Recent Post


Sinopsis Paradise Ranch Episode 3

Do you want to share?

Do you like this story?

PARADISE RANCH

EPISODE 3

Yun Ho berkata, "Aku tidak berteman dengan wanita." Da Ji kaget mendengarnya dan terdiam memikirkan apa artinya. Yun Ho melihat wajah Da Ji yang kebingungan dan dia tersenyum.



Malam harinya Da Ji mencoba menanyakan arti ucapan Yun Ho itu pada Da Eun. Namun Da Ji tidak berani bilang bahwa yang mengalami hal ini adalah dirinya, sehingga Da Ji berkata pada Da Eun bahwa yang mengalami hal ini adalah temannya. "Aku memiliki seorang teman yang menceritakan masalahnya padaku. Temanku itu memiliki seorang teman yang tinggi, tampan hmm dia benar-benar berpenampilan menarik." Da Eun lalu bertanya, "Lalu bagaimana dengan penampilan temanmu itu?" Da Ji bingung menjawab, "Hmm dia tidak begitu buruk." Da Eun menatap Da Ji dari atas hingga bawah dengan tatapan aneh. Sepertinya Da Eun sudah tau bahwa yang mengalami hal ini adalah Da Ji sendiri.

Da Ji lalu kembali melanjutkan ceritanya, "Tapi hubungan mereka ini jadi aneh saat ada kesalahpahaman. Namun hari ini, hubungan mereka membaik dan si perempuan ini mengajak si laki-laki untuk berteman. Tapi... Laki-laki itu bilang bahwa dia tidak berteman dengan wanita. Apa artinya?" Da Eun dengan cepat menjawab, "Itu artinya kau harus berhenti bermimpi. Apa ada alasan untuk Ahjusshi itu ingin berkencan denganmu?" Da Ji kaget mendengarnya, "Mengapa kau tahu? Apa yang salah denganku?" Da Eun melihat penampilan Da Ji dan berkomentar, "Kau yakin ingin tau? Jika kau tau pasti kau akan menyerah. Ahjusshi itu pasti memiliki banyak wanita dengan tubuh yang indah di sekelilingnya." Da Ji berkata, "Ya mengapa kau berkata begitu? Hubungan di antara 2 orang itu tidak hanya dilihat oleh mata saja!!"

Da Ji lalu membela diri bahwa dia ini cukup berpenampilan menarik, "Kau apakah tau bahwa Dong Joo itu selalu mengikutiku hah?" Da Eun berkomentar, "Mengapa kau membahas Han Dong Joo? Itu membuat mood-ku jelek!! " Da Ji berkata, "Karena ada sesuatu yang kau tidak tau... Pada saat itu sebenarnya aku juga salah." Da Eun kesal karena Kakaknya itu masih membela Dong Joo, "YA!! Apakah kau masih tetap ada disisi laki-laki itu? Pokoknya, jika aku melihat seseorang menganggu kakak-ku maka aku tidak akan memaafkan orang itu!!" Da Ji hanya mengangguk mengerti.


Dong Joo sedang santai di kamar hotelnya sambil memakan jeruk dan membaca komik. Dong Joo mendengar ada seseorang yang masuk ke kamarnya dan dia berfikir bahwa yang masuk itu adalah asistennya sehingga dia pun bertanya, "Apakah kau menikmati cuacanya?" Tapi ternyata yang datang itu adalah Kakeknya. Dong Joo pun sangat kaget saat melihat kedatangan Kakek. Kakek Dong Joo marah, "Apakah ini yang namanya peternakan hah??" Dong Joo menjawab, "Bukan seperti itu... Aku datang kemari hanya untuk mandi saja." Kakek Dong Joo lalu memanggil Asisten Dong Joo. Asisten Dong Joo masuk kedalam kamar hotel sambil membawa 2 koper besar milik Dong Joo, "Aku sudah mengepak pakaian musim panas untukmu."

Kakek berkata pada Asisten Dong Joo, "2 bulan dari sekarang, jika kau menutupi apa yang di lakukan oleh Han Dong Joo maka kau akan di paksa mengundurkan diri. Mengerti kau?" Asisten Dong Joo mengangguk mengerti. Dong Joo berkata, "Aku akan mendapatkan surat persetujuan dari masyarakat." Kakek kembali memarahi Dong Joo, "Jika itu begitu mudah mendapatkan surat persetujuan lalu apa bedanya dengan yang Ayahmu lakukan? Tidak peduli apapun kau harus tinggal di peternakan itu dan mendapatkan surat persetujuan masyarakat." Dong Joo terdiam mendengar ucapan Kakeknya. Kakek lalu berkata pada Asisten Dong Joo, "Hingga Direktur Han Dong Joo mendapatkan surat persetujuan dari masyarakat maka bekukan seluruh kartu kreditnya." Kakek pergi begitu saja meninggalkan kamar hotel Dong Joo. Asisten Dong Joo lalu berkata, "Aku akan segera mengantarmu ke peternakan." Dong Joo menatap asistennya dengan penuh kekesalan.


Dong Joo datang ke rumah Da Ji dan membawa kopernya. Da Ji kaget saat melihat kedatangan Dong Joo beserta 2 koper besar. Da Ji bertanya, "Kau akan tinggal disini? Bukankah kau bilang bahwa kau akan tinggal di resort saja?" Dong Joo menjawab, "Aku dalam situasi sulit yang susah untuk di jelaskan. Aku hanya akan tinggal disini hingga surat persetujuan masyarakat. Bukankah kau bilang bahwa surat itu dapat selesai hanya dalam waktu 1 minggu?" Da Ji masih tetap bertanya, "Tapi mengapa kau ingin tinggal di rumahku?" Dong Joo menjawab, "Sudah kukatakan bahwa aku dalam situasi yang sulit!! Aku sudah membantumu jadi bisakah kau membiarkan aku tinggal disini hanya untuk beberapa hari saja?"

(Jadi awalnya Dong Joo buat perjanjian sama Da Ji bahwa Dong Joo akan membantu Da Ji mendapatkan lahan peternakan namun dengan syarat bahwa Da Ji harus membantu dia mendapatkan surat persetujuan dari masyarakat. Dan selagi surat itu di urus oleh Da Ji, Dong Joo akan tinggal di hotel.)

Da Ji menatap Dong Joo dengan penuh kecurigaan, "Apakah mungkin kau ingin memulai semuanya dari awal denganku? Hmm walaupun aku berterima kasih karena bantuanmu. Tapi aku tidak memiliki kepercayaan diri untuk memulai semuanya kembali. Maksud ucapanku itu bukan aku tidak menyukaimu. Aku hanya ingin agar kau lebih waspada." Dong Joo berkata dengan kesal, "Apa kau gila?? Aku sudah katakan berapa kali bahwa aku tidak tertarik padamu. Dan lihat penampilanmu! Dan rambutmu. Kau itu bukan tipeku!!" Da Ji marah pada Dong Joo, "Lalu untuk apa kau tinggal di rumahku hah?" Dong Joo menjawab, "Bukankah dari awal aku sudah katakan bahwa aku dalam situasi yang cukup sulit hah??? Apakah otakmu sedang tidak berfungsi?"

Da Ji balas marah kembali, "Otakku ini berfungsi lebih baik dari pada otakmu!! " Dong Joo berkata, "Kalau otakmu berfungsi lalu mengapa kau mudah ditipu laki-laki?" Dong Joo tiba-tiba terdiam saat menyadari dia salah bicara. Da Ji berkomentar, "Mengapa tidak melanjutkan ucapanmu? Ya aku mudah ditipu laki-laki!! Sejak aku kecil, aku memiliki nasib yang buruk mengenai laki-laki!!!"


Da Ji segera pergi dari hadapan Dong Joo dan masuk rumahnya untuk melemparkan koper Dong Joo. Dong Joo berkata pada Da Ji, "YA!! Biar aku katakan padamu ya bahwa tanah ini adalah milikku!!" Da Ji berkata, "Hanya tanah yang milikmu! Kalau begitu tinggal saja di tanah itu!!" Da Ji menutup pintu dan membuat Dong Joo semakin marah.


Dong Joo menelfon Ayahnya dan bilang bahwa dia tidka bisa bertahan lebih lama lagi, "Ayah. Aku tidak bisa bertahan lagi. Aku ingin kembali ke Seoul." Ayah Dong Joo berkomentar, "Kau tidak bisa. Apakah kau ingin kau dan aku menjadi miskin? Jadi cepatlah urus masalah itu. Ambil surat persetujuan. Jangan mengeluh bocah! Ayahmu ini juga dalam situasi yang tidak menguntungkan. Sekarang kita berdua berada di situasi yang tidak baik. Kau mengerti kan?" Dong Joo kesal setengah mati, "Kalau begitu paling tidak kirimkan uang padaku. Kartu kreditku di bekukan dan uangku juga di ambil." Ayah Dong Joo berkata, "Lalu apa yang terjadi jika aku ketahuan membantumu? Kau ini menjadi keras kepala karena kakekmu."

Dong Joo berkata sambil merengek, "Lalu apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus tidur di jalanan?" Ayah Dong Joo kaget mendengarnya, "Mengapa kau tidur di jalan? Kau harus masuk ke rumah di peternakan itu. Tidak peduli betapa susahnya kau harus lakukan!" Ayah Dong Joo menutup telfon begitu saja.


Ayah Dong Joo lalu melanjutkan pekerjaannya untuk menulis surat permintaan maaf pada Ibu Dong Joo. Dia kesulitan menulis sesuatu dan memanggil Asistennya. Asistennya(SooYoung SNSD) datang untuk memeriksa surat yang Ayah Dong Joo tulis dan ternyata banyak sekali penulisan yang salah. Ayah Dong Joo malu mengetahui hal itu.


Da Ji keluar dari rumahnya dan mengunci rumahnya. Dong Joo kesal melihatnya dan mengikuti Da Ji berjalan pergi, "Kau ini sebagai manusia tidak bisa melakukan hal ini. Kemarin kau memohon padaku!!" Da Ji menatap Dong Joo kesal dan berkata, "Aku tidak pintar jadi aku mudah melupakan hal seperti itu!!" Da Ji berjalan pergi kembali dan tidak mempedulikan Dong Joo. Dong Joo berkomentar saat melihat gaya berpakaian Da Ji, "Huh baju seperti apa yang di jual di tempat ini? Benar-benar tua selera fashion-nya." Da Ji menatap Dong Joo dengan penuh kekesalan. Da Ji lalu tersenyum dan berkata, "Kau baru saja menginjak kotoran." Dong Joo menatap sepatunya dan langsung kesel karena dia menginjak kotoran kuda.


Da Ji pergi ke peternakan Yun Ho untuk merawat anak kuda. Da Ji melihat banyak pekerja yang menebang pohon-pohon dan dia berkomentar kesal, "Huh mengapa mereka menebang pohon-pohon itu? Pemilik Resort ini benar-benar tidak mempedulikan hal ini huh..." Yun Ho datang dan berkata, "Itu semua perintahku." Da Ji kaget sekaligus kebingungan saat mendengar kata-kata Yun Ho. Yun Ho berkata, "Karena tempat ini dan resort itu berbeda maka aku meminta agar tanaman yang di tanam pun berbeda." Da Ji malu mendengarnya, "Hmm bukan begitu. Aku hanya befikir bahwa konsep Pulau Jeju yang asli itu lebih baik." Yun Ho bertanya, "Contohnya seperti apa?" Da Ji berfikir sesaat dan menjawab, "Contohnya? Hmm seperti saat orang-orang berbicara mengenai Pulau Jeju maka mereka akan memikirkan masalah fashion, makanan, entertainment dan lain-lain. Jeju waterfront, Jeju citrus fruits dan Lapangan kuda Pulau Jeju."

Yun Ho tersenyum dan berkomentar pada Da Ji, "Wow kau ini seperti profesional saja." Da Ji malu dan berkata, "Ah aku seharusnya tidak bersikap seperti itu di depan seorang ahli sepertimu." Yun Ho berkata, "Tidak. Kau seperti yang sudah melakukan penelitian mengenai itu." Da Ji tersenyum malu-malu.

Da Ji kembali memandikan anak kuda itu dan berkata, "Biasanya anak kuda itu tidak senang air namun kuda ini berbeda." Yun Ho tersenyum dan berkata, "Itu pasti karena kau yang memandikannya." Wajah Da Ji terkena cipratan air dan Yun Ho pun dengan cepat mengeluarkan sapu tangannya untuk membersihkan air dari wajah Da Ji. Da Ji pun senyum malu-malu menatap Yun Ho.


Dong Joo tidak punya pilihan lain selain tinggal di peternakan. Sehingga dia pun membangun kemah kecil di depan rumah Da Ji. Dong Joo memakai jas hujan karena pada saat itu sedang hujan deras dan dia terus berusaha membangun kemah kecilnya itu.



Yun Ho mengantar Da Ji pulang dan memberikan payung pada Da Ji. Da Ji berkata, "Tidak perlu. Aku hanya perlu berlari ke rumah." Namun Yun Ho tetap memaksa agar Da Ji menerima payung itu. Da Ji menerima payung itu dan berkata bahwa dia akan mengembalikannya besok. Yun Ho berkata, "Apakah besok kita bertemu kembali? Aku sangat sibuk besok." Da Ji terlihat salah tingkah, "Maksudku..." Yun Ho balas tersenyum dan berkata, "Kau kehujanan, cepatlah masuk ke rumah. Aku pergi." Yun Ho segera masuk kedalam mobil dan melambaikan tangan pada Da Ji. Da Ji balas melambaikan tangan dan tersenyum senang.


Da Ji berjalan menuju rumahnya sambil terus memikirkan kata-kata Yun Ho, "Hmm dia tidak berteman dengan wanita. Dia tidak ingin berteman bersamaku? Dia tidak ingin berteman!!!" (Da Ji kayanya mulai nyadar bahwa Yun Ho tidak berteman dengan wanita karena Yun Ho ingin hubungan yang lebih.)

Saat Da Ji melompat kegirangan tiba-tiba saja dia terdiam karena melihat Dong Joo yang memakai jas hujan. Da Ji bertanya pada Dong Joo, "Apa yang kau lakukan?" Dong Joo dengan dingin menjawab, "Apa yang aku lakukan di tanahku ini tidak ada hubungannya denganmu! Apakah kau sudah mengurus surat persetujuan masyarakat?" Da Ji berkata, "Sudah kukatakan satu minggu itu cukup untuk mendapatkan surat persetujuan." Dong Joo berkomentar, "Benarkah? Huh melihat dari mana kau datang itu membuatku khawatir, itu sebabnya aku bertanya. Huh kau ini benar-benar lucu!! Membiarkan bantuan.... Ah lupakan. Ini tidak seharusnya aku bicarakan denganmu." Da Ji marah, "Menganai aku? Apalagi sekarang hah??" Dong Joo menjawab, "Sudah tau bahwa pria itu mencampakanmu tapi kau masih saja pergi dengannya."

Da Ji berusaha membela diri, "Aku bekerja paruh waktu di tempatnya." Dong Joo kembali berkomentar pedas, "Huh melihat mu seperti ini seharusnya kau sadar dengan harga dirimu! Dia menawari pekerjaan padamu dan dengan mudahnya kau menerima? Walaupun aku tidak berhak mengatakan mengenai kehidupanmu. Wanita yang mengejar-ngejar pria itu benar-benar menyedihkan! Seorang idiot!" Dong Joo pergi begitu saja dan membuat Da Ji semakin kesal, "Apa yang dia katakan? Idiot? Menyedihkan???"


Da Ji datang ke rumah Ahjumma dan membereskan meja makan. Da Ji terus mengomel mengenai kejadian hari ini, "Selama 6 tahun terakhir ini tidak ada pria yang menganggam tanganku. Dan ini menyedihkan??" Da Ji mengeluarkan surat persetujuan masyarakat dan berkomentar, "Aku tidak butuh waktu seminggu!! Aku akan menyelesaikan ini semua dalam waktu 2 hari!!!"

Ahjumma datang ke ruang makan dan mengomentari mengenai perusahaan Dong Joo, "Huh bagaimana bisa mereka mengambil tempat yang telah kita tempati bertahun-tahun?? Ah jika mereka memberikan surat persetujuan masyarakat maka lihatlah akibatnya... Aku akan membuat luka pada wajah orang itu!!!" Da Ji yang sedang memegang surat persetujuan itu pun langsung menyembunyikan surat itu dan berkata, "Hmm aku tidak tahu masalah seperti ini tapi kurasa dia tidak melakukan hal yang salah." Ahjumma itu berkomentar, "Aigoo... Kau ini terlalu baik Da Ji. Itulah sebabnya banyak orang yang akan menindasmu."

Da Ji lalu mengalihkan pembicaraan, "Ah bagaimana dengan kabar Ahjusshi? Apakah lukanya serius?" Ahjumma menjawab, "Entahlah. Dia sejak sore hanya tertidur." Ahjusshi datang dan terlihat tangannya yang di perban karena terluka. Ahjusshi berkata, "Hmm dokter bilang bahwa luka ini dapat sembuh dalam waktu seminggu. Aku tidak bisa membersihkan kandang kuda sehingga aku membutuhkan orang yang membantu. " Da Ji terdiam dan mendapatkan ide, "Untuk apa mengeluarkan uang lebih? Aku tau seseorang yang ingin bekerja!!"



Dong Joo sedang tertidur di kemah kecilnya dan Da Ji datang membangunkannya. Dong Joo sangat kesal karena itu masih terlalu pagi untuk bangun tidur. Da Ji berkata, "Hey bukankah kau ingin surat persetujuan masyarakat?" Dong Joo menjawab, "Kau lah yang harus mendapatkan surat itu!!" Da Ji berkomentar, "Walaupun aku yang akan mendapatkan itu namun kau juga harus membantu! Ayo selesaikan semua ini dalam waktu 3 hari."


Ternyata maksud bantuan yang harus Dong Joo lakukan adalah membantu Ahjusshi untuk membersihkan kandang kuda. Dong Joo tentu tidak senang dengan hal ini dan terus menerus mengeluh pada Da Ji. Da Ji bilang pada Dong Joo bahwa dengan melakukan semua ini maka kemungkinan besar Dong Joo bisa mendapatkan 2 persetujuan langsung dari Ahjumma dan Ahjusshi. Dong Joo tetap mengeluh dan bertanya, "Bisakah kita pergi dari tempat bau ini? Apa tidak ada tempat lain?" Da Ji tersenyum dan menjawab, "Tentu ada."

Tempat yang di maksud Da Ji ternyata adalah Restaurant yang dimiliki oleh Ahjumma. Da Ji meminta agar Dong Joo membersihkan gelas-gelas yang ada. Dong Joo lagi-lagi mengeluh karena sangat susah membersihkan gelas-gelas itu. Da Ji tersenyum dan berkomentar pada Dong Joo, "Setidaknya disini kau tidak mencium bau kotoran kuda."


Tugas selanjutnya yang harus di lakukan Dong Joo adalah mengangkat karung-karung berisi gandum. Ahjusshi beberapa kali mengatakan pada Dong Joo agar berhati-hati karena karung-karung itu sungguh penting. Dong Joo mengangkat satu karung dan karung itu terjatuh. Ahjusshi pun langsung memarahi Dong Joo, "Aisssh... Bukankah sudah kukatakan agar kau berhati-hati hah? Huh aku tau bahwa pria ini sejak awal tidak serius bekerja." Dong Joo membela diri, "Bagaimana caranya aku harus mengangkat karung dengan beban 40kg ini?" Ahjusshi lagi-lagi berkomentar, "Anak ini.... Huh bagaimana mungkin anak dari keluarga kaya bekerja di tempat seperti ini...." Ahjusshi kesal dan langsung masuk kedalam rumah.

Da Ji datang dan menawarkan minum pada Dong Joo namun Dong Joo menolaknya. Da Ji lalu berkata, "Gandum ini sungguh berharga. Gandum ini digunakan untuk membuat bir. Bir disini sungguh populer." Dong Joo tidak mempedulikan ucapan Da Ji dan berniat mengangkat karung itu lagi namun dia terjatuh. Da Ji khawatir dan bertanya, "Kenapa? Apakah kau terluka? Biarkan aku periksa." Dong Joo sedang sangat kesal dengan Da Ji sehingga dia tidak mempedulikan Da Ji, "Diamlah!! Ini bukan urusanmu!!" Lalu terdengar suara Ahjusshi yang memanggil Dong Joo untuk masuk kedalam rumah.


Dong Joo menjemur gandum itu bersama dengan Jong Dae(Anaknya Ahjumma) Dong Joo sepertinya sudah mengenal lama Jong Dae ini sudah cukup lama dan dia pun bertanya, "Kau bekerja disini juga?" Jong Dae menjawab, "Aku bekerja di arena pertandingan. Tapi aku datang kemari untuk membantu." Dong Joo lalu bertanya kembali, "Mengapa Da Ji tidak sekolah di luar negeri?" Jong Dae menjawab, "Itu... Setelah kalian bercerai...." Kata-kata teman Da Eun itu terpotong karena Ahjumma dan Da Ji datang ke tempat mereka.

Ahjumma juga sepertinya sudah mengenal Dong Joo yang merupakan mantan suami Da Ji. Dong Joo menyapa Ahjumma, "Bagaimana kabarmu?" Ahjumma menjawab dengan dingin, "Setiap hari sama saja bagi seorang Ahjumma desa ini. Kau terlihat lebih baik." Ahjusshi lalu datang dan menyerahkan kunci mobil pada Jong Dae. Rencananya hari ini Ahjusshi, Ahjumma, Jong Dae dan Da Ji akan pergi. Ahjusshi mengingatkan Dong Joo agar segera menyelesaikan menjemur gandum itu sebelum jam 4 sore dan menutup jendela karena takutnya hujan. Dong Joo tentu sangat kesal dan terus menerus mengeluh. Da Ji awalnya kasihan melihat Dong Joo yang seperti ini namun karena sikap Dong Joo yang tidak ramah padanya maka Da Ji pun membiarkan Dong Joo menderita.


Jin Young datang ke kantornya dan terlihat banyak karyawan lain yang berbisik dan menatapnya aneh. Jin Young menyapa temannya dan temannya memberikan kabar buruk, "Hmm Jin Young... Prince Hotel itu mengatakan dia tidak mau bekerja sama dengan kita. Perusahaan lain sudah memiliki kontrak dengan mereka. Kau pergilah berbicara dengan Direktur, aku dengar semua ini darinya." Jin Young pun segera mencari Atasannya dan menanyakan hal ini, "Jangan katakan padaku bahwa semua ini karena Seol In(Nama Perusahaan)? Aku tanya padamu, Apakah ini karena Seol In?" Atasan Jin Young menjawab, "Perusahaan Konstruksi Seol In sudah membuat investasi. Kau pasti tau mengenai ini." Jin Young kesal mendengar hal tersebut. (Pst : Hmm masih gak begitu ngerti dengan hal ini...)


Ayah Dong Joo datang menemui Ibu Dong Joo sambil memberikan surat penyataan maaf. Ibu Dong Joo memeriksa surat itu dan berkomentar, "Hmm banyak pengejaan kata yang salah." Ayah Dong Joo tentu marah mendengarnya, "YA!! Bok Shim ah!!" Ibu Dong Joo dengan tenang berkata, "Berhentilah berteriak. Itu tidak akan membantumu. Baiklah aku akan memotong 10.000.000 won dari biaya tunjangan." Ayah Dong Joo kembali berteriak kaget, "Kenapa 10.000.000 won?? Bukankah awalnya kau bilang 30.000.000 won?" Ibu Dong Joo menjawab, "Karena kau tidak tau apa alsanmu meminta maaf."

Ayah Dong Joo marah lagi, "Aku benar-benar menjadi gila... Sudah kita akhiri saja semua ini. Telfon Ayah(Kakek Dong Joo) dan katakan padanya bahwa kita akan bercerai." Ibu Dong Joo dengan santai berkata, "Kenapa harus aku? Aku merasa nyaman dengan semua ini. Dan lagi Ayah tadi menelfonku dan bilang jika kau meminta bercerai maka kau akan mati!" Ayah Dong Joo berteriak kesal.


Dong Joo merasa seluruh badannya sakit sehingga dia pun menempelkan koyo di pundaknya. Da Ji datang dan bilang pada Dong Joo bahwa dia membawa obat. Dong Joo kesal dan berkata, "Pertama kau membuatku sakit dan sekarang kau membawakan aku obat? Sudah biarkan aku sendiri, pergilah." Da Ji masih tetap berdiri di luar kemahnya Dong Joo, "Tapi ambilah obat ini." Dong Joo bergumam kesal, "Setelah kau membuatku menderita maka sekarang kau merasa bersalah hah? Lupakanlah. Sudah segera pergi. Hujan semakin besar. Tunggu..." Dong Joo terdiam dan dia pun menyadari bahwa hujan turun dengan sangat besar dan dia melupakan sesuatu.


Dong Joo dan Da Ji pun berlari ke rumah Ahjusshi dan ternyata Dong Joo lupa menutup jendela rumah sehingga karung-karung berisi gandum itu basah oleh air hujan. Dong Joo meminta maaf pada Ahjusshi, "Aku tidak tau bahwa akan turun hujan." Ahjusshi membuka karung gandum yang basah dan berkata, "Apa kau pikir jika ini di jemur maka semuanya akan bisa digunakan kembali hah?" Dong Joo dan Da Ji sama-sama terdiam.

Ahjumma mencoba menenangkan Ahjusshi namun Ahjusshi tidak bisa tenang. Ahjusshi terus mengomel masalah gandum yang basah ini, "Gandum ini adalah yang sangat penting dan reputasinya juga. Bagaimana caranya membuat alkohol jika tidak menggunakan gandum hah? Bir Jeju itu dibuat dari Gandum Jeju. Dan di fermentasi dengan air Jeju. Para pengunjung datang kemari ya demi rasanya. Jika kita tidak bisa menemukan gandum itu maka sepertinya bisnis ini bangkrut." Dong Joo kaget mendengarnya, "Hmm itu... Aku akan mencarikan ganti gandumnya." Ahjusshi marah pada Dong Joo, "Bagaimana bisa kau menemukannya?? Kau pikir gandumku ini dapat diolah dengan mudah hah?"


Dong Joo menelfon Asistennya dan meminta agar dikirimkan 200 karung gandum. Da Ji bertanya pada Dong Joo, "Apakah dia bisa menemukannya? Well, Gandum milik Ahjussi ini sungguh special." Dong Joo menatap Da Ji dengan penuh kesal.


Dong Joo berlari menuju kemahnya dan kembali mengeluh karena angin dan hujannya semakin besar. Da Ji lalu berkata, "Badan meteorologi dan memberikan kabar bahwa kita harus waspada dengan angin hujan. Kau masuklah kedalam rumah untuk tidur." Dong Joo menatap Da Ji dan akhirnya setuju untuk tidur di rumah Da Ji.


Da Eun masih tidak setuju jika Dong Joo menginap di rumah mereka, "D.I Resort kan memiliki banyak kamar, lalu mengapa dia harus ada di rumah kita hah??" Da Ji berusaha membela Dong Joo, "Tapi dia juga mendapatkan masalah besar karena peternakan ini. Dia akan tinggal hanya sampai mendapatkan surat persetujuan..." Da Eun tetap menolak, "Tidak!!! Aku benci jika ada orang lain datang ke rumah kita!!" Da Eun pergi ke kamarnya dan membuat Dong Joo tidak enak hati.


Da Ji mengejar Da Eun dan meminta pengertian Da Eun, "Jika kau bersikap seperti ini maka Kakakmu ini juga akan mengalami masa yang sulit. Hanya seminggu... Ah tidak, hanya setengah minggu. Bagaimana? Da Eun ah." Da Eun bertanya, "Apakah kau tidak merasa malu hah memohon seperti ini?" Da Ji dengan polos menjawab, "Untuk apa malu? Aku tidak melakukan kesalahan apapun." Da Eun berkata, "Dia tetap tampan. Dan dia memiliki uang banyak yang dari sebelumnya. Baiklah." Da Ji senang dan sangat berterima kasih pada Da Eun.


Dong Joo masuk kedalam kamar dan melihat-lihat kamar itu. Da Ji datang dan berdiri di depan pintu kamar Dong Joo, "Apa kau memiliki sikat gigi? Aku akan meninggalkan handuk dan obat di depan pintu kamarmu. Dan tidak perlu khawatir menganai Da Eun." Dong Joo menjawab, "Aku tau." Da Ji lalu berkata kembali, "Walaupun aku tidak pintar tapi aku ini bukan playgirl. Dan aku tidak berpacaran dengan siapapun sebelumnya." Dong Joo berkomentar, "Aku yakin tidak ada laki-laki yang menyukaimu." Da Ji melanjutkan kembali kata-katanya, "Jadi aku harap kau akan meminta maaf padaku. Selamat malam." (Da Ji berharap Dong Joo meminta maaf karena Dong Joo sebelumnya mengatakan bahwa Da Ji ini gampangan menerima laki-laki lain.)


Pagi-pagi Dong Joo terbangun dan berniat pergi ke kamar mandi. Di depan pintu kamar mandi dia berpapasan dengan Da Ji yang baru keluar drai kamar mandi. Da Ji bertanya, "Bagaimana tidurmu?" Dong Joo menjawab, "Tidak buruk." Da Ji tersenyum dan berkata, "Mandilah dan aku akan menyiapkan sarapan."


Dong Joo masuk ke kamar mandi dan buang air kecil sambil melatih cara meminta maaf pada Da Ji,"Menganai apa yang aku ucapkan. Aku minta maaf. Ah tidak.... Kata-kataku itu jangan masukan ke hati." Pintu kamar mandi terbuka dan terlihat Da Eun yang baru bangun tidur. Dong Joo sangat kaget saat melihat Da Eun. Da Eun menutup kembali pintu kamar mandi dan membuat Dong Joo semakin malu.


Mereka bertiga pun sarapan pagi bersama. Da Eun tiba-tiba berkata, "Sebelum aku pergi sekolah maka selama itu kamar mandi digunakan olehku!!!" Da Ji lagi-lagi ingin membela Dong Joo namun Da Eun tetap tidak ingin keputusannya di ganggu, "Aku tidak suka dengan situas seperti ini!!" Dong Joo memakan sarapannya dengan perlahan dan berkomentar, "Seharusnya kau mengetuk pintu terlebih dahulu." Da Ji menjawab, "Biasanya kami justru tidak menutup pintu kamar mandi." Kata-kata itu membuat Dong Joo semakin kaget.

Da Ji lalu berkata, "Ah aku akan membuatkan omelet untukmu Da Eun. Ah Dong Joo bukankah kau suka omelette juga? Apakah kau tetap memakan nasi dengan omelette?" Dong Joo menganggukan kepalanya. Da Eun kesal karena ternyata Kakaknya itu masih mengetahui banyak hal tentang mantan suaminya. Da Eun pun marah dan berkata, "Huh sejak kapan menu sarapan kita berubah hanya karena kedatangan seseorang? Sudah makan saja makanan yang ada!! Ah ya aku sudah membuat perhitungan. Aku sudah memberikan harga pada setiap makanan dan dalam satu hari makanan ini sekitar 80.000 won. Harganya ada di piring." Dong Joo mengangkat satu persatu piring dan menemukan lebel harga. Da Eun berkata kembali, "Aku akan pergi sekolah. Dan pastikan bahwa dia memakan semua makanan ini!!" Da Ji pergi sekolah dan tinggal Dong Joo dan Da Ji yang sarapan bersama.


HP Da Ji berbunyi dan itu merupakan telfon dari Yun Ho. Da Ji mengangkat telfon itu dengan suara yang pelan agar tidak ketahuan oleh Dong Joo, "Hallo Ahjusshi..." Dong Joo mendengar hal tersebut dan menatap kesal pada Da Ji. Yun Ho bertanya, "Ah aku hanya ingin bertanya kapan kau akan datang. Apakah kau sudah makan?" Da Ji menjawab dengan suara yang pelan, "Ya aku sedang makan." Yun Ho tersenyum dan bertanya kembali, "Mengapa suaramu begitu pelan?" Da Ji bingung menjelaskannya, "Itu... ada sedikit..." Yun Ho lagi-lagi bertanya, "Makanan enak apa yang kau makan?" Da Ji dengan semangat menjawab, "Nasi, soup, sayur, seafood dan ya seperti itu..."

Dong Joo kesal melihatnya dan bertanya, "Huh apakah kau tetap melaporkan apapun yang kau makan??" Da Ji kaget mendengar pertanyaan itu. Da Ji lalu berkata pada Yun Ho, "Ahjusshi, aku akan menelfonmu nanti lagi ya." Da Ji mematikan telfonnya dan menatap kesal pada Dong Joo. Dong Joo berkata, "Huh kau bilang tidak berpacaran dengannya namun kau terlihat seperti pacaran." Da Ji membentak, "Sudah kukatakan kami tidak berpacaran!!" Dong Joo berkomentar, "Tidak peduli apakah kau berpacaran dengannya atau tidak maka kau tidak perlu melaporkannya padaku!!"


Da Ji dan Dong Joo pergi keluar rumah secara bersama-sama. Dong Joo mulai mengomel kembali, "Huh bagaimana mungkin adikmu itu begitu keterlaluan seperti ini?" Da Ji tentu marah karena tidak menerima jika adiknya di bicarakan, "Apa yang kau katakan mengenai adikku hah?" Dong Joo menjawab, "Di usianya itu harusnya dia dipenuhi dengan mimpi. Tapi dia tidka tau cara memperlakukan orang yang lebih tua!! Huh dia juga sungguh itungan mengenai uang!" Da Ji membentak kesal, "Adikku itu bersikap baik pada orang lain!!!"

Pertengkaran mereka terputus karena HP Dong Joo berbunyi. Dong Joo mengangkat telfon dari Asistennya itu, "Hallo? Dimana kau menemukan gandum itu? Baik aku akan pergi ke kantor. Sampai jumpa disana." Da Ji menghampiri Dong Joo dan bertanya, "Mereka menemukannya? Dimana menemukannya? Tapi bir milik Ahjussi itu memiliki gandum yang sangat special." Dong Joo menjawab kesal, "Tidak peduli se-special apapun maka gandum itu tetap gandum!! Ah ingat jangan menghabiskan banyak wkatumu dengan pria itu! Cepat dapatkan surat persetujuan dari wagrga dan berikan padaku!!" Da Ji menjawab, "Aku akan melakukannya setelah menyelesaikan pekerjaanku!!!" Da Ji dan Dong Joo pun sama-sama pergi ke arah yang berbeda.


Da Ji datang ke kantornya Yun Ho dan melihat proyek pembangunan resort. Yun Ho berkata, "Aku sudah memutuskan untuk tidak menebang pohon di sekitar sungai. Dan tempat lainnya sudah diputuskan menjadi jalan. Dan ini akan tetap menjadi karisma Pulau Jeju. Dan lagi hal ini sangat menghemat biaya." Da Ji tersenyum, "Benarkah? Berapa? 5.000.000 Won? 10.000.000 won?" Yun Ho tersenyum dan menjawab, "Lebih dari itu. " Da Ji menatap proyek itu dan berkomentar, "Wow membayangkan perubahan resort ini karena kata-kataku... Ini seperti sihir." Yun Ho tersenyum mendengarnya, "Aku akan melakukan apapun untuk sihir ini. Hmm semua yang kau katakan itu sangat membantuku sejak awal." Da Ji bertanya, "Apa yang aku katakan?" Yun Ho menjawab, "Bahwa D.I Resort itu sebuah tempat mengerikan." Da Ji terdiam mendegarnya.

Yun Ho mengeluarkan sebuah kertas dan memberikannya pada Da Ji, "Aku ingin kau bekerja disini sebagai special konsultan. Kau tau banyak mengenai Pulau Jeju dan kau memiliki banyak ide mengenai resort ini. Bayarannya pun akan sangat tinggi. Jadi bantulah aku sebisa yang kau bisa." Da Ji berkomentar lemah, "Aku akan membantumu sebisaku. Tapi aku tidak menyangka bahwa kau membahas masalah uang." Yun Ho terdiam sesaat mendengar kata-kata Da Ji. Da Ji tersenyum dan berkata, "Kalau begitu apa saja yang harus kulakukan untuk membalas kebaikanmu? Kau membantuku saat di Australia, dan juga membantuku menyelesaikan masalah dengan Tuan Yang. Dan memberikan pekerjaan padaku. Terlalu banyak."

Yun Ho berkata, "Saat aku bersamamu... Aku merasa seperti anak kecil yang selalu membuat kesalahan. Maafkan aku." Da Ji tersenyum, "Aku ingin membantumu seperti kau membantuku. Jadi jangan seperti ini. Biarkan aku membantumu karena kita teman." Yun Ho berkata kembali, "Aku sudah mengatakan ini sebelumnya.... Aku tidak berteman dengan wanita." Da Ji tersenyum malu-malu.


Asisten Dong Joo memberikan beberapa laporan mengenai tanah peternakan. Asisten Dong Joo lalu bertanya, "Hmm tapi apa keperluan gandum itu? Untuk apa?" Dong Joo menjawab, "Itu untuk digunakan. Kau bayarlah." Asisten Dong Joo bingung, "Bayar dengan apa?" Dong Joo menjelaskan, "Apakah aku harus menjelaskan masalah ini? Coba pikir apakah ini untuk urusan kantor atau urusan pribadi? Ini adalah bagian untuk menarik hati dari masyarakat!" Asisten Dong Joo masih kebingungan, "Tapi bagaimana jika perusahaan tau? Jika Direktur(Kakek Dong Joo) mengetahui hal ini bagaimana?" Dong Joo dengan santai menjawab, "Ya dia akan HP Dong Joo bebrunyi dan dia mengangkat telfonnya sambil berteriak kesal.


Dong Joo ternyata mendapatkan panggilan dari Da Ji. Dong Joo pun datang ke rumah Tuan Yang dan terlihat sudah ada Da Ji di rumah Tuan Yang. Da Ji memberikan surat persetujuan masyrakat pada Tuan Yang agar Tuan Yang mau menandatanganinya, namun ternyata Tuan Yang malah menghancurkan kertas itu dan berkata, "Ya bagaimana bisa kau melakukan ini untuk mereka? Kau membiarkan peternakan ini diambil oleh mantan suamimu hah? Berapa uang yang dapat?" Da Ji menjawab, "Sudah kukatakan bahwa aku tidak melakukannya demi uang. Tolong tanda tangani ini." Da Ji kembali memberikan surat pada Tuan Yang namun lagi-lagi Tuan Yang merobeknya.

Tuan Yang berkomentar, "Kau ini sungguh menyedihkan. Melakukan semua ini demi mantan suamimu." Dong Joo sangat kesal dengan kata-kata Tuan Yang, "Da Ji, ayo kita pergi saja." Da Ji tidak mau menyerah dan tetap membujuk Tuan Yang. Tapi justru Tuan Yang semakin menjelek-jelekan Da Ji. Dong Joo tidak suka dengan sikap Tuan Yang dan langsung menarik tangan Da Ji untuk pergi meninggalkan Tuan Yang.


Da Ji tentu marah pada Dong Joo, "YA!! Mengapa kau seperti ini? Kita butuh surat persetujuan itu." Dong Joo menjawab, "Aku tidak butuh surat persetujuan darinya." Da Ji memarahi Dong Joo, "Ahjusshi itu memang selalu seperti ini." Dong Joo berkata, "Tapi bagaimana mungkin kau terlihat bodoh di depan dia hah?? Kau harus memerlukan harga diri!" Da Ji kesal, "Aku tidak peduli dengan hal itu!! Di mataku, kau ini hanyalah bocak yang tempramental dan berisik!!! Apakah kau tidak peduli dengan perusahaanmu? Walaupun kau tidak ingin mendengarkannya tapi kau harus melakukannya!! Kau harus menghargainya!! Kau selalu benci berkomunikasi dengan orang-orang. Yang kau bisa hanyalah mengomel!! " Dong Joo kesal, "Apakah kau begitu pintar sehingga mengetahui banyak tentang aku? Jangan urusi aku! Urusi saja hidupmu sendiri!!"

HP Dong Joo berbunyi dan itu telfon dari Asistennya, "Apa? Apa yang kau bilang?'


Dong Joo dan Da Ji datang ke rumah Ahjussi. Ahjussi membuka karung gandum itu dan berkomentar, "Ini tidak bagus. Bawalah kembali." Dong Joo kaget mendengarnya, "Kami membawa ini dari tempat yang jauh dan dengan harga yang mahal!!" Ahjussi balas berkata, "Apakah kau pikir yang mahal itu adalah yang terbaik?? Huh kau ini hanya orang yang berfikir bahwa uang dapat menyelesaikan segalanya. Aku tidak mau membuat persetujuan denganmu!!" Ahjussi langsung pergi meninggalkan Dong Joo.


Da Ji bertanya pada Dong Joo, "Bukankah aku sudah mengatakannya padamu? Seharusnya pertama-tama kita meminta maaf padanya." Dong Joo marah, "Memonta maaf? Untuk apa?" Da Ji balas bertanya, "Lalu bagaimana cara kita mendapatkan surat persetujuan hah?" Dong Joo menjawab dengan santai, "Itu adalah tanggung jawabmu. Jika kau melakukan itu maka aku akan memberikan peternakan itu. Huh dia bilang bahwa aku berfikir hanya uang yang bisa melakukan segalanya? Aku hanya berusaha melakukan yang aku bisa." Dong Joo pergi begitu saja meninggalkan Da Ji yang kebingungan untuk mengurus semua masalah ini.


Ibu Dong Joo datang ke sebuah tempat Kuda dan melihat-lihat pameran. Ayah Da Ji menghampirinya dan memberikan kopi. Ibu Dong Joo terkejut saat melihat kedatangan Ayah Da Ji, "Omo... Apa yang membuatmu datang kemari?" Ayah Da Ji menjawab, "Aku bekerja dsini." Ibu Dong Joo lalu berkomentar, "Kau adalah orang yang tidak bisa bekerja sama. Pasti Atasanmu harus bekerja keras menghadapimu. Bagaimana dengan kabar anak-anakmu?" Ayah Da Ji menjawab bahwa keluarganya baik-baik saja.

Seseorang karyawan memanggil Ayah Da Ji. Ayah Da Ji menatap kebelakang dan ternyata karyawan itu sedang bersama dengan Ayah Dong Joo. Terlihat jelas bahwa Ayah Dong Joo dan Ayah Da Ji ini memiliki masalah. Ayah Dong Joo melihat Ibu Dong Joo yang sedang bersama Ayah Da Ji dan dia berkomentar, "Ya kau juga bertemu dengan laki-laki lain hah?" Ibu Dong Joo menjawab pelan, "Jangan berfikir bahwa seseorang akan melakukan hal yang sama dengan yang kau lakukan. Oppa(Ayah Da Ji) aku akan menghubungimu lagi." Ibu Dong Joo berjalan pergi dan Ayah Dong Joo berkomentar, "Huh lihatlah wanita itu... dia berkata bahwa dia akan menghubungimu!!" Ayah Da Ji terganggu dengan hal itu dan berkata, "Tolong pelankan suaramu."


Dong Joo benar-benar stress dengan masalah peternakan dan dia memilih untuk kembali menginap di Resort saja. Dong Joo bahkan tidak mau mengangkat telfon dari siapapun.


Asisten Dong Joo datang ke rumah Da Ji untuk mengambil semua koper milik Dong Joo. Da Ji bertanya, "Hmm Direktur Han Dong Joo sudah kembali ke Resort kan?" Asistennya menjawab, "Apakah kau tidak tau bahwa dia sudah di keluarkan dari kantor? Ah ya aku dengar kalian ini teman sekolah ya? Jika kalian teman sekolah maka bukankah ini terlalu berlebihan? Kau tidak tau masalah apa yang di dapat olehnya karena peternakan ini. Dia benar-benar berada di posisi yang menyulitkan."


Jin Young datang ke Resort dan menanyakan kamar Dong Joo pada resepsionis namun resepsionis mengatakan bahwa Dong Joo sedang tidak ada di Resort. Jin Young pun terlihat kecewa. Jin Young melihat Yun Ho yang sedang berjalan dan dia berkomentar, "Aku pikir hal ini akan menghilang dan mudah dilupakan. Tapi ternyata sulit dilupakan..."


Dong Joo sedang tertidur dan telfon kamar hotelnya berbunyi. Ternyata yang menelfon Dong Joo itu adalah Da Ji. Da Ji mengajak Dong Joo untuk minum bersama. Dong Joo tentu menolak namun Da Ji terus berusaha membujuknya dan akhirnya Dong Joo setuju.



Dong Joo dan Da Ji pun minum bersama di sebuah kedai. Da Ji memberikan surat persetujuan masyarakat dan Dong Joo kaget melihatnya, "Hah kau memberikan surat persetujuan atas namamu sendiri?" Da Ji menjawab, "Aku adalah salah satu dari 15 orang yang bisa memberikan persetujuan jadi aku memberikannya padamu." Da Ji semakin mabuk dan itu membuat Dong Joo khawatir. Da Ji berkata, "Jangan khawatir. Aku tidak pernah mabuk parah hingga menjadi gila..." Dong Joo mengeluh saat melihat sikap Da Ji yang mabuk ini.

Da Ji lalu berkata, "Dong Joo ah... Mengapa begitu sulit bagiku untuk melangkah maju? Terima kasih banyak. Sungguh." Dong Joo berkomentar, "Huh apa dengan berterima kasih dan meminta maaf itu maka kau akan dekat denganku? Jangan harap." Da Ji bingung, "Aku senang karena bisa bertemu denganmu kembali. Hidupmu menjadi sulit karena aku. Karena peternakan itu kau mendapatkan hal yang sulit di kantor. Maafkan aku." Dong Joo jadi salah tingkah mendengar permintaan maaf Da Ji, "Apa kau bisa membuat masalah hah dengan kantorku? Aku ini sekarang adalah Direktur dari Resort." Da Ji tersenyum sambil menatap Dong Joo, "Bukankah aku sudah katakan sebelumnya bahwa kau lebih tampan dari sebelumnya. Sebenarnya bukan karena kau tampan maka aku menyukaimu." Setelah mengatakan hal itu Da Ji tertidur dan membuat Dong Joo semakin kebingungan.


Paginya Da Ji sudah terbangun di rumah. Da Eun mambangunkan Da Ji dan kemudian berangkat ke sekolah. Da Ji terbangun dan kemudian dia mengingat kejadian semalam...


Flashback..
Da Ji mabuk berat dan dia meminta Dong Joo menggendongnya. Dong Joo tidak ada pilihan lain selain menggendong Da Ji. Dong Joo lalu membelikan obat pada Da Ji. Da Ji menatap Dong Joo lama lalu menciumnya.



Flachback selesai..

Da Ji menggiggit selimutnya saat mengingat kejadian semalam. Karena kejadian semalam itu maka Dong Joo menginap di rumah Da Ji. Dong Joo datang menghampiri Da Ji dan berkata, "Jadi kau tidak pernah mabuk sebelumnya? Bukankah kau bilang bahwa kau tidak terpengaruh alkohol? Lain kali jangan pernah minum lagi!! Dan juga jika kau mabuk dan menciumku lagi maka kau akan mati!!" Da Ji pura-pura tidak tau, "Aku? Melakukan apa?" Dong Joo membentak kesal, "Jangan menanyakan sesuatu yang sudah kau tau!" HP Dong Joo berbunyi dan dia segera mengangkatnya. Setelah menerima telfon dari Jin Young itu Dong Joo terlihat begitu panik. Da Ji sendiri bertanya-tanya, "Mengapa dia begitu panik?"



Da Eun dan temannya datang ke Restaurant milik Ahjumma dan di Restaurant itu sedang ada Jong Dae yang mengupas bawang. Teman Da Eun terus merekam Jong Dae dengan HPnya dan itu membuat Da Eun kebingungan, "Hey apakah kau yakin bahwa dia tipe idealmu?" Teman Da Eun menjawab, "Ya. Lihatlah matanya. Seperti milik Rain Oppa."

Ahjumma datang dan menanyakan hubungan Da Ji dengan Dong Joo pada Da Eun, "Da Eun, bagaimana hubungan kakakmu dengan Kakak iparmu? Apakah hubungan mereka baik?" Da Eun kesal, "Ahjumma, kau memintaku datang kemari hanya untuk menanyakan hal itu? Kakakku dengan pria itu sudah berpisah sejak lama!!" Ahjumma berkata, "Kau ibi tidak mengerti. Hubungan diantara suami dan istri itu berbeda dengan anak-anak kecil yang jatuh cinta." Da Eun benar-benar kesal dan berkata, "Sudah kukatakan bahwa kakaku dan pri itu sudah berpisah!! Jangan berfikir bahwa mereka itu pasangan!!" Da Eun pergi begitu saja meninggalkan Ahjumma.


Dong Joo berlari menuju kantornya dan kebingungan saat melihat Jin Young ada di ruangannya. Jin Young tersenyum menghadap Dong Joo dan berkata, "Kenalkan namaku Park Jin Young. Yang akan men-design D.I Resort." Dong Joo kaget mendengarnya.


Yun Ho sedang berkuda dan Da Ji melihatnya. Da Ji berkomentar pada Yun Ho, "Ini pertama kalinya aku melihat kau mengendarai kuda. Kau bisa masuk kedalam pertandingan." Yun Ho tersenyum mendengarnya, "Bagaimana kabarmu? Karena aku ingin bertemu kudaku... Ah tidak, maksudku karena aku ingin bertemu denganmu Da Ji. Saat aku sedang tidak senang, aku merasa jika bertemu denganmu maka akan ada sesuatu yang bisa membuatku tersenyum." Da Ji salah tingkah mendengarnya, "Ajusshi, kau ingin aku membuatmu senang?"

Da Ji membawa Yun Ho kesebuah tempat yang terdapat pohon besar. Da Ji berkata, "Aku rasa pohon ini adalah tujuan dari setiap hati. Karena pohon ini maka hati akan terasa hangat. Ini adalah tujuan dari hati." Yun Ho melihat pohon itu dan berkomentar, "Pohon ini sangat cantik. Seperti seseorang." Da Ji tersenyum malu dan kemudian dia berkomentar, "Huh Ahjusshi ini playboy. Dia tersenyum dengan matanya dan tau bagaimana cara memuji seseorang. Dan memakai pakaian yang bagus." Yun Ho tertawa dan balas berkata, "Kalau begitu Da Ji juga Playgirl. Kau tau bagaimana berperan menjadi seorang wanita dewasa. Dan seperti yang kau katakan tadi, kau juga memuji."

Da Ji lagi-lagi tersenyum malu, "Ajusshi, saat kau berbicara tidak formal denganku maka aku merasa bahwa kita sangat dekat. Mulai sekarang kita lanjutkan berbicara tidak formal saja." Yun Ho mengangguk setuju, "Baiklah kalau begitu."


Jin Young sedang berjalan-jalan berkeliling Resort bersama dengan Dong Joo. Jin Young berkata, "Aku bergabung dengan perusahaan interior design. Bukankah kau bilang bahwa kau akan mempekerjakan aku?" Dong Joo tersenyum, "Apa ada masalah?" Jin Young menjawab, "Ayahku memberhentikan aku dari rencana Prince Hotel. Aku tidak tau bahwa Ayahku lah yang memberikan investasi itu dengan menggunakan nama Seol In. Ah itulah sebabnya aku lebih memilih kemari untuk memulai sesuatu yang baru." Dong Joo tersenyum, "Kau pasti mengalami masa yang sulit." Jin Young balas berkata, "Maka dari itu berikanlah project yang bagus padaku." Mereka berdua tertawa bersama.


Da Ji dan Yun Ho sedang berjalan bersama dan mereka bertemu dengan Jin Young dan Dong Joo. Da Ji berusaha menghindar namun Yun Ho lah yang pertama menghampiri Jin Young dan Dong Joo. Yun Ho tersenyum pada Jin Young dan membuat Dong Joo kebingungan. Yun Hoo berkata pada Jin Young, "Aku dengar kau yang bertanggung jawab untuk project resort ini, Apakah itu sebabnya kau datang kemari?" Jin Young menjawab, "Kau sudah tau tapi tidak menghubungiku. Sudah lama kita tidak bertemu." Yun Ho berkomentarm "Tidak juga. Aku melihat kau di Australia bersama laki-laki di sampingmu ini(Dong Joo)." Da Ji kaget saat menyadari bahwa Jin Young adalah wanita yang pada saat itu memeluk Dong Joo.

Jin Young melihat ke arah Da Ji dan penasaran, "Hmm dia ini siapa?" Yun Ho tersenyum dan menjawab, "Dia... Adalah orang yang aku sukai." Da Ji kaget sekali saat mendengarnya. Dong Joo juga kaget mendengar hal ini.


BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA



0 comments:

Post a Comment


Friend Link List