Do you like this story?
Min Jae menjemput Shin Young di depan apartemennya untuk menghindari amarah ibu Min Jae. Shin Young bertanya mereka mau ke mana dan Min Jae menjawab kalau mereka akan menikah. Shin Young kaget dengan jawaban Min Jae dan meminta Min Jae berhenti dan berbalik untuk menyelesaikan masalah ini dengan ibunya. Min Jae menyuruh Shin Young untuk membuang pikiran itu namun Shin Young tidak mau. Min Jae memeluk Shin Young dengan erat dan berkata agar Shin Young tidak pergi.
Teman seapartemenku, Min Jae
Aku tidak yakin kita dapat bertemu besok pagi sebelum aku pergi, maka aku menulis surat ini. Da Jung selalu berkata kalau kamar di apartemenku sangat dingin, aku takut kau kedinginan saat tidur.
Aku sangat ingin menepati janjiku yang kubuat dengan ibumu. Itu adalah hal yang setimpal untuk orang yang telah membawa Min Jae yang aku cintai ke dunia ini. Aku mengizinkanmu tinggal di rumahku sampai akhir minggu ini. Aku akan memberimu selimut rajutan untuk studiomu sehingga kau bisa tinggal di sana. Bila aku merindukanmu aku akan datang untuk menemuimu.
Kau memberiku perasaan senang yang sudah lama tidak kurasakan. Keingingan untuk mencoba dan hidup sebaik mungkin. Hal itu adalah hadiah terbaik yang kau berikan pada kami. Apa hadiah yang dapat kuberikan untukmu? Aku selalu memikirkannya setiap hari.
Terima kasih, dan aku mencintaimu Ha Min Jae.
Setelah membacanya Sang Mi segera pergi meninggalkan apartemen itu.
Sementara itu, Min Jae mengajak Shin Young keliling kota. Ia tidak tahu hendak ke mana namun tidak ingin pulang. Shin Young mulai merasa kesal dengan sikap Min Jae yang kekanak-kanakkan dan menyuruh Min Jae berhenti. Shin Young turun dari mobil lalu memanggil taksi untuk pulang. Boo Ki datang untuk membantu Shin Young. Ia membayar taksi Shin Young dan membantunya menyelesaikan masalah dengan Min Jae dan ibunya.
Mereka menemukan makanan yang ditinggalkan oleh Sang Mi di apartemen. Hal ini membuat Shin Young semakin merasa bersalah. Shin Young berkata pada Boo Ki kalau ia mulai merasakan jarak umur antara dirinya dan Min Jae. “Bukan masalah perbedaan umur yang menyebabkan kalian seperti ini, hanya saja jarak yang membuat kalian seperti ini,” kata Boo Ki.
“Lee Shin Young, bila ada banyak hal yang mengganggumu, putus saja dengan dia. Setiap pasangan harus menghadapi gunung dalam perjalanan mereka. Bila kau tidak ingin terlibat masalah dengan pria yang sepuluh tahun lebih muda, mungkin kau akan mendapat masalah dengan pria yang seumuran tapi bertingkah buruk, atau mungkin kau akan bermasalah dengan ibu mertua atau saudara ipar. Itu adalah pilihanmu. Tidak peduli pria seperti apa yang kau pilih, kau akan tetap mendapat masalah dalam hubunganmu. Pilihlah sesuai kata hatimu,” kata Boo Ki. “Kalau kau, apa kau tidak ingin menghadapi situasi seperti itu makanya kamu tetap sendiri?” Tanya Shin Young. “Aku menyukai hidupku sekarang. Itulah mengapa aku tetap sendiri,” jawab Boo Ki.
Shin Young mengirimkan SMS kepada Sang Mi. Ia berkata kalau ia akan meluruskan semua kesalahpahaman yang terjadi dan menyuruh Min Jae pulang.
Min Jae datang ke rumah Sang Mi untuk meluruskan semuanya. Awalnya ia marah-marah dan berkata pada Sang Mi kalau ia memperlakukan Min Jae bagai anak kecil di depan pacarnya. Lalu ia menerangkan kepada Sang Mi kalau tidak ada yang harus dikhawatirkan dan Shin Young sangat frustasi karena ia ingin menepati janjinya pada Sang Mi. Sang Mi mulai berpikir kalau sepertinya Shin Young mulai menyadari usianya. Min Jae mulai berbicara dengan nada manis pada Sang Mi. Ia juga meminta maaf dan mengaku kalau ia telah bersalah. Sang Mi mulai luluh juga karenanya.
Di apartemen, Shin Young sedang membereskan barang-barang Min Jae. Ia melihat kartu mahasiswa milik Min Jae. Awalnya Shin Young tersenyum dan menganggap kalau Min Jae sangat tampan. Namun tiba-tiba ia tersadar kalau hal itu justru membuat Shin Young makin merasa kalau jarak usianya dan Min Jae sangat jauh.
Sementara itu, Da Jung sedang bekerja di apartemennya. Tiba-tiba datanglah saudara iparnya dengan membawa plastik penuh belanjaan bersama keponakan Da Jung. Ia meminta Da Jung memasak menu lengkap untuknya. Da Jung akhirnya bersedia membantu menyiapkan bahan makanan walaupun dengan terpaksa. Setelah itu ia hendak kembali bekerja saat saudara iparnya mulai mengomel. Ia mengomel karena Da Jung tidak membantunya memasak padahal dulu ia sudah membantu Da Jung untuk melunakkan hati ayahnya. Ia juga berkata kalau pada awalnya Da Jung itu ramah dan manis selayaknya wanita seumurnya. Dan wanita yang dijodohkan kepada Ban Suk adalah wanita yang manis dan memiliki sopan santun.
Da Jung pergi menemui Boo Ki untuk curhat dan meminta sarannya. Boo Ki berkata kalau sebenarnya Da Jung mestinya menuruti saja permintaan adik iparnya dan membantunya. “Aku iri padamu dan Shin Young,” kata Da Jung. Boo Ki mengingatkan Da Jung kalau dulu ia yang berdoa agar diberikan pasangan hidup untuk berbagi agu-jjim bersama. Da Jung menjawab kalau harga berbagi agu-jjim dengan seseorang tidak seberapa dibandingkan yang dia alami sekarang. Dengan keadaannya sekarang Da Jung menjadi heran kenapa orang-orang memutuskan untuk menikah. Saat ini Da Jung baru menyadari kalau menikah bukanlah akhir dari segalanya. Melainkan adalah sebuah awal.
Di kantornya Shin Young mendapatkan perhatian karena ia membuat berita tentang seorang politikus yang melukai seorang wanita. Seluruh anggota tim merasa senang dan Shin Young mendapatkan pengakuan dari atasannya.
Shin Young mencari Min Jae untuk memberitahu kabar gembira ini namun ternyata Min Jae sedang bersama seorang wanita.
Kelihatannnya itu sangat berpotensi untuk membuat cemburu. namun Shin Young hanya tersenyum getir. bukan cemburu, Shin Young hanya tersadar akan perbedaan umur yang jauh antara ia dan Min Jae. walaupun begitu mereka saling mencintai. Ia berbalik dan pergi tanpa mengatakan apapun. Min Jae melihatnya dan mengejar Shin Young.
Sebenarnya Min Jae dan wanita itu tidak melakukan apa-apa dan Shin Young juga mengerti namun tetap saja ia merasa sakit karenanya. Ia merasa kalau wanita itu memiliki usia yang setara dengan Min Jae. Shin Young berbalik dan berjalan pergi. Min Jae melihat saat Shin Young pergi dan berlari mengejarnya. Mereka mengobrol dan Shin Young bertanya kepada Min Jae siapakah wanita itu.
Min Jae berkata kalau wanita itu bernama Senna, adik kelasnya yang seorang penyanyi. Min Jae menciptakan satu lagu untuk Senna untuk album baru Senna. Min Jae ingin makan malam bersama untuk terakhir kalinya karena ia akan pindah besok. Mereka mengambil keputusan kalau siapa yang datang pertama akan memasak dan Shin Young berkata kalau ia kemungkinan akan pulang terlambat.
Di rumah Sang Woo, Sang Woo dan Sang Mi bertemu dengan ibu Sang Woo. Ibu Sang Woo berkata kalau ia dan suaminya tidak akan hadir di acara pernikahan mereka lalu ia memohon pada Sang Mi untuk memutuskan Sang Woo. Ibu Sang Woo berkata kalau Sang Mi kalau saja hal ini terjadi pada anak Sang Mi dan bagaimana tanggapan orang-orang mengenai itu. Sang Woo menganggap ibunya sudah keterlaluan.
Ia segera mengajak Sang Mi pergi dari apartemennya. Sang Mi menjadi teringat saat Min Jae menarik Shin Young pergi di depannya beberapa saat yang lalu.
Shin Young izin pulang dari kantor lebih awal agar ia bisa sampai rumah lebih dulu dan memasak untuk Min Jae. Shin Young membuat pasta spesial dengan segala detail yang maksimal.
Sementara itu, Min Jae baru saja mau pulang dari studio saat tiba-tiba temannya memaksa dia untuk keluar bersama mala mini dan mereka tidak mau menerima alasan apapun dari Min Jae. Min Jae menjadi bingung karenanya namun akhirnya ia menerima ajakan teman-temannya. Min Jae mengirim SMS kepada Shin Young dan berkata kalau ia mungkin akan pulang terlambat dan menyuruh Shin Young makan duluan bila ia lapar. Shin Young memutuskan untuk menunggu Min Jae saja karena malam itu adalah malam terakhir mereka bersama.
Da Jung dan Ban Suk sedang makan malam bersama di restoran sushi. Sambil makan malam Da Jung bercerita tentang adik Ban Suk. Ban Suk berkata kalau ia tahu adiknya meminta bantuan pada Da Jung dan ia juga menambahkan kalau adiknya sangat menyukai Da Jung. Ban Suk juga menambahkan kalau adiknya akan membeli apartemen di lantai atas apartemen mereka.
Da Jung sangat kesal mendengarnya dan secara tidak sadar marah kepada Ban Suk. Da Jung menangis dan berkata kalau ia selalu ketakutan setiap memikirkan masa depannya. Ban Suk menjadi naik pitam dan berkata kalau ia tidak pernah menyangka sebelumnya kalau Da Jung adalah wanita yang egois. Da Jung sangat sedih mendengarnya lalu mereka pergi ke arah yang berbeda.
Shin Young masih menunggu kepulangan Min Jae. Ia mulai bosan dan menusuk-nusuk rambutnya dengan pasta mentah. Shin Young mulai kesal dan tidak sabar. Ternyata asisten Shin Young sedang berada di bar yang sama dengan Min Jae. Ia memoto Min Jae yang sedang bersama wanita lalu mengirimkannya kepada Shin Young. Padahal sebenarnya di bar, Min Jae mencoba untuk pergi dan pulang ke apartemen tapi teman-temannya tidak mengizinkan.Shin Young yang sudah sangat kesal memakan sendiri pastanya lalu melakukan yoga untuk menenangkan pikirannya.
Tiba-tiba ia mendengar Min Jae datang. Shin Young langsung memasang tampang kesal dan marah. Min Jae datang dengan membawa sekotak cake dan berpura-pura tidak melakukan kesalahan apapun. Shin Young menghampirinya dengan kesal. Min Jae yang kebingungan tidak tau apa salahnya sehingga Shin Young semarah itu. Ia mengira kalau Shin Young hanya marah karena ia terlambat pulang.
Shin Young merasa kesal. Ia cemburu sekali akan kedekatan Senna dan Min Jae. Namun lalu ia sadar kalau tidak sepantasnya ia cemburu pada gadis 22 tahun. Shin Young akhirnya memutuskan untuk langsung tidur daripada marah-marah kepada Min Jae. Min Jae yang tidak mengerti apa salahnya mengira kalau semuanya akan beres dengan membawakan cake dan lilin ke kamar Shin Young.
Min Jae masuk ke kamar sambil membawa cake dan lilin namun Shin Young sama sekali tidak tertarik. Min Jae naik ke ranjang Shin Young dan tidur di sebelahnya. Ia berkata kalau ia tidak akan lama lalu memeluk Shin Young. Min Jae berkata kalau ia lelah dan mabuk. Jadi ia ingin tidur sepuluh menit saja.
“Apa yang kau pikirkan?” tanya Shin Young. “Sebelum aku bertemu Ban Suk aku adalah pembuat onar. Namun aku berubah setelah bertemu dengannya dan aku semakin berubah saat bertemu denganmu,” ucap Min Jae. “Berubah bagaimana?” tanya Shin Young. “Aku akan memberitahumu lain kali,”
Sementara Min Jae dan Shin Young menghabiskan malam bersama di apartemen Shin Young, Da Jung dan Ban Suk juga sedang menghabiskan malam pertama mereka bersama.
Pagi harinya, Da Jung bangun dengan kecewa karena ternyata Ban Suk meninggalkannya tidur di kamar lain sendirian. Hubungan mereka berdua masih aneh dan berjarak. Masalah yang mereka hadapi belum juga menemui titik terang.
Min Jae dan Shin Young bangun bersama. Min Jae lalu memandangi wajah Shin Young dan berkata kalau Shin Young terlihat cantik walaupun belum mandi. “Jadi kita baru saja tidur bersama,” kata Min Jae. “Sepertinya bergitu,” jawab Shin Young. “Tenang saja. Aku akan bertanggung jawab,” kata Min Jae. Namun tiba-tiba Min Jae menerima telepon dari Senna.
Sang Mi dan Sang Woo sedang berjalan berdua menyusuri sungai. Sang Mi berkata kalau hidupnya itu menyakitkan dan menyedihkan dan ia mengajak Sang Woo berjalan-jalan hari ini untuk mengucapkan terima kasih. Ia lalu berkata kalau ia merasa hidupnya suduh cukup dengan menjadi ibu bagi Min Jae jadi ia merelakan Sang Woo. Sang Woo berkata padany kalau ia tidak perlu memikirkan Min Jae atau Sang Woo. Namun ia harus memikirkan dirinya sendiri. Namun Sang Mi tidak memedulikan perkataan Sang Woo dan malah pergi meninggalkan Sang Woo. Di rumahnya ia menangis sendirian.
Di kantor Min Jae melihat Min Jae sedang bersama Senna lagi, ia merasa kesal karenanya namun tidak melakukan apa-apa.
Shin Young mengalami hari yang menyenangkan di kantor sehingga moodnya bagus. Ia pulang dan melihat apartemennya sudah kosong. Ia membayangkan Min Jae keluar dari kamarnya dan menyambut Shin Young. Namun Shin Young berbalik dan ia melihat Min Jae menghilang.
Lalu ia membayangkan Da Jung datang dari pintu depan dan mengajak Shin Young minum-minum karena hari ini berat baginya. Shin Young menjadi senang namun ia menyadari kalau ternyata ia sendirian. “Jadi karena ini (kesepian) maka orang-orang memutuskan untuk menikah?” ujarnya pada dirinya sendiri.
Tiba-tiba seperti khayalan Shin Young tadi, Da Jung keluar dari kamar yang dulu di tempatinya dengan tangan membawa tas. Shin Young sangat kaget sampai terlonjak. “Jangan menikah dan hiduplah dengan tenang dan bahagia,” Da Jung berkata kalau ia tidak bisa membaca dengan tenang karena di apartemen atasnya sedang ada pembangunan dan saudara iparnya sangat menyebalkan. Ia selalu bercerita tentang drama terbaru. “Lee Shin Young, aku iri padamu,” kata Da Jung. Lalu dengan ceria Da Jung mengucapkan selamat tinggal dan meninggalkan Shin Young yang masih bingung apakah ia hanya berhalusinasi atau tidak.
Shin Young bekerja dengan sangat baik dan cekatan di kantor sehingga ia mendapat promosi. Bosnya menawari Shin Young menjadi wartawan di luar negeri. Pekerjaan ini merupakan cita-cita Shin Young namun ia masih ragu karena pekerjaan itu mengharuskan ia bekerja tiga tahun di luar negeri. Bosnya menyuruh Shin Young untuk memikirkan hal ini dan tidak menyia-nyiakan kesempatan.
Shin Young menunggu Min Jae di lobi. Ia ingin mendiskusikan masalah kenaikan jabatan dengan Min Jae.
Saat Min Jae datang, Shin Young tidak kuasa untuk membicarakan hal itu dengannya. Mereka berjanji akan bertemu lagi nanti dan Shin Young memutuskan untuk memikirkan masalah kenaikan jabatan sendiri.
Shin Young mengunjungi Boo Ki untuk mendiskusikan masalah ini. Boo Ki menyuruh Shin Young untuk mengambil kesempatan ini. Shin Young ragu dan berkata kalau ia pergi, maka saat kembali nanti ia akan menjadi perawan tua berusia 37 tahun. Boo Ki menjawab kalau ia tetap tinggal di Korea pun hal itu tidak akan berubah. “Apa kau sadar kalau kau sekarang berumur 34 tahun dan masih sendiri? Namun kau tetap merasa hidup ini indah kan? Tiga puluh tujuh akan sama saja,” tambah Boo Ki.
Shin Young berpikir kalau sekarang adalah saatnya ia memutuskan hubungannya dengan Min Jae. Boo Ki berkata kalaupun Shin Young dan Min Jae tetap berdekatan itu bukan berarti mereka akan selalu bersama dan kalaupun Shin Young pergi bukan berarti mereka akan putus. Boo Ki berkata kalau tidak ada yang mengetahui takdir. Mereka dapat saja berpisah lalu kembali bersama lagi. “Dunia ini luas. Masih banyak laki-laki lain,” tambah Boo Ki.
Di rumah Sang Mi, Sang Mi bercerita pada Min Jae kalau ia sudah putus dari Sang Woo. Min Jae kecewa atas sikap ibunya yang malah lari dari masalah. Ia berkata kenapa Sang Mi tidak seberani Shin Young. Sang Mi memikirkan perkataan Min Jae dan berkata kalau mungkin cintanya pada Sang Woo tidak sebesar cinta Shin Young pada Min Jae.
Min Jae memutuskan untuk menemui Sang Woo dan berkata bagaimana bisa ia berkata mencintai Sang Mi lalu menyerah seperti itu. Sang Woo berkata kalau ia menunggu Sang Mi kembali dan berubah pikiran. Namun hal ini tidak membuat Min Jae lebih tenang. “Kau tidak tahu bagaimana mencintai seseorang. Kau tidak tahu bagaimana cara mencintai Shin Young balik dulu dan kau sama seperti ibuku sekarang,” Sang Woo berkata kalau Min Jae masih kecil dan tidak mengerti keputusan yang diambil ibunya. Min Jae berkata kalau adalah tanggung jawab Sang Woo untuk merubah cara pandang ibunya dan Sang Woo menjawab kalau sebaiknya Min Jae memikirkan masalah Shin Young saja. Sang Woo bercerita pada Min Jae mengenai tawaran ke luar negeri untuk Shin Young. Sang Woo juga berkata kalau dulu Shin Young pernah mendapat tawaran yang sama namun dulu ia mantap mengambil kesempatan itu karena Shin Young ingin meninggalkan Sang Woo. Namun sekarang ia ragu karena Min Jae. Sang Woo berkata kalau mungkin sekarang Shin Young ragu karena ia merasa tidak ada kejelasan dari hubungannya dengan Min Jae.
Min Jae lalu kebut-kebutan dan merenungkan apa yang harus ia lakukan.
Sementara itu, Shin Young memutuskan untuk mengambil pekerjaan itu. Ia baru tahu kalau ia akan ditugaskan ke Helsinki, Finlandia. Catatannya berkata kalau tempat itu adalah negara yang dingin. Min Jae menyuruh Shin Young untuk menemuinya di lobi.
Saat bertemu mereka hanya diam berdua. Min Jae berusaha untuk menguatkan hatinya. Akhirnya Min Jae menyuruh Shin Young untuk mengambil keputusan itu.
“Apa kau benar-benar rela aku pergi?” Tanya Shin Young. “Ya,” jawab Min Jae. “Walaupun aku baru kembali tiga tahun lagi?” “Aku tetap ingin kau pergi,” “Oke.
Tapi aku tidak ingin pergi dengan membawa beban. Ayo kita putus,” kata Shin Young. “Kenapa kita harus putus?” Tanya Min Jae. “Dalam tiga tahun mungkin perasaan kita akan berubah. Dan menurutku tempatmu bukan di sampingku,” kata Shin Young. “Aku akan menunggu. Pergilah lalu kembali lagi,” jawab Min Jae. “Kau tidak akan bisa tetap begini selama tiga tahun dan aku ingin pergi dengan tenang. Lebih baik kita putus saja,” kata Shin Young. “Apa kau serius?” “Ya. Aku serius,” Shin Young berbalik dan meninggalkan Min Jae. Lalu Min Jae menarik tangannya.
Shin Young berbalik untuk terakhir kalinya dan mengucapkan terima kasih untuk terakhir kalinya. “Jaga dirimu,” kata Shin Young lalu ia menarik tangannya dan pergi. Min Jae menatap kepergian Shin Young dengan hati yang hancur.
0 comments:
Post a Comment