Do you like this story?
Ketika cinta sudah mengakar, mengikat keduanya lebih ketat dan lebih menyakitkan.
Cerita diawali dengan review kejadian sebelumnya, saat Xiao Mo sedang syuting dan di marahi oleh sutradara karena tidak memiliki emosi saat acting. Luo Xi menghibur Xiao Mo agar mengeluarkan kemampuannya dalam berakting.
Ada adegan Xiao Mo ditampar juga, terus saat Xiao Mo mau membalas ia menahan tangannya (aktingnya bagus deh). Tuan muda dan asistennya melihat proses syuting.
Xiao Mo ditampar oleh artis lawan mainnya An Hui Ni. Xiao Mo dengan emosi ingin menampar An Hui tetapi akhirnya niatnya itu diurungkan. Tuan muda yang melihat kejadian itu jadi sedih. Tuan muda pergi meninggalkan lokasi syuting. Sebelum pergi Xiao Mo sempat memandang tuan muda. Keduanya saling memandang dengan ekspresi sedih.
Xiao Mo berada di rumahnya Luo Xi. Luo Xi mengoleskan obat ke tangannya lalu diusapkan ke wajah Xiao Mo.
“kenapa kamu tidak membalas menamparnya? An Hui Ni tidak akan berpikir kau akan melakukan hal yang lain. Dia akan berpikir kau akan membuatnya lebih buruk lagi. Orang-orang akan menyukainya. Kau tidak perlu mengasihaninya.”Luo Xi
“jika aku menampar balik dia, aku tidak jauh beda dengan dirinya.” Xiao Mo
“kau terlalu baik” Luo Xi . Xiao Mo hanya tersenyum mendengarnya. Lalu Xiao Mo menyandarkan kepalanya ke bahu Luo Xi. Lalu Xiao mo bertanya pada luo Xi pernahkah Luo Xi mengalami kejadian serupa sebelumnya. Luo Xi menjawab kalau dia pernah diserang dan dipukul oleh 5 atau 6 orang di sebuah lorong.mereka menggunakan tangkai baja. Karena kejadian itu Luo Xi sempat dirawat di rumah sakit selama setengah bulan. Untung saja wajahnya tidak cidera tetapi 2 tulang rusuknya patah, dan ia mendapat 7 jahitan. Luo Xi memperlihatkan bekas jahitannya pada Xiao Mo. Xiao Mo mendengarnya dengan wajah sedih.
“beruntung dokter mengatakan proses penyembuhannya bagus dan lukanya tidak terlalu dalam. Lukanya sudah menghilang tetapi jika kau sentuh masih terasa sakitnya.” Luo Xi bercerita dengan wajah sendu. Lalu Xiao Mo Tanya lau kejadian selanjutnya apa? Luo xi menjawab kalau selanjutnya ia menyuruh orang untuk mencari orang yang memukulnya lalu memberi mereka balasan. Luo Xi balik nanya ke Xiao Mo, apa Xiao Mo pikir ia akan takut?. Xiao Mo kaget lalu menjawab kalau ia tidak suka kekerasan, tetapi jika ada masalah yang tidak bisa diselesaikan tanpa kekerasan barulah digunakan. Xiao Mo teringat saat adiknya Xiao Cheng diganggu oleh preman. Karena tidak berhasil menolong adiknya, Xiao mo mengambil batu bata dan memukul sambil teriak. (Trauma masa lalu tuh) melihat ekspresi Xiao Mo membuat luo Xi ingin tahu dan meminta Xiao mo mencerikan apa yang telah terjadi padanya di masa lalu. Xiao Mo menolak karena hal itu adalah yang ingin ia lupakan dan tidak dingat lagi. Luo Xi hanya tersenyum mendengar jawaban Xiao Mo. (Luo Xi tebar pesona mulu neh senyum mulu, pantes aja Rha ampe klepek – klepek xixixi… ) Luo Xi lalu merangkul Xiao Mo dan bilang “baiklah mari kita tinggalkan masa lalu.
Xiao Mo menelpon adiknya Xiao Cheng dan bilang kalau ia ada perlu di lokasi syuting sehingga tidak pulang beberapa hari. Xiao mo juga mengingatkan adiknya untuk makan teratur dan minum obatnya. Luo Xi membawakan minuman untuk Xiao Mo.
Luo Xi “mungkin aku harus berterima kasih padaAn Hui Ni. Kalau bukan karena dia, kau tidak akan datang kemari sekarang. Xiao Mo menerima miuman dari Luo Xi dan bilang “apakah tidak masalah membiarkanku tinggal di sini selama 3 hari?” Xiao Mo tidak mau adiknya melihat luka lebam diwajahnya karena pekerjaannya. Luo Xi tersenyum dan sambil berlalu ia bilang kalau ia akan menarik uang sewa dari Xiao Mo. Xiao Mo hanya tersenyum senang dibolehkan tinggal.
Di tempat lain, tua muda sedang melihat foto-foto Xiao Mo di komputernya. Ia teringat kejadian saat Xiao mo ditampar oleh An Hui.
Sementara itu Xiao Mo tertidur di sofa. Luo Xi dating menyelimutinya. Lalu duduk disampingnya sambil memandang dengan bahagia. Ia bilang ia tidak akan mengizinkan Xiao Mo tinggal selama 3 hari tapi ia akan mengizinkan Xiao Mo tinggal disisinya seumur hidupnya. Lalu Luo Xi tertidur di samping Xiao Mo.
Asisten Xi meng melaporkan kepada tuan muda kalau dia sudh menyelesaikan perintah tuan muda. Besok semua berita akan ditulis di semua surat kabar. Tuan muda Cuma bilang “baiklah kau sudah bekerja keras.” Tanpa menoleh sedikitpun dari layar computer. Melihat tuan muda masih asyik memandang foto di computer, Xi Meng pun pergi.
Berita utama “menampar wajah, pelajaran dari senior.” Ling Hao keluar rumah untuk mengambil koran paginya. ia tampak kaget membaca berita terbaru di koran tersebut.
Xiao Cheng yang membaca berita di koran menjadi cemas dan berusaha menelpon kakaknya tapi nomornya tidak aktif. Lalu ia taya kepada Zhen En dimana kakaknya sekarang? Zhen En bilang kalau Xiao Mo Cuma bilang ia ada urusan di loksi syuting. Adiknya tidak habis pikir dalam keadaan kayak gini Xiao Mo masih juga pergi kerja. Lalu tiba-tiba Xiao Cheng jatuh kayak mau pingsan. Zhen En panic dan mencoba menolong. Xiao Cheng minta Zhen En mengambilkan obatnya. Zhen En pun bergegas mencari obat Xiao Cheng. Saat mendapatkan obatnya tak sengaja Zhen En melihat peralatan tentang hearing aid (alat bantu dengar)
Di lokasi syuting, Luo Xi sedang mengambil adegan kerajaan kayaknya.(bajunya lucu :D ). Setelah pengambilan gambar selesai, manajernya datang dan bilang tentang berita di Koran. Bahwa banyak yang mendukung Xiao Mo dan menginginkan Xiao Mo menggantikan Hui Ni di film Pure Love song” jika hui Ni tidak dikeluarkan dari film tersebut, maka mereka akan mengancam tidak mau menonton film itu.
Luo Xi membaca sekilas korannya dan meminta handphonenya pada manajernya. Kemudian dia menelepon Xiao mo tetapi tidak aktif. Luo xi terus mencoba menelpon, lalu ia minta manajernya membatalkan show untuk hari itu. Karena Luo Xi dipanggil untuk melanjutkan syuting lagi maka ia minta manajernya melanjutkan menelpon Xiao Mo.
Xiao Mo sedang berbelanja di supermarket. Tiba-tiba ia melihat berita di koran lalu ia ambil handphone dari tasnya dan menghidupkannya. (pantesan aja hpnya mati toh!).ia melihat daftar panggilan masuk.
Xiao Cheng minum obat dibantu Zhen En. tapi Xiao Cheng tetap menyuruh Zhen En menghubungi Xiao Mo, ia ingin tahu dimana kakanya sekarang. Tiba-tiba hp xiao Cheng bordering, Xiao Mo menelpon karena khawatir. Xiao Mo menjelaskan berita di Koran. Ia juga ingin bicara dengan Zhen En.
Di tempat lain Hui Ni marah melihat berita mengenai dirinya di Koran. Ia teriak-teriak dan bilang semua berita itu berlebihan dan bohong. Pacarnya meminta dia tenang dan segera meminta maaf pada Xiao Mo dan manajernya karena video penamparan itu sudah beredar di internet. Hu Ni menolak dan malah bilang sesuatu yang menjatuhkan pacarnya, kalau pacarnya itu tidak akan bisa seperti ling Hao yang sekarang kalau bukan karena dirinya pacarnya jelas aja nolak dan bilang itu semua karena ia berbakat. Hui Ni malah bilang kalau Ling Hao mudah mendapatkan peran bukan karena aktingnya bagus. (kasian banget neh pacarnya digituin, terus pake ngancam lagi) apa pacarnya tetap mau jadi peran utama sampai akhir. Mendengar itu semua jelas aja membuat pacarnya shock.. terus Hui Ni Tanya lagi apa ia harus minta maaf sama Xiao Mo? Pacarnya diam saja
Kembali ke Xiao Mo. Xiao Mo berterima kasih karena Zhen En sudah menjaga adiknya dan mengurus rumahnya.dia juga minta tolong jangan sampai adiknya liat video itu. Xiao Mo tidak menyangka video itu akan tersebar sangat cepat. Zhen En takut dan bilang kalau bukan dia yang menyebarkan video itu. Ia juga tidak merekam kejadian itu. Xiao Mo juga bilang ia percaya bukan Zhen En pelakunya. Xiao Mo teringat kejadian saat ia dim au jatuh ditolong oleh tuan muda. Zhen En nanya apa Xiao Mo tau siapa pelakunya, tapi Xiao Mo menjawab ia tidak yakin. Lalu adiknya minta bicara pada Xiao Mo maka telpon pun diberikan oleh Zhen En. Xiao Cheng minta Xiao Mo cepat pulang dan Xiao Mo berjanji akan segera pulang ke rumah. Setelah telepon Xiao Cheng minta Zhen En tidak menceritakan kejadian hari ini pada kakaknya. Zhen En pun berjanji tapi ia menanyakan kenapa ada buku dan brosur tentang hearing aid sambil menyodorkannya ke Xiao Cheng. Xiao Cheng tak mampu menjawabnya.
Luo Xi yang selesai syuting kembali nanya pada manajernya apakah berhasil menghubungi Xiao Mo. Manajernya bilang tidak karena nomornya sedang tidak aktif. Luo Xi segera berjalan keluar disusul oleh manajernya.
Sesampainya di rumah Luo Xi mencoba memencet bel berharap Xiao Mo ada di dalam dan membukakan pintu. Karena tak kunjung di buka akhirnya Luo Xi masuk ke dalam rumah (di rumah sendiri kayak tamu ). Luo Xi segera berlari ke lantai atas mencari Xiao Mo ke kamarnya, tapi kosong. Luo Xi mencari keseluruh penjuru rumah dan sedih karena merasa ditinggalkan. (sedih neh liat ekpresinya Luo Xi apalagi narasinya )
“Luo Xi surga memberikanmu sedikit kehangatan tetapi memberikan akhir yang penuh dengan kesunyian. Tidakkah kau sudah merasakannya? Ditinggalkan sendirian dan kesepian. (huwa kata englishnya bagus banget tapi susah nemu kata Indonesia yang nusuk, mian yah kalo salah.) Luo xi hanya berdiri mematung karena merasa ditinggalkan.lalu Xiao Mo dating dan menganggetkan. “kau sudah pulang?” Xiao Mo. Luo Xi menoleh dan ia senang sekali melihat Xiao Mo dan segera berlari memeluk Xiao Mo. Xiao Mo nanya ada apa?
Lalu Xiao Mo memasakkan makanan untuk Luo Xi.
Luo Xi tampak senang dimasakkan makanan oleh Xia Mo. Makanan tersebut adalah makanan kesukaan Luo Xi. Luo Xi senang Xia Mo ingat makanan kesukaaannya. Sambil makan Luo Xi Tanya apa dilakukan Xia Mo tadi. Xia Mo jawab ia tadi pergi ke supermarket lalu ia melihat berita di Koran. Xia Mo heran bagaimana bisa berita tersebut menyebar dalam waktu hanya semalam. Luo Xi tampak berpikir sesuatu lalu bertanya kenapa Xia Mo tidak memberitahunya kalau ia sudah tahu berita itu. Xia Mo bahkan pergi dari rumah tapi mengapa Xia Mo kembali lagi? Lalu memasakkan makanan untuknya. Luo Xi bilang kalau ia seperti orang idiot yang takut kehilangan Xia Mo. Xia Mo balik nanya apakah Luo Xi marah padanya? Bukannya menjawab, Luo Xi malah pergi meninggalkan meja makan. Xia Mo hanya bingung dan sedih.
Luo Xi masuk ke kamar mandi. Ia merenung di depan wastafel dan membasuh wajahnya. Luo Xi menatap cermin sambil berpikir tentang Xia Mo yang sulit untuk ditebak. Luo Xi bertanya pada dirinya apa yang ia mau sebenarnya. Apa menginginkan Xia Mo tinggal disisinya atau membiarkannya pergi. Lalu Luo Xi bergegas keluar dan mencari Xia Mo. Saat turun Luo Xi mendengar suara gemericik air dan ternyata Xia Mo sedang mencuci piring.
Luo Xi menghampiri Xia Mo dan memeluknya dari belakang. Luo Xi berpikir kalau Xia Mo akan pergi. Xia Mo bilang bahwa mereka merasa nyaman dan takut kehilangan satu sama lain. Xia Mo lalu berbalik dan menatap Luo Xi dan meyakinkannya kalau ia kembali karena ingin memasakkan makanan terbaik untuk Luo Xi. Xia Mo ingin melihat luo Xi hari ini, alasan yang sederhana. Karena saat mereka memutuskan untuk bersama berarti memilih untuk saling percaya.Xia Mo meminta agar mereka tidak saling menyakiti dengan prasangka dan dugaan yang buruk. Mendengar penjelasan Xia Mo, Luo Xi tersenyum lebar dan menjawab “baiklah”. Keduanya saling tersenyum lalu Xia mo memeluk Luo Xi.
Luo Xi menemui tuan muda Ou Chen dan berterima kasih karena tuan muda sudah menjaga Xia Mo. Luo Xi bilang sebagai investor film “Pure love song”, tuan muda bisa menyaksikan film tersebut setiap hari. Tuan muda adalah satu-satunya orang yang dapat menyebarkan berita itu, yang membuat Xia Mo terganggu.
Tuan muda dengan angkuh malah ngejawab “ mengetahui Xia Mo disakiti tapi tidak bisa berbuat apa-apa, pasti membuatmu tidak senang. Luo Xi hanya tersenyum menanggapinya “hanya uang dan kekuasaan tuan muda yang digunakan untuk menginvestasi pertunjukan Xia mo dan menyebarkan berita tersebut. Semuanya untuk mendapatkan Xia Mo. Tapi sayang Xia mo masih belum dapat menerima anda.” Luo Xi tersenyum penuh percaya diri. Tuan muda yang mendengarnya membantah perkataan Luo Xi dan bilang semua yang dikatakan Luo xi salah. (wuih persaingan ketat mulai terlihat antara tuan muda dan Luo Xi ) tuan muda bilang ia mengawasi semua karyawan Hong Ou, termasuk Luo Xi akan ia bantu. Luo Xi bangkit dan berjalan mendekati tuan muda dan bilang kalau peran yang ia dapatkan karena staff Hong Ou menelpon dia terus. Sambil memutar-mutar globe yang ada di meja, Luo Xi berpendapat tentang tuan muda. Luo Xi bilang ia akan datang lagi ke sana. Sebelum pergi Luo Xi bilang “jangan khawatir karena ia akan menjaga Xia Mo ku.” Tentunya ngomongnya sambil senyum dan beranjak keluar. (biarin Luo Xi lagi PD abis…, tuan muda ayo berjuang, hehe aku juga dukung tuan muda,)
Tuan muda yang mendengar itu jadi panas hati dan terduduk lesu di kursinya. Ia teringat kembali kejadian waktu ia menarik Xia Mo tapi dihalangi Luo Xi. Apalagi pas inget adegan ciuman yang terjadi waktu itu tambah panas deh hatinya. (sini tuan muda aku ademin hehe…)
Xia Mo mendapati banyak hadiah di ruangannya. Zhen En juga datang membawa karangan bunga untuk Xia Mo. Zhen En takjub karena fans Xia Mo bertambah dan mengirimkan banyak hadiah. Xia Mo meminta Zhen En untuk mengirimkan pesannya yang mengucapkan terima kasih atas dukungan semuanya dan meminta fans nya agar tidak menghabiskan uang untuk memberikan bunga dan hadiah. Zhen En lalu bilang kalau ia sudah memposting pesan itu tadi pagi. Lalu Zhen En menunjukkan tanggapan penggemarnya yang menuntut An Hui Ni untuk meminta maaf padanya atau akan memboikot semua kegiatan An Hui Ni. Xia Mo yang mendengarnya kaget lalu meminta Zhen En untuk memposting isi wawancara online sekarang juga. Zhen En pun menurutinya.
Penata rias masuk dan menyiapkan tata rias untuk Xia Mo. Lalu ada lagi staff yang masuk dan memanggil Zhen En untuk memilih baju yang akan disponsori. Zhen En senang dan mengajak Xia Mo untuk segera melihat baju tersebut. Zhen En dan Xia Mo bergegas keluar dan melihat baju itu. Zhen En senang dan bilang bahwa baju tersebut sangat cantik. Xia Mo pun tersenyum senang. Saat sedang melihat baju An Hui Ni lewat dengan angkuh. Xia Mo melihatnya tapi An Hui Ni dengan angkuh langsung membuang muka (duh tu artis sombong bgt yah!)
Sampai di ruangannya, An Hui Ni langsung membuang peralatan make up nya yang di atas meja. Ia kesal dan marah dan membanting antingnya ke atas meja.
Di luar Xia Mo masih melihat baju. Lalu staff yang memperlihatkan baju bilang kalau dulu pertama kali An Hui Ni syuting tidak ada yang mau berbicara dengannya. Zhen En langsung menyuruh mereka hati-hati karena An Hui Ni adalah pacarnya Ling Hao, siapa tahu saja aka nada yang membalas diam-diam. Xia Mo hanya tersenyum mengiyakan.
Persiapan syuting, semua kru bersiap-siap. Xia Mo masih menghapalkan script dibantu Zhen En. lalu ada Ling Hao menghampiri mereka. Ling Hao bertanya apa Xia Mo punya waktu untuk bicara sebentar dengannya. Zhen En langsung jawab kalau Xia Mo sibuk. Tapi Xia Mo bilang ia bebas dan menyuruh Zhen En mengambilkan air untuknya. Tadinya Zhen En nolak tapi akhirnya ia mau juga walau pergi dengan perasaan was-was.
Ling Hao berterima kasih karena Xia Mo mau berdiskusi dengannya. Ia juga minta maaf atas nama Hui Ni. Ia bilang Hui Ni bukanlah gadis yang jahat. Tapi karena terlalu lama berada dalam kehidupan superstar, ia merasa terancam oleh Xia Mo. Xia Mo bilang ia tidak akan mempermaslahkan kejadian yang telah lewat. Ling Hao berharap masalah ini akan segera berakhir. Xia Mo juga berharap demikian. Lalu ada panggilan bahwa syuting akan segera dimulai. Xia Mo dan Ling Hao pun segera bersiap. Zhen En datang membawa air mineral dan menyodorkannya tapi ternyata Xia Mo sudah pergi ke lokasi pengambilan gambar.
Syuting dimulai dan langsung sukses. Sutradara langsung mengarahkan pengambilan gambar berikutnya. Ling Hao memuji acting Xia Mo. Jing Jie memberikan Xia Mo jaket. Lalu mereka berdua pergi tanpa menghiraukan Zhen En. Melihat Ling Hao dan Xia Mo akrab, Zhen En bingung dan nanya sebenarnya apa yang sudah terjadi.
Adegan selanjutnya adalah Ling Hao membelai rambut Xia Mo dan mencium keningnya. Hui Ni melihat syuting tersebut dengan wajah tidak suka. Proses syuting kali itu pun berlangsung lancar.
Di rumahnya, Luo Xi dan Xia Mo membaca Koran dengan posisi saling membelakangi. Luo Xi membaca berita tentang Xia Mo. Xia Mo membaca berita tentang Luo Xi. Lalu tiba-tiba keduanya saling menoleh. Luo Xi mengaku haus dan meminta Xia Mo mengambilkannya minum. Xia Mo pun bergegas membuatkan Luo Xi minum. Luo Xi lalu mengambil kamera instan dan menghampiri Xia Mo. Mereka pun berfoto bersama. Xia Mo tertawa dan Tanya apa yang dilakukan Luo Xi. Luo Xi mengambil foto mereka dan menaruhnya di Koran yang tadi ia baca dan menunjukkannya pada Xia Mo kalau mereka pasangan yang serasi. Xia Mo tertawa melihat kelakuan Luo Xi. Luo Xi juga tersenyum senang.
Zhen En membaca naskah film sambil menangis sedih. Xia Mo datang dan kaget melihatnya lalu nanya pada Zhen En ada apa? Zhen En sambil terharu bilang kalau Bing Tong sangat bodoh, Lu Shi tidak mencintainya tapi ia masih saja mengorbankan hidupnya untuk Lu Shi. Xia Mo hanya tersenyum dan bilang seharusnya Zhen En tidak mengetahui akhir ceritanya. Zhen En bilang kalau ia yang jadi Bing Tong ia tidak akan bunuh diri di episode 16 dan terus hidup sampai episode 20. Mendengar itu Xia Mo hanya tersenyum lalu ia minta Zhen En untuk mengingatkannya untuk membeli snack / makanan kecil untuk semuanya pada scenes terakhirnya. Zhen En menyanggupinya dan mengatakan kalau saat itu ia pasti ingin menangis untuk Xia Mo.
Tiba-tiba masuk seseorang perempuan (aku lupa sapa namanya) ia Tanya kenapa mereka berdua malah bercanda di sini padahal produser sedang merevisi naskahnya. Xia Mo danZhen En menemui produser. Produser bilang drama mereka terlalu popular jadi episodenya akan diperpanjang jadi 30 episode. Penulis naskahnya Zhong Ya (oh jadi namanya Zhong Ya cewek tadi ) merevisi sebagian dari naskahnya. Zhen En lalu bilang kalau wanita itu menangis saat melihat acting Xia Mo. Zhong Ya bilang Xia Mo lah alasan ia merevisi alur ceritanya. Zhen En terlihat senang. Tapi Xia Mo ragu apalagi ia melihat Ling Hao sedang menenangkan Hui Ni yang terlihat marah. Hui Ni melihat kearah Xia Mo dan ia tambah kesal. Hui Ni lalu melempar naskahnya dan berjalan menuju Xia Mo. Zhen En takut Hui Ni menyakiti Xia Mo lagi dan berdiri di depan Xia mo sebagai tameng. Hui Ni hanya melewati dan mendorong mereka tapi gak keras. Ling Hao mengejar Hui Ni. Semuanya berusaha memanggil Hui Ni.
Xia Mo meminta penulis Zhong untuk merevisi ulang naskah tersebut, karena ia tidak mau dianggap mengambil keuntungan dari orang lain. Penulis Zhong hanya tersenyum dan ia tidak peduli hubungan Xia Mo dengan actor lain. Dia hanya bertanggung jawab terhadap cerita. Ia percaya pada kemampuan acting Xia Mo akan mendapat hasil yang terbaik. Ia juga bertanggungjawab memberikan tontonan yang berkualitas bagi penonton. Sangat sederhana kan? Ia minta Xia Mo melakukan yang terbaik. Penulis zhong lalu pergi meninggalkan Xia Mo yang masih terlihat tidak enak.
Hui Ni dan Ling Hao masuk ke rumahnya. Hui Ni masih marah-marah dan menyalahkan Ling Hao. Sekarang Hui Ni harus berjuang jadi peran utama, karena sepertinya Cai Na (peran yang dimainkannya) akan patah hati, Bing Tong dan Lu Shi akan saling mencintai nantinya. Ling Hao mengingatkan Hui Ni untuk menerima kenyataan kalau scenes antara Cai Na dan lu Shi ratingnya rendah sedangkan scenes antara Bing Tong dan Lu Shi mendapat rating yang tinggi. Hui Ni malah marah kemudian ia meminta ling Hao untuk keluar dari pertunjukkan itu jika memang Ling mencintainya. Ling Hao menolak karena ia masih suka perannya sebagai Lu Shi. Hui Ni marah dan menuduh Ling suka sama Xia Mo. Ling Hao membantah dan bilang kalau ia mengagumi kemampuan acting Xia Mo, Xia Mo berdedikasi dan merupakan artis yang bagus.
Hui Ni tambah marah dan bilang kalau sekarang ia tahu watak asli Ling Hao. Lalu ling Hao ditampar oleh Hui Ni. (ni cewe hobbynya nampar kali yah ) Hui Ni meninggalkan Ling Hao yang masih memegang pipinya. Hui Ni masuk kamar dan menutup pintunya. Tinggalah Ling Hao sendiri yang masih dengan wajah sedihnya. (koq gak ngebales sich si Ling ini…)
Ling Hao Minum-minum di apartemennya. Ia lalu menelpon Hui Ni. Kemudian bel berbunyi, saat pintu dibuka ternyata Xia Mo. Ling Tanya apa yang dilakukan Xia Mo, tapi Xia Mo bilang ia menerima sms dari Ling yang bilang ada sesuatu penting yang ingin dibicarakan. Tapi Ling merasa tidak mengirimnya, lalu Xia Mo mencium bau minuman. Saat itu tiba-tiba ada yang memotret mereka diam-diam (pasti ulah si Hui Ni neh ) Ling mengaku ia memang minum tapi hanya sedikit, Xia Mo menganjurkan agar Ling jangan banyak minum karena besok masih ada syuting. Lalu Xia Mo pamit pulang karena Zhen En menunggunya di mobil. Xia Mo masih bingung siapa yang sudah ngerjain dia.
Asisten Luo Xi melaporkan jadwal kepada Luo Xi dan bilang kalau ada promosi ke Jepang. Luo Xi langsung tahu kalau ia akan dikirim pergi ke luar negeri lagi. Ia Tanya apa bisa jika tidak pergi. Asistennya bingung menjawabnya. Luo Xi teringat kejadian masa lalu saat ia diminta pergi oleh ayah angkatnya. Ia bergegas merapikan barangnya. Ia pergi diantar oleh Xia Mo. Saat itu ia bilang kalau ia akan kembali dan membalas dua kali lipat.
Xia Mo, Zhen En dan Pan Nan duduk berbincang di sebuah kafe. Mereka membicarakan tentang alasan mengapa Hong Ou terjun ke dunia hiburan bahkan mengambil alih agensi mereka. Padahal Hong Ou termasuk perusahaan yang besar. Pan Nan membicarakan beberapa kemungkinannya, Zhen En merasa ia terlalu bodoh untuk memikirkan hal itu. Sedang Xia Mo pun tampak memikirkan sesuatu.
Wartawan mengerubungi Xia Mo untuk wawancara dan mengambil fotonya. Di dalam gedung ada Pan Nan dan Shu Er. Shu Er kerjaannya dandan mulu neh. Lalu datang Wei An. Wei An mengomentari baju yang dipakai oleh Pan Nan. Pan Nan bilang baju yang ia pakai sudah formal. Lalu Xia Mo masuk dan diberikan ucapan selamat oleh Pan Nan dan Wei An karena fansnya sudah banyak. Sekarang Xia Mo sudah menjadi seorang bintang yang bersinar dan membuat Wei An cemburu. Wei An mengatakannya sambil tersenyum hangat pada Xia Mo. Wei An mengingatkan Xia Mo untuk hati-hati karena bisa saja kemalangan menimpa dirinya apalagi dalam dunia hiburan ini. Xia Mo mengucapkan terima kasih atas masukan Wei An. Semuanya memandang kearah Xia Mo. Wei An punpergi meninggalkan mereka.
Shu Er mendatangi Xia Mo dan memberikan dukungan padanya. Menurut Shu Er, Xia Mo adalah artis yang beruntung tapi Pan Nan bilang semua itu bukan Cuma keberuntungan melainkan memang Xia Mo berbakat. Lalu Shu Er mengingatkan Xia Mo untuk berhati-hati karena menurutnya Hui Ni adalah tipe orang yang dapat melakukan segala cara untuk mendapatkan keinginannya. Xia Mo mengatakan ia akan berhati-hati dan mengucapkan terima kasih atas saran Shu Er. Staff Hong Ou datang dan mengingatkan mereka kalau acara pertemuan akan segera dimulai. Mereka diminta segera menuju ruang konferensi. Mereka pun bergegas menuju ke sana.
Tuan Muda keluar dari lift diikuti seluruh staff agensi. Tuan muda memasuki ruangan diiringi oleh tepuk tangan dari semua yang hadir. Xia Mo memandang tuan muda dan teringat kejadian saat Luo Xi mencium Xia Mo dan tuan muda bilang Luo Xi dan Xia Mo akan membayar semua perbuatannya. Tuan muda berjalan menuju kursinya melewati artis-artis dari agensi Sun. pimpinan agensi member sambutan dan berharap dibawah kepemimpinan truan muda, agensi akan semakin berkembang dan sukses. Tuan muda diminta memotong kue sebagai simbolis. Lalu tuan muda diperkenalkan dengan para artis dalam agensi mulai dari Wei An, Shu Er, Pan Nan, dan Xia Mo. Xia Mo tampak tegang. Saat tuan muda mendekat ia belum berbalik bahkan Zhen En harus menyoleknya agar ia bersalaman dengan tuan muda. Xia Mo berbalik dan mengucapkan halo sambil menyodorkan tangannya. Tuan muda memjabat tangan Xia Mo dengan erat. Xia Mo menarik tangannya. Tuan muda terus memandang kearah Xia Mo. Xi Meng mengingatkan kalau mereka harus segera pergi karena ada rapat.
Semua staff agensi dan artis berjejer mengantar kepergian tuan muda. Saat pintu dibuka angin berhembus kencang dan membuat pita hijau yang diikat di tangan tuan muda lepas dan terbang. Semua melihat kearah pita tersebut. Pita tersebut terbang menghampiri Xia Mo dan ditangkap olehnya. Semua menatap kearah Xia Mo. (takdir kali yah tuh pita nyamperin pemiliknya..)
Tuan muda mendatangi Xia Mo. Xia Mo mau menyerahkan pita tersebut tapi tuan muda malah menyodorkan tangannya dan menyuruh Xia Mo mengikatkannya di tangannya. Xia Mo kaget dan ia jadi teringat saat tuan muda menghadiahkan pita itu dan memakaikannya dirambutnya. Xia Mo pun mau tidak mau mengikatkan pita itu di tangan tuan muda. Tiba-tiba ada wartawan yang memotret kejadian itu. Xi Meng ingin menghentikan wartawan itu tapi tuan muda melarangnya. (ihh…. Tatapan tuan muda tajam banget ) Tuan muda pun pergi meninggalkan Xia Mo, ia tidak suka difoto tapi ia buat pengecualian karena ia ingin melihat seperti apa foto yang akan muncul besok di Koran.
Luo Xi berkemas-kemas di apartemennya. Ia mengambil beberapa kaset dan foto dirinya dengan Xia Mo kemarin. Sementara Xia Mo hanya terduduk di sofa seperti sedang berpikir. Luo Xi bilang kalau ia akan pergi ke Jepang untuk promosi. Luo Xi lalu mendekati Xia Mo dan Tanya apa yang sedang dipikirkan. Ia juga bilang Xia Mo adalah miliknya. Xia Mo tersenyum mendengarnya dan balik nanya apa Luo xi sudah mengemasi barangnya. Xia Mo lalu memeriksa barang bawaan Luo Xi dan mengatakan kalau Luo Xi lupa membawa obat. Luo Xi tersenyum memandang Xia Mo yang perhatian. Xia Mo lalu mengambil obat-obatan dan menyuruh Luo Xi untuk meminum vitaminnya setiap hari dan segera ke dokter bila sakit.
Luo Xi menarik Xia Mo dan bilang seandainya kalau ia sakit apakah Xia Mo akan terbang ke Jepang untuk menengoknya. Ia bilang akan sakit karena pasti akan sangat merindukan Xia Mo. Luo Xi bilang jika seandainya ia akan mati ia ingin melihat wajah Xia Mo terakhir kalinya sebelum mati. Xia Mo Cuma tersenyum lalu Luo xi bilang kalau pertanyaannya sangat kekanakan. Tapi Xia Mo bilang tidak itu pertanyaan serius jadi ia akan langsung pergi menemui Luo Xi, berada disisinya, memberikan obat dan menjadi dokter bagi Luo Xi. (ternyata Luo Xi kurang kasih sayang yah…. Kasihan ) dan terus bersama Luo Xi. Luo Xi senang mendengarnya, ia meminta Xia Mo terus mengingatnya, dan jangan menemui tuan muda apalagi bicara dengannya karena itu akan membuat ia sedih. Xia Mo berjanji. Lalu Luo Xi menyolek hidung Xia Mo dan memegang dagunya seperti mau dicium ternyata pura-pura mau menerkam wajah Xia Mo. (kayak harimau aja yah Luo Xi )
Luo Xi pun terbang ke Jepang. Luo Xi berdiri di pelabuhan menatap laut. Asistennya mengingatkan untuk segera ke lokasi syuting. Sejak tiba di Jrepang Luo Xi tampak pendiam, asistennya bertanya apa Luo Xi baik-baik saja. Luo Xi menjawab ia baik hanya ia jadi ingat waktu ia kuliah dulu. Asistennya pun pergi membiarkan Luo Xi sendiri. Luo Xi teringat kejadian saat ia diganggu 3 orang preman yang mengambil tasnya dan mengeluarkan isinya termasuk dompetnya. Ia berusaha menyelamatkan dompetnya tapi tidak berhasil. (flashbacknya lebih detail neh… tapi maaf aku ringkas aja yah) Pan Nan menolongnya, merawatnya. Luo Xi mencari sketsa foto Xia Mo di tong sampah. Semua orang melihatnya aneh. Karena tidak berhasil menemukannya Luo Xi menangis lalu ia sadar ada pelukis sedang melukis dari sketsa itu. Ia pun memperebutkan sketsa itu dan bilang itu miliknya. Si pelukis juga gak mau ngalah dan bilang itu punya dia jika Luo Xi mau maka beli aja.Luo Xi meminta pelukis itu memberikan foto itu baru nanti ia kasih uangnya. Pan Nan datang dan membayar foto itu.
Kembali ke masa sekarang Luo Xi melihat dompetnya dan sketsa foto itu masih ada di dompetnya. Ia tersenyum. Asistennya datang memberitahu kalau sudah saatnya pergi karena syuting akan segera dimulai. Luo Xi pun bergegas ke sana diikuti asistennya.
Di lokasi syuting Luo Xi semuanya berjalan lancar. Saat waktu istirahat asistennya menyampaikan kalau ada wawancara dengan stasiun TV Jepang. Luo Xi tidak focus ia malah membaca Koran dan melihat berita tentang Xia Mo dan tuan muda. Luo Xi menyuruh asistennya Jenny untuk memesankan tiket pulang karena ia akan pulang.
Jenny kaget dan bilang kalau jadwal Luo Xi sangat padat. Jika tidak melihat Luo Xi dalam 10 menit maka produser tentu akan tidak senang. Intinya Luo Xi gak bisa pulang.
Zhen En mengomentari foto Xia Mo dan tuan muda dan bilang dalam foto itu kalian berdua terlihat romantis. Xia Mo malah bilang apa Zhen En sudah bosan jadi manajernya. Zhen En buru-buru meralat kalau ia hanya melihat perasaan dalam foto itu. Zhen En juga menambahkan kalau pasti wartawan akan menyangka kalau Xia Mo dan Tuan muda adalah pasangan kekasih. Jelas aja Xia Mo langsung membantah. Zhen En terus bilang kalau sepertinya tuan muda masih menyukai Xia Mo, itu terlihat dari cara tuan muda memndang Xia Mo. Zhen En pun langsung berhenti bicara karena sadar ia sudah memasuki daerah privasi Xia Mo, ia pun minta maaf.
Xia Mo dan Zhen En berpapasan dengan tuan muda di tangga. Xia Mo hanya menganggukkan kepala pada tuan muda. Zhen En protes kenapa Xia Mo tidak tersenyum atau mngucapkan salam. Zhen En bilang sekarang Xia Mo akan sering berjumpa dengan tuan muda. Bisa-bisa Zhen En yang kena serangan jantung karena tegang. Xia Mo hanya tersenyum.
Ling Hao tampak banyak pikiran. Ia hamper saja menjatuhkan gelasnya. Untung Xia Mo datang dan mengambil gelas itu dari tangan Ling Hao. Xia Mo Tanya ada apa dengan Ling Hao. Ling Hao menjawa ia sering tidak bisa tidur karena memikirkan siapa yang akan dia pilih Cai Na atau Bing Tong. Xia Mo bilang Ling Hao terlalu menghayati peran. Lalu Zhen En datang membawa berita, ia menyuruh Xia Mo memilih berita baik dulu atau buruk. Xia Mo milih berita buruk. Zhen En bilang kalau Hui Ni masih sakit. Xia Mo menimpali kalau Hui Ni sakit berarti mereka bisa pulang lebih cepat (aka syuting dibatalkan atau diundur. Pantesan seneng libur.). Xia Mo lalu nanya ke Ling Hao bagaimana keadaannya Hui Ni. Apa ia sudah berobat ke dokter.
Saat perjalanan ke rumah, Zhen En dan Xia Mo melihat layar raksasa. Ia melihat Hui Ni sedang konferensi pers. Hui Ni mengatakan kalau ia dan Ling Hao sudah pacaran 2 tahun tapi karena Xia Mo mereka putus. Zhen En dan Xia Mo kaget mendengar pengakuan Hui Ni yang menjelek-jelekkan Xia Mo dan bilang kalau Xia Mo sering menemui Ling Hao di apartemennya. Zhen En ditelepon dan diminta membawa Xia Mo ketempat yang aman. Xia Mo masih kaget atas kejadian itu. Zhen En menarik lengan Xia Mo dan membawanya pergi.
Zhen En kesal melihat tayangan konferensi pers Hui Ni. Saking kesalnya ia melempar makanan yang ia makan kearah TV. Xia Mo menelpon adiknya dan menyuruhnya untuk tidak menonton TV, membeli Koran, dan online. Xia Mo bilang ia akan baik-baik saja. Zhen En bingung kenapa Xia Mo masih bisa tenang dalam situasi seperti ini. Lalu ia mendengar pengakuan Hui Ni yang bikin kesal, dilempar deh tuh TV pake bantal. Xia Mo tidak bisa mentolerir bahkan memaafkan kejadian ini. Ia tidak punya pilihan lain selain berperang melawan Hui Ni. (hehe… lebay euy )
0 comments:
Post a Comment