Do you like this story?
Keluarga Seung Jo dan Ha Ni bekumpul di meja makan bersama.
“Aku punya sesuatu yang perlu diberitahukan pada kalian semua. Pada hari Rabu, kalian semua harus libur ”seru ibu Seung Jo.
“Rabu? Aku ada janji bermain golf dengan presiden Yoon pada hari itu”ucap ayah Seung Jo.
“Karyawan restoranku dan aku akan berlibur juga”ucap ayah Ha Ni.
“Aku juga tidak bisa. Aku harus datang ke pesta ulang tahun”ucap Eun Jo.
“Aku juga”ucap Seung Jo.
“Oke. Batalkan semua itu”ucap ibu Seung Jo.
“Apa?”ucap Eun Jo.
“ Mengapa?”tanya ayah Seung Jo.
“Ada acara istimewa apa pada hari itu?”tanya Seung Jo.
“Apa? Upacara pernikahan?”tanya ayah Seung Jo, ayah Ha Ni, Eun Jo dan Ha Ni bersamaan.
“Upacara pernikahanmu”jawab ibu Seung Jo seraya menoleh ke arah Seung Jo.
"Ah, Tolong berhenti mengatur kami sesuai dengan kemauan-mu" ucap Seung Jo pada ibunya.
"Apa! Siapa yang memutuskan?? Kamu bilang kamu mau menikah" ledek ibunya.
"Saya bilang setelah wisuda" ucap Seung Jo.
"Kapan itu? Kamu harus magang, mengabdi untuk masyarakat, dan menjalankan wajib militer. Apa gunanya menunda? Lebih cepat lebih baik, ketika kamu masih muda (prima)" ucap ibunya.
"Tapi..." ucap ayah Seung Jo mengelak,
"Pesta ulang tahun..." gumam Eun Jo kesal.
"Berhenti! Jangan katakan apa-apa lagi dari sekarang! Taukah kamu berapa sulit untuk memesan tempat pernikahan? Tepat pada hari itu, batalkan semua jadwal kalian, dan kita harus saling membantu, oke?" ancam ibu Seung Jo kemudian meninggalkan meja makan. Seung Jo hanya bisa menghela nafas, Ha Ni tersenyum sendirian.
Ibu Seung Jo bergegas naik ke kamarnya, namun ia melihat ayah Ha Ni duduk termenung di beranda, ia pun menghampirinya,
"Kamu belum tidur?" tanya nya.
"Belum" jawab ayah Ha Ni.
"Kenapa? Apakah aku keterlaluan dengan apa yang kuinginkan?" tanya ibu Seung Jo.
"Itu... Tidak juga. Kita sudah tinggal bersama. Aku pikir mereka lebih baik menikah, dan juga lebih baik dimata orang lain" ucap ibu Seung Jo.
"Ya, saya tahu. Sejujurnya itu sedikit menggangguku juga. Terima kasih untuk semuanya" ucap ayah Ha Ni.
"Tapi... Kenapa kamu seperti ini? Kamu tidak terlihat senang" tanya ibu Seung Jo.
"Tidak, aku baik. Hanya saja aku bingung harus mulai mempersiapkan darimana" ucap ayah Ha Ni.
"Apa yang harus di persiapkan? Kita sudah tinggal bersama, jadi tidak ada yang harus di beli. Dan juga tempat pernikahan sudah di pesan. Kita hanya perlu gaun dan cincin. maka semuanya siap" ucap ibu Seung Jo menjelaskan.
"Hmmmm..." ucap ayah Ha Ni sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Di kedai Ha Ni bercerita tentang rencana pernikahannya yang akan dilaksanakan rabu depan. Min Ah dan Jo Ri terkejut. Mereka bertanya apakah Ha Ni menikah karena sudah hamil duluan, tentu saja Ha Ni bilang bukan . Mereka juga bertanya apakah Joon Gu sudah dikabari, karena Joon Gu tampak bekerja dengan lesu.
Beberapa saat kemudian datanglah seorang pelanggan asing yang tak lain adalah Chris, Jo Ri pun menyuruh teman-temannya cepat makan dan pura-pura tidak melihat. Si pelayan pun melapor kepada ayah Ha Ni dan Joon Gu. Ayah Ha Ni pergi ke depan untuk menyambut, namun karena minim nya penguasaan bahasa inggris, ia memaksa Ha Ni untuk melayani pelanggan tadi. Mau tidak mau Ha Ni melaksanakan perintah ayahnya, dengan modal bahasa Inggris seadanya, ia menyapa Chris. Chris keheranan, ia pun mengatakan dalam bahasa Korea, kalau ia ingin makan mie. Semuanya (Ha Ni, ayahnya, Jo Ri, dan Min Ah) terkejut mendengar kalau si pelanggan bisa bahasa Korea dengan bagus.
Akhirnya Chris makan mie dengan ditemani Jori, Min Ah, Ha Ni dan ayahnya.
"Apa ini?"tanya Chris.
"Ini jamur. Jamur Pine." jawab ayah Ha Ni.
"Ah, Jamur Pine. Aroma ini... Aroma yang enak" ucap Chris sambil mencium jamur tersebut.
"Dia bilang Jamur Pine. Logatnya sangat lucu" ucap Jo Ri sambil menertawakan Chris.
"Ini juga baik untuk kesehatanmu. Ini disebut Tiram" ucap ayah Ha Ni.
"Ah ya, Tiram. Aku biasanya tidak makan ini. Rasanya sangat enak" ucap Chris sambil memakan tiram.
"Bagaimana kamu bisa bicara bahasa Korea dengan lancar?" tanya Min Ah.
"Ibuku orang Korea, tapi ayahku orang Inggris. Aku datang ke Korea untuk melihat kampung halaman ibuku. Aku harus kembali dalam 10 hari" jawab Chris.
"Ah... ya" ucap Min Ah.
"Ini enak.. Sangat sangat enak." ucap Chris sambil mengunyah timun.
"Itu Timun Kimchi. Orang itu yang membuatnya" ucap ayah Ha Ni sambil menunjuk Joon Gu.
"Rasanya sangat enak" seru Chris kepada Joon Gu. Joon Gu menjawab Chris hanya dengan anggukan.
"Dia dari Busan, jadi dia sedikit pendiam" ucap Ayah Ha Ni menjelaskan.
"Ah... Ya..." ucap chris.
Ha Ni pergi ke toko perhiasan, dan sedang memilih-milih cicncin ditemani Seung Jo.
"Bagaimana dengan yang kita lihat sebelumnya?" tanya Ha Ni pada Seung Jo.
"Itu terlalu mencolok" jawab Seung Jo.
"Benarkah?" tanya Ha Ni.
"Bagaimana dengan yang ini? Ini sangat cantik" ucap Ha Ni sambil menunjuk cincin di depannya dengan bersemangat.
"Aku tidak menyukainya. Itu sangat berkilau" seru Seung Jo. Penjaga toko pun tertawa mendengarnya. Ha Ni tersenyum kecut mendengarnya.
"Kalau begitu, kamu saja yang memilih" ucap Ha Ni mengalah.
"Yah! Haruskan kita punya cincin?" ucap Seung Jo. Sesaat Ha Ni melirik penjaga toko yang tersenyum mendengarnya.
"Apa yang kamu bicarakan? Ini tanda cinta" ucap Ha Ni sambil tertawa.
"Tanda cinta? Hei! Bagaimana mungkin sesuatu yang begitu materialistis menjadi tanda cinta? Aku tidak mau melakukannya!" seru Seung Jo.
"Tidak! Kamu harus! Ini diperlukan sebagai tanda kamu sudah menikah" ucap Ha Ni memaksa.
"Jadi itu sebenarnya bukan tanda cinta melainkan hanya sebuah ikatan" seru Seung Jo kemudian meninggalkan Ha Ni. Ha Ni sebal dengan ulah Seung Jo, ia melihat pasangan lainnya sedang mencoba cincin, Ha Ni pun menghela nafas panjang.
Ha Ni menarik Seung Jo mendatangi sebuah butik pakaian pengantin, kemudian memandang Seung Jo.
"Aku sudah punya jas" seru Seung Jo sambil membalikkan badan berniat meninggalkan Ha Ni lagi.
"Ayolah! Masuk kedalam! Aku ingin mencoba gaun" ucap Ha Ni.
"Kemudian beli dan kembalilah. Aku akan pergi ke suatu tempat dan menunggumu" ucap Seung Jo, kemudian meninggalkan Ha Ni.
Ha Ni mengejar Seung o dan meraih tangannya.
"Oke! Lalu, ayo pergi ke studio" ajak Ha Ni.
"Studio? Kenapa?" tanya Seung Jo.
"Kenapa? Itu untuk pengambilan foto" ucap Ha Ni.
"Pengambilan foto? Yah! Aku tidak mau itu. Mempelai pria lihat ke sana, mempelai wanita senyum sedikit...Kamu ingin aku melakukan hal bodoh? Jangan harap!" ucap Seung Jo sambil melepaskan tangannya dari Ha Ni.
"Ini tidak adil. Kamu tidak mau melihat cincin. Kamu juga tidak mau mengambil foto sebagaimana mestinya.Kenapa kamu mau keluar denganku, kalau kamu seperti ini?" tanya Ha Ni kesal.
"Kamu pikir aku keluar denganmu atas kemauanku?" seru Seung Jo.
"Kamu keluar, setidaknya tidak bisakah kamu ikut saja dan membantu? Kamu hanya mengeluh ini dan itu!" seru Ha Ni kesal. Mereka pun perang mulut di jalanan, sehingga orang-orang sekitar melihat pada mereka.
"Hei, kenapa kamu bicara begitu dijalan? Ini memalukan" ucap Seung Jo begitu menyadari pandangan orang sekelilingnya.
"Memalukan? Aku lebih malu! Apa yang dipikirkan penjaga toko cincin itu tentang kita?" ucap Ha Ni.
"Tidak, lalu?" ucap Seung Jo.
"Jika tidak... Gimana kalau aku tidak tahan?!" ucap Ha Ni.
"Sekarang aku mengerti mengapa banyak pasangan yang putus bahkan sebelum menikah" ucap Seung Jo kemudian meninggalkan Ha Ni.
"Apa?" gumam Ha Ni kesal.
Ha Ni duduk dalam mobil bersama Seung Jo,
"Ku beritahu. Bahkan setelah menikah, aku tidak dapat hanya fokus terhadapmu. Aku tidak dapat beradaptasi seperti itu untukmu" ucap Seung Jo.
“Kapan kau pernah beradaptasi untukku?”tanya Ha Ni.
“Ah, benar-benar. Karena ibu kau telah berubah”keluh Seung Jo.
“Ini bukan karena ibu. Kalau seperti ini kenapa kau repot-repot mengatakan ingin menikah?”protes Ha Ni.
“Yeah, aku tidak tahu bisa menjadi seperti ini, aku benar-benar menyesal. Bahkan sekarang aku masih merasa bahwa akan lebih baik jika kita kembali mempertimbangkannya”ucap Seung Jo. Lalu mereka berdua pun terdiam.
Di salon tempat Jo Ri bekerja, Jo Ri kaget mendengar curhat Ha Ni.
“Benarkah? Jadi kamu masih belum memilih gaun pengantin?”tanya Jo Ri.
“Dia tidak bicara denganku di rumah dan jika kami saling berpapasan, ia akan menghindariku”jawab Ha Ni.
“Apa ini…. tinggal beberapa hari lagi”seru Min Ah.
“Dia bilang menyesal telah mengatakan pernikahan dan ingin kami mempertimbangkannya kembali” keluh Ha Ni.
“Ini tidak seperti itu, Baek Seung Jo tidak selalu pilih-pilih” hibur Min Ah.
“Dia mungkin telah mengatakan seperti itu, namun dia tidak akan melakukannya”seru Jo Ri ikut menghibur.
Ha Ni hanya bisa mendesah lalu meminum tehnya.
Di restoran, ayah Ha Ni sibuk membaca-baca buku. Tiba-tiba seseorang masuk.
“Kami sudah tutup”seru ayah Ha Ni seraya menoleh kea rah pintu. Dan ternyata yang datang Seung Jo.
Seung Jo memberi hormat pada ayah Ha Ni. “Oh Seung Jo,masuk”ajak ayah Ha Ni. Seung Jo pun duduk di sebelah ayah Ha Ni.
“Apakah anda membaca?”tanya Seung Jo.
“Yeah, buku tentang apa yang ayah lakukan untuk anak perempuan mereka dan lain-lain”jawab ayah Ha Ni.
“Tapi kenapa kau di sini saat ini?tanya ayah Ha Ni.
“Aku punya sesuatu untuk dikatakan”jawab Seung Jo.
Di rumahnya Seung Jo, ibu Seung Jo memperlihatkan barang-barang antik perlengkapan rumah tangga pada Ha Ni.
“Bukankah ini cantik?”tanya Ibu Seung Jo seraya memperlihatkan cangkir pada Ha Ni yang tertunduk lesu.
“Kalian berdua, minum kopi pakai ini, bukankah itu bagus?”lanjutnya sambil tersenyum.
“Yeah, itu bagus”jawab Ha Ni seraya tersenyum.
“Mengapa ekspresi dari orang yang akan jadi pengantin seperti ini? Seung Jo memarahimu?”tanya Ibu Seung Jo.
“Tidak…ah ini benar-benar cantik”seru Ha Ni mengalihkan perhatian seraya tersenyum manis.
Tiba-tiba Hp Ha Ni berbunyi, Ha Ni pun mengangkatnya dan yang menelepon ternyata ayahnya.
“Ya, Ayah?”seru Ha Ni.
“Ha Ni apa yang sedang kamu lakukan?”tanya ayah Ha Ni.
“Ah, aku lihat. Lalu datang ke sini untuk sementara waktu?”pinta ayah Ha Ni.
“Sekarang? Mengapa? Apakah terjadi sesuatu?”tanya Ha Ni.
“Tanggal? Oke, aku akan pergi sekarang”lanjut Ha Ni.
Ha Ni pun sampai di restoran ayahnya, ayahnya telah menunggu di depan pintu.
“Ayah”sapa Ha Ni.
“Ah, kau di sini”seru ayah Ha Ni.
Lalu Ha Ni menghampiri ayahnya, ketika ia melihat ke dalam dilihatnya Seung Jo duduk menunggunya.
Seung Jo, Ha Ni dan ayah Ha Ni pun pergi ke suatu tempat.
“Ke mana kita pergi?Tampaknya agak jauh”tanya Ha Ni.
“Kamu akan tahu saat kita sampai di sana”jawab Seung Jo.
Ternyata mereka pergi ke pemakaman ibunya Ha Ni dan neneknya. Seung Jo meletakkan karangan bunga yang dibawanya di atas makam ibunya Ha Ni.
“Seung Jo mengatakan ia ingin menyapa nenek dan ibumu. Aku terlalu sibuk dan tidak pernah memikirkannya”ucap ayah Ha Ni.
“Ini pertama kalinya kami bertemu, Ibu. Nenek, cucu mertua anda ada di sini, anda senang?”sapa Seung Jo. Ha Ni pun menoleh ke arah Seung Jo.
“Ha Ni kita mulai menjadi tidak patuh, itu menjadi masalah besar. Meskipun demikian, jangan khawatir aku akan merawatnya” ucap Seung Jo.
“Hmm, aku tidak suka kamu” guman Ha Ni, yang sayangnya terdengar Seung Jo.
“Kamu tidak menyukaiku?”tanya Seung Jo.
Ha Ni pun menggelengkan kepalanya dan berkata,”Aku menyukaimu. Terima kasih”
Seung Jo pun tersenyum. “Ibu, nenek aku akan menikah”ucap Ha Ni pada pusara ibu dan neneknya.
Ha Ni dan Seung Jo berjalan di sekitar pemakaman berdua sambil berbincang-bincang.
“Sebagai tuan rumah, kita akan mengundang sunbae Kyung Soo sebagai pembawa acara, kita tidak punya kan?seru Seung Jo.
“Dan…. Bagaimana dengan bulan madu kita?”tanya Ha Ni.
“Apakah kita harus? Bahkan kita tidak punya banyak waktu”jawab Seung Jo.
“Pokoknya kita harus pergi?”seru Ha Ni.
“Oke, oke. Di mana? Apakah ada tempat yang ingin kamu kunjungi?”tanya Seung Jo.
“Yeah, Italia? Jika tidak, Roma?”jawab Ha Ni bersemangat.
“Roma? Roma, kamu hanya bisa terus bermimpi”ejek Seung Jo.
“Aku sedang bercanda. Jika kita tidak bisa pergi ke luar negeri. Itu akan lebih bagus jika kita pergi ke sebuah pulau”ucap Ha Ni member alternatif.
“Sebuah pulau?Baiklah. Bagaimana dengan pulau Yeo Eui”seru Seung Jo.
“Pulai Yeo Eui?”ucap Ha Ni.
“Mengapa? Pulau Yeo Eui. Jika tidak Pulau Dor. Ah, pulau Ddook”ucap Seung Jo.
“Pulau Ddook?”keluh Ha Ni
“Ahh menganggu. Baik mari kita memutuskan dengan ini. Jika gambar yang keluar tiga-tiganya sama . Kita akan pergi ke mana kau mau”seru Seung Jo seraya mengeluarkan Hpnya
“Oke. Apakah tidak ada hanya kemungkinan kecil?”tanya Ha Ni
“Tidak”jawab Seung Jo. Seung Jo pun mulai mengacak gambar di Hpnya.
“Pulau Jeju, Pulau Jeju, Pulau Jeju”seru Ha Ni berdo’a.
“Pulau Yeo Eui”ucap Seung Jo.
“Pulau Jeju”pinta Ha Ni.
Dan hasilnya pun kemenangan untuk Ha Ni.
“Ini pulau Jeju! Yay! Aku menang! Aku menang! Pulau Jeju”sorak Ha Ni kegirangan seraya mengintari Seung Jo. Seung Jo pun tersenyum.
Kedua sahabat Ha Ni menginap di rumah Seung Jo mereka tidur di kamar Ha Ni, dan ketiga sahabat ini mengobrol mengenai persiapan pernikahan Ha Ni yang di adakan besok dan bulan madu mereka.
“Bagaimana persiapanmu? Untuk besok?”tanya Jo Ri.
“Aku masih belum tahu, aku belum merasakan itu?”jawab Ha Ni.
“Apakah kau sudah berkemas. Yeah, semua dari yang dasar-dasar”tanya Min Ah.
Ha Ni pun mengangguk, lalu Jo Ri dan Min Ah saling berpandangan dan memberi kode. Lalu mereka berdua mengambil sekotak hadiah yang disembunyikan di belakang mereka. Lalu diberikannya kotak hadiah itu pada Ha Ni.
“Apa ini?”tanya Ha Ni.
“Cepat buka!”seru kedua sahabatnya.
Ha Ni pun membuka bungkusan kado itu. Dan ternyata isi kado itu seperangkat baju tidur pengantin baru lengkap dengan parfum wkwkkwkwkw.
“Hey! Apa yang kalian maksud dengan ini?”protes Ha Ni.
“Kami browsing di internet dan mereka menyebutkan bahwa pakaian dalam dan pakaian tidur, barang yang penting untuk malam pertama bulan madu!”jelas Jo Ri.
“Sama halnya…wangi!”lanjut Min Ah seraya mengambil parfum untuk member contoh.
Jo Ri pun mengajari Ha Ni cara menggunakannya.
“Kamu mandi terlebih dahulu, Seung Jo oppa! Kemudian, kamu memakai pakaian seksi, seperti ini. Selanjutnya, kamu semprotkan sedikit parfum”seru Jo Ri seraya memberi contoh.
“Pakai make up juga!”seru Min Ah menambahi.
“Yang terpenting, ketika kamu mandi”seru Jo Ri memberi petunjuk.
“Apa itu?”tanya Ha Ni.
“Kamu tidak bisa bersenandung untuk diri sendiri”jawab Jo Ri.
“Mengapa?”tanya Ha Ni.
“Pria merasa takut jika kamu terlalu berisik”jawab Min Ah.
“Hei, apakah ciuman Baek Seung Jo baik?”tanya Jo Ri.
“Hey…..”ucap Ha Ni malu-malu.
“Beritahu kami! Apakah ciumannya baik?”seru Jo Ri.
“Hey!”seru Ha Ni tersipu-sipu malu menghindar.
“Apakah dia baik? Apakah dia baik?”desak kedua sahabat Ha Ni seraya menggelitiki Ha Ni.
“Berhenti”teriak Ha Ni. Tapi kedua sahabat Ha Ni makin menggoda Ha Ni.
Ayah Ha Ni memberikan dua kotak hadiah pada orang tua Seung Jo.
“Apa ini?”tanya Ibu Seung Jo.
“Ini perak dari Cina satu set”jawab ayah Ha Ni.
“Hey! Mengapa kau membelinya?”tanya ayah Seung Jo.
“Meskipun aku tidak seharusnya melakukan apa pun, aku pikir aku harus. Aku membeli satu set selimut juga . ada dalam ruangan dan aku tidak tahu apakah kalian akan menyukainya”jawab ayah Ha Ni.
“Oh, kamu…”guman Ibu Seung Jo.
“Besan, harap jaga kami dengan hati-hati!”ucap ayah Seung Jo seraya menjabat tangan ayah Ha Ni.
“Yeah, silahkan merawat ku juga, Besan !”ucap ayah Ha Ni. Mereka pun tertawa bersama.
“Apa yang kita lakukan”seru ibu Seung Jo seraya membuka hadiah yang diberikan ayah Ha Ni.
Seung Jo dan Eun Jo tidur sekamar dengan kasur terpisah.
Eun Jo tidak bisa tidur. “Hyung”seru Eun Jo.
“Ya”ucap Seung Jo.
“Kamu sudah tidur?”tanya Eun Jo.
“Belum”jawab Seung Jo.
“Hal yang terjadi kau dan Oh Ha Ni?”tanya Eun Jo.
“Tampaknya seperti itu. Mengapa? Tidak menyukainya?”seru Seung Jo.
“Tentu saja. Oh Ha Ni bodoh dan ceroboh, dan dia bodoh dari apa pun. Dia berusaha menyelamatkanku meskipun dia tidak bisa berenang. Bahkan jika kau dingin kepadanya, dia masih tersenyum. Aku akan menikah dengan gadis yang jauh lebih pintar dan cantik dari Oh Ah Ni”ucap Eun Jo.
Seung Jo pun hanya tersenyum mendengar kata-kata adiknya. “Semua berhak”seru Seung Jo.
“Tapi, aku setuju Hyung menikahi Oh Ha Ni. Meskipun aku benar-benar sepertimu. Tetapi aku harus jujur, memang benar bahwa Hyung memiliki masalah dengan sikap Hyung selama ini. Itu sebabnya, aku merasa bahwa Hyung harus dapat menikah dengan seseorang seperti Oh Ha Ni. Hyung berbuat baik, selamat!”ucap Eun Jo lalu menarik selimutnya dan bersiap tidur.
Seung Jo pun tersenyum bahagia mendengar nasihat adiknya.
Malam hari, Joon Gu memperhatikan rumah Seung Jo dari kejauhan. “Ha Ni aku sangat bahagia sekarang. Karena kamu, Hani sangat senang sekarang bukan? JIka kamu bahagia, aku akan bahagia juga. Selamat Oh Ha Ni. Mimpi yang indah dan aku akan melihatmu besok”ucap Joon Gu lalu berjalan melewati depan rumah Seung Jo. Saat di depan rumah Seung Jo tepat Joon Gu melambai-lambaikan tangannya lalu berlari pergi. (Joon Gu so sweet hehehe).
Ha Ni selesai mandi, lalu masuk kamarnya dan melihat kedua sahabatnya tertidur pulas.
“Apa ini? Bagaimana bisa ngobrol sampai tengah malam?”guman Ha Ni lalu menyelimuti kedua temannya. “Selamat malam”ucap Ha Ni seraya mematikan lampu dan menutup pintu kamar.
Ayah Ha Ni duduk termenung sendirian sambil minum soju di meja makan. Ha Ni menuruni tangga dilihatnya ayahnya sedang duduk sendirian. Ha Ni pun menghampirinya.
“Ayah”sapa Ha Ni.
Ayahnya pun menoleh dan berkata,”Apa yang kamu lakukan di sini dan tidak tidur?”tanyanya.
“Aku tidak bisa tidur”jawab Ha Ni. “Bagaimana dengan mu?”lanjutnya.
“Aku juga”jawab ayahnya.
Ha Ni pun menggenggam tangan ayahnya, “Ayah!”serunya.
“Yeah?”ucap ayahnya.
“Terima kasih telah membesarkanku dengan baik”ucap Ha Ni. Ayahnya pun mengangguk dan tersenyum.
“Kamu tidak bisa menangis atau matamu besok akan bengkak dan semua orang akan menertawakan pengantin karena tidak cantik”seru ayahnya.
Ha Ni pun mengangguk seraya menahan tangisnya yang akan pecah. Tapi pecah juga tangis Ha Ni.
“Aku bilang jangan menangis. Mengapa kamu menangis. Aku akan tersenyum. Besok kamu harus tersenyum juga. Ayah seorang diri membesarkan anak perempuan. Itu akan menjadi jelek jika kita menangis besok”ucap ayah Ha Ni.
“Ok, aku akan tersenyum”seru Ha Ni seraya mencoba tersenyum.
“Itu benar”ucap ayah Ha Ni.
“Ayah!”seru Ha Ni.
“Yeach?”ucap ayahnya.
“Haruskah kita berlatih?” tanya Ha Ni.
“Ya, tentu”jawab ayahnya.
Ha Ni dan ayahnya pun berlatih berjalan menuju altar, sebelum melangkah Ha Ni bersandar pada pundak ayahnya.
“Mari kita mulai”ajak ayahnya. Ha Ni pun mengapit tangan ayahnya dan melangkah pelan-pelan. Ha Ni tersenyum bahagia.
Hari pernikahan Seung Jo dan Ha Ni pun tiba, Seung Jo bersama kedua orang tuanya menyambut para tamu yang datang. Begitu juga ayah Ha Ni mereka menerima ucapan selamat dari sahabat, dan rekan kerja.
Sedangkan Oh Ha Ni pengantin wanita berfoto ria dengan para sahabatnya. Min Ah berugas mengambil foto hehehe. Dan mereka pun bergantian foto bersama.
Tiba-tiba Guru SMA mereka datang bersama guru Seung Jo.
“Sensei”teriak Ha Ni dan kawan-kawan ketika melihat pintu terbuka.
“Selamat, Ha Ni”seru guru Ha Ni seraya menjabat tangan Ha Ni.
“Sensei! Anda sedang mengandung?”tanya Jo Ri.
Guru Ha Ni pun mengelus-elus perutnya lalu menunjuk ke arah guru Seung Jo.
“Itu bagus!”teriak Ha Ni, dkk. Guru Seung Jo pun tersipu malu.
“Ini benar-benar memalukan. Ha Ni, selamat. Bisa menikah dengan Baek Seung Jo, kau hebat. Kamu berhasil ”ucap guru Ha Ni.
“ Ha Ni, kita akan bertemu nanti”seru Guru Seung Jo seraya menarik istrinya segera pergi.
“Yeah, terima kasih”ucap Ha Ni.
Guru Ha Ni pun pergi meninggalkan Ha Ni bersama guru Seung Jo yang diikuti teman-teman Ha Ni yang lain, jadi tinggal Ha Ni bersama kedua sahabat baiknya Jo Ri dan Min Ah.
“Guru kita benar-benar hebat”seru Min Ah.
“ Apakah kamu lihat? Kau harus segera hamil juga”goda Jo Ri.
Tiba-tiba He Ra datang, Ah, Oh Ha Ni!”serunya. He Ra pun tersenyum lalu menghampiri Ha Ni.
“Kamu cantik”puji He Ra.
“Kamu juga”ucap Ha Ni.
“ini bagus, bahwa itu kamu”ucap He Ra.
“Mengapa?”tanya Ha Ni.
“Untungnya Baek Seung Jo memilih kamu dan bukan aku. Yeah itu karena ini, bahwa aku menyukainya. Apakah kau berpikir tentang hal itu?”jawab He Ra.
“Sulit”ucap Ha Ni.
“Apa yang sulit tentang hal itu? Yang ingin aku katakan bahwa Baek Seung Jo tahu bagaimana memilih wanita yang baik”seru He Ra.
“He Ra….”ucap Ha Ni.
“Kamu harus bahagia dan kamu lebih baik membuatku cemburu. Aku benar-benar ingin menikah juga”seru He Ra.
“Yeah, aku akan bekerja keras”ucap Ha Ni.
“Hei, jangan kerja keras. Setelah aku mendengar kau akan bekerja keras. Aku akan merasa takut. Oh Ha ni tekad dan kesabaran dan jika kau menambahkan kerja keras dia…. “seru He Ra
“Setiap orang akan kehilangan!”ujar Ha Ni.
“Yeah”seru He Ra.
“Selamat”ucap He Ra seraya menjabat tangan Ha Ni
“Terima kasih”ujar Ha Ni.
Kembali ke Seung Jo yang menjamu para tamunya. Seung Jo menoleh dilihatnya Joon Gu datang.
“Kamu ada di sini”sapa Seung Jo.
“Wow, kau begitu bahagia. Kau terlihat cukup keren “ujar Joon Gu.
“Tentu saja, sehingga kamu harus berhati-hati”seru Seung Jo.
“Ha Ni mungkin melihatku dan berubah pikiran. Siapa tahu, aku akan memegang tangan HA Ni dan kami akan berjalan bersama-sama”bisim Joon Gu. Seung Jo pun tersenyum.
Tiba-tiba terdengar pengumuman dari MC yang tak lain adalah sunbae Kyung Soo.
“Maaf atas gangguan ini. Kita akan segera memulai acara pernikahan ini. Pengantin pria Baek Seung Jo dan pengantin wanita Oh Ha Ni”seru Kyung Soo.
“Apa yang harus aku lakukan sekarang? Ini akan segera dimulai”ucap Ha Ni gugup seraya memegang tangan Eun Jo di ruang tunggu pengantin wanita.
“Apakah kau gugup?”tanya Eun Jo.
“Yeah”jawab Ha Ni.
“Aigoo, apakah kamu akan membuat kesalahan lagi? Seperti menjatuhkan cincin di lantai atau menginjak gaunmu sendiri”ejek Eun Jo.
“Hei, jangan katakan hal-hal seperti itu”seru Ha Ni seraya menyenggol Eun Jo.
“Apakah kamu ingin aku mengirim hadiah pernikahan?”tanya Eun Jo.
“Hadiah? Ya, apa?”seru Ha Ni.
“Dekatkan telingamu”pinta Eun Jo. Eun Jo pun membisikkannya ke telinga Ha Ni.
“Apa?”pekik Ha Ni kaget.
Acara pun di mulai, Ha Ni di gandeng ayahnya berjalan menelusuri altar yang di pandu pengiring pengantin kedua sahabat Ha Ni Jo Ri dan Min Ah. Di sambut tepuk tangan meriah para tamu, guru Ha Ni, He Ra, Eun Jo dan Seung Jo menunggu di depan altar. Seung Jo pun menjemput Ha Ni di depan altar, ia memberi hormat pada ayah Ha Ni dan mengulurkan tangannya pada Ha Ni. Ha Ni pun menyambut uluran tangan Seung Jo lalu melangkah bersama menuju depan altar.
“Dalam upacara pernikahan hari ini,seperti yang kalian lihat. Tidak ada penghulu, dan itulah sebabnya mereka akan mengatakan janji mereka sendiri. Silahkan dimulai”seru Kyun Soo selaku MC.
Seung Jo dan Ha Ni pun bersiap mengucapkan janji pernikahan.
“Aku, Baek Seung Jo, bersumpah untuk pengantinku Oh Ha Ni. Aku akan mencintai dan menghormati dia, baik di saat senang maupun susah. Dan juga bersumpah untuk menghormati orang tua ku dan menjadi suami yang setia”seru Seung Jo.
“Aku, Oh Ha Ni bersumpah untuk pengantinku Baek Seung Jo. Aku akan mencintai dan menghormatinya,baik di saat senang maupun susah. Dan juga bersumpah untuk menghormati orang tua ku dan menjadi istri yang setia”seru Ha Ni.
Setelah pengucapan janji pernikahan acara dilanjutkan dengan sambutan dari ayah kedua mempelai.
“Ayah pengantin wanita dan aku telah menjadi teman baik sejak masih kecil. Selama sekolah menengah aku sering pergi ke rumahnya. Aku berutang banyak padanya. Hari ini sudah seperti di masa lalu dan akan sama di masa mendatang. Tidak ada siapa pun di dunia ini yang sangat baik dan hangat seperti dia. Ini adalah bagaimana yang selalu aku rasakan. Sekarang ini teman yang indah akan menjadi besanku. Temanku, aku sangat berterima kasih. Bahwa kamu membiarkan putrimu yang berharga menikah dengan anakku”seru ayah Seung Jo berpidato member sambutan.
Lalu giliran ayah Ha Ni.
“Saat aku berpikir tentang apa yang ingin aku katakana. Aku teringat hidup sendiri karena pernikahan yang pendek. Aku ingat itu turun salju keras pada hari pernikahan kami. Pada malam natal, kami makan mie. Kami berharap satu sama lain mengucapkan “Merry Christmas” dan ini adalah bagaimana kami mengahbiskan natal kami. Setelah kami memiliki Ha Ni, istriku meninggal dunia”seru ayah Ha Ni berpidato memberi sambutan.
Ha Ni tersenyum bahagia mendengar pidato sambutan ayahnya.
“Aku menangis sambil membawa Ha Ni. Aku bisa mengingat semua kenangan. Meskipun mereka mungkin menganggap tidak penting. Namun kenangan ini membuatku bahagia. Mungkin karena mereka tidak mengalami cobaan yang kami alami. Ibu mertua biasanya mengatakan Ha Ni yang menyerupai siput. Dia tahu jalan yang harus ia ambil, selain itu dia selalu mengenakan senyum di wajahnya. Saat aku melihat dia tumbuh dewasa. Aku selalu merasa menyesal padanya. Mulai hari ini dan seterunya, dia memiliki pelindung dan suami tampan yang akan di sisinya. Hatiku akhirnya diberi kemudahan. Seung Jo, terima kasih. Aku berharap bahwa kau akan selalu bersama Ha Ni”lanjut ayah Ha Ni. Seung Jo pun mengangguk dan tersenyum yang diikuti Ha Ni.
“Sekarang saatnya tukar cincin. Pengantin akan melakukan tukar cincin”seru Kyun Soo memandu acara.
Jo Ri mengambil cincin yang di pegang ayah Seung Jo. Lalu menyerahkan ke Ha Ni.
“Terima kasih”ucap Ha Ni seraya mengambil cincinnya lalu memakaikannya ke jari manis Seung Jo.
“Kau seperti orang tolol”ejek Seung Jo.
“Jangan menertawakan aku, Baek Seung Jo. Yang benar adalah bahwa kamu benar-benar sepertiku sejak lama”ucap Ha Ni.
“Apa? Apa yang kamu bicarakan?”ujar Seung Jo.
“Ciuman kedua kita berada di vila dan bukan di tengah hujan. Kamu mencuri ciuman dariku sementara aku sedang tidur bukan?”ucap Ha Ni malu-malu. Lalu Seung Jo menoleh ke arah adiknya Eun Jo. Eun Jo segera membuang muka hahaha (berarti di ruang pengantin tadi Eun Jo ngasih tahu ke Ha Ni tentang ciuman di taman vila wkwkkwwk).
“Mengapa kau tiba-tiba menjadi malu?”tanya Ha Ni, lalu Ha Ni menarik Seung Jo dan menciumnya secara membabi buta (gubrak bahasa yang ari pake wkwkwk). Semua orang tertawa melihat kedua pasangan ini. Dan dengan segera ibu Seung Jo mengambil kameranya dan memotret ciuman yang menghebohkan ini. Ayah Ha Ni pun terlonjak kaget melihat tingkah putrinya. Seung Jo berusaha melepaskan diri namun Ha Ni tidak melepaskannya. Kedua sahabat Ha Ni pun tertawa, Eun Jo, guru Ha Ni dan suaminya, He Ra pun tertawa.
“Hei, apa… semua orang pengantin sangat maju”seru Kyun Soo melihat tingkah sepasang pengantin ini.
Seung Jo pun berhasil melepaskan diri dari Ha Ni, Ha Ni tersenyum lalu memeletkan lidahnya ke Seung Jo.
“Untuk hadirin, mari kita memberi selamat ke pasangan bahagia ini dan member I mereka tepuk tangan ”seru Kyun Soo kembali.
Semua orang pun bertepuk tangan meriah.
Dan malang bagi Joon Gu, ia hanya bisa melihat kebahagian kedua pengantin ini dibalik tembok.
Ha Ni dan Seung Jo pun pergi bulan madu ke Pulau Jeju. Ha Ni sangat senang melihat pemandangan sepanjang jalan yang mereka lalui.
“Wow, itu indah. Mari kita berhenti dan menikmati pemandangan. Mari kita lihat sebelum kita melanjutkan perjalanan, ayo!”ajak Ha Ni manja.
Seung Jo pun menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
Ha Ni pun keluar dari mobil dan berlari ke arah pinggir pantai seraya bekata,”ini terlalu indah. Lihatlah warna laut. Bukankah itu indah?”guman Ha Ni. Lalu ia menengok ke belakang dilihatnya Seung Jo masih did alam mobil, ia pun berlari kembali ke mobil.
“Apakah tidak merasa senang, seperti kita datang ke pasifik selatan? Bagaimana mungkin bahwa laut begitu biru?”tanya Ha Ni ke Seung Jo. Tapi Seung Jo masih terdiam.
“Apa yang terjadi? Apakah kamu masih merajuk?”tanya Ha Ni lagi.
“Jika kau sudah selesai, kita harus pergi”jawab Seung Jo.
[Flashback, ternyata saat selesai acara tukar cincin, acara dilanjutkan dengan pemutaran foto-foto kedua pengantin mulai dari bayi hingga dewasa hehehe, disitu di perlihatkan foto-foto Ha Ni saat masih kecil, imut hehehe, Seung Jo melihatnya dengan jutek dan ha Ni tersenyum manis. Lalu foto-foto Seung Jo yang saat masih kecil didandani seperti seorang anak perempuan oleh ibunya. Semua orang tak percaya, tapi Eun Jo bertanya pada ibunya apakah itu foto kakaknya, ibunya menjawab kalau itu benar foto kakaknya, Seung Jo pun menahan malunya dengan kesal. Flashback End]
“Yah, ibu memang sedikit berlebihan. Dia harus menunjukkan foto-foto”ujar Ha Ni diplomatis. Namun Seung Jo tidak menanggapinya ia malah menjalankan mesin mobilnya.
“Hei, Hei ke mana kau pergi? Ke mana kau, Baek Seung Jo?”teriak Ha Ni lalu mengejar mobil yang telah melaju.
He Ra berjalan dengan kesal karena diikuti Kyung Soo. Ia pun menghentikan langkahnya.
“Kapan kau akan berhenti mengikutiku?”tanya He Ra.
Kyung Soo yang sudah ketahuan pun bingung mau jawab apa, “Yah… He Ra, kau merasa lapar bukan?”tanya Kyung Soo.
He Ra pun melangkah tanpa mendengarkan ucapan Kyung Soo. Namun terhenti saat Kyung Soo berkata,”Sepertinya kamu tidak makan apa-apa sekarang? Bolehkah aku mentraktirmu?”seru Kyung Soo.
He Ra pun terdiam berpikir sambil melihat ke arah Kyung Soo.
Ha Ni dan Seung Jo sampai di penginapan pulau Jeju.
“Hotel ini berbeda dari apa yang aku bayangkan sebelumnya. Ini indah sekali”seru Ha Ni membuka obrolan.
Tiba-tiba terdengar suara pasangan lain yang juga berlibur ke hotel itu.
“Kamar kita seperti itu. Ugh…jadi menjekelkan. Orang macam apa yang telah begitu kuat dari kamu”omel wanita.
“Maaf”ujar si Pria.
Lalu kedua pasangan ini bertemu Ha Ni dan Seung Jo.
“Oh, kebetulan sekali. Apakah anda tinggal di sini juga. Anda tidak ingat? Kami duduk di sebelah anda di pesawat”seru si wanita.
“Ya, apa kabar?”ujar Ha Ni.
“Bagaimana kabarmu?”seru wanita itu pada Seung Jo.
“Pergi dan chek ini ke dalam. Kita tidak punya waktu untuk menemukan pintu masuk utama hotel”seru si wanita pada suaminya. Suaminya pun pergi ke dalam melewati Ha Ni dang Seung Jo.
“Aku akan gila, Oh, aku tidak bisa memperhatikan dengan baik ketika aku duduk di sampingmu. Tapi kau begitu tampan. Aku heran bahwa kau bukan aktor”puji wanita tadi.
Ha Ni yang melihat gelagat tidak baik dari wanita itu mengajak Seung Jo segera pergi dari situ.
“ Ya, kita akan lebih baik pergi juga. Mari kita pergi”ajak Ha Ni seraya menyeret Seung Jo meninggalkan wanita itu.
Akhirnya Kyung Soo mentraktir He Ra makan Hot Dog.
“Tampaknya kamu ,menikmati makan hotdog”tanya He Ra.
“He Ra, kamu tidak suka hot dog? Lalu kita harus makan yang lain”ujar Kyung Soo.
“Tidak, itu nggak apa-apa. Mari kita makan”seru He Ra.
Kyung Soo pun mengambil hot dognya, lalu terdiam sebentar. “ Haruskah aku menceritakan sebuah cerita yang menarik?”serunya.“Ups, sebuah tahi mata”ujar Kyung Soo seraya menunjuk ke arah mata He Ra . He Ra pun buru-buru memeriksa matanya. Dan ternyata tidak ada apa-apa, lelucon yang garing. Kyung Soo pun jadi salah tingkah.
Lalu ia melihat pengumuman yang di temple di kaca belakang He Ra, “Apa itu? Apa itu?”serunya lalu melihat isi pengumuman itu.
“Ini adalah pengumuman tentang lomba makan hot dog. Makan tiga puluh hot dog dalam waktu 10 menit bisa masuk kompetisi final di New York. Kita dapat pergi ke New York. Aturannya adalah kita harus berusia di antara 20-40 tahun”serunya membaca isi pengumuman itu lalu menoleh ke arah He Ra.
He Ra pun menoleh ke arah Kyun Soo. “Aku bisa ikut kompetisi. Aku berusia 21 tahun. Benar ini? He Ra….He Ra….”seru Kyu Soo. He Ra pun tersenyum.
Kyun Soo pun kembali ke tempat duduknya. “Jika aku makan 30 hot dog dalam waktu 10 menit, itu berarti aku makan satu hot dog dalam waktu 20 detik. Hal ini dapat di capai kan?”tanya Kyung Soo.
“Sepertinya itu mungkin”jawab He Ra.
“Apakah kamu ingin ikut kompetisi? Tentu saja, au ingin ikut kompetisi. Hanya berpikir tentang hal itu, aku bisa makan banyak hot dog seperti yang aku inginkan dan aku bisa pergi ke New York. Selain itu, aku bisa mendapatkan hadiah grand prize jika aku menang. Jika aku menang, aku akan membelikanmu banyak makanan yang sehat untuk dimakan. Bagaimana kalau kita berlatih dulu?”ujar Kyung Soo antusias.
“Aku akan makan hot dog ini dan kamu mengitung dari 1 sampai 20. Mulai, satu, dua…”ujarnya seraya mengambil sepotong hot dog dan mulai memakannya. He Ra pun tertawa kecil melihat tingkah Kyung Soo ini.
“Oh, kau tertawa. Apakah kau baik-baik saja setelah hari itu. Kamu bermain tenis untuk waktu yang lama? Itu tidak mengganggumu sama sekali”seru Kyung Soo.
“Apa maksudmu, tidak menganggumu sama sekali?”tanya He Ra.
“Kamu bermain tenis selama 4 jam penuh”jawab Kyun Soo.
“Sunbae, apakah kau menunggu di sana selama 4 jam?”selidik He Ra.
Kyung Soo pun jadi salah tingkah lalu ia mengalihkan dengan mulai mengajak makan hot dog. Lalu Kyung Soo memakan hot dognya dengan lahap seperti orang kelaparan. He Ra pun tersenyum melihatnya.
Di kamar hotel, Ha Ni mencoba menyalakan kran air bak mandi. Ia tersenyum sendiri lalu melihat ke arah balkon dilihatnya Seung Jo sedang duduk menikmati pemandangan, ia pun tersenyum senang sendiri lalu pergi menghampiri Seung Jo.
Ha Ni duduk di samping Seung Jo. “Dari sini terlihat indah. Di depan kita hanya laut. Ini sangat indah. Aku akan bekerja keras. Walaupun aku banyak kekurangan, aku akan bekerja keras. Aku akan menjadi istri yang baik.”ucap Ha Ni pada Seung Jo. Namun Seung Jo tidak menanggapinya.
Ha Ni pun merapat ke arah Seung Jo, lalu menyenderkan kepalanya di bahu Seung Jo.
“Oh, apa yang harus kulakukan? Suasana sangat romantis sekarang”guman Ha Ni dalam hati. Ia pun tersenyum malu-malu sendiri. Seung Jo pun tersenyum melihat ulah istrinya ini.
“Apakah ini kamar kalian? Kamar kami di sana?”seru wanita dan suaminya yang tadi bertemu di depan hotel seraya menunjuk ke arah kamarnya.
Ha Ni pun terlonjak ia pun segera duduk normal kembali tanpa menyenderkan kepala. Ha Ni pun langsung cemberut melihat kedatangan wanita itu.
Ha Ni dan Seung Jo menemui staf hotel untuk bertanya mengenai tempat makan malam.
“Apakah ini acara menggunakan lilin?”tanya Ha Ni.
“Ini program favorit makan malah dengan cahaya lilin (candle light dinner?) untuk penganti baru yang menginap di hotel kami. Khusus makan malam saja dan sangat di sukai oleh tamu kami. Kami telah banyak menerima komentar baik mengenai kepuasan tamu kami”jawab staf hotel menjelaskan.
“ Salmon, daging babi panggang, udang dan salad Caesar. Live music dan gambar souvenir. Dapatkah kita memilih ini?”tanya Ha Ni pada Seung Jo.
“Karena hari ini adalah hari kerja, kami akan memberikan sebotol anggur merah gratis”jelas staf hotel
“Benarkah?”tanya Ha Ni pada staf hotel.
“Sebuah makan malam dengan lilin dan sebotol anggur merah di iringi musik”jelas staf hotel.
“Bagaimana menurutmu?”tanya Seung Jo pada Ha Ni.
“Baiklah, kita akan melakukan ini untuk makan malam kita”ujar Ha Ni.
“Ya, aku mengerti”ucap Seung Jo pada Ha Ni.
“Kami akan menghubungi kalian jika semuanya sudah siap. Datang saja ke restoran yang terletak di sebelah kolam”ujar staf hotel.
“Oke”ujar Ha Ni. Lalu bersiap pergi namun setaf hotel memberitahukan kalau ada pasangan lain yang juga memesan makan malam seperti mereka.
“Selain kalian, ada satu pasangan lain yang juga memesan khusus makan malam seperti ini”ujar staf hotel. Ha Ni pun kembali duduk.
“Hanya dengan 2 pasangan, suasa pasti menyenangkan”seru staf hotel.
“Pasangan pengantin baru lain?”tanya Ha Ni.
Acara makan malam (candle light dinner) pun mulai. Ternyata pasangan lain yang disebutkan staf hotel tadi itu pasangan yang bertemu mereka tadi. Yang si wanita terus saja menggoda Seung Jo.
“Oh, aku mendengar hotel ini mempunyai program bagi pasangan yang sedang berbulan madu. Aku pikir itu akan menjadi membosankan. Tapi ini agak romantis. Nasib kita bagus bukan?”ujar si wanita . Namun tidak ada yang menanggapinya. Ha Ni pun memasang muka jutek, makan malam romantis yang dibayangkannya gagal total hehehe.
“Apakah aku benar? Pasti indah jika kita tiba dari bandara bersama-sama”ujar si wanita lagi.
“Kami memerlukan setengah hari untuk menemukan tempat ini. Kami tidak dapat menemukan jalan”ujar suaminya memotong pembicaraan.
“Bukan hanya jalan yang kamu tidak bisa temukan”ujar si wanita.
“Tapi kalian berdua terlihat masih muda”tanya Ha Ni.
“Ya kami sudah 21 tahun. Kami berusia sama. Ini jelas takdir. Tapi kalian menikah cepat”ujar si wanita.
“Ya, benar”ucap Ha Ni.
”Apakah sebuah perningkahan singkat?. Kami pasangan yang berbeda umur selama 11 tahun. Tapi bukan seolah-olah karena perbedaan usia kami, bahkan lebih banyak”ujar si wanita. Suaminya pun kegeeran.
“Apakah kau mau menambah anggur lagi?”tanya Seung Jo pada suami si wanita.
“Ya”jawab si suami seraya menyerahkan gelasnya. Lalu Seung Jo pun menuangkan anggur ke gelas orang itu.
“Kau hebat dalam menuangkan anggur juga?”puji si wanita. “Karena kita di usia yang sama, kita dapat menggunakan bahasa informal kan?”tanya si wanita pada Seung Jo.
“Terserah kamu”jawab Seung Jo lalu meminum anggurnya. Ha Ni pun kesal lalu meminum anggurnya segelas langsung.
“Apakah kau pikir sedang minum soju sekarang?”tanya si wanita pada Ha Ni seraya menertawakan Ha Ni.
“Aku tidak tahu cara minum anggur dengan benar”jawab Ha Ni. Seung Jo pun melihat ke arah Ha Ni, Ha Ni pun menghabiskan sisa anggur di gelasnya sampai habis.
Bulan madu Seung Jo dan Ha Ni telah selesai, mereka pun pulang.
“Tolong menyetir pelan-pelan. Setir pelan-pelan. Aku merasa mau muntah”pinta Ha Ni.
“Lalu kenapa kau tetap minum anggur begitu banyak?”omel Seung Jo. Ha Ni pun merasa mau muntah . Dan Seung Jo memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.
Ha Ni pun merasa lega akhirnya tidak muntah, ia pun memukul-mukul dadanya.
“Apakah kau baik-baik saja?”tanya Seung Jo.
“Aku baik-baik saja”jawab Ha Ni.
Mereka pun meneruskan perjalan pulang.
*Meneruskan estafet dari Saa, selanjutnya ari serahkan padamu April :D
“Aku juga”ucap Seung Jo.
“Oke. Batalkan semua itu”ucap ibu Seung Jo.
“Apa?”ucap Eun Jo.
“ Mengapa?”tanya ayah Seung Jo.
“Ada acara istimewa apa pada hari itu?”tanya Seung Jo.
“Apa? Upacara pernikahan?”tanya ayah Seung Jo, ayah Ha Ni, Eun Jo dan Ha Ni bersamaan.
“Upacara pernikahanmu”jawab ibu Seung Jo seraya menoleh ke arah Seung Jo.
"Ah, Tolong berhenti mengatur kami sesuai dengan kemauan-mu" ucap Seung Jo pada ibunya.
"Apa! Siapa yang memutuskan?? Kamu bilang kamu mau menikah" ledek ibunya.
"Saya bilang setelah wisuda" ucap Seung Jo.
"Kapan itu? Kamu harus magang, mengabdi untuk masyarakat, dan menjalankan wajib militer. Apa gunanya menunda? Lebih cepat lebih baik, ketika kamu masih muda (prima)" ucap ibunya.
"Tapi..." ucap ayah Seung Jo mengelak,
"Pesta ulang tahun..." gumam Eun Jo kesal.
"Berhenti! Jangan katakan apa-apa lagi dari sekarang! Taukah kamu berapa sulit untuk memesan tempat pernikahan? Tepat pada hari itu, batalkan semua jadwal kalian, dan kita harus saling membantu, oke?" ancam ibu Seung Jo kemudian meninggalkan meja makan. Seung Jo hanya bisa menghela nafas, Ha Ni tersenyum sendirian.
Ibu Seung Jo bergegas naik ke kamarnya, namun ia melihat ayah Ha Ni duduk termenung di beranda, ia pun menghampirinya,
"Kamu belum tidur?" tanya nya.
"Belum" jawab ayah Ha Ni.
"Kenapa? Apakah aku keterlaluan dengan apa yang kuinginkan?" tanya ibu Seung Jo.
"Itu... Tidak juga. Kita sudah tinggal bersama. Aku pikir mereka lebih baik menikah, dan juga lebih baik dimata orang lain" ucap ibu Seung Jo.
"Ya, saya tahu. Sejujurnya itu sedikit menggangguku juga. Terima kasih untuk semuanya" ucap ayah Ha Ni.
"Tapi... Kenapa kamu seperti ini? Kamu tidak terlihat senang" tanya ibu Seung Jo.
"Tidak, aku baik. Hanya saja aku bingung harus mulai mempersiapkan darimana" ucap ayah Ha Ni.
"Apa yang harus di persiapkan? Kita sudah tinggal bersama, jadi tidak ada yang harus di beli. Dan juga tempat pernikahan sudah di pesan. Kita hanya perlu gaun dan cincin. maka semuanya siap" ucap ibu Seung Jo menjelaskan.
"Hmmmm..." ucap ayah Ha Ni sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Di kedai Ha Ni bercerita tentang rencana pernikahannya yang akan dilaksanakan rabu depan. Min Ah dan Jo Ri terkejut. Mereka bertanya apakah Ha Ni menikah karena sudah hamil duluan, tentu saja Ha Ni bilang bukan . Mereka juga bertanya apakah Joon Gu sudah dikabari, karena Joon Gu tampak bekerja dengan lesu.
Beberapa saat kemudian datanglah seorang pelanggan asing yang tak lain adalah Chris, Jo Ri pun menyuruh teman-temannya cepat makan dan pura-pura tidak melihat. Si pelayan pun melapor kepada ayah Ha Ni dan Joon Gu. Ayah Ha Ni pergi ke depan untuk menyambut, namun karena minim nya penguasaan bahasa inggris, ia memaksa Ha Ni untuk melayani pelanggan tadi. Mau tidak mau Ha Ni melaksanakan perintah ayahnya, dengan modal bahasa Inggris seadanya, ia menyapa Chris. Chris keheranan, ia pun mengatakan dalam bahasa Korea, kalau ia ingin makan mie. Semuanya (Ha Ni, ayahnya, Jo Ri, dan Min Ah) terkejut mendengar kalau si pelanggan bisa bahasa Korea dengan bagus.
Akhirnya Chris makan mie dengan ditemani Jori, Min Ah, Ha Ni dan ayahnya.
"Apa ini?"tanya Chris.
"Ini jamur. Jamur Pine." jawab ayah Ha Ni.
"Ah, Jamur Pine. Aroma ini... Aroma yang enak" ucap Chris sambil mencium jamur tersebut.
"Dia bilang Jamur Pine. Logatnya sangat lucu" ucap Jo Ri sambil menertawakan Chris.
"Ini juga baik untuk kesehatanmu. Ini disebut Tiram" ucap ayah Ha Ni.
"Ah ya, Tiram. Aku biasanya tidak makan ini. Rasanya sangat enak" ucap Chris sambil memakan tiram.
"Bagaimana kamu bisa bicara bahasa Korea dengan lancar?" tanya Min Ah.
"Ibuku orang Korea, tapi ayahku orang Inggris. Aku datang ke Korea untuk melihat kampung halaman ibuku. Aku harus kembali dalam 10 hari" jawab Chris.
"Ah... ya" ucap Min Ah.
"Ini enak.. Sangat sangat enak." ucap Chris sambil mengunyah timun.
"Itu Timun Kimchi. Orang itu yang membuatnya" ucap ayah Ha Ni sambil menunjuk Joon Gu.
"Rasanya sangat enak" seru Chris kepada Joon Gu. Joon Gu menjawab Chris hanya dengan anggukan.
"Dia dari Busan, jadi dia sedikit pendiam" ucap Ayah Ha Ni menjelaskan.
"Ah... Ya..." ucap chris.
Ha Ni pergi ke toko perhiasan, dan sedang memilih-milih cicncin ditemani Seung Jo.
"Bagaimana dengan yang kita lihat sebelumnya?" tanya Ha Ni pada Seung Jo.
"Itu terlalu mencolok" jawab Seung Jo.
"Benarkah?" tanya Ha Ni.
"Bagaimana dengan yang ini? Ini sangat cantik" ucap Ha Ni sambil menunjuk cincin di depannya dengan bersemangat.
"Aku tidak menyukainya. Itu sangat berkilau" seru Seung Jo. Penjaga toko pun tertawa mendengarnya. Ha Ni tersenyum kecut mendengarnya.
"Kalau begitu, kamu saja yang memilih" ucap Ha Ni mengalah.
"Yah! Haruskan kita punya cincin?" ucap Seung Jo. Sesaat Ha Ni melirik penjaga toko yang tersenyum mendengarnya.
"Apa yang kamu bicarakan? Ini tanda cinta" ucap Ha Ni sambil tertawa.
"Tanda cinta? Hei! Bagaimana mungkin sesuatu yang begitu materialistis menjadi tanda cinta? Aku tidak mau melakukannya!" seru Seung Jo.
"Tidak! Kamu harus! Ini diperlukan sebagai tanda kamu sudah menikah" ucap Ha Ni memaksa.
"Jadi itu sebenarnya bukan tanda cinta melainkan hanya sebuah ikatan" seru Seung Jo kemudian meninggalkan Ha Ni. Ha Ni sebal dengan ulah Seung Jo, ia melihat pasangan lainnya sedang mencoba cincin, Ha Ni pun menghela nafas panjang.
Ha Ni menarik Seung Jo mendatangi sebuah butik pakaian pengantin, kemudian memandang Seung Jo.
"Aku sudah punya jas" seru Seung Jo sambil membalikkan badan berniat meninggalkan Ha Ni lagi.
"Ayolah! Masuk kedalam! Aku ingin mencoba gaun" ucap Ha Ni.
"Kemudian beli dan kembalilah. Aku akan pergi ke suatu tempat dan menunggumu" ucap Seung Jo, kemudian meninggalkan Ha Ni.
Ha Ni mengejar Seung o dan meraih tangannya.
"Oke! Lalu, ayo pergi ke studio" ajak Ha Ni.
"Studio? Kenapa?" tanya Seung Jo.
"Kenapa? Itu untuk pengambilan foto" ucap Ha Ni.
"Pengambilan foto? Yah! Aku tidak mau itu. Mempelai pria lihat ke sana, mempelai wanita senyum sedikit...Kamu ingin aku melakukan hal bodoh? Jangan harap!" ucap Seung Jo sambil melepaskan tangannya dari Ha Ni.
"Ini tidak adil. Kamu tidak mau melihat cincin. Kamu juga tidak mau mengambil foto sebagaimana mestinya.Kenapa kamu mau keluar denganku, kalau kamu seperti ini?" tanya Ha Ni kesal.
"Kamu pikir aku keluar denganmu atas kemauanku?" seru Seung Jo.
"Kamu keluar, setidaknya tidak bisakah kamu ikut saja dan membantu? Kamu hanya mengeluh ini dan itu!" seru Ha Ni kesal. Mereka pun perang mulut di jalanan, sehingga orang-orang sekitar melihat pada mereka.
"Hei, kenapa kamu bicara begitu dijalan? Ini memalukan" ucap Seung Jo begitu menyadari pandangan orang sekelilingnya.
"Memalukan? Aku lebih malu! Apa yang dipikirkan penjaga toko cincin itu tentang kita?" ucap Ha Ni.
"Tidak, lalu?" ucap Seung Jo.
"Jika tidak... Gimana kalau aku tidak tahan?!" ucap Ha Ni.
"Sekarang aku mengerti mengapa banyak pasangan yang putus bahkan sebelum menikah" ucap Seung Jo kemudian meninggalkan Ha Ni.
"Apa?" gumam Ha Ni kesal.
Ha Ni duduk dalam mobil bersama Seung Jo,
"Ku beritahu. Bahkan setelah menikah, aku tidak dapat hanya fokus terhadapmu. Aku tidak dapat beradaptasi seperti itu untukmu" ucap Seung Jo.
“Kapan kau pernah beradaptasi untukku?”tanya Ha Ni.
“Ah, benar-benar. Karena ibu kau telah berubah”keluh Seung Jo.
“Ini bukan karena ibu. Kalau seperti ini kenapa kau repot-repot mengatakan ingin menikah?”protes Ha Ni.
“Yeah, aku tidak tahu bisa menjadi seperti ini, aku benar-benar menyesal. Bahkan sekarang aku masih merasa bahwa akan lebih baik jika kita kembali mempertimbangkannya”ucap Seung Jo. Lalu mereka berdua pun terdiam.
Di salon tempat Jo Ri bekerja, Jo Ri kaget mendengar curhat Ha Ni.
“Benarkah? Jadi kamu masih belum memilih gaun pengantin?”tanya Jo Ri.
“Dia tidak bicara denganku di rumah dan jika kami saling berpapasan, ia akan menghindariku”jawab Ha Ni.
“Apa ini…. tinggal beberapa hari lagi”seru Min Ah.
“Dia bilang menyesal telah mengatakan pernikahan dan ingin kami mempertimbangkannya kembali” keluh Ha Ni.
“Ini tidak seperti itu, Baek Seung Jo tidak selalu pilih-pilih” hibur Min Ah.
“Dia mungkin telah mengatakan seperti itu, namun dia tidak akan melakukannya”seru Jo Ri ikut menghibur.
Ha Ni hanya bisa mendesah lalu meminum tehnya.
Di restoran, ayah Ha Ni sibuk membaca-baca buku. Tiba-tiba seseorang masuk.
“Kami sudah tutup”seru ayah Ha Ni seraya menoleh kea rah pintu. Dan ternyata yang datang Seung Jo.
Seung Jo memberi hormat pada ayah Ha Ni. “Oh Seung Jo,masuk”ajak ayah Ha Ni. Seung Jo pun duduk di sebelah ayah Ha Ni.
“Apakah anda membaca?”tanya Seung Jo.
“Yeah, buku tentang apa yang ayah lakukan untuk anak perempuan mereka dan lain-lain”jawab ayah Ha Ni.
“Tapi kenapa kau di sini saat ini?tanya ayah Ha Ni.
“Aku punya sesuatu untuk dikatakan”jawab Seung Jo.
Di rumahnya Seung Jo, ibu Seung Jo memperlihatkan barang-barang antik perlengkapan rumah tangga pada Ha Ni.
“Bukankah ini cantik?”tanya Ibu Seung Jo seraya memperlihatkan cangkir pada Ha Ni yang tertunduk lesu.
“Kalian berdua, minum kopi pakai ini, bukankah itu bagus?”lanjutnya sambil tersenyum.
“Yeah, itu bagus”jawab Ha Ni seraya tersenyum.
“Mengapa ekspresi dari orang yang akan jadi pengantin seperti ini? Seung Jo memarahimu?”tanya Ibu Seung Jo.
“Tidak…ah ini benar-benar cantik”seru Ha Ni mengalihkan perhatian seraya tersenyum manis.
Tiba-tiba Hp Ha Ni berbunyi, Ha Ni pun mengangkatnya dan yang menelepon ternyata ayahnya.
“Ya, Ayah?”seru Ha Ni.
“Ha Ni apa yang sedang kamu lakukan?”tanya ayah Ha Ni.
“Ah, aku lihat. Lalu datang ke sini untuk sementara waktu?”pinta ayah Ha Ni.
“Sekarang? Mengapa? Apakah terjadi sesuatu?”tanya Ha Ni.
“Tanggal? Oke, aku akan pergi sekarang”lanjut Ha Ni.
Ha Ni pun sampai di restoran ayahnya, ayahnya telah menunggu di depan pintu.
“Ayah”sapa Ha Ni.
“Ah, kau di sini”seru ayah Ha Ni.
Lalu Ha Ni menghampiri ayahnya, ketika ia melihat ke dalam dilihatnya Seung Jo duduk menunggunya.
Seung Jo, Ha Ni dan ayah Ha Ni pun pergi ke suatu tempat.
“Ke mana kita pergi?Tampaknya agak jauh”tanya Ha Ni.
“Kamu akan tahu saat kita sampai di sana”jawab Seung Jo.
Ternyata mereka pergi ke pemakaman ibunya Ha Ni dan neneknya. Seung Jo meletakkan karangan bunga yang dibawanya di atas makam ibunya Ha Ni.
“Seung Jo mengatakan ia ingin menyapa nenek dan ibumu. Aku terlalu sibuk dan tidak pernah memikirkannya”ucap ayah Ha Ni.
“Ini pertama kalinya kami bertemu, Ibu. Nenek, cucu mertua anda ada di sini, anda senang?”sapa Seung Jo. Ha Ni pun menoleh ke arah Seung Jo.
“Ha Ni kita mulai menjadi tidak patuh, itu menjadi masalah besar. Meskipun demikian, jangan khawatir aku akan merawatnya” ucap Seung Jo.
“Hmm, aku tidak suka kamu” guman Ha Ni, yang sayangnya terdengar Seung Jo.
“Kamu tidak menyukaiku?”tanya Seung Jo.
Ha Ni pun menggelengkan kepalanya dan berkata,”Aku menyukaimu. Terima kasih”
Seung Jo pun tersenyum. “Ibu, nenek aku akan menikah”ucap Ha Ni pada pusara ibu dan neneknya.
Ha Ni dan Seung Jo berjalan di sekitar pemakaman berdua sambil berbincang-bincang.
“Sebagai tuan rumah, kita akan mengundang sunbae Kyung Soo sebagai pembawa acara, kita tidak punya kan?seru Seung Jo.
“Dan…. Bagaimana dengan bulan madu kita?”tanya Ha Ni.
“Apakah kita harus? Bahkan kita tidak punya banyak waktu”jawab Seung Jo.
“Pokoknya kita harus pergi?”seru Ha Ni.
“Oke, oke. Di mana? Apakah ada tempat yang ingin kamu kunjungi?”tanya Seung Jo.
“Yeah, Italia? Jika tidak, Roma?”jawab Ha Ni bersemangat.
“Roma? Roma, kamu hanya bisa terus bermimpi”ejek Seung Jo.
“Aku sedang bercanda. Jika kita tidak bisa pergi ke luar negeri. Itu akan lebih bagus jika kita pergi ke sebuah pulau”ucap Ha Ni member alternatif.
“Sebuah pulau?Baiklah. Bagaimana dengan pulau Yeo Eui”seru Seung Jo.
“Pulai Yeo Eui?”ucap Ha Ni.
“Mengapa? Pulau Yeo Eui. Jika tidak Pulau Dor. Ah, pulau Ddook”ucap Seung Jo.
“Pulau Ddook?”keluh Ha Ni
“Ahh menganggu. Baik mari kita memutuskan dengan ini. Jika gambar yang keluar tiga-tiganya sama . Kita akan pergi ke mana kau mau”seru Seung Jo seraya mengeluarkan Hpnya
“Oke. Apakah tidak ada hanya kemungkinan kecil?”tanya Ha Ni
“Tidak”jawab Seung Jo. Seung Jo pun mulai mengacak gambar di Hpnya.
“Pulau Jeju, Pulau Jeju, Pulau Jeju”seru Ha Ni berdo’a.
“Pulau Yeo Eui”ucap Seung Jo.
“Pulau Jeju”pinta Ha Ni.
Dan hasilnya pun kemenangan untuk Ha Ni.
“Ini pulau Jeju! Yay! Aku menang! Aku menang! Pulau Jeju”sorak Ha Ni kegirangan seraya mengintari Seung Jo. Seung Jo pun tersenyum.
Kedua sahabat Ha Ni menginap di rumah Seung Jo mereka tidur di kamar Ha Ni, dan ketiga sahabat ini mengobrol mengenai persiapan pernikahan Ha Ni yang di adakan besok dan bulan madu mereka.
“Bagaimana persiapanmu? Untuk besok?”tanya Jo Ri.
“Aku masih belum tahu, aku belum merasakan itu?”jawab Ha Ni.
“Apakah kau sudah berkemas. Yeah, semua dari yang dasar-dasar”tanya Min Ah.
Ha Ni pun mengangguk, lalu Jo Ri dan Min Ah saling berpandangan dan memberi kode. Lalu mereka berdua mengambil sekotak hadiah yang disembunyikan di belakang mereka. Lalu diberikannya kotak hadiah itu pada Ha Ni.
“Apa ini?”tanya Ha Ni.
“Cepat buka!”seru kedua sahabatnya.
Ha Ni pun membuka bungkusan kado itu. Dan ternyata isi kado itu seperangkat baju tidur pengantin baru lengkap dengan parfum wkwkkwkwkw.
“Hey! Apa yang kalian maksud dengan ini?”protes Ha Ni.
“Kami browsing di internet dan mereka menyebutkan bahwa pakaian dalam dan pakaian tidur, barang yang penting untuk malam pertama bulan madu!”jelas Jo Ri.
“Sama halnya…wangi!”lanjut Min Ah seraya mengambil parfum untuk member contoh.
Jo Ri pun mengajari Ha Ni cara menggunakannya.
“Kamu mandi terlebih dahulu, Seung Jo oppa! Kemudian, kamu memakai pakaian seksi, seperti ini. Selanjutnya, kamu semprotkan sedikit parfum”seru Jo Ri seraya memberi contoh.
“Pakai make up juga!”seru Min Ah menambahi.
“Yang terpenting, ketika kamu mandi”seru Jo Ri memberi petunjuk.
“Apa itu?”tanya Ha Ni.
“Kamu tidak bisa bersenandung untuk diri sendiri”jawab Jo Ri.
“Mengapa?”tanya Ha Ni.
“Pria merasa takut jika kamu terlalu berisik”jawab Min Ah.
“Hei, apakah ciuman Baek Seung Jo baik?”tanya Jo Ri.
“Hey…..”ucap Ha Ni malu-malu.
“Beritahu kami! Apakah ciumannya baik?”seru Jo Ri.
“Hey!”seru Ha Ni tersipu-sipu malu menghindar.
“Apakah dia baik? Apakah dia baik?”desak kedua sahabat Ha Ni seraya menggelitiki Ha Ni.
“Berhenti”teriak Ha Ni. Tapi kedua sahabat Ha Ni makin menggoda Ha Ni.
Ayah Ha Ni memberikan dua kotak hadiah pada orang tua Seung Jo.
“Apa ini?”tanya Ibu Seung Jo.
“Ini perak dari Cina satu set”jawab ayah Ha Ni.
“Hey! Mengapa kau membelinya?”tanya ayah Seung Jo.
“Meskipun aku tidak seharusnya melakukan apa pun, aku pikir aku harus. Aku membeli satu set selimut juga . ada dalam ruangan dan aku tidak tahu apakah kalian akan menyukainya”jawab ayah Ha Ni.
“Oh, kamu…”guman Ibu Seung Jo.
“Besan, harap jaga kami dengan hati-hati!”ucap ayah Seung Jo seraya menjabat tangan ayah Ha Ni.
“Yeah, silahkan merawat ku juga, Besan !”ucap ayah Ha Ni. Mereka pun tertawa bersama.
“Apa yang kita lakukan”seru ibu Seung Jo seraya membuka hadiah yang diberikan ayah Ha Ni.
Seung Jo dan Eun Jo tidur sekamar dengan kasur terpisah.
Eun Jo tidak bisa tidur. “Hyung”seru Eun Jo.
“Ya”ucap Seung Jo.
“Kamu sudah tidur?”tanya Eun Jo.
“Belum”jawab Seung Jo.
“Hal yang terjadi kau dan Oh Ha Ni?”tanya Eun Jo.
“Tampaknya seperti itu. Mengapa? Tidak menyukainya?”seru Seung Jo.
“Tentu saja. Oh Ha Ni bodoh dan ceroboh, dan dia bodoh dari apa pun. Dia berusaha menyelamatkanku meskipun dia tidak bisa berenang. Bahkan jika kau dingin kepadanya, dia masih tersenyum. Aku akan menikah dengan gadis yang jauh lebih pintar dan cantik dari Oh Ah Ni”ucap Eun Jo.
Seung Jo pun hanya tersenyum mendengar kata-kata adiknya. “Semua berhak”seru Seung Jo.
“Tapi, aku setuju Hyung menikahi Oh Ha Ni. Meskipun aku benar-benar sepertimu. Tetapi aku harus jujur, memang benar bahwa Hyung memiliki masalah dengan sikap Hyung selama ini. Itu sebabnya, aku merasa bahwa Hyung harus dapat menikah dengan seseorang seperti Oh Ha Ni. Hyung berbuat baik, selamat!”ucap Eun Jo lalu menarik selimutnya dan bersiap tidur.
Seung Jo pun tersenyum bahagia mendengar nasihat adiknya.
Malam hari, Joon Gu memperhatikan rumah Seung Jo dari kejauhan. “Ha Ni aku sangat bahagia sekarang. Karena kamu, Hani sangat senang sekarang bukan? JIka kamu bahagia, aku akan bahagia juga. Selamat Oh Ha Ni. Mimpi yang indah dan aku akan melihatmu besok”ucap Joon Gu lalu berjalan melewati depan rumah Seung Jo. Saat di depan rumah Seung Jo tepat Joon Gu melambai-lambaikan tangannya lalu berlari pergi. (Joon Gu so sweet hehehe).
Ha Ni selesai mandi, lalu masuk kamarnya dan melihat kedua sahabatnya tertidur pulas.
“Apa ini? Bagaimana bisa ngobrol sampai tengah malam?”guman Ha Ni lalu menyelimuti kedua temannya. “Selamat malam”ucap Ha Ni seraya mematikan lampu dan menutup pintu kamar.
Ayah Ha Ni duduk termenung sendirian sambil minum soju di meja makan. Ha Ni menuruni tangga dilihatnya ayahnya sedang duduk sendirian. Ha Ni pun menghampirinya.
“Ayah”sapa Ha Ni.
Ayahnya pun menoleh dan berkata,”Apa yang kamu lakukan di sini dan tidak tidur?”tanyanya.
“Aku tidak bisa tidur”jawab Ha Ni. “Bagaimana dengan mu?”lanjutnya.
“Aku juga”jawab ayahnya.
Ha Ni pun menggenggam tangan ayahnya, “Ayah!”serunya.
“Yeah?”ucap ayahnya.
“Terima kasih telah membesarkanku dengan baik”ucap Ha Ni. Ayahnya pun mengangguk dan tersenyum.
“Kamu tidak bisa menangis atau matamu besok akan bengkak dan semua orang akan menertawakan pengantin karena tidak cantik”seru ayahnya.
Ha Ni pun mengangguk seraya menahan tangisnya yang akan pecah. Tapi pecah juga tangis Ha Ni.
“Aku bilang jangan menangis. Mengapa kamu menangis. Aku akan tersenyum. Besok kamu harus tersenyum juga. Ayah seorang diri membesarkan anak perempuan. Itu akan menjadi jelek jika kita menangis besok”ucap ayah Ha Ni.
“Ok, aku akan tersenyum”seru Ha Ni seraya mencoba tersenyum.
“Itu benar”ucap ayah Ha Ni.
“Ayah!”seru Ha Ni.
“Yeach?”ucap ayahnya.
“Haruskah kita berlatih?” tanya Ha Ni.
“Ya, tentu”jawab ayahnya.
Ha Ni dan ayahnya pun berlatih berjalan menuju altar, sebelum melangkah Ha Ni bersandar pada pundak ayahnya.
“Mari kita mulai”ajak ayahnya. Ha Ni pun mengapit tangan ayahnya dan melangkah pelan-pelan. Ha Ni tersenyum bahagia.
Hari pernikahan Seung Jo dan Ha Ni pun tiba, Seung Jo bersama kedua orang tuanya menyambut para tamu yang datang. Begitu juga ayah Ha Ni mereka menerima ucapan selamat dari sahabat, dan rekan kerja.
Sedangkan Oh Ha Ni pengantin wanita berfoto ria dengan para sahabatnya. Min Ah berugas mengambil foto hehehe. Dan mereka pun bergantian foto bersama.
Tiba-tiba Guru SMA mereka datang bersama guru Seung Jo.
“Sensei”teriak Ha Ni dan kawan-kawan ketika melihat pintu terbuka.
“Selamat, Ha Ni”seru guru Ha Ni seraya menjabat tangan Ha Ni.
“Sensei! Anda sedang mengandung?”tanya Jo Ri.
Guru Ha Ni pun mengelus-elus perutnya lalu menunjuk ke arah guru Seung Jo.
“Itu bagus!”teriak Ha Ni, dkk. Guru Seung Jo pun tersipu malu.
“Ini benar-benar memalukan. Ha Ni, selamat. Bisa menikah dengan Baek Seung Jo, kau hebat. Kamu berhasil ”ucap guru Ha Ni.
“ Ha Ni, kita akan bertemu nanti”seru Guru Seung Jo seraya menarik istrinya segera pergi.
“Yeah, terima kasih”ucap Ha Ni.
Guru Ha Ni pun pergi meninggalkan Ha Ni bersama guru Seung Jo yang diikuti teman-teman Ha Ni yang lain, jadi tinggal Ha Ni bersama kedua sahabat baiknya Jo Ri dan Min Ah.
“Guru kita benar-benar hebat”seru Min Ah.
“ Apakah kamu lihat? Kau harus segera hamil juga”goda Jo Ri.
Tiba-tiba He Ra datang, Ah, Oh Ha Ni!”serunya. He Ra pun tersenyum lalu menghampiri Ha Ni.
“Kamu cantik”puji He Ra.
“Kamu juga”ucap Ha Ni.
“ini bagus, bahwa itu kamu”ucap He Ra.
“Mengapa?”tanya Ha Ni.
“Untungnya Baek Seung Jo memilih kamu dan bukan aku. Yeah itu karena ini, bahwa aku menyukainya. Apakah kau berpikir tentang hal itu?”jawab He Ra.
“Sulit”ucap Ha Ni.
“Apa yang sulit tentang hal itu? Yang ingin aku katakan bahwa Baek Seung Jo tahu bagaimana memilih wanita yang baik”seru He Ra.
“He Ra….”ucap Ha Ni.
“Kamu harus bahagia dan kamu lebih baik membuatku cemburu. Aku benar-benar ingin menikah juga”seru He Ra.
“Yeah, aku akan bekerja keras”ucap Ha Ni.
“Hei, jangan kerja keras. Setelah aku mendengar kau akan bekerja keras. Aku akan merasa takut. Oh Ha ni tekad dan kesabaran dan jika kau menambahkan kerja keras dia…. “seru He Ra
“Setiap orang akan kehilangan!”ujar Ha Ni.
“Yeah”seru He Ra.
“Selamat”ucap He Ra seraya menjabat tangan Ha Ni
“Terima kasih”ujar Ha Ni.
Kembali ke Seung Jo yang menjamu para tamunya. Seung Jo menoleh dilihatnya Joon Gu datang.
“Kamu ada di sini”sapa Seung Jo.
“Wow, kau begitu bahagia. Kau terlihat cukup keren “ujar Joon Gu.
“Tentu saja, sehingga kamu harus berhati-hati”seru Seung Jo.
“Ha Ni mungkin melihatku dan berubah pikiran. Siapa tahu, aku akan memegang tangan HA Ni dan kami akan berjalan bersama-sama”bisim Joon Gu. Seung Jo pun tersenyum.
Tiba-tiba terdengar pengumuman dari MC yang tak lain adalah sunbae Kyung Soo.
“Maaf atas gangguan ini. Kita akan segera memulai acara pernikahan ini. Pengantin pria Baek Seung Jo dan pengantin wanita Oh Ha Ni”seru Kyung Soo.
“Apa yang harus aku lakukan sekarang? Ini akan segera dimulai”ucap Ha Ni gugup seraya memegang tangan Eun Jo di ruang tunggu pengantin wanita.
“Apakah kau gugup?”tanya Eun Jo.
“Yeah”jawab Ha Ni.
“Aigoo, apakah kamu akan membuat kesalahan lagi? Seperti menjatuhkan cincin di lantai atau menginjak gaunmu sendiri”ejek Eun Jo.
“Hei, jangan katakan hal-hal seperti itu”seru Ha Ni seraya menyenggol Eun Jo.
“Apakah kamu ingin aku mengirim hadiah pernikahan?”tanya Eun Jo.
“Hadiah? Ya, apa?”seru Ha Ni.
“Dekatkan telingamu”pinta Eun Jo. Eun Jo pun membisikkannya ke telinga Ha Ni.
“Apa?”pekik Ha Ni kaget.
Acara pun di mulai, Ha Ni di gandeng ayahnya berjalan menelusuri altar yang di pandu pengiring pengantin kedua sahabat Ha Ni Jo Ri dan Min Ah. Di sambut tepuk tangan meriah para tamu, guru Ha Ni, He Ra, Eun Jo dan Seung Jo menunggu di depan altar. Seung Jo pun menjemput Ha Ni di depan altar, ia memberi hormat pada ayah Ha Ni dan mengulurkan tangannya pada Ha Ni. Ha Ni pun menyambut uluran tangan Seung Jo lalu melangkah bersama menuju depan altar.
“Dalam upacara pernikahan hari ini,seperti yang kalian lihat. Tidak ada penghulu, dan itulah sebabnya mereka akan mengatakan janji mereka sendiri. Silahkan dimulai”seru Kyun Soo selaku MC.
Seung Jo dan Ha Ni pun bersiap mengucapkan janji pernikahan.
“Aku, Baek Seung Jo, bersumpah untuk pengantinku Oh Ha Ni. Aku akan mencintai dan menghormati dia, baik di saat senang maupun susah. Dan juga bersumpah untuk menghormati orang tua ku dan menjadi suami yang setia”seru Seung Jo.
“Aku, Oh Ha Ni bersumpah untuk pengantinku Baek Seung Jo. Aku akan mencintai dan menghormatinya,baik di saat senang maupun susah. Dan juga bersumpah untuk menghormati orang tua ku dan menjadi istri yang setia”seru Ha Ni.
Setelah pengucapan janji pernikahan acara dilanjutkan dengan sambutan dari ayah kedua mempelai.
“Ayah pengantin wanita dan aku telah menjadi teman baik sejak masih kecil. Selama sekolah menengah aku sering pergi ke rumahnya. Aku berutang banyak padanya. Hari ini sudah seperti di masa lalu dan akan sama di masa mendatang. Tidak ada siapa pun di dunia ini yang sangat baik dan hangat seperti dia. Ini adalah bagaimana yang selalu aku rasakan. Sekarang ini teman yang indah akan menjadi besanku. Temanku, aku sangat berterima kasih. Bahwa kamu membiarkan putrimu yang berharga menikah dengan anakku”seru ayah Seung Jo berpidato member sambutan.
Lalu giliran ayah Ha Ni.
“Saat aku berpikir tentang apa yang ingin aku katakana. Aku teringat hidup sendiri karena pernikahan yang pendek. Aku ingat itu turun salju keras pada hari pernikahan kami. Pada malam natal, kami makan mie. Kami berharap satu sama lain mengucapkan “Merry Christmas” dan ini adalah bagaimana kami mengahbiskan natal kami. Setelah kami memiliki Ha Ni, istriku meninggal dunia”seru ayah Ha Ni berpidato memberi sambutan.
Ha Ni tersenyum bahagia mendengar pidato sambutan ayahnya.
“Aku menangis sambil membawa Ha Ni. Aku bisa mengingat semua kenangan. Meskipun mereka mungkin menganggap tidak penting. Namun kenangan ini membuatku bahagia. Mungkin karena mereka tidak mengalami cobaan yang kami alami. Ibu mertua biasanya mengatakan Ha Ni yang menyerupai siput. Dia tahu jalan yang harus ia ambil, selain itu dia selalu mengenakan senyum di wajahnya. Saat aku melihat dia tumbuh dewasa. Aku selalu merasa menyesal padanya. Mulai hari ini dan seterunya, dia memiliki pelindung dan suami tampan yang akan di sisinya. Hatiku akhirnya diberi kemudahan. Seung Jo, terima kasih. Aku berharap bahwa kau akan selalu bersama Ha Ni”lanjut ayah Ha Ni. Seung Jo pun mengangguk dan tersenyum yang diikuti Ha Ni.
“Sekarang saatnya tukar cincin. Pengantin akan melakukan tukar cincin”seru Kyun Soo memandu acara.
Seung Jo pun mengambil cincin pernikahan yang dibawa Min Ah, lalu memakaikannya di jari manis Ha Ni dengan sempurna, lalu giliran Ha Ni, ia mengambil cincin yang satunya lagi untuk dipakaikan ke jari manis Seung Jo. Namun karena gugup cincin itu tidak terpasang di jari manis Seung Jo tapi malah tejatuh dan menggelinding ke lantai (tebakan Eun Jo benar wkwkkwkwwk).
Semua orang tertawa melihat itu, kedua orang tua Seung Jo, ayah Ha Ni, Seung Jo, Ha Ni, kedua sahabat Ha Ni Jo Ri dan Min Ah memperhatikan kemana cincin itu jatuh. Dan ternyata cincin itu jatuh dibawah kursi ayah Seung Jo hehehe. Ayha Seung Jo pun mengambilnya, para tamu pun tertawa. Ha Ni tersipu membungkuk mohon maaf dan Seung Jo melihat ke arah Ha Ni seikit kesal.Jo Ri mengambil cincin yang di pegang ayah Seung Jo. Lalu menyerahkan ke Ha Ni.
“Terima kasih”ucap Ha Ni seraya mengambil cincinnya lalu memakaikannya ke jari manis Seung Jo.
“Kau seperti orang tolol”ejek Seung Jo.
“Jangan menertawakan aku, Baek Seung Jo. Yang benar adalah bahwa kamu benar-benar sepertiku sejak lama”ucap Ha Ni.
“Apa? Apa yang kamu bicarakan?”ujar Seung Jo.
“Ciuman kedua kita berada di vila dan bukan di tengah hujan. Kamu mencuri ciuman dariku sementara aku sedang tidur bukan?”ucap Ha Ni malu-malu. Lalu Seung Jo menoleh ke arah adiknya Eun Jo. Eun Jo segera membuang muka hahaha (berarti di ruang pengantin tadi Eun Jo ngasih tahu ke Ha Ni tentang ciuman di taman vila wkwkkwwk).
“Mengapa kau tiba-tiba menjadi malu?”tanya Ha Ni, lalu Ha Ni menarik Seung Jo dan menciumnya secara membabi buta (gubrak bahasa yang ari pake wkwkwk). Semua orang tertawa melihat kedua pasangan ini. Dan dengan segera ibu Seung Jo mengambil kameranya dan memotret ciuman yang menghebohkan ini. Ayah Ha Ni pun terlonjak kaget melihat tingkah putrinya. Seung Jo berusaha melepaskan diri namun Ha Ni tidak melepaskannya. Kedua sahabat Ha Ni pun tertawa, Eun Jo, guru Ha Ni dan suaminya, He Ra pun tertawa.
“Hei, apa… semua orang pengantin sangat maju”seru Kyun Soo melihat tingkah sepasang pengantin ini.
Seung Jo pun berhasil melepaskan diri dari Ha Ni, Ha Ni tersenyum lalu memeletkan lidahnya ke Seung Jo.
“Untuk hadirin, mari kita memberi selamat ke pasangan bahagia ini dan member I mereka tepuk tangan ”seru Kyun Soo kembali.
Semua orang pun bertepuk tangan meriah.
Dan malang bagi Joon Gu, ia hanya bisa melihat kebahagian kedua pengantin ini dibalik tembok.
Ha Ni dan Seung Jo pun pergi bulan madu ke Pulau Jeju. Ha Ni sangat senang melihat pemandangan sepanjang jalan yang mereka lalui.
“Wow, itu indah. Mari kita berhenti dan menikmati pemandangan. Mari kita lihat sebelum kita melanjutkan perjalanan, ayo!”ajak Ha Ni manja.
Seung Jo pun menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
Ha Ni pun keluar dari mobil dan berlari ke arah pinggir pantai seraya bekata,”ini terlalu indah. Lihatlah warna laut. Bukankah itu indah?”guman Ha Ni. Lalu ia menengok ke belakang dilihatnya Seung Jo masih did alam mobil, ia pun berlari kembali ke mobil.
“Apakah tidak merasa senang, seperti kita datang ke pasifik selatan? Bagaimana mungkin bahwa laut begitu biru?”tanya Ha Ni ke Seung Jo. Tapi Seung Jo masih terdiam.
“Apa yang terjadi? Apakah kamu masih merajuk?”tanya Ha Ni lagi.
“Jika kau sudah selesai, kita harus pergi”jawab Seung Jo.
[Flashback, ternyata saat selesai acara tukar cincin, acara dilanjutkan dengan pemutaran foto-foto kedua pengantin mulai dari bayi hingga dewasa hehehe, disitu di perlihatkan foto-foto Ha Ni saat masih kecil, imut hehehe, Seung Jo melihatnya dengan jutek dan ha Ni tersenyum manis. Lalu foto-foto Seung Jo yang saat masih kecil didandani seperti seorang anak perempuan oleh ibunya. Semua orang tak percaya, tapi Eun Jo bertanya pada ibunya apakah itu foto kakaknya, ibunya menjawab kalau itu benar foto kakaknya, Seung Jo pun menahan malunya dengan kesal. Flashback End]
“Yah, ibu memang sedikit berlebihan. Dia harus menunjukkan foto-foto”ujar Ha Ni diplomatis. Namun Seung Jo tidak menanggapinya ia malah menjalankan mesin mobilnya.
“Hei, Hei ke mana kau pergi? Ke mana kau, Baek Seung Jo?”teriak Ha Ni lalu mengejar mobil yang telah melaju.
He Ra berjalan dengan kesal karena diikuti Kyung Soo. Ia pun menghentikan langkahnya.
“Kapan kau akan berhenti mengikutiku?”tanya He Ra.
Kyung Soo yang sudah ketahuan pun bingung mau jawab apa, “Yah… He Ra, kau merasa lapar bukan?”tanya Kyung Soo.
He Ra pun melangkah tanpa mendengarkan ucapan Kyung Soo. Namun terhenti saat Kyung Soo berkata,”Sepertinya kamu tidak makan apa-apa sekarang? Bolehkah aku mentraktirmu?”seru Kyung Soo.
He Ra pun terdiam berpikir sambil melihat ke arah Kyung Soo.
Ha Ni dan Seung Jo sampai di penginapan pulau Jeju.
“Hotel ini berbeda dari apa yang aku bayangkan sebelumnya. Ini indah sekali”seru Ha Ni membuka obrolan.
Tiba-tiba terdengar suara pasangan lain yang juga berlibur ke hotel itu.
“Kamar kita seperti itu. Ugh…jadi menjekelkan. Orang macam apa yang telah begitu kuat dari kamu”omel wanita.
“Maaf”ujar si Pria.
Lalu kedua pasangan ini bertemu Ha Ni dan Seung Jo.
“Oh, kebetulan sekali. Apakah anda tinggal di sini juga. Anda tidak ingat? Kami duduk di sebelah anda di pesawat”seru si wanita.
“Ya, apa kabar?”ujar Ha Ni.
“Bagaimana kabarmu?”seru wanita itu pada Seung Jo.
“Pergi dan chek ini ke dalam. Kita tidak punya waktu untuk menemukan pintu masuk utama hotel”seru si wanita pada suaminya. Suaminya pun pergi ke dalam melewati Ha Ni dang Seung Jo.
“Aku akan gila, Oh, aku tidak bisa memperhatikan dengan baik ketika aku duduk di sampingmu. Tapi kau begitu tampan. Aku heran bahwa kau bukan aktor”puji wanita tadi.
Ha Ni yang melihat gelagat tidak baik dari wanita itu mengajak Seung Jo segera pergi dari situ.
“ Ya, kita akan lebih baik pergi juga. Mari kita pergi”ajak Ha Ni seraya menyeret Seung Jo meninggalkan wanita itu.
Akhirnya Kyung Soo mentraktir He Ra makan Hot Dog.
“Tampaknya kamu ,menikmati makan hotdog”tanya He Ra.
“He Ra, kamu tidak suka hot dog? Lalu kita harus makan yang lain”ujar Kyung Soo.
“Tidak, itu nggak apa-apa. Mari kita makan”seru He Ra.
Kyung Soo pun mengambil hot dognya, lalu terdiam sebentar. “ Haruskah aku menceritakan sebuah cerita yang menarik?”serunya.“Ups, sebuah tahi mata”ujar Kyung Soo seraya menunjuk ke arah mata He Ra . He Ra pun buru-buru memeriksa matanya. Dan ternyata tidak ada apa-apa, lelucon yang garing. Kyung Soo pun jadi salah tingkah.
Lalu ia melihat pengumuman yang di temple di kaca belakang He Ra, “Apa itu? Apa itu?”serunya lalu melihat isi pengumuman itu.
“Ini adalah pengumuman tentang lomba makan hot dog. Makan tiga puluh hot dog dalam waktu 10 menit bisa masuk kompetisi final di New York. Kita dapat pergi ke New York. Aturannya adalah kita harus berusia di antara 20-40 tahun”serunya membaca isi pengumuman itu lalu menoleh ke arah He Ra.
He Ra pun menoleh ke arah Kyun Soo. “Aku bisa ikut kompetisi. Aku berusia 21 tahun. Benar ini? He Ra….He Ra….”seru Kyu Soo. He Ra pun tersenyum.
Kyun Soo pun kembali ke tempat duduknya. “Jika aku makan 30 hot dog dalam waktu 10 menit, itu berarti aku makan satu hot dog dalam waktu 20 detik. Hal ini dapat di capai kan?”tanya Kyung Soo.
“Sepertinya itu mungkin”jawab He Ra.
“Apakah kamu ingin ikut kompetisi? Tentu saja, au ingin ikut kompetisi. Hanya berpikir tentang hal itu, aku bisa makan banyak hot dog seperti yang aku inginkan dan aku bisa pergi ke New York. Selain itu, aku bisa mendapatkan hadiah grand prize jika aku menang. Jika aku menang, aku akan membelikanmu banyak makanan yang sehat untuk dimakan. Bagaimana kalau kita berlatih dulu?”ujar Kyung Soo antusias.
“Aku akan makan hot dog ini dan kamu mengitung dari 1 sampai 20. Mulai, satu, dua…”ujarnya seraya mengambil sepotong hot dog dan mulai memakannya. He Ra pun tertawa kecil melihat tingkah Kyung Soo ini.
“Oh, kau tertawa. Apakah kau baik-baik saja setelah hari itu. Kamu bermain tenis untuk waktu yang lama? Itu tidak mengganggumu sama sekali”seru Kyung Soo.
“Apa maksudmu, tidak menganggumu sama sekali?”tanya He Ra.
“Kamu bermain tenis selama 4 jam penuh”jawab Kyun Soo.
“Sunbae, apakah kau menunggu di sana selama 4 jam?”selidik He Ra.
Kyung Soo pun jadi salah tingkah lalu ia mengalihkan dengan mulai mengajak makan hot dog. Lalu Kyung Soo memakan hot dognya dengan lahap seperti orang kelaparan. He Ra pun tersenyum melihatnya.
Di kamar hotel, Ha Ni mencoba menyalakan kran air bak mandi. Ia tersenyum sendiri lalu melihat ke arah balkon dilihatnya Seung Jo sedang duduk menikmati pemandangan, ia pun tersenyum senang sendiri lalu pergi menghampiri Seung Jo.
Ha Ni duduk di samping Seung Jo. “Dari sini terlihat indah. Di depan kita hanya laut. Ini sangat indah. Aku akan bekerja keras. Walaupun aku banyak kekurangan, aku akan bekerja keras. Aku akan menjadi istri yang baik.”ucap Ha Ni pada Seung Jo. Namun Seung Jo tidak menanggapinya.
Ha Ni pun merapat ke arah Seung Jo, lalu menyenderkan kepalanya di bahu Seung Jo.
“Oh, apa yang harus kulakukan? Suasana sangat romantis sekarang”guman Ha Ni dalam hati. Ia pun tersenyum malu-malu sendiri. Seung Jo pun tersenyum melihat ulah istrinya ini.
“Apakah ini kamar kalian? Kamar kami di sana?”seru wanita dan suaminya yang tadi bertemu di depan hotel seraya menunjuk ke arah kamarnya.
Ha Ni pun terlonjak ia pun segera duduk normal kembali tanpa menyenderkan kepala. Ha Ni pun langsung cemberut melihat kedatangan wanita itu.
Ha Ni dan Seung Jo menemui staf hotel untuk bertanya mengenai tempat makan malam.
“Apakah ini acara menggunakan lilin?”tanya Ha Ni.
“Ini program favorit makan malah dengan cahaya lilin (candle light dinner?) untuk penganti baru yang menginap di hotel kami. Khusus makan malam saja dan sangat di sukai oleh tamu kami. Kami telah banyak menerima komentar baik mengenai kepuasan tamu kami”jawab staf hotel menjelaskan.
“ Salmon, daging babi panggang, udang dan salad Caesar. Live music dan gambar souvenir. Dapatkah kita memilih ini?”tanya Ha Ni pada Seung Jo.
“Karena hari ini adalah hari kerja, kami akan memberikan sebotol anggur merah gratis”jelas staf hotel
“Benarkah?”tanya Ha Ni pada staf hotel.
“Sebuah makan malam dengan lilin dan sebotol anggur merah di iringi musik”jelas staf hotel.
“Bagaimana menurutmu?”tanya Seung Jo pada Ha Ni.
“Baiklah, kita akan melakukan ini untuk makan malam kita”ujar Ha Ni.
“Ya, aku mengerti”ucap Seung Jo pada Ha Ni.
“Kami akan menghubungi kalian jika semuanya sudah siap. Datang saja ke restoran yang terletak di sebelah kolam”ujar staf hotel.
“Oke”ujar Ha Ni. Lalu bersiap pergi namun setaf hotel memberitahukan kalau ada pasangan lain yang juga memesan makan malam seperti mereka.
“Selain kalian, ada satu pasangan lain yang juga memesan khusus makan malam seperti ini”ujar staf hotel. Ha Ni pun kembali duduk.
“Hanya dengan 2 pasangan, suasa pasti menyenangkan”seru staf hotel.
“Pasangan pengantin baru lain?”tanya Ha Ni.
Acara makan malam (candle light dinner) pun mulai. Ternyata pasangan lain yang disebutkan staf hotel tadi itu pasangan yang bertemu mereka tadi. Yang si wanita terus saja menggoda Seung Jo.
“Oh, aku mendengar hotel ini mempunyai program bagi pasangan yang sedang berbulan madu. Aku pikir itu akan menjadi membosankan. Tapi ini agak romantis. Nasib kita bagus bukan?”ujar si wanita . Namun tidak ada yang menanggapinya. Ha Ni pun memasang muka jutek, makan malam romantis yang dibayangkannya gagal total hehehe.
“Apakah aku benar? Pasti indah jika kita tiba dari bandara bersama-sama”ujar si wanita lagi.
“Kami memerlukan setengah hari untuk menemukan tempat ini. Kami tidak dapat menemukan jalan”ujar suaminya memotong pembicaraan.
“Bukan hanya jalan yang kamu tidak bisa temukan”ujar si wanita.
“Tapi kalian berdua terlihat masih muda”tanya Ha Ni.
“Ya kami sudah 21 tahun. Kami berusia sama. Ini jelas takdir. Tapi kalian menikah cepat”ujar si wanita.
“Ya, benar”ucap Ha Ni.
”Apakah sebuah perningkahan singkat?. Kami pasangan yang berbeda umur selama 11 tahun. Tapi bukan seolah-olah karena perbedaan usia kami, bahkan lebih banyak”ujar si wanita. Suaminya pun kegeeran.
“Apakah kau mau menambah anggur lagi?”tanya Seung Jo pada suami si wanita.
“Ya”jawab si suami seraya menyerahkan gelasnya. Lalu Seung Jo pun menuangkan anggur ke gelas orang itu.
“Kau hebat dalam menuangkan anggur juga?”puji si wanita. “Karena kita di usia yang sama, kita dapat menggunakan bahasa informal kan?”tanya si wanita pada Seung Jo.
“Terserah kamu”jawab Seung Jo lalu meminum anggurnya. Ha Ni pun kesal lalu meminum anggurnya segelas langsung.
“Apakah kau pikir sedang minum soju sekarang?”tanya si wanita pada Ha Ni seraya menertawakan Ha Ni.
“Aku tidak tahu cara minum anggur dengan benar”jawab Ha Ni. Seung Jo pun melihat ke arah Ha Ni, Ha Ni pun menghabiskan sisa anggur di gelasnya sampai habis.
Bulan madu Seung Jo dan Ha Ni telah selesai, mereka pun pulang.
“Tolong menyetir pelan-pelan. Setir pelan-pelan. Aku merasa mau muntah”pinta Ha Ni.
“Lalu kenapa kau tetap minum anggur begitu banyak?”omel Seung Jo. Ha Ni pun merasa mau muntah . Dan Seung Jo memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.
Ha Ni pun merasa lega akhirnya tidak muntah, ia pun memukul-mukul dadanya.
“Apakah kau baik-baik saja?”tanya Seung Jo.
“Aku baik-baik saja”jawab Ha Ni.
Mereka pun meneruskan perjalan pulang.
Di restoran ayah Ha Ni,Chris sedang menunggu makanan yang di pesannya. Ayah Ha Ni pun tersenyum padanya.
Joon Gu melayani pesanan Chris.
“Selanjutnya mie anda”ujar Joon Gu seraya membawa pesanan chris dalam nampan. Joon Gu pun meletakkan mie pesanan Chris di mejanya. Setelah menatanya lalu ia pergi.
“Tolong beri aku garpu”pinta Chris. Joon Gu pun menghentikan langkahnya. “Garpu?”tanya Joon Gu lalu menghampiri Chris kembali.
“Ini bukan spaghetti. Setiap hidangan memiliki cara sendiri untuk memakannya. Untuk jenis mie, kau harus menggunakan sumpit. Hanya cara itulah yang terbaik”jelas Joon Gu lalu mengambil sumpit dan mencontohkannya.
“Tapi aku tidak tahu bagaimana cara menggunakan sumpit”ujar Chris.
“Bukankah ibumu orang Korea? Tidakkah kamu belajar cara menggunakan sumpit?”tanya Joon Gu.
Chris pun menggeleng.
“Kamu perlu belajar dari dasar-dasarnya terlebih dahulu. Apakah kau tahu apa yang aku maksud dengan dasar?”tanya Joon Gu.
“Dasar?”guman Chris. Lalu Joon Gu mengambil sumpit yang ada di tangan Chris, Joon Gu memperlihatkan cara memegangnya.
“Kamu memegang sumpit seperti ini. Menjepitnya di antara dua tempat, kamu harus memberinya tekanan. Lalu kamu memegang sumpit pertama di posisi semula. Kamu memindahkan kedua ke atas dan ke bawah sepert ini. Seperti ini, oke?”jelas Joon Gu, namun Chris bukannya memperhatikan tangan Joon Gu tapi wajah Joon Gu hehehe.
“Apakah kau memperhatikan saat aku menjelaskan semua ini?”tanya Joon Gu.
Chris pun mengangguk, lalu Joon Gu memberikan sumpit itu ke Chris. Tapi ternyata cara memegang Chris masih salah.
“Bukan seperti itu, tapi seperti ini”ujar Joon Gu seraya membenarkan posisi pegangan sumpit di tangan Chris.
Ayah Ha Ni pun tersenyum melihat tingkah Joon Gu ini hehehe.
Ha Ni dan Seung Jo jalan-jalan.
“Wow, gedung ini sungguh mempesona”seru Ha Ni.
“Ini model replika Grand Masjid di Djenne”ujar Seung Jo.
“Djenne”guman Ha Ni.
“Ya. Masjid ini seperti yang di Afrika Barat. Mereka menyebutnya Masjidil Haram yang terbesar di dunia terbuat dari bangunan lumpur batu bata”jelas Sung Jo.
“Ah, ini menggunakan lumpur batu bata. Bagaimana mereka mempertahankan replika masjid ini?”tanya Ha Ni.
“Mereka memperbaiki tempok lumpur setiap setahun sekali. Apakah kau melihat proyeksi kayu yang ditaruh di atas sana?”ujar Seung Jo.
“Orang-orang memanjat dengan itu, aku melihat apa yang kau maksud”ucap Ha Ni.
Tiba-tiba ada yang menimbrung pembicaraan Ha Ni dan Seung Jo.
“Seung Jo, kau tampaknya memiliki pengetahuanyang luas”seru wanita yang bertemu di hotel tempat Ha Ni dan Seung Jo menginap sewaktu bulan madu. Ha Ni dan Seung Jo pun menoleh ke asal suara.
“Apakah karena kau seorang mahasiswa kedokteran?”tanya si wanita. “Pergi tur wisata denganmu pasti akan menyenangkan. Aku akan ikut denganmu”lanjutnya.
Ha Ni pun berubah kesal. Lalu tiba-tiba wanita itu menggandeng Seung Jo.
“Apakah kau baik-baik saja?. Kau sudah menghabiskan 2 botol anggur sendiri malam itu. APakah kau ingat?”tanya si wanita pada Ha Ni seraya masih menggandeng Seung Jo.
Ha Ni pun hanya mencoba mengingat-ngingat dengan jengkel.
Kedua pasangan ini akhirnya jalan-jalan ke sebuah gedung, si wanita bergandengan dengan Seung Jo sementara Ha Ni dibelakang bersama suami si wanita.
“Hal ini menarik, bukan? Mari kita pergi ke sana”ujar si wanita seraya menunjuk tempatnya.
“Itu indah”ucap Seung Jo.
“Benar”ujar si wanita.
Ha Ni menghentikan langkahnya, tanpa sengaja suami si wanita menabrak Ha Ni.
“Maaf”ujar suami si wanita.
“Kita harus melihat ke sana. Ini menarik”ajak si wanita pada Seung Jo seraya menggandeng Seung Jo kembali. Padahal Seung Jo ogah-ogahan tapi nggak menolak ckckckckc.
Ha Ni pun mengikuti di belakang mereka dengan gontai dan kesal.
“Permisi”ujar Ha Ni pada suami si wanita.
“Ya”ucap suami si wanita.
“Sebagai suaminya, tolong rawat istrimu lebih baik! Rencanaku semuanya gagal karena istrimu”ujar Ha Ni pada suami si wanita.
“Maafkan aku, Ha Ni. Sebenarnya aku khawatir juga. Aku khawatir bahwa Seung Jo tertarik pada istriku”seru suami si wanita.
“Apa? Seung Jo? Seung Jo ku pemilih terhadap jenis wanita. Terutama mereka yang berkulit tebal”ujar Ha Ni tak percaya kalau Seung Jo akan tergoda.
“Apa maksudmu dengan jenis wanita? Apa yang wanita berkulit tebal”tanya suami si wanita.
“Hyun Ah ku adalah wanita yang cantik dan baik hati (ooo namanya Hyun Ah). Tapi orang sering salahpaham padanya. Sebenarnya ia adalah seorang gadis yang hangat dan manis. Terus terang, dia terlalu baik untukku”jelas si suami. Namun Ha Ni hanya melongo tak percaya kata-kata suami Hyun Ah ini.
“Oh, sayang keduanya telah memiliki pasangan”ujar Hyun Ah serasa memperhatikan suaminya dan Ha Ni yang ngobrol serasa akrab (padahal lagi ngomongin istrinya hahahaha). Seung Jo pun jadi ikut memperhatikan keakraban Ha Ni dan suami Hyun Ah.
Bagaimana kalau pergi ke museum yang lain setelah selesai dari sini? Aku dengar bahwa di sana banyak yang menyenangkan” ajak Hyun Ah pada Seung Jo. Namun pandangan mata fokus pada Ha Ni (cemburukah?).
“Mari kita pergi dan lihat,oke?Ayolah ajak Hyun Ah manja lalu merangkul lengan Seung Jo mengajak segera pergi.
Tiba-tiba ada seorang wanita yang sengaja menabrak Hyun Ah dan Seung Jo supaya mereka berdua terpisah. “Aku minta maaf”ujar wanita itu.
“Apa sih?”seru Hyun Ah jengkel.
Wanita itu pun bergegas pergi lalu menghentikan langkahnya dan tersenyum. Wanita itu adalah ibunya Seung Jo yang sedang menyamar wkwkwk (wahh enak ni punya mertua kayak ibunya Seung Jo *ngadon* hahaha). Dan sepertinya Seung Jo menyadari kalau itu ibunya.
Hyun Ah menggandeng Seung Jo kembali namun dari belakang Ha Ni segera melepaskan gandengan tangan Hyun Ah dan menggandeng Seung Jo. Ha Ni pun segera mengajak Seung Jo pergi. Suami Hyun ah pun akan menggandeng Hyun Ah, namun Hyun Ah melepaskan gandengannya.
Ha Ni pun melihat-lihat pernak-pernik di museum itu. Hyun Ah dan suaminya mengikuti di belakang. Dan ternyata ibunya Seung Jo menyamar bersama Eun Jo hehehe, tapi Ha Ni dan Seung Jo tidak menyadari keberadaan Eun Jo padahal ada di sampingnya. (Eun Jo cool man).
“Wow, ini lucu. Bagaimana kalau kita membeli ini untuk Eun Jo?”tanya Ha Ni pada Seung Jo seraya mengambil salah satu figure binatang. Seung Jo menoleh ke belakang dilihatnya seorang anak laki-laki berkacamata dan sepertinya Seung Jo menyadari kalau anak laki-laki itu Eun Jo hehehe.
“Aku pikir kita tidak harus membelinya. Taruh kembali”seru Seung Jo seraya memperhatikan anak laki-laki kecil yang tak lain adalah Eun Jo yang sedang menyamar.
Ha Ni pun meletakkan kembali figure binatang yang diambilnya.
Hyun Ah dan suaminya sepertinya bertengkar.
“Apakah kau tidak melihat apa yang terjadi? Sudahlah”ujar suami Hyun Ah.
“ Kenapa kau tidak mengenakan cara yang lebih modis? Apa ini?”seru Hyun Ah. Tanpa mereka sadari ibu Seung Jo yang sedang menyamar ada di samping mereka dan bersiap mengabadikan moment Ha Ni dan Sung Jo.
Ha Ni dan Seung Jo kembali ke hotel. Seung Jo duduk di kursi seraya meselonjorkan kakinya dan Ha Ni di tempat tidur.
“Kita telah pergi ke banyak tempat hari ini dan juga telah mengujungi beberapa museum. Bukankah kamu lelah? Kamu harus menyetir lagi”ujar Ha Ni.
“Apakah kau ingin mandi dulu?”tanya Seung Jo.
“Hah? Boleh”jawab Ha Ni.
Ha Ni pun mengambil baju gantinya di koper, ia pun mengambil persiapan baju ganti hadiah dari kedua sahabatnya.
“Oh, apa yang harus aku lakukan? Waktunya telah tiba. Apa yang harus aku lakukan?”guman Ha Ni dalam hati seraya senyum-senyum sendiri. Tiba-tiba bel kamar berbunyi.
“Siapa itu?”seru Seung Jo seraya mendekat ke arah pintu. Ha Ni pun segera menyembunyikan baju ganti yang dipegangnya ketika Seung Jo melewatinya.
“Ini kami. Tolong buka pintu”ujar tamu di luar.
Seung Jo pun membuka pintu. Dan ternyata tamunya itu Hyun Ah yang membawa sampanye.
“Bagaimana kalau sekarang minum sampanye bersama kami? Ini benar-benar mahal”ajak Hyun ah seraya menunjukkan 2 botol sampanye. Secara otomatis Seung Jo pun mundur selangkah.
Hyun ah pun memberi kode pada suaminya supaya masuk. Suami Hyun Ah masuk membawa keranjang. Ha Ni pun kesal.
Ha Ni dan Seung Jo duduk di kursi dekat kolam, tiba-tiba seorang staf hotel menemui mereka.
“Bagaimana kalian ? Makan siang kalian sepertinya agak terlambat? Apakah kalian ingin segelas anggur?”ujar staf hotel.
“Tidak. Kami baik-baik saja”ucap Seung Jo.
“Oke, saya harap liburan kalian menyenangkan”ujar staf hotel lalu pergi meninggalkan Ha Ni dan Seung Jo.
“Hari ini adalah hari terakhir kita. Apa ini? Kita bahkan tidak mengambil foto bersama”keluh Ha Ni ( tenang Ha Ni ibu mertuamu dah jadi fotografernya hehehe).
“Kau tidak perlu khawatir tentang hal itu”ujar Seung Jo seraya tersenyum (Dah tahu kalau ibunya pasti dah mengabadikan foto-foto mereka berdua).
“Hah? Mengapa? Aku belum menghabiskan waktu berdua denganmu karena datang ke sini aku kira bisa. Kita bisa menghabiskan hari bersama-sama, hanya kita berdua. Bagaimana”tanya Ha Ni.
“Tentu”jawab Seung Jo.
“Benarkah?”tanya Ha Ni antusias. Seung Jo pun tersenyum manis.
Ha Ni berdandan cantik karena akan berjalan-jalan berdua dengan Seung Jo.
Ia pun memakai bedak sambil berkaca.
“Oh, aku cantik. Itulah sebabnya Baek Seung Jo menikah denganku”guman Ha Ni dalam hati.
Tapi tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu.
“Seung Jo. Seung Jo”panggil seseorang di luar kamar.
Ha Ni pun mencoba melihat dari lawan arah Seung Jo pun bersiap membuka pintu.
“Siapa yang memanggil itu?”tanya Seung Jo.
“Aku tidak tahu”jawab Ha Ni.
Seung Jo pun membuka pintunya. Dan ternyata orang yang mengetuk pintu itu suami Hyun Ah.
“Seung Jo, tolong bantu aku”pinta suami Hyun Ah.
Ternyata Hyun Ah sedang merintih kesakitan. Seung Jo pun memeriksanya. Ha Ni pun menyusul.
Hyun ah berguling-guling merintih kesakitan di atas ranjang. “Bisakah kau ceritakan di mana yang sakit?”seru Seung Jo.
“Aku tidak tahu. Ini sangat menyakitkan”ujar Hyun Ah seraya menahan sakitnya (padahal pura-pura tuh).
“Hyun Ah”ujar Seung Jo.
Lalu Hyun Ah pun merubah posisinya jadi terlentang.
“Tunggu dulu. Sepertinya di sini?”ujar Hyun Ah serasa menunjukkan letak sakitnya.
Seung Jo pun memeriksa bagian perut yang ditunjukkan Hyun Ah. “Tidak, aku pikir bukan disitu”ujar Seung Jo.
Melihat hal itu sepertinya Ha Ni menyadari kalau sakitnya Hyun Ah hanya pura-pura. Ha Ni pun terbakar api cemburu.
“Lalu di sini? Di sini”tunjuk Hyun Ah seraya menunjukkan bagian perut yang lain. Seung Jo pun memeriksanya (dilemma ni kalau seorang cowok jadi dokter hehehe).
“Tidak, jangan menyentuhnya. Tolong berhenti”guman Ha Ni dalam hati menahan kekesalannya.
“Bagaimana di sini?”tanya Seung Jo.
“Di sini, sakit di sini”ujar Hyun Ah seraya menunjukkan tangan Seung Jo di dadanya.
“Jangan sentuh wanita lain seperti itu”seru Ha Ni tak terima.
“Oh Ha Ni, apa yang kau katakana?”tanya Seung Jo.
“Aku tidak suka itu. Aku tidak suka kalau kau menyentuh wanita lain”jawab Ha Ni.
“Oh Ha Ni, saat kita menikah, aku sudah belajar jadi dokter. Jangan bilang kau marah karena aku menyentuh tubuh orang yang sakit? Apakah kau tidak malu. Jika kau tidak menyukainya, maka kau dan aku tidak bisa bersama. Apakah kau mengerti?”jelas Seung Jo.
Ha Ni pun menahan tangisnya lalu bergegas pergi meninggalkan kamar Hyun Ah.
“Ha Ni. Jalannya terlalu cepat. Serius”ujar suami Hyun Ah lalu mengejar Ha Ni. Suami Hyun Ah sebelumnya melihat kea rah Seung Jo apakah Seung Jo akan menyusul Ha Ni atau tidak, namun melihat Seung Jo diam saja maka suami Hyun Ah lah yang menyusul Ha Ni.
“Ha Ni”panggil suami Hyun Ah.
Hyun Ah pun tersenyum senang melihat rencananya berhasil. Lalu ia bangun dari tempat tidur.
“Akhirnya hanya kita berdua. Seung Jo, kau tidak suka atau Ha Ni ingin kau menyentuhnya kan?”ujar Hyun Ah seraya menyentuh tangan Seung Jo.
“Ini adalah sia-sia. Aku harap kau bertemu denganku sebelum Ha Ni”rayu Hyun Ah percaya diri.
“Lalu… Lalu aku tidak akan pernah melirik mu”seru Seung Jo seraya mengehmpaskan tangan Hyun Ah dan bangkit beridir.
“Apa?”seru Hyun Ah.
“Itu karena kita bertemu di tempat ini. Jadi aku tidak punya pilihan selain berbicara denganmu. Jangan pernah kau berani membandingkan dirimu dengan Ha Ni”seru Seung Jo kesal (keren, Seung Jo saranghae-miane deota wkwkkwkw).
Hyun Ah kesal menahan malu.
Lalu tiba-tiba suami Hyun Ah datang, “Aku tidak bisa menemukannya”ujarnya. Lalu Seung Jo pun langsung bergegas pergi.
Teenyata Ha Ni duduk sendirian di kursi panjang taman sambil menikmati pemandangan laut (pengen juga hiks…hiks). Seung Jo pun menemukannya ia tersenyum melihat Ha Ni di situ.
Seung Jo pun duduk di samping Ha Ni dengan tiba-tiba, refleks Ha Ni menjauh sedikit.
“Kau bilang kau ingin kita berdua menghabiskan waktu bersama. Jadi bagaimana kau berlari sendiri? Apakah kau masih marah?”tanya Seung Jo.
“Cobalah menempatkan diri dalam posisiku”jawab Ha Ni.
“Ini akan menjadi aneh jika aku tidak gila. Tapi kau cukup tersenyum. Aku merasa lebih baik saat melihatmu tersenyum”ujar Seung Jo.
Namun Ha Ni masih terdiam lalu Seung Jo menggelitik Ha Ni supaya tersenyum.
“Hei itu menggelitik, ini menggelitik”teriak Ha Ni seraya mencoba menghentikan Seung Jo.Namun Seung Jo makin menggelitiki Ha Ni.
“Tidak, hentikan. Aku salah”seru Ha Ni. Seung Jo pun berhenti dan Ha Ni pun kembali ceria.
Ha Ni dan Seung Jo duduk bersama di kursi namun cukup lama terdiam.
“Maafkan aku”ujar Ha Ni, namun Seung Jo sedng mengalihkan pandangannya.
“Aku merasa seperti orang bodoh” ucap Ha Ni lagi, Seung Jo pun menoleh ke arah Ha Ni.
“Aku tidak percaya aku cemburu karena masalah kecil”lanjut Ha Ni.
“Gadis bodoh”ucap Seung Jo. Ha Ni menoleh ke arah Seung Jo.
“Kadang-kadang kau manis. Kadang-kadang, kau cukup manis juga. Tapi kenapa aku sangat menyukaimu”jelas Seung Jo. Lalu Seung Jo menarik Ha Ni ke dekatnya.
“Kau benar-benar tidak cantik, tapi kau kadang-kadang lucu. Kenapa aku selalu memikirkanmu setiap hari. Mantra apa yang kau berikan padaku?”tanya Seung Jo lalu Seung Jo merebahkan Ha Ni di kursi.
Dan tentu saja Seung Jo mencium Ha Ni lagi (entah ni ciuman ke berapa, pantesan judulnya aja playful kiss banyak banget adegan ciumannya hahaha).
Lalu Seung Jo menggendong Ha Ni ke kamar. Sepertinya lanjut di kamar selanjutnya terserah Ha Ni dan Seung Jo. (kok ari nulisnya dapat bagian ini ya wkwkwk).
Keesokan paginya, Ha Ni terbangun namun Seung Jo sudah tidak ada di sampingnya. Ha Ni pun melihat bingaki foto yang berisi foto dirinya dan Seung Jo saat bulan madu. Ha Ni tersenyum mendekap bingaki foto itu. Lalu ia menengok jam dilihatnya sudah pagi ia pun buru-buru keluar kamar dan turun ke bawah tanpa merapikan diri (jangan di tiru ya masa nggak sisiran hahaha).
“Selamat pagi”seru Ha Ni seraya turun ke dapur. Ha Ni pun menemui Seung Jo, Eun Jo dan Ibu Seung Jo di dapur yang sedang sarapan.
“Kenapa kau tidak tidur agak lama? Kamu lelah kan. Maafkan aku. Jam alarm berbunyi jam 5 pagi. Jadi apa yang terjadi? Aku menantikan sarapan lezat yang dibuat olehmu”ujar Seung Jo.
“Hyung, kau tahu masih ada waktu untuk kembali”ujar Eun Jo pada Seung Jo.
“Ha Ni, duduklah. Apakah kau ingin mencuci sebelum kau makan?”ujar ibu Seung Jo mempersilahkan Ha Ni duduk.
“Ya, maafkan aku”ucap Ha Ni.
“Tidak apa-apa.Apakah kau tidak pergi ke perpustakaan”tanya Ibu Seung Jo.
“Aku akan pergi mencuci sekarang, dan kita bisa pergi bersama-sama”ujar Ha Ni pada Seung Jo.
“Apakah kau mempersiapkan diri untuk dapat ikut kursus perawat?”tanya Ibu Seung Jo
“Ya”jawab Ha Ni malu-malu.
“Anakku akan menjadi dokter dan menantuku akan menjadi perawat. Oh ini telalu sempurna”ujar Ibu Seung Jo bangga.
“Tidak, aku harus menunggu beberapa waktu sebelum aku bisa ikut ujian masuk. Atau bahkan aku tidak memiliki kesempatan ikut ujian. Ah, benar-benar”ujar Ha Ni.
“Bahkan jika kau ikut ujian masuk, itu tidak berarti bahwa kau akan lulus. Lebih baik jika kau tidak mengambil ujian sama sekali” ejek Eun Jo.
“Baek Eun Jo. Perhatikan apa yang kau katakan mulai dari sekarang”seru ibu Seung Jo.
Eun Jo pun mencibir.
“Dia kakak iparmu sekarang”jelas ibu Seung Jo.
“Oh, itu benar. Kau perlu untuk ,mendaftarkan pernikahanmu”ujar Ibu Seung Jo pada Seung Jo.
“Aku akan memikirkannya”ucap Seung Jo.
“Apa yang kau katakan? Aku tahu kau sibuk, tapi tidak peduli seberapa kesibukanmu, hal ini sangat prioritas”jelas ibu Seung Jo pada Seung Jo.
“Ha Ni, lalu kau dan Seung Jo harus pergi dan mendaftarkan….”ujar ibu Seung Jo pada Ha Ni.
“Seperti yang aku katakan, biarkan aku berpikir tentang hal ini”potong Seung Jo.
“Apa? Apa yang kau butuhkan untuk berpikir ? itu mendaftarkan namanya pada keluarga kita. Aku harus menunggu dan melihat”jelas ibu Seung Jo.
“Apakah ini hal yang harus pria katakan setelah pulang dari bulan madu? Itu karena anda mendorong ini pada kami, Bu”seru Seung Jo.
“Baek Seung Jo, demi Tuhan apa yang kau katakan? Terimakasih atas kebaikan ayah Ha Ni tidak ada. Apakah yang kau perlukan lagi untuk berpikir?”seru Ibu Seung Jo meninggikan suaranya
“Yah, sulit bagiku untuk mengatakan tapi aku hanya merasa tidak nyaman. Aku merasa sepertinya kita sedang dipaksa banyak hal. Ini bukan sesuatu kamu berharap lebih kan?tanya Seung Jo.
“Benarkah?”tanya Ha Ni.
“Apa yang harus kita lakukan? Ya, Nah bagaimana dengan transfer ke kursus keperawatan? Jika kau berhasil lulus ujian, maka kita akan mendaftarkan pernikahan kita”ujar Seung Jo.
“Apa yang kau lakukan dengan pendaftaran pernikahan?”ucap Ibu Seung Jo
“Itu tidak mungkin”ujar Ha Ni.
“Kenapa? Apa kau tidak punya keyakinan apapun?Kau tampaknya tidak mau berupaya untuk lulus ujian masuk?”ujar Seung Jo.
“Tidak, bukan itu maksudku. Jika tidak ada kekosongan dalam program, maka aku tidak bisa mengambil ujian”ucap Ha Ni
“Cepat atau lambat akan ada tempat untukmu”ujar Seung Jo lalu bergegas meninggalkan meja makan. Seung Jo pergi dengan tersenyum tanpa Ha Ni, Eun Jo dan Ibunya ketahui.
Joon Gu melayani pesanan Chris.
“Selanjutnya mie anda”ujar Joon Gu seraya membawa pesanan chris dalam nampan. Joon Gu pun meletakkan mie pesanan Chris di mejanya. Setelah menatanya lalu ia pergi.
“Tolong beri aku garpu”pinta Chris. Joon Gu pun menghentikan langkahnya. “Garpu?”tanya Joon Gu lalu menghampiri Chris kembali.
“Ini bukan spaghetti. Setiap hidangan memiliki cara sendiri untuk memakannya. Untuk jenis mie, kau harus menggunakan sumpit. Hanya cara itulah yang terbaik”jelas Joon Gu lalu mengambil sumpit dan mencontohkannya.
“Tapi aku tidak tahu bagaimana cara menggunakan sumpit”ujar Chris.
“Bukankah ibumu orang Korea? Tidakkah kamu belajar cara menggunakan sumpit?”tanya Joon Gu.
Chris pun menggeleng.
“Kamu perlu belajar dari dasar-dasarnya terlebih dahulu. Apakah kau tahu apa yang aku maksud dengan dasar?”tanya Joon Gu.
“Dasar?”guman Chris. Lalu Joon Gu mengambil sumpit yang ada di tangan Chris, Joon Gu memperlihatkan cara memegangnya.
“Kamu memegang sumpit seperti ini. Menjepitnya di antara dua tempat, kamu harus memberinya tekanan. Lalu kamu memegang sumpit pertama di posisi semula. Kamu memindahkan kedua ke atas dan ke bawah sepert ini. Seperti ini, oke?”jelas Joon Gu, namun Chris bukannya memperhatikan tangan Joon Gu tapi wajah Joon Gu hehehe.
“Apakah kau memperhatikan saat aku menjelaskan semua ini?”tanya Joon Gu.
Chris pun mengangguk, lalu Joon Gu memberikan sumpit itu ke Chris. Tapi ternyata cara memegang Chris masih salah.
“Bukan seperti itu, tapi seperti ini”ujar Joon Gu seraya membenarkan posisi pegangan sumpit di tangan Chris.
Ayah Ha Ni pun tersenyum melihat tingkah Joon Gu ini hehehe.
Ha Ni dan Seung Jo jalan-jalan.
“Wow, gedung ini sungguh mempesona”seru Ha Ni.
“Ini model replika Grand Masjid di Djenne”ujar Seung Jo.
“Djenne”guman Ha Ni.
“Ya. Masjid ini seperti yang di Afrika Barat. Mereka menyebutnya Masjidil Haram yang terbesar di dunia terbuat dari bangunan lumpur batu bata”jelas Sung Jo.
“Ah, ini menggunakan lumpur batu bata. Bagaimana mereka mempertahankan replika masjid ini?”tanya Ha Ni.
“Mereka memperbaiki tempok lumpur setiap setahun sekali. Apakah kau melihat proyeksi kayu yang ditaruh di atas sana?”ujar Seung Jo.
“Orang-orang memanjat dengan itu, aku melihat apa yang kau maksud”ucap Ha Ni.
Tiba-tiba ada yang menimbrung pembicaraan Ha Ni dan Seung Jo.
“Seung Jo, kau tampaknya memiliki pengetahuanyang luas”seru wanita yang bertemu di hotel tempat Ha Ni dan Seung Jo menginap sewaktu bulan madu. Ha Ni dan Seung Jo pun menoleh ke asal suara.
“Apakah karena kau seorang mahasiswa kedokteran?”tanya si wanita. “Pergi tur wisata denganmu pasti akan menyenangkan. Aku akan ikut denganmu”lanjutnya.
Ha Ni pun berubah kesal. Lalu tiba-tiba wanita itu menggandeng Seung Jo.
“Apakah kau baik-baik saja?. Kau sudah menghabiskan 2 botol anggur sendiri malam itu. APakah kau ingat?”tanya si wanita pada Ha Ni seraya masih menggandeng Seung Jo.
Ha Ni pun hanya mencoba mengingat-ngingat dengan jengkel.
Kedua pasangan ini akhirnya jalan-jalan ke sebuah gedung, si wanita bergandengan dengan Seung Jo sementara Ha Ni dibelakang bersama suami si wanita.
“Hal ini menarik, bukan? Mari kita pergi ke sana”ujar si wanita seraya menunjuk tempatnya.
“Itu indah”ucap Seung Jo.
“Benar”ujar si wanita.
Ha Ni menghentikan langkahnya, tanpa sengaja suami si wanita menabrak Ha Ni.
“Maaf”ujar suami si wanita.
“Kita harus melihat ke sana. Ini menarik”ajak si wanita pada Seung Jo seraya menggandeng Seung Jo kembali. Padahal Seung Jo ogah-ogahan tapi nggak menolak ckckckckc.
Ha Ni pun mengikuti di belakang mereka dengan gontai dan kesal.
“Permisi”ujar Ha Ni pada suami si wanita.
“Ya”ucap suami si wanita.
“Sebagai suaminya, tolong rawat istrimu lebih baik! Rencanaku semuanya gagal karena istrimu”ujar Ha Ni pada suami si wanita.
“Maafkan aku, Ha Ni. Sebenarnya aku khawatir juga. Aku khawatir bahwa Seung Jo tertarik pada istriku”seru suami si wanita.
“Apa? Seung Jo? Seung Jo ku pemilih terhadap jenis wanita. Terutama mereka yang berkulit tebal”ujar Ha Ni tak percaya kalau Seung Jo akan tergoda.
“Apa maksudmu dengan jenis wanita? Apa yang wanita berkulit tebal”tanya suami si wanita.
“Hyun Ah ku adalah wanita yang cantik dan baik hati (ooo namanya Hyun Ah). Tapi orang sering salahpaham padanya. Sebenarnya ia adalah seorang gadis yang hangat dan manis. Terus terang, dia terlalu baik untukku”jelas si suami. Namun Ha Ni hanya melongo tak percaya kata-kata suami Hyun Ah ini.
“Oh, sayang keduanya telah memiliki pasangan”ujar Hyun Ah serasa memperhatikan suaminya dan Ha Ni yang ngobrol serasa akrab (padahal lagi ngomongin istrinya hahahaha). Seung Jo pun jadi ikut memperhatikan keakraban Ha Ni dan suami Hyun Ah.
Bagaimana kalau pergi ke museum yang lain setelah selesai dari sini? Aku dengar bahwa di sana banyak yang menyenangkan” ajak Hyun Ah pada Seung Jo. Namun pandangan mata fokus pada Ha Ni (cemburukah?).
“Mari kita pergi dan lihat,oke?Ayolah ajak Hyun Ah manja lalu merangkul lengan Seung Jo mengajak segera pergi.
Tiba-tiba ada seorang wanita yang sengaja menabrak Hyun Ah dan Seung Jo supaya mereka berdua terpisah. “Aku minta maaf”ujar wanita itu.
“Apa sih?”seru Hyun Ah jengkel.
Wanita itu pun bergegas pergi lalu menghentikan langkahnya dan tersenyum. Wanita itu adalah ibunya Seung Jo yang sedang menyamar wkwkwk (wahh enak ni punya mertua kayak ibunya Seung Jo *ngadon* hahaha). Dan sepertinya Seung Jo menyadari kalau itu ibunya.
Hyun Ah menggandeng Seung Jo kembali namun dari belakang Ha Ni segera melepaskan gandengan tangan Hyun Ah dan menggandeng Seung Jo. Ha Ni pun segera mengajak Seung Jo pergi. Suami Hyun ah pun akan menggandeng Hyun Ah, namun Hyun Ah melepaskan gandengannya.
Ha Ni pun melihat-lihat pernak-pernik di museum itu. Hyun Ah dan suaminya mengikuti di belakang. Dan ternyata ibunya Seung Jo menyamar bersama Eun Jo hehehe, tapi Ha Ni dan Seung Jo tidak menyadari keberadaan Eun Jo padahal ada di sampingnya. (Eun Jo cool man).
“Wow, ini lucu. Bagaimana kalau kita membeli ini untuk Eun Jo?”tanya Ha Ni pada Seung Jo seraya mengambil salah satu figure binatang. Seung Jo menoleh ke belakang dilihatnya seorang anak laki-laki berkacamata dan sepertinya Seung Jo menyadari kalau anak laki-laki itu Eun Jo hehehe.
“Aku pikir kita tidak harus membelinya. Taruh kembali”seru Seung Jo seraya memperhatikan anak laki-laki kecil yang tak lain adalah Eun Jo yang sedang menyamar.
Ha Ni pun meletakkan kembali figure binatang yang diambilnya.
Hyun Ah dan suaminya sepertinya bertengkar.
“Apakah kau tidak melihat apa yang terjadi? Sudahlah”ujar suami Hyun Ah.
“ Kenapa kau tidak mengenakan cara yang lebih modis? Apa ini?”seru Hyun Ah. Tanpa mereka sadari ibu Seung Jo yang sedang menyamar ada di samping mereka dan bersiap mengabadikan moment Ha Ni dan Sung Jo.
Ha Ni dan Seung Jo kembali ke hotel. Seung Jo duduk di kursi seraya meselonjorkan kakinya dan Ha Ni di tempat tidur.
“Kita telah pergi ke banyak tempat hari ini dan juga telah mengujungi beberapa museum. Bukankah kamu lelah? Kamu harus menyetir lagi”ujar Ha Ni.
“Apakah kau ingin mandi dulu?”tanya Seung Jo.
“Hah? Boleh”jawab Ha Ni.
Ha Ni pun mengambil baju gantinya di koper, ia pun mengambil persiapan baju ganti hadiah dari kedua sahabatnya.
“Oh, apa yang harus aku lakukan? Waktunya telah tiba. Apa yang harus aku lakukan?”guman Ha Ni dalam hati seraya senyum-senyum sendiri. Tiba-tiba bel kamar berbunyi.
“Siapa itu?”seru Seung Jo seraya mendekat ke arah pintu. Ha Ni pun segera menyembunyikan baju ganti yang dipegangnya ketika Seung Jo melewatinya.
“Ini kami. Tolong buka pintu”ujar tamu di luar.
Seung Jo pun membuka pintu. Dan ternyata tamunya itu Hyun Ah yang membawa sampanye.
“Bagaimana kalau sekarang minum sampanye bersama kami? Ini benar-benar mahal”ajak Hyun ah seraya menunjukkan 2 botol sampanye. Secara otomatis Seung Jo pun mundur selangkah.
Hyun ah pun memberi kode pada suaminya supaya masuk. Suami Hyun Ah masuk membawa keranjang. Ha Ni pun kesal.
Ha Ni dan Seung Jo duduk di kursi dekat kolam, tiba-tiba seorang staf hotel menemui mereka.
“Bagaimana kalian ? Makan siang kalian sepertinya agak terlambat? Apakah kalian ingin segelas anggur?”ujar staf hotel.
“Tidak. Kami baik-baik saja”ucap Seung Jo.
“Oke, saya harap liburan kalian menyenangkan”ujar staf hotel lalu pergi meninggalkan Ha Ni dan Seung Jo.
“Hari ini adalah hari terakhir kita. Apa ini? Kita bahkan tidak mengambil foto bersama”keluh Ha Ni ( tenang Ha Ni ibu mertuamu dah jadi fotografernya hehehe).
“Kau tidak perlu khawatir tentang hal itu”ujar Seung Jo seraya tersenyum (Dah tahu kalau ibunya pasti dah mengabadikan foto-foto mereka berdua).
“Hah? Mengapa? Aku belum menghabiskan waktu berdua denganmu karena datang ke sini aku kira bisa. Kita bisa menghabiskan hari bersama-sama, hanya kita berdua. Bagaimana”tanya Ha Ni.
“Tentu”jawab Seung Jo.
“Benarkah?”tanya Ha Ni antusias. Seung Jo pun tersenyum manis.
Ha Ni berdandan cantik karena akan berjalan-jalan berdua dengan Seung Jo.
Ia pun memakai bedak sambil berkaca.
“Oh, aku cantik. Itulah sebabnya Baek Seung Jo menikah denganku”guman Ha Ni dalam hati.
Tapi tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu.
“Seung Jo. Seung Jo”panggil seseorang di luar kamar.
Ha Ni pun mencoba melihat dari lawan arah Seung Jo pun bersiap membuka pintu.
“Siapa yang memanggil itu?”tanya Seung Jo.
“Aku tidak tahu”jawab Ha Ni.
Seung Jo pun membuka pintunya. Dan ternyata orang yang mengetuk pintu itu suami Hyun Ah.
“Seung Jo, tolong bantu aku”pinta suami Hyun Ah.
Ternyata Hyun Ah sedang merintih kesakitan. Seung Jo pun memeriksanya. Ha Ni pun menyusul.
Hyun ah berguling-guling merintih kesakitan di atas ranjang. “Bisakah kau ceritakan di mana yang sakit?”seru Seung Jo.
“Aku tidak tahu. Ini sangat menyakitkan”ujar Hyun Ah seraya menahan sakitnya (padahal pura-pura tuh).
“Hyun Ah”ujar Seung Jo.
Lalu Hyun Ah pun merubah posisinya jadi terlentang.
“Tunggu dulu. Sepertinya di sini?”ujar Hyun Ah serasa menunjukkan letak sakitnya.
Seung Jo pun memeriksa bagian perut yang ditunjukkan Hyun Ah. “Tidak, aku pikir bukan disitu”ujar Seung Jo.
Melihat hal itu sepertinya Ha Ni menyadari kalau sakitnya Hyun Ah hanya pura-pura. Ha Ni pun terbakar api cemburu.
“Lalu di sini? Di sini”tunjuk Hyun Ah seraya menunjukkan bagian perut yang lain. Seung Jo pun memeriksanya (dilemma ni kalau seorang cowok jadi dokter hehehe).
“Tidak, jangan menyentuhnya. Tolong berhenti”guman Ha Ni dalam hati menahan kekesalannya.
“Bagaimana di sini?”tanya Seung Jo.
“Di sini, sakit di sini”ujar Hyun Ah seraya menunjukkan tangan Seung Jo di dadanya.
“Jangan sentuh wanita lain seperti itu”seru Ha Ni tak terima.
“Oh Ha Ni, apa yang kau katakana?”tanya Seung Jo.
“Aku tidak suka itu. Aku tidak suka kalau kau menyentuh wanita lain”jawab Ha Ni.
“Oh Ha Ni, saat kita menikah, aku sudah belajar jadi dokter. Jangan bilang kau marah karena aku menyentuh tubuh orang yang sakit? Apakah kau tidak malu. Jika kau tidak menyukainya, maka kau dan aku tidak bisa bersama. Apakah kau mengerti?”jelas Seung Jo.
Ha Ni pun menahan tangisnya lalu bergegas pergi meninggalkan kamar Hyun Ah.
“Ha Ni. Jalannya terlalu cepat. Serius”ujar suami Hyun Ah lalu mengejar Ha Ni. Suami Hyun Ah sebelumnya melihat kea rah Seung Jo apakah Seung Jo akan menyusul Ha Ni atau tidak, namun melihat Seung Jo diam saja maka suami Hyun Ah lah yang menyusul Ha Ni.
“Ha Ni”panggil suami Hyun Ah.
Hyun Ah pun tersenyum senang melihat rencananya berhasil. Lalu ia bangun dari tempat tidur.
“Akhirnya hanya kita berdua. Seung Jo, kau tidak suka atau Ha Ni ingin kau menyentuhnya kan?”ujar Hyun Ah seraya menyentuh tangan Seung Jo.
“Ini adalah sia-sia. Aku harap kau bertemu denganku sebelum Ha Ni”rayu Hyun Ah percaya diri.
“Lalu… Lalu aku tidak akan pernah melirik mu”seru Seung Jo seraya mengehmpaskan tangan Hyun Ah dan bangkit beridir.
“Apa?”seru Hyun Ah.
“Itu karena kita bertemu di tempat ini. Jadi aku tidak punya pilihan selain berbicara denganmu. Jangan pernah kau berani membandingkan dirimu dengan Ha Ni”seru Seung Jo kesal (keren, Seung Jo saranghae-miane deota wkwkkwkw).
Hyun Ah kesal menahan malu.
Lalu tiba-tiba suami Hyun Ah datang, “Aku tidak bisa menemukannya”ujarnya. Lalu Seung Jo pun langsung bergegas pergi.
Teenyata Ha Ni duduk sendirian di kursi panjang taman sambil menikmati pemandangan laut (pengen juga hiks…hiks). Seung Jo pun menemukannya ia tersenyum melihat Ha Ni di situ.
Seung Jo pun duduk di samping Ha Ni dengan tiba-tiba, refleks Ha Ni menjauh sedikit.
“Kau bilang kau ingin kita berdua menghabiskan waktu bersama. Jadi bagaimana kau berlari sendiri? Apakah kau masih marah?”tanya Seung Jo.
“Cobalah menempatkan diri dalam posisiku”jawab Ha Ni.
“Ini akan menjadi aneh jika aku tidak gila. Tapi kau cukup tersenyum. Aku merasa lebih baik saat melihatmu tersenyum”ujar Seung Jo.
Namun Ha Ni masih terdiam lalu Seung Jo menggelitik Ha Ni supaya tersenyum.
“Hei itu menggelitik, ini menggelitik”teriak Ha Ni seraya mencoba menghentikan Seung Jo.Namun Seung Jo makin menggelitiki Ha Ni.
“Tidak, hentikan. Aku salah”seru Ha Ni. Seung Jo pun berhenti dan Ha Ni pun kembali ceria.
Ha Ni dan Seung Jo duduk bersama di kursi namun cukup lama terdiam.
“Maafkan aku”ujar Ha Ni, namun Seung Jo sedng mengalihkan pandangannya.
“Aku merasa seperti orang bodoh” ucap Ha Ni lagi, Seung Jo pun menoleh ke arah Ha Ni.
“Aku tidak percaya aku cemburu karena masalah kecil”lanjut Ha Ni.
“Gadis bodoh”ucap Seung Jo. Ha Ni menoleh ke arah Seung Jo.
“Kadang-kadang kau manis. Kadang-kadang, kau cukup manis juga. Tapi kenapa aku sangat menyukaimu”jelas Seung Jo. Lalu Seung Jo menarik Ha Ni ke dekatnya.
“Kau benar-benar tidak cantik, tapi kau kadang-kadang lucu. Kenapa aku selalu memikirkanmu setiap hari. Mantra apa yang kau berikan padaku?”tanya Seung Jo lalu Seung Jo merebahkan Ha Ni di kursi.
Dan tentu saja Seung Jo mencium Ha Ni lagi (entah ni ciuman ke berapa, pantesan judulnya aja playful kiss banyak banget adegan ciumannya hahaha).
Lalu Seung Jo menggendong Ha Ni ke kamar. Sepertinya lanjut di kamar selanjutnya terserah Ha Ni dan Seung Jo. (kok ari nulisnya dapat bagian ini ya wkwkwk).
Keesokan paginya, Ha Ni terbangun namun Seung Jo sudah tidak ada di sampingnya. Ha Ni pun melihat bingaki foto yang berisi foto dirinya dan Seung Jo saat bulan madu. Ha Ni tersenyum mendekap bingaki foto itu. Lalu ia menengok jam dilihatnya sudah pagi ia pun buru-buru keluar kamar dan turun ke bawah tanpa merapikan diri (jangan di tiru ya masa nggak sisiran hahaha).
“Selamat pagi”seru Ha Ni seraya turun ke dapur. Ha Ni pun menemui Seung Jo, Eun Jo dan Ibu Seung Jo di dapur yang sedang sarapan.
“Kenapa kau tidak tidur agak lama? Kamu lelah kan. Maafkan aku. Jam alarm berbunyi jam 5 pagi. Jadi apa yang terjadi? Aku menantikan sarapan lezat yang dibuat olehmu”ujar Seung Jo.
“Hyung, kau tahu masih ada waktu untuk kembali”ujar Eun Jo pada Seung Jo.
“Ha Ni, duduklah. Apakah kau ingin mencuci sebelum kau makan?”ujar ibu Seung Jo mempersilahkan Ha Ni duduk.
“Ya, maafkan aku”ucap Ha Ni.
“Tidak apa-apa.Apakah kau tidak pergi ke perpustakaan”tanya Ibu Seung Jo.
“Aku akan pergi mencuci sekarang, dan kita bisa pergi bersama-sama”ujar Ha Ni pada Seung Jo.
“Apakah kau mempersiapkan diri untuk dapat ikut kursus perawat?”tanya Ibu Seung Jo
“Ya”jawab Ha Ni malu-malu.
“Anakku akan menjadi dokter dan menantuku akan menjadi perawat. Oh ini telalu sempurna”ujar Ibu Seung Jo bangga.
“Tidak, aku harus menunggu beberapa waktu sebelum aku bisa ikut ujian masuk. Atau bahkan aku tidak memiliki kesempatan ikut ujian. Ah, benar-benar”ujar Ha Ni.
“Bahkan jika kau ikut ujian masuk, itu tidak berarti bahwa kau akan lulus. Lebih baik jika kau tidak mengambil ujian sama sekali” ejek Eun Jo.
“Baek Eun Jo. Perhatikan apa yang kau katakan mulai dari sekarang”seru ibu Seung Jo.
Eun Jo pun mencibir.
“Dia kakak iparmu sekarang”jelas ibu Seung Jo.
“Oh, itu benar. Kau perlu untuk ,mendaftarkan pernikahanmu”ujar Ibu Seung Jo pada Seung Jo.
“Aku akan memikirkannya”ucap Seung Jo.
“Apa yang kau katakan? Aku tahu kau sibuk, tapi tidak peduli seberapa kesibukanmu, hal ini sangat prioritas”jelas ibu Seung Jo pada Seung Jo.
“Ha Ni, lalu kau dan Seung Jo harus pergi dan mendaftarkan….”ujar ibu Seung Jo pada Ha Ni.
“Seperti yang aku katakan, biarkan aku berpikir tentang hal ini”potong Seung Jo.
“Apa? Apa yang kau butuhkan untuk berpikir ? itu mendaftarkan namanya pada keluarga kita. Aku harus menunggu dan melihat”jelas ibu Seung Jo.
“Apakah ini hal yang harus pria katakan setelah pulang dari bulan madu? Itu karena anda mendorong ini pada kami, Bu”seru Seung Jo.
“Baek Seung Jo, demi Tuhan apa yang kau katakan? Terimakasih atas kebaikan ayah Ha Ni tidak ada. Apakah yang kau perlukan lagi untuk berpikir?”seru Ibu Seung Jo meninggikan suaranya
“Yah, sulit bagiku untuk mengatakan tapi aku hanya merasa tidak nyaman. Aku merasa sepertinya kita sedang dipaksa banyak hal. Ini bukan sesuatu kamu berharap lebih kan?tanya Seung Jo.
“Benarkah?”tanya Ha Ni.
“Apa yang harus kita lakukan? Ya, Nah bagaimana dengan transfer ke kursus keperawatan? Jika kau berhasil lulus ujian, maka kita akan mendaftarkan pernikahan kita”ujar Seung Jo.
“Apa yang kau lakukan dengan pendaftaran pernikahan?”ucap Ibu Seung Jo
“Itu tidak mungkin”ujar Ha Ni.
“Kenapa? Apa kau tidak punya keyakinan apapun?Kau tampaknya tidak mau berupaya untuk lulus ujian masuk?”ujar Seung Jo.
“Tidak, bukan itu maksudku. Jika tidak ada kekosongan dalam program, maka aku tidak bisa mengambil ujian”ucap Ha Ni
“Cepat atau lambat akan ada tempat untukmu”ujar Seung Jo lalu bergegas meninggalkan meja makan. Seung Jo pergi dengan tersenyum tanpa Ha Ni, Eun Jo dan Ibunya ketahui.
0 comments:
Post a Comment