Recent Post


[Sinopsis] Mary Stayed Out All Night/Marry Me, Mary! Episode 6 Part I

Do you want to share?

Do you like this story?


Jung In hanya tersenyum simpul melihat kejadian di depan matanya, ia pun meninggalkan Mu Gyul dan Mae Ri. Sedangkan Mae Ri shock.
 

"Yah ... Kau pikir apa yang kau lakukan?" ucap nya dengan wajah tanpa ekspresi.
"Apa kau terkejut?" ucap Mu Gyul masih sambil menatap kepergian Jung In.

 

Mae Ri memegangi bibirnya lalu berlari keluar, Mu Gyul heran melihat tingkah laku Mae Ri.
"Yah, Wi Mae-Ri! Ada apa denganmu?" ucapnya kemudian mengejar Mae Ri.


Mae Ri terduduk di depan rumah Mu Gyul sambil memegangi bibirnya, Mu Gyul menghampirinya.
"Ah, ada apa ini? Bukankah kau  yang meminta bantuanku?" tanya Mu Gyul kesal.
"Tapi itu...itu pertama kalinya..." ucap Mae Ri hampir menangis.
"Pertama kalinya... apa?" ucap Mu Gyul masih kesal. Lalu ia teringat permainannya dengan teman2 bandnya di hari kepindahan rumahnya, dimana Mae Ri menurunkan jari nya karena ia satu2 nya orang yang belum pernah berciuman. 

Mu Gyul merasa bersalah, ia pun menggaruk2 rambutnya. Lalu memandang Mae Ri, 
"Maaf, itu terlintas saja dipikiranku" ucap nya.
Mae Ri menghapus airmata nya, "Tidak apa-apa" ucapnya.

Mu Gyul ikut duduk sebelah Mae Ri namun membelakanginya seraya berkata, "Ini, pukullah" ucapnya sambil menyodorkan bahu nya agar Mae Ri bisa memukulnya.
"Apa?" ucap Mae Ri.
"Pukullah aku hingga marahmu mereda" ucap Mu Gyul.
Mae Ri memukul punggung Mu Gyul sambil menangis dan berkata, 
"Ciuman pertama adalah sesuatu yang seharusnya kau lakukan dengan seseorang yang kau cintai! Kau brengsek!...Kau playboy!" lalu berlari pergi meninggalkan Mu Gyul. Mu Gyul kesakitan karena pukulan Mae Ri, "Ah benar-benar..." gumamnya.


D Ruangan kerjanya, Jung In duduk termenung memikirkan apa yang dilihat di rumah Mu Gyul tadi. Sementara itu Seo Joon sibuk menilai hasil pemotretan dramanya,
"Aku rasa kita harus menggunakan gambar yang berbeda daripada ini." ucapnya namun Jung In diam saja. Karena merasa diabaikan, Seo Joon pun memanggil Jung In, "Direktur..."
Jung In tersadar dari lamunannya, "Ya? Ah!...Maaf, apa yang kau katakan?" tanyanya. Seo Joon tertawa melihat ulah Jung In.
"Kau memikirkan Moo-Kyul, bukan? Dia hanya seorang pemberontak. Jangan pikirkan masalah kontrak itu, aku akan mencoba berbicara lagi dengannya . Ku mohon bersabarlah bahkan jika itu membutuhkan waktu." ucap seo Joon menebak apa yang difikirkan Jung In.
"Baiklah. Ah...Maaf jika mengganggu tapi...sudah berapa lama sejak kau putus dengan Kang Moo-Kyul?" Tanya Jung In kemudian.
"Kenapa kau menanyakan ini? Itu terjadi tahun lalu saat perayaan ulang tahunku" jawab Seo Joon.
"Jadi, sudah lebih dari setahun" ucap Jung In seraya berfikir.
"Ya" jawab Seo Joon simple.
"Dan dia sudah dengan orang lain sekarang?" tanya Jung In lagi.
"Kenapa kau menanyakan pertanyaan seperti itu? Ini agak lucu. Setahuku dia tidak dengan siapa pun sekarang, Selain itu, Moo-Kyul hanya bermain-main, dia tidak pernah jatuh cinta.  Dia hanya seperti kucing liar di jalan, yang bersumpah untuk tidak menikah. Dulu tiada akhirnya untuk seorang pacar, tapi sepertinya dia serius menekuni produksi musiknya belakangan ini. Ini menyenangkan untuk melihat sisi lainnya." Ucap Seo Joon panjang lebar merasa ia mengenal semua sisi Mu Gyul. Padahal sisi keseriusan Mu gyul pun ia tidak tahu. Seo joon hanya tahu sisi hura2 nya Mu Gyul tanpa tahu bagaimana perasaan hati Mu gyul sebenarnya. Yang berbeda sekali dengan Mae-ri yang kebetulan mengenal Mu Gyul justru dari sisi melankolisnya beserta semua permasalahan2 pribadinya yg tidak diketahui banyak orang. Wajar bila Mu Gyul seperti menemukan teman seperjuangan dengan mae-ri. jung In hanya tersenyum simpul mendengarkan penjelasa seo Joo.


Beralih ke rumah Mu gyul, Ia sedang sibuk mencari nada baru untuk lagunya. Lalu ia menghentikan suara instrumennya dan berniat mengambil catatan disebelahnya, namun ia melihat sarung tangan rajutan Mae-ri yang belum selesai. ia pun mengambilnya, lalu terbayang kejadian siang tadi, ia pun bergumam sendirian, "Apa aku menciumnya dengan sungguh-sungguh, Aku akan berakhir dengan memar-memar sekarang."

Sementara itu Mae-ri bersiap untuk tidur di rumahnya, namun ia sulit tidur dan selalu terbayang ciuman Mu Gyul tadi, ia pun duduk memegangi bibirnya seraya bergumam, "Apa aku akan gila? Kenapa aku berbuat seperti ini?" ucapnya lalu membantingkan badannya ke kasur lagi.


Dae Han masuk ke kamar Mae-ri dengan senyum2 sambil berkata, "Oh!...Mae-Ri kita pulang lebih awal hari ini. Apa kau bertengkar dengan pria itu?"
"Ini bukan seperti apa yang kau pikirkan, hanya saja aku sedang tidak enak badan" ucap Mae-ri berbohong.
"Oh, benarkah? Biar aku lihat. Apa kau membutuhkan obat?" ucap Dae han sambil meraba dahi Mae-ri.
" Aku baik-baik saja, tidak seserius itu. Tapi, ada apa dengan pakaianmu, ayah?" ucapnya seraya melepas tangan Dae Han lalu mengamati pakaian ayahnya.
Oh, Kak Jung-Suk membuatkannya khusus untukku, tapi keketatan ini membunuhku" ucap Dae han.
"Ada apa dengan itu? itu bahkan cocok untukmu. Kau terlihat benar-benar gendut" ledek mae-ri.
"Dan aku merasa diperas sampai mati juga. Tapi Kak Jung-Suk ingin aku melakukan
diet agar sesuai dengan setelan ini. Dia mengatakan ayah pengantin perempuan harus terlihat baik selama pernikahan." ucap dae Han seray membuka kancung jas nya.
"Aku sudah bilang aku tidak mau menikah!" seru Mae-ri kesal lalu menghempaskan tubuhnya kekasur dan menyelimuti seluruh tubuhnya.
 
Keesokkan harinya, Mae Ri datang ke kantor dengan lemas, "Aku sangat lelah" ucapnya.
Pintu kantornya diketuk oleh seseorang, kemudian Jung In masuk. "Kau datang awal hari ini." sapanya.
"Kau sudah melihatnya kemarin, kan? Jadi tolong menyerahlah." ucap mae-ri membahas masalah kemarin sore.
"Tidak sama sekali, aku sebenarnya merasa agak termotivasi sekarang" ucap Jung In menantang Mae-ri.
"Apa?" seru Mae Ri kaget.
"Itu membuatku sadar. Betapa aku harus lebih bekerja keras sejak aku datang terlambat ke dalam permainan ini." ucap Jung In sambil tersenyum.
"Ini konyol..." ucap Mae-ri  kehaisan ide.
"Mari kita pergi ke rapat perencanaan." ajak Jung In kemudian.
"Rapat perencanaan?" tanya Mae-ri heran, karena memang ia tidak pernah terlibat dalam perancanaan.


Mae-ri ikut menghadiri rapat perencanaan bersama Jung In yang kebetulan dalam rapat tersebut membahas tentang Script drama. Mae Ri sibuk menyiapkan Coffe Break untuk peserta rapat, namun Jung In menyuruhnya duduk saja dna konsentrasi pada rapat. Penulis script membacakan satu persatu rancangan script, namun tidak satupun yang mengena di hatinya. Ia pun mulai menceramahi para author. Lalu Jung In menyerah beberpa lembar kertas, Penulis membacanya, kemudian ia tersenyum puas dengan isi tulisan tersebut. Ia pun bertanya siapakah yang menulisnya. jung In memandang ke arah Mae-ri, penulis dan seluruh anggota rapat pun ikut memandang Mae-ri. Penulispun tersenyum kepada mae-ri. Setelah rapat selesai, penulis mendatangi Mae-ri. Penulis pun meminta Jung in untuk memberi Mae-ri pekerjaan sebagai tim editing naskah. Jung in pun tidak keberatan. tentu saja ini membuat mae-ri sangat senang.


Mae-ri kembali ke ruangan kerja Jung in sambil tersenyum bahagia, lalu ia mendengar seseorang sedang menelpon kang Mu Gyul, ia pun langsung melihat si penelpon yang tak lain adaah direktur Bang.
"Yah, Kang Moo-Kyul...Apa kau memiliki bukti bahwa kau telah mengembalikan biaya pembatalan kepadaku? Ah, kau terlalu polos. Aku sudah bilang, aku tidak akan melepaskan ini, bukan? Kenapa? Apa kau ingin melihat siapa yang menang?" ucap Directur Bang dalam telpon.
 
Mae-ri bersembunyi di balik pintu lalu bergumam, "Ah, apa yang harus kulakukan?"

 
 Mae-ri mendatangi kediaman Mu gyul, ia menengok ke dalam rumah sambil memanggil Mu Gyul perlahan, "Moo-Kyul...Kang Moo-Kyul..." panggilnya. Namun tidak ada sahutan, ia pun duduk di sofa, tangannya menyentuh sebuah kertas, Ia pun mengambil dan membacanya, " Apa ini? Ahhh...terlihat menakutkan!" ucapnya.

Mu Gyul terbangun dari tidurnya, ia pun menyapa Mae-ri, "Kau di sini". Mae-ri kaget lalu buru2 memasukkan kertas tadi kedalam tasnya.
 
 
Mu Gyul mengambil air minum lalu menegakknya, Mae-ri memperhatikannya dengan wajah *mupeng* ia pun memperhatikan setiap gerakan Mu Gyul sehingga wajahnya memerah. Mu Gyul memperhatikan Mae-ri, lalu berkata, "Yah, kenapa wajahmu memerah? Apa kau pilek?" ucapnya sambil berniat meraba dahi Mae-ri.
Mae-ri menahannya karena malu, "Aku ... mau pulang .." seru nya.
"Ini bahkan belum waktunya" ucap Mu Gyul heran.
"Ahhh...Aku takut aku akan menularkannya padamu. Aku pergi! Selamat tinggal! " ucap Mae-ri lalu berlari meninggalkan Mu gyul. Mu Gyul keheranan dengan sikap Mae-ri.
 
 Keesokan harinya, Mae-ri sedang berada di ruangan sambil menimang2 kertas yang ia temukan di rumah Mu Gyul. Kemudian Jung In masuk,
"Direktur Bang akan segera datang, Kami akan memeriksa bahan-bahannya lain waktu." ucap Jung In.
"Ya, aku mengerti. Direktur! " panggil Mae-ri dengan hati-hati.
"Ya?" ucap Jung In heran.
"Bisakah kau ... membantuku melihat ini?" ucap Mae-ri seraya menyerahkan kertas tadi. Yang kemudian di ambil Jung In.
"Apakah ini kontrak Kang Moo-Kyul?" tanya Jung In sambil membaca kertas tersebut.
"Aku tidak begitu mengerti tentang hal ini, tetapi tampaknya isinya sedikit menakutkan. Moo-Kyul hanya peduli tentang musik, dan tidak tahu banyak tentang dunia, jadi aku agak khawatir." ucap Mae-ri dengan suara memelas.

 
Jung In mengadakan pertemuan dengan direktur Bang di ruangannya, 
"Direktur, sepertinya ini tidak akan berhasil, jadwal Lee-An di luar negeri tidak akan mengizinkannya. Dan sejak kami tidak melakukan kegiatan selama 3 bulan terakhir. karena komitmen kami sebelumnya untuk Wonderful Day, Aku khawatir kami tidak dapat mengembalikan secara penuh deposito yang diberikan kepada kami pada saat penandatanganan kontrak.Jadi apa yang kita lakukan?" ucap direktur Bang panjang lebar membahas kontrak Lee An. Sementara itu Jung In sibuk mengambil kertas kontrak Mu gyul lalu duduk di hadapan direktur Bang,
"Mari kita bahas situasi Kang Moo-Kyul dulu. Ini...kontrak Kang Moo-Kyul, kan?" ucap nya sambil menyodorkan kertas kontran Mu Gyul.
"Bagaimana ini...?" seru direktur Bang kaget setelah membaca isi kertas tersebut.
"Sebuah kontrak senilai KRW 5.000.000 untuk kesepakatan sepuluh tahun. Memaksa tampil untuk semua acara di agensi tersebut. Dan membayar untuk setiap album yang dijual sebesar KRW 100 per unit, apa aku benar? Sebuah contoh klasik dari kontrak budak yang tidak adil." ucap Jung In cool.
"Direktur, Kang Moo-Kyul adalah seorang pemula yang sempurna" ucap direktur bang.
"Apakah itu alasan untuk mengelabui para pemula untuk menandatangani kontrak yang tidak adil? Apakah perusahaanmu tahu tentang ini?" ucap jung In sambil memgang Jeruk.
"Direktur!" seru direktur Bang kesal.
"Lepaskan Kang Moo-Kyul" ancam jung In. Direktur Bang akhirnya menandatangani pelepasan kontrak tersebut. Jung In pun mulai memakan jeruknya.
"Direktur, karena kita sudah menyelesaikan masalah ini, Tolong rahasiakan hal ini dari perusahaanku, Lee An dan Seo-Joon" ucap Directur Bang meraya Jung In.
"Kau pegang kata-kataku" ucap Jung In.
"Terima kasih, Direktur. Kalau begitu, aku permisi dulu" ucap direkur Bang.
"Ahhh...Dan bagaimana tentang masalah...dengan jadwal Lee-An? Kau dapat mengandalkanku untuk menyelesaikan masalah itu. Aku akan berbicara kepada Lee-An tentang hal itu. Jangan khawatir, Direktur! " ucap Direktur Bang sambil tersenyum. Jung In pun tersenyum sambil menelan jeruknya. (kayaknya nih jeruk emang disiapkan untuk mengisi keboringan dalam menghadapi si Bang).

Beralih ke kediaman Kang Mu Gyul, Mu Gyul duduk di studio mini nya, sambil menerima telpon dari directur Bang, Mae-ri menguping sambil beres2 rumah,
"Aku dulu tertarik dalam hal ini, tapi sekarang tidak lagi, aku terlalu sibuk. Akan sulit untuk tetap berhubungan mulai sekarang, jadi lebih baik kita berpisah" ucap direcctur bang dari sebrang telpon.
"Apa itu? Kenapa dia bertindak seperti ini tiba-tiba?" gumam Mu Gyul keheranan dengan ucapan direktur Bang.
"Apakah Direktur Bang menyerah? Wow...Ini berhasil" tanya Mae-ri sambil mendekati Mu Gyul. Mu Gyul tampak berfikir.
 
"Apakah kau berbicara dengan orang itu tentang aku?" tanya Mu Gyul pada Mae-ri.
"Hah? Ya." jawab Mae-ri kagey.
"Kenapa kau bicara padanya tentang aku?! " seru Mu Gyul kesal.
"Aku melakukan ini karena aku khawatir padamu. Lagi pula, itu melegakan. Selain itu, pria itu, tidak maksudku...Direktur sepertinya adalah orang yang baik, dan dia juga memiliki kemampuan" ucap Mae-ri sambil kembali merapihkan rumah Mu Gyul. Mu Gyu kesal, ia pun pergi meninggalkan rumah.
"Yah!...Kau mau kemana?" seru mae-ri kaget dengan kepergian Mu Gyul

 
Mu Gyul mendatangi kantor Jung In, dan berbicara empat mata dengan Jung In di ruangannya.
"Jangan menandatangani kontrak apapun mulai dari sekarang" seru Mu gyul.
"Kau bisa berakhir menjadi budak selama sisa hidupmu" ucap Jung In.
"Apa kau pikir aku akan merasa kasihan dan menandatangani kontrakmu jika kau melakukan ini?" seru Mu Gyul sinis.
"Kenapa kau selalu berhati-hati? Apa yang bisa kulakukan untukmu agar kau percaya padaku?" tanya Jung In.
"Aku tidak bisa mempercayai seseorang yang memajang gitar-gitar mahal itu, yang sangat sulit didapat bagi para musisi, tetapi di kantor hanya sebagai bahan dekorasi. Kau tidak bisa memainkannya tetapi masih mengatakan bahwa kau seorang produser musik" ucap Mu Gyul sinis seraya memandang deretan gitar di ruangan Jung In. Jung In sepintas memandang deretan gitar itu, namun kemudian ia terdiam sambil berfikir. Mu Gyul pun bangkit meninggalkan Jung In. 
 
 Ketika hendak membuka pintu lift Jung In mendengar suara petikan gitar, Mu Gyul pun mendatangi arah datangnya suara gitar. Ternyata suara gitar berasal dari ruangan Jung In, di dalam terlihat Jung In sedang memainkan gitar dengan hati-hati.  Mu Gyul memandangi jung In lalu bergegas pergi menuju lift.
Jung In masih memainkan gitar, namun tiba-tiba tangannya terhenti, Jung In tersenyum menahan sakit yg ia rasakan di tangannya.

 
Di rumahnya, Mu Gyul mencoba memainkan gitarnya di studio mininya, Ia pun teringat beberapa potongan ingatannya besama Kam So Young, Mae-ri, dan Jung In.
So Young: "Tapi, bagaimana dengan aku?"
Mae-ri: "Aku melakukannya karena aku mengkhawatirkanmu"
Jung In: "Apa yang bisa kulakukan untukmu agar kau percaya padaku??"

 
Di kantor, tampak Mae-ri dan Jung In berjalan di lobi. 
"Direktur...Aku sangat berterima kasih karena kau sudah membantu Moo-Kyul" ucap Mae-ri
"Sama-sama. Tapi Kang Moo-Kyul yang membuatku khawatir" ucap Jung In.
"Dan, apa yang akan terjadi dengan kontrak Moo-Kyul?" tanya Mae-ri.
"Aku rasa ini akan sulit untuk menyelesaikan kontraknya" ucap Jung In.
"Haruskah aku bicara lagi dengannya?" tanya Mae-ri.
"Aku takut dia tidak akan berubah pikiran" ucap Jung In. Mereka pun menuju ke lift. Ketika lift terbuka, keluarlah Mu gyul, ia kaget melihat Jung In dan Mae-ri, dan sebaliknya.
"Aku di sini untuk menandatangani kontrak" ucap Mu Gyul kemudian.
"Moo-Kyul..." ucap Mae-ri. Jung In tersenyum simpul mendengar pernyataan Mu Gyul.

 
Jung In dan Mu Gyul pun pergi ke ruangan Jung In,
"Menurut kontrak ini, kau yang akan menjadi produsernya, dan mendapatkan biaya penuh atas OST dan komposisi semua lagunya. Aku hanya akan bertugas pada rekaman. Apa yang membuatmu berubah pikiran?" ucap Jung In sambil menyodorkan surat kontrak
"Yah ...katakan saja rasa ingin tahuku mulai tumbuh? Tampaknya gitar-gitar ini bukan hanya sebagai bahan dekorasi saja. Kau tentu memicu rasa ingin tahuku." ucap Mu Gyul seraya mendekati deretan gitar.
"Baiklah. Aku sendiri agak penasaran denganmu" ucap Jung In sambil senyum lalu bangkit menuju mejanya. (wkakaka,,,jelous2 melihat kemesraan mereka berdua...)
"Ahhh...Aku punya satu syarat" ucap Mu Gyul.
"Katakan padaku" ucap Jung In.
"Aku ingin kontrak ini berakhir pada saat yang sama dengan kesepakatan pernikahan 100 hari" ucap Mu Gyul.
"Apakah ada alasan tertentu untuk itu?" tanya Jung In.
"Aku mungkin bersedia untuk mempercayaimu dalam hal musik, tetapi kepercayaanku tidak untuk itu" ucap Jung In.
"Baiklah, aku juga merasakan hal yang sama. Aku juga membenarkanmu sebagai seorang musisi, tapi aku tidak bisa mengatakan hal yang sama untuk hubunganmu dengan Wi Mae-Ri. 
Mari kita jaga hubungan di antara kita sebagai rahasia di kantor, itu akan tidak nyaman bagi Wi Mae-Ri jika itu diketahui" ucap Jung In
"Setuju, itu juga akan tidak nyaman bagi kita" ucap Mu Gyul sambil tersenyum.
"Kalau begitu pekerjaan dan kehidupan cinta kita hanya memilik...77 hari lagi" ucap Jung In membalas senyum Mu Gyul. (aisssh, Saa suka ga tahan dengan scene mereka berdua nih, bawaannya mau Bishonen...kekeke)

 

Mu Gyul menemui teman2 bandnya di tempat biasa mereka nongkrong, 
"Apa?! Orang brengsek itu adalah suami legal Mae-Ri? Kenapa kau tidak memberitahu kami sebelumnya?!" ucap Re Oh.
"Yah, aku selalu tahu orang itu brengsek, tapi dia ternyata kelas satu dunia!" ucap Hyung.
"Ya, Kang Moo Kyul, Kau tidak boleh kalah, langsung saja kencani Mae-Ri" ucap Re Oh memanasi Mu Gyul.
Pergilah ke kantor dan jelaskan pada mereka" ucap Hyung.
"Atau haruskah kita pergi ke sana dan berkata "Hei, Tuan brengsek!" agar semua orang tahu?" tambah Re Oh.
"Kau tidak boleh melakukan itu, tak seorang pun di kantor tahu tentang hal ini" ucap Mu Gyul.
"Yah, karena kita juga pelakunya, jujurlah...Kau tidak pernah memandang Mae-Ri sebagai seorang gadis sebelumnya?" ucap Re Oh.
"Sebagai seorang gadis? Yah, aku merasa sedikit berbeda tentang dia belakangan ini" ucap Mu Gyul sambil berfikir.
 
"Yah...Benarkah?" ucap Hyung.
"Sering kali ... dia mengingatkanku pada ibuku" ucap Mu Gyul.
"Ibumu? Maksudmu, kau mendapatkan perasaan seorang ibu dari dia?" ucap Re Oh.
"Permainan berakhir kalau begitu" ucap hyung.
"Yah, itu bukan apa yang kau pikirkan, jadi jangan terbawa. Dia bahkan bukan seorang gadis bagiku." ucap Mu Gyul. Mu Gyul lalu terdengar Hp Nya berbunyi. Mu Gyul pun keluar untuk menelpon ibunya

"Ibu, apa kau sudah memeriksa deposit? Aku kembali lagi dengan pria itu, jadi aku tidak perlu membayar uang lagi" ucap So Young.
"Kenapa kau tidak memberitahuku sebelumnya, ibu?" tanya Mu Gyul.
"Ini terlintas saja dibenakku. Aku pikir kau belum bisa mendapatkan uang" ucap So Young.
"Apakah kau bercanda denganku sekarang?" tanya Mu Gyul. Padahal Mu Gyul sudah bela2in teken kontrak ma Jung In demi dapet uang, eh taunya ibunya ga butuh lagi. Dari kejauhan Mae-ri melihat Mu Gyul lalu mendekatinya.
"Jangan marah, aku minta maaf" ucap so Young. Mu Gyul pun mematikan Hpnya lalu berbalik, tapi ia kaget plus senang melihat penampakan Mae-ri disana. (karena Mae-ri muncul tepat disaat dia sedang bete).
 

"Oh! ... Kapan kau datang?" tanya nya.
"Baru saja. Apa kau baru saja berbicara dengan ibumu? Apa terjadi sesuatu lagi?" tanya Mae-ri khawatir.
"Dia bilang...dia tidak membutuhkan uang lagi" ucap Mu Gyul lalu duduk di trotoar dan tertunduk lesu.
"Apa? Kau pasti mengalami kesulitan dengan ibu yang belum dewasa." ucap Mae-ri seraya ikut duduk di trotoar. Mu Gyul langsung mengangkat kepalanya dan menoleh pada Mae-ri. 
"Yah...Ayahmu lebih buruk" ucap Mu Gyul. 
Mae Ri cuma bisa tertawa mendengarnya. Lalu mereka berdua pun tertunduk lesu di trotoar. (hehehe, kesamaan nasib yg menyatukan mereka)

 

"Ah, benar!... Terima kasih kau telah membantuku mengatur kontrak" ucap Mu Gyul tiba-tiba.
"Apakah itu berarti kau harus melakukan apa yang Direktur Bang katakan?" tanya Mae-ri.
"Ya" ucap Mu Gyul.
"Noona ini benar-benar pandai, bukan?" ledek Mae-ri.

"Noona..." ucap Mu Gyul tertawa lalu menarik topi Mae-ri.
"Hentikan!" ucap Mae-ri sambil melepaskan tarikan Mu Gyul.
 

"Aku rasa kita benar-benar seperti saudara ... Hah?" ucap Mu Gyul sambil mencubit pipi Mae-ri.
"Kenapa kau bertindak seperti ini?" ucap Mae-ri melepaskan tangan Mu Gyul. lalu ia berdiri terpaku.

"Apa ini? Apakah kau akan mulai bertindak seperti seorang pemalu sekarang karena satu ciuman?" ledek Mu Gyul.
"Tepatnya ... jadi jangan main-main denganku" ucap Mae-ri lalu bergegas meninggalkan Mu Gyul. Mu Gyul hanya tersenyum melihat prilaku Mae-ri.
  


Seo Joon mendatangi cafe tempat Mu Gyul cs nongkrong, Teman2 Mu Gyul sibuk ingin menelpon Mu Gyul, Namun muncullah Mae Ri, 
"Oh, kau disini!" sapa teman Mu Gyul.
"Hai" sapa Mae-ri kepada semuanyanya. "Oh!...Seo-Joon" serunya kaget ketika melihat Seo Joon ada disana juga.
"Apa yang Wi Mae-Ri lakukan di sini?" tanya Seo Joon heran. Lalu masuklah Mu Gyul mendengar pertanyaan Seo Joon, ia pun langsung mendekati mae-ri dan merangkulnya,
"Oh...Dia penggemar kami" katanya, "ayo duduk" ajaknya pada Mae-ri.
"Oh, dia? Ya, itu benar, seorang penggemar...Duduklah, duduklah" seru teman2 Mu Gyul serempak.

"Dan apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Mu Gyul pada teman2nya.
"Oh, mereka memanggil kami ketika aku sedang di rumah sakit dengan noona" seru teman2nya. Kang Mu Gyul pun menoleh ke arah Seo Joon.
"Kang Moo-Kyul? Kau begitu menentangnya ketika aku mencoba untuk membuatmu menandatangani kontrak sebelumnya" ucap Seo Joon pada Mu Gyul, Mu Gyul hanya diam saja, teman2nya melihat dengan wajah masam ke arah Mu Gyul, kemudian Seo Joon tersenyum ke arah Mae-ri, "Ini agak mengejutkan tahu kau seorang penggemarnya. Jadi, apa lagu favoritmu dari "Perfect Moo Kyul"? " tanya Seo Joon pada Mae-ri. Mae-ri sedang mencoba terlihat tenang dengan senyum menghiasi bibinya.
"Take care, my bus." jawab Mae-ri seraya kaget, semuanya pun tersenyum masam, terutama Mu Gyul, mendengar jawaban Mae-ri. "Maksudku...My bus" jawab Mae-ri malu-malu.
"Apa ini? Sepertinya kau hanya tertarik pada penampilannya?" ucap Seo joon sinis.
"Tentu saja tidak. Ngomong-ngomong, bagaimana kalian berdua mengenal satu sama lain?" tanya Mae-ri
 
"Kekasih..." jawab Seo Joon dengan wajah serius, teman2 Mu Gyul langsung kaget, begitu juga dengan Mae-ri. Mu Gyul hanya diam saja. "...setidaknya kita dulu begitu...sekarang kita hanya berteman, kan?" ucapnya kemudian sambil merangkul dan memandangi Mu Gyul.
"Minumlah" ucap Mu Gyul seraya mengisi gelas minuman Seo Joon lalu menyuapi sup kepadanya. Mae-ri terdiam lalu memandangi mereka.


Mereka pun keluar dari cafe,
"Mari kita pergi untuk putaran kedua, Wi Mae-Ri" ajak Seo Joon
"Ah, ini sudah malam jadi ... Aku harus pergi" ucap Mae-ri.
"Jangan seperti ini, ikut dengan kami." ucap teman2 Mu Gyul.
"Ya, mari kita pergi, noona" ucap Re Oh.
"Selamat malam" ucap mae-ri berpamitan. lalu bergegas meninggalkan mereka. Mu Gyul memandangi Mae-ri
"Oh, kita berubah haluan...Kalau begitu, ayo kita pergi sendiri. Ya, mari kita pergi. Ayo pergi." ucap teman2 Mu Gyul.
"Aku juga akan pulang" ucap Mu Gyul bergegas membuat semuanya kaget. 
"Oh, oke, selamat malam, kakak!" ucap Re Oh kaget.
Mu Gyul berlari menghampiri Mae-ri,
"Hei, mampirlah ke tempatku dulu, ada sesuatu yang ingin kukatakan." ucapnya pada Mae-ri. kemudian berlari.
"Sesuatu untuk dikatakan? Tunggu aku!" ucap Mae-ri seraya mengejar Mu Gyul. Seo Joon memandangi kepergian mereka. Teman2 Mu Gyul sibuk memanggil-manggil Seo Joon. (hemmm, kayaknya Mu Gyul merasa ga enak dg Mae-ri.)

Written by Saa RF

BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA



0 comments:

Post a Comment


Friend Link List