Do you like this story?
Bu Ki, Shin Young dan Da Jung berlari menghindari wartawan. Da Jung sudah tidak kuat berlari lagi, dia minta berhenti dan bersembunyi saja. Bu Ki yang sudah kesal, lari berbalik ke arah Da Jung untuk memukul Da Jung. Da Jung yang ketakutan malah balik badan dan lari ke arah para wartawan. Bu Ki dan Shin Young terus berlari, sementara Da Jung berputar-putar menghindari kamera wartawan. Shin Young teriak, “Lari.. Lari…”.
Da Jung terus berlari dan menutup wajah dengan syal nya. Bu Ki dan Shin Young sudah sampai di mobil. Tapi Da Jung masih terhalang oleh wartawan. Shin Young coba untuk menolong Da Jung. Kamera-man mendorong Da Jung dan Da Jung jatuh tepat di depan mobil Bu Ki. Seorang wartawan lagi terus memegang Da jung. Da Jung terus teriak dan meronta. Shin Young kembali masuk ke mobil. Akhirnya Bu Ki menggerakkan mobil sedikit, membuat Da Jung dan wartawan itu terjatuh.
Da Jung langsung bangun dan minta Shin Young untuk membuka pintu mobil. Da Jung memaksa masuk sementara kamera-man terus merekam mereka. Akhirnya tiga sekawanan itu pun berhasil kabur.
Di mobil, Shin Young dan Bu Ki bersin-bersin. Da Jung pun pura-pura bersin. Bu Ki merasa tubuhnya sangat kedinginan dan mengajak ke tempat yang hangat. Da Jung pun setuju. Shin Young yang masih kesal, melempar syal nya ke arah Da Jung. Da Jung merasa sedikit bersalah dan takut.
Tiga sekawanan pun berendam di pemandian air panas. Shin Young dan Bu Ki masih terdiam, memikirkan kejadian tadi. Da Jung mengusulkan agar mereka mencari pengacara dan jangan membiarkan rekaman tadi tersiar. Bu Ki pesimis karena dia mendengar kalau reporter itu dari MBS, dan sekali mereka mendapat ‘mangsa’, tidak ada yang dapat menghentikan mereka. Tiba-tiba Shin Young tertawa. Bu Ki dan Da Jung heran mendengarnya.
Tiga sekawanan pun berendam di pemandian air panas. Shin Young dan Bu Ki masih terdiam, memikirkan kejadian tadi. Da Jung mengusulkan agar mereka mencari pengacara dan jangan membiarkan rekaman tadi tersiar. Bu Ki pesimis karena dia mendengar kalau reporter itu dari MBS, dan sekali mereka mendapat ‘mangsa’, tidak ada yang dapat menghentikan mereka. Tiba-tiba Shin Young tertawa. Bu Ki dan Da Jung heran mendengarnya.
“Ohh,, apa yang aku lakukan jika itu tersiar. Aku adalah pemimpin redaksi” Kata Shin Young sambil tertawa menyadari dia akan sangat malu jika tersiar. Da Jung mengatakan bahwa mereka menutup wajah mereka jadi tidak akan di kenali, dan Da Jung pun ikut tertawa. “Apa yang kau tertawakan?” Tanya Shin Young dengan sinis. Shin Young langsung mendorong kepala Da Jung ke air.
Di saat Shin Young dan Bu Ki cemas, Da Jung masih bertanya apa ritual tadi akan berhasil dan akankah para pria berdatangan. Bu Ki kesal mendengar pertanyaan Da Jung dan langsung mendorong kepala Da Jung ke air lagi.
Shin Young, Bu Ki dan Da Jung jalan pulang ke rumah. Di depan rumah, Sang Woo sudah menunggu. Sang Woo mendekat dan bertanya kemana mereka pergi dengan baju merah semua?. Shin Young tanya mengapa dia ada di sini. Sang Woo mengatakan dia akan membeli rumah di daerah itu. Shin Young menyuruhnya pergi dan jangan datang lagi. Bu Ki mengatakan Sang Woo pasti tahu Shin Young akan seperti itu, tapi Sang Woo tidak mengindahkan kata-kata Bu Ki, malah minta teh hangat sama Bu Ki. Tinggal Da Jung yang tidak mengerti.
Shin Young, Bu Ki dan Da Jung jalan pulang ke rumah. Di depan rumah, Sang Woo sudah menunggu. Sang Woo mendekat dan bertanya kemana mereka pergi dengan baju merah semua?. Shin Young tanya mengapa dia ada di sini. Sang Woo mengatakan dia akan membeli rumah di daerah itu. Shin Young menyuruhnya pergi dan jangan datang lagi. Bu Ki mengatakan Sang Woo pasti tahu Shin Young akan seperti itu, tapi Sang Woo tidak mengindahkan kata-kata Bu Ki, malah minta teh hangat sama Bu Ki. Tinggal Da Jung yang tidak mengerti.
Bu Ki memberikan teh hangat nya untuk Sang Woo. Bu Ki mengingatkan siapa yang meninggalkan Shin Young, tapi Sang Woo berkilah bahwa Shin Young lah yang meninggalkan nya terlebih dahulu. Tiba-tiba Da Jung datang dan minta teh. Bu Ki mengatakan cepat ambil dan pergilah. Da Jung dengan manis nya mengatakan dia juga punya kue. Bu Ki hanya menghela nafas.
Bu Ki mengatakan dia tidak suka Sang Woo mendekati Shin Young lagi. Sang Woo tanya mengapa. “Karena aku berharap Shin Young mendapatkan pria yang lebih dewasa dan lebih gentle dari pada kamu. Hanya karena 2 tahun ke luar negeri dan kau jadi bingung, itu tidak berarti kamu dapat membuang seseorang dan mendapatkannya kembali” Kata Bu Ki.
Sang Woo mengatakan dulu dia tidak dapat berfikir. Bu Ki tanya , karna dia harus keluar negeri maka kau jadi bingung?. Sang Woo mengatakan dia memikirkannya sekarang dan dia tahu dia salah. Da Jung ikut nimbrung, dan menyemangati Sang Woo. Sang Woo senang dan mengatakan Shin Young adalah cinta pertamanya. Sang Woo bilang dia akan pergi menemui Shin Young. Bu Ki mengatakan Shin Young tidak akan mau membuka pintu untuknya. Sang Woo minta mereka mengatakan pada Shin Young kalau Sang Woo akan menunggu nya di taman.
Sang Woo terus menunggu hingga malam. Da Jung ke kamar Shin Young dan menyuruhnya keluar. Shin Young bertanya, haruskah kita membeli Sapgupsal dan memakannya?. (ckckck,, cari alasan aja nih shin young..)
Shin Young jalan dengan cepat. Sang Woo langsung menghampiri Shin Young dengan senang. Shin Young mengatakan dia mau pergi ke toko. Sang Woo mengatakan dia juga akan pergi ke toko dan membelikan apapun untuk Shin Young. Shin Young sangat kesal. Sang Woo mengaku kesalahannya pada Shin Young dan karena pemikiran nya yang sangat sempit, Sang Woo juga mengaku malu. “Hiduplah dengan rasa malu itu” kata Shin Young.
Sang Woo mengatakan dia menyesal. Sang Woo mengatakan semua berjalan tidak sesuai dengan rencananya. Shin Young mengaku dulu dia masih mengharapkan Sang Woo, tapi saat dia melihat ekspresi Sang Woo, saat itu pun perasaannya sudah hilang pada Sang Woo.
Shin Young menyuruh Sang Woo pergi. Sang Woo teriak, “Waktu adalah yang kau butuhkan. Aku akan menunggu. Kau akan kembali padaku”. Shin Young sudah tidak sabar lagi. Shin Young balik badan dan menujuk Sang Woo, “Kau… Jelek, gendut, dan lebih tua dari padaku, untuk perempuan yang mempunyai kepribadian jelek seperti itu, aku harap kau menikah dengan wanita itu”. Shin Young kembali jalan, tiba-tiba berbalik lagi, “Kau pasti akan berakhir seperti itu” kata Shin Young sinis.
Tiga sekawanan pun berkumpul kembali. Shin Young terus minum alkhohol. Da Jung kembali dengan botol baru. Shin Young mengeluh, dia berpacaran dengan Sang Woo saat lulus kuliah dan ketika dia putus dengan Sang Woo pada saat usia nya sudah 30tahun, dan saat itu pun tidak banyak pria di sekitarnya. Da Jung menimpali, dia berkata dia berada di sekitar pria yang tidak dia sukai, sedangkan pria yang dia sukai tidak tahu dia. Shin Young dan Da Jung sama-sama menanti datangnya seorang pria hingga mereka frustasi. Kedua nya pun bernyanyi bersama dengan stress…
Shin Young mengunjungi Ban Seok dan mengucapkan terima kasih karena pertolongan Ban Seok maka pemulihan Shin Young bisa lebih cepat. Ban Seok sangat senang mendengar pujian Shin Young.
Ban Seok mengingat percakapan nya dengan Min Jae tempo hari. Ban Seok mengaku menyukai Shin Young pada Min Jae. Min Jae tidak percaya Ban Seok menyukai wanita gangster reporter seperti Shin Young. Min Jae mengatakan standart Ban Seok sangat jelek. Ban Seok kesal mendengarnya dan mengatakan Min Jae masih kecil jadi tidak mengerti wanita. Ban Seok bilang ini lah waktunya untuk mengatakan……
Ban Seok bilang dia akan ada perjalanan seminar untuk pekerjaan nya, jadi jika Shin Young merasa tidak nyaman dan membutuhkan nya Shin Young bisa menghubungi Ban Seok. Ban Seok pun memberikan kartu nama nya. (mulai pedekate nih Ban Seok…)
Shin Young memberikan materi kuliah nya mengenai cara-cara interview. Min Jae terus memegang kamera nya dan Shin Young merasa terganggu sehingga dia tidak konsentrasi. Shin Young mengatakan dia akan memberi waktu istirahat sebentar. Min Jae pun akan keluar kelas juga tapi Shin Young memanggilnya.
Shin Young tanya mengapa Min Jae memotret nya terus. Min Jae seolah bingung, lalu menunjuk papan tulis. Min Jae mengatakan dia tidak memotret Shin Young tapi memotret papan tulis itu. Shin Young minta maaf, dia tidak tau. Min Jae menawarkan Shin Young agar Shin Young bisa melihat kamera nya, tapi Shin Young menolak.
“Kau tidak berfikir aku memotret mu karna kecantikan mu bukan?” tanya Min Jae nyindir. Shin Young tidak bisa menjawab. “Maaf karena membuat mu kecewa” kata Min Jae tersenyum dikit. Setelah mengatakan itu Min Jae langsung pergi. Tinggal lah Shin Young yang merasa malu sendiri.
Shin Young melanjutkan materi kuliah nya, dan Min Jae pun tetap dengan kamera nya. Itu sangat mengganggu Shin Young, maka Shin Young menghapus papan tulis. Shin Young tersenyum kesal pada Min Jae, Min Jae pun balas sedikit tidak enak.
Min Jae menunjukan hasil jepretan nya pada Ban Seok. Ban Seok sangat kagum pada Shin Young. Min Jae tanya mengapa Ban Seok sangat menyukai Shin Young. “Tunggu lah 10 tahun lagi, maka kau akan mempunyai selera” jawab Ban Seok. Min Jae tanya apa Ban Seok sudah memberikan nomor ponsel nya. Ban Seok jadi sangat semangat. Ban Seok tanya apa Shin Young akan meneleponnya. Dengan cepat Min Jae menjawab tidak. Ban Seok tanya mengapa. Min Jae menjawab Shin Young adalah tipe wanita yang kuat (mandiri) jadi dia tidak akan memulainya dan Ban Seok pun bukan tipe untuk bisa memulai.
Ban Seok tanya lalu dia harus bagaimana. Min Jae bilang Ban Seok harus menelepon Shin Youg setelah sampai di Eropa. Ban Seok mengatakan tidak benar jika seorang dokter menelepon pasiennya dan Shin Young akan merasa itu aneh. Min Jae, “Dia kan single”. Ban Seok pun akhirnya setuju dengan ide Min Jae. Ban Seok kembali melihat foto Shin Young dan tanya ekspresi Shin Young cantik bukan. Min Jae diam sebentar dan perlahan mengangguk setuju.
Di kantor, Shin Young bersama dengan rekan-rekannya membicarakan planning untuk siaran mereka dan semua dapat berjalan dengan baik. Tiba-tiba senior nya yg menyebalkan itu masuk. Myung Seok bertanya pada Shin Young, kabar nya minggu lalu Shin Young mendatangi seorang paranormal. Semua tercengang mendengar itu, Shin Young tertawa garing dan tanya dari mana Myung Seok mendapat kabar itu. Myung Seok mengatakan kabar itu dari temannya di MBS, dan wajah Shin Young terekam kamera. Shin Young pun tidak bisa berkata apa-apa.
Shin Young mengaku dia pergi ke paranormal itu untuk suatu pekerjaan. Myung Seok mengejek nya. Shin Young meminta Myung Seok untuk membantu nya, akan memalukan sekali jika rekaman itu tersiar.
Temannya ada yang memberikan ide spesial pada Shin Young. Tapi Shin Young langsung terduduk lemas, tidak menyukai ide nya. Myung Seok keheranan lalu bertanya ide apa?. Teman nya membisikan rencana nya pada Myung Seok.
Pagi hari nya Myung Seok mendatangi Shin Young. Myung Seok mengatakan pihak MBS setuju untuk tidak menyiarkan rekaman itu. Myung Seok mengatakan pada MBS bahwa Shin Young sedang mengerjakan suatu project. Myung Seok juga mengatakan agar Shin Young menyiapkan persiapan nya dengan baik. (barter berita nih minta nya..)
Shin Young meminta pelatih mantan pemenang medali untuk mau di interview. Pelatih medali itu tetap tidak mau di interview. Shin Young terus mendesak hingga pelatih itu merasa jengkel. Akhirnya pelatih medali itu pun menantang Shin Young untuk bertanding dengannya agar Shin Young mengerti bagaimana susah nya tinju, rasa sakit dan harus berjuang. Jika Shin Young bisa bertahan samapai ronde ke tiga, maka mantan peraih medali itu pun akan bersedia di wawancarai. Shin Young terkejut tapi dia pun menyanggupi tantangannya.
Shin Young memakai perlengkapan dengan lengkap, dan bergerak ke sana sini. Sedangkan pelatih itu hanya sedikit menyenggol Shin Young. Pelatih memukul Shin Young sekali dan Shin Young langsung tumbang. Pelatih langsung menyuruh Shin Young menyerah. Shin Young mengatakan dia akan datang lagi besok.
Ban Seok sedang menelepon direkturnya dan mengatakan dia sudah membuat persiapan dan sudah kirim email untuk direktur. Ban Seok merasa lelah, dia melihat kado untuk Shin Young di meja. Ban Seok ingin meneepon Shin Young tapi dia masih ragu.
Shin Young sedang membersihkan ring pertandingan. Pelatih sudah datang dan Shing Young segera menghampirinya. Pelatih menyuruh Shin Young untuk pergi dan menyerah saja. Pelatih mengatakan Shin Young sangat mengganggu. Shin Young hanya tersenyum saja.
Shin Young menerima telepon tapi tak ada jawaban dari sang penelepon, ternyata itu telepon dari Ban Seok. Ban Seok menanyakan kabar Shin Young dengan sangat formal. Shin Young menjawab dia baik-baik saja. Ban Seok mengatakan dia punya hadiah kecil untuk Shin Young dan ingin bertemu Shin Young di airport. Shin Young bilang dia sudah ada rencana.
Ban Seok tertawa dengan kaku. Shin Young sudah ingin menutup teleponnya, tapi Ban Seok masih terdiam. Ban Seok mengatakan dia sangat ingin memberikannya pada Shin Young. Ban Seok masih meminta waktu Shin Young. Shin Young berfikir sejenak. Akhirnya Shin Young pun mengiyakan permintaan Ban Seok untuk bertemu di airport. Ban Seok sangat senang sekali.
Di rumah, Bu Ki mengatakan kalau Ban Seok pasti menyukai Shin Young. Bu Ki mengatakan sepertinya Ban Seok tidak pernah berkencan, jadi dia bukan tipe playboy, sempurna bukan. Shin Young masih memikirkan beberapa spekulasinya. Bu Ki kesal mendengarnya dan mengatakan ini lah yang membuat Shin Young tidak bisa berkencan, karena terlalu banyak spekulasi. Bu Ki menyarankan untuk bertemu dulu setelah itu baru buat keputusan.
Shin Young menunggu Ban Seok, Ban Seok datang dengan kaku. Shin Young menanyakan kabar dan seminar Ban Seok. Seperti biasa, Ban Seok menjawabnya dengan formal. Suasana pun menjadi kikuk. Ban Seok pun mengajak Shin Young ke tempat penyewaan mobil. Shin Young mengatakan dia membawa mobil.
Di mobil, Ban Seok menceritakan pengalamannya yang menyenangkan dan tak terlupakan. Shin Young senang mendengarnya. Shin Young mengatakan dia juga ingin pergi, tapi Ban Seok langsung bertanya apa mau pergi berdua. Shin Young kaget mendengarnya dan tanya kembali maksud Ban Seok. Ban Seok menyadari kebodohannya dan langsung mengalihkan pembicaraan.
Shin Young mengantar Ban Seok ke rumah sakit. Ban Seok mengucapkan terima kasih. Ban Seok teringat kadonya. Dia pun memberikannya pada Shin Young. Shin Young berterima kasih. Ban Seok mengeluarkan kopernya dengan kaku dan terburu-buru.
Tiga sekawanan menatap hadiah Ban Seok. Da Jung mengatakan ini pasti Colombian Ring. Shin Young sudah tertawa senang, tapi Bu Ki mematahkan tawanya dengan mengatakan ini adalah hadiah pertama, jadi tidak masuk akal. Da Jung menyuruh Shin Young untuk segera membuka nya. Shin Young sudah siap untuk terkejut. Dan tralaaaaalaaa… Tiga sekawanan pun benar-benar termangu menatap hadiah Ban Seok.
Da Jung heran, hanya sebuah coklat?. Shin Young pun kecewa. Bu Ki menyuruh Shin Young melihat bungkus nya lagi, mungkin ada kartu atau apa pun itu. Tapi ternyata tidak ada apa-apa lagi. Shin Young membalikkan coklat itu dan nihil. Da Jung bilang tidak mungkin dan langsung ada imajinasi.
Da Jung mengatakan pasti ada cincin. Shin Young tanya dimana. Pasti ada di dalam coklat ini, kata Da Jung. Shin Young tersenyum malu. Bu Ki pun setuju pendapat Da Jung. Shin Young mulai mencarinya. Shin Young mengamati coklat nya dan memakanya dengan perlahan. Ternyata tidak ada dalam coklat yang di makan Shin Young.
Shin Young pun meminta ke dua sahabatnya untuk memakan coklat itu. Da Jung dan Bu Ki pun mau makan coklat itu. Shin Young menghentikannya, dia mengatakan makan coklatnya harus perlahan. Ke dua sahabatnya pun mengerti.
Min Jae menyuruh Ban Seok pulang. Ban Seok langsung bangun dengan semangat dan mengatakan dia memberikan Shin Young hadiah. Min Jae agak terkejut. Ban Seok mengatakan dia bertemu dengan Shin Young di airport dan Shin Young mengantarnya ke rumah sakit. Min Jae bertanya apa Shin Young ke airport hanya untuk bertemu dengan Ban Seok. Ban Seok mengatakan mereka janjian di airport. Senyum sumringah Min Jae langsung keluar begitu mendengarnya. Min Jae bertanya hadiah apa yang di berikan Ban Seok.
Ketiganya masih makan coklat dengan hati-hati. Bu Ki berdeham dan mengatakan dia merasakan sesuatu yang keras. Shin Young langsung memberikan tangannya. Ternyata itu hanya kacang almond. Shin Young kecewa lagi. Da Jung langsung mengambil coklat yang terakhir dan langsung meleparnya dan gool masuk ke mulut Shin Young. Hehhe
Shin Young benar-benar menghayati coklat terakhirnya. Da Jung tanya apa Shin Young tidak merasakan apapun. Dengan lemas, Shin Young menggelengkan kepalanya. Da Jung kesal sekali, ternyata hanya benar-benar coklat. Da Jung tidak mengerti apa yang di pikirkan Ban Seok. Da Jung berfikir, apa mungkin Ban Seok menelepon Shin Young dan mau memberikan hadiah hanya untuk menghemat uang taksi saja. Shin Young sudah sangat kesal.
Bu Ki tanya apa yang akan dilakukan Shin Young. Da Jung menyela dan balik tanya, apa yang bisa di lakukan oleh Shin Young, mana bisa dia berkencan dengan pria seperti Ban Seok, pria yang pelit. Shin Young dengan tenang mengatakan beruntungnya Ban Seok bukanlah type Shin Young. Tiga sahabat benar-benar kesal pada hadiah Ban Seok. Da Jung sampai stress dan mengajak mereka untuk segera tidur. Bu Ki tidak setuju. Mereka sudah memakan banyak coklat, dan mereka harus membakarnya kembali. Da Jung dan Shin Young tahu maksud Bu Ki yang mengajak mereka olahraga.
Dengan semangat mereka ke taman untuk sedikit olahraga. Sambil olahraga mereka menumpahkan kekesalan pada Ban Seok.
Dalam hati Shin Young berkata, “Inilah sebuah kompensasi kami untuk penantian yang sangat lama. Kerinduan kami pada tas bermerk dan pacar yang mengesankan, harap berikan kami kedua item itu. Musim dingin tahun depan tidak akan sedingin ini bukan? Karena kami akan bertemu seseorang yang spesial. Saya melihat cahaya jaket yang saya beli dan saya harus memilikinya. Ini tidak akan berakhir. Jogging di tengah malam, untuk melelehkan hati yang dingin. Hal ini akan selamanya. 100ºC. Lee Shin Young”.
Shin Young datang lagi ke pelatih tinju. Lagi-lagi Shin Young tidak dapat bertahan dan dia mengatakan akan datang lagi besok. Pelatih mengatakan, Kau adalah pengganggu yang baik. Cepat bawa kamera mu nona. Shin Young sangat senang mendengarnya. Pelatih pun bersedia di wawancarai. Pimpinan dan rekan-rekan Shin Young sangat senang melihat hasil wawancara nya.
Tiga Sekawanan pun belanja sepatu. Da Jung mengatakan akan membeli semua sepatu yang dia sukai. Shin Young menganjurkan agar tidak semua dibeli. Da Jung membela, dia tidak punya pria maka bisa kah dia mendapat semua sepatu yang dia suka. Bu Ki menimpali, jika kau menghabiskan uang simpanan mu maka itu akan membuat pria menjauh. Da Jung akhirnya mendengarkan sarana sahabatnya dan hanya membeli sepasang sepatu saja.
Mereka pun melanjutkan pergi ke sauna. Shin Young dan Da Jung sangat kesal melihat sepasang kekasih yang sedang bermesraan. Tiba-tiba ponsel Shin Young berdering. Temannya bertanya sedang apa. Tentu saja menghabiskan waktu akhir pekan, aku bersama dengan teman-temanku di sauna, jawab Shin Young. Temannya mengatakan agar Shin Young melihat acara tv di sauna. Tiga Sahabat itu pun langsung shock melihat rekaman mereka tersiar. Da Jung dan Shin Young sudah lemas. Secara serempak ponsel mereka pun berdering.
Sang Woo sedang berada di fitness centre dan melihat acara tv, dan acara tv itu menyiarkan tiga orang wanita yang pergi ke paranormal karena sudah putus asa dan yaps itu Shin Young. Sang Woo ingat ketika dia mendatangi Shin Young yang berpakaian serba merah, kompak dengan sahabatnya. Sang Woo kaget melihatnya dan terjatuh. Da Jung mencoba mengganti saluran tv tapi ada ahjuma yang marah, akhirnya Da Jung membawa remote tv nya. Shin Young dan Bu Ki langsung menunduk pergi.
Ban Seok dan Min Jae berada di bar. Ban Seok merasa frustasi karena sudah mengikuti saran Min Jae tapi tidak ada perkembangan yang bagus dengan Shin Young. Ban Seok berkata dia tidak akan mengikuti saran dari Min Jae lagi. Min Jae tidak mau di salahkan, Apa yang aku katakan? Aku bilang kau hanya perlu menelepon dan menyapanya dengan simple saat kau berada di London. Dan kau tidak perlu menghubunginya saat kembali. Maka dengan begitu dia akan penasaran dan akan mendatangimu.
Ban Seok bilang dia melakukannya perlu banyak keberanian. Min Jae berkata, Kau mengatakan kau punya hadiah untuknya, dan kau hanya memberinya 1 box coklat. Dan dia datang ke airport hanya untuk itu?. Min Jae mengatakan paling tidak Ban Seok bisa memberinya syal bermerk.
Ban Seok menyerah mengejar wanita karena wanita sama saja, sama-sama matrealistis. Min Jae bilang, jadi kau akan sendiri seumur hidupmu?. Ban Seok mengatakan, Lihatlah Shin Young. Dia adalah type yang tidak bisa di dapatkan. Aku salah menilainya. Min Jae tersenyum.
“Jika tidak? Apa yang akan kau lakukan? Jika aku bisa mendapatkannya?” tanya Min Jae. Ban Seok langsung tertawa dan mengatakan itu tidak mungkin. Min Jae tersenyum. “Ayo bertaruh. Aku akan mendapatkan Lee Shin Young. Jika aku berhasil maka kau harus memenuhi permintaan ku. Jika aku gagal maka aku tidak akan bermain musik lagi” kata Min Jae. Ban Seok merasa menarik dan menyetujuinya.
Shin Young mengajar di kelas nya. Tiba-tiba Min Jae datang terlambat dengan wajah yang pucat. Shin Young tanya apa Min Jae sakit. Min Jae mengiyakan dan ke tempat duduknya. Setelah melewati Shin Young, Min Jae tersenyum mengingat dirinya yang sengaja memakai pewarna pemucat bibir.
Shin Young tanya lagi keadaan Min Jae. Min Jae berkata jika pun dia sakit, dia tetap mau di kelas karena ini kelas terakhir Shin Young. Kelas Shin Young pun berakhir. Shin Young memanggilnya. Tapi tidak seperti biasa, Min Jae kali ini hanya menunduk lemah sambil memberikan sebuah amplop untuk Shin Young. Shin Young buka amplopnya dan ternyata isinya adalah foto dirinya.
Shin Young akan ke ruang editing. Tapi dia melihat Min Jae keluar dari ruangan. Shin Young sengaja menunggu Min Jae jalan mendekat. Shin Young menyapa Min Jae, tapi anehnya Min Jae hanya tersenyum dan membalas sapaan Shin Young. Shin Young menanyakan kabar Min Jae, tapi Min Jae terus berjalan tanpa menoleh. Shin Young merasa aneh dan malu lalu dia pura-pura melihat ponsel nya dan segera jalan lagi. Min Jae terus tersenyum. (trik Min Jae nih bikin penasaran orang ajah..)
Shin Young sedang merancang tata letak dan tata lampu bersama dengan temannya. Tapi konsentrasi Shin Young langsung buyar ketika melihat Min Jae sedang bicara dengan seorang gadis. Shin Young pun menyudahi pembicaraannya dan mencari Min Jae. Tapi Min Jae sudah tidak ada. Di ruangannya Shin Young tanya sama rekannya, apa Min Jae datang mencarinya. Rekannya jawab tidak. Rekannya menggoda Shin Young. Rekan satunya lagi mengatakan pada Shin Young kalau Myung Seok sudah kembali dari perjalanannya.
Min Jae sedang berjalan, Min Jae melihat Shin Young dan langsung bersembunyi. Shin Young jalan sambil menelepon Myung Seok, Shin Young ingin bicara dengan Myung Seok. Shin Young dan Myung Seok pun bicara di studio kosong.
Shin Young tanya bagaimana perjalanan Myung Seok, Myung Seok merasa sedikit tidak enak. Shin Young mengatakan MBS sudah mengambil ide Shin Young tapi tetap saja rekaman Shin Young tersiar. Myung Seok pura-pura tidak tau. Shin Young balas, “Sejak pertama, aku tahu kau reporter yang keji. Sejak kau melakukan “politik”, ahh aku tidak tahu kalau itu kau. Aku tidak akan menjadi seperti dirimu. Aku akan tekun dengan diriku sendiri”.
Myung Seok mulai menunjukan dirinya secara terang-terangan. Myung Seok tanya, lalu siapa kau sekarang? Yang terburuk disini bukan? Kau menolak mengundurkan diri secara sukarela bukan? Kau sudah setua ini dan kau masih single. “Ya, kau benar sunbae. Tapi mengapa kau sejahat ini?” tanya Shin Young.
“Mulai sekarang, aku akan membuat kau tidak bisa bertahan di sini. Aku akan membuat kau menderita disini.” ancam Myung Seok.
“Aku sudah mengalami penderitaan selama 10 tahun tapi aku bisa bertahan selama 10 tahun ini. Dan aku akan menjadi lebih kuat. Aku tidak akan membuat kau mudah untuk menendang ku keluar. Sunbae, kau berusaha ber’politik’ untuk menambah kekuasaan, main golf di akhir pekan, itu semua hanya untuk menaikan karir mu, Tapi aku akan membuat program yang sukses sehingga mereka tidak akan bisa menendang ku”. Tantang Shin Young.
Shin Young pergi dengan marah dan air mata. Ternyata Min Jae mendengar semua pembicaraan mereka. Min Jae merasa ikut sedih.
Min Jae menunggu Shin Young di lobby. Begitu melihat Shin Young, Min Jae langsung menghampirinya. Shin Young tanya apa yang di lakukan Min Jae. Dengan ramah Min Jae jawab dia bekerja dengan PD Ryu sebagai sutradara bersama temannya.
Setelah itu, Shin Young mau pergi. Tapi Min Jae memanggilnya dan bertanya apa Shin Young tahu tentang rekaman lagu dari penari Lee Cho Hee?. Shin Young berhenti karena merasa tertarik.
Min jae menjelaskan mengenai Lee Cho Hee yang sebelum terkenal sebagai penari, dia dengan nama samarannya pernah menyanyikan soundtrack sebuah film di Jepang. Shin Young tanya apa ini benar. Min jae meyakinkan, bos tempat di mana Min Jae rekaman pernah mengatakan ini pada Min Jae. Dan teman bos nya itu punya rekaman tersebut.
Shin Young mulai berfikir, bagaimana cara membuktikan kalau itu adalah suara Lee Cho Hee. Jika itu bisa di buktikan maka ini akan menjadi headline yang bagus. Min Jae mengatakan mereka bisa ke musik research centre dan membandingkan suara nya di laboratorium.
Shin Young dan Min Jae pun pergi mencari rekaman Lee Cho Hee. Shin Young bilang dia bisa mencari sendiri rekaman itu dan menyuruh Min Jae pergi saja. Min Jae menolak dan berkata Shin Young tidak bisa melakukan nya sendiri. Min Jae mengatakan dia sangat pintar mengenali suara dan dia juga bisa menjelaskan banyak hal dari suara, seperti kepribadiannya, perasaannya, Min Jae bisa mengetahuinya dari suara.
“Benarkah? Lalu bagaimana perasaan ku sekarang?” tantang Shin Young. Min Jae hanya tersenyum manis. Shin Young meremehkannya. “Aku bisa, tapi aku tidak akan mengatakan nya” ledek Min Jae. Shin Young tanya mengapa. “Aku pikir kau menyukaiku” kata Min Jae senyum. Shin Young diam saja. Min Jae tanya apa dia benar. Shin Youn bilang sepertinya Min Jae mengatakan harapannya sendiri.
Akhirnya Min Jae menemukan rekaman tersebut. Shin Young sangat senang. “Bukan kah sudah ku katakan, aku bisa melakukannya” kata Min Jae bangga. Shin Young membawa nya ke salah satu laboratorium dan ahlinya mengatakan rekaman itu berasal dari orang yang sama karna ada kemiripan 99%. Shin Young sangat senang.
Shin Young dan Min Jae pergi ke sebuah café. Shin Young mengucapkan terima kasih. Shin Young mengatakan dia akan mentraktir Min Jae. Min Jae juga mengatakan akan mentraktir Shin Young setelah mendapat honor hasil penjualan lagunya. Shin Young tanya pada siapa Min Jae menjual lagunya. Min Jae jawab Yuna.
Min Jae mengatakan bukankah seharusnya Shin Young kembali ke ruang editing. Shin Young membenarkan. Shin Young ingin membayar, tapi kasirnya mengatakan sudah di bayar oleh pacarnya dan menoleh ke Min Jae. Shin Young langsung melihat Min Jae, Min Jae hanya tersenyum dan mengatakan Shin Young bisa mentraktirnya lain waktu. Sebelum Min Jae pergi, dia mengedipkan mat nya pada sang kasir. Hahhahha… trik nya nih..
Da Jung sedang ‘konsultasi’ pada Sang Woo. Shin Young pulang dan melihat Sang Woo dengan tidak senang. Shin Young langsung tanya, Jung Da Jung, mengapa kau membiarkan orang asing masuk ke rumah? Kau pikir ini rumahmu?. Da Jung bilang Sang Woo melihat siaran tentang mereka. Sang Woo bilang seharusnya Shin Young tidak perlu seperti itu.
Da Jung melihat bingkai foto Shin Young. Da Jung tanya siapa yang mengambil fotonya?. Dengan bangga Shin Young bilang itu dari penulis band indie, Ha Min Jae. Shin Young tanya apa Da Jung tahu Ha Min Jae. Da Jung bilang sebelumnya pernah mendengarnya. Sang Woo ikut komentar, dia bilang Sang Woo menyukai Ha Min Jae. Lagu dan liriknya sangat menarik.
Shin Young pamer lagi dengan mengatakan fotonya diambil oleh Ha Min Jae. Sang Woo tanya mengapa dia mengambil foto Shin Young. Shin Young bilang mungkin Min Jae menyukainya. Sang Woo langsung tersenyum meremehkan, “Tolong jangan mengatakan seperti itu, kau akan terlihat menyedihkan” kata Sang Woo. Shin Young langsung menendang dan menyuruh Sang Woo keluar.
Sang Woo kesal sekali. Dia bilang tidak seharusnya Shin Young melakukan seperti ini saat dia memohon pada Shin Young. Dengan tenang Shin Young bilang Sang Woo bisa berhenti memohon. “Saat usiamu seperti ini, di mana kau akan mencari pria sepertiku?” tanya Sang Woo. Shin Young jawab, waktu akan berubah dan wanita pun akan berubah, mereka bukan nya tidak mendapatkan pasangan hanya karena mereka bertambah tua.
Da Jung yang merasa tersinggung pun membentak Sang Woo dan mendukung pernyataan Shin Young. Sang Woo kaget di bentak Da Jung. Sang Woo tanya, kau ada di pihak yang mana?. Dengan kesal Da Jung jawab, jangan bicarakan umur denganku.
Da Jung yang merasa tersinggung pun membentak Sang Woo dan mendukung pernyataan Shin Young. Sang Woo kaget di bentak Da Jung. Sang Woo tanya, kau ada di pihak yang mana?. Dengan kesal Da Jung jawab, jangan bicarakan umur denganku.
Sang Woo minta Shin Young bangun dan jangan terus bermimpi seperti wanita berusia 20an. Shin Young tanya apa yang salah dengan usia nya, Shin Young merasa lebih baik berkencan dengan Ha Min Jae dari pada pria seperti Sang Woo. Sang Woo balik tanya, apa Min Jae mau berkencan dengan tante seperti Shin Young. Shin Young mengusir Sang Woo lagi.
Min Jae dan Ban Seok sedang berada di fitness centre. Ban Seok tanya , ada apa dengan ekspresi Min Jae yang terlihat aneh. Ban Seok menebak pasti Min Jae sudah gagal mendekati Shin Young. Min Jae tersenyum dan mengatakan malam ini akan mengirim gambar eksklusif untuk Ban Seok. Ban Seok tanya apa maksudnya, apa Min Jae benar akan berkencan dengan Shin Young. Min Jae hanya menjawab akan menunjukan progress nya melalui foto.
Shin Young sedang di make up untuk laporan headline nya. Min Jae masuk ke ruang rias. Shin Young bilang dia sangat gugup. Min Jae menenangkannya dan berkata semua akan berjalan dengan lancar. Shin Young mengundang Min Jae untuk merayakan keberhasilan mereka nanti malam, dengan cepat Min Jae jawab tentu saja akan datang. Shin Young pun mulai melakukan rekaman nya.
Pesta perayaannya pun tiba. Mereka pergi karoke-an. Shin Young mengucapkan terima kasih pada Min Jae dan mengatakan minggu depan akan disiarkan. Saat acara minum-minum bersama, Min Jae tidak bisa menghabiskan segelas minumannya. Akhir nya Shin Young yang akan mewakili Min Jae dan menghabiskan nya.
Segelas, dua gelas, tiga gelas dan seterus nya. Rekan-rekan Shin Young mulai menari dan bernyanyi bersama. Tinggal Shin Young dan Min Jae di meja. Shin Young terus memegangi kepalanya. Min Jae mendekat dan tanya keadaan Shin Young. Shin Young bilang kepala nya terasa sakit. “Kenapa kau harus minum banyak dan menggantikanku minum?” tanya Min Jae. Shin Young bilang karena ingin melindungi Min Jae. Min Jae tersenyum.
Min Jae tanya apa dia perlu membawakan obat? Shin Young bilang tidak perlu, dia hanya minta di bawakan air saja. Min Jae pun pergi, Shin Young langsung mengambil lipstic dan kaca. Ketika Min Jae kembali, Shin Young langsung meletakkan lipstic dan kaca nya di tas dan berpura-pura sakit lagi. Min Jae tanya air hangat lebih baik bukan? Shin Young bilang dengan manja terserah Min Jae saja. Min Jae pun tersenyum sangaaaaaaat manis...
Shin Young kembali melihat kaca dan membetulkan sedikit bedak nya, lalu Shin Young teringat percakapannya dengan Sang Woo.
Shin Young merasa tidak ada yang salah dengan usia nya jika berkencan dengan Min Jae di banding dengan Sang Woo. Sang Woo menyuruh Shin Young segera bangun.
“Apa yang akan kau lakukan jika aku bisa berkencan dengan Ha Min Jae? Jika aku bisa membuat Min Jae jatuh cinta padaku, apa kau akan meninggalkanku sendiri?” tantang Shin Young.
Sang Woo menyutujuinya, karena hal seperti itu tidak akan terjadi menurutnya.
“Baik, jumat malam ini, aku akan pastikan Min Jae akan menggendongku pulang ke rumah”.
Shin Young minum airnya, rekan-rekannya mengajak Shin Young dan Min Jae untuk ikut menari bersama. Shin Young mengusir mereka, tapi akhirnya tidak bisa menolak. Shin Young dan Min Jae pun ikut menari bersama dengan kaku.
Min Jae melihat ponselnya dan merasa ini kesempatannya. Ban Seok di ruangannya pun melihat ponselnya terus. Ban Seok ingat kata-kata Min Jae yang akan mengirim foto sebagai bukti perkembangannya dengan Shin Young. Sementara itu, Sang Woo pun memikirkan kata-kata Shin Young, Min Jae akan menggendongnya pulang ke rumah.
Min Jae bersiap mengambil foto mereka berdua, tapi rekan-rekan Shin Young langsung ikut nimbrung foto bersama. Min Jae mencoba sekali lagi. Shin Young sudah bersiap, tapi dia punya rencana lain. Shin Young pura-pura pusing dan memeluk Min Jae. Min Jae tanya apa Shin Young baik-baik saja. “Aku rasa tidak” jawab Shin Young bohong. Sang Woo sudah menunggu di depan rumah Shin Young.
Min Jae tersenyum nakal, “Apa seburuk itu?” tanya Min Jae. Shin Young jawab dia sangat pusing. Sesuai harapan Shin Young, Min Jae tanya, “Apa aku harus menggendongmu di punggungku?”. Shin Young pun tersenyum nakal.
0 comments:
Post a Comment