Do you like this story?
“Apa?penutupan asrama???”. Seluruh penghuni asrama syok termasuk Ashiya yang dikabari anak-anak lain.
“Apa maksudmu dengan asrama ditutup?”tanya Ashiya kepada Nanba. Dan dia pun memperlihatkan koran kepada Ashiya. Rupanya hanya penutupan Dorm 1! Karena adanya perbaikan pipa di sana.
“Lantas apa yang terjadi dengan Dorm 1?”celetuk Nakatsu.
Dan tiba-tiba terdengar suara riuh rendah anak-anak Dorm 1! Lengkap dengan seluruh barang mereka.
“Mulai hari ini kita berada di tangan anak-anak Dorm 2”teriak Tennouji ketua Dorm 2 dengan narsistik.
Mulanya anak-anak Dorm 2 tidak percaya. Namun semuanya dibenarkan oleh Nanba Minami dengan ekspresi pahit.
“Mereka akan di sini untuk sementara sampai perbaikan selesai”ucap Nanba Minami wajah ingin menanggis, “satu kamar 3 orang”. Sedang Ashiya memasang wajah tidak percayanya. Gelp!
Nanba Minami heran karena mereka seharusnya pindah besok hari. Salah satu anak Dorm 1 dengan wajah takut mengatakan kepada ketua Dorm 1 tidak sanggup mengabarkan pesan yang seharus mereka pindah esok hari, hanya karena ketua Dorm 1 sangat antusias ingin segera pindah.
Sontak pukulan melayang dengan suksesnya di wajah salah satu anak Dorm 1,. Diees..buugh! Semuanya menatap ngeri.
“Sano!” teriak Ashiya, saat melihat Sano yang baru saja datang dari latihan sendiri. Sekime mengatakan kepada Sano bahwa latihan musim panas, Ashiya datang mendekati mereka.
Sano yang sedang mengelus-elus anjing asrama, melihat Ashiya sejenak lantas menghilang bersama anjingnya, mengajaknya jalan-jalan.
Sedang di Dorm 2 semakin ramai dengan kemunculan anak-anak Dorm 1. Mereka dimana pun dan kapan pun tetap latihan bela diri. Sedang Tennouji memukuli mereka dengan alasan agar lebih semangat. Nanba Minami mendekatinya.
“Ya Tennouji, apa kau tidak cemas akan membuat takut tunanganmu jika kau terus begini?”sindir Nanba Minami.
“Ah, mana mungkin itu terjadi”ucap Tannouji pede.
Terdengar suara tawa yang menyeramkan namun khas. Yeah, anak-anak Dorm 3 datang dengan segala atributnya yang super norak. Sedang Oscar datang dengan tawanya, dengan membawa bunga mulai bernyanyi. Sungguh narsis, super duper naris.
Wakil kepala sekolah datang disaat yang tepat dimana ketiga Dorm berkumpul. Lalu Tennouji memperlihatkan pengumuman ACARA PESTA GABUNGAN ANTARA SEKOLAH OSAKA DAN ST. BLOSSOMS! Semua anak bersorak sorai, Ashiya tercengang.
“Walaupun kebanyakan sekolah pria dan wanita melarang hubungan keduanya namun hidup adalah tentang bagaimana menemukan pasangan hidup kalian”jelas Wakil Sekolah sambil mencontek pidato ditangganya dia melanjutkan.
“Agar kalian tidak melewatkan kesematan kalian untuk menemukan cinta sejati kalian. Mulai dari sekarang kalian harus memandang dengan mata kalian”jelas wakil kepala sekolah.
Namun tiba-tiba Nanba Minami menyeletuk bahwa itu itu salah penafsiran wakil kepala sekolah ingin menyanggahnya , eits ini adalah kata-kata dari kepala sekolah langsung!"celetuk Nanba Minami lagi.
Oscar maju ke depan masih dengan mawar ditangan. Jika kalian ingin ikut pesta maka kalian harus masuk menjadi 10 besar orang yang ingin dijadikan kekasih!. Sedangkan Ashiya tidak mengerti maksud pesta ini, dan lainnya berceloteh bahwa dia tidak tahu perasaan wanita, ini dan itu. Ashiya hanya bergumam, dia kan seorang gadis?? Ckckck..
“Tunanganmu juga ikut pesta ini bukan? Mungkin seseorang ingin mencurinya dari dirimu?” sergah Nanba Minami kepada Tennouji yang memang gadisnya adalah sisawa St. Blossoms. Oscar menyaut,"mungkin saja aku!"
Tennouji dengan pongahnya akan menerima tantangan mereka sambil menperlihatkan kertas tanda pertarungan dimulai. Semua anak bersorak-sorak kecuali Sekime dan Ashiya.
Ashiya di kamar dan melihat majalah yang berisikan artikel mengenai Sano saat mendapatkan medali. Ashiya pun teringat perkataan Sano beberapa waktu lalu.
"Bersamamu benar-benar membuat aku gelisah! Aku tidak ingin melompat tinggi lagi, jadi bagiku kamu sangat tidak berarti, mengganggu pandangan..dan kau harus segera pergi"
Terdengar bunyi pintu dan itu Sano yag telah kembali. Ashiya buru-buru menutup mejalahnya dan menyembunyikannya. Ashiya menanyakan dari mana saja Sano?
"Mengajak jalan-jalan Yuujiro jalan-jalan"jawab singkat Sano.
Ashiya mendekatinya, lantas mengatakan Sano aneh hari ini, karena biasanya dia tidak menjawab saat Ashiya bertanya.
"Oh yea"jawab singkat Sano yang kemudian dia merasa gugup apalagi saat tahu Ashiya melihatnya terus. Ashiya heran. Sano masuk ke kamar mandi.
Anak Dorm 1 mendapat tempat satu kamar dengan Ashiya dan Sano. Mendadak Nakatsu mendelik.
Sedangkan Ashiya dan Sano bersama di kamar mereka. Ashiya sedang mandi, dan Sano yang mendekati kamar mandi sontak tersadar. Tampak bayangan Ashiya di kamar mandi! Sano teringat dengan percakaapn Ashiya dengan kakaknya.
"Kenapa seorang gadis seperti dirimu mau menyamar sebagai laki-laki dan masuk ke sekolah ini?"
Sano yang sadar Ashiya seorang gadis mengurungkan niatnya. Nakatsu masuk dengan wajah sumringahnya. Wheeee! "Terimakasih atas perawatannya mulai sekarang,"teriak Nakatsu yang juga membawa barang-barangnya.
Sano heran, kan harusnya anak Dorm 1? Nakatsu kembali membayangkan bagaimana dia memohon-mohon kepada anak yang seharusnya mendapat jatah bersama Sano dan Ashiya agar mau bertukar tempat.
"Aku mohon berikan jatahmu yang untuk kamar 250! Kau harus! HARUS memberikannya untukku!"ujar Nakatsu sambil berlutut.
Alih-alih mengatakan yang sebenarnya, dia malah berkata anak Dorm 1 yang memohon kepadanya untuk tukar dengannya. Wajah Sano dingin. Nakatsu langsung mencari Ashiya. "Mandi, dia sedang mandi"jawab Sano yang segera pergi berlatih.
"Gelp! Mandi?". Nakatsu langsung deg-degan. Dia menguatkan hati.
"Kau harus tenang, dia seorang pria, aku pindah ke sini hanya ingin memastikan bahwa aku bukan gay! Benar..yeah benar!"gumam Nakatsu.
"Akan tetapi..ting, Ashiya adalah seorang pria dan aku adalah pria jadi tidak masalah dong kalo kami mandi bareng. Benar! Benar! Lagi pula mandi bareng akan menghemat tagihan air! Aah..aku benar-benar peduli dengan bumi! Aku akan masuuukk".
Sial, Ashiya sudah selesai mandi, Nakatsu kelimpungan dan pura-pura melatih ototnya dengan gantungan di pintu.
“Nakatsu! Ada apa?”
“Tidak ada apa-apa”bohong Nakatsu. “Mandi mu benar-benar cepat!”
“Di mana Sano?” tanya Ashiya tidak mengindahkan ucapan Nakatsu.
"Pergi"jawab Nakatsu lega dan juga gugup. Ashiya pun tampak tidak terpengaruh dengan adanya Nakatsu walau dia seorang cowok.
“Hey Nakatsu, bagaimana menurutmu tentang Sano”tanya Ashiya tiba-tiba.
“Aku bukan homo!”teriak Nakatsu. Glek! Benar-benar tidak nyambung dengan Ashiya.
“Haha, aku tahu itu! Maksud aku dari pandangan mu sebagai teman”
Nakatsu yang sempat melongo hanya menjawab tidak mempunyai padangan yang spesial.
“Paling tidak hanya keajaiban yang membuat dia kembali melompat tinggi”ujar Nakatsu.
Ashiya terdiam.
"Jadi, aku berharap ada keajaiban"gumam Ashiya Nakatsu mulai heran, Ashiya beralasan dia hanya teman satu kamar dan ingin mengenal lebih dekat dengan Sano. Ashiya takut dia terlihat mencurigakan, namun syukurnya Nakatsu tidak terlalu pintar untuk membacanya.
Keesokannya, Ashiya datang ke ruang kesehatan dan mencari Reporter Hara. Reporter Hara muncul dan dr. Umeda langsung muntah-muntah.
"Betapa kasarnya"ucap reporter Hara lalu tersenyum melihat Ashiya.
Ashiya berniat untuk mencari tahu tentang adik Sano yang sama-sama atlet lompat tinggi. Reporter Hara menyuruh Ashiya untuk mencari tahu ke Sano. Sedang dr. Umeda masih saja muntah-muntah.
Di kamar, Sano sedang membenahi barangnya. Ashiya yang baru datang melihat Sano bertanya apa dia pulang saat liburan musim panas.
“Aku berfikir jika kau punya seorang adik pastinya juga keren seperti dirimu”taktik Ashiya.
“Maksudmu Shin?”
Aha! Ashiya berhasil.
“Aku tidak bertemu dengannya beberapa waktu, namun aku melihatnya di majalah” awab Sano santai.
“Jadi kau pasti tahu adikmu berlatih di sekolah Toukyou" Ashiya berhati-hati saat berbicara, “Apa kau ingin bertemu dengannya?”
Sano terhenyak namun menolaknya. Ashiya bersikeras ,mengajak Sano untuk melihatnya.
"Aku bilang lupakan saja!"jawab Sano sambil berlalu. Ashiya gagal.
“Menjadi pria tampan itu tentang toleransi, karenanya aku..”. Sekime yang berorasi di depan sekolah lupa dengan kata-katanya. Dia mengeluarkan secarik kertas contekan! Dan rupanya tidak seorang pun yang mendengar. Seluruh anak berusaha keras untuk dapat masuk ke dalam 10 siswa yang dapat ikut pesta bersama anak st. Blossoms.
Nanba Minami yang mengirimkan banyak sms ke anak-anak perempuan. Dan tiba-tiba berbarengan dengan Nakao hahaha.
Anak Dorm 1 yang tetap menggunakan cara keras, berlatih keras dan teramat keras. Gelo bener.
Anak Dorm 3 masih dengan gaya yang narsis dan super pede namun aneh untuk menarik perhatian.
Di luar pintu gerbang, Hibari kukuh untuk memilih Sano-san!. Lainnya memilih Tennouji dan Komari yang memutuskan untuk memilih Nakatsu.
Ashiya hanya geleng-geleng kepala melihat anak-anak yang kalut. Nakatsu mengamini dan Ashiya heran bukan kah Nakatsu juga laki-laki? Naktasu beralasan dirinya berbeda dan telah berubah. Nakatsu memandang lekat Ashiya dan tampak bayangan Ashiya dipenuhi bunga-bunga. Oooohh..
Nakatsu bersemu merah.
“Nakatsu kau sungguh terlalu dekat”ucap Ashiya yang langsung menghempaskan Nakatsu dari bayangannya. Diam-diam kebahagiaan menyelimuti dirinya.
Seluruh anak Dorm berkumpul diruangan rehat untuk mendengarkan pengumuman siapa yang akan ikut pesta gabungan. Diumumkan dengan cara aneh, lewat siaran berita yang dibawakan wakil kepala sekolah.
Semua anak menahan nafas. Berikut nama anak yang ikut pesta : "Nanba Minami, Sano, Nakatsu, Tennouji, Hejime, ….dibacakan dengan sangat cepat dan Ashiya kesal karena nama dia tercantum. Semua anak bubar.
Sekime kegirangan karena dia ikut serta. Nanba Minami mendekatinya. Dan memberikan beberapa saran cara sukses dalam pesta nanti.
Sekime mencatatnya, Nanba Minami menyuruh untuk tidak mencatat dan syok melihat anak-anak dibelakangnya sedang asik mencatat. Glek!
Termasuk Ashiya. Datang Nakatsu dalam keadaan hanya berhanduk dan ingin meminjam shampoo. Ashiya pun segera memalingkan wajahnya.
Waktunya tidur, Ashiya bersiap tidur. Diam-diam Nakatsu berjinjit dan mendekati Ashiya beserta kasurnya. "Kenapa kau keatas? suara Sano menghentikan langkahnya. Sano menyuruhnya untuk tidur di bawah.
Sano mematikan lampu, semua bersiap tidur. Sano menghidupkan lagi lampu, dia lupa sesuatu. Nakatsu berada di tangga. Pura-pura tertidur sambil berdiri.
Ashiya diam-diam datang kesekolah Toukyou. Dia bak prajurit mengintai musuhnya, Ashiya ingin mengetahui adik Sano. Ashiya tertegun saat melihat adik Sano yang melompat. Dan lebih terkejut saat melihat Sano datang!
Kagurazaka, saingan Sano datang dan menghampiri Sano. Dia sengaja mengundang adik Sano agar Sano melihat kemampuan adiknya. Sano hendak pergi berlalu, namun Kagurazaka malah memanggil adik Sano. Langkah Sano terhenti dan berbalik melihat adiknya yang sama-sama terkejut melihatnya.
Adik Sano menghampiri Sano dengan langkah cepat dan langsung melayangkan bogem mentah ke perut Sano.
“Apa kau tahu rasa sakit yang aku alami? Bagaimana bisa seorang lelaki yang meninggalkan keluarganya berani menampakan muka di depanku?”seru adik Sano yang benar-benar emosi.
“Apa kau sadar hidupku berantakan karena kau!”
Rupanya setelah kepergian Sano, ayah Sano mendorong adik Sanolah yang meneruskan jejak Sano menjadi atlit lompat tinggi. Inilah yang menjadi alasan adik Sano membenci Sano.
“Tapi aku tidak lari seperti dirimu, aku berlatih keras bersama ayah jadi aku bisa menyingkirkanmu”ucap adik Sano sombong. Sano hanya terdiam. Ashiya pun terdiam mendengar semuanya.
“Dengan kondisimu sekarang, kau tidak punya kualifikasi menang kompetisi nasional”
Adik Sano pergi. Sano berbalik dan terkejut melihat Ashiya yang berdiri diam tak jauh darinya.
Ashiya dan Sano duduk di sebuah taman.
Ashiya meminta maaf karena mendesak Sano untuk melihat adiknya tanpa tahu kondisi mereka berdua.
“Sejujurnya aku terkejut kalo Shin berfikir seperti itu”ucap Sano termenung.
“Apa kau lari karena ayahmu?”tanya Ashiya. Sano mengiyakan.
“Aku tidak memaafkan dia karena selalu bekerja saat ibuku sekarat.
Namun yang dikatakan Shin benar, pada akhirnya aku tidak lari dari ayahku aku juga lari dari lompat tinggi”
Sano mendesah lalu pergi. Ashiya merenungi apa yang dikatakan Sano dan hanya melihat Sano yang berjalan menjauh.
Nakatsu sedang asik bermain game saat menyadari baik Sano maupun Ashiya sibuk dengan buku-buku mereka. Nakatsu berusaha mencarikan suasanya dengan bertanya apakah mereka akan pergi ke pesta?
"Tidak! "jawab Sano dingin. Sano pun pergi tanpa menghiraukan keduanya.
Sesaat Nakatsu sadar kini hanya mereka berdua, di dalam kamar! Nakatsu bertingkah aneh. Lantas dikejutkan dengan Ashiya yang langsung keluar bermaksud menyusul Sano.
Ashiya beralasan cemas karena Sano sering keluar malam.
Dan tiba-tiba muncul..
Nanba Minami : "Dia kerja paruh waktu karena butuh uang.."
Sekime : "Berdansa di klub malam?"
Tak bernama : "Berkencan dengan gadis satu kerja
“Apa maksudmu dengan asrama ditutup?”tanya Ashiya kepada Nanba. Dan dia pun memperlihatkan koran kepada Ashiya. Rupanya hanya penutupan Dorm 1! Karena adanya perbaikan pipa di sana.
“Lantas apa yang terjadi dengan Dorm 1?”celetuk Nakatsu.
Dan tiba-tiba terdengar suara riuh rendah anak-anak Dorm 1! Lengkap dengan seluruh barang mereka.
“Mulai hari ini kita berada di tangan anak-anak Dorm 2”teriak Tennouji ketua Dorm 2 dengan narsistik.
Mulanya anak-anak Dorm 2 tidak percaya. Namun semuanya dibenarkan oleh Nanba Minami dengan ekspresi pahit.
“Mereka akan di sini untuk sementara sampai perbaikan selesai”ucap Nanba Minami wajah ingin menanggis, “satu kamar 3 orang”. Sedang Ashiya memasang wajah tidak percayanya. Gelp!
Nanba Minami heran karena mereka seharusnya pindah besok hari. Salah satu anak Dorm 1 dengan wajah takut mengatakan kepada ketua Dorm 1 tidak sanggup mengabarkan pesan yang seharus mereka pindah esok hari, hanya karena ketua Dorm 1 sangat antusias ingin segera pindah.
Sontak pukulan melayang dengan suksesnya di wajah salah satu anak Dorm 1,. Diees..buugh! Semuanya menatap ngeri.
“Sano!” teriak Ashiya, saat melihat Sano yang baru saja datang dari latihan sendiri. Sekime mengatakan kepada Sano bahwa latihan musim panas, Ashiya datang mendekati mereka.
Sano yang sedang mengelus-elus anjing asrama, melihat Ashiya sejenak lantas menghilang bersama anjingnya, mengajaknya jalan-jalan.
Sedang di Dorm 2 semakin ramai dengan kemunculan anak-anak Dorm 1. Mereka dimana pun dan kapan pun tetap latihan bela diri. Sedang Tennouji memukuli mereka dengan alasan agar lebih semangat. Nanba Minami mendekatinya.
“Ya Tennouji, apa kau tidak cemas akan membuat takut tunanganmu jika kau terus begini?”sindir Nanba Minami.
“Ah, mana mungkin itu terjadi”ucap Tannouji pede.
Terdengar suara tawa yang menyeramkan namun khas. Yeah, anak-anak Dorm 3 datang dengan segala atributnya yang super norak. Sedang Oscar datang dengan tawanya, dengan membawa bunga mulai bernyanyi. Sungguh narsis, super duper naris.
Wakil kepala sekolah datang disaat yang tepat dimana ketiga Dorm berkumpul. Lalu Tennouji memperlihatkan pengumuman ACARA PESTA GABUNGAN ANTARA SEKOLAH OSAKA DAN ST. BLOSSOMS! Semua anak bersorak sorai, Ashiya tercengang.
“Walaupun kebanyakan sekolah pria dan wanita melarang hubungan keduanya namun hidup adalah tentang bagaimana menemukan pasangan hidup kalian”jelas Wakil Sekolah sambil mencontek pidato ditangganya dia melanjutkan.
“Agar kalian tidak melewatkan kesematan kalian untuk menemukan cinta sejati kalian. Mulai dari sekarang kalian harus memandang dengan mata kalian”jelas wakil kepala sekolah.
Namun tiba-tiba Nanba Minami menyeletuk bahwa itu itu salah penafsiran wakil kepala sekolah ingin menyanggahnya , eits ini adalah kata-kata dari kepala sekolah langsung!"celetuk Nanba Minami lagi.
Oscar maju ke depan masih dengan mawar ditangan. Jika kalian ingin ikut pesta maka kalian harus masuk menjadi 10 besar orang yang ingin dijadikan kekasih!. Sedangkan Ashiya tidak mengerti maksud pesta ini, dan lainnya berceloteh bahwa dia tidak tahu perasaan wanita, ini dan itu. Ashiya hanya bergumam, dia kan seorang gadis?? Ckckck..
“Tunanganmu juga ikut pesta ini bukan? Mungkin seseorang ingin mencurinya dari dirimu?” sergah Nanba Minami kepada Tennouji yang memang gadisnya adalah sisawa St. Blossoms. Oscar menyaut,"mungkin saja aku!"
Tennouji dengan pongahnya akan menerima tantangan mereka sambil menperlihatkan kertas tanda pertarungan dimulai. Semua anak bersorak-sorak kecuali Sekime dan Ashiya.
Ashiya di kamar dan melihat majalah yang berisikan artikel mengenai Sano saat mendapatkan medali. Ashiya pun teringat perkataan Sano beberapa waktu lalu.
"Bersamamu benar-benar membuat aku gelisah! Aku tidak ingin melompat tinggi lagi, jadi bagiku kamu sangat tidak berarti, mengganggu pandangan..dan kau harus segera pergi"
Terdengar bunyi pintu dan itu Sano yag telah kembali. Ashiya buru-buru menutup mejalahnya dan menyembunyikannya. Ashiya menanyakan dari mana saja Sano?
"Mengajak jalan-jalan Yuujiro jalan-jalan"jawab singkat Sano.
Ashiya mendekatinya, lantas mengatakan Sano aneh hari ini, karena biasanya dia tidak menjawab saat Ashiya bertanya.
"Oh yea"jawab singkat Sano yang kemudian dia merasa gugup apalagi saat tahu Ashiya melihatnya terus. Ashiya heran. Sano masuk ke kamar mandi.
-Intremezzooo-
Anak-anak Dorm 1 mulai mengambil undian, akan ke kamar berapa mereka tinggal. Anak Dorm 2 sangat antusias, sedang anak-anak Dorm 2 seperti mendapat musibah besar. Big trouble!! Haha. Tennouji satu kamar dengan Nanba Minami, "ahh tidaaakk!!"jerit Minami.Anak Dorm 1 mendapat tempat satu kamar dengan Ashiya dan Sano. Mendadak Nakatsu mendelik.
Sedangkan Ashiya dan Sano bersama di kamar mereka. Ashiya sedang mandi, dan Sano yang mendekati kamar mandi sontak tersadar. Tampak bayangan Ashiya di kamar mandi! Sano teringat dengan percakaapn Ashiya dengan kakaknya.
"Kenapa seorang gadis seperti dirimu mau menyamar sebagai laki-laki dan masuk ke sekolah ini?"
Sano yang sadar Ashiya seorang gadis mengurungkan niatnya. Nakatsu masuk dengan wajah sumringahnya. Wheeee! "Terimakasih atas perawatannya mulai sekarang,"teriak Nakatsu yang juga membawa barang-barangnya.
Sano heran, kan harusnya anak Dorm 1? Nakatsu kembali membayangkan bagaimana dia memohon-mohon kepada anak yang seharusnya mendapat jatah bersama Sano dan Ashiya agar mau bertukar tempat.
"Aku mohon berikan jatahmu yang untuk kamar 250! Kau harus! HARUS memberikannya untukku!"ujar Nakatsu sambil berlutut.
Alih-alih mengatakan yang sebenarnya, dia malah berkata anak Dorm 1 yang memohon kepadanya untuk tukar dengannya. Wajah Sano dingin. Nakatsu langsung mencari Ashiya. "Mandi, dia sedang mandi"jawab Sano yang segera pergi berlatih.
"Gelp! Mandi?". Nakatsu langsung deg-degan. Dia menguatkan hati.
"Kau harus tenang, dia seorang pria, aku pindah ke sini hanya ingin memastikan bahwa aku bukan gay! Benar..yeah benar!"gumam Nakatsu.
"Akan tetapi..ting, Ashiya adalah seorang pria dan aku adalah pria jadi tidak masalah dong kalo kami mandi bareng. Benar! Benar! Lagi pula mandi bareng akan menghemat tagihan air! Aah..aku benar-benar peduli dengan bumi! Aku akan masuuukk".
Sial, Ashiya sudah selesai mandi, Nakatsu kelimpungan dan pura-pura melatih ototnya dengan gantungan di pintu.
“Nakatsu! Ada apa?”
“Tidak ada apa-apa”bohong Nakatsu. “Mandi mu benar-benar cepat!”
“Di mana Sano?” tanya Ashiya tidak mengindahkan ucapan Nakatsu.
"Pergi"jawab Nakatsu lega dan juga gugup. Ashiya pun tampak tidak terpengaruh dengan adanya Nakatsu walau dia seorang cowok.
“Hey Nakatsu, bagaimana menurutmu tentang Sano”tanya Ashiya tiba-tiba.
“Aku bukan homo!”teriak Nakatsu. Glek! Benar-benar tidak nyambung dengan Ashiya.
“Haha, aku tahu itu! Maksud aku dari pandangan mu sebagai teman”
Nakatsu yang sempat melongo hanya menjawab tidak mempunyai padangan yang spesial.
“Paling tidak hanya keajaiban yang membuat dia kembali melompat tinggi”ujar Nakatsu.
Ashiya terdiam.
"Jadi, aku berharap ada keajaiban"gumam Ashiya Nakatsu mulai heran, Ashiya beralasan dia hanya teman satu kamar dan ingin mengenal lebih dekat dengan Sano. Ashiya takut dia terlihat mencurigakan, namun syukurnya Nakatsu tidak terlalu pintar untuk membacanya.
Keesokannya, Ashiya datang ke ruang kesehatan dan mencari Reporter Hara. Reporter Hara muncul dan dr. Umeda langsung muntah-muntah.
"Betapa kasarnya"ucap reporter Hara lalu tersenyum melihat Ashiya.
Ashiya berniat untuk mencari tahu tentang adik Sano yang sama-sama atlet lompat tinggi. Reporter Hara menyuruh Ashiya untuk mencari tahu ke Sano. Sedang dr. Umeda masih saja muntah-muntah.
Di kamar, Sano sedang membenahi barangnya. Ashiya yang baru datang melihat Sano bertanya apa dia pulang saat liburan musim panas.
“Aku berfikir jika kau punya seorang adik pastinya juga keren seperti dirimu”taktik Ashiya.
“Maksudmu Shin?”
Aha! Ashiya berhasil.
“Aku tidak bertemu dengannya beberapa waktu, namun aku melihatnya di majalah” awab Sano santai.
“Jadi kau pasti tahu adikmu berlatih di sekolah Toukyou" Ashiya berhati-hati saat berbicara, “Apa kau ingin bertemu dengannya?”
Sano terhenyak namun menolaknya. Ashiya bersikeras ,mengajak Sano untuk melihatnya.
"Aku bilang lupakan saja!"jawab Sano sambil berlalu. Ashiya gagal.
“Menjadi pria tampan itu tentang toleransi, karenanya aku..”. Sekime yang berorasi di depan sekolah lupa dengan kata-katanya. Dia mengeluarkan secarik kertas contekan! Dan rupanya tidak seorang pun yang mendengar. Seluruh anak berusaha keras untuk dapat masuk ke dalam 10 siswa yang dapat ikut pesta bersama anak st. Blossoms.
Nanba Minami yang mengirimkan banyak sms ke anak-anak perempuan. Dan tiba-tiba berbarengan dengan Nakao hahaha.
Anak Dorm 1 yang tetap menggunakan cara keras, berlatih keras dan teramat keras. Gelo bener.
Anak Dorm 3 masih dengan gaya yang narsis dan super pede namun aneh untuk menarik perhatian.
Di luar pintu gerbang, Hibari kukuh untuk memilih Sano-san!. Lainnya memilih Tennouji dan Komari yang memutuskan untuk memilih Nakatsu.
Ashiya hanya geleng-geleng kepala melihat anak-anak yang kalut. Nakatsu mengamini dan Ashiya heran bukan kah Nakatsu juga laki-laki? Naktasu beralasan dirinya berbeda dan telah berubah. Nakatsu memandang lekat Ashiya dan tampak bayangan Ashiya dipenuhi bunga-bunga. Oooohh..
Nakatsu bersemu merah.
“Nakatsu kau sungguh terlalu dekat”ucap Ashiya yang langsung menghempaskan Nakatsu dari bayangannya. Diam-diam kebahagiaan menyelimuti dirinya.
Seluruh anak Dorm berkumpul diruangan rehat untuk mendengarkan pengumuman siapa yang akan ikut pesta gabungan. Diumumkan dengan cara aneh, lewat siaran berita yang dibawakan wakil kepala sekolah.
Semua anak menahan nafas. Berikut nama anak yang ikut pesta : "Nanba Minami, Sano, Nakatsu, Tennouji, Hejime, ….dibacakan dengan sangat cepat dan Ashiya kesal karena nama dia tercantum. Semua anak bubar.
Sekime kegirangan karena dia ikut serta. Nanba Minami mendekatinya. Dan memberikan beberapa saran cara sukses dalam pesta nanti.
Sekime mencatatnya, Nanba Minami menyuruh untuk tidak mencatat dan syok melihat anak-anak dibelakangnya sedang asik mencatat. Glek!
Termasuk Ashiya. Datang Nakatsu dalam keadaan hanya berhanduk dan ingin meminjam shampoo. Ashiya pun segera memalingkan wajahnya.
Waktunya tidur, Ashiya bersiap tidur. Diam-diam Nakatsu berjinjit dan mendekati Ashiya beserta kasurnya. "Kenapa kau keatas? suara Sano menghentikan langkahnya. Sano menyuruhnya untuk tidur di bawah.
Sano mematikan lampu, semua bersiap tidur. Sano menghidupkan lagi lampu, dia lupa sesuatu. Nakatsu berada di tangga. Pura-pura tertidur sambil berdiri.
Ashiya diam-diam datang kesekolah Toukyou. Dia bak prajurit mengintai musuhnya, Ashiya ingin mengetahui adik Sano. Ashiya tertegun saat melihat adik Sano yang melompat. Dan lebih terkejut saat melihat Sano datang!
Kagurazaka, saingan Sano datang dan menghampiri Sano. Dia sengaja mengundang adik Sano agar Sano melihat kemampuan adiknya. Sano hendak pergi berlalu, namun Kagurazaka malah memanggil adik Sano. Langkah Sano terhenti dan berbalik melihat adiknya yang sama-sama terkejut melihatnya.
Adik Sano menghampiri Sano dengan langkah cepat dan langsung melayangkan bogem mentah ke perut Sano.
“Apa kau tahu rasa sakit yang aku alami? Bagaimana bisa seorang lelaki yang meninggalkan keluarganya berani menampakan muka di depanku?”seru adik Sano yang benar-benar emosi.
“Apa kau sadar hidupku berantakan karena kau!”
Rupanya setelah kepergian Sano, ayah Sano mendorong adik Sanolah yang meneruskan jejak Sano menjadi atlit lompat tinggi. Inilah yang menjadi alasan adik Sano membenci Sano.
“Tapi aku tidak lari seperti dirimu, aku berlatih keras bersama ayah jadi aku bisa menyingkirkanmu”ucap adik Sano sombong. Sano hanya terdiam. Ashiya pun terdiam mendengar semuanya.
“Dengan kondisimu sekarang, kau tidak punya kualifikasi menang kompetisi nasional”
Adik Sano pergi. Sano berbalik dan terkejut melihat Ashiya yang berdiri diam tak jauh darinya.
Ashiya dan Sano duduk di sebuah taman.
Ashiya meminta maaf karena mendesak Sano untuk melihat adiknya tanpa tahu kondisi mereka berdua.
“Sejujurnya aku terkejut kalo Shin berfikir seperti itu”ucap Sano termenung.
“Apa kau lari karena ayahmu?”tanya Ashiya. Sano mengiyakan.
“Aku tidak memaafkan dia karena selalu bekerja saat ibuku sekarat.
Namun yang dikatakan Shin benar, pada akhirnya aku tidak lari dari ayahku aku juga lari dari lompat tinggi”
Sano mendesah lalu pergi. Ashiya merenungi apa yang dikatakan Sano dan hanya melihat Sano yang berjalan menjauh.
Nakatsu sedang asik bermain game saat menyadari baik Sano maupun Ashiya sibuk dengan buku-buku mereka. Nakatsu berusaha mencarikan suasanya dengan bertanya apakah mereka akan pergi ke pesta?
"Tidak! "jawab Sano dingin. Sano pun pergi tanpa menghiraukan keduanya.
Sesaat Nakatsu sadar kini hanya mereka berdua, di dalam kamar! Nakatsu bertingkah aneh. Lantas dikejutkan dengan Ashiya yang langsung keluar bermaksud menyusul Sano.
Ashiya beralasan cemas karena Sano sering keluar malam.
Dan tiba-tiba muncul..
Nanba Minami : "Dia kerja paruh waktu karena butuh uang.."
Sekime : "Berdansa di klub malam?"
Tak bernama : "Berkencan dengan gadis satu kerja
Sejime : "Nongkrong di pinggir jalan"
Nakao : "Menikmati hiburan orang dewasa"
Anonim : "Menjual obat-obatan terlarang!"
Anonim : "Terlibat dalam penjualan manusia".
wakil kepala sekolah : menjual senjata api illegal.
Dan satu persatu-satu anak-anak dorm lain muncul dan mengemukakan kecurigaan-kecurigaan yang semakin membingungkan Nakatsu.
Ashiya berlari mengejar Sano, dan tampak Sano duduk seakan tahu Ashiya pasti mengikutinya. Ashiya grogi karena ketahuan.
“Bisakah kau tidak mencampuri urusan yang tidak perlu? Kau harus berhenti mengikuti aku! Okey? Jangan ikuti aku!”tegas Sano dan meninggalkan Ashiya yang tidak sempat berkata apa-apa.
Di ruang kesehatan, dr. Umeda mendapati Ashiya yang sedang tergolek lemas, dan termenung atas kejadian tadi. Dr. Umeda melarang Ashiya untuk tiduran karena hanya untuk orang sakit.
“Aku memang sedang sakit, patah hati”ucap Ashiya lemas.
Dr. Umeda hanya tersenyum sekilas karena dia jarang melihat Ashiya sampai terpuruk begitu.
“Pasti kau ada masalah lagi dengan Sano”tebak dr. Umeda.
Ashiya pun mejelaskan masalah Sano dengan adiknya. Yang sebenarnya hanya kesalahpahaman, yang menyebabkan mereka berkelahi.
Sedangkan di kelas Sano hanya termenung.
Dr. Umeda memberikan secangkir kopi. Ashiya menjelaskan seharusnya dia memberikan semangat untuk Sano namun dia bingung harus berkata apa.
“Dia akhir-akhir ini pulang larut malam, sepertinya aku yang pengacau”gumam Ashiya.
“Jadi menurutmu kau sama sekali tidak membantu Sano?”
Ashiya semakin tidak semangat mendengar pernyataan dr. Umeda. Namun dr. Umeda menyatakan bukan watak Ashiya yang menyerah begitu saja.
Ashiya mencerna kata-kata dr. Umeda.
Di toilet pria, Nakatsu bersama Ashiya. (Sungguh tidak usah dipikirkan bagaimana caranya Ashiya menggunakan toilet pria!). Ashiya mengatakan kepada Nakatsu akan bertekad untuk mencari cara agar Sano kembali ke jalannya!
Nakatsu berfikir Sano mungkin akan lompat lagi jika punya seorang pacar.
"Ya seorang pacar!"teriak Ashiya semangat.
Nakatsu dan Ashiya pun membahas bagaimana jika Sano mempunyai seorang pacar. Bahkan Ashiya menggumamkan kata-kata, seorang pacar..hemm, seorang pacar. Bagaimana caranya agar Sano dapat pacar. Sampai-sampai saking memikirkannya, Ashiya tidak merasakan saat kepalanya terkena tendangan bola! Ckckck
Ashiya menghampiri Sano dikelas yang sepi, dia mengajak ke kafetaria. Tentu saja dengan sedikit paksaan. Sesampainya di kafetaria, berjejer gadis-gadis cantik menanti Sano, terutama Hibari.
Nakao : "Menikmati hiburan orang dewasa"
Anonim : "Menjual obat-obatan terlarang!"
Anonim : "Terlibat dalam penjualan manusia".
wakil kepala sekolah : menjual senjata api illegal.
Dan satu persatu-satu anak-anak dorm lain muncul dan mengemukakan kecurigaan-kecurigaan yang semakin membingungkan Nakatsu.
Ashiya berlari mengejar Sano, dan tampak Sano duduk seakan tahu Ashiya pasti mengikutinya. Ashiya grogi karena ketahuan.
“Bisakah kau tidak mencampuri urusan yang tidak perlu? Kau harus berhenti mengikuti aku! Okey? Jangan ikuti aku!”tegas Sano dan meninggalkan Ashiya yang tidak sempat berkata apa-apa.
Di ruang kesehatan, dr. Umeda mendapati Ashiya yang sedang tergolek lemas, dan termenung atas kejadian tadi. Dr. Umeda melarang Ashiya untuk tiduran karena hanya untuk orang sakit.
“Aku memang sedang sakit, patah hati”ucap Ashiya lemas.
Dr. Umeda hanya tersenyum sekilas karena dia jarang melihat Ashiya sampai terpuruk begitu.
“Pasti kau ada masalah lagi dengan Sano”tebak dr. Umeda.
Ashiya pun mejelaskan masalah Sano dengan adiknya. Yang sebenarnya hanya kesalahpahaman, yang menyebabkan mereka berkelahi.
Sedangkan di kelas Sano hanya termenung.
Dr. Umeda memberikan secangkir kopi. Ashiya menjelaskan seharusnya dia memberikan semangat untuk Sano namun dia bingung harus berkata apa.
“Dia akhir-akhir ini pulang larut malam, sepertinya aku yang pengacau”gumam Ashiya.
“Jadi menurutmu kau sama sekali tidak membantu Sano?”
Ashiya semakin tidak semangat mendengar pernyataan dr. Umeda. Namun dr. Umeda menyatakan bukan watak Ashiya yang menyerah begitu saja.
Ashiya mencerna kata-kata dr. Umeda.
Di toilet pria, Nakatsu bersama Ashiya. (Sungguh tidak usah dipikirkan bagaimana caranya Ashiya menggunakan toilet pria!). Ashiya mengatakan kepada Nakatsu akan bertekad untuk mencari cara agar Sano kembali ke jalannya!
Nakatsu berfikir Sano mungkin akan lompat lagi jika punya seorang pacar.
"Ya seorang pacar!"teriak Ashiya semangat.
Nakatsu dan Ashiya pun membahas bagaimana jika Sano mempunyai seorang pacar. Bahkan Ashiya menggumamkan kata-kata, seorang pacar..hemm, seorang pacar. Bagaimana caranya agar Sano dapat pacar. Sampai-sampai saking memikirkannya, Ashiya tidak merasakan saat kepalanya terkena tendangan bola! Ckckck
Ashiya menghampiri Sano dikelas yang sepi, dia mengajak ke kafetaria. Tentu saja dengan sedikit paksaan. Sesampainya di kafetaria, berjejer gadis-gadis cantik menanti Sano, terutama Hibari.
Rupanya cara Ashiya yaitu memaksa Sano mengikuti pesta gabungan dengan st. Blossoms! Dan akhirnya dimulailah pesta itu. Ashiya hanya tersenyum senang, sedang Sano langsung bermuka masam.
Di luar ruangan kafetaria, sebagai juri reporter Hara, Kayashima dengan keahliannya menerawang dan membaca aura orang, Nakao dan Noe-kun, sebagai pembawa acara tentu saja wakil kepala sekolah.
Sedang di kafetaria, terjajar rapi meja-meja yang terisi pasangan. Nanba Minami langsung menghampiri pasangan Tennouji, dan tentu saja Nanba Minami langsung mengeluarkan jurus rayuan mautnya kepada pasangan Tennouji! Dia memang sengaja.haha
Sedang Sekime gugup untuk menghampiri pasangannya. Sano yang sebenarnya ogah-ogahan terpaksa mengikuti jalannya pesta. Pasangannya tentu saja Hibari. Hibari mengoceh sendiri menceritakan dirinya dengan malu-malu tanpa berhadapan dengan Sano.
Tak jauh Ashiya memperhatikan mereka. Ashiya sadar kalo Sano benar-benar terlihat malas. Dia pun menarik Sano untuk berganti pasangan.Tanpa sadar Sano telah pergi Hibari masih mengoceh tak jelas.
Nakatsu hanya memperhatikan Ashiya, tanpa menghiraukan Komari.
Ashiya mengarahkan Sano untuk lebih dekat dengan pasangannya.
Di lain pihak, Sekime yang gugup dibantu oleh jajaran juri, Kayashima dengan gayanya yang sedang menerawang mengatakan gadis yang diincar Sekime baru saja patah hati.
Oscar menunjukan kebolehannya kepada pasangannya. Dan dengan trik dia menghilang, tentu saja pura-pura dengan mengalihkan perhatian yang lain dia baru bersembunyi.
Tak jauh Ashiya memperhatikan mereka. Ashiya sadar kalo Sano benar-benar terlihat malas. Dia pun menarik Sano untuk berganti pasangan.Tanpa sadar Sano telah pergi Hibari masih mengoceh tak jelas.
Nakatsu hanya memperhatikan Ashiya, tanpa menghiraukan Komari.
Ashiya mengarahkan Sano untuk lebih dekat dengan pasangannya.
Di lain pihak, Sekime yang gugup dibantu oleh jajaran juri, Kayashima dengan gayanya yang sedang menerawang mengatakan gadis yang diincar Sekime baru saja patah hati.
Oscar menunjukan kebolehannya kepada pasangannya. Dan dengan trik dia menghilang, tentu saja pura-pura dengan mengalihkan perhatian yang lain dia baru bersembunyi.
Sekime setelah di make over oleh Noe, datang dengan tampilan yang beda dan percaya diri menghampiri gadis yang diincarnya.
Saat semua orang yang mengira akan gagal karena Sekime berubah menjadi salah satu tokoh Gundam, dibuat terhenyak karena gadis itu langsung suka karena dia fans berat gundam (?)Oscar keluar dari persembunyiannya, alih-alih ingin membuat terkesan pasangannya malah gadis itu sudah bersama Sekime! Muhaha.
Oscar langsung patah hati dan melihat Hibari yang masing (Oh my) mengoceh sendiri. Oscar langsung tertarik dengan Hibari karena Hibari suka menari. Hibari yang berniat mencari Sano di tahan oleh Oscar yang mengajaknya menari tarian kabaddi.
(Sepertinya tarian ini berasal dari India, itu merupakan permainan yang saling serang dan bertahan sambil mengucapkan Kabaddi, kabaddi. Tahu karena pernah melihat film India soalnya –Asri rf)
Semua berjalan lancar, Tennouji yang semakin dongkol karena ulah Nanba Minami dan akhirnya dia mengajak bertarung secara jantan dengannya jika menginginkan tunangan Tennouji! Kana tunangannya langsung terpana dan kembali ke pelukan Tennouji .
“Aku menunggu kata-kata itu darimu. Aku cemas karena kau tidak pernah mengungkapkan perasaanmu” dan keduanya pun berpelukan. Background music Whitney Houston – I’ always love you.
Nakastu? Masih tidak antusias dengan Komari. Komari mengajaknya pergi liburan bersama. Dan dijawab asal oleh Nakatsu yang masih memandang Ashiya.
Ashiya yang niatnya ingin mendekatkan Sano dengan seorang gadis menjawab semua pertanyaan gadis itu yang sebenernya ditujukan oleh Sano.
Ashiya akhirnya terdiam melihat gadis itu semakin mendekatkan diri kepada Sano. Tiba-tiba Sano bengkit dan langsung menyeret Ashiya keluar.
Sano mengajak Ashiya keluar untuk berbicara.
“Apa yang kau pikirkan? Kenapa kau berbohong dan mengajak aku ke sana?”tanya Sano.
“Jika aku tidak mengajakmu ke sana kau tidak akan punya pacar!” jawab Ashiya santai.
“Kenapa aku harus punya pacar?”
“Jika kau punya pacar kau mungkin akan lebih bahagia”
Sano tidak mengerti maksud Ashiya dan bermaksud pergi.
Saat berbalik Naktsu sudah berada disana. Nakatsu menjelaskan bahwa Ashiya melakukan itu karena peduli kepada Sano.
“Kenapa kau tidak mencoba mengerti?”pinta Nakatsu.
“Ini bukan masalahmu maka diamlah”. Benar-benar Sano yang dingin.
Ashiya akhirnya terdiam melihat gadis itu semakin mendekatkan diri kepada Sano. Tiba-tiba Sano bengkit dan langsung menyeret Ashiya keluar.
Sano mengajak Ashiya keluar untuk berbicara.
“Apa yang kau pikirkan? Kenapa kau berbohong dan mengajak aku ke sana?”tanya Sano.
“Jika aku tidak mengajakmu ke sana kau tidak akan punya pacar!” jawab Ashiya santai.
“Kenapa aku harus punya pacar?”
“Jika kau punya pacar kau mungkin akan lebih bahagia”
Sano tidak mengerti maksud Ashiya dan bermaksud pergi.
Saat berbalik Naktsu sudah berada disana. Nakatsu menjelaskan bahwa Ashiya melakukan itu karena peduli kepada Sano.
“Kenapa kau tidak mencoba mengerti?”pinta Nakatsu.
“Ini bukan masalahmu maka diamlah”. Benar-benar Sano yang dingin.
Nakatsu langsung mencengkram kerah Sano yang bertingkah menyebalkan bagi Nakatsu. Ashiya berusaha memisahkan mereka.
“Ini semua karena sikap pengecutmu! Kau harus tahu kalau Mizuki ingin kau melompat lagi!” Nakatsu benar-benar emosi.
Ashiya berusaha menenangkan Nakatsu.
“Aku benar-benar iri kepada dirimu karena seseorang benar-benar peduli terhadapmu!”
“Jangan beranggapan kalian tahu segalanya!”ucap Sano.
Sano pun pergi meninggalkan Ashiya dan Nakatsu.
“Ini masih lebih baik daripada seseorang yang berpura-pura mereka tidak bertindak seperti kau membawa semua kemalangan di dunia”seru Nakatsu. Sano pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Nakatsu.
“Jika menyakitkan,teriakanlah! Jika kau ingin menangis, biarkan saja keluar!”seru Nakatsu marah. Sano hanya terdiam memandang ke arah Nakatsu.
“Berhenti bertindak dingin, kau idiot”tambah Nakatsu kesal. Nakatsu pun bergegas pergi dan mengajak Ashiya pergi.
“Ayo, Ashiya”ajak Nakatsu. Ashiya memandang Sano sebentar lalu tanpa berpamitan Ashiya pun menyusul Nakatsu. Dan Sano pun diam dalam kebisuan.
Di ruang couple Sekime dan Erika (tepatnya couple gundam haha) memakan biscuit berdua, Sekime menyuapkan biscuit yang dimulutnya dan diikuti teriakan riuh rendah penonton.
Tenouji dan Kana kembali ke ruangan couple dengan bergandengan mesra (ini mah couple beauty and the beast muhaha).
“Oh! Ada pasangan bahagia”ujar Nanba yang diam duduk di kursi seraya makan biscuit.
“Cinta akan selalu menang”jawab Tenouji.
“Oh! Kepala asrama keren”puji penghuni asrama 1.
Wakil kepala sekolah Sawatari memandu pemilihan couple terakhir.
“Lalu Kitahanada-kun,Shijiyo-kun,Himejima Kun,Imamiya-kun?” Silahkan tentukan pilihan kalian!”seru wakil kepala sekolah Sawatari. Nama-nama yang disebutkan tadi pun mulai menentukan pilihannya dengan menjalan mobil-mobilan mini yang diatasnya terpasang love-love pink hahahaha ke arah wanita yang disukainya.
Mobil-mobil tersebut menuju ke arah Hibari, Hibari pun kebingungan mau memilih yang mana, kepedean ni Hibari.
“Apa yang harus aku lakukan? Siapa yang harus aku pilih”guman Hibari penuh percaya diri, namun mobil-mobil itu dengan cepat berbelok arah ke Komari semua.
“Jadi, Komari-san, apa jawabanmu?”tanya Kepala sekolah Sawatari.
“Maaf, aku menyesal”jawab Komari mantap. Tiba-tiba 4 mobil-mobilan yang ada di depan Komari disapu bersih oleh truk kecil hahaha. Komari pun memandang tempat duduk Nakatsu yang kosong.
Ternyata Nakatsu dan Ashiya pergi makan ke kedai okonomiyaki (jadi lapar pengen makan okonomiyaki juga muhaha).
“Maaf”ucap Nakatsu.
“Tidak apa-apa. Sebenarnya, aku agak bahagia”jawab Ashiya.
“Eh”ucap Nakatsu.
“Nakatsu juga mengkhawatirkan Sano”ujar Ashiya.
“Tidak, aku tidak…”jawab Nakatsu.
“Sepertinya, kita harus menungu keajaiban terjadi”guman Ashiya.
Nakatsu memandang ke arah Ashiya sebentar lalu melanjutkan mangaduk-aduk okonomiyakinya.
“Aku tidak bisa mengubah pikiran Sano. Jadi aku berharap setidaknya aku dapat menemukan seseorang yang bisa mendengarkan masalahnya. Biasanya aku mendapatkan sebaliknya dari apa yang aku inginkan…”ujar Ashiya seraya meangaduk-aduk okonomiyakinya.
“Mizuki…..”ujar Nakatsu.
“Pada akhirnya semua yang aku lakukan hanya membuang-buang waktu”seru Ashiya ceria. Nakatsu pun hanya terdiam memperhatikan Ashiya.
Keluar dari Ohsaka gakuen Hibari ngedumel.
”Acara bersama tahun ini adalah yang terburuk dari yang sebelum-belumnya”omel Hibari.
“Selalu ada tahun depan”ujar Erika semangat.
“Dia masih ada di tahun depan?” (Nakatsu-red?) ujar Komari.
Komari yang ditinggal genknya tinggal sendiri saat menoleh ke samping ia melihat Ashiya dan Nakatsu. Komari pun memberanikan diri menghampiri Nakatsu. Ashiya yang paham keadaan pun berpamitan pergi dahulu.
“Lalu, aku akan kembali terlebih dahulu”ujar Ashiya pada Nakatsu.
“Hey”panggil Nakatsu pada Ashiya.
“Umm, bisakah kita bertukar alamat e-mail, jika tidak apa-apa denganmu?”tanya Komari. Tapi pandangan Nakatsu malah tertuju pada kepergian Ashiya. Lalu Nakatsu merogoh Hpnya.
Di kursi taman Nakatsu membuka isi email yang dikirim Komari, cepat amat hahaha, yang isinya,”Nakatsu-san, aku senang hari ini, semoga kau melakukan yang terbaik di turnamen sepak bola”.
“Hanya jika Mizuki seorang gadis…Lalu aku tidak perlu khawatir tentang…”pikir Nakatsu. Hahaha, lalu Nakatsu agak sedikit kaget saat melihat sesuatu ke arah lapangan.
Di kamar Ashiya termenung sendirian.
“Mungkin, aku harus kembali ke Amerika”gumannya. Tiba-tiba pintu kamar terbuka,”Ashiya”panggil Nakatsu.
“Ayo cepat”ajak Nakatsu.
“Eh”jawab Ashiya.
Nakatsu pun berlari ke lapangan diikuti Ashiya dibelakangnya.
“Nakatsu! Ke mana kita pergi?”tanya Ashiya seraya berusaha mengejar Nakatsu.
“Apa? Serius?”seru Ashiya. Nakatsu hanya terdiam ia tetap fokus memandang ke dalam lapangan. Ashiya pun ikut berdiri di samping Nakatsu dan fokus ke lapangan, ternyata Sano tengah berlari mengelilingi lapangan.
“Apakah sudah waktunya, orang itu meninggalkan ruangan”tanya Nakatsu.
“Ini adalah….”guman Ashiya.
“Ini bukan keajaiban, Kau…kau yang merubah pikirannya!”ucap Nakatsu lalu menguncang-guncangkan pundak Ashiya. Lalu Nakatsu kembali memperhatikan Sano berlari.
“Melihat dia berjalan kembali seperti itu, hampir membuatku menangis”ujar Nakatsu lalu ia masuk ke dalam lapangan. Ashiya pun tersenyum bahagia.
Nakatsu berlari di samping Sano, kau benar-benar bersikap dingin”seru Nakatsu lalu berlari lebih cepat dan berdiri di hadapan Sano dan menunjuk ke arah Ashiya. Sano yang terengah-engah pun menengok ke belakang dan dilihatnya Ashiya tersenyum manis. Sano pun tersenyum tipis lalu melanjutkan larinya.
“Ayo! Cobalah untuk mengejar ketinggalan!”seru Nakatsu mencoba mendahului Sano, Sano pun berusaha mengejar Nakatsu. Ashiya yang melihatnya pun tersenyum bahagia.
Sano dan Nakatsu duduk di tengah lapangan *kecapean*, Ashiya pun menyusul mereka.
“Sano, arigatou na”ucap Ashiya bahagia. Sano pun tersenyum.
“Jangan salah berpikir”jawab Sano. Ashiya pun tak mengidahkan ucapan Sano. Ashiya pun ikut duduk ditengah lapangan membelakangi Sano dan Nakatsu.
“Yeah”ucap Ashiya lalu tertawa bahagia, diikuti Nakastu. Sano pun tersenyum lalu ikut tertawa. Dan Sano pun berbaring di lapangan.
Keesokan paginya Ashiya dan Sano datang ke lapangan SMU Toukyo.
“Kenapa aku harus datang ke sini juga?”tanya Ashiya. Namun Sano hanya diam saja ia fokus berjalan namun tiba-tiba ia berhenti mendadak, Ashiya pun spotan mengikutinya.
Ternyata mereka berpapasan dengan adik Sano dan Kagurazaka.
“Apa? Apakah kau akan berlutut di hadapanku?”tanya adik Sano sinis.
“Aku tidak berpikir bahwa akan cukup bagimu untuk memaafkanku. Namun, Aku datang untuk mengirim pesan”jawab Sano. Adik Sano diam menungu jawaban Sano dan Kagurazaka tersenyum, sepertinya dia tahu maksud kedatangan Sano jyahahahaha senyumnya kakkoi ne, jadi pengen lihat dia main sebagai Tezuka di TPOT muhahaha, gomenasai ne Saa*Tatu mode on*.
“Aku akan melihat kau di Kompetisi Musim Gugu Nasional”lanjutt Sano.
Adik Sano agak terkejut begitu pula Ashiya. Kagurazaka pun tetap tersenyum dengan senyuman coolnya*lebay.
Sano hanya tersenyum lalu mengajak Ashiya pergi.
“Ayo pergi”ajak Sano.
“Oh”jawab Ashiya lalu menyusul di belakang Sano.
Sekime menuju bus yang akan membawanya ke kamp latihan seraya mengirim email via hpnya ke Erika?.
“Aku akan pergi ke kamp pelatihan musim panas selama liburan musim panas”. Bunyi email tersebut. “Terkirim”ucap Sekime lalu menutup Hpnya dan masuk ke dalam bus.
Sekime pun terkejut saat di lihatnya Sano ada di dalam bus, Sano pun tersenyum.
“Aku bisa…bergabung denganmu juga?”tanya Sano.
Sekime pun tersenyum lalu duduk di kursinya.
“Aku sudah menunggu”jawab Sekime. Sano pun tersenyum lalu ia menanggalkan anting-anting yang dipakai di telinganya. Lalu tersenyum bahagia dengan keputusan yang diambilnya.
Di kamarnya Ashiya bersiap turun, ia terhenti saat memperhatikan kamar tidur Sano yang kosong.
“Tanpa Sano, tempat ini terasa luas”guman Ashiya.
Tiba-tiba ada yang mematikan sekring listrik. Asrama 2 pun menjadi gelap, dan ada beberapa siswa menuju kamar 205 milik Ashiya. Mereka pun diam-diam masuk ke kamar Ashiya yang terlelap tidur (kenapa nggak di kunci Ashiya?).
Lalu mereka masuk ke kamar atas tempat Ashiya tidur, seseorang membekap mulut Ashiya dan lainnya memegang tangan Ashiya. Ashiya pun berusaha berteriak, namun tidak bisa.
“Ini semua karena sikap pengecutmu! Kau harus tahu kalau Mizuki ingin kau melompat lagi!” Nakatsu benar-benar emosi.
Ashiya berusaha menenangkan Nakatsu.
“Aku benar-benar iri kepada dirimu karena seseorang benar-benar peduli terhadapmu!”
“Jangan beranggapan kalian tahu segalanya!”ucap Sano.
Sano pun pergi meninggalkan Ashiya dan Nakatsu.
“Ini masih lebih baik daripada seseorang yang berpura-pura mereka tidak bertindak seperti kau membawa semua kemalangan di dunia”seru Nakatsu. Sano pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Nakatsu.
“Jika menyakitkan,teriakanlah! Jika kau ingin menangis, biarkan saja keluar!”seru Nakatsu marah. Sano hanya terdiam memandang ke arah Nakatsu.
“Berhenti bertindak dingin, kau idiot”tambah Nakatsu kesal. Nakatsu pun bergegas pergi dan mengajak Ashiya pergi.
“Ayo, Ashiya”ajak Nakatsu. Ashiya memandang Sano sebentar lalu tanpa berpamitan Ashiya pun menyusul Nakatsu. Dan Sano pun diam dalam kebisuan.
Di ruang couple Sekime dan Erika (tepatnya couple gundam haha) memakan biscuit berdua, Sekime menyuapkan biscuit yang dimulutnya dan diikuti teriakan riuh rendah penonton.
Tenouji dan Kana kembali ke ruangan couple dengan bergandengan mesra (ini mah couple beauty and the beast muhaha).
“Oh! Ada pasangan bahagia”ujar Nanba yang diam duduk di kursi seraya makan biscuit.
“Cinta akan selalu menang”jawab Tenouji.
“Oh! Kepala asrama keren”puji penghuni asrama 1.
Wakil kepala sekolah Sawatari memandu pemilihan couple terakhir.
“Lalu Kitahanada-kun,Shijiyo-kun,Himejima Kun,Imamiya-kun?” Silahkan tentukan pilihan kalian!”seru wakil kepala sekolah Sawatari. Nama-nama yang disebutkan tadi pun mulai menentukan pilihannya dengan menjalan mobil-mobilan mini yang diatasnya terpasang love-love pink hahahaha ke arah wanita yang disukainya.
Mobil-mobil tersebut menuju ke arah Hibari, Hibari pun kebingungan mau memilih yang mana, kepedean ni Hibari.
“Apa yang harus aku lakukan? Siapa yang harus aku pilih”guman Hibari penuh percaya diri, namun mobil-mobil itu dengan cepat berbelok arah ke Komari semua.
“Jadi, Komari-san, apa jawabanmu?”tanya Kepala sekolah Sawatari.
“Maaf, aku menyesal”jawab Komari mantap. Tiba-tiba 4 mobil-mobilan yang ada di depan Komari disapu bersih oleh truk kecil hahaha. Komari pun memandang tempat duduk Nakatsu yang kosong.
Ternyata Nakatsu dan Ashiya pergi makan ke kedai okonomiyaki (jadi lapar pengen makan okonomiyaki juga muhaha).
“Maaf”ucap Nakatsu.
“Tidak apa-apa. Sebenarnya, aku agak bahagia”jawab Ashiya.
“Eh”ucap Nakatsu.
“Nakatsu juga mengkhawatirkan Sano”ujar Ashiya.
“Tidak, aku tidak…”jawab Nakatsu.
“Sepertinya, kita harus menungu keajaiban terjadi”guman Ashiya.
Nakatsu memandang ke arah Ashiya sebentar lalu melanjutkan mangaduk-aduk okonomiyakinya.
“Aku tidak bisa mengubah pikiran Sano. Jadi aku berharap setidaknya aku dapat menemukan seseorang yang bisa mendengarkan masalahnya. Biasanya aku mendapatkan sebaliknya dari apa yang aku inginkan…”ujar Ashiya seraya meangaduk-aduk okonomiyakinya.
“Mizuki…..”ujar Nakatsu.
“Pada akhirnya semua yang aku lakukan hanya membuang-buang waktu”seru Ashiya ceria. Nakatsu pun hanya terdiam memperhatikan Ashiya.
Keluar dari Ohsaka gakuen Hibari ngedumel.
”Acara bersama tahun ini adalah yang terburuk dari yang sebelum-belumnya”omel Hibari.
“Selalu ada tahun depan”ujar Erika semangat.
“Dia masih ada di tahun depan?” (Nakatsu-red?) ujar Komari.
Komari yang ditinggal genknya tinggal sendiri saat menoleh ke samping ia melihat Ashiya dan Nakatsu. Komari pun memberanikan diri menghampiri Nakatsu. Ashiya yang paham keadaan pun berpamitan pergi dahulu.
“Lalu, aku akan kembali terlebih dahulu”ujar Ashiya pada Nakatsu.
“Hey”panggil Nakatsu pada Ashiya.
“Umm, bisakah kita bertukar alamat e-mail, jika tidak apa-apa denganmu?”tanya Komari. Tapi pandangan Nakatsu malah tertuju pada kepergian Ashiya. Lalu Nakatsu merogoh Hpnya.
Di kursi taman Nakatsu membuka isi email yang dikirim Komari, cepat amat hahaha, yang isinya,”Nakatsu-san, aku senang hari ini, semoga kau melakukan yang terbaik di turnamen sepak bola”.
“Hanya jika Mizuki seorang gadis…Lalu aku tidak perlu khawatir tentang…”pikir Nakatsu. Hahaha, lalu Nakatsu agak sedikit kaget saat melihat sesuatu ke arah lapangan.
Di kamar Ashiya termenung sendirian.
“Mungkin, aku harus kembali ke Amerika”gumannya. Tiba-tiba pintu kamar terbuka,”Ashiya”panggil Nakatsu.
“Ayo cepat”ajak Nakatsu.
“Eh”jawab Ashiya.
Nakatsu pun berlari ke lapangan diikuti Ashiya dibelakangnya.
“Nakatsu! Ke mana kita pergi?”tanya Ashiya seraya berusaha mengejar Nakatsu.
“Apa? Serius?”seru Ashiya. Nakatsu hanya terdiam ia tetap fokus memandang ke dalam lapangan. Ashiya pun ikut berdiri di samping Nakatsu dan fokus ke lapangan, ternyata Sano tengah berlari mengelilingi lapangan.
“Apakah sudah waktunya, orang itu meninggalkan ruangan”tanya Nakatsu.
“Ini adalah….”guman Ashiya.
“Ini bukan keajaiban, Kau…kau yang merubah pikirannya!”ucap Nakatsu lalu menguncang-guncangkan pundak Ashiya. Lalu Nakatsu kembali memperhatikan Sano berlari.
“Melihat dia berjalan kembali seperti itu, hampir membuatku menangis”ujar Nakatsu lalu ia masuk ke dalam lapangan. Ashiya pun tersenyum bahagia.
Nakatsu berlari di samping Sano, kau benar-benar bersikap dingin”seru Nakatsu lalu berlari lebih cepat dan berdiri di hadapan Sano dan menunjuk ke arah Ashiya. Sano yang terengah-engah pun menengok ke belakang dan dilihatnya Ashiya tersenyum manis. Sano pun tersenyum tipis lalu melanjutkan larinya.
“Ayo! Cobalah untuk mengejar ketinggalan!”seru Nakatsu mencoba mendahului Sano, Sano pun berusaha mengejar Nakatsu. Ashiya yang melihatnya pun tersenyum bahagia.
Sano dan Nakatsu duduk di tengah lapangan *kecapean*, Ashiya pun menyusul mereka.
“Sano, arigatou na”ucap Ashiya bahagia. Sano pun tersenyum.
“Jangan salah berpikir”jawab Sano. Ashiya pun tak mengidahkan ucapan Sano. Ashiya pun ikut duduk ditengah lapangan membelakangi Sano dan Nakatsu.
“Yeah”ucap Ashiya lalu tertawa bahagia, diikuti Nakastu. Sano pun tersenyum lalu ikut tertawa. Dan Sano pun berbaring di lapangan.
Keesokan paginya Ashiya dan Sano datang ke lapangan SMU Toukyo.
“Kenapa aku harus datang ke sini juga?”tanya Ashiya. Namun Sano hanya diam saja ia fokus berjalan namun tiba-tiba ia berhenti mendadak, Ashiya pun spotan mengikutinya.
Ternyata mereka berpapasan dengan adik Sano dan Kagurazaka.
“Apa? Apakah kau akan berlutut di hadapanku?”tanya adik Sano sinis.
“Aku tidak berpikir bahwa akan cukup bagimu untuk memaafkanku. Namun, Aku datang untuk mengirim pesan”jawab Sano. Adik Sano diam menungu jawaban Sano dan Kagurazaka tersenyum, sepertinya dia tahu maksud kedatangan Sano jyahahahaha senyumnya kakkoi ne, jadi pengen lihat dia main sebagai Tezuka di TPOT muhahaha, gomenasai ne Saa*Tatu mode on*.
“Aku akan melihat kau di Kompetisi Musim Gugu Nasional”lanjutt Sano.
Adik Sano agak terkejut begitu pula Ashiya. Kagurazaka pun tetap tersenyum dengan senyuman coolnya*lebay.
Sano hanya tersenyum lalu mengajak Ashiya pergi.
“Ayo pergi”ajak Sano.
“Oh”jawab Ashiya lalu menyusul di belakang Sano.
Sekime menuju bus yang akan membawanya ke kamp latihan seraya mengirim email via hpnya ke Erika?.
“Aku akan pergi ke kamp pelatihan musim panas selama liburan musim panas”. Bunyi email tersebut. “Terkirim”ucap Sekime lalu menutup Hpnya dan masuk ke dalam bus.
Sekime pun terkejut saat di lihatnya Sano ada di dalam bus, Sano pun tersenyum.
“Aku bisa…bergabung denganmu juga?”tanya Sano.
Sekime pun tersenyum lalu duduk di kursinya.
“Aku sudah menunggu”jawab Sekime. Sano pun tersenyum lalu ia menanggalkan anting-anting yang dipakai di telinganya. Lalu tersenyum bahagia dengan keputusan yang diambilnya.
Di kamarnya Ashiya bersiap turun, ia terhenti saat memperhatikan kamar tidur Sano yang kosong.
“Tanpa Sano, tempat ini terasa luas”guman Ashiya.
Tiba-tiba ada yang mematikan sekring listrik. Asrama 2 pun menjadi gelap, dan ada beberapa siswa menuju kamar 205 milik Ashiya. Mereka pun diam-diam masuk ke kamar Ashiya yang terlelap tidur (kenapa nggak di kunci Ashiya?).
Lalu mereka masuk ke kamar atas tempat Ashiya tidur, seseorang membekap mulut Ashiya dan lainnya memegang tangan Ashiya. Ashiya pun berusaha berteriak, namun tidak bisa.
to be continuee....
written by Asri Rf & Ari Rf @pelangidrama
0 comments:
Post a Comment