Do you like this story?
Da Ji dan Dong Joo sangat kaget saat melihat kedatangan Yun Ho. Da Ji pun segera turun dari gendongan Dong Joo, dan bertanya pada Yun Ho, "Ahjussi, Apakah kau sudah menunggu lama? Hmm Paulist menghilang, sehingga kami mencarinya." Yun Ho terdiam lama dengan tatapan dingin. Da Ji berjalan dan terlihat kakinya agak pincang, Yun Ho pun bertanya padanya, "Apakah kau terluka?" Da Ji menjawab, "Tidak. Ini hanya terkilir." Dong Joo lalu berkata pada Yun Ho, "Bawalah dia ke rumah sakit agar kakinya dapat di periksa. Kakinya terkilir saat mencari kuda itu sepanjang hari." Da Ji berkomentar, "Tidak perlu.... Setelah di tempelkan koyo pun aku akan merasa lebih baik." Yun Ho menarik tangan Da Ji dan mengajaknya segera pergi.
Ternyata Yun Ho mengajak Da Ji ke rumah sakit. Da Ji sudah selesai di periksa dan dia berjalan kearah Yun Ho yang menunggu di ruang tunggu. Da Ji berkata, "Dokter berkata bahwa tidak ada yang salah, tulangku baik-baik saja." Yun Ho berkomentar dengan dingin, "Walaupun tidak ada yang perlu di khawatirkan, kau lebih baik besok tidak perlu bekerja di peternakan." Yun Ho berjalan pergi dan Da Ji segera menghentikannya, "Itu... Hrai ini... Paulist menghilang sehingga semua orang mencarinya sepanjang hari. Dong Joo juga membantuku." Yun Ho berkata kembali dengan dingin, "Kuda memiliki insting untuk kembali ke rumah. Jika tidak ada kecelakaan maka dia akan kembali ke rumahnya dengan sendirinya. " Da Ji terdiam melihat sikap Yun Ho yang begitu dingin padanya.
Yun Ho mengantar Da Ji ke rumah dan sepanjang jalan mereka berdua hanya terdiam. Setelah sampai di depan rumah Da Ji, Yun Ho berkata, "Kau beristirahatlah." Da Ji berkata dengan cepat pada Yun Ho, "Ahjusshi, Jika kau tidak sibuk mau kau pergi ke Pub bersamaku? Minum beer bersama?" Yun Ho menjawab dengan dingin, "Kau sebaiknya beristirahat." Da Ji kebingungan melihat sikap Yun Ho itu, "Kau... Apakah kau marah?" Yun Ho balik bertanya, "Mengapa kau berfikir seperti itu?" Da Ji menjawab, "Itu karena... Kau terlihat marah." Yun Ho terdiam sesaat dan bertanya, "Kau dan Han Dong Joo saling membantu demi peternakan ini kan?" Da Ji kaget mendengar pertanyaan itu dan kebingungan, "Itu...." Yun Ho lalu berkata, "Masuklah kedalam rumah." Yun Ho masuk kembali kedalam mobilnya dan pergi begitu saja.
Dong Joo yang berada di dalam rumah terus menatap jam sambil menggerutu, "Mengapa mendapatkan perawatan dari rumah sakit iu begitu lama?? Apakah penyakitnya begitu serius?" Da Ji masuk ke dalam rumah dan kaget saat melihat Dong Joo berada di ruang tengah, "Kau belum tidur?" Dong Joo beralasan, "Aku mau keluar untuk membeli minum. Apa yang dokter katakan?" Da Ji mejawab, "Hmm aku hanya memerlukan memakai perban ini selama 2 hari dan setelah itu akan baik-baik saja. Ah kau sudah bekerja keras hari ini mencari Paulist, terima kasih." Dong Joo berkata, "Aku yang membuatnya menghilang, jadi untuk apa berterima kasih? Dan... Apakah Seo Yun Ho mengatakan sesuatu padamu?" Da Ji menjawab, "Dia tidak mengatakan apapun."
Da Ji lalu berkata, "Jika Tuan Yang mengetahui kejadian hari ini maka mungkin dia akan membunuhku. Aish apa yang harus kulakukan?" Dong Joo berkata, "Sudah kukatakan bahwa aku akan memberikan kompensasi. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya." Da Ji membentak Dong Joo, "Sudah kukatakan bahwa ini bukan masalah kompensasi!!! Berapa kali sih aku harus mengatakannya padamu agar kau mengerti? Kau benar-benar bodoh!!" Da Ji pergi ke dalam kamarnya dan meninggalkan Dong Joo yang masih sangat kesal pada ucapan Da Ji itu.
Da Ji pergi kedalam kamarnya dan terus menerus menatap HPnya. Da Ji berusaha menelfon Yun Ho namun HPnya Yun Ho mati dan tidak bisa dihubungi sama sekali.
Seperti biasa Yun Ho melakukan lari pagi. Saat dia kembali ke kamar hotelnya, Yun Ho melihat Da Ji yang sudah menunggu di depan kamar hotelnya. Da Ji berkata, "Hmm Ahjusshi... HPmu mati sehingga aku menunggumu disini. Aku ingin mengatakan sesuatu yang belum aku katakan padamu. Itu... Han Dong Joo dan aku bukan hanya sekedar teman kecil, kami saling menyukai. Kami menikah... dan kemudian bercerai. Aku tidak tau bagaimana harus mengatakan semua ini padamu... " Yun Ho berkata dengan cepat, "Aku juga sudah bercerai." Da Ji kaget mendengarnya. Yun Ho melanjutkan ucapannya, "Sepertinya kita tidak benar-benar mengenal satu sama lain. Apakah kau telah menikah itu sebuah masalah besar? Aku pikir bukan... Aku mengerti mengapa kau tidak mengatakannya sejak awal. Hubungan kita ini terlalu tiba-tiba. Tapi jika mantan suamimu itu adalah Han Dong Joo, maka situasinya berbeda. Dia adalah pertner bisnisku. Aku tidak memiliki keyakinan."
Da Ji kaget mendengar kata-kata Yun Ho, "Tapi Dong Joo melakukan ini hanya demi peternakan, maksudku..." Yun Ho kembali memotong ucapan Da Ji, "Da Ji! Pilihlah hidupmu dan temukan yang paling penting. Dan bagiku yang terpenting adalah pekerjaan." Mata Da Ji berkaca-kaca mendengar ucapan Yun Ho, "Apakah kau bermaksud mengatakan bahwa mulai sekarang kita tidak perli bertemu kembali?" Yun Ho terdiam tidak menjawab.
HP Yun Ho berbunyi dan Yun Ho pun segera mengangkat telfonnya dan berjalan pergi meninggalkan Da Ji yang menangis.
Da Ji pergi ke suatu tempat dimana terdapat sebuah pohon besar dan dia dulu pernah mengajak Yun Ho datang ke tempat itu. Da Ji berusaha menghubungi Yun Ho namun lagi-lagi HP Yun Ho tidak aktif. HP Da Ji lalu berbunyi dan itu merupakan telfon dari Ayahnya. Da Ji pun berusaha terdengar ceria di telfon saat menyapa Ayahnya itu, "Hallo Appa..." Ayah Da Ji tersenyum mendengar suara Da Ji yang begitu ceria, "Ya aku hampir tuli mendengar suaramu yang begitu kencang. Aku yakin kau sangat sibuk, tapi mengapa kau tetap mengirimkan sayuran padaku?" Da Ji menjawab, "Tidak peduli sebrapa sibuknya aku, aku akan tetap membuatkannya untukmu. Lagi pula kau pasti hanya makan dengan kimchi." Ayah Da Ji berkata, "Ya!! Kau tidak perlu mengkhawatirkan Ayahmu ini. Sebaiknya kau pergi jalan-jalan saja atau menonton dilm. Saat mendengar kau telah berpacaran, Ayahmu ini sungguh bahagia. Orang yang pilih itu terlihat begitu hebat, dia tidak terlihat buruk." Da Ji tersenyum kecut sambil menahan tangisannya. Ayah Da Ji berkata kembali, "Ayah suka tipe laki-laki itu." Da Ji menutup HPnya dan menangis.
Ayah Da Ji membuka Internet dan melihat profile Yun Ho. Salah seorang karyawan Ayah Da Ji berkomentar, "Apakah kau akan pergi belibur ke Resort itu? Temat itu terlihat sangat mahal" Ayah Da Ji berkata, "Bukankah dia terlihat cukup baik? Sukses di usia yang muda itu tidak mudah. Itulah sebabnya aku katakan pada kau agar bekerja keras! Tunggu apa lagi kau disini? Cepatlah bekerja!!"
Dong Joo melakukan rapat dan Yun Ho pun ikut serta dalam rapat tersebut. Yun Ho terus melirik ke arah Dong Joo, sementara Dong Joo hanya diam saja. Lalu Yun Ho bertanya, "Bagaimana dengan acara pembukaannya? Bukankah dalam perjanjian, besok itu adalah hari dimana dilangsungkannya acara pembukaan?" Asisten Dong Joo menjawab, "Itu karena masih ada masalah dengan kualitas kertas undangannya. Aku sudah memberitahu hal ini pada Direktur Han(Ayahnya Dong Joo)" Yun Ho menatap Dong Joo dan berkata, "Bagaimana seharusnya sistem pengambilan keputusan di perusahaan ini? Sejauh yang aku tau, keputusan akhir seharusnya berada di tangan Direktur Han Dong Joo. Sepertinya aku harus mengangkat isu mengenai menejemen kerja yang tidak memuaskan. Bagi perusahaanku, keputusan perencanaan bisnis bisa di lakukan hanya dalam satu hari saja. Dan untuk perusahaan Dong In(Perusahaan Dong Joo) hal seperti ini memakan waktu 3 hari hingga seminggu. " Asisten Dong Joo kebingungan mendengar kata-kata Yun Ho.
Dong Joo yang kesal dengan sikap Yun Ho itu dan dia pun pun berkata, "Aku sudah menyiapkannya! Namun konsep acara pembukaan ini sama dengan konsep acara yang sebelum-sebelumnya, sehingga aku khawatir karyawanku akan merasa bosan." Yun Ho meremehkan ucapan Dong Joo, "Jika acara itu sama maka itu bukanlah hal yang fantastis." Dong Joo semakin panas mendengar ucapan Yun Ho, "Proposalnya sudah selesai dan karena akan banyak orang yang datang, acara ini akan berbeda." Yun Ho kembali tersenyum meremehkan, "Baiklah kalau begitu aku akan menunggu acara pembukaan itu. Aku harap undangan acara itu akan sampai padaku dalam wkatu 3 hari ini." Dong Joo dengan percaya diri menjawab, "Tentu. Kami akan mulai merefisi acara ini mulai hari ini." Asisten Dong Joo kaget mendengarnya dan kebingungan karena sebenarnya mereka belum menyiapkan apapun untuk acara pembukaan itu.
Dong Joo berjalan ke ruangannya dan marah-marah pada Asistennya itu, "Aku tidak mau tau pokoknya kita harus menyelesaikannya hari ini!! Bawakan semua data padaku. Huh mereka sepertinya meremehkan kita..." Asisten Dong Joo berkomentar, "Tapi... Konsep pesta pembukaan yang dilakukan oleh Friends(Perusahaan Yun Ho) adalah konsep yang sudah di lakukan oleh seluruh dunia. " Dong Joo kembali marah pada asistennya itu, "Jadi apakah karena ini konsep pesta yang di akui oleh seluruh dunia maka kau tidak melaporkannya padaku? Kau lebih memilih melaporkan hal ini pada Ayahku?" Asisten Dong Joo menjawab dengan takut-takut, "Aku melakukan ini karena biasanya jika kau menerima dokument dariku maka kau hanya melihatnya dengan sekilas. Bahkan kau kemarin tidak bekerja demi mencari kuda bernama Paulist itu." Dong Joo berkata, "Aku melakukan hal itu karena membantu masyarakat disini!! Pokoknya kita harus menyelesaikan pesta acara pembukaan pada hari ini!! Kita harus melakukan yang terbaik! Aku pikir Asisten Lee cukup pintar, tapi ternyata tidak. Huh kalau begini sih siapapun juga bisa menjadi seorang Asisten." Asisten Dong Joo terlihat kesal mendengarnya.
Dong Joo melihat beberapa dokumen dan bertanya, "Ah ya apakah kau sudah mencari kuda Paulist itu?" Asisten Dong Joo menjawab, "Aku sudah menyuruh beberapa orang untuk mencarinya." Penjelasaan dari Asisten Dong Joo itu terputus karena Dong Joo lebih memilih mengangkat telfon dari Jin Young. Asisten Dong Joo pun terlihat ragu jika mereka bisa menyelesaikan konsep untuk pesta itu pada hari ini.
Yun Ho dan asistennya pergi berkeliling resort dan langkah Yun Ho terhenti saat mendengar ada seorang karyawan yang berkomentar, "Oh lihatlah mereka berdua. Mereka berdua seperi permen karet saja, terus menempel. Mereka benar-benar sedang berbunga-bunga sepertinya." Yun Ho melihat arah pandang karyawan itu dan ternyata yang sedang di bicarakan oleh karyawan itu adalah Dong Joo dan Jin Young.
Da Ji yang sedang patah hati pun melampiaskan kekesalannya dengan makan yang banyak. Da Eun yang melihatnya pun berkomentar, "Setelah kau banyak memakan soondae, kau kini memakan daging juga hah?" Da Ji hanya tersneyum dan menjawab, "Aku makan yang banyak ini agar aku mendapat tenaga untuk bekerja." Dong Joo pulang ke rumah dan dia terlihat salah tingkah di depan Da Ji dan Da Eun. Da Eun pun langsung berfikir pasti ada suatu masalah di antara Dong Joo dan Da Ji, Da Eun bertanya pada Da Ji, "Apa yang salah denganmu? Kau bersih-bersih di Restaurant lalu mau mencuci seprai, Apakah kau di tipu oleh orang itu(Dong Joo)?" Da Ji dengan cepat memarahi Da Eun, "YA! Kau pikir apakah kakak mu ini bodoh?" Da Ji lalu menatap Dong Joo dan mengajak Dong Joo untuk makan bersama, namun Dong Joo menolak karena harus kembali ke kantor.
Dong Joo lalu bertanya, "Apakah kakimu baik-baik saja?" Da Eun menatap Dong Joo kesal dan berkata, "Hey kau, apakah kau menyukai kakak-ku ini? Apa pedulimu jika kakinya sakit atau tidak hah? Apa yang terjadi pada Kakak-ku ini tidak ada hubungannya denganmu. Huh jika Ahjusshi(Yun Ho) tau kau dekat dengan kakak-ku maka ini bisa menjadi sbeuah salah paham." Dong Joo terdiam mendengarnya. Da Ji lalu memarahi Da Eun, "Da Eun, mengapa kau selalu mencari masalah dengan Dong Joo? Apakah Dong Joo itu adalah temanmu hah?" Dong Joo tentu senang melihat Da Eun dimarahi, "Huh Lee Da Ji kau memang seharusnya mengajari lebih banyak pada adikmu itu." Tapi tiba-tiba saja Da Ji juga memarahi Dong Joo, "Kau juga!! Apakah kau senang jika menang dari orang yang lebih muda darimu hah?? Mengapa kalian selalu bertengkar?? Aku benar-benar tidak tahan dengan kalian!" Da Ji langsung pergi ke kamarnya dengan kesal.
Da Ji bekerja di Restaurant dan Ahjumma pun berkomentar, "Akhir-akhir ini Da Ji terlihat tenang. Namun mengapa dia menjadi seperti ini kembali?" Ahjusshi pun ikut berkomentar, "Hmm mungkin kah dia menjadi seperti ini karena khawatir dengan kuda Tuan Yang hilang?" Ahjumma berkata, "Huh apa yang harus di khawatirkan? Bukankah mantan suaminya yang kaya itu bilang bahwa dia akan bertanggung jawab?"
Yun Ho berada di kamar resortnya sambil meminum bir. Dan terlihat bahwa Yun Ho juga sepertinya sedang patah hati juga.
Sepanjang malam Asisten Dong Joo dan beberapa karyawan masih berada di ruangan Dong Joo untuk menyelesaikan konsep pesta pembukaan. Sementara itu Dong Joo hanya duduk terdiam di kursi kerjanya. Asisten Dong Joo menghampiri Dong Joo, "Ini... Bagaimana dengan konsepnya? Anda sudah berfikir sejak lama namun tetap belum ada ide." Dong Joo berkata, "Hmm pesta ini sebaiknya tidak di lakukan di Resort." Asisten Dong Joo berkata, "Tapi ini adalah pesta pembukaan Resort! Jika tidak di adakan di Resort maka dimana lagi?" Dong Joo berfikir sesaat dan akhirnya dia mendapatkan sebuah ide, "Pesta di kapal, bagaimana? Bukankah ide ku ini sangat kreatif?" Asisten Dong Joo pun memikirkan hal itu, "Hmm pesta untuk kalangan orang penting. Pesta ini akan terlihat mewah dan simple. Bukan ide yang buruk."
Dong Joo tersenyum senang karena idenya untuk sangat bagus, "Hmm kalau begitu proposalnya harus segera dibuat. Tapi... ini sudah tengah malam. Kalau begitu kita selesaikan besok pagi saja ya." Namun Asistennya segera mengeluh dan bilang bahwa waktunya tidak cukup jika di selesaikan besok hari. Akhirnya semalaman pun Asisten Dong Joo dan para karyawannya kerja lembur untuk menyelesaikan konsep dan proposal pesta itu.
Asisten Dong Joo terus mengurusi masalah proposal sementara Dong Joo tertidur di kursi kerjanya. Asisten Dong Joo menghampiri Dong Joo dan membangunkannnya agar ikut bekerja. Akhirnya Dong Joo bekerja membuat surat proposal itu dan para karyawannya lah yang tertidur.
Ayah Dong Joo menerima telfon dari karyawan di perusahaan yang membicarakan Pesta pembukaan yang akan diadakan di kapal. Ayah Dong Joo berkomentar, "Lupakan masalah persiapan pesta di kapal itu. Jangan diikuti permintaan Han Dong Joo!!" Kakek yang mendengar keributan di pagi hari pun bertanya pada Ayah Dong Joo, "Ada apa? Mengapa begitu ribut di pagi hari ini?" Ayah Dong Joo menjawab, "Han Dong Joo, bocak itu!!! Dia merencanakan pesta di sebuah kapal. Huh dia itu benar-benar menganggu!!" Kakek membela Dong Joo, "Kau jangan berkata begitu! Apakah kau pikir, kau selalu menjalankan segalanya dengan baik? Sebelum mendapatkan pengalaman maka harus bereksperimen dahulu. Dia itu baru memulai usahanya, jadi kau berhentilah menganggunya. Untuk kali ini biarkan Dong Joo melakukan apa yang dia rencanakan."
Asisten Yun Ho mengatakan konsep pesta yang akan di adakan oleh perusahaan Dong Joo itu pada Yun Ho. Yun Ho berkomentar, "Pesta di kapal? Hmm bukan ide yang buruk." Yun Ho melihat proposal yang di berikan oleh Dong Joo dan dia mengingat kejadian di atas kapal saat bersama dengan Da Ji.
Da Ji pergi ke peternakan di Resort dan bertemu dengan kuda yang selama ini dia rawat, "Pony, hari ini aku menerima gajih pertamaku. Haruskah aku memberikan sesuatu padamu? Apa yang kau inginkan?" Kuda itu hanya terdiam dan memakan rumput yanga da. Da Ji kembali berkata, "Ada apa? Mengapa kau tidak mau berbicara denganku? Ahjussi(Yun Ho) juga tidak mau berbicara denganku. Apakah itu sebabnya dia tidak mengangkat telfonku?" HP Da Ji berbunyi dan ada seseorang yang berkata, "Da Ji kau harus datang ke sini dan menolongku..."
Asisten Dong Joo bilang pada Dong Joo bahwa Yun Ho sudah setuju dan bilang bahwa ide pesta di atas kapal itu adalah ide yang sangat bagus. Dong Joo berkomentar, "Kita harus membuat pesta itu lebih hebat dari pesta standar dunia!! Ah apakah Paulist belum ditemukan juga?" Asisten Dong Joo menjawab, "Hampir semua kuda terlihat mirip. Dan Lagi biaya mencari kuda itu tidak murah." Dong Joo berkata, "Biayanya potong saja dari gajihku." Asisten Dong Joo kembali berkata, "Tapi gajihmusudah di pakai untuk biaya gandum, untuk perawatan kuda dan beberapa hari yang lalu kau membeli kue dengan menggunakan kartu kreditku." Dong Joo kebingungan dan berkata, "Jika begitu potong saja dari uang pensiunku!"
HP Asisten Dong Joo dan dia segera mengangkatnya, "Ya? APA? DEMONSTRASI?" Dong Joo kaget mendengarnya.
Da Ji datang ke dermaga dan melihat banyak orang yang sedang berdemo. Da Ji menghampiri salah seorang Ahjumma nelayan dan Ahjumma itu langsung memberikan papan demonstrasi pada Da Ji agar Da Ji ikut serta berdemo. Da Ji bertanya, "Apa kau sudah mengatakan pada pihak perusahaan itu bahwa hal ini di lakukan karena pada hari sabtu itu kita akan melakukan perayaan Dragon King?" Ahjumma nelayan itu menjawab, "Aku sudah mengatakannya namun mereka bersikukuh tetap mau melakukan pesta pembukaan di kapal laut itu." Da Ji kebingungan, "Kau tau kan bahwa aku mengenal direkturnya? Jika aku membicarakan situasi ini dengannya...."
Ucapan Da Ji terpotong karena Dong Joo dan Asistennya serta beberapa karyawan datang ke dermaga untuk melihat aksi demonstrasi itu. Dong Joo kaget melihat Da Ji yang ikut berdemo dan dia pun bertanya, "Mengapa kau ada disini?" Lalu asisten Dong Joo berkata pada Ahjumma Nelayan, "Mengapa kalian melakukan hal ini lagi? Bukankah sudah kukatakan bahwa sikap kalian ini hanya akan mempersulit kami!" Ahjumma itu membela diri, "Dan karena Resort kalian itu maka hidup kami pun jadi susah!!" Ahjumma lalu mendorong Da Ji untuk maju dan berbicara dengan Dong Joo. Da Ji dengan takut-takut berkata, "Hari sabtu itu adalah hari perayaan Dragon King." Dong Joo bertanya dengan dingin, "Lalu apa hubungannya dengan kapalku?" Da Ji menjawab, "Dragon King adalah hari dimana kita tidak melakukan pelayaran di laut bahkan kami tidak akan memancing."
Dong Joo bertanya pada Asistennya, "Apakah sejauh ini ada masalah dengan kapal pesiar ini?" Asistennya menjawab, "Tidak ada masalah sama sekali. Tidak ada yang menentang sama sekali." Da Ji mulai terbawa emosi, "Hari itu adalah hari dewa. Itu adalah hari yang sangat penting bagi kami!!" Dong Joo hanya berkomentar, "Toh tidak ada urusannya dengan bisnisku. Sebaiknya kita hentikan perdebatan ini." Da Ji semakin marah mendengarnya, "Apa kau tidak memiliki akal??? Jika kau bersikap seenaknya begitu, bagaimana bisa kau mendapatkan surat persetujuan masyarakat hah?? " Dong Joo dengan santainya berkata, "Sebaiknya kalian pergi sebelum polisi datang. Tindakan ini adalah tindaan ilegal, apakah kau tidak tau hal itu??" Da Ji menjawab, "Aku tidak tau!!" Akhirnya Da Ji justru ikut dengan para Ahjumma nelayan untuk berdemo.
Da Ji terus ikut berdemo namun kemudian aksinya itu terhenti karena dia melihat Yun Ho. Da Ji pun meninggalkan tempat demo itu dan pergi mengejar Yun Ho. Sementara DonG joo yang melihat itu hanya bergumam kesal.
Da Ji mengejar Yun Ho dan bertanya padanya, "Ahjusshi tunggu!!! Jika kita mengakhiri semuanya dengan cara ini... aku benar-benar akan menyesalinya. Setelah Dong Joo tau hubunganku denganmu, dia bilang bahwa dia akan pergi meninggalkan rumah sesegera mungkin, tapi akulah yang meminta agar dia tidak cepat pergi karena Dong Joo telah membantu peternakanku sehingga aku ingin membantunya juga. Aku sungguh sangat berterima kasih atas bantuan Dong Joo." Yun Ho berkata dengan dingin, "Apakah aku perlu mendengar kata-kata itu? Jika kau sudah selesai berbicara maka aku akan pergi sekarang."
Da Ji memegang lengan Yun Ho dan mencegahnya untuk pergi, "Semua ini berlangsung terlalu tiba-tiba. Pertemuan dengan Ahjushi.... Pertemuan dengan Dong Joo kembali... Menyukai Ahjushi... Semua terlalu tiba-tiba. Walaupun aku baru mengetahui dirimu dalam waktu yang singkat tapi situasi ini... Tinggal dengan mantan suami di satu rumah, aku bingung menjelaskannya padamu mengenai ini. Aku hanya ingin memberikan kesan yang baik untukmu. Bagaimanapun juga aku tidak merasa malu dengan masa laluku. Maafkan aku karena tidak mengatakan yang sebenarnya dari awal. Tapi sungguh aku menyukai Ahjusshi. Aku tulus..." Yun Ho terdiam mendengar jata-kata Da Ji.
Tiba-tiba Dong Joo datang dan berkata, "Akulah yang menyuruhnya agar tidak mengatakan hal itu padamu. Dan aku tinggal di rumah Da Ji karena untuk melengkapi surat persetujuan masyarakat. Setelah aku mendapatkan surat persetujuan masyarakat, aku akan segara pergi dan tidak akan bertemu dengannya lagi." Yun Ho berkomentar, "Aku hanya merasa tidak nyaman jika tau bahwa Direktur Han Dong Jo ternyata berkaitan dengan hubunganku dengan Da Ji." Dong Joo membela Da Ji, "Aku lah yang membuat situasi ini. Lee Da Ji hanya melakukan hal yang aku pinta." Yun Ho berkata dengan dingin, "Aku bahkan tidak mengerti mengapa aku harus membicarakan masalah pribadiku ini dengan anda. Ini semakin membuatku tidak nyaman." Da Ji terdiam dan berkata pelan pada Dong Joo, "Dong Joo, pergilah. Ini masalahku dengan Ahjusshi." Dong Joo pun terdiam karena menuruti permintaan Da Ji. Da Ji menatap Yun Ho perlahan namun sedetik kemudian Yun Ho pergi begitu saja.
Da Ji berjalan pergi dengan lesu, Dong Joo segera mengejarnya dan bertanya, "Aku yang memintamu agar menutupi masalah kita dahulu, mengapa kau tidak mengatakan hal itu padanya?? Apa kau tidak memiliki mulut? Apa kau tidak tau caranya untuk berbicara?" Da Ji menjawab dengan dingin, "Ini adalah masalahku dengan Ahjusshi. Ini tidak ada hubungannya denganmu!" Dong Joo berkata dengan nada tinggi, "Bagaimana bisa hal ini tidak ada hubungannya denganku???!! Apakah kau bodoh? Jika kau tidak bodoh maka berhentilah menangis dan mengejarnya!!" Da Ji balas berkata, "Bisakah kau pura-pura tidak mengetahui apa-apa?? Jika kau terus begini maka yang terlihat lebih menyedihkan itu adalah aku!!"
Dong Joo kembali marah, "Apakah dia begitu hebat hah? Jika dia bilang ayo berpacaran maka kau akan berpacaran dengannya, dan jika dia bilang ayo berpisah maka kau juga akan mengikuti keinginannya untuk berpisah? Laki-laki itu sungguh brengsek!!" Da Ji berteriak kesal, "Yang brengsek itu adalah kau!! Selain marah-marah, apakah kau bisa melakukan sesuatu yang lainnya? Bagaimana bisa kau begitu egois? Walaupun kau tidak bisa menenangkan hatiku, bisakah kau tidak memperburuk keadaan??" Da Ji mulai menangis dan pergi meninggalkan Dong Joo.
Yun Ho kembali ke kantornya bersama dengan Asistennya. Yun Ho lalu berkata, "Hyung, bisakah kau kosongkan jadwalku pada sore hari ini? Dan bisakah kau cari tau apa yang sedang terjadi diluar sana?" Asisten Yun Ho kebigungan dengan permintaan Yun Ho tersebut. Dan terlihat bahwa Yun Ho sedang tidak ingin diganggu.
Ayah Dong Joo menerima telfon dari karyawan di resort yang menceritakan masalah para demonstrat hari ini. Ayah Dong Joo berkata pada karyawannya itu, "Apa demonstrat? Aku tidak peduli dengan mereka, cepat lenyapkan mereka!!" Ayah Dong Joo mematikan telfon dan menggerutu kesal, "Huh berdoa pada raja laut? Apa-apaan ini??" Kakak yang datang pun kemudian bertanya, "Ada apa dengan festival raja laut?" Ayah Dong Joo menjawab, "Mereka mengatakan bahwapada hari festival raja laut itu laut harus di kosongkan. Huh mereka bahkan berdemo di depan kapal milik kita." Kakak kembali bertanya, "Lalu apa yang akan Dong Joo lakukan?" Ayah Dong Joo menjawab, "Tentu aku yang akan mengusir para demonstrat itu!!" Kakek berkomentar, "Jangan lakukan itu! Biarkan Dong Joo yang menangani semua ini." Ayah Dong Joo pun terdiam tidak berkutik.
Kakek berkata, "Nyalakan TVnya, saatnya melihat berita." Ayah Dong Joo menyalakan TV dan ia justru memasang chanel yang menampilkan para wanita sexy. Kakek hanya berkomentar, "Kau ini benar-benar cabul!" Ibu Dong Joo datang ke ruang TV dan Ayah Dong Joo pun dengan segera mengganti chanel TVnya.
Tuan Yang marah besar pada Da Ji karena Paulist hilang dan Tuan Yang sangat yakin bahwa Paulist itu menghilang karena di jual oleh Da Ji. Da Ji berusaha membela dirinya, "Bagaimana mungkin aku menjual Paulist???" Tuan Yang marah, "Kalau begitu, mana mungkin kuda yang tidak bisa berlari itu tiba-tiba menghilang hah?" Da Ji mencoba menjelaskannya, "Sungguh Paulist menghilang." Tuan Yang tetap tidak menerima semua ini, "Kau tau berapa banyak uang yang aku keluarkan untuk kuda itu?? Aku kehilangan uang untk mengirimmu ke Australia, aku kehilangan uang untuk membeli kuda yang bahkan tidak bisa berlari, dan ternyata kuda itu sekrang menghilang hah???!!"
Tuan Yang sangat marah sehingga dia menarik kerah baju Da Ji. Dong Joo datang dan melepaskan tangan Tuan Yang dari kerah baju Da Ji, "Apa kau ini bajingan hah???" Tuan Yang balas marah pada Dong Joo, "Ah apakah kau terlibat juga dalam penjualan Paulist? Kalau begitu mari kita pergi ke kantor polisi!!" Tuan Yang kembali menarik baju Da Ji, namun lagi-lagi Dong Joo melepaskan tangan Tuan Yang itu. Da Ji meminta maaf pada Tuan Yang namun dengan cepat Dong Joo membentak Da Ji, "Mengapa kau meminta maaf untuk kesalahan yang bukan salahmu??" Tuan Yang tentu menjadi marah pada Dong Joo. Tiba-tiba Dong Joo mendekati Tuan Yang dan menunduk meminta maaf, Tuan Yang pun kaget melihatnya. Dong Joo berkata, "Maaf. Akulah yang membuat kuda itu hilang. Aku sudah meminta orang suruhanku untuk mencarinya. Tidak peduli apapun, aku akan menemukannya dan membawa dia kembali. Jika Paulist tidak kembali, maka aku akan bertanggung jawab. Jika ada masalah dengan Paulist maka kau katakan saja padaku." Da Ji terdiam karena tidak menyangka Dong Joo bisa berkata sebijak itu.
Da Ji dan Dong Joo pun masuk kedalam rumah. Dong Joo berkata, "Aku sudah menyuruh orang untuk mencarinya jadi tenang saja Paulist akan segera di temukan." Da Ji menjawab, "Terima kasih. Jika kau tadi tidak datang, mungkin aku sudah di bawa ke kantor polisi." Dong Joo berkomentar, "Akulah yang membuat masalah ini jadi kau tidak perlu berterima kasih." Dong Joo hendak berjalan ke kamarnya namun Da Ji segera menghentikannya, "Aku tau bahwa kau juga pasti merasa sedih. Karena aku maka kau menghilangkan emosimu itu. Aku berusaha untuk bersikap dingin di hadapanmu tapi sepertinya itu tidak mungkin. Aku selalu membuat kau mendapat masalah, ini sungguh menyedihkan. Tapi... Walaupun aku terlihat bodoh, tapi aku akan melakukan yang terbaik hingga akhir. Aku tidak mau melakukan sebuah penyesalan. Aku menyadari semua ini setelah kita berpisah."
Dong Joo terdiam mendengar kata-kata Da Ji. Dong Joo lalu berkata, "Aku akan segera pergi." Da Ji dengan cepat berkata, "Tidak perlu. Masalahku dengan Ahjusshi itu bukan karenamu. Walaupun kau nanti pergi, aku rasa tidak akan ada yang berubah dengan hubunganku dan Ahjusshi. "
Yun Ho pergi ke Resort dan dia melihat bahwa Jin Young masih berada di ruangannya untuk bekerja. Jin Young menyadari kehadiran Yun Ho dan mereka pun minum kopi bersama di ruangan Jin Young. Yun Ho melihat hasil foto Jin Young di kamara dan hasil foto itu banyak sekali fotonya Dong Joo. Jin Young berkata pada Yun Ho, "Bagaimana? Bukankah dia tampan? Aku sungguh menyukainya." Yun Ho hanya berkomentar, "Ya fotonya bagus." Jin Young berkata, "Dengan perasaan ajtuh cinta ini... aku banyak menemukan hal baru." Yun Ho tersenyum dan bertanya, "Lalu bagaimana dengan masa lalu?" Jin Young balik bertanya, "Kenapa? Ketika hubungan dari masa lalu itu terasa pahit maka kau akan mencari seseorang yang baru. Ah aku selalu ingin tau, orang seperti Oppa ini memiliki pesona seperti apa? Tapi aku telah menyadarinya saat di kapal itu, aku tau bahwa kau adalah seprang Direktur dan tidak mudah menghadapi orang sepertimu.Tapi sepertinya Lee Da Ji yang ceroboh itu bisa menanganimu. Da Ji ini sngat atraktif,hingga membuatku cemburu padanya." Yun Ho tersenyum mendengar komentar Jin Young.
Da Ji sedang berada di kamarnya sambil menatap hasil gambaran Yun Ho. Lalu Da Ji mengambil sebuah buku dan menulis sesuatu.
Dikamarnya Dong Joo, dia membereskan pakaiannya dan memasukannya kedalam koper. Dong Joo lalu mengingat ucapan Da Ji, "Aku akan melakukan yang terbaik hingga akhir. Aku tidak ingin melakukan sesuatu yang pada akhirnya aku sesali. Aku menyadari hal itu setelah berpisah denganmu..."
Pagi hari Dong Joo sudah bekerja di peternakan dan itu membuat Da Ji keheranan hingga bertanya, "Apakah matahari terbit di barat?? Apakah kau ini benar-benar Han Dong Joo?" Dong Joo berkata, "Aku sudah memberi makan kuda. Lagi pula aku melakukan hal ini hanya untuk membantu hingga kakimu benar-benar sehat. Ngomong-ngomong pagi-pagi begini kau mau kemana?" Da Ji segera menyembunyikan amplop yang dia pegang itu dibalik punggungnya, "Hmm aku mau bertemu dengan para Ahjumma nelayan." Dong Joo merebut amplop yang di sembunyikan oleh Da Ji itu dan bertanya, "Bertemu Ahjumma nelayan yang membenciku itu??" Dong Joo lalu membuka isi amplop yang ternyata berisi surat perjanjian, Dong Joo bertanya pada Da Ji, "Kau bahkan membuat sebuah surat persetujuan ini??!!" Da Ji terdiam kebingungan.
Da Ji bertemu dengan Ahjumma nelayan dan mengobrol. Sementara itu Dong Joo ikut dan berdiri di belakang Ahjumma nelayan dan Da Ji. Da Ji bebricara dengan baik pada Ahjumma nelayan itu, "Ahjumma, biar aku bantu kau. Hmm akhir-akhir ini gelombang laut cukup besar ya." Ahjumma berkomentar, "Ya. Itulah sebannya kita harus berdoa pada dewa laut. Tapi resort itu justru mau mengadakan pesta di laut. Huh lihat saja aku akan memukul punggung direktur itu!!" Dong Joo yang mendengar ucapan itu pun bergidik ngeri. Da Ji tersenyum dan menenangkan Ahjumma nelayan, "Ahjumma, orang itu pasti tidak tau betapa pentingnya berdoa pada dewa laut sehingga dia bersikap seperti ini. Ahjumma, jangan khawatir."
Da Ji menghampiri Dong Joo dan bertanya, "Apakah kau suka kerang? Aku akan meorongkan beberapa jika kau ingin " Dong Joo menjawab pertanyaan Da Ji dengan muka kesal, "Beberapa hari ini aku sangat sibuk untuk mempersiapkan pesta pembukaan di kapal itu!!" Da Ji berusaha membujuk Dong Joo, "Resortmu itu kan memiliki banyak tempat bagus, mengapa tidak di resortmu saja acara pesta pembukaan itu?" Dong Joo justru balik bertanya, "Mengapa festival dewa laut itu tidak di ubah saja harinya? Lagipula ini semua kan hanya tahayul." Da Ji berkata, "Tahayul bagimu! Tapi bagi para Ahjumma nelayan itu festival dewa laut ini sangatlah penting. Jika kau tidak mau pindah tempat, maka aku tidak akan membantumu lagi." Dong Joo menatap Da Ji dengan penuh kekesalan.
Yun Ho datang ke kamar resortnya dan kebingungan saat melihat asistennya sedang tersenyum sambil menatap sebuah buku. Yun Ho menghampiri asistennya dan bertanya, "Apa yang sedang kau lihat?" Asisten Yun Ho menutup buku itu dan menyerahkannya pada Yun Ho. Yun Ho bertanya pada Asistennya itu, "Apakah buku ini yang membuatmu tertawa seperti tadi?" Yun Ho membuka buku itu dan ternyata buku itu adalah buku panduan pulau Jeju yang di buat oleh Da Ji.
Da Ji datang ke banyak tempat di Pulau Jeju dan memotret tempat-tempat itu. Hasil foto itu lalu di tempelkan di buku. Dan Da Ji membuat buku itu special untuk Yun Ho. Yun Ho yang membaca buku itu pun tersenyum. Yun Ho membuka HPnya dan melihat sms Da Ji , "Kemarin ada sesuatu yang belum aku katakan padamu. Jika kau tidak keberatan, aku ingin hubungan kita tetap ada. Aku benci perpisahan." Yun Ho mau membalas sms itu namun ada sms yang masuk kembali dan Yun Ho segera membukanya. Sms yang datang itu berasal dari Da Ji, "Karena Ahjusshi telah bercerai, itulah yang membuatku lebih menyukaimu." Yun Ho tersenyum dan bertanya dalam hati, "Benarkah itu?"
Dong Joo melihat gedung serbaguna di dalam Resortnya dan tersenyum. Lalu Jin Young datang menghampirinya, "Apakah ada yang membuatmu tidak puas, Direktur?" Dong Joo tersenyum dan menjawab, "Sangat puas. Kau telah mendekornya dengan sangat bagus." Asistennya Jin Young memanggil dan Jin Young pun permisi untuk pergi sebentar.
Dong Joo melihat-lihat gedung itu kembali dan berkata pada asistennya, "Tempat ini bagus. Kalau begitu pesta pembukaan itu di adakan disini saja." Asistennya tentu sangat kaget dan kebingungan, "Mengapa kau merubah tempatnya secara tiba-tiba?? Undangan bahkan sudah di cetak." Dong Joo sambil tetap tersenyum berkata, "Kalau begitu cetak ulang saja." Asisten Dong Joo benar-benar marah, "Direktur!!! Pesta pembukaan ini tinggal beberapa hari lagi, bahkan tamu VIP pun sudah datang ke resort. Hal ini sangat penting untuk image resort kita." Dong Joo berkomentar, "Tapi penduduk juga sangat penting untuk resort kita. Jika kita terus bersikeras dengan pesta di kapal itu, maka bagaimana dengan warga?? Akulah yang bertanggung jawab. Dan untuk makanan laut nanti belilah dari para Ahjumma nelayan itu." Asisten Dong Joo kembali marah, "Tapi... Bagaimana dengan orang catering itu??" Dong Joo menjawab dengan santai, "Bukankah prinsip ekonomi itu adalah membeli barang berkualitas tinggi dengan harga yang murah?? Ah apakah kau tetap mencari kuda itu? Kau harus menemukannya."
Da Ji sedang duduk di kamarnya menanti sms dari Yun Ho, namun yang ada adalah telfon dari Dong Joo. Da Ji bertanya, "Bagaimana?" Dong Joo menjawab, "Tempatnya sudah diubah. Bantulah para Ahjumma itu untuk mempersiapkan festival dewa laut itu." Da Ji tentu sangat senang mendengarnya, "YA HAN DONG JOO!!! Direktur Han Dong Joo kau benar-benar berubah. Ahjumma itu pasti akan sangat senang. terima kasih. Aku sangat bangga padamu." Dong Joo tersenyum mendengar ucapan Da Ji itu. Lalu Dong Joo berkata, "Aku sedang sangat sibuk, aku tutup telfonnya ya."
Ternyata sejak tadi itu ada yang mendengar percakapan Dong Joo dan Da Ji, yang mendengar itu adalah seorang Paman yang hendak menjual kudanya karena kuda itu tidak bisa berlari sama sekali. Paman itu berkata, "Aku datang membawa kuda itu. Kau besarkan kuda itu dengan benar!" Dong Joo mengangguk mengerti.
Yun Ho terus menatap papan catur dan Asistennya berkata, "Ini sudah hampir satu jam, namun kau belum juga menggerakannya?" Yun Ho menjawab, "Jika aku memindahkannya kemari maka akan sekakmat. Aku tidak menginginkan hal itu. Huh mengapa menjadi tua itu semakin susah ya?" Asistennya berkomentar, "Pikirkanlah dengan hati. Terkadang mengikuti perasaan hati itu tidak selalu buruk." Yun Ho kembali bertanya, "Hyung, apakah kau pikir bahwa aku adalah orang yang selalu lebih mendengarkan otaknya?" Asisten Yun Ho menjawab, "Tidak juga..."
Semalaman Da Ji terus menatap HPnya namun tidak ada satupun telfon atau sms dari Yun Ho. Da Eun yang melihat hal itu pun berkomentar, "Seberapa lama kau menatap HPmu itu tetap saja tidak akan keluar bunga dari dalamnya. Ahjusshi itu sudah tidak ada harapan. Lupakan saja sebaiknya. Jujurlah, Apa yang abik dari Ahjushi itu? Dan mengapa kau selalu membela mantan suamimu itu?" Da Ji langsung menatap Da Eun tajam dan Da Eun pun terdiam.
Seperti biasa Yun Ho melakukan lari pagi di sekitar Resort. Saat dia melewati peternakan resort, dia melihat sebuah kuda. Yun Ho mendekati kuda itu dan tersenyum, "Paulist? Mengapa kau bisa ada disini?"
Da Ji keluar dari rumahnya sambil menelfon Ahjumma nelayan, "Ahjumma tidak perlu khawatir. Persiapkan saja festival dewa laut itu dengan baik. Ya aku mengerti." Da Ji menyudahi perbincangannya dengan Ahjumma. Ada sms yang masuk ke HPnya dan Da Ji langsung tersenyum senang dan berlari pergi.
Da Ji datang ke peternakan resort dan sangat senang sekali saat melihat Paulist sudah di temukan. Di samping Paulist ternyata sudah ada Yun Ho. Da Ji terlihat canggung dengan Yun Ho dan dia berkata, "Terima kasih. Kau sangat membantu." Yun Ho lalu bertanya, "Hmm benarkah kau menyukaiku karena aku sudah bercerai, apakah itu tulus??" Da Ji menjawab, "Hmm ya." Yun Ho kembali bertanya, "Mengapa?" Da Ji menjawab, "Jika terlalu sempurna, maka aku akan merasa lebih terbebani. Kehidupan kita berdua sudah memiliki luka di masa lalunya." Yun Ho tertawa dan itu membuat Da Ji semakin bingung. Yun Ho berkata, "Maafkan aku. Aku tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya." Da Ji tersenyum, "Masa lalu adalah masa lalu. Ada banyak hal yang mesti kita mengerti sekarang ini."
Yun Ho terdiam sesaat dan kemudian berkata, "Perasaanku padamu... Bisakah kau menerimanya? Awalnya aku berfikir bahwa kau ini hanya anak-anak. Kau telah menikah dan bercerai, mungkin kau takut... Perceraian itu... Mengetahui hal itu entah mengapa aku merasa marah. Mungkin karena perasaan iri. Maafkan aku karena marah padamu. Dan terima kasih karena kau telah menyukai laki-laki yang telah bercerai seperti aku ini." Da Ji tersenyum senang. Yun Ho mendekati Da Ji dan memeluknya.
Dong Joo berusaha menlfon Da Ji sejak tadi namun tidak diangkat juga. Dong Joo berjalan ke arah peternakan resort dan dia terdiam saat melihat Yun Ho dan Da Ji yang sedang berpelukan. Dong Joo terlihat sangat marah dan langsung pergi begitu saja.
Yun Ho dan Da Ji akhirnya berbaikan. Mereka berdua pun berjalan-jalan mengitari Resort bersama-sama. Da Ji bertanya, "Jika aku menelfonmu sekarang, apakah kau akan menjawabnya?" Yun Ho menjawab, "Tentu aku akan mengangkatnya." Da Ji berkata, "Sepuluh menit sekali... tidak, lima menit atau satu menit sekali aku akan menelfon." Yun Ho berkomentar, "Tapi untuk itu entahlah. Mulai sekarang aku perlu menghadiri beberapa pertemuan penting." Da Ji pura-pura marah, "Kalau begitu aku tidak mau menelfonmu. Aku sudah lelah mendengar mesin pengangkat telfon." Yun Ho tertawa, "Kalau begitu kau bisa mengirimkan aku sms. Melihat smsmu, aku merasa bahagia."
Da Ji tiba-tiba berhenti berjalan dan berkata, "Itu... Dong Joo hingga menerima surat persetujuan dari masyarakat..." Yun Ho memotong ucapan Da Ji, "Bantulah dia. Aku suka kau yang senang membantu. Lagipula, orang yang kau suka itu adalah aku."
Dong Joo berjalan ke ruangan kantornya dengan lesu. HPnya bebrunyi dan itu merupakan telfon dari Ayahnya. Ayah Dong Joo marah karena Dong Joo menganti ruang pertemuan dengan tiba-tiba, "HAN DONG JOO!! Mengapa kau merubah tempat pesta pembukaan itu?" Dong Joo yang sedang bad mood pun menjawab dengan singkat, "Itu karena warga menentang." Ayah Dong Joo terus mengomel di telfon dan dengan cepat Dong Joo menutup telfonnya.
Ayah Dong Joo masuk ke tempat Ibunya Dong Joo sambil mengeluh namun saat melihat wajah Ibunya Dong Joo, keluhan itu hilang. Dan tampak Ayah Dong Joo yang terpesona pada kecantikan istrinya itu. Ibu Dong Joo bertanya, "Apa kau sudah makan?" Ayah Dong Joo menjawab, "Belum. Kenapa?" Ibu Dong Joo menjawab dengan penuh perhatian, "Ingatlah untuk makan. Kau memiliki penyakit." Ayah Dong Joo terus menatap wajah sang istri dan bertanya, "Apakah kau melakukan operasi plastik? Wajahmu tidak terlihat seperti sebelumnya." Tentu hal itu membuat Ibu Dong Joo kesal.
Dong Joo masuk kedalam mobil dengan keadaan yang buru-buru. Bahkan Jin Young yang hendak menyapa Dong Joo pun tidak sempat menyapa Dong Joo karena Dong Joo sudah terlanjut pergi.
Da Ji menatap Paulist dengan sangat senang hati karena akhirnya kuda itu kembali. Dong Joo yang baru pulang ke peternakan pun disambut ceria oleh Da Ji, namun sayangnya suasana hati Dong Joo sedang tidak senang sehingga Dong Joo membalas sapaan Da Ji dengan dingin. Da Ji berkata, "Hi direktur Han Dong Joo! Apakah kau merasa pernah melihat kuda ini sebelumnya? Apa kau tidak ingat? Ini adalah paulist. Kau melupakannya dengan begitu cepat." Dong Joo menjawab dengan dingin, "Mengapa aku harus mengingat wajah kuda itu?" Da Ji dengan cepat menghampiri Dong Joo sambil tersenyum gembira, "Huh pantas saja kau tidak bisa menemukan Paulist karena tidak meningat wajahnya. Oh ya Yun Ho lah yang menemukan paulist. Dan... Aku dengan Yun Ho sudah berbaikan." Dong Joo terenyum sinis dan kemudian bertanya, "Lalu apakah itu adalah urusanku?" Da Ji tersenyum kebingungan.
Lalu Da Ji berkata, "Ah ya para Ahjumma nelayan itu sangat berterima kasih karena kau telah membeli kerang mereka. Kau melakukan pekerjaan yang baik." Dong Joo tiba-tiba saja membentak Da Ji dan itu membuat Da Ji kaget, "Kau selalu saja memintaku membantumu ini dan itu. Apakah kemampuanmu itu hanya menempel terus padaku dan memintaku melakukan apapun?? Kau ini bukan pengemiskan?" Da Ji tentu panas mendengar kata-kata Dong Joo, "Siapa yang kau maksud pengemis?" Dong Joo lalu berkata, "Ah apakah aku sudah mengatakan padamu bahwa pesta pembukaan itu akan tetap diadakan di kapal." Da Ji kembali marah, "Bagaimana bisa kau mengubahnya? Para Ahjumma nelayan itu sungguh bahagia." Dong Joo pergi ke kamarnya dan meninggalkan Da Ji.
Da Ji masuk kedalam kamar Dong Joo dan kembali berdebat. Dong Joo berkata, "Mengapa kau tidak meminta bantuan Yun Ho saja hah?" Da Ji bertanya, "Mengapa membicarakan Yun Ho? Kau ini orang egois!! Dasar brengsek!!" Dong Joo kesal, "Apa? Brengsek??" Da Ji menenangkan hatinya dan bertanya, "Ada apa? Apakah suasana hatimu sedang buruk??" Dong Joo berkata, "Kau keluarlah sekarang!!" Da Ji semakin emosi, "Mengapa aku yang harus pergi?? Kau yang keluar!!" Dong Joo menganggukan kepalanya dan keluar dari kamar begitu saja.
Di ruang tengah, Da Ji menarik tangan Dong Joo dan mencoba bebricara dengan baik-baik. Da Ji berkata, "Kau selalu berkata dengan berlebihan, itulah sebabnya..." Dong Joo menghentikan ucapan Da Ji, "Cukup. Berhentilah berbicara." Dong Joo melepaskan tangan Da Ji dan berjalan ke pintu keluar.
Tiba-tiba saja pintu terbuka dan masuklah Jin Young yang berkata, "Akhirnya aku menemukan tempat ini. Ah ya kau bilang ingin makan... " Kata-kata Jin Young terputus saat melihat Da Ji, "Hmm ada Da Ji disini?" Dong Joo kebingungan untuk menjelaskannya.
Ternyata Yun Ho mengajak Da Ji ke rumah sakit. Da Ji sudah selesai di periksa dan dia berjalan kearah Yun Ho yang menunggu di ruang tunggu. Da Ji berkata, "Dokter berkata bahwa tidak ada yang salah, tulangku baik-baik saja." Yun Ho berkomentar dengan dingin, "Walaupun tidak ada yang perlu di khawatirkan, kau lebih baik besok tidak perlu bekerja di peternakan." Yun Ho berjalan pergi dan Da Ji segera menghentikannya, "Itu... Hrai ini... Paulist menghilang sehingga semua orang mencarinya sepanjang hari. Dong Joo juga membantuku." Yun Ho berkata kembali dengan dingin, "Kuda memiliki insting untuk kembali ke rumah. Jika tidak ada kecelakaan maka dia akan kembali ke rumahnya dengan sendirinya. " Da Ji terdiam melihat sikap Yun Ho yang begitu dingin padanya.
Yun Ho mengantar Da Ji ke rumah dan sepanjang jalan mereka berdua hanya terdiam. Setelah sampai di depan rumah Da Ji, Yun Ho berkata, "Kau beristirahatlah." Da Ji berkata dengan cepat pada Yun Ho, "Ahjusshi, Jika kau tidak sibuk mau kau pergi ke Pub bersamaku? Minum beer bersama?" Yun Ho menjawab dengan dingin, "Kau sebaiknya beristirahat." Da Ji kebingungan melihat sikap Yun Ho itu, "Kau... Apakah kau marah?" Yun Ho balik bertanya, "Mengapa kau berfikir seperti itu?" Da Ji menjawab, "Itu karena... Kau terlihat marah." Yun Ho terdiam sesaat dan bertanya, "Kau dan Han Dong Joo saling membantu demi peternakan ini kan?" Da Ji kaget mendengar pertanyaan itu dan kebingungan, "Itu...." Yun Ho lalu berkata, "Masuklah kedalam rumah." Yun Ho masuk kembali kedalam mobilnya dan pergi begitu saja.
Dong Joo yang berada di dalam rumah terus menatap jam sambil menggerutu, "Mengapa mendapatkan perawatan dari rumah sakit iu begitu lama?? Apakah penyakitnya begitu serius?" Da Ji masuk ke dalam rumah dan kaget saat melihat Dong Joo berada di ruang tengah, "Kau belum tidur?" Dong Joo beralasan, "Aku mau keluar untuk membeli minum. Apa yang dokter katakan?" Da Ji mejawab, "Hmm aku hanya memerlukan memakai perban ini selama 2 hari dan setelah itu akan baik-baik saja. Ah kau sudah bekerja keras hari ini mencari Paulist, terima kasih." Dong Joo berkata, "Aku yang membuatnya menghilang, jadi untuk apa berterima kasih? Dan... Apakah Seo Yun Ho mengatakan sesuatu padamu?" Da Ji menjawab, "Dia tidak mengatakan apapun."
Da Ji lalu berkata, "Jika Tuan Yang mengetahui kejadian hari ini maka mungkin dia akan membunuhku. Aish apa yang harus kulakukan?" Dong Joo berkata, "Sudah kukatakan bahwa aku akan memberikan kompensasi. Kau tidak perlu mengkhawatirkannya." Da Ji membentak Dong Joo, "Sudah kukatakan bahwa ini bukan masalah kompensasi!!! Berapa kali sih aku harus mengatakannya padamu agar kau mengerti? Kau benar-benar bodoh!!" Da Ji pergi ke dalam kamarnya dan meninggalkan Dong Joo yang masih sangat kesal pada ucapan Da Ji itu.
Da Ji pergi kedalam kamarnya dan terus menerus menatap HPnya. Da Ji berusaha menelfon Yun Ho namun HPnya Yun Ho mati dan tidak bisa dihubungi sama sekali.
Seperti biasa Yun Ho melakukan lari pagi. Saat dia kembali ke kamar hotelnya, Yun Ho melihat Da Ji yang sudah menunggu di depan kamar hotelnya. Da Ji berkata, "Hmm Ahjusshi... HPmu mati sehingga aku menunggumu disini. Aku ingin mengatakan sesuatu yang belum aku katakan padamu. Itu... Han Dong Joo dan aku bukan hanya sekedar teman kecil, kami saling menyukai. Kami menikah... dan kemudian bercerai. Aku tidak tau bagaimana harus mengatakan semua ini padamu... " Yun Ho berkata dengan cepat, "Aku juga sudah bercerai." Da Ji kaget mendengarnya. Yun Ho melanjutkan ucapannya, "Sepertinya kita tidak benar-benar mengenal satu sama lain. Apakah kau telah menikah itu sebuah masalah besar? Aku pikir bukan... Aku mengerti mengapa kau tidak mengatakannya sejak awal. Hubungan kita ini terlalu tiba-tiba. Tapi jika mantan suamimu itu adalah Han Dong Joo, maka situasinya berbeda. Dia adalah pertner bisnisku. Aku tidak memiliki keyakinan."
Da Ji kaget mendengar kata-kata Yun Ho, "Tapi Dong Joo melakukan ini hanya demi peternakan, maksudku..." Yun Ho kembali memotong ucapan Da Ji, "Da Ji! Pilihlah hidupmu dan temukan yang paling penting. Dan bagiku yang terpenting adalah pekerjaan." Mata Da Ji berkaca-kaca mendengar ucapan Yun Ho, "Apakah kau bermaksud mengatakan bahwa mulai sekarang kita tidak perli bertemu kembali?" Yun Ho terdiam tidak menjawab.
HP Yun Ho berbunyi dan Yun Ho pun segera mengangkat telfonnya dan berjalan pergi meninggalkan Da Ji yang menangis.
Da Ji pergi ke suatu tempat dimana terdapat sebuah pohon besar dan dia dulu pernah mengajak Yun Ho datang ke tempat itu. Da Ji berusaha menghubungi Yun Ho namun lagi-lagi HP Yun Ho tidak aktif. HP Da Ji lalu berbunyi dan itu merupakan telfon dari Ayahnya. Da Ji pun berusaha terdengar ceria di telfon saat menyapa Ayahnya itu, "Hallo Appa..." Ayah Da Ji tersenyum mendengar suara Da Ji yang begitu ceria, "Ya aku hampir tuli mendengar suaramu yang begitu kencang. Aku yakin kau sangat sibuk, tapi mengapa kau tetap mengirimkan sayuran padaku?" Da Ji menjawab, "Tidak peduli sebrapa sibuknya aku, aku akan tetap membuatkannya untukmu. Lagi pula kau pasti hanya makan dengan kimchi." Ayah Da Ji berkata, "Ya!! Kau tidak perlu mengkhawatirkan Ayahmu ini. Sebaiknya kau pergi jalan-jalan saja atau menonton dilm. Saat mendengar kau telah berpacaran, Ayahmu ini sungguh bahagia. Orang yang pilih itu terlihat begitu hebat, dia tidak terlihat buruk." Da Ji tersenyum kecut sambil menahan tangisannya. Ayah Da Ji berkata kembali, "Ayah suka tipe laki-laki itu." Da Ji menutup HPnya dan menangis.
Ayah Da Ji membuka Internet dan melihat profile Yun Ho. Salah seorang karyawan Ayah Da Ji berkomentar, "Apakah kau akan pergi belibur ke Resort itu? Temat itu terlihat sangat mahal" Ayah Da Ji berkata, "Bukankah dia terlihat cukup baik? Sukses di usia yang muda itu tidak mudah. Itulah sebabnya aku katakan pada kau agar bekerja keras! Tunggu apa lagi kau disini? Cepatlah bekerja!!"
Dong Joo melakukan rapat dan Yun Ho pun ikut serta dalam rapat tersebut. Yun Ho terus melirik ke arah Dong Joo, sementara Dong Joo hanya diam saja. Lalu Yun Ho bertanya, "Bagaimana dengan acara pembukaannya? Bukankah dalam perjanjian, besok itu adalah hari dimana dilangsungkannya acara pembukaan?" Asisten Dong Joo menjawab, "Itu karena masih ada masalah dengan kualitas kertas undangannya. Aku sudah memberitahu hal ini pada Direktur Han(Ayahnya Dong Joo)" Yun Ho menatap Dong Joo dan berkata, "Bagaimana seharusnya sistem pengambilan keputusan di perusahaan ini? Sejauh yang aku tau, keputusan akhir seharusnya berada di tangan Direktur Han Dong Joo. Sepertinya aku harus mengangkat isu mengenai menejemen kerja yang tidak memuaskan. Bagi perusahaanku, keputusan perencanaan bisnis bisa di lakukan hanya dalam satu hari saja. Dan untuk perusahaan Dong In(Perusahaan Dong Joo) hal seperti ini memakan waktu 3 hari hingga seminggu. " Asisten Dong Joo kebingungan mendengar kata-kata Yun Ho.
Dong Joo yang kesal dengan sikap Yun Ho itu dan dia pun pun berkata, "Aku sudah menyiapkannya! Namun konsep acara pembukaan ini sama dengan konsep acara yang sebelum-sebelumnya, sehingga aku khawatir karyawanku akan merasa bosan." Yun Ho meremehkan ucapan Dong Joo, "Jika acara itu sama maka itu bukanlah hal yang fantastis." Dong Joo semakin panas mendengar ucapan Yun Ho, "Proposalnya sudah selesai dan karena akan banyak orang yang datang, acara ini akan berbeda." Yun Ho kembali tersenyum meremehkan, "Baiklah kalau begitu aku akan menunggu acara pembukaan itu. Aku harap undangan acara itu akan sampai padaku dalam wkatu 3 hari ini." Dong Joo dengan percaya diri menjawab, "Tentu. Kami akan mulai merefisi acara ini mulai hari ini." Asisten Dong Joo kaget mendengarnya dan kebingungan karena sebenarnya mereka belum menyiapkan apapun untuk acara pembukaan itu.
Dong Joo berjalan ke ruangannya dan marah-marah pada Asistennya itu, "Aku tidak mau tau pokoknya kita harus menyelesaikannya hari ini!! Bawakan semua data padaku. Huh mereka sepertinya meremehkan kita..." Asisten Dong Joo berkomentar, "Tapi... Konsep pesta pembukaan yang dilakukan oleh Friends(Perusahaan Yun Ho) adalah konsep yang sudah di lakukan oleh seluruh dunia. " Dong Joo kembali marah pada asistennya itu, "Jadi apakah karena ini konsep pesta yang di akui oleh seluruh dunia maka kau tidak melaporkannya padaku? Kau lebih memilih melaporkan hal ini pada Ayahku?" Asisten Dong Joo menjawab dengan takut-takut, "Aku melakukan ini karena biasanya jika kau menerima dokument dariku maka kau hanya melihatnya dengan sekilas. Bahkan kau kemarin tidak bekerja demi mencari kuda bernama Paulist itu." Dong Joo berkata, "Aku melakukan hal itu karena membantu masyarakat disini!! Pokoknya kita harus menyelesaikan pesta acara pembukaan pada hari ini!! Kita harus melakukan yang terbaik! Aku pikir Asisten Lee cukup pintar, tapi ternyata tidak. Huh kalau begini sih siapapun juga bisa menjadi seorang Asisten." Asisten Dong Joo terlihat kesal mendengarnya.
Dong Joo melihat beberapa dokumen dan bertanya, "Ah ya apakah kau sudah mencari kuda Paulist itu?" Asisten Dong Joo menjawab, "Aku sudah menyuruh beberapa orang untuk mencarinya." Penjelasaan dari Asisten Dong Joo itu terputus karena Dong Joo lebih memilih mengangkat telfon dari Jin Young. Asisten Dong Joo pun terlihat ragu jika mereka bisa menyelesaikan konsep untuk pesta itu pada hari ini.
Yun Ho dan asistennya pergi berkeliling resort dan langkah Yun Ho terhenti saat mendengar ada seorang karyawan yang berkomentar, "Oh lihatlah mereka berdua. Mereka berdua seperi permen karet saja, terus menempel. Mereka benar-benar sedang berbunga-bunga sepertinya." Yun Ho melihat arah pandang karyawan itu dan ternyata yang sedang di bicarakan oleh karyawan itu adalah Dong Joo dan Jin Young.
Da Ji yang sedang patah hati pun melampiaskan kekesalannya dengan makan yang banyak. Da Eun yang melihatnya pun berkomentar, "Setelah kau banyak memakan soondae, kau kini memakan daging juga hah?" Da Ji hanya tersneyum dan menjawab, "Aku makan yang banyak ini agar aku mendapat tenaga untuk bekerja." Dong Joo pulang ke rumah dan dia terlihat salah tingkah di depan Da Ji dan Da Eun. Da Eun pun langsung berfikir pasti ada suatu masalah di antara Dong Joo dan Da Ji, Da Eun bertanya pada Da Ji, "Apa yang salah denganmu? Kau bersih-bersih di Restaurant lalu mau mencuci seprai, Apakah kau di tipu oleh orang itu(Dong Joo)?" Da Ji dengan cepat memarahi Da Eun, "YA! Kau pikir apakah kakak mu ini bodoh?" Da Ji lalu menatap Dong Joo dan mengajak Dong Joo untuk makan bersama, namun Dong Joo menolak karena harus kembali ke kantor.
Dong Joo lalu bertanya, "Apakah kakimu baik-baik saja?" Da Eun menatap Dong Joo kesal dan berkata, "Hey kau, apakah kau menyukai kakak-ku ini? Apa pedulimu jika kakinya sakit atau tidak hah? Apa yang terjadi pada Kakak-ku ini tidak ada hubungannya denganmu. Huh jika Ahjusshi(Yun Ho) tau kau dekat dengan kakak-ku maka ini bisa menjadi sbeuah salah paham." Dong Joo terdiam mendengarnya. Da Ji lalu memarahi Da Eun, "Da Eun, mengapa kau selalu mencari masalah dengan Dong Joo? Apakah Dong Joo itu adalah temanmu hah?" Dong Joo tentu senang melihat Da Eun dimarahi, "Huh Lee Da Ji kau memang seharusnya mengajari lebih banyak pada adikmu itu." Tapi tiba-tiba saja Da Ji juga memarahi Dong Joo, "Kau juga!! Apakah kau senang jika menang dari orang yang lebih muda darimu hah?? Mengapa kalian selalu bertengkar?? Aku benar-benar tidak tahan dengan kalian!" Da Ji langsung pergi ke kamarnya dengan kesal.
Da Ji bekerja di Restaurant dan Ahjumma pun berkomentar, "Akhir-akhir ini Da Ji terlihat tenang. Namun mengapa dia menjadi seperti ini kembali?" Ahjusshi pun ikut berkomentar, "Hmm mungkin kah dia menjadi seperti ini karena khawatir dengan kuda Tuan Yang hilang?" Ahjumma berkata, "Huh apa yang harus di khawatirkan? Bukankah mantan suaminya yang kaya itu bilang bahwa dia akan bertanggung jawab?"
Yun Ho berada di kamar resortnya sambil meminum bir. Dan terlihat bahwa Yun Ho juga sepertinya sedang patah hati juga.
Sepanjang malam Asisten Dong Joo dan beberapa karyawan masih berada di ruangan Dong Joo untuk menyelesaikan konsep pesta pembukaan. Sementara itu Dong Joo hanya duduk terdiam di kursi kerjanya. Asisten Dong Joo menghampiri Dong Joo, "Ini... Bagaimana dengan konsepnya? Anda sudah berfikir sejak lama namun tetap belum ada ide." Dong Joo berkata, "Hmm pesta ini sebaiknya tidak di lakukan di Resort." Asisten Dong Joo berkata, "Tapi ini adalah pesta pembukaan Resort! Jika tidak di adakan di Resort maka dimana lagi?" Dong Joo berfikir sesaat dan akhirnya dia mendapatkan sebuah ide, "Pesta di kapal, bagaimana? Bukankah ide ku ini sangat kreatif?" Asisten Dong Joo pun memikirkan hal itu, "Hmm pesta untuk kalangan orang penting. Pesta ini akan terlihat mewah dan simple. Bukan ide yang buruk."
Dong Joo tersenyum senang karena idenya untuk sangat bagus, "Hmm kalau begitu proposalnya harus segera dibuat. Tapi... ini sudah tengah malam. Kalau begitu kita selesaikan besok pagi saja ya." Namun Asistennya segera mengeluh dan bilang bahwa waktunya tidak cukup jika di selesaikan besok hari. Akhirnya semalaman pun Asisten Dong Joo dan para karyawannya kerja lembur untuk menyelesaikan konsep dan proposal pesta itu.
Asisten Dong Joo terus mengurusi masalah proposal sementara Dong Joo tertidur di kursi kerjanya. Asisten Dong Joo menghampiri Dong Joo dan membangunkannnya agar ikut bekerja. Akhirnya Dong Joo bekerja membuat surat proposal itu dan para karyawannya lah yang tertidur.
Ayah Dong Joo menerima telfon dari karyawan di perusahaan yang membicarakan Pesta pembukaan yang akan diadakan di kapal. Ayah Dong Joo berkomentar, "Lupakan masalah persiapan pesta di kapal itu. Jangan diikuti permintaan Han Dong Joo!!" Kakek yang mendengar keributan di pagi hari pun bertanya pada Ayah Dong Joo, "Ada apa? Mengapa begitu ribut di pagi hari ini?" Ayah Dong Joo menjawab, "Han Dong Joo, bocak itu!!! Dia merencanakan pesta di sebuah kapal. Huh dia itu benar-benar menganggu!!" Kakek membela Dong Joo, "Kau jangan berkata begitu! Apakah kau pikir, kau selalu menjalankan segalanya dengan baik? Sebelum mendapatkan pengalaman maka harus bereksperimen dahulu. Dia itu baru memulai usahanya, jadi kau berhentilah menganggunya. Untuk kali ini biarkan Dong Joo melakukan apa yang dia rencanakan."
Asisten Yun Ho mengatakan konsep pesta yang akan di adakan oleh perusahaan Dong Joo itu pada Yun Ho. Yun Ho berkomentar, "Pesta di kapal? Hmm bukan ide yang buruk." Yun Ho melihat proposal yang di berikan oleh Dong Joo dan dia mengingat kejadian di atas kapal saat bersama dengan Da Ji.
Da Ji pergi ke peternakan di Resort dan bertemu dengan kuda yang selama ini dia rawat, "Pony, hari ini aku menerima gajih pertamaku. Haruskah aku memberikan sesuatu padamu? Apa yang kau inginkan?" Kuda itu hanya terdiam dan memakan rumput yanga da. Da Ji kembali berkata, "Ada apa? Mengapa kau tidak mau berbicara denganku? Ahjussi(Yun Ho) juga tidak mau berbicara denganku. Apakah itu sebabnya dia tidak mengangkat telfonku?" HP Da Ji berbunyi dan ada seseorang yang berkata, "Da Ji kau harus datang ke sini dan menolongku..."
Asisten Dong Joo bilang pada Dong Joo bahwa Yun Ho sudah setuju dan bilang bahwa ide pesta di atas kapal itu adalah ide yang sangat bagus. Dong Joo berkomentar, "Kita harus membuat pesta itu lebih hebat dari pesta standar dunia!! Ah apakah Paulist belum ditemukan juga?" Asisten Dong Joo menjawab, "Hampir semua kuda terlihat mirip. Dan Lagi biaya mencari kuda itu tidak murah." Dong Joo berkata, "Biayanya potong saja dari gajihku." Asisten Dong Joo kembali berkata, "Tapi gajihmusudah di pakai untuk biaya gandum, untuk perawatan kuda dan beberapa hari yang lalu kau membeli kue dengan menggunakan kartu kreditku." Dong Joo kebingungan dan berkata, "Jika begitu potong saja dari uang pensiunku!"
HP Asisten Dong Joo dan dia segera mengangkatnya, "Ya? APA? DEMONSTRASI?" Dong Joo kaget mendengarnya.
Da Ji datang ke dermaga dan melihat banyak orang yang sedang berdemo. Da Ji menghampiri salah seorang Ahjumma nelayan dan Ahjumma itu langsung memberikan papan demonstrasi pada Da Ji agar Da Ji ikut serta berdemo. Da Ji bertanya, "Apa kau sudah mengatakan pada pihak perusahaan itu bahwa hal ini di lakukan karena pada hari sabtu itu kita akan melakukan perayaan Dragon King?" Ahjumma nelayan itu menjawab, "Aku sudah mengatakannya namun mereka bersikukuh tetap mau melakukan pesta pembukaan di kapal laut itu." Da Ji kebingungan, "Kau tau kan bahwa aku mengenal direkturnya? Jika aku membicarakan situasi ini dengannya...."
Ucapan Da Ji terpotong karena Dong Joo dan Asistennya serta beberapa karyawan datang ke dermaga untuk melihat aksi demonstrasi itu. Dong Joo kaget melihat Da Ji yang ikut berdemo dan dia pun bertanya, "Mengapa kau ada disini?" Lalu asisten Dong Joo berkata pada Ahjumma Nelayan, "Mengapa kalian melakukan hal ini lagi? Bukankah sudah kukatakan bahwa sikap kalian ini hanya akan mempersulit kami!" Ahjumma itu membela diri, "Dan karena Resort kalian itu maka hidup kami pun jadi susah!!" Ahjumma lalu mendorong Da Ji untuk maju dan berbicara dengan Dong Joo. Da Ji dengan takut-takut berkata, "Hari sabtu itu adalah hari perayaan Dragon King." Dong Joo bertanya dengan dingin, "Lalu apa hubungannya dengan kapalku?" Da Ji menjawab, "Dragon King adalah hari dimana kita tidak melakukan pelayaran di laut bahkan kami tidak akan memancing."
Dong Joo bertanya pada Asistennya, "Apakah sejauh ini ada masalah dengan kapal pesiar ini?" Asistennya menjawab, "Tidak ada masalah sama sekali. Tidak ada yang menentang sama sekali." Da Ji mulai terbawa emosi, "Hari itu adalah hari dewa. Itu adalah hari yang sangat penting bagi kami!!" Dong Joo hanya berkomentar, "Toh tidak ada urusannya dengan bisnisku. Sebaiknya kita hentikan perdebatan ini." Da Ji semakin marah mendengarnya, "Apa kau tidak memiliki akal??? Jika kau bersikap seenaknya begitu, bagaimana bisa kau mendapatkan surat persetujuan masyarakat hah?? " Dong Joo dengan santainya berkata, "Sebaiknya kalian pergi sebelum polisi datang. Tindakan ini adalah tindaan ilegal, apakah kau tidak tau hal itu??" Da Ji menjawab, "Aku tidak tau!!" Akhirnya Da Ji justru ikut dengan para Ahjumma nelayan untuk berdemo.
Da Ji terus ikut berdemo namun kemudian aksinya itu terhenti karena dia melihat Yun Ho. Da Ji pun meninggalkan tempat demo itu dan pergi mengejar Yun Ho. Sementara DonG joo yang melihat itu hanya bergumam kesal.
Da Ji mengejar Yun Ho dan bertanya padanya, "Ahjusshi tunggu!!! Jika kita mengakhiri semuanya dengan cara ini... aku benar-benar akan menyesalinya. Setelah Dong Joo tau hubunganku denganmu, dia bilang bahwa dia akan pergi meninggalkan rumah sesegera mungkin, tapi akulah yang meminta agar dia tidak cepat pergi karena Dong Joo telah membantu peternakanku sehingga aku ingin membantunya juga. Aku sungguh sangat berterima kasih atas bantuan Dong Joo." Yun Ho berkata dengan dingin, "Apakah aku perlu mendengar kata-kata itu? Jika kau sudah selesai berbicara maka aku akan pergi sekarang."
Da Ji memegang lengan Yun Ho dan mencegahnya untuk pergi, "Semua ini berlangsung terlalu tiba-tiba. Pertemuan dengan Ahjushi.... Pertemuan dengan Dong Joo kembali... Menyukai Ahjushi... Semua terlalu tiba-tiba. Walaupun aku baru mengetahui dirimu dalam waktu yang singkat tapi situasi ini... Tinggal dengan mantan suami di satu rumah, aku bingung menjelaskannya padamu mengenai ini. Aku hanya ingin memberikan kesan yang baik untukmu. Bagaimanapun juga aku tidak merasa malu dengan masa laluku. Maafkan aku karena tidak mengatakan yang sebenarnya dari awal. Tapi sungguh aku menyukai Ahjusshi. Aku tulus..." Yun Ho terdiam mendengar jata-kata Da Ji.
Tiba-tiba Dong Joo datang dan berkata, "Akulah yang menyuruhnya agar tidak mengatakan hal itu padamu. Dan aku tinggal di rumah Da Ji karena untuk melengkapi surat persetujuan masyarakat. Setelah aku mendapatkan surat persetujuan masyarakat, aku akan segara pergi dan tidak akan bertemu dengannya lagi." Yun Ho berkomentar, "Aku hanya merasa tidak nyaman jika tau bahwa Direktur Han Dong Jo ternyata berkaitan dengan hubunganku dengan Da Ji." Dong Joo membela Da Ji, "Aku lah yang membuat situasi ini. Lee Da Ji hanya melakukan hal yang aku pinta." Yun Ho berkata dengan dingin, "Aku bahkan tidak mengerti mengapa aku harus membicarakan masalah pribadiku ini dengan anda. Ini semakin membuatku tidak nyaman." Da Ji terdiam dan berkata pelan pada Dong Joo, "Dong Joo, pergilah. Ini masalahku dengan Ahjusshi." Dong Joo pun terdiam karena menuruti permintaan Da Ji. Da Ji menatap Yun Ho perlahan namun sedetik kemudian Yun Ho pergi begitu saja.
Da Ji berjalan pergi dengan lesu, Dong Joo segera mengejarnya dan bertanya, "Aku yang memintamu agar menutupi masalah kita dahulu, mengapa kau tidak mengatakan hal itu padanya?? Apa kau tidak memiliki mulut? Apa kau tidak tau caranya untuk berbicara?" Da Ji menjawab dengan dingin, "Ini adalah masalahku dengan Ahjusshi. Ini tidak ada hubungannya denganmu!" Dong Joo berkata dengan nada tinggi, "Bagaimana bisa hal ini tidak ada hubungannya denganku???!! Apakah kau bodoh? Jika kau tidak bodoh maka berhentilah menangis dan mengejarnya!!" Da Ji balas berkata, "Bisakah kau pura-pura tidak mengetahui apa-apa?? Jika kau terus begini maka yang terlihat lebih menyedihkan itu adalah aku!!"
Dong Joo kembali marah, "Apakah dia begitu hebat hah? Jika dia bilang ayo berpacaran maka kau akan berpacaran dengannya, dan jika dia bilang ayo berpisah maka kau juga akan mengikuti keinginannya untuk berpisah? Laki-laki itu sungguh brengsek!!" Da Ji berteriak kesal, "Yang brengsek itu adalah kau!! Selain marah-marah, apakah kau bisa melakukan sesuatu yang lainnya? Bagaimana bisa kau begitu egois? Walaupun kau tidak bisa menenangkan hatiku, bisakah kau tidak memperburuk keadaan??" Da Ji mulai menangis dan pergi meninggalkan Dong Joo.
Yun Ho kembali ke kantornya bersama dengan Asistennya. Yun Ho lalu berkata, "Hyung, bisakah kau kosongkan jadwalku pada sore hari ini? Dan bisakah kau cari tau apa yang sedang terjadi diluar sana?" Asisten Yun Ho kebigungan dengan permintaan Yun Ho tersebut. Dan terlihat bahwa Yun Ho sedang tidak ingin diganggu.
Ayah Dong Joo menerima telfon dari karyawan di resort yang menceritakan masalah para demonstrat hari ini. Ayah Dong Joo berkata pada karyawannya itu, "Apa demonstrat? Aku tidak peduli dengan mereka, cepat lenyapkan mereka!!" Ayah Dong Joo mematikan telfon dan menggerutu kesal, "Huh berdoa pada raja laut? Apa-apaan ini??" Kakak yang datang pun kemudian bertanya, "Ada apa dengan festival raja laut?" Ayah Dong Joo menjawab, "Mereka mengatakan bahwapada hari festival raja laut itu laut harus di kosongkan. Huh mereka bahkan berdemo di depan kapal milik kita." Kakak kembali bertanya, "Lalu apa yang akan Dong Joo lakukan?" Ayah Dong Joo menjawab, "Tentu aku yang akan mengusir para demonstrat itu!!" Kakek berkomentar, "Jangan lakukan itu! Biarkan Dong Joo yang menangani semua ini." Ayah Dong Joo pun terdiam tidak berkutik.
Kakek berkata, "Nyalakan TVnya, saatnya melihat berita." Ayah Dong Joo menyalakan TV dan ia justru memasang chanel yang menampilkan para wanita sexy. Kakek hanya berkomentar, "Kau ini benar-benar cabul!" Ibu Dong Joo datang ke ruang TV dan Ayah Dong Joo pun dengan segera mengganti chanel TVnya.
Tuan Yang marah besar pada Da Ji karena Paulist hilang dan Tuan Yang sangat yakin bahwa Paulist itu menghilang karena di jual oleh Da Ji. Da Ji berusaha membela dirinya, "Bagaimana mungkin aku menjual Paulist???" Tuan Yang marah, "Kalau begitu, mana mungkin kuda yang tidak bisa berlari itu tiba-tiba menghilang hah?" Da Ji mencoba menjelaskannya, "Sungguh Paulist menghilang." Tuan Yang tetap tidak menerima semua ini, "Kau tau berapa banyak uang yang aku keluarkan untuk kuda itu?? Aku kehilangan uang untk mengirimmu ke Australia, aku kehilangan uang untuk membeli kuda yang bahkan tidak bisa berlari, dan ternyata kuda itu sekrang menghilang hah???!!"
Tuan Yang sangat marah sehingga dia menarik kerah baju Da Ji. Dong Joo datang dan melepaskan tangan Tuan Yang dari kerah baju Da Ji, "Apa kau ini bajingan hah???" Tuan Yang balas marah pada Dong Joo, "Ah apakah kau terlibat juga dalam penjualan Paulist? Kalau begitu mari kita pergi ke kantor polisi!!" Tuan Yang kembali menarik baju Da Ji, namun lagi-lagi Dong Joo melepaskan tangan Tuan Yang itu. Da Ji meminta maaf pada Tuan Yang namun dengan cepat Dong Joo membentak Da Ji, "Mengapa kau meminta maaf untuk kesalahan yang bukan salahmu??" Tuan Yang tentu menjadi marah pada Dong Joo. Tiba-tiba Dong Joo mendekati Tuan Yang dan menunduk meminta maaf, Tuan Yang pun kaget melihatnya. Dong Joo berkata, "Maaf. Akulah yang membuat kuda itu hilang. Aku sudah meminta orang suruhanku untuk mencarinya. Tidak peduli apapun, aku akan menemukannya dan membawa dia kembali. Jika Paulist tidak kembali, maka aku akan bertanggung jawab. Jika ada masalah dengan Paulist maka kau katakan saja padaku." Da Ji terdiam karena tidak menyangka Dong Joo bisa berkata sebijak itu.
Da Ji dan Dong Joo pun masuk kedalam rumah. Dong Joo berkata, "Aku sudah menyuruh orang untuk mencarinya jadi tenang saja Paulist akan segera di temukan." Da Ji menjawab, "Terima kasih. Jika kau tadi tidak datang, mungkin aku sudah di bawa ke kantor polisi." Dong Joo berkomentar, "Akulah yang membuat masalah ini jadi kau tidak perlu berterima kasih." Dong Joo hendak berjalan ke kamarnya namun Da Ji segera menghentikannya, "Aku tau bahwa kau juga pasti merasa sedih. Karena aku maka kau menghilangkan emosimu itu. Aku berusaha untuk bersikap dingin di hadapanmu tapi sepertinya itu tidak mungkin. Aku selalu membuat kau mendapat masalah, ini sungguh menyedihkan. Tapi... Walaupun aku terlihat bodoh, tapi aku akan melakukan yang terbaik hingga akhir. Aku tidak mau melakukan sebuah penyesalan. Aku menyadari semua ini setelah kita berpisah."
Dong Joo terdiam mendengar kata-kata Da Ji. Dong Joo lalu berkata, "Aku akan segera pergi." Da Ji dengan cepat berkata, "Tidak perlu. Masalahku dengan Ahjusshi itu bukan karenamu. Walaupun kau nanti pergi, aku rasa tidak akan ada yang berubah dengan hubunganku dan Ahjusshi. "
Yun Ho pergi ke Resort dan dia melihat bahwa Jin Young masih berada di ruangannya untuk bekerja. Jin Young menyadari kehadiran Yun Ho dan mereka pun minum kopi bersama di ruangan Jin Young. Yun Ho melihat hasil foto Jin Young di kamara dan hasil foto itu banyak sekali fotonya Dong Joo. Jin Young berkata pada Yun Ho, "Bagaimana? Bukankah dia tampan? Aku sungguh menyukainya." Yun Ho hanya berkomentar, "Ya fotonya bagus." Jin Young berkata, "Dengan perasaan ajtuh cinta ini... aku banyak menemukan hal baru." Yun Ho tersenyum dan bertanya, "Lalu bagaimana dengan masa lalu?" Jin Young balik bertanya, "Kenapa? Ketika hubungan dari masa lalu itu terasa pahit maka kau akan mencari seseorang yang baru. Ah aku selalu ingin tau, orang seperti Oppa ini memiliki pesona seperti apa? Tapi aku telah menyadarinya saat di kapal itu, aku tau bahwa kau adalah seprang Direktur dan tidak mudah menghadapi orang sepertimu.Tapi sepertinya Lee Da Ji yang ceroboh itu bisa menanganimu. Da Ji ini sngat atraktif,hingga membuatku cemburu padanya." Yun Ho tersenyum mendengar komentar Jin Young.
Da Ji sedang berada di kamarnya sambil menatap hasil gambaran Yun Ho. Lalu Da Ji mengambil sebuah buku dan menulis sesuatu.
Dikamarnya Dong Joo, dia membereskan pakaiannya dan memasukannya kedalam koper. Dong Joo lalu mengingat ucapan Da Ji, "Aku akan melakukan yang terbaik hingga akhir. Aku tidak ingin melakukan sesuatu yang pada akhirnya aku sesali. Aku menyadari hal itu setelah berpisah denganmu..."
Pagi hari Dong Joo sudah bekerja di peternakan dan itu membuat Da Ji keheranan hingga bertanya, "Apakah matahari terbit di barat?? Apakah kau ini benar-benar Han Dong Joo?" Dong Joo berkata, "Aku sudah memberi makan kuda. Lagi pula aku melakukan hal ini hanya untuk membantu hingga kakimu benar-benar sehat. Ngomong-ngomong pagi-pagi begini kau mau kemana?" Da Ji segera menyembunyikan amplop yang dia pegang itu dibalik punggungnya, "Hmm aku mau bertemu dengan para Ahjumma nelayan." Dong Joo merebut amplop yang di sembunyikan oleh Da Ji itu dan bertanya, "Bertemu Ahjumma nelayan yang membenciku itu??" Dong Joo lalu membuka isi amplop yang ternyata berisi surat perjanjian, Dong Joo bertanya pada Da Ji, "Kau bahkan membuat sebuah surat persetujuan ini??!!" Da Ji terdiam kebingungan.
Da Ji bertemu dengan Ahjumma nelayan dan mengobrol. Sementara itu Dong Joo ikut dan berdiri di belakang Ahjumma nelayan dan Da Ji. Da Ji bebricara dengan baik pada Ahjumma nelayan itu, "Ahjumma, biar aku bantu kau. Hmm akhir-akhir ini gelombang laut cukup besar ya." Ahjumma berkomentar, "Ya. Itulah sebannya kita harus berdoa pada dewa laut. Tapi resort itu justru mau mengadakan pesta di laut. Huh lihat saja aku akan memukul punggung direktur itu!!" Dong Joo yang mendengar ucapan itu pun bergidik ngeri. Da Ji tersenyum dan menenangkan Ahjumma nelayan, "Ahjumma, orang itu pasti tidak tau betapa pentingnya berdoa pada dewa laut sehingga dia bersikap seperti ini. Ahjumma, jangan khawatir."
Da Ji menghampiri Dong Joo dan bertanya, "Apakah kau suka kerang? Aku akan meorongkan beberapa jika kau ingin " Dong Joo menjawab pertanyaan Da Ji dengan muka kesal, "Beberapa hari ini aku sangat sibuk untuk mempersiapkan pesta pembukaan di kapal itu!!" Da Ji berusaha membujuk Dong Joo, "Resortmu itu kan memiliki banyak tempat bagus, mengapa tidak di resortmu saja acara pesta pembukaan itu?" Dong Joo justru balik bertanya, "Mengapa festival dewa laut itu tidak di ubah saja harinya? Lagipula ini semua kan hanya tahayul." Da Ji berkata, "Tahayul bagimu! Tapi bagi para Ahjumma nelayan itu festival dewa laut ini sangatlah penting. Jika kau tidak mau pindah tempat, maka aku tidak akan membantumu lagi." Dong Joo menatap Da Ji dengan penuh kekesalan.
Yun Ho datang ke kamar resortnya dan kebingungan saat melihat asistennya sedang tersenyum sambil menatap sebuah buku. Yun Ho menghampiri asistennya dan bertanya, "Apa yang sedang kau lihat?" Asisten Yun Ho menutup buku itu dan menyerahkannya pada Yun Ho. Yun Ho bertanya pada Asistennya itu, "Apakah buku ini yang membuatmu tertawa seperti tadi?" Yun Ho membuka buku itu dan ternyata buku itu adalah buku panduan pulau Jeju yang di buat oleh Da Ji.
Da Ji datang ke banyak tempat di Pulau Jeju dan memotret tempat-tempat itu. Hasil foto itu lalu di tempelkan di buku. Dan Da Ji membuat buku itu special untuk Yun Ho. Yun Ho yang membaca buku itu pun tersenyum. Yun Ho membuka HPnya dan melihat sms Da Ji , "Kemarin ada sesuatu yang belum aku katakan padamu. Jika kau tidak keberatan, aku ingin hubungan kita tetap ada. Aku benci perpisahan." Yun Ho mau membalas sms itu namun ada sms yang masuk kembali dan Yun Ho segera membukanya. Sms yang datang itu berasal dari Da Ji, "Karena Ahjusshi telah bercerai, itulah yang membuatku lebih menyukaimu." Yun Ho tersenyum dan bertanya dalam hati, "Benarkah itu?"
Dong Joo melihat gedung serbaguna di dalam Resortnya dan tersenyum. Lalu Jin Young datang menghampirinya, "Apakah ada yang membuatmu tidak puas, Direktur?" Dong Joo tersenyum dan menjawab, "Sangat puas. Kau telah mendekornya dengan sangat bagus." Asistennya Jin Young memanggil dan Jin Young pun permisi untuk pergi sebentar.
Dong Joo melihat-lihat gedung itu kembali dan berkata pada asistennya, "Tempat ini bagus. Kalau begitu pesta pembukaan itu di adakan disini saja." Asistennya tentu sangat kaget dan kebingungan, "Mengapa kau merubah tempatnya secara tiba-tiba?? Undangan bahkan sudah di cetak." Dong Joo sambil tetap tersenyum berkata, "Kalau begitu cetak ulang saja." Asisten Dong Joo benar-benar marah, "Direktur!!! Pesta pembukaan ini tinggal beberapa hari lagi, bahkan tamu VIP pun sudah datang ke resort. Hal ini sangat penting untuk image resort kita." Dong Joo berkomentar, "Tapi penduduk juga sangat penting untuk resort kita. Jika kita terus bersikeras dengan pesta di kapal itu, maka bagaimana dengan warga?? Akulah yang bertanggung jawab. Dan untuk makanan laut nanti belilah dari para Ahjumma nelayan itu." Asisten Dong Joo kembali marah, "Tapi... Bagaimana dengan orang catering itu??" Dong Joo menjawab dengan santai, "Bukankah prinsip ekonomi itu adalah membeli barang berkualitas tinggi dengan harga yang murah?? Ah apakah kau tetap mencari kuda itu? Kau harus menemukannya."
Da Ji sedang duduk di kamarnya menanti sms dari Yun Ho, namun yang ada adalah telfon dari Dong Joo. Da Ji bertanya, "Bagaimana?" Dong Joo menjawab, "Tempatnya sudah diubah. Bantulah para Ahjumma itu untuk mempersiapkan festival dewa laut itu." Da Ji tentu sangat senang mendengarnya, "YA HAN DONG JOO!!! Direktur Han Dong Joo kau benar-benar berubah. Ahjumma itu pasti akan sangat senang. terima kasih. Aku sangat bangga padamu." Dong Joo tersenyum mendengar ucapan Da Ji itu. Lalu Dong Joo berkata, "Aku sedang sangat sibuk, aku tutup telfonnya ya."
Ternyata sejak tadi itu ada yang mendengar percakapan Dong Joo dan Da Ji, yang mendengar itu adalah seorang Paman yang hendak menjual kudanya karena kuda itu tidak bisa berlari sama sekali. Paman itu berkata, "Aku datang membawa kuda itu. Kau besarkan kuda itu dengan benar!" Dong Joo mengangguk mengerti.
Yun Ho terus menatap papan catur dan Asistennya berkata, "Ini sudah hampir satu jam, namun kau belum juga menggerakannya?" Yun Ho menjawab, "Jika aku memindahkannya kemari maka akan sekakmat. Aku tidak menginginkan hal itu. Huh mengapa menjadi tua itu semakin susah ya?" Asistennya berkomentar, "Pikirkanlah dengan hati. Terkadang mengikuti perasaan hati itu tidak selalu buruk." Yun Ho kembali bertanya, "Hyung, apakah kau pikir bahwa aku adalah orang yang selalu lebih mendengarkan otaknya?" Asisten Yun Ho menjawab, "Tidak juga..."
Semalaman Da Ji terus menatap HPnya namun tidak ada satupun telfon atau sms dari Yun Ho. Da Eun yang melihat hal itu pun berkomentar, "Seberapa lama kau menatap HPmu itu tetap saja tidak akan keluar bunga dari dalamnya. Ahjusshi itu sudah tidak ada harapan. Lupakan saja sebaiknya. Jujurlah, Apa yang abik dari Ahjushi itu? Dan mengapa kau selalu membela mantan suamimu itu?" Da Ji langsung menatap Da Eun tajam dan Da Eun pun terdiam.
Seperti biasa Yun Ho melakukan lari pagi di sekitar Resort. Saat dia melewati peternakan resort, dia melihat sebuah kuda. Yun Ho mendekati kuda itu dan tersenyum, "Paulist? Mengapa kau bisa ada disini?"
Da Ji keluar dari rumahnya sambil menelfon Ahjumma nelayan, "Ahjumma tidak perlu khawatir. Persiapkan saja festival dewa laut itu dengan baik. Ya aku mengerti." Da Ji menyudahi perbincangannya dengan Ahjumma. Ada sms yang masuk ke HPnya dan Da Ji langsung tersenyum senang dan berlari pergi.
Da Ji datang ke peternakan resort dan sangat senang sekali saat melihat Paulist sudah di temukan. Di samping Paulist ternyata sudah ada Yun Ho. Da Ji terlihat canggung dengan Yun Ho dan dia berkata, "Terima kasih. Kau sangat membantu." Yun Ho lalu bertanya, "Hmm benarkah kau menyukaiku karena aku sudah bercerai, apakah itu tulus??" Da Ji menjawab, "Hmm ya." Yun Ho kembali bertanya, "Mengapa?" Da Ji menjawab, "Jika terlalu sempurna, maka aku akan merasa lebih terbebani. Kehidupan kita berdua sudah memiliki luka di masa lalunya." Yun Ho tertawa dan itu membuat Da Ji semakin bingung. Yun Ho berkata, "Maafkan aku. Aku tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya." Da Ji tersenyum, "Masa lalu adalah masa lalu. Ada banyak hal yang mesti kita mengerti sekarang ini."
Yun Ho terdiam sesaat dan kemudian berkata, "Perasaanku padamu... Bisakah kau menerimanya? Awalnya aku berfikir bahwa kau ini hanya anak-anak. Kau telah menikah dan bercerai, mungkin kau takut... Perceraian itu... Mengetahui hal itu entah mengapa aku merasa marah. Mungkin karena perasaan iri. Maafkan aku karena marah padamu. Dan terima kasih karena kau telah menyukai laki-laki yang telah bercerai seperti aku ini." Da Ji tersenyum senang. Yun Ho mendekati Da Ji dan memeluknya.
Dong Joo berusaha menlfon Da Ji sejak tadi namun tidak diangkat juga. Dong Joo berjalan ke arah peternakan resort dan dia terdiam saat melihat Yun Ho dan Da Ji yang sedang berpelukan. Dong Joo terlihat sangat marah dan langsung pergi begitu saja.
Yun Ho dan Da Ji akhirnya berbaikan. Mereka berdua pun berjalan-jalan mengitari Resort bersama-sama. Da Ji bertanya, "Jika aku menelfonmu sekarang, apakah kau akan menjawabnya?" Yun Ho menjawab, "Tentu aku akan mengangkatnya." Da Ji berkata, "Sepuluh menit sekali... tidak, lima menit atau satu menit sekali aku akan menelfon." Yun Ho berkomentar, "Tapi untuk itu entahlah. Mulai sekarang aku perlu menghadiri beberapa pertemuan penting." Da Ji pura-pura marah, "Kalau begitu aku tidak mau menelfonmu. Aku sudah lelah mendengar mesin pengangkat telfon." Yun Ho tertawa, "Kalau begitu kau bisa mengirimkan aku sms. Melihat smsmu, aku merasa bahagia."
Da Ji tiba-tiba berhenti berjalan dan berkata, "Itu... Dong Joo hingga menerima surat persetujuan dari masyarakat..." Yun Ho memotong ucapan Da Ji, "Bantulah dia. Aku suka kau yang senang membantu. Lagipula, orang yang kau suka itu adalah aku."
Dong Joo berjalan ke ruangan kantornya dengan lesu. HPnya bebrunyi dan itu merupakan telfon dari Ayahnya. Ayah Dong Joo marah karena Dong Joo menganti ruang pertemuan dengan tiba-tiba, "HAN DONG JOO!! Mengapa kau merubah tempat pesta pembukaan itu?" Dong Joo yang sedang bad mood pun menjawab dengan singkat, "Itu karena warga menentang." Ayah Dong Joo terus mengomel di telfon dan dengan cepat Dong Joo menutup telfonnya.
Ayah Dong Joo masuk ke tempat Ibunya Dong Joo sambil mengeluh namun saat melihat wajah Ibunya Dong Joo, keluhan itu hilang. Dan tampak Ayah Dong Joo yang terpesona pada kecantikan istrinya itu. Ibu Dong Joo bertanya, "Apa kau sudah makan?" Ayah Dong Joo menjawab, "Belum. Kenapa?" Ibu Dong Joo menjawab dengan penuh perhatian, "Ingatlah untuk makan. Kau memiliki penyakit." Ayah Dong Joo terus menatap wajah sang istri dan bertanya, "Apakah kau melakukan operasi plastik? Wajahmu tidak terlihat seperti sebelumnya." Tentu hal itu membuat Ibu Dong Joo kesal.
Dong Joo masuk kedalam mobil dengan keadaan yang buru-buru. Bahkan Jin Young yang hendak menyapa Dong Joo pun tidak sempat menyapa Dong Joo karena Dong Joo sudah terlanjut pergi.
Da Ji menatap Paulist dengan sangat senang hati karena akhirnya kuda itu kembali. Dong Joo yang baru pulang ke peternakan pun disambut ceria oleh Da Ji, namun sayangnya suasana hati Dong Joo sedang tidak senang sehingga Dong Joo membalas sapaan Da Ji dengan dingin. Da Ji berkata, "Hi direktur Han Dong Joo! Apakah kau merasa pernah melihat kuda ini sebelumnya? Apa kau tidak ingat? Ini adalah paulist. Kau melupakannya dengan begitu cepat." Dong Joo menjawab dengan dingin, "Mengapa aku harus mengingat wajah kuda itu?" Da Ji dengan cepat menghampiri Dong Joo sambil tersenyum gembira, "Huh pantas saja kau tidak bisa menemukan Paulist karena tidak meningat wajahnya. Oh ya Yun Ho lah yang menemukan paulist. Dan... Aku dengan Yun Ho sudah berbaikan." Dong Joo terenyum sinis dan kemudian bertanya, "Lalu apakah itu adalah urusanku?" Da Ji tersenyum kebingungan.
Lalu Da Ji berkata, "Ah ya para Ahjumma nelayan itu sangat berterima kasih karena kau telah membeli kerang mereka. Kau melakukan pekerjaan yang baik." Dong Joo tiba-tiba saja membentak Da Ji dan itu membuat Da Ji kaget, "Kau selalu saja memintaku membantumu ini dan itu. Apakah kemampuanmu itu hanya menempel terus padaku dan memintaku melakukan apapun?? Kau ini bukan pengemiskan?" Da Ji tentu panas mendengar kata-kata Dong Joo, "Siapa yang kau maksud pengemis?" Dong Joo lalu berkata, "Ah apakah aku sudah mengatakan padamu bahwa pesta pembukaan itu akan tetap diadakan di kapal." Da Ji kembali marah, "Bagaimana bisa kau mengubahnya? Para Ahjumma nelayan itu sungguh bahagia." Dong Joo pergi ke kamarnya dan meninggalkan Da Ji.
Da Ji masuk kedalam kamar Dong Joo dan kembali berdebat. Dong Joo berkata, "Mengapa kau tidak meminta bantuan Yun Ho saja hah?" Da Ji bertanya, "Mengapa membicarakan Yun Ho? Kau ini orang egois!! Dasar brengsek!!" Dong Joo kesal, "Apa? Brengsek??" Da Ji menenangkan hatinya dan bertanya, "Ada apa? Apakah suasana hatimu sedang buruk??" Dong Joo berkata, "Kau keluarlah sekarang!!" Da Ji semakin emosi, "Mengapa aku yang harus pergi?? Kau yang keluar!!" Dong Joo menganggukan kepalanya dan keluar dari kamar begitu saja.
Di ruang tengah, Da Ji menarik tangan Dong Joo dan mencoba bebricara dengan baik-baik. Da Ji berkata, "Kau selalu berkata dengan berlebihan, itulah sebabnya..." Dong Joo menghentikan ucapan Da Ji, "Cukup. Berhentilah berbicara." Dong Joo melepaskan tangan Da Ji dan berjalan ke pintu keluar.
Tiba-tiba saja pintu terbuka dan masuklah Jin Young yang berkata, "Akhirnya aku menemukan tempat ini. Ah ya kau bilang ingin makan... " Kata-kata Jin Young terputus saat melihat Da Ji, "Hmm ada Da Ji disini?" Dong Joo kebingungan untuk menjelaskannya.
0 comments:
Post a Comment