Do you like this story?
Shin Young belum diputuskan untuk menjadi korespondensi asing di Finlandia. Ia masih dipertimbangkan bersama dua orang lainnya. Namun ia sudah memutuskan untuk pergi bagaimanapun juga.
Boss Shin Young menyampaikan kabar bahwa Shin Young mendapatkan kesempatan untuk mengikuti seleksi berikutnya. Kemungkinan besar sih ia akan lulus. Tapi Shin Young tidak terlihat bergembira. Ia setengah hati menerima kabar tersebut. Bossnya tentu saja bingung, ia menasehati Shin Young,”Pergi ke Finlandia tidak berarti ia melewatkan waktu untuk bertemu pasangannya, atau membuat waktu melewatinya. Dia akan mendapatkan banyak pengalaman dan mungkin akan bertemu pasangannya di sana. (setujuu, kalau jodoh gak kemana! Pergilah Shin Young, kejar impianmu!)
Min Jae tidak pernah menghubungi Shin Young sejak Shin Young minta putus. Namun Min Jae terlihat mengendarai motornya ke apartemen Shin Young.
Shin Young melakukan syuting terakhirnya lalu ia dan teman-teman sekantornya mengadakan pesta selamat untuk Shin Young. Ditengah-tengah pesta ia mendengar suara Min Jae yang sedang mengkhawatirkannya. Ketakutan! Ia memberikan ponselnya kepada patner kameramennya dan mengatakan untuk tidak menyerahkannya pada Shin Young walaupun ia meminta. Ketika suara Min Jae muncul lagi dan ia meminta ponselnya, cameramen pun menolak dan mengatakan ia akan mengembalikannya besok seperti permintaan Shin Young.
Shin Young melakukan syuting terakhirnya lalu ia dan teman-teman sekantornya mengadakan pesta selamat untuk Shin Young. Ditengah-tengah pesta ia mendengar suara Min Jae yang sedang mengkhawatirkannya. Ketakutan! Ia memberikan ponselnya kepada patner kameramennya dan mengatakan untuk tidak menyerahkannya pada Shin Young walaupun ia meminta. Ketika suara Min Jae muncul lagi dan ia meminta ponselnya, cameramen pun menolak dan mengatakan ia akan mengembalikannya besok seperti permintaan Shin Young.
Shin Young menyerah dan bergumam,”itu bagus sekali bahwa aku tidak bisa melakukan sebuah panggilan.”
Paginya di ruang makan Shin Young kaget melihat sarapan yang telah tersedia di atas meja dengan dekorasi balon dan meyakini bahwa Boo Ki yang menyiapkannya.
Paginya di ruang makan Shin Young kaget melihat sarapan yang telah tersedia di atas meja dengan dekorasi balon dan meyakini bahwa Boo Ki yang menyiapkannya.
Da Jung melakukan pekerjaannya di tengah gangguan adik iparnya dan menutup telinganya dengan headphone. Ia tidak bereaksi. Tapi dasar emang nyebelin! Adik iparnya melepaskan headphone dengan kasar. Ish! Namun Da Jung hanya bersabar. Adik iparnya menyuruh Da Jung membuatkan kopi untuk para tamunya. (menjengkelkan seribu kali!!!!, kenapa gak bikin sendiri aja coba!). Da Jung menyuruhnya untuk membuat kopi sendiri karena kopi tinggal di seduh dengan alat penyeduh. Da Jung masuk ke kamarnya. Dan adik iparnya menyusulnya. Ia mengatakan bahwa Da Jung bermuka dua. Ia membantu pembayaran apartemen di atas rumahnya namun bersikap kurang ajar setelah itu.
Ups! Tentu saja ini pekerjaan Ban Suk yang ingin Da Jung terlihat baik di mata keluarganya. Namun ia melakukannya tanpa persetujuan Da Jung. Da Jung mengkonfirmasinya. Itu baik, karena Ban Suk tidak mengungkit bahwa Da Jung juga pernah melakukan hal yang sama tentang hadiah ulang tahun. Tetapi harusnya ia tahu hal itu tidak berjalan baik.
Da Jung ingin pindah apartemen. Ia bisa hidup sebagai istri Ban Suk. Namun tidak ingin ditempeli keluarga Ban Suk setiap saat. (walah, ga bisa juga lah, tapi emang adik iparnya Ban Suk keterlaluan). Namun Ban Suk hanya menanggapinya dengan satu kalimat,”Mudah sekali, kau hanya perlu mengubah cara berpikirmu.”
Da Jung menyadari bahwa tidak ada yang bisa ia lakukan dengan mengubah cara berpikir. “Jadi itu jawabannya.” Ia hanya mengatakan itu dengan suara yang putus asa. Tapi dengan lugunya, Ban Suk tidak menangkap nada Da Jung ketika mengucapkan jawabannya. Dan Ban Suk mengatakan Ia sangat ingin punya anak. Dengan ceria. Da Jung mendesah..
Da Jung menyadari bahwa tidak ada yang bisa ia lakukan dengan mengubah cara berpikir. “Jadi itu jawabannya.” Ia hanya mengatakan itu dengan suara yang putus asa. Tapi dengan lugunya, Ban Suk tidak menangkap nada Da Jung ketika mengucapkan jawabannya. Dan Ban Suk mengatakan Ia sangat ingin punya anak. Dengan ceria. Da Jung mendesah..
Shin Young pulang ke rumah dan mendapatkan Min Jae sedang menyiapkan makanan untuknya. Min Jae tentunya tidak berniat ketauan. Namun Shin Young datang di luar prediksinya. Shin Young mengatakan ia ingin fokus bekerja dan tidak mengkhawatirkan Min Jae. Shin Young juga berkata setiap kali melihat Min Jae ia berpikir betapa muda dan bergairahnya Min Jae. “Itu bukan masalah umur dan lagi menjadi 24 tahun tidak berarti aku dapat sembarang mencintai.: Min Jae membalas.
Ban Suk memergoki Da Jung membuang tonik. Ban Suk menanyakan penyebabnya. Dan Da Jung mengatakan bahwa ia tidak percaya diri untuk hidup sebagaimana Ban Suk hidup. Ia mencintai Ban Suk. Namun ia tidak ingin terus hidup di tengah-tengah keluarga Ban Suk. Ban Suk marah karena merasa Da Jung tidak ingin memiliki anak dengannya. Da Jung mengatakan ia ingin berpisah sementara dan pergi ke apartemen Shin Young.
Da Jung menyadari bahwa Ban Suk bukanlah suami yang buruk, tetapi ia merasa sedang menabrak tembok. (sanking sedihnya). Ia menasehati Shin Young untuk tidak menikah. Sementara itu Shin Young pun merasa tidak nyaman dan sedikit terlalu cepat baginya untuk menjadi koresponden asing. Shin Young mengatakan ia akan berusia 37 tahun ketika kembali. Dan Boo Ki mengingatkannya, bahwa ia juga akan berusia 37 tahun jika tetap di sini.
Min Jae mengajak Shin Young bertemu dipantai. Namun Shin Young sibuk bekerja seharian. Min Jae menunggu hingga malam.
Da Jung mendesah, melihat alat tes kehamilan. Ia hamil. Namun tidak merasa bahagia. Ban Suk di tempat tidurnya, merasa Da Jung tidak mencintainya.
Sang Woo mendatangi Sang Mi ke tempat latihan tarinya. Ia meminta Sang Mi mengajarkannya untuk menari dan mengundangnya untuk sebuah penerbangan ke Paris.
Sang Woo mendatangi Sang Mi ke tempat latihan tarinya. Ia meminta Sang Mi mengajarkannya untuk menari dan mengundangnya untuk sebuah penerbangan ke Paris.
Ban Suk pergi mencari Da Jung di apartemen Shin Young. Ia bertemu Da Jung dan mengatakan bahwa ia akan membiarkan Da Jung untuk hidup sesuai jalannya, ataupun jika Da Jung lebih mencintai dirinya sendiri. Tidak masalah selama ia mencintai Da Jung. Da Jung membelakanginya dan mengatakan pada Ban Suk untuk tidak berkata seperti itu – Ia egois dan mau menang sendiri. Ia tidak baik untuk Ban Suk.
Ban Suk akhirnya mengakui,”:Ini pasti cinta. Pikiranku telah terbuka.” Da Jung dengan air mata mengalir menghadap ke arah Ban Suk dan mengatakan bahwa ia telah hamil. Ban Suk bahagia hingga menangis ia lalu memeluk Da Jung. (ya intinya sih permasalahannya ada pada komunikasi. Anis pikir Ban Suk cukup pengertian, ia hanya terlalu berpikir hitam dan putih. Gak ngeh kalo gak diomongin. Sedangkan Da Jung tipe wanita yang suka hal-hal romantis. Pengennya sih pasangannya tau apa yang ia mau tanpa diomongin. Ckck. Men are From Mars – Woman are from Venus)
Shin Young dan Min Jae bertemu di lobi kantor. Min Jae berharap Shin Young baik-baik saja. Dan untuk pertama kalinya ia memanggil Shin Young dengan sebutan Noona. (aww, meweek daripada melting. Biasanya kan deg-degan tuh kalo adegan dipanggil Noona dengan mata anjing Chihuahua sama pria cute yang lebih muda)
Saat mereka berpisah Shin Young berkata dalam hatinya : Benar, Min Jae, bermain gitar dan bekerja keras dengan musikmu. Disamping fakta kau mencintaiku, kau tetap pemuda berusia 24 tahun. Pergilah dengan hatimu. Ketika cinta datang maka mencintailah. Hiduplah dengan bersemangat hari ini, seperti tidak ada hari esok. Terima kasih telah muncul dihadapanku di musim dingin yang telah berlalu. Terima kasih telah mencintaiku. Terima kasih telah membuatku menyadari diriku lagi. perasaan bahagia yang membuncah, seperti musim semi telah datang – itu adalah hadiah yang kau berikan padaku. Waktu yang kita lewati bersama selama ini, aku mencintaimu lebih dari apapun di dunia ini.
Shin Young bersiap-siap untuk kepergiannya. Sementara itu Min Jae berat menerimanya. Ia lepas kontrol ketika mengendarai motor dan bertabrakan dengan sebuah truk.
Di airport Shin Young berpisah dengan kedua sahabatnya. Ia masih berharap Min Jae hadir. Kemudian mendapatkan sms dari tim penyiaran bahwa Min Jae mendapat kecelakaan serius. Shin Young turun dari pesawat dan menuju rumah sakit tempat Min Jae dirawat.
Ia masuk ke kamar dan melihat seorang pasien yang menderita luka cukup parah. Ia menangis sejadi-jadinya. Lalu seorang pria menunjukkannya tempat tidur yang lain, karena yang ditangisi Shin Young adalah temannya.
(wakkaka, sempat-sempatnya ada adegan begini)
Min Jae tidak mengalami luka serius. Ia tertidur dan Shin Young duduk di sisinya. Sang Mi berdiri di depan pintu dan tersenyum melihat Shin Young di sana. Ia berlalu (aduuh, ajhumma ini cantik banget sih. Anis suka deh liat wajahnya, main di drama apa aja ya?)
(wakkaka, sempat-sempatnya ada adegan begini)
Min Jae tidak mengalami luka serius. Ia tertidur dan Shin Young duduk di sisinya. Sang Mi berdiri di depan pintu dan tersenyum melihat Shin Young di sana. Ia berlalu (aduuh, ajhumma ini cantik banget sih. Anis suka deh liat wajahnya, main di drama apa aja ya?)
Shin Young pergi ke Finlandia. Ia melihat Min Jae di televisi. Mereka tidak saling berhubungan selama itu. Ketika Sang Mi mengunjungi Min Jae dan bertanya kabar Shin Young, ia mengatakan mungkin baik-baik saja. Sang Mi pikir mereka masih saling berhubungan karena ia melihat Shin Young di rumah sakit ketika Min Jae di rawat. Min Jae terkejut, karena ia tidak tahu.
Shin Young melihat wawancara Min Jae di televisi tentang album baru yang akan rilis dengan judul “Waiting for You”. Dan Min Jae mengatakan,”bahwa setiap orang hidup dengan menunggu seseorang, ia berharap seseorang yang sangat ia rindukan dan cintai akan datang di konser berikutnya.
Sang Mi pergi ke studio dan melihat foto-fotonya di kaca.(itu menakutkan, walaupun di ambil dengan indah. Kayak ada orang maniak yang ngefans sama kita. liat aja wajah horror Sang Mi. wwkw). “apakah kau menyukainya?” Sang Woo muncul. (untung ini drama bergenre komedi-romantis. Bukan suspense-thriller, hehhe) ia meninggalkan tiket ke Paris untuk Sang Mi. walaupun Sang Mi berkata jangan berharap untuk kedatangannya. Sang Woo berkata ia akan menunggu.
Min Jae beraksi di atas panggung. Ia melihat seseorang seperti Shin Young menyaksikannya. Namun Min Jae berpikir itu hanyalah halusinasinya. Ia memperkenalkan lagu terkahirnya,”Wanita yang memotong senar gitarku”. Dan mengatakan ia ingin kembali ke masa ia menulis liriknya. Shin Young memang datang ke konser Min Jae. Namun Min Jae tidak melihatnya.
Sang Mi memutuskan untuk pergi ke Paris. Sang Woo memberikan kelas VIP. (envy, belum pernah duduk di kursi VIP. Pengen punya suami pilot, ahhaha). Pramugari mengatakan bahwa kursi Sang Mi telah terisi. Sang Woo tersenyum puas. Pramugari memberikan sebuah notes kepada Sangmi: Walaupun kau sangat ingin melihatku, tunggulah selama 11 jam 50 menit. Aku mencintaimu.
Shin Young kembali ke Korea untuk sementara. Ia melihat komputernya dan layarnya gelap. Sepertinya kabelnya terputus. Ia pun meminjam kabel dan menyambungkannya ke komputer. Layarnya hidup dan ada tulisan besar disana : “Kau masih wanita yang aku cintai”
Shin Young sadar dan ia berlari sepanjang koridor. Ia tidak menemukan seorangpun di koridor. Hanya sebuah mp3. Ia mengenakan eraphone. Dan lagu “Wanita yang memotong senar gitarku” sedang dimainkan. Min Jae datang dari belakang dan menyapanya dengan senyuman. Min Jae menyadari bahwa Shin Young datang ke konsernya. Dan mereka berpelukan.
Dan beginilah endingnya.
Da Jung melahirkan dengan Ban Suk disisinya. Boo Ki masih nyaman dengan ke-single-annya dan ada Myung Seok yang masih cari-cari perhatian. Sang Woo dan Sang Mi menari bersama. Dan untuk pasangan utama Min Jae konser lagi. Yay!
Ia memainkan lagu “Wanita yang memotong senar gitarku”. Ia mengatakan pada fans liriknya berdasarkan kisah nyata. Dan wanita yang menginspirasi tersebut tengah berada di tengah-tengah mereka. Ia mengatakan wanita itu pantas dihujani air.
Shin Young tertawa dan protes. Ketika itu pula ia dihujani oleh kertas warna-warni. Ketika itu Shin Young berkata dalam hatinya :
ketika angin berhembus, tidak masalah untuk bergoyang. Aku memiliki keyakinan bahwa angin akan berhenti berhembus. Ketika hujan turun, berkumpullah dengan para sahabat. Kau tak sendiri. Ketika cinta datang, mencintailah. Dan ketika cinta pergi, biarkanlah ia pergi. Ketika kau mampu menerima apa yang tidak dapat kau ubah, cinta yang lain akan datang. Waktu yang penuh dengan kecemburuan telah habis. Hari ini adalah yang paling berharga. Mengakui bahwa aku mencintaimu. Aku pikir sekarang aku dapat berbahagia. Lee Shin Young dari UBN News.
NB: OMO! Proyek sinop pertama selama di PD akhirnya kelar juga.walaupun hanya 4 episode. Episode terakhir mengalami sedikit kendala berkaitan dengan mood. Soalnya anis udah nonton dua kali. Jadi agak malas nonton lagi untuk bikin sinop. Heheh. Mian
Pelajaran yang anis ambil, bahwa ketiga sahabat ini tidak menjadi budak dari perasaan mereka. Mereka mencintai dengan rasional. Bahwa karir(cita-cita), cinta dan keluarga berada pada tataran yang sama. Ketiganya layak diperjuangkan tanpa mengenyampingkan salah satunya.
Dari sisi Da Jung dan Ban Suk – pernikahan adalah pintu menuju masalah lainnya. Namun bukan berarti kita tidak bisa berbahagia seperti saat masih single. Komunikasi adalah salah satu hal yang terpenting
Dari sisi Boo Ki – hingga akhir ia masih single. Dan bahagia dengan kehidupannya. Menikah atau single adalah sebuah pilihan (tepatnya takdir). Dengan ataupun tanpa itu kita tetap bisa berbahagia dan berkreasi tentunya. (I Love Boo Ki, here)
Dari sisi Shin Young dan Min Jae – kalau jodoh gak kemana. Halah! Tidak seharusnya cinta menghalangi impian seseorang kan? tidak ada proposal pernikahan. Untuk sementara mereka cukup berbahagia dengan hubungan yang ada saat ini.
Sweet ending, anyway! Terima kasih telah membaca. Love U fams! J
0 comments:
Post a Comment