Do you like this story?
"Kau harus kembali ke rumah Seung Jo. Kau kan tau seberapa besar keinginanku agar kita semua hidup bersama dengan bahagia. Dan lebih baiklah pada Ha Ni. Dia menyangka bahwa kau pindah karenanya."
Ibu, kau selalu saja mengkhawatirkan Oh Ha Ni.
Tapi jangan khawatir.
Suatu hari nanti, Ha Ni akan menemukan jalannya.
Dia lebih kuat dari yang kau pikirkan.
"Aku akan menentukan apa yang ingin aku lakukan dalam hidupku. Aku tidak ingin kau yang selalu menentukan jalan hidupku. Kau bahkan tidak pernah menanyakan pendapatku mengenai keluarga Ha Ni yang kembali kemari... kau melakukan semua yang kau inginkan.
Jadi silahkan Ibu lakukan apa yang Ibu inginkan."
Ibu, kau membuat hidupku menjadi sulit.
Aku berharap kau akan berhenti mengontrol hidupku sesuai
dengan yang kau inginkan.
Walaupun kau mengatas namakan hal yang kau lakukan ini demi cinta....
Setelah kejadian kau memakaikan baju perempuan padaku, aku tidak memiliki teman. Semua orang mengangguku dan aku pun menjadi penyendiri.
Dan karena aku lebih pintar dari yang lainnya, aku pun semakin di ganggu.
Jadi suatu hari, aku kehilangan kata-kataku.
Bahkan jika aku mengatakan apa yang aku tau, dunia tidak mendengarkannya.
Sangat sulit untuk mengekspresikan perasaanku padamu Ibu. Kau Ibu yang menginginkan seorang anak perempuan dan melampiaskannya padaku.
Tapi sekarang, aku akan mencari jati diriku.
Dunia dimana aku dapat berdiri tanpa bantuan orang lain.
Dunia dimana tidak ada yang dapat mengaturku
dan aku dapat bertahan di jalanku sendiri.
Whooos~ seperti angin, Ha Ni pergi begitu saja.
Apakah dia marah padaku?
Karena aku tidak mengatakan bahwa dia pacarku?
Ini tetap sulit.
Mencoba menjelaskan dan memperlihatkan diriku di depan orang lain.
Aku tidak ingin membicarakan masalah kita di depan orang yang tidak mengenal kau dan aku secara baik.
Karena mereka akan memikirkan hal ini sesuai dengan yang mereka inginkan, Cerita seperti apa menurutmu yang mereka akan fikirkan hah?
Ini akan menyebar kemanapun... dan melukai perasaan orang lain.
Tapi kau menempati ruang di hatiku yang tidak dapat di masuki oleh orang lain.
Orang yang hanya aku dapat katakan mengenai pikiran ini berkeliaran pada.... hanya satu orang yang menempati pikiran ini.
Itu kau, Oh Ha Ni.
Apa aku mengambil keputusan yang benar?
Apakah keputusanku untuk mengambil jurusan kedokteran ini adalah hal yang aku inginkan?
Bapaku, dia menginginkan agar aku mempelajari bisnisnya.
Ha Ni, dia menginginkan aku masuk jurusan kedokteran.
Aku mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan terpengaruh dengan apa yang orang tuaku inginkan. Tapi... Kenapa aku sangat terpengaruh dengan yang Ha Ni inginkan?
"Baek Seung Jo kau dapat melakukan segalanya. Jika kau menjadi dokter maka kau dapat menyembuhkan penyakit No Ri dan membantu orang di dunia ini."
Aku tidak dapat melupakan tatapanmu malam itu...
Matamu seolah berbinar saat mengatakan kata-kata itu padaku.
Mulai hari itu, secara diam-diam aku mulai belajar untuk jurusan kedokteran.
Dan mengejutkan, aku sangat menikmatinya.
Dan karena ini sedikit berbeda dari semua yang telah aku pelajari sebelumnya,
maka ini sangat menyenangkan untuk menjelajahinya.
Itu lah sebabnya mengapa aku memutuskan mengambil jalan ini.
Jalan yang kau bukakan untukku.
"Apa kau sedang memikirkan sesuatu? Aku dapat membantumu."
Jika hanya kau yang dapat membantuku...
Kau seharusnya melihat ekspresi wajahku yang suram dan mengikutiku kemari.
Karena antena hatimu selalu selalu fokus padaku, benar bukan?
(Antena? Hmm kaya di My Girlfriend is a Gumiho)
Lalu, apakah aku harus memulai berkonsultasi dengan kau?
Temanku Oh Ha Ni!
"Aku... Aku akan mengambil jurusan kedokteran. Aku tidak tahu apakah ini hal yang baik untukku atau tidak. Tapi untuk pertama kalinya aku menikmati sesuatu yang aku lakukan."
Aku... melakukan apa yang kau inginkan. Apa kau ingat apa yang kau katakan?
Aku pikir kau akan senang...
Tapi ekspresi wajahmu sepertinya lupa dengan apa yang kau katakan.
Dasar Oh Ha Ni bodoh!
Semua yang kau katakan padaku memiliki arti untukku.
Aku mengingat semuanya...
Pekerjaan yang harus aku lakukan...
Bekerja di bidang yang aku sukai dan membantu orang lain.
Menjadi dokter dan menyembuhkan penyakit No Ri.
Hidupku berubah karena apa yang katakan,
Kau tiba-tiba memberikan arti penting hidupku.
Kau melamun dan menabrak bangku dengan sepedahmu itu.
"Tentu kau adalah Oh Ha Ni yang ceroboh."
Kau terlihat murung saat mengatakan padaku bahwa semua temanmu sudah memutuskan apa yang akan mereka inginkan... ini membuatku ingin mendengar sedikit ceritamu seperti saat kau mendengarkan ceritaku beberapa hari yang lalu itu.
"Katakanlah! Aku akan mendengarkan apa mimpimu itu."
"Kau lihat.... Kau dokter di sebuah desa kecil dan aku akan menjadi suster. Aku akan membantumu setiap saat dan bekerja keras. Menggendong bayi yang menangis dan malakukan hal lainnya."
"Tapi ada masalah dengan mimpi ini."
"Ya. Jika kau menjadi pilot maka aku akan menjadi pramugari. Jika kau menjadi pemain golf profesional maka aku akan menjadi caddy. Ini sangat sederhana dan berubah-ubah apa yang aku inginkan itu. Mimpiku selalu berkaitan denganmu Baek Seung Jo, aku tidak dapat berkerja jika sendiri."
Kau mengatakannya dengan penyesalan dan tersipu malu,
tapi sesungguhnya aku merasa senang.
Karena di rencana mimpimu itu..... ada aku.
Tapi tingkatmu... Apakah mungkin kau masuk jurusan perawat?
"Impianmu cukup tinggi. Bekerja keraslah untuk mencapainya, Benar bukan?"
Aku menepuk pundak Ha Ni...
Cara kau melakukan hal itu padaku...
Ketika aku pergi untuk ujian.
Di mobil saat dalam perjalanan menuju pantai.
Saat kita mendapatkan boneka di mesin mainan.
Seperti itulah, kau selalu ada di pikiranku.
Jadi hari ini aku juga menepuk pundakmu.
Oh Ha Ni, berjuanglah~
Aku akan berharap dan berdoa agar kau dapat mencapai mimpimu.
Walaupun ini berat tapi kau adalah siput Nabi Nuh.
Aku akan menunggu. Hingga hari dimana kau dan aku bersama-sama menggunakan jas lab berwarna putih.
"Seung Jo yah! Kau memutuskan jurusanmu tanpa berkonsultasi denganku?"
Bapaku sangat marah.
Bapaku yang selama ini sedikit berbicara tiba-tiba saja marah besar.
"Aku ingin melanjutkan hidupku untuk sesuatu yang aku nikmati."
"Kau tidak akan melanjutkan bisnis ku?"
"Aku akan menjadi dokter dan aku tidak akan melanjutkan bisnismu!"
Tegas namun dingin. Ya aku membantah semua pendapat Bapaku itu.
Karena apa yang Bapaku rencanakan untukku bukanlah sesuatu hal yang benar-benar aku ingin lakukan.
Tapi aku menyesal. Tidak seharusnya aku berkata seperti itu pada Bapaku
Karena kata-kataku ini begitu dingin dan tegas.
Aku menyesal...
Kata-kata itu menikam diriku sendiri dan Bapaku.
Melihat Bapaku memegang dadanya dan tiba-tiba terjatuh.
Untuk pertama kalinya aku menyadari bahwa
suatu saat aku dapat kehilangan Bapaku.
Seseorang yang begitu baik,
Orang yang selalu tersenyum setiap dia melihat kami.
Orang yang selalu disisiku walaupun aku bertingkan begitu dingin.
Orang yang selalu melindungi kami.
Suatu saat akan datang hari dimana dia akan pergi dari sisi kita.
Ketakutan itu menyelimuti seluruh tubuhku.
Tumpukan berkas itu seperti gunung.
Bapaku selalu melakukan pekerjaan ini setiap hari.
Ya melakukan ini setiap hari tanpa kegagalan...
Bapaku yang selalu pulang terlambat setiap hari....
Kenapa aku tidak pernah memijat bahunya yang kelelahan?
Kau terlihat sungguh lelah.
'Apakah ada sesuatu yang dapat aku bantu?'
Kenapa aku tidak pernah dapat mengatakan hal itu padanya?
Mengapa aku tidak pernah berbicara dengan baik padanya?
Aku benar-benar laki-laki yang bruuk...
Aku malu pada diriku sendiri...
Benar-benar... Apakah aku ini sungguh jenius?
Apa ini terjadi kembali?
Bertindak seperti pengantin baru!
Ini benar-benar kau Oh Ha Ni!
Meskipun dalam situasi seperti ini, kau masih dapat hidup dengan sukacita.
Terima kaish. Untuk membuatku tertawa.
Saat aku merasa bosan dengan pekerjaan di kantor,
setiap aku meningatmu maka aku akan tersenyum.
Setiap saat kepalaku sakit karena pekerjaan ini,
aku melihat ke jendela dan membayangkan dirimu yang bekerja keras melakukan pekerjaan rumah. Ya setiap membayangkan hal itu aku tersenyum.
Ini pasti sulit bagimu untuk memasak, mencuci pakaian,
membersihkan, dan tetap pergi ke kampus.
Meskipun ini bukan keahlianmu. Aku berterima kasih padamu.
Kau yang selalu melakukan segalanya dengan seluruh kemampuanmu
dan senyuman cerah di wajahmu itu.
Terkadang pikiran ini muncul di pikiranku,
Bagaimana jika aku menjadi suami? Dan kau menjadi istrinya?
Seperti apa nantinya? Apakah akan menyenangkan?
Tapi mungkin kita akan dapat mengatasi banyak situasi.
Ya ini lah situasi yang aku maksudkan...
Memakan talas yang tidak matang dengan baik.
Memakan kaldu yang begitu asin rasanya.
Aku pertama memakan talas dan ini rasnya seperti jahe,
Tapi lebih renyah dan rasanya tidak enak!
Tapi tetap aku harus memakannya.
Karena aku yakin kau pasti menderita sekali saat memasaknya.
Jika aku tidka memakannya,
Apakah kau akan kecewa?
Matamu mungkin akan terkulai sedih.
Seberapa banyak Eun Jo mengejekmu?
Aku terus mengkhawatirkanmu sekarang ini.
Setelah kau pergi saat itu, aku membantu pekerjaan rumah untuk sementara dan aku belajar banyak bahwa pekerjaan rumah bukanlah tugas yang mudah.
Aku merasa kehilanganmu.
Dan itu lah sebabnya bagiku kau itu sangat berharga.
Walaupun aku bilang akan makan di kantin saja, kau tetap memaksaku membawa bekal makan siang yang kau buat.
"Aku bangun pagi sekali demi membuat bekal ini..."
Bagaimana mungkin aku tidak menerimanya?
Aku tidak dapat menolak hatimu yang kau gunakan untuk membuat bekal ini.
Jadi dengan berhati-hati aku menerimanya.
Sekarang aku ingat bahwa tadi pagi aku mendengar suara berisik dari dapur.
Telur dadar berbentuk hati ini cukup bagus bentuknya...
Tapi apakah rasanya cukup enak?
Au bisa mengatakan bahwa kau menggunakan hatimu untuk membuat bekal ini, tapi justu ini membuatku semakin merasa tidak nyaman.
"Apakah pacarmu yang membuatkanny auntukmu?"
Itu adalah pertanyaan dari Manager.
Aku sendiri bingung kenapa aku tidak dapat mengatakan 'tidak'!
Sekarang, aku bahkan tidak bisa mengatakan 'tidak' pada orang lain.
Seberapa banyak jalan yang kau buat di dalam hatiku ini Oh Ha Ni?
Bong Jong Gu memberiku bekal makan siang buatannya
dan mengambil bekal makan siang buatan
Ha Ni untuk di makan oleh dia sendiri.
Bong Jong Gu.
Hari ini kau akan mengetahui Ha Ni yang sebenarnya.
Aku berharap dapat melihat ekspresimu begitu tau bahwa impianmu hancur. Aku berani berkata bahwa ini adalah hal yang cukup menyenangkan.
"Ini terlihat sepertinya Bapa akan melakukan operasi.
Aku pikir aku akan tetap berada di perusahaan untuk saat ini."
Kata-kata itu keluar dari mulutku.
Aku berharap bahwa itu bukan kata-kataku.
Tapi aku merasa begitu tidak berdaya,
mengenai kenyataan yang ada di hadapanku ini.
"Tapi bagaimana dengan keputusanmu untuk menjadi dokter?
Ini pertama kalinya kau ingin melakukan sesutu yang kau sukai.
Ini mimpimu....!"
Kau benar.... Untuk sesaat aku memiliki mimpi juga.
Tapi angin musim panas datang dan mimpi itu menghilang seperti fatamorgana.
Mimpiku ini pergi...
Aku memberikan alasan,
"Meskipun ini bukan yang aku inginkan.
Tapi Bapaku akan senang jika aku tetap bekeja di perusahaan."
Ya setidaknya ini setengah dari kesuksesan walaupun aku tidak senang...
"Seung Jo... apa yang akan kau lakukan dengan mimpimu! Mimpimu...."
Suaramu yang pedih untuk menyamankanku untuk hari ini.
Kau yang lebih terluka dari pada aku...
Air mata di mataku ini...
Kau memberiku kenyamanan dan rasa sakit ini menghilang.
Malam ini kami berdua sedih.
Bintang-bintang tidak dapat tidur...
Kau dan aku pun tidak dapat tertidur...
"Tuan Yoon memiliki cucu. Dan dia bertanya-tanya apakah kau tertarik untuk bertemu dengan cucunya itu?"
Kencan untuk imbalan dana investasi.
Aku pikir di dalam dunia bisnis, perkawinan demi bisnis ini sering terjadi...
Pertemuan demi uang... Pertemuan demi keuntungan...
Apakah aku harus terlibat dalam hal kotor ini juga?
Dalam rangka menyelamatkan perusahaan,
aku berfikir untuk melakukan sesuatu yang begitu rendah ini.
Tentu saja hidup di dunia ini tidak mudah.
Aku menyadari bahwa tidak peduli aku bekerja keras berusaha, maka aku tidak akan berhasil menghindar dari percikan air kotor ini.
Bapa pasti akan mendapatkan hal yang sulit.
Dengan dirinya.... Seperti ini...
Masalah yang tidak dapat dia selesaikan....
Seberapa besar ketakutannya saat berkelahi melawan mereka?
Berfikir untuk menjadi seorang lelaki, seorang suami....
Beban hidup ini begitu banyak.
Dan aku pikir aku akan mati lemas.
Apa yang harus aku lakukan?
Bahkan, hari ini kau bekerja keras untuk keluargaku.
Dan aku justru bersiap-siap untuk pergi dari sisimu...
Apa yang harus aku lakukan?
Aku telah membuat Bapaku sakit hingga tidak ada lagi yang dapat kulakukan.
Karena aku sangat menyesal Bapaku terjatuh sakit karena keputusanku sendiri.
Mimpi Bapaku...
Waktu, Keringat dan Upaya yang dia perjuangkan.
Aku tidak dapat mengabaikannya begitu saja.
Semua karyawan di perusahaan sudah seperti keluarga
dan mereka bergantung padaku.
Ibu... Eun Jo...
Lalu bagaimana dneganmu?
Ha Ni yah!
Hatiku yang terbuka untukmu ini terbuka atas keinginannya sendiri.
Apa yang harus aku lakukan?
Seekor anak burung yang baru lahir di hatiku ini terluka.
Rasanya sakit...
Sakit sekali...
Aku memutuskan.
Tidak peduli denan apa yang aku perlukan,
Aku akan menyingkirkanmu.
Aku harus menghapus semua kenanangan ini.
Itu tidak apa-apa.
Ya ini akan baik-baik saja.
Ini hanya berjalan 2 tahun. Kenangan denganmu.
Aku dapat melupakan kenangan itu.
Aku harus melupakan kenangan itu.
Aku berusaha melupakannya.
Tapi hatiku ini terus tercabik,
seperti kertas yang basah.
Ibu, kau selalu saja mengkhawatirkan Oh Ha Ni.
Tapi jangan khawatir.
Suatu hari nanti, Ha Ni akan menemukan jalannya.
Dia lebih kuat dari yang kau pikirkan.
"Aku akan menentukan apa yang ingin aku lakukan dalam hidupku. Aku tidak ingin kau yang selalu menentukan jalan hidupku. Kau bahkan tidak pernah menanyakan pendapatku mengenai keluarga Ha Ni yang kembali kemari... kau melakukan semua yang kau inginkan.
Jadi silahkan Ibu lakukan apa yang Ibu inginkan."
Ibu, kau membuat hidupku menjadi sulit.
Aku berharap kau akan berhenti mengontrol hidupku sesuai
dengan yang kau inginkan.
Walaupun kau mengatas namakan hal yang kau lakukan ini demi cinta....
Setelah kejadian kau memakaikan baju perempuan padaku, aku tidak memiliki teman. Semua orang mengangguku dan aku pun menjadi penyendiri.
Dan karena aku lebih pintar dari yang lainnya, aku pun semakin di ganggu.
Jadi suatu hari, aku kehilangan kata-kataku.
Bahkan jika aku mengatakan apa yang aku tau, dunia tidak mendengarkannya.
Sangat sulit untuk mengekspresikan perasaanku padamu Ibu. Kau Ibu yang menginginkan seorang anak perempuan dan melampiaskannya padaku.
Tapi sekarang, aku akan mencari jati diriku.
Dunia dimana aku dapat berdiri tanpa bantuan orang lain.
Dunia dimana tidak ada yang dapat mengaturku
dan aku dapat bertahan di jalanku sendiri.
Whooos~ seperti angin, Ha Ni pergi begitu saja.
Apakah dia marah padaku?
Karena aku tidak mengatakan bahwa dia pacarku?
Ini tetap sulit.
Mencoba menjelaskan dan memperlihatkan diriku di depan orang lain.
Aku tidak ingin membicarakan masalah kita di depan orang yang tidak mengenal kau dan aku secara baik.
Karena mereka akan memikirkan hal ini sesuai dengan yang mereka inginkan, Cerita seperti apa menurutmu yang mereka akan fikirkan hah?
Ini akan menyebar kemanapun... dan melukai perasaan orang lain.
Tapi kau menempati ruang di hatiku yang tidak dapat di masuki oleh orang lain.
Orang yang hanya aku dapat katakan mengenai pikiran ini berkeliaran pada.... hanya satu orang yang menempati pikiran ini.
Itu kau, Oh Ha Ni.
Apa aku mengambil keputusan yang benar?
Apakah keputusanku untuk mengambil jurusan kedokteran ini adalah hal yang aku inginkan?
Bapaku, dia menginginkan agar aku mempelajari bisnisnya.
Ha Ni, dia menginginkan aku masuk jurusan kedokteran.
Aku mengatakan pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan terpengaruh dengan apa yang orang tuaku inginkan. Tapi... Kenapa aku sangat terpengaruh dengan yang Ha Ni inginkan?
"Baek Seung Jo kau dapat melakukan segalanya. Jika kau menjadi dokter maka kau dapat menyembuhkan penyakit No Ri dan membantu orang di dunia ini."
Aku tidak dapat melupakan tatapanmu malam itu...
Matamu seolah berbinar saat mengatakan kata-kata itu padaku.
Mulai hari itu, secara diam-diam aku mulai belajar untuk jurusan kedokteran.
Dan mengejutkan, aku sangat menikmatinya.
Dan karena ini sedikit berbeda dari semua yang telah aku pelajari sebelumnya,
maka ini sangat menyenangkan untuk menjelajahinya.
Itu lah sebabnya mengapa aku memutuskan mengambil jalan ini.
Jalan yang kau bukakan untukku.
"Apa kau sedang memikirkan sesuatu? Aku dapat membantumu."
Jika hanya kau yang dapat membantuku...
Kau seharusnya melihat ekspresi wajahku yang suram dan mengikutiku kemari.
Karena antena hatimu selalu selalu fokus padaku, benar bukan?
(Antena? Hmm kaya di My Girlfriend is a Gumiho)
Lalu, apakah aku harus memulai berkonsultasi dengan kau?
Temanku Oh Ha Ni!
"Aku... Aku akan mengambil jurusan kedokteran. Aku tidak tahu apakah ini hal yang baik untukku atau tidak. Tapi untuk pertama kalinya aku menikmati sesuatu yang aku lakukan."
Aku... melakukan apa yang kau inginkan. Apa kau ingat apa yang kau katakan?
Aku pikir kau akan senang...
Tapi ekspresi wajahmu sepertinya lupa dengan apa yang kau katakan.
Dasar Oh Ha Ni bodoh!
Semua yang kau katakan padaku memiliki arti untukku.
Aku mengingat semuanya...
Pekerjaan yang harus aku lakukan...
Bekerja di bidang yang aku sukai dan membantu orang lain.
Menjadi dokter dan menyembuhkan penyakit No Ri.
Hidupku berubah karena apa yang katakan,
Kau tiba-tiba memberikan arti penting hidupku.
Kau melamun dan menabrak bangku dengan sepedahmu itu.
"Tentu kau adalah Oh Ha Ni yang ceroboh."
Kau terlihat murung saat mengatakan padaku bahwa semua temanmu sudah memutuskan apa yang akan mereka inginkan... ini membuatku ingin mendengar sedikit ceritamu seperti saat kau mendengarkan ceritaku beberapa hari yang lalu itu.
"Katakanlah! Aku akan mendengarkan apa mimpimu itu."
"Kau lihat.... Kau dokter di sebuah desa kecil dan aku akan menjadi suster. Aku akan membantumu setiap saat dan bekerja keras. Menggendong bayi yang menangis dan malakukan hal lainnya."
"Tapi ada masalah dengan mimpi ini."
"Ya. Jika kau menjadi pilot maka aku akan menjadi pramugari. Jika kau menjadi pemain golf profesional maka aku akan menjadi caddy. Ini sangat sederhana dan berubah-ubah apa yang aku inginkan itu. Mimpiku selalu berkaitan denganmu Baek Seung Jo, aku tidak dapat berkerja jika sendiri."
Kau mengatakannya dengan penyesalan dan tersipu malu,
tapi sesungguhnya aku merasa senang.
Karena di rencana mimpimu itu..... ada aku.
Tapi tingkatmu... Apakah mungkin kau masuk jurusan perawat?
"Impianmu cukup tinggi. Bekerja keraslah untuk mencapainya, Benar bukan?"
Aku menepuk pundak Ha Ni...
Cara kau melakukan hal itu padaku...
Ketika aku pergi untuk ujian.
Di mobil saat dalam perjalanan menuju pantai.
Saat kita mendapatkan boneka di mesin mainan.
Seperti itulah, kau selalu ada di pikiranku.
Jadi hari ini aku juga menepuk pundakmu.
Oh Ha Ni, berjuanglah~
Aku akan berharap dan berdoa agar kau dapat mencapai mimpimu.
Walaupun ini berat tapi kau adalah siput Nabi Nuh.
Aku akan menunggu. Hingga hari dimana kau dan aku bersama-sama menggunakan jas lab berwarna putih.
"Seung Jo yah! Kau memutuskan jurusanmu tanpa berkonsultasi denganku?"
Bapaku sangat marah.
Bapaku yang selama ini sedikit berbicara tiba-tiba saja marah besar.
"Aku ingin melanjutkan hidupku untuk sesuatu yang aku nikmati."
"Kau tidak akan melanjutkan bisnis ku?"
"Aku akan menjadi dokter dan aku tidak akan melanjutkan bisnismu!"
Tegas namun dingin. Ya aku membantah semua pendapat Bapaku itu.
Karena apa yang Bapaku rencanakan untukku bukanlah sesuatu hal yang benar-benar aku ingin lakukan.
Tapi aku menyesal. Tidak seharusnya aku berkata seperti itu pada Bapaku
Karena kata-kataku ini begitu dingin dan tegas.
Aku menyesal...
Kata-kata itu menikam diriku sendiri dan Bapaku.
Melihat Bapaku memegang dadanya dan tiba-tiba terjatuh.
Untuk pertama kalinya aku menyadari bahwa
suatu saat aku dapat kehilangan Bapaku.
Seseorang yang begitu baik,
Orang yang selalu tersenyum setiap dia melihat kami.
Orang yang selalu disisiku walaupun aku bertingkan begitu dingin.
Orang yang selalu melindungi kami.
Suatu saat akan datang hari dimana dia akan pergi dari sisi kita.
Ketakutan itu menyelimuti seluruh tubuhku.
Tumpukan berkas itu seperti gunung.
Bapaku selalu melakukan pekerjaan ini setiap hari.
Ya melakukan ini setiap hari tanpa kegagalan...
Bapaku yang selalu pulang terlambat setiap hari....
Kenapa aku tidak pernah memijat bahunya yang kelelahan?
Kau terlihat sungguh lelah.
'Apakah ada sesuatu yang dapat aku bantu?'
Kenapa aku tidak pernah dapat mengatakan hal itu padanya?
Mengapa aku tidak pernah berbicara dengan baik padanya?
Aku benar-benar laki-laki yang bruuk...
Aku malu pada diriku sendiri...
Benar-benar... Apakah aku ini sungguh jenius?
Apa ini terjadi kembali?
Bertindak seperti pengantin baru!
Ini benar-benar kau Oh Ha Ni!
Meskipun dalam situasi seperti ini, kau masih dapat hidup dengan sukacita.
Terima kaish. Untuk membuatku tertawa.
Saat aku merasa bosan dengan pekerjaan di kantor,
setiap aku meningatmu maka aku akan tersenyum.
Setiap saat kepalaku sakit karena pekerjaan ini,
aku melihat ke jendela dan membayangkan dirimu yang bekerja keras melakukan pekerjaan rumah. Ya setiap membayangkan hal itu aku tersenyum.
Ini pasti sulit bagimu untuk memasak, mencuci pakaian,
membersihkan, dan tetap pergi ke kampus.
Meskipun ini bukan keahlianmu. Aku berterima kasih padamu.
Kau yang selalu melakukan segalanya dengan seluruh kemampuanmu
dan senyuman cerah di wajahmu itu.
Terkadang pikiran ini muncul di pikiranku,
Bagaimana jika aku menjadi suami? Dan kau menjadi istrinya?
Seperti apa nantinya? Apakah akan menyenangkan?
Tapi mungkin kita akan dapat mengatasi banyak situasi.
Ya ini lah situasi yang aku maksudkan...
Memakan talas yang tidak matang dengan baik.
Memakan kaldu yang begitu asin rasanya.
Aku pertama memakan talas dan ini rasnya seperti jahe,
Tapi lebih renyah dan rasanya tidak enak!
Tapi tetap aku harus memakannya.
Karena aku yakin kau pasti menderita sekali saat memasaknya.
Jika aku tidka memakannya,
Apakah kau akan kecewa?
Matamu mungkin akan terkulai sedih.
Seberapa banyak Eun Jo mengejekmu?
Aku terus mengkhawatirkanmu sekarang ini.
Setelah kau pergi saat itu, aku membantu pekerjaan rumah untuk sementara dan aku belajar banyak bahwa pekerjaan rumah bukanlah tugas yang mudah.
Aku merasa kehilanganmu.
Dan itu lah sebabnya bagiku kau itu sangat berharga.
Walaupun aku bilang akan makan di kantin saja, kau tetap memaksaku membawa bekal makan siang yang kau buat.
"Aku bangun pagi sekali demi membuat bekal ini..."
Bagaimana mungkin aku tidak menerimanya?
Aku tidak dapat menolak hatimu yang kau gunakan untuk membuat bekal ini.
Jadi dengan berhati-hati aku menerimanya.
Sekarang aku ingat bahwa tadi pagi aku mendengar suara berisik dari dapur.
Telur dadar berbentuk hati ini cukup bagus bentuknya...
Tapi apakah rasanya cukup enak?
Au bisa mengatakan bahwa kau menggunakan hatimu untuk membuat bekal ini, tapi justu ini membuatku semakin merasa tidak nyaman.
"Apakah pacarmu yang membuatkanny auntukmu?"
Itu adalah pertanyaan dari Manager.
Aku sendiri bingung kenapa aku tidak dapat mengatakan 'tidak'!
Sekarang, aku bahkan tidak bisa mengatakan 'tidak' pada orang lain.
Seberapa banyak jalan yang kau buat di dalam hatiku ini Oh Ha Ni?
Bong Jong Gu memberiku bekal makan siang buatannya
dan mengambil bekal makan siang buatan
Ha Ni untuk di makan oleh dia sendiri.
Bong Jong Gu.
Hari ini kau akan mengetahui Ha Ni yang sebenarnya.
Aku berharap dapat melihat ekspresimu begitu tau bahwa impianmu hancur. Aku berani berkata bahwa ini adalah hal yang cukup menyenangkan.
"Ini terlihat sepertinya Bapa akan melakukan operasi.
Aku pikir aku akan tetap berada di perusahaan untuk saat ini."
Kata-kata itu keluar dari mulutku.
Aku berharap bahwa itu bukan kata-kataku.
Tapi aku merasa begitu tidak berdaya,
mengenai kenyataan yang ada di hadapanku ini.
"Tapi bagaimana dengan keputusanmu untuk menjadi dokter?
Ini pertama kalinya kau ingin melakukan sesutu yang kau sukai.
Ini mimpimu....!"
Kau benar.... Untuk sesaat aku memiliki mimpi juga.
Tapi angin musim panas datang dan mimpi itu menghilang seperti fatamorgana.
Mimpiku ini pergi...
Aku memberikan alasan,
"Meskipun ini bukan yang aku inginkan.
Tapi Bapaku akan senang jika aku tetap bekeja di perusahaan."
Ya setidaknya ini setengah dari kesuksesan walaupun aku tidak senang...
"Seung Jo... apa yang akan kau lakukan dengan mimpimu! Mimpimu...."
Suaramu yang pedih untuk menyamankanku untuk hari ini.
Kau yang lebih terluka dari pada aku...
Air mata di mataku ini...
Kau memberiku kenyamanan dan rasa sakit ini menghilang.
Malam ini kami berdua sedih.
Bintang-bintang tidak dapat tidur...
Kau dan aku pun tidak dapat tertidur...
"Tuan Yoon memiliki cucu. Dan dia bertanya-tanya apakah kau tertarik untuk bertemu dengan cucunya itu?"
Kencan untuk imbalan dana investasi.
Aku pikir di dalam dunia bisnis, perkawinan demi bisnis ini sering terjadi...
Pertemuan demi uang... Pertemuan demi keuntungan...
Apakah aku harus terlibat dalam hal kotor ini juga?
Dalam rangka menyelamatkan perusahaan,
aku berfikir untuk melakukan sesuatu yang begitu rendah ini.
Tentu saja hidup di dunia ini tidak mudah.
Aku menyadari bahwa tidak peduli aku bekerja keras berusaha, maka aku tidak akan berhasil menghindar dari percikan air kotor ini.
Bapa pasti akan mendapatkan hal yang sulit.
Dengan dirinya.... Seperti ini...
Masalah yang tidak dapat dia selesaikan....
Seberapa besar ketakutannya saat berkelahi melawan mereka?
Berfikir untuk menjadi seorang lelaki, seorang suami....
Beban hidup ini begitu banyak.
Dan aku pikir aku akan mati lemas.
Apa yang harus aku lakukan?
Bahkan, hari ini kau bekerja keras untuk keluargaku.
Dan aku justru bersiap-siap untuk pergi dari sisimu...
Apa yang harus aku lakukan?
Aku telah membuat Bapaku sakit hingga tidak ada lagi yang dapat kulakukan.
Karena aku sangat menyesal Bapaku terjatuh sakit karena keputusanku sendiri.
Mimpi Bapaku...
Waktu, Keringat dan Upaya yang dia perjuangkan.
Aku tidak dapat mengabaikannya begitu saja.
Semua karyawan di perusahaan sudah seperti keluarga
dan mereka bergantung padaku.
Ibu... Eun Jo...
Lalu bagaimana dneganmu?
Ha Ni yah!
Hatiku yang terbuka untukmu ini terbuka atas keinginannya sendiri.
Apa yang harus aku lakukan?
Seekor anak burung yang baru lahir di hatiku ini terluka.
Rasanya sakit...
Sakit sekali...
Aku memutuskan.
Tidak peduli denan apa yang aku perlukan,
Aku akan menyingkirkanmu.
Aku harus menghapus semua kenanangan ini.
Itu tidak apa-apa.
Ya ini akan baik-baik saja.
Ini hanya berjalan 2 tahun. Kenangan denganmu.
Aku dapat melupakan kenangan itu.
Aku harus melupakan kenangan itu.
Aku berusaha melupakannya.
Tapi hatiku ini terus tercabik,
seperti kertas yang basah.
0 comments:
Post a Comment