Recent Post


[Sinopsis] Ob/gyn - Obstetrics and Gynecology Doctors Episode 01

Do you want to share?

Do you like this story?

Didesikasikan untuk seluruh ibu dunia, perjuangannya untuk melahirkan dan spesial saengil chukkae to lovely Joong Ki and my twin ^_^

Episode 1 – Please Kill My Child-

Seorang dokter kandungan wanita memasuki sebuah rumah sakit besar di pusat kota Seoul. Ia pun segera menaiki lift menuju ruang tempat ia akan bekerja. Ia pun berhenti sesaat, tersenyum memandang ruangan yang akan menjadi ruangan kerjanya. Yup, wanita itu adalah dokter Seo Hye Young, dokter kandungan yang terkenal dengan keberaniannya melakukan operasi caesar dan menempuh resiko demi menyelamatkan bayi dan ibunya.

Seperti biasa aktivitas rumah sakit sangat sibuk khususnya ruang tunggu pasien, apalagi di informasikan ada tabrakan empat mobil yang melibatkan wanita hamil. Para dokter jaga dan suster pun sangat sibuk. Lalu datang ibu-ibu hamil yang tertatih-tatih dan suaminya.

Dr. Seo sampai di tempat perawatan bayi-bayi yang baru lahir. Ia pun tersenyum melihat para bayi tersenyum dan menangis dengan khas bayi.
Para suster juga sibuk menenangkan para bayi dan memberi mereka air susu.

Ambulan yang membawa korban kecelakan pun menuju rumah sakit.
Seorang dokter muda, siapa lagi kalau bukan Song Joong Ki eh maksudnya dr. Ahn Kyung Woo hehehe. Masuk ke ruang tunggu periksa pasien setelah melepas penat sepertinya sih begitu.
“Wanita hamil di sini”panggil seseorang pada dr. Ahn.
“Uh..aku”jawab dr. Ahn, dr. Ahn berniat pergi namun orang yang memanggilnya pergi terlebih dahulu, jadi mau tak mau dr. Ahn pun harus memeriksa ibu hamil yang datang bersuaminya tadi.
“Apa yang membawamu kemari?”tanya dr. Ahn.
“Anak sulungku memukul perutku. Sejak itu perutku terus sakit”.
“Anak sulung?”.
“Dia berumur 5 tahun dan sedikit liar”jelas ibu hamil tersebut.

Sementara itu kepala dokter, dokter Jung Kyung Joo masuk ke ruangan tunggu periksa juga.
“Kepala”sapa dokter lain.
“Apakah korban kecelakaan mobil belum datang?”tanya dr. Jung.
“Ya, mereka belum datang”.
Dr. Ahn pun memperkenalkan ibu hamil yang perutnya dipukul anak sulungnya tadi pada dr. Jung.
“Kepala….uummm”ujar dr. Ahn seraya menunjuk ke ibu hamil.
“Apa?”tanya dr. Jung.
“Dia dipukul anaknya, yang berumur 5 tahun”.
“Aku akan tinggal di sini. Sehingga kau pergi dan mengawasi pasien dalam proses persalinan. Dia tidak bisa mendorong dengan sangat baik. Terus dia mendorong”ujar dr. Jung.
“Ah, ya”jawab dr. Ahn lalu melangkah pergi.
“Hei, hei. Kau hanya menerima anak”tahan dr. Jung. Dr. Ahn pun mengerti lalu ia bergegas pergi. Maksudnya dr. Ahn disuruh membantu pasien yang akan melahirkan untuk mengejan dan dr. Ahn bisa mengambil bayinya? *kalau bingung nanti bisa ditanyakan ke bu dokter Saa ya*.

Dr. Jung pun mengajak ibu hamil tadi untuk diperiksa USG.
“Ini minggu ke-34 dan perut bagian atas sakit. Bayi tidak tampak banyak bergerak”tanya dr. Jung, ibu hamil tersebut pun mengangguk.
“USG tampak baik-baik saja, apakah perutmu sakit?”.
“Ya, sedikit. Hal ini juga tampaknya bayiku tidak banyak bergerak”.
“Perutmu tidak sakiit dan kau tidak merasa mual?”tanya dr. Jung.
“Ya, aku baik-baik saja”.
“Apakah kita perlu mencoba pemeriksaan lebih lanjut”pikir dr. Jung.

Sementara itu ambulans pembawa korban kecelakaan lalu lintas telah tiba.
Dr. Jung yang tadinya memeriksa ibu hamil pun bergegas pergi meninggalkan ibu hamil tersebut dan menyambut korban kecelakaan lalu lintas.


Dr. Seo pun sampai di ruang tunggu periksa pasien, ia pun melihat ke sekelilingnya.
Begitu pula ibu hamil korban kecelakaan lalu lintas telah tiba di ruang tunggu periksa. Mereka pun mempersiapkan kamar kosong. Dr. Jung dan beberapa stafnya pun memeriksa ibu hamil korban kecelakaan, saat perut ibu hamil tersebut diperiksa ia pun merasa kesakitan. Melihat hasil monitor
“Aku pikir mugkin plasenta abrupsi (kasus plasenta ketika sedang mencoba untuk meninggalkan rahim sebelum anak lahir). Bayi masih sehat sehingga lakukan X-ray. Lalu ambil tindakan darurat dan membawanya ke ruang bersalin. Setelah itu panggil dokter kandungan”jelas dr. Jung. Asistennya pun mengerti.

Ibu hamil yang dipukul perutnya sama anaknya tadi memanggil dr. Jung yang tadi ditinggalkan begitu saja. Tapi dr. Jung malah menyuruh ibu itu pergi ke ruang bersalin. Ibu itu pun mencoba bangun dengan sisa tenaganya. Dr. Seo pun melihat ibu hamil tersebut sedikit pucat.
Para dokter kandungan dan bedah berdikusi mengenai keadaan ibu hamil korban kecelakaan yang akan siap di operasi.

Dr. Seo yang telah memakai seragam dokter memeriksa monitor scene keadaan bayi ibu hamil yang perutnya dipukul. Dr. Seo pun memeriksa ibu tersebut.
“Di mana sakitnya?”tanya dr. Seo.
“Perut atasku”. Dr. Seo pun menekan perut ibu tersebut, namun ibu tersebut bisa menahannya, tapi saat dr. Seo menekannya kencang ibu hamil tersebut pun kesakitan.
“Bagaimana sakitnya?”tanya dr. Seo.
“Seolah-olah seluruh perutku bergerak”.
“Apakah kau menjalani operasi sebelumnya? Atau anak pertamamu lahir secara alami?”.
“Tidak, anak sulungku juga lahir secara caesar”.

Tanpa banyak bertanya lagi dr. Seo berkata pada dokter lain,”ini darurat untuk caesar, harap segera menyiapkan ruang operasi”.
“Um…siapa kau?”tanya dr. Ahn.
“Aku dokter kandungan yang baru Seo Hye Young. Ini darurat, silahkan mengatur ruang operasi”.
“ Kau Kepala kebidanan baru ?”tanya dr. Jung.
“Ya, aku”.
“Kau seperti apa yang dikatakan di rumor. Maaf, tetapi minggir. Apakah kau tahu apa yang kau coba lakukan?”ujar dr. Jung.
“Pasien ini berada dalam kondisi yang lebih kritis”tegas dr. Seo.
“Wanita itu hanya kena pukul sekali oleh anaknya yang berusia 5 tahun. Sedangkan wanita ini dalam tabrakan empat mobil dan mengalami pendarahan. Kau tidak bisa melihat siapa yang dalam kondisi lebih kritis”elak dr. Jung.
“Kita tidak bisa melakukan 2 operasi sekaligus karena tadi pagi ada kekurangan anestesi (?) dan kita perlu menunggu sekitar 30 menit”ujar dr. Ahn.
“Tentu saja pasien ini adalah yang pertama, kau tidak melihat pendaharannya?”jawab dr. Jung. Tanpa mereka sadari ibu hamil yang dipukul anaknya merintih menahan sakit perutnya.
“Biarkan kami pergi dulu”seru dr. Seo.
“Dia memang memiliki tulang paha patah dan kehilangan darah yang berat, namun bayi dalam kondisi yang lebih baik”.
“Kau harus terlebih dahulu mempelajari perbedaan kasus-kasu darurat”bantah dr. Jung. Dr. Jung pun menyuruh para stafnya membawa pasien ibu hamil korban kecelakaan.
Tiba-tiba monitor bayi ibu hamil yang dipukul anaknya berbunyi. Dr. Seo pun mematikan tombolnya.
“Kau tidak bisa mendengar ini? Bayi dalam kondisi yang buruk. Pindahkan dia”seru dr. Seo. Dr. Ahn pun segera mematuhi perintah dr. Seo. Sedangkan dr. Jung hanya bingung tak habis pikir hahaha.


Dr. Seo dibantu dr. Ahn dan dr. Tae Joon membawa ibu hamil yang dipukul anaknya ke ruang operasi. Dr. Seo pun memberitahukan apa-apa saja yang perlu dipersiapkan untuk operasi. Operasi caesar pun akan segera mulai (susah menjelaskannya perutnya diolesi apa gitu terus di belah, ga tega lihatnya, perjuangan seoarang ibu sungguh berat). Dr. Seo pun meminta pisau bedah, namun dr. Ahn memberitahu bahwa anestesi (?*tanya Saa ya*) akan datang 30 menit lagi.
“Tidak ada waktu untuk menunggu, bayi dalam bahaya”jawab dr. Seo. Dr. Seo pun mulai memaikan pisau bedahnya.Ibu bayi pun meminta bayinya diselamatkan (lha kok ga dibius??).
“Dokter, apakah kau benar-benar hanya akan menggunakan anestesi local?”tanya dr. Tae.(oh, anestesi itu mungkin obat bius kali ya? Pantesan ibu tidak ga tidur tapi masih masih bisa bicara karena ia hanya kena bius local).
“Sampai anestesi datang, silahkan periksa tanda-tanda vital dengan baik. Pastikan BP (tekanan darah) tidak turun”pesan dr. Seo.
“Sampai anestesi datang, kita melakukan operasi caesar hanya dengan bius local”ujar dr. Seo. Dr. Ahn pun mengerti. Operasi pun di mulai, dr. Jung hanya terbengong-bengong keheranan di luar pintu.

Mereka pun mengangkat sesuatu, dan sepertinya menyebabakan rupturenya pecah. Darah pun mengalir deras. Tiba-tiba datang tim dokter lain marah-marah.
“Apa ini? Apakah kau tidak gila!”serunya.
“Pecah”.
“Kehilangan banyak darah sehingga tampak atas vital baik”jawab dr. Seo seraya fokus menghentikan aliran darah di bantu dr. Ahn.
Tim dokter yang datang pun memasang infus darah dan memasang alat bantu pernapasan pada pasien. Operasi terus berlangsung, pasien sudah pingsan terbius namun pendarahan belum juga berhenti.
“Dokter…tangan bayi…”ujar dr. Ahn tiba-tiba.
Berbekal pisau bedah dr. Seo pun berusaha mengeluarkan sang jabang bayi. Bayi pun keluar dengan selamat. Lalu dr. Seo menyerahkan bayi itu pada suster untuk di bawa ke ruang perawatan. Dr. Jung yang melihat aksi dr. Seo dari balik pintu hanya bisa takjub dan kesal.
“Karena kita telah mengeluarkan bayi, sekarang kita akan mengembalikan kehilangan darah”ujar dr. Seo.
“Dokter, bagaimana dengan rahim”tanya dr. Ahn.
“Kita akan menyimpannya”. Dr. Seo pun melanjutkan operasinya menjahit kembali perut pasien. *akhhhhhhh serem*.

Operasi pun telah selesai, dr. Ahn dan temannya dr. Tae mencuci tangan.
“Dari pembukaan kulit pada bayi untuk melakukannya memakan waktu sekitar 2-3 menit dan setengah menit?”ujar dr. Tae.
“Dia memecahkan rekor”jawab dr. Ahn.
“Apakah kau melihat dia mengeluarkan bayi?”.
“Bagaimana tidak? Benar-benar…”jawab dr. Ahn.
“Mari kita pergi”.

Keesokannya seorang suster dengan dandanan nyentrik telah tiba. Dia tak lain adalah kepala suster, Lee Sook Jung.
“Selamat pagi”sapa dr. Wang Jae Suk.
“Kau tidak pulang lagi?”tanya suster Lee.
“Siapa?”
“Siapa menurutmu? Aku berbicara tentangmu”jawab suster Lee.
“Apakah kau istriku? Aigoo rumah sakit ini sangat kecil sehingga tidak ada privasi Aku single, single”jelas dr. Wang. Suster Lee pun mengerti.
“Omong-omong, apakah kau berselingkuh?”
“Apa?”.
“Apakah dengan pernyataan fashionmu”.
“Kau begitu norak, aku merasa sedikit tertekan hari ini. Aku memanjakan diriku sendiri siapa yang akan berada dalam seragam ini sepanjang hari. Apa, apa? Apakah kau melakukan apapun untuk membantu?”jelas suster Lee. Tiba-tiba mereka berhenti mengobrol saat melihat asisten direktur, dr. Oh Jae Ho yang sedang memberi pengarahan untuk tata letak renovasi ruang dokter kandungan.
Suster kepala Sook Jung menyenggol dr. Wang memberi tanda agar mereka kabur tanpa sepengetahuan dr. Oh Jae Ho, namun dr. Oh keburu menengok ke arah mereka dan memanggil mereka, suster kepala Sook Jung dan dr. Wang pun memberi hormat. Tapi saat dr. Oh Jae Jo melihat catatannya, suster kepala Sook Jung dan dr. Wang melesat pergi hahaha.

“Mengapa ada konstruksi sehari-hari di rumah sakit ini?”gumang dr. Wang.
“Mereka bekerja sangat keras untuk ini, kau tahu…”jawab suster kepala Sook Jung.
“Aku yakin pemiliknya sangat senang. Bahkan mungkin dia tidak pulang pergi karena konstruksi”tambah dr. Wang.
Selesai berganti baju dinas, dr. Wang dan suster kepala Sook Jung menuju ruang administrasi.
“Kepala baru sesama alumni kan? Apakah kau tahu siapa yang datang?”tanya suster Sook Jung.
“Aku bahkan tidak ingin tahu”. “Nomor satu, putri dari keluarga kaya dan terhormat, nomor 2, anak dari mitra perusahaan, nomor 3 seorang kenalan organisasi direktur. Apa yang kau inginkan”tanya dr. Wang.
“Aku ingin seseorang yang bekerja keras”.
Mereka pun sampai di ruang administrasi, seperti ruang absen gitu dan reservasi.
“Jam berapa sekarang. Jika mereka masih belum muncul sampai sekarang berarti itu tidak tahu etika kerja mereka”seru suster Sook Jung.
“Evaluasi rumah sakit begitu dekat, mereka setidaknya harus membiasakan diri dengan pasien”.
“Ohss…benar-benar, apakah dia satu-satunya dengan metal kuat”seru dr.Jung kesal yang tiba-tiba keluar dari ruang operasi diikuti dr. Ahn.
“Kenapa dia bertingkah seperti itu?”tanya dr. Wang. Dr. Ahn pun angkat tangan.
“Dia masuk ke dalam ruang gawat darurat dengan kepala baru”jawab dr. Ahn.
“Seorang kepala baru?”tanya suster Sook Jung.
“Itu nomor 3 (seseorang kenalan organisasi direktur)…apakah dia benar-benar datang?”pikir dr. Wang.
“Yang nomor 3?”tanya suster Sook Jung.

Dr. Seo menemui direktur rumah sakit, direktur pun membaca cv dr. Seo.
“Kau memiliki satu tahun pengalaman sebelum bergabung di sini”.
“Ya”.
“Dengan kelasmu, dengan pengalamanmu datang ke sini”.
“Saya di tugaskan di sini, itu saja”jawab dr. Seo singkat.
“Bahkan mobil yang sangat bagus tidak bisa berbuat banyak jika tidak meemukan tempat parkir… aku hanya berharap kau tidak menyebabkan masalah dalam 6 bulan lalu pergi. Aku tidak tahu bagaimana itu diberlakukan di mana kau berada tetapi jika ada kecelakaan di sini, di sini tidak bisa membantu. Aku dengar sudah ada masalah di UGD tadi pagi?”jelas direktur.

Dr. Seo pun berniat mengatakan sesuatu.
“Apa? Apakah ada yang ingin kau katakan?”.
“Jika anda menyebutnya sebuah insiden saat saya mencoba untuk menyelamatkan wanita hamil. Lalu aku tidak bisa menjanjikan anda. Jika anda pikir saya bukan orang yang tepat, tolong beritahu saya kapan saja”jawab dr. Seo lugas dengan penuh percaya diri.
“Saya akan pergi”ucap dr. Seo mohon pamit.
“Dia berani”guman direktur.

Dr. Seo memeriksa ibu hamil di temani dr. Ahn dan suster Young Mi
“Seberapa sering kau melakukan USG pasien yang mendapatkan kontraksi pada persalinan prematur? Sudah lebih dari 2 minggu sejak dia USG”seru dr. Seo. Mereka pun pergi memeriksa pasien lalu, dr. Seo pun memeriksa catatan yang ada di tangan dr. Ahn dan monitor pasien.
“MG (Mangnesium) dia di bawah pengobatan tetapi apa yang terjadi dengan I & O ( jumlah cairan masuk dan keluar dari tubuh)?. Kau yang bertugas, apa yang kau tulis di jurnal?”tanya dr. Seo.
Mereka pun memeriksa pasien yang lain lagi.
“Wanita hamil ritodrin telah diperintahkan untuk tes dada PA kemarin tapi ia tidak melakukannya. Mengapa demikian?”tanya dr. Seo, dr. Ahn pun tak menjawab malah menoleh ke arah para suster hehehe.

“Kapan anda mempelajari semua informasi tentang pasienmu?”tanya suster Sook Jung.
“Aku memiliki kurang dari 12 pasien di bawah perawatanku”jawab dr. Seo seraya melenggang pergi. Dr. Ahn, suster Sook Jung dan Young Mi pun terpana.
“Apa yang aku katakan? Jangan khawatir”ucap dr. Wang menenangkan. Lalu dr. Wang memanggil dokter Seo.
“Dia datang untuk bekerja di lantai 5?”tanya suster Young Mi.
“Hei berhenti heran dan biarkan aku menghadapinya, aku telah terbiasa dengan beberapa yang seperti ini juga”jawab suster Sook Jung.
“Apakah kau menikmati dimarahi begitu dia sampai di sini?”tanya suster Sook Jung.

Dokter Wang berhasil mengejar dr. Seo, mereka menuju kantin rumah sakit.
“Apa yang ingin kau makan? Mereka memiliki makanan yang baik di sini”tanya dr. Wang.
“Sup darah kerbau (?)”jawab dr. Seo simple. Dokter Wang pun sedikit terkejut.
“Apakah kau hamil? Mengapa kau ingin sup darah kerbau?”tanya dr. Wang.
“Oke, ada sup buka 24 jam di persimpangan depan”.
Dokter Seo terhenti sesaat di papan pengumuman tentang praktek seorang dokter di klinik pulau Geo Jae.
“Apa yang kau lakukan?”tegur dr. Wang. Dokter Seo pun menyusul dokter Wang. Oh ya di papan pengumuman tersebut ada foto seorang dokter laki-laki yang begitu dekat dengan anak-anak (?).

Dokter Seo mengendarai mobilnya mengunjungi sebuah pulau, ia melewati seorang dokter yang asyik bermain bola dengan anak-anak, dokter tersebut dokter yang ada di foto papan pengumuman ^__^.
Karena terlalu asyik bermain, ada seorang anak terkena tangan anak yang lain. Dokter yang bermain dengan anak-anak tersebut pun segera memeriksa anak tadi.
Anak yang bernama Seong Min tersebut menangis, dokter pun memeluknya dan menenangkannya.

Dokter Seo menemui seorang dokter di sebuah klinik.
“Sudah berapa lama, dokter Seo? Apa yang membawamu sejauh sini. Sudah lama, di mana kau bekerja”tanya seorang dokter yang di temuinya.
“Harap mengatur D & C (dilatasi dan bedah kuretasi = aborsi?) tanggal untukku”jawab dr. Seo. Dokter yang ditemuinya pun terkejut.
“Aku membuat kesalahan. Aku akan datang minggu depan”.
“Kesalahan? Hamil”. Dokter Seo pun mengangguk mengiyakan.
“Siapa ayah si anak?”.
“Aku memilihmu karena aku pikir kau tidak akan bertanya. Mengapa kau seperti ini?”ujar dokter Seo.
“Aku mengerti…Apakah kau mendiskusikan ini?”.
“Itu tidak akan mengubah apa pun”jawab dokter Seo.
“Jadi, bagaimana jika kau menunda menjadi profesor beberapa tahun”saran teman dokter Seo.
“Dalam beberapa tahun…akan ada posisi yang menungguku”tanya dokter Seo.
“Aku melihatnya di koran banyak hari ini. Dia tidak tahu bahwa profesor, kami berprinsip yang sangat baik, namun masih juga…..ini bukan seolah mudah menemukan laki-laki dengan kualifikasi hanya menikah dengannya”saran teman dokter Seo.
“Anak…mereka hanya tumbuh dengannya”.
“Apa yang akan aku bahas dan bagaimana aku menikah dengan pria beristri?”ujar dokter Seo.
“Pasangan yang masih seperti itu? Apakah mereka bermain game? Mereka sudah berpisah sejak kita kuliah”tanya teman dokter Seo.
“Mereka pasti punya alasan yang baik untuk bercerai”ucap dokter Seo.
“Btw, sikapmu juga masalah. Mengapa kau tidak mengatakan padanya untuk mendapatkan kertas perceraian”.
“Jika dia tidak, maka aku harus bertanggung jawab atasnya”.
“Jika ia setidaknya bercerai maka kau tidak harus terburu-buru di sini”.
“Ya, aku tidak akan. Aku akan datang minggu depan”ucap dokter Seo. Lalu dokter Seo bersiap akan pergi.
“Orang itu…..dia akan pulang”ucap dokter Seo.
“Hei, ahli anestesi di sini adalah orang yang kau kenal. Itu pengadu Park Shi. Kau tidak dapat melakukannya di sini. Selain itu, bahkan klinik hari ini tidak dapat melakukannya dengan mudah”jelas teman dokter Seo.
“Katakan orang itu juga, mengapa? Apakah kau takut itu akan berakhir? Jika itu adalah cinta yang akan berakhir karena ini, maka kau tidak akan rugi. Hanya menyingkirkannya”. Dokter Seo pun terpikir dengan kata-kata temannya itu.


Di klinik lain seorang dokter yang keren, baik pula plus sayang anak-anak siapa lagi kalau bukan suami idaman smua orang Orrabuni Goo Joo Won, eh salah maksudnya dokter Lee Sang Shik hehe.
Dokter Lee sedang memeriksa kesehatan anak-anak pulau.
“Seo Jin bilang ‘Ah’”bujuk dr. Lee seraya memeriksa mulut anak tersebut. Dokter Lee pun menuliskan sesuatu di catatannya.
“Hei, kau anak kedua dokter?”tanya nenek Seo Jin.
“Ya”.
“Bagaimana dengan kakakmu yang lebih tua?”.
“Dia kembali ke Korea bersamaku saat ini”.
“Oh, ya. Apakah dia hidup seperti manusia normal lainnya?”.
Dokter Lee pun tertawa kecil. “Tentu saja. Dia sudah menikah bahkan memiliki 2 anak. Dia juga memiliki uang jauh lebih banyak dariku”jelas dokter Lee.
“Aigoo, benar-benar. Aigoo. Ibumu cerewet tentang begitu. Tetapi akhir-akhir ini bibimu tidak berhenti mengeluh”cerocos nenek Seo Jin. Dokter Lee pun menyerahkan catatan medisnya pada nenek.


Dokter Lee pun menoleh ke arah kakak perempuan Seo Jin, ia pun memperhatikan bibir kakak Seo Jin yang berwarna keunguan dan pecah-pecah.
“Tidakkah Hyo Jeong mendapatkan sesak nafas atau merasa lelah?”tanya dokter Lee.
“Ketika kami bermain di luar ia bernafas terengah-engah terus”jawab Seo Jin.
“Apakah kau ingat sudah berapa lama?”tanya dokter Lee.
“Sejak musim panas…”jawab Seo Jin mencoba mengingat.
“Secara kebetulan, kamu suka daging ham?”tanya dokter Lee pada Hyo Jeong.
“Tidak”jawab Hyo Jeong.
“Lalu, apakah anda minum air sumur?”tanya dokter Lee pada nenek.
“Ya, air bawah tanah adalah baik baginya. Mengapa”ujar nenek.
“Bibirnya berwarna ungu dan dia kehabisan nafas. Itu berarti tubuhnyaa tidak mendapatkan oksigen yang dibutuhkan”jelas dokter Lee.
“Aku mencurigai methemoglobin (hemoglobin yang tidak benar-benar menyerap oksigen) sehingga dia harus melakukan tes darah”.
“Tes darah? Apakah penyakit yang serius”tanya nenek khawatir.
“Tidak, ini hanya akan menjadi masalah jika anda mengabaikannya. Setelah itu dikonfirmasi, pengobatan tidak sulit, nek. Jangan khawatir. Dan mulai sekarang jangan minum air sumur dan silahkan minum air PAM”jelas dokter Lee.
Nenek pun mengerti.

Di tepi pantai dokter Seo teringat kalung hadiah pemberian kekasihnya. Tiba-tiba Hp dokter berbunyi ada sms masuk dari ibunya yang berbunyi, “aku mendengar kau tidak bisa menjadi seorang profesor, dank au memamerkan terlalu banyak”. Dokter Seo pun hanya bisa mendesah kesal, sementara itu dokter Lee melewati jalan samping pantai dengan sepedanya. Ia pun memarkirkan sepedanya di dekat mobil dokter Seo, ia pun jadi tahu bahwa mobil itu mobil dari rumah sakit Korea. Ia pun bertanya-tanya siapa pemilik mobil itu. Dokter Lee pun menoleh ke sekeliling lalu dilihatnya dokter Seo sedang asyik memperhatikan pemandangan laut, ia pun menghampirinya.


Dokter Seo mendapat telepon dari ibunya.
“Ibu! Apakah kau merasa puas jika kau mengatakan seperti itu?”seru dokter Seo di telepon.
“Bu, apakah kau tahu bahwa kau benar-benar aneh?. Kenapa kau malu bahwa aku mencoba lebih keras daripada yang orang lain lakukan?”berondong dokter Seo. Tanpa dokter Seo sadari dokter Lee sudah sampai di dekatnya.
“Aku tinggal di rumah sakit 364 hari dalam setahun, sukarela untuk shift malam dan melakukan semua operasi. Apa yang salah dengan itu? Aku ditinggalkan karena itu!”lanjut dokter Seo di telepon. Dokter Lee pun tersenyum mendengar ucapan dokter Seo di telepon.
“Jadi orang yang gagal untuk menjadi profesor hanya akan menarik rok mereka di atas kepala dan melompat ke dalam air? Apa maksudmu, di mana? Aku sedang di pulau Geo Jae. Aku datang untuk mencari tempat untuk melompat, senang?”seru Dokter Seo lalu menutup teleponnya.
Dokter Seo pun membuang kalung hadiah ulang tahun pemberian ke kasihnya yang ada di tangannya. Dokter Seo pun melenggang pergi tanpa menyapa dokter Lee sedangkan dokter Lee hanya memperhatikan langkah dokter Seo.


Keesokan paginya di rumah sakit Seoul. Dokter Seo melakukan USG pada seorang ibu hamil.
“Ini masuk 20 minggu. Bayi itu sehat. Kau lihat kepala di sini kan?”jelas dokter Seo.
“Apakah kau melihatnya?”tanya sang istri pada suaminya.
“Oh, yeah, yeah, aku melihatnya”jawab sang suami. Sang istri bertanya pada suaminya di mana letaknya, sang suami pun menunjukkan di mana letaknya, namun dokter Seo memberitahu yang ditunjuk suaminya itu sebenarnya kaki *gubraks*.
“Aku kira bayi kita memiliki kaki yang sangat besar sepertiku, sayang”ucap sang suami untuk menutupi rasa malu hahaha.
Kedua pasangan ini pun bercengkrama dengan senang. Pemeriksaan pun selesai dokter Seo ke ruang kerjanya.
“Sayang, aku ingin beberapa jus tomat”pinta sang istri.
“Aku akan membelinya saat dalam perjalanan pulang”.
“Tidak, sekarang! Bayi ini mengatakan ia menginginkan beberapa”rengek sang istri.
“Oh, bayi kita ingin beberapa ya?. Ok aku akan segera kembali”. Lalu sang suami pun pergi membeli jus tomat.
Setelah suaminya pergi sang istri memanggil dokter Seo.
Dokter Seo pun menoleh ke arahnya dan mengahampirinya.
“Ya, apakah kau ada pertanyaan?”.
“Aku ingin tes darah”.
“Apakah kau pikir kau mungkin anemia?”tanya dokter Seo.
“Hemoglobinmu normal”.
“Bukan aku, tetapi si bayi”. “Karena dia ini sudah besar sekarang, kita dapat mengetahui jenis darahnya, kan?”tanya pasien.
“Ya”.
“Bisakah kau melakukannya?”pinta pasien, namun dokter Seo hanya diam.
“Ehh, aku tahu apa yang kau pikirkan. Tapi kau akan melakukannya, kan?”.
“Jika secara hukum, suamimu telah memberi izin untuk mengambil darah janin”tegas dokter Seo. Lalu ke meja kerjanya.

“Tapi bagaimana aku mendapatkan persetujuannya? Apa yang akan kukatakan padanya?”tanya pasien.
“Itu masalahmu, madam”.
“Meskipun, ini bahkan tidak berbahaya. Kita semua gadis di sini, ayolah”bujuk sang pasien.
“Untuk mengetahui jenis darah bayi. Aku harus tes darah dari tali pusar . Prosedur itu memiliki peluang 1,4 % mengakibatkan kematian janin. Dapatkan persetujuan suamimu. Kalau tidak, aku tidak bisa melakukannya”tegas dokter Seo.
“Ugh, rumah sakit aneh! Mereka bahkan tidak memiliki rasa untuk menutupi masalah pasien”umpat sang pasien. Sang pasien pun mengumpat yang aneh-aneh hahaha. Dokter Seo pun hanya tersenyum mendengarnya.
“Dia pasti telah di tipu. Dia melakukan itu karena dia tidak tahu akan hamil”ujar suster yang menemani dokter Seo.
“Berani-beraninya dia datang ke sini dan berteriak seperti itu. Apa dia seorang wanita bodoh”lanjut sang suster.
“Dia benar, meskipun. Meskipun rumah sakit harus memiliki perlindungan untuk menutupi masalah yang berbeda-beda”.

Seorang pasien yang hamil besar datang di temani ibunya, sepertinya dia seorang anak pejabat atau aktris. Di sambut oleh direktur rumah sakit langsung.
“Saya merasa terhormat Anda datang ke sini, Dasan pusat (oh nama rumah sakitnya Dasan pusat?). Fasilitas kami baru saja direnovasi, dan kami telah menyewa seorang dokter yang lulus dari UPenn. Anda tidak akan menyesali pilihan ini”jelas direktur rumah sakit. Lalu direktur memerintahkan anak buahnya untuk memeriksa jadwal dr. Seo Hye Young.

Pasien tadi datang ke pemeriksaan dokter Jung Kyung Joo.
“Anda akan terkena pendarahan. Aku tahu itu plasenta prevail (plasentasi menghalangi leher rahim), tapi karena anda masih dalam waktu 30 minggu. Anda harus memutuskan apakah anda ingin menunggu atau melakukan operasi caesar meskipun itu sedikit lebih awal. Aku pikir itu akan menjadi yang terbaik bagi anda untuk sedikit beristirahat dan melihat apa yang terjadi”jelas dokter Jung.
“Ya, dokter. Aku akan melakukannya”.
“Anda dapat membawa semua catatan dan gambar USG dari rumah sakit sebelumnya. Bisakah anda melakukan USG sebelum berangkat hari ini”ujar dokter Jung.
“Ah, ya, jadi kapan kita harus melakukan operasi caesar?”tanya dokter Jung.
“Aku pikir 4 Februari akan baik”.
“Dan waktu”.
“Selama itu nyaman bagi anda dan aku memiliki beberapa acara keluarga untuk dihadiri selama seminggu. Apakah itu aman?”tanya pasien.
“Ya, hanya berhati-hati. Tapi jika anda merasa seperti perut anda mengernyit atau jika anda sudah kontraksi, hubungi kami segera mungkin”jelas dokter Jung.

Dokter Jung pun mengajak pasien melakukan USG, dokter Jung pun memeriksa siapa yang di ruang USG. Namun tiba-tiba direktur rumah sakit masuk.
“Dokter Seo Hye Young sudah keluar dari ruang operasi sekarang. Katakan padanya untuk melakukan USG”ujar direktur.
“Eh..dokter Seo Hye Young”.
“Karena itu plasenta previa, aku pikir itu akan menjadi yang terbaik bagi seorang dokter yang akan terlibat dalam operasi mu untuk melakukan operasi”jelas direktur.
Dokter Jung sedikit kurang suka mendengar penjelasan direktur.

“Mengapa Lee Yoon Jin (pasien tadi namanya Lee Yoon Jin) di sini bukan pada cabang utama?”pikir sukter Sook Jung.
“Rumah orang tuanya dekat sana”jawab suster Young Mi.
“Ah, rumah orang tuanya? Apakah karena rumor pemisahan benar?”ujar suster Young Ah.
“Ya, lalu bisa saja bahwa rumor itu benar. Kau tahu tentang bagaimana mereka sudah berpisah karena anak mereka tidak bersuami”seru suster Sook Jung.
“Jika mereka sudah berpisah, mengapa semua pengawal harus mengikutinya”tanya suster Young Mi.
“Apakah itu benar-benar suaminya?. Ingat bagaimana ada cap foto online dengan pria lain”pikir suster Sook Jung.
“Apakah dia melakukan tes DNA?”tanya suster Sook Jung.
“Hal ini tidak bisa”jawab suster Young Mi.
“Menurut penyelidikan netizen sepertinya dia memang melihat pacarnya.Bagaimana pun, pasti benar ia sudah hamil saat menikah”ujar suster Young Ah seraya membaca berita di internet.
“Dia bersikeras bahwa itu bukan pernikahan singkat tapi..waktu menceritakan kisah lain”.
“Apakah dia selalu terlihat jadi di kehidupan nyata? Dia terlihat benar-benar kaya. Yah aku rasa dia benar-benar adalah seorang selebriti. Dia tampak lucu dan tindakannya yang lucu juga”ujar suster Sook Jung lalu mengambil catatan dan mengajak suster Young Mi pergi.

Dokter Seo pun melakukan pemeriksaan USG pada janin Lee Yoon Jin.
“Ini adalah plasenta previa, tapi plasenta bisa naik karena rahim mengembang. Lalu kau bisa melahirkan secara alami. Tapi jika kau pendaharan parah, kau harus datang ke sini secepat mungkin”jelas dokter Seo.
“Apakah bayi bergerak dengan baik?”tanya pasien Yoon Jin.
“Tidak sangat aktif, tetapi ini tampak baik-baik saja. Bayi cukup kecil, tapi dia sering berpindah-pindah”jawab dokter Seo. Lalu tiba-tiba dokter Seo melihat sesuatu yang aneh.
“Um..melakukan USG tingkat 2 memiliki hasil yang tidak biasa. Jantung terlihat sedikit aneh. Ini adalah defek septum interventricular (lubang antara ventrikel kiri dan kanan jantung)”jelas dokter Seo.
“Ya”jawab pasien Yoon Jin.
“Kau telah mencoba melakukan amniosentesis, bukan?”. Yoon Jin pun mengangguk.
“Itu beruntung, aku menduga defek septum interventricular, namun jika tidak ada masalah yang menyertainya, bisa benar-benar dikoreksi melalui operasi setelah melahirkan”.
“Itu tidak apa-apa”jawab Yoon Jin. Dokter Seo pun agak terkejut.
“Diiringi masalah…ini sindrom down”ucap Yoon Jin. Dokter Seo pun terkejut.
“Keluarga suamiku belum tahu. Aku datang ke cabang ini untuk menghindari rumor tetapi aku tidak tahu apakah rahasianya akan aman”.

Dokter Seo bersiap akan keluar dari rumah sakit. Tiba-tiba ia mendapat telepon.
“Aku merindukanmu. Bisakah kita bertemu sekarang?”ujar dari seberang telepon.
“Sekarang?”tanya dokter Seo. Tiba-tiba di depannya sudah berhenti sebuah mobil. Munno eh maksudnya Yoon Seo Jin, orang yang menelepon tadi yang tak lain dan tak bukan kekasih dokter Seo lebih tepatnya sih sepertinya mantan kekasih ya, menyuruhnya masuk. Dokter masuk ke dalam mobil dengan enggan.

Di sebuah supermaket pasien yang meminta bayinya di tes darah sedang berbelanja di temani suaminya. Ia pun bergosip tentang Yoon Jin. Tiba-tiba sang istri melihat dokter Seo dan Seo Jin yang sedang berbelanja di supermarket itu juga. Sang istri pun mengajak sang suami mengikuti dokter Seo dari belakang. Sang istri pun menganggap dokter Seo dan Seo Jin pasangan yang berbeda usia yang terpaut jauh. Seo Jin pun mengajak dokter Seo memilih daging yang akan dimasaknya. Tiba-tiba Seo Jin mendapatkan telepon, ia pun pergi menjauh dari dokter Seo.

Ternyata Seo Jin mendapat telepon dari istrinya, dan tanpa Seo Jin sadari pasien yang meminta bayinya di tes darahnya mendengar semua percakapan Seo Jin dengan istrinya. Seo Jin pun pura-pura mengambil sesuatu dan membawanya ke dokter Seo.
Melihat kelemahan dokter Seo, sang istri pun mengajak sang suami kembali ke rumah sakit tempat dokter Seo bekerja walaupun sebelumnya ia meminta pindah rumah sakit.

Dokter Seo dan Seo Jin pun sampai di rumah dokter Seo dengan beberapa barang belanjaannya.
“Jika kau lelah, duduk dan menonton tv saja. Aku akan membuatkan snack”ujar Seo Jin.
“Terima kasih”ucap dokter Seo.
“Jadi, mengapa kau datang kembali ke sini? Aku bilang kau seharusnya pergi ke Amerika. Lalu setelah aku bisa bersamamu dan kita memiliki beberapa bulan bersama-sama”jelas Seo Jin. Seo Jin pun mulai bersiap memasak, ia mencari panci.
“Aku tidak ingat di mana aku menaruhnya, lihat di sekitar sana”jawab dokter Seo seraya menyalakan TV.
Seo Jin bisa menemukan pancinya.
“Tidak banyak wanita yang sekeren dan terorganisir sepertimu”puji Seo Jin.
“Bagaimana aku keren?”tanya dokter Seo.
“Cara berpikirmu canggih. Kau tidak mudah terprovikasi, kau logis..kau tidak mudah terpengaruh oleh emosi..”. Dokter Seo pun tersenyum.
“Aku tidak lengket. Aku membuatnya mudah bagimu untuk masuk ke dalam hidupku. Aku tidak mencoba mengambil tempat istrimu”.

“Bukankah itu pengaturan yang baik”
“Tidak”ucap dokter Seo.
“Kau tampak sedikit terlalu sensitive hari ini. Kau juga tidak tampak sehat”.
“Suhu badanku di atas 37 derajat. Aku memiliki gejala dingin dan aku merasa mengantuk”jawab dokter Seo.
“Kau belum baik, aku akan membuatkanmu sup panas lalu memijatmu”ucap Seo Jin.
“Aku merasa sakit kepala, dan aku juga merasa mual. Aku pikir itu morning sickness (?)”. Seo Jin pun tersenyum.
“Aku hamil”ucap dokter Seo cuek. Seo Jin pun terkejut.
“Apakah kau tidak akan bertanya kenapa ini terjadi walaupun kita menggunakan kontrol kelahiran? Atau jika itu benar-benar anakmu”tanya dokter Seo. Tanpa menoleh kea rah dokter Seo sedikit pun Seo Jin menjawab, “tidak ada hal seperti itu 100%. Aku kira itu benar”. “Aku lapar, mari kita bicara setelah kita makan”.

Seo Jin pun selesai mempersiapkan makan malamnya. Mereka pun makan bersama.
Seo Jin pun menanyakan apakah rasanya asin, dokter Seo pun menjawab tidak. Tapi Seo Jin bilang bahwa itu asin, dokter Seo pun menjawab karena itu selera Seo Jin.
“Sudah berapa minggu?”tanya Seo Jin.
“Enam minggu”.
“Itu belum….”ucap Seo Jin. Mereka pun saling berpandangan.
Selesai makan bersama, mereka menonton TV bersama.
“Akan sulit, kan?”tanya dokter Seo.
“Melahirkan”lanjut dokter Seo.
“Kau ingin memilikinya?”tanya Seo Jin.
“Jika aku ingin, aku bisa memilikinya?”tanya dokter Seo balik.
“Setelah tugasmu selesai, kau akan mendapatkan posisi yang tetap. Apa yang akan kau lakukan dengan perut yang besar? Apakah kau berpikir sekolah akan menerima wanita hamil yang belum menikah? Ini tidak akan terjadi, tidak peduli seberapa aku mendorong untuk itu”jelas Seo Jin.
“Yang aku tanyakan bukan tentang situasi, tapi apa yang kau pikirkan?”.
“Apakah kau ingin aku jujur?”.
“Ya”ucap dokter Seo. Namun Seo Jin hanya terdiam.
“Bagaimana?”tanya dokter Seo.

“Aku tidak mengatakan apa-apa”.
“Tidak ada respon lebih pasti daripada diam”ucap dokter Seo.
“Perceraian adalah sulit. Apakah kau tidak tahu itu ?”.
“Aku tidak ingin memiliki anak haram”ucap dokter Seo.
“Kapan aku harus mengatur jadwalku? Aku akan pergi menemanimu”tanya Seo Jin. Jyah ni orang suruh gugurin aja tapi tenang aja ntar ada yang menginginkan dan menerima anak dokter Seo apa adanya hahaha *ember bocor*.
“Jangan khawatir tentang itu. Aku akan mengurus segalanya”.
“Memang…sekarang kau bertindak lebih seperti Seo Hye Young. Kau selalu begitu”puji Seo Jin seraya mencoba merangkul dokter Seo namun dokter Seo melepaskan tangan Seo Jin.
“Aku akan mandi. Kau juga harus pergi”ucap dokter Seo memberi alasan lalu pergi. Seo Jin pun terdiam berfikir.
Keesokan paginya saat dokter Seo tiba di rumah sakit ternyata pasien yang meminta bayinya di tes darah telah menunggunya.
“Halo, dokter. Apakah anda hanya datang sekarang?”sapa sang pasien basa basi.
“Ya”ucap dokter Seo. Lalu mereka pun mengobrol di ruangan dokter Seo.
“Aku tahu aku berperilaku buruk kemarin. Aku sedikit sensitif, Anda mengerti”ucap sang pasien.
“Jika itu masalahnya. Aku akan menyuruhmu berkonsultasi ke kejiwaan”jawab dokter Seo santai.
“Apakah anda pernah mendengar tentang empati?”tanya sang pasien. Dokter Seo pun mendengarkan penuturan sang pasien.
“Aku berbuat curang pada suamiku. Ini sedikit aneh bagiku untuk mengatakannya sendiri”jelas sang pasien. Ternyata sang pasien selingkuh dengan pria lain. Lalu tiba-tiba ia hamil dan ia bingung siapa ayah si jabang bayi karena sudah bertahun-tahun dengan suaminya ia juga tidak mengandung. Apakah pacarnya atau suaminya, sang pasien pun ragu.

“Bicarakan hal-hal seperti ini dengan teman-temanmu atau seorang peramal”saran dokter Seo.
“Aku percaya bahwa anda akan mengerti aku sepenuhnya dokter. Suamiku adalah tipe O, aku tipe B, dan pacarku tipe A. Jadi, anak ini jika dia tipe A atau AB. Aku benar-benar akan kacau!”.
“Apakah kau akan melanjutkan?”tanya dokter Seo.
“Bukankah anda dalam situasi yang sama?”ucap sang pasie. Dokter Seo pun menatap tajam.
“Tadi malam, pukul 9.30 di supermarket. Orang itu punya istri, bukan?”.
Dokter Seo pun tertawa tersenyum.
“Ayolah, anda tidak ingin rumor ini keluar kan?”.
“Aku tidak peduli”jawab dokter Seo tegas.
“Oh, sungguh?”tanya sang pasien.
“Aku akan berhenti dalam beberapa bulan”jelas dokter Seo. Sang pasien pun tersenyum kecut.

“Dengarkan aku, ini bukan tes yang mudah. Aku harus menempatkan jarum ke tali pusar dan ada risiko yang terkait dengan itu. Tapi kau memintaku untuk melakukan hal ini hanya karena kau ingin tahu anak siapa itu. Dan karena kau akan memutuskan dari pengujian ini atau tidak melakukan aborsi?” tanya dokter Seo.
“Apakah anda pikir aku sudah datang ke sini sehingga aku bisa melakukan aborsi? Aku butuh waktu tujuh tahun untuk bisa hamil. Jika aku bisa hamil tanpa bantuan suamiku. Aku tidak akan seperti ini. Aku meminta tes ini sehingga aku dapat merawat anak ini”seru sang pasien. Dokter Seo pun mencoba memahami sang pasien.
“Ini sudah 21 minggu. Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Jika anda tidak akan melakukan tes di sini. Aku akan melakukan aborsi di rumah sakit lain begitu aku keluar dari sini. Anda pikir aku berbohong?”tantang sang pasien.
“Anda pikir aku mengancam anda? Kau salah. Aku tidak punya niat untuk merusak hidupku karena anak ini”jelas sang pasien panjang lebar. Dokter Seo pun tersenyum kecut.
“Pokoknya datang ke sini kembali. Tapi jika anda melakukan tes untukku akan ada kemungkinan anak diizinkan tinggal minimal 50%? Aku benar-benar ingin membiarkan dia hidup”rengek sang sang pasien. Dokter Seo pun berkuatat dengan catatannya.
“Lalu Anda akan lepas tangan?”seru sang pasien.

Dokter Seo mendapat telepon dari seseorang.

Ternyata yang menelepon pasien Lee Yoon Jin. Mereka pun bertemu.
“Apakah tempat ini oke?”tanya dokter Seo.
“Apakah plasenta previa operasi sulit?”.
“Tingkat bahaya tidak meningkat”jawab dokter Seo.
“Untuk siapa anda mengatakan itu berbahaya? Apakah anda mengatakan probalitas kematian janin meningkat?”tanya Lee Yoon Jin.
“Bahkan jika ada cukup waktu dan kau datang dengan cepat ke rumah sakit, kau tidak akan berada dalam bahaya. Tetapi tingkat bahaya meningkat jika janin lahir sebelumnya”jelas dokter Seo.
“Apakah anda mengatakan jika aku menunda janin di operasi akan dalam bahaya?”.
“Ya. Jika kau kehilangan terlalu banyak darah. Kau harus siap untuk histerektomi (?)”jawab dokter Seo.
“Aku menemukan 2 minggu lalu ini berarti aku kehilangan kesempatan untuk melakukan aborsi. Setelah aku mengatakan pada suamiku, sudah dengan cara halus, ketegangan di antara kami tak terucapkan. Kau tahu benar? Bagaimana aku menikah…”.
“Tidak…”jawab dokter Seo jujur.

“Sebenarnya ada orang yang tidak tahu…”. “Aku…bagiku untuk menikah…aku harus membuang banyak hal. Aku bahkan meninggalkan pacarku yang sepenuhnya mendukungku ketika aku sedang mempersiapkan untuk tes pembaca berita. Aku bahkan menyembunyikan fakta bahwa saudaraku downs syndrome. Lalu aku sengaja segera hamil. Jika mertuaku mencari tahu dan menemukan bahwa penyakit ini bersala dari keluargaku, apa yang akan terjadi padaku? Aku mencoba untuk melakukan operasi….mungkin ada tempat yang akan melakukannya untukku. Tetapi merahasiakannya tidak akan terjamin dan mertuaku pasti ingin tahu mengapa aku kehilangan anak. Mereka akan menyelidiki dan tahu tempat rumah sakit yang aku kunjungi. Dan rumor dari anak suamiku akan lebih menyebar. Tidak benar-benar ada hal seperti ‘gratis’ di dunia ini. Ini lebih dari cukup untuk khawatir tentang anak tapi aku juga harus khawatir jika aku akan ditendang keluar dari rumah”jelas Lee Yoon Jin panjang lebar.
Dokter Seo pun mendekat ke arah Yoon Jin.

“Apa yang kau inginkan dariku?”tanya dokter Seo. “Kau tidak akan menceritakan hal-hal pribadi seperti ini pada siapa pun. Apakah tidak ada alasan mengapa kau menceritakan hal-hal seperti itu?”
“Ketika anda melakukan operasi, silahkan menyerah mengenai bayiku”jawab Yoon Jin, dokter Seo pun terkejut.
“Aku pikir itu cara yang paling alami dan terbaik. Jika aku memiliki rumor aborsi akan menyebar seperti api liar namun jika gagal….baik, tentu saja akan membekas di reputasi anda sedikit. Tetapi tidak dapatkah anda menganggapnya sebagai penyelamatan terhadap kehidupan wanita miskin?”
“Miss Lee”seru dokter Seo.
“Aku akan menulis kontrak yang mengatakan bahwa aku tidak akan menuntut Anda. Lalu aku akan bisa menerima suara simpati juga dan mengakhiri semua pembicaraan omong kosong”jelas Yoon Jin.

“Apakah itu sebabnya kau datang untuk mencariku?”tanya dokter Seo.
“Aku mendengar bahwa di rumah sakit anda sebelumnya, anda melakukan operasi dan menyebabkan keributan”.
“Aku tahu betul bagaimana jika rasanya hamil yang tidak diinginkan dan beban yang harus kau hadapi. Itu…rasanya seperti sampah yang ingin kau cepat buang. Aku sepenuhnya memahamimu. Tetapi itu adalah sesuatu yang aku tidak bisa lakukan untukmu”tegas dokter Seo lalu melangkah pergi.
“Bagaimana rasanya putus asa, apakah aku meminta anda seperti ini perbuatan tercela ? Aku meminta anda untuk berpikir setidaknya sekali tentang kehidupanku”seru Yoon Jin.
“Seorang dokter kandungan menangani dua kehidupan sang ibu dan bayi”tegas dokter Seo lalu bergegas pergi.

Dokter Seo sampai di rumahnya namun di depan rumahnya telah terparkir mobil seseorang. Tiba-tiba hpnya berbunyi.
“Apakah kau sudah makan malam?”tanya seseorang di seberang telepon yang tak lain dokter Wang. Lalu dokter Seo pun melajukan mobilnya menemui dokter Wang. Dan ternyata yang menunggu di rumah dokter Seo adalah Seo Jin. Seo Jin pun menunggu dengan gelisah.
Ternyata dokter Wang mengajak dokter Seo makan direstoran daging bakar?. Dokter Seo pun makan dengan lahap.
“Hei, Makan secara perlahan. Aku sibuk mencoba untuk memasaknya”keluh dokter Wang.
“Bedah (aborsi) untuk downs syndrome sampai berapa minggu?”tanya dokter Seo.
“Aku tidak melakukannya tetapi biasanya sampai 22 minggu”.
“Oh, aku ingat…kau Katholik”ucap dokter Seo.
“Itu dan itu aneh bagi seorang dokter kandungan untuk melakukan aborsi”. “Jika downs syndrome itu yang biasa aku lakukan adalah membiarkan mereka menyadari hal itu. Berapa minggu?”.
“30 minggu”jawab dokter Seo.

“30 minggu terlalu susah. Jika kit mengambil bayi keluar. Dia tidak akan pernah pergi ke incubator. Apakah mereka berjuang secara financial?”.
“Jika mereka, kau akan melakukannya?”tanya dokter Seo.
“Mungkin harus mengirim bayi ke beberapa fasilitas. Kemarin aku melihat USG, tetapi hanya ada 2 jari di tangan kanan”jawab dokter Wang.
“Jadi?”.
“Aku belum memberitahu mereka…itu perempuan. Ini akan sulit bagi seorang gadis untuk hidup seperti itu benar?”ucap dokter Wang.
“Biarkan merka tahu. Sehingga orang tua dapat memutuskan”saran dokter Seo.
“Sang ibu ingin aku menunda mengambil anak itu keluar selama operasi”ujar dokter Seo.
“Wanita itu kejam. Dia harus meninggalkan anaknya dengan tangannya sendiri, mengapa dia memintamu untuk membunuhnya?”tanya dokter Wang.
“Apakah kau ingin pergi menyanyi?”tanya dokter Seo.
“Karaoke?”. Dokter Seo pun mengagguk.


Dokter Wang dan dokter Seo pun pergi ke tempat karaoke. Mereka menyanyi bersama lagunya familiar lagu yang di Dream High yang dinyanyikan Jason dan Pilsook kalau nggak salah ingat lupa judulnya 9ada di 49 days juga).
Dokter Seo pun menahan air mata melihat syair lagu tersebut, sedangkan dokter Wang asyik bernyanyi. Dokter Wang pun menggandeng dokter Seo untuk menyanyi jadi mereka pun menyanyi berdua kembali dan hasilnya skor 100. Mereka pun berhigh five.
“Apakah mesin ini gila? Yah aku mendengar bahwa seorang penyanyi yang menyanyikan lagunya sendiri di karaoke hanya mendapat 80”pikir dokter Wang.
“Apa yang tidak dapat aku lakukan? Aku bisa menyanyi dengan baik, aku pintar dan aku baik dalam operasi”jawab dokter Seo.
“Tentu saja kau hebat Seo Hye Young”puji dokter Wang. Lalu dokter Wang menyanyikan lagu sendu sendiri.
“Di atas semua itu, aku juga hamil”guman dokter Seo. Lalu terdengar sms yang menginformasikan ada 6 panggilan tak terjawab. Dokter Seo pun mematikan hpnya.

Sementara itu pasien Lee Yoon Jin mengalami pendarahan sedang dibawa ambulan menuju rumah sakit.
Dokter Jung dibantu dokter Ahn pun bersiap-siap.
“Kapan pendaharahan mulai?”tanya dokter Jung.
“Dia ditemukan di kamar mandi dalam genangan darah. Aku pikir sudah satu jam”jawab dokter Ahn.
“Aku menyuruhnya untuk datang dengan cara yang benar. Tinggal di rumah besar dia tidak memiliki seseorang untuk dimintai bantuan? Wanita aneh…”ujar dokter Jung.
“Cepat dan panggil dokter Seo Hye Young”ujar direktur tiba-tiba.
“Dia libur hari ini”jawab dokter Tae Joon.
“Libur. Dia memiliki seorang pasien VIP dan dia libur?”guman dokter Jung.
“Dia bahkan tidak memiliki alasan yang mendasar”jawab dokter Tae Joon.
“Rumor mengatakan bahwa di rumah sakit sebelumnya dia tinggal di rumah sakit selama 365 hari. Ini adalah dirinya yang mengatakan itu bukan rumah sakit utama”ujar dokter Jung. Semantara itu dokter Ahn mencoba menelepon dokter Seo.
“Cepat dan temukan dokter Seo Hye Young. Dan juga menemukan dokter Wang Jae Suk dan menempatkannya untuk siaga berjaga-jaga”ujar direktur.
Dokter Ahn pun mengerti.
“Siapa yang pergi ke ruang darurat?”tanya direktur. Dokter Ahn pun bergegas pergi.


“Maksudku berapa lama dia sudah di sini dan mereka sudah mencarinya?”tanya suster Sook Jung.
”Catatan Lee Yoon Jin waktu itu plasenta previa”jawab dokter Ahn seraya mencoba menelepon dokter yang di cari-cari (Dokter Seo dan Wang).
“Plasenta Previa? Apa yang akan kau lakukan? Kepala Jung benar-benar lambat’ujar suster Young Mi.
“Itulah yang aku maksud. Tapi telepon dokter Seo dimatikan”ucap dokter Ahn.
“Bukan rasa tidak hormat meskipun ia bagian dari tim operasimu, tetapi dia cukup kurang. Mengingat itu VIP plasenta previa”ujar suster Sook Jung.
Dokter Ahn pun cuek. “Bahkan aku tahu, jika kau tidak melihat langsung”ujar dokter Ahn seraya berlalu.
“Kau terlalu banyak ketika dia melawan pertempuran besar. Dokter Ahn kau akan baik-baik saja! Dokter Fighting!”seru suster Young Mi memberi semangat.
“Dokter berjuang… aigh…aigh pergi dan bekerja”ujar suster Sook Jung.

Kembali ke dokter Wang dan Seo yang di cari-cari.
“Apakah kau menghidupkan teleponmu?”tanya dokter Wang.
“Ya”.
“Pasien Lee Yoon Jin mengalami rasa sakit jadi dia dalam perjalanan. Apakah kau akan pergi?”.
“Sudah ada seseorang yang bertugas”.
“Ada…tapi itu kepala Jung”jawab dokter Wang.
“Kau bilang dia menangani VIP”ujar dokter Seo.
“Dia sangat rinci. Ketika dia memotong, memotong setiap vena tunggal pada suatu waktu”jelas dokter Wang.
“Tidak”.
“Operasi caesarnya biasanya memakan waktu 2 jam, tangannya benar-benar lambat. Caesar harus baik-baik saja, namun itu sedikit mengkhawatirkan, mengingat ini plasenta previa”lanjut dokter Wang.
“Kau pergi, jika sesuatu terjadi, dukung dia”.
“Aku mengatakan pada mereka aku terlalu mabuk untuk pergi”. “Tapi…Lee Yoon Jin wanita yang disebutkan sebelumnya?”.
“Karena kepala Jung,mungkin ia tidak sengaja memberikan apa yang dia inginkan”ujar dokter Wang.

Tiba-tiba dokter Wang mendapat telepon.
“Aku akan pergi, tapi sesuatu yang datang”ujar dokter Wang lalu bersiap pergi.
“Jadi mengesampingkan bayi, masalahnya ibu itu ditemukan saat dia sudah pendarahan. Apakah kau pikir dia akan baik-baik saja?”tanya dokter Wang, lalu bergegas pergi.
Dokter Seo pun berfikir lalu ia mengambil hp dan menghidupkannya.

Sementara itu Seo Jin yang menunggu dokter Seo di rumahnya mendengar pesan dokter Ahn yang mencari dokter Seo, memberitahukan bahwa Lee Yoon Jin masuk ke ruang operasi karena kontraksi prematur dan direktur mencari dokter Seo.

Ruang operasi untuk Lee Yoon Jin pun dipersiapakan. Tim dokter pun bersiap-siap, ada kepala Jung, dokter Ahn, dan dokter Tae Joon. Pasien Yoon Jin pun mulai di bius.
Operasi pun dimulai….


Sementara itu dokter Lee Sang Shik telah sampai di Korea. Dokter Seo terus melihat Hpnya sefraya menunggu lift, tanpa di sengaja atau ini takdir, dokter Lee juga berniat masuk lift.
Pintu Lift pun terbuka, dokter Seo pun masuk terlebih dahulu. Sedangkan dokter lee menunggu di luar. Dokter Seo pun menahan liftnya.
“Silahkan, aku pernah mendengar bahwa di Korea wanita mencoba untuk menghindari masuk lift dengan seseorang pria pada jam malam”jelas dokter Lee.
“Bisakahkah masuk, aku pikir aku akan menang”jawab dokter Seo cuek.
Dokter Lee pun tertawa kecil. “Kita lihat”gumannya lalu masuk ke dalam lift.

Di ruang operasi kepala Jung, sangat berhati-hati dalam membelah perut pasien Yoon Jin. Dokter Ahn pun hanya bisa geleng-geleng kepala. Sementara itu di ruang lain direktur dan asisten direktur beserta dokter lain melihat dari cctv.
“ Apa yang dia lakukan? Mengapa dia mengambil itu?”tanya direktur.
“Oh ya,…dia sedikit mengalami pendarahan”jawab asisten direktur.
Sementara itu lift yang di naiki dokter Seo dan dokter Lee mati di tengah jalan tiba-tiba mati mendadak.
“Apa yang terjadi?”tanya dokter Lee. Dokter Seo pun bergegas memencet tombol darurat, yang diikuti dokter Lee.
“Ini harus dipatahkan”ujar dokter Lee lalu mengetuk-ngetuk pintu lift.
“Seseorang akan membawa kita keluar, kan?”tanya dokter Lee.
“Aku harap begitu”.

Di ruang operasi, kepala Jung belum juga berhasil mengeluarkan si bayi. Kepala Jung pun minta pasien tambah dibius karena otot masih tegang. Tim dokter dan suster yang yang membantu pun mulai cemas.
Kembali ke ruang lift.
“Eh, apakah kau memiliki ponsel?”tanya dokter Lee.
“Baterai sudah mati”jawab dokter Seo cuek.
“Ah..ya”, lalu dokter Lee menyender ke belakang lift.
Sementar
Itu Seo Jin mencoba menghubungi dokter Seo namun tidak aktif terus. Waktu pun terus berlalu, dokter Seo dan dokter Lee menunggu di dalam lift.
Sampai capek berdiri, dokter Lee pun duduk.

Di ruang operasi kepala Jung masih juga belum berhasil mengeluarkan bayi, padahal bayi harus segera dikeluarkan. Padahal darah terus mengucur.


Di lift dokter Seo ikutan duduk.
“Umm…kita pernah saling bertemu di suatu tempat, bukan?”tanya dokter Lee.
“Bisakah kau mengatakannya lebih kreatif sedikit”. Dokter Lee pun menggaruk-garuk kepalanya mencoba mengingat.
“Aku sudah pasti melihatmu sebelumnya”. Lalu dokter Lee mengambil snack yang dibelinya dan menawarkannya pada dokter Seo.
Tapi dokter Seo memilih air. Dokter Lee pun mengambilkannya sementara itu dokter Seo mengambil uang di dompetnya. Dokter Lee pun menyerahkan sebotol air mineral pada dokter Seo, seraya mengulurkan uang dokter Seo juga meminta dendeng. Dokter Lee pun mengambilkannya. Dokter Seo pun mengulurkan uangnya, mau tak mau dokter Lee pun menerimanya. Dokter Lee pun mengambil mengambil uang kecil untuk kembaliannya. Lalu mengulurkannya pada dokter Seo.
“Jika kau ingin membayarnya, kau harus tepat”ujar dokter Lee, dokter Seo pun menerima kembaliannya.
Dokter Seo pun tersedak serasa mau muntah saat meminum air, dokter Lee pun buru-buru mengerluarkan barang-barang di plastik dan mengulurkan plastiknya untuk muntahan dokter Seo. Dokter Lee pun berpikir sepertinya tahu apa yang di alami dokter Seo.
Di ruang operasi nampak tegang, karena kandung kemih pasien terbuka. Kepala Jung pun terkejut.
“Plasenta akreta (plasenta menyerah seluruh dinding rahim)”seru dokter Tae Joon.
“Apa? Plasenta akreta?”ujar kepala Jung gugup.
“Beri aku tanganmu”pinta dokter Lee.
“Memberikan apa?”tanya dokter Seo.
“Beri aku tanganmu”.
“Apa yang akan kau lakukan?”.
“Ini akan sedikit tenang setelah akupuntur”jelas dokter Lee seraya mengeluarkan sekotak jarum.
“Aku tidak mau”.
“Tampaknya terjadi gangguan perut yang sangat parah”.
“Aku tidak menyukai hal-hal ilmiah”.
“Kau tidak pernah di tusuk ibu jarimu saat kau memiliki gangguan pencernaan?”tanya dokter Lee. “Kau tidak akan rugi, sungguh”.
“Jika kau melakukan ini, kau akan mendapatkan bantuan satu minggu”. Dokter Seo pun hanya melihat.
“Sulit bagi orang yang sedang muntah, bukan untuk ku…”seraya memasukkan kembali peralatannya ke dalam tas.

Tiba-tiba dokter Seo pun menyodorkan tangannya. Dokter Lee pun tersenyum, aishhhhh.
Dokter Lee pun mulai menusukkan jaruh di pergelangan tangan dekat telapak tangan. Dokter Seo pun teriak namun dokter Lee tertawa kecil. Setelah itu nampaknya tak terasa sakit.
“Apakah kau seorang dokter tradisional?”tanya dokter Seo.
“Bukan”.
“Lalu? Tapi kau sedang berlatih obat-obatan ilegal”.
“Ini tidak ilegal. Orang menusuk jempol mereka ketika mereka mengalami gangguan pencernaan”.“Apakah semua itu illegal? Bagaimana?”tanya dokter Lee.
“Aku tidak yakin”jawab dokter Seo.

Lalu dokter Lee mengambil jeruk yang di belinya lalu memberikannya pada dokter Seo.
“Nah, lalu cobalah makan sesuatu yang asam”.
“Aku tidak menginginkannya. Lagi pula, jam berapa sekarang?”jawab dokter Seo.
“10:20”jawab dokter Lee melihat jam tangannya. Dokter Lee pun melepaskan jarum di tangan dokter Seo.

“Haruskah kita mencoba untuk melepaskan plasenta? Kita mungkin dapat menarik itu dari rahim”tanya dokter Ahn.
“Jadilah tenang dan berkonsentrasi”jawab kepala Jung.
Dokter Ahn pun melirik ke arah dokter Tae Jon, dokter Tae Joon pun hanya memberi tanda percaya pada kepala Jung.
“Janin melintang”ujar salah satu dokter.
“Bukannya seharusnya kita melakukan sayatan vertical?”tanya dokter Tae Joon.
Kepala Jung malah ngomel mengenai penjagaan darah.

Dokter Seo terkantuk-kantuk di dalam lift, dokter Lee yang melihatnya pun mencoba mendekat dan menaruh kepala dokter Seo di pundaknya. Tiba-tiba ada tanda lift mulai hidup. Dokter Lee pun mencoba membangunkan dokter Seo.
Dokter Seo pun bangun, lalu dokter Lee memasukkan kembali barang-barang belanjaannya.
“Kau akan baik-baik saja selama beberapa hari”ujar dr. Lee.
“Terima kasih untuk semuanya”ucap dr. Seo.
Pintu lift pun terbuka dokter Seo pun bergegas pergi, diikuti dr. Lee.

Operasi masih juga belum berhasil.
“Apakah anda pikir kita akan dapat menyelamatkan rahim?’tanya dokter Tae Joon.
“Kau benar-benar tidak tahu siapa ini?”tanya kepala Jung.
“Kita harus menyelamatkannya dengan segela resikonya”lanjut kepala Jung.

Dokter Seo yang telah mengendarai mobilnya berhasil mencharge Hpnya, ia pun mendengarkan pesan suara yang di Hpnya, pesan dokter Ahn yang mengabarkan pasien Lee Yoon Jin. Dan juga pesan dari Seo Jin.
Dokter Lee pun telah sampai di rumahnya, ia pun membunyikan pesan suara di telepon rumahnya. Ternyata ada pesan, bahwa ruang NICU (neonatal intensive care unit) sangat membutuhkan orang. Dokter Lee pun bergegas pergi. Dalam perjalanan dokter Seo terngiang-ngiang dengan ucapan para pasiennya mengenai kandungan mereka.

Dokter Seo pun telah sampai di rumah sakit, ia bergegas lari naik ke lantai atas.
Dokter Seo pun bergegas ganti baju operasi, ia menerima laporan bahwa kandung kemih terbuka, namun mereka belum mampu mengeluarkan bayinya.
Dokter Seo pun bergegas menuju ruang operasi.

Keluar dari ruang ganti, Seo Jin menahannya.
“Ke mana saja kau dengan telepon dimatikan. Jangan pergi”.
“Itu plasenta previa dan plasenta akreta”ujar dokter Seo.
“Dari apa yang aku dengar, mereka sudah mengacaukannya dan tidak bisa mengendalikan pendarahan. Pasien sudah dalam keadaan panik. Jika kau masuk kau harus bertanggung jawab penuh. Kau tidak bertanggung jawab karena tidak mendapatkan pesan saat kau di luar tugas. Abaikan saja. Ginekologi datang dan menolak untuk berpartisipasi”jelas Seo Jin. Namun dokter Seo tak mengindahkan saran Seo Jin ia pun bergegas pergi.
“Hye Young ah”panggil Seo Jin.

Di ruang operasi pendarahan tak dapat di hentikan, mereka pun butuh tambahan darah. Seorang suster pun membisikkan ke dokter Ahn bahwa dokter Seo sudah datang.
“Dr. Seo ada di sini”ujar dr. Ahn.
“Apa gunanya dia di sini sekarang?”seru kepala Jung.

Seo Jin pun terus mengejar dr. Seo.
“kau seharusnya menghindari bencana mendadak. Jangan memeprtaruhkan hidupmu pada sesuatu yang tak berguna”saran Seo Jin.
“Apa maksudmu, tidak berguna? Kehidupan pasien ini tergantung pada keseimbangan!”teriak dokter Seo.
“Jika kau menyelamatkannya, kau akan memperoleh gelarmu sedikit lebih cepat tetapi jika kau mengacaukannya, itu akan mungkin tidak peduli apa yang aku lakukan”cecar Seo Jin.
“Aku kecewa,kapan hidup pasien menjadi batu loncatan untuk gelar profesor”.
“Aku tidak berbicara sebagai kepala administrasi tetapi hanya untukmu”.
“Untuk ku apa? Tepatnya?”.
“Masa depanmu”.
“Kau tidak tahu banyak tentang diriku, lalu kau tidak percaya padaku dengan baik”seru dokter Seo lalu masuk ke ruang operasi.

Dokter Seo pun sampai di ruang operasi dan bersiap, dokter Joong Ki eh maksudnya dokter Ahn memberikan informasi mengenai keadaan pasien.
Dokter Seo pun menggantikan posisi kepala Jung. Dokter ahn yang bertugas mengambilkan alat malah menjatuhkannya, dokter Seo pun memarahinya.
Dokter Seo pun mengintruksikan akan memotong lebih besar rahim untuk memperluas ruang namun itu akan membuat pendarahan lebih buruk. Namun dokter Seo memilih itu karena ingin mengeluarkan bayi terlebih dahulu. Tim dokter pun mengerti.

Dengan ulet dan pasti dokter Seo pun berusaha mengeluarkan sang bayi, ia teringat kata-kata Yoon Jin yang meminta menahan sang bayi saat operasi.
Dokter Seo pun berhasil mengeluarkan sang jabang bayi, namun bayi dalam keadaan pucat dan tak menangis. Tim dokter pun terdiam tak bergerak, dokter Seo pun segera berseru agar memotong tali pusar. Dokter Ahn pun melakukannya.

Bayi pun diberikan pada suster Young Mi, suster Young Mi berkata bayi tidak menangis dan kondisinya sedikit berbeda.
“Apakah kau menelepon seseorang dari unit neonatal?”tanya kepala Jung.


Lalu tiba-tiba dokter Lee yang telah berpakaian operasi masuk.
“Tidak menangis, denyut jantung 60. BP (tekanan darah) 62 ini asfiksia tekanan”lapor suster padanya.
Dokter Lee pun mencoba menyelamatkan sang jabang bayi sedangkan dokter Seo menyelamatkan sang ibu.
Kondisi sang ibu pun mulai lemah, monitor mulai mengindikasikannya.


“Harap menjadi kuat, bukan bagi bayimu, tapi hidupmu sendiri”batin dokter Seo. Lalu dokter Seo berseru agar kantong darah diperbanyak, dokter Lee pun menoleh. Ia merasa familiar dengan suara tersebut.

Bersambung
Episode selanjutnya, kalau jodoh nggk akan kemana ^__^



Drama ini banyak dibintangi oleh pemain yang sering main drama, hayo tebak sapa aja?

BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA



0 comments:

Post a Comment


Friend Link List