Recent Post


[Sinopsis] The Greatest Love/Best Love Episode 6

Do you want to share?

Do you like this story?


muaaach ^^ lebih iri liat Ding Dong dicium CSW daripada liat Ae Jung yang dicium, wkwkwk

“…..Dokko Jin, saat ini kau mungkin takut karena perasaanmu padaku, tapi apa kau tak takut jika aku memutuskan untuk bergantung padamu dan takkan membiarkanmu pergi?.... Cukup sampai di sini”
Selama Ae Jung berbicara, Dokko Jin mendengarkan lewat poselnya sambil bergegas keluar.
Ae Jung sudah keluar dari gedung bioskop, ia menatap poster film Fighter..err tepatnya Dokko Jin.
Tanpa memperdulikan kemungkinan orang mengenalinya, Dokko Jin mengejar Ae Jung. Saat menemukannya menangkap lengan Ae Jung dan menahannya.
“Aku telah menangkapmu. Kau akan membiarkan dirimu tertangkap atau lari?”. Dokko Jin menegaskan itu adalah usaha terakhirnya jika memang Ae Jung memilih lari.
Ae Jung tak memberi jawaban, ia malah mengkhawatirkan akan ada yang memperhatikan dan mengenali mereka. Dokko Jin buru-buru melepas topi Ae Jung dan memakainya lalu dipeluknya Ae Jung.
“Jangan bergerak, kalau sampai ada yang mengenali kita itu karenamu” ckckck, Dokko Jin lagi-lagi suka menyalahkan Ae Jung jika sesuatu yang buruk terjadi. “Jika kau tak ingin terlihat, maka jangan angkat kepalamu” lanjut Dokko Jin lagi sambil terus mendekap erat Ae Jung dan membawanya pergi.
Sementara itu, untuk membuktikan sangkaannya Se Ri masuk ke studio VIP. Makin kuat dugaannya saat terlihat 2 gelas minuman dan banyak cemilan di salah satu meja. Se Ri langsung menatap tajam Jae Suk, “siapa? Apa ‘dia’ seorang artis?... siapa? Apa ‘dia’ lebih populer daripada aku?”. Se Ri hampir histeris bertanya pada Jae suk namun tetap tak mendapat jawaban. Jae Suk sendiri selain memang ingin ‘melindungi’ Dokko Jin, ia juga belum yakin soal hubungan Dokko Jin dan Ae Jung.
PD kim dan nona Han berbincang soal kemungkinan kebenaran rumor kandasnya hubungan Dokko Jin dan Se Ri. Tapi bila rumor itu saja belum reda lalu tiba-tiba muncul ‘wanita’ baru Dokko Jin, si wanita akan disalahkan sebagai perusak hubungan orang, walau kenyataannya tak demikian.
Pil Joo merasa terganggu dengan kemungkinan Ae Jung di cap orang ke 3.
Dokko Jin ternyata membawa Ae Jung ke bar. Melihat Ae Jung yang terus mencoba menyembunyikan wajahnya, Dokko Jin mengingatkan Ae Jung takkan di kenali, jadi tak masalah kalau sampai ada orang yang melihat mereka. Lain cerita jika Ae Jung seterkenal Shin Min Ah atau Han Ye Seul. Ckckck, Dokko Jin belum berhenti mengatai Ae Jung, “Jika kau ingin terlibat skandal denganku, yang mungkin dapat kau lakukan adalah mengenakan pakaian yang lebih baik… kau bukan saja bukan bintang top tapi kau juga berpakaian lusuh”
Kata-kata Dokko Jin membuat Ae Jung melumer? Tentu tidak, “Tuan Dok Go Jin, pasti sulit bagimu menerima kenyataan kau menyukaiku yang seperti ini bukan?”
“Aku tak pernah menyukai orang lain selain diriku sendiri…. Tambah lagi orang itu adalah dirimu, sungguh memalukan”
“Pasti menyakitkan, merasa malu kemudian di tolak”
Dokko Jin tertohok, ia minta Ae Jung berhenti karena ia tak nyaman mendengarnya. Ia mengaku telah salah sangka karena mengira Ae Jung akan merasa beruntung dan tersanjung. Lalu kembali menyakiti Ae Jung dengan mengatakan jika saja Ae Jung membalasnya, maka ia akan segera terbangun dan akan mencuci muka. (baca=done, cuma kayak gitu gakkan ada kelanjutan apapun), Dokko Jin terbahak namun ia langsung berhenti melihat ekspresi Ae Jung yang tersinggung.
Dan inilah balasan Ae Jung: “Jika kau tak pernah menyukai orang lain selain dirimu sendiri, berarti aku cinta pertamamu? ……tidak masuk akal, cinta pertama pada usiamu ini…. Tapi aku tegaskan: cinta pertamamu takkan terbalas!! Aku takkan pernah menyukaimu!” Ae Jung yang marah bergegas keluar meninggalkan Dokko Jin. Dokko Jin memarahi mulutnya yang tak terkontrol.
Dokko Jin segera mengejar Ae Jung, ia ingin menarik kata-katanya tadi. Mungkin ada step yang terlewati, yaitu membeli gaun yang pantas sebelum mereka ke bar itu.
“kalau itu maumu, berikan saja uangnya untukku”
“apa?” Dokko Jin bingung, ia tambah bingung saat Ae Jung akan melakukan yang Dokko Jin katakan tadi, yaitu mereka bersama agar Dokko Jin segera bangun dari mimpinya.
“Dokko Jin, apa kau mau tidur denganku?”
“apa?”
“sudah bangun kan?... aku pergi”. kata-kata Ae Jung benar-benar membuat Dokko Jin speechless, sebelum pergi Ae Jung mengambil kembali topinya yang dipegang Dokko Jin.
Malam itu ketiga tokoh utama kita bergelut dengan pikirannya masing-masing:
Dokko Jin merenung, ia menyesali keputusannya membawa Ae Jung ke Bar, padahal saat ia tadi menangkap tangan Ae Jung di bioskop ia terlihat cool.
Ae Jung di rumahnya sepertinya masih kesal soal kejadian barusan.
Sementara Pil Joo menatap brosur film Fighternya Dokko Jin.
Esoknya para kontestan “making Couple” berkumpul dengan pihak produksi termasuk Se Ri. Se Ri yang merasa para kontestan harus menampilkan karakter mereka, terutama Ae Jung yang berkarakter tak jelas. Ia sengaja meminta Ae Jung untuk menampilkan lebih banyak hiburan, yang ditanggapi santai oleh Ae Jung, ia langsung setuju tanpa merasa tersinggung sama sekali. Justru menyarankan MC (Se Ri) membantunya, hingga mereka bersama-sama menghasilkan acara yang menghibur.
Saat di lokasi, Ae Hwan dan Ae Jung bermain-main dengan gas helium. Saat menghirup gas itu lewat mulut yang keluar adalah suara anak kecil. Ae Hwan antusias dan ingin memberikan ide permainan gas itu pada pihak produksi. Sepeninggal Ae Hwan, datang Pil Joo yang keheranan mendengar suara Ae Jung saat menyapanya.
Ae Jung memanfaatkan kesempatam itu untuk meminta maaf soal kejadian di bioskop, ia mengaku harus bersembunyi. Pil Joo mengerti, ia tak mempermasalahkan kejadian semalam, ia justru tertarik ingin mencoba gas itu juga. Ae Jung terbahak mendengar suara lucu Pil Joo.
Se Ri dan Nona Han melihat keakraban keduanya. Nona Han yakin, Ae Jung akan bertahan lama di acara kuis.
“menghirup gas ini aman kan?”
“Nona Goo Ae Jung, aku khawatir padamu”
“betul, jika terlalu banyak, kau bisa sakit kepala” Sepertinya Ae Jung ngomongin soal helium, sementara Pil Joo ngomongin soal perasaannya.
“Ya, aku khawatir kau akan terluka. Jika sesuatu terjadi melukaimu, datanglah padaku. Aku akan merawatmu”
“benar, Yoon Pil Joo dokter yang hebat”. Mereka tersenyum bersama.
Kepala Moon terus bertanya menyelidik pada Jae Suk soal Dokko Jin. Jae Suk keukeuh tak melihat siapa wanita yang bersama Dokko Jin. Sadar kemungkinan wanita itu Ae Jung, Jae Suk ingin tahu pendapat kepala Moon jika Dokko Jin ternyata kencan dengan artis kelas D. Dengan tegas kepala Moon menyatakan akan mengirim Dokko Jin keluar negeri sementara ia menghancurkan si artis. Ia takkan membiarkan seorangpun merusak kerja kerasnya menjaga imej Dokko Jin. Jae Suk hanya bisa menarik nafas panjang.
Kepala Moon mencoba mengorek informasi dari Dokko Jin, tapi nihil. Menghindari pertanyaan Dokko Jin soal kemungkinan ia mengirim Jae Suk untuk memata-matai Dokko Jin, Kepala Moon memberitahu ia mengirim kue dan bunga atas nama Dokko Jin kepada Se Ri. Saat tahu kue dan bunga itu dikirim ke lokasi acara ‘couple Making’, Dokko Jin ingin ia sendiri yang ke sana. Bukan untuk menemui Se Ri, ia hanya mencari alasan untuk menemui Ae Jung.
Mengingat soal Ae Jung membuat Dokko Jin berpikir tentang dirinya, “Kepala Moon, apa menurutmu aku ini suka mengganggu?”
“mengapa? Bukankah kau bukan tipe orang yang khawatir hal-hal seperti ini?”
“Dulu ya… “
Kepala Moon penasaran apa ada hal yang mengganggu pikiran Dokko Jin?
Kembali ke acara kuis, masukan dari Ae Jung soal tanding ‘chicken legs’ diterima. Walau terlihat ringkih, ia dengan mudah mengalahkan lawan-lawannya. Ae Jung pun memenangkan satu kali kencan dengan Pil Joo.

Di puji co-host acara ‘Couple Making’, soal ia dulunya pasti ‘National treasure chicken’, Ae Jung merendah. Ia mengingatkan sebetulnya yang mendapat julukan itu dahulu adalah Se Ri saat menang sebuah variety show. Bahkan karenanya pula NTG menjadi bintang iklan ayam goreng.

Se Ri gerah Ae Jung mengungkit cerita lama NTG, apalagi saat Ae Jung menantangnya. Ia pun memanfaatkan kesempatan itu untuk bertaruh. Jika Ae Jung menang, Ae Jung akan kencan 2x, dan jika kalah, Se Ri yang akan menggantikan kencannya.
Pertarungan chicken leg pun ingin dijadikan ajang pembuktian Se Ri, flashback dahulu saat shooting iklan ayam goreng, sutradara menyalahkannya dan membandingkannya dengan Ae Jung. Kini ia takkan mau kalah lagi dari Ae Jung, secara dialah MC acara itu plus Se Ri sangat berharga, sementara Ae Jung tidak’.
Dokko Jin yang sengaja ingin menemui Ae Jung, melihat pertarungan itu, ia tertawa dan bertepuk tangan saat Ae Jung membuat Se Ri terjatuh.
Saat break, Ae Jung akan mengoleskan salep otot (yang lagi-lagi bergambar Dokko Jin) untuk kakinya saat Pil Joo datang memberikannya air mineral dan memberi selamat akan kemenangannya.
Mereka mulai berbincang santai mengenai acara itu, tak sadar ada sepasang mata yang mengamati mereka dari belakang. Ae Jung mengingatkan dalam kuis itu karakter yang ditampilkannya diatur untuk terlihat menjengkelkan, ia minta agar Pil Joo tak merasa terganggu.
Dan inilah tampang cemburunya Dokko Jin, haha. Pil Joo balik mengingatkan bahwa ia kini juga adalah bintang TV, jadi ia minta Ae Jung tak sungkan.
Pil Joo mengeluarkan lelucon lucu, Ae Jung ingin mencontek lelucon itu untuk ia pakai kapan-kapan, ia ingin menulisnya untuk mempermudah mengingatnya. Pil Joo menawarinya puplpennya (Pulpen kesayangannya hadiah dari sang ayah). Ponsel Pil Joo berbunyi, ia permisi untuk mengangkatnya
Melihat Pil Joo pergi, Dokko Jin buru-buru mendekati Ae Jung. Dokko Jin mengagetkan Ae Jung yang sedang mengingat perkataan Pil Joo untuk ditulis. Dokko Jin mengucapkan selamat atas kemenangan Ae Jung di Chicken Leg, tapi dengan cara yang malah lebih menjurus ke mengejek dan membuat Ae Jung kesal.

Dokko Jin mengaku ia sedang memuji Ae Jung dengan membuat lelucon soal ayam. Melihat Ae Jung sama sekali tak terkesan, Ae Jung merajuk, untuk lelucon garing Pil Joo saja Ae Jung bisa tertawa mengapa tidak untuk leluconnya.
“Sangat menyenangkan ketika bersama dengan Yoon Pil Jo, itulah sebabnya aku tertawa”. Jawaban Ae Jung membuat kesal Dokko Jin, ia mencoba sabar dan sekali lagi melontarkan guyonan. Tapi dasar Dokko Jin, guyonannya kali ini pun makin membuat kesal Ae Jung, ia minta Dokko Jin jauh-jauh darinya. Dokko Jin frustrasi karena semua cara yang dia pakai berbalik membuat Ae Jung marah, “Aku berusaha untuk mengesankanmu, aku ingin tampil bagus di hadapanmu. Itu sebabnya aku tanpa pikir panjang memuji dan menyemangatimu! Aku tak mencoba untuk menghina, mengejek, atau menghinamu!"

Ae Jung tak bergeming, baginya sekali pengganggu Dokko Jin tetaplah pengganggu. Ia kesal pada Dokko Jin dan mengibaratkan Dokko Jin mempunyai mulut busuk (sebenernya lebih kasar dari ini, tapi gak tega nulisnya, hihi), ia harus sadar dimana tempat yang tepat untuk membuka mulutnya itu. Tapi bagaimanapun Ae Jung berterimakasih untuk pujian dan semangat yang di beri Dokko Jin, ia meyakinkan ia akan berjuang dan memenangkan kuis itu untuk menjadi pasangan Pil Joo.
Tersadar tujuan kuis itu untuk mendapatkan pasangan, Dokko Jin tak rela, ia kembali membuat ulah. ia ingin agar Pil Joo kesal pada Ae Jung, dengan harapan Ae Jung keluar dari acara itu dan memilih menyukainya.
Dan inilah caranya: Dokko Jin MENGHILANGKAN PULPEN kesayangannya Pil Joo di kolam bola. Setelah mengusir Dokko Jin pergi, Ae Jung hampir menangis mencari pulpen Pil Joo.
Jae Suk mengantarkan bunga dan kue ke ruangan Se Ri, yang disambut antusias oleh kru Couple Making. Dokko Jin yang mencari Jae Suk akhirnya masuk ke tempat yang sama. Sama sekali tak berniat menemui Se Ri, akhirnya Dokko Jin terpaksa bersedia menemui Se Ri untuk memberikan sendiri kejutannya. Dia takkan mungkin bilang kejutan itu bukan dari dirinya kan??
Sementara itu, alih-alih menemukan pulpen Pil Joo, Ae Jung kini kehilangan sebelah sepatunya. Kesal dan frustasi, dengan rambut acak-acakan dan memakai sepatu sebelah, Ae Jung membawa plank untuk membalas Dokko Jin. Ia tak memperdulikan penampilan acak-acakannya menarik perhatian orang-orang yang di lewatinya. Tak sengaja mendengar dari Jae Suk yang sedang menelpon Se Ri, Ae Jung kini tahu kemana ia harus mencari Dokko Jin.
Ae Jung masuk sambil menendang pintu, menemukan Dokko Jin yang sedang menunggu se Ri untuk kejutan romantis. Wkwkwk, ini mah lain romantis, tapi aneh...
Dokko Jin mencoba untuk membuat Ae Jung pergi, tapi Ae Jung terlanjur marah, ia tak menggubris kode-kode Dokko Jin, “Aku tak perlu pujian atau semangat darimu! Karena kau, aku kehilangan pulpen yang penting! Temukan dan kembalikan padaku!!........... Selanjutnya, jangan pernah muncul di depanku lagi! Aku TAK AKAN pernah menyukaimu!!”.
Dan Kemarahan Ae Jungpun berganti kebingungan saat tiba-tiba lampu dinyalakan Se Ri, dan banyak orang lain bermunculan di ruangan itu.
Mencoba mencairkan suasana, Dokko Jin bersandiwara, seolah Ae Jung masih marah padanya soal kecelakaaan tempo hari (ep2) yang menyebabkannya kehilangan fans (ditekan nada suaranya, hingga fans dan pen seolah mirip).
Dan keadaanpun berbalik, Ae Jung yang kini ketiban pulung. Beredar berita di internet soal Bintang A yang mencintai Nona B dan sedang menyiapkan acara kejutan, diganggu oleh Nona C yang menyimpan kebencian yang tak biasa pada Bintang A. Nona B dan nona C berasal dari Gb yang sama. Jenny, Ae Hwan dan Jae Suk membahasnya dengan khawatir. Tanpa inisil-inisial itu mereka tahu berita itu memojokkan Ae Jung.
Merasa bersalah pada Pil Joo, kesal pada Dokko Jin, sekaligus kesal pada dirinya sendiri, Ae Jung memilih meringkuk di kamarnya, ia tak berselera makan bahkan mengabaikan telpon Dokko Jin yang tengah menunggunya di depan rumah.
Esoknya, Ae Jung menemui Pil Joo, ia meminta maaf karena telah menghilangkan pulpennya. Dan tuan ‘cool’ Pil Joo seperti biasa tak mempermasalahkannya, ia malah mengkhawatirkan Ae Jung yang terus merasa bersalah.
Sebelum pulang, saat berpapasan dengan tim properti Ae Jung kembali mengingatkan mereka untuk mencarinya.
Dokko Jin bertemu dengan Se Ri. Dengan alasan hubungan pura-pura mereka ternyata tak semudah yang Dokko Jin bayangkan, ia akan minta agennya untuk mengatur perpisahan mereka. Ia minta Se Ri juga harus siap-siap (untuk berita putus).
Se Ri bingung, kenapa Dokko Jin tiba-tiba membicarakan itu, “mungkinkah soal Nona B dan Nona C?” Bagi Se Ri kejadian itu seperti De Ja Vu, dulu tiba-tiba Ae Jung meledak di saat yang tak tepat, ada banyak wartawan yang menyaksikannya.
Mengasumsikan sama, Dokko Jin langsung menebak, Se Ri yang melakukan hal yang memprovokasi Ae Jung marah, ia ingin tahu apa itu.
“aku tak melakukan apapun, sama seperti kau sekarang yang tak melakukan apapun… Ae Jung Unni marah begitu saja” Se Ri membela diri.
Dokko Jin mengaku ia melakukan hal yang membuat Ae Jung marah, jadi ia ingin tahu hal buruk apa yang di buat Se Ri hingga Ae Jung marah.
Se Ri mengaku ia hanya melakukan sebuah lelucon kecil, “tapi kau juga membenci Ae Jung kan? Apa yang kau lakukan? Mengolok-oloknya?”
Dokko Jin menarik nafas, “memikirkan aku melakukan hal yang sama dengan yang kau lakukan membuatku merasa malu”
Se Ri memberi saran, jika Ae Jung juga membenci Dokko Jin, hal yang paling mudah adalah tidak bertemu. Pengakuan Se Ri yang tak bertemu Ae Jung selama 10 tahun setelah pertengkaran mereka membuat Dokko Jin ketar-ketir!! Ia tak mungkin tahan tidak bertemu Ae Jung selama itu, Dokko Jin bergegas pergi setelah sebelumnya menegaskan ia dan Se Ri akan segera putus.
Dokko Jin mendatangi ruangan property, ia secara khusus meminta mereka mencari sepatu dan pulpen dari properti kolam bola.
Usahanya tak sia-sia. Setelah beberapa saat menunggu, senyumnya mengembang melihat pulpen dan sepatunya Ae Jung.
Sementara itu si cute Pil Joo pun mencoba melakukan hal yang bisa dilakukannya untuk mengurangi ras bersalah Ae Jung, ia membeli pulpen yang sama persis dengan miliknya.
Ibunya Pil Joo dan 2 susternya Pil Joo menggunjingkan berita Nona B dan nona C. Terutama nona C yang berganti julukan dari Nona pergelangan kaki (istilah di Korea untuk cewek yang selalu ganduli cowoknya…. Kalo gak ngerti ganduli, tanya orang yang bisa bahasa Jawa wkwkwk) menjadi Nona bencana. Ibu Pil Joo terbahak, ia harus meyakinkan anaknya jangan sampai dekat-dekat dengan Ae Jung.
Percakapan mereka terhenti saat Tuan Goo datang. Tuan Goo bermaksud mendatangi Pil Joo untuk berkonsultasi mengenai putrinya yang seperti orang kehilangan energi. Ibu Pil Joo yang masih menyangka tuan Goo ini ayahnya Se Ri menjamunya dengan baik. Saat dilihatnya tuan Goo yang tak bergairah memikirkan Ae Jung, ia memberi satu set vitamin yang mahal. Ia juga mengingatkan agar tuan Goo meminta anaknya Se Ri untuk membelikannya. Tuan Goo sebenarnya ingin meluruskan soal ia yang ayah Ae Jung, tapi kotak vitamin yang mahal itu membuatnya mengurungkannya.
Dokko Jin mendatangi sekolah Hyung Kyu untuk menanyakan soal Ae Jung. Ia minta Hyung Kyu mengingatkan bibinya untuk mengangkat telponnya atau setidaknya Hyung Kyu membantu mengangkatkan telpon untuk di berikan pada bibinya. Bagi Dokko Jin, saat ini untuk melihat Ae Jung lebih sulit daripada melihat seorang bintang. Dokko Jin kembali melihat pulpen Pil Joo, ia dilema. Ia ingin Ae Jung tak lagi marah jika ia mengembalikan pulpen itu. Di sisi lain, jika dikembalikan, Ae Jung akan tambah dekat dengan Pil Joo.

Hyung Kyu bertengkar dengan teman-temannya yang menuduhnya berbohong soal pria di mobil itu Dokko Jin. Dokko Jin yang mendengarnya langsung beteriak membela Hyung Kyu tidak berbohong.
Untuk membuktikannya ia keluar dari mobil, dan berdiri bersama Hyung Kyu, membuka kacamatanya dan berfoto bersama sebagai bukti tambahan bahwa Hyung Kyu memang kenal dekat dengannya.
Dokko Jin lalu membawa Hyung Kyu pulang ke rumahnya dan meminjamkan ponselnya untuk menelpon bibinya agar menjemputnya. Ia melihat mike mainan yang tergantung didada Hyung Kyu, yang di klaim sebagai detector kebohongan. Mereka mencobanya bersama, Hyung Kyu yang awalnya khawatir di cap berbohong jika mengaku dekat dengan Dokko Jin pada teman-temannya, kini merasa lega. Karena mainan itu diam saja tak mengatakan ia berbohong.
Ae Jung mendatangi rumah Dokko Jin dan menemukan Hyung Kyu yang tertidur di sofa. Ia menuduh Dokko Jin memanfaatkan keponakannya untuk membuatnya datang. Dokko Jin menolak tuduhan itu, menurutnya Hung Kyu lah yang mengikutinya pulang.

“Apakah kau pikir aku menunggu di depan sekolah keponakanmu dan menyuruhnya untuk menelponmu agar kau ke sini?? (terdengar background suara ‘dingdong’ wkwkwkw Dokko Jin bohong)… Aku Dokko Jin….” Dokko Jin juga mengingatkan Ae Jung yang bersumpah takkan pernah menyukai Dokko Jin, maka dari itu Dokko Jin juga akan berhenti mengejar Ae Jung.
Ae Jung terkejut Dokko Jin berubah sikap tiba-tiba, tapi ia menutupinya dengan, “baiklah, jangan mengejarku. Itu bagus”
Tapi Dokko Jin menangkap keterkejutan Ae Jung dan menerjemahkannya sebagai: “kau kecewa bukan?... ketika aku bilang takkan mengejarmu lagi, kau terkejut kan?”. Ae Jung mengelak, tapi Dokko Jin terus mengejarnya menuduhnya berbohong. Dokko Jin langsung mengeluarkan mainan hyung Kyu dan mengetesnya pada Ae Jung, Ae Jung menolak.
“Bersumpahlah demi Ding Dong…. Jika kau berbohong, ketika Ding Dong dewasa, ia akan memiliki fisik yang sama”
“Eh?”
“Jika kau ingin Ding Dong tumbuh dan memiliki tubuh sempurna sepertiku (narsisnya gak ilang-ilang) maka kau lebih baik tidak berbohong. Katakan kebenaran……ketika aku berkata aku takkan mengejarmu lagi, kau kecewa, kan?”
“Tidak, aku tak kecewa”
Mikepun menyala dan mengeluarkan suara ‘Itu bohong. Kau seharusnya tak berbohong!’. Dokko Jin tersenyum puas, Ae Jung tambah kesal. Ia menepis tangan Dokko Jin yang terus menyorongkan mike itu padanya. Sayangnya terlalu keras, mike mengenai mata Dokko Jin.
“kau tak apa-apa?”
“aku di pukul oleh kepala Pororo” wkwkwk… Di temani Ae Jung, Dokko Jin mengompres matanya.“Dokko Jin di pukul oleh kepala Pororo” Dokko Jin kembali menegaskan kesialannya
“itu lebih baik daripada kau bilang di pukul oleh Ae Jung. Setidaknya Pororo bintang terkenal.”
Ae Jung melihat mata Dokko Jin memerah, ia khawatir hingga minta Dokko Jin mendekat agar ia bisa mengeceknya. Dokko Jin gugup terlalu dekat dengan Ae Jung, ia mengalihkan matanya ke tempat lain. Tapi Ae Jung justru minta Dokko Jin melihat ke arahnya. Dokko Jin terpaku melihat Ae Jung, ia terus menatapnya membuat Ae Jung jengah.
“Goo Ae Jung, aku akan mengatakan sesuatu saat ini, kau yang menjadi detektor kebohongannya…. Aku menyatakan Goo Ae Jung sulit untuk didekati, ia tidak gampangan….. Kau sangat sulit didekati”. Dokko Jin tersenyum setelah selesai mengutarakan perasaannya. Hm, tumben Dokko Jin bisa bersikap manis??

Dokko Jin lalu mencoba membuat kesepakatan, “Jika aku menemukan pulpen dokter oriental itu, kau akan menarik kata-kata bahwa kau takkan pernah menyukaiku?”

“Jika kau menemukannya, aku akan memaafkanmu”
“Hanya memaafkan?...benar, kau tak suka terlihat gampangan. Dengan membatalkan kata-katamu begitu saja, akan terlalu memalukan. Aku akan membuat kau bisa membatalkan sumpahmu tanpa merasa malu”.

Dan inilah cara Dokko Jin: meminta Ae Jung memberi makan ikan-ikannya selama ia promo ke Jepang!. Dokko Jin menjawab kebingungan Ae Jung, ia memberi alasan tak suka dan tak mau memberi kode keamanan rumahnya pada orang lain lagi. Sementara Ae Jung sudah terlanjur tahu, ya sudah. Kalau sampai Ae Jung tak mau datang, berarti ikan-ikan itu akan mati kelaparan.
“kenapa kau membuatku keluar masuk duniamu?”tanya Ae Jung kesal.
“Jalankan detector kebohongan di hatimu, lalu kau akan masuk ke duniaku”
Di kamarnya Ae Jung menatap mike mainan itu, ia teringat ucapan Dokko Jin yang memintanya menjalankan detector kebohongan di hatinya. “aku benar-benar tak menyukai Dokko Jin!”
Ia terkejut saat mike itu menyatakan ia berbohong, ia segera melemparnya menjauh.
Dokko Jin sengaja menaruh pulpen Pil Joo di dalam gelas makanan ikannya dan menutupinya dengan makanan ikan, agar Ae Jung segera menemukannya setelah memberi makanan pada ikannya.
Sementara Pil Joo memikirkan cara untuk mengembalikan ‘pulpen palsu’ dengan cara yang tidak mencurigakan.
Ae Hwan berusaha mengorek keterangan dari Hyung Kyu soal Dokko Jin dan Ae Jung, tapi Hyung Kyu mengaku tak mendengar apa-apa (karena memang ia tidur).
Esoknya, saat mendengar soal jumpa fans Dokko Jin di Jepang, Ae Hwan salut pada popularitas Dokko Jin di sana. Ia berharap jika nantinya Ae Jung rekaman dan memakai Ae Jung pada video klipnya, maka ketenarannya Dokko Jin akan menulari Ae Jung.
Ae Jung tak sengaja melihat Se Ri yang memakai obat tetes mata dan berakting menyedihkan untuk ditampilkan dalam akun me2daynya. Setidaknya itu yang bisa dilakukan Se ri untuk menarik simpati public atas rencana perpisahan yang akan segera di umumkan Dokko Jin.
Merasa bersalah bahwa ia kemungkinan salah satu alasan dari rencana pengumuman perpisahan Se Ri dan Ae Jung, di tambah kemungkinan batalnya kontrak besar sebagai dampak perpisahan itu, Ae Jung datang ke rumah Dokko Jin untuk memberi makan ikan-ikannya.
Ae Hwan menemui PD Kim dan nona Han, ia minta mereka menayangkan klip Ae Jung jika ia rekaman nantinya. Manager Jang yang kebetulan lewat mendengarnya, ia kaget saat Ae Hwan menyatakan sedang mempertimbangkan Dokko Jin sebagai bintang klipnya.
Ia pun segera menemui kepala Moon selaku agen Ae Jung untuk mengingatkannya agar tak buang uang banyak berinvestasi untuk Ae Jung. Kepala Moon tersenyum, jika yang dibicarakan Manager Jang soal skandal-skandal Ae Jung di masa lalu, ia sudah tahu dan tak mempermasalahkannya.
Tapi mau tak mau kepala Moon segera menemui Se Ri untuk menanyakannya. Se Ri bingung, kenapa Kepala Moon menanyakan hal yang sama dengan Dokko Jin.
“Dokko Jin menanyakan soal Goo Ae Jung?”
“Setelah aku dan Ae Jung sepakat mengakhiri hubungan kami, anda mencari tahu tentang skandalku?”. Se Ri heran karena kepala Moon belum tahu soal ini. Ia juga menjawab kesepakatan mereka itu di buat setelah skandal miss B dan C.
Kepala Moon makin penasaran, ia ingin tahu detil kejadian di studio, dan mendapat jawaban, “Ia terburu-buru masuk dan berteriak memintanya pergi. Juga mengatakan bahwa ia tak akan pernah menyukainya. Kira-kira seperti itu.”

Di kantornya, Kepala Moon menatap biodata Ae Jung, ia memikirkan kemungkinan orang yang dianggap merepotkan oleh Dokko Jin itu adalah Ae Jung. Tapi ia juga memikirkan kemungkinan yang lain.
Ae Jung kembali ke rumah Dokko Jin untuk memberi makan ikan-ikannya, sebelum pergi ia kembali mengisi gelas itu dengan makanan ikan tambahan. Pulpen yang hampir terlihat kini kembali terkubur.
Dokko Jin sudah kembali dari Jepang, ia tersenyum membayangkan gelas makanan ikan pasti sudah kosong dan Ae Jung menemukan pulpennya disana.
Senyumnya hilang saat di dapatinya gelas itu tetap penuh seperti semula. Ia dengan sedih mengira Ae Jung tak datang ke rumahnya, ia pun mengambil pulpen itu dan menatapnya.

Sementara itu, Pil Joo telah menemukan cara. Ia meminta kurir mengirim pulpen itu mengatasnamakan bagian property Studio MBS.
Dan inilah ekspresi Ae Jung saat melihat pulpen Pil Joo.
Pil Joo berpura-pura senang saat Ae Jung mengembalikan pulpennya, sebagai gantinya ia ingin mentraktir Ae Jung di tempat Jenny.
Sementara itu di depan rumah Ae Jung, Dokko Jin sedang mempertimbangkan untuk mengembalikan pulpen itu langsung atau tidak. Baru saja berniat menelpon Ae Jung, Ae Hwan mengetuk kaca mobilnya.
“mungkinkah kau datang untuk menemui Ae Jung kami?”
“aku datang karena ada beberapa hal yang ingin kuberikan pada Ae Jung.”
“dia ada di tempat Jenny sekarang, kau akan menemuinya?”
“tentu saja, ada beberapa hal yang harus dia terima”
“apa tak sebaiknya kau menunggu di rumahku? Karena Ae Jung sedang menunggu dokter oriental itu.” Dari mulut Ae Hwan juga Dokko Jin tahu bahwa pulpennya telah ketemu dan Pil Joo membalasnya dengan traktiran makan malam. Tak peka Dokko Jin sedang memikirkan soal pulpen yang kabarnya telah di temukan dengan pulpen yang kini dipegangnya, Ae Hwan malah minta tolong Dokko Jin agar mau bekerjasama membantu klip dan promo rencana Album Ae Jung. Dokko Jin kesal, ia minta Ae Hwan bicara pada kepala Moon saja dan segera menutup kaca mobilnya.
Ae Jung sedang menunggu Pil Joo saat dilihatnya ‘camellia’ menelponnya. Ae Jung mengira Dokko Jin masih di Jepang, ia tak sadar Dokko Jin ada di depan resto jenny mengamatinya. Ae Jung jujur mengaku telah menemukan pulpen Pil Joo dan kini ia sedang menunggunya untuk makan malam bersama.
“kau menemukannya?”
"Ya"
"Jadi karena kau menemukannya, kau bersedia ditraktirnya?” Dokko Jin benar-benar kecewa, ia menatap pulpen itu dan berbicara sendiri, “jadi hanya untuk terlihat bagus di depan pria itu, kau berbohong?” Dokko Jin pun pergi.
Tak lama Ae Hwan menelpon Ae Jung menanyakan apa Dokko Jin ke sana menemuinya, katanya ia kan memberikan sesuatu. Ae Jwan tak lupa mengingatkan Ae Jung untuk menanyakan soal album baru itu pada Dokko Jin.

Ae Jung melihat sekeliling mencari Dokko Jin, ia tersenyum saat memikirkan kemungkinan Dokko Jin marah saat tahu ia sedang menunggu Pil Joo.
Ae Jung Pun segera menelpon Pil Joo. Senyum Pil Joo memudar saat menerima telpon dari Ae Jung yang membatalkan rencana makan mereka, dan tetap terlihat kecewa walau Ae Jung telah menjanjikan lain waktu.
Ae Jung bergegas ke rumah Dokko Jin dengan gembira, ia sudah memutuskan akan memaafkan Dokko Jin sesuai janjinya. Saat dijalan matanya melihat kentang, “setelah memberi makan ikan apa seharusnya aku memberi makan pemiliknya juga?”
Dokko Jin yang kecewa karena Ae Jung bahkan rela berbohong demi Pil Joo, menatap ikan-ikannya. Kekesalannya makin bertambah saat Ae Hwan menelponnya untuk memintanya memberi respon yang postif soal album bila bertemu dengan Ae Jung.
Dokko Jin tak bereaksi saat Ae Jung datang dengan wajah sumringah.
“apa yang terjadi dengan dokter itu? Kau malah datang ke sini”
Ae Jung mengaku rencananya di batalkan karena ia dengar dari Ae Hwan Dokko Jin ke rumahnya untuk menemuinya. Ia datang karena ingin tahu untuk apa Dokko Jin mencarinya.
“Aku tak punya apapun untuk dibicarakan denganmu, apa ada yang harus kita bicarakan? Kakakmu memintaku untuk mendiskusikan detil album dan klip denganmu, kau sengaja datang ke sini untuk itu kan?... Goo Ae Jung, apa aku terlihat gampangan?”
“bukan itu…. Aku datang untuk memaafkanmu dan menarik kata-kataku kembali, karena aku telah menemukan pulpennya”
“jangan berbohong lagi, jika kau ingin meminta bantuanku tanyakan langsung padaku. Aku akan membuatnya mudah, aku akan membantu albummu dan muncul di klipmu, jadi bermalamlah di sini”
“Apa?” senyum mulai hilang dari wajah Ae Jung.
“Sekarang aku berpikir ku gampangan, jadi tidurlah di sini malam ini. Mari kita akhiri ini di sini, cepat dan mudah.”
Wajah Ae Jung menyiratkan kesedihan, matanya mulai berkaca-kaca, “aku membuat kesalahan dengan datang ke sini.”
Ae Jung berniat pergi membawa kantong belanjaannya, tapi kantong itu tumpah. Ae Jung akhirnya pergi tanpa membawanya.
Dokko Jin seakan tersadar saat melihat kentang yang terjatuh di dekat kakinya.
Sementara itu, walau batal makan malam bersama Ae Jung, Pil Joo tetap makan malam di resto Jenny. Saat keluar ia tersenyum melihat Ae Jung dan memanggilnya.
Ae Jung tak sempat menyembunyikan airmatanya, “berpura-puralah tak melihatku” katanya lalu bangun hendak pergi. Pil Joo menahan tangan Ae Jung.
“aku sangat malu”
“ada apa?”tanya Pil Joo yang tak tahan melihat kesedihan Ae Jung.
“aku merasa agak sakit, aku tak enak badan… dan airmata ini jatuh begitu saja.” Pil Joo pernah memberi saran tekanan syaraf tertentu untuk cegukan dan menenangkan diri, tapi saat Ae Jung mencobanya keduanya tak membantu, “Dalam situasi ini, Apa yang harus kulakukan?”
Dan inilah jawaban pertanyaan Ae Jung, Pil Joo memberinya pelukan dan pundak untuk menangis.
“aku benar-benar malu” Ae Jung terus mengulang kata-kata, sementara Pil Joo memberi tepukan menenangkan.
Dan Dokko Jin pun muncul membawa kentang tadi, ia tak tahan melihat Ae Jung yang menangis di pelukan lelaki lain.
Ia memaksa memalingkan wajahnya untuk tak melihat mereka. “jangan lihat mereka, kau adalah Dokko Jin! Jangan lihat mereka!”.

*^^*
Selalu penuh cinta dari Ai Rf @pelangidrama.net, support pikku by Apni Rf@pelangidrama.net

BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA



0 comments:

Post a Comment


Friend Link List