Do you like this story?
Xiang Yu Ping pulang ke rumah tengah malam. Sampai di rumah dia melihat Yang Guo sudah lama menunggunya untuk menyerahterimakan tugasnya hari ini. Yang Guo ingin bicara dengan Bosnya, Yu Ping mengiranya ingin meminta tambahan uang lembur.
"Apa kau mengira semua di dunia ini karena uang? Bocah-bocah ini perlu kasih sayang darimu, yang tidak bisa aku berikan pada mereka", kata Yang Guo.
Yang Guo lalu menunjukan undangan dari sekolah untuk orang tua agar menyaksikan penampilan anak-anak di panggung dalam rangka ulang tahun sekolah mereka. Yang Guo menceritakan biasanya orang tua sangat antusias mendukung penampilan anaknya. Namun keponakannya Yu Fei dan Yu Ting tahu, mereka tidak punya orang tua/paman yang perhatian seperti itu sehingga mereka tidak memberikan undangan itu pada pamannya, tapi Yang Guo sendiri yang berinsiatif.
Yang Guo lalu menunjukan undangan dari sekolah untuk orang tua agar menyaksikan penampilan anak-anak di panggung dalam rangka ulang tahun sekolah mereka. Yang Guo menceritakan biasanya orang tua sangat antusias mendukung penampilan anaknya. Namun keponakannya Yu Fei dan Yu Ting tahu, mereka tidak punya orang tua/paman yang perhatian seperti itu sehingga mereka tidak memberikan undangan itu pada pamannya, tapi Yang Guo sendiri yang berinsiatif.
Keesokan pagi ketika sarapan dalam suasana dingin seperti biasa, tiba-tiba Yu Ping bicara.
"Aku sudah lihat undangannya", katanya agak cuek sambil menyimpan koran.
Keponakannya agak kaget dengan perhatian kecil pamannya itu. Yang Guo mulai lega dan meminta anak-anak menyambut baik perhatian pamannya itu. Namun Yu Fei tidak percaya, kalo pamannya mau datang. Yu Ping langsung menelepon sekretarisnya dan berkata di depan mereka dan minta agar jam 2 nanti saat penampilan keponakannya jadwalnya dikosongkan.
Yu Fei diam-diam lega, dan Yu Ting sang adik sangat senang."Aku sudah lihat undangannya", katanya agak cuek sambil menyimpan koran.
Keponakannya agak kaget dengan perhatian kecil pamannya itu. Yang Guo mulai lega dan meminta anak-anak menyambut baik perhatian pamannya itu. Namun Yu Fei tidak percaya, kalo pamannya mau datang. Yu Ping langsung menelepon sekretarisnya dan berkata di depan mereka dan minta agar jam 2 nanti saat penampilan keponakannya jadwalnya dikosongkan.
Di kantor Yu Ping menyelesaikan meeting agar bisa ke sekolah tepat waktu. Yu Ting menelepon pamannya dan bahagia mengetahui pamannya bersiap-siap pergi.
Namun malangnya tiba-tiba kantor Yu Ping disantroni sekelompok preman bertopeng dan membawa tongkat pemukul.
Mereka yang punya dendam kasus hukum dengan Yu Ping merusak kantor Yu Ping. Yu Ping batal datang ke sana dan tidak punya kesempatan dan lupa untuk menelepon. Yu Fei dan Yu Ting kecewa.
Masalah Yu Ping tak sampai di situ. tiba-tiba dia juga mendengar gosip di media masa tentang pacarnya Hui Fan. Publik masih mencari tahu siapa sebenernya kekasih Hui Fan dan mengira dia berkencan dengan seorang produser. Yu Ping sangat sensitif dengan berita itu, sakit maagnya mulai kambuh lagi.
Yu Ping pulang ke rumah dalam kedaan letih badan, pikiran dan hati. Di Rumahnya Yang Guo sudah menunggunya. Yang Guo begitu kecewa karena Yu Ping tidak bisa memenuhi janjinya kepada anak-anak. Yang Guo mengomeli Yuping.
Masalah Yu Ping tak sampai di situ. tiba-tiba dia juga mendengar gosip di media masa tentang pacarnya Hui Fan. Publik masih mencari tahu siapa sebenernya kekasih Hui Fan dan mengira dia berkencan dengan seorang produser. Yu Ping sangat sensitif dengan berita itu, sakit maagnya mulai kambuh lagi.
Yu Ping pulang ke rumah dalam kedaan letih badan, pikiran dan hati. Di Rumahnya Yang Guo sudah menunggunya. Yang Guo begitu kecewa karena Yu Ping tidak bisa memenuhi janjinya kepada anak-anak. Yang Guo mengomeli Yuping.
"Anak-anak ini sebenarnya berulah pada pengasuh karena ingin mencari perhatian darimu. Apa kamu ini sekolah tinggi-tinggi tidak bisa mengobservasi bahwa mereka membutuhkan kasih sayang!"
Yu Ping kesal karena Yang Guo berani padanya
"Apa kau ini mau dipecat!", Yuping kesal.
"Ayo pecat saja, pecat. Aku bahkan yang ingin memecat orang sepertimu! dasar orang yang tidak punya hati dan perasaan!"
Yu Ping tak kuat lagi, sakit maagnya langsung menyerang lagi dia terduduk kesakitan.
Yu Ping kesal karena Yang Guo berani padanya
"Apa kau ini mau dipecat!", Yuping kesal.
"Ayo pecat saja, pecat. Aku bahkan yang ingin memecat orang sepertimu! dasar orang yang tidak punya hati dan perasaan!"
Yu Ping tak kuat lagi, sakit maagnya langsung menyerang lagi dia terduduk kesakitan.
Yang Guo kaget, dia mencari obat di saku Yuping ternyata sudah abis. Dia lalu mencari ke kamar. Namun begitu dia kembali, Yu Ping tidak bergerak dan pingsan. Yang Guo panik.
Yang Guo berhasil membawa Yu Ping ke rumah sakit, dia diopname dan masih tak sadarkan diri. Kakaknya Yang Duo, diminta menggantikannya menjaga anak-anak. Kakaknya berkata bahwa tadi banyak masalah yang menimpa Yuping, bahkan kantor mereka sampe dirusak preman.
Yang Guo berhasil membawa Yu Ping ke rumah sakit, dia diopname dan masih tak sadarkan diri. Kakaknya Yang Duo, diminta menggantikannya menjaga anak-anak. Kakaknya berkata bahwa tadi banyak masalah yang menimpa Yuping, bahkan kantor mereka sampe dirusak preman.
Yang Guo tiba-tiba sadar dia tadi berani marah-marah pada bosnya itu. dia ingat itu langsung panik takut benar-benar dipecat. Yu Ping sempat tersadar mendengarnya namun pura-pura tidur lagi dan tersenyum melihat Yang Guo menyesal dan panik. Yang Guo bahkan berusaha memantrai Yu Ping agar Yu Ping lupa kejadian tadi.
Yu Ping lalu pura-pura bangun dan lupa dia di mana dan siapa Yang Guo itu. Yang Guo merasa mantranya berhasil. Yu Ping tidak habis pikir mengapa Yang Guo ini begitu tolol hehe...
Yu Ping lalu berkata bahwa setelah sekian banyak yang Yang Guo berikan kepada keponakannya
"Berapa kenaikan gaji yang kau minta, kau sudah melebih tugas seorang pengasuh"
Yang Gua kesal karena lagi-lagi soal uang. Dia rasanya ingin memukuli kepala Yu Ping
Yu Ping lalu berkata bahwa setelah sekian banyak yang Yang Guo berikan kepada keponakannya
"Berapa kenaikan gaji yang kau minta, kau sudah melebih tugas seorang pengasuh"
Yang Gua kesal karena lagi-lagi soal uang. Dia rasanya ingin memukuli kepala Yu Ping
"Dang..dang..dang..dang, ini karena aku menyukai mereka!"
"Bukannya mereka kerap menjahilimu?!"
"Mereka berbuat begitu hanya untuk mencari perhatianmu, hanya tinggal boss keluarga mereka!"
Yang Guo lalu pulang ke rumah Yu Ping untuk membawakan baju-baju keperluan bosnya. Kakaknya langsung marah-marah begitu tahu Yang Guo menolak kenaikan gaji!
Yang Guo kembali lagi ke rumah sakit, Yu Ping sudah tertidur. Dia memperhatikan bosnya yang tertidur.
"Dia pengacara hebat, namun kasian saat begini dia hanya sendirian", Yang Guo simpati
Dia menjaga Yuping, lalu memperhatikan wajah Yu Ping tak sengaja dia senang dengan bau Yu Ping yang harum, rambutnya yang lembut. Yang Guo juga tak sengaja memegang dan mengagumi alisnya yang tebal, bulu matanya yang panjang, hidungnya yang mancung dan kulitnya yang cerah.
"Bukannya mereka kerap menjahilimu?!"
"Mereka berbuat begitu hanya untuk mencari perhatianmu, hanya tinggal boss keluarga mereka!"
Yang Guo lalu pulang ke rumah Yu Ping untuk membawakan baju-baju keperluan bosnya. Kakaknya langsung marah-marah begitu tahu Yang Guo menolak kenaikan gaji!
Yang Guo kembali lagi ke rumah sakit, Yu Ping sudah tertidur. Dia memperhatikan bosnya yang tertidur.
"Dia pengacara hebat, namun kasian saat begini dia hanya sendirian", Yang Guo simpati
Dia menjaga Yuping, lalu memperhatikan wajah Yu Ping tak sengaja dia senang dengan bau Yu Ping yang harum, rambutnya yang lembut. Yang Guo juga tak sengaja memegang dan mengagumi alisnya yang tebal, bulu matanya yang panjang, hidungnya yang mancung dan kulitnya yang cerah.
"Kau ini memang berwajah tampan",Yang Guo terpesona. Namun Yang Guo tiba-tiba sadar dia tak boleh jatuh hati bahkan secara fisik tertarik pada bosnya. Dia lalu langsung senam dan gerak badan untuk melupakan pikirin-pikiran anehnya.
Hari sudah pagi, ketika Yu Ping terbangun. Dia terkejut mengetahui, Yang Guo duduk tertidur di tangannya. Suster yang baru masuk melarang Yu Ping membangunkannya.
Hari sudah pagi, ketika Yu Ping terbangun. Dia terkejut mengetahui, Yang Guo duduk tertidur di tangannya. Suster yang baru masuk melarang Yu Ping membangunkannya.
"Biarkan dia istirahat, pacarmu itu semalam tak mau tidur karena ingin menjagamu. dia bahkan lari dengan panik saat mengetahui infusmu akan habis"
"Tapi dia itu bukan..."
"Eits untuk pacar sebaik itu kau harusnya cepat sembuh jangan banyak bicara"
Yu Ping memperhatikan Yang Guo yang sedang tertidur, dia teringat pertemuannya pertama kali dengan gadis di depannya ini di restoran. Pertemuan yang mengesalkan. Juga pertemuan ke dua mereka saat Yang Guo nyaris tertabrak.
Yuping menyadai sesuatu
"Dia sebenernya gadis yang lucu. Andai saja dia bukan seorang lesbian..."
"Tapi dia itu bukan..."
"Eits untuk pacar sebaik itu kau harusnya cepat sembuh jangan banyak bicara"
Yu Ping memperhatikan Yang Guo yang sedang tertidur, dia teringat pertemuannya pertama kali dengan gadis di depannya ini di restoran. Pertemuan yang mengesalkan. Juga pertemuan ke dua mereka saat Yang Guo nyaris tertabrak.
Yuping menyadai sesuatu
"Dia sebenernya gadis yang lucu. Andai saja dia bukan seorang lesbian..."
Namun tiba-tiba Yu Ping malu dengan lintasan pikirannya sendiri
"Aku ini sebenarnya sakit maag atau sakit otak sehingga memikirkan gadis lesbian sepertinya", desahnya panik.
Yang Duo, tertidur di sofa rumah Yu Ping. Dia teringat harus mengurusi keponakan Yu Ping sekarang. Saat menyiapkan sarapan ada seorang tamu yang datang.
Yang Duo terpesona akan tamu itu, Qi Ke Zhong, seorang yang mempesonanya dan pernah merasakan tertidur berdampingan di etalase toko. Yang Duo begitu lega mengetahui interior desainer kenamaan itu ternyata sahabat bosnya, apalagi ternyata Ke Zhong mengenal juga adiknya.
"Aku ini sebenarnya sakit maag atau sakit otak sehingga memikirkan gadis lesbian sepertinya", desahnya panik.
Yang Duo, tertidur di sofa rumah Yu Ping. Dia teringat harus mengurusi keponakan Yu Ping sekarang. Saat menyiapkan sarapan ada seorang tamu yang datang.
Yang Duo terpesona akan tamu itu, Qi Ke Zhong, seorang yang mempesonanya dan pernah merasakan tertidur berdampingan di etalase toko. Yang Duo begitu lega mengetahui interior desainer kenamaan itu ternyata sahabat bosnya, apalagi ternyata Ke Zhong mengenal juga adiknya.
Keesokan harinya menuju sekolah, Yang Guo berusaha menjelaskan pada Yu Fei dan Yu Ting bahwa kemarin pamannya memang sedang ada masalah, dan sekarang sedang sakit parah di rumah sakit. Tiba-tiba datang 2 orang yang menyetop mereka bertiga dan mengaku mengenal Xiang Yu Ping. Mereka mengaku diminta Yu Ping menjemput untuk bertemu anak-anak. Yu Fei yang pintar tak percaya, namun dengan sedikit mengakali gerombolan orang itu berhasil membawa mereka dengan paksa ke mobil dan menculik mereka bertiga.
Yang Guo, Yu Fei, Yu Ting dibawa ke sebuah gudang dan diikat. Penculik lalu menghubungi Yu Ping yang masih ada di rumah sakit. Yu Ping saat itu sedang memikirkan Yang Guo. Yu Ping terkejut, punculik mengancamnya untuk mengikuti kemauannya dan tidak melapor polisi.
Yu Ping diam-diam pergi dari kamar perawatannay di rumah sakit. Dia naik taksi ke suatu tempat. lalu penculik menjemputnya dengan keadaan mata Yu Ping tertutup. Yu Ping juga dibawa ke gudang yang sama dengan Yang Guo dan keponakannya.Dengan kerja sama Yu Ping dan Yang Guo, mereka berhasil menjatuhkan penjaga dan berusaha kabur.
Namun Yu Ping yang sebenarnya masih lemah tak sanggup berlari. Dia meminta keponakannya dan Yang Guo lari ke arah yang berbeda agar tidak mudah ditemukan. Yu Ping berpesan pada Yu Fei
"Yu Fei, aku titipkan adikmu pada mu, larilah secepatnya. lalu sembunyi. jangan keluar sampai kau melihat polisi"
Yu Fei begitu terharu. Dia menyesal selama ini menganggap pamannya tidak mencintai mereka. Yu Ping berpelukan dengan ke 2 keponakannya sebelum berpisah (hiks ko aku ikut terharu).
"Yu Fei, aku titipkan adikmu pada mu, larilah secepatnya. lalu sembunyi. jangan keluar sampai kau melihat polisi"
Yu Fei begitu terharu. Dia menyesal selama ini menganggap pamannya tidak mencintai mereka. Yu Ping berpelukan dengan ke 2 keponakannya sebelum berpisah (hiks ko aku ikut terharu).
Para penculk itu datang mengejar Yu Ping dan berhasil menangkapnya lagi. Mereka pun berhasil menemukan dan menangkap Yang Guo. Mereka ingin menembak mereka berdua Yu Ping. Yang Guo ketakutan. Yuping memeluk Yang Guo.
Namun lalu Yu Ping berkata bahwa suara tembakan semakin mudah diketahui poisi.karena polisi pasti sudah melacak posisinya lewat HPnya. Penculik berusaha pergi dari sana, tapi sebelum pergi mereka memaksa memasukkan bom mulut kecil ke mulut Yu Ping. Mereka berkata bom itu ada timernya dan juga bisa meledak jika Yu Ping membuka mulutnya.
Yang Guo begitu khawatir, dia membujuk Yu Ping untuk membiarkannya mengambil, menggigit dan melemparkan bom itu.
"aku sangat ahli melemparkan dan memuntahkan sesuatu dari mulutku"
Yu Ping tentu tidak mau membiarkan Yang Guo membahayakan dirinya. Yang Guo terus membujuk.
"Kau harus tetap hidup demi Yu Fei dan Yu Ping, Jika aku tidak ada, hanya kakaku yang kehilanganku. Namun jika kau tidak ada, Yu Fei dan Yu Ting menjadi anak panti asuhan"
Yang Guo dengan ke dua tanga terikat berusaha mengambil bom di mulut Yu Ping dengan menggunakan mulutnya.
Yang Guo begitu khawatir, dia membujuk Yu Ping untuk membiarkannya mengambil, menggigit dan melemparkan bom itu.
"aku sangat ahli melemparkan dan memuntahkan sesuatu dari mulutku"
Yu Ping tentu tidak mau membiarkan Yang Guo membahayakan dirinya. Yang Guo terus membujuk.
"Kau harus tetap hidup demi Yu Fei dan Yu Ping, Jika aku tidak ada, hanya kakaku yang kehilanganku. Namun jika kau tidak ada, Yu Fei dan Yu Ting menjadi anak panti asuhan"
Yang Guo dengan ke dua tanga terikat berusaha mengambil bom di mulut Yu Ping dengan menggunakan mulutnya.
Yu Ping menhindar, namun Yang Guo berhasil juga merebutnya dari mulut Yu Ping, dan langsung meludahkan dan melontarkan bom itu jauh-jauh. Mereka berdua berhasil selamat, bom itu meledak di luar. Yu Ping dengan sigap melindungi Yang Guo dari percikan ledakan bom.
Tak lama kemudian polisi pun datang ke lokasi dan berhasil menangkap penculik-penculik itu. Yu Fei dan Yu Ting pun selamat.
Di rumah Yu Ping, mereka mengadakan makan-makan (syukuran bahasa kita mah) karena berhasil selamat dari musibah. selain dia dan keponakannya datang di sana Yang Guo dan pacar lesbian pura-puranya, juga Yang Guo dan Qi Ke Zhong. Yang Guo bercerita dengan gaya tulang obat mengenai kepahlawanan Yu Ping, bahaya bom yang mengancam mereka juga dirinya yang berhasil memuntahkan bom itu.
Tiba-tiba Yan Ling dan Yang Duo ada yang membuat mereka heran.
"Katamu bom itu ada di mulut Yu Ping tapi mengapa kau bilang kau yang melontarkannya?"
Tak lama kemudian polisi pun datang ke lokasi dan berhasil menangkap penculik-penculik itu. Yu Fei dan Yu Ting pun selamat.
Di rumah Yu Ping, mereka mengadakan makan-makan (syukuran bahasa kita mah) karena berhasil selamat dari musibah. selain dia dan keponakannya datang di sana Yang Guo dan pacar lesbian pura-puranya, juga Yang Guo dan Qi Ke Zhong. Yang Guo bercerita dengan gaya tulang obat mengenai kepahlawanan Yu Ping, bahaya bom yang mengancam mereka juga dirinya yang berhasil memuntahkan bom itu.
Tiba-tiba Yan Ling dan Yang Duo ada yang membuat mereka heran.
"Katamu bom itu ada di mulut Yu Ping tapi mengapa kau bilang kau yang melontarkannya?"
Yang Guo dan Yu Ping langsung panik, mereka malu untuk menceritakan bahwa Yang Guo mengambil langsung bom itu di mulut Yuping dengan mulutnya.
Yu Ping kemudian mengarang cerita yang sedikit lain dan langsung didukung oleh Yang Guo mereka lalu berusaha mengalihkan pembicaraan.
45 menit aja dulu ya/bersambung ke part 2 jadinya...
45 menit aja dulu ya/bersambung ke part 2 jadinya...
0 comments:
Post a Comment