Do you like this story?
Rekap? sinopsis? hadeuh... episode ini agak susah disingkat, karena porsi pemeran utama gede banget....
Episode kali ini aku mau bersikap adil pada dr. Yoon Pil Joo biar lebih banyak tampil. Lagipula dia banyak pasang tampang super duper cutenya, hihi.... CSW nya diistirahatin dulu sampe kumisnya numbuh lagi, hihi.
Episode kali ini aku mau bersikap adil pada dr. Yoon Pil Joo biar lebih banyak tampil. Lagipula dia banyak pasang tampang super duper cutenya, hihi.... CSW nya diistirahatin dulu sampe kumisnya numbuh lagi, hihi.
“I'll shave it because of you….only because of you..”
Episode 5
PD Kim, produsernya kuis Couple Making sekaligus sunbaenya Pil Joo heran pada Pil Joo yang menolak undangan Se Ri dan memilih pergi dengannya untuk survey lokasi di pinggiran kota. Di tengah jalan, Pil Joo melihat spanduk penampilan Ae Jung di sebuah klub malam, ia pun langsung mendatangi tempat itu. Namun tak bisa menemuinya karena Ae Jung batal tampil dan telah pergi.
Sementara itu Ae Jung akhirnya bangun, ia bingung saat melihat ke sekeliling tak mengenali tempat itu, ia pun keluar dari mobil. Di bawah kelopak sakura yang berguguran, Ae Jung mendekati sosok pria yang membelakanginya. Ae Jung terkejut saat pria itu berbalik.
Dokko Jin yakin kalau kini Ae Jung pasti merasa sedang bermimpi berada di tempat seindah itu bersamanya. Ae Jung memang bingung, ia ada di sana padahal seharusnya ada di klub untuk tampil.Sementara itu Ae Jung akhirnya bangun, ia bingung saat melihat ke sekeliling tak mengenali tempat itu, ia pun keluar dari mobil. Di bawah kelopak sakura yang berguguran, Ae Jung mendekati sosok pria yang membelakanginya. Ae Jung terkejut saat pria itu berbalik.
“Rencana tampil di ultah ke 10 debutmukau tersedak kimbap saat menunggunya?.... aku membayarnya”.
“Kenapa?”.
Dokko Jin mengaku awalnya ia ingin melihat keadaan Ae Jung yang menyedihkan, tapi kemudian dia merasa marah karena tak suka melihat Ae Jung mengalaminya.
“Kenapa?”.
“Aku juga tak mempercayainya, jadi kau pun pasti takkan mengerti. Hanya ada satu jawaban yang mungkin, menurutmu apa itu?”.
“Dokko Jin, mungkinkah kau…..menyukaiku?”tanya Ae Jung tak yakin.
“Ding dong!!”.
“Kau sungguh menyukaiku?”.
“Ya betul….itu sebabnya aku malu pada diriku sendiri” hwa, dasar Dokko Jin nyebelin, merusak suasana romantis tiba-tiba.
Menjawab keheranan PD. Kim, Pil Joo mengaku tak bertemu wanita yang dicarinya karena berselisih jalan. Pil Joo kembali mengingat saat ia keluar dari klub malam untuk mencari Ae Jung. Saat ingin meneleponnya ia justru melihat Ae Jung sedang tertidur di dalam mobil yang di kemudikan Dokko Jin. Pil Joo menghela nafas.
PD. Kim penasaran pada wanita yang di maksud Pil Joo karena terlihat gurat kekecewaan di wajah Pil Joo. Pil Joo tak menjawab, matanya menatap poster Dokko Jin yang terpampang di SPBU, dan menanyakannya pada PD Kim. PD Kim memberitahunya soal Dokko Jin aktor terkenal yang kencan dengan Se Ri.
Dokko Jin mencondongkan badannya seolah akan mencium Ae Jung, tapi ternyata ia hanya membuang kelopak sakura yang menempel di bahu Ae Jung.
“Kau baru saja mengaku menyukaiku?”tanya Ae Jung yang masih tak percaya.
“Bukan pengakuan, tapi pernyataan…. Kau selalu hadir di depanku, aku selalu memikirkanmu…“.
Untuk meyakinkan bahwa ia jujur, Dokko Jin mencoba menunjukkannya lewat angka di monitor jantungnya. Saat Ae Jung mempertanyakan kemungkinan alat itu rusak, Dokko Jin meyakinkan dengan cara lain, menempelkan kepala Ae Jung ke dadanya agar Ae Jung dapat mendengar debaran jantungannya.
Dokko Jin ingin tahu pendapat Ae Jung, “Apa kau merasa tersanjung dan berterimakasih? Kau sampai tak bisa bicara. Apa kau berdebar hingga tak mampu bicara?”.
“Aku tersanjung dan berterimakasih, tapi aku tak berdebar……………”
Dokko Jin menyangka Ae Jung mengulur agar tak terkesan gampangan, tapi Ae Jung mencoba meyakinkan (membalik kata-kata Dokko Jin tadi): “Hanya ada satu jawaban yang mungkin, menurutmu apa itu?................................aku tak menyukai Dokko Jin, maafkan aku”.
Dokko Jin kecewa dan meradang, ia menuduh Ae Jung linglung atau belum sepenuhnya bangun. Taman bermain yang sudah lewat jam tutupnya masih menyalakan lampu hanya karena ia Dokko Jin sang aktor Korea terbaik memintanya. Berani-beraninya Goo Ae Jung merusak mimpi yang dibuat Dokko Jin untuknya.
Ae Jung menjawab, justru karena itu mimpi maka ia harus segera bangun. Ia tak suka berandai-andai, ia ingin mereka pergi dan lampunya segera di matikan, lalu berpura-pura tidak mengingat mimpi itu agar Dokko Jin tak merasa malu. Sepeninggal Ae Jung, Dokko Jin memegang dadanya yang masih berdebar.
Meninggalkan Dokko Jin, Ae Jung berniat pulang dengan mobilnya saat tiba-tiba sebuah van putih memotong jalannya. Mencoba memarahi sang pengemudi, Ae Jung tertegun melihat Dokko Jinlah sang pengemudi van. Dokko Jin menyuruhnya masuk, Ae Jung mencoba menolak, ia ingin segera pulang. Tapi dengan sedikit ancaman, akhirnya Ae Jung ikut juga.
Dokko Jin menghentikan mobilnya di suatu tempat (tempat yang sama yang pernah dipakai Brilliant Legacy). Ia mulai menceritakan kisah tentang Camellia, kisah seorang pria yang singkat kata sempurna namun menyukai seorang gadis ‘bawah standar’. Pria itu mengirim kentang pada sang gadis sebagai hadiah, yang ternyata di tolak. Pria itu membalas menyakiti ayam kesayangan si gadis hingga akhirnya gadis itu memohon ampun di bawah pohon camellia.
Mencontoh dari cerita itu, Dokko Jin berniat untuk mencari ayam (baca=kelemahan) nya Ae Jung dan mengancamnya.
Pil Joo sedang berada di rumahnya, ia mendapat telepon dari Se Ri yang berterimakasih atas kiriman bunganya dan mengundangnya untuk ikut menghandiri fan meetingnya besok. Pil Joo menolak dengan alasan ia butuh istirahat, ia malah menanyakan apa Dokko Jin bersama Se Ri. Setelah mendengar jawaban tidak, Pil Joo menutup teleponnya. Se Ri heran, mengapa Pil Joo menanyakan soal Dokko Jin, sepertinya ia menyangka Pil Joo menyukainya.
Dokko Jin sampai di rumahnya, ia heran saat Ae Jung tak juga turun dari mobilnya. Ae Jung kesal menyangka Dokko Jin mengajaknya ke rumahnya.
“Siapa yang menyuruhmu masuk ke rumahku?? Pulang ke rumahmu sendiri!” wkwkwk.
Ae Jung akhirnya keluar, ia kesal Dokko Jin tak mengantarnya pulang ke rumah, hingga ia salah paham.
Dokko Jin kembali menegaskan mulai dari saat itu ia akan mempersulit hidup Ae Jung, sama seperti kisah Camellia.
Ae Jung tak tahan lagi dengan kelakuan Dokko Jin, ia menganggap Dokko Jin pria aneh (emang xixi). Biasanya pria jika di tolak ia akan ‘ya sudah’ atau ia akan berusaha membuat si gadis berubah pikiran.
Tapi tidak dengan Dokko Jin, ia yang mengklaim sifat pendendamnya setinggi tubuhnya akan melakukan segala cara untuk membuat Ae Jung berdebar, “Aku ada di dekatmu atau tidak, saat kau memikirkanku hatimu akan berdebar-debar!”.
Ae Jung tak takut, terserah Dokko Jin saja mau melakukan apa, ia takkan terpengaruh. Ia bahkan akan memanjakan Dokko Jin seperti anak-anak atas tingkahnya yang kekanak-kanakkan itu. Ae Jungpun mencoba metodenya dengan menepuk-nepuk sayang pantat Dokko Jin!! Wkwkwk.
Dokko Jin menangkap tangan Ae Jung, “Kau pikir aku keponakanmu Ding Dong? Cara mengungkapkan kasih sayang pada anak tujuh tahun dan pria 37 tahun itu berbeda!......Kau tahu bagai mana?. Dokko Jin memberi isyarat dengan kepalanya menunjuk rumahnya. Ae Jung menangkap signal ia harus tidur di sana, iapun menggeleng, sementara Dokko Jin dengan provokatif berusaha terus mendekat pada Ae Jung.
Ae Jung akhirnya berhasil melepaskan diri, sebelum berpisah, Dokko Jin kembali mengeluarkan ancaman camellianya dan terbahak-bahak nggilani.
Masuk ke dalam rumah, Dokko Jin merasa lelah atas apa yang terjadi.
Sementara Ae Jung mencari tahu soal cerita ‘camellia’ lewat ponselnya, dan mulai membayangkannya. Ia kaget sendiri saat menyimpulkan Dokko Jin rela ‘jatuh’ bersamanya.
Esoknya cerita surprise kencan tengah malam Dokko Jin masuk Koran, tapi bedanya justru yang jadi teman kencannya itu Se Ri. Se Ri mendatangi Kepala Moon dan mengaku bukan ia wanita yang di maksud. Kepala Moon tak ambil pusing, setidaknya berita itu bukan rumor soal perpisahan Dokko Jin dan Se Ri.
Se Ri menanyakan kemungkinan Dokko Jin memiliki pacar, tapi Kepala Moon meyakinkan walaupun Dokko Jin punya pacar ia tak mungkin melakukannya demi pacarnya. Wkwkwk, gak da yang percaya Dokko Jin yang mereka kenal kini mulai berubah.
Pil Joo pun melihat berita yang sama, ia terus memikirkan soal berita dengan potongan-potongan kenyataan. Ibu Pil Joo senang kini anaknya tertarik pada gosip selebriti, ia bahkan menyangka Pil Joo dekat dengan Se Ri karena Pil Joo tahu pasti wanita yang bersama Dokko Jin bukan Se Ri.
Ae Hwan juga menatap bingung pada berita di koran… ia mencurigai sesuatu.
Membandingkan Se Ri yang selevel dengan Dokko Jin hingga siapapun akan bilang mereka pasangan cocok, Ae Jung mencoba menanyakan pendapat Jenny jika ia di level yang sekarang yang menjadi pasangan Dokko Jin. Jenny menjawab nilai Dokko Jin akan merosot persis seperti sesuatu yang di buang ke tempat sampah. Ups, Jenny meminta maaf karena secara tak langsung mengnggap Ae Jung ‘tak bernilai’. Ae Jung tak masalah, ia takkan menjadi sampah (karena ia takkan menjadi pasangan Dokko Jin).
Kepala Moon penasaran, ia menanyakan pada Jae Suk soal kemungkinan Dokko Jin sering menemui seseorang akhir-akhir ini, Jae Suk menggeleng cepat. Tepat saat itu Ae Jung lewat, Kepala Moon minta Ae Jung menunggunya di ruangannya untuk mendiskusikan sesuatu.
Ae Jung terkejut saat di ruangan kepala Moon sudah ada Dokko Jin. Sempat bimbang, akhirnya Ae Jung masuk dan duduk berpura-pura tak ada apapun semalam.
Dokko Jin menaruh skrip yang sedang dibacanya, ia menanyakan apa Ae Jung tidur nyenyak semalam, karena ia sendiri tak bisa tidur memikirkan ‘ayam’nya Ae Jung.
Dan kini ia menemukannya, taraaaaa selebaran penampilan Ae Jung di klub malam (kapal-kapalannya Hung Kyu). Rencana pertunjukkan Ae Jung semalam ternyata tanpa sepengetahuan agencynya, dan itu melanggar kontrak. Ae Jung kesal, ia mencoba merebut brosur yang Dokko Jin pegang, tapi kalah cepat Dokko Jin menyelipkannya ke dalam kemejanya. Hampir saja Ae Jung menyentuh dada Dokko Jin. (wkwk, jadi inget adegan di city hall juga dengan dialog yang nyaris sama – “Apa yang kau sentuh?”)
Kini Dokko Jin menyelipkan brosurnya di saku belakang celana, dan memprovokasi Ae Jung untuk mengambilnya. Hampir saja Ae Jung mengambil brosur itu kalau saja Kepala Moon tak masuk.
Setelah memberi penjelasan semalam ia hanya melihat-lihat bunga, Dokko Jin meninggalkan Ae Jung dan kepala Moon. Tapi sebelum pergi Dokko Jin menunjukkan brosurnya, Ae Jung menggeleng memohon, Dokko Jin menggoda Ae Jung seolah dia akan mengadu pada kepala Moon, padahal tidak, ia membuang brosur itu di tempat sampah lalu mengedipkan matanya.
Sebelum mengungkapkan maksudnya, kepala Moon sedikit curhat tentang rumor baru Dokko Jin. Kepala Moon mengaku dulu juga Dokko Jin pernah mengalami rumor serupa saat Se Ri yang naksir Dokko Jin sering terlihat bersamanya dan foto-foto kebersamaan mereka merebak. Saat itu ia tak menghalangi bahkan cenderung mendukung karena itu juga berarti menghentikan gosip Dokko Jin itu gay. Tapi sekarang berbeda, ada kontrak besar yang akan rusak kalau skandal baru muncul. Setelah curhat, ini maksud kepala Moon, ia minta Ae Jung memberinya sample CD solonya, ia berniat akan membuatkan Ae Jung album.
Di station TV, Ae Jung bertemu dengan PD. Kim yang menanyakan apa Ae Jung akan melakukan pertunjukkan lagi di klub malam pinggir kota seperti semalam. Ae Jung kaget PD Kim tahu, ia meminta PD Kim merahasiakannya karena berbahaya kalau sampai bocor ke agensinya.
Berdasarkan pengakuan PD Kim bukan hanya dia yang tahu soal pertunjukkan Ae Jung semalam, Ae Jung pun bergegas menemui Pil Joo memintanya untuk merahasiakannya. Pil Joo setuju, tapi pengakuannya mengherankan Ae Jung. Pil Joo mengaku belum pernah ke klub malam dan bahkan mengaku belajar lebih menyenangkannya daripada bermain.
“Dr. Yoon, ibumu pasti sangat bahagia, kan? Memiliki anak suka belajar. Aku juga harus melahirkan seorang anak seperti itu nanti”.
“Untuk memiliki anak seperti itu, kau harus menikah dengan pria yang seperti itu”. Hwa, Pil Joo nembak ceritanya?
“Benarkah? Tapi pria-pria seperti itu juga pasti menurut pada ibu mereka. Jadi mereka tidak akan menikahi wanita seperti aku (karena aku bukan tipe yang di sukai seorang ibu untuk jadi menantu)”.
Pil Joo menyangkal anggapan itu, ia mengaku kadang-kadang ia juga tak mendengarkan bahkan memberontak pada ibunya, walau hanya untuk hal kecil seperti makan ramen sekenyang-kenyangnya hingga tak nafsu lagi makan masakan ibunya.
Pil Joo tersenyum super duper cute saat mendengar kata-kata Ae Jung, “Kalau begitu aku harus punya anak lelaki sepertimu”.
Dokko Jin melakukan foto shoot iklan ponsel berpasangan dengan Se Ri. Se Ri yang penasaran ingin tahu Dokko Jin malam itu bersama siapa. Se Ri mengatakan wanita itu harus lebih hebat darinya, karena kalau tidak ia takkan melepaskan Dokko Jin. Balasan Dokko Jin membuat Se Ri kecewa, “Walau kau bertemu dengan seseorang yang tidak hebat pun, aku akan tetap melepaskanmu”.
Ae Jung bersama dengan kepala Moon sedang dalam perjalanan untuk bertemu dengan calon penulis lagu Ae Jung. Tapi ditengah jalan mereka harus mampir ke tempat pengambilan foto Dokko Jin yang terhenti karena Dokko Jin ngambek tak mau janggut dan kumisnya di cukur.
Kepala Moon dan Jae Suk terus membujuk Dokko Jin dengan segala cara, tapi ia tetap tak bergeming. Dokko Jin melihat Ae Jung, ia pun menanyakan pendapat Ae Jung soal rencana penyukuran kumisnya. Semua mata menatap Ae Jung memintanya untuk mendukung mereka, desahan kekecewaan serentak terdengar saat Ae Jung menjawab ia tak yakin.
Gokko Jin pun menolak di cukur, ia beristirahat sambil membaca majalah. Ae Jung mendatanginya dan bertanya kenapa Dokko Jin menyulitkan semua orang, “Apa kau ingin mempermalukanku?”.
“Ding dong!!”
“Kenapa mulutmu seperti lonceng sapi yang berbunyi ding dong ding dong??”
“Karena itu sebuah pintu … pintu untuk masuk ke kandang ayam Ae Jung!... ding dong ding gong kok kok kok kok!!”
Ae Jung tak mau ambil pusing dengan ayam dan Dokko Jin, ia memberanikan diri untuk mengatakan dari pada memikirkan soal ayam, ia lebih baik bersembunyi di balik semak Camellia.
Sadar Ae Jung tak takut dengan ancaman ayamnya, Dokko Jin melunak, ia kembali menanyakan pendapat soal rencana cukur kumisnya. Saat mendengar Ae Jung mengatakan bagus, Dokko Jin langsung menyatakan ia akan mencukur kumisnya demi Ae Jung dengan satu syarat. Ae Jung lah yang harus memberi tanda kecupan bibir di pipi Dokko Jin!!.
Berkali-kali menempelkan bibir di pipi yang selalu dianggap salah, akhirnya Dokko Jin yang mengambil peran. Ae Jung diam sementara Dokko Jin yang menempelkan pipinya ke bibir Ae Jung.
Diam-diam ada senyum tipis di bibir Dokko Jin.(wkwkwk, aneh liat akang CSW terlalu licin, haha, lebih cakep dengan kumis dan janggut tipis ternyata).
Malamnya, Ae Jung gelisah, ia terus memikirkan ancaman Dokko Jin “Aku ada di dekatmu atau tidak, saat kau memikirkanku hatimu akan berdebar-debar!”.
Ia pun berniat mencuci muka untuk mendinginkan kepalanya, malah justru melihat Dokko Jin keluar dari produk kecantikan dan kembali mengancamnya. Batal cuci muka, Ae Jung kini keluar rumah.
Ae Jung benar-benar tak bisa mendapatkan ketenangan, bahkan ia kembali mengingat ciumannya di pipi Dokko Jin. Parahnya lagi tak lama kemudian Dokko Jin meneleponnya. Kini nama Dokko Jin berubah dari 6090 menjadi Camellia, wkwkw, ganti lagi.
Dokko Jin meneleponnya untuk mengajaknya ke suatu tempat. Ae Jung menolak, tapi ia tak bisa kabur karena Dokko Jin telah menunggunya di depan rumah. Selain itu Ae Jung juga ingin tahu apa yang akan terjadi kemudian, karena tak memungkiri kini hatinya juga sempat berdebar.
Jae Suk yang tahu kebiasaan Dokko Jin yang selalu menonton premier dan pemutaran terakhir filmnya yakin malam ini akan ke bioskop dan menyewa seruangan teater VIP. Yang ia herankan Dokko Jin biasanya selalu memaksanya ikut, tapi malam ini ia bahkan melarangnya ikut. Jae Suk yakin kalau Dokko Jin pasti mengajak seseorang. Kepala Moon berpikir keras.
Dokko Jin masih bingung, ia bertanya-tanya mengapa ia bisa menyukai Ae Jung yang memakai pakaian murah dan dari latar belakang kumuh (baca=miskin). “Apa yang salah denganku?”
“Bagaimana aku tahu apa yang kau 'si penampilan mulia dan latar belakang kaya' pikirkan?” Ae Jung menjawab rada sinis, “Kenapa kau bertanya padaku?”.
“Lalu pada siapa aku harus bilang kalau aku menyukaimu? Selain kau aku tak punya siapa pun untuk diajak diskusi”.
“Jadi karena memalukan makanya kau mendiskusikannya denganku?”.
“Tentu saja, jadi kau harus ingat ini tetap rahasia, kalau sampai bocor, aku akan menuntutmu” wkwkwkw, Dokko Jin masih jaim.
Dokko Jin yang belum menemukan jawaban atas pertanyan-tanyaannya sendiri menyimpulkan kemungkinan Ae Jung memakai daya mistis untuk memikatnya, wkwkwk pake pelet guna-guna pa pake pelet (makanan) ikan?
Ae Jung tertawa, “Aku tak punya kekuatan mistik, tapi aku punya sedikit energi sinting dalam diriku. Sebelum aku benar-benar gila, kau harus hati-hati”.
Dokko Jin setuju soal kegilaan Ae Jung yang 10 tahun yang lalu menampar Se Ri dan menyebabkan populatirasnya rusak. Dokko Jin terbahak merasa lucu dengan ceritanya, tapi mulutnya langsung menutup melihat Ae Jung sama sekali tak tersenyum.
Ae Jung kesal pada Dokko Jin yang asal nyablak, mengabaikan perasaan lawan bicaranya. Menghilangkan kesal Ae Jung minum minuman bergambar Dokko Jin. Dokko Jin yang tak tahu Ae Jung sedang minum tak hati-hati saat melewati polisi tidur (di Korea ada polisi tidur juga??) menyebabkan minumannya tumpah membasahi kaos Ae Jung.
Dokko Jin merasa bersalah, ia menyodorkan tisu. Ae Jung mengambil tisu itu dan melap mobil Dokko Jin yag kecipratan.
“Jangan melap mobilnya, tapi bajumu” … see, Dokko Jin mulai terasa perubahannya.
Tapi Ae Jung terlanjur kesal.
Pil Joo sedang bersama PD Kim dan Nona Han. Ia terlihat kesal saat tahu sesi kencan romantis (adegan titanic) sengaja takkan mengikutsertakan Ae Jung.
Tampang Pil Joo kayak anak kecil ngambek, wkwkwkw. Ngambeknya Pil Joo berlanjut, ia tak mau makan bareng dengan sunbaenya dan nona Han.
Pil Joo pun beli mi instant untuk makannya, saat mengambil minuman dan tahu ada gambar Dokko Jinnya, dengan tampang masih cemberut Pil Joo meletakkannya kembali menukarnya dengan air mineral.
Se Ri tanpa sengaja melihat Pil Joo sedang menunggu lift, ia sengaja menghentakkan kakinya. Triknya berhasil, Pil Joo pun menoleh padanya dan menyapanya.
Se Ri menatap penuh minat kantong plastik berisi ramen instant dan kimchi di tangan Pil Joo.
Pil Joo menawari Se Ri Ramen yang telah siap santap. Se Ri awalnya menolak, tapi kemudian menyatakan akan mencobanya sesuap… Lalu saat Pil Joo menyarankan memakannya dengan Kimchi goreng, Se Ri mengatakan akan mencobanya lagi sesuap.
….lagi … lagi.. dan lagi hingga tandas sampai kuah-kuahnya!. Wkwkwk, liat Se Ri makan bikin orang ngiler.
Setelah melihat mangkoknya habis, Se Ri sedikit histeris, ia menyalahkan Pil Joo yang diam saja tak melarangnya menghabiskan semua. Melihat Se Ri panik akan terlihat tembem di kamera besok, Pil Joo menelepon kliniknya untuk mengirim satu set obat ke rumah Se Ri.
Se Ri menawarkan untuk mentraktir Pil Joo makan kapan-kapan karena hari ini ia telah menghabiskan ramen Pil Joo. Tapi Pil Joo minta bayaran lain dibanding makan malam, ia minta agar adegan titanic di acara Couple making di tiadakan. Se Ri setuju.
Sepeninggalnya Pil Joo, Se Ri menyesal makan terlalu cepat hingga tak punya waktu cukup lama untuk mengobrol dengan Pil Joo. Terbersit suatu ide, ia pun bergegas menyusul Pil Joo dan menawarinya menonton film.
Mobil Dokko Jin kini sudah sampai parkiran. Belajar dari kesalahannya tadi, Dokko Jin menahan badan Ae Jung agar tak terlalu bergoncang saat melewati polisi tidur. Dan bahkan melambatkan mobilnya pada polsisi tidur berikutnya.
Ae Jung diam-diam tersenyum pada perubahan Dokko Jin… diam-diam Dokko Jin melihat seyum Ae Jung, iapun tersenyum.
Ternyata Se Ri berencana mengajak Pil Joo untuk menonton Fighter. Se Ri terkejut saat mendengar dari PD Kim bahwa Pil Joo fansnya Dokko Jin, secara akhr-akhir ini ia sering mencari tahu soal Dokko Jin… Pil Joo mengakui ia memang ingin kenal siapa itu Dokko Jin.
Dokko Jin dan Ae Jung berpisah, Ae Jung masuk duluan sementara Dokko Jin masih menunggu di mobil. Ae Jung berniat membeli makanan untuk cemilan, tapi lewat telepon Dokko Jin melarangnya, ia tak mau bunyi orang makan atau minum mengganggu acara nontonnya.
Tanpa di sadari Ae Jung, di belakangnya ada Jae suk yang sedang memata-matai Dokko Jin atas perintah kepala Moon. Jae Suk juga belum ngeh akan kehadiran Ae Jung.
Sambil menunggu Nona Han dan PD Kim, Pil Joo dan Se Ri duduk berdampingan. Se Ri penasaran soal Pil Joo yang pernah menanyakan apa Se Ri bersama Dokko Jin, apa mungkin Pil Joo ingin tahu tipe pacarnya Se Ri?
Jae Suk sudah standby di area teater VIP. Ia terkejut saat melihat Ae Jung yang masuk kesalah satu studionya. Ia menganga tak percaya melihat Ae Jung kini duduk di dalam. Sementara Ae Jung yang tak sadar diperhatikan, melihat kaosnya yang ternoda tumpahan minuman di mobil tadi, ia pun ke kamar kecil untuk membasuhnya.
Jae Suk yang masih shock gara-gara melihat Ae Jung dan bingung untuk memberi laporannya pada Kepala Moon, kini malah kepergok Se Ri. Jae Suk berniat kabur, tapi Se Ri keburu melihatnya. Se Ri yang tahu pasti ada Dokko Jin di sana ingin ikut menonton di ruangan yang disewa Dokko Jin.
Melihat Jae Suk melarangnya, Se Ri menduga Dokko Jin sedang bersama seseorang. Se Ri segera menyeret Jae Suk menjauh dari Pil Joo, mereka bicara 4 mata.
Se Ri kembali memegaskan tuduhannya: "Dokko Jin sedang bersama wanita yang sama yang mendapat kejutan lampu tengah malam. Se Ri terus mendesak Jae Suk yang terus menggeleng tak tahu.
Saat itu datang Ae Jung yang baru dari kamar kecil, ia melihat Se Ri dan Jae Suk (tapi tak melihat Pil Joo yang keheranan melihatnya). Ae Jung buru-buru bersembunyi.
Ae Jung akhirnya memutuskan untuk keluar namun justru melihat nona Han dan PD Kim di depan counter makanan. Saking paniknya Ae Jung malah menabrak seorang pengunjung dan menjatuhkan topinya. takut ketahuan ia buru-buru duduk memalingkan wajah tanpa memungut topinya.
Setelah dirasa aman, Ae Jung berniat megambil topinya, tapi seseorang mendahuluinya dan dia Pil Joo. Ae Jung kikuk melihat Pil Joo, tapi ia juga merasa harus segera pergi. Ia pun pergi sambil berpesan agar Pil Joo pura-pura tak melihatnya. Oo, Pil Joo kecewa.
Sementara itu Dokko Jin kini duduk sendirian di dalam studio dengan banyak makanan di mejanya. Ia culak-cileuk menunggu Ae Jung yang tak kunjung datang. Ponselnya berbunyi.
Ae Junglah yang menelepon Dokko Jin, ia kini ada di depan pintu masuk, “Kau menonton film sendiri saja, aku tak akan masuk ke dalam. Bagiku, ini sudah limit. Sekarang saatnya bagiku untuk mengumpulkan energi dan kembali ke realitas”.
“Aku sudah membeli semua yang kau inginkan: Coke, popcorn, dan kentang.”
“Ada apa denganmu? Aku takut pada kentang itu”.
“Apa kau menghindariku karena takut aku akan menangkap ayammu?”.
“Ya aku takut,…. Aku takut jika kenyatannya aku tidak keberatan diganggu olehmu, bahkan berpikir untuk membiarkanmu terus menggangguku…… aku takut jika pertahananku 10 tahun terakhir ini goyah, maka semua yang ku usahakan sia-sia...... Dokko Jin, saat ini kau mungkin takut karena perasaanmu padaku, tapi apa kau tak takut jika aku memutuskan untuk bergantung padamu dan takkan membiarkanmu pergi?”
Selama Ae Jung berbicara, Dokko Jin mendengarkan lewat poselnya sambil bergegas keluar.
ada beberapa gambar yang missed, tapi gapalah, males upload lagi....... hua hua... walau dengan dagu plontos (??) pun aku tetap padamu CSW, wkwkwkwk...berharap scene episode selanjutnya ada yang minta dia potong poni...
^^KeeP the SmiLe!!^^
0 comments:
Post a Comment