Recent Post


[Sinopsis] Khuntoria Couple Episode 5 part-1

Do you want to share?

Do you like this story?

- Khuntoria with their children... kekekeke -

Khun dan Vic akhirnya tiba di sebuah pedesaan yang sepi. Begitu melihat bunga Vic langsung menjerit kegirangan (si mama kan suka suasana pedesaan). Lalu Khun berinisiatif menelepon nomor orang yang bisa di hubungi di mission cardnya. Khun pun mencoba mencerna arah alamat yang diberikan orang di seberang teleponnya. Mereka pun berjalan mengikuti petunjuk tadi. Di perjalanan Vic menjerit karena serangga. (si mama takut serangga).
Khun backstage:
aku merasa sangaaaat tidak berguna, pada saat bersamaan Vic pun terlihat tidak bahagia. Inginnya langsung ke penginapan, membuka tas kami dan memberikan diaryku. (hehehe..ternyata papa bawa diary-nya, mama vic kena tipu deh...). Hari itu Wooyoung bilang," Hyung, aku membicarakanmu di depan Victoria-ssi, memberi tahu kalo punya mu juga bagus" dan aku bilang " kenapa kamu bilang-bilang ke dia! aku ingin membuat surprise untuk nya!"

"Mau kemana kita?" tanya Vic sambil berjalan mengimbangi jalan Khun.
"kesana" jawab Khun sambil menunjuk kearah depan, " jalan saja....ke arah sana, setelah itu jalan lagi kesana..." tambahnya pada Vic sambil memandang Vic.
Vic keberatan dengan tas bawaannya, " aigoooo...cuacanya bagus"
"cuacanya bagus yaa" kata Khun.
"cuacanya sangat bagus" seru Vic bahagia, " senangnya" ungkapnya sambil terlihat bahagia memandang langit. (mama kayaknya udah lupa sama marahnya nih). Khun pun tertawa melihat ulah Vic. dan mereka terus melanjutkan perjalanan. Sambil sesekali Vic memuji keindahan desa.
ketika sampai di jalanan besar Khun pun menyuruh Vic bertukar tempat supaya Khun bisa melindungi Vic dari kendaraan. Begitu melihat hamparan sawah, Vic langsung mendekat dan memuji nya.
"kamu tahu apa ini?" tanya Khun.
"padi" jawab Vic.
itu namanya beras!" jawab Khun.
"padi" ucap Vic merasa benar.
"beras" ucap Khun.
"padi...aku pernah mempelajarinya." ungkap Vic.
"oh, benarkah" ucap Khun. "Dia (si pemilik no hp) bilang kalo sangat dekat dari sini...kenapa masih jauhnya?" keluh Khun.
"mungkin karena kita terbiasa naik kendaraan" hibur Vic.
"ya" ucap Khun setuju.
"kadang-kadang kita harus naik bis no. 11 juga lho" ucap Vic.
"bis no. 11?" tanya khun.
"no. 11, ya..11...kaki kita" ucap Vic sambil memperagakan kakinya. (maksud mama, bis no 11 itu kaki).
Khun tertawa mendengarnya.
"jika kamu berjalan seperti ini, nanti tidak menjadi 11 lagi"ajakan jalan Vic.
"jadi 77 ya.." ucap Vic sambil tertawa.
Lalu ada sebuah mobil lewat, Vic pun memberi salam sampai membungkuk 90 derajat, Khun tertawa melihatnya.
"mereka tidak mengenali kita?" tanya Vic.
"itulah mengapa kita bisa tinggal disini dan bersenang--senang sesuka hati kita" ucap Khun.

Akhirnya mereka pun tiba di penginapan.
"hallo" ucap mereka bersamaan kepada pemilik penginapan.
Khun melihat anak kecil dan langsung mendekatinya." aneyong.." sapa nya
"aneyong.." jawab si anak sambil dibimbing ortunya.
"kamu tahu siapa saya?" tanya Khun. ( sok tenar nih papa)
"kamu yang memukul topiku" ucap si anak kecil sambil memegang topinya.Khun pun gemas dan memegang perut bayi itu.
Khun dan Vic menuju kamar mereka.
"nanti kita bertemu lagi" ucap Vic sambil masuk ke kamarnya.
"ya, nanti kita bertemu lagi. haruskah aku menutup pintunya?" tanya khun. Sementara si anak terus memata-matai Khun.
"tidak usah, panas sekali di dalam" ucap Vic. tapi Khun iseng dan menutup pintunya.
"hey,,,ampun, seramnya..!" Jerit Vic. (kekeke..papa usil)
lalu Khun masuk ke kamarnya keusilannya masih berlanjut, ia mengetuk dinding pemisah kamarnya dan Vic.
"apa??" Ucap Vic
"kamu baik-baik saja? kamu seharusnya beristirahat" tanya Khun. Vic diam saja.
"hey...jangan cuekin aku!' ucap Khun. Vic sebel dan memukulkan bantal ke dinding pemisahnya.
Backstage(Vic):
sebenarnya saya tidak marah kok. pertamanya memang tidak masalah, tapi ketika dia bertanya pada saya apakah saya baik-baik saja. Aku bertanya pada diri saya sendiri, apa saya baik-baik saja? tapi saya tidak apa-apa kok. kenapa kamu terus bertanya padaku. aku sudah bilang aku baik-baik saja. lalu, karena saya juga sangat mengharapkannya, jadi saya merasa agak kecewa. karena penyesalan itulah yang membuat saya kecewa. Itulah yang membuat saya marah.

Mereka melihat-lihat penginapan dan duduk di ruang tamu penginapan.
"disini kalian bisa membuat teh" ucap si pelayan sambil menunjukkan lemari teh.
"silahkan dicoba buahnya" ucap si pelayan diikuti anak kecil tadi.
Vic menyuapkan buah kepada Khun. (jiah, mama marah tapi masih romantis)
"enak tidak?" tanya Vic. Khun pun mengangguk. Lalu datang sang anak tadi berceloteh, " appa-neun". " hemmm" tanya Khun padanya.
"appa-- apa yang kamu..." celoteh sang anak.
"Appa(papa) ?" tanya Khun kaget seraya menunjuk dirinya.
"kapan kamu punya anak disini?" tanya Vic sambil tertawa.
"sebelumnya..." jawab Khun. mereka berdua pun tertawa. Khun gemes dan mencubit pipi si anak.

"kamu mau makan?" tanya Vic sambil menyuapi si anak buah. Si anak pun membuka mulutnya dan memakan buah tadi. Vic pun memakan sisa buah si anak tadi.
"jadi, kamu ingin melakukan apa sekarang?" tanya Khun pada Vic.
"aku tidak tahu" jawab Vic masih bernada ngambek, " oh... terlalu banyak yang ingin aku lakukan, aku bingung harus memilih yang mana" ungkapnya.
"kalo gitu yang pertama, kita kan pergi ke lembah dan bermain air dan juga makan" ujar Khun.
"lalu apa yang kita makan? kamu membawa makanan?" tanya Vic.
"kita makan semangka saja" ucap Khun ngasal. Vic tertawa sambil menyuapi si anak buah lagi.
"jadi apa yang kamu siapkan untuk hari ini?" tanya Vic.
"tenaga dan hatiku" jawab Khun.
"kamu datang kesini untuk membajak?" tanya Vic. Khun tertawa mendengarnya.
"ha? gimana?" tanya khun. Vic tertawa lalu memukul mesra tangan Khun.
wew, si anak tahu aja,, ortu lg mesra-mesraan dia buang muka..kekeke

Sementara sang anak sibuk makan anggur. Khun yang melihatnya langsung meminta sang anak mengeluarkan biji anggur dengan mempraktekkan dirinya bagaimana cara mengeluarkan biji anggur.
"ah bijinya, keluarkan.., seperti ini, muntahkan...puh,,, puh..." ucap Khun sambil memperagakannya. Si anak akhirnya memuntahkan biji anggur. Vic tertawa melihatnya.
"sudah semuanya kah?" tanya Khun pada si anak. Vic lalu mengambil tisu. Khun menyiapkan tangannya untuk di lap Vic.
"dengarkan aku ya..." ucap Vic seperti bicara dengan anak kecil sambil melap tangan Khun.
"tolong lap tanganku..." ucap Khun berlagak seperti anak kecil.
Sementara si anak bengong melihat Khun. Khun pun menggoda si anak tadi dengan memainkan mimik wajahnya.
kekeke.. papa emang raja mimik wajah deh...
"apakah ada tempat untuk bermain air disekitar sini?" tanya Khun pada si pelayan.
"kalian harus pergi lumayan jauh" ucap si pelayan.
"bisakah kamu mengantarkan kami?" tanya Vic sambil tersenyum.
"aku tanya dulu keatasan ku ya" ucap si pelayan.
"terimakasih" ucap Vic dan Khun.

Mereka pun diantar oleh pihak penginapan menggunakan mobil box. Khun dan Vic duduk dibelakang (dalam bak mobil). setelah memasukkan barang bawaan mereka, Khun membantu Vic naik ke mobil. Mobil pun berangkat.
Khun memandangi Vic yang sedang menikmati angin pedesaan. Vic memakai kaca mata Khun,
Khun berniat membenarkan kacamata Vic namun tersangkut oleh rambut Vic.
"rambutku jadi acak-acakan" ujar Vic.
"maaf" seru Khun.
"sudah berapa kali kamu minta maaf sejak pagi tadi?" tanya Vic.
"banyak" jawab khun.
"kenapa?" tanya Vic.
"aaaahhh karena aku tidak terlalu baik" ucap nya.
"baik dalam hal apa?" tanya Vic.
"dalam segala hal" ucap Khun.
"jangan seperti itu.." ucap Vic.
"kalau begitu, jangan marah donk" rayu Khun.
"aku ga marah kok" ujar Vic. Khun tersenyum.
"Apakah kamu benar-benar lupa dengan gambar-gambar itu?" tanya Vic.
"ya"
"benarkah?" tanya Vic.
"ya" jawab Khun." aku bawa kameranya, tapi lupa dengan gambarnya" ujar Khun sambil mengeluarkan kamera dari tasnya. Dan mereka pun langsung berfoto.
Khun backstage:
ini pertama kalinya saya melakukan hal seperti ini. hal seperti membuat foto diary dengan pesan, member-member 2PM malah menyindir saya, berkata bahwa saya benar-benar terbawa oleh Victoria. member-member tidak pernah melihat saya fokus pada suatu hal, bahkan tersenyum seperti ini pada wanita lain. Saya melakukannya dengan senang. Saya optimis dengan ini. Membayangkan bagaimana ekspresinya nanti jika saya memberikan diary setelah saya berhasil membuatnya marah.
bersambung yaaa....

BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA



0 comments:

Post a Comment


Friend Link List