Do you like this story?
PARADISE RANCH
EPISODE 2
EPISODE 2
Da Ji sangat senang saat bertemu dengan Yun Ho. Da Ji tersenyum dan berkata, "Ahjusshi, kau datang pada waktu yang tepat!!" Da Ji bangkit dari posisi terjatuhnya lalu memperkenalkan Yun Ho pada Tuan Yang, "Orang ini adalah ahlinya dalam membeli kuda. Kami membeli kuda ini bersama. Ahjusshi, tolong kau katakan sesuatu." Yun Ho menatap kuda itu dan berkata, "Hmm Namanya adalah Paulist. Dia adalah ras asli. Dia menjadi populer saat memenangkan hadiah 8.000.000 won." Tuan Yang meremehkan ucapan Yun Ho dan berkomentar, "Ya karena dia ras asli maka dia sama sekali tidak berjalan ataupun berlari. Yang dia bisa lakukan hanyalah makan, minum dan buang air!"
Yun Ho tersenyum lalu berbisik pelan pada Da Ji, "Dia akan membuat sebuah berita." Yun Ho lalu berkata pada Tuan Yang, "Aku akan memberimu 20.000.000 won. Sebenarnya, karena permintaan Da Ji lah aku melepaskan kuda yang ingin aku beli ini. Aku ingin kuda ini karena banyak sekali yang bisa aku dapat. Sebenarnya aku bisa saja membayar 60.000.000 won untuk kuda ini." Da Ji kaget mendengarnya, "Apa? 60.000.000 Won???" Yun Ho berkata pada asistennya, "Berikan dia 60.000.000 won." Tuan Yang langsung mecegah Yun Ho dan berkata, "Tidak... Tidak... Tidak perlu... Hmm maksudku aku tidak ingin menjualnya." Yun Ho tersenyum karena rencana dia berhasil.
Da Ji tersenyum malu pada Yun Ho dan meminta maaf, "Karena aku maka kau masuk dalam masalah ini. Ahjusshi selalu datang di waktu yang tepat. Ini pasti karena takdir." Yun Ho tersenyum dan kemudian bertanya, "Hmm apakah ini peternakan yang waktu itu kau bicarakan?" Da Ji menjawab, "Ah ya. Tapi ada sedikit masalah, Kami akan mencari solusi yang terbaik."
Da Ji lalu bertanya, "Ah Ahjusshi, kapan kau datang? Apa kau berencana untuk tinggal disini beberapa hari? Dimana kau menginap?" Yn Jo menjawab, "Aku datang kemarin. Aku akan berada disini untuk 2 bulan dan aku menginap di Resort D.I." Da Ji berkata, "D.I? Ahjusshi tempat itu tidak bagus. Jangan pergi kesana." Yun Ho kebingungan, "Tidak bagus?" Da Ji lalu menjelaskan alasannya, "Sebenarnya bukan tempatnya tidak bagus... Saat mereka membuka lapangan golf maka bola golf itu pun sering jatuh kemari dan mengenai kepala orang-orang.Tidak hanya itu saha, dulu ada banyak sekali ayam disini. Namun setelah memakan rumput, mereka semua langsung sakit. Lalu tempat mereka membuat speed boat. Mereka itu merusak alam dan mengacaukan kehidupan penduduk. Huh hanya karena pembangunan resort itu, Apa mereka pikir bisa membuat Resort dengan penuh kebahagiaan?? Benarkan Ahjusshi?" Yun Ho terlihat kebingungan dan menjawab, "Ah ya benar."
Yun Ho lalu berkata pada Asistennya, "Temukan penginapan yang lain." Namun Da Ji segera mencegahnya, "Tidak perlu seperti itu. Aku tadi terlalu berlebihan berbicaranya. Sebenarnya peternakan kami ini dalam posisi yang tidak menguntungkan. Ya pada intinya terlalu rumit masalahnya." Yun Ho melihat tas yang di bawa oleh Da Ji dan bertanya, "Kemana kau akan pergi?" Da Ji menyadari bahwa dia seharusnya pergi ke Seoul. Da Ji menarik lengan Yun Ho untuk melihat Jam dan kemudian dia berkata, "Ahjusshi aku tidak bisa menjadi guidemu untuk hari ini. Sekarang aku harus bernegosiasi dulu dengan seseorang." Yun Ho kebingungan, "Negosiasi?" Da J menjawab, "Sebenarnya, aku datang kesana untuk meminta sesuatu. Jika kau memberitahu nomormu... Ah lupakan. Karena kau tau nomor telfonku maka telfonlah saat kau memiliki banyak waktu. Aku akan memperlihatkan keindahan Pulau Jeju ini. " Da Ji lalu berlari pergi.
Tapi kemudian dari arah kejauhan Da Ji berteriak, "Aku tidak tau bahwa kau benar-benar datang kemari. Terima kasih. Dan aku pikir kau terlihat lebih tampan saat aku melihatmu disini. Semoga kau menikmati waktumu." Da Ji melambaikan tangan dan segera pergi.
Yun Ho tersenyum dan berkata pada Asistennya, "Mengapa kau tidak mencoba berbicara dengan mereka?" Asistennya menjawab, "Baik aku akan mengkonfirmasi sekarang. Ah ya Tour Guide sedang menunggu anda." Yun Ho menatap Asistennya dan berkata, "Tour Guide? Bukankah kita sudah memilikinya? Kita sudah memiliki Nona Tour Guide(Da Ji)"
Kakek Dong Joo mengadakan rapat dan seluruh petinggi perusahaan pun datang. Dong Joo yang merupakan bagian dari perusahaan pun ikut hadir di rapat ini. Namun dia tidak mendengarkan ucapan Kakeknya karena dia lebih asik mencoret-coret kertas. Kakek Dong Joo berkata, "Anda semuanya pasti sudah mendengar kabar yang beredar. Mulai hari ini aku akan mengundurkan diri dari jabatanku sebagai Direktur Utama. Aku yakin telah memberikan usahaku yang terbaik untuk Perusahaan Dong In ini. Dan untuk yang menggantikan posisi aku ini adalah Han Dong Joo." Semua orang kaget mendengarnya. Bahkan Ayah Dong Joo sendiri pun kaget mendengar hal ini karena dia menyangka pada awalnya bahwa dia lah yang akan terpilih. Dong Joo terlalu asik dengan dunianya sendiri sehingga tidak menyadari bahwa orang-orang mulai membicarakan dirinya.
Ayah Dong Joo mencoba meyakinkan kembali keputusan Kakek. Kakek berkata , "Respon ini sudah aku perkirakan. Bahkan kau juga tidak menyangkanya kan? Bukankan kau ingin menentang keputusanku ini? Sebenarnya perusahaan ini bukan hanya milik kita. Kalian semua tidak perlu berkecil hati seperti itu. Cukup bekerja dengan baik." Kakek berdiri dari duduknya dan kemudian berkata, "Dan mulai sekarang segala kepentingan mengenai Resort di Pulau Jeju akan diserahkan pada Direktur Han Dong Joo." Kakek pergi dari ruangan rapat dan Ayah Dong Joo segera mengejarnya. Sementara Dong Joo masih tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
Ternyata tujuan Da Ji datang ke Seoul itu untuk menemui langsung Dong Joo dan meminta kembali tanah peternakannya. Da Ji menatap gedung kantor Dong Joo dan meyakinkan diri bahwa dia bisa melakukan semua ini.
Sementara itu Dong Joo dan Ayahnya langsung pergi ke ruangan Kakek Dong Joo. Dong Joo berusaha mengubah keputusan Kakeknya itu dengan pura-pura bersikap baik pada Kakeknya, "Kakek, aku tetap yang lebih baik kan? Aku mengerti. Baiklah mulai besok aku akan mulai bekerja dengan serius. Aku juga akan mempelajari apa yang telah Ayahku lakukan. Bukankah itu sudah cukup?" Kakek menjawab, "Ini sudah terkambat. Dong Joo kau harus mulai memiliki keinginan berbisnis. Itu adalah hal yang harus kalian tau. Cepat lakukan yang aku minta." Ayah Dong Joo tetap tidak menerima keputusan ini, "Ayah aku benar-benar ketakutan. Apakah perusahaan itu pekerjaan anak-anak? Apa yang bocah ini ketahui hah??" Kakek berkomentar, "Bagaimanapun juga jika dia tidak bekerja dengan baik sebagai Direktur maka Perusahaanpun akan mengatasinya dengan Full Management System." Ayah Dong Joo tetap tidak menerima.
Kakek berkata pada Ayah Dong Joo, "Aku ini tidak tuli jdi kecilkan suaramu! Bukankah kau yang bilang bahwa tidak peduli apa nama tempatnya tapi akan dikunjungi oleh orang yang sama? Mereka datang bukan karena nama pemiliknya. Yang harus dikhawatirkan itu karena kritikan mereka." Ayah Dong Joo berkata, "Ayah.... Bagi Dong Joo ini adalah masalah yang serius. Ini mungkin tidak benar, tapi semua ini membutuhkan proses." Dong Joo setuju dengan ucuapan Ayahnya, "Kakek, sekarang ini bukan waktunya untuk bercanda." Kakek menatap Dong Joo dan berkata, "Sebenarnya berapa lama kau ingin terus menghindari dari semua ini? Selalu saja menunda." Ayah Dong Joo kembali berkata, "Ayah. Aku tidak bisa menerima keputusan ini." Kakek berkomentar, "Ada pepatah yang mengatakan bahwa kau harus menghargai segala keputusan. Ini adalah suatu prestasi bagimu yang seorang ayah dan ingat bahwa ucapanmu itu bisa menyakiti hati anakmu. Anak ini denagn natural nantinya akan mulai menerima." Ayah Dong Joo dan Dong Joo sama-sama mengeluh karena tidak berhasil menggoyahkan keinginan Kakek.
Dong Joo sedang berjalan menuruni eskalator. Kemudian dia mendengar ada suara perempuan yang berteriak-teriak di dalam kantor. Ternyata perempuan yang berteriak-teriak itu adalah Da Ji yang di bawa oleh 2 petugas keamanan. Saat melihat kehadiran Dong Joo, Da Ji pun terus memanggil nama Dong Joo sehingga akhirnya petugas keamanan melepaskannya. Da Ji melambaikan tangan pada Dong Joo namun Dong Joo hanya menatapnya sinis.
Da Ji dan Dong Joo pun berbicara di luar kantor. Da Ji menjelaskan bahwa 30%tanah yang dibeli oleh Dong Joo itu adalah tanah dimana ada rumah Da Ji diatasnya. Dong Joo terlihat kesal dan berkata dengan dingin, "Bukankah sebelumnya kau mengatakan bahwa rumahmu hanya ada di wilayah 20%?" Da Ji kebingungan dan menjawab, "Hmm itu... itu... Kalianlah yang mengambil rumah kami. Dan sekarang kau juga ingin menghancurkannya. Yang kau lakukan itu adalah ilegal!!" Dong Joo berkomentar, "Ini tentu tidak ilegal karena kau sendiri telah menandatanganinya." Dengan lemas Da Ji menjawab, "Hmm ya aku tau itu..."
Dong Joo memelankan suaranya dan bertanya, "Sekarang apa yang kau inginkan?" Da Ji menjawab lemah, "Aku tidak bisa menerima kondisi ini. Ah biarkan aku bertemu dengan orang perusahaan." Dong Joo marah dan membentak, "Kau pikir, kau bisa mengubah keputusan Direktur hah?" Da Ji terus memaksa untuk bertemu dengan Direktur Perusahaan dan bernegosiasi namun Dong Joo melarangnya dan berkata, "Hasilnya tidak akan berubah!! Walaupun kau berbicara pada Ayahku maka hasilnya tidak akan berubah! Apakah kau lupa bagaimana kita berpisah? Jika kau ingin bertemu dengan Kepala Organisasi perusahaan maka orang itu adalah Ayahku. Jadi sebaiknya kau pergi saja!" Da Ji bertanya, "Apakah kau membeli peternakan itu karena tau bahwa peternakan itu milik keluargaku?" Dong Joo menjawab dengan dingin, "Fantasimu itu terlalu besar! Aku tidak memiliki hubungan denganmu jadi untuk apa dilakukan? Lagipula Perusahaan ini tidak main-main, masih banyak hal yang bisa dikerjakan."
Da Ji tetap ingin bernegosiasi dengan Ayah Dong Joo namun Dong Joo tetap melarang dan membentaknya, "Apakah kau ini orang putus asa yang bodoh?? Mengapa begitu keras kepala?" Da Ji kaget mendengar kata-kata Dong Joo tersebut, "Bodoh? Aku?!" Dong Joo sudah sangat marah dan berkata, "Aku benci melihatmu!!" Dong Joo pergi begitu saja meninggalkan Da Ji yang masih kaget dengan kata-kata Dong Joo.
Da Ji datang ketempat kerja Ayah Da Ji di Seoul dan dia melihat Ayahnya itu sedang memarahi seorang pelatih kuda, "Bagaimana mungkin kuda itu hilang beberapa kilogram dalam wkatu hanya 2 hari hah?? Itu sudah di latih dengan baik. Kau ini membuat banyak masalah!! Bodoh!! Kau mendapatkan luka hanya dengan sekali jatuh dari kuda? Itu seharusnya tidak terjadi!! Baiklah aku akan memberikan waktu 2 hari padamu untuk mengembalikan berat badannya seperti semula. Apa kau mengerti? Cepat lakukan!!!"
Da Ji memanggil Ayahnya dan Ayahnya pun tersenyum senang. Ayah Da Ji bertanya, "Kapan kau datang?" Da Ji menjawab, "Beberapa saat yang lalu." Ayah Da Ji mengenggam tangan Da Ji dan berkomentar, "Ya ampun tanganmu begitu dingin. Ayo masuk kedalam."
Ayah Da Ji mengajak Da Ji masuk kedalam kamar dia tinggal di tempat pelatihan kuda selama di Seoul. Tempat itu begitu kecil dan Da Ji memandang iba pada Ayahnya. Da Ji bertanya, "Ayah.. Apakah kau tinggal disini?" Ayah Da Ji menjawab, "Tidak setiap hari. Aku tinggal disini jika sedang dibutuhkan saja." Ayah Da Ji membuka kulkas dan memberikan minuman pada Da Ji. Ayah Da Ji berkata, "Maaf Ayah tidak memiliki susu strawberry kesukaanmu." Da Ji tersneyum lemah. Ayah Da Ji kebingungan melihat sikap Da Ji yang begitu lesu, "Apa ada masalah? Da Eun membuat masalah lagi?" Da Ji menggeleng lemah, "Tidak." Ayah Da Ji kembali bertanya, "Apa begitu banyak orang yang datang ke peternakan?" Da Ji mengangguk, "Hmm ya."
Ayah Da Ji berkata, "Da Ji, kau cape kan? Ayah selalu merasa bersalah." Da Ji tersenyum dan berkata, "Tidak. Ayahlah yang pastinya lelah karena datang sendiri di Seoul." Ayah Da Ji tersenyum dan berkata, "Tidak ada yang perlu di sesalkan untuk orang sepertiku yang menghabiskan semua hidupnya demi kuda. Ayah sama sekali tidak lelah. Da Ji, kita kita harus bekerja seperti ini selama 1 tahun kedepan hingga Ayah dapat kembali ke Pulau Jeju. Bahkan nanti Ayah tidak akan membiarkan kau memegang satu ember air pun." Da Ji tersenyum mendengarnya.
Tiba-tiba ada seseorang yang berteriak memanggil nama Ayah Da Ji. Ayah Da Ji pun keluar dan bertemu dengan Manager tempat pelatihan kuda. Manager itu marah-marah pada Ayah Da Ji, "YA!! Apa yang kau lakukan hah? Dokter hewan bilang bahwa kuda itu sudah bisa berlari. Lalu mengapa kau melarang kuda itu untuk dilatih?" Ayah Da Ji menjawab, "Kakinya masih lemah. Jika di biarkan berlari maka kedua kakinya bisa terluka." Manager itu kembali memarahi Ayah Da Ji, "Huh hanya karena kau memiliki sedikit kemampuan saja kau lupa bahwa siapa dirimu ini sebenarnya!! Jika kau tetap keras kepala maka aku akan memecatmu!!" Da Ji menatap kejadian itu dari dalam kamar dan dia sedih melihat Ayahnya yang diperlakukan seperti itu.
Da Eun sedang mampir kerumah salah seorang Ahjumma di peternakan dan dia membantu untuk mengupas bawang bombay. Da Eun mengeluh karena bawang bombay itu membuat matanya berair, "Onion ini membuatku menangis. Sungguh menyesihkan." Ahjumma itu lalu berkomentar, "Da Ji pasti sangat bekerja keras. Oppa-ku(Ayah Da Ji) juga pasti sangat bekerja keras. Hidup ini pasti sangat sulit bagi mereka." Seorang Ahjussi datang dan mengomel pada Ahjumma, "Ya kau ini sudah berumur tapi masih tetap memanggil orang dengan sebutan 'Oppa'?? Apakah kau tidak merasa aneh hah?" Ahjusshi itu kesal dan berkata, "Sekali Oppa maka tetap saja Oppa!!" Da Eun yang melihat hal ini pun bertanya, "Ahjusshi... Jangan-jangan kau menyukai Ahjumma lagi ya? Itu telihat jelas. " Tentu saja Ahjusshi dan Ahjumma itu langsung terdiam.
Da Eun berkata, "Ah ya aku juga sudah menampilkan foto Peternakan ini di internet. Jangan khawatir. Banyak sekali orang dari Australia, Philipina, China, Los Angels dan Korea yang mengunjungi website kita itu. Aku menampilkan foto yang sangat bagus dan memasukan effect agar sedikit special." Teman Da Eun memuji Da Eun, "Wow kau sangat pintar..." Dengan PDnya Da Eun berkata, "Aku sudah tau..."
Dong Joo dan Ji Young masuk kedalam apartemen Dong Joo. Dong Joo bertanya, "Kapan kau datang?" Ji Young menjawab, "5 Jam yang lalu. Sudah berlalu 3 bulan tapi tempat ini tetap bersih. Kapan kau membersihkannya? Apakah kau tau bahwa aku akan datang?" Dong Joo menjawab, "Ini adalah tempat rahasiaku. Tempat untuk bersembunyi." Ji Young bertanya, "Apakah kau sedang ada masalah?" Dong Joo menjawab, "Kakek membuatku harus bertanggung jawab dengan pembangunan bisnis. Aku sungguh tidakmenyukai bisnis. Itu tidak cocok denganku." Ji Young tersenyum dan memberikan saran pada Dong Joo, "Kakek pasti memiliki alasan. Tidak peduli dengan apa yang dia katakan, cobalah terlebih dahulu. Aku memberikan saran ini." Dong Joo hanya terseyum, "Lucu sekali. Kau pergilah mencuci muka terlebih dahulu."
Yun Ho pergi bermain golf bersama asistennya. Mereka lalu membahas masalah perusahaan Dong In(Perusahaan keluarga Dong Joo.) Yun Ho lalu bertanya pada asistennya itu, "Hyung, Apa yang kau lakukan?" Asistennya itu menjawab, "Aku akan menunggu dan mencari yang lain." Yun Ho tersenyum dan kembali bertanya, "Kenapa kau ingin menunggu? Ah ya bagaimana dengan Paradise Ranch(Nama peternakan Da Ji)" Asistennya menjawab, "Peternakan itu akan segera dibangun atas nama Han Dong Joo." Yun Ho berkomentar pelan, "Banyak rahasia yang mereka simpan dari kita. Ah Hyung aku akan menyetir mobil." Asistennya menjawab, "Aku saja yang menyetir." Yun Ho berjalan meninggalkan asistennya dan berkata, "Kau istirahatlah..."
Ternyata Yun Ho pergi ke peternakannya Da Ji. Da Ji sedang membawa beberapa jerami dan Yun Ho membantunya sambil berkata, "Akan lebih cepat jika aku membantu. Dan kemudian Tour Guide akan memiliki lebih banyak waktu." Da Ji hanya tersenyum mendengar kata-kata Yun Ho.
Mereka berdua lalu mengendarai mobil Yun Ho dan pergi untuk melihat keindahan Pulau Jeju. Da Ji berkata, "Di pulau Jeju ini memiliki tempat yang sangat bagus untuk melihat matahari terbit." Yun Ho berkomentar, "Sebenarnya Hotel sudah memberi tahu beberapa tempat." Da Ji berkomentar pelan, "Oh baguslah." Ternyata tempat yang di perkenalkan oleh Hotel pada Yun Ho itu adalah tempat-tempat seperti Hotel lain, Lapangan Golf dan Arena kontruksi bangunan. Da Ji tentu tidak suka dengan tempat-tempat itu karena tempat-tempat itu tidak menampakan keindahan Pulau Jeju. Da Ji lalu menarik Yun Ho pergi dari tempat-tempat itu, "Ahjusshi apa yang kau lakukan disini? Ayo ikut denganku..."
Da Ji membawa Yun Ho bersepedah untuk menikmati udara sore Pulau Jeju. Lalu Da Ji juga membawa Yun Ho ke tempat patung di pinggir pantai. Da Ji berkata, "Batu ini memiliki arti Kakek dalam dialek Jeju. Ah lihatlah ini, Jika kau menyentuh hidungnya maka kau akan diberikan kelahiran(Bayi)." Yun Ho terlihat salah tingah dan bertanya, "Mengapa kau mengatakan hal ini padaku?" Yun Ho lalu berjalan pergi meninggalkan Da Ji yang masih kebingungan.
Da Ji lalu mengajak Yun Ho menikmati udara Jeju. Da Ji mengeluarkan kameranya dan memotret pemandangan namun kemudian dia mengalihkan kameranya itu ke arah Yun Ho. Da Ji berkata, "Ahjusshi lihat kemari. 1... 2..." Yun Ho menutup kamera itu dan bertanya, "Apa yang enak di sini?" Yun Ho pergi begitu saja dan membuat Da Ji lagi-lagi kebingungan.
Da Ji mengajak Yun Ho ke daerah laut dan mereka bertemu dengan Ahjumma yang sedang menyelam dan mengambil kepiting di laut. Ahjumma dan Da Ji berbicara dalam dialek Jeju sehingga Yun Ho sama sakali tidak mengerti apa yang dibicarakan. Ahjumma itu memotong kepiting dan berniat menyuapi kepiting itu pada Yun Ho, Yun Ho awalnya menolak namun akhirnya dia memakan kepiting yang disuapi oleh Ahjumma itu. Ahjumma itu lalu berkata pada Da Ji dialek Jeju, "Pacarmu ini sungguh tampan. Kau harus menjaganya agar dia tidak pergi." Da Ji balas berkomentar, "Aku berharap dapat menyimpan dia di dalam dompet agar bisa dibawa kemanapun."
HP Da Ji berbunyi dan dia pun mengangkatnya, "Aku sudah katakan dengan jelas bahwa aku menolak!! Aku tidak butuh biaya kompensasi!!!!" Da Ji berteriak pada seseorang yang menelfonnya itu. Namun saat sadar bahwa Yun Ho ada disampingnya maka Da Ji memelankan suaranya itu.
Dong Joo berada di mobilnya dan dia juga sedang menelfon, "Hanya 2 bulan... Tidak lebih dari itu. Aku tidak ingin lebih lama lagi. Baiklah lakukan apapun yang kau mau."
Yun Ho mengantar Da Ji pulang ke Peternakan. Yun Ho keluar mobil dan berniat membukakan pintu mobil untuk Da Ji namun sayang Da Ji sudah duluan keluar dari mobil. Tapi kemudian Da Ji kembali masuk kedalam mobil dan membiarkan Yun Ho membukakan pintu mobil untuk dia. Yun Ho yang melihat sikap Da Ji pun langsung tersenyum. Yun Ho bertanya, "Apakah kau baik-baik saja? Hmm telfon yang tadi itu...." Da Ji menjawab, "Aku sedang tidak dalam keadaan baik... Namun aku akan segera baik. Ah besok kapan kita akan bertemu kembali?" Yun Ho bertanya, "Apa masih ada tempat yang ingin kau tunjukan padaku?" Da Ji menjawab, "Tentu saja. Hari ini kau baru lihat setengah saja. Saat kau sedang tidak ada urusan maka telfonlah. Ah telfonmu... Ahjusshi aku tidak memiliki nomor telfonmu." Yun Ho lalu mengeluarkan HPnya untuk memberi tahu nomor telfon dia pada Da Ji, "Ah ini nomorku."
Da Eun yang baru pulang sekolah langsung menatap curiga pada Yun Ho dan Da Ji. Da Eun mendekati Da Ji dan bertanya, "Siapa seseorang yang membuatmu menanyakan nomor telfonnya? Sepertinya dia bukan beraal dari Pulau Jeju." Da Ji kaget melihat kedatangan Da Eun dan kemudian dia memperkenalkan Da Eun pada Yun Ho, "Ah ini adik perempuanku." Da Eun bertanya, "Siapa nama Ahjusshi ini? Berapa umurmu?" Yun Ho menjawab, "Seo Yun Ho, 33 Tahun."
Da Ji yang mendengar usia Yun Ho pun kemudian berkomentar, "Wow kau terlihat sangat muda. Aku pikir kau ini tidak lebih dari 20 tahun." Yun Ho tersenyum mendengar komentar Da Ji. Da Eun justru berkomentar pedas pada Yun Ho, "Kau memiliki terlalu banyak kerutan di sekitar matamu. Dan kau tidak terlihat seperti usia 20 tahun. Kakakku membawa laki-laki kemari itu sangat jarang. Bahkan ini pertama kalinya setelah 1.000.000 tahun!!" Da Ji membekap mulut Da Eun dan membawanya pergi. Da Ji berkata pada Yun Ho, "Ahjusshi aku akan menelfonmu kembali besok. Bye." Yun Ho tersenyum mendengar sikap Da Ji dan Da Eun. Da Eun bertanya pada Da Ji, "Apa hubunganmu dengan Ahjusshi itu?" Da Ji berkata, "Kau tidak perlu tau!!"
Ternyata diam-diam Dong Joo melihat semua itu. Dong Joo terlihat kesal saat melihat keakraban Da Ji dengan Yun Ho. Dong Joo pun menyetir mobilnya untuk pergi kembali.
Da Ji sedang berdiri di depan cermin sambil melihat baju mana yang pantas dia pakai untuk hari ini. Di luar Rumah Da Ji terdengar suara ribut-ribut dan Da Ji pun memutuskan melihat keadaan diluar rumah. Ternyata di depa rumahnya itu sedang ada para pekerja yang mengukur tanah. Da Ji kaget melihatnya, "Apa yang sedang kalian lakukan hah?"
Dong Joo melihat profile Yun Ho di internet. Dan dia sangat kesal saat melihat riwayat pendidikannya Yun Ho, "Huh mengapa dia sekolah di begitu banyak tempat? Apa tidak ada yang lebih baik yang dia bisa lakukan selain sekolah? Huh dan dia menulis semua penghargaan yang dia dapat..."
Terdengar suara pintu ruangan Dong Joo yang dibuka dan dengan cepat Dong Joo pun meng-close halaman di internet yang menampilkan profile Yun Ho. Dan orang yang datang itu adalah Da Ji. Da Ji bertanya dengan penuh kekesalan, "Apa alasanmu untuk memulai konstruksi bangunan hah? Mengapa??" Dong Joo kebingunga, "Apa yang kau bicarakan?" Da Ji menjawab, "Ada banyak pekerja di rumahku. Mengapa kau ingin menghancurkan rumahku?" Dong Joo balas bertanya, "Mengapa aku harus menyentuh rumah itu?" Da Ji membentak marah, "Mengapa kau bertanya padaku? Sebagai kepala kontruksi ini, Apa kau tidak tau hah??" Dong Joo balas berkata, "Apakah ini masalah yang ilegal? Jika kau ingin mengurus masalah ini mengapa kau tidak meminta bantuan pacarmu yang luar biasa ini?" Da Ji kebingungan, "Apa maksud kata-katamu itu?" Dong Joo menjawab, "Lupakan itu. Keluarlah karena aku sedang sangat sibuk."
Mata Da Ji mulai berkaca-kaca, "Mudah untuk menggunakan hukum. Baiklah aku senang. Kalau begitu aku akan mengikuti hukum." Dong Joo bertanya dengan dingin, "Apa ada sesuatu lagi yang ingin kau bicarakan?" Da Ji berteriak, "Baik. Aku akan pergi... Aku akan pergi... Tapi apakah kau tau? Jika seseorang pergi mencarimu maka ada suatu alasan. Mungkin bagimu untuk melakukan tindakan hukum ini adalah hal yang biasa. Tapi bagiku.... peternakan itu adalah bagian dari hidupku. Kau bilang bahwa aku ini menganggumu? Lalu bagaimana denganmu? Kau ini sungguh-sungguh lemah!!!" Da Ji pergi keluar meninggalkan Dong Joo yang sangat kesal.
Da Ji berjalan di lorong kantor Dong Joo sambil menangis. HP Da Ji berbunyi dan Da Ji pun mengangkat telfon itu, "Oh Ahjusshi. Aku sedang berada di luar. Hari ini ada beberapa masalah penting sehingga aku tidak bisa menjadi Tour Guidemu. Bagaimana?" Yun Ho sedang berada di kantor Dong Joo juga dan dia melihat Da Ji yang berusaha menghapus air mata. Yun Ho lalu berkata, "Baiklah. Tidak apa-apa..."
Dong Joo memanggil asistennya dan marah kepada asistennya itu karena tidak memberi tahu masalah pembongkaran rumah Da Ji dan keterlambatan pembuatan konstruksi bangunan. "Apakah kau tidak menganggapku hah? Mana mungkin hal sepeting ini kau tidak melaporkannya padaku? Dan membiarkannya begitu saja." Asisten Dong Joo menjawab, "Bukankah kau bilang bahwa aku yang harus mengurusnya? Dan lagi kau sudah menyetujuinya." Dong Joo kebingungan, "Kapan aku setuju?" Asistennya itu menjawab, "Sebelum kau pergi ke Australia, kau sudah menandatanganinya." Dong Joo menjawab, "Aku tidak peduli. Aku tidak mengingatnya." Asistennya semakin kebingungan, "Aku sudah memberikan laporannya padamu. Kau bilang bahwa aku boleh melakukan apapun. " Dong Joo semakin kebingungan karena ternyata dia memang bersalah.
Lalu Dong Joo mengalihkan topik, "Keputusan Direktur itu bukanlah lelucon. Dan kau menundanya hah? Apa yang sebenarnya kau inginkan? Huh apakah lulusan Korea Selatan ini hanya bisa melakukan hal ini?" Asistennya menjawab, "Tapi keputusan anda itu juga sangat penting. Dong Joo berkata, "Lalu apa kau berencana melanjutkan pembongkaran itu?" Asistennya menjawab, "Ya jika kita ingin melanjutkan kontruksi itu... Peternakan itu sungguh sangat penting bagi kita." Dong Joo bertanya, "Apakah kau tau bahwa pemilik peternakan itu sungguh dekat dengan Seo Yun Ho? Kau tau itu kan?" Asistennya Dong Joo kaget mendengarnya, "Ah... Hubungan dekat seperti apa?" Dong Joo bingung menjelaskannya, "Mereka.... Ya mereka dekat. Hubungan seperti itulah. Huh kau membuat masalah denganku dan kini juga dengan investor. Bagaimana jika tidak ada inbestasi? Apakah kau akan bertanggung jawab? Cepatlah untuk membangun benteng terlebih dahulu."
Di sekitar rumahnya Da Ji telah di pasang tali pengukur. Dan Da Ji memanfaatkan tali itu untuk menjemur pakaian. Da Eun pulang sekolah dan kesal karena bra-nya justru di jemur di tempat seperti itu. Asisten Dong Joo datang dan bertanya, "Kau Nona Lee Da Eun? Apa Lee Da Ji ada disini?" Da Eun balas bertanya, "Ada keperluan apa kau mencari kakak-ku?"
Da Ji pergi kesebuah peternakan bersama Yun Ho dan melihat keadaan anak kuda yang sedang sakit. Da Ji melihat anak kuda itu dan berkomentar, "Hmm sepertinya ada bebeapa luka. Sejak kapan?" Yun Ho menjawab, "Hmm sejak dia menggunakan kaki depannya untuk menendang." Da Ji mengangguk mengerti, "Hmm Apakah dia juga menggunakan kaki depannya untuk bergerak kesamping?" Yun Ho menjawab, "Ya. Hmm Petugas bilang bahwa dia terkena colic." Da Ji mengangguk setuju. Da Ji mengelus anak kuda itu dan berkata, "Terasa sakit kan? Sudah tidak apa-apa...."
Yun Ho duduk di samping anak kuda itu dan berkata pada si anak kuda, "Kau dibesarkan seperti ini..." Da Ji berkomentar, "Kuda ini tidak begitu mempedulikan apa yang orang katakan. Tapi mereka akan berbicara 'sakit... sakit...' Aku mengerti bahwa dia kesakitan." Yun Ho lalu tersenyum dan bertanya, "Sekarang apa yang kuda itu katakan?" Da Ji mendekati kuda seolah-olah sedang saling berbisik dan kemudian dia berkata pada Yun Ho, "Ah ya aku mengerti... Dia bilang bahwa Ahjusshi sangat tampan. Hmm dia memiliki selera yang bagus masalah laki-laki." Yun Ho tersenyum mendengar pujian Da Ji itu. Da Ji lalu bertanya, "Ah bolehkan aku merawat kuda ini hingga dia sehat?" Yun Ho menjawab, "Itulah yang aku ingin kau lakukan."
Yun Ho mengajak Da Ji menuju kantornya dan memberikan kontrak pada Da Ji, "Mulai sekarang.... Kau bisa merawat kuda itu untuk 2 jam dalam sehari. Bayaran perbulannya.... 1.200.000 won" Da Ji kaget mendengar jumlah bayarannya itu, "Itu terlalu banyak!" Yun Ho tersenyum dan bertanya, "Apakah kau tetap bisa merawatnya walaupun kau masih bekerja di peternakanmu? Ya seperti berbicara dengan para kuda itu." Da Ji balik bertanya, "Ahjusshi tapi mereka ini kan sebuah perusahaan besar, Mengapa memilihku?" Yun Ho menjawab, "Karena... Aku dengar peternakan itu sedang mencari pelatih kuda. Jadi aku berfikir bahwa kau bisa melakukannya. Dan lagi kuda itu adalah kuda kesayanganku." Da Ji mengangguk mengerti, "Oh jadi maksud kedatangnmu kemari untuk menjual kuda. Pantas saja aku melihat begitu banyak kuda. Hmm sebenarnya aku tidak begitu pandai melatih kuda..."
Asisten Yun Ho datang kedalam ruangan, "Tuan, jika kau ingin mengambil penerbanganmu itu maka sebaiknya kita pergi sekarang." Da Ji berdiri dari duduknya dan berkata, "Kau seharusnya cepat pergi." Yun Ho mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Da Ji, "Semoga nantinya kita bisa bertemu kembali." Da Ji menjawab tangan Yun Ho dan berkata, "Hmm aku tidak tau apakah aku bisa melakukan perawatan ini dengan baik atau tidak... Tapi aku akan melakukan yang terbaik. Terima kasih." Yun Ho tersenyum melihat sikap Da Ji itu.
Dong Joo sedang berada di ruangannya dan memikirkan kata-kata Da Ji yang bilang bahwa bagi Da Ji peternakan itu adalah bagian dari hidupnya. Dong Joo melihat surat tanah peternakan itu dan berkata, "Han Dong Joo.... Han Dong Joo.... Ah berarti mulai sekarang tempat itu milikku? Aku bisa melakukan apapun yang aku inginkan."
Asisten Dong Joo datang ke ruangan Dong Joo dan memberikan berkas untuk rapat. Dong Joo bertanya, "Apakah Seo Yun Ho akan datang pada rapat mingguan?" Asistennya menjawab, "Ya. Ah mereka bilang bahwa Seo Yun Ho ini memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan ini hal yang sulit. Proposal kita pun tidak memuaskan dia. Bahkan dia tidak begitu percaya dengan laporan kita. Dia lebih senang mencari laporan dengan caranya sendiri."
Da Ji berdiri di depan rumah dan memotretnya. Da Eun bertanya, "Apa yang kau lakukan?" Da Ji menjawab, "Aku mengambil foto ini sebagai bukti bahwa ini rumah kita. Aku ini bukan berusia 19 tahun dan di bawah umur lagi." Da Eun bertanya, "Hmm masalah itu... Mengapa kita tidak menerima uang kompensasi saja dari mereka?" Da Ji menjawab. "Tidak boleh. Jangan terlihat bahwa kita ini harus dikasihani. Da Eun berkata, "Aku dengar jika masalah ini dibawa kepengadilan maka kitalah yang akan kalah." Da Ji tersenyum dan berkata, "Jangan khawatir. Kakakmu ini tidak akan menyerahkan peternakan ini pada tangan orang lain. Tidak akan! Kita dan ayah sudah melakukan banyak usaha di sini jadi kita berhak memiliki tempat ini."
Da Eun tiba-tiba berlutut lemas dan mengangkat tangannya ke atas sebagai tanda penyesalan. Da Ji bingung melihatnya, "Apa yang kau lakukan?" Da Ji mulai menangis dan mengeluarkan sebuah amplop dari bajunya, "D.I Resort memberikan ini padaku."
Dong Joo pergi ke sebuah restaurant untuk membicarakan masalah pembangunan peternakan bersama dengan Asistennya, Yun Ho dan juga asisten Yun Ho. Dong Joo berkata, "Perkiraanku mengenai resort itu... Kami akan mendapatkan 2,5 miliar won. Dan kau akan mendapatkan pendapatan 70juta won." Yun Ho lalu bertanya, "Kapan konstruksi itu dibangun?" Asisten Dong Joo menjawab, "Ah kontruksi itu akan dimulai setelah konsultasi terlebih dahulu. Kami berencana membeli Paradise Ranch(Peternakan Da Ji) pada bulan ini dan kemudian melakukan kontruksi pada beberapa bangunan yang ada disana." Dong Joo kebingungan dan berbisik pada Asistennya, "Kita belum mendapatkan keputusan. Kita tidak bisa memulainya sekarang." Asisten Dong Joo tersenyum dan menjawab, "Aku sudah mengatur hal itu." (Maksudnya gini, Dong Joo bingung kenapa asistennya itu dengan PD bilang bahwa mereka bisa memulai kontruksi di tanah peternakan Da Ji padahal belum ada kesepakatan pembangunan dengan pihak dari Da Ji.)
Lalu Yun Ho bertanya, "Kami hanya mendapatkan tanah Paradise Ranch itu sebesar 30%. Dan di bagian selatan itu akan dijadikan pusatnya. Jadi mengapa memulai pembangunan dari Paradise Ranch?" Dong Joo kebingungan untuk menjawab sehingga Asistennya pun mengambil alih untuk menjawab, "Itu karena pemandangan yang ada di Paradise Ranch lebih indah dari di bagian selatan. Ah kami juga berencana untuk membeli bangunan yang ada di Paradise Ranch(Bangunan itu rumahnya Da Ji) Walaupun harus mengeluarkan biaya lebih, tapi karena kau memiliki hubungan dengan pemilik peternakan itu maka kami menaikan jumlahnya." Asisten Dong Joo tertawa bangga sementara Dong Joo terlihat kaget. Yun Ho juga kebingungan dengan maksud ucapan Asisten Dong Joo, "Hubunganku? Apa maksudnya?"
Tiba-tiba Da Ji datang dan meneriakkan nama Dong Joo. Da Ji tidak melihat Yun Ho karena dia membelakangi Yun Ho. Da Ji melemparkan amplop berisi uang pada Dong Joo dan berkata, "YA!! Han Dong Joo!! Sepertinya uang ini tidak cukup!!" Da Ji menyadari kehadiran Yun Ho dan dia kebingungan, "Ahjusshi..." Yun Ho bertanya, "Da Ji ssi... Apa yang membawamu kemari?" Da Ji menjawab, "Ini masalah kompensasi. Apa yang kau lakukan disini Ahjusshi?" Yun Ho menatap Asisten Dong Joo dan bertanya, "Berapa kompensasi yang kau berikan untuk Paradise Ranch?" Asisten Dong Joo terlihat ketakutan, "Oh itu... Kami memberikannya 2 kali dari harga pasar." Yun Ho menjawab, "Sepertinya menurut Da Ji ssi jumlah itu terlalu kecil. Itulah sebabnya dia datang. Namun menurutku jumlah itu lebih dari cukup." Da Ji kebingungan, "Bukan itu yang aku maksud. Peternakan itu tidak bisa diukur dengan uang."
Yun Ho sepertinya kecewa dengan Da Ji dan Dong Joo pun memanfaatkan situasi ini. Dong Joo berkata, "Hmm sepertinya kami memiliki sedikit masalah." Yun Ho berdiri dari duduknya dan berkata, "Ya sepertinya begitu... Tolong tidak menghubungkan masalah pribadi dengan bisnis. Masalah seperti itulah yang biasanya membuat bisnis hancur." Dong Joo menjawab, "Sebelum anda mengatakan untuk menunda pembangunan ini. Kalau begitu hubungan kerja sama ini sudah menyelesaikan masalah antara hubungan umum dan swasta." (Mungkin maksud Yun Ho kecewa sama Da Ji itu karena dia pikir bahwa Da Ji memanfaatkan dirinya untuk menaikan jumlah kompenasasi.)
Yun Ho berkata, "Aku, sebagai Investor untuk Resort itu menginginkan beberapa proposal yang objektif. Kalau begitu sampai jumpadi pertemuan selanjutnya." Da Ji kaget saat mengetahui bahwa Yun Ho ternyata salah satu investor untuk pembangunan Resort itu. Da Ji berkata pada Yun Ho, "Hmm aku berniat pergi kerja sekarang(Mengurus kuda Yun Ho)" Yun Ho berkata dengan dingin pada Da Ji, "Aku harap kita tidak akan bertemu kembali. Jaga dirimu." Yun Ho pergi meninggalkan Da Ji begitu saja dan membuat Da Ji semakin kebingungan.
Da Ji berjalan lemas meninggalkan tempat itu. Dong Joo mengejarnya dan memberikan amplop berisi uang, "Lee Da Ji!! Jika kau tidak menerima ini maka kau tidak akan menerima apapun. Kau tau itu kan?" Da Ji menatap Dong Joo dengan kesal, "Apakah aku pernah meminta uangmu? Apakah kau memiliki banyak uang? Tempatku, tempat ayahku, dan juga mimpi kami... Berapa jumlah kompensasi yang akan kau berikan?" Yun Ho memasukan amplop itu pada coat-nya Da Ji dan berkata, "Terima lah ini dahulu. Aku akan berbicara dengan Seo Yun Ho. Ini adalah masalah yang kau tidak ketahui."
Da Ji lalu bertanya, "Ahjusshi... Maksudku Seo Yoon Ho,Apakah dia investor di perusahaanmu?" Dong Joo berkata, "Dalam hubunganmu itu... kau tidak tau orang speerti apa dia itu? Bagaimana mungkin ini terjadi? Peternakan itu... Orang itu... Huh apa yang bagus dari laki-laki itu? Kau tidak bertanya sama sekali mengenai itu?" Da Ji bertanya kembali, "Mengapa kau membuat namaku buruk? Apakah aku begitu menyedihkan sehingga kau bisa berlaku kejam padaku? Mengapa kau seperti itu padaku? Membiarkan kau menyakitiku dan membuatku ketakutan... Mengapa kau menyakituku? Bagiku, kau adalah keajaiban yang ada di tengah kehidupanku yang begitu sulit. Mengingat kenangan itu... Apakah kau mengubah kenangan itu? Aku memohon padamu untuk tidak seperti ini. Jangan seperti ini padaku!!" Da Ji menangis dan kemudian berjalan pergi meninggalkan Dong Joo.
Di rumahnya, Da Ji terdiam melamun. Dia lalu membuka sebuah buku yang di dalamnya itu terdapat foto perniakahn dia dengan DongJoo. Da Ji menatap foto itu dengan sedih.
Di tempat lain, Dong Joo justru sedang memandangi surat-surat tanah peternakan Da Ji yang kini tanahnya sudah berubah menjadi miliknya.
Da Ji sedang merawat anak kuda milik Yun Ho dan Yun Ho tidak sengaja melihat hal itu. Da Ji berkata pada Yun Ho, "Kejang usus yang dialami kuda ini sudah lebih membaik saat ini. Aku akan segera mengundurkan diri. Bagaimanapun juga kuda ini sudah membaik. Aku akan tetap memegang janjiku." Yun Ho hanya berkomentar, "Baiklah, terima kasih."
Yun Ho berjalan pergi dan Da Ji pun segera mengejarnya, "Ahjusshi. Kemarin adalah hari yang begitu menyedihkan. Dan lagi Ahjusshi terlihat sangat marah. Bagaimanapun juga aku percaya pada Ahjusshi. Aku pikir bahwa kau memiliki alasan untuk bertemu mereka. Pertama kali aku bertemu kau, menjelekan resort itu bukanlah hal yang bagus. Seharusnya aku tidak berkata seperti itu karena kau patsi telah mengeluarkan banyak investasi. Aku mengerti... Aku tidak akan menukar peternakan itu dengan uang. Mengenai kompensasi itu... Da Eun lah yang menerimanya. Dia tidak tau masalahnya sehingga dia menerima begitu saja. Dan aku juga sudah memaafkan kesalahanmu. Ahjusshi tidak mengerti aku karena kita baru beberapa kali bertemu."
Yun Ho bertanya, "Jadi itu maksudnya kau percaya padaku?" Da Ji menjawab, "Aku percaya diriku sendiri. Dan aku juga akan percaya pada seseorang yang aku sukai. Aku pikir dari pada kau menjadi pembeli kuda maka bisnis investasi ini lebih cocok untukmu. Aku pergi..." Da Ji pun pergi dan Yun Ho hanya terdiam melihat kepergian Da Ji itu.
Kakek dan Ayah Dong Joo kaget saat melihat Dong Joo sedang duduk di kursi dengan posisi meditasi. Ayah DongJoo bertanya, "Mengapa kau ada disini?" Dong Joo menjawab, "Karena ada masalah bisnis." Kakek dan Ayah Dong Joo kaget mendengarnya. Dong Joo lalu menjelaskan permasalahan yang terjadi, "Para masyarakat berdemo dan lagi banyak ayam yang mati. Pada intinya... Proyek ini kurang dorongan dari masyarakat. Kita tidak tahu masalah apa lagi yang akan terjadi." Ayah Dong Joo bertanya, "Lalu apa maumu?" Dong Joo menjawab, "Pertama... Menunda pembangunan itu mulai sekarang." Kakek lalu berkomentar, "Dan kemudian dapatkan surat tertulis persetujuan dari para masyarakat." Ayah Dong Joo tentu tidak setuju, "Tapi itu sudah tanah milik kita. Untuk apa kita memerlukan surat persetujuan dari masyarakat lain?" Kakek menjawab, "Yang kita perlukan adalah memenangkan kepopuleran di kalangan masyarakat." Dong Joo setuju akan hal itu.
Lalu Kakek bertanya pada Dong Joo, "Kapan kau bisa membuat para masyarakat menandatangani surat persetujuan?" Dong Joo kaget, "Hmm 2 bulan." Ayah Dong Joo berkomentar, "Tidak bisa. Setengah bulan." Dong Joo bertanya pada Ayahnya, "Bagaimana mungkin mendapatkan surat persetujuan dalam waktu setengah bulan hah? Karena insiden Resort yang pertama maka kita tidak begitu di percaya. Sekarang kita harus menarik hati para warga." Kakek setuju pendapat Dong Joo.
Da Ji sedang memberi makan Paulist(Kuda yang di beli dari Australia), "Aku mengerti perasaanmu. Kau pasti merindukan keluargamu di Australia kan? Tapi bagaimanapun juga kita harus menerima nasib kita. Walaupun sangat sulit diterima." Da Ji tiba-tiba melihat sosok Dong Joo yang berjalan ke arah peternakan sambil membawa koper. Da Ji menghampiri Dong Joo dan bertanya, "Ya!! Apa yang kau lakukan disini? Mengapa kau datang kemari lagi?" Dong Joo menjawab, "Tanah ini adalah milikku." Dong Joo berjalan masuk menuju pintu rumah Da Ji namun Da Ji segera melarangnya, "Hey!! Kemana kau ingin pergi? Ini rumahku!!" Dong Joo menjawab, "Ini rumahku juga! Mulai sekarang aku berencana untuk tinggal disini." Da Ji sangat kaget mendengarnya, "Apa kau gila? Cepatlah pergi!!" Dong Joo kesal dan berkata, "Aku datang untuk membantumu!!"
Flash back...
Dong Joo masih berdiskusi mengenai peternakan bersama dengan Kakek dan Ayahnya. Kakek berkata, "Cukup mudah cara menarik hati para pasyarakat. Pergilah dan tinggal disana adalah metode yang sangat bagus." Dong Joo kebingungan, "Apa? Pergi? Pergi kemana?" Kakek menjawab, "Peternakan tu. Dong Joo, kau bilang ingin membantu peternakan." Dong Joo kaget, "Menginginkan aku tinggal disana... Bukankah itu terlalu berlebihkan? Dan lagi... Bagaimana mungkin aku tinggal disana?" Kakek menjawab, "Tanah itu atas namamu. Orang di bangunan itu juga pasti mengerti." Dong Joo mengeluh, "Tidak...." Ayah Dong Joo justru setuju dengan pendapat Kakek.
Flashback selesai...
Da Ji tentu menolak hal itu, "Tentu tidak!! Rumah ini adalah milikku!!" Dong Joo berkata, "Tapi secara legal dua minggu yang lalu rumah ini sudah berpindah tangan ke Perusahaan." Da Ji sangat kesal mendengarnya, "Hmm lagipula... kau tidak berniat tinggal bersamaku kan?" Dong Joo marah, "Siapa yang bilang bahwa aku mau tinggal bersamamu? Rumah ini penuh dengan bau kotoran kuda! Aku tidak mau tinggal disini satu menit pun! Aku berniat tinggal disini selama 2 bulan dan kembali lagi ke Seoul. Dan nanti aku akan meberikan separuh peternakan itu padamu." Da Ji senang sekaligus kaget mendengarnya, "Kau!! Kau akan membagi peternakan ini denganku? Kau tidak sedang berusaha menipuku kan?" Dong Joo berkata, "Kalau kau tidak mau maka lupakan saja."
Dong Joo berjalan pergi namun beberapa saat kemudian Da Ji segera memanggilnya, "Tunggu sebentar." Dong Joo pun tersenyum penuh kemenangan.
Dong Joo masuk kedalam rumah Da Ji dan dia melihat foto wisuda Da Ji, "Hah? Lulusan Pulau Jeju? Pelatih kuda? Apa-apaan ini?" Da Ji datang dan menjawab kebingungan Dong Joo, "Oh Ayah dan Aku menjadi pelatih kuda." Dong Joo berkomentar dingin, "Siapa yang bilang bahwa aku penasaran?" Da Ji lalu memberikan sebuah surat kontrak pada Dong Joo, "Hal yang kau sudah janjikan itu sudah aku catat. Dan kau bisa menandatanganinya setalah melihatnya." Dong Joo menatap surat kontrak itu dan bertanya, "Kenapa? Apakah kau takut bahwa aku akan melanggar perjanjian?" Da Ji menjawab lemah, "Aku sering ditipu maka dari itu aku membuat surat ini." Dong Joo hanya mendengus kesal.
Dong Joo dan Da Ji sempat bertengkar saat membahas isi perjanjian itu namun pada akhirnya Dong Joo setuju. Da Ji bertanya, "Apakah kau melakukan semua ini untukku? Ah sudah kau tanda tangan saja cepat." Dong Joo tidak menjawab pertanyaan dari Da Ji itu.
Dong Joo masuk kedalam mobil dan berniat kembali ke Seoul untuk sementara. Da Ji memberikan dia sekantong Jeruk namun Dong Joo menolaknya. DaJi tetap memaksa Dong Joo untuk menerima jeruk itu, "Makanlah. Kalau kau tidak suka maka berikanlah pada orang lain." Da Ji melihat mobil Dong Joo yang mewah dan berkomentar, "Mobilmu luar biasa. Kapan kau belajar menyetir?" Dong Joo tidak suka dengan pertanyaan Da Ji sehingga dia tidak menjawab apapun. Sebelum pergi, Dong Joo berkata, "Jika seseorang bertanya mengenai aku maka jawab saja bahwa aku tinggal disini." Da Ji bingung, "Kenapa?" Dong Joo menjawab kesal, "Sudah katakan saja seperti itu." Da Ji mengerti dan melambaikan tangannya saat Dong Joo pergi.
Da Ji datang kepeternakan Yun Ho untuk melihat keadaan anak kuda. Da Ji mengeluarkan surat kontraknya dengan Dong Joo dan tersenyum bahagia, "Apakah aku sedang bermimpi? Jika aku mati sekarang, maka aku rela...." Tiba-tiba ada seorang petugas yang datang dan melihat bahwa Da Ji memberikan minuman ginseng pada anak kuda itu. Petugas itu menyeret paksa Da Ji keluar dari peternakan. Yun Ho melihat hal itu dan menghentikan si petugas itu. Yun Ho bertanya, "Apa masalahnya?" Petugas itu menjawab, "Wanita muda ini memberikan makanan aneh pada kuda." Da Ji sudah ketakutan namun ternyata Yun Ho membelanya, "Dia pasti memiliki alasan untuk itu. Benar?" Da Ji menjawab, "Hm ya." Yun Ho lalu berkata kembali, "Dan orang yang mempekerjakan dia adalah aku." Petugas itu pun tidak berani untuk menganggu Da Ji kembali.
Yun Ho dan Da Ji pergi ke peternakan luar dan melihat bahwa anak kuda yang di rawat oleh Da Ji selama ini sudah bisa berlari. Yun Ho berkomentar, "Wow dia sungguh energi. Kau sangat beruntung Da Ji, aku tadinya berencana untuk bertemu denganmu." Da Ji bingung, "Bertemu denganku?" Yun Ho menjawab, "Ya. Aku pikir, aku seharusnya meminta maaf padamu. Karena kesalah pahaman... Aku meminta maaf. Dan mengenai kau yang mempercayaiku... Aku berterima kasih. Permintaan maaf itu, apakah kau menerimanya?" Da Ji dengan semangat menjawab, "Tentu..." Yun Ho senang mendenganya.
Yun Ho lalu berkata, "Pada awalnya aku tidak merasa bersalah. Bagaimanapun juga aku menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan hal ini." Da Ji berkata, "Tidak apa-apa. Lagipula, hal yang tidak aku sukai itu dapat dengan mudah aku lupakan. Aku tidak ingin mengingat hal seperti itu. " Yun Ho tersenyum mendengarnya dan bertanya, "Jadi kau akan kembali bekerja disini kan?" Da Ji menjawab, "Karena orang level tinggi yang memintaku maka baiklah... Ahjusshi kita harus terus bersama... Ah maksudku kita sekarang ini berteman." Yun Ho berkomentar, "Aku tidak berteman dengan wanita." Da Ji bingung mendengar maksud ucapan Yun Ho.
1 comments:
This is due to the fact that you will not need to purchase another dresser for your child
when he or she begins to grow up. And enjoy your new baby, your whole life has just changed.
A toddler bed is often used when the baby
gets a little bigger.
my web site - bassinet []
Post a Comment