Do you like this story?
SINOPSIS PARADISE RANCH
EPISODE 7
EPISODE 7
Dong Joo sangat kaget melihat kedatangan Jin Young. Jin Young tersenyum dan berkata, "Akhirnya aku menemukan tempat ini. Aku ingin makan bersamamu jadi aku tanyakan pada Asisten Lee dimana tempat tinggalmu." Mata Jin Young menangkap sosok Da Ji dan dia bertanya, "Da Ji ada disini juga??" Dong Joo kebingungan menjelaskannya. Da Ji berkata, "Hmm aku bekerja disini. Bersih-bersih, mencuci dan juga memasak." Dong Joo tersenyum dan membenarkan ucapan Da Ji itu. Jin Young pun berfikir bahwa rumah itu adalah milik Dong Joo dan Da Ji bekerja disana untuk membantu membersihkan rumah. Jin Young berkata, "Jika kau terus bekerja, kapan kau ada waktu bertemu dengan Yun Ho oppa?" Da Ji hanya tersenyum menjawab pertanyaan Jin Young itu.
Jin Young mencium bau makanan dan bertanya, "Hmm baunya sedap." Da Ji menjawab, "Ada bubur kerang. Makanlah sebelum kau pergi, aku membuat banyak." Jin Young menggeleng menolak, "Tidak, terima kasih. Ah Dong Joo dimana letak kamarmu? Apakah di ujung sana?" Dong Joo panik dan berkata, "Itu dapur. Jin Young ayo pergi. Aku ada kerja sambilan." Jin Young bingung mendengarnya, "Kerja sambilan?"
Dong Joo mengajak Jin Young ke Restaurant milik Ahjumma dimana dia bekerja sambilan disana. Dong Joo dan Da Ji bekerja mengantar makanan, sementara Jin Young duduk dan tersenyum melihat Dong Joo yang sedang bekerja.
Ahjumma bertanya pada Da Ji, "Pria itu!! Berani sekali dia membawa seorang wanita kesini?? Apakah kau baik-baik saja Da Ji?" Da Ji menjawab, "Hah aku? Dong Joo dan aku sudah tidak ada hubungan." Ahjumma mengelap gelas dan berkata, "Tapi tetap saja, Bagaimana bisa dia membawa kekasihnya itu ke tempat ini?"
Tiba-tiba dari arah pintu masuk terdengar ada suara yang memanggil Da Ji. Da Ji menoleh ke arah pintu masuk dan ia terkejut saat melihat kedatangan Yun Ho, "Ahjusshi!"
Restaurant sudah mulai sepi. Jin Young, Dong Joo, Yun Ho dan Da Ji pun duduk si salah satu meja. Ahjumma, Ahjusshi dan Jong Dae melihat ke arah mereka berempat. Ahjumma berkomentar, "Situasi seperti apa ini? Maksudku, mereka mengapa membawa kekasih masing-masing??" Ahjusshi menarin Ahjumma untuk masuk kedalam dapur, "Sudahlah cepat masuk kedapur dan cucilah piring."
Jin Young berkata pada Da Ji, "Da Ji kau memiliki banyak kerja sambilang. Itu pasti sangat melelahkan." Da Ji tersenyum, "Ini sudah menjadi bagian dalam hidupku." Jin Young berkata kembali, "Ini sudah semakin malam, kau pasti takut jika pulang sendiri. Dimana kau tinggal??" Da Ji dan Dong Joo kebingungan untuk menjawabnya, sementara Yun Ho yang sudah tau apa yang sebenarnya terjadipun hanya tersenyum. Tiba-tiba saja Dong Joo berkata, "Tempat yang kau datangi tadi sebenarnya tempat Da Ji. Aku tinggal disana hingga mendapatkan surat persetujuan masyarakat." Jin Young kebingungan, "Hm bukankah kau bilang bahwa dia hanya bekerja disana?" Dong Joo menjawab, "Aku tinggal dan makan disana itu tidak gratis. Ada biaya tinggal 50.000 won. Bahkan jika aku tidak makan, aku tetap harus membayar 30.000 won untuk makanan itu." Da Ji kesal dan berata, "Da Eun lah yang melakukan itu!! Hmm Adikku lah yang menghitung biaya itu!!" Dong Joo berkata, "Adikmu itu menghitung dengan sangat baik, bahkan aku tidak makan pun aku harus tetap membayar 30.000 won." Yun Ho tertawa mendengarnya, "Jika kau tidak makan namun tetap membayar, kau seharusnya merasa sedikit enggan" Jin Young kebingungan, "Oppa, kau telah mengetauhui hal ini juga?" Yun Ho menjawabnya dengan senyuman.
HP Yun Ho berbunyi dan dia permisi untuk mengangkat telfon. Beberapa saat kemudian dia kembali duduk di kursi dan berkata pada Dong Joo, "Direktur Han(Ayah Da Ji) melakukan panggilan ke kantorku dan bilang bahwa pesta pembukaan itu akan tetap diadakan di kapal pesiar." Da Ji kaget mendengarnya. Dong Joo dengan cepat menjawab, "Pesta pembukaan itu akan diadakan di Resort. Aku tidak ingin masyarakat kecewa." Jin Young tersenyum dan menyuapi Dong Joo, "Inilah pemimpin yang sebenarnya." Da Ji terlihat cemburu saat melihat keakraban Jin Young dan Yun Ho. Yun Ho berkata pada Dong Joo, "Aku akan membantumu sebisanya. Ayo bersulang."
Da Ji melihat Dong Joo yang baru pulang dan dia pun bertanya, "Apakah kau kembali setelah mengantar Jin Young? Aku hanya ingin meminta maaf karena ucapanku sebelumnya." Dong Joo berkomentar, "Mulai sekarang jangan katakan 'maaf' atau terima kasih' padaku. Setelah kau mengatakan maaf atau terima kasih, pasti kau akan mengejekku dari belakang." Dong Joo kemudian pergi ke kamarnya dan meninggalkan Da Ji.
Da Ji sudah mau tidur namun dia tidak jadi tidur karena ada telfon dari Yun Ho. Da Ji pun mengangkat telfon Yun Ho dengan semangat. Yun Ho bertanya, "Warna apa yang kau suka?" Da Ji tersenyum dan kemudian menjawab, "Warna langit. Saat melihatnya, aku merasa lebih baik. Kalau kau?" Yun Ho menjawab, "Warna yang hangat. Mendengar suaramu, aku merasa lebih baik. Apakah aku menganggu tidurmu?" Da Ji dengan cepat menjawab, "Tidak. Aku senang bisa berbicara denganmu." Yun Ho tersenyum mendengarnya, "Apakah kau lelah dengan semua pekerjaanmu?" Da Ji menjawab, "Terkadang. Ah ya aku sudah menerima gajih pertamku dari bekerja di peternakan. Aku akan membelikan sesuatu untukmu." Yun Ho lagi-lagi tersenyum, "Sudah sebulan berlalu dan kita sudah mengalami banyak hal." Da Ji ikut tersenyum mendengarnya, "Kau benar. Sudah sebulan berlalu." Yun Ho berkata, "Da Ji, aku sungguh menyukaimu. Selamat malam." Da Ji tersenyum senang, "Selamat malam Ahjusshi."
Da Ji langsung memeluk Da Eun yang tertidur dan menyciumi pipi Da Eun, "Aku juga menyukaimu!!" Da Eun tentu saja langsung memberontak kesal.
Dong Joo sedang berada di ruangan kantornya dan Ayahnya menelfon. Ayah Dong Joo berkata, "Aku mengirimmu kembali ke kantor pusat di Seoul jadi cepatlah kembali kemari!!! Jika ayahmu sedang berbicara maka kau harus mendengarnya!" Dong Joo terlihat kesal dan dia berkomentar, "Aku menengarkan ucapanmu Ayah untuk tetap diam disini selama 2 bulan." Dong Joo menutup telfonnya dan membuat Ayah Dong Joo mengomel kesal.
Ayah Dong Joo terus mengomel di rumah, "Anakku ini benar-benar... Dia bahkan tidak mendengarkan ucapan Ayahnya!" Kakek yang sedang bermain catur tradisional bersama Ibu Dong Joo berkomentar, "Anakku sudah berusia 60 tahun dan dia tidak pernah mendengar ucapan Ayahnya." Ayah Dong Joo merasa tersindir mendengarnya, "Ayah ini bukan waktunya kau bermain catur!" Ibu Dong Joo langsung memarahi suaminya itu, "Berhentilah mengomel. Apakah kau tau bahwa kita ini butuh ketenangan?" Ayah Dong Joo balas berkata, "Aku tidak tau. Lalu kenapa hah?" Kakek lah yang memarahi Anaknya itu, "Mengapa pagi-pagi begini kau sudah mencari masalah dengan menantuku ini hah?" Ayah Dong Joo berhenti mengganggu Istrinya itu karena Kakek Dong Joo lebih membela Ibu Dong Joo.
Ayah Dong Joo berkata pada Kakek, "Karena Dong Joo maka resort sedang dalam kekacauan. Dia selalu saja egois. Dia bahkan memilih sendiri seafood yang akan dipakai. Padahal aku sudah mengikuti keinginannya untuk membuat pesta di kapal pesiar, bahkan para tamu penting pun sudah siap. Namun tiba-tiba saja sekarang dia mengatakan bahwa pesta itu akan dipindahkan di Resort saja." Kakek berkomentar, "Dia pasti memiliki alasan kan?" Ayah Dong Joo kesal, "Ayah, kau selalu memanjakannya, itulah sebabnya dia seperti ini. Pokoknya masalah pesta itu, aku yang akan mengambil alih semuanya. Urusan di kantor ini bukanlah mainan anak-anak." HP Ayah Dong Joo berunyi dan dia segera mengangkatnya, "APA? interview? Apa artinya itu??"
Dong Joo pergi melihat ruangan aula besar bersama dengan Jin Young. Dong Joo berkata, "Kalau begitu mari kita adakan pesta itu disini saja. Jin Young tolong bantu aku untuk menyiapkan pesta ini. Dengan kemampuanmu, masalah dekorasi pasti adalah masalah yang mudah." Jin Young terlihat kebingungan, "Hmm tapi aku belum pernah mendekorasi sebuah pesta sebelumnya." Dong Joo ikut bingung, "Ah maaf aku telah menyusahkanmu padahal kau sedang sangat sibuk mengurus pekerjaan lain. Aku mengerti seberapa sibuknya kau, jadi tidak perlu dipikirkan." Dong Joo tersenyum menatap Jin Young.
Da Ji sedang berada di pinggir pantai bersama dengan kudanya. Tiba-tiba Yun Ho datang dan itu membuat Da Ji terkejut, "Bagaimana kau tau bahwa aku ada disini?" Yun Ho menunjuk asistennya dan berkata, "Aku punya asisten yang sangat hebat." Da Ji melihat asisten Yun Ho dan melabaikan tangan, "Hallo." Tiba-tiba Yun Ho memegang tangan Da J dan berkata, "Jangan menyapa laki-laki lain dengan cara seperti itu. Semua laki-laki itu adalah serigala." Da Ji tertawa mendengarnya. Yun Ho lalu mengajak Da Ji untuk pergi namun Da Ji bilang bahwa dia harus menunggu kuda karena akan ada beberapa turis yang datang, Yun Ho berkata, "Bukankah aku sudah membawakan penggantimu?" Da Ji melirik kearah Asisten Yun Ho dan tersenyum. Yun Ho lalu mengenggam tangan Da Ji dan mengajaknya pergi sambil berkata pada Asistennya, "Hyung, aku mengandalkanmu ya."
Saat akan pergi dari pantai, Yun Ho dan Da Ji berpapasan dengan Da Eun dan Jong Dae. Yun Ho berkata pada Da Eun, "Aku meminjam kakakmu ini untuk 3 jam ya." Da Eun tersenyum, "Meminjam apa? Bawa pergi saja dia." Yun Ho tertawa mendengarnya dan mengajak Da Ji pergi.
Da Eun berjalan ke pantai dan dia melihat ada asistennya Yun Ho, tentu saja Da Eun senang. Jong Dae Bertanya pada Da Eun, "Dia itu siapa?" Da Eun menjawab, "Dia adalah seseorang yang sebaiknya kau tidak tau." Da Eun merapihkan penampilannya dan menghampiri Asisten Yun Ho, "Ahjusshi, berikan nomormu." Asisten Yun Ho itu tertawa, "Mengapa aku harus memberikan nomorku?" Da Eun menjawab , "Aku hanya ingin tau." Asisten Yun Ho berkata, "Tapi aku tidak memberikan nomor telfonku ke sembarangan orang." Asisten Yun Ho itu lalu pergi meninggalkan Da Eun dan Jong Dae. Da Eun bukannya kesal karena di tolak, namun dia tersenyum senang, "Aku tidak suka laki-laki gampangan, bagaimana dia tau ini? Sungguh luar biasa."
Yun Ho membawa Da Ji kesbebuah tempat dan menutup mata Da Ji. Ternyata Yun Ho membawa Da Ji ke bawah pohon yang dahulu di tunjukan Da Ji padanya. Di bawah pohon itu terlihat ada kursi taman berwarna biru dan kursi itu dibuat oleh Yun Ho khusus untuk Da Ji. Da Ji tentu sangat senang melihatnya. Yun Ho bertanya, "Bagaimana? Kau menyukainya?" Da Ji menjawab, "Ahjusshi apakah kau membuatnya sendiri? Ini sungguh indah." Yun Ho tersenyum senang karena ternyata Da Ji menyukai hadiahnya itu. Yun Ho lalu berkata, "Kau dan aku sangat sibuk. Bagaimana jika setiap jam 7 pagi kita bertemu disini?" Da Ji senang, "Jadi kita bertemu setiap hari?" Yun Ho mengangguk.
Da Ji melihat ada luka di lengan Yun Ho dan dia berkata, "Omo, kau melukai dirimu?" Yun Ho tersenyum dan justru dia menceritakan luka-luka yang dia dapat saat kecil, "Luka ini aku dapat saat aku berusia 14 tahun. Dan luka ini saat aku mengerjakan tugas konstruksi pertamaku. Dan yang terakhir ini di dapat saat aku berusaha membantu ibuku memasak di Chinatown, Los angels." Da Ji berkomentar, "Pasti sangat sakit." Yun Ho tiba-tiba saja tidur dipangkuan Da Ji dan itu membuat Da Ji kaget. Cahaya matahari pada saat itu sangat terik sehingga wajah Yun Ho pun terkena sinar matahari, Da Ji pun berinisiatif menghalangi cahaya matahari itu agar tidak mengenai wajah Yun Ho dengan tangannya. Yun Ho lalu berkomentar, "Kau seperti malaikat."
Da Ji pulang ke rumah dengan penuh suka cita. Di depan rumahnya ternyata sudah ada Ahjushi di Restaurant dan Ahjusshi yang menjual kudanya itu pada Dong Joo. Ahjusshi penjual kuda itu bertanya pada Da Ji, "Da Ji, bukankah pemilik resort itu menginap dirumahmu?" Da Ji mengangguk. Tiba-tiba saja Ahjusshi penjual kuda itu memberikan sesuatu pada Da Ji untuk diserahkan pda Dong Joo.
Ayah Dong Joo menelfon dan mengatakan bahwa dia setuju jika pesta pembukaan itu dilakukan di Resort saja. Tentu Dong Joo terkejut mendengarnya dan bertanya, "Kau membiarkan aku melakukan apa yang aku rencanakan?" Ayah Dong Joo menjawab, "Ya. Lakukanlah dengan baik. Tentu saja aku melakukan pertimbangan ini setelah mendapatkan rekomendasi dari Seo Yun Ho. Seo Yun Ho mengatakan bahwa pesta pembukaan yang diadakan di Resort tentu akan lebih mempromosikan image esort." Dong Joo tentu kecewa karena ternyata Ayahnya setuju dengan rencananya itu setelah mendapat rekomendasi dari Yun Ho, "Jadi sekarang kau menyetujui rencanaku karena Seo Yun Ho?? Jika tidak ada yang mempercayaiku, lalu bagaimana bisa aku menjadi seorang direktur hah?? Apa yang bisa membuat Ayah percaya padaku? Kau selalu berfikir bahwa aku hanyalah bocah yang membuat masalah, makan dan selalu bebrohong setiap harinya!" Dong Joo langsung mematikan telfonnya dengan kesal.
Da Ji yang tadinya mau memberikan titipan dari Ahjushi penjual kuda pun tidak jadi memberikan titipan itu pada Dong Joo karena dia merasa situasinya sedang tidak tepat. Dong Joo sekilas menatap Da Ji dan langsung pergi begitu saja.
Saat di Restaurant, Da Ji mau memberikan titipan itu pada Dong Joo. Namun Ahjumma meminta Da Ji untuk membantunya di dapur, sehingga rencana Da Ji lagi-lagi gagal.
Asisten Lee(Asisten Dong Joo) sibuk memperisapkan pesta pembukaan di ruang aula. Dan dia tidak sengaja meninggalkan sebuah berkas di meja aula. Jin Young yang melihat berkas itu pun penasaran.
Dong Joo sedang bersih-bersih di Restaurant dan Da Ji pun mendekatinya. Dong Joo berkata, "Jangan katakan apapun padaku." Da Ji mengeluarkan titipan itu dan memberikannya pada Dong Joo, "Ahjusshi itu memberikan ini." DongJoo membukanya dan terkejut karena titipan itu adalah surat pernyataan masyarakat. Da Ji berkata, "Sepertinya paman itu tau bahwa kau sangat tulus. Kau juga telah membantu para Ahjumma nelayan. Maaf dan terimakasih. Dan bisakah kita hentikan perang dingin diantara kita ini? Jika kita terus seperti ini maka aku akan merasa tidak nyaman. Aku selalu menyusahkanmu, maafkan aku. Lalu mengenai peternakan, ataupun tempat pesta itu, dan juga telah membantu para Ahjumma nelayan. Dan melakukan kerja sambilan ini. Terima kasih." Dong Joo hanya berkomentar, "Kau belum selesai bebricara?" Da Ji tidak marah karena dia melihat Dong Joo diam-diam tersenyum.
Da Ji berkata, "Biasanya orang-orang dari Resort DI selalu membujuk masyarakat untuk menandatangani surat pernyataan itu dengan menggunakan uang. Namun tidak ada satupun yang mau menandatanganinya. Bahkan, saat orang DI masuk ke peternakan kami, tidak akan ada yang bisa benar-benar bisa masuk. Kami akan langsung mengusirnya. Namun karena kau, kau telah merubah pandangan masyarakat mengenai orang-orang Resort DI. Kau sungguh telah bekerja keras. Karena kau adalah laki-laki berusia 27 tahun yang sungguh beruntung." Dong Joo berkomentar, "Huh mengapa kau bisa mengatakan kata-kata itu dengan sangat natural tanpa hal aneh hah??" Da Ji menjawab, "Saat aku belum berusia 19 tahun aku tidak seperti ini. Namun setelah usia 19 tahun, aku mendapatkan banyak pengalaman dan itulah sebabnya aku menjadi wanita berusia 25 tahun yang seperti ini." DongJoo kembali berkomentar , "Aku bingung karus mengatakan apa tentangmu."
Da Ji tiba-tiba berkata, "Ah sekarang saatnya bernyanyi." Da Ji mengambil gitar dan meminta Dong Joo untuk memainkan gitar. Dong Joo bilang bahwa dia ingin menyelesaikan tugasnya dahulu namun Da Ji memaksanya untuk memainkan gitar. Da Ji menyanyikan sebuah lagu dan akhirnya membuat Dong Joo tertawa. Da Ji berkata, "Akhirnya kau tertawa. Sekarang kau harus bernyanyi untuk merayakan surat persetujuan masyarakat ini. Saat kau memainkan gitar, kau terlihat tampan." Dong Joo tersenyum dan akhirnya setuju bermain gitar di depan Da Ji.
Yun Ho belum tidur juga dan dia teringat akan Da Ji sehingga dia mengambil Hpnya untuk menghubungi Da Ji.
Jin Young masih berada di ruangan kerjanya hingga larut malam. Dia menatap foto Dong Joo dan tersenyum senang.
Sementara itu Da Ji dan Dong Joo sedang bersama-sama merayakan surat penyataan masyarakat itu dengan minum bir bersama. Da Ji berkata, "Nnati kita akan mendapatkan lebih banyak surat penyataan masyarakat itu. Kau, percayalah padaku. Jangan khawatir.' Dong Joo tertawa mendengarnya. Da Ji mengambil gitar dan mulai memainkannya, namun Dong Joo segera memarahinya karena Da Ji tidak bisa bermain gitar dengan benar. Dong Joo duduk merapat mendekati Da Ji dan mengajarkannya bermain gitar.
Pagi harinya.... Da Ji dan Dong Joo ternyata tertidur di ruang menyimpanan bir itu. Da Ji yang merasa kedinginan pun merapatkan tubuhnya ke Dong Joo. Dan Dong Joo pun tanpa sadar memeluk Da Ji. Namun kemudian keduanya terbangun dan sadar bahwa mereka tidur bersama, namun mereka berdua pura-pura tetap tertidur karena bingung.
Tiba-tiba ada suara HP Yang berbunyi. Da Ji dengan spontan terbangun dan memeriksa HPnya namun justru HPnya itu terlempar. Da Ji mau mengambil HPnya namun itu membuat Dong Joo terbangun. Dong Joo memeriksa HPnya dan ternyata suara HP itu adalah Alarm miliknya. Da Ji berkata, "Hmm sepertinya aku tertidur disini semalam." Dong Joo malu-malu berkata, "Sepertinya aku juga." Da Ji segera bangun dan keluar dari ruangan penyimpanan bir itu tanpa mengambil HPnya yang terlempar tadi.
Yun Ho menunggu di bawah pohon dan sudah membawakan sarapan pagi untukny dan Da Ji. Yun Ho berusaha menelfon Da Ji namun tidak diangkat juga. Yun Ho lalu bergumam, "Aku merasa ini seperti kencan pertama saja..."
Ayah Dong Joo datang ke tempat perawatan kuda dan ternyata kuda milik keluarganya itu ditangani oleh Ayah Da Ji. Ayah Dong Joo memanggil Ayah Da Ji namun Ayah Da Ji meminta agar ia menunggu 5 menit lagi. Tentu saja Ayah Dong Joo menggerutu kesal, "Dia lagi-lagi memintaku menunggu 5 menit. Huh yang dia bisa lakukan hanyalah berbicara dengan kuda. Jika dia memintaku menunggu 5 menit lagi maka aku akan memecatnya!!" Ayah Dong Joo menaiki timbangan untuk kuda dan berkomentar, "Wow sepertinya berat badanku naik setelah setiap hari makan malam di rumah."
Kuda milik keluarga Dong Joo itu terluka dan Ayah Dong Joo ingin agar kuda itu dijual saja, namun Ayah Da Ji langsung menentang hal itu dan berkata, "Jangan!! Jika kau merawatnya dalam 1 bulan saja maka dia pasti bisa kembali berlari. Sangat disayangkan jika kita menjualnya begitu saja." Ayah Dong Joo marah, "Huh apakah kau ini tuhan? Dan lagi siapa yang akan membayar biaya perawatan hah?" Ayah Da Ji menjawab, "Aku akan membayarnya." Ayah Dong Joo kemudian berkata, "Huh kau ini... Bahkan pemilik perawatan kuda ini bilang bahwa dia juga tidak begitu menyukaimu. Kau ini benar-benar mengesalkan." Ayah Da Ji berkata, "Aku mohon padamu. Hanya satu bulan." Ayah Dong Joo maish terus mengomel, "Huh ini kudaku, mengapa kau yang sibuk? Tapi hanya satu bulan saja ya??" Ayah Da Ji tersenyum karena Ayah Dong Joo setuju agar kuda itu diberikan kesempatan selama sebulan lagi.
Ayah Da Ji lalu mengajak Ayah Dong Joo untuk makan bersama namun Ayah Dong Joo menolak, "Aku sedang dalam perjalanan bisnis. Aku sangat sibuk. Kau makanlah yang banyak!" Ayah Dong Joo pergi begitu saja dan Ayah Da Ji tersenyum. Ayah Da Ji menatap kuda itu dan berkata, "Dia tidak berubah sama sekali..."
Dong Joo menggerutu di dalam ruangan kantornya, "Mengapa aku semalam meneguk banyak bir? Sekarang harus di taruh dimana wajahku jika bertemu dengan Da Ji?? Aissh..." Dong Joo melihat 3 lembar kertas pernyataan masyarakat yang tekah ia dapat dan dia tersenyum senang.
Asisten Lee berlari masuk kedalam ruangan Dong Joo dan Dong Joo berkata, "Ah kau datang pada waktu yang tepat. Ini aku ingin memberikan ini padamu. Ada 3 buah." Asisten Lee menerimanya dan berkata, "Surat pernyataan masyarakat... WOW." Dong Joo lalu bertanya, "Apakah benar jika orang dari resort kita bahkan sulit mendapatkan surat pernyataan masyarakat ini?" Asisten Lee menjawab, "Masyarakat disini sungguh keras. Bahkan mereka tidak memperbolehkan orang resort kita unyuk melangkah satu langkah pun ke dalam peternakan mereka. Direktur, kau sungguh hebat bisa mendapatkan ini semua." Dong Joo tersenyum bangga.
Dong Joo lalu bertanya, "Ah ada masalah apa kau datang kemari?" Asisten Lee menjawab, "HPmu mati kan? Tadi Direktur Han menelfonku dan bilang bahwa dia sudah ada di pulau Jeju. Dia bilang dia akan segera datang ke tempatmu tinggal." Dong Joo sangat kaget mendengarnya, "APA? Mengapa kau baru memberitahukan hal ini sekarang hah?"
Dong Joo mengakatifkan HPnya dan langsung menelfon Ayahnya, "Ada dimana Ayah sekarang?" Ayah Dong Joo ternyata pergi ke Pulau Jeju bersama Ibu Dong Joo. Dia menerima telfon Dong Joo dan menjawab, "Ada dimana?? Di pulau Jeju! Bawalah dokument yang penting dan segerea temui aku di peternakan itu. Ah seseorang menelfonku, aku tutup telfonnya ya." Dong Joo sangat kaget mendengarnya dan berkata pada Asisten Lee, "Tahan Direktur Han. Entah bagaimana caranya kau harus menahannya untuk tidak ke peternakan. Aku tidak bisa membiarkan dia pergi ke peternakan itu." Sementara Asisten Lee hanya terlihat kebingungan, "Huh? Apa yang salah dengannya?"
Dong Joo mencoba menghubungi Da Ji namun karena HP Da Ji tertinggal di tempat penyimpanan bir jadinya Da Ji tidak mengangkat telfon itu. Dong Joo pergi ke mobilnya untuk segera pergi ke peternakan Da Ji, namun ada mobil yang menghalangi mobilnya sehingga sulit keluar. Dong Joo pun semakin kebingungan dengan situasi ini.
Ayah Dong Joo menatap istrinya itu sesaat namun saat Ibu Dong Joo balas menatap, Ayah Dong Joo dengan cepat membuang wajah dan berkomentar, "Wow cuacanya sangat bagus." Ibu Dong Joo bertanya, "Mengapa kau melihat seseorang seperti itu hah?" Ayah Dong Joo terlihat salah tingkah, "Apa? Apa yang kulakukan tadi? Ah... Mengapa kita sekarang harus pergi ke peternakan itu dulu?" Ibu Dong Joo menjawab, "Aku khawatir dengan anak itu. Apa yang dia makan selama ini? Itulah sebabnya kita harus melihat keadaannya terlebih dahulu. Dan... Jika Dong Joo melakukan kerja yang baik, setidaknya kau harus menghargainya." Ayah Dong Joo mengeluh, "Menghargainya untuk apa? Dia harus bekerja keras sendiri. Ini barulah awal kehidupannya." Ibu Dong Joo membela Dong Joo, "Tapi bukankah hal bagus saat melihat Dong Joo yang rajin bekerja ini? Setelah dia berpisah dengan Da Ji... Dia benar-benar menjadi kacau." Ayah Dong Joo sangat marah saat mereka membicarakan Da Ji, "Apakah kita harus bangga dengan membicarakan gadis itu? Bahkan keluarganya sudah membuatku malu!! Jangan pernah bicarakan mengenai dia di depanku!" Ibu Dong Joo hanya menghela nafas pelan melihat sikap suaminya itu.
Da Ji sedang menjemur pakaian di rumah dan dia terus membicarakan masalah tadi pagi itu, "Mengapa aku selalu mendapatkan masalah saat aku mabuk? Ayolah Lee Da Ji bangun dan kembali kedalam kehidupan yang nyata!" Tiba-tiba Dong Joo datang dengan terengah-engah dan membuat Da Ji kebingungan. Dong Joo bertanya, "Mengapa kau tidak mengangkat telfonku?" Da Ji menjawab, "Mungkin aku meletakan HPku ddi dalam rumah. Ada apa?" Dong Joo berkata, "Kau cepatlah mencari tempat untuk bersembunyi." Da Ji bingung, "Tapi aku harus mencuci pakaian." Dong Joo berkata dengan cepat, "Kini mencuci itu tidak penting. Ayahku dalam perjalanan menuju kemari." Da Ji sangat kaget mendengarnya, "Apa?? Ayahmu??" Dong Joo menjelaskan, "Iya. Ayahku tidak mengetahui bahwa kau ada di sini juga. Kau sebaiknya cepat masuk kedalam rumah dan jangan membuka pintu! Mengerti?" Da Ji dengan cepat menganggukan kepalanya.
Belum sempat Da Ji masuk kedalam rumah, tiba-tiba saja mobil Ayah Dong Joo sudah tiba di peternakan. Da Ji dan Dong Joo pun semakin kebingungan. Dong Joo
melihat ada ember plastik besar dan dia meminta Da Ji untuk bersembunyi di dalam ember itu. Da Ji bertanya, "Lalu bagaimana aku bernafas?" Dong Joo menjawab, "Pokoknya kau tidak boleh keluar dari sini!!" Dong Joo mengambil selimut besar untuk menutupi bagian atas ember itu agar tubuh Da Ji di dalam ember itu pun tertutupi juga.
Terdengar suara Ibu Dong Joo dan Dong Joo pun dengan segera menghampiri orang tuanya itu. Ibu Dong Joo menatap wajah anaknya yang penuh dengan keringat dan dia pun bertanya, "Mengapa kau berkeringat? Apa kau sakit?" Dong Joo menjadi gugup mendengar ucapan Ibunya itu, "Keringat? Ah ini karena aku berlari sehingga terasa panas. Ah mengapa kalian datang kemari? Seharusnya kita bertemu di Resort saja." Ayah Dong Joo menatap kesal Ibu Dong Joo dan berkomentar, "Huh itu yang aku ingin tanyakan juga!" Ibu Dong Joo menjawab, "Aku ingin melihat tempat tinggal anakku. Ah ya apakah pemilik rumah ini ada dirumah? Aku ingin menyapanya." Dong Joo kembali kaget, "Tidak. Mereka sedang diluar." Ibu Dong Joo kembali bertanya, "Lalu tadi kau berbicara dengan siapa?" Dong Joo menjawab, "Aku berbicara dengan seorang tetangga. Namun dia sudah pergi." Sementara itu Da Ji terus diam di dalam ember itu.
Ibu Dong Joo berkata, "Aku membawa makanan kesukaanmu, kalau begitu ayo masuk kedalam rumah." Dong Joo dengan cepat meghalangi pintu masuk, "Pemilik rumah sedang tidak di rumah, jadi untuk apa kita ada di dalam? Aku akan menyimpan makanan di dalam dan ayo kita pergi." Ibu Dong Joo menatap tumpukan cucian dan berkomentar, "Ah ada cucian? Kalau begitu kau(Ayah Dong Joo) pergilah duluan. Aku akan membantu mencuci pakaian-pakaian ini." Dong Joo kaget mendengarnya dan dengan cepat menghalangi Ibunya yang hampir saja mengambil selimut yang menutupi ember tempat Da Ji bersembunyi. Ibu Dong Joo bertanya, "Mengapa kau begini?" Dong Joo gugup, "Ini karena..."
Tiba-tiba terdengar ada suara teriakan dari Ahjumma, "Omo... Bok Nim Unnie??" Ibu Dong Joo menatap Ahjumma itu dengan tersenyum. Di lain sisi, Dong Joo merasa tenang karena kedatangan Ahjumma itu bisa mengalihkan perhatian Ibunya pada Da Ji yang bersembunyi di ember.
Ahjumma mengajak Ibu Dong Joo, Ayah Dong Joo dan juga Dong Joo ke Restaurantnya. Ahjumma berkata pada Ibu Dong Joo, "Unni kau semakin cantik saja. Oppa(Ayah Dong Joo) seharusnya menjagamu dengan sangat baik. Unni apakah kau ingat saat kau mengatakan akan menikah dengannya? Kami semua berfikir bahwa kau sudah gila." Ayah Dong Joo tentu tidak terima mendengar hal ini, "Huh untuk apa kau mengatakan hal ini? Ah dimana pemilik peternakan ini? Bukankah usaha peternakan ini adalah usaha bersama?" Ahjumma menjawab, "Ya. Ahjusshi yang ada di pojok restaurant itu adalah salah satu pemiliknya, lalu ada seorang Ahjusshi(Ayah Da Ji) lagi yang tinggal di Seoul untuk bekerja dan ada seorang Ahjumma(Da Ji) yang tinggal di rumah di peternakan itu untuk mengurus peternakan." Dong Joo menghela nafas lega karena Ahjumma itu tidak mengatakan nama Keluarga Da Ji.
Ibu Dong Joo lalu berkata pada Ahjumma, "Kami ingin sekali bertemu dengan pemilik rumah tempat Dong Joo menginap." Ahjumma sangat bingung untuk menjawabnya. Tiba-tiba saja Ahjusshi menjawab, "Ahjumma pemilik rumah itu sangat sibuk. Dia baru pulang setelah matahari terbenam." Ibu Dong Joo mengangguk mengerti. Ahjumma berkata, "Aku akan sampaikan salam darimu untuk pemilik rumah itu."
Ayah Dong Joo datang ke Resort dan ternyata ia sudah memanggil wartawan untuk meliput acara perjanjian kontrak dengan beberapa nelayan. Dong Joo tentu tidak suka dengan sikap Ayahnya ini. Yun Ho datang dan bertanya kebingungan pada Dong Joo, "Ada apa ini?" Asisten Lee lah yang menjawabnya, "Direktur Han mengatakan bahwa jika ada berita baik maka sebaiknya di sebarluaskan." Ayah Dong Joo melihat kedatangan Yun Ho dan mengajak Yun Ho untuk ikut foto bersama juga. Sementara itu Dong Joo hanya menatap mereka dari kejauhan.
Dong Joo bertanya pada Asistennya, "Bukankah sudah kukatakan agar kau menahannya datang?" Asisten Lee menjawab, "Mana mungkin aku menahan nya disaat dia sudah tiba? Hmm... Mengapa Direktur Han tidak boleh bertemu dengan Lee Da Ji?" Dong Joo menjawab kesal, "Mengapa kau perlu untuk tau hah?!" Dong Joo berusaha untuk menelfon Da Ji namun lagi-lagi HP Da Ji itu tidak aktif.
Karena Da Ji bersembunyi di dalam ember yang berisikan air maka dia pun akhirnya terkena flu. Da Eun yang sudah pulang sekolah pun dengan cepat memberikan selimut pada Da Ji yang sangat kedinginan. Da Eun bertanya, "Tadi mengapa kau sampai bersembunyi begitu? Apakah kau melakukan kesalahan?" Da Ji menjawab, "Aku hanya takut mereka akan marah jika melihatku." Da Eun berkomentar, "Kau melakukan ini agar dia yang tidak kena marah kan? Kau sebaiknya berhentilah bekerja paruh waktu di peternakan resort." D aji tiba-tiba teringat bahwa dia masih ada tugas di peternakan resort.
Dong Joo masuk ke ruang serbaguna yang akan dipakai untuk tempat pesta pembukaan dan dia kaget saat melihat Jin Young yang turut serta membantu menghias tempat itu. Dong Joo bertanya pada Jin Young, "Bukankah kau bilang bahwa kau sangat sibuk?" Jin Young menjawab, "Aku sangat sibuk, namun untuk pacarku aku bisa membuat pengecualian." Dong Joo tersenyum mendengarnya.
Ayah Dong Joo dan Yun Ho datang ke ruang itu dan dia langsung menyapa Jin Young, "Ah Jin Young, aku dengar kau bekerja disini? Jadi kau juga menetap di Jeju?" Jin Young menjawab dengan ceria, "Ya. Aku membantunya untuk bekerja dengan baik." Ayah Dong Joo berkomentar, "Bagus. Kau harus terus membantunya."
Da Ji datang ke resort untuk menuju ke peternakannya namun dia melewati ruangan itu dan mendengar pembicaraan Ayah Dong Joo dengan Yun Ho, Dong Joo dan juga Jin Young. Ayah Dong Joo berkata pada Yun Ho, "Lihatlah mereka berdua. Bukankah mereka sangat serasi?" Da Ji terdiam mendengar kata-kata itu. Jin Young dengan sangat ramah mengajak Ayah Dong Joo untuk melihat-lihat hiasan di ruangan itu dan Ayah Dong Joo dengan senang hati mengikuti Jin Young. (Da Ji sepertinya sedikit cemburu sama Jin Young karena Ayah Dong Joo tidak pernah bebruat sebaik itu padanya.)
Saat Da Ji mau meninggalkan ruangan itu, dia justru tidak sengaja bertemu dengan Ibu Dong Joo. Ibu Dong Joo dan Da Ji sangat terkejut karena bisa saling bertemu di Resort itu.
Ibu Dong Joo pun kemudian mengajak Da Ji untuk berbincang-bincang. Ibu Dong Joo bertanya, "Kau dokter hewan? Lalu bagaimana dengan sekolahmu?" Da Ji menjawab, "Dulu ada beberapa masalah keluarga. Namun pekerjaanku saat ini sungguh menarik." Ibu Dong Joo kembali bertanya, "Apakah kau kini bekerja di Resort ini juga?" Da Ji menjawab, "Bukan begitu... Hmm aku bekerja disini hanya sebagai perawat kuda paruh waktu." Ibu Dong Joo bertanya dengan halus, "Dong Joo juga bekerja disini, apakah kau sudah mengetahuinya?" Da Ji mengangguk, "Ya. Dia melakukan kerja yang bagus makanya banyak yang membicarakannya." Ibu Dong Joo bertanya sambil tersenyum, "Jadi, kau sudah bertemu dengannya?" Da Ji menjawab, "Pekerjaanku disini tidak ada sangkut pautnya dengan Dong Joo." Ibu Dong Joo lagi-lagi mengangguk mengerti.
Ibu Dong Joo berkata, "Ah ya beberapa hari yang lalu, aku bertemu dengan ayahmu. Ayahmu lah yang mengurus kuda keluarga kami." Da Ji berkomentar, "Hmm mengenai aku bekerja disini... Tolong jangan katakan pada Ayahku. Aku takut dia akan khawatir." Ibu Dong Joo menyetujui hal itu. Da Ji terbatuk karena kedinginan dan Ibu Dong Joo pun memberikan syal miliknya itu pada Da Ji. Ibu Dong Joo berkata, "Pada saat itu, aku hanya memikirkan Dong Joo. Maaf karena Ibu Mertuamu ini tidak begitu menjaga dirimu. Aku terus berfikir bahwa aku telah salah padamu. Maafkan aku." Mata Da Ji terlihat berkaca-kaca saat mendengar kata-kata itu.
Dong Joo sedang bermanja-manjaan pada Ibunya dengan tidur di pangkuan Ibunya. Dong Joo berkomentar, "Hmm aku suka wangi Ibu." Ibu Dong Joo membelai lembut rambut Dong Joo dan berkata, "Da Ji bekerja disini sebagai pekerja paruh waktu. Aku harap kau bisa membantunya sebisa kau." Dong Joo bangkit dan berkata lembut pada Ibunya, "Tolong jangan katakan hal ini pada Ayah." Ibu Dong Joo bertanya, "Apa kau baik-baik saja?" Dong Joo tersenyum, "Kejadian itu sudah lama. Aku baik-baik saja." Ibu Dong Koo kembali berkata, "Apa hubunganmu dengan Jin Young baik-baik saja?" Dong Joo menjawab, "Ya. Ibu sudah semakin tua jadi mengapa mengkhawatirkanku? Aku akan mengurus masalahku sendiri." Ibu Dong Joo tersenyum lembut.
Jin Young datang dan bertanya pada Ibu Dong Joo dan Dong Joo, "Aku harap aku tidak menganggu kalian." Ibu Dong Joo tersenyum, "Rasanya sudah lama tidak bertemu, Kau semakin cantik." Jin Young berkomentar, "Bibi juga semakin cantik. Ah ya aku ingin makan siang bersama dengan Bibi dan juga paman sehingga aku sudah memesan makanan. Dong Joo kau mau makan juga?" Dong Joo mengangguk setuju. Ibu Dong Joo berkata, "Aku dan Ayah Dong Joo akan pulang pada malam ini." Hal ini membuat Dong Joo terkejut, "Apa? Pesta pembukaan itu diadakan besok, mengapa pulang malam ini? Aku mengira kalian akan tinggal disini." Ibu Dong Joo menjawab, "Kakek-mu lah yang meminta agar kami cepat kembali."
Di rumah, Kakek sedang memakan Jajangmyun sambil menelfon Ayah Dong Joo, "Untuk apa lama-lama disana?" Ayah Dong Joo yang sedang berbicara di depan Yun Ho pun berkata, "Ayah... Hmm Direktur. Bukankah lebih baik jika aku diam disini hingga pesta itu diadakan?" Kakek menjawab, "Tapi jika kau tetap disana maka kau akan semakin membuat masalah. Aku mau meminum obat dulu, jadi aku akan menutup telfonnya!" Kakek segera menutup telfon dan membuat Ayah Dong Joo kesal. Dan ternyata Obat yang dimaksud Kakek adalah Jajangmyun itu.
Ayah Dong Joo berkata pada Yun Ho, "Bagaimana ini... Hmm aku masih ada beberapa urusan yang harus dibicarakan dengan anda Seo Yun Ho, namun karena ada beberapa masalah sehingga aku harus cepat kembali." Yun Ho menjawab, "Tidak apa-apa. Lain kali akulah yang akan mendatangimu."
Da Ji pulang ke rumah dan dia mencium syal pemberian dari Ibu Dong Joo itu. Da Ji berkata, "Wanginya sungguh lembut..."
Da Ji selesai mandi dan dia kaget saat melihat Dong Joo sudah berdiri di depan kamar mandi. Dong Joo membentak marah, "Apa kau tau berapa kali aku menelfonmu hah?? Mengapa tidak mengangkatnya???" Da Ji menjawab, "Sepertinya HPku tertinggal di Restaurant. YA!! Mengapa kau membentakku hah??" Dong Joo balas bertanya, "Mengapa aku tidak boleh membentakmu? Apakah kau tau seberapa khawatirnya aku tadi hah??" Da Ji menjawab dengan pelan, "Hmm... Ayahmu... Dia tidak tau kan bahwa kau tinggal bersamaku?" Dong Joo berkomentar, "Jika dia tau maka itu akan menjadi masalah besar." Da Ji terdiam sesaat dan berkata, "Aku bertemu dengan Ibumu. Saat menyenangkan bertemu dengannya setelah beberapa lama tidak bertemu. Ah aku dengar dia sudah kembali ke Seoul sekarang ini." Dong Joo bertanya, "Dari mana kau tau?" Da Ji menjawab, "Aku mengetahuinya dari Yun Ho. Padahal aku ingin sekali mengucapkan salam perpisahan padanya." Dong Joo tidak suka mendengar nama Yun Ho disebut dan dia pun akhirnya kembali membentak Da Ji, "Huh untuk apa kau memberikan salam perpisahan pada Ibuku?" Dong Joo pergi begitu saja meninggalkan Da Ji.
Pagi hari Dong Joo bersiap-siap pergi ke acara pesta pembukaan dan dia bertemu dengan Da Ji di depan rumah. Da Ji melihat penampilan Dong Joo itu dan berkomentar, "Hmm kau terlihat lebih baik dengan pakaian hitam itu." Dong Joo menjawab dengan dingin, "Aku pergi dulu..." Dong Joo berjalan pergi dan dari belakang Da Ji berteriak, "Bekerja keraslah! Kerja kerasmu akan terbayar dengan suksesnya pesta itu. Ah jangan lupa membawa makanan saat pulang!!" Dong Joo berbalik menatap Da Ji dan tersenyum, "Huh lupakan itu!"
Dong Joo melihat undangan pesta pembukaan itu dengan bangga. Kakek menelfon dan Dong Joo pun mengangkatnya, "Hallo Kakek..." Kakek berkata, "YA! Mengapa kau mengangkat telfonnya dengan tidak bersemangat begitu? Kau adalah orang terpenting dalam pesta itu." Dong Joo menjawab, "Tapi Ayahlah yang akan mengambil alih pesta ini." Kakek berkata, "Ayahmu sangat sibuk sehingga kaulah yang akan menggantikannya berbicara di depan tamu. Seo Yun Ho juga akan menyambut para tamu jadi kalian berdua harus menyambutnya dengan sangat baik." Dong Joo kaget mendengarnya, "Apa? Apa maksudnya ini? Bagaimana mungkin aku melakukannya sendiri hah?" Kakek berkomentar, "Penampilanmu tidak buruk, jadi apa salahnya untuk erbicara dengan para tamu juga? Cukup memperlakukan tamu dengan baik." Dong Joo gugup mendengarnya, "Tapi..." Kakek memotong ucapan Dong Joo, "Kau bekerja keras dengan sangat baik. Kakek sangat senang saat ini. Bahkan tubuh Kakek pun sudah kembali sehat." Dong Joo pun menutup HPnya itu dengan senyuman di bibirnya.
Jin Young merapihkan hiasan di dalam ruangan itu. Yun Ho datang dan berkomentar pada Jin Young, "Demi kekasihmu itu, kau bekerja dengan sangat keras." Jin Young menjawab, "Aku hanya membantunya." Dong Joo datang dan dia terlihat tidak suka melihat keakraban diantara Yun Ho dan Jin Young. Jin Young menyambut kedatangan Dong Joo dengan sangat gembira, namun dia kemudian permisi pergi untuk merapihkan pekerjaan yang lain.
Dong Joo dan Yun Ho terlihat sama-sama canggung karena ditinggal hanya berdua saja. Yun Ho berkomentar, "Melihat tampilannya, aku yakin pesta ini akan sangat sukses." Dong Joo berkata, "Banyak orang yang bekerja keras demi pesta ini." Yun Ho berkata, "Aku rasa demi kenyamanan kita..." Dong Joo memotong ucapan Yun Ho dan berkata, "Aku tidak pernah berharap kita menjadi teman baik. Jika ini demi kenyamanan, lupakan saja. Ini adalah bisnis. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya." Dong Joo pergi begitu saja meninggalkan Yun Ho yang masih terdiam.
Da Ji pergi ke pohon yang biasa ia dan Yun Ho datangi. Da Ji berkata, "Hmm Dong Joo pasti sedang bekerja keras. Semoga pesta pembukaan itu berjalan dengan lancar..."
Da Eun pergi ke rumah Tuan Yang dan dia berkomentar, "Wow mengapa tempat ini begitu kotor. Paman, apakah kau tidak merasa sakit saat tinggal di tempat seperti ini?" Tuan Yang berkata, "Huh kau tidak akan mengerti arti semua ini. " Da Eun bertanya, "Paman, aku dengar kau tidak pernah jatuh cinta sebelumnya. Apakah itu benar?" Tuan Yang kesal, "Huh bocah ini. Sudahlah kau cepat pergi saja." Da Eun berkata, "Aku juga tidak ingin diam disini. Namun kau harus menandatangani kertas ini dulu, baru aku akan pergi. Kau pasti tau sekali aku ini seperti apa kan." Tuan Yang kembali menggerutu kesal, "Huh untuk apa aku menandatangani itu? Jika kau butuh uang maka minta saja pada Kakakmu itu. Dan masalah Paulist..." Da Eun menghentikan ucapan Tuan Yang, "Stop! Ah Paman, bolehkah aku meminta benda itu?"
Da Eun membawa beberapa barang ke Restaurant dan meminta Jong Dae untuk memegang benda itu sambil bergaya, sementara Da Eun akan memotretnya. Ahjushi datang dan bertanya, "Untuk apa benda-benda ini?" Da Eun menjawab, "Aku berencana menjualnya di Internet." Ahjushi hanya tersenyum melihat sikap Da Eun itu.
Pesta pembukaan itu dimulai dan Yun Ho serta Dong Joo lah yang membuka pesta itu. Pesta berjalan lancar dan banyak tamu yang merasa puas. Dong Joo naik keatas panggung dan memperkenalkan diri sebagai Direktur untuk bagian Resort di Pulau Jeju itu. Yun Ho juga naik ke atas panggung untuk menjelaskan project yang ada.
Pesta sudah selesai dan Dong Joo terlihat masih kelelahan. Jin Young menghampirinya dan berkata, "Kau sudah bekerja dengan keras. Kau melakukan yang terbaik." Dong Joo berkomentar, "Kepalaku sungguh pusing. Aku tidak yakin bahwa ini berjalan sukses." Jin Young tersenyum, "Bergembiralah, semua ini sudah berakhir. Bagaimana perasaanmu setelah project pertamamu ini berjalan dengan sukses?" Dong Joo menjawab, "Sebelumnya aku tinggal di kehidupanku yang terasa begitu mudah. Namun akhirnya kini aku ada di dunia yang sesungguhnya. Aku tidak yakin... Semua ini terlalu complicated untuk dijelaskan." Jin Young berkata, "Kakekmu pasti sangat senang."
Dong Joo berterima kasih atas bantuan Jin Young, dan Jin Young berkata, "Jika kau mau berterima kasih maka ayo kita pergi berkencan." Dong Joo menyetujui hal itu. Jin Young menunjukan satu kartu undangan dan berkata, "Temanku saat di Amerika mengundangku untuk datang ke acaranya. Sbaiknya kau pulang untuk mandi dan minumlah minuman hangat. Kemudian kau beristirahat. Oke?" Dong Joo mengangguk dan tersenyum.
Dong Joo pulang ke rumah dan masuk kedalam kamarnya. Dong Joo kaget saat melihat ada sebuah bungkusan di dalam kamarnya itu. Dong Joo melihat ada sebuah kartu di depan bungkusan itu, di kartu itu ada tulisan Da Ji, "Dong Joo kau sudah bekerja keras. Walaupun aku tidak pergi ke pesta itu namun aku yakin bahwa pesta itu sangat luar biasa. Aku memakai uang yang aku dapat dari peternakan utuk membelikanmu hadiah. Walaupun tidak mahal, namun baju hitam sangat cocok untukmu." Dong Joo membuka bungkusan itu dan mendapatkan kaus hitam untunya. Dong Joo berkomentar, "Huh seleranya sungguh tua."
Walaupun Dong Joo berkomentar bahwa baju pilihan Da Ji itu sungguh tua, namun dia memakainya dan pergi ke Restaurant. Ahjusshi yang melihat kedatangan Dong Joo pun berkata, "Kau tidak perlu datang karena ini bukan waktumu bekerja. Apakah semuanya berjalan dengan baik?" Dong Joo menganggukan kepala dan bertanya, "Da Ji mana?" Da Eun yang baru keluar dari dapurlah yang menjawab, "Kakak pergi kencan." Raut wajah Dong Joo langsung berubah saat mendengar ucapan Da Eun.
Da Ji pergi ke tempatnya Yun Ho dan dia juga membelikan hadiah untuk Yun Ho. Hadiah itu berupa kemeja dengan motif bunga. Yun Ho yang melihat hadiah itu terlihat heran dengan pilihan Da Ji, "Hmm apakah ini bunga? Bunga macam apa ini?" Da Ji bertanya, "Apakah kau tidak menyukainya?" Yun Ho menjawab, "Bukan begitu... Aku menyukainya. Ini benar-benar tipeku." Da Ji tersenyum senang mendengar hal itu, "Aku tau itu. Saat melihat baju itu, aku langsung berfikir bahwa baju itu akan sangat pantas untukmu."
Yun Ho lalu berkata, "Apakah kau tidak penasaran? Apakah tidak ada yang mau kau tanyakan?" Da Ji terdiam sesaat dan bertanya, "Hmm.. Sudah berapa kali kau jatuh cinta?" Yun Ho menjawab, "1...2....3...4...5...6..." Da Ji kaget, "6kali??" Yun Ho melanjutkan menghitung, ""7...8..." Da Ji segera menghentikan Yun Ho yang menghitung dan bertanya, "Kapan cinta pertamamu?" Yun Ho menjawab, "Saat aku berusia 15 tahun. Dengan petugas fast food yang usianya 3 tahun lebih tua dariku." Da Ji kembali terkejut mendengarnya, "Kau mendapatkan cinta pertama secepat itu?" Yun Ho menjawab, "Di Amerika, hal seperti itu berjalan dengan cepat."
Da Ji terkejut dan bertanya, "Jadi pada saat itu kau bahkan sudah..." Yun Ho menganggukan kepalanya. Da Ji terlihat kecewa, "Huh ya aku pikir juga begitu. Kau pasti tidak akan membiarkan gadis itu pergi begitu saja." Yun Ho mengenggam tangan Da Ji dengan lembut, "Walaupun aku mau namun aku tidak melakukannya. Selama di Amerika, aku hanya bisa belajar... bekerja... tidak ada waktu seperti itu." Da Ji tersenyum, "Oh... Walaupun kau tekah melakukannya itu tak apa-apa. Orang yang Ahjusshi suka adalah Aku, kan?" Yun Ho membelai lembut rambutnya Da Ji.
Lama-lama Yun Ho mendekati Da Ji dan berniat untuk menciumnya....
Jin Young mencium bau makanan dan bertanya, "Hmm baunya sedap." Da Ji menjawab, "Ada bubur kerang. Makanlah sebelum kau pergi, aku membuat banyak." Jin Young menggeleng menolak, "Tidak, terima kasih. Ah Dong Joo dimana letak kamarmu? Apakah di ujung sana?" Dong Joo panik dan berkata, "Itu dapur. Jin Young ayo pergi. Aku ada kerja sambilan." Jin Young bingung mendengarnya, "Kerja sambilan?"
Dong Joo mengajak Jin Young ke Restaurant milik Ahjumma dimana dia bekerja sambilan disana. Dong Joo dan Da Ji bekerja mengantar makanan, sementara Jin Young duduk dan tersenyum melihat Dong Joo yang sedang bekerja.
Ahjumma bertanya pada Da Ji, "Pria itu!! Berani sekali dia membawa seorang wanita kesini?? Apakah kau baik-baik saja Da Ji?" Da Ji menjawab, "Hah aku? Dong Joo dan aku sudah tidak ada hubungan." Ahjumma mengelap gelas dan berkata, "Tapi tetap saja, Bagaimana bisa dia membawa kekasihnya itu ke tempat ini?"
Tiba-tiba dari arah pintu masuk terdengar ada suara yang memanggil Da Ji. Da Ji menoleh ke arah pintu masuk dan ia terkejut saat melihat kedatangan Yun Ho, "Ahjusshi!"
Restaurant sudah mulai sepi. Jin Young, Dong Joo, Yun Ho dan Da Ji pun duduk si salah satu meja. Ahjumma, Ahjusshi dan Jong Dae melihat ke arah mereka berempat. Ahjumma berkomentar, "Situasi seperti apa ini? Maksudku, mereka mengapa membawa kekasih masing-masing??" Ahjusshi menarin Ahjumma untuk masuk kedalam dapur, "Sudahlah cepat masuk kedapur dan cucilah piring."
HP Yun Ho berbunyi dan dia permisi untuk mengangkat telfon. Beberapa saat kemudian dia kembali duduk di kursi dan berkata pada Dong Joo, "Direktur Han(Ayah Da Ji) melakukan panggilan ke kantorku dan bilang bahwa pesta pembukaan itu akan tetap diadakan di kapal pesiar." Da Ji kaget mendengarnya. Dong Joo dengan cepat menjawab, "Pesta pembukaan itu akan diadakan di Resort. Aku tidak ingin masyarakat kecewa." Jin Young tersenyum dan menyuapi Dong Joo, "Inilah pemimpin yang sebenarnya." Da Ji terlihat cemburu saat melihat keakraban Jin Young dan Yun Ho. Yun Ho berkata pada Dong Joo, "Aku akan membantumu sebisanya. Ayo bersulang."
Da Ji melihat Dong Joo yang baru pulang dan dia pun bertanya, "Apakah kau kembali setelah mengantar Jin Young? Aku hanya ingin meminta maaf karena ucapanku sebelumnya." Dong Joo berkomentar, "Mulai sekarang jangan katakan 'maaf' atau terima kasih' padaku. Setelah kau mengatakan maaf atau terima kasih, pasti kau akan mengejekku dari belakang." Dong Joo kemudian pergi ke kamarnya dan meninggalkan Da Ji.
Da Ji sudah mau tidur namun dia tidak jadi tidur karena ada telfon dari Yun Ho. Da Ji pun mengangkat telfon Yun Ho dengan semangat. Yun Ho bertanya, "Warna apa yang kau suka?" Da Ji tersenyum dan kemudian menjawab, "Warna langit. Saat melihatnya, aku merasa lebih baik. Kalau kau?" Yun Ho menjawab, "Warna yang hangat. Mendengar suaramu, aku merasa lebih baik. Apakah aku menganggu tidurmu?" Da Ji dengan cepat menjawab, "Tidak. Aku senang bisa berbicara denganmu." Yun Ho tersenyum mendengarnya, "Apakah kau lelah dengan semua pekerjaanmu?" Da Ji menjawab, "Terkadang. Ah ya aku sudah menerima gajih pertamku dari bekerja di peternakan. Aku akan membelikan sesuatu untukmu." Yun Ho lagi-lagi tersenyum, "Sudah sebulan berlalu dan kita sudah mengalami banyak hal." Da Ji ikut tersenyum mendengarnya, "Kau benar. Sudah sebulan berlalu." Yun Ho berkata, "Da Ji, aku sungguh menyukaimu. Selamat malam." Da Ji tersenyum senang, "Selamat malam Ahjusshi."
Da Ji langsung memeluk Da Eun yang tertidur dan menyciumi pipi Da Eun, "Aku juga menyukaimu!!" Da Eun tentu saja langsung memberontak kesal.
Dong Joo sedang berada di ruangan kantornya dan Ayahnya menelfon. Ayah Dong Joo berkata, "Aku mengirimmu kembali ke kantor pusat di Seoul jadi cepatlah kembali kemari!!! Jika ayahmu sedang berbicara maka kau harus mendengarnya!" Dong Joo terlihat kesal dan dia berkomentar, "Aku menengarkan ucapanmu Ayah untuk tetap diam disini selama 2 bulan." Dong Joo menutup telfonnya dan membuat Ayah Dong Joo mengomel kesal.
Ayah Dong Joo terus mengomel di rumah, "Anakku ini benar-benar... Dia bahkan tidak mendengarkan ucapan Ayahnya!" Kakek yang sedang bermain catur tradisional bersama Ibu Dong Joo berkomentar, "Anakku sudah berusia 60 tahun dan dia tidak pernah mendengar ucapan Ayahnya." Ayah Dong Joo merasa tersindir mendengarnya, "Ayah ini bukan waktunya kau bermain catur!" Ibu Dong Joo langsung memarahi suaminya itu, "Berhentilah mengomel. Apakah kau tau bahwa kita ini butuh ketenangan?" Ayah Dong Joo balas berkata, "Aku tidak tau. Lalu kenapa hah?" Kakek lah yang memarahi Anaknya itu, "Mengapa pagi-pagi begini kau sudah mencari masalah dengan menantuku ini hah?" Ayah Dong Joo berhenti mengganggu Istrinya itu karena Kakek Dong Joo lebih membela Ibu Dong Joo.
Ayah Dong Joo berkata pada Kakek, "Karena Dong Joo maka resort sedang dalam kekacauan. Dia selalu saja egois. Dia bahkan memilih sendiri seafood yang akan dipakai. Padahal aku sudah mengikuti keinginannya untuk membuat pesta di kapal pesiar, bahkan para tamu penting pun sudah siap. Namun tiba-tiba saja sekarang dia mengatakan bahwa pesta itu akan dipindahkan di Resort saja." Kakek berkomentar, "Dia pasti memiliki alasan kan?" Ayah Dong Joo kesal, "Ayah, kau selalu memanjakannya, itulah sebabnya dia seperti ini. Pokoknya masalah pesta itu, aku yang akan mengambil alih semuanya. Urusan di kantor ini bukanlah mainan anak-anak." HP Ayah Dong Joo berunyi dan dia segera mengangkatnya, "APA? interview? Apa artinya itu??"
Dong Joo pergi melihat ruangan aula besar bersama dengan Jin Young. Dong Joo berkata, "Kalau begitu mari kita adakan pesta itu disini saja. Jin Young tolong bantu aku untuk menyiapkan pesta ini. Dengan kemampuanmu, masalah dekorasi pasti adalah masalah yang mudah." Jin Young terlihat kebingungan, "Hmm tapi aku belum pernah mendekorasi sebuah pesta sebelumnya." Dong Joo ikut bingung, "Ah maaf aku telah menyusahkanmu padahal kau sedang sangat sibuk mengurus pekerjaan lain. Aku mengerti seberapa sibuknya kau, jadi tidak perlu dipikirkan." Dong Joo tersenyum menatap Jin Young.
Da Ji sedang berada di pinggir pantai bersama dengan kudanya. Tiba-tiba Yun Ho datang dan itu membuat Da Ji terkejut, "Bagaimana kau tau bahwa aku ada disini?" Yun Ho menunjuk asistennya dan berkata, "Aku punya asisten yang sangat hebat." Da Ji melihat asisten Yun Ho dan melabaikan tangan, "Hallo." Tiba-tiba Yun Ho memegang tangan Da J dan berkata, "Jangan menyapa laki-laki lain dengan cara seperti itu. Semua laki-laki itu adalah serigala." Da Ji tertawa mendengarnya. Yun Ho lalu mengajak Da Ji untuk pergi namun Da Ji bilang bahwa dia harus menunggu kuda karena akan ada beberapa turis yang datang, Yun Ho berkata, "Bukankah aku sudah membawakan penggantimu?" Da Ji melirik kearah Asisten Yun Ho dan tersenyum. Yun Ho lalu mengenggam tangan Da Ji dan mengajaknya pergi sambil berkata pada Asistennya, "Hyung, aku mengandalkanmu ya."
Saat akan pergi dari pantai, Yun Ho dan Da Ji berpapasan dengan Da Eun dan Jong Dae. Yun Ho berkata pada Da Eun, "Aku meminjam kakakmu ini untuk 3 jam ya." Da Eun tersenyum, "Meminjam apa? Bawa pergi saja dia." Yun Ho tertawa mendengarnya dan mengajak Da Ji pergi.
Da Eun berjalan ke pantai dan dia melihat ada asistennya Yun Ho, tentu saja Da Eun senang. Jong Dae Bertanya pada Da Eun, "Dia itu siapa?" Da Eun menjawab, "Dia adalah seseorang yang sebaiknya kau tidak tau." Da Eun merapihkan penampilannya dan menghampiri Asisten Yun Ho, "Ahjusshi, berikan nomormu." Asisten Yun Ho itu tertawa, "Mengapa aku harus memberikan nomorku?" Da Eun menjawab , "Aku hanya ingin tau." Asisten Yun Ho berkata, "Tapi aku tidak memberikan nomor telfonku ke sembarangan orang." Asisten Yun Ho itu lalu pergi meninggalkan Da Eun dan Jong Dae. Da Eun bukannya kesal karena di tolak, namun dia tersenyum senang, "Aku tidak suka laki-laki gampangan, bagaimana dia tau ini? Sungguh luar biasa."
Yun Ho membawa Da Ji kesbebuah tempat dan menutup mata Da Ji. Ternyata Yun Ho membawa Da Ji ke bawah pohon yang dahulu di tunjukan Da Ji padanya. Di bawah pohon itu terlihat ada kursi taman berwarna biru dan kursi itu dibuat oleh Yun Ho khusus untuk Da Ji. Da Ji tentu sangat senang melihatnya. Yun Ho bertanya, "Bagaimana? Kau menyukainya?" Da Ji menjawab, "Ahjusshi apakah kau membuatnya sendiri? Ini sungguh indah." Yun Ho tersenyum senang karena ternyata Da Ji menyukai hadiahnya itu. Yun Ho lalu berkata, "Kau dan aku sangat sibuk. Bagaimana jika setiap jam 7 pagi kita bertemu disini?" Da Ji senang, "Jadi kita bertemu setiap hari?" Yun Ho mengangguk.
Da Ji melihat ada luka di lengan Yun Ho dan dia berkata, "Omo, kau melukai dirimu?" Yun Ho tersenyum dan justru dia menceritakan luka-luka yang dia dapat saat kecil, "Luka ini aku dapat saat aku berusia 14 tahun. Dan luka ini saat aku mengerjakan tugas konstruksi pertamaku. Dan yang terakhir ini di dapat saat aku berusaha membantu ibuku memasak di Chinatown, Los angels." Da Ji berkomentar, "Pasti sangat sakit." Yun Ho tiba-tiba saja tidur dipangkuan Da Ji dan itu membuat Da Ji kaget. Cahaya matahari pada saat itu sangat terik sehingga wajah Yun Ho pun terkena sinar matahari, Da Ji pun berinisiatif menghalangi cahaya matahari itu agar tidak mengenai wajah Yun Ho dengan tangannya. Yun Ho lalu berkomentar, "Kau seperti malaikat."
Da Ji pulang ke rumah dengan penuh suka cita. Di depan rumahnya ternyata sudah ada Ahjushi di Restaurant dan Ahjusshi yang menjual kudanya itu pada Dong Joo. Ahjusshi penjual kuda itu bertanya pada Da Ji, "Da Ji, bukankah pemilik resort itu menginap dirumahmu?" Da Ji mengangguk. Tiba-tiba saja Ahjusshi penjual kuda itu memberikan sesuatu pada Da Ji untuk diserahkan pda Dong Joo.
Ayah Dong Joo menelfon dan mengatakan bahwa dia setuju jika pesta pembukaan itu dilakukan di Resort saja. Tentu Dong Joo terkejut mendengarnya dan bertanya, "Kau membiarkan aku melakukan apa yang aku rencanakan?" Ayah Dong Joo menjawab, "Ya. Lakukanlah dengan baik. Tentu saja aku melakukan pertimbangan ini setelah mendapatkan rekomendasi dari Seo Yun Ho. Seo Yun Ho mengatakan bahwa pesta pembukaan yang diadakan di Resort tentu akan lebih mempromosikan image esort." Dong Joo tentu kecewa karena ternyata Ayahnya setuju dengan rencananya itu setelah mendapat rekomendasi dari Yun Ho, "Jadi sekarang kau menyetujui rencanaku karena Seo Yun Ho?? Jika tidak ada yang mempercayaiku, lalu bagaimana bisa aku menjadi seorang direktur hah?? Apa yang bisa membuat Ayah percaya padaku? Kau selalu berfikir bahwa aku hanyalah bocah yang membuat masalah, makan dan selalu bebrohong setiap harinya!" Dong Joo langsung mematikan telfonnya dengan kesal.
Da Ji yang tadinya mau memberikan titipan dari Ahjushi penjual kuda pun tidak jadi memberikan titipan itu pada Dong Joo karena dia merasa situasinya sedang tidak tepat. Dong Joo sekilas menatap Da Ji dan langsung pergi begitu saja.
Saat di Restaurant, Da Ji mau memberikan titipan itu pada Dong Joo. Namun Ahjumma meminta Da Ji untuk membantunya di dapur, sehingga rencana Da Ji lagi-lagi gagal.
Asisten Lee(Asisten Dong Joo) sibuk memperisapkan pesta pembukaan di ruang aula. Dan dia tidak sengaja meninggalkan sebuah berkas di meja aula. Jin Young yang melihat berkas itu pun penasaran.
Dong Joo sedang bersih-bersih di Restaurant dan Da Ji pun mendekatinya. Dong Joo berkata, "Jangan katakan apapun padaku." Da Ji mengeluarkan titipan itu dan memberikannya pada Dong Joo, "Ahjusshi itu memberikan ini." DongJoo membukanya dan terkejut karena titipan itu adalah surat pernyataan masyarakat. Da Ji berkata, "Sepertinya paman itu tau bahwa kau sangat tulus. Kau juga telah membantu para Ahjumma nelayan. Maaf dan terimakasih. Dan bisakah kita hentikan perang dingin diantara kita ini? Jika kita terus seperti ini maka aku akan merasa tidak nyaman. Aku selalu menyusahkanmu, maafkan aku. Lalu mengenai peternakan, ataupun tempat pesta itu, dan juga telah membantu para Ahjumma nelayan. Dan melakukan kerja sambilan ini. Terima kasih." Dong Joo hanya berkomentar, "Kau belum selesai bebricara?" Da Ji tidak marah karena dia melihat Dong Joo diam-diam tersenyum.
Da Ji berkata, "Biasanya orang-orang dari Resort DI selalu membujuk masyarakat untuk menandatangani surat pernyataan itu dengan menggunakan uang. Namun tidak ada satupun yang mau menandatanganinya. Bahkan, saat orang DI masuk ke peternakan kami, tidak akan ada yang bisa benar-benar bisa masuk. Kami akan langsung mengusirnya. Namun karena kau, kau telah merubah pandangan masyarakat mengenai orang-orang Resort DI. Kau sungguh telah bekerja keras. Karena kau adalah laki-laki berusia 27 tahun yang sungguh beruntung." Dong Joo berkomentar, "Huh mengapa kau bisa mengatakan kata-kata itu dengan sangat natural tanpa hal aneh hah??" Da Ji menjawab, "Saat aku belum berusia 19 tahun aku tidak seperti ini. Namun setelah usia 19 tahun, aku mendapatkan banyak pengalaman dan itulah sebabnya aku menjadi wanita berusia 25 tahun yang seperti ini." DongJoo kembali berkomentar , "Aku bingung karus mengatakan apa tentangmu."
Da Ji tiba-tiba berkata, "Ah sekarang saatnya bernyanyi." Da Ji mengambil gitar dan meminta Dong Joo untuk memainkan gitar. Dong Joo bilang bahwa dia ingin menyelesaikan tugasnya dahulu namun Da Ji memaksanya untuk memainkan gitar. Da Ji menyanyikan sebuah lagu dan akhirnya membuat Dong Joo tertawa. Da Ji berkata, "Akhirnya kau tertawa. Sekarang kau harus bernyanyi untuk merayakan surat persetujuan masyarakat ini. Saat kau memainkan gitar, kau terlihat tampan." Dong Joo tersenyum dan akhirnya setuju bermain gitar di depan Da Ji.
Yun Ho belum tidur juga dan dia teringat akan Da Ji sehingga dia mengambil Hpnya untuk menghubungi Da Ji.
Jin Young masih berada di ruangan kerjanya hingga larut malam. Dia menatap foto Dong Joo dan tersenyum senang.
Sementara itu Da Ji dan Dong Joo sedang bersama-sama merayakan surat penyataan masyarakat itu dengan minum bir bersama. Da Ji berkata, "Nnati kita akan mendapatkan lebih banyak surat penyataan masyarakat itu. Kau, percayalah padaku. Jangan khawatir.' Dong Joo tertawa mendengarnya. Da Ji mengambil gitar dan mulai memainkannya, namun Dong Joo segera memarahinya karena Da Ji tidak bisa bermain gitar dengan benar. Dong Joo duduk merapat mendekati Da Ji dan mengajarkannya bermain gitar.
Pagi harinya.... Da Ji dan Dong Joo ternyata tertidur di ruang menyimpanan bir itu. Da Ji yang merasa kedinginan pun merapatkan tubuhnya ke Dong Joo. Dan Dong Joo pun tanpa sadar memeluk Da Ji. Namun kemudian keduanya terbangun dan sadar bahwa mereka tidur bersama, namun mereka berdua pura-pura tetap tertidur karena bingung.
Tiba-tiba ada suara HP Yang berbunyi. Da Ji dengan spontan terbangun dan memeriksa HPnya namun justru HPnya itu terlempar. Da Ji mau mengambil HPnya namun itu membuat Dong Joo terbangun. Dong Joo memeriksa HPnya dan ternyata suara HP itu adalah Alarm miliknya. Da Ji berkata, "Hmm sepertinya aku tertidur disini semalam." Dong Joo malu-malu berkata, "Sepertinya aku juga." Da Ji segera bangun dan keluar dari ruangan penyimpanan bir itu tanpa mengambil HPnya yang terlempar tadi.
Yun Ho menunggu di bawah pohon dan sudah membawakan sarapan pagi untukny dan Da Ji. Yun Ho berusaha menelfon Da Ji namun tidak diangkat juga. Yun Ho lalu bergumam, "Aku merasa ini seperti kencan pertama saja..."
Ayah Dong Joo datang ke tempat perawatan kuda dan ternyata kuda milik keluarganya itu ditangani oleh Ayah Da Ji. Ayah Dong Joo memanggil Ayah Da Ji namun Ayah Da Ji meminta agar ia menunggu 5 menit lagi. Tentu saja Ayah Dong Joo menggerutu kesal, "Dia lagi-lagi memintaku menunggu 5 menit. Huh yang dia bisa lakukan hanyalah berbicara dengan kuda. Jika dia memintaku menunggu 5 menit lagi maka aku akan memecatnya!!" Ayah Dong Joo menaiki timbangan untuk kuda dan berkomentar, "Wow sepertinya berat badanku naik setelah setiap hari makan malam di rumah."
Kuda milik keluarga Dong Joo itu terluka dan Ayah Dong Joo ingin agar kuda itu dijual saja, namun Ayah Da Ji langsung menentang hal itu dan berkata, "Jangan!! Jika kau merawatnya dalam 1 bulan saja maka dia pasti bisa kembali berlari. Sangat disayangkan jika kita menjualnya begitu saja." Ayah Dong Joo marah, "Huh apakah kau ini tuhan? Dan lagi siapa yang akan membayar biaya perawatan hah?" Ayah Da Ji menjawab, "Aku akan membayarnya." Ayah Dong Joo kemudian berkata, "Huh kau ini... Bahkan pemilik perawatan kuda ini bilang bahwa dia juga tidak begitu menyukaimu. Kau ini benar-benar mengesalkan." Ayah Da Ji berkata, "Aku mohon padamu. Hanya satu bulan." Ayah Dong Joo maish terus mengomel, "Huh ini kudaku, mengapa kau yang sibuk? Tapi hanya satu bulan saja ya??" Ayah Da Ji tersenyum karena Ayah Dong Joo setuju agar kuda itu diberikan kesempatan selama sebulan lagi.
Ayah Da Ji lalu mengajak Ayah Dong Joo untuk makan bersama namun Ayah Dong Joo menolak, "Aku sedang dalam perjalanan bisnis. Aku sangat sibuk. Kau makanlah yang banyak!" Ayah Dong Joo pergi begitu saja dan Ayah Da Ji tersenyum. Ayah Da Ji menatap kuda itu dan berkata, "Dia tidak berubah sama sekali..."
Dong Joo menggerutu di dalam ruangan kantornya, "Mengapa aku semalam meneguk banyak bir? Sekarang harus di taruh dimana wajahku jika bertemu dengan Da Ji?? Aissh..." Dong Joo melihat 3 lembar kertas pernyataan masyarakat yang tekah ia dapat dan dia tersenyum senang.
Asisten Lee berlari masuk kedalam ruangan Dong Joo dan Dong Joo berkata, "Ah kau datang pada waktu yang tepat. Ini aku ingin memberikan ini padamu. Ada 3 buah." Asisten Lee menerimanya dan berkata, "Surat pernyataan masyarakat... WOW." Dong Joo lalu bertanya, "Apakah benar jika orang dari resort kita bahkan sulit mendapatkan surat pernyataan masyarakat ini?" Asisten Lee menjawab, "Masyarakat disini sungguh keras. Bahkan mereka tidak memperbolehkan orang resort kita unyuk melangkah satu langkah pun ke dalam peternakan mereka. Direktur, kau sungguh hebat bisa mendapatkan ini semua." Dong Joo tersenyum bangga.
Dong Joo lalu bertanya, "Ah ada masalah apa kau datang kemari?" Asisten Lee menjawab, "HPmu mati kan? Tadi Direktur Han menelfonku dan bilang bahwa dia sudah ada di pulau Jeju. Dia bilang dia akan segera datang ke tempatmu tinggal." Dong Joo sangat kaget mendengarnya, "APA? Mengapa kau baru memberitahukan hal ini sekarang hah?"
Dong Joo mengakatifkan HPnya dan langsung menelfon Ayahnya, "Ada dimana Ayah sekarang?" Ayah Dong Joo ternyata pergi ke Pulau Jeju bersama Ibu Dong Joo. Dia menerima telfon Dong Joo dan menjawab, "Ada dimana?? Di pulau Jeju! Bawalah dokument yang penting dan segerea temui aku di peternakan itu. Ah seseorang menelfonku, aku tutup telfonnya ya." Dong Joo sangat kaget mendengarnya dan berkata pada Asisten Lee, "Tahan Direktur Han. Entah bagaimana caranya kau harus menahannya untuk tidak ke peternakan. Aku tidak bisa membiarkan dia pergi ke peternakan itu." Sementara Asisten Lee hanya terlihat kebingungan, "Huh? Apa yang salah dengannya?"
Dong Joo mencoba menghubungi Da Ji namun karena HP Da Ji tertinggal di tempat penyimpanan bir jadinya Da Ji tidak mengangkat telfon itu. Dong Joo pergi ke mobilnya untuk segera pergi ke peternakan Da Ji, namun ada mobil yang menghalangi mobilnya sehingga sulit keluar. Dong Joo pun semakin kebingungan dengan situasi ini.
Ayah Dong Joo menatap istrinya itu sesaat namun saat Ibu Dong Joo balas menatap, Ayah Dong Joo dengan cepat membuang wajah dan berkomentar, "Wow cuacanya sangat bagus." Ibu Dong Joo bertanya, "Mengapa kau melihat seseorang seperti itu hah?" Ayah Dong Joo terlihat salah tingkah, "Apa? Apa yang kulakukan tadi? Ah... Mengapa kita sekarang harus pergi ke peternakan itu dulu?" Ibu Dong Joo menjawab, "Aku khawatir dengan anak itu. Apa yang dia makan selama ini? Itulah sebabnya kita harus melihat keadaannya terlebih dahulu. Dan... Jika Dong Joo melakukan kerja yang baik, setidaknya kau harus menghargainya." Ayah Dong Joo mengeluh, "Menghargainya untuk apa? Dia harus bekerja keras sendiri. Ini barulah awal kehidupannya." Ibu Dong Joo membela Dong Joo, "Tapi bukankah hal bagus saat melihat Dong Joo yang rajin bekerja ini? Setelah dia berpisah dengan Da Ji... Dia benar-benar menjadi kacau." Ayah Dong Joo sangat marah saat mereka membicarakan Da Ji, "Apakah kita harus bangga dengan membicarakan gadis itu? Bahkan keluarganya sudah membuatku malu!! Jangan pernah bicarakan mengenai dia di depanku!" Ibu Dong Joo hanya menghela nafas pelan melihat sikap suaminya itu.
Da Ji sedang menjemur pakaian di rumah dan dia terus membicarakan masalah tadi pagi itu, "Mengapa aku selalu mendapatkan masalah saat aku mabuk? Ayolah Lee Da Ji bangun dan kembali kedalam kehidupan yang nyata!" Tiba-tiba Dong Joo datang dengan terengah-engah dan membuat Da Ji kebingungan. Dong Joo bertanya, "Mengapa kau tidak mengangkat telfonku?" Da Ji menjawab, "Mungkin aku meletakan HPku ddi dalam rumah. Ada apa?" Dong Joo berkata, "Kau cepatlah mencari tempat untuk bersembunyi." Da Ji bingung, "Tapi aku harus mencuci pakaian." Dong Joo berkata dengan cepat, "Kini mencuci itu tidak penting. Ayahku dalam perjalanan menuju kemari." Da Ji sangat kaget mendengarnya, "Apa?? Ayahmu??" Dong Joo menjelaskan, "Iya. Ayahku tidak mengetahui bahwa kau ada di sini juga. Kau sebaiknya cepat masuk kedalam rumah dan jangan membuka pintu! Mengerti?" Da Ji dengan cepat menganggukan kepalanya.
Belum sempat Da Ji masuk kedalam rumah, tiba-tiba saja mobil Ayah Dong Joo sudah tiba di peternakan. Da Ji dan Dong Joo pun semakin kebingungan. Dong Joo
melihat ada ember plastik besar dan dia meminta Da Ji untuk bersembunyi di dalam ember itu. Da Ji bertanya, "Lalu bagaimana aku bernafas?" Dong Joo menjawab, "Pokoknya kau tidak boleh keluar dari sini!!" Dong Joo mengambil selimut besar untuk menutupi bagian atas ember itu agar tubuh Da Ji di dalam ember itu pun tertutupi juga.
Terdengar suara Ibu Dong Joo dan Dong Joo pun dengan segera menghampiri orang tuanya itu. Ibu Dong Joo menatap wajah anaknya yang penuh dengan keringat dan dia pun bertanya, "Mengapa kau berkeringat? Apa kau sakit?" Dong Joo menjadi gugup mendengar ucapan Ibunya itu, "Keringat? Ah ini karena aku berlari sehingga terasa panas. Ah mengapa kalian datang kemari? Seharusnya kita bertemu di Resort saja." Ayah Dong Joo menatap kesal Ibu Dong Joo dan berkomentar, "Huh itu yang aku ingin tanyakan juga!" Ibu Dong Joo menjawab, "Aku ingin melihat tempat tinggal anakku. Ah ya apakah pemilik rumah ini ada dirumah? Aku ingin menyapanya." Dong Joo kembali kaget, "Tidak. Mereka sedang diluar." Ibu Dong Joo kembali bertanya, "Lalu tadi kau berbicara dengan siapa?" Dong Joo menjawab, "Aku berbicara dengan seorang tetangga. Namun dia sudah pergi." Sementara itu Da Ji terus diam di dalam ember itu.
Ibu Dong Joo berkata, "Aku membawa makanan kesukaanmu, kalau begitu ayo masuk kedalam rumah." Dong Joo dengan cepat meghalangi pintu masuk, "Pemilik rumah sedang tidak di rumah, jadi untuk apa kita ada di dalam? Aku akan menyimpan makanan di dalam dan ayo kita pergi." Ibu Dong Joo menatap tumpukan cucian dan berkomentar, "Ah ada cucian? Kalau begitu kau(Ayah Dong Joo) pergilah duluan. Aku akan membantu mencuci pakaian-pakaian ini." Dong Joo kaget mendengarnya dan dengan cepat menghalangi Ibunya yang hampir saja mengambil selimut yang menutupi ember tempat Da Ji bersembunyi. Ibu Dong Joo bertanya, "Mengapa kau begini?" Dong Joo gugup, "Ini karena..."
Tiba-tiba terdengar ada suara teriakan dari Ahjumma, "Omo... Bok Nim Unnie??" Ibu Dong Joo menatap Ahjumma itu dengan tersenyum. Di lain sisi, Dong Joo merasa tenang karena kedatangan Ahjumma itu bisa mengalihkan perhatian Ibunya pada Da Ji yang bersembunyi di ember.
Ahjumma mengajak Ibu Dong Joo, Ayah Dong Joo dan juga Dong Joo ke Restaurantnya. Ahjumma berkata pada Ibu Dong Joo, "Unni kau semakin cantik saja. Oppa(Ayah Dong Joo) seharusnya menjagamu dengan sangat baik. Unni apakah kau ingat saat kau mengatakan akan menikah dengannya? Kami semua berfikir bahwa kau sudah gila." Ayah Dong Joo tentu tidak terima mendengar hal ini, "Huh untuk apa kau mengatakan hal ini? Ah dimana pemilik peternakan ini? Bukankah usaha peternakan ini adalah usaha bersama?" Ahjumma menjawab, "Ya. Ahjusshi yang ada di pojok restaurant itu adalah salah satu pemiliknya, lalu ada seorang Ahjusshi(Ayah Da Ji) lagi yang tinggal di Seoul untuk bekerja dan ada seorang Ahjumma(Da Ji) yang tinggal di rumah di peternakan itu untuk mengurus peternakan." Dong Joo menghela nafas lega karena Ahjumma itu tidak mengatakan nama Keluarga Da Ji.
Ibu Dong Joo lalu berkata pada Ahjumma, "Kami ingin sekali bertemu dengan pemilik rumah tempat Dong Joo menginap." Ahjumma sangat bingung untuk menjawabnya. Tiba-tiba saja Ahjusshi menjawab, "Ahjumma pemilik rumah itu sangat sibuk. Dia baru pulang setelah matahari terbenam." Ibu Dong Joo mengangguk mengerti. Ahjumma berkata, "Aku akan sampaikan salam darimu untuk pemilik rumah itu."
Ayah Dong Joo datang ke Resort dan ternyata ia sudah memanggil wartawan untuk meliput acara perjanjian kontrak dengan beberapa nelayan. Dong Joo tentu tidak suka dengan sikap Ayahnya ini. Yun Ho datang dan bertanya kebingungan pada Dong Joo, "Ada apa ini?" Asisten Lee lah yang menjawabnya, "Direktur Han mengatakan bahwa jika ada berita baik maka sebaiknya di sebarluaskan." Ayah Dong Joo melihat kedatangan Yun Ho dan mengajak Yun Ho untuk ikut foto bersama juga. Sementara itu Dong Joo hanya menatap mereka dari kejauhan.
Dong Joo bertanya pada Asistennya, "Bukankah sudah kukatakan agar kau menahannya datang?" Asisten Lee menjawab, "Mana mungkin aku menahan nya disaat dia sudah tiba? Hmm... Mengapa Direktur Han tidak boleh bertemu dengan Lee Da Ji?" Dong Joo menjawab kesal, "Mengapa kau perlu untuk tau hah?!" Dong Joo berusaha untuk menelfon Da Ji namun lagi-lagi HP Da Ji itu tidak aktif.
Karena Da Ji bersembunyi di dalam ember yang berisikan air maka dia pun akhirnya terkena flu. Da Eun yang sudah pulang sekolah pun dengan cepat memberikan selimut pada Da Ji yang sangat kedinginan. Da Eun bertanya, "Tadi mengapa kau sampai bersembunyi begitu? Apakah kau melakukan kesalahan?" Da Ji menjawab, "Aku hanya takut mereka akan marah jika melihatku." Da Eun berkomentar, "Kau melakukan ini agar dia yang tidak kena marah kan? Kau sebaiknya berhentilah bekerja paruh waktu di peternakan resort." D aji tiba-tiba teringat bahwa dia masih ada tugas di peternakan resort.
Dong Joo masuk ke ruang serbaguna yang akan dipakai untuk tempat pesta pembukaan dan dia kaget saat melihat Jin Young yang turut serta membantu menghias tempat itu. Dong Joo bertanya pada Jin Young, "Bukankah kau bilang bahwa kau sangat sibuk?" Jin Young menjawab, "Aku sangat sibuk, namun untuk pacarku aku bisa membuat pengecualian." Dong Joo tersenyum mendengarnya.
Ayah Dong Joo dan Yun Ho datang ke ruang itu dan dia langsung menyapa Jin Young, "Ah Jin Young, aku dengar kau bekerja disini? Jadi kau juga menetap di Jeju?" Jin Young menjawab dengan ceria, "Ya. Aku membantunya untuk bekerja dengan baik." Ayah Dong Joo berkomentar, "Bagus. Kau harus terus membantunya."
Da Ji datang ke resort untuk menuju ke peternakannya namun dia melewati ruangan itu dan mendengar pembicaraan Ayah Dong Joo dengan Yun Ho, Dong Joo dan juga Jin Young. Ayah Dong Joo berkata pada Yun Ho, "Lihatlah mereka berdua. Bukankah mereka sangat serasi?" Da Ji terdiam mendengar kata-kata itu. Jin Young dengan sangat ramah mengajak Ayah Dong Joo untuk melihat-lihat hiasan di ruangan itu dan Ayah Dong Joo dengan senang hati mengikuti Jin Young. (Da Ji sepertinya sedikit cemburu sama Jin Young karena Ayah Dong Joo tidak pernah bebruat sebaik itu padanya.)
Saat Da Ji mau meninggalkan ruangan itu, dia justru tidak sengaja bertemu dengan Ibu Dong Joo. Ibu Dong Joo dan Da Ji sangat terkejut karena bisa saling bertemu di Resort itu.
Ibu Dong Joo pun kemudian mengajak Da Ji untuk berbincang-bincang. Ibu Dong Joo bertanya, "Kau dokter hewan? Lalu bagaimana dengan sekolahmu?" Da Ji menjawab, "Dulu ada beberapa masalah keluarga. Namun pekerjaanku saat ini sungguh menarik." Ibu Dong Joo kembali bertanya, "Apakah kau kini bekerja di Resort ini juga?" Da Ji menjawab, "Bukan begitu... Hmm aku bekerja disini hanya sebagai perawat kuda paruh waktu." Ibu Dong Joo bertanya dengan halus, "Dong Joo juga bekerja disini, apakah kau sudah mengetahuinya?" Da Ji mengangguk, "Ya. Dia melakukan kerja yang bagus makanya banyak yang membicarakannya." Ibu Dong Joo bertanya sambil tersenyum, "Jadi, kau sudah bertemu dengannya?" Da Ji menjawab, "Pekerjaanku disini tidak ada sangkut pautnya dengan Dong Joo." Ibu Dong Joo lagi-lagi mengangguk mengerti.
Ibu Dong Joo berkata, "Ah ya beberapa hari yang lalu, aku bertemu dengan ayahmu. Ayahmu lah yang mengurus kuda keluarga kami." Da Ji berkomentar, "Hmm mengenai aku bekerja disini... Tolong jangan katakan pada Ayahku. Aku takut dia akan khawatir." Ibu Dong Joo menyetujui hal itu. Da Ji terbatuk karena kedinginan dan Ibu Dong Joo pun memberikan syal miliknya itu pada Da Ji. Ibu Dong Joo berkata, "Pada saat itu, aku hanya memikirkan Dong Joo. Maaf karena Ibu Mertuamu ini tidak begitu menjaga dirimu. Aku terus berfikir bahwa aku telah salah padamu. Maafkan aku." Mata Da Ji terlihat berkaca-kaca saat mendengar kata-kata itu.
Dong Joo sedang bermanja-manjaan pada Ibunya dengan tidur di pangkuan Ibunya. Dong Joo berkomentar, "Hmm aku suka wangi Ibu." Ibu Dong Joo membelai lembut rambut Dong Joo dan berkata, "Da Ji bekerja disini sebagai pekerja paruh waktu. Aku harap kau bisa membantunya sebisa kau." Dong Joo bangkit dan berkata lembut pada Ibunya, "Tolong jangan katakan hal ini pada Ayah." Ibu Dong Joo bertanya, "Apa kau baik-baik saja?" Dong Joo tersenyum, "Kejadian itu sudah lama. Aku baik-baik saja." Ibu Dong Koo kembali berkata, "Apa hubunganmu dengan Jin Young baik-baik saja?" Dong Joo menjawab, "Ya. Ibu sudah semakin tua jadi mengapa mengkhawatirkanku? Aku akan mengurus masalahku sendiri." Ibu Dong Joo tersenyum lembut.
Jin Young datang dan bertanya pada Ibu Dong Joo dan Dong Joo, "Aku harap aku tidak menganggu kalian." Ibu Dong Joo tersenyum, "Rasanya sudah lama tidak bertemu, Kau semakin cantik." Jin Young berkomentar, "Bibi juga semakin cantik. Ah ya aku ingin makan siang bersama dengan Bibi dan juga paman sehingga aku sudah memesan makanan. Dong Joo kau mau makan juga?" Dong Joo mengangguk setuju. Ibu Dong Joo berkata, "Aku dan Ayah Dong Joo akan pulang pada malam ini." Hal ini membuat Dong Joo terkejut, "Apa? Pesta pembukaan itu diadakan besok, mengapa pulang malam ini? Aku mengira kalian akan tinggal disini." Ibu Dong Joo menjawab, "Kakek-mu lah yang meminta agar kami cepat kembali."
Di rumah, Kakek sedang memakan Jajangmyun sambil menelfon Ayah Dong Joo, "Untuk apa lama-lama disana?" Ayah Dong Joo yang sedang berbicara di depan Yun Ho pun berkata, "Ayah... Hmm Direktur. Bukankah lebih baik jika aku diam disini hingga pesta itu diadakan?" Kakek menjawab, "Tapi jika kau tetap disana maka kau akan semakin membuat masalah. Aku mau meminum obat dulu, jadi aku akan menutup telfonnya!" Kakek segera menutup telfon dan membuat Ayah Dong Joo kesal. Dan ternyata Obat yang dimaksud Kakek adalah Jajangmyun itu.
Ayah Dong Joo berkata pada Yun Ho, "Bagaimana ini... Hmm aku masih ada beberapa urusan yang harus dibicarakan dengan anda Seo Yun Ho, namun karena ada beberapa masalah sehingga aku harus cepat kembali." Yun Ho menjawab, "Tidak apa-apa. Lain kali akulah yang akan mendatangimu."
Da Ji pulang ke rumah dan dia mencium syal pemberian dari Ibu Dong Joo itu. Da Ji berkata, "Wanginya sungguh lembut..."
Da Ji selesai mandi dan dia kaget saat melihat Dong Joo sudah berdiri di depan kamar mandi. Dong Joo membentak marah, "Apa kau tau berapa kali aku menelfonmu hah?? Mengapa tidak mengangkatnya???" Da Ji menjawab, "Sepertinya HPku tertinggal di Restaurant. YA!! Mengapa kau membentakku hah??" Dong Joo balas bertanya, "Mengapa aku tidak boleh membentakmu? Apakah kau tau seberapa khawatirnya aku tadi hah??" Da Ji menjawab dengan pelan, "Hmm... Ayahmu... Dia tidak tau kan bahwa kau tinggal bersamaku?" Dong Joo berkomentar, "Jika dia tau maka itu akan menjadi masalah besar." Da Ji terdiam sesaat dan berkata, "Aku bertemu dengan Ibumu. Saat menyenangkan bertemu dengannya setelah beberapa lama tidak bertemu. Ah aku dengar dia sudah kembali ke Seoul sekarang ini." Dong Joo bertanya, "Dari mana kau tau?" Da Ji menjawab, "Aku mengetahuinya dari Yun Ho. Padahal aku ingin sekali mengucapkan salam perpisahan padanya." Dong Joo tidak suka mendengar nama Yun Ho disebut dan dia pun akhirnya kembali membentak Da Ji, "Huh untuk apa kau memberikan salam perpisahan pada Ibuku?" Dong Joo pergi begitu saja meninggalkan Da Ji.
Pagi hari Dong Joo bersiap-siap pergi ke acara pesta pembukaan dan dia bertemu dengan Da Ji di depan rumah. Da Ji melihat penampilan Dong Joo itu dan berkomentar, "Hmm kau terlihat lebih baik dengan pakaian hitam itu." Dong Joo menjawab dengan dingin, "Aku pergi dulu..." Dong Joo berjalan pergi dan dari belakang Da Ji berteriak, "Bekerja keraslah! Kerja kerasmu akan terbayar dengan suksesnya pesta itu. Ah jangan lupa membawa makanan saat pulang!!" Dong Joo berbalik menatap Da Ji dan tersenyum, "Huh lupakan itu!"
Dong Joo melihat undangan pesta pembukaan itu dengan bangga. Kakek menelfon dan Dong Joo pun mengangkatnya, "Hallo Kakek..." Kakek berkata, "YA! Mengapa kau mengangkat telfonnya dengan tidak bersemangat begitu? Kau adalah orang terpenting dalam pesta itu." Dong Joo menjawab, "Tapi Ayahlah yang akan mengambil alih pesta ini." Kakek berkata, "Ayahmu sangat sibuk sehingga kaulah yang akan menggantikannya berbicara di depan tamu. Seo Yun Ho juga akan menyambut para tamu jadi kalian berdua harus menyambutnya dengan sangat baik." Dong Joo kaget mendengarnya, "Apa? Apa maksudnya ini? Bagaimana mungkin aku melakukannya sendiri hah?" Kakek berkomentar, "Penampilanmu tidak buruk, jadi apa salahnya untuk erbicara dengan para tamu juga? Cukup memperlakukan tamu dengan baik." Dong Joo gugup mendengarnya, "Tapi..." Kakek memotong ucapan Dong Joo, "Kau bekerja keras dengan sangat baik. Kakek sangat senang saat ini. Bahkan tubuh Kakek pun sudah kembali sehat." Dong Joo pun menutup HPnya itu dengan senyuman di bibirnya.
Jin Young merapihkan hiasan di dalam ruangan itu. Yun Ho datang dan berkomentar pada Jin Young, "Demi kekasihmu itu, kau bekerja dengan sangat keras." Jin Young menjawab, "Aku hanya membantunya." Dong Joo datang dan dia terlihat tidak suka melihat keakraban diantara Yun Ho dan Jin Young. Jin Young menyambut kedatangan Dong Joo dengan sangat gembira, namun dia kemudian permisi pergi untuk merapihkan pekerjaan yang lain.
Dong Joo dan Yun Ho terlihat sama-sama canggung karena ditinggal hanya berdua saja. Yun Ho berkomentar, "Melihat tampilannya, aku yakin pesta ini akan sangat sukses." Dong Joo berkata, "Banyak orang yang bekerja keras demi pesta ini." Yun Ho berkata, "Aku rasa demi kenyamanan kita..." Dong Joo memotong ucapan Yun Ho dan berkata, "Aku tidak pernah berharap kita menjadi teman baik. Jika ini demi kenyamanan, lupakan saja. Ini adalah bisnis. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya." Dong Joo pergi begitu saja meninggalkan Yun Ho yang masih terdiam.
Da Ji pergi ke pohon yang biasa ia dan Yun Ho datangi. Da Ji berkata, "Hmm Dong Joo pasti sedang bekerja keras. Semoga pesta pembukaan itu berjalan dengan lancar..."
Da Eun pergi ke rumah Tuan Yang dan dia berkomentar, "Wow mengapa tempat ini begitu kotor. Paman, apakah kau tidak merasa sakit saat tinggal di tempat seperti ini?" Tuan Yang berkata, "Huh kau tidak akan mengerti arti semua ini. " Da Eun bertanya, "Paman, aku dengar kau tidak pernah jatuh cinta sebelumnya. Apakah itu benar?" Tuan Yang kesal, "Huh bocah ini. Sudahlah kau cepat pergi saja." Da Eun berkata, "Aku juga tidak ingin diam disini. Namun kau harus menandatangani kertas ini dulu, baru aku akan pergi. Kau pasti tau sekali aku ini seperti apa kan." Tuan Yang kembali menggerutu kesal, "Huh untuk apa aku menandatangani itu? Jika kau butuh uang maka minta saja pada Kakakmu itu. Dan masalah Paulist..." Da Eun menghentikan ucapan Tuan Yang, "Stop! Ah Paman, bolehkah aku meminta benda itu?"
Da Eun membawa beberapa barang ke Restaurant dan meminta Jong Dae untuk memegang benda itu sambil bergaya, sementara Da Eun akan memotretnya. Ahjushi datang dan bertanya, "Untuk apa benda-benda ini?" Da Eun menjawab, "Aku berencana menjualnya di Internet." Ahjushi hanya tersenyum melihat sikap Da Eun itu.
Pesta pembukaan itu dimulai dan Yun Ho serta Dong Joo lah yang membuka pesta itu. Pesta berjalan lancar dan banyak tamu yang merasa puas. Dong Joo naik keatas panggung dan memperkenalkan diri sebagai Direktur untuk bagian Resort di Pulau Jeju itu. Yun Ho juga naik ke atas panggung untuk menjelaskan project yang ada.
Pesta sudah selesai dan Dong Joo terlihat masih kelelahan. Jin Young menghampirinya dan berkata, "Kau sudah bekerja dengan keras. Kau melakukan yang terbaik." Dong Joo berkomentar, "Kepalaku sungguh pusing. Aku tidak yakin bahwa ini berjalan sukses." Jin Young tersenyum, "Bergembiralah, semua ini sudah berakhir. Bagaimana perasaanmu setelah project pertamamu ini berjalan dengan sukses?" Dong Joo menjawab, "Sebelumnya aku tinggal di kehidupanku yang terasa begitu mudah. Namun akhirnya kini aku ada di dunia yang sesungguhnya. Aku tidak yakin... Semua ini terlalu complicated untuk dijelaskan." Jin Young berkata, "Kakekmu pasti sangat senang."
Dong Joo berterima kasih atas bantuan Jin Young, dan Jin Young berkata, "Jika kau mau berterima kasih maka ayo kita pergi berkencan." Dong Joo menyetujui hal itu. Jin Young menunjukan satu kartu undangan dan berkata, "Temanku saat di Amerika mengundangku untuk datang ke acaranya. Sbaiknya kau pulang untuk mandi dan minumlah minuman hangat. Kemudian kau beristirahat. Oke?" Dong Joo mengangguk dan tersenyum.
Dong Joo pulang ke rumah dan masuk kedalam kamarnya. Dong Joo kaget saat melihat ada sebuah bungkusan di dalam kamarnya itu. Dong Joo melihat ada sebuah kartu di depan bungkusan itu, di kartu itu ada tulisan Da Ji, "Dong Joo kau sudah bekerja keras. Walaupun aku tidak pergi ke pesta itu namun aku yakin bahwa pesta itu sangat luar biasa. Aku memakai uang yang aku dapat dari peternakan utuk membelikanmu hadiah. Walaupun tidak mahal, namun baju hitam sangat cocok untukmu." Dong Joo membuka bungkusan itu dan mendapatkan kaus hitam untunya. Dong Joo berkomentar, "Huh seleranya sungguh tua."
Walaupun Dong Joo berkomentar bahwa baju pilihan Da Ji itu sungguh tua, namun dia memakainya dan pergi ke Restaurant. Ahjusshi yang melihat kedatangan Dong Joo pun berkata, "Kau tidak perlu datang karena ini bukan waktumu bekerja. Apakah semuanya berjalan dengan baik?" Dong Joo menganggukan kepala dan bertanya, "Da Ji mana?" Da Eun yang baru keluar dari dapurlah yang menjawab, "Kakak pergi kencan." Raut wajah Dong Joo langsung berubah saat mendengar ucapan Da Eun.
Da Ji pergi ke tempatnya Yun Ho dan dia juga membelikan hadiah untuk Yun Ho. Hadiah itu berupa kemeja dengan motif bunga. Yun Ho yang melihat hadiah itu terlihat heran dengan pilihan Da Ji, "Hmm apakah ini bunga? Bunga macam apa ini?" Da Ji bertanya, "Apakah kau tidak menyukainya?" Yun Ho menjawab, "Bukan begitu... Aku menyukainya. Ini benar-benar tipeku." Da Ji tersenyum senang mendengar hal itu, "Aku tau itu. Saat melihat baju itu, aku langsung berfikir bahwa baju itu akan sangat pantas untukmu."
Yun Ho lalu berkata, "Apakah kau tidak penasaran? Apakah tidak ada yang mau kau tanyakan?" Da Ji terdiam sesaat dan bertanya, "Hmm.. Sudah berapa kali kau jatuh cinta?" Yun Ho menjawab, "1...2....3...4...5...6..." Da Ji kaget, "6kali??" Yun Ho melanjutkan menghitung, ""7...8..." Da Ji segera menghentikan Yun Ho yang menghitung dan bertanya, "Kapan cinta pertamamu?" Yun Ho menjawab, "Saat aku berusia 15 tahun. Dengan petugas fast food yang usianya 3 tahun lebih tua dariku." Da Ji kembali terkejut mendengarnya, "Kau mendapatkan cinta pertama secepat itu?" Yun Ho menjawab, "Di Amerika, hal seperti itu berjalan dengan cepat."
Da Ji terkejut dan bertanya, "Jadi pada saat itu kau bahkan sudah..." Yun Ho menganggukan kepalanya. Da Ji terlihat kecewa, "Huh ya aku pikir juga begitu. Kau pasti tidak akan membiarkan gadis itu pergi begitu saja." Yun Ho mengenggam tangan Da Ji dengan lembut, "Walaupun aku mau namun aku tidak melakukannya. Selama di Amerika, aku hanya bisa belajar... bekerja... tidak ada waktu seperti itu." Da Ji tersenyum, "Oh... Walaupun kau tekah melakukannya itu tak apa-apa. Orang yang Ahjusshi suka adalah Aku, kan?" Yun Ho membelai lembut rambutnya Da Ji.
Lama-lama Yun Ho mendekati Da Ji dan berniat untuk menciumnya....
0 comments:
Post a Comment