Recent Post


[Sinopsis] Protect The Boss episode 3

Do you want to share?

Do you like this story?

" kenapa aku jadi merasa bersalah padanya" Cha Mu Won -PTB3

No Eunsul mempersilahkan Jihun untuk masuk rumahnya. Eunsul menceritakan kalau ia tinggal berdua dengan temannya, tapi karena temannya itu sedang kerja paruh waktu maka ia akan pulang terlambat. Eunsul sambil membereskan barang yang berantakan juga bilang saat temannya pulang ia akan menhabiskan waktu ke sauna bersamanya. Eunsul lalu mempersilahkan Jihun duduk. Jihun tampak memperhatikan kamar Eunsul. Jihun bilang “No Eunsul semua yang terjadi hari ini, kau sudah bekerja keras. Untuk itu terima kasih….” Kata-kata Jihun terputus karena ia tak sengaja melihat benda yang familiar. Eunsul langsung menoleh dan menyadari Jihun melihat sepatunya. Eunsul buru-buru berlari dan mengambil sepatunya dan menyembunyikannya di balik badannya. 
Jihun melihatnya penasaran. Eunsul menolehkan kepalanya kearah Jihun dan bertanya apa Jihun melihatnya? Jihun menjawabnya ragu “ melihat apa?”. Eunsul kembali bertanya “ kau tidak melihatnya?”. Jihun jawab “ aku melihatnya sesuatu… tapi tidak terlalu jelas”. Lalu Jihun menarik kaki Eunsul. Eunsul teriak “ apa yang kau lakukan?” dan melihat Jihun memperhatikan jari kakinya. Eunsul teringat sesuatu dan ia mulai merenggangkan jari kakinya dengan was-was. Jihun langsung menghempaskan kaki Eunsul dengan kesal. Eunsul menyerah dan berkata kalau Jihun sudah melihatnya. Jihun kesal dan bilang “ bukankah sudah aku katakan aku memang melihat sesuatu tapi tidak terlalu jelas. Ini berarti bahwa meskipun aku melihatnya aku tidak percaya pada mataku. Aku harus melihatnya dengan lebih dekat baru aku percaya pada mataku.” Lalu Jihun meminta Eunsul berbalik. Eunsul tetap bersikeras dan akhirnya ia menangkupkan tangannya mengaku salah dan meminta Jihun agar pura-pura tidak melihatnya. Tapi Jihun tidak mau dan tetap mendorong Eunsul berbalik dengan kakinya dan akhirnya Eunsul terlentang dan memperlihatkan sepatu yang ia pegang. Jihun tertawa sinis “ sepatu itu telah menemukan pemiliknya”. Jihun lalu menginjak Eunsul dengan kakinya. (ckck… sadis amat ). Karena tidak tahan akhirnya Eunsul mendorong kaki Jihun dan ia terduduk di lantai. Eunsul mengaku kalau ia memang kepala cepul gila itu (translatenya mah kepala cepul Cuma aku gak ngerti arti cepul mungkin sama kayak konde yah^^ hehe).
Jihun lalu mendekati Eunsul dan meraih dagunya. Sontak Eunsul kaget mendapat perlakuan Jihun apalagi mendengar pertanyaan Jihun. Jihun tanya “ siapa kau? Sejak kapan kau tahu? Atau kau tahu sejak awal kalau itu kau? Atau mungkin kau sudah merencanakan semua ini dari awal. Kau sengaja membuatku keluar berantakan pada malam itu lalu kau berlaku seperti seorang sekretaris yang baik?”. Eunsul kaget mendengarnya dan mengatakan kalau ia tidak merencanakan semua itu, memang hal yang sulit dipercaya. Jihun “benar, sulit untuk dipercaya”. Eunsul memohon “ tolong percayalah padaku. Awalnya aku memang tidak tahu, tapi aku baru tahu sejak melihat sepatuku ada di rumahmu. Aku seperti terkena serangan jantung saat itu, dan mati di tempat”. Jihun melihat Eunsul sarkatis “ aku tidak percaya padamu”. Eunsul memohon “ percayalah padaku”. Jihun mengguncangkan bahu Eunsul dan berkata “bagaimana aku bisa percaya kepala cepul gila? Hah? Ottoke…ottoke…ottoke?”. Jihun terus mengguncang bahu Eunsul sampai teman Eunsul yakni Myungran datang dan kaget melihat Jihun. 
Jihun kaget melihat Myungran dan melepaskan tangannya dari Eunsul. Myungran marah dan tanya siapa Jihun? Apa mungkin perampok? Jihun menjawab bukan. Myungran terus menatap Jihun tajam dan bertanya lagi “ apa kau pemerkosa hah?” Jihun ketakutan dan menjawab “bukan” tapi Myungran terlanjur mencengkeram baju Jihun dan membantingnya ke samping tempat tidur. Eunsul berusaha menghalangi kalau itu bukan seperti yang dipikirkan Myungran tapi Jihun terlanjur dibanting. (yang ini kayaknya gak sakit kena tempat tidur yang empuk tapi selanjutnya wkwkwk^^).
Jihun bangkit dengan takut-takut dan balik tanya” lalu siapa kau?” Myungran mau memukul lagi tapi Eunsul buru-buru menjelaskan. Eunsul “ tidak ..tidak dia bosku, Direktur Cha Jihun”. Myungran dan tanya balik “ apa? Cha Jihun? Bajingan yang kita bersumpah akan membunuhnya?”. Eunsul mengiyakan “ iya bajingan itu”. Cha Jihun yang mendengarnya teriak kesal karena Eunsul bilang ia bajingan. Myungran tetap saja mengejar Jihun ingin memukul. Jihun buru-buru kabur dan berlindung di belakang Eunsul tapi Myungran dengan cepat menyingkirkan Eunsul ke pinggir dan membanting Jihun walau Eunsul sudah teriak jangan tetap tidak digubris. ( wkwk ini pasti sakit lol)
Jihun keluar dari rumah Eunsul dengan terpincamng-pincang memegang dadanya. Eunsul menyusulnya “ direktur kau baik-baik saja?” Jihun mendengus “ apa aku terlihat baik-baik saja?”. Eunsul merasa bersalah “ keliahatannya tidak. Kita harus segera pergi ke rumah sakit”. Eunsul ingin membantu Jihun yang kesulitan menuruni tangga, tapi Jihun menepis tangannya. Jihun menolak ajakan Eunsul ke RS karena rasa sakit yang ia alami tidak akan sembuh hanya dengan pergi ke rumah sakit. Jihun bilang kalau disbanding badannya, hatinya jauh lebih sakit. Eunsul “ aku tidak bermaksud berbohong padamu, ketika aku melihat sepasang sepatu di rumahmu, aku benar-benar terkejut. Aku sangat takut dan panic, karena itu aku tidak memberitahukannya.terserah kau percaya atau tidak. Lalu aku berusaha meminta maaf dengan cara kecil yaitu mencoba untuk bekerja keras. Katrena itulah aku melakukannya. Itu saja”. Jihun menatap Eunsul marah “ aku hampir saja percaya padamu No Eunsul. Aku hampir mengakui sebagai sekretarisku. Aku salah berasumsi kalau kau sekretarisku. Perilakumu selama ini hanya karena rasa bersalah. sebelum aku tahu tentang ini, aku pikir kau tulus. Aku hampir membuat kesalahan besar”. Eunsul menggeleng “ aku serius. Tentu saja aku merasa bersalah, tapi aku masih berharap direktur akan melakukannya dengan baik. Dan aku serius saat aku berkata aku ingin menjadi sekretarismu. Itu adalah niat yang sebenarnya”. Jihun memotong “ cukup sampai disitu. Aku tidak bisa lagi mempercayaimu. Tidak, bahkan aku tidak bisa lagi mempercayai orang lain lagi di dunia ini. Karena kau sekarang duniaku bahkan lebih suram dan membuat tersesat ”. Eunsul lalu menunduk lemah dan membungkukkan badannya lalu ia pergi dengan lunglai menaiki tangga meninggalkan Jihun.
Myungran sedang memakan kuenya di kamar. Eunsul datang dengan kesal dan melempari Myungran dengan boneka. Myungran kesal dan berteriak “apa yang kau lakukan?” myungran tidak bisa marah lagi melihat Eunsul duduk dengan lesu. Myungran “ aku hanya ingin membantumu. Aku juga benar-benar lelah hari ini. Aku dipecat karena kelebihan berat badan. Seharusnya mereka tidak menilai hanya dari luarnya saja. Aku tidak percaya mereka menilai orang dari fisik saja untuk pekerjaan paruh waktu itu, aku sangat marah”. Eunsul kesal “lalu kenapa kau lampiaskan kemarahamu kepada orang yang tidak bersalah?”. myungran tertunduk bersalah “ tentang itu…. Dia akan baik-baik saja. Tadi aku tidak mengeluarkan semua kekuatanku saat melemparnya”. Eunsul menerawang “ di luar benar-benar gelap, apa ia akan baik-baik saja?”. Myungran menegaskan “ dia bukan anak kecil”. Eunsul mendesah “ ia tidak tahu jalan”. Myungran tanya “ apa ia anak keil?”. Eunsul menjawab pelan “ yah ia seperti anak kecil’. Myungran tanya “ lalu apa yang membuatmu khawatir? Kau ibunya?”. Eunsul menjawab khawatir “ yah hampir”.
Sementara itu di luar rumah, Jihun meyakinkan dirinya kalau ia tidak takut gelap lalu mulai berjalan. Tiba-tiba lampu jalan mati dan Jihun panic dan berpegangan dengan besi pembatas jalan. Lalu saat mulai akan melangkah lagi, Jihun mendengar suara-suara aneh dan melihat kucing. Ckck… Jihun mulai ketakutan dan memanggil-manggil No Eunsul dan ia berjalan mundur. Eunsul tiba-tiba menyusul dan menghampiri Jihun. Eunsul tanya apa yang terjadi, apa Jihun terluka. Melihat Eunsul membuat Jihun kembali kesal dan stay Cool dengan bilang untuk apa Eunsul menyusulnya. (wkwk… padahal tadi ketakutan manggil-manggil). Eunsul mendengus kesal mendengarnya.
Sementara itu Direktur Cha sedang duduk termenung sambil minum soju. Ia teringat kejadian saat ia menampar anaknya, Jihun. Ada raut penyesalan di mata Direktur Cha. Lalu Direktur Cha melihat tangannya yang sudah menampar Jihun. Direktur Cha bermaksud untuk memukul tangannya dengan botol soju. Tetapi Ny. Song tiba-tiba datang dan merebut botol soju itu. Ny. Song lalngsung memukul tangan Direktur Cha hingga ia berteriak kesakitan. NY. Song berkata “ sampai kapan kau menghilangkan kebiasaanmu yang mengerikan? Apa kau akan menghentikannya saat kau mati hah?”. 
Direktur Cha menjawab dengan enteng kalau ibunya juga sama. Ny. Song ingin marah tapi ia tahan, lalu ia duduk di sofa. Ny.Song “ ya, inilah yang membuatku khawatir, aku takut akan menyesal di masa depan. Lihatlah aku! Aku sudah tua dimana gigiku sudah tanggal, melahirkan seorang putra yang masih menciptakan masalah. Dia selalu muncul di berita. Tidak ada waktu untukku tidak khawatir. Aku tua bukan karena waktu, tetapi karena anak. Apa kau tahu anak nakal?”. Mendengar ibunya mengomel, Direktur Cha terlihat berpikir lalu berkata “apakah perlu aku sarankan suntik botox?”. Ny Song langsung kesal dan memukul anaknya. (bwahaha… kagak sopan ni). Lalu Direktur Cha menerawang lalu berkata “ ibu, itu hanya…. Aku benar-benar tidak mengerti. Perusahaan kami termasuk 10 perusahaan terbaik di Negara ini. Dan dari semua pemimpin perusahaan aku yang paling tampan, yang lain hanya seorang kutu buku pendek tidak berotot. Tinjuku sangat kuat juga”. Ny Song hanya geleng-geleng kepala dan bilang “ aigo… bahkan sampai sekarang kau masih berpikir kau begitu besar?”. (ckck… ternyata Jihun dapat turunan narsis dari bapaknya wkwkwk^_^)
Direktur Cha “Selama Aku bertekad, aku bisa mencapai apapun. Di dunia ini tidak ada yang aku takutkan. Tapi…. Anak ini, kenapa dia begitu sulit. Ibu, aku tidak mengerti, benar-benar tidak mengerti”. Direktur Cha terlihat sedih memikirkan Jihun.
Jihun mengulet di kasurnya. Ia tidak bisa tidur karena kasurnya tidak nyaman dan bau dari selimutnya. (ckck… Mr. Clean so perfecto wkwk). Jihun berteriak kesal dan membuka matanya mau marah-marah tapi begitu ia membuka mata ia melihat Myungran memandangnya tajam. Jihun tanya kenapa Myungran belum tidur. Myungran menjawab kesal siapa yang bisa tidur jika lampu masih menyala terang. Jihun membela diri kalau ia tidak berteman dengan kegelapan dank arena seseorang ia juga tidak nyaman tidur. (Eunsul-red). Myungran yang mendengarnya kesal dan mengepalkan tangannya. Eunsul buru-buru mencegah dan menyruh Myungran diam. Myungran kesal dan membenamkan kepalanya ke bantal karena kesal, Eunsul menepuk kepala Myungran untuk menenangkannya. Eh Jihun malah bangun dan marah-marah sama kipas angin kenapa berisik sekali membuatMyungran bangun dan mau menonjoknya. Jihun kaget dan buru-buru membenarkan kipas angin itu, sementara Myungran ditahan oleh Eunsul dengan kakinya. Akhirnya mereka tertidur. Tapi pas malam Myunran terjatuh menindih Jihun. Jihun tidak terbangun Cuma mengigau kalau tangannya sakit. (wkwkwk… kasian jihun)
Eunsul dan Jihun datang ke kantor. Jihun terlihat takut dan mengendap-ngendap di belakang Eunsul takut bertemu ayahnya. Lalu mereka malah berpapasan dengan Cha Muwon. Muwon tanya apa yang dilakukan Eunsul di sini? Eunsul mengucapkan salam dan membungkuk sementara Jihun kesal melihat Muwon. Jihun tanya kenapa Jihun berpakaian seperti itu, bukannya dia dari rumah. Jihun lalu bilang kalau ia bermalam di rumah Eunsul semalam. Eunsul lalu mengklarifikasi kalau semalam mereka tidak hanya berdua tetapi bertiga. Temannya itu tidur di tengah antara mereka. Eunsul tidak mau Muwon salah paham. Muwon hanya tersenyum dan bilang pasti Eunsul punya alasan untuk itu. Eunsul tersenyum mendengarnya. Jihun tambah kesal dan berjalan mendahului mereka. 
Eunsul dan Muwon jalan dibelakang Jihun sambil berbincang-bincang. Muwon tanya apakah berat kerja bersama Jihun. Eunsul jawab tidak tapi akhirnya ia bilang juga cukup berat. Jihun yang jalan di depan sangat kesal melihat keduanya tertawa bersama lalu ia berhenti dan menghentakkan kakinya dan berbalik melihat keduanya. Jihun memasang muka dinginnya dan menunjuk Eunsul untuk segera mengikutinya. Jihun langsung berjalan meninggalkan keduanya yang hanya bisa tersenyum melihat kelakuan Jihun. 
Saat di depan lift Eunsul menyuruh Muwon masuk terlebih dahulu. Tapi Muwon juga meminta Eunsul masuk lebih dulu. Tiba-tiba Jihun datang dan menabrak bahu keduanya lalu segera masuk ke dalam lift dan memeletkan lidahnya pada Muwon dan menutup pintu liftnya. Muwon hanya tersenyum melihat Jihun yang kekanak-kanakan. (Jihun childish banget deh, tpi jeje terlihat dewasa di sini padahal mah sama wkwkwk….)
Eunsul duduk di ruangan direktur. Eunsul bilang ke direktur kalau tidak terjadi sesuatu hal yang akan membuat direktur khawatir. Direktur Cha yakin ia tidak akan khawatir karena Jihun menganggap wanita itu batu. Lalu direktur tanya ke sekretarisnya apa ia mengerti? Sekretarisnya setuju karena baginya wanita juga seperti batu kecuali satu. Lalu direktur tanya ke Eunsul apa Jihun sudah bereaksi? Eunsul lalu teringat saat ia membangunkan Jihun dengan susah hingga Myungran membantunya dan menarik selimut Jihun, tapi Jihun belum terbangun juga Cuma bilang ini sakit. lalu Eunsul menjawab tentu saja.
Direktur Cha “ benar-benar, sepertinya aku harus lebih keras lagi. Singa akan mendorong anaknya ke tepi tebing untuk membuat anaknya semakin kuat kan?”.
Eunsul tidak sependapat “ tidak, aku tidak berpikir seperti itu. Jika singa yang menang menjadi pemimpin dan jika singa betina ingin menjadi pemimpin baru, dia akan membunuh anak dari pemimpin sebelumnya. Aku pikir itu kelanjutannya”. Direktur Cha bingung apa seperti itu kelanjutannya, bagaimana bisa ada raja yang ganas. Sekretarisnya lalu bilang kalau orang-orang menyebutnya raja Hyena, ia akan memakan anak singa dan merebut makanan singa. Direktur Cha tidak habis pikir raja Hyena apakah itu masuk akal.
Jihun merapikan pakaian di ruangannya. Lalu Cha Muwon datang sambil membawa Koran. Muwon tanya apa Jihun tahu kalau Seo Nayun sudah kembali, dia kembali kemarin. Jihun hanya diam tidak menanggapi. Muwon lantas melihat dengan wajah bingung “ jangan bilang kau sudah lupa?”. Jihun membela diri “ aku tidak punya waktu untuk mengingat hal semacam itu. Itu semua berkat seseorang yang memberiku sekretaris berotak lemah”. Muwon dia memandang Jihun dengan aneh. Jihun yang merasa dipandang Muwon lantas marah “ apa yang kau lihat? Melihat wajahmu membuat moodku menjadi buruk. Bisa kau pergi sekarang?”. muwon lalu tersenyum dan bilang ia akan kembali lagi nanti lalu pergi keluar, sebelumnya ia lempar Koran ke meja Jihun. Jihun melihat berita Nayun di Koran dengan sedih lalu ia meyakinkan dirinya kalau ia sudah melupakan semuanya.
Seo Nayun melihat-lihat ruangannya lalu ia melihat sebuah karangan bunga. Nayun melihat karangan bunga itu lalu melihat ponselnya sambil bergumam “ Cha Jihun kau benar-benar picik”. Lalu Nayun menghela nafas sedih. Nayun teringat saat perpisahannya dengan Jihun.
Flashback:
Seo Nayun berada di bandara menunggu Jihun dengan gelisah. Nayun berulangkali melihat jamnya lalu ia menyerah dan berjalan ke gerbang keberangkaatn. Jihun datang sesaat kemudian. Jihun melihat Nayun di antrian lalu ia tersenyum dan berniat menelponnya. Saat melihat hpnya ternyata ada panggilan masuk. Lalu ia menerima telpon itu dan raut wajahnya berubah. Jihun melihat Nayun yang masih gelisah melihat ke belakang dan menerima telpon dengan raut tak percaya. (aku penasaran itu telpon ngabarin apa sampai Jihun shock kayak gitu??) lalu Jihun tidak kuasa menahan dirinya dan telponnya terjatuh ke lantai. Kondisi Jihun memprihatinkan, pandangannya kosong dan ia mulai seperti orang linglung yang ditabrak banyak orang yang berlalu lalang. Jihun sampai jatuh terduduk dengan kondisi yang mengenaskan. (jyaahhh bahasanya wkwk.. tapi emang kasian tuh Jihun). 
Jihun yang mengingat hal itu kembali merasa dadanya sakit. Eunsul yang datang membawa minum langsung panic melihat Jihun kesakitan. Eunsul buru-buru menghampiri Jihun dan bertanya apa Jihun baik-baik saja. Saking paniknya Eunsul tak sengaja menunpahkan minumannya. Jihun langsung teriak kepanasan. Eunsul berusaha mengelap celana Jihun, tapi Jihun menolaknya dan berusaha untuk bernafas. (wkwk… lagi sesak nafas eh ketumpahan air panas ^_~). Jihun lalu segera keluar.
Eunsul menunggu Jihun di depan toilet. Jihun keluar dengan muka kesal sambil memegang hair dryer. Eunsul langsung menghampiri Jihun yang sedang menggulung hairdryer dan berkata “ maafkan aku. apa kau yakin tidak ingin pergi ke rumah sakit? apa ada yang terbakar?”. Eunsul lalu membungkuk untuk melihat celana Jihun. Jihun langsung mundur dan menutupi celananya. Jihun “ tidak Eunsul, kau menyebalkan. Kau seperti sebuah batu besar di alam semesta yang menyebabkan masalah di mana-mana mengacaukan segalanya”.
Eunsul “ kapan aku melakukannya?”
Jihun geram “ kapan katamu? Hari ini, kemarin juga. Dan insiden di klub malam yang menempatkan aku dan ayahku dalam dalam bahaya, menyebabkan harga saham jatuh. Apa kau ingin aku melanjutkan?”
Eunsul ingin membela diri tapi ia terdiam dan menunduk “ itu tidak sengaja”.
Jihun teriak “ diam! Jika ayahku tahu kaulah penyebab harga saham turun begitu banyak, kau akan segera keluar. Bukan keluar seperti biasanya. Tapi kau, yang seperti batu akan menjadi pasir yang tersebar di samudera Pasifik. Kau tunggu saja, jika saatnya tiba aku akan mengungkapkan semuanya”. Jihun lalu berlalu meninggalkan Eunsul yang langsung berlari mengejarnya.
Eunsul meminta Jihun tidak memberitahu apapun dan tetap merahasiakannya. Karena Jihun tidak menggubris lalu Eunsul teriak kalau ia tahu semua rahasia Jihun. Jihun lantas berhenti jalan dan menoleh ke Eunsul. Eunsul kelabakan dan bilang ia tahu pakaian dalam Jihun dan kebiasaan tidur Jihun. Jihun menatap Eunsul tajam dan bilang sepertinya ia tidak akan melakukannya, ia akan mengungkapkannya sekarang juga dan mulai berjalan lagi. Eunsul mengejar Jihun sambil memanggil namanya. 
Ternyata semua percakapan itu di dengar oleh 2 orang sekretaris yang lain. Keduanya memasang wajah licik dan bertanya apa artinya itu? Kedua sekretaris itu akhirnya membicarakan gossip tentang Jihun dan Eunsul serta mengungkapkan kalau penyebab insiden klub malam adalah sekretaris No Eunsul di internet. Semua pegawai membaca berita itu dan heboh. Mereka membicarakan Eunsul di belakang. Eunsul yang tidak tahu apa-apa hanya melakukan tugasnya tanpa ia sadari setiap kali ia berjalan semua pegawai memandang dirinya dan menggosipkannya. Saat berjalan di lobby kantor Eunsul berpapasan dengan nenek Jihun, tetapi ia tidak menyadarinya karena Ny Song menutupi wajahnya dengan tas.
Saat memasuki ruang sekretaris, Eunsul melihat sekretaris yang lain kesulitan menggunakan mesin foto kopi. Eunsul menawarkan diri membantu. Saat sedang membetulkan mesin fotokopi, Eunsul mendengar salah satu sekretaris sedang menerima telpon menggunakan bahasa asing. Sekretaris itu tanya apa yang Eunsul lihat. Eunsul bilang ia kagum, ia juga ingin belajar bahasa asing juga. Sekretaris itu meremehkan dan bilang “ wanita murahan”. Eunsul kaget “ mwo?”
Sekretaris Yang datang dan bertanya apa ada masalah, kenapa ia baru saja mendengar kata “wanita murahan” di ruang sekretaris? Eunsul lalu bertanya bingung apa perkataan itu ditujukan kepadanya?

Sekretaris Yang memarahi 2 sekretaris yang menyebarkan gossip itu. Sekretaris yang tanya apa itu semua benar? Karena ia tidak akan mengampuni mereka berdua jika hanya menuduh seseorang. Salah satu sekretaris menjawab kalau mereka mendengar hal itu langsung dari Direktur Cha Jihun. Lalu sekretaris Yang bertanya pada Eunsul apa benar semua itu? Eunsul menghela nafas “ sebuah hubungan tidak pantas, itu tidak mungkin jadi aku tidak akan menjelaskan apapun. Tentang insiden klub malam, ya, itu karena aku. Tapi semua itu dilakukan tidak sengaja”. Sekretaris Yang memotong dan bilang sudah cukup. Eunsul masih mau menjelaskan kalau ia juga baru tahu hal itu belum lama ini. Sekretaris Yang berkata “ aku sudah bilang cukup! Dalam kasus apapun, seluruh perusahaan sekarang tahu melalui intranet. Ini bukan sesuatu yang dapat kita pecahkan. Terlepas dari apakah itu disengaja atau tidak, tapi karena kau No Eunsul, sekarang departemen sekretaris menjadi bahan tertawaan”. Lalu sekretaris Yang dan kedua sekretaris lainnya pergi meninggalkan Eunsul. Kedua sekretaris itu malah bilang kalau mereka sangat menyesal tetapi Eunsul benar-benar tidak bisa diandalkan, seseorang dari latar belakang pendidikan yang kurang baik seperti memungut sampah di jalan, mereka sebagai sekretaris saja merasa malu tapi Eunsul malah tanpa malu tetap bekerja di ruang sekretaris.
Eunsul berjalan ke ruangan Jihun dengan wajah marah. Sesampainya di ruangan itu, ia tidak menemukan Jihun di dalam. Ternyata Jihun sedang di mobil bersama neneknya. Jihun kesal bagaimana mungkin ada seorang nenek yan g menculik cucunya sendiri. Ny Song “ lalu aku harus membiarkanmu pergi? Tentu. Tapi semua kartu kredit, saham perusahaan dan mobil akan disita. Aku tidak peduli kalau kau akan berakhir maenjadi tunawisma ataupun pengemis. Kalau kau merasa percaya diri untuk mengelola hidupmu sendiri, lakukanlah! Kau akan melakukannya?”. Mendengar itu Jihun langsung merajuk ke neneknya berharap Cuma gertakan. Lalu Jihun tahu semua ucapan neneknya serius dan ia kembali kesal “ ah nenek…”
Eunsul sedang dimarahi di ruang sekretaris. Manajer Park bilang kalau kesalahan Eunsul sangat besar, walaupun itu dilakukan sebelum Eunsul bergabung di perusahaan ini. Manajer Park juga bertanya apa Eunsul tahu kerugian yang didapat perusahaan karena insiden itu, seharusnya Eunsul bersyukur karena mereka tidak meminta kompensasi atas kesalahan itu. Manajer Park juga bilang apa yang ditunggu, dan menyuruh Eunsul segera pergi dan membuat surat pengunduran diri. Eunsul hanya terdiam lesu mendengarnya.
Eunsul duduk termenung di dalam bus yang menuju kampungnya. Ia kembali teringat saat ia menelpon Jihun dan bertanya apakah pembicaraan tentang keinginan Jihun memecat dirinya dan mengungkap semuanya itu semua benar? Jihun yang baru masuk kamarnya bilang kalau ia sudah bilang kalau ia orang jujur tidak seperti Eunsul, ia akan melakukan apa yang dikatakan. Eunsul mengejek dan bilang “tentu saja tapi Tetapi bahkan jika kau menolak seseorang, kau setidaknya harus mematuhi etika yang paling dasar. Apa kau pikir cara yang kau tempuh ini tidak hina?”. Jihun marah “ kau gila No Eunsul”. Eunsul “ kaupun akan sama gilanya jika berada di posisiku”. Jihun tambah kesal dan berteriak “ yak, kau … kau dipecat!! Keluar selamanya….” Jihun kesal dan berteriak di telpon. Kembali lagi ke masa sekarang, Eunsul terlihat lesu memandang jendela busnya.
Ayah Eunsul sedang latihan beladiri. Menendang dan memukul lalu ia melompat keluar dan hendak menendang orang yang datang di balik pagar. Ternyata Eunsul. Eunsul kesal Karen ayahnya tidak bisa membedakan binatang buas dengan putrinya sendiri, apa itu masih bisa disebut master bela diri. Ayahnya hanya seorang pengangguran yang bersembunyi tinggal di gunung dan bersenang-senang. Ayahnya marah dan bilang apa tinggal di kota menjadikan Eunsul jahat. Eunsul membenarkan ia sangat amat marah pada seseorang bahkan ingin membunuhnya, ia tidak tahu kapan ia akan meledak. Tapi Eunsul bilang jika ayahnya membaca berita kalau dirinya membunuh orang ia sudah memperingatkannya. Ayahnya memandang Eunsul bingung.
Eunsul memakai pakaian pendekar lalu ayahnya bilang agar Eunsul meluapkan kemarahannya kepadanya. Eunsul mengambil kuda-kuda lalu berteriak “ sekretaris Han, sekretaris Jo lalu mulai berkelahi dengan ayahnya. (Ckck… jadi nama sekretaris itu Sek Han dan Sekr Jo, jadi Eunsul pulang mo melampiaskan marahnya ckck). Sesudah puas lalu dilanjutkan lagi. Ayahnya bertanya kali ini siapa? Eunsul jawab “ Cha Jihun”. Lalu mulai mengangkat tongkatnya dan mengeluarkan amarahnya “ Cha Jihun, kau akan mati di tanganku hari ini. Aku akan membunuhmu…”. Lalu Eunsul mulai memukulkan tonkatnya. Awalnya ayahnya bisa menghindar tapi karena kebencian Eunsul begitu dalam, ayahnya kewalahan dan mulai menghindar tapi Eunsul tetap berteriak “ Cha Jihun mati kau” dan ayahnya terdesak dang bilang “ aku ayahmu” tapi Eunsul tetap memukulkan tongkatnya. (wkwk… aneh^^).
Jihun yang masih kesal di kamarnya terus melempar panah ke papan bergambar Eunsul. Jihun sangat kesal apalagi pas ia ingat kata-kata Eunsul di telpon. Jihun teriak frustasi seharusnya ia sudah memecat Eunsul. Lalu Jihun tiduran di kasur. Jihun terus menggeliat tidak bisa tidur lalu ia ingat saat bersama Eunsul.
Flashback:
Jihun duduk di kasurnya. Eunsul yang melihatnya bertanya kenapa Jihun belum tidur. Lalu Jihun menjawab bagaimana ia bisa tidur kalau sewaktu-waktu Eunsul bisa membunuhnya. Eunsul lalu turun ke kasur Jihun dan tiduran di kasurnya dengan posisi memegang lutut. Jihun tanya apa yang dilakukan Eunsul. Eunsul jawab kalau itu adalah posisi saat bayi berada dalam kandungan ibunya, dulu saat ibunya telah meninggal dan ia tidak bisa tidur maka ia akan tertidur dengan posisi seperti itu. Eunsul lalu menarik Jihun dan membuat posisi seperti janin. Eunsul bilang bahkan budha dan konfusius juga tidur seperti itu. Lalu Eunsul memegang tangan Jihun, ia akan memijatnya. Eunsul bilang dia pernah kerja paruh waktu dengan memijat. Jihun tanya apa benar Eunsul melakukan itu semua. Eunsul menjawab ia melakukan semua kerja paruh waktu. Eunsul bilang kalau kaki Jihun juga perlu dipijat. Jihun langsung menarik kakiknya dan bilang kalau Eunsul melakukannya maka ia akan mati. Eunsul terus memijat telapak tangan Jihun, lalu memijat tangan satunya lagi. Jihun mulai keenakan dan memejamkan mata, lalu ia bangun dan melihat Eunsul tertidur. Jihun terlihat senang melihat kepala Eunsul yang tertidur lalu Eunsul jatuh tertidur menimpa telapak tangan Jihun. Jihun ingin menarik tangannya tapi tidak bisa sehingga ia teridur dengan posisi menghadap Eunsul.
Dalam bayangan Jihun ia tidur di kasur bersama Eunsul dengan posisi yang sama seperti malam itu. Sedang enak-enaknya memandang wajah Eunsul eh tiba-tiba ayahnya datang dan memandangnya aneh. Direktur Cha “ apa yang sedang kau lakukan? Apa yang sedang kau lihat?”. Jihun yang kaget langsung bangun dan berteriak “ ayah kau membuatku ketakutan setengah mati”. Ayah Jihun bilang justru ia yang ketakutan.
Eunsul sedang di beranda rumahnya bersama ayahnya. Ayah Eunsul sedang melihat-lihat pakaian yang dibawa Eunsul. Ayah Eunsul protes ia bukan tarzan, bagaimana bisa ia memakai celana pendek itu. Eunsul lalu bertanya apa ia tidak bisa tinggal di situ hidup bersama ayahnya, bertanam dan berburu binatang. Ayahnya bilang kalau ia tinggal di gunung bukan untuk menyerah dari peradaban dunia. Eunsul mencibir bukannya ayahnya karena bangkrut dan kehilangan semua uangnya makanya melarikan diri hidup di hutan? Ayahnya bilang ia menyendiri ke gunung untuk kebenaran. Eunsul tanya apa ayahnya itu sudah menemukan kebenaran itu? Ayahnya menghela nafas dan bilang seharusnya ia tidak lari paad saat itu. Lalu ayah Eunsul berusaha mengalihkan pembicaraan dan mencoba celananya dan tanya apa benar ini depannya. Eunsul hanya tersenyum melihat ayahnya lalu ia berbaring dan menatap bulan.
Sementara itu Jihun dan ayahnya juga berbicara di halaman sambil menatap bulan. Ayah Jihun meminta maaf kalau seharusnya ia tidak memukul Jihun. Jihun membenarkan ayahnya salah dan ia juga mengaku salah karena tidak bicara sebelumnya kepada ayahnya. Ayahnya bilang benar jika Jihun salah. Jihun meminta ayahnya agar tidak menggunakan kekerasan lagi di masa depan. Ayah Jihun juga meminta Jihun agar tidak jadi pemberontak lagi. Direktur Cha lalu bilang kalau ia akan membuat Jihun menjadi penerusnya. Ia tidak akan membiarkan orang lain merebut posisi itu yang hanya cook untuk Jihun. Lalu ayah Jihun bilang kalau Jihun bukan orang yang tidak memiliki kemampuan di masa lalu sambil menepuk-nepuk bahu anaknya. Ayah Jihun mengatakan walau Jihun tidak mempunyai kemampuan sama sekali ,ia bukan orang yang tidak berguna sama sekali. Ayah Jihun juga meminta Jihun melupakan masa lalu dan menatap ke depan. Jihun hanya mengangguk mengiyakan. Keduanya lalu berbincang-bincang sambil menatap bulan.
Eunsul memandang kantornya dengan semangat lalu berjalan masuk ke dalam sambil membawa beberapa kantong. Sesampai di ruang sekretaris ia dihadang sekretaris Han dan Jo. Keduanya bilang kalau Eunsul benar-benar bermuka tebal ataupun sudah gila.
Eunsul mengajak kedua sekretaris itu kea tap gedung. Sekretaris Han tanya ada perlu apa Eunsul memanggil mereka ke tempat itu. Eunsul bilang ia akan mendidik mereka berdua.keduanya kaget. eunsul bertanya apa mereka memandang rendah dan melihat kebawah dirinya sejak ia masuk pertama kali? Keduanya mencibir dan bertanya “ apa ini?”. Eunsul bertanya apa salahnya. Lalu mereka menjawab kalau itu adalah kantor sekretaris DN tapi karena kedatangan Eunsul membuat standar mereka menurun drastis. Eunsul bilang kalau keduanya bilang seharusnya ia membersihkan sampah, berarti mereka menghina semua orang yang membersihkan sampah. 
Sekretaris Han dan Jo marah apa seperti itu cara berbicara dengan seniornya. Eunsul tersenyum sambil menjawab “ tentu senior, tapi apa yang kau lakukan setelah kau makan tiap hari? Memuntahkannya atau membuang kotorannya?”. Kedua sekretaris itu marah merasa terhina dan ingin memukul Eunsul tapi Eunsul dengan sigap menghindar dan memelintir tangan keduanya.
Eunsul berkata “ apa lulus dari perguruan tinggi bergengsi membuat orang bergengsi? Orang yang lulus dari perguruan bergengsi apa semuanya kelas tinggi? Apakah status orang otomatis tinggi jika ia bekerja di perusahaan besar? Apa begitu? Jawab!!”. Keduanya menjawab “ tidak”.
Eunsul “di masa depan, entah itu aku atau orang lain, jangan anggap rendah mereka. Mengerti!”. Keduanya menjawab iya dengan pelan lalu Eunsul kembali berteriak “ apa kau mengerti?”. Keduanya menjawab iya dengan lebih keras tapi Eunsul berteriak meminta mereka menjawab lebih keras. Dan mereka pun akhirnya berteriak iya.
Eunsul datang ke ruangan Muwon dan memberikan hadiah. Muwon melihatnya dan bertanya “apa ini hadiah perpisahan? Jika ya, maka lupakan saja”. Muwon mendekatkan hadiah itu ke hadapan Eunsul. Lalu Muwon menyarankan agar Eunsul meminta maaf secara pribadi kepada direktur biar nanti sisanya ia sendiri yang mengurus. Eunsul “ mengapa kau begitu baik, direktur?” .
Cha Muwon tertawa dan bilang “Ini sedikit tidak nyaman jika kau mengatakan seperti itu. Aku tidak melakukan apa-apa. Eunsul lalu bilang kalau Cha Muwon adalah orang yang sangat baik yang mau percaya pada dirinya yang bukan siapa-siapa. Lalu Eunsul pamit keluar. Muwon terlihat bimbang dan bilang “ kenapa aku jadi merasa bersalah?”
Direktur Cha masuk ke perusahaannya ditemani sekretaris Jang. Sekretaris Jang ingin memberitahu tentang pengumuman di papan mengenai skandal klub malam Cha Jihun. Direktur Cha menolak dan menyuruh sekretarisnya diam dan melupakan masa lalu dan cukup melihat ke masa depan karena itu yang jauh lebih penting. Sekretaris Jang tetap berusaha memberitahu kalau dalang insiden itu No Eunsul tapi Direktur Cha keburu marah dan menyuruhnya tutup mulut dan mengubur masa lalu dan tidak mengungkit masa lalu Cha Jihun.
Di lift manajer Park juga ingin melaporkan kalau Eunsul sekretaris Cha Jihun dan insiden klub malam. Sekretaris Jang berusaha untuk menyuruh manajer Park diam tapi ia tetap membicarakan Eunsul. Lalu Direktur marah saat asisten mengatakan insiden klub malam dan menyuruh mereka tidak usah mengungkit-ngungkit masalah itu. Keduanya pun terdiam.
Eunsul lalu menelpon Direktur Cha, ia ingin menjelaskan semuanya dan meminta maaf secara pribadi. Saat Eunsul bilang tentang insiden klub malam, direktur Cha kembali memotong dan bilang bahkan sekretaris No juga bersikap seperti itu. Lalu direktur Cha bilang ia sudah menyuruh semuanya melupakan masa lalu dan memandang ke depan tanpa mengingatnya. Eunsul sangat gembira mendengarnya lalu bertanya jadi direktur memaafkan dirinya. Direktur mengiyakannya dan hendak menutup telponnya. Lalu Eunsul memotong ia ingin berterima kasih dan memuji Direktur Cha sangat baik hati dan pemurah, direktur Cha yang terbaik. Direktur Cha tersenyum lalu menutup telponnya dan mulai membentang bendera tanda waktunya menyebrang jalan.direktur Cha melakukannya dengan senang hati sampai ada seorang anak kecil yang menabraknya dan membuat ia kesal.
Eunsul berjalan dengan riang ke ruangannya. Lalu ia berpapasan dengan manajer Park. Eunsul membungkuk dan memberi salam. Manajer Park kesal “apa seperti itu cara menyapa atasan? Apa kau pikir bisa naik ke atas kepalaku hanya karena direktur Cha bilang akan melupakan semuanya?”. Eunsul tidak enak hati dan bilang tidak seperti itu. Cha Jihun yang baru keluar dari lift melihat kejadian itu. Manajer Park “aku kepala kantor sekretaris, semua orang di kantor sekretaris di bawahku. Tidak peduli apapun yang dikatakan ketua, jika aku ingin memecatmu….”. Jihun memotong “ apa yang kau lakukan manajer Park?”. Manajer Park lalu meminta Jihun memperhatikan Eunsul baik-baik apa ia terlihat seperti seorang sekretaris. Jihun mengiyakan kalau Eunsul sekretaris, sekretarisnya lebih tepat, oleh karena itu jika ada yang ingin memecatnya maka ia harus menjadi satu-satunya orang yang memecatnya.
Jihun masuk ke ruangannya dengan kesal. Ia kesal bagaimana bisa ia Eunsul mendapat intimidasi seperti itu. Eunsul membenarkan kalau ia menjadi seperti ini, diinjak-injak di mana-mana. Eunsul sudah mengatakan semuanya di telpon dan ia bahkan sudah mengajukan surat pengunduran diri. Jihun kaget dengan surat pengunduran diri itu. (ckck… kasian Jihun kan gak tahu apa-apa….)

Sementara itu Cha Muwon sedang menego dengan manajer Park. Muwon bilang bahwa memecat pegawai tanpa alasan jelas setelah ia resmi masuk ke perusahaan dapat diajukan tuntutan melawan perusahaan. Cha Muwon juga bilang agar ia mengurus masalah ini sambil mengambil surat pengunduran diri Eunsul. Manajer Park ingin mengajukan keberatan tetapi Muwon langsung berdiri hendak pergi. Sebelum pergi, Muwon mengajak manajer Park main golf bersama. Manajer Park hanya bisa melongo melihatnya ia tidak habis pikir dan bergumam “apa yang salah dengan mereka? Apa ia penyihir?”. (saia juga aneh itu Jihun ama Muwon kenapa jadi baik gitu ama Eunsul.

Cha Muwon datang ke ruang sekretaris lalu berpapasan dengan Jihun dan Eunsul yang baru keluar dari ruangannya. Cha Muwon bilang ke Eunsul kalau ia sudah membereskan masalahnya seperti ini. Muwon hendak merobek surat itu tapi Jihun yang melihatnya langsung ingin merebutnya dan melarangnya merobeknya. Jihun berusaha mengambil surat itu tapi Muwon terus mengangkat surat itu lalu merobeknya. Eunsul langsung bilang terimakasih kepada Cha Muwon dan Jihun. Muwon bilang dia harus menjadi orang yang berterimakasih dan memperlihatkan hpnya dan menunjukkan sebuah foto dan bilang itu sesuai gayanya. Eunsul lalu tersenyum senang dan Muwon segera berlalu meninggalkan Jihun yang kesal. (penasaran apa yang dikasih Eunsul untuk Muwon, hp, wellpaper, atau sama kyk Jihun tapi beda motif wkwkwk^^)
 
Jihun menimang-nimang hadiah dari Eunsul dan membukanya. Ternyata isinya adalah celana pendek dengan motif yang lucu. Wkkwkwk… motif keropi yang lagi melet ckck….
Jihun merentangkan celana itu dan kesal melihatnya apa Eunsul pikir ini lucu. Terus ia melihat dibelakang celana bermotif katak yang lagi melet wkwkwk^^
Cha Muwon dan sekretaris Yang meeting dengan Seo Nayun. Seo Na Yun membicarakan proposal kegiatan lalu ia bilang ia tidak bisa membaca font proposal itu. Sekretaris Yang ingin memperbaikinya tapi dilarang Muwon karena dalam semua bisnis menggunakan jenis font yang sama. Na Yun bilang kalau hal itu menjengkelkan, bukankah lebih baik jika proposal dibuat sekreatif dan semenarik mungkin seperti iklan. Muwon menanggapi kalau fokusnya adalah pada kreativitas konten. Lalu Na Yun meminta sekretaris Yang untuk pergi duluan. Muwon menolak karena ia perlu merundingkan proposal dengan sekretaris Yang. Na Yun bilang ada sesuatu yang perlu dibicarakan dengan muwon. 
Na Yun tinggal berdua di ruangan, Na Yun bilang kalau ia sudah menunggu sangat lama tapi Jihun belum juga menghubunginya. Muwon tersenyum dan bilang “ lalu maumu apa? Mau aku memukulinya untukmu?” . Na Yun bilang bukankah Muwon yang menyarankan agar memberitahu Jihun tentang hubungan mereka. Muwon tertawa dan bilang hubungan seperti apa? Percintaan? Na Yun mengiyakan dan bilang kalau mereka sudah bersahabat sejak lama, tapi karena hormon mereka akhirnya mengalami persahabatan yang tidak biasa, itu karena Muwon dan tipu muslihatnya. (ckck… jyah siapa yang menggoda… mas jeje ku mah baik wkwk…makin g suka ama Na Yun nih ~_~)
Muwon langsung beranjak dan bilang jika sudah selesai penandatanganan kontrak segera hubungi. Na Yun berkata kenapa Muwon tidak menjawab pertanyaannya. Muwon berkata ia tidak ingat dengan baik apa yang harus ia lakukan. Bagaimana bisa Muwon menonton Seo Na Yun yang suka menyakiti orang terluka? Muwon juga bilang jika Na Yun kembali terluka, maka ia akan mencoba menerima Na Yun. Muwon langsung pergi keluar meninggalkan Na Yun yang mencibir “hah mencoba?”. 
Muwon membukakan pintu mobil untuk sekretarisnya. Sekretarisnya merasa tidak enak dan bilang kalau Muwon tidak perlu melakukannya. Muwon hanya menanggapinya dengan tersenyum. (jyaahhhh meleleh aku liat jeje senyum mulu di sini^_^). Saat Muwon ingin masuk ke dalam mobil, Na Yun langsung menyerobot dan duduk di kursi belakang. Na Yun bilang agar mereka bersama-sama. Meski Na Yun sakit, tapi melihat Jihun lebih dulu. Muwon lagi-lagi hanya terenyum melihat Na Yun dan masuk ke mobil.
Di ruang rapat, Eunsul dan sekretaris Han dan Jo menyiapkan minuman dan menyambut direktur yang datang. Sekretaris hand an Jo melihat sebal Eunsul yang bekerja dengan riang. Direktur Cha masuk ke ruang rapar bersama Ny Song. Ny Song buru-buru menutup kepalanya dengan tangan saat melihat Eunsul. Direktur Cha bingung melihat ibunya. 
Muwon bersama sekretaris yang dan Na Yun naik lift. Muwon keluar lift dan berjalan menuju ruang rapat. Sementara sekretaris Yang mengantarkan Na Yun ke ruang Jihun. Saat hendak masuk, Na Yun dihalangi Eunsul. Na Yun bilang kalau ia ingin bertemu Cha Jihun. Eunsul bilang kalau direktur Cha Jihun sedang tidak ada di ruangannya dan ia tidak punya janji, jadi jika Na Yun tidak punya janji maka ia tidak bisa bertemu Jihun. Na Yun tersenyum dan bilang ia teman Jihun, lalu ia melangkah masuk tapi Eunsul tetap menghalanginya dan berkata “ kau tidak dapat masuk tanpa izin, silakan tunggu di sana”. Eunsul menunjukkan tempat tunggu. Na Yun shock dan bilang “apakah kau menyuruhku duduk di sana dan menunggu?”. Eunsul membenarkan karena begitulah peraturannya. Na Yun menatap sekretaris Yang meminta bantuan. Sekretaris Yang berdiri dan bilang jika seseorang ingin bertemu dengan bos berdasarkan pada bos atau keputusan sekretaris bos itu, ia tidak dapat membantu. Lalu Na Yun menyerah dan bergegas ke ruang tunggu tapi ia melihat rok Eunsul lepas jahitannya. Na Yun pun memnaggil Eunsul dan bilang kalau lipatan roknya ada yang longgar. Eunsul melihat roknya dan melihat lipatan itu lalu ia mengambil steples dan menggunakannya pada roknya. Tak lupa Eunsul mengucapkan terima kasih.Hal itu justru membuat Na Yun keki. (wkwkwk…. ^^).
Di ruang rapat, semua kaget karena direktur Cha membicarakan penerusnya. Yang paling tidak terima adalah Ny Shin. Ia berusaha bilang kalau image Jihun di luar sudah negative jika ia yang menjadi penerus maka harga saham akan langsung turun drastis. Direktur Cha bilang kalau ia tidak akan langsung menjadikan Jihun penerusnya sekarang, ia hanya memberitahukan rencananya dan meminta semua pihak mempersiapkan dan mendukungnya menjadi kekuatannya. Ny Shin ingin membantah lagi tapi Muwon langsung memegang tangan ibunya untuk menenangkan. Jihun dan Muwon hanya bisa diam mendengarnya. (ckck.. akhirnya Jeje bisa cemberut juga wkwk^^). Lalu sekretaris Jang mengungkapkan strategi pemasaran untuk membuat image Jihun positif dari mulai patroli di toko-toko jaringan perusahaan mereka dan mencapai target penjualan departemen toko.
Jihun keluar dari ruang rapat dengan wajah bingung. Jihun memikirkan keputusan ayahnya. Cha Muwon keluar dari ruang rapat dan mengucapkan “ chukae”. Jihun memandang Muwon sinis dan menyuruhnya untuk jujur dengan dengan hatinya. Muwon tersenyum dan bilang “ok, tentu. Yang benar adalah kau tidak tertarik pada perusahaan tidak seperti aku. Berdiri dari sudut pandang perusahaan, ini adalah keputusan yang sangat tidak rasional. Untuk memenuhi keserakahan ingin anaknya untuk menjadi penerus perusahaan ini, sepertinya dia belum menghitung harga yang harus dibayar”. 
Jihun tersenyum sinis mendengarnya dan bilang ‘Ya, aku tidak tertarik dengan perusahaan ini. Tapi aku tidak akan membiarkanmu memilikinya. Kau tahu mengapa? Aku punya firasat kau akan melakukan banyak hal untuk menghindari pajak”. Jihun merentangkan telapak tangannya di depan wajah Muwon dengan kesal lalu segera pergi. Muwon yang melihatnya jadi ikut kesal dan mengejar Jihun dan dengan sengaja menabrak bahunya. Muwon berjalan sambil tersenyum sudah menabrak Jihun. Jihun kesal dan membalas Muwon, Jihun menabrak bahu Muwon dengan keras. Ckck…. Akhirnya mereka sepanjang jalan saling balas menabrak bahu. (childish banget dah keduanya).
Sampai akhirnya Muwon menabrak bahu Jihun dan hampir terjatuh di depan Na Yun. Muwon langsung pergi ke ruangannya. Jihun kaget melihat Na Yun. Na Yun tersenyum melihat Jihun dan bilang “ sudah lama (tidak bertemu)”. Jihun merapikan rambutnya, sementara Eunsul melihat mereka berdua dari kursinya dengan tatapan penasaran.
Di ruang rapat Ny Shin berusaha membujuk ibu mertuanya. Ny Shin bilang keputusan itu tidak bisa diterima, semua orang bahkan tahu kalau Muwon lebih baik dari Jihun. Ny Song bilang jangan mengeluh padanya, ia hanya seorang wanita tua yang tak berdaya. Ny shin percaya ibu mertuanya itu masih punya kekuatan. Lalu Ny Shin terus berkata kalau ini bukan keputusan bisnis tapi tirani, bagaimana bisa Jihun jadi penggantinya jika ia seperti itu. Direktur Cha masuk dan mendengar perkataan Ny Shin tentang anaknya. 
direktur Cha “ adik ipar”. Ny Shin kaget dan menoleh “apa yang salah kakak ipar? Apa aku mengatakan sesuatu hal yang salah?”. Ny Song pusing lalu bilang agar kedua anaknya itu melakukan hal yang menurut mereka benar lalu bergegas keluar. Ny Shin tak menyerah ingin mengeluarkan pendapatnya pada ibu mertuanya, Ny Shin teriak “ Jihun akan menghancurkan perusahaan dalam waktu setahun”. Direktur Cha kesal “Yak, Shin Sukhee!”. Ny Shin menoleh “ mwo? “Yak?” beraninya kau berkata pada adik iparmu”. Direktur Cha bilang kalau sebelum menjadi adik iparnya, Ny Shin adalah temannya, mengapa ia begitu tega berkata seperti itu tentang anak temannya bahkan keponakannya. Ny Shin membenarkan dan bertanya kenapa Direktur Cha juga benar-benar mengabaikan anaknya, padahal ia seribu bahkan sepuluhribu lebih kuat dari Jihun, mengapa Muwon tidak diperlakukan dengan seharusnya. Direktur Cha kesal dan bertanya “ seribu kali, sepuluh ribu kali, kau ingin mati hah?”. “ kenapa? Kau ingin memukulku, baik ,pukul aku, pukul aku!” Ny Shin kesal dan memberikan pipinya untuk dipukul. Direktur Cha hanya bisa menahan marah.

Jihun mengobrol dengan Na Yun di café. Na Yun bilang setelah waktu yang lama, ia baru mengetahui kalau pada hari ia berangkat Jihun datang ke bandara dan pada hari itu….. Jihun langsung grasak-grusuk dan Na Yun tidak melanjutkan perkataannya. Na Yun merasa bersalah jika saja ia tahu sebelumnya maka semuanya akan berbeda sekarang. Jihun mendengarnya bosan sambil meminum minumannya. Jihun lalu bilang kalau hal ini membosankan membuat Na Yun kebingungan. Jihun bilang sedari tadi Na Yun hanya bercerita tentang masa lalu dan kenangan mereka. Na Yun lalu bilang baik ia akan membicarakan hal lain, apa yang akan kita lakukan? Jihun bilang kalau tidak ada lagi yang bisa mereka lakukan. 
Na Yun : kau…. Ketika kau tidak marah lagi dan keadaan mulai membaik aku akan datang lagi jika saat itu tiba.
Jihun: aku tidak tahu, kau harus tahu kalau aku hidup tanpa tujuan
Na Yun : tidak, aku tidak tahu
Jihun : aku hanya mengatakannya
Na Yun mulai kesal dan sedih lalu ia mencoba tersenyum dan bilang untung ia berpendidikan tinggi jadi bisa menahannya, jika ada yang ingin dibicarakan lagi maka mereka akan bertemu lagi di kesempatan berikutnya. Na Yun lalu berjalan meninggalkan Jihun.
Na Yun ternyata menangis di toilet sambil ngaca. Ckck… ia menangis langsung merapikan make upnya. (aneh ^0^). Setelah selesai Na Yun keluar dengan gaya anggunnya.(gak keliatan kalo abis nangis hehe….)
Sementara itu Ny Shin berada di lift bersama Muwon dan sekretaris Yang. Ny Shin terus menangis sambil memegang kaca. (ckck… kelakukannya sama ama Na Yun). Ny Shin menangis karena ia merasa ini keterlaluan, ia tidak ingin hidup. Lalu Ny Shin bilang ke Muwon untuk membalaskan dendam, semua keluhan yang ia raaskan hari ini harus dibalaskan Muwon. Lalu Ny Shin melihat Muwon yang tetap tenang dan bertanya kenapa Muwon tidak berkata-kaat bahkan untuk mengucapkan kata-kata penghibur? Muwon membisikkan ibunya kalau menangis membantu menghilangkan stress. Ibunya membenarkan lalu mulai melanjutkan tangisannya dan tak lupa saputangan untuk menghapus air matanya dan kaca untuk merapikan penampilannya. 
Ketiganya keluar dari lift dan bertemu Na Yun. Ny Shin sangat senng bertemu Na Yun bahkan bilang kalau tadi ia mencari Na Yun. Na Yun tersenyum dan bilang ia sepertinya mencari tumpangan sambil melihat Muwon. Ny Shin menagajknya bareng karena ia juga akan menemui ibu Na Yun. Na Yun menolak karena ia akan kembali ke kantor. Lalu Ny Shin menyuruh Muwon bareng Na Yun.
Ny Shin bertemu dengan ibu Na Yun, Direktur Hwang. Ny Shin berusaha meyakinkan direktur Hwang kalau Cha Muwon yang pantas jadi penerus, ia standar dunia bahkan royalty luar negeri tertarik pada Muwon. Direktur Hwang meminum kopinya dan bilang nanti ia akan bicarakan dengan ketua (direktur Cha). Lalu direktur Hwang bilang pertama-tama mereka harus menyelesaikan dulu masalah pernikahan kedua anak mereka. Lalu direktur Hwang bilang kalau Ny Shin membutuhkan segera suntik botox karena wajahnya sedikit membengkak. Ny Shin memegang pipinya dan bilang ia sudah melakukannya dengan rutin. Direktur Hwang berpendapat kalau itu seperti daging berlebih. Ny shin kesal dan bilang lupakan saja lalu meminum kopinya dan meminta Direktur Hwang memberikan dirinya lukisan.
Jihun masih duduk termenung di café.ia teringat saat kencan bersama Na Yun. Di kencan itu Na Yun yang agresif sementara Jihun masih keliatan polosnya *plakkk tenang sodara2 tidak ada kissu2 di episode ini
Eunsul tiba-tiba datang mengagetkan Jihun yang sedang melamun. Eunsul tanya apa yang dilakukan Jihun sendirian di situ? karena waktu istirahat sudah habis, ia khawatir makanya datang. Jihun lalu beranjak dan mengajak Eunsul segera pergi dari situ. saat mau pergi, Eunsul menelan ludah melihat roti di meja Jihun yang masih utuh dan bertanya apa Jihun akan membuangnya. Jihun berkomentar kalau Eunsul hebat, ia merasa dicuci otaknya dan menjadi gurita. Eunsul bertanya bingung “mwo (apa)?” . Jihun bilang ia sedang memuji Eunsul. Eunsul senyum senang lalu bertanya apa benar Jihun memujinya juga? Jihun menjawab tidak, ia sedang membodohi Eunsul. Eunsul kesal dan membelalakkan matanya dan mengepalkan tangannya. Jihun “ lihat matamu.tinjumu juga”. Jihun tersenyum lalu meninggal Eunsul yang buru-buru merenggangkan jari-jarinya. Tak lupa Eunsul membawa roti tersebut.
Eunsul makan roti tersebut di ruangan Jihun. Eunsul makan roti sambil bertanya apa ia bisa makan ini di pantry juga? Jihun malah bilang agar Eunsul jangan menjatuhkan remah roti di sembarang tempat. Lalu Jihun tanya jika ia menjadi ketua (pimpinan perusahaan) bagaimana? Apa akan terlihat lucu seperti komedi, dan Eunsul akan mengejeknya di pintu masuk? Eunsul menggeleng “ hanya menjadi ketua. Apa yang begitu lucu dan konyol? Tetapi jika kau jadi ketua, ketua akan datang ke tempat inspektur untuk diperiksa. Aku harap kau tidak akan menjadi ketua seperti itu”. Jihun bilang “ketua kita seperti itu sekarang dan itu karenamu”. Mendengar itu Eunsul langsung tertunduk. Jihun tanya lagi apa kesan ketua di mata Eunsul. Eunsul jawab kalau ketua sangat ramah dan memperlakukan karyawan dengan baik, dan untuk mahasiswa miskin sepertinya memberikan banyak beasiswa terlalu banyak yang didapat. Eunsul lalu tanya apa Jihun ingin jadi ketua? Jihun menjawab tidak. Eunsul bingung lalu kenapa Jihun bertanya seperti itu. Jihun menyuruh Eunsul diam dan makan makanannya saja.
Direktur Cha sedang menjalani layanan sosialnya. Ia mengatur jalan agar anak-anak dapat menyebrang dengan selamat. Sekretaris Jang menghampirinya dan mengatakan kalau ketua sudah bekerja keras dan waktunya sudah habis. Direktur Cha memberikan bendera petunjuknya pada sekretaris Jang lalu ia bilang kalau layanan social ini membuat dirinya bangga. Sekretaris Jang juga membenarkan kalau selama ini ia tahu ketua sangat mulia tapi sekarang ia semakin yakin. Direktur Cha “ sungguh?”. Direktur Jang menjawab “ tentu saja, melihatmu memaafkan sesuatu yang begitu serius. Aku saja tidak bisa tidur jika kehilangan beberapa juta dolar. Tapi ketua sudah kehilangan berapa banyak?ratusan juta? Tidak bahkan milyaran….”. direktur Cha bingung “ tunggu..tunggu.. sejak kapan aku melakukan hal seperti itu?sejak kapan?”. (akhirnya kesalahpahaman terbongkar wkwk ^^)
Sementara itu Jihun sedang memberi makan hewan peliharaannya. Sekalian curhat kalau ia tidak ingin jadi penerus perusahaan. Tiba-tiba ayahnya datang dan berteriak memanggilnya. Direktur Cha tanay apa insiden klub malam itu semua karena No Eunsul? Jihun mengiyakannya. Aayhnya bilang bagaimana bisa Jihun tetap memperkerjakan Eunsul dan tidak memecatnya? Jihun bilang bukankah ayahnya sudah memaafkannya? Direktur Cha bilang kalau ia tidak pernah melakukan hal itu, aturan tetap peraturan. Jihun tetap bersikeras tidak akan memecat Eunsul. Ayahnya curiga dan tanya apa Jihun melihat Eunsul sebagai seorang gadis? Jihun tidak terima dan bilang apa ia gila? Ayahnya lalu bilang ia akan melupakan itu asal Jihun mau jadi penerusnya. Jihun tidak mau lalu ayahnya segera menelpon sekreatris Jang dan menyuruhnya memecat Eunsul dan meminta uang kompensasi. Jihun buru-buru menutup telpon ayahnya dan bilang ia akan melakukannya. Direktur Cha tersenyum dan menyuruh Jihun mulai melaksanakan strategi yang sudah direncanakan saat rapat kemarin. Jihun tidak bisa menolak.
Jihun pergi mengunjungi taman bermain bersama Eunsul. Ia mendengarkan laporan dari bawahannya tentang jumlah pengunjung dalam lima tahun yang tidak bertambah, dan tahun ini harus meningkat dari musim lalu. Jihun mendengarkan dengan seksama walau ia tidak tertarik. Saat berkeliling Jihun hampir saja marah dan berbalik, untung Eunsul membujuknya untuk meneruskan kunjungan kerjanya hari itu. Jihun kesal dan bilang kalau ini semua karena Eunsul lalu kembali berjalan.
Seo Na Yun sedang bertemu dengan kliennya di gedung sekitar taman bermain.

Setelah selesai meninjau. Keduanya duduk di bangku taman melihat semua permainan. No Eunsul tersenyum senang dan bilang kalau ia punya mimpi pergi ke taman bermain sewaktu kecil. Jihun tanya apa Eunsul tidak pernah kemari? Ensul menggeleng, ia pernah ke taman bermain sekali waktu kecil bersama ayahnya, tapi ia tidak banyak memainkan permainan. Jihun tanya apa ada permainan yang ditakutkan Eunsul? Eunsul tersenyum dan bilang bukan karena itu tapi karena tiket individu terlalu mahal. Lalu ada bola yang menggelinding kearah Eunsul, dan seorang gadis kecil menghampirinya. Eunsul memberikan bola itu lalu saat melihat gadis kecil itu ia teringat kenangan masa kecilnya. Eunsul kecil sedang merajuk pada ayahnya karena ia hanya boleh memilih 2 permainan. padahal Eunsul ingin mencoba semua permainan setidaknya beri ia tiga pilihan. Ayahnya tetap membujuk Eunsul hanya 2 permainan membuat Eunsul kecil merajuk dan berkata membenci ayhnya. ayahnya janji jika ia sudah bisa menghasilkan banyak uang, Eunsul boleh mencoba semua permainan yang ia suka. 
Mendengar cerita Eunsul, Jihun berkomentar kalau itu bukan kenangan yang patut diingat. Eunsul bilang tidak, itu salah satu kenangan favoritnya, dan lucunya ia malah tidak ingat 2 pilihannya itu. Jihun menghina itu karena otak Eunsul buruk. Eunsul membela diri jika melihat ke belakang siapa yang bisa mengingat detail kejadiannya dengan sempurna. Jihun lalu menunjukkan jarinya dan bilang “ pilihlah satu”. Eunsul kaget “apa?”. Jihun menunjukkan 1 jari lalu 2 jari, 3 jari lalu 4 jari tapi akhirnya jarinya ia tekuk kembali sehingga hanya menunjukkan 3 jari. Jihun berkata “ aku akan membiarkanmu memilih”. Eunsul tertawa “ ada yang salah dengamu, direktur?”. Jihun sambil tersenyum bilang “ aku ingin kau mengalaminya”. Eunsul tak percaya “ ini terlalu palsu”.
Seo Na Yun membicarakan startegi penjualan pasar VVIP kepada Ny Shin. Na Yun bilang masalah penjualan pasar dan pernikaahn sudah ia pikirkan dengan baik. Ny Shin antusias mendengarnya dan bilang itu bagus, ia percaya pada Na Yun. Na Yun juga bilang ia juga percaya pada dirinya. 
  
Lalu Cha Muwon datang dan ikut duduk bersama mereka. Muwon bilang tanya tidakkah keduanya terlalu jelas? Ny Shin tertawa mendengarnya “ benarkah? Apa aku harus melakukan sesuatu yang lebih jela lagi? Tiba-tiba aku ingat ada hal mendesak yang perlu aku selesaikan. Aku pamit dulu”. Na Yun tersenyum dan pura-pura berbisik “ baiklah , aku akan pura-pura tertipu olehmu”. Ny Shin tertawa “ok, nanti kita bertemu lagi Na Yun”. Ny Shin beranjak pergi sebelum menepuk bahu Muwon dan bilang ia akan menemuinya nanti. Muwon tersenyum sambil menjawab iya. Setelah ny Shin pergi, Na Yun tanya ke Muwon apa yang akan mereka lakukan? Muwon melihat taman bermain dari balik kaca dan berkata “ kau ingin jalan-jalan?”.
Jihun dan Eunsul ada di antrian kora-kora.(di Indonesia namanya perahu kora-kora gak tau di jepang naamnya apa, aku paling takut naik itu wkwkwk… berani kalo naiknya di tengah hahaha…. Aku masih sayang nyawa^_^). Eunsul mengajak Jihun naik kora-kora bersama namun Jihun menolak. Akhirnya Eunsul bilang ia akan duduk ditempat yang terlihat oleh Jihun. Lalu Eunsul menarik pegawai dan menaruh tangan Jihun padanya. eunsul bilang pegawai itu harus berdiri disamping Jihun karena itu penting. Jihun kesal apa ia terlihat seperti anak kecil? Eunsul hanya tersenyum dan membungkuk pada pegawai itu seraya berkata “ aku mengandalkanmu”. 
Eunsul telah naik perahu kora-kora, ia melampaikan tangannya sambil berteriak “ direktur, lihat aku”. Jihun meliht Eunsul dari kejauhan dengan bosan. Jihun terus melihat Eunsul yang naik kora-kora. Melihat ekspresi Eunsul yang senang, ketakutan membuat Jihun bergumam “ kenapa orang menghabiskan banyak uang hanya untuk penyiksaan?”.
Tak jauh dari tempat Jihun berdiri, Muwon dan Na Yun sedang berjalan-jalan sambil makan es krim. Na Yun bertanya “ kau tahu kan, kalau paar tetua sudah mempersiapkan pertunangan kita? Apa yang akan kau lakukan?”. Muwon menjawab “ apa kau memberiku pilihan?”. Na Yun bilang “tentu saja, atau kau tidak bisa memilih”. Muwon berkata “ tidak, aku ingin memilih”. Lalu Muwon tak sengaja melihat Jihun sedang berdiri mengamati sesuatu. Na Yun yang penasaran ikut melihat kearah yang Muwon lihat. Na Yun sangat terkejut melihat Jihun apalagi setelah tahu siapa yang di lihat Jihun. 
To Be Continued

Created By iis Rf @Pelangidrama
Picture By april Rf @Pelangidrama

BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA



0 comments:

Post a Comment


Friend Link List