Recent Post


[Sinopsis] The Greatest Love/Best Love Episode 15

Do you want to share?

Do you like this story?





kami adalah pasangan... kami (Dokko Jin dan Ai Jung xixixi) saling mencintai...


Kepala Moon di temani Jae Suk mengadakan konpress yang menyatakan bahwa operasi Dokko Jin telah sukses dan kini sedang melakukan pemulihan di luar negeri.

Walau masih diselimuti rumor karena Dokko Jin belum tampil langsung untuk membuktikan kesehatannya, setidaknya para penggemar sedikit lega dengan kabar itu. Netizens boleh bersimpati dan senang sekaligus lega dengan keadaan Dokko Jin, tapi mereka tak sedikitpun berempati dengan Ae Jung. Bahkan Kejadian Ae Jung terpaku saat mendengar berita Dokko Jin dan kemudian lari dari acara siaran langsung menjadi bahan lelucon…
‘Ae Jung kebelet ke KM!!’
Jenny prihatin melihat video itu, bagaimana bisa sebuah kejadian yang sebenarnya berat dan menyedihkan bisa berubah 180° menjadi sebuah lelucon. Ae Jung justru merasa bersyukur, karena video lucu itu justru membantunya menyembunyikan keadaan sebenarnya. Setidaknya walau ia kini tak mendapat jatah slot tersendiri, ia tak di pecat dari program itu. Pembicaraan lalu beralih pada Dokko Jin, Jenny ingin tahu kapan Dokko Jin akan kembali. Ae Jung yakin walaupun Dokko Jin sudah kembali, sementara ia akan menjaga jarak karena pasti di kerubungi banyak orang.
“Jika ia sudah kembali, apa yang akan terjadi pada kalian berdua? Saat ia mengira akan mati, ia berencana mengumumkan hubungan kalian secara terbuka, kan? Sekarang saat ia sudah baik-baik saja, ia tak akan mengubah pikirannya, kan?”
“Melihat bagaimana seluruh negeri terguncang karena kejadian ini, aku menyadari Dokko Jin adalah seseorang yang dicintai oleh seluruh negeri. Untuk di cintai oleh orang seperti itu, aku masih belum percaya.”
“Jadi.. Setelah melewati krisis hampir mati, kau juga akan melewati kesempatan menjadikannya nyata.. Apa tak masalah bagimu melepaskannya semua?”
“Bahkan aku akan membiarkannya pergi jika ia mendorongku menjauh… aku sendiri yang menjanjikan itu.” Jawab Ae Jung yakin.
Jenny terperangah, “Tapi kau kan sangat menyukai Dokko Jin, apa kau tak merindukannya yang baru saja selamat dari maut?”
“Aku benar-benar ingin melihatnya… Tapi kalau aku bertemu dengannya, aku pasti akan bertanya…. Aku benar-benar tidak ingin mengatakan kata ‘Apa yang akan terjadi dengan kita?’ ..... ‘Sekarang saat kau telah selamat dari operasimu, kau akan tetap melompat ke tumpukan kotoran anjingku, kan?’ Bagaimana mungkin aku bisa mengatakan itu?”
2 bulan setelah operasinya, Dokko Jin pun terlihat di bandara. Jae Suk sangat antusias saat menjemput Dokko Jin. Ia langsung menanyakan keadaan Dokko Jin. Dokko Jin dengan bangga memamerkan angka di monitor jantungnya yang menunjukkan ia dan jantungnya sehat.
“Hyeong nim, kau kembali tanpa memberitahu kepala Moon karena Ae Jung noona, kan?”
“Aku harus menyelesaikan masalah kehidupan nyataku sekarang”
“apa kau mempersiapkan kejutan romantis? Saat kau akan menemui kekasih yang lama tak jumpa, kau harus menyiapkan sesuatu agar bisa menambah cintanya… kau tak menyiapkan apapun, kan? Haruskah aku memberimu ide? …..Ikat pita di lehermu seperti ini..” Jae Suk memperagakan dengan lehernya sendiri lalu memasang tangan di kedua sisi dagu, “Dokko Jin adalah hadiaaaah Aeeeee Jung!”
Dokko Jin kesal, “Jae Suk… ambil kantong belanja biru di antar barang-barangku… dan buanglah”
Jae Suk mengambil tas yang dimaksud, “ini? Apa ini?” tanyanya sambil di koclak-koclak.
“itu Hadiaaaaaah untuk Jaeeeee Suk“ jawab Dokko Jin menirukan ajaran Jae Suk, jelas terlihat Dokko Jin tak suka ide Jae Suk. wkwkwk Jae Suk langsung cemberut memeluk tas birunya..”kau tak punya ide yang lain? “. Dokko Jin menjelaskan dirinya yang kini makin tambah spesial, “aku bukan sesuatu yang tak penting yang bisa ditawarkan sebagai hadiah untuk Goo Ae Jung yang bahkan tak memperlihatkan wajahnya”
Hyung Kyu menemui kakeknya yang sedang asyik bercermin, ia penasaran ingin tahu kenapa Dokko Jin belum kembali. Wajahnya menekuk mendengar kakeknya memberitahu rumor Dokko Jin tak mampu bertahan dan menjadi hantu. Ia ingat janji Dokko Jin yang akan kembali dalam keadaan lebih kuat.
Hyung kyu lalu masuk kamar bibinya untuk melihat kembali kotak cincin dari Dokko Jin yang ia simpan di kotak sepatu. “ia harus datang untuk menyerahkan sendiri cincin ini pada bibi….”
Tuan Goo tiba-tiba ikut masuk ke kamar Dokko Jin. Ia melarang Hyung Kyu bermain-main dengan barang bibinya, kotak cincin kosong yang di pegang Hyung Kyu pun diambil untuk di taruh di rak atas. Tuang Goo lalu pergi setelah sebelumnya berpesan agar Hyung Kyu bermain ke rumah Jenny. Karena kotak cincinnya terlalu tinggi untuk di raih, si cincin terpaksa Hyung Kyu masukkan ke dalam sepatu.
Dokko Jin kembali ke rumah…. Sesaat ia menghirup udara rumahnya, senyumnya langsung melebar. Ia duduk di sofa seakan merindukannya.
Matanya menatap sesuatu, ia hampir tak berkedip melihat pot kentang di meja ruang tamunya. “Kau si kentang? Betul, kau si Kentang!... aku pikir kau sudah mati… ternyata kau masih hidup!!” Senyum bahagia plus takjub kini menghias bibir Dokko Jin. Jae Suk memberitahu bahwa Ae Jung yang menanam kentang itu di pot.
Flashback, setelah Dokko Jin masuk RS, Jae Suk dan Ae Jung ke rumah Dokko Jin.
“Sepertinya mati” kata Jae Suk prihatin.
Ae Jung terlihat sedih saat melihat pohon kentang yang layu tergeletak begitu saja d lantai , “dia tak boleh mati”
“Hyungnim merawatnya dengan sayang tiap hari”.
Ae Jung memungut kentang itu dan memegangnya dengan sayang, ia lalu menanamnya kembali pada sebuah pot kecil. “kau adalah kentang special… kau tak boleh layu dan mati seperti ini.” Ae Jung tersenyum pada si pohon kentangnya. Flashback selesai.
“benarkah? Dia tak pernah datang untuk merawatku, kenapa dia hanya merawat kentang?” Dokko Jin tetap tak terima saat Jae Suk memberi alasan banyak wartawan di rumah sakit. Demikian juga soal alasan dari dokter mengenai Dokko Jin yang perlu istirahat total agar cepat pulih. ”Dia juga tak muncul saat aku sudah hampir pulih”
“Ah, itu...” Jae Suk hampir keceplosan, terlihat sekali ingin menyembunyikan sesuatu (soal keterlibatan kepala Moon), “Kau harus menanyakannya sendiri pada Ae Jung noonim.”
Kepala Moon tetap berusaha membuat Ae Jung tak lupa janjinya. Ia memberi gambaran pada Ae Jung soal 3 kontrak iklan baru untuk Dokko Jin, hingga total iklannya dalam waktu bersamaan kini ada 18. Rekor 2 iklan lebih banyak dari total iklan yang pernah di bintangi Dokko Jin dalam waktu bersamaan. Selain itu juga ada dua sutradara terkenal yang biasa mendapat penghargaan yang juga mengantri untuk bekerja sama. Wow, Dokko Jin benar-benar di puncak karirnya.

Kepala Moon mengingatkan soal Ae Jung yang pernah menyatakan bersedia untuk tak menghalangi jalannya (karir) Dokko Jin. Ae Jung tak membantah, ia tahu yang dikatakan kepala Moon itu benar.
“Baiklah. Kau paham dengan cukup baik .... Bukankah kau bilang padaku sebelumnya bahwa selama tidak ada yang terjadi padanya, ketika ia terus melaju dengan kecepatan penuh, kau akan bertepuk tangan untuknya ... Sekarang, yang perlu kita lakukan adalah bertepuk tangan untuknya"

Tepuk tanganpun terdengar, tapi bukan dari Ae Jung. Dokko Jin bertepuk tangan pada kentangnya meluapkan kegembiraannya, “Bagus kentang… Berkat Ae Jung kita berdua tetap hidup dan sehat” Tapi mengingat Ae Jung, Dokko Jin kemudian jadi lesu, “Aku berniat bertahan sampai Goo Ae Jung yang pertama mendatangiku…… Tapi aku sangat merindukannya….”
Jae Suk senyum-senyum mengintip oleh-olehnya dari Dokko Jin. Ia tak sabar segera pamit pulang. Tapi Dokko Jin memintanya tinggal sebentar untuk: MENGAJARINYA MEMBUAT KEJUTAN SPESIAL, wkwkwk. Tadi gak mau dan marah, sekarang minta di ajarin… ckckck.
Yay, waktunya menceritakan dokter ganteng saingan cintanya Dokko Jin…. Dr Yoon Pil Joo. Pil Joo terlihat menikmati kunjungannya ke pasar obat-obatan tradisional. Beragam tanaman yang telah di keringkan tersedia. Sesekali Pil Joo berhenti untuk melihat lebih dekat dan mencium aroma beberapa jenis tanaman yang telah dikeringkan.
Sampai ia bertemu pemilik toko yang ia kenal, mereka bertegur sapa. Pemilik toko agak heran karena ia menyangka Pil Joo sedang di China untuk belajar. Pil Joo mengaku masih ada hal yang harus ia selesaikan.
“Aku akan masuk TV hari ini” Kata si ahjussi pemilik toko bangga.
“betulkah? Program apa?”
“Acara yang pembawa acaranya wanita dari acara yang sama denganmu”
“Goo Ae Jung?”
“betul”
Ae Hwan bertemu PD Kim dan Nona Han (ini PD Kim dan nona Han kok ya scene nya berdua dua terus…). Mereka berdua cukup senang mendengar Ae Jung sudah punya acara baru, tapi keduanya langsung mengelak kabur saat Ae Hwan minta kesempatan Ae Jung sebagai pembawa acara di acara baru mereka.
Sementara itu acaranya Ae Jung mulai shooting. Di acara bertajuk ‘Searching for Tastes’ itu, Ae Jung menjadi Mat Jang Geum (plesetan dari Dae Jang Geum, Mat Jang Geum= The Taster Jang Geum). Karena dari pihak kreatif meminta pembuka acaranya yang lebih meriah, Ae Jung menawarkan diri untuk salto. Saltonya berhasil, tapi karena tanahnya banyak kerikil telapak tangannya sedikit sakit.
Pil Joo yang diam-diam ikut menyaksikannya di antara kerumunan, meminta seorang ahjumma yang tengah memegang sapu di sampingnya untuk membantu.
Ahjuma tadi langsung nyelonong menyapu lantai membuat Ae Jung yang bersiap untuk saltonya terkejut . Tapi ahjumma itu memberi alasan ingin pasarnya terlihat bersih di Tv, sehingga tak seorangpun mencegahnya. Dari kejauhan Pil Joo tersenyum…. So sweet Pil Joo.
Hyung Kyu menatap tak percaya saat ada sosok Dokko Jin duduk di bale depan rumahnya. Ia terus memperhatikan Dokko Jin yang memakai pita merah di leher dan komat-kamit menghafal kata-kata sambutannya. Dokko Jin menyadari ada Hyung Kyu, ia segera menyapanya dengan hangat, tapi kemudian terheran-heran karena Hyung Kyu hanya bengong saja. Hyung Kyu akhirnya memberanikan diri me-nunyuk-nunyuk (NOEL-NOEL) badan Dokko Jin hingga Dokko Jin kegelian. Hyung Kyu menarik nafas lega karena ia sempat menyangka Dokko Jin itu hantu.

“Siapa yang bilang aku meninggal dan jadi hantu?”
“Semua temanku mengatakan begitu.
“Tuliskan nama orang-orang yang mengatakan itu. Aku akan menuntut mereka”
Hyung Kyu mengangguk. Ia lalu tertarik melihat pita di leher Dokko Jin. “Ahjussi, kau jadi hadiah?”
Dokko Jin mengangguk, “Aku hadiah untuk bibimu…” Dokko Jin lalu menunjukkan kantong belanja Disney berwarna kuning, “Dan ini hadiah untukmu.”
Hyung Kyu langsung memeluk Dokko Jin berterima kasih..
“Karena kau menyambutku dengan hangat, Aku akan menjadi hadiahmu juga.” Dokko Jin bermain-main dengan Dokko Jin… ckckck keliatan banget CSW biasa main ma anak kecil, dia ngitik2 perut Hyung Kyu yang ndut dengan suara yang lucu.
Shooting sudah selesai, ahjussi pemilik toko obat yang tahu kaki Ae Jung terkilir menyarankannya terapi akupuntur ke dokter herbal terkenal. Ae Jung tersenyum minta di kenalkan dokter yang dimaksud.
“Dokternya ada di sini” sahut sebuah suara
“Yoon Pil Joo-ssi?” Ae Jung terkejut dengan pemilik suara itu.
“Aigoo, Dr. Yoon, kau belum pergi?” Ahjussi sedikit berbasa-basi, tapi ia yang sadar keduanya saling kenal pamit dan masuk ke tokonya lagi.

Pil Joo menjawab tatapan ingin tahu Ae Jung, “Aku menonton shootingmu tadi. Salto lebih dari 30 kali, pantas saja kalau pergelangan kakimu terluka…. Apa pergelangan tanganmu baik-baik saja?”
“apa yang kau lakukan di sini?”
“Aku sering ke sini membeli ramuan untuk keperluan RS”
“Jadi kau kesini dan kita tak sengaja bertemu?’
Pil Joo sedikit malu mengakui kalau memang itu kebetulan tapi juga sengaja diatur, ia tadi sempat mendengar soal Ae Jung yang akan shooting disana, jadi ia sengaja menunggu. Ia dengan jujur mengaku ingin tahu kabar Ae Jung. Ae Jung menceritakan soal acara barunya ‘Searching for Tastes’ yang mengharuskannya keliling banyak tempat.
Pil Joo lalu membawa Ae Jung kemobilnya untuk mengobati kakinya yang terkilir, dan meminjamkannya sandal…. Masih ada yang tidak jatuh cinta ma Pil Joo??
Sambil menunggu Ae Jung, Dokko Jin kali kedua masuk ke kamarnya Ae Jung, kali ini dengan Hyung Kyu. Dokko Jin kembali menikmati aroma creamnya Ae Jung.
 
Kesenangan Dokko Jin terganggu saat mendengar Hyung Kyu kehilangan cincin yang ia letakkan di dalam sepatu ungu. Yang membuatnya kesal bukan karena kehilangan cincin mahal itu, tapi karena Ae Jung tega membuang sepatu ungu kenangan mereka.
“Bibi pernah sekali membuangnya, Aku yang mengambilnya kembali" Jawab Hyung Kyu menjawab pertanyaan Dokko Jin.
"Apa? Dia pernah membuangnya?” Dokko Jin kesal dan mengatai Ae Jung, ’si tak berperasaan Goo Ae Jung’... “Dari mana kau mendapatkannya kembali? "
Hyung Kyu menjawab dari tempat sampah khusus pakaian bekas, ia mengajak Dokko Jin mencarinya disana.
Dokko Jin menaikkan nada suaranya seperti marah, “Ding Dong! Aku Dokko Jin!! Aku Telah di upgrade dan menjadi lebih spesial. Bagaimana bisa aku mengacak-acak tempat sampah untuk……... “ Dokko Jin tiba2 berubah pikiran, “Aku harus melakukannya…. Dimana tempatnya? Ayo....”
Ala spy rahasia, mereka mengendap-endap, Dokko Jin yang memeriksa bak sampah, sementara Hyung Kyu kebagian tugas mengawasi jangan sampai ada yang melihat mereka.
Malang tak dapat di tolak, sementara Hyung Kyu mengawasi sisi kanan, dari sisi kiri muncul 2 ahjuma yang langsung mengomel pada Dokko Jin yang begitu saja mengacak-acak baju bekas dan melemparnya keluar. Dokko Jin buru-buru menutup mukanya dengan kain agar tak di kenali.
Btw, tempat sampah baju mereka sangat bersih, apa mungkin baju ex-impor luar negeri yang sempat membanjiri Jakarta berasal dari tong sampah kayak gitu????? Hm, wondering.
Hyung Kyu berusaha melindungi Dokko Jin yang tidak bisa menunjukkan mukanya, ia memunguti pakaian-pakaian yang berserakan. Ahjuma itu tak tega melihat Hyung Kyu membereskan kekacauan yang dibuat oleh lelaki yang mereka sangka ayahnya. Mereka bilang mereka yang akan membereskannya.
Dokko Jin dengan muka tertutup dan kaca mata hitam memberanikan diri berbalik mengajak Hyung Kyu pulang. Ahjuma marah karena Dokko Jin tak mau membereskan sampah yang sudah di acak-acaknya.
“kalian bilang kalian yang akan membereskannya”
“itu karena kami tak mau dia yang membereskannya. Kamu sebagai ayah lah yang harus membereskannya… Apa yang kau tunggu? Cepat lakukan dan bereskan!!” si Ahjuma mulai bentak-bentak.
Dokko Jin terpaksa membereskannya setengah hati, bajunya di lempar dengan kasar, si ahjuma tambah kesal.

Hyung Kyu kasihan lihat Dokko Jin di marahin “Ahjumma, ahjussi ini sangat spesial...” Dokko Jin buru-buru menarik Hyung Kyu. Ia mengingatkan kalau identitasnya sebagai Superhero tak boleh bocor. Ia menyarankan mereka bereskan saja tempat itu. Dokko Jin dan Hung Kyu mulai melipat pakaian yang masih tersisa dengan hati-hati. Si ahjuma rese yang heran dengan gaya Dokko Jin mengira Dokko Jin itu ayah pengangguran yang gak mau kena matahari, wkwkwk. Keduanya akhirnya pergi setelah kembali mengingatkan untuk membereskannya.
Setelah yakin ahjuma itu pergi Dokko Jin kembali melempar dengan kasar, dan buru-buru ngajak Hyung Kyu pergi tanpa membereskan sampahnya.
Sweety Pil Joo mengantar Ae Jung pulang, “Bersamamu seperti ini, mengingatkanku soal Pil line”
“Pil Line yang aman, nyaman dan kuat itu?”
"Sayang sekali, kan? Kau membiarkan Pil Line lenyap begitu saja ... Menurutku, Line itu cukup baik. " cieh, Pil Joo terus usaha.
“Yeah, Yoon Pil Joo si Pria sempurna, kan? Tapi, dari sudut pandang wanita, Yoon Pil Joo tak sesempurna itu”
Pil Joo kaget, ia penasaran, “Kenapa?”
“ibumu menakutkan!!!” haha keduanya tertawa setuju.
Jika satu ibu mertua saja menakutkan, bagaimana dengan Dokko Jin? Ae Jung pun dengan jujur mengakui rasa takutnya, “Apa yang harus kulakukan pada seorang pria dengan seluruh warga negara bertingkah seolah mereka mertuaku?”
Aaaaah, Pil Joo tahu ia tetap tak punya kesempatan, ia tersenyum pahit. Ae Jung lebih memilih kemungkinan menghadapi banyak ibu mertua yang galak dari pada satu ibu mertua seperti ibunya..
Pil Joo membantu Ae Jung turun, ia mengingatkan Ae Jung untuk memeriksakan kakinya ke RS besok. Rumah tinggal Ae Jung itu cukup tinggi, jadi ia harus naik tangga untuk ke rumahnya. Pil Joo tahu ia tak bisa menawarkan piggy back di punggungnya, tapi ia tahu setidaknya ia bisa menawarkan tangan untuk pegangan dan membawakan tasnya.
Sementara itu Hyung Kyu mengintip. Ia melihat Ae Jung tapi tak melihat Pil Joo, ia buru-buru naik untuk memberitahu Dokko Jin. Dokko Jin langsung mempersiapkan diri dan memberi kode agar Hyung Kyu pergi. Hyung Kyu mengerti, ia akan pergi diam-diam kerumah Jenny, “Ahjussi, fighting!!”
Dokko Jin hampir mengucapkan kejutannya saat di lihat yang muncul Pil Joo. Ia buru-buru bersembunyi. Pil Joo bukan tak melihat ada Dokko Jin, justru ia sengaja bersikap seolah penuh perhatian,
“Sangat tak nyaman ya?...Harusnya aku tadi menggendongmu?”
“Tak perlu”, sahut Ae Jung. Setelah Pil Joo membantunya berdiri di dekat bale-bale, Ae Jung mengucapkan terima kasih.
Pil Joo menyemangati Ae Jung, sementara Dokko Jin memperhatikan keduanya di balik dinding. Ia sangat kesal pada Pil Joo, terlebih saat Pil Joo menyentuh lengan Ae Jung dan menepuknya dengan sayang. 
“JANGAN SENTUH DIA!!! Teriak Dokko Jin tanpa suara.
Setelah Pil Joo pergi, masih dengan rasa marah, Dokko Jin melompat ke hadapan Ae Jung. Ae Jung langsung terduduk saking kagetnya.
“Adegan kita sebelumnya sangat melodramatis, jadi adegan selanjutnya harusnya melo juga. Atau kita ubah jadi komedi romantis atau bahkan erotis….. Tapi kenyataannya malah thriller horor menakutkan!!.... Bisakah kau menjelaskannya?” wkwkwk,suara marahnya Dokko Jin bener-bener horor, di akhir kalimat ada sisipan suara burung berkoak…..
Ae Jung tersenyum, “Membuat keributan dan memarahi orang, tampaknya ini benar-benar dirimu, Dokko Jin-ssi.”
Dokko Jin tambah kesal, ia mengaku berencana menjaga ucapannya, tapi ia tak bisa berhenti mengomel, “Kupikir kau tidak menggangguku itu demi aku, tapi kau malah diam-diam menemui orang itu? Goo Ae Jjjjj….”
Kemarahan Dokko Jin tak jadi lanjut karena Ae Jung menutup bibirnya.
 
 Ae Jung minta Dokko Jin diam, ia lalu berdiri dan menyandarkan telinganya kedada Dokko Jin. Dokko Jin bingung, “apa yang kau lakukan?”
Ae Jung tak bergeming, ia mengaku sedang memeriksa bunyi jantung Dokko Jin.
“aku sudah di upgrade.” Sahut Dokko Jin bangga
Ae Jung membenarkan suara jantung Dokko Jin yang kini terdengar normal. Dokko Jin menyarankan mereka untuk ke genre bergairah untuk makin membuktikan jantungnya yang pulih. Hihi Dokko Jin tetep usaha
“Ngomong-ngomong soal genre, ayo kita pindah ke drama keluarga… kau sudah makan?” Ae Jung balik bertanya dengan datarnya.
Wkwkwkwkwk, Dokko Jin kecewa, “kenapa kau membawa-bawa makanan?”
Ae Jung kaget melihat isi rumahnya seperti tersapu topan=baca berantakan, ia langsung tahu itu perbuatan Dokko Jin.
“aku mencari sesuatu” jawab Dokko Jin tanpa merasa bersalah. Mendengar Ae Jung terus mengeluhkan kelakuan Dokko Jin yang mengacak-acak rumahnya, Dokko Jin menyebut Ae Jung sama seperti ahjuma tetangga yang cerewet.
“Apa yang kau cari? Tak bisakah kau menelponku dan bertanya?” Ae Jung tetap tak habis pikir melihat kelakuan Dokko Jin
“aku ingin memberikanmu kejutan, makanya aku tak menelponmu” Dokko Jin terus membela diri, tapi ia penasaran, iapun langsung menanyakan sepatu darinya,”apa kau membuangnya?”.
 
Ae Jung kesal, “karena sepatu itu kau mengacak-acak rumahku? … sepatu ya adanya di tempat sepatu”. Ae Jung mengambil sepatu dari lemari dan menunjukkannya pada Dokko Jin. Dokko Jin langsung mengambil sepatu itu dan menemukan cincin di dalamnya.
 
Ae Jung penasaran ingin tahu apa itu, tapi Dokko Jin dengan sigap menyembunyikannya. Ia memutuskan reuni di batalkan, dan minta mereka menganggap tak ada kejadian apapun hari itu dan melupakannya. Sebagai gantinya reuni akan di ganti besok dengan tema yang Dokko Jin tentukan: melodrama, erotis, atau komedi romantis.
Dokko Jin dengan tampang cemberut menunjukkan kepalan di tangannya yang berisi sesuatu sebelum keluar pulang.
 
Sementara Ae Jung berbicara sendiri, “aku tak memakai sepatu itu untuk sehari-hari. Aku mengeluarkannya karena aku berencana akan memakainya saat menemuimu”
Dokko Jin galau, ia menggenggam erat cincinnya, ia lega hari itu tak bertambah buruk. Ia membaca mantra menghapus memori reuni hari itu lalu memasangkan cincinnya di pucuk pohon kentang.
Ternyata kegalauan itupun menghinggapi Pil Joo. Ia mengingat saat melihat Dokko Jin yang tadi bersiap menyambut Ae Jung. Pil Joo lalu menatap kedua pulpen kenangannya bersama Ae Jung, Ia dengan jujur mengakui mengharapkan Dokko Jin akan salah faham lagi, dan pergi. Walau ia sadar itu kekanakkan, tapi ia tahu ia mengharapkannya.
Kepala Moon menawarkan program baru untuk di asuh Ae Jung, yang bertema budaya makanan di seluruh penjuru dunia. Program itu akan mengambil gambar di luar negeri sekitar 2 bulan, Kepala Moon menanyakan kesanggupan Ae Jung. kepala Moon bahkan tak berusaha menutupi kalau rencananya ini adalah bagian dari menjauhkan Ae Jung dari Dokko Jin. Dia membuat jarak diantara keduanya sebelum Dokko Jin melakukan sesuatu (yang bisa merusak karirnya).
Setelah mengurus Ae Jung, Kepala Moon lalu menemui Dokko Jin. Ia memberikan beberapa kontrak iklan dan film yang ditawarkan untuk Dokko Jin.
“Kita tidak bisa memproses kontrak iklannya, karena ketika aku mengumumkan hubunganku dengan Goo Ae Jung, kita mungkin harus membayar penalti”.
Kepala Moon mencoba membujuk Dokko Jin “Apa kau tahu berapa nilai kontrak-kontrak itu? Saat ini uang bukan masalah, karena kau sangat terkenal sekarang….”
Tapi Dokko Jin sudah bulat, ia memotong perkataan kepala Moon. Ia menegaskan akan melakukan apa yang ia lakukan, dan minta agar Ae Jung yang hanya mengikutinya tak menanggung pertanggung jawaban atas masalah yang mungkin terjadi kemudian.
Sadar Dokko Jin tak bisa dibujuk dengan kata-kata, Kepala Moon sudah menyiapkan strategi lain, ia menunjukkan telah memasukkan satu skenario dari Kim Ki Wuk seorang sutradara yang ‘jaminan mutu’ dapat tiket Cannes (sebuah festival film bergengsi tingkat dunia). Dokko Jin langsung terpaku, ia membuka halaman demi halaman skenario itu dengan penuh rasa ingin tahu. Kepala Moon yang tahu rencananya berhasil, tersenyum lebar. Ia pamit.
Jae Suk, menemui Kepala Moon yang baru keluar dari rumah Dokko Jin, ia menanyakan kenapa Kepala Moon mencoba memisahkan Dokko Jin dan Ae Jung yang bahkan kematianpun gagal memisahkan mereka. Kepala Moon memberi alasan ia mencoba memberi masa depan terbaik pada keduanya.
Dokko Jin benar-benar terpesona pada skenario yang di bacanya, tapi ia sadar ia harus melepas Ae Jung jika ia mengambilnya. Dokko Jin pun melempar skenario itu ke mejanya dan menatap kentangnya, “Kentang… kau tahu apa yang ku lakukan sekarang? Aku menolak Cannes… wuahahahahahahaha” tawanya seketika berhenti saat dilihatnya nama sutradara Kim berkilau. Dokko Jin menyentuhnya hati-hati, lalu ia tersadar dan segera melempar skenario itu jauh-jauh. Dokko Jin putus asa, mengabaikan tiket cannes itu pilihan yang sulit, ia butuh chargernya sekarang.
Aha!! Belnya berbunyi, mungkinkah itu chargernya?
Betul dugaan Dokko Jin, Ae Jung yang datang. Tapi Dokko Jin heran, kenapa Ae Jung harus membunyikan bel padahal dia tahu passwordnya. Ae Jung beralasan karena kini jantungnya Dokko Jin baru, ia tak tahu bisa langsung masuk atau tidak. Tentu saja bisa, jawab Dokko Jin setengah ngambek.
Dokko Jin menyiapkan sofa di sampingnya untuk diduduki Ae Jung, tapi Ae Jung memilih sofa yang lain. Dokko Jin sadar ada hal aneh yang terjadi, kenapa mereka kini jadi canggung, kenapa tidak meneruskan saja apa yang terjadi 2 bulan lalu?.

“Dulu kupikir tak ada banyak waktu yang tersisa, dan merasa bahwa setiap detik sangat berharga. Sekarang sepertinya ada ribuan jalan berbahaya menghadang. Aku tidak tahu bagaimana kita dapat terus bersama…. Tentu saja itu tidak sama…. Menghadapi kenyataan, aku tak ingin menjadi yang pertama untuk mengatakan ini, tapi, apa yang kita lakukan sekarang?”
“Apa maksudmu, apa yang kita lakukan sekarang? Kita membangun masa depan bersama. Tentu saja, kita harus tetap bersama-sama.”
Ae Jung mengangguk, “oke….. Tapi aku tidak tahu apakah aku bisa menanyakan hal ini. Aku dengar kau menerima banyak tawaran iklan dan film, Apa tak masalah jika kau melepaskannya demi masa depan kita?”
"Goo Ae Jung, semua aku butuhkan adalah kau ... Aku ingin memberi jawaban yang romantis, tapi kenyataan membuatku tak bisa mengatakannya…. Bagamanapun, aku akan mengatasinya”
Ae Jung lalu menanyakan apa Dokko Jin menyewa rumah itu, Dokko Jin menjawab Ae Jung jangan memikirkan hal-hal seperti itu, mereka saja bisa bertemu kembali setelah melewati hal yang sulit kemarin.
“Bagaimana bisa aku tak memikirkannya? Ini bukan komedi romantis dimana hanya cinta bisa mengatasi semuanya”
Dokko Jin menjawab apa perlu ia memanggil akuntan untuk membeberkan berapa banyak harta, pajak dan tagihan RSnya?. Tapi ternyat bukan harta yang dimaksud Ae Jung, tapi yang lebih besar dari itu, apa Dokko Jin yang terbiasa dengan pujian akan sanggup mendapat makian dari orang banyak?
“Karena itu aku harus berada di sisimu agar aku bisa terus hidup. Jadi, jangan menakutiku dengan pertanyaan semacam itu,”
Ae Jung mengaku malu jika membiarkan Dokko Jin bergabung di tumpukan dog shitnya, ia ingin membersihkan dulu dirinya sebelum mengajak Dokko Jin bergabung. Tapi itu butuh waktu lama.
“Jika itu yang kau pikirkan, kau harus lebih menghiburku. Kau harus menghiburku dengan mengatakan aku harus menunggu untuk sesuatu yang sangat penting”
Dokko Jin tesenyum saat Ae Jung duduk mendekat, ia memegang Ae Jung, senyumnya makin lebar saat Ae Jung memegang kedua pipinya untuk menchargernya.
Tapi sedetik kemudian senyumnya hilang karena chargernyapun hanya singkat. Ae Jung melepaskan tangan Dokko Jin dan menaruhnya di pangkuan Dokko Jin,
“Dokko Jin-ssi…. Aku akan memberimu satu kesempatan terakhir. Aku akan memberimu satu kesempatan terakhir untuk menjauh dariku ….. jadi berpikirlah baik-baik.”. Ae Jung lalu pergi begitu saja.
Dokko Jin tak bisa menahan Ae Jung, ia bertanya-tanya ada gerangan apa dengan Ae Jung yang sepertinya tiba-tiba kehilangan rasa percaya diri.
Ia pun mendatangi Jenny. Jenny tak menyangkal, Dokko Jin kesal karena banyak sekali orang yang ikut campur dalam hubungannya dengan Ae Jung.
Jenny lalu membeberkan fakta, “Jika hubunganmu itu harus diumumkan ke publik,
siapa yang kau pikir akan dicaci?”
“Pokoknya kami berdua bisa berbagi beban dan dicaci bersama”

“Apa itu mungkin? Karena kamu Dokko Jin, semua orang seperti ibumu. Ibu takkan menyalahkan anak mereka. Hanya menantu akan menderita…. Begitu kamu pergi ke hadapan publik, hal pertama yang mereka akan katakan adalah bahwa dia hamil untuk menjebakmu…. Penggemarmu mungkin menyerangnya. Dulu, ketika Dokko Jin tidak jadi ke Hollywood, kau tahu penggemarmu menyalahkan Goo Ae Jung?... Bahkan jika kau bisa menngatasi semuanya dan menikah, akan selalu ada rumor pemisahan, perceraian, dan sejenisnya….. Kamu tidak akan memiliki hari yang damai.”
“Skenario jelek terus datang satu demi satu” keluh Dokko Jin
“Ini adalah skenario kenyataan…... Dokko Jin., pergilah dengan cool ke Cannes. Kalau kau melepaskan Ae Jung, ia akan bertemu dengan seorang pria yang baik.”
“Siapa pria yang baik itu?” jawab Dokko Jin kesal.
Taraaa, seolah kita di beri jawaban, gambar yang berikutnya muncul adalah uri Pil Joo yang sedang menelpon Ae Jung menanykan kenapa ia tak datang untuk merawat kakinya. Saat mendengar Ae Jung mengaku merawatnya sendiri, Pil Joo mengingatkan soal sembuh yang tak maksimal yang mungkin akan membuat Ae Jung tak bisa koprol lagi. Ae Jung merasa tak khawatir, ia tak perlu koprol lagi karena sudah punya rencana program lain. Program yang mengharuskannya ke luar negeri, dan kemungkinan bisa memperbaiki imejnya.

“Kamu ingin dipuji oleh ibu mertua?”
“Ya…. ku pikir, jika aku setidaknya naik satu tingkat, orang yang aku pegang akan jatuh setingkat lebih rendah”
“Jatuh dan merasakan sakit, itu adalah keputusannya. Jika kau mencoba untuk ikut menanggung, kau akan lebih tersakiti lagi…. Selain itu, aku yakin bahwa orang itu tak berencana untuk jatuh dan menggunakanmu sebagai bantalan”
Se Ri menemui Dokko Jin, ia mengucapkan selamat dan dengan tak sabar ingin tahu kapan Dokko Jin dan Ae Jung akan menikah. Dokko Jin minta Se Ri sharing dalam menghadapi para penggemar Dokko Jin saat dulu pertama terlibat skandal dengannya. Se Ri mengaku melewati masa berat, bahkan ia yang tadinya menyukai Dokko Jin perlahan memutuskan tak mengembangkan rasa sukanya itu dengan pertimbangan orang-orang di sekeliling Dokko Jin yang jauh lebih sulit di atasi di banding mengatasi sikap buruknya Dokko Jin. Bahkan sampai saat ini masih saja ada menerornya dengan foto yang di tikam belati untuk mengatakan ia tak cukup pantas untuk Dokko Jin.
Dokko Jin tercenung, ia kaget mendengar semuanya, terutama rasa suka pun bisa memudar jika mendapat perlakuan seperti itu..
“Kenapa? Apa kau khawatir? Benar, bahkan aku saja di perlakukan seperti itu, bagaimana dengan Ae Jung Onnie?”
Dokko Jin menyusun rencana, agar Ae Jung tak mengalami apa yang Se Ri alami, setelah ia mengumumkannya, mereka akan bersembunyi dan menjauh.
“sampai kapan? Di mana? Di jaman secanggih ini, bagaimana kita sembunyi?... Selain itu, jika kalian tetap diam, orang paling lemahlah (Ae Jung) yang selalu dikritik. "
Dokko Jin sadar, rencana itu takkan berhasil…..
Hyung Kyu main dan mengerjakan PR di rumah Dokko Jin. Ia heran melihat Dokko Jin masih memegang cincinnya, “Ajussi, setelah menemaukannya, kenapa kau belum memberikannya pada bibiku?”
“Ada banyak hal rumit yang anak usia 7 tahun tak bisa mengeerti”
“aku juga punya banyak hal yang rumit” jawab Hyung Kyu. Ia lalu menceritakan masalahnya tentang tulisan di KM sekolah, Du Bin ♥ Hyung Kyu. Du Bin adalah anak perempuan yang duduk sebangku dengannya.
Hyung Kyu juga menunjukkan kalung kertas yang ia buat untuk Du Bin. Masalahnya adalah ia tak bisa memberikannya karena teman-teman mentertawakannya. Yang ia lakukan justru diam saja, hingga Du Bin menangis dan lari pulang kerumah.
Dokko Jin memberi saran agar Hyung Kyu dengan tegas mengakui bahwa Du Bin adalah teman sebangkunya dan kalung itu di buat Hyung Kyu untuknya (Du bin). “Kamu harus menjelaskannya seperti itu depan semua orang.”
“Jika aku melakukan itu, semua orang akan menertawakanku”. Jawab Hyung Kyu khawatir
“Jika itu yang sebenarnya (fakta Hyung Kyu menyukai Du Bin), maka kau harus bisa menanggung ejekan semacam itu…”
“… ternyata masalah 7 tahun dan 37tahun punya jawaban yang sama… Kau pergi beritahu temanmu itu (kalung) milik siapa… Aku juga akan mengatakan ini milik siapa” Dokko Jin dengan yakin menggenggam cincinnya.
Trio Jenny, Ae Hwan dan Jae Suk berkumpul, mereka membahas soal jadwal Dokko Jin hari itu yang sedang rekaman wawancara talkshow dalam rangka pengumuman resmi pulihnya kesehatannya, rencana ke depan termasuk filmnya.
Jenny yang tahu takkan ada rencana pengumuman kencan Dokko Jin dengan Ae Jung merasa khawatir kalau Ae Jung akan tersakiti bila terus berkencan diam-diam dengan Dokko Jin. Ia meminta Ae Hwan mengingatkan Ae Jung untuk perlahan menjauh. Dan Shooting di luar negeri adalah solusi terbaik. Lagi pula kalau shooting pertama di lakukan di China, akan ada kemungkinan Ae Jung bertemu Pil Joo yang juga akan belajar ke sana, Jenny tersenyum lebar, ia pergi untuk mencari tahu kemungkinan itu.

Jae Suk juga bangun ingin menyusul Jenny, tapi Ae Hwan menahannya, ia minta Jae Suk tak lagi mengejar Jenny.
“Kenapa?”
“Kau minum red wine dengan Jenny, bukan? Aku juga meminumnya.”
“Hyung, kau hanya minum red wine, kan?”. Melihat Ae Hwan menggeleng, senyum Jae Suk hilang, “Jangan katakan padaku... “ Ae hwan mengangguk,
“Wanita jahat itu... “ Jae Suk membuka kaca mata hitamnya dan mulai menangis menyadari ia tidak se-spesial yang dipikirnya.
 
Ae Hwan tak kalah sedih, mereka tersedu berdua berbagi tangis dan sepakat untuk tak lagi di permainkan oleh Jenny. Ckckckck.
Dokko Jin mendatangi rumah Ae Jung, ia memberitahu ia telah melakukan rekaman wawancara dan minta Ae Jung menontonnya. Ae Jung mengaku mendengar respon wawancara itu sangat bagus, jadi ia yakin ratingnya nanti pasti akan tinggi. Dokko Jin tersenyum, ia dengan narsisnya bilang,”Aku takut semua orang di negara ini akan melihatnya”, ckckckck. Sayangnya kemungkinan Ae Jung takkan bisa menonton karena ia ada syuting.

“Goo Ae Jung, kau bilang kau akan memberikan aku kesempatan untuk lari, kan?
“Ya”.
“Aku punya rencana masa depan, setelah mempertimbangkan dengan hati-hati, aku memberikan jawabanku…. Setelah menontonnya, kau akan tahu apa rencana untuk masa depanku”
“kalau begitu aku akan menontonnya”
“Tentu saja kau harus menonton, semua rencana masa depanku akan terungkap di acara itu… .termasuk tentang Cannes”
“Kalau begitu aku pasti akan menontonnya….. kau harus pergi sekarang” Ae Jung mengusir halus Dokko Jin nih ceritanya.

Ae Jung akan bangkit tapi Dokko Jin menahannya, ia mepertanyakan soal Ae Jung yang sekalipun tak berusaha menahan Dokko Jin (mempertahankan kebersamaan mereka). Dokko Jin meyakinkan kalau rasa sukanya cukup untuk mengabaikan yang lainnya.
Ae Jung tak menyangkal, ia memberi fakta soal dirinya, betapa ia takut Dokko Jin akan jatuh dari puncak tertinggi ke dasar paling bawah seperti dirinya dulu. Dan yang paling penting dari semua itu adalah ia takut Dokko Jin akan menyalahkan dan membencinya. Rasa itu tak ia pungkiri pernah menghinggapinya dulu, ia sempat menyalahkan dan membenci Mi Na juga Se Ri.

“Aku benar-benar takut kau akan merasakan hal yang sama padaku… .Jadi karena kau sudah memutuskan untuk pergi, maka cepatlah pergi…. Bahkan jika kau bukan bagian dari masa depanku, aku tak akan menyalahkanmu…. Aku serius. Aku benar-benar tidak akan membencimu, karena aku tahu kau tulus mencintaiku……” Ae Jung lalu masuk ke rumah diiringi pandangan mata Dokko Jin, sepersekian detik terlihat gurat senyuman dari Dokko Jin yang menatap langit malam..
Se Ri tersenyum senang melihat potongan kepalanya dan Pil Joo terpasang di badan tokoh kartun paul dan peri jamur, hasil karya photosoft sang asisten. Ia berencana memamerkannya pada Pil Joo dan mengaku ia yang membuatnya. Tapi atas saran asistennya yang khawatir Se Ri malah akan dituduh penguntit, Se Ri membatalkannya dan akan memasangnya sebagai walpaper di Hpnya saja. Terlihat sekali bunga-bunga cinta terus bermekaran.
Pil Joo makan di resto Jenny, Jenny menemaninya menanyakan soal rencana Pil Joo ke China. Jenny pokoknya terus ngojok-ngojok biar Pil Joo dekat lagi dengan Ae Jung. Sampai ….. datanglah Se Ri!!
Se Ri segera datang setelah tahu Jenny kalau Pil Joo ada di situ lewat telpon tadi. Tapi Se Ri pura-pura ia tak sengaja bertemu Pil Joo disitu, ia juga minta di buatkan makanan pada Jenny.
“Kang Se Ri, aku sudah menolakmu, bahkan mintamu pergi… Tidakkah kau merasa malu dengan kelakuanmu ini?”
“Aku telah memutuskan, karena aku suka melakukannya, tak masalah bagiku”
“Melakukan hal-hal tanpa ragu sesuai keinginanmu, kau mirip dengannya”
“Siapa? Raja Iblis?!”
“Karena kalian berdua sangat mirip, kalian seharusnya teatap bersama”.
Se Ri menyadari Pil Joo membenci Dokko Jin, Karena ia mirip Dokko Jin, apa berarti Pil Joo juga membenci Se Ri?
Belum sempat menjawab, Se Ri meng-cut pertanyaannya sedniri, ia tak ingin mendengar jawabannya. Ia bisa menerima kalau Pil Joo tak menyukainya, tapi kalau sampai Pil Joo membencinya…………
Se Ri akan merasa malu, jadi ia tak mau mendengarnya. Se Ri pun segera menutup kedua telinganya. Pil Joo tersenyum, ia menutupi mulutnya dengan tangan, “Aku akan mengatakan kau sangat mirip dengan peri jamur yang dekat dengan Paul”.
Se Ri perlahan menurunkan tangannya, ia tak mendengar jelas apa perkataan Pil Joo, “apa katamu?”
Malam itu, Ae Jung dan kru bersiap untuk shooting. Sementara Dokko Jin di rumah menatap cincin yang di semat di pohon kentangnya. Dokko Jin mengambil cincin itu, lalu ia menatap pohon kentangnya, “Mengapa sangat sulit bagimu untuk berbunga?”
Ae Jung yang sudah berkostum Jang Geum menerima segelas minuman dari nyonya pemilik resto. Nyonya itu menemaninya, ia menceritakan soal kentang di restorannya yang ia tanam sendiri. Betapa kentang itu mudah di rawat dan mempunyai bunga yang cantik.
“Kentang bisa berbunga? Aku belum pernah melihatnya”.
“Bunga Kentang itu sangat cantik. Kau tak melihatnya tepat di depan matamu?”
Ae Jung mengikuti arah tangan si nyonya, ia takjub melihat gambar yang terpampang.
Ae Jung mengagumi gambar hamparan pohon kentang yang berbunga, ia dengan sedih membayangkan kentangnya (=baca cintanya) takkan mungkin berbunga. Di belakang, sayup-sayup terdengar MC acara memperkenalkan Dokko Jin, Ae Jung berbalik untuk melihatnya. Ia tersenyum melihat wawancara itu, sayangnya sutradaranya mematikan TV karena shooting akan segera di mulai. Tapi tak berapa lama para pengunjung resto tiba-tiba ada yang menyalakan TV. Mereka minta untuk menonton wawancara Dokko Jin dulu baru shooting, sutradara mengalah, Ae Jung tersenyum senang.
Ae Jung tersenyum melihat Dokko Jin di TV bergantian dengan gambar kentang di belakangnya. Ae Jung bergumam memberi tahu soal bunga kentang pada Dokko Jin.
Pil Joo Jenny dan Se Ri memandang ingin tahu wawancara tersebut, ketiganya punya kepentingan berbeda atas kelanjutan hubungan Dokko Jin dan Ae Jung....
Segmen wawancara berlangsung untuk mencari artis favoritnya Dokko Jin.
Shin Min Ah VS Park Shin Ye…. Shin Min Ah
Han Chae Young VS Lee Dae Hee…. Lee Dae Hee
Uee VS Goo Ae Jung…. Goo Ae Jung
Ae Jung tersenyum, melihat berpasang mata kini memandangnya, ia berusaha menutupi rasa senangnya, “bagaimana bisa di memilihku”
Park Han Byul , lalu Park Si Yeon........ semua di kalahkan Goo Ae Jung
Pil Joo dan Jenny terpaku….
Pengunjung resto termasuk Kru kembali menoleh pada Ae Jung.
Lee Yo won VS Ae Jung…. Tentu saja Ae Jung!!
Studio terheran-heran dengan kehebatan Ae Jung yang di kagumi Dokko Jin, mereka yakin artis berikutnya Han Ye seul tak mungkin kalah…. Tapi ternyata Ae Jung lagi yang menang… bahkan Shin Min Ah juga kalah…
Ae Jung tambah terbelalak, tanpa sadar ia makin maju mendekat ke arah TV. Kali ini finalnya, Joen Ji Hyun VS Goo Ae Jung…. Lagi-lagi dimenangkan Ae Jung!!..
Dokko Jin belum berhenti, ia menambahkan kata-katanya…..”Tipe idealku adalah Goo Ae Jung … Bukan hanya tipe idealku, tapi orang yang kucintai sekarang adalah Goo Ae Jung !”
Semua isi resto menganga, Ae Jung terpaku menatap TV dengan mata berkaca-kaca.
“Kami adalah pasangan dan kami berdua saling mencintai…….”


--Dan kami pun keluarga besar RF saling mencintai dan membagi cinta kami pada kamu, kamu dan kamu pengunjung setia PD.... muaaaaaach!!--

Di buat selalu dengan penuh cinta oleh Ai Jung Rf di support piku oleh Tha Rf

BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA



0 comments:

Post a Comment


Friend Link List