Do you like this story?
Mohon tidak meng-Copy Paste tulisan dari blog kami, bila ingin men-share di blog/FB cukup link nya saja. Tolong hargai kerja keras tim penulis, terimakasih^^
... (kepada uri family yang cinta tulisan kami di PD, kalo nemu blog ato FP copasan dari blog kami, tolong bantu ingetin si empunya blog ato FP itu ya... ingatkan untuk tidak sembarangan copas, karena balik lagi buat kenyamanan kita semua... gak mau kan baca sinopsis yang gak ada gambarnya? kebanned gara2 jatahnya di abisin copasper?????)
Ada yang nunggu GL7? di buat dengan penuh cinta.... khusus untuk pembaca PD... namaku Dokko Jin!!! ^^
*Ada yang ngeh gak postingan GL6 tuh tepat dihari ultahnya CSW? …. Tadinya pingin GL6 terbit di tanggal 06 bulan 06 jam 06 lewat 06 menit…. Gak jadi, tapi gak papa sih ngasih kadonya pas di hari ultahnya Haha… silent present ceritanya....
Episode sebelumnya, Ae jung menangis di pelukan Pil Joo, sementara Dokko Jin menyesalinya.
Dokko Jin dilema, satu sisi dari dirinya ingin melihat Ae Jung, tapi akal sehatnya menarik dan memaksanya pergi… kakinya dipaksanya untuk melangkah, wajahnya dipaksa berpaling, bahkan ia harus menarik sweaternya agar seluruh badannya mau diajak pergi. (ckck, pengekspresian pergelutan hati Dokko Jin bisa ditampilkan dengan apik di scene ini).
Dokko Jin kembali ke rumah. Matanya terpaku pada kresek (kantong plastik – anti repot kalo orang bogor bilang) belanjaan Ae Jung yang isinya berserakan. Terlihat sebungkus kari instant menyembul dari balik kresek.
Sementara itu, Ae Hwan terus mengkhawatirkan soal rencana album Ae Jung, akankah Dokko Jin membantunya. Tuan Goo tak setuju, ia cemas bila Ae Jung terlalu dekat dengan Dokko Jin. Selain skandal miss-missan, ia juga tak mau kejadian lama terulang lagi pada putrinya, dimana Ae Jung pernah di cap perebut pacar orang. Tuan Goo lebih suka bila putrinya memilih Pil Joo.
Tangis Ae Jung sudah reda, kini mereka menikmati keindahan kota di malam hari. Ae Jung mengaku tadi ia menangis bukan karena sakit, melainkan karena merasa malu. Sebagai artis ia tak keberatan dengan julukan murahan yang ditujukan padanya karena ia tahu itu tak benar. Tapi hari ini ia mengaku merasa sangat kotor dan murahan, karena itulah ia merasa malu.
Pil Joo tersenyum, “Bukankah kau bilang kau adalah harta nasional yang tak bisa dibeli bahkan untuk 100 juta Won? Harta Nasional itu pasti sangat berharga, tidak murah”
Ae Jung tertawa, sebuah kata sederhana dari Pil Joo membuatnya lega, “terimakasih untuk mengatakannya”.
Pil Joo tersenyum, “Bukankah kau bilang kau adalah harta nasional yang tak bisa dibeli bahkan untuk 100 juta Won? Harta Nasional itu pasti sangat berharga, tidak murah”
Ae Jung tertawa, sebuah kata sederhana dari Pil Joo membuatnya lega, “terimakasih untuk mengatakannya”.
“Ketika harta paling berharga bangsa kita terluka, aku tak bisa melakukan apapun. Tapi saat harta nasional di depanku yang terluka, bukankah aku sudah berjanji akan menyembuhkannya?”…. ooooowww so sweet…. Dr. Pil Joo, aku padamu juga yaaa, wkwkwk ….
Dan obrolan merekapun membahas no. urut harta nasional Negara mereka dengan cara yang sangat menyenangkan bagi keduanya….. kalo urutan harta nasional negara kita?? Pulau komodo? Borobudur? Wakatobi? **aish IPS parah!!
Dan obrolan merekapun membahas no. urut harta nasional Negara mereka dengan cara yang sangat menyenangkan bagi keduanya….. kalo urutan harta nasional negara kita?? Pulau komodo? Borobudur? Wakatobi? **aish IPS parah!!
Dan inilah yang barang-barang yang mengganggu 3 tokoh kita malam itu...mike pororo, kentang dan gambar Seok-tahb/pagoda batu......
Dokko Jin makan kari buatannya sendiri, ia mengeluhkan rasanya yang hambar karena tak pakai kentang…… Karena kentang yang tadi Ae Jung bawa sengaja tak ia masak, kini ke tiganya tergeletak dengan manisnya di meja makan.
Ae Jung menarik nafas panjang melihat mike pororo di tangannya. “Berapa umurmu? Apa kau tak masalah mempermainkan orang lain hanya karena kau artis terkenal?” Ae Jung seolah bertanya pada Dokko Jin, lalu di hempaskannya mike itu.
Pil Joo tersenyum saat selesai mencetak gambar Pagoda Wongaksa (Seok-tahb/pagoda batu) yang merupakan harta nasional no. 2 Korea Selatan simbol Ae Jung yang juga anggota NTG no. 2 setelah Jenny (berdasar urutan umur).
Esoknya Kepala Moon makan bersama dengan Dokko Jin, tak lama datang Ae Jung, baik Ae Jung dan Dokko Jin awalnya merasa canggung.
Maksud Kepala Moon ada dua, yang pertama ia mengkonfirmasi soal kebersediaan Dokko Jin membantu album Ae Jung (dan kedua soal rumor Raja A dan Miss C. Keduanya jelas Dokko Jin tak suka, terutama saat kepala Moon mengajak mereka makan sebagai keluarga. Bagi Dokko Jin, Ae Jung adalah orang luar.
Kepala Moon terkejut dengan kata-kata kasar Dokko Jin, “Apa kau mencoba mempermalukannya dengan mengatakannya di depannya langsung?”.
“Goo Ae Jung bukanlah tipe orang yang akan malu oleh sesuatu yang seperti itu, ia tebal muka. Bukankah begitu Goo Ae Jung-ssi?” .
Ae Jung tersenyum, “Ya. Aku takkan merasa malu hanya karena itu, yang perlu kulakukan hanya mengabaikannya”. Kepala Moon kaget tapi senang, sebaliknya Dokko Jin kaget sekaligus kesal dengan reaksi santai Ae Jung.
Kepala Moon terkejut dengan kata-kata kasar Dokko Jin, “Apa kau mencoba mempermalukannya dengan mengatakannya di depannya langsung?”.
“Goo Ae Jung bukanlah tipe orang yang akan malu oleh sesuatu yang seperti itu, ia tebal muka. Bukankah begitu Goo Ae Jung-ssi?” .
Ae Jung tersenyum, “Ya. Aku takkan merasa malu hanya karena itu, yang perlu kulakukan hanya mengabaikannya”. Kepala Moon kaget tapi senang, sebaliknya Dokko Jin kaget sekaligus kesal dengan reaksi santai Ae Jung.
Tapi bukan Dokko Jin namanya kalau kalah begitu saja, ia kembali menyindir Ae Jung yang memilih memesan dessert yang murah padahal kepala Moon menyarankan memilih makanan mahal. Menurutnya Ae Jung cari perhatian dan ingin membuat kesan baik terhadap kepala Moon demi album barunya. Perbincangan mereka terpotong saat pelayan memberitahu kepala Moon di tunggu rekannya di ruangan lain.
Kepala Moon permisi pergi. Di luar ia terus memikirkan 2 anak asuhnya, ia benar-benar penasaran atas hubungan keduanya… yang ia yakin bukan sesuatu yang manis (cinta) tetapi PERANG!.
Kembali ke dalam, Dokko Jin yang malas ikut serta dalam pembicaraan rencana albumnya Ae Jung berniat keluar tapi Ae Jung menahannya, “Dokko Jin-ssi, kau tak bisa pergi begitu saja. Kau harus membantu promosi albumku dan membintangi video klipku, tentu kau harus ada di sini!”.
“Apa?”
“Kemarin kan kau bilang akan membantuku bukan?... apa karena aku tak memenuhi ajakanmu semalam kau tak mau membantu lagi?”. Kini gantian Ae Jung yang mengancam Dokko Jin, “Kalau kau punya butthole (gak tega nerjemahin) di mulutmu, maka aku punya bom di mulutku……. Soal semalam, haruskah aku ‘bicara’ dan menuliskannya di dalam buku? atau menjual album dengan kau di video musikku?... aku sudah menghitungnya, hasilnya tidak jelek… aku memberimu pilihan, mana yang akan kau pilih?”. Ae Jung langsung meninggalkan Dokko Jin yang masih kaget dengan balasan Ae Jung.
“Apa?”
“Kemarin kan kau bilang akan membantuku bukan?... apa karena aku tak memenuhi ajakanmu semalam kau tak mau membantu lagi?”. Kini gantian Ae Jung yang mengancam Dokko Jin, “Kalau kau punya butthole (gak tega nerjemahin) di mulutmu, maka aku punya bom di mulutku……. Soal semalam, haruskah aku ‘bicara’ dan menuliskannya di dalam buku? atau menjual album dengan kau di video musikku?... aku sudah menghitungnya, hasilnya tidak jelek… aku memberimu pilihan, mana yang akan kau pilih?”. Ae Jung langsung meninggalkan Dokko Jin yang masih kaget dengan balasan Ae Jung.
Ae Jung masih ngedumel, setidaknya ia cukup puas membalas Dokko Jin. Tiba-tiba Dokko Jin mengejarnya dan menariknya ke suatu sudut.
“Apa yang kau lakukan? Apa kau mengancamku untuk membantu albummu atau kau hanya membalas karena harga dirimu terluka?.... ambisi atau harga diri? Pilih salah satu… jangan membingungkan orang lain”.
“Apanya yang membingungkan? Pikir saja semaumu seperti yang biasa kau lakukan”.
Dokko Jin tak mampu menjawab, ia melepaskan tangannya.
“Aku memperlakukanmu seperti seseorang yang memanfaatkan dan mengejek bukan? Jadi anggaplah kau sedang dimanfaatkan dan di ejek olehku”kata Ae Jung bersiap pergi tapi Dokko Jin menahannya.
“Baik, aku akan jadi orang yang bisa kau tertawakan, jadi manfaatkan aku untuk keuntunganmu. Tapi lakukan dengan sebaik-baiknya agar kau tak membingungkanku lagi”…. Dokko Jin tetap berharap bahwa Ae Jung hanya tersinggung, bukan ingin memanfaatkannya.
“Apanya yang membingungkan? Pikir saja semaumu seperti yang biasa kau lakukan”.
Dokko Jin tak mampu menjawab, ia melepaskan tangannya.
“Aku memperlakukanmu seperti seseorang yang memanfaatkan dan mengejek bukan? Jadi anggaplah kau sedang dimanfaatkan dan di ejek olehku”kata Ae Jung bersiap pergi tapi Dokko Jin menahannya.
“Baik, aku akan jadi orang yang bisa kau tertawakan, jadi manfaatkan aku untuk keuntunganmu. Tapi lakukan dengan sebaik-baiknya agar kau tak membingungkanku lagi”…. Dokko Jin tetap berharap bahwa Ae Jung hanya tersinggung, bukan ingin memanfaatkannya.
Saat itu juga Dokko Jin langsung menelepon kepala Moon, ia menyatakan kesediaannya membantu album Ae Jung dan minta sesegera mungkin dilaksanakan.
Sore itu konsep rencana album Ae Jung telah siap, kepala Moon menunjukkannya pada Ae Jung. Ia juga memberitahu betapa orang-orang terbaiklah yang biasa menangani artis besar yang akan membantu album Ae Jung, sesuai dengan permintaan Dokko Jin. Kekhawatiran biaya produksi yang mungkin saja tidak tertutupi oleh hasil penjualan tidak di pusingkan kepala Moon, karena Dokko Jin yang akan mengurusnya. Karena itu tak segan-segan kepala Moon langsung menunjukkan kontrak dan meminta Ae Jung menandatanganinya.
Sementara Dokko Jin pulang ke rumah, ia merenung menatap 3 kentang dari Ae Jung. “Nasibmu akan di tentukan oleh sikap Goo Ae Jung… Jika ia menandatangani kontrak, maka ia hanya ingin memanfaatkanku, dan kalian kentang yang tak berarti…...”.
Dokko Jin lalu menengok ke arah panci yang sudah mengepul… --disanalah kalian berakhir--
Ae Hwan mencoba meyakinkan Ae Jung, menurutnya itu adalah kesempatan langka yang harus di ambil oleh Ae Jung. Ia terus meminta adiknya untuk mempertimbangkannya . Ae Jung teringat kata-kata Dokko Jin agar dia memilih salah satu dari ambisi atau harga diri, ia menarik nafas panjang mengeluhkan Dokko Jin yang sedang mengujinya.
Setelah sekian lama berfikir, akhirnya Ae Jung memutuskan untuk menandatanganinya.
Dan Dokko Jin yang mendapat kabar itu pun langsung mengeksekusi kentang Ae Jung. “Alasan kedatangan kalian ke sini sudah jelas. Kalian sungguh tak berarti, sekarang aku akan membunuh kalian semua!.”
Keyakinan Dokko Jin tak bertahan lama, dengan mata mulai berkaca-kaca perlahan ia memasukkan satu persatu kentang ke dalam panci.
Keyakinan Dokko Jin tak bertahan lama, dengan mata mulai berkaca-kaca perlahan ia memasukkan satu persatu kentang ke dalam panci.
Tiba di kentang ke 3 ia mulai ragu… tak lama alarmnya berbunyi, angka di monitornya sudah merah dan terus naik. Ia yakin bisa shock jika mengeksekusinya sekaligus, maka ia memutuskan menahan kentang terakhir.
Dokko Jin memasukkannya kembali ke dalam mangkok, “anggaplah kau di penjara, aku akan menyingkirkanmu nanti”. Dokko Jin pun menutupnya, wkwkwk,andai tuh kentang punya perasaan, bisa stress dia, wkwkwk.
Kepala Moon bisa menangkap dengan jelas, betapa menandatangani kontrak album itu adalah perangnya Ae Jung melawan Dokko Jin. Betapa menandatanganinya berarti sama dengan kalah dan melukai harga dirinya sendiri, tetapi sebaliknya bila tidak ia akan kehilangan kesempatan karir namun mendapat kesempatan mendapatkan hatinya Dokko Jin.
Dan inilah jawaban Ae Jung: “Aku tak berniat memikat perasaanya, aku tak dalam posisi yang pantas untuk melepaskan kesempatan ini”.
Kepala Moon berterus terang memuji pilihan Ae Jung. Karena jika sebaliknya dan Dokko Jin jatuh hati padanya, maka kepala Moon sendiri yang akan ‘mengusir’ Ae Jung.
Dan inilah jawaban Ae Jung: “Aku tak berniat memikat perasaanya, aku tak dalam posisi yang pantas untuk melepaskan kesempatan ini”.
Kepala Moon berterus terang memuji pilihan Ae Jung. Karena jika sebaliknya dan Dokko Jin jatuh hati padanya, maka kepala Moon sendiri yang akan ‘mengusir’ Ae Jung.
Jenny yang mendengar cerita Ae Jung langsung mencap kepala Moon seperti ibu mertua licik di dalam drama (err tepatnya sinetron kali ya yang lebih lebay? Wkwkwkw).
“Tapi dalam drama tokoh utama tak menerima suap… sedang aku menerimanya tanpa ragu”.
“Bagus!! Dokko Jin tak hanya punya Kepala Moon sebagai ibunya, tapi juga semua warga Korea!”. Mendengar ini langsung terbayang oleh Ae Jung ia di injak seluruh warga Korea. Jenny berusaha meyakinkan Ae Jung untuk tak menyesalinya, “lagipula kau tak suka Dokko Jin kan?”.
Ae Jung dengan tegas menjawab ia takkan mungkin menyukai Dokko Jin, tapi sesuatu mengejutkannya. Mike pororo yang terinjak olehnya langsung berbunyi, “itu bohong! kau tak boleh berbohong!”. Wkwkwk Ae Jung frustasi hampir saja mike pororo itu dihancurkannya kalau tak dihalangi Jenny.
“Tapi dalam drama tokoh utama tak menerima suap… sedang aku menerimanya tanpa ragu”.
“Bagus!! Dokko Jin tak hanya punya Kepala Moon sebagai ibunya, tapi juga semua warga Korea!”. Mendengar ini langsung terbayang oleh Ae Jung ia di injak seluruh warga Korea. Jenny berusaha meyakinkan Ae Jung untuk tak menyesalinya, “lagipula kau tak suka Dokko Jin kan?”.
Ae Jung dengan tegas menjawab ia takkan mungkin menyukai Dokko Jin, tapi sesuatu mengejutkannya. Mike pororo yang terinjak olehnya langsung berbunyi, “itu bohong! kau tak boleh berbohong!”. Wkwkwk Ae Jung frustasi hampir saja mike pororo itu dihancurkannya kalau tak dihalangi Jenny.
Se Ri menemui Pil Joo. Obat anti kembung yang tempo hari di beri Pil Joo padanya sangat efektif. Ia berencana melipatgandakan dosisnya agar bisa terlihat kurus dan berwajah pucat. Pil Joo melarang, karena bisa menyebabkan diare.
“Lagipula aku tak suka kau menurunkan beratmu, kau sudah kurus dan sangat cantik”.
Se Ri seketika tersenyum, tapi ia langsung menahannya, “Yoon Pil Joo –ssi apa kau mengatakan pada sembarang wanita bahwa mereka cantik?”.
“Kang Se ri-ssi bukan wanita sembarangan, bukankah kau bintang perempuan paling cantik di seluruh negeri?”.
Se Ri tersipu, ia mengaku mendapat julukan harta karun nasional. Pil Joo ingat, jika Se Ri adalah NTG maka ia adalah harta nasional nomor 4. Se Ri kesal mengira Ae Jung yang memberitahu Pil Joo bahwa ia ada di urutan ke empat dalam hal kepopuleran.
“Bukan itu, tapi dari umurmu…. Aah, apa kau juga nomor 4 dalam hal kepopuleran?” wkwkwk, kalo aku mah pasti malu di gituin. Tapi memang Pil Joo tak bermaksud mempermalukan siapapun.
Intinya Se Ri senang Pil Joo mempunyai ketertarikan mengenai harta nasional yang kemungkinan dia tafsirkan sebagai dirinya. Ia pun memberitahu soal rencana pengumuman putusnya dengan Dokko Jin dalam waktu dekat, untuk itu ia ingin terlihat lebih kurus dan pucat di depan umum untuk menunjukkan dia sangat terpengaruh.
“Lagipula aku tak suka kau menurunkan beratmu, kau sudah kurus dan sangat cantik”.
Se Ri seketika tersenyum, tapi ia langsung menahannya, “Yoon Pil Joo –ssi apa kau mengatakan pada sembarang wanita bahwa mereka cantik?”.
“Kang Se ri-ssi bukan wanita sembarangan, bukankah kau bintang perempuan paling cantik di seluruh negeri?”.
Se Ri tersipu, ia mengaku mendapat julukan harta karun nasional. Pil Joo ingat, jika Se Ri adalah NTG maka ia adalah harta nasional nomor 4. Se Ri kesal mengira Ae Jung yang memberitahu Pil Joo bahwa ia ada di urutan ke empat dalam hal kepopuleran.
“Bukan itu, tapi dari umurmu…. Aah, apa kau juga nomor 4 dalam hal kepopuleran?” wkwkwk, kalo aku mah pasti malu di gituin. Tapi memang Pil Joo tak bermaksud mempermalukan siapapun.
Intinya Se Ri senang Pil Joo mempunyai ketertarikan mengenai harta nasional yang kemungkinan dia tafsirkan sebagai dirinya. Ia pun memberitahu soal rencana pengumuman putusnya dengan Dokko Jin dalam waktu dekat, untuk itu ia ingin terlihat lebih kurus dan pucat di depan umum untuk menunjukkan dia sangat terpengaruh.
Tuan Yang janjian dengan ibunya Pil Joo di sebuah restoran. Awalnya tuan Yang berniat mengembalikan vitamin mahal yang di berikan ibu Pil Joo padanya sekaligus meluruskan bahwa Ae Jung lah yang putrinya bukan Se Ri. Namun daging panggang berhasil membatalkan niatnya.
Jenny dan Ae Hwan membawa Ae Jung ke tempat karaoke untuk menghiburnya. Tapi tak berhasil, rasa bersalahnya akibat menandatangani kontrak terlalu menguasainya.
Tak cuma Ae Jung yang frustasi, tapi juga Dokko Jin!! Jae Suk bahkan mengeluhkan Dokko Jin yang minum banyak hingga harus membuatnya bolak-balik belanja. “Kenapa kau minum banyak sekali air? Apa karena Ae Jung Noona kau lesu?”.
Seketika Dokko Jin menegang, ia minta Jae suk mendekat, “Jae Suk-ah, kadang-kadang manager tidak bisa menutup mulutnya dan melakukan kesalahan. Manager itu manusia juga”. Dengan takut-takut Jae Suk mengatupkan mulutnya dan mengangguk…..Dokko Jin sengaja membuat isi botol muncrat.
“Tapi managerku tak boleh seperti itu!!” wkwkwk, nada suara di tekan seperti suara tante Mi-Shil mamanya Bidam? Haha.
Jae Suk mengerti, ia pamit pulang. Tapi baru beberapa langkah ponselnya berbunyi, Jenny meneleponnya.
Sedikit mendengar soal membawa kue untuk perayaan di tempat karaoke, Dokko Jin buru-buru memanggil Jae Suk lagi. Dari Jae Suk akhirnya Dokko Jin tahu pesta itu direncanakan oleh Jenny untuk menyenangkan Ae Jung namun Ae Jung tetap terlihat tak antusias.
Sedikit mendengar soal membawa kue untuk perayaan di tempat karaoke, Dokko Jin buru-buru memanggil Jae Suk lagi. Dari Jae Suk akhirnya Dokko Jin tahu pesta itu direncanakan oleh Jenny untuk menyenangkan Ae Jung namun Ae Jung tetap terlihat tak antusias.
Di tempat karaoke, Jenny terus membujuk Ae Jung untuk bersenang-senang. Ae Jung berhasil dipaksa berdiri…
Dan permen karet dilantai serta lalat yang liar terbang ke sana kemari berhasil membuat Ae Jung bergerak!!
Haha disela suara hingar bingar musik karaoke, sekilas Ae Jung seperti sedang menari bahagia, mengangkat-angkat kaki dan tangannya. Dan itulah yang terlihat oleh Dokko Jin!! wkwkwk.
Pintu terbuka, mata Ae Jung terbelalak melihat Dokko Jin. Dokko Jin kesal, Ae Jung ternyata sedang berbahagia tak seperti cerita yang di dengarnya dari Jae Suk. Dokko Jin mengaku datang untuk memberi selamat pada Ae Jung untuk album barunya, ia lalu melempar kotak kue yang dibawanya ke atas meja.
Dokko Jin akhirnya duduk, dengan tampang cemberut ia minta ada yang menyanyikan lagu gembira. Dan Jae Suk memperburuk keadaan, ia justru menyanyi lagu tentang patah hati. Walau lagunya nge-beat, tapi syairnya seolah menyindir Dokko Jin.
Dokko Jin pun bangkit ikut menyanyikan refnya… haha, ia sangat bersemangat menghayati syair lagunya.
Sambil melompat dan menendang, menakuti yang lain. Sayangnya tingkah lebaynya tak di dukung oleh jantungnya.
Ia pun terhuyung keluar menahan dadanya yang mulai terasa sakit, Ae Jung yang khawatir ikut keluar. Langkah Dokko Jin terhenti saat Ae Jung memanggilnya.
“Kau tak apa-apa?”.
“Ya, aku baik-baik saja” (kayak lagunya pinkan haha).
“Bagaimanapun, aku berterima kasih”.
“Jadi kini aku pantas menerima ucapan terima kasihmu”.
“Ya, terima kasih banyak” Ae Jung membungkuk pamit untuk kembali ke dalam. Tapi Dokko Jin menahan jaketnya. Dokko Jin ingin mengajaknya bicara.
“Kau tak apa-apa?”.
“Ya, aku baik-baik saja” (kayak lagunya pinkan haha).
“Bagaimanapun, aku berterima kasih”.
“Jadi kini aku pantas menerima ucapan terima kasihmu”.
“Ya, terima kasih banyak” Ae Jung membungkuk pamit untuk kembali ke dalam. Tapi Dokko Jin menahan jaketnya. Dokko Jin ingin mengajaknya bicara.
Mereka masuk ke ruang lain. Dokko Jin ingin meluruskan masalah, ia ingin tahu cerita lengkap mengenai kentang dan album. Ae Jung tak bergeming ia tak perduli Dokko Jin berpikir apapun yang ia mau. Dokko Jin mencoba sabar, ia tetap ingin mendapatkan jawabannya.
“Malam itu, aku terlalu keras padamu, aku mengerti jika kau marah. Tapi kalau sekarang kau bilang kau ke rumahku bukan hanya karena butuh bantuan (album), tapi bermaksud membuatkan kari untukku…. Aku akan mengerti”
"Tak ada yang perlu dimengerti". Ae Jung tetap menolak.
“Jadi kau menganggapku orang bodoh yang bisa kau manfaatkan?”
“Bukan bodoh… tapi orang yang patut diberi ucapan berterima kasih” Ae Jung bangun untuk pergi.
“Malam itu, aku terlalu keras padamu, aku mengerti jika kau marah. Tapi kalau sekarang kau bilang kau ke rumahku bukan hanya karena butuh bantuan (album), tapi bermaksud membuatkan kari untukku…. Aku akan mengerti”
"Tak ada yang perlu dimengerti". Ae Jung tetap menolak.
“Jadi kau menganggapku orang bodoh yang bisa kau manfaatkan?”
“Bukan bodoh… tapi orang yang patut diberi ucapan berterima kasih” Ae Jung bangun untuk pergi.
Dokko Jin menahan bahu Ae Jung, “jika kau sangat berterimakasih, beri satu menit untukku”. Dokko Jin membuka monitor ditangannya dan mengenakannya pada Ae Jung.
Ia berjanji akan menerima bila hanya dianggap sebagai orang yang patut di beri ucapan terimakasih (=mundur dari mengejar Ae Jung) jika angka yang tertera adalah angka aman 60-90.
Perlahan namun pasti angka terus merambat naik dan mulai memerah.... saat menyentuh angka 102.....
Perlahan namun pasti angka terus merambat naik dan mulai memerah.... saat menyentuh angka 102.....
Ketakutan, Ae Jung melepaskan monitor itu. Ia memohon Dokko Jin tak mengejarnya lagi, jika ia ingin tetap bisa mencari nafkah dari keartisan, ia takkan bisa membiarkan orang seperti Dokko Jin mendebarkan hatinya, “Tolong tinggalkan aku sendiri agar aku bisa hidup antara 60 dan 90"......................................
Walau kecewa, Dokko Jin tersentuh. Penolakan Ae Jung setidaknya karena faktor lain bukan semata karena benar-benar tak menyukainya. Ia lalu menyerahkan pulpennya Pil Joo. Ia mengaku ia yang menemukan pulpen itu, makanya ia marah karena Ae Jung bahkan rela berbohong demi simpati Pil Joo.
Dokko Jin yang terluka menumpahkan semua unek-uneknya dengan mata berkaca-kaca, sementara Ae Jung hanya terpaku mendengarkan.
“Aku tidak!... aku suka pria yang manis bahkan rela mati untukku” sanggah Jenny cepat.
Jae Suk dan Ae hwanpun berebut menawarkan minuman untuk Jenny. Mana yang dipilih Jenny? Ternyata dua-duanya, haha Jenny maruk.
Pil Joo mengakui kesalahannya, ia meminta maaf pada Ae Jung. Ternyata niat baiknya malah menimbulkan masalah bagi Ae Jung, dan ia ingin membantu menyelesaikannya. Ae Jung menolak, semua sudah terlanjur terjadi, yang perlu ia lakukan saat ini adalah bangun.
Dokko Jin yang berharap Ae Jung menelponnya terus menatap ponselnya yang tak kunjung berdering. Ia kesal karena Ae Jung tetap tak mau memberi alasan atau penjelasan apapun. Saat akan naik ke kamarnya, matanya menatap mangkok bertutup berisi kentang.
Ia tertarik membukanya dan memegang kentang itu menemani ingatannya yang melayang ke kata-kata penolakan Ae Jung padanya…. “Semua mengarah pada satu hal ‘cinta yang bertepuk sebelah tangan’” --- baru kusadari, cintaku bertepuk sebelah tangan…. kau buat remuk, sluruh hatiku…..Kalo gak salah ni salah satu lagu yang menemani masa-masa TAku –awas, jangan pada ngitung umur yaaaa?!! Wkwkwk.
Dokko Jin terkejut melihat tunas tumbuh di kentang yang dipegangnya. Karena tahu kecambah kentang bisa beracun, ia berencana membuangnya.
Sementara di depan rumah Dokko Jin, Ae jung menatap sepatunya, ia berlatih ucapan permintaan maaf, "Dokko Jin-sshi, aku tidak berbohong padamu. Aku datang untuk membatalkan kata-kata tentang tidak akan pernah menyukaimu"
Alih-alih membuangnya, Dokko Jin malah menaruh kentang itu di atas gelas berisi air.... tebakanku, tuh kentang tumbuh cepet karena liatin fotonya Dokko Jin tiap hari, wkwkwkwk
Hari berganti, Dokko Jin (yang tak mau terlihat menyedihkan walau cintanya bertepuk sebelah tangan) ingin terlihat lebih baik dari biasanya. Ia mematut diri dan memuji dirinya sendiri, “Tampan!! It’s Perfect!! Nice!!” haha narsisnya gak ketulungan. Sebelum pergi ia memeriksa kentangnya dan menambahkan air. “walau beracun atau tidak, kalau sudah tumbuh seperti ini aku akan tetap merawatnya”.
Sementara itu, Ae Jung kembali bergelut dengan program baru, “if I say i’ll do it, I’ll do it!!”, dimana ia mesti memakai kostum kodok. Se hwan prihatin dengan Ae Jung, ia berharap album akan segera rilis hingga Ae Jung tak perlu bersusah payah seperti itu lagi dan mulai memperbaiki citra dirinya. Membicarakan soal album, Ae Jung berniat bicara pada kepala Moon agar menyesuaikan biaya produksi (tidak jor-joran seperti yang Dokko Jin minta).
Ae Hwan setuju, terutama mengenai rencana Ae Jung yang akan menjalani apa yang kini harus ia jalani dengan sebaik-baiknya. Ia bahkan menambah semangat Ae Jung soal namanya yang mulai banyak jadi perbincangan (dalam hal positif) setelah tampil di’Couple Making’. Pihak produksi bahkan akan menambahkan nama Goo Ae Jung dalam daftar artis yang akan melelang barang favorit mereka.
Dan inilah barang yang disarankan kakaknya untuk di lelang: Sepatu Ae Jung yang telah susah payah di temukan Dokko Jin!! Tersirat keengganan pada wajah Ae Jung.
Dokko Jin mengikuti rapat dengan presiden MBS, terjadi kesepakatan soal akan di buatnya film dokumenter mengenai Dokko Jin.
Sebelum ke lokasi acara, Ae Jung yang berkostum kodok berniat ke kamar kecil. Sementara Ae Hwan yang akan mengambil barang Ae Jung yang ketinggalan sebelum pergi memberitahu sepatunya sudah sampai di tangan pihak ‘Couple Making’. Ae Jung terus memikirkan sepatunya, sepatu itu harus ia ambil kembali, karena ia mempetimbangkan perasaan Dokko Jin. Ia pun batal ke toilet dan terburu-buru hingga hampir tak bisa mengerem saat kepala Moon yang bersama presiden MBS keluar dari gerbang pengaman.
Ae Jung yang terpeleset hampir terjatuh kalau saja Dokko Jin tak menahannya dari belakang. Kepala Moon memperkenalkan Ae Jung pada presiden MBS dan menyemangatinya sebelum pergi.
Sementara Dokko Jin walau sempat memperhatikan Ae Jung dalam-dalam akhirnya berlalu begitu saja tanpa kata. Ae Jung sempat kecewa namun ia tak mau ambil pusing, ia meneruskan jalan ke dalam, namun sayaing gerbang pengaman tak mau diajak kerjasama.
Gerbang itu tak mau terbuka karena (mungkin) mendeteksinya sebagai benda aneh (? Haha). Sempat celingukan dan yakin tak ada yang melihat, Ae Jung nekat manjat.
Sedikit kesulitan bergerak dengan kostumnya, tiba-tiba sepasang tangan meraihnya!
Hoho, sang pahlawan Dokko Jin muncul menggendongnya melewati pengaman.
Dokko Jin tersenyum, “apa kau pakai kostum kodok untuk melakukan tarian sexy?”
“tidak... aku berpura-pura menjadi kodok, jadi aku akan lompat jauh”
“apa kau bisa lompat jauh dengan perut besar itu?”
“bagaimanapun aku ini manusia… jadi wajar kalau ada kelemahan”
Dokko Jin kembali tersenyum, “Cuaca di luar sangat panas. Goo Ae Jung sang katak, akan kepanasan.”
Ae Jung sepertinya malu diperhatikan Dokko Jin, ia mengalihkan pembicaraan dengan mengingatkan Dokko Jin untuk bergabung dengan kepala Moon dan Presiden MBS.
“baiklah Goo Ae Jung sang kodok… lakukan yang terbaik”
Ae Jung bingung, ia lebih siap menghadapi Dokko Jin yang marah dan bertingkah aneh daripada Dokko Jin yang so sweet di cool seperti hari itu. Ae Jung akhirnya memutuskan untuk tak mengambil sepatunya, lagipula ia juga tak berniat memakainya lagi karena khawatir tergoda, “Jika aku memakainya… aku akan berlari padanya”.
Pil Joo mengajak Se Ri bertemu, ia ingin tahu soal hubungan Dokko Jin dan Se Ri sebenarnya. Se Ri dengan jujur mengakui bahwa yang publik tahu ia dan Dokko Jin masih berpacaran. Berbeda dari orang umum kebanyakan yang putus ya putus, tidak demikian dengan kalangan selebritis, ada banyak hal yang akan terpengaruh tidak hanya citra tapi juga kontrak. Beberapa pihak harus sepakat agar hubungan yang memang sudah bubar di publikasikan bubar.
“Jadi jika ada yang tahu ada orang ketiga di antara kalian berdua .. orang (ketiga) itu akan terluka?”
“Itulah mengapa kita harus ekstra hati-hati tentang hal itu….Tapi kenapa kau bertanya soal ini?”
“Karena aku takut seseorang akan terluka”
Se Ri tersenyum-senyum, ia mengira Pil Joo ada perasaan khusus padanya.
Dokko Jin dan Jae Suk tengah menunggu lift, seorang kru ‘Couple Making’ baru saja keluar dari dalam lift membawa banyak jinjingan. Ia menyapa Dokko Jin dan Jae Suk, karena mereka pernah bertemu di rung Se Ri (saat Dokko Jin menyiapkan acara kejutan yang akhirnya gagal). Dokko Jin menatap sepatu Ae Jung, ia terhenyak saat mendengr sepatu itu akan dilelang untuk amal. Setelah kru tadi pamit Dokko Jin masih ngedumel, ia sudah susah payah membantu mencarikan tapi sepatu itu malah akan dilelang. Ia langsung menoleh saat terdengar sapaan dari si kru untuk Pil Joo. Hm, kedua pahlawan kita saling menatap.
Si Kru tanpa sengaja menjatuhkan kedua sepatu Ae Jung, Pil Joo membantu mengambilkan salah satunya, dari label di sepatu ia tahu itu milik Ae Jung. Sebelahnya lagi jatuh tepat di dekat kaki Dokko Jin. Pil Joo berniat mengambilnya tapi Dokko Jin dengan sigap menghalanginya memakai kaki. Ia buru-buru memungutnya.
“berikan padaku… akan lebih baik jika aku memberikannya padaku”. Pinta Pil Joo.
Dokko Jin tersenyum ia seolah akan menaruh sepatu itu ke tangan Pil Joo, hei tapi tidak! Dokko Jin membelokannya dan memberikannya langsung kepada si kru. Dokko Jin merasa menang, ia mengingatkan agar kru itu berhati-hati dan tak menjatuhkannya seperti tadi, kalau tidak akan ada sembarang orang yang mengklaimnya, nyindir Pil Joo nih ceritanya.
Pil Joo tak mau kalah, “Kau tak akan mempercayakannya padaku? Aku bukan sembarang orang, kan?”…
Ha, suasana memanas bahkan sebelum perang sepatu dimulai!.............
Alasan Dokko Jin hanya untuk menghentikan Pil Joo mengaku ‘aku bukan sembarang orang’.
Sedang Pil Joo yang memang berniat membelinya karena ia menyukai Ae jung…. Ia mulai mempertimbangkan harga penawaran.
Sementara Jenny kesal karena sepatu Ae Jung hanya di buka dengan harga 30rb won saja. Ia ingin mendongkrk harga sepatu itu, tapi Ae Jung melarangnya, dengan alas an ia juga takkan mu memakainya lagi. Jenny antusisas karena tiba-tiba ada penawaran masuk langsung 500 ribu won (Pil Joo langsung ngegas).
1 juta dari Dokko Jin… ?? Pil Joo bertanya2 apa mungkin fansnya Ae Jung yang memberi penawaran? Memikirkan kemungkinan orang itu Dokko Jin, Pil Joo menaikkan tawaran 2 juta!!.
“aigoooo… 2 juta won?”… Logika Dokko Jin menyuruhnya berhenti:” Jika aku tak berhenti sekarang aku akan ditertawakan…” tapi terbersit dalam bayangannya Ae Jung dan Pil Joo makin erat karena Pil Joo berhasil membeli sepatunya, Dokko Jin TAK RELA!!! 3 juta!
Pil Joo tak mau kalah..4 juta!..
Kru ‘Couple Making’ yang mengawasi jalannya lelang terheran-heran, ia memanggil nona Han untuk ikut melihat. Nona Han terbelalak melihat angka merangkak naik menjadi 5 juta…. PD kim akhirnya ikut nimbrung ia juga terkaget-kaget karena angka kini 6juta!
Dokko Jin7! Pil Joo8! Dokko Jin 9!...
Pil Joo bersiap akan menaikkan tawaran saat tiba-tiba suster memberitahu ada pasien.
Pil Joo meminta mereka menunggu sementara ia mengetik angka 10 juta, tangannya sudah siap mengklik mouse saat tiba-tiba komputernya MATI!! Anak pasien yang masuk keruangannya berlari-lari menyenggol kabel! Pil Joo segera berlari ke meja administrasi untuk mengejar ketertinggalannya…..
lelangpun ditutup dengan nilai termahal untuk sepatu Ae Jung 10juta Won sementara yang lain sekitar seperempatnya saja…..
Dan inilah reaksi para tokoh kita:
Kru ‘Couple Making’ berkedip tak percaya.
Ae Jung menghitung dengan harinya seberapa banyak 10 juta won itu, ia khawatir akan jadi masalah di kemudian hari. Jenny menganggap orang yang membeli sepatu bekas seharga 10 juta itu orang gila!
Pil Joo kecewa… karena nama yang tercantum sebagai pemenang bukan dirinya.
Dan taraaaaaaaaaaaa inilah pemenang kita: DOKKO JIN!!..”OK! Nice!! Victory!!....Aku Dokko Jin, menang atas dr. Han!!” euporia kemenangan Dokko Jin tak lama, saat menyadari angka 10 juta won, tanda v dengan 2 jarinya menghadapnya.. “kenapa kau lakukan itu?” dan matanya kini yang harus bertanggung jawab, wkwkwk, Dokko Jin emang gila…
Pil Joo masih merenungi kekalahannya.. ia duduk lesu di kursinya… sementara Dokko Jin juga tak kalah lesu… ia menopang dagu menatap sepasang sepatu di hadapannya, menyalahkan dirinya sendiri, “walau kau mendapatkannya, kau tak bisa mengembalikannya pada Ae Jung”
Se Ri penasaran siapa yang membeli sepatu Ae Jung. Nona Han memberi tahu bahwa penawar satunya terdaftar sebagai Yoon Pil Joo dan angka tertingginya adalah 8juta! Se Ri mengernyit heran….ia sampai pada kesimpulan:”jadi yang dilihat diantara NTG oleh Yoon Pil Joo–ssi adalah Ae Jung oenni?”
Se Ri keluar dari kantor ‘Couple Making’, ia masih tak percaya memikirkan soal Ae Jung yang kembali ‘mengalahkannya’. Ia sedang menunggu lift saat seorang reporter menyapanya. Reporter Kim berterus terang ingin mencari tahu siapa orang yang telah membeli sepatu Ae Jung, Se Ri dengan alasan rahasia tak mau memberitahu.
Reporter Kim terus memaksa, “kau tak perlu terlalu spesifik, aku hanya ingin tahu apa dia salah satu fans lamanya Goo Ae Jung atau dia seseorang yang bisa menyebabkan masalah.”
‘seseorang yang bisa menyebabkan masalah?’ otak Se Ri pun berpikir cepat, ia punya kesempatan: ”sebenarnya, tim produksi tak begitu yakin, makanya kami tak bisa memberitahumu. Umur pada ID yang digunakan bisa milik siapa saja…... Ada juga, ada kemungkinan orang tertentu mengeluarkan banyak uang…. hanya spekulasi saja, kakaknya Ae Jung. Atau mungkin dia sendiri”
“apa maksudmu ia membelinya sendiri?”
Se Ri tak mengiyakan atau membantah, tapi jawabannya berikut memperkuat tebakan reporter Kim, “Ae Jung Oenni selalu ingin jadi pusat perhatian. Aku senang ia sudah jadi bahan pembicaraan atas sesuatu yang baik.”
Se Ri sengaja (walau tak terang-terangan) menghembuskan rumor jelek soal Ae Jung, yang seketika menimbulkan efek domino…
Ae Jung terus menetap ponselnya bertanya-tanya kenapa Dokko Jin tak menelponnya sama sekali, padahal ia yakin Dokko Jin lah yang membeli sepatunya…..
Dominonya Se ri mulai bekerja….Ae hwan tergopoh2 memberitahu berita yang tersebar di internet soal Ae Jung yang membeli sepatunya sendiri untuk menaikkan pamor. Ae Jung bingung, ia tak punya uang sebanyak itu untuk membelinya.
Ae Jung pun mencoba nona Han dan PD kim. Jika pembeli sebenarnya tidak muncul, maka berita soal Ae Jung sang pembeli takkan reda. Nona han mengingatkan soal syuting esok yang pasti akan mengundang perhatian banyak wartawan….
Pil joo melihat beritanya di inet. Sementara Dokko Jin tahu dari Jae Suk. Jae Suk mencoba membantu, karena ID yang dipakai adalah IDnya, ia usul ia yang akan mengaku. Dokko Jin tak setuju, manager dari agen yang sama yang membeli sepatu Ae Jung, takkan memperbaiki masalah, malah akan memperparah. Jae Suk memberitahu soal kemungkinan banyak wartawan yang datang ke syuting ’Couple Making’.
Ae Jung mencoba menenangkan keluarganya. Selama tim produksi percaya tidak ada indikasi promosi diri sendiri, ia takkan dicopot dari program ’Couple Making’. Tapi yang lebih membuatnya terpukul adalah Hyung Kyu yang harus membaca berita jelek tentangnya di internet.
Ae Jung mengajak Hyung kyu bicara berdua, ia memberi pengertian kepada keponakannya untuk tak terlalu mempercayai berita di internet. Hyung Kyu mengangguk mengerti, ia lalu memberitahu bahwa ayahnya bilang sepatu Ae Jung ada di rumah Dokko Jin, ia menawarkan diri akan menemui Dokko Jin. Ae Jung melarangnya menemui Dokko Jin, ia juga mengingatkan agar Hyung Kyu tak memberitahu siapapun soal masalah itu, termasuk memberitahu teman-teman sekolahnya bahwa Goo Ae Jung itu bibinya. Dan Hyung Kyu pun tersenyum mengangguk mengerti.
Sesuai yang di takutkan olen tim produksi, para wartawan telah berkerumun menunggu pernyataan dari Ae Jung. Pil Joo yang baru datang menatap dengan khawatir……
Ae Jung meminta maaf pada para pendukung "Couple Making', termasuk pad PD kim dan Nona Han. Walau yang lain menatap Ae Jung dengan sisnis, namun PD Kim berusaha bijak. Ia hanya mengingatkan Ae Jung agar bisa menangani para wartawan sebelum syuting mereka mulai.
Dan kekhawatiran Pil Joo makin bertambah, saat Ae Jung harus mengucapkan permintaan maaf pada semua orang di ruang ganti. Se Ri yang akan masuk ke ruang make up kesal melihat Pil Joo yang khawatir.
Saat sedang berdua dengan nona Han, Se Ri mencoba mempengaruhi nona Han agar Ae Jung bertanggung jawab. Seperti program-program acara lain jika artis pendukungnya bermasalah maka mereka akan menendangnya keluar. Untungnya nona Han lebih tidak terpengaruh, setidaknya mereka harus tahu reaksi dari wartawan sebelum mengambil tindakan. Se ri jelas-jelas terlihat kesal.
Ae Jung memberanikan diri keluar, tapi berondongan pertanyaan dari kerubungan wartawan membingungkannya. Ia bingung apa yang harus ia jelaskan dan mulai dari mana, hanya permintaan maaf yang keluar dari bibirnya. Ia minta mereka menunggu managernya untuk membantu menjelaskan. Ae Jung mencoba pergi namun wartawan malah merangsek, hingga Ae Jung tak bisa lewat bahkan sepatunya copot sebelah.
Dan inilah akhir efek domino yang tak disangka Se Ri:
“disini, sepatunya Goo Ae Jung ada disini!”
Seketika juru warta mengarahkan kameranya pada sang empunya suara.
Dokko Jin membelah kerumunan menuju Ae Jung, ia tersenyum pada Ae Jung yang terus menggigiti jarinya.
“Orang yang membeli sepatu Goo Ae Jung adalah aku, Dokko Jin!” terdengar gumaman heran.
Gumaman makin terdengar keras saat Dokko Jin berlutut memakaikan sepatu pada kaki Ae Jung.
Dokko Jin tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya pada Ae Jung, Ting!!!!.......................
From Ai Rf @pelangidrama.net with LoVE... muach....
Walau kecewa, Dokko Jin tersentuh. Penolakan Ae Jung setidaknya karena faktor lain bukan semata karena benar-benar tak menyukainya. Ia lalu menyerahkan pulpennya Pil Joo. Ia mengaku ia yang menemukan pulpen itu, makanya ia marah karena Ae Jung bahkan rela berbohong demi simpati Pil Joo.
Dokko Jin yang terluka menumpahkan semua unek-uneknya dengan mata berkaca-kaca, sementara Ae Jung hanya terpaku mendengarkan.
Sepeninggal Dokko Jin, Ae Jung kembali berkumpul dengan yang lain. Ia membuka kotak kue yang ternyata berisi sebelah sepatunya dan mengeluarkan pulpen yang tadi diterimanya dari Dokko Jin. Yang lainnya juga heran menatap pulpen itu.
Sementara Ae Jung menemui Pil Joo, kini tersisa Jenny, Ae Hwan dan Jae suk di ruang karaoke. Jenny membela Pil Joo sementara Ae Hwan membela Dokko Jin. Jae Suk memberi pendapatnya, “kepribadian Dokko Jin memang buruk, tapi ketika ia mengembalikan pulpen ia terlihat sangat peduli. Lagipula wanita selalu meninggalkan orang baik, karena mereka tertarik pada orang jahat”“Aku tidak!... aku suka pria yang manis bahkan rela mati untukku” sanggah Jenny cepat.
Jae Suk dan Ae hwanpun berebut menawarkan minuman untuk Jenny. Mana yang dipilih Jenny? Ternyata dua-duanya, haha Jenny maruk.
Dokko Jin yang berharap Ae Jung menelponnya terus menatap ponselnya yang tak kunjung berdering. Ia kesal karena Ae Jung tetap tak mau memberi alasan atau penjelasan apapun. Saat akan naik ke kamarnya, matanya menatap mangkok bertutup berisi kentang.
Ia tertarik membukanya dan memegang kentang itu menemani ingatannya yang melayang ke kata-kata penolakan Ae Jung padanya…. “Semua mengarah pada satu hal ‘cinta yang bertepuk sebelah tangan’” --- baru kusadari, cintaku bertepuk sebelah tangan…. kau buat remuk, sluruh hatiku…..Kalo gak salah ni salah satu lagu yang menemani masa-masa TAku –awas, jangan pada ngitung umur yaaaa?!! Wkwkwk.
Dokko Jin terkejut melihat tunas tumbuh di kentang yang dipegangnya. Karena tahu kecambah kentang bisa beracun, ia berencana membuangnya.
Sementara di depan rumah Dokko Jin, Ae jung menatap sepatunya, ia berlatih ucapan permintaan maaf, "Dokko Jin-sshi, aku tidak berbohong padamu. Aku datang untuk membatalkan kata-kata tentang tidak akan pernah menyukaimu"
Alih-alih membuangnya, Dokko Jin malah menaruh kentang itu di atas gelas berisi air.... tebakanku, tuh kentang tumbuh cepet karena liatin fotonya Dokko Jin tiap hari, wkwkwkwk
Hari berganti, Dokko Jin (yang tak mau terlihat menyedihkan walau cintanya bertepuk sebelah tangan) ingin terlihat lebih baik dari biasanya. Ia mematut diri dan memuji dirinya sendiri, “Tampan!! It’s Perfect!! Nice!!” haha narsisnya gak ketulungan. Sebelum pergi ia memeriksa kentangnya dan menambahkan air. “walau beracun atau tidak, kalau sudah tumbuh seperti ini aku akan tetap merawatnya”.
Sementara itu, Ae Jung kembali bergelut dengan program baru, “if I say i’ll do it, I’ll do it!!”, dimana ia mesti memakai kostum kodok. Se hwan prihatin dengan Ae Jung, ia berharap album akan segera rilis hingga Ae Jung tak perlu bersusah payah seperti itu lagi dan mulai memperbaiki citra dirinya. Membicarakan soal album, Ae Jung berniat bicara pada kepala Moon agar menyesuaikan biaya produksi (tidak jor-joran seperti yang Dokko Jin minta).
Ae Hwan setuju, terutama mengenai rencana Ae Jung yang akan menjalani apa yang kini harus ia jalani dengan sebaik-baiknya. Ia bahkan menambah semangat Ae Jung soal namanya yang mulai banyak jadi perbincangan (dalam hal positif) setelah tampil di’Couple Making’. Pihak produksi bahkan akan menambahkan nama Goo Ae Jung dalam daftar artis yang akan melelang barang favorit mereka.
Dan inilah barang yang disarankan kakaknya untuk di lelang: Sepatu Ae Jung yang telah susah payah di temukan Dokko Jin!! Tersirat keengganan pada wajah Ae Jung.
Dokko Jin mengikuti rapat dengan presiden MBS, terjadi kesepakatan soal akan di buatnya film dokumenter mengenai Dokko Jin.
Sebelum ke lokasi acara, Ae Jung yang berkostum kodok berniat ke kamar kecil. Sementara Ae Hwan yang akan mengambil barang Ae Jung yang ketinggalan sebelum pergi memberitahu sepatunya sudah sampai di tangan pihak ‘Couple Making’. Ae Jung terus memikirkan sepatunya, sepatu itu harus ia ambil kembali, karena ia mempetimbangkan perasaan Dokko Jin. Ia pun batal ke toilet dan terburu-buru hingga hampir tak bisa mengerem saat kepala Moon yang bersama presiden MBS keluar dari gerbang pengaman.
Ae Jung yang terpeleset hampir terjatuh kalau saja Dokko Jin tak menahannya dari belakang. Kepala Moon memperkenalkan Ae Jung pada presiden MBS dan menyemangatinya sebelum pergi.
Sementara Dokko Jin walau sempat memperhatikan Ae Jung dalam-dalam akhirnya berlalu begitu saja tanpa kata. Ae Jung sempat kecewa namun ia tak mau ambil pusing, ia meneruskan jalan ke dalam, namun sayaing gerbang pengaman tak mau diajak kerjasama.
Gerbang itu tak mau terbuka karena (mungkin) mendeteksinya sebagai benda aneh (? Haha). Sempat celingukan dan yakin tak ada yang melihat, Ae Jung nekat manjat.
Sedikit kesulitan bergerak dengan kostumnya, tiba-tiba sepasang tangan meraihnya!
Hoho, sang pahlawan Dokko Jin muncul menggendongnya melewati pengaman.
Dokko Jin tersenyum, “apa kau pakai kostum kodok untuk melakukan tarian sexy?”
“tidak... aku berpura-pura menjadi kodok, jadi aku akan lompat jauh”
“apa kau bisa lompat jauh dengan perut besar itu?”
“bagaimanapun aku ini manusia… jadi wajar kalau ada kelemahan”
Dokko Jin kembali tersenyum, “Cuaca di luar sangat panas. Goo Ae Jung sang katak, akan kepanasan.”
Ae Jung sepertinya malu diperhatikan Dokko Jin, ia mengalihkan pembicaraan dengan mengingatkan Dokko Jin untuk bergabung dengan kepala Moon dan Presiden MBS.
“baiklah Goo Ae Jung sang kodok… lakukan yang terbaik”
Ae Jung bingung, ia lebih siap menghadapi Dokko Jin yang marah dan bertingkah aneh daripada Dokko Jin yang so sweet di cool seperti hari itu. Ae Jung akhirnya memutuskan untuk tak mengambil sepatunya, lagipula ia juga tak berniat memakainya lagi karena khawatir tergoda, “Jika aku memakainya… aku akan berlari padanya”.
Pil Joo mengajak Se Ri bertemu, ia ingin tahu soal hubungan Dokko Jin dan Se Ri sebenarnya. Se Ri dengan jujur mengakui bahwa yang publik tahu ia dan Dokko Jin masih berpacaran. Berbeda dari orang umum kebanyakan yang putus ya putus, tidak demikian dengan kalangan selebritis, ada banyak hal yang akan terpengaruh tidak hanya citra tapi juga kontrak. Beberapa pihak harus sepakat agar hubungan yang memang sudah bubar di publikasikan bubar.
“Jadi jika ada yang tahu ada orang ketiga di antara kalian berdua .. orang (ketiga) itu akan terluka?”
“Itulah mengapa kita harus ekstra hati-hati tentang hal itu….Tapi kenapa kau bertanya soal ini?”
“Karena aku takut seseorang akan terluka”
Se Ri tersenyum-senyum, ia mengira Pil Joo ada perasaan khusus padanya.
Dokko Jin dan Jae Suk tengah menunggu lift, seorang kru ‘Couple Making’ baru saja keluar dari dalam lift membawa banyak jinjingan. Ia menyapa Dokko Jin dan Jae Suk, karena mereka pernah bertemu di rung Se Ri (saat Dokko Jin menyiapkan acara kejutan yang akhirnya gagal). Dokko Jin menatap sepatu Ae Jung, ia terhenyak saat mendengr sepatu itu akan dilelang untuk amal. Setelah kru tadi pamit Dokko Jin masih ngedumel, ia sudah susah payah membantu mencarikan tapi sepatu itu malah akan dilelang. Ia langsung menoleh saat terdengar sapaan dari si kru untuk Pil Joo. Hm, kedua pahlawan kita saling menatap.
Si Kru tanpa sengaja menjatuhkan kedua sepatu Ae Jung, Pil Joo membantu mengambilkan salah satunya, dari label di sepatu ia tahu itu milik Ae Jung. Sebelahnya lagi jatuh tepat di dekat kaki Dokko Jin. Pil Joo berniat mengambilnya tapi Dokko Jin dengan sigap menghalanginya memakai kaki. Ia buru-buru memungutnya.
“berikan padaku… akan lebih baik jika aku memberikannya padaku”. Pinta Pil Joo.
Dokko Jin tersenyum ia seolah akan menaruh sepatu itu ke tangan Pil Joo, hei tapi tidak! Dokko Jin membelokannya dan memberikannya langsung kepada si kru. Dokko Jin merasa menang, ia mengingatkan agar kru itu berhati-hati dan tak menjatuhkannya seperti tadi, kalau tidak akan ada sembarang orang yang mengklaimnya, nyindir Pil Joo nih ceritanya.
Pil Joo tak mau kalah, “Kau tak akan mempercayakannya padaku? Aku bukan sembarang orang, kan?”…
Ha, suasana memanas bahkan sebelum perang sepatu dimulai!.............
Alasan Dokko Jin hanya untuk menghentikan Pil Joo mengaku ‘aku bukan sembarang orang’.
Sedang Pil Joo yang memang berniat membelinya karena ia menyukai Ae jung…. Ia mulai mempertimbangkan harga penawaran.
Sementara Jenny kesal karena sepatu Ae Jung hanya di buka dengan harga 30rb won saja. Ia ingin mendongkrk harga sepatu itu, tapi Ae Jung melarangnya, dengan alas an ia juga takkan mu memakainya lagi. Jenny antusisas karena tiba-tiba ada penawaran masuk langsung 500 ribu won (Pil Joo langsung ngegas).
1 juta dari Dokko Jin… ?? Pil Joo bertanya2 apa mungkin fansnya Ae Jung yang memberi penawaran? Memikirkan kemungkinan orang itu Dokko Jin, Pil Joo menaikkan tawaran 2 juta!!.
“aigoooo… 2 juta won?”… Logika Dokko Jin menyuruhnya berhenti:” Jika aku tak berhenti sekarang aku akan ditertawakan…” tapi terbersit dalam bayangannya Ae Jung dan Pil Joo makin erat karena Pil Joo berhasil membeli sepatunya, Dokko Jin TAK RELA!!! 3 juta!
Pil Joo tak mau kalah..4 juta!..
Kru ‘Couple Making’ yang mengawasi jalannya lelang terheran-heran, ia memanggil nona Han untuk ikut melihat. Nona Han terbelalak melihat angka merangkak naik menjadi 5 juta…. PD kim akhirnya ikut nimbrung ia juga terkaget-kaget karena angka kini 6juta!
Dokko Jin7! Pil Joo8! Dokko Jin 9!...
Pil Joo bersiap akan menaikkan tawaran saat tiba-tiba suster memberitahu ada pasien.
Pil Joo meminta mereka menunggu sementara ia mengetik angka 10 juta, tangannya sudah siap mengklik mouse saat tiba-tiba komputernya MATI!! Anak pasien yang masuk keruangannya berlari-lari menyenggol kabel! Pil Joo segera berlari ke meja administrasi untuk mengejar ketertinggalannya…..
lelangpun ditutup dengan nilai termahal untuk sepatu Ae Jung 10juta Won sementara yang lain sekitar seperempatnya saja…..
Dan inilah reaksi para tokoh kita:
Kru ‘Couple Making’ berkedip tak percaya.
Ae Jung menghitung dengan harinya seberapa banyak 10 juta won itu, ia khawatir akan jadi masalah di kemudian hari. Jenny menganggap orang yang membeli sepatu bekas seharga 10 juta itu orang gila!
Pil Joo kecewa… karena nama yang tercantum sebagai pemenang bukan dirinya.
Dan taraaaaaaaaaaaa inilah pemenang kita: DOKKO JIN!!..”OK! Nice!! Victory!!....Aku Dokko Jin, menang atas dr. Han!!” euporia kemenangan Dokko Jin tak lama, saat menyadari angka 10 juta won, tanda v dengan 2 jarinya menghadapnya.. “kenapa kau lakukan itu?” dan matanya kini yang harus bertanggung jawab, wkwkwk, Dokko Jin emang gila…
Pil Joo masih merenungi kekalahannya.. ia duduk lesu di kursinya… sementara Dokko Jin juga tak kalah lesu… ia menopang dagu menatap sepasang sepatu di hadapannya, menyalahkan dirinya sendiri, “walau kau mendapatkannya, kau tak bisa mengembalikannya pada Ae Jung”
Se Ri penasaran siapa yang membeli sepatu Ae Jung. Nona Han memberi tahu bahwa penawar satunya terdaftar sebagai Yoon Pil Joo dan angka tertingginya adalah 8juta! Se Ri mengernyit heran….ia sampai pada kesimpulan:”jadi yang dilihat diantara NTG oleh Yoon Pil Joo–ssi adalah Ae Jung oenni?”
Se Ri keluar dari kantor ‘Couple Making’, ia masih tak percaya memikirkan soal Ae Jung yang kembali ‘mengalahkannya’. Ia sedang menunggu lift saat seorang reporter menyapanya. Reporter Kim berterus terang ingin mencari tahu siapa orang yang telah membeli sepatu Ae Jung, Se Ri dengan alasan rahasia tak mau memberitahu.
Reporter Kim terus memaksa, “kau tak perlu terlalu spesifik, aku hanya ingin tahu apa dia salah satu fans lamanya Goo Ae Jung atau dia seseorang yang bisa menyebabkan masalah.”
‘seseorang yang bisa menyebabkan masalah?’ otak Se Ri pun berpikir cepat, ia punya kesempatan: ”sebenarnya, tim produksi tak begitu yakin, makanya kami tak bisa memberitahumu. Umur pada ID yang digunakan bisa milik siapa saja…... Ada juga, ada kemungkinan orang tertentu mengeluarkan banyak uang…. hanya spekulasi saja, kakaknya Ae Jung. Atau mungkin dia sendiri”
“apa maksudmu ia membelinya sendiri?”
Se Ri tak mengiyakan atau membantah, tapi jawabannya berikut memperkuat tebakan reporter Kim, “Ae Jung Oenni selalu ingin jadi pusat perhatian. Aku senang ia sudah jadi bahan pembicaraan atas sesuatu yang baik.”
Se Ri sengaja (walau tak terang-terangan) menghembuskan rumor jelek soal Ae Jung, yang seketika menimbulkan efek domino…
Ae Jung terus menetap ponselnya bertanya-tanya kenapa Dokko Jin tak menelponnya sama sekali, padahal ia yakin Dokko Jin lah yang membeli sepatunya…..
Dominonya Se ri mulai bekerja….Ae hwan tergopoh2 memberitahu berita yang tersebar di internet soal Ae Jung yang membeli sepatunya sendiri untuk menaikkan pamor. Ae Jung bingung, ia tak punya uang sebanyak itu untuk membelinya.
Ae Jung pun mencoba nona Han dan PD kim. Jika pembeli sebenarnya tidak muncul, maka berita soal Ae Jung sang pembeli takkan reda. Nona han mengingatkan soal syuting esok yang pasti akan mengundang perhatian banyak wartawan….
Pil joo melihat beritanya di inet. Sementara Dokko Jin tahu dari Jae Suk. Jae Suk mencoba membantu, karena ID yang dipakai adalah IDnya, ia usul ia yang akan mengaku. Dokko Jin tak setuju, manager dari agen yang sama yang membeli sepatu Ae Jung, takkan memperbaiki masalah, malah akan memperparah. Jae Suk memberitahu soal kemungkinan banyak wartawan yang datang ke syuting ’Couple Making’.
Ae Jung mencoba menenangkan keluarganya. Selama tim produksi percaya tidak ada indikasi promosi diri sendiri, ia takkan dicopot dari program ’Couple Making’. Tapi yang lebih membuatnya terpukul adalah Hyung Kyu yang harus membaca berita jelek tentangnya di internet.
Ae Jung mengajak Hyung kyu bicara berdua, ia memberi pengertian kepada keponakannya untuk tak terlalu mempercayai berita di internet. Hyung Kyu mengangguk mengerti, ia lalu memberitahu bahwa ayahnya bilang sepatu Ae Jung ada di rumah Dokko Jin, ia menawarkan diri akan menemui Dokko Jin. Ae Jung melarangnya menemui Dokko Jin, ia juga mengingatkan agar Hyung Kyu tak memberitahu siapapun soal masalah itu, termasuk memberitahu teman-teman sekolahnya bahwa Goo Ae Jung itu bibinya. Dan Hyung Kyu pun tersenyum mengangguk mengerti.
Sesuai yang di takutkan olen tim produksi, para wartawan telah berkerumun menunggu pernyataan dari Ae Jung. Pil Joo yang baru datang menatap dengan khawatir……
Ae Jung meminta maaf pada para pendukung "Couple Making', termasuk pad PD kim dan Nona Han. Walau yang lain menatap Ae Jung dengan sisnis, namun PD Kim berusaha bijak. Ia hanya mengingatkan Ae Jung agar bisa menangani para wartawan sebelum syuting mereka mulai.
Dan kekhawatiran Pil Joo makin bertambah, saat Ae Jung harus mengucapkan permintaan maaf pada semua orang di ruang ganti. Se Ri yang akan masuk ke ruang make up kesal melihat Pil Joo yang khawatir.
Saat sedang berdua dengan nona Han, Se Ri mencoba mempengaruhi nona Han agar Ae Jung bertanggung jawab. Seperti program-program acara lain jika artis pendukungnya bermasalah maka mereka akan menendangnya keluar. Untungnya nona Han lebih tidak terpengaruh, setidaknya mereka harus tahu reaksi dari wartawan sebelum mengambil tindakan. Se ri jelas-jelas terlihat kesal.
Ae Jung memberanikan diri keluar, tapi berondongan pertanyaan dari kerubungan wartawan membingungkannya. Ia bingung apa yang harus ia jelaskan dan mulai dari mana, hanya permintaan maaf yang keluar dari bibirnya. Ia minta mereka menunggu managernya untuk membantu menjelaskan. Ae Jung mencoba pergi namun wartawan malah merangsek, hingga Ae Jung tak bisa lewat bahkan sepatunya copot sebelah.
Wartawan mulai menagadikan sepatu itu seolah sepatu itu adalah artis ckck…
Pil Joo yang sedari tadi melihatnya dari kejauhan merasa prihatin sekaligus khawatir dan ingin membantunya. Namun Se Ri yang juga sedang melihat, menahannya dengan alasan akan lebih mempermalukan Ae Jung.Dan inilah akhir efek domino yang tak disangka Se Ri:
“disini, sepatunya Goo Ae Jung ada disini!”
Seketika juru warta mengarahkan kameranya pada sang empunya suara.
Dokko Jin membelah kerumunan menuju Ae Jung, ia tersenyum pada Ae Jung yang terus menggigiti jarinya.
“Orang yang membeli sepatu Goo Ae Jung adalah aku, Dokko Jin!” terdengar gumaman heran.
Gumaman makin terdengar keras saat Dokko Jin berlutut memakaikan sepatu pada kaki Ae Jung.
Dokko Jin tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya pada Ae Jung, Ting!!!!.......................
Have a great Day!! ^^
From Ai Rf @pelangidrama.net with LoVE... muach....
0 comments:
Post a Comment