Recent Post


Sinopsis Paradise Ranch Episode 11

Do you want to share?

Do you like this story?

Paradise Ranch
EPISODE 11

Jin Young terkejut mendengar pembicaraan Dong Joo dan Da Ji. Dong Joo dan Da Ji pun sama terkejutnya saat menyadari kehadiran Jin Young. Jin Young tidak bisa berkata apa-apa dan pergi meninggalkan peternakan. Dong Joo menatap Da Ji sesaat dan kemudian dia memutuskan untuk mengejar Jin Young.


Dong Joo menekan bel kamar Jin Young dan meminta agar Jin Young membukakan pintu untuknya. Namun pada saat itu perasaan Jin Young benar-benar sedang kacau sehingga dia memilih untuk diam saja.


Seperti biasa Da Ji sedang bekerja di Restaurant. Da Ji melihat HPnya dan tidak ada panggilan sama sekali. Di sisi lain terlihat Ajusshi yang membantu Ahjumma mengangkat kursi. Ahjusshi lalu berkata, "Aku tidak tau apa yang terjadi pada Jong Dae, sejak tadi dia hanya menatap langit dengan pandangan kosong." Ahjumma berkomentar, "Hm ya. Dong Joo juga tidak terlihat. Dia pasti sedang bersama wanita itu. Huh Dia selalu begitu." Da Ji yang mendengar omongan Ahjumma pun tiba-tiba saja marah, "Ahjumma bagaimana bisa kau mengatakan seperti itu hah?" Ahjumma terkejut, "Itu... " Da Ji kembali berkata, "Dia pergi karena ada sesuatu yang penting. Kau pikir dia disini tanpa sebuah alasan? Aku tidak suka kau mengatakan sesuatu seperti itu mengenai Dong Joo!" Da Ji pergi meninggalkan Restaurant dan membuat Ahjumma serta Ahjushi bingung.


Dong Joo terus menunggu di depan kamar Jin Young dan akhirnya Jin Young membukakan pintu untuk Dong Joo. Dong Joo masuk dan duduk di kursi. Jin Young bertanya, "Kau mau kopi? Kalau begitu Kopi hitam. Aku tidak mencampurkannya dengan gula." Dong Joo masih terus terdiam dan Jin Young lagi-lagi angkat bicara, "Kau sudah 30menit duduk di situ tanpa melakukan apapun. Seperti orang bodoh... Tapi tetap saja kau baik." Dong Joo pun mulai membuka mulut, "Maaf aku tidak mengatakannya padamu." Jin Young balas berkata, "Dan selain mengatakan hal ini, Bukankah ada sesuatu lagi yang harus kau katakan untuk meminta maaf?" Dong Joo terdiam. Jin Young kembali berkata, "Ini bukan berarti aku tidak tau kau sudah bercerai. Tapi bukankah lebih baik jika kau mengatakannya lebih awal padaku? Hm dan lagi aku tidak pernah mengatakan apapun."

Jin Young bertanya, "Apa semuanya sudah selesai? Ini terlihat seperti... Kau tidak kembali bersama Da Ji lagi sekarang." Dong Joo berkata, "Aku terlihat sangat bodoh karena telah mengganggu banyak orang. Alasanku tidak mengatakan semuanya padamu karena aku tidak ingin kau terganggu." Jin Young mengeluarkan air matanya dan berkata, "Membantu mantan istrimu yang sedang dalam masalah... Jika dia itu temanmu maka aku katakan bahwa kau sangat baik. Han Dong Joo sangat hebat. Tapi aku tidak bisa mengatakannya. Walaupun aku sangat marah dan sedih... Sayangnya aku tidak bisa hidup tanpamu. Sepertinya aku terlalu menyukaimu Han Dong Joo." Dong Joo mendekati Jin Young dan menghapus air matanya. Tiba-tiba saja Jin Young ikut mendekati Dong Joo dan menciumnya.


Da Ji duduk di depan rumah menunggu kepulangan Dong Joo. Saat Dong Joo datang, Da Ji pun langsung menanyakan masalah tadi, "Bagaimana? Apakah Jin Young sangat marah? Apa yang kau katakan padanya?" Dong Joo balas bertanya, "Apa yang harus aku katakan? Bahwa kami tidak bisa berpisah?" Da Ji merasa bersalah pada Dong Joo, "Melihatmu seperti ini aku merasa khawatir dan bersalah." Dong Joo berkata dengan dingin, "Tidak ada yang perlu di khawatirkan. Masuklah kedalam." Dong Joo masuk kedalam rumah dan meninggalkan Da Ji yang masih berdiri di depan rumah.


Mil Hye duduk sendiri di taman rumahnya sambil membuka album kenangannya bersama dengan Yun Ho. Mil Hye lalu membuka sebuah kotak yang berisikan cincin. Dia memakai cincin itu di jari manisnya dan tersenyum lemah.


Di saat yang sama terlihat pula Yun Ho yang sedang minum di kamar Resort. Dia terlihat bingung dengan masalah yang dihadapinya saat ini.


Sebelum tidur Da Ji terus menatap jam tangan yang di berikan oleh Yun Ho padanya. Da Ji menempelkan jam tangan itu ke telinganya dan mendengarkan suara detik yang terdengar.


Pagi hari....
Da Ji sudah duduk di kursi di bawah pohon menunggu kedatangan Yun Ho. Yun Ho tersenyum menghampiri Da Ji, "Sepertinya kau datang lebih awal hari ini." Da Ji menunjuk jam tangan Yun Ho dan tersenyum riang, "Itu karena aku memiliki jam tangan ini." Yun Ho duduk di samping Da Ji dan ikut tersenyum. Yun Ho kemudian bertanya, "Bagaimana persiapan untuk Carnival Family?" Da Ji menjawab antusias, "Persiapannya lancar. Bahkan kami menambah beberapa acaar. Kau harus ikut berpartisipasi. Yang menjuarainya akan mendapatkan kamera digital." Yun Ho berkomentar, "Benarkah? Jika aku juara satu maka aku akan memberikan kamera itu padamu." Da Ji tersenyum mendengarnya.

Yun Ho menatap Da Ji lama dan senyumnya menghilang, "Ada sesuatu yang mau kau tanyakan padaku kan?" Da Ji menatap Yun Ho bingung. Yun Ho kembali tersenyum, "Jadwalku kosong pada jam 6 sore. Bagaimana denganmu?" Da Ji menjawab, "Aku juga." Yun Ho tersenyum, "Kau mau datang ke tempatku? Aku akan memasakan makanan yang enak." Da Ji menatap wajah Yun Ho dan dia merasa ada sesuatu yang di sembunyikan oleh Yun Ho.


Da Ji berada di ruangan Dong Joo bersama dengan Asisten Lee. Aisten Lee tiba-tiba berkomentar, "Jika aku memikirkan acara pacuan kuda itu... Entah mengapa aku merasa ini tidak akan sukses." Da Ji bertanya, "Kenapa?" Asisten Lee menjawab, "Hmm tidak. Lee Da Ji ssi, walaupun Direktur Han Dong Joo akan menerima idemu ini. Namun aku rasa, Direktur Han(Ayah Dong Joo) dan para pemegang saham akan..." Ucapan Asisten Lee terpotong karena Dong Joo masuk kedalam ruangan. Dong Joo menatap Asisten Lee dan berkata dingin, "Asisten Lee, bukankah kau ada hal lain yang harus dikerjakan?" Asisten Lee membereskan barangnya dan pamit pergi dari ruangan Dong Joo.


Dong Joo duduk di kursinya dan melihat berkas untuk acara pacuan kuda dan festival. Da Ji bertanya, "Apa ada masalah?" Dong Joo menjawab dingin, "Tidak. Aku akan melihat bahan ini dan sebaiknya kau keluar." Da Ji pun pergi dari ruangan Dong Joo dan Dong Joo menatap kepergian Da Ji itu.


Ayah Dong Joo kembali menggerutu pada Kakek karena Dong Joo lagi-lagi membuat project yang tidak pantas. Namun lagi-lagi Kakek lebih mendukung Dong Joo dan meminta agar Ayah Dong Joo jangan ikut campur dengan usaha Dong Joo. Ibu Dong Joo datang dan memberikan minuman pada Kakek. Kakek tiba-tiba berkata, "Eun Soo(Ayah Da Ji) terlihat menyedihkan saat kemarin." Ayah Dong Joo terdengar tidak suka dengan hal ini dan dia menatap tajam Ibu Dong Joo, "Huh kau sekarang bahkan membawa Ayah ke tempat pria itu?" Kakek terkejut mendengarnya, "Kalian berdua tau bahwa Eun Soo bekerja di peternakan untuk merawat kuda kita dan kalian sama sekali tidak memberitahukannya padaku?" Ibu Dong Joo meminta maaf karena dia tidak segera memberi tahu hal itu pada Kakek. Kakek lalu berkomentar, "Ingat, walaupun anak-anak kita sudah berpisah. Namun kita sudah mengenal Eun Soo sejak dahulu."


Kakek meninggalkan ruangan dan pergi ke kamarnya. Ayah Dong Joo yang melihat kepergian Kakek pun langsung berkomentar, "Huh untuk apa berhubungan lagi dengan orang seperti itu?" Ibu Dong Joo yang mendengar hal itu pun terlihat marah. Ayah Dong Joo berkata, "Untuk apa memperlakukannya lagi? Sekarang ini lihatlah Jin Young. Dia adalah putri pemilik Seo In Corporation. Jika kita memiliki menantu anak dari Seo In Corporation maka Usaha Dong In kita ini bisa semakin maju."
Ayah Dong Joo datang ke sebuah tempat dan dia sedang membaca buku autobiography Ayahnya Jin Young. Ayah Jin Young keluar dari gedung bersama dengan Asisten Kim. Ayah Dong Joo dengan segera menghampirinya, "Oh tuan Park. Perkenalkan namaku Han Tae Man dari Dong In. Aku rasa aku harus menemui dan kita bisa saling berdiskusi. Putrimu mengerjakan tugasnya yang luar biasa di Resort kami di Jeju. Seperti yang kau ketahui, Putrimu memiliki hubungan yang baik dengan putraku. Jadi jika kau memiliki waktu luang... Mungkin aku bisa mengajakmu ke Resort kami. Apa ada waktu?" Ayah Jin Young tidak menjawab apapun dan langung pergi.


Jin Young sedang terdiam dan Yun Ho pun datang menghampirinya. Tiba-tiba Jin Young bertanya, "Oppa, seberapa besar kau tau mengenai Da Ji? Apa kau sudah tau segalanya?" Yun Ho tersenyum mendengar pertanyaan Jin Young, "Ya aku sudah tau". Jin Young kembali bertanya, "Kalian ini benar-benar... Bagaimana cara kau mengerti hubungan Dong Joo dan Da Ji?" Yun Ho menjawab, "Bukankah aku sudah mengatakannya padamu? Jika kau merubah daya pandangmu maka tidak akan ada hal yang sulit untuk di mengerti." Jin Young lagi-lagi bertanya, "Saat kau memiliki istri... apakah itu menyenangkan? Mereka bahkan setelah bercerai tetap memiliki hubungan yang baik. Apa kau juga sama?" Pada saat itu Dong Joo datang dan melihat Jin Young yang sedang berbicara dengan Yun Ho.

Yun Ho menjawab pertanyaan Jin Young, "Hmm itu lah sebabnya aku masih terkait dengan Mil Hye. Walaupun kami berusaha berpisah namun masih ada keterkaitan. Itu lah hubungan 5 tahun." Jin Young bertanya, "Kau dan dia belum bercerai?" Yun Ho menjawab, "Ibu Mil Hye meninggal. Dan kau tau bahwa Mil Hye tidak memiliki keluarga kembali. Aku baru saja mengunjunginya dan mengurus pemakaman Ibu Mil Hye." Jin Young berkomentar, "Oppa kau masih perhatian padanya? Hal ini terasa menyakitkan. Berhentilah." Yun Ho menghela nafas pelan dan berkata, "Aku pikir aku telah melakukan hal yang seharusnya. Melihat wanita karir yang dulu memiliki semangat hidup itu kini begitu hancur, aku merasa ini salahku..." Dong Joo tertegun mendengar ucapan itu.


Da Ji berjalan keluar dari Resort dan tiba-tiba saja Dong Joo menelfonnya. Dong Joo bertanya, "Dimana kau sekarang ini?" Da Ji menjawab singkat, "Diluar." Dong Joo kembali marah, "Dimana tepatnya?" Da Ji tidak terima di bentak dan balik marah, "YA! Mengapa kau mengomel? Dimana aku berada, aku tidak akan memberitahunya padamu." Dong Joo menenangkan diri, "Ayo berbicara." Da Ji menolaknya, "Tidak. Aku sibuk. Aku masih ada urusan." DongJoo kembali marah mendengar penolakan Da Ji, "Kau mau bertemu dengan laki-laki itu kan? Jangan bertemu dengannya!" Da Ji semakin kesal mendengar bentakan Dong Joo, "Kau sekarang melarangku? Kau boleh bertemu dengan Jin Young, tapi mengapa melarangku bertemu dengan Yun Ho? Kau pikir kau ini siapa?" Dong Joo benar-benar marah dan berkata, "YA! Apa kau tau selama seminggu ini, laki-laki itu pergi kemana?" Perkataan Dong Joo itu tidak di jawab oleh Da Ji karena Da Ji sudah lebih dulu menutup telfonnya.


Yun Ho masuk ke kamar Resortnya dan melihat Mil Hye sudah duduk di sofa. Yun Ho terkejut melihat kedatangan Mil Hye dan dia bertanya basa basi, "Kapan kau datang?" Mil Hye menjawab pertanyaan Yun Ho dengan senyuman. Mil Hye mengeluarkan sebuah amplop dan memberikannya pada Yun Ho, "Ini uang yang kau berikan padaku. Aku tidak membutuhkannya kembali. Awalnya aku berencana setelah Ibu selesai operasi maka aku akan mencari tempat yang udaranya segar dan membeli rumah disana. Terima kasih untuk uangnya dan untuk biaya pemakaman." Yun Ho menatap Mil Hye, "Jika kau membutuhkan apapun, kau bisa mengatakannya." Namun permintaan Yun Ho itu segera ditolak Mil Hye, "Kau bisa berhenti sekarang. Kau sudah sangat membantu. Untuk kedepannya aku tidak akan menganggumu kembali. Kita berakhir dengan cara yang tidak buruk bukan? Hiduplah dengan baik." Mil Hye bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah pintu keluar. Yun Ho terdiam sesaat namun segera mengejar Mil Hye.


Da Ji berjalan menuju kamar Resort Yun Ho sambil mengomel pada sikap Dong Joo yang melarangnya bertemu dengan Yun Ho. Namun langkah Da Ji itu segera terhenti saat elihat Yun Ho sedang berbicara dengan Mil Hye.


Yun Ho menarik tangan Mil Hye dan mengajaknya untuk berbicara namun Mil Hye menolaknya. Yun Ho tetap memaksa Mil Hye untuk berbicara, "Apa kau kemari hanya untuk mengembalikan uang? Kau tidak perlu mengembalikannya padaku langsung. Kemana kau akan pergi? Akan melakukan apa? Jika aku membiarkanmu pergi begitu saja maka kau pasti akan mabuk kembali dan meminum obat tidur kembali seperti yang lalu." Mil Hye mulai menangis melihat perhatian dari Yun Ho, "Lalu apa kau akan menjagaku? Dan aku akan melihat hubunganmu dengan wanita lain? Aku bukan orang yang hatinya kuat." Yun Ho berkata, "Mil Hye ah..." Namun dengan cepat Mil Hye memotong ucapannya, "Jangan panggil namaku lagi dan jangan menatapku seperti itu lagi! Jangan membuatku kembali melihat masa lalu. Sudah tidak ada tempat bagiku disisimu lagi. Jangan khawatir, aku tidak akan mabuk kembali." Saat Mil Hye akan pergi, Yun Ho tiba-tiba membentaknya, "Kau sudah membuatku khawatir dan kau selalu membuatku khawatir! Itu sebabnya aku tidak bisa membiarkanmu pergi begitu saja! Aku tidak akan membiarkanmu pergi!" Da Ji tertegun mendengarnya.

Dong Joo tiba-tiba datang menghampiri Da Ji yang masih terdiam. Saat Mil Hye akan pergi, dia tersentak kaget melihat Da Ji. Yun Ho ikut melihat kearah pandang Mil Hye dan terkejut melihat Da Ji bersama Dong Joo. Mata Da Ji terlihat mau mengeluarkan air mata. Dong Joo bertanya pada Da Ji, "Apa lagi yang ingin kau lihat disini?" Da Ji terdiam memandang Yun Ho dan Mil Hye. Dengan cepat Dong Joo menarik Da Ji pergi dari tempat itu.


Setelah Da Ji dan Dong Joo sudah jauh dari tempat Yun Ho, Da Ji pun melepaskan gengaman tangan Dong Joo. Mata Da Ji berkaca-kaca dan dia berkata pelan pada Dong Joo, "Ada yang ingin aku katakan pada Yun Ho dan ada hal yang ingin aku tanyakan juga padanya.... Kenapa dia sulit dihubungi? Kemana dia pergi kemarin?" Dong Joo kesal dengan Da Ji dan dia pun membentaknya, "Ibu wanita itu meninggal. Dia tidak menghubungimu karena dia takut kau akan terluka." Da Ji tetap bersikukuh ingin bertanya langsung pada Yun Ho dan lagi-lagi Dong Joo marah padanya, "Apakah kau ini bodoh? Tidak punya otak? Berapa lama waktu yang kau butuhkan agar menyadari semua ini? Hubungan Yun Ho dan wanita itu belum berakhir! Apakah kau tidak menyadarinya hah?" Da Ji menangis mendengar kata-kata itu.


Da Ji terdiam sendiri di rumahnya dan dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa semua kejadian ini akan berakhir baik-baik saja.


Yun Ho sedang berada di apartemennya dan dia menatap perhiasan yang awalnya dia ingin berikan pada Da Ji saat mereka pergi ke Jepang namun rencana pergi ke Jepang itu gagal di karenakan Ibu Mil Hye meninggal dan Mil Hye meminta Yun Ho datang menemaninya.
Yun Ho mengambil cincin itu dan mengenakannya di jari kelingkingnya. Yun Ho kemudian mengingat ucapan Da Ji, "Jika jari kelingking seorang pria dan jari manis seorang wanita itu ukurannya sama maka bisa dikatakan bahwa mereka itu ditakdirkan bersama..."


Keesokan paginya Yun Ho sudah duduk di kursi bawah Pohon dan kemudian Da Ji pun datang menghampirinya. Terlihat kecanggungan diantara mereka berdua, namun Da Ji berusaha memecahkan kecanggungan itu dengan tersenyum pada Yun Ho. Yun Ho berkata, "Kemarin... Wanita itu(Mil Hye) sedang dalam masalah yang sulit dan sepertinya aku harus berada di sisinya." Da Ji terdiam sesaat dan kemudian dia bertanya, "Untuk berapa lama?" Yun Ho terdiam arena bingung menjawabnya. Da Ji menatap Yun Ho dan kembali bertanya, "Kau masih mencintainya, bukan?" Yun Ho menjawab, "Entahlah. Aku pikir ini semua sudah berakhir. Tapi aku selalu khawatikan dirinya dan aku ingin menjaganya. Jika aku terus melanjutkan ini semua denganmu dan juga memiliki perasaan ini maka kita berdua hanya akan mengalami masa yang sulit." Mata Da Ji berkaca-kaca mendengarnya.

Yun Ho bangkit dari duduknya dan Da Ji pun dengan segera menahannya. Yun Ho berkata, "Aku tau mengatakan hal itu padamu hanya akan membuat diriku terlihat egois. Saat bersamamu aku merasa sangat senang dan benar-benar bahagia." Air Mata Da Ji mulai keluar dan dia bertanya, "Mengapa kau mengatakannya? Perasaanmu ingin menjaganya, aku tidak mengerti... Dan Aku akan menunggumu. Aku akan menunggumu." Yun Ho dengan cepat menolak hal itu, "Jangan menungguku!" Tangan Da Ji yang awalnya menganggam tangan Yun Ho pun seketika terlepas. Yun Ho kemudian berjalan pergi meninggalkan Da Ji sendiri.


Yun Ho kembali ke kamar resortnya dan terlihat Mil Hye sedang duduk menunggunya. Yun Ho bertanya pada Mil Hye, "Apakah kau tidur dengan nyenyak? Aku akan tuangkan segelas susu hangat untukmu." Mil Hye terdiam sesaat dan kemudian berkata, "Aku akan pergi ke luar negeri besok. Pertama mungkin pergi ke Apartemennya Amanda." Yun Ho terdiam mendengarnya dan berkata dengan cepat, "Jangan pergi!" Yun Ho berjalan ke kursi di hadapan Mil Hye dan menatapnya, "Aku telah mengabaikanmu... Dan aku tau bahwa diantara kita ada kesalahpahaman dan aku terlalu menyalakan dirimu akan masalah itu. Aku harus bertanggung jawab juga dan aku berharap waktu bisa di putar kembali. Ayo kita coba kembali... Jika tidak berhasil maka nanti kita bicarakan lagi."

Mata Mil Hye berkaca-kaca dan dia bertanya, "Mengapa kau bersikap seperti orang bodoh? Saat aku mengatakan ingin pergi, seharusnya kau membiarkan aku pergi. Mengapa kau menahanku? Apa yang kau inginkan? Aku tau aku seharusnya tidak bisa meminta bantuanmu lagi dan kau pasti tau bahwa aku sangat takut sendirian. Maafkan aku... Maaf..." Mil Hye menangis dan Yun Ho pun mendekatinya untuk menenangkannya.


Dong Joo datang ke peternakan dan melihat Da Ji sedang berjalan lesu ke rumah. Dong Joo bertanya, "Mengapa kau tidak mengangkat telfonku hah? Apa yang kau lakukan?" Da Ji tidak menggubris Dong Joo dan Dong Joo kembali bertanya, "Apa kau tidak mendengarkanku hah? Aku bertanya, mengapa kau tidak mengangkat telfonku?" Dong Joo menatap wajah Da Ji dan dia brau sadar bahwa Da Ji sedang menangis. Dong Joo ingin memeluk Da Ji untuk menenangkannya namun hal itu tidak di lakukan oleh Dong Joo.


Keesokan harinya..
Dong Joo datang ke rumah Da Ji dan lagi-lagi dia melihat Da Ji yang berjalan lesu. Da Eun keluar dari rumah dan bertanya pada Da Ji, "Unni kau tidak sarapan? Sudah beberapa hari kau tidak sarapan. Kau ingin mati kelaparan hah?" Da Ji menjawab, "Aku sedang tidak ada selera. Ini aku akan berikan uang untukmu agar membeli susu..." Da Eun kesal pada Da Ji dan berjalan pergi begitu saja. Da Ji berkata pada Da Eun, "Setelah pulang sekolah kau cepatlah pulang. Jangan terlambat!" Da Eun balas berteriak, "Unni kau sebaiknya mengurus dirimu saja terlebih dahulu.


Asisten Lee datang ke ruangan Dong Joo untuk membahas masalah pembangunan lapangan Golf di Resort namun karena mood Dong Joo sedang jelek maka dia terus marah pada Asisten Lee, "Pembangunan Lapangan Golf itu sangat penting. Jadi mengapa kita harus membiarkan Seo Yun Ho untuk setuju terlebih dahulu hah?" Asisten Lee kebingungan, "Tapi Pembangunan lapangan itu..." Dong Joo segera memotong ucapannya, "Maksuku adalah tanpa perusahaan Friend(perusahaan Yun Ho) maka kita akan tetap menjadi Resort yang memiliki standar tinggi. Dan bahkan jika dia tidak ada disini selama 1 minggu, apakah itu akan menjadi masalah hah?" Asisten Lee berusaha menjelaskan, "Tapi kontrak itu sudah di tandatangani dan Seo Yun Ho tau banyak akan hal ini karena dia dahulu menetap di Amerika." Dong Joo benar-benar kesal, "Kalau begitu suruh Amerika yang melakukannya!!"

Asisten Lee terdiam sesaat dan berkata, "Dan lagi Da Ji mengatakan dia tidak ingin berpartisipasi dalam acara pacuan kuda itu." Dong Joo kaget, "Kenapa?" Asisten lee menjawab, "Aku tidak tau. Sepertinya ada masalah. Ah dan aku ada sesuatu yang ingin diatakan padamu..." Dong Joo memotong ucapannya, "Aku akan mendengar ucapanmu itu nanti!" Dong Joo keluar dari ruangannya dan membuat Asisten Lee kesal.


Da Ji berada di kandang kuda dan Dong Joo datang menghampirinya sambil membawa sebungkus makanan. Dong Joo berkata, "Ini ada sisa makanan dari acara makan siang hari ini. Makanlah..." Da Ji menerima bungkusan itu dan tersenyum, "Terima kasih. Aku akan memakannya." Dong Joo kemudian berkata, "Makanlah sekarang. Itu sushi, jika kau memakannya nanti maka akan terasa tidak enak." Da Ji membuka bungkusan itu dan mulai memakannya. Dong Joo berkata, "Katakan padaku jika kau ingin makan lebih maka nanti aku akan membelikannya malam ini." Da Ji menggeleng, "Tidak perlu. Aku tidak begitu suka Sushi. Sashimi harusnya tetap menjadi Sashimi dan Nasi harusnya tetap menjadi nasi. Saat nasi dan sashimi menyatu maka tidak ada rasa." Dong Joo segera merebut sushi yang ada di tangan Da Ji dan bertanya, "Jika tidak ada rasanya lalu mengapa kau tetap memakannya hah?" Da Ji menjawab, "Kau bilang harus di makan maka aku memakannya. Ah lain kali jika ada sisa makanan lagi maka bawakanlah padaku." Dong Joo berkata, "Huh kau sedang meminta ini?" Da Ji menjawab, "Aku hanya mengatakannya saja." Da Ji kembali mengambil sushi di tangan Dong Joo dan memakannya.

Dong Joo bertanya, "Apa kau tidak akan mengikuti pacuan kuda itu?" Da Ji menjawab, "Terlalu banyak pekerjaan yang aku punya. Aku merasa lelah dan tidak bisa berkonsentrasi sekarang ini." Dong Joo berkata, "Itu sebabnya kau harus lebih bersenang-senang! Aku akan katakan pada Asisten Lee bahwa kau akan kembali mengikutinya." Da Ji berkata, "Tapiaku tidak mau mengikutinya..." Dong Joo bertanya, "Apa kau ada alasan hah?"


Jin Young datang ke kandang kuda bersama rekannya dan dia melihat Dong Joo sedang mengobrol dengan Da Ji. Jin Young memanggil Dong Joo dan membuat Dong Joo salah tingkah.


Dong Joo dan Jin Young pun berjalan bersama di dalam ruangan yang sedang di kerjakan oleh Jin Young. Dong Joo berkomentar, "Sepertinya tidak terlalu banyak perubahan dari minggu lalu." Jin Young menjawab, "Aku sengaja mengerjakannya perlahan-lahan karena aku berharap bisa kembali ke Seoul bersamamu. Dan... Sebelum kau mengumpulkan semua surat persetujuan masyarakat itu, haruskah kau tinggal di rumah Da Ji?" Dong Joo terdiam mendnegar pertanyaan Jin Young. Jin Young tersenyum dan kembali bertanya, "Mengapa kau terlihat terkejut mendengarnya? Aku hanya bertanya." Dong Joo menjawab, "Ya sepertinya harus seperti ini untuk sementara waktu. Apa kau tidak suka?" Jin Young menjawab, "Sejujurnya... Ya aku sedikit tidak senang."

Jin Young mengeluarkan HPnya dan tiba-tiba memotret Dong Joo, "Haha ternyata seperti ini ekspresi Dong Joo saat bingung. " Dong Joo bertanya, "Mnegapa kau bermain-main seperti ini? Apa ini begitu menyenangkan?" Jin Young tidak menjawabnya dan dia justru membicarakan hal lain, "Da Ji dan Yun Ho Oppa sudah berpisah. Dan sekarang ini ada mantan suaminya di samping dia(Da Ji) dan kau terlihat sangat peduli padanya." Dong Joo terdiam mendengar kata-kata Jin Young.


Tuan Yang kembali marah pada Da Ji karena Paulist tidak juga bisa berjalan, "Bagaimana ini? Aku bahkan mengeluarkan 4,5 juta won dalam sebulan untuk kuda ini. Apa yang harus aku lakukan hah?" Ahjumma yang sedang berada di peternakan berkata, "YA! Bukankah Da Ji sudah kataan bahwa dia akan ikut dalam pacuan kuda itu?" Da Ji berkata, "Hm ya. Aku sudah melihat video mengenai kuda yang memiliki penyakit sama dengan Paulist dan aku akan berusaha menyembuhkannya." Ahjushi berkomentar, "Tunggu saja tidak lama lagi Paulist akan bisa berjalan." Tuan Yang marah, "Sampai kapan aku harus menunggu hah? Aku tidak ingin mengatakan hal ini padamu, tapi tidak peduli seberapa rasa sakitnya kau patah hati maka kau harus tetap bersikap profesional!" Ahjuma dan Ahjushi yang mendengar hal ini pun merasa tidak enak pada Da Ji.

Tuan Yang berkata, "Pertandingan tersisa beberapa hari lagi, apa kau bisa membuatnya berjalan hah? Aku mempekerjakanmu karena kau terlihat cukup jujur." Ahjushi langsung menarik Tuan Yang ke Restaurantnya dan pergi dari peternakan Da Ji.


Da Eun mendengar hal itu dan dia bertanya pada Da Ji, "Unni apakah seluruh orang di desa ini sudah tau bahwa kau telah dicampakan oleh pria itu hah? Unni, jika kau terus seperti ini maka aku tidak tau masalah apa yang akan terus terjadi pada diriku!" Da Eun pergi begitu saja meninggalkan Da Ji di peternakan.


Tuan Yang datang ke Restorant dan berbicang-bincang bersama dengan Ahjumma dan Ahjushi. Tuan Yang berkata, "Setiap aku memikiran hal ini, entah mengapa aku merasa marah." Ahjumma berkomentar, "Jangan berkata seperti itu. Da Ji sama sekali tidak berniat untuk menyusahkanmu." Tuan Yang menjawab, "Aku bukan membicarakan Da Ji. Ini mengenai laki-laki itu(Yun Ho.) Istrinya masih ada namun dia memiliki hubungan dengan wanita lain. Da Ji pasti sangat sakit hati." Ahjushi berkomentar, "Maka dari itu berhentilah membuat Da Ji kebingungan." Ahjumma ikut berkomentar, "Dia sudah banyak menderita. Bagaimanapun juga hatinya sedang menderita."

Tuan Yung bertanya, "Kalu sudah begini, apakah dia tidak bisa kembali dengan mantan suaminya itu? Aku rasa mantan suaminya itu sangat menjaga Da Ji." Ahjumma menjawab, "Dong Joo sudah memiliki kekasih." Tuan Yang terkejut mendengarnya, "Apa? Apakah itu artinya mereka tidak akan bisa bersama? Lalu bagaimana dengan kudaku? Pada saat itu Dong Jo bilang bahwa dia akan membeli kudaku. Bagaimana ini??" Tuan Yang mengenggam tangan Ahjumma dan meminta bantuan Ahjumma. Ahjushi melepaskan tangan Tuan Yang itu dan berkata, "Bagaimanapun juga ini semua salahmu dari awal! Kau pergilah!" Tuan Yang terkejut mendengarnya, "Ya mengapa kau tiba-tiba hah? Aku terkejut mendengarnya!"


Pagi-pagi Dong Joo di kagetkan dengan teriakan Da Eun yang marah-marah pada Da Ji. Da Eun pergi begitu saja dan membuat Dong Joo kebingungan. Dong Joo masuk kedalam kamar Da Ji dan melihat Da Ji maish berbaring di tempat tidur. Dong Joo memegang kening Da Ji dan dia berkomentar, "Kau bangunlah dan ayo pergi ke rumah sakit." Namun Da Ji segera menolak, "Tidak perlu. Aku akan meminum obat nantinya. Aku akan mengurusnya sendiri. Aku seperti ini karena kelelahan dari bekerja. Aku akan segara baik-baik saja." Dong Joo bertanya, "Haruskah kau menjadi seperti ini? Kau belum lama berkenalan dengannya tapi saat berpisah dengannya kau benar-benar terlihat kacau. Apakah kau harus menampilkannya di hadapanku?" Da Ji manatap wajah Dong Joo lemah, " Walaupun dalam waktu singkat namun itu membuatku senang. Apa yang aku ucapkan ini? Maafkan aku karena kau melihatku seperti ini. Aku Memerlukan waktu untuk melupakan kenyataan bahwa aku menyukainya." Dong Joo terdiam mendengar ucapan Da Ji.


Dong Joo langsung datang ke kamar Resortnya Yun Ho untuk membicarakan Da Ji. Dong Joo langsung bertanya pada Yun Ho, "Apakah kau dan Da Ji benar-benar sudah berakhir? Apa kau tidak bisa memikirkannya kembali?" Yun Ho tidak menjawab pertanyaan itu dan berusaha mengalihkan pembicaraan, "Ah kebetulan aku ada beberapa pertanyaan tentang perusahaan dan karena itu aku meminta untuk di adakan rapat. Kau harus ikut berpartisipasi juga." Yun Ho berjalan pergi namun Dong Joo segera menahannya dengan pertanyaan, "Meninggalkan orang yang kau suka hanya karena rasa bersalah itu adalah hal yang sangat bodoh!" Yun Ho berhenti dan berbalik menatap Dong Joo. Dong Joo kembali berkata, "Aku tidak ingin mengatakan ini, tapi Da Ji sangat menyukaimu. Seo Yun Ho, kau juga serius dengan Da Ji kan?" Yun Ho balas bertanya, "Apa kau melakukan hal ini karena merasa bersalah juga? Kau mengatakan hal itu karena merasa bersalah? Tapi aku tidak. Aku menimbang dua orang dalam skala dalam hatiku dan aku memilih sisi yang lebih berat."

Mil Hye keluar dari dalam kamar Resort Yun Ho dan menatap kebingungan pada Yun Ho dan juga Dong Joo. Dong Joo menatap Yun Ho tajam dan berkata, "Huh sepertinya aku telah melakukan kesalahan besar. Kau mengatakan hal tesebut karena istrimu masih ada di sisimu, bukankah itu terlalu berlebihan? Skala dalam hatimu itu jangan pernah berikan pada Da Ji! Jika dia bersedih karena kau lagi maka aku tidak akan membiarkannya begitu saja!"


Dong Joo berjalan pergi dan dia terkejut karena dari jauh terlihat Da Ji yang sepertinya mendengar semua percakapan antara dia dan Yun Ho.


Da Ji kembali ke kandang kuda untuk bekerja. Dong Joo menghampirinya dan berkata, "Jangan melakukan pekerjaan ini lagi!" Da Ji terlihat lemas dan dia menjawab, "Aku sangat sibuk. Masih banyak yang perlu di bereskan." Dong Joo menahan Da Ji dan bertanya, "Kau bahkan masih bekerja disini setelah kejadian yang terjadi padamu? (Da Ji bekerja di peternakan Resort itu karena Yun Ho)" Da Ji menjawab, "Bagaimanapun juga aku memerlukan uang. Aku tidak bisa memilih pekerjaan hanya karena emosi aku saja. Dan lagi aku tidak memiliki pilihan lain." Dong Joo kesal, "Kau membutuhkan uang? Kalau begitu aku akan memberikannya padamu."

Da Ji menatap Dong Joo tajam, "Terima kasih karena kau telah mengatakan padanya bahwa aku sangat menyedihkan dan terima kasih karena kau telah menawarkan diri untuk menjagaku. Tapi tolong hentikan semua ini." Dong Joo bingung, "Apakah kau bisa mengatakan itu dengan mudah?" Da Ji memotong ucapan Dong Joo, "Tolong tinggalkan aku sendiri! Siapa kau hah hingga ikut campur masalahku? Mengapa kau tadi menemuinya? Kapan aku memintamu untuk menemuinya? Kau pikir kau ini siapa?" Dong Joo terdiam mendengarnya, "Kau benar... Siapa aku ini? Mengapa aku perlu peduli?" Dong Joo membalikan badannya dan pergi meninggalkan Da Ji.


Ayah Da Ji sedang berjalan bersama dengan Ibu Dong Joo. Ayah Da Ji berkata, "Tolong sampaikan rasa terima kasihku pada Paman(Kakek Dong Joo)." Ibu Da Ji bertanya, "Kau adalah pelatih kuda yang membesarkan kuda seperti anakmu sendiri. Ah apakah kau ikut kompetisi kuda itu agar memenangkan hadiah uangnya?" Ayah Da Ji menjawab, "Walaupun aku tidak mau melakukannya... Aku tetap harus melakukannya." Ibu Da Ji berkata, "Oppa, kau adalah pelatih yang sangat berbakat. Jika Resort kami mau mempekerjakanmu..." Ucapan Ibu Da Ji segera dipotong, "Aku tidak bisa menerima pemberian keluargamu. Walaupun kita pernah menjadi keluarga namun aku tidak senang jika Da Ji mengambil uang Dong Joo. Setelah Da Ji dan Dong Joo berpisah, itu adalah masa yang sulit. Dan aku tidak ingin dia tergantung pada orang lain."


Dong Joo pergi ke bar dan dia terlihat sedih. Ibunya menelfon dan bertanya, "Apakah kau minum hah? Kau lelah?" Dong Joo menjawab, "Bocah yang hanya taunya berpain setiap hari ini kini harus bekerja. Aku tidak tau apa yang harus kulakukan atau yang tidak boleh kulakukan, itulah sebabnya aku lelah. Aku ingin melakukannya dengan benar namun aku selalu saja melewati batas. Hanya seperti orang bodoh. Aku merasa sangat kesal. Sangat lelah dan aku tidak tau apa yang harus kulakukan..."


Da Ji menyiapkan sarapan pagi dan saat Dong Joo keluar dari kamar, Da Ji pun mengajak Dong Joo untuk sarapan, namun Dong Joo menolak. Da Ji menahan kepergian Dong Joo, "Mengenai kemarin..." Dong Joo berkata, "Kau benar. Aku terlalu berlebihan. Siapa aku ini?" Dong Joo kemudian berjalan pergi meninggalkan Da Ji.


Da Ji sedang bekerja di kandang kuda dan dia terkejut melihat Mil Hye, terlebih lagi Mil Hye terlihat mengenakan cincin pernikahannya. Mil Hye bertanya, "Kau bekerja disini?" Da Ji menjawab, "Ya. Banyak pekerjaan yang harus kulakukan." Saat Da Ji akan pergi, Mil Hye manahannya, "Aku akan tinggal disini untuk sesaat hingga aku mendapatkan rumah untuk di sewa." Da Ji bingung, "Lalu? Kau ingin aku tidak bekerja disini?" Mil Hye menjawab, "Bukan itu yang aku maksudkan." Da Ji kembali bertanya, "Lalu apa yang kau inginkan hingga mencariku kemari?" Mil Hye salah tingkah mendengar pertanyaan Da Ji, "Kau benar. Aku sendiri tidak tau apa yang aku lakukan." Da Ji berkata, "Kejadian yang lalu dan sekarang ini berbeda. Kita tidak dalam hubungan yang dekat satu sama lain jadi jika seandainya kau melihatku maka kau bisa bersikap tidak mengenalku." Da Ji menundukan kepala dan pergi begitu saja. Mil Hye melihat kepergian Da Ji dan berkomentar, "Dia tetap saja atraktif."
Da Ji berjalan di lorong resort. Dia melihat penampilannya yang berbeda dengan Mil Hye, "Huh rambutku ini seperti orang bodoh." Da Ji terus berjalan di lorong dan dia melihat Yun Ho bersama Asisten Baek dari jauh. Yun Ho juga melihat Da Ji dan dia berusaha bersikap biasa. Maka mereka berdua pun berpapasan tanpa saling memberikan salam. Da Ji berkata lemah, "Dong Joo benar. Jika aku tidak menghilang maka aku harus menyerah. Jangan lihat kebelakang! Jangan lihat!" Namun pada akhirnya Da Ji melihat kebelakang dan menatap punggung Yun Ho yang semakin menjauh. Dan di saat Da Ji sudah berjalan menjauh, Yun Ho lah yang menatap punggung Da Ji dari jauh.


Da Ji berjalan pulang ke rumah dan dia mendapatkan telfon dari guru Da Eun di sekolah, "Da Ji, Da Eun tidak sekolah hari ini, Apakah dia ada di rumah?" Da Ji kaget mendengarnya, "Dia sudah pergi ke sekolah tadi..." Da Ji masuk ke kamarnya dan tidak melihat keberadaan Da Eun.


Dong Joo sedang mengantar Jin Young kembali ke kamar Jin Young di Resort. HP Dong Joo berbunyi dan Dong Joo segera mematikan telfon. Jin Young bertanya, "Mengapa tidak dijawab?" Dong Joo menjawab, "Itu tipe telfon yang tidak perlu di jawab. Aku akan menelfonmu besok." Jin Young bertanya, "Ini kencan pertama kita setelah ciuman itu dan kau hanya mengatakan padaku bahwa kau akan menelfonku besok?" Jin Young mendekati Dong Joo dan mencium pipinya. Dong Joo tersenyum dan berjalan pergi setelah Jin Young masuk kedalam kamar.


HP Dong Joo kembali berbunyi dan Dong Joo mengangkatnya penuh kekesalan, "Apakah kau membutuhkan pinjaman uang hah? Mengapa terus menelfon?" Da Ji terdengar menangis dan meminta bantuan Dong Joo. Dong Joo tentu terkejut mendengar suara tangisan Da Ji.


Semua orang pun sibuk mencari Da Eun. Jong Dae pergi ke sekolah Da Eun dan berusaha mencari Da Eun bersama teman Da Eun. Da Ji pergi ke perpustakaan dan tidak menemukan Da Eun. Dong Joo pun ikut membantu dengan mencari Da Eun ke tempat rental komputer namun tetap tidak menemukan Da Eun.


Ibu Dong Joo memikirkan ucapan Dong Joo dan dia terkejut saat melihat kedatangan Kakek. Ibu Dong Joo bertanya, "Apakah kau memerlukan sesuatu?" Kakek menjawab, "Tidak ada. Kau terlihat kurang sehat hari ini, apa ada masalah?" Saat Kakek akan pergi, Ibu Dong Joo segera mencegahnya, "Ayah, kumohon jangan biarkan Dong Joo berada di Pulau Jeju. Perbolehkanlah dia kembali ke Seoul." Kakek bingung, "Kenapa?" Ibu Dong Joo menjawab, "Dong Joo dan Da Ji berada di tempat yang sama. Peternakan itu adalah milik Da Ji dan kini Dong Joo tinggal di rumah Da Ji." Kakek terkejut mendengarnya.


Da Ji sangat panik dan dia pun mengirimkan pesan pada Da Eun sambil menyebrangi jalan. Da Ji tidak sadar ada motor yang hampir menabraknya, untung saja Dong Joo segera mearik Da Ji sehingga Da Ji tidak tertabrak motor yang melanju kencang itu.

BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA



0 comments:

Post a Comment


Friend Link List