Do you like this story?
Ternyata Ashiya diculik teman-temannya (Nanba, Nakatsu, Nakao dan Kayashima), karena teman-temannya ini menyanyi dengan berisik di mobil yang mereka tumpangi Ashiya pun terbangun. Ia memperhatikan sekelilingnya, “Hei, kemana kita?”tanya Ashiya. Namun tak ada yang menjawabnya.
“Dimana kita?”tanya Ashiya lagi. Namun teman-temannya malah semakin asyik bernyanyi keras-keras.
“Ke mana kita”teriak Ashiya, namun tetap tidak ada jawaban. Ashiya pun pasrah.
Akhirnya mereka pun tiba di sebuah penginapan di pinggir pantai dengan disambut letusan kembang api (sugoi ne).
Semuanya pun keluar dari mobil dan berdiri memnadang kembang api dengan takjub.
“Keren!! “seru Nakao.
“Apa itu?”tanya Ashiya.
“Apakah kamu terkejut? Ok! Semua orang! Mari kita turunkan billboardnya ke bawah”seru Nanba senpai.
Nanba, Nakao, Kayashima, dan Nakatsu pun menuju mobil untuk menurunkan Billboard, sebelum pergi Nakatsu menaruh helmnya dikepala Ashiya yang masih takjub melihat pemandangan hanami.
“Ayah, terima kasih”ucap Kayashima pada ayahnya yang telah mengantar mereka. Lalu ayahnya mengangkat kedua tangannya seperti yang dilakukan Kayashima untuk mendektesi aura lalu diikuti Kayashima (jangan-jangan kelebihan yang dimiliki Kayashima itu keturunan muhaha). Lalu ayah Kayashima pergi meninggalkan mereka.
“Terima kasih! Bye”seru Nanba.
“Ini musim panas setelah semuanya, kita harus pergi ke pantai”seru Nakatsu seraya mengotong billboard bersama Nanba, Nakao dan Kayashima. Sementara Ashiya masih tetap berdiri di tempatnya dengan penuh takjub.
“Ashiya, apakah kembang api menakutimu?”tanya Nakao.
“Bahkan dia tidak bisa bicara?”tambah Kayashima.
“Dia tidak menuykaimu lagi”seru Kashiyama pada Nakatsu. Nakatsu yang ketakutan dibenci Ashiya segera menghampirinya.
“Tidak,….Mizuki itu tidak seperti itu. Aku mencoba menghentikan mereka, aku mengatakan kepada mereka itu bukan ide yang bagus”jelas Nakatsu (membawa Ashiya diam-diam).
Namun Ashiya hanya diam, lalu ia melangkah maju pelan-pelan.
“Samudera”gumannya. “Hanami da (kembang api)!”teriak Ashiya dengan keras. Teman-temannya hanya melongo melihat tingkah Ashiya.
“Musim panas hanya datang sekali setahun! Mari kita menikmatinya dengan sepenuhnya!”seru Nanba senpai.
Ashiya pun berbalik menghadap ke teman-temannya dan melemparkan helmnya yang ditangkap dengan mulus oleh Nakatsu lalu melompat-lompat diikuti Nanba senpai dan Nakatsu.
Namun tiba-tiba tersengar suara,”Itu tidak mungkin!”. Seorang ibu-ibu datang menghampiri mereka.
“Tidakkah kamu melihat tulisan di billboard itu?, ‘Rumah Laut’ akan kembali dibuka besok”tambahnya.
“Orang tua”sela Nanba yang menghampiri wanita lalu. Namun wanita itu langsung menggampar Nanba hingga terjatuh.
“Ini sakit”keluh Nanba seraya memegangi pipinya.
“Ibumu banyak menahan rasa sakit untuk melahirkanmu. Beraninya kau memanggilku begitu?”omel ibu Nanba.
“Eh”guman teman-teman Nanba senpai kaget.
Ibu Nanba senpai pun memperkenalkan diri. “Senang bertemu dengan kalian semua, aku Ibu Nanba Minami, Nanba Io”ujarnya.
“Eh”guman Ashiya, Nakatsu, Nakao dan Kayashima terkejut tak percaya.
“Semua orang harus bekerja keras”seru ibu Nanba.
“Aku minta maaf, itu bagaimana…..”seru Nanba senpai yang masih tengkurap di pasir menahan sakit. Ashiya, Nakatsu dan yang lainnya pun hanya bisa melongo (mungkin dikira mereka mau liburan ternyata disuruh kerja muhaha).
Di tempat parkir mobil dr. Umeda bersiap berangkat, tiba-tiba reporter Hara dari belakang menutup mata dr. Umeda,”Tebak siapa aku?”seru reporter Hara.
Dibegitukan dr. Umeda pun seperti kena setrum, badannya pun bergoncang-goncang seperti orang kejang dan air yang diminumnya dimuntahkan. Dr. Umeda pun menjauh dari reporter Hara.
“Kamu…. Apakah kamu mencoba untuk membuatku menjadi orang pertama yang mati karena kejang?”omel dr. Umeda.
“Kau melebih-lebihkan. Hei! Kenapa tak ada orang di asrama?”seru reporter Hara.
“Siapa yang tahu?”teriak dr. Umeda.
“Kau mengikutiku ke tempat parkir hanya untuk menanyakan ini? Apakah kau memiliki hal-hal penting lainnya?”tanya dr. Umeda.
“Dari makeup mu dan sepatu yang kau kenakan aku tidak dapat mengetahui apakah kau memiliki rasa kepribadian atau intuisi sama sekali”selidik dr. Umeda seraya mendekati stir mobilnya.
“Kenapa kau begitu bersemangat?”tanya reporter Hara.
“Mungkinkah…. Kau ingat apa yang terjadi pada kita, bahwa malam tertentu?”selidik reporter Hara.
Dr. Umeda pun mulai kejang lagi,”Tidak perlu menyebutkan masa lalu…. Aku sangat sibuk . Jadi pergi dari sini ”omel dr. Umeda lalu masuk ke dalam mobilnya.
“Mau pergi kemana kau?”tanya reporter Hara.
“Kamp latihan tim”jawab dr. Umeda.
“Mungkinkah Sano ingin melompat lagi”tanya reporter Hara tak percaya.
“Kemudian aku akan ikut dengan….”ujar reporter Hara seraya membuka pintu mobil lalu duduk di samping dr. Umeda, namun dengan cepat dr. Umeda mendorong keluar reporter Hara.
Dan seperti biasa tangan dr. Umeda kejang (setiap bersentuhan dengan wanita pasti kejang muhaha).
“Katakan padaku…..mengapa kau sangat peduli pada Sano?”tanya dr. Umeda.
Reporter Hara pun menunjukkan foto Sano saat melompat,”Dia objeck model terbaikku. Aku dulu memiliki peluang besar karena fotonya. Aku ingin kembali ke garis depan lagi. Aku ingin mengambil gambar dirinya lebih banyak lagi. Itulah sebabnya….”jelas reporter Hara dengan penuh semangat namun terpotong saat melihat kepergian dr. Umeda.
Di penginapan pinggir pantai milik ibu Nanba. Nakatsu, Kayashima dan Ashiya memasang billboard yang mereka bawa.
“Ah~ ini tidak menyenangkan sama sekali. Apa yang paradise musim panas?”keluh Nakatsu.
“Sepertinya Nanba senpai mendapat perintah dari ibunya untuk membawa semua orang ke sini”jawab Kayashima.
“Kita sudah tertipu”seru Nakatsu.
“Oh yeah… Di mana kepala asrama?”tanya Ashiya. Lalu Kayashima pun mulai mendeteksi aura Nanba senpai.
“Aku bisa merasakan aura Nanba di sana….”ujar Kashiyama.
“Bajingan itu …”omel Nakatsu.
“Dalam hal ini kita harus bersama-sama. Aku tidak bisa percaya padanya. Bajingan itu…Dia tidak seharusnya dinamai Nanba, tapi harus Nanpa!(genit)”omel Nakatsu yang melihat Nanba senpai malah bermain dengan gadis-gadis pengujung pantai.
“Kau yang disana! Cepat dan kembali bekerja”seru ibu Nanba senpai pada Nakatsu. Nakatsu, Ashiya dan Kayashima pun segera kembali memasang billboard.
“Ah~ aku sudah selesaiakan semua! Semua telah dilakukan”seru Nakao.
“Ibu!”ujar Nakao pada ibu senpai Nanba. “Saya mengambil semua perawatan di sana sendiri”tambah Nakao. (jyah ni Nakao caper ama ibu Nanba senpai muhaha).
“Kemudian aku dapat memintamu untuk pergi mencari Minami?”tanya ibu Nanba senpai .
“Ok. Saya akan menemukannya”jawab Nakao.
“Ashiya-kun!”. Ashiya-kun juga!”seru ibu Nanba senpai (maksudnya Ashiya juga ikut mencari Nanba senpai).
Di training kamp Sano , Sekime, dll berlatih pemanasan. Sekime pun meniup peluit berakhirnya latihan.
“Oke, kita pergi ke gym. Go!”ajak Sekime.
“Ya”jawab semuanya.
Sano dan Sekime berjalan beriringan.
“Apa?”tanya Sano pada Sekime yang terus memperhatikan dirinya.
“Nah,, kau menanggalkan anting-antingmu?”jawab Sekime. Sano hanya terdiam.
“Hei, aku mendengar Nanba senpai dan lainnya pergi ke “Rumah Laut”ujar Sekime memecah keheningan.
“Rumah laut?”tanya Sano.
“Baik bagi mereka, aku cemburu”jawab Sekime. Lalu hp Sekime berbunyi, ia mendapat mms foto-foto Nakatsu, Ashiya dan Kashiyama memasang billboard.
“Sepertinya….banyak pekerjaan , Ashiya juga ada…”ujar Sekime seraya memperhatikan mmsnya.
“Apakah dia akan baik-baik saja?”guman Sano (khawatir ya ada yang tahu Ashiya cewek muhaha).
Gadis-gadis pengunjung pantai sedang mengadakan permainan memukul semangka dengan tongkat tapi dengan mata tertutup. Semua berpencar, tiba-tiba ada seorang gadis tersandung dan jatuh dipelukan Nanba.
“Apakah kau baik-baik saja?”tanya Nanba pada gadis itu.
Tiba-tiba gadis yang membawa tongkat pemukul semangka memukul kepala Nanba,Nanba pun jatuh pingsan. Para gadis-gadis pun mengerubunginya, “Kau baik-baik saja?”tanya mereka.
“Aku hanya bermain”jawab Nanba membuka matanya .
Lalu gadis-gadis yang mengerubunginya pun berpencar.
Nanba mendatangi seorang gadis yang akan menggelar tikar.
“Hei! Biarkan aku membantumu”tawar Nanba pada gadis itu. Gadis itu pun memperhatikan Nanba.
“Apa kau tidak lihat? Kau perlu untuk menarik”ujar Nanba namun terhenti saat bertemu pandang dengan gadis itu.
“Kanako?”seru Nanba.
“Minami”seru Kanako. Mereka pun saling terdiam.
“Senpai Nanba-kun, Minami-kun”seru Nakao dan Ashiya yang mencari-cari Nanba senpai.
Ashiya pun terhenti saat melihat Nanba senpai dan memangil Nakao.
“Hei, itu adalah Nanba senpai?”tunjuk Ashiya.
“Nanba-sen…”seru Nakao namun terhenti. Saat Nakao melihat Nanba senpai dengan seorang gadis. Nanba yang seperti mendengar panggilan Ashiya dan Nakao pun berdiri dan menoleh ke arah Ashiya dan Nakao.
Nakatsu membuat es serut (gyuri bukan ya namanya, biasanya kalau lagi ada festival-festival Japan suka ada, nanti serutan es dicampur ama sirup macam-macam rasa tinggal dipilih). Kayashima pun menghampiri Nakatsu.
“Ini tidak menyenangkan sama sekali. Bicara tentang menikmati sepenuhnya diri kita sendiri”keluh Nakatsu. Tiba-tiba Nanba berjalan melewati mereka dengan lesu.
“Kepala asrama”panggil Nakatsu. Namun Nanba hanya terdiam.
Ashiya pun menyusul Nanba,”Nanba senpai ”panggil Ashiya.
Ashiya pun duduk di depan Nanba, sedangkan Nakao menguping pembicaraan mereka dari balik tiang.
“Siapa wanita yang bertemu dengan senpai tadi?”tanya Ashiya.
“Ah~mantan pacarku”jawab Nanba. Ashiya pun hanya mengangguk tersenyum.
“Dia adalah guruku ketika aku masih SMP”tambah Nanba.
“Eh”ujar Ashiya agak terkejut. “Dia tutor anda dan mantan pacar?”tanya Ashiya. Nakao yang mendengar agak sedih.
“Apakah anda masih mencintainya?”tanya Kayashima tiba-tiba.
“Tidak, aku tidak pernah benar-benar berpikir tentang itu”jawab Nanba.
“Tapi….dia pengecualian….aku dulu suka dia dengan segenap hatiku”tambah Nanba.
Nakao pun hatinya hancur mendengar kenyataan itu, Ashiya pun menoleh ke arah Nakao.
“Mizuki, mari kita mandi bersama setelah kita kembali”ajak Nakatsu.
“Nah, aku akan mengambil satu nanti”jawab Ashiya.
“Apa? Kau tidak menyenangkan”ujar Nakatsu. Tanpa mereka ketahui Nakao menangis dan tiba-tiba ponsel Nakatsu berbunyi.
“Aku akan pergi dulu”ujar Nakatsu pamit.
Nakatsu pun membuka isi sms, ternyata itu sms dari Komari yang berbunyi,”Nakatsu-san, bagaimana kabarmu –Komari”. Nakatsu pun teringat saat Komari minta tukeran alamat email.
“Ini semakin rumit”seru Kayashima memecahkan lamunan Nakatsu.
“Oh?”seru Nakatsu kaget dan menengok ke arah datangnya suara.
“Dalam jangka waktu ‘Ainori’ (Love Bus), itu akan digambarkan sebagai tirai yang memperkenalkan peristiwa”jelas Kayashima.
“Jadi kau juga menonton Ainori ya?”tanya Nakatsu balik. Kayashima pun tersenyum.
Lalu ada penjelasan dengan 8 gambar 4 cowok diatas (Nanba, Nakao, Nakatsu dan Sano) lalu dibawahnya ada 4 gambar cewek berurutan ( Kanako, Komari, Hibari, dan Ashiya), gambar ini bernama “Cinta Striker” (Nakatsu menargetkan Ashiya). Tapi ada Komari yang ada di pelanggaran berat. Lalu Ashiya siswa pindahan dari Luar Negeri lebih condong ke arah Sano. Sejauh ini kita masih belum dapat memberitahukan apakah ia cinta atau tidak. Selain itu, idola sekolah Nakao secara dalam mencintai Nanba. Tapi ia gelisah karena awalnya Nanba suka wanita yang lebih tua (Kanako). *Love Bus yang aneh muhaha*.
Di tempat pemandian air panas, Nakatsu yang berpikir mengenai ‘Love Bus’ berseru,”Tunggu sebentar. Bagaimana bisa panah ku menunjuk ke arah Mizuki?”tanya Nakatsu pada Kayashima.
“Bukan”jawab Kayashima.
“Jadi kamu orang semacam itu”tuding salah satu teman mereka yang tiba-tiba datang (siswa dari asrama 1).
“Aku sudah merasakan sesuatu”tambah teman yang lainnya.
“Tapi, aku juga ingin tahu tentang kisah awal yang fresh Nanba senpai”tanya teman yang pertama tadi.
“Sepertinya mantan kekasih yang tak terlupakan”jawab Kashiyama.
“Benarkah. Nakao harus panik”seru teman kedua.
“Tapi apa yang paling mengejutkan. Ini tentang Ashiya dan Sano”ujar teman pertama (orang yang menginjak kaki Mizuki saat pertandingan marathon di Episode 1-gomenasai lupa namanya).
“Ashiya bisa benar-benar suka Sano”tambah teman kedua.
“Hei! Aku tidak akan mendengarkan lagi!. Sekarang kalau dipikir-pikir itu. Mengapa kalian semua ramai di sini?”seru Nakatsu melihat kolam pemandaian sudah penuh bejubel dengan teman-temannya dari asrama 1 dan 3.
“Karena kita kesepian. Kami juga ingin pergi ke pantai”jawab satu dari mereka.
“Kami akan bekerja denganmu mulai besok?”tambah yang lainnya.
“Rencana yang bagus!”seru Nakatsu.
Sementara itu di kolam pemandian wanita, Ashiya memikirkan Sano,”Apakah dia sudah tidur?”pikir Ashiya.Lalu Ashiya keluar dari kolam pemandian begitu selesai, saat ia membuka pintu ternyata ada ibu Nanba. Ibu Nanba pun kaget begitu pula Ashiya sampai handuknya terjatuh muhaha. Ibu Nanba pun makin kaget.
“Apa yang terjadi?”guman ibu Nanba lirih.
Ashiya dan ibu Nanba pun mandi di pemandaian wanita bersama.
“Aku tidak bisa percaya kau seorang gadis”ujar ibu Nanba.
“Ummm. Dapatkah anda menyimpan rahaisa ini untuk saya”pinta Ashiya.
“Meskipun kau menimbulkan kerugian terhadap anak yang mengidolakanmu. Seorang gadis biasanya tidak mendaftarkan diri di sekolah anak laki-laki, kan?ujar ibu Nanba.
“Eh,… bagaimana anda tahu tentang hal itu?”tanya Ashiya.
“Aku mendengarnya dari Hokuto”jawab ibu Nanba.
“Hokuto?”tanya Ashiya.
“Umeda Hokuto. Dokter sekolahmu, juga adikku”jelas ibu Nanba.
“Adik laki-laki anda”tanya Ashiya lagi.
“Benar. Dia adikku…juga orang gay….ini agak rumit…”jawab ibu Nanba.
“Jadi dengan kata lain….Dr. Umeda dan senpai Nanba adalah…..”seru Ashiya namun terpotong.
“Hubungannya paman dan keponakan”jelas ibu Nanba (beda 100 kuadrat muhaha).
“Eh”seru Ashiya kaget.
“Lupakan tentang itu. Apa yang akan kau lakukan? Kamu berbohong dan masih akan bersama mereka beberapa hari”tanya ibu Nanba.
“Tapi, setidaknya sampai Sano dapat melompat lagi”jawab Ashiya.
“Kau benar-benar mencintai orang ini?”tanya ibu Nanba.
“Bukan itu….”jawab Ashiya malu.
“Ini akan sulit untuk ditangani”ujar ibu Nanba. Ashiya pun menenggelamkan kepala ke kolam karena malu.
Di gym tempat latihan tim lompat tinggi, Sano dan kawan-kawan berlatih . Sano berlatih mengencangkan otot kaki dengan alat olahraga seperti sepeda (namanya apa ya muhaha). Dr. Umeda pun mengawasinya dan mencatat kecepatannya.
“Kita membuat kemajuan yang sedikit ..Sano”ujar dr. Umeda. Kawan-kawan Sano yang lain pun menoleh ke arahnya. Namun Sano hanya diam saja.
Di penginapan milik ibu Nanba, Ashiya membantu ibu Nanba mengangkat barang-barang.
“Ashiya, letakkan di atas sana”ujar ibu Nanba.
“Semuanya, aku tahu kita sibuk namun kita harus mencoba untuk tetap semangat”seru ibu Nanba memberi semangat.
“Ya”jawab semuanya.
“Mizuki, mari kita pergi”ajak Nakatsu lalu melemparkan mainan pistol-pistolan air. Ashiya pun manangkapnya. Dan mereka pun berlari pergi.
“Hei, tunggu sebentar”seru teman-teman asrama satu yang menyusul mereka.
“Kami akan, beralih dengan kalian setelah seminggu!”jawab Nakatsu.
“Kita semua akan hilang setelah semingu!”seru teman yang tadi.
“Kau benar-benar ingin bermain dengan Ashiya yang buruk, ya?”tambah teman yang lain.
“Itu tidak benar”protes Nakatsu.
“Kalian kembali bekerja! Kembali bekerja”seru Nakatsu seraya menyemprot mereka dengan pistolan air yang ditangannya.
“OK”jawab mereka.
Nakatsu dan kawan-kawan pun bergegas pergi dan teman-teman mereka yang baru datang harus bekerja muhaha.
“Hei, kalian perlu….mencuci piring, membersihkan kamar mandi, mengirim selebaran, belanja, melayani pelanggan, memotong kayu…hal itu banyak menunngu kalian untuk dikerjakan”seru ibu Nanba.
Nankatsu, Ashiya, Nakao dan Kayashima asyik bermain di tepi pantai dengan pemandangan cewek-cewek cantik berbikini muhaha.
“Pantai. Bikini”seru Nakatsu.
“Aku tidak bisa menunggu”lanjut Nakatsu.
“Hei, Mizuki, mana baju renangmu?”tanya Nakatsu saat melihat Ashiya memakai baju lengkap.
“Eh? Aku tidak membawa……”jawab Ashiya.
“Orang-orang biasanya lupa untuk membawanya”tambah Nakao.
“Maka kau harus pergi membelinya”seru Nakatsu.
Ashiya pun hanya diam lalu bergegas pergi meninggalkan mereka.
“Aku tidak bisa membayangkan pakaian renang apa yang cocok untuk Mizuki?”tanya Kayashima.
“Kamu benar…..”ucap Nakatsu lalu ia mulai berpikir pakaian renang yang cocok untuk Ashiya.
“Satu yang cocok dan terbaik untuk Mizuki adalah…..”lanjut Nakatsu lalu ia membayangkan Mizuki memakai baju renang cewek berbikini bunga-bunga warna pink muhaha.
Tiba-tiba Nakatsu mimisan. “Hmmm..yang mana?”pikir Nakatsu.
Tiba-tiba ada yang menyela,”Oh! Bukankah kalian kelompok idiot?”. Semua orang pun menoleh ke arah datangnya suara.
“Kagurazaka!”seru Ashiya.
“Hei, siapa yang kau panggil idiot?”protes Nakatsu lalu menghampiri Kagurazaka.
“Aku berbicara dengan orang idiot yang berekspresi mimisan dan kusam”jawab Kagurazaka.
“Mimisan?”tanya Nakatsu, lalu ia mengecek hidungnya. Ia pun kaget saat melihat darah ditangannya.
Ia pun beralasan karena panas.
“Itu adalah….karena matahari yang terlalu panas”ujar Nakatsu seraya mengahalangi panas dengan tangannya (memang bener ya? gara-gara panas bisa mimisan? Dulu waktu kecil ari dan adik juga suka gitu kalau kepanasan mimisan, kadang malam-malam tahu-tahu bantal sudah penuh dengan darah muhaha). Kagurazaka pun menghampiri Ashiya.
“Sano mana?Apakah dia berjalan-jalan dengan anjingnya lagi?”tanya Kagurazaka.
“Tidak”jawab Ashiya.
“Sano….pergi ke kamp pelatihan tim lompat tinggi”jawab Nakatsu.
“Oh yeah. Jadi dia ahkirnya mulai”ucap Kagurazaka.
“Jangan mencoba menganggu Sano”seru Ashiya seraya menodongkan pistol airnya.
“Aku tidak akan”jawab Kagurazaka seraya menghempaskan pistol air yang ditodongkan Ashiya.
“Aku bisa mengalahkan dia dengan mata tertutup”seru Kagurazaka.
“Ah~ kau membuatku jengkel. Sebelum Sano dapat mengalahkanmu, biarkan aku mengurusmu dulu”seru Nakatsu.
“Jika kau mencoba untuk menjadi lucu, maka mimisan sudah cukup. Kau hanya orang yang tak berbakat”ejek Kagurazaka.
“Kau dapat mengejek Nakatsu seperti itu...Tapi jangan mencoba untuk mengolo-olok sekolah kami” omel Nakao, sementara Nakatsu diam melongo.
“Lalu bagaimana dengan perlombaan? SMU Toukyo dan SMU Osaka , Manakah yang lebih ganteng”tantang Kagurazaka.
Hahahaha Nakatsu tertawa mengejek,”Apa yang dapat kau lakukan sendiri?”tanya Nakatsu.
“Siapa yang bilang aku sendiri?”jawab Kagurazaka enteng. Lalu Kagurazaka mulai memanggil-manggil teman-temannya.
“Bob-Chan!”teriak Kagurzaka (lucu manggilnya) lalu diiringi siulan keras.
Lalu secepat kilat teman-teman Kagurazaka datang (bule semua?).
“Siswa SMU Toukyo yang keren dan tinggi”ujar Kagurazaka.
“Kau bohong! Mereka tidak mungkin bisa tinggi!”protes Nakatsu.
“Tidak masalah”ujar Bob chan.
“Wow~ lihat kepribadiannya yang kuat “seru Nakatsu.
“Dia punya bulu dada yang tebal”tambah Nakao, yang melihat Bob chan mencabuti buku dadanya.
“Kau benar”ucap Nakatsu.
“Apa yang salah? Ah~ Tanpa sano, kau tidak memiliki keyakinan apapun?”ejek Kagurazaka.
“Hah?”protes Nakatsu.
“Dia benar”ucap Ashiya seraya menarik Nakatsu yang mendekat ke arah Kagurazaka.
“Kita tidak memiliki kesempatan tanpa Sano”jelas Ashiya.
“Tantangan ini…..Aku terima”seru Nakatsu mantap.
“Nakatsu”seru Ashiya.
Di tepi pantai lain Nanba menunggu Kanako, mantan pacarnya dulu.
“Sudah menunggu lama?”tanya Kanoka yang menghampiri Nanba.
“Ini telah lama berlalu, karena kita bisa kembali bersama seperti ini”jawab Nanba. Lalu mereka jalan di pinggir pantai berdua.
“Oh yeah?”ucap Kanako.
“Minami sudah 3 tahun disekolah SMU”ujar Kanako.
“Kau lima tahun lebih tua dariku, sehingga membuat Kanako…”ujar Nanba namun terhenti.
“Jika kau teruskan…. Aku akan marah”ucap Kanako.
“Kau menghindariku… karena aku menghilang tiba-tiba”tanya Kanako.
“Aku tidak tertarik pada masa lalu. Sekarang ini lebih kritis”jawab Nanba.
“Ah~ Kau ingin menonton film horor, kan? Pembuat film favoritmu telah mengeluarkan film baru, Jika kau ingin…..”ujar Nanba namun terhenti.
“Aku minta maaf…aku akan menikah”ujar Kanako.
“Eh”ucap Nanba kaget.
Di penginapan Nakatsu tampak lesu.
“Ah~ apa yang harus dilakukan?”guman Nakatsu.
“Apa yang salah, Nakatsu?”tanya teman yang menghampirinya.
“Apa, kau tidak memiliki rencana?”tanya Ashiya.
“Bagaimana denganmu, Mizuki?”tanya Nakatsu balik.
“Kayashima, kali ini kau harus membantuku”pinta Nakatsu seraya menghampiri Kayashima.
“Aku tidak bisa”jawab Kayashima.
Lalu tiba-tiba Nanba masuk ke penginapan dengan lesu.
“Kepala asrama, kepala asrama”panggil Nakatsu.
“Sebenarnya, SMU Toukyo menantang SMU Osaka”jelas Nakatsu.
“Hei…..”ucap Nanba.
“Jangan hanya hei…..senpai, kau tidak memiliki kebanggan menjadi siswa SMU Osaka?”tanya Nakatsu.
“Tidak”jawab Nanba lalu melangkah pergi.
“Tunggu sebentar”pinta Nakatsu.
“Salah satu lawan adalah orang asing dengan rambut dada tebal. Ini bukan hanya tentang SMU Toukyo melawan SMU Osaka. Aku tidak berlebihan ketika aku mengatakan ini adalah pertikaian terintegrasi hottie”bujuk Nakatsu.
“Kau melebih-lebihkan”ujar Kayashima pada Nakatsu.
“Pergi, meminta orang lain untuk membantu…. Oke”ucap Nanba lalu melangkah pergi.
Nakao tampak sedih sepertinya dia tahu alasannya. “Apa, apa yang salah dengan dia?”guman Nakatsu.
“Tapi, siapa lagi yang bisa kita minta tolong?”tanya Kayashima.
“Showdown terpadu”seru seseorang. Semua orang pun berpikir tentang datangnya suara itu.
“Kita tidak bisa begitu saja mengabaikan apa yang kita dengar”seru orang tadi. Nakatsu dkk pun menoleh ke arah datangnya suara.
Ternyata yang datang adalah kepala asrama 1 dan 3,Masao dan Tennouji.
“Sekarang giliran kami untuk tampil”ujar Masoa.
“Bagaimana bisa kalian berada di sini, juga?”protes Nakatsu.
Di pelatihan kamp. Sano dan Sekime selesai dari gym.
“Bagaimana bisa pergi ke pelatihan ini?”tanya Sekime.
“Aku lelah hanya mencoba untuk mendapatkan kembali kekuatanku”jawab Sano.
“Tapi aku senang Sano memutuskan untuk kembali. Dari yang aku lihat satu dengan bakat harus bekerja lebih keras. Sejak kedatangan Ashiya. Sano telah berubah”ujar Sekime.
“Mungkin”jawab Sano. Sekime pun tersenyum.
Di sebuah kedai Hibari dkk, makan okonomiyaki.
Komari diam-diam mengirim email ke Nakatsu yang berbunyi,”Nakatsu-san, maaf jika aku menganggumu, kau harus sibuk dengan kegiatan ekstrakurikulermu,silahkan lalukan yang terbaik-Komari”. Namun tiba-tiba Hibari merebut Hp Komari dan mengirim pesan yang ditulis Komari.
“Komari-san, bahkan jika kau memiliki alamat email kekasihmu. Kau tidak perlu mengirim terlalu banyak pesan . itu aturan”pesan Hibari.
“Oke…”jawab Komari.
“Tapi, orang yang unggul sepertiku masih bisa mengirim pesan ke orang yang kucintai, tanpa mengetahui alamatnya”ujar Hibari bangga (caranya bagaimana ntu? Muhaha).
“Eh?”tanya teman-teman lainnya bingung.
“Hibari-sama memiliki kencan virtual dengan Sano-sama. Ini juga disebut ‘Air Date’l”celetuk Juri personil Hibari Four lainnya.
“Air Date?”tanya Komari.
“Apakah kau ingin pergi ke suatu tempat? Dia mengirim pesan seperti itu”jawab Juri.
“Sano-sama akan mengirim balasan meminta dia untuk kencan”tambah Kanna.
“Lalu ia akan mengirim pesan,’saya ingin ke sebuah taman hiburan’”lanjut Erika.
“Dia akan mendapatkan balasan ‘OK’ dari dia”tambah Juri.
“Eh, saya tidak mendapatkannya”jawab Komari.
“Diam! Komari”seru personil Hibari secara serempak (kasian banget ni Komari).
Di penginapan ibu nya Nanba, Nakatsu membuka email dari Komari, ,”Nakatsu-san, maaf jika aku menganggumu, kau harus sibuk dengan kegiatan ekstrakurikulermu,silahkan lalukan yang terbaik-Komari”. Tiba-tiba Nakatsu dikejutkan dengan kedatangan Ashiya.
“Hei, Nakatsu”seru Ashiya tiba-tiba. Nakatsu pun kaget, ia pun menoleh ke sumber suara.
“Oh. A-apa itu?”tanya Nakatsu.
“Apakah kau tahu alamat email Sano?”tanya Ashiya, seraya menghampiri Nakatsu.
“Aku tahu alamat lama, tapi dia mengganti teleponnya”jawab Nakatsu.
“Yeah”ucap Ashiya.
“Mengapa kau mencari Sano?”tanya Nakatsu.
“Tidak apa-apa”jawab Ashiya.
“Yeah”ucap Nakatsu.
“Tapi aku senang Sano, dia memiliki motivasi untuk bergabung dengan kamp latihan”ujar Nakatsu lalu duduk di tangga depan penginapan. Ashiya pun menyusulnya duduk disamping Nakatsu.
“Oh. Aku benar-benar senang”ucap Ashiya. Nakatsu menoleh sebentar ke arah Ashiya.
“Besok, kita tidak akan kalah”ujar Nakatsu.
“Hmmm”ucap Ashiya.
“Meskipun Sano tidak ada di sini, kita masih bisa mengalahkan SMU Toukyo”jawab Nakatsu lalu bergegas pergi. Ashiya pun tersenyum.
Sementara itu di gym kamp latihan Sano giat berlatih merenggangkan otot-otot kaki dan tangan menggunakan alat-alat olahraga yang berada di gym.
Keesokan harinya, di Pantai, murid Osaka gakuen sudah bersiap utk melawan SMU Tokyo.
Peserta pertama adalah Ashiya Mizuki vs Jack Johnson. Isi perlombaan adalah cepat-cepatan untuk merebut bendera merah di dalam pantai.
Ashiya mulai stress memikirkan ia akan berenang basah kuyup, itu artinya identitasnya bisa ketahuan. Ia berfikir cukup lama sehingga membuat Kagurazaka kesal. Nakao pun memaksa melepas pakaian Ashiya. Di saat-saat genting itulah meuncul Io-san/ibunya nanba senpai melemparkan pakaian renang pria untuk Ashiya. Ashiya pun tersenyum bahagia karena mendapatkan pakaian tersebut.
Pertandingan kedua adalah lomba makan paling banyak dan paling cepat…dan wakil dari Osaka gakuen adalah Oscar. Ketika waktunya habis, masing peserta lomba pingsan karena kekenyangan…dan dimenangkan oleh Oscar. Ini berarti hasil pertandingan imbang 1:1.
Pertandingan berikutnya adalah tebak nada. Dan Nakao menjadi wakil dari Osaka gakuen. Dan pemenangnya adalah SMU Tokyo.
Di camp latihan Sano berlatih dengan serius. Teman-teman tim masih belum menerima keberadaan Sano, mereka protes kenapa Sano bisa masuk dan keluar tim dengan mudah. Umeda bingung, akhirnya ia pun meminta syarat apa yang perlu dilakukan Sano agar diterima dalam tim. Anggota ingin memastikan Sano memiliki kualitas yang setara untuk pertandingan distrik. Sekime berusaha membela Sano, tanpa diketahuinya, Sano sudah berdiri di belakang dan menyanggupi syarat tersebut. Anggota pun tersenyum mendengarnya.
Di pantai, anak-anak memulai pertandingan baru yaitu sumo, dan wakil dari Osaka adalah Tenouji. Setelah melewati perjuangan panjang akhirnya Tenouji menang walaupun dengan wajah babak belur dan hasil pertandingan sementara 2:2.
Pertandingan berikutnya adalah menjaga keseimbangan tubuh, wakil dari SMU Tokyo adalah Kagurazaka, sedang Nakatsu mewakili SMU Osaka. Dan hasil pertandingannya seri.
Oleh karena itu, Kagurazaka menantang sekali lagi pertandingan dan barang siapa yang kalah maka ia pulang dengan telanjang.
Ashiya menjerit begitu mendengarnya dan memandang kesal ke arah Nakatsu, Nakatsu berteriak dengan semangat menyambut pertandingan besok.
Malam harinya, anak-anak menyiapkan tempat tidur. Mereka pun sibuk memikirkan bagaimana cara menang di pertandingan besok.
Nanba sedang duduk termenung di dapur di temani Nakao.
“Apakah kau masih memikirkan mantan kekasihmu?”seru Nakao.
“Memangnya kenapa? Dia akan segera menikah dengan bosnya. Aku tidak terima, ia hanya bos, dia mungkin terpesona karena perhatian kecilnya atau kekayaannya. Itulah kenapa aku ingin merebutnya kembali”seru Nanba.
“Apakah itu membuatnya bahagia? Kebahagiaanya atau kebahagiaanmu, mana yang lebih penting buatmu, senpai?”seru Nakao kemudian pergi. Nanba memandangi Nakao, sementara dari tempat lain Ashiya menguping percakapan mereka. Nakao berpapasan dengan Ashiya di pintu. Akhirnya mereka berbicara di tepi pantai.
“Kenapa? Apakah kamu datang untuk menertawakan aku?”seru Nakao.
“Tentu saja tidak”seru Ashiya seraya duduk di sebelah Nakao.
“Aku.. kata-kataku sangat ketus dan asal bicara, itulah kenapa aku terisolasi. Namun nanba senpai mengizinkan aku berada disisinya. Aku ingin menjadi seperti dirinya. Aku hanya ingin memujanya.
"Tapi setelah aku tahu lebih banyak tentang dia, sedikit demi sedikit terasa sakit, terlalu berlebihan kan?”seru Nakao.
“Tidak juga, tidak apa-apa mengekspresikan perasaanmu”seru Ashiya.
“Aku cukup bahagia hanya dengan berada disampingnya. Jika aku bisa melihat senyumannya, bagiku itu cukup. Apakah itu berlebihan?”
“Ah, aku rasa aku mengerti, walaupun kita tidak bisa bilang cinta atau tidak, bagiku cukup tertarik hanya dengan melihat senyumannya”seru Ashiya.
“Aku rasa itu cinta”seru Nakao. Mereka berdua pun memandangi bintang di langit.
Di ruangan fitness camp, Sano berlatih dengan serius, lalu datanglah Sekime.
“Aku bisa bilang pada anggota lainnya jika kamu izinkan”seru Sekime.
“Tidak apa-apa”seru Sano masih terus berlatih.
Sekime menekan no hp seseorang dan memberikannya ke Sano, “Aku sedang menghubungi anak-anak yang dipantai, bicaralah, aku tidak tahu harus bicara apalagi padamu”serunya sambil menyodorkan Hp. Kemudian pergi meninggalkan Sano sendirian.
Sano menelepon ke penginapan yang mengangkat Io-san/ ibu Nanba senpai, Sano pun meminta disambungkan kepada Ashiya Mizuki. Namun Ashiya sudah tidur, sehingga Sano membatalkan niatnya. Ia kembali berlatih.
Keesokan harinya, Ashiya dan Nakatsu sedang mencari gadis untuk lomba mereka, namun tiba-tiba ibu Nanba memanggil Ashiya, mereka pun berlari menghampiri ibunya Nanba. Ibu Nanba mengatakan kalau tadi malam Sano menelepon.
“Ah..untukku?”seru Ashiya. "Lalu,,apa,,,apa,,,apa,,apa,,,”rengek Ashiya. Ibunya Nanba hanya tersenyum. Ia menyerahkan nomor yang bisa dihubungi oleh Ashiya. Ashiya pun merebutnya kemudian berlari ke arah telpon. Ibu Nanba tersenyum melihat ulah Ashiya.
Ashiya menghubungi camp, dr. Umeda menerimanya, Ashiya pun bercerita kalau Sano meneleponnya.
Di tepi pantai, Kanako mantan pacar Nanba sedang berdiri memandangi laut luas. Nanba mendekatinya sehingga Kanako berbalik memandang Nanba. Nanba mengatakan 3 tahun lalu saat Kanako meninggalkannya, Nanba sangat membencinya, namun saat ini ia berterimakasih pada Kanako, berkatnya ia berada di SMU di tengah-tengah anak-anak bodoh. Nanba berharap suami Kanako akan menjaga dan menyayanginya. Lalu Nanba mengucapkan selamat dan memberinya bunga. Kanako mengucapkan terimakasih. Kemudian Nanba pergi meninggalkan Kanako diiringi senyum dan tetesan air mata Kanako.
Nanba yang berjalan dengan gontai, tersenyum begitu melihat Nakao di depannya, “aku rasa Nakatsu kesulitan mendapatkan gadis-gadis”seru Nakao sambil berlari mendekati Nanba.
Pertandingan pun dimulai, Kagurazaka menantang Nakatsu menunjukkan gadis yang berhasil didapat, Kagurazaka memanggil teman-temannya, dan mereka pun sukses menggaet 10 gadis. Nakatsu tidak mau kalah ia memanggil Tenouji. Dan Tenouji berhasil membawa 1 wanita nenek pula..hahahaha…Nakatsu merasa tidak enak, Kagurazaka tersenyum, Nakatsu mengandalkan Oscar, tapi Oscar tidak dapat seorang gadis pun. Nakatsu menanyakan Ashiya, namun mereka bilang Ashiya sudah mengepak pakaian dan pulang. Nakatsu kesal.
Ashiya berdiri di rel menunggu kereta datang, ia teringat percakapannya dengan dr. Umeda di telepon, “Sano ingin keluar, karena teman-temannya tidak bisa menerimanya".
Di camp, Sano mempersiapkan arena lompat jauh. Ia mencoba melintasi papan lintasan disaksikan oleh seluruh anggota tim, kali pertama ia gagal.
Di pantai, Nakatsu kebingungan, Kagurazaka memanas-manasii Nakatsu untuk pulang telanjang, Nakatsu hanya diam saja, lalu terdengarlah suara yel-yel, tampak dari kejauhan Nanba dan Masao membawa beberapa gadis, Nakatsu dan lainnya ikut menyanyikan yel-yel.
Begitu mereka mendekat, Nakatsu langsung memeluk Nanba. Nanba pun maju menghadapi Kagurazaka, sehingga Kagurazaka kesal.
Nakatsu menangih janji Kagurazaka untuk pulang telanjang. Team SMU Tokyo pun pulang dengan telanjang tapi ditutupi dengan papan, Nakatsu dkk pun tertawa melihatnya.
Nanba dan yang lainnya bersenang-senang, Nakatsu justru memikirkan Ashiya, sementara itu Ashiya sudah berada di kereta. Ashiya teringat kata-kata Nakao.
Di camp, Sano mencoba melompati papan lintasan lagi, dan masih gagal. Ia terdiam di depan papan, para anggota memandanginya. Ashiya berlari memasuki camp.
Sano mencoba lagi untuk terakhir kalinya, Sekime melihat Ashiya, ia pun bergumam sehingga dr. Umeda memandang ke arah Ashiya. Ashiya pun berdoa agar Sano berhasil melompat, "Lompat"guman Ashiya. Sano memejamkan matanya, dan ia bersiap untuk lompat.
Dan akhirnya Alhamdulillah bisa lolos, namun papan lintasan jatuh sehingga Sano masih dibilang gagal. Para anggota tertawa, mereka pun meminta Sano untuk keluar.
Sano membungkuk, memohon kepada mereka, “tolong, izinkan aku mencoba sekali lagi”.
Sekime, Ashiya, dan dr. Umeda sedih melihatnya, Sekime mendekati Sano, menyuruhnya bangkit. Para anggota pergi berlalu, Sekime mengejar mereka, ia memohon kepada teman-temannya, namun teman-temannya sudah terlanjur kesal dengan Sano, mereka memandang Sano, tapi alangkah kagetnya mereka, Sano sedang bersujud kepada mereka, “Aku tahu ini kesalahanku, tolong”serunya.
“Setelah kalian melihatnya seperti ini, apakah kalian masih tidak peduli?"seru Sekime pada teman-temannya. Dan akhirnya mereka mau menerima Sano. Sekime mendekati Sano, mengajaknya berdiri dan meminta Sano berlatih lebih giat lagi. Sekime memandang ke arah Ashiya, Sano juga memandang Ashiya dengan wajah pilu.
ditulis oleh: Saa RF dan Ari RF
gambar oleh Ari RF
di terbitkan oleh Pelangi Drama
Pesan: tolong jangan di copas dan jangan hotlink gambar, bantulah PD untuk terus berkarya...kami berkarya tanpa dibayar, dan kami pun tidak menuntut apapun darikalian, gunakan hati nurani kalian untuk menghargai kerja keras kami...sankyu ^_^
Pendapat Saa:
memang sulit mendapatkan maaf dari orang lain, apalagi mendapat pengakuan dari orang lain yang pernah kita kecewakan. Tapi apa yang dilakukan Sano mengajarkan kita, sehebat apapun kita dulu, se superior apapun kita dulu, saat memang kita merasa melakukan kesalahan, minta maaf dan akui kalo itu memang salah kita. Lakukan dengan tulus dengan niat memperbaiki diri di kemudian hari. InsyaAllah orang-orang akan memaafkan kita, menerima kita kembali, dan mendukung kita lagi...^^ JANGAN PERNAH BERFIKIR KAU MAHLUK SEMPURNA YANG TAK PERNAH SALAH.
RF Says : Hikmah untuk episode ini memaafkan, sangat berhubungan dengan masalah HOTLINK GAMBAR ,mencoba memaafkan tapi hati ini menerimanya tak semudah mengucapkan hahaha, tolong sekali bagi copaster yang masih punya hati dan perasaan jangan mencuri dan menambah beban bagi orang lain, bersikaplah jujur mulai dari yang sepele dan kecil, karena dari hal-hal kecil engkau akan jadi besar, berhubung dengan masalah ini mungkin untuk sinopsis khususnya Hana Kimi mulai dari beberapa episode ke depan akan tertunda alias akan lebih dulu tayang di tv, dikarenakan oleh beberapa hal, jadi mohon maaf jika untuk beberapa saat sinopsis ini mandek, semoga praduga ini salah. Semoga mood penulis terjaga amin! Bang!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
“Dimana kita?”tanya Ashiya lagi. Namun teman-temannya malah semakin asyik bernyanyi keras-keras.
“Ke mana kita”teriak Ashiya, namun tetap tidak ada jawaban. Ashiya pun pasrah.
Akhirnya mereka pun tiba di sebuah penginapan di pinggir pantai dengan disambut letusan kembang api (sugoi ne).
Semuanya pun keluar dari mobil dan berdiri memnadang kembang api dengan takjub.
“Keren!! “seru Nakao.
“Apa itu?”tanya Ashiya.
“Apakah kamu terkejut? Ok! Semua orang! Mari kita turunkan billboardnya ke bawah”seru Nanba senpai.
Nanba, Nakao, Kayashima, dan Nakatsu pun menuju mobil untuk menurunkan Billboard, sebelum pergi Nakatsu menaruh helmnya dikepala Ashiya yang masih takjub melihat pemandangan hanami.
“Ayah, terima kasih”ucap Kayashima pada ayahnya yang telah mengantar mereka. Lalu ayahnya mengangkat kedua tangannya seperti yang dilakukan Kayashima untuk mendektesi aura lalu diikuti Kayashima (jangan-jangan kelebihan yang dimiliki Kayashima itu keturunan muhaha). Lalu ayah Kayashima pergi meninggalkan mereka.
“Terima kasih! Bye”seru Nanba.
“Ini musim panas setelah semuanya, kita harus pergi ke pantai”seru Nakatsu seraya mengotong billboard bersama Nanba, Nakao dan Kayashima. Sementara Ashiya masih tetap berdiri di tempatnya dengan penuh takjub.
“Ashiya, apakah kembang api menakutimu?”tanya Nakao.
“Bahkan dia tidak bisa bicara?”tambah Kayashima.
“Dia tidak menuykaimu lagi”seru Kashiyama pada Nakatsu. Nakatsu yang ketakutan dibenci Ashiya segera menghampirinya.
“Tidak,….Mizuki itu tidak seperti itu. Aku mencoba menghentikan mereka, aku mengatakan kepada mereka itu bukan ide yang bagus”jelas Nakatsu (membawa Ashiya diam-diam).
Namun Ashiya hanya diam, lalu ia melangkah maju pelan-pelan.
“Samudera”gumannya. “Hanami da (kembang api)!”teriak Ashiya dengan keras. Teman-temannya hanya melongo melihat tingkah Ashiya.
“Musim panas hanya datang sekali setahun! Mari kita menikmatinya dengan sepenuhnya!”seru Nanba senpai.
Ashiya pun berbalik menghadap ke teman-temannya dan melemparkan helmnya yang ditangkap dengan mulus oleh Nakatsu lalu melompat-lompat diikuti Nanba senpai dan Nakatsu.
Namun tiba-tiba tersengar suara,”Itu tidak mungkin!”. Seorang ibu-ibu datang menghampiri mereka.
“Tidakkah kamu melihat tulisan di billboard itu?, ‘Rumah Laut’ akan kembali dibuka besok”tambahnya.
“Orang tua”sela Nanba yang menghampiri wanita lalu. Namun wanita itu langsung menggampar Nanba hingga terjatuh.
“Ini sakit”keluh Nanba seraya memegangi pipinya.
“Ibumu banyak menahan rasa sakit untuk melahirkanmu. Beraninya kau memanggilku begitu?”omel ibu Nanba.
“Eh”guman teman-teman Nanba senpai kaget.
Ibu Nanba senpai pun memperkenalkan diri. “Senang bertemu dengan kalian semua, aku Ibu Nanba Minami, Nanba Io”ujarnya.
“Eh”guman Ashiya, Nakatsu, Nakao dan Kayashima terkejut tak percaya.
“Semua orang harus bekerja keras”seru ibu Nanba.
“Aku minta maaf, itu bagaimana…..”seru Nanba senpai yang masih tengkurap di pasir menahan sakit. Ashiya, Nakatsu dan yang lainnya pun hanya bisa melongo (mungkin dikira mereka mau liburan ternyata disuruh kerja muhaha).
Di tempat parkir mobil dr. Umeda bersiap berangkat, tiba-tiba reporter Hara dari belakang menutup mata dr. Umeda,”Tebak siapa aku?”seru reporter Hara.
Dibegitukan dr. Umeda pun seperti kena setrum, badannya pun bergoncang-goncang seperti orang kejang dan air yang diminumnya dimuntahkan. Dr. Umeda pun menjauh dari reporter Hara.
“Kamu…. Apakah kamu mencoba untuk membuatku menjadi orang pertama yang mati karena kejang?”omel dr. Umeda.
“Kau melebih-lebihkan. Hei! Kenapa tak ada orang di asrama?”seru reporter Hara.
“Siapa yang tahu?”teriak dr. Umeda.
“Kau mengikutiku ke tempat parkir hanya untuk menanyakan ini? Apakah kau memiliki hal-hal penting lainnya?”tanya dr. Umeda.
“Dari makeup mu dan sepatu yang kau kenakan aku tidak dapat mengetahui apakah kau memiliki rasa kepribadian atau intuisi sama sekali”selidik dr. Umeda seraya mendekati stir mobilnya.
“Kenapa kau begitu bersemangat?”tanya reporter Hara.
“Mungkinkah…. Kau ingat apa yang terjadi pada kita, bahwa malam tertentu?”selidik reporter Hara.
Dr. Umeda pun mulai kejang lagi,”Tidak perlu menyebutkan masa lalu…. Aku sangat sibuk . Jadi pergi dari sini ”omel dr. Umeda lalu masuk ke dalam mobilnya.
“Mau pergi kemana kau?”tanya reporter Hara.
“Kamp latihan tim”jawab dr. Umeda.
“Mungkinkah Sano ingin melompat lagi”tanya reporter Hara tak percaya.
“Kemudian aku akan ikut dengan….”ujar reporter Hara seraya membuka pintu mobil lalu duduk di samping dr. Umeda, namun dengan cepat dr. Umeda mendorong keluar reporter Hara.
Dan seperti biasa tangan dr. Umeda kejang (setiap bersentuhan dengan wanita pasti kejang muhaha).
“Katakan padaku…..mengapa kau sangat peduli pada Sano?”tanya dr. Umeda.
Reporter Hara pun menunjukkan foto Sano saat melompat,”Dia objeck model terbaikku. Aku dulu memiliki peluang besar karena fotonya. Aku ingin kembali ke garis depan lagi. Aku ingin mengambil gambar dirinya lebih banyak lagi. Itulah sebabnya….”jelas reporter Hara dengan penuh semangat namun terpotong saat melihat kepergian dr. Umeda.
Di penginapan pinggir pantai milik ibu Nanba. Nakatsu, Kayashima dan Ashiya memasang billboard yang mereka bawa.
“Ah~ ini tidak menyenangkan sama sekali. Apa yang paradise musim panas?”keluh Nakatsu.
“Sepertinya Nanba senpai mendapat perintah dari ibunya untuk membawa semua orang ke sini”jawab Kayashima.
“Kita sudah tertipu”seru Nakatsu.
“Oh yeah… Di mana kepala asrama?”tanya Ashiya. Lalu Kayashima pun mulai mendeteksi aura Nanba senpai.
“Aku bisa merasakan aura Nanba di sana….”ujar Kashiyama.
“Bajingan itu …”omel Nakatsu.
“Dalam hal ini kita harus bersama-sama. Aku tidak bisa percaya padanya. Bajingan itu…Dia tidak seharusnya dinamai Nanba, tapi harus Nanpa!(genit)”omel Nakatsu yang melihat Nanba senpai malah bermain dengan gadis-gadis pengujung pantai.
“Kau yang disana! Cepat dan kembali bekerja”seru ibu Nanba senpai pada Nakatsu. Nakatsu, Ashiya dan Kayashima pun segera kembali memasang billboard.
“Ah~ aku sudah selesaiakan semua! Semua telah dilakukan”seru Nakao.
“Ibu!”ujar Nakao pada ibu senpai Nanba. “Saya mengambil semua perawatan di sana sendiri”tambah Nakao. (jyah ni Nakao caper ama ibu Nanba senpai muhaha).
“Kemudian aku dapat memintamu untuk pergi mencari Minami?”tanya ibu Nanba senpai .
“Ok. Saya akan menemukannya”jawab Nakao.
“Ashiya-kun!”. Ashiya-kun juga!”seru ibu Nanba senpai (maksudnya Ashiya juga ikut mencari Nanba senpai).
Di training kamp Sano , Sekime, dll berlatih pemanasan. Sekime pun meniup peluit berakhirnya latihan.
“Oke, kita pergi ke gym. Go!”ajak Sekime.
“Ya”jawab semuanya.
Sano dan Sekime berjalan beriringan.
“Apa?”tanya Sano pada Sekime yang terus memperhatikan dirinya.
“Nah,, kau menanggalkan anting-antingmu?”jawab Sekime. Sano hanya terdiam.
“Hei, aku mendengar Nanba senpai dan lainnya pergi ke “Rumah Laut”ujar Sekime memecah keheningan.
“Rumah laut?”tanya Sano.
“Baik bagi mereka, aku cemburu”jawab Sekime. Lalu hp Sekime berbunyi, ia mendapat mms foto-foto Nakatsu, Ashiya dan Kashiyama memasang billboard.
“Sepertinya….banyak pekerjaan , Ashiya juga ada…”ujar Sekime seraya memperhatikan mmsnya.
“Apakah dia akan baik-baik saja?”guman Sano (khawatir ya ada yang tahu Ashiya cewek muhaha).
Gadis-gadis pengunjung pantai sedang mengadakan permainan memukul semangka dengan tongkat tapi dengan mata tertutup. Semua berpencar, tiba-tiba ada seorang gadis tersandung dan jatuh dipelukan Nanba.
“Apakah kau baik-baik saja?”tanya Nanba pada gadis itu.
Tiba-tiba gadis yang membawa tongkat pemukul semangka memukul kepala Nanba,Nanba pun jatuh pingsan. Para gadis-gadis pun mengerubunginya, “Kau baik-baik saja?”tanya mereka.
“Aku hanya bermain”jawab Nanba membuka matanya .
Lalu gadis-gadis yang mengerubunginya pun berpencar.
Nanba mendatangi seorang gadis yang akan menggelar tikar.
“Hei! Biarkan aku membantumu”tawar Nanba pada gadis itu. Gadis itu pun memperhatikan Nanba.
“Apa kau tidak lihat? Kau perlu untuk menarik”ujar Nanba namun terhenti saat bertemu pandang dengan gadis itu.
“Kanako?”seru Nanba.
“Minami”seru Kanako. Mereka pun saling terdiam.
“Senpai Nanba-kun, Minami-kun”seru Nakao dan Ashiya yang mencari-cari Nanba senpai.
Ashiya pun terhenti saat melihat Nanba senpai dan memangil Nakao.
“Hei, itu adalah Nanba senpai?”tunjuk Ashiya.
“Nanba-sen…”seru Nakao namun terhenti. Saat Nakao melihat Nanba senpai dengan seorang gadis. Nanba yang seperti mendengar panggilan Ashiya dan Nakao pun berdiri dan menoleh ke arah Ashiya dan Nakao.
Nakatsu membuat es serut (gyuri bukan ya namanya, biasanya kalau lagi ada festival-festival Japan suka ada, nanti serutan es dicampur ama sirup macam-macam rasa tinggal dipilih). Kayashima pun menghampiri Nakatsu.
“Ini tidak menyenangkan sama sekali. Bicara tentang menikmati sepenuhnya diri kita sendiri”keluh Nakatsu. Tiba-tiba Nanba berjalan melewati mereka dengan lesu.
“Kepala asrama”panggil Nakatsu. Namun Nanba hanya terdiam.
Ashiya pun menyusul Nanba,”Nanba senpai ”panggil Ashiya.
Ashiya pun duduk di depan Nanba, sedangkan Nakao menguping pembicaraan mereka dari balik tiang.
“Siapa wanita yang bertemu dengan senpai tadi?”tanya Ashiya.
“Ah~mantan pacarku”jawab Nanba. Ashiya pun hanya mengangguk tersenyum.
“Dia adalah guruku ketika aku masih SMP”tambah Nanba.
“Eh”ujar Ashiya agak terkejut. “Dia tutor anda dan mantan pacar?”tanya Ashiya. Nakao yang mendengar agak sedih.
“Apakah anda masih mencintainya?”tanya Kayashima tiba-tiba.
“Tidak, aku tidak pernah benar-benar berpikir tentang itu”jawab Nanba.
“Tapi….dia pengecualian….aku dulu suka dia dengan segenap hatiku”tambah Nanba.
Nakao pun hatinya hancur mendengar kenyataan itu, Ashiya pun menoleh ke arah Nakao.
“Mizuki, mari kita mandi bersama setelah kita kembali”ajak Nakatsu.
“Nah, aku akan mengambil satu nanti”jawab Ashiya.
“Apa? Kau tidak menyenangkan”ujar Nakatsu. Tanpa mereka ketahui Nakao menangis dan tiba-tiba ponsel Nakatsu berbunyi.
“Aku akan pergi dulu”ujar Nakatsu pamit.
Nakatsu pun membuka isi sms, ternyata itu sms dari Komari yang berbunyi,”Nakatsu-san, bagaimana kabarmu –Komari”. Nakatsu pun teringat saat Komari minta tukeran alamat email.
“Ini semakin rumit”seru Kayashima memecahkan lamunan Nakatsu.
“Oh?”seru Nakatsu kaget dan menengok ke arah datangnya suara.
“Dalam jangka waktu ‘Ainori’ (Love Bus), itu akan digambarkan sebagai tirai yang memperkenalkan peristiwa”jelas Kayashima.
“Jadi kau juga menonton Ainori ya?”tanya Nakatsu balik. Kayashima pun tersenyum.
Lalu ada penjelasan dengan 8 gambar 4 cowok diatas (Nanba, Nakao, Nakatsu dan Sano) lalu dibawahnya ada 4 gambar cewek berurutan ( Kanako, Komari, Hibari, dan Ashiya), gambar ini bernama “Cinta Striker” (Nakatsu menargetkan Ashiya). Tapi ada Komari yang ada di pelanggaran berat. Lalu Ashiya siswa pindahan dari Luar Negeri lebih condong ke arah Sano. Sejauh ini kita masih belum dapat memberitahukan apakah ia cinta atau tidak. Selain itu, idola sekolah Nakao secara dalam mencintai Nanba. Tapi ia gelisah karena awalnya Nanba suka wanita yang lebih tua (Kanako). *Love Bus yang aneh muhaha*.
Di tempat pemandian air panas, Nakatsu yang berpikir mengenai ‘Love Bus’ berseru,”Tunggu sebentar. Bagaimana bisa panah ku menunjuk ke arah Mizuki?”tanya Nakatsu pada Kayashima.
“Bukan”jawab Kayashima.
“Jadi kamu orang semacam itu”tuding salah satu teman mereka yang tiba-tiba datang (siswa dari asrama 1).
“Aku sudah merasakan sesuatu”tambah teman yang lainnya.
“Tapi, aku juga ingin tahu tentang kisah awal yang fresh Nanba senpai”tanya teman yang pertama tadi.
“Sepertinya mantan kekasih yang tak terlupakan”jawab Kashiyama.
“Benarkah. Nakao harus panik”seru teman kedua.
“Tapi apa yang paling mengejutkan. Ini tentang Ashiya dan Sano”ujar teman pertama (orang yang menginjak kaki Mizuki saat pertandingan marathon di Episode 1-gomenasai lupa namanya).
“Ashiya bisa benar-benar suka Sano”tambah teman kedua.
“Hei! Aku tidak akan mendengarkan lagi!. Sekarang kalau dipikir-pikir itu. Mengapa kalian semua ramai di sini?”seru Nakatsu melihat kolam pemandaian sudah penuh bejubel dengan teman-temannya dari asrama 1 dan 3.
“Karena kita kesepian. Kami juga ingin pergi ke pantai”jawab satu dari mereka.
“Kami akan bekerja denganmu mulai besok?”tambah yang lainnya.
“Rencana yang bagus!”seru Nakatsu.
Sementara itu di kolam pemandian wanita, Ashiya memikirkan Sano,”Apakah dia sudah tidur?”pikir Ashiya.Lalu Ashiya keluar dari kolam pemandian begitu selesai, saat ia membuka pintu ternyata ada ibu Nanba. Ibu Nanba pun kaget begitu pula Ashiya sampai handuknya terjatuh muhaha. Ibu Nanba pun makin kaget.
“Apa yang terjadi?”guman ibu Nanba lirih.
Ashiya dan ibu Nanba pun mandi di pemandaian wanita bersama.
“Aku tidak bisa percaya kau seorang gadis”ujar ibu Nanba.
“Ummm. Dapatkah anda menyimpan rahaisa ini untuk saya”pinta Ashiya.
“Meskipun kau menimbulkan kerugian terhadap anak yang mengidolakanmu. Seorang gadis biasanya tidak mendaftarkan diri di sekolah anak laki-laki, kan?ujar ibu Nanba.
“Eh,… bagaimana anda tahu tentang hal itu?”tanya Ashiya.
“Aku mendengarnya dari Hokuto”jawab ibu Nanba.
“Hokuto?”tanya Ashiya.
“Umeda Hokuto. Dokter sekolahmu, juga adikku”jelas ibu Nanba.
“Adik laki-laki anda”tanya Ashiya lagi.
“Benar. Dia adikku…juga orang gay….ini agak rumit…”jawab ibu Nanba.
“Jadi dengan kata lain….Dr. Umeda dan senpai Nanba adalah…..”seru Ashiya namun terpotong.
“Hubungannya paman dan keponakan”jelas ibu Nanba (beda 100 kuadrat muhaha).
“Eh”seru Ashiya kaget.
“Lupakan tentang itu. Apa yang akan kau lakukan? Kamu berbohong dan masih akan bersama mereka beberapa hari”tanya ibu Nanba.
“Tapi, setidaknya sampai Sano dapat melompat lagi”jawab Ashiya.
“Kau benar-benar mencintai orang ini?”tanya ibu Nanba.
“Bukan itu….”jawab Ashiya malu.
“Ini akan sulit untuk ditangani”ujar ibu Nanba. Ashiya pun menenggelamkan kepala ke kolam karena malu.
Di gym tempat latihan tim lompat tinggi, Sano dan kawan-kawan berlatih . Sano berlatih mengencangkan otot kaki dengan alat olahraga seperti sepeda (namanya apa ya muhaha). Dr. Umeda pun mengawasinya dan mencatat kecepatannya.
“Kita membuat kemajuan yang sedikit ..Sano”ujar dr. Umeda. Kawan-kawan Sano yang lain pun menoleh ke arahnya. Namun Sano hanya diam saja.
Di penginapan milik ibu Nanba, Ashiya membantu ibu Nanba mengangkat barang-barang.
“Ashiya, letakkan di atas sana”ujar ibu Nanba.
“Semuanya, aku tahu kita sibuk namun kita harus mencoba untuk tetap semangat”seru ibu Nanba memberi semangat.
“Ya”jawab semuanya.
“Mizuki, mari kita pergi”ajak Nakatsu lalu melemparkan mainan pistol-pistolan air. Ashiya pun manangkapnya. Dan mereka pun berlari pergi.
“Hei, tunggu sebentar”seru teman-teman asrama satu yang menyusul mereka.
“Kami akan, beralih dengan kalian setelah seminggu!”jawab Nakatsu.
“Kita semua akan hilang setelah semingu!”seru teman yang tadi.
“Kau benar-benar ingin bermain dengan Ashiya yang buruk, ya?”tambah teman yang lain.
“Itu tidak benar”protes Nakatsu.
“Kalian kembali bekerja! Kembali bekerja”seru Nakatsu seraya menyemprot mereka dengan pistolan air yang ditangannya.
“OK”jawab mereka.
Nakatsu dan kawan-kawan pun bergegas pergi dan teman-teman mereka yang baru datang harus bekerja muhaha.
“Hei, kalian perlu….mencuci piring, membersihkan kamar mandi, mengirim selebaran, belanja, melayani pelanggan, memotong kayu…hal itu banyak menunngu kalian untuk dikerjakan”seru ibu Nanba.
Nankatsu, Ashiya, Nakao dan Kayashima asyik bermain di tepi pantai dengan pemandangan cewek-cewek cantik berbikini muhaha.
“Pantai. Bikini”seru Nakatsu.
“Aku tidak bisa menunggu”lanjut Nakatsu.
“Hei, Mizuki, mana baju renangmu?”tanya Nakatsu saat melihat Ashiya memakai baju lengkap.
“Eh? Aku tidak membawa……”jawab Ashiya.
“Orang-orang biasanya lupa untuk membawanya”tambah Nakao.
“Maka kau harus pergi membelinya”seru Nakatsu.
Ashiya pun hanya diam lalu bergegas pergi meninggalkan mereka.
“Aku tidak bisa membayangkan pakaian renang apa yang cocok untuk Mizuki?”tanya Kayashima.
“Kamu benar…..”ucap Nakatsu lalu ia mulai berpikir pakaian renang yang cocok untuk Ashiya.
“Satu yang cocok dan terbaik untuk Mizuki adalah…..”lanjut Nakatsu lalu ia membayangkan Mizuki memakai baju renang cewek berbikini bunga-bunga warna pink muhaha.
Tiba-tiba Nakatsu mimisan. “Hmmm..yang mana?”pikir Nakatsu.
Tiba-tiba ada yang menyela,”Oh! Bukankah kalian kelompok idiot?”. Semua orang pun menoleh ke arah datangnya suara.
“Kagurazaka!”seru Ashiya.
“Hei, siapa yang kau panggil idiot?”protes Nakatsu lalu menghampiri Kagurazaka.
“Aku berbicara dengan orang idiot yang berekspresi mimisan dan kusam”jawab Kagurazaka.
“Mimisan?”tanya Nakatsu, lalu ia mengecek hidungnya. Ia pun kaget saat melihat darah ditangannya.
Ia pun beralasan karena panas.
“Itu adalah….karena matahari yang terlalu panas”ujar Nakatsu seraya mengahalangi panas dengan tangannya (memang bener ya? gara-gara panas bisa mimisan? Dulu waktu kecil ari dan adik juga suka gitu kalau kepanasan mimisan, kadang malam-malam tahu-tahu bantal sudah penuh dengan darah muhaha). Kagurazaka pun menghampiri Ashiya.
“Sano mana?Apakah dia berjalan-jalan dengan anjingnya lagi?”tanya Kagurazaka.
“Tidak”jawab Ashiya.
“Sano….pergi ke kamp pelatihan tim lompat tinggi”jawab Nakatsu.
“Oh yeah. Jadi dia ahkirnya mulai”ucap Kagurazaka.
“Jangan mencoba menganggu Sano”seru Ashiya seraya menodongkan pistol airnya.
“Aku tidak akan”jawab Kagurazaka seraya menghempaskan pistol air yang ditodongkan Ashiya.
“Aku bisa mengalahkan dia dengan mata tertutup”seru Kagurazaka.
“Ah~ kau membuatku jengkel. Sebelum Sano dapat mengalahkanmu, biarkan aku mengurusmu dulu”seru Nakatsu.
“Jika kau mencoba untuk menjadi lucu, maka mimisan sudah cukup. Kau hanya orang yang tak berbakat”ejek Kagurazaka.
“Kau dapat mengejek Nakatsu seperti itu...Tapi jangan mencoba untuk mengolo-olok sekolah kami” omel Nakao, sementara Nakatsu diam melongo.
“Lalu bagaimana dengan perlombaan? SMU Toukyo dan SMU Osaka , Manakah yang lebih ganteng”tantang Kagurazaka.
Hahahaha Nakatsu tertawa mengejek,”Apa yang dapat kau lakukan sendiri?”tanya Nakatsu.
“Siapa yang bilang aku sendiri?”jawab Kagurazaka enteng. Lalu Kagurazaka mulai memanggil-manggil teman-temannya.
“Bob-Chan!”teriak Kagurzaka (lucu manggilnya) lalu diiringi siulan keras.
Lalu secepat kilat teman-teman Kagurazaka datang (bule semua?).
“Siswa SMU Toukyo yang keren dan tinggi”ujar Kagurazaka.
“Kau bohong! Mereka tidak mungkin bisa tinggi!”protes Nakatsu.
“Tidak masalah”ujar Bob chan.
“Wow~ lihat kepribadiannya yang kuat “seru Nakatsu.
“Dia punya bulu dada yang tebal”tambah Nakao, yang melihat Bob chan mencabuti buku dadanya.
“Kau benar”ucap Nakatsu.
“Apa yang salah? Ah~ Tanpa sano, kau tidak memiliki keyakinan apapun?”ejek Kagurazaka.
“Hah?”protes Nakatsu.
“Dia benar”ucap Ashiya seraya menarik Nakatsu yang mendekat ke arah Kagurazaka.
“Kita tidak memiliki kesempatan tanpa Sano”jelas Ashiya.
“Tantangan ini…..Aku terima”seru Nakatsu mantap.
“Nakatsu”seru Ashiya.
Di tepi pantai lain Nanba menunggu Kanako, mantan pacarnya dulu.
“Sudah menunggu lama?”tanya Kanoka yang menghampiri Nanba.
“Ini telah lama berlalu, karena kita bisa kembali bersama seperti ini”jawab Nanba. Lalu mereka jalan di pinggir pantai berdua.
“Oh yeah?”ucap Kanako.
“Minami sudah 3 tahun disekolah SMU”ujar Kanako.
“Kau lima tahun lebih tua dariku, sehingga membuat Kanako…”ujar Nanba namun terhenti.
“Jika kau teruskan…. Aku akan marah”ucap Kanako.
“Kau menghindariku… karena aku menghilang tiba-tiba”tanya Kanako.
“Aku tidak tertarik pada masa lalu. Sekarang ini lebih kritis”jawab Nanba.
“Ah~ Kau ingin menonton film horor, kan? Pembuat film favoritmu telah mengeluarkan film baru, Jika kau ingin…..”ujar Nanba namun terhenti.
“Aku minta maaf…aku akan menikah”ujar Kanako.
“Eh”ucap Nanba kaget.
Di penginapan Nakatsu tampak lesu.
“Ah~ apa yang harus dilakukan?”guman Nakatsu.
“Apa yang salah, Nakatsu?”tanya teman yang menghampirinya.
“Apa, kau tidak memiliki rencana?”tanya Ashiya.
“Bagaimana denganmu, Mizuki?”tanya Nakatsu balik.
“Kayashima, kali ini kau harus membantuku”pinta Nakatsu seraya menghampiri Kayashima.
“Aku tidak bisa”jawab Kayashima.
Lalu tiba-tiba Nanba masuk ke penginapan dengan lesu.
“Kepala asrama, kepala asrama”panggil Nakatsu.
“Sebenarnya, SMU Toukyo menantang SMU Osaka”jelas Nakatsu.
“Hei…..”ucap Nanba.
“Jangan hanya hei…..senpai, kau tidak memiliki kebanggan menjadi siswa SMU Osaka?”tanya Nakatsu.
“Tidak”jawab Nanba lalu melangkah pergi.
“Tunggu sebentar”pinta Nakatsu.
“Salah satu lawan adalah orang asing dengan rambut dada tebal. Ini bukan hanya tentang SMU Toukyo melawan SMU Osaka. Aku tidak berlebihan ketika aku mengatakan ini adalah pertikaian terintegrasi hottie”bujuk Nakatsu.
“Kau melebih-lebihkan”ujar Kayashima pada Nakatsu.
“Pergi, meminta orang lain untuk membantu…. Oke”ucap Nanba lalu melangkah pergi.
Nakao tampak sedih sepertinya dia tahu alasannya. “Apa, apa yang salah dengan dia?”guman Nakatsu.
“Tapi, siapa lagi yang bisa kita minta tolong?”tanya Kayashima.
“Showdown terpadu”seru seseorang. Semua orang pun berpikir tentang datangnya suara itu.
“Kita tidak bisa begitu saja mengabaikan apa yang kita dengar”seru orang tadi. Nakatsu dkk pun menoleh ke arah datangnya suara.
Ternyata yang datang adalah kepala asrama 1 dan 3,Masao dan Tennouji.
“Sekarang giliran kami untuk tampil”ujar Masoa.
“Bagaimana bisa kalian berada di sini, juga?”protes Nakatsu.
Di pelatihan kamp. Sano dan Sekime selesai dari gym.
“Bagaimana bisa pergi ke pelatihan ini?”tanya Sekime.
“Aku lelah hanya mencoba untuk mendapatkan kembali kekuatanku”jawab Sano.
“Tapi aku senang Sano memutuskan untuk kembali. Dari yang aku lihat satu dengan bakat harus bekerja lebih keras. Sejak kedatangan Ashiya. Sano telah berubah”ujar Sekime.
“Mungkin”jawab Sano. Sekime pun tersenyum.
Di sebuah kedai Hibari dkk, makan okonomiyaki.
Komari diam-diam mengirim email ke Nakatsu yang berbunyi,”Nakatsu-san, maaf jika aku menganggumu, kau harus sibuk dengan kegiatan ekstrakurikulermu,silahkan lalukan yang terbaik-Komari”. Namun tiba-tiba Hibari merebut Hp Komari dan mengirim pesan yang ditulis Komari.
“Komari-san, bahkan jika kau memiliki alamat email kekasihmu. Kau tidak perlu mengirim terlalu banyak pesan . itu aturan”pesan Hibari.
“Oke…”jawab Komari.
“Tapi, orang yang unggul sepertiku masih bisa mengirim pesan ke orang yang kucintai, tanpa mengetahui alamatnya”ujar Hibari bangga (caranya bagaimana ntu? Muhaha).
“Eh?”tanya teman-teman lainnya bingung.
“Hibari-sama memiliki kencan virtual dengan Sano-sama. Ini juga disebut ‘Air Date’l”celetuk Juri personil Hibari Four lainnya.
“Air Date?”tanya Komari.
“Apakah kau ingin pergi ke suatu tempat? Dia mengirim pesan seperti itu”jawab Juri.
“Sano-sama akan mengirim balasan meminta dia untuk kencan”tambah Kanna.
“Lalu ia akan mengirim pesan,’saya ingin ke sebuah taman hiburan’”lanjut Erika.
“Dia akan mendapatkan balasan ‘OK’ dari dia”tambah Juri.
“Eh, saya tidak mendapatkannya”jawab Komari.
“Diam! Komari”seru personil Hibari secara serempak (kasian banget ni Komari).
Di penginapan ibu nya Nanba, Nakatsu membuka email dari Komari, ,”Nakatsu-san, maaf jika aku menganggumu, kau harus sibuk dengan kegiatan ekstrakurikulermu,silahkan lalukan yang terbaik-Komari”. Tiba-tiba Nakatsu dikejutkan dengan kedatangan Ashiya.
“Hei, Nakatsu”seru Ashiya tiba-tiba. Nakatsu pun kaget, ia pun menoleh ke sumber suara.
“Oh. A-apa itu?”tanya Nakatsu.
“Apakah kau tahu alamat email Sano?”tanya Ashiya, seraya menghampiri Nakatsu.
“Aku tahu alamat lama, tapi dia mengganti teleponnya”jawab Nakatsu.
“Yeah”ucap Ashiya.
“Mengapa kau mencari Sano?”tanya Nakatsu.
“Tidak apa-apa”jawab Ashiya.
“Yeah”ucap Nakatsu.
“Tapi aku senang Sano, dia memiliki motivasi untuk bergabung dengan kamp latihan”ujar Nakatsu lalu duduk di tangga depan penginapan. Ashiya pun menyusulnya duduk disamping Nakatsu.
“Oh. Aku benar-benar senang”ucap Ashiya. Nakatsu menoleh sebentar ke arah Ashiya.
“Besok, kita tidak akan kalah”ujar Nakatsu.
“Hmmm”ucap Ashiya.
“Meskipun Sano tidak ada di sini, kita masih bisa mengalahkan SMU Toukyo”jawab Nakatsu lalu bergegas pergi. Ashiya pun tersenyum.
Sementara itu di gym kamp latihan Sano giat berlatih merenggangkan otot-otot kaki dan tangan menggunakan alat-alat olahraga yang berada di gym.
Keesokan harinya, di Pantai, murid Osaka gakuen sudah bersiap utk melawan SMU Tokyo.
Peserta pertama adalah Ashiya Mizuki vs Jack Johnson. Isi perlombaan adalah cepat-cepatan untuk merebut bendera merah di dalam pantai.
Ashiya mulai stress memikirkan ia akan berenang basah kuyup, itu artinya identitasnya bisa ketahuan. Ia berfikir cukup lama sehingga membuat Kagurazaka kesal. Nakao pun memaksa melepas pakaian Ashiya. Di saat-saat genting itulah meuncul Io-san/ibunya nanba senpai melemparkan pakaian renang pria untuk Ashiya. Ashiya pun tersenyum bahagia karena mendapatkan pakaian tersebut.
Pertandingan pun dimulai. Dan pemenangnya adalah….Jonhson…
Kagurazaka tersenyum bahagia begitu juga murid SMU Tokyo lainnya.Pertandingan kedua adalah lomba makan paling banyak dan paling cepat…dan wakil dari Osaka gakuen adalah Oscar. Ketika waktunya habis, masing peserta lomba pingsan karena kekenyangan…dan dimenangkan oleh Oscar. Ini berarti hasil pertandingan imbang 1:1.
Pertandingan berikutnya adalah tebak nada. Dan Nakao menjadi wakil dari Osaka gakuen. Dan pemenangnya adalah SMU Tokyo.
Di camp latihan Sano berlatih dengan serius. Teman-teman tim masih belum menerima keberadaan Sano, mereka protes kenapa Sano bisa masuk dan keluar tim dengan mudah. Umeda bingung, akhirnya ia pun meminta syarat apa yang perlu dilakukan Sano agar diterima dalam tim. Anggota ingin memastikan Sano memiliki kualitas yang setara untuk pertandingan distrik. Sekime berusaha membela Sano, tanpa diketahuinya, Sano sudah berdiri di belakang dan menyanggupi syarat tersebut. Anggota pun tersenyum mendengarnya.
Di pantai, anak-anak memulai pertandingan baru yaitu sumo, dan wakil dari Osaka adalah Tenouji. Setelah melewati perjuangan panjang akhirnya Tenouji menang walaupun dengan wajah babak belur dan hasil pertandingan sementara 2:2.
Pertandingan berikutnya adalah menjaga keseimbangan tubuh, wakil dari SMU Tokyo adalah Kagurazaka, sedang Nakatsu mewakili SMU Osaka. Dan hasil pertandingannya seri.
Oleh karena itu, Kagurazaka menantang sekali lagi pertandingan dan barang siapa yang kalah maka ia pulang dengan telanjang.
Ashiya menjerit begitu mendengarnya dan memandang kesal ke arah Nakatsu, Nakatsu berteriak dengan semangat menyambut pertandingan besok.
Malam harinya, anak-anak menyiapkan tempat tidur. Mereka pun sibuk memikirkan bagaimana cara menang di pertandingan besok.
Nanba sedang duduk termenung di dapur di temani Nakao.
“Apakah kau masih memikirkan mantan kekasihmu?”seru Nakao.
“Memangnya kenapa? Dia akan segera menikah dengan bosnya. Aku tidak terima, ia hanya bos, dia mungkin terpesona karena perhatian kecilnya atau kekayaannya. Itulah kenapa aku ingin merebutnya kembali”seru Nanba.
“Apakah itu membuatnya bahagia? Kebahagiaanya atau kebahagiaanmu, mana yang lebih penting buatmu, senpai?”seru Nakao kemudian pergi. Nanba memandangi Nakao, sementara dari tempat lain Ashiya menguping percakapan mereka. Nakao berpapasan dengan Ashiya di pintu. Akhirnya mereka berbicara di tepi pantai.
“Kenapa? Apakah kamu datang untuk menertawakan aku?”seru Nakao.
“Tentu saja tidak”seru Ashiya seraya duduk di sebelah Nakao.
“Aku.. kata-kataku sangat ketus dan asal bicara, itulah kenapa aku terisolasi. Namun nanba senpai mengizinkan aku berada disisinya. Aku ingin menjadi seperti dirinya. Aku hanya ingin memujanya.
"Tapi setelah aku tahu lebih banyak tentang dia, sedikit demi sedikit terasa sakit, terlalu berlebihan kan?”seru Nakao.
“Tidak juga, tidak apa-apa mengekspresikan perasaanmu”seru Ashiya.
“Aku cukup bahagia hanya dengan berada disampingnya. Jika aku bisa melihat senyumannya, bagiku itu cukup. Apakah itu berlebihan?”
“Ah, aku rasa aku mengerti, walaupun kita tidak bisa bilang cinta atau tidak, bagiku cukup tertarik hanya dengan melihat senyumannya”seru Ashiya.
“Aku rasa itu cinta”seru Nakao. Mereka berdua pun memandangi bintang di langit.
Di ruangan fitness camp, Sano berlatih dengan serius, lalu datanglah Sekime.
“Aku bisa bilang pada anggota lainnya jika kamu izinkan”seru Sekime.
“Tidak apa-apa”seru Sano masih terus berlatih.
Sekime menekan no hp seseorang dan memberikannya ke Sano, “Aku sedang menghubungi anak-anak yang dipantai, bicaralah, aku tidak tahu harus bicara apalagi padamu”serunya sambil menyodorkan Hp. Kemudian pergi meninggalkan Sano sendirian.
Sano menelepon ke penginapan yang mengangkat Io-san/ ibu Nanba senpai, Sano pun meminta disambungkan kepada Ashiya Mizuki. Namun Ashiya sudah tidur, sehingga Sano membatalkan niatnya. Ia kembali berlatih.
Keesokan harinya, Ashiya dan Nakatsu sedang mencari gadis untuk lomba mereka, namun tiba-tiba ibu Nanba memanggil Ashiya, mereka pun berlari menghampiri ibunya Nanba. Ibu Nanba mengatakan kalau tadi malam Sano menelepon.
“Ah..untukku?”seru Ashiya. "Lalu,,apa,,,apa,,,apa,,apa,,,”rengek Ashiya. Ibunya Nanba hanya tersenyum. Ia menyerahkan nomor yang bisa dihubungi oleh Ashiya. Ashiya pun merebutnya kemudian berlari ke arah telpon. Ibu Nanba tersenyum melihat ulah Ashiya.
Ashiya menghubungi camp, dr. Umeda menerimanya, Ashiya pun bercerita kalau Sano meneleponnya.
Di tepi pantai, Kanako mantan pacar Nanba sedang berdiri memandangi laut luas. Nanba mendekatinya sehingga Kanako berbalik memandang Nanba. Nanba mengatakan 3 tahun lalu saat Kanako meninggalkannya, Nanba sangat membencinya, namun saat ini ia berterimakasih pada Kanako, berkatnya ia berada di SMU di tengah-tengah anak-anak bodoh. Nanba berharap suami Kanako akan menjaga dan menyayanginya. Lalu Nanba mengucapkan selamat dan memberinya bunga. Kanako mengucapkan terimakasih. Kemudian Nanba pergi meninggalkan Kanako diiringi senyum dan tetesan air mata Kanako.
Nanba yang berjalan dengan gontai, tersenyum begitu melihat Nakao di depannya, “aku rasa Nakatsu kesulitan mendapatkan gadis-gadis”seru Nakao sambil berlari mendekati Nanba.
Pertandingan pun dimulai, Kagurazaka menantang Nakatsu menunjukkan gadis yang berhasil didapat, Kagurazaka memanggil teman-temannya, dan mereka pun sukses menggaet 10 gadis. Nakatsu tidak mau kalah ia memanggil Tenouji. Dan Tenouji berhasil membawa 1 wanita nenek pula..hahahaha…Nakatsu merasa tidak enak, Kagurazaka tersenyum, Nakatsu mengandalkan Oscar, tapi Oscar tidak dapat seorang gadis pun. Nakatsu menanyakan Ashiya, namun mereka bilang Ashiya sudah mengepak pakaian dan pulang. Nakatsu kesal.
Ashiya berdiri di rel menunggu kereta datang, ia teringat percakapannya dengan dr. Umeda di telepon, “Sano ingin keluar, karena teman-temannya tidak bisa menerimanya".
Di pantai, Nakatsu kebingungan, Kagurazaka memanas-manasii Nakatsu untuk pulang telanjang, Nakatsu hanya diam saja, lalu terdengarlah suara yel-yel, tampak dari kejauhan Nanba dan Masao membawa beberapa gadis, Nakatsu dan lainnya ikut menyanyikan yel-yel.
Begitu mereka mendekat, Nakatsu langsung memeluk Nanba. Nanba pun maju menghadapi Kagurazaka, sehingga Kagurazaka kesal.
Nakatsu menangih janji Kagurazaka untuk pulang telanjang. Team SMU Tokyo pun pulang dengan telanjang tapi ditutupi dengan papan, Nakatsu dkk pun tertawa melihatnya.
Nanba dan yang lainnya bersenang-senang, Nakatsu justru memikirkan Ashiya, sementara itu Ashiya sudah berada di kereta. Ashiya teringat kata-kata Nakao.
Di camp, Sano mencoba melompati papan lintasan lagi, dan masih gagal. Ia terdiam di depan papan, para anggota memandanginya. Ashiya berlari memasuki camp.
Sano mencoba lagi untuk terakhir kalinya, Sekime melihat Ashiya, ia pun bergumam sehingga dr. Umeda memandang ke arah Ashiya. Ashiya pun berdoa agar Sano berhasil melompat, "Lompat"guman Ashiya. Sano memejamkan matanya, dan ia bersiap untuk lompat.
Dan akhirnya Alhamdulillah bisa lolos, namun papan lintasan jatuh sehingga Sano masih dibilang gagal. Para anggota tertawa, mereka pun meminta Sano untuk keluar.
Sano membungkuk, memohon kepada mereka, “tolong, izinkan aku mencoba sekali lagi”.
Sekime, Ashiya, dan dr. Umeda sedih melihatnya, Sekime mendekati Sano, menyuruhnya bangkit. Para anggota pergi berlalu, Sekime mengejar mereka, ia memohon kepada teman-temannya, namun teman-temannya sudah terlanjur kesal dengan Sano, mereka memandang Sano, tapi alangkah kagetnya mereka, Sano sedang bersujud kepada mereka, “Aku tahu ini kesalahanku, tolong”serunya.
“Setelah kalian melihatnya seperti ini, apakah kalian masih tidak peduli?"seru Sekime pada teman-temannya. Dan akhirnya mereka mau menerima Sano. Sekime mendekati Sano, mengajaknya berdiri dan meminta Sano berlatih lebih giat lagi. Sekime memandang ke arah Ashiya, Sano juga memandang Ashiya dengan wajah pilu.
ditulis oleh: Saa RF dan Ari RF
gambar oleh Ari RF
di terbitkan oleh Pelangi Drama
Pesan: tolong jangan di copas dan jangan hotlink gambar, bantulah PD untuk terus berkarya...kami berkarya tanpa dibayar, dan kami pun tidak menuntut apapun darikalian, gunakan hati nurani kalian untuk menghargai kerja keras kami...sankyu ^_^
Pendapat Saa:
memang sulit mendapatkan maaf dari orang lain, apalagi mendapat pengakuan dari orang lain yang pernah kita kecewakan. Tapi apa yang dilakukan Sano mengajarkan kita, sehebat apapun kita dulu, se superior apapun kita dulu, saat memang kita merasa melakukan kesalahan, minta maaf dan akui kalo itu memang salah kita. Lakukan dengan tulus dengan niat memperbaiki diri di kemudian hari. InsyaAllah orang-orang akan memaafkan kita, menerima kita kembali, dan mendukung kita lagi...^^ JANGAN PERNAH BERFIKIR KAU MAHLUK SEMPURNA YANG TAK PERNAH SALAH.
RF Says : Hikmah untuk episode ini memaafkan, sangat berhubungan dengan masalah HOTLINK GAMBAR ,mencoba memaafkan tapi hati ini menerimanya tak semudah mengucapkan hahaha, tolong sekali bagi copaster yang masih punya hati dan perasaan jangan mencuri dan menambah beban bagi orang lain, bersikaplah jujur mulai dari yang sepele dan kecil, karena dari hal-hal kecil engkau akan jadi besar, berhubung dengan masalah ini mungkin untuk sinopsis khususnya Hana Kimi mulai dari beberapa episode ke depan akan tertunda alias akan lebih dulu tayang di tv, dikarenakan oleh beberapa hal, jadi mohon maaf jika untuk beberapa saat sinopsis ini mandek, semoga praduga ini salah. Semoga mood penulis terjaga amin! Bang!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
0 comments:
Post a Comment