Do you like this story?
Tak Gu shock melihat Ma Jun dan Nyonya Seo. "Siapa dia?",tanya Nyonya Seo. Tak Gu meminta penjelasan pada Ma Jun. Ma Jun bingung mau bereaksi bagaimana, karena dia sendiri sebenarnya juga tidak ingin Tak Gu mengetahui kalau dia adalah Ma Jun. "Apakah dia orang yang bekerja denganmu di sini?",tanya Nyonya Seo lagi. Ma Jun yang kesal karena ibunya datang terlebih lagi Tak Gu sudah tahu siapa dia sesungguhnya akhirnya pertahanan andalannya, marah dan teriak. Dia berteriak pada ibunya dan menyuruh ibunya itu segera pergi. Nyonya Seo sebenarnya juga tidak mengerti kenapa putranya itu marah-marah, tapi dia mengalah dan akhirnya pergi dari situ. Tak Gu masih betah saja memandangi Ma Jun, menunggu penjelasan dari Ma Jun sendiri. Ma Jun tak kalah gelisah.
Tapi... Kejutan tidak berhenti sampai di sini karena Mi Sun keluar rumah dan memanggil nama Tak Gu!! "Seo Tae Jo, Kim Tak Gu! Kenapa kalian berdiri di sini? Apa yang terjadi?", seru Mi Sun. Ma Jun melihat Mi Sun tak percaya [tak percaya kalau dia masih harus menghadapi situasi sulit karena Mi Sun].
Panggilan Mi Sun yang nyaring membuat langkah Nyonya Seo terhenti. Dia berbalik ke arah Ma Jun-Tak Gu lagi, semakin mendekat. Menatap Mi Sun dan bertanya,"Nona, apa yang baru saja kau katakan? Apa kau menyebut Kim Tak Gu?". Mi Sun menjawab riang pertanyaan Nyonya Seo,"Ahhh... karena dia adalah Kim Tak Gu", kata Mi Sun sambil menunjuk Tak Gu.
Nyonya Seo pelan-pelan menoleh pada Tak Gu,"Kau Tak Gu? Kau benar-benar Kim Tak Gu?", tanya Nyonya Seo tak percaya. Tak Gu menguatkan hatinya, menoleh ke muka Nyonya Seo dan menjawab,"lama tak bertemu Nyonya Muda...". Nyonya Seo terpaku menatap Tak Gu dan shock sejadi-jadinya, Ma Jun sudah pasrah. Tak Gu memandang Nyonya Seo tajam dan Mi Sun yang tidak tahu apa-apa hanya bisa bengong. (waa... lengkap sudah... Ma Jun, Tak Gu dan Nyonya Seo shock semuanya, wkwkwk... menegangkan!! didukung backsound yang pas pula)
Kim Mi Sun dan Dr. Yoon mendatangi orang yang mengaku melihat Tak Gu 14 tahun yang lalu. Kim Mi Sun langsung bertanya tanpa basa-basi,"Ahjussi, apa kau orang yang bilang pernah melihat anakku?". Orang itu bingung tiba-tiba ditodong pertanyaan oleh orang yang tidak dia kenal. Dr. Yoon lalu menjelaskan maksud kedatangan mereka dan bertanya tentang Tak Gu. Ternyata ahjussi itu orang yang mata duitan, dia minta dibayar dulu baru mau memberitahu informasi tentang Tak Gu. Kim Mi Sun paham dan langsung mengeluarkan amplop dari tasnya dan memberikannya pada ahjussi. (sebel banget ma ni orang, dia kan yang dulu mau ngejual Tak Gu, huhh)
Ahjussi itu mulai bercerita,"Saat itu sekitar 13-14 tahun yang lalu. Seorang pria kaya datang padaku, memberiku uang dan menyuruhku untuk menjual seorang anak laki-laki ke kapal ikan laut". Kim Mi Sun lalu tanya dengan cemas,"Jadi... apa yang terjadi padanya?". "Aku tidak tahu. Dia kabur dan kami tidak bisa menangkapnya. Akan melegakan jika dia tidak mati kelaparan di jalanan", jawab ahjussi nelayan itu tanpa rasa bersalah.
Kim Mi Sun murka mendengar kata-kata ahjussi nelayan itu, dia langsung menarik krah kaos ahjussi dan berteriak kalap,"APA?? KAU BRENGSEK!! APA KAU TAHU BERAPA UMURNYA? UMURNYA 12 TAHUN. DIA HANYA ANAK 12 TAHUN. TAPI APA?? KAU AKAN MENJUALNYA KE KAPAL IKAN LAUT? APA KAU TIDAK PUNYA ANAK? AKU TANYA APA KAU TIDAK PUNYA ANAK? DI MANA ANAKKU? TEMUKAN ANAKKU SEKARANG!! TEMUKAN TAK GU KU SEKARANG!!!". Mi Sun benar-benar murka hingga tidak bisa mengontrol amarahnya. Dr. Yoon menenangkan Kim Mi Sun. Kim Mi Sun akhirnya melepaskan cengkeramannya dan jatuh terduduk, dia menangis terisak mendengar nasib anak kesayangannya,"Dia hanya anak 12 tahun... Aku tidak pernah bisa memaafkan mereka. Aku tidak akan pernah mengampuni mereka",janji Mi Sun pada dirinya sendiri.
Nyonya Seo duduk sendirian malam-malam di ruang tamu. Dia senyum tak percaya mengingat Tak Gu,"Anak yang tangguh dan gigih. Dia tidak tahu tempat yang seharusnya. Beraninya dia!!". (Mami Seo sudah stress tuh) Nyonya Seo lalu menelepon seseorang dan menyuruh orang itu untuk menyelidiki kelemahan Pal Bong Bakery. (hemmm... aroma-aroma licik lagi nih)
Sementara itu, rival couple kita [Tak Gu-Ma Jun] juga saling duduk diam di kamar mereka. Mi Sun yang khawatir mengawasi kamar itu dan penasaran dengan apa yang sesungguhnya terjadi.
Tak Gu akhirnya mengawali pembicaraan,"Aku pikir kau sebenarnya ingat kalau aku adalah anak itu, alasan kau begitu rewel dan suka memutar balikkan kata-kata. Berapa lama rencanamu untuk tidak mengatakannya padaku? Apa kau tidak akan mengatakannya sampai akhir? Seburuk itukah hingga kau pura-pura tidak mengenaliku?", Ma Jun menjawab dengan ketus bahkan tanpa melihat ke arah Tak Gu yang menatapnya,"Aku hanya ingin diingat sebagai Seo Tae Jo di Pal Bong Bakery ini". "Dua tahun... Kau tidak pernah terpikir untuk mengatakannya padaku selama dua tahun ini?", tanya Tak Gu tak percaya. Ma Jun tertawa pahit, lalu menatap Tak Gu tajam (akhirnyaa...) dan berkata,"Apa yang kau harapkan dariku? Apakah aku harus memelukmu dan senang melihatmu? bertanya bagaimana hidupmu selama ini dan kenapa kau tiba-tiba meninggalkan rumah? Apa kau akan bilang seharusnya aku mendengarkan keluh kesah dalam beberapa tahun terakhir hidupmu? Kenapa harus aku? Siapa kau? Baik dulu maupun sekarang, kau masih saja anak seorang pengemis, kenapa harus aku?", seru Ma Jun. Tak Gu terpaku menatap Ma Jun lekat-lekat.
"Karena itukah? Karena itukah kau minta untuk bersaing denganku dalam kompetisi? Karena itukah kau tidak membiarkanku bertemu Yu Kyung? Semua itu karena aku adalah Kim Tak Gu? Dan karena kau adalah Gu Ma Jun? Karena itukah? Kenapa? Apa yang sudah kulakukan padamu? Apa salahku padamu?", tanya Tak Gu menuntut penjelasan.
Ma Jun menjawab,"Aku hanya membencimu. Aku benci saat kau tersenyum dan aku benci kau saat bicara. Setiap kali melihatmu main-main, aku semakin membencimu. Apa kau mengerti?". Tak Gu akhirnya mengangguk mengerti, matanya berkaca-kaca. (Argghhh.... ga tega liat merekaa berantem) Tak Gu lalu bangkit dan keluar dari kamar, meninggalkan Ma Jun [yang sebenarnya juga merasa tak enak hati. Secara psikologi, Ma Jun ini merupakan tipe orang dengan pertahanan diri yang reaction formation, jadi berusaha menyembunyikan motif dan perasaannya yang sesungguhnya dan menampilkan ekspresi wajah/tindakan yang berlawanan dengan yang sebenarnya dia rasakan.].
"Karena itukah? Karena itukah kau minta untuk bersaing denganku dalam kompetisi? Karena itukah kau tidak membiarkanku bertemu Yu Kyung? Semua itu karena aku adalah Kim Tak Gu? Dan karena kau adalah Gu Ma Jun? Karena itukah? Kenapa? Apa yang sudah kulakukan padamu? Apa salahku padamu?", tanya Tak Gu menuntut penjelasan.
Ma Jun menjawab,"Aku hanya membencimu. Aku benci saat kau tersenyum dan aku benci kau saat bicara. Setiap kali melihatmu main-main, aku semakin membencimu. Apa kau mengerti?". Tak Gu akhirnya mengangguk mengerti, matanya berkaca-kaca. (Argghhh.... ga tega liat merekaa berantem) Tak Gu lalu bangkit dan keluar dari kamar, meninggalkan Ma Jun [yang sebenarnya juga merasa tak enak hati. Secara psikologi, Ma Jun ini merupakan tipe orang dengan pertahanan diri yang reaction formation, jadi berusaha menyembunyikan motif dan perasaannya yang sesungguhnya dan menampilkan ekspresi wajah/tindakan yang berlawanan dengan yang sebenarnya dia rasakan.].
Tak Gu datang ke kontrakan lama Yu Kyung, menggedor-gedor pintunya dan memanggil nama Yu Kyung. Ahjumma kontrakan membuka pintunya dan memberitahu Tak Gu kalau Yu Kyung sudah pindah beberapa waktu lalu. (woiiii... dia ga pindah tapi kau usir ahjumma!!) Tak Gu bertanya ke mana Yu Kyung pindah, tapi ahjumma itu tidak tahu keberadaan Yu Kyung yang sekarang. Tak Gu terkejut mengetahui Yu Kyung sudah tidak tinggal di kontrakan itu lagi,"Kenapa tak pernah terpikir olehku Yu Kyung? Kenapa aku terus percaya bahwa kau akan menungguku di sini?",Tak Gu bertanya perih. Dia lalu teringat perkataan pedas Ma Jun [Berapa lama Yu Kyung bisa menunggu orang sepertimu? Kau tidak punya pendidikan, uang atau kemampuan. Kau anak yang tak punya apapun untuk ditunjukkan].
Yu Kyung membawa laporan tim administrasi untuk diserahkan pada Manager Han. Manager Han memuji Yu Kyung yang pintar dan hasil kerjanya yang memuaskan. Yu Kyung berterima kasih. "Aku menemukan posisi yang cocok untukmu, perusahaan yang layak dengan banyak keuntungan", kata Manager Han sambil menyerahkan surat pengunduran diri untuk Yu Kyung . [Manager Han ini memecat Yu Kyung secara halus,tapi masih punya hati juga dia rupanya, mecat dan menawarkan pekerjaan di perusahaan lain] Yu Kyung menolak dengan tegas dan bilang tidak berencana untuk menyerahkan surat pengunduruan dirinya. Yu Kyung justru dengan berani bilang kalau Manager Han masih ingin memecatnya, maka dia harus memiliki alasan yang bagus. Manager Han menasehati Yu Kyung untuk tidak bermain-main dan segera meninggalkan perusahaan saat dia masih bisa berbaik hati.
Yu Kyung keluar dari ruangan Manager Han dengan muka kesal, tapi hatinya langsung tenang saat melihat kalender yang sudah ditandainya di tanggal 25. Rekan Yu Kyung penasaran dan menanyakan apakah itu hari yang penting atau mungkin itu adalah ulang tahun Yu Kyung. "Tidak. Itu adalah hari dimana aku berencana untuk bertemu dengan temanku lagi. Dia adalah teman yang akan kutemui pertama kalinya setelah dua tahun", kata Yu Kyung dengan senyuman yang menghias bibirnya.
Yu Kyung keluar dari ruangan Manager Han dengan muka kesal, tapi hatinya langsung tenang saat melihat kalender yang sudah ditandainya di tanggal 25. Rekan Yu Kyung penasaran dan menanyakan apakah itu hari yang penting atau mungkin itu adalah ulang tahun Yu Kyung. "Tidak. Itu adalah hari dimana aku berencana untuk bertemu dengan temanku lagi. Dia adalah teman yang akan kutemui pertama kalinya setelah dua tahun", kata Yu Kyung dengan senyuman yang menghias bibirnya.
Karena terburu-buru Nyonya Boss tak sengaja menjatuhkan surat dari Yu Kyung untuk Tak Gu yang ada di meja kasir PBB. Di dapur PBB, Tak Gu masih berlatih membuat roti yang paling mengenyangkan. Dia memeriksa persediaan tepungnya yang semakin menipis.
Bos Yang bicara berdua dengan kakek tentang Tak Gu.
Bos Yang : "Persediaan bahannya terbatas dan dia tidak punya cukup waktu untuk berlatih. Hanya tersisa waktu lima hari. Dalam situasi seperti itu, kita tidak tahu apakah dia bisa membuat roti yang layak tepat pada waktunya", Kakek menggoda Bos Yang,"Apa kau khawatir? Sepertinya kau mencemaskan Tak Gu". Bos Yang tersipu malu (wkwkwk... niatnya ketahuan sama kakek, anak sama bapak ga ada bedanya, gengsi ga mau ngakuin),"Abeonim [ayah]... Kenapa aku harus mencemaskan anak itu? Aku pikir, bahkan waktu tiga tahun untuk anak itu mencuci peralatan tidaklah cukup". Kakek menanggapi dengan jail,"Jadi, itu tidak masalah kan? Jika dia tereliminasi dari kompetisi, kau bisa menyuruhnya mencuci peralatan dapur lagi". Bos Yang salah tingkah, tidak tahu bagaimana mau menjawab kakek.
Bos Yang kembali serius,"Tapi ayah. apa yang anda pikirkan tentang Roti Bong? Anda tidak berniat untuk mengikuti permintaan Tae Jo dan mengungkap resepnya kan? Jika anda berniat melakukannya, aku benar-benar akan menentangnya. Abeonim... mungkin saja reputasimu...". Kata-kata Bos Yang terpotong oleh gebrakan kakek. Kakek berkata penuh wibawa,"Hidup orang itu singkat. Tetapi, berharap untuk mencapai suatu reputasi dalam hidup yang singkat itu seperti jaring laba-laba di siang hari. Jangan terlalu khawatir. Meskipun setiap orang sudah memiliki takdirnya masing-masing, semua hal lain pun juga memiliki takdir sendiri-sendiri. Resep fermentasiku juga akan menemukan pemiliknya sendiri". Bos Yang lalu bertanya,"Pemilik? Siapa yang anda bicarakan?" [Kalau aku tak salah tangkap, maksudnya kakek adalah nasib itu tidak hanya dimiliki oleh orang, bahkan benda atau yang lainnya juga memiliki nasib mereka sendiri. Tapi aku masih belum mengerti ungkapan kakek tentang jaring laba-laba di siang hari. Memangnya laba-laba tidak membuat jaring di siang hari ya?]
Kakek : "Seseorang yang sangat menginginkan resep Bong lebih daripada orang lain [Ma Jun] dan seseorang yang memiliki mimpi lebih daripada orang lain [Tak Gu]. Orang itulah yang akan menjadi pemilik [resep Roti Bong]".
Kakek : "Seseorang yang sangat menginginkan resep Bong lebih daripada orang lain [Ma Jun] dan seseorang yang memiliki mimpi lebih daripada orang lain [Tak Gu]. Orang itulah yang akan menjadi pemilik [resep Roti Bong]".
Ma Jun membuka-buka jurnal resep di kamarnya, sedangkan Tak Gu melamun di dapur, dia menghela nafas tak bersemangat. Mi Sun datang mengagetkan Tak Gu,"Kenapa? Tidak berjalan dengan baik lagi? Jin Gu hyungnim mengkhawatirkanmu, jika ada sesuatu yang terjadi. Sepertinya tubuhmu di sini tapi pikiranmu melayang entah ke mana". Tak Gu tak mengomentari kata-kata Mi Sun. Mi Sun penasaran dan bertanya,"Apa itu karena wanita yang datang ke toko beberapa waktu lalu? Setelah wanita itu datang, kau tidak banyak bicara dan kelakuanmu jadi aneh. Siapa dia?". "Tidak, bukan siapa-siapa", Tak Gu menghindar dan keluar dari dapur. Dia lalu berpapasan dengan Ma Jun, Ma Jun juga terhenti di depan Tak Gu. Mereka bicara tanpa kata lewat tatapan mata mereka, Mi Sun melihat mereka dengan curiga dan penasaran.
Mi Sun yang jengah kemudian pergi ke lantai bawah dan menemukan surat Yu Kyung yang terjatuh di lantai. (raut mukanya agak jeoleous deh kayaknya)
Nyonya Seo datang ke kantor Presdir di Geosung, dia berhenti sejenak menoleh ke arah Yu Kyung, Presdir yang sudah menunggu segera menyuruh istrinya masuk. Presdir menanyakan tujuan kedatangan Nyonya Seo. Nyonya Seo bilang dia akan memberikan saham yang dia miliki dari Direktur Choi pada suaminya itu asalkan Presdir bersedia mencabut nama Gu Hyung Jun [Tak Gu] dari kartu keluarga mereka, dan juga memanggil Ma Jun untuk bekerja di Geosung. Presdir tetap tidak mau berkompromi, dia lalu bangkit berdiri.
Ma Jun. Jae Bok dan Mi Sun berlatih dengan giat di dapur PBB. Jae Bok tiba-tiba bertanya tentang Tak Gu yang tidak kelihatan dan tidak berlatih sepanjang hari itu. Mi Sun menghentikan latihannya dan melihat surat Yu Kyung yang dikantonginya. Mi Sun lalu tak sengaja melihat roti yang disimpan di bawah meja, dia tahu itu roti hasil latihan Tak Gu. Kemudian Mi Sun mencicipi roti itu dan berkomentar,"hmm... ini sungguh sulit".
Tak Gu ternyata sedang duduk-duduk di luar PBB sambil memegangi rotinya, tiba-tiba ada anak kecil yang menepuk-nepuk punggung Tak Gu. [ingat kan? dia anak kecil yang ditemui Tak Gu saat di pasar] Tak Gu terkejut melihat anak itu, anak itu bilang kalau ia datang untuk makan roti. Tak Gu tersenyum manis pada anak kecil itu dan melihat ibu anak kecil yang berdiri di belakang anaknya.
Mi Sun yang turun ke bakery sambil membawa keranjang roti buatan Tak Gu melihat Tak Gu yang sedang melayani sepasang ibu anak. Tak Gu menyajikan beberapa roti untuk ibu anak itu [ga dikasih tahu namanya siapa], sang ibu kaget melihat Tak Gu membawa banyak roti karena anaknya tidak akan bisa menghabiskan semua roti itu. Tak Gu yang baik hati bilang kalau dia akan membungkuskan roti yang tersisa untuk dibawa pulang karena roti buatan PBB sangat lezat. Anak kecil itu lalu bertanya dengan antusias,"Hyung yang membuat semua roti ini?". Tak Gu bingung lalu dia menjawab kalau orang yang lebih ahli darinya yang membuat roti itu. Tak Gu lalu menyodorkan roti pada anak kecil itu tapi anak itu malah cemberut dan tidak menerima roti dari tangan Tak Gu. Anak kecil itu bertanya kecewa,"Apakah tidak ada roti yang kau buat?". Tak Gu menjawab tak enak,"Aku tidak membuat roti hari ini". (waahhh... Tak Gu boong tuh dek, jangan percaya, wkwkwk) Ibu anak itu menjelaskan kalau anaknya sangat ingin makan roti buatan tangan Tak Gu.
Mi Sun akhirnya menampakkan diri sambil tak lupa membawa keranjang roti Tak Gu,"Ini adalah roti yang dibuat oleh kakak!". Tak Gu sangat kaget saat melihat Mi Sun membuka keranjang rotinya. dia langsung menutupi keranjang roti itu dengan kedua tangannya. (wkwkwkw... lucu banget liat ini) Anak kecil itu bersemangat lagi, dia tersenyum kagum,"Waahh... ini semua rotimu?". Mi Sun juga tersenyum menjawab,"Ya, ini semua adalah roti yang dibuat oleh kakak". Mi Sun lalu menyodorkan roti Tak Gu untuk dicoba anak itu,"Ini adalah roti nasi jelai buatannya".
Tak Gu malu dan berusaha menghalangi, tapi dia berharap juga saat melihat anak kecil itu memakan rotinya dengan semangat. Mi Sun juga menanti komentar anak itu.
Mi Sun akhirnya menampakkan diri sambil tak lupa membawa keranjang roti Tak Gu,"Ini adalah roti yang dibuat oleh kakak!". Tak Gu sangat kaget saat melihat Mi Sun membuka keranjang rotinya. dia langsung menutupi keranjang roti itu dengan kedua tangannya. (wkwkwkw... lucu banget liat ini) Anak kecil itu bersemangat lagi, dia tersenyum kagum,"Waahh... ini semua rotimu?". Mi Sun juga tersenyum menjawab,"Ya, ini semua adalah roti yang dibuat oleh kakak". Mi Sun lalu menyodorkan roti Tak Gu untuk dicoba anak itu,"Ini adalah roti nasi jelai buatannya".
Tak Gu malu dan berusaha menghalangi, tapi dia berharap juga saat melihat anak kecil itu memakan rotinya dengan semangat. Mi Sun juga menanti komentar anak itu.
"Ini lezat", kata anak kecil itu akhirnya. Tak Gu terkejut mendengar komentar tentang rotinya yang lezat. Mi Sun bertanya meyakinkan,"Benarkah? Rotinya benar-benar lezat?" Anak kecil itu mengangguk pasti. "yaa... anak ini punya hati yang baik", kata Mi Sun (wkwkwk... aslinya roti Tak Gu kan belum seenak itu) Sang ibu akhirnya juga mencicipi roti itu dan memberikan pendapatnya,"Oh, roti nasi jelai ini terlalu keras. Kau harus menambahkan air dua kali lebih banyak pada nasi jelainya dan didihkan dengan baik. Dan coba tambahkan sedikit garam. Rasanya akan jauh lebih baik". Tak Gu mendengarkan nasehat ibu itu baik-baik. Mi Sun lalu memberikan segelas air untuk anak itu agar dia tidak tersedak saat makan. Anak itu minum airnya, berkata dan tersenyum,"Ini masih saja lezat". "Ini juga cukup bagus untukku", imbuh Ibu itu. Tak Gu terharu mendengar kata-kata sepasang ibu anak itu, dia tersenyum juga akhirnya. (huwaaa.... co cweet banget nih)
Mi Sun :"Lihat baik-baik. Mereka adalah pelanggan pertamamu".
Tak Gu berkaca-kaca dan tersenyum senang. Dia lalu ingat pembicaraannya dengan Presdir beberapa waktu lalu dan mendapat pencerahan,"kelembapan!". Mi Sun tersenyum melihat Tak Gu mendapatkan semangatnya kembali. (tsk tsk tsk... backsoundnya mantap! menggugah semangat!)
Mi Sun :"Lihat baik-baik. Mereka adalah pelanggan pertamamu".
Tak Gu berkaca-kaca dan tersenyum senang. Dia lalu ingat pembicaraannya dengan Presdir beberapa waktu lalu dan mendapat pencerahan,"kelembapan!". Mi Sun tersenyum melihat Tak Gu mendapatkan semangatnya kembali. (tsk tsk tsk... backsoundnya mantap! menggugah semangat!)
Tidak membuang banyak waktu, Tak Gu langsung berlatih dan mempraktekkan ilmu barunya, ilmu dari ayahnya, sepasang ibu anak pelanggan pertamanya, dan ilmu dari Jin Gu. Tak Gu merebus jelai, mempreteli jagung, mencampur adonan, membentuknya dan bersiap memanggangnya. Saat memanggang rotinya, Tak Gu meletakkan dua gelas air ke dalam oven dan mengatur suhunya, dia menutup oven dan berkata pelan,"Tolong, aku mohon padamu". Jin Gu dan Mi Sun memperhatikan semua gerak-gerik Tak Gu dari belakang, dan Jin Gu tersenyum!!. (wiihhh... Jin Gu oppa ni kalau senyum manis juga lho ^__^)
Jin Gu turun ke bakery, saat itu ada seorang pelanggan yang mengenali Jin Gu. Dia mengikuti Jin Gu dan menyapanya. Laki-laki itu menyerahkan sebuah kartu nama, Jin Gu terdiam membacanya. Jin Gu datang menemui orang yang ada dalam kartu nama tadi, dan orang itu adalah Presdir!!
Mi Sun masih menyimpan surat Yu Kyung, dia bingung mau memberikannya pada Tak Gu atau tidak, Mi Sun khawatir kalau surat dari Yu Kyung itu akan mempengaruhi mood Tak Gu karena lusa adalah hari kompetisi. Sementara itu, Tak Gu masih berlatih membuat roti nasi jelai di dapur PBB, dia berlatih dengan keras untuk yang kesekian kalinya. Tak Gu mencicipi roti nasinya, merasakannya...
Mi Sun menghampiri Tak Gu di dapur sambil membawa surat Yu Kyung yang disembuyikannya di belakang. Tak Gu menawarkan Mi Sun untuk mencicipi roti buatannya. Mi Sun ragu-ragu karena dia masih menyembunyikan surat Yu Kyung, akhirnya diterima juga roti Tak Gu setelah dia mengantongi surat Yu Kyung. Mi Sun mencuil sedikit roti nasi jelainya, mencicipinya dengan penuh perasaan, menutup matanya. Mi Sun membuka matanya dan dia tampak kagum. Tak Gu menanyakan pendapat Mi Sun dengan cemas,"Kenapa? Tidak enak lagi kali ini? Rasanya aneh?".
Mi Sun yang belum yakin mencicipi lagi rotinya, setelah beberapa kali, dia tersenyum memuji Tak Gu,"Ini lembut. Roti ini begitu lembut dan lembap. Ini lezat...". Tak Gu bengong, tidak percaya dengan pendengarannya,"Benarkah? Apa benar-benar lezat?", tanya Tak Gu semangat. Mi Sun mengangguk meyakinkan,"Benar, benar-benar lezat". Tak Gu senang, sangat-sangat senang. Dia berteriak-teriak kegirangan, menari-nari di dapur PBB. (hiks... hiks... liat moment ini aku malah nangis, nangis haru... palagi denger suara Kyu yang mendayu-ndayu)
Saking senangnya, Tak Gu memeluk Mi Sun dan berseru,"Aku melakukannya! Aku melakukannya dengan benar!!".
Mi Sun terkejut dengan pelukan Tak Gu tersebut, dia bahkan masih bengong meskipun Tak Gu sudah melepaskan pelukannya sedari tadi. Hati Mi Sun kalang kabut. (Tak Gu ya....kau tidak sadar ya sudah meracuni Mi Sun dengan pelukanmu itu? )
Tak Gu memasukkan roti nasi jelainya ke dalam keranjang dan dengan semangat berlari pergi ke pasar. Tak Gu tidak sabar untuk menunjukkan roti nasi jelai barunya pada anak kecil pelanggan pertamanya. Tak Gu memanggil-manggil anak itu dan dengan terengah-engah menyodorkan keranjang rotinya,"Ini, aku membuatnya. Tidak keras lagi kali ini. Kau bisa memakannya tanpa minum air sekarang. Ini...". Anak kecil itu menerima dengan senang hati, dia berkata senang,"Waahh... ini benar-benar enak". Tak Gu tertawa senang mendengar komentar anak itu, dia lalu mengangkat anak kecil itu berputar-putar,"Semuanya karena kau. Terima kasih nak!! Terima kasih pelanggan pertamaku!!!".
Kembali pada Presdir dan Jin GuPresdir tidak menyangka kalau ternyata Jin Gu bekerja di Pal Bong Bakery, dia lalu menanyakan apakah benar Jin Gu pernah datang ke kantornya, karena dia sepertinya melihat Jin Gu saat itu. Jin Gu membenarkan, dia kemudian bertanya serius, "Pertama, aku penasaran dengan sesuatu. Apakah anda masih mencari anak anda yang hilang?". Presdir kaget dengan pertanyaan Jin Gu yang mengungkit masalah anaknya. "Jika anda menemukan anak anda yang hilang, apa yang akan anda lakukan? Pikiran anak anda dipenuhi oleh keinginan untuk mencari ibunya yang terpisah darinya. Bagaimana jika dia tahu kalau orang yang menyebabkan dia terpisah dengan ibunya, tak lain adalah ayahnya sendiri? Apa yang anda kira akan terjadi padanya?", lanjut Jin Gu.
Presdir bertanya tajam,"Apa yang kau maksud barusan? Katakan hingga aku mengerti. Apa yang ingin kau katakan padaku sekarang?". Jin Gu berkata tegas : "Sebelum anda memberiku jawaban. Aku tidak bisa memberikan jawaban dari pertanyaan anda. Anak itu akhirnya bisa tersenyum. Aku tidak ingin lagi melihat dia menderita". Presdir menatap Jin Gu tajam,"Anak itu, siapa yang kau bicarakan? Aku tanya siapa yang kau maksud?". "Tak Gu ya... Tak untuk tinggi dan Gu untuk menyelamatkan. Kim Tak Gu", jawab Jin Gu kalem. Presdir menatap Jin Gu tak percaya.
Ma Jun keluar menemui Tak Gu dan berkata ketus,"Apa yang terjadi? Kenapa kau memanggilku keluar? ini menjengkelkan". Tak Gu tersenyum dan dengan bangga memamerkan rotinya,"Ini adalah roti pertama yang kubuat. Ini disebut roti nasi jelai. Cobalah!!". Ma Jun dengan enggan mengambil roti nasi Tak Gu tapi dia terkejut saat merasakannya. Tak Gu menunggu Ma Jun. "Apa kau benar-benar ingin membual kalau akhirnya kau bisa membuat sesuatu seperti roti?", tanya Ma Jun mengejek Tak Gu. Tak Gu mengangguk bahagia,"Ya, aku ingin membual". (wkwkwk... dia malah bahagia o' piye. Tapi Ma Jun itu lain di mulut lain di hati. Sebenarnya dia mengakui dalam hati kalau rasa roti yang dibuat Tak Gu lezat, tapi dia tentu gengsi kalau harus mengakuinya secara lisan, harga dirinya bakalan jatuh. Padahal matanya ga bisa bohong. Hanya saja Tak Gu terlalu polos untuk bisa merasakan kedalaman mata Ma Jun, tsk tsk tsk)
Ma Jun bertanya penasaran,"Apa yang kau gunakan?". Tak Gu menjawab dengan menutup mulutnya, seolah-olah bakal ada yang mendengarkan,"Ini rahasia... tapi itu karena segelas air. Aku memanggangnya dengan segelas air dan rotinya menjadi lembut. Itu mengagumkan bukan?".
Ma Jun : Tapi kenapa kau membuatku merasakannya? Bukankah kita saingan?
Tak Gu : Sebelum kita menjadi saingan, kau adalah teman yang membantuku. Kau bilang kau ingin diingat sebagai Seo Tae Jo di Pal Bong Bakery ini. Jadi mari lakukan! Alih-alih Gu Ma Jun dari Geosung yang membenciku, aku akan memperlakukanmu sebagai Seo Tae Jo yang tidur denganku, makan denganku, berkelahi denganku dan belajar bersamaku di Pal Bong Bakery. Mari lakukan itu sampai kompetisi selesai. Mengerti?!
Setelah selesai mengatakan niatnya, Tak Gu melangkah pergi tapi Ma Jun menghentikannya,"Jadi, kau bilang kau bisa berteman dengan Seo Tae Jo tapi tidak dengan Gu Ma Jun?Begitukah?". Tak Gu berbalik lagi tanpa menghiraukan pertanyaan Ma Jun,"Kita akan bertemu lagi dalam kompetisi besok, Seo Tae Jo".
Ma Jun bertanya penasaran,"Apa yang kau gunakan?". Tak Gu menjawab dengan menutup mulutnya, seolah-olah bakal ada yang mendengarkan,"Ini rahasia... tapi itu karena segelas air. Aku memanggangnya dengan segelas air dan rotinya menjadi lembut. Itu mengagumkan bukan?".
Ma Jun : Tapi kenapa kau membuatku merasakannya? Bukankah kita saingan?
Tak Gu : Sebelum kita menjadi saingan, kau adalah teman yang membantuku. Kau bilang kau ingin diingat sebagai Seo Tae Jo di Pal Bong Bakery ini. Jadi mari lakukan! Alih-alih Gu Ma Jun dari Geosung yang membenciku, aku akan memperlakukanmu sebagai Seo Tae Jo yang tidur denganku, makan denganku, berkelahi denganku dan belajar bersamaku di Pal Bong Bakery. Mari lakukan itu sampai kompetisi selesai. Mengerti?!
Setelah selesai mengatakan niatnya, Tak Gu melangkah pergi tapi Ma Jun menghentikannya,"Jadi, kau bilang kau bisa berteman dengan Seo Tae Jo tapi tidak dengan Gu Ma Jun?Begitukah?". Tak Gu berbalik lagi tanpa menghiraukan pertanyaan Ma Jun,"Kita akan bertemu lagi dalam kompetisi besok, Seo Tae Jo".
Beralih lagi ke Presdir dan Jin Gu
Jin Gu menceritakan bahwa Tak Gu datang dan menemukannya 2 tahun yang lalu, Tak Gu mengembara di dunia yang berbahaya ini dengan niat hanya untuk mencari ibunya dan akhirnya berhasil menemukan Jin Gu setelah waktu 12 tahun. Presdir terkejut mendengar penuturan Jin Gu dan menanyakan dimanakah Tak Gu sekarang. Jin Gu kekeuh belum mau menjawab apapun pertanyaan Presdir sebelum Presdir duluan yang menjawab pertanyaannya,"Bagaimana Presdir akan menjelaskan pada Tak Gu ?".
Jin Gu menceritakan bahwa Tak Gu datang dan menemukannya 2 tahun yang lalu, Tak Gu mengembara di dunia yang berbahaya ini dengan niat hanya untuk mencari ibunya dan akhirnya berhasil menemukan Jin Gu setelah waktu 12 tahun. Presdir terkejut mendengar penuturan Jin Gu dan menanyakan dimanakah Tak Gu sekarang. Jin Gu kekeuh belum mau menjawab apapun pertanyaan Presdir sebelum Presdir duluan yang menjawab pertanyaannya,"Bagaimana Presdir akan menjelaskan pada Tak Gu ?".
Anak buah Manager Han menyerahkan foto-foto dan melaporkan hasil penyelidikannya tentang Direktur Na. (pasti atas suruhan Nyonya Seo dehh) Dalam salah satu foto itu, terlihat Direktur Na bertemu dengan Dr. Yoon. Manager Han rupanya sudah ingat mengenai siapa sebenarnya Dr. Yoon.
Dr. Yoon sedang memeriksa kondisi Kim Mi Sun di kediamannya. Kim Mi Sun sakit karena sudah beberapa hari ini mogok makan. Kim Mi Sun menangis mengingat Tak Gu, dia bertekad tidak akan memaafkan orang-orang yang sudah membuat dirinya dan anaknya menderita. Sementara itu, Nyonya Seo juga bertekad untuk melindungi segala yang dia punya.
Hari kompetisi akhirnya dimulai, semua bersiap dan dengan semangat membuat roti yang menurut mereka adalah "Roti Paling Mengenyangkan di Dunia".
Kakek sebagai juri dan para senior PBB lain memperhatikan dengan seksama proses pembuatan roti para kontestan. Ketika sampai giliran Tak Gu, kakek tersenyum senang melihat Tak Gu.
Roti para kontestan sudah selesai dibuat dan langsung disajikan di hadapan Kakek Bong.
Paman Gap Soo langsung bertanya tentang roti yang dibuat Tak Gu,"Hei Tak Gu. Roti macam apa yang kau buat itu?". "Ini adalah roti nasi jelai. Aku membuatnya dari nasi jelai dan jagung", jawab Tak Gu. Paman Gap Soo bertanya lagi,"Apa? Nasi jelai? Apa kau bilang kalau kau menambahkan nasi jelai ke dalam roti?". Kakek menyambung ikut bertanya,"Bagaimana kau bisa berpikir untuk memasukkan nasi jelai dalam roti?".
Tak Gu : Sejujurnya, aku tidak berpikir tentang itu dan begitu saja memasukkannya. Aku hanya ingin menambahkan semuanya. Aku ingin menambahkan bola nasi yang diberikan oleh seorang anak kecil padaku saat aku merasa lapar dan juga Kak Jae Bok, Mi Sun dan Tae Jo. Aku ingin menambahkan hati semua orang yang sudah membantuku untuk membuat roti. Roti ini mungkin jelek dan bentuknya tidak terlihat bagus tapi kupikir ini akan menjadi roti yang paling mengenyangkan untuk orang. (aku sukaaa liat senyum Jin Gu oppa)
Tak Gu : Sejujurnya, aku tidak berpikir tentang itu dan begitu saja memasukkannya. Aku hanya ingin menambahkan semuanya. Aku ingin menambahkan bola nasi yang diberikan oleh seorang anak kecil padaku saat aku merasa lapar dan juga Kak Jae Bok, Mi Sun dan Tae Jo. Aku ingin menambahkan hati semua orang yang sudah membantuku untuk membuat roti. Roti ini mungkin jelek dan bentuknya tidak terlihat bagus tapi kupikir ini akan menjadi roti yang paling mengenyangkan untuk orang. (aku sukaaa liat senyum Jin Gu oppa)
Kakek mengerti dan memulai penilaian, beliau mencicipi roti para kontestan satu per satu, membauinya dan merasakannya. Semua kontestan H2C menunggu keputusan kakek. Keputusan akhirnya, Mi Sun lolos, Jae Bok tereliminasi, Tae Jo lolos dengan catatan, Tak Gu lolos dengan membanggakan.
Tak Gu tak percaya, dia bertanya lagi apakah dia benar-benar lolos. Kakek menjawab kalau Tak Gu benar-benar lolos. Tak Gu sangat bahagia mendengarnya, dia tertawa senang, yang lain juga ikut senang dengan kelolosan Tak Gu. Paman Gap Soo yang penasaran langsung mencoba roti nasi jelai Tak Gu. (wkwkwkw... Paman Gap Soo ini penggembira, kalau ga ada dia lucu juga)
Tak Gu tak percaya, dia bertanya lagi apakah dia benar-benar lolos. Kakek menjawab kalau Tak Gu benar-benar lolos. Tak Gu sangat bahagia mendengarnya, dia tertawa senang, yang lain juga ikut senang dengan kelolosan Tak Gu. Paman Gap Soo yang penasaran langsung mencoba roti nasi jelai Tak Gu. (wkwkwkw... Paman Gap Soo ini penggembira, kalau ga ada dia lucu juga)
Ma Jun melihat Tak Gu yang masih tertawa riang dengan pandangan cemburu. Ma Jun lalu membuang roti buatannya ke tempat sampah. (yaa... sayang banget kalo dibuang Ma Jun, kenapa ga dikasiin ke Apni aja, pasti ditrima tuh, kekekeke) Kakek ternyata masih laparr... dia memakan roti nasi jelai Tak Gu di kamarnya dan bergumam,"Ini menarik. Rasa roti ini benar-benar menarik".
Tak Gu, Mi Sun dan Jae Bok merayakan kompetisi tahap pertama mereka dengan minum-minum di kedai sebarang PBB (Jae Bok ini sportif juga, dia sudah berubah jadi baik ^___^ yang lucu, Mi Sun ga minum soju tapi minum jus karena dia memiliki indra perasa yang tajam, jadi dia tidak pernah mau minum soju) Tak Gu pamer pada Mi Sun kalau roti buatannya enak dan dia sudah lolos tahap pertama. Jae Bok juga mengakui kehebatan Tak Gu.
Mi Sun mengeluarkan amplop Yu Kyung dari sakunya dan memberikannya pada Tak Gu,"Ini hadiah. hadiah karena kau mengagumkan dan berhasil melewati tahap pertama". Tak Gu menerima amplop itu dan membaca nama pengirimnya [Dari : Shin Yu Kyung]
Mi Sun mengaku kalau sebenarnya surat itu sudah ada sejak beberapa hari yang lalu, tapi dia menyimpannya karena kompetisi. Tak Gu dengan semangat membuka amplop itu dan tersentak saat membacanya [Tower Jam Nam San, tanggal 25 pukul 06.00] dia kesal karena hari itu tanggal 25 dan dia belum bersiap-siap.
Tak Gu langsung berlari pergi dengan cepat. Mi Sun jengkel,"Heii Kim Tak Gu!! Bagaimana kau bisa pergi begitu saja? Bagaimana dengan perayaan kita?", teriak Mi Sun. Tak Gu berhenti sejenak, dia minta maaf dan menitipkan Mi Sun pada Jae Bok (whaaattt???) Tak Gu teringat sesuatu dan dia kembali mengambil keranjang roti yang ada di meja kedai itu. Mi Sun yang jengkel dan cemburu langsung meminum soju dari botolnya. (ngekek liat scene ini, wkwkwkw)
Tak Gu berlari menuju Tower Nam San dengan sangat semangat sambil terus meneriakkan nama Yu Kyung sepanjang perjalanan. Yu Kyung juga bersiap dan berdandan dengan cantik di kamarnya, tapi saat dua pergi teleponnya berdering. Yu Kyung sampai di kantor asisten Presdir, ternyata Nyonya Seo yang memanggilnya untuk datang ke rumah keluarga Goo saat itu juga.
Tak Gu sampai juga di Tower Jam Nam San, dia kelelahan tapi wajahnya berseri-seri. (backsoundnya okee... ) Dia mencari-cari sosok Yu Kyung, tapi Yu Kyung belum muncul. Tak Gu akhirnya duduk di tepi kolam, jam menunjukkan pukul 6 kurang 10 menit.
Tak Gu sampai juga di Tower Jam Nam San, dia kelelahan tapi wajahnya berseri-seri. (backsoundnya okee... ) Dia mencari-cari sosok Yu Kyung, tapi Yu Kyung belum muncul. Tak Gu akhirnya duduk di tepi kolam, jam menunjukkan pukul 6 kurang 10 menit.
Yu Kyung sampai di rumah keluarga Goo, dia melihat jam tangannya dan merasa kesal. Ma Jun ternyata juga pulang ke rumahnya. Nyonya Seo sedang menjamu tamunya Nyonya Lee dan Na Jin [calon istri Ma Jun pilihan Nyonya Seo], Bibi Gong lapor kalau Yu Kyung sudah sampai. Nyonya Seo menyuruh Bibi Gong untuk menyampaikan pada Yu Kyung agar menunggunya karena dia masih ada tamu. Ja Kyung dan Ja Rim terlihat cemas dengan tingkah ibu mereka itu. Yu Kyung mengerti kalau dia dikerjai oleh Nyonya Seo, tapi dia tidak bisa memberontak.
Ma Jun yang masuk ke dalam rumah kaget melihat Yu Kyung ada di kediaman keluarganya. Yu Kyung bilang kalau Nyonya Seo yang memanggilnya. Nyonya Seo yang melihat Ma Jun sudah sampai langsung menghampiri putranya itu dan mengajaknya bergabung bersama para wanita. Nyonya Seo menoleh ke arah Yu Kyung dan menyuruhnya untuk menunggu, Yu Kyung mengerti. Ma Jun jengkel dengan kelakuan ibunya tapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa karena akibatnya akan lebih fatal bagi Yu Kyung. Ma Jun dan wanita kaya makan bersama, Yu Kyung gelisah dan melihat jam tangannya terus. Ma Jun terus memperhatikan Yu Kyung yang masih berdiri tegak di tengah aula rumah.
Tak Gu yang [tentu saja] masih setia menunggu di Tower Nam San hingga pukul 8 malam terus melihat-lihat ke sekitar kalau-kalau Yu Kyung datang. Dia bertanya pada orang lewat, apakah masih ada Tower Jam Nam San yang lain, tapi ternyata tidak ada. Sementara itu, Ma Jun dan para wanita kaya masih lanjut mengobrol hingga larut malam, padahal Yu Kyung sudah menunggu dan berdiri berjam-jam di aula rumah. Ma Jun tidak tahan lagi, dia akhirnya berdiri dan mengusir [secara halus] Na Jin dan ibunya untuk pulang. Nyonya Seo marah dengan Ma Jun dan menyuruh Ma Jun untuk duduk. Ma Jun tidak mau dan jalan menuju Yu Kyung,"Shin Yu Kyung, kau juga pergi. Apa kau tidak punya nyali? Apa kau tidak punya harga diri? Atau kau bodoh? Tidakkah kau tahu kenapa ibuku menyuruhmu berdiri di sini?", seru Ma Jun pada Yu Kyung.
Yu Kyung menatap Ma Jun jengkel, tapi dia tidak mau pergi dan kekeuh untuk terus menunggu di situ. Ma Jun tidak bisa mengontrol emosinya langsung menarik Yu Kyung keluar dari rumahnya. Yu Kyung meronta-ronta. Nyonya Seo sakit kepala.
Jin Gu keluar dan bertemu dengan Presdir yang menunggunya di luar Pal Bong Bakery. Presdir langsung berkata dengan mata berkaca-kaca,"Jika kau memintaku untuk menerima kebencian, aku akan terima. Aku akan terima, bahkan jika aku harus hidup dengan semua itu. Aku harus bertemu anak itu. Tak Gu, di mana dia sekarang? Tak Gu di mana dia? Anakku di mana dia?".
Dan Tak Gu masih menunggu di Tower Jam Nam San meskipun saat itu sudah sangat larut malam.Tubi kontinyyuuuttt ^________^
0 comments:
Post a Comment