mobil. Ayah Dong Joo melihat kedatangan wanita itu dan berkomentar, "Nyonya Bok Shim. Sepertinya uang 30.000.000 won yang aku berikan itu bisa memberikan mobil itu untukmu. Aigoooo jika kau ingin mendapatkan uang tunjangan maka sebaiknya gantilah mobilmu itu. Dan lihatlah pakaianmu... Apakah kau takut bahwa aku tidak akan memberikan kau uang sepeserpun? Itulah mengapa sebabnya kau memasang wajah sedih?" Wanita itu adalah Ibunya Dong Joo. Ibu Dong Joo tidak mempedulikan ucapan Ayah Dong Joo dan masuk begitu saja kedalam gedung. Ayah Dong Joo kesal dan berkata, "Beraninya kau membiarkan aku? Ya!! Li Bok Shim... Kau harusnya bersikap baik padaku sehingga aku akan memberikan uang lebih padamu. Apa kau tidak tau hal itu??" Ibu Dong Joo menatap Ayahnya Dong Joo dan bertanya, "Berapa yang akan kau berikan padaku?"
Mereka berdua bertemu di suatu ruang dengan ditemani masing-masing pengacara. Pengacara Ibu Dong Joo memberikan jumlah uang tunjangan yang diinginkan dan Ayah Dong Joo tentu saja marah, "YA!! Siapa yang akan memberikan separuh asetku ini padamu??" Pengacaranya Ayah Dong Joo mencoba menenangkan Ayah Dong Joo, "Tuan Han duduklah. Jika diteruskan begini maka kita akan kalah." Pengacara Ibu Dong Joo memberikan beberapa foto pada Ayah Dong Jo dan dia kaget saat melihatnya karena di foto-foto itu menampilkan perselingkuhan Ayah Dong Joo dengan wanita lain.
Ayah Dong Joo marah dan berkata, "YA!! Li Bok Shim!! Setiap aku pulang terlambat, kau tidak pernah mengatakan apapun. Kau ini menyeramkan. Dan itulah alasanku menceraikanmu!! Kau tau itu?" Ibu Dong Joo tidak menjawab dan justru membisikan sesuatu pada pengacaranya. Ayah Dong Joo marah dan berkata, "Kau!! Katakanlah padaku!!! Cepat berbicara padaku!!!" Pengacara Ibu Dong Joo berkata, "Jika kau menulis surat permintaan maaf. Maka surat itu akan dihargai sebesar 30.000.000 won dan itu artinya ia akan mengembalikan uang sebesar 30.000.000 win dari uang tunjangan." Ayah Dong Joo benar-benat kaget mendengarnya.
Da Ji kembali ke Korea. Tiba-tiba saat dia berjalan menuju pintu keluar, ada seseorang yang menarik kopernya. Dan orang yang menarik koper itu adalah Si Dokter hewan. Dokter hewan itu bertanya, "Bagaimana dengan lelang Kuda itu? Berjalan lancar?" Da Ji masih bingung dengan kehadiran dokter hewan itu, "Sedang apa kau disini?"
Ternyata maksud kedatangan Dokter hewan itu adalah untuk menjemput Da Ji. Di dalam mobil, Dokter hewan itu berkata, "Aku dengar mengenai Artikel yang kau biat. Walaupun itu sudah sangat lama, namun aku dengar bahwa artikel itu sungguh luar biasa." Da Ji tersenyum dan berkata, "Jika kau membutuhkannya maka aku akan meminjamkannya." Dokter hewan itu lalu bertanya, "Bagaimana menurutmu dengan hubungan kita?" Da Ji menjawab, "Hubungan kita baik." Dokter hewan tersenyum dan berkata, "Aku sudah menunggu dalam wkatu yang lama, menunggu seseorang yang dapat berbagi perasaan dan juga pekerjaan. Aku sangat mengagumimu Da Ji. Bagaimana yang kau pikirkan mengenai aku? Ah ya pada saat dulu aku dengar bahwa kau terpilih sebagai murid pertukaran pelajar." Da Ji tersenyum dan berkata, "Tapi kemudian aku menikah." Dokter hewan itu sangat kaget mendengarnya dan langsung menginjak rem mobil secara mendadak.
Dokter hewan bertanya, "Menikah? Maksudmu??" Da Ji menjawab, "Tapi kemudian kami bercerai setelah 6 bulan menikah. Bagaimanapun juga itu masa lalu."
Dong Joo tertidur di tempat Ibunya dan Ibunya pun berkata, "Ini sudah hampir jam 6. Apakah kau tidak akan pergi?" Dong Joo bertanya, "Mengapa? Kau mau bertemu dengan pacarmu?" Ibu Dong Joo menjawab, "Diamlah! Ah apakah kau mau makan dulu sebelum pegri? Ada restaurant yang menjual makanan enak." Dong Joo lalu bertanya, "Ibu... Apakah kau senang dengan seperti ini?" Ibu Dong Joo menjawab, "Ya. Sangat senang." Dong Joo berkomentar, "Ini bukan mainan. Kau sebaiknya cepat kembali." (Kok kayanya ini Anak lebih punya pengalaman cerai ya dari pada orang tuanya? Hehehehe)
Dong Joo berkata, "Menggunakan surat permintaan maaf sebagai ancaman pada suamimu itu... Apakah itu masuk akal?" Ibu Dong Joo menjawab, "Aku memiliki banyak hal yang ingin Ayahmu minta maaf padaku. Tapi apa yang bisa kulakukan? Satu-satunya jalan yang membuat dia bisa meminta maaf hanyalah uang." Dong Joo tersenyum mendengar ucapan Ibunya itu. Ibu Dong Joo lalu bertanya, "Ah Apakah kau tidur bersama Jin Young? Setelah perceraianmu itu aku pikir kau tidak akan pernah membuka hatimu untuk seseorang lagi. Bagaimanapun juga aku sangat berterima kasih padanya karena menyelamatkanmu. Ini terlihat seperti cinta bertepuk sebelah tangan. Itu yang membuatku tidak senang." Dong Joo berkata, "Ya jangan seperti itu." Ibu Dong Joo tersenyum dan bertanya, "Apakah kau bahagia?" Dong Joo balas bertanya, "Mengapa kau bertanya padaku secara tiba-tiba?" Ibu Dong Joo menjawab, "Hidup itu singkat jadi kau harus bahagia. Ibumu ini sudah berumur... Tapi tetap melakukan ini semua demi kebahagiaan."
Dong Joo lalu bercerita bahwa dia akan pergi ke Pulau Jeju, "Aku akan pergi ke pulau Jeju. Kakek mengancam akan membekukan kartu creditku." Ibu Dong Joo bertanya, "Kau... Sampai kapan akan melakukan ini?" Dong Joo tidak menjawab dan hanya berkata, "Kakek memintamu agar lebih sering menelfonnya. Nyonya Li, jaga dirimu dan jangan bertemu dengan sembarang laki-laki." Dong Joo mencium Ibunya dan kemudian pergi.
Di perusahaan Kakeknya Dong Joo sedang diadakan persentasi mengenai Project baru perusahaan mereka di Pulau Jeju. Kakek Dong Joo menghentikan persentasi dan bertanya, "Mengapa harus mengeluarkan begitu banyak uang?" Ayah Dong Joo menjawab, "Ya tentu saja untuk fasilitas lainnya seperti Golf, Lapangan kuda... Kita akan menjadi yang TOP di Asia. Seluruh investir menginginkan Penginapan ini menjadi yang terbaik." Kakek Dong Joo berkomentar, "Tanpa semua itupun situasinya sudah sangat bagus." Ayah Dong Joo kebingungan itu menjelaskannya kembali. Lalu seorang karyawan berkata, "Tapi proposal investir itu sudah diverifikasi oleh konsultan. Dan perusahaan Friends juga ada disini. Saat mendengar bahwa perusahaan Friends itu berinvestasi dalam penginapan ini, banyak sekali investor yang juga menantikan proposal penginapan kita ini." Akhirnya Kakek pun tidak berkomentar apa-apa lagi.
Dong Joo dan asistennya pergi ke Pulau Jeju dan melihat sebuah Resort disana. Dong Joo malas melakukan pekerjaannya an memilih mengambil perlatan Golfnya. Asistennya pun segera mencegah dan berkata, "Kita harus segera menyelesaikan ini." Dong Joo berkomentar, "Nanti... Nanti... Sekarang waktunya refresing. Ada apa denganmu ini? Walaupun aku tidak disini, bukankah kau bisa menyelesaikannya sendiri?" Asisten Dong Joo tidak bisa membantah lagi. Tapi kemudian Asisten Dong Joo berkata, "Ah, Apa kah kau membeli Kuda Volpony? Direktur pasti tidak nyaman dengan hal ini..."
Kuda yang di beli oleh Da Ji di Australia itu sudah sampai di Korea. Da Ji berusaha mengajak kuda itu berjalan namun kuda itu sama sekali tidak mau bergerak. Tuan Yang melihat itu pun berkomentar, "Membicarakan masalah waktu... Korea dan Australia ini hanya memiliki waktu perbedaan 2 jam. Kau membawakan kuda untukku yang hanya tau cara makan, minum dan duduk saja. Aku tidak bisa memberikan 5.000.000 won padamu!!" Da Ji kaget mendengarnya, "Paman.... Berikan aku wkatu 1 minggu. Kuda ini tetap membutuhkan waktu adaptasi." Tuan Yang mengomel, "Adaptasi? Kau pikir ini di militer hah?"
HP Da Ji berbunyi dan dia mengangkatnya, "Kau membeli kuda pony? Kuda itu hamil sudah lebh 2 bulan. APA????"
Ada murid SMA bernama Lee Da Eun(Adik Da Ji) Da Eun mau memotret teman-teman kelasnya dengan menggunakan kameranya. Da Eun berteriak pada temannya, "Ya!!! Berikan pose sexy. Seperti Kim Tae Hee atau Song Hye Kyo. Hey Hye Zhen kau pindahlah. Hangan menghalagi." Teman Da Eun kesal dan berkata, "Ya apa-apaan kau ini? Kau pikir bahwa kau ini photographer hah? Menggunakan kamera yang rusak saja bangga!!" Da Eun kesal dan berkata, "Apa? Kamera rusak? Apa kau tau berapa harga kamera ini?" Tiba-tiba ada yang menjawab, "1.000.000 won!!" Da Eun melihat siapa orang yang menjawab dan kaget saat mengetahui bahwa yang menjawabnya itu adalah Da Ji.
Da Ji berkata, "Bocah!! Kau bahkan menjual bayi kuda yang belum lahir? KEMARI!!!!" Da Eun pun berusaha kabur dan dengan cepat Da Ji mengejarnya.
Da Eun mengangkat tangannya ke atas sebagai tanda penyesalannya. Ayah Da Ji berkata, "Kau ini gadis cilik!! Setelah Ayah pergi ke Seoul, Apa kau tau seberapa besar kau membuat cemas kakakmu?" Da Eun menjawab, "Aku tidak berniat mengetahunya. Apakah hanya aku yang membuat Kakak cemas? Ayah juga!! Penagih hutang itu...." Da Eun menghentikan ucapannya karena dia sadar bahwa dia sudah salah berbicara. Da Ji datang dan Ayah Da Ji bilang bahwa Tun Jin bersedia mengembalikan uangnya pada mereka. Ayah Da Ji meminta maaf pada Da Ji namun Da Ji menolaknya, "Tidak perlu Ayah. Aku adalah orang paling bahagia karena keluargaku sehat." Da Eun berkomentar, "Ayah, Mengambil potret juga bisa menghasilkan uag. Kita bisa membantu para turis mengambil foto." Da Ji mendapatkan ide bagus, "Ah karena Da Eun begitu menyukai photography maka dia bisa membantu para turis untuk berfoto saat liburan. Dan dia bisa menguploadnya ke website kita. Ini adalah ide yang bagus an juga bisa mempromosikan peternakan kita." Da Eun mengangguk setuju.
Dong Joo bersama Asistennya datang ke sebuah peternakan. Asistennya Dong Joo menjelaskan bahwa 30% dari peternakan itu sudah di beli oleh mereka. Dong Joo bertanya, "Mengapa kita membeli ini?" Asisten Dong Joo menjawab, "Karena pemandangannya yang sungguh tidak biasa."
Da Ji masih terus berusaha menarik kuda barunya itu untuk berjalan, namun kuda itu terus menerus menolak. Da Ji berkata, "Ya!! Noona sudah memebrikan banyak waktu istirahat padamu. Jadi... Bukankah kau seharusnya memberikan sedikit kemampuanmu hah? Mengapa kau harus seperti ini??"
Da Ji membalikan badannya dan sangat kaget saat melihat ada Dong Joo dan juga Asistennya Dong Joo. Dong Joo datang menghampiri Da Ji. Da Ji bertanya, "Untuk apa kau datang kemari? Jangan katakan bahwa kau datang kemari karena kau ingin bertemu denganku." Dong Joo balas bertanya, "Mengapa kau ada disini?" Da Ji menjawab, "Aku pemilik peternakan ini. Kenapa? Apa kau berencana membuatku pergi kembali?" Dong Joo bertanya pada Asistennya, "Apa ini yang kita beli?" Asistennya menjawab, "Ya. Kita membelinya. Lahannya dimulai dari konstruksi depan." Da Ji menjawab, "Hmm konstruksi depan? Oh lahan itu sudah kami beli kembali minggu lalu." Asisten Dong Joo melihat surat kontrak dan berkata, "Peternakan 48-3." Da Ji kaget, "Hmm ya itu benar disini."
Dong Joo memarahi Asistennya, "Apakah kau sudah memastikannya? Apa kau yakin hah?" Asisten Dong Joo pun langsung melihat surat kontrak. Da Ji mendekati Dong Joo dan berbisik, "Bisakah kau kemari sebentar? Yang aku pikir.... Sepertinya kau ditipu. Aku dengar bahwa seseorang ingin membeli lahan ini namun aku sudah menandatanganin kontrak seminggu yang lalu." Dong Joo terlihat mulai khawatir.
Dong Joo dan Da Ji pun pergi ke kantor Dong Joo. Da Ji berusaha menghubungi telfon Tuan Park namun tidak diangkat juga. Da Ji bertanya pada Dong Joo, "Apakah kau berhasil menelfonnya? Pikirkan lagi. Mana ada penipu yang akan mengangkat telfonnya."
Da Ji melihat-lihat kantor Dong Joo dan berkata, "Aku tiak tau bahwa kau bekerja disini. Sudah lama aku tidak kemari." Dong Joo menatap Da Ji dengan tajam. Da Ji menyadari kesalahannya mengungkit masa lalu dan dia terdiam. Dong Joo bertanya, "Untuk apa kau datang kemari?" Da Ji menjawab, "Aku bekerja di peternakan itu dan juga mengurus hewan yang sakit. Aku ini Dokter Hewan." Dong Joo terlihat heran, "Kau? Dokter hewan?" Da Ji mengangguk. Da Ji lalu berkata, "Hmm jika kontak itu sudah di tanda tangani, maka perusahaan akan dalam masalah. Bukankah hal itu buruk bagimu?" Dong Joo berkomentar, "Kau tidak perlu mengkhawatirkan hal ini." Da Ji berkomentar, "Aku datang kemari karena berusa baik padamu."
Asisten Dong Joo masuk kedalam ruangan dan dia tersenyum senang, "Proses register ini sukses. Ini peternakan 48-1. Pemiliknya adalah D.I Resort." Da Ji melihat surat tanah itu dan sangat kaget saat melihat bahwa nama meilik tanah itu sekarang adalah Han Dong Joo. Dong Joo mengambil kertas tanah itu dan ikut kaget. Dong Joo bertanya, "Bagaimana bisa namaku?" Asisten menjawab, "Ah Direktur yang menggunakan namamu saat menandatangani kontak. Surat yang sebenarnya akan segera di proses secepatya. Dan kita juga akan bergerak cepat dalam membuat konstruksi di tanah itu. Jadi sebaiknya Da Ji meninggalkan tanah itu dalam waktu 1 bulan." Da Ji kaget mendengarnya, "Bagaimana mungkin???" Asisten Dong Joo menjawab, "80% bangunannya adalah milik kami. Dan kami juga akan membayar biayanya."
Da Ji bertanya, "Siapa yang membolehkan kalian memulai konstruksi? Itu adalah rumahku. Itu adalah tempat dimana aku tinggal bersama Ayahku. Dia membangun setiap tempat itu sendiri. Itu adalah bagian dari keluargaku. Aku harus mengkonfirmasi ini sendiri." Dong Joo terus menatap Da Ji dan dia terlihat tidak senang. Da Ji berusaha menghubungi Tuan Park namun telfonnya tidak diangkat. Da Ji benar-benar panik mendapati kenyataan bahwa sebenarnya yang telah di tipu itu adalah dirinya, bukan Dong Joo.
Sesaat setelah Da Ji pergi meninggalkan kantor Dong Joo. Datanglah sebuah mobil mewah dan Edward keluar dari dalam mobil itu.
Da Ji datang ke rumahnya Tuan Park dan dia sangat kaget saat melihat bahwa di rumahnya Tuan Park sudah banyak orang yang menangis karena mereka juga menjadi korban penipuannya Tuan Park. Da Ji berkata, "Paman... ini tidak mungkin!!! Tidak Mungkin!!!"
Edward dan Asistennya masuk kedalam ruangannya Dong Joo. Dong Joo kaget sekali saat melihat Edward karena dia ingat bahwa Edward ini adalah orang yang bersama dengan Da Ji selama di Australia. Namun Edward sama sekali tidak mengingat Dong Joo. Asisten Dong Joo lalu memperkenalkan Edward sebagai salah satu Investor dari Friends. Edward tesenyum pada Dong Joo dan berkata, "Perkenalkan, aku Seo Yun Ho(Nama Koreanya) Seneng bekenalan dengan anda." Dong Joo menjabat tangan Yun Ho dan memperkenalkan diri. (Ok mulai sekarang kita panggil Edward ini sebagai Yun Ho ya.)
Mereka memulai rapat untuk membahas project resort. Asistennya Dong Joo sibuk menjelaskan mengenai project ini pada Yun Ho. Sementara Dong Joo terus memperhatikan Yun Ho dengan seksama. Dong Joo bergumam pelan, "Huh mengapa dia datang kemari?" Asisten Dong Joo mengajukan diri untuk menemani Yun Ho melihat tanah peternakan, namun Yun Ho menolaknya dan bilang bahwa dia lebih senang untuk melihatnya sendiri. Yun Ho lalu berkomentar pada Dong Joo, "Bukankah kau terlalu bekerja keras di hari pertamamu ini?" Dong Joo kesal dan bergumam pelan, "Apa yang salah dengan orang ini??"
Dong Joo dan Asistennya pergi meninggalkan gedung. Dong Joo bertanya, "Bagaimana nasib pemilik awal peternakan itu?" Asistennya menjawab, "Tidak ada hubungannya dia dengan project kita." Dong Joo menatap tajam Asistennya dan Asistennya pun segera menjawab, "Hmm sepertinya dia telah ditipu. Aku akan mencari tau hal itu."
Asisten Yun Ho menceritakan mengani Perusahaan Han. Yun Ho bertanya, "Bagaimana dengan Han Dong Joo?" Asistennya itu menjawab, "Han Dong Joo tidak begitu memiliki kekuatan di perusahaan. Awal mulanya yang menangani project ini adalah Han Tae Wan(Ayah Dong Joo)." Yun Ho tersenyum dan berkata, "Dalam pertemuan pertama ini mereka mengirimkan Han Dong Joo. Bukankah itu artinya mereka merendahkan kita? Ah sebaiknya kita melihat seperti apa tempat yang mereka beli."
Da Ji menemui Tuan Yang dan meminta agar Tuan Yang tidak meminta uang 20.000.000 kembali hanya karena kuda yang di beli oleh Da Ji itu tidak bagus, "Paman, dia ini baru aku latih selama 10 hari.... Ah ya baiklah aku akan mengurus masalah ini setelah kembali dari Seoul." Tuan Yang menghentikan Da Ji dan melarang Da Ji pergi. Da Ji berkata, "Aku akan telat untuk perbanganku. Aku harus pergi dan menemui Resort Organisasi itu." Tuan Yang bertanya, "Apakah Organisasi Resort itu sudah membuat janji denganmu hah?" Tiba-tiba Da Ji berteriak, "Omo.... Lihatlah itu Paulist(Nama Kuda) berlari dengan salngat kencang." Tuan Yng sontak menolak kebelakang dan Da Ji memanfaatkan kesempatan itu untuk kabur. Da Ji berteriak meminta maaf, "Paman.... Kita akan membahas masalah ini lagi setelah aku kembali. Sungguh!!"
Da Ji terus berlari dan dia tidak sengaja menabrak seseorang yang baru datang. Orang yang ditabrak itu bertanya, "Kau baik-baik saja?" Saat menyadari bahwa orang yang ditabrak oleh Da Ji itu adalah Yun Ho, Da Ji pun tersenyum senang, "Ahjusshi...."
TBC....
Pst : Episode 1 ini cukup seru. Tapi masih banyak tanda tanya besar dalam drama ini. Mengapa mereka bisa bercerai?? Dan mengapa Dong Joo berubah menjadi begitu dingin sama Da Ji?? Terlalu banyak pertanyaan jadinya ya harus ngikutin terus dramanya supaya gak penasaran hehehe. Tapi enah kenapa Zola kurang suka sama karakter perempuannya. Lebih suka saat dia main di Millionare first love bareng Hyun Bin. Semoga cerita semakin seruuuuu :-)
0 comments:
Post a Comment