Do you like this story?
Seung Jo
(Satu Tahun kemudian )
Kkong Dang Kkong Dang
Aku dapat mendengar Ha Ni menaiki tangga.
Suara Ha Ni yang kembali kepelukanku, membuat bibirku perlahan-lahan tersenyum.
"Aku kembali." Ha Ni mengatakannya dengan suara yang lesu.
Dengan tugas akhir Ha Ni untuk tesnya itu dia membutuhkan banyak energi bahkan dia harus melindunginya dari hal yang menyedihkan.
Whoo~ Dia datang ke sisiku dan menghembuskan nafasnya.
Dari balik punggungku aku mendengar suara hati Ha Ni dan itu membuatku merasa baik.
Perlahan-lahan aku mengangkat lengannya dan memberikannya ciuman di belakang.
Dan dia balik memberikan ciuman hangat pada daun telingaku.
Skinship itu hanya datang sesaat.
Seperti salju yang datang di musim semi lalu meleleh.
Seung Jo : "Apa itu begitu sulit?"
Ha Ni : "Ya."
Ini pasti sangat sulit karena dia tidak mengatakan tidak.
Seung Jo : "Cuci muka dan cepatlah istirahat."
Ha Ni : "Tidak. Aku harus belajar sedikit lagi. Besok adalah test yang terakhir."
Seung Jo : "Apa kau membutuhkan bantuan?"
Ha Ni : "Tidak. Aku akan melakukannya dengan caraku."
Seung Jo : "Ada apa denganmu? Kau tidak meminta bantuanku."
Ha Ni : "Ini pasti sulit untukmu juga kan? Aku dengar kau akan ada test sistem saraf besok."
Aku merasa tersentuh mendengarnya.
Hari ini aku melihat dia berfikir secara mendalam dan mencoba berdiri di jalannya.
Untuk seorang jenius sepertiku kesulitan dalam belajar
kedokteran adalah menyita tenagaku.
Bahan untuk belajar kedokteran sangat besar sehingga
tidak ada yang seharusnya belajar sendiri.
Entah itu belajar kelompok atau berbagi informasi dengan teman atau dari catatan senior.
Terlalu banyak yang harus di hapalkan.
Aku sangat berterima kasih atas nama cinta untuk mengenali dan memikirkan ini.
Ibu Seung Jo : "Hani, Lanjutkan belajarmu setelah kau makan snack ini. Oh tuhan! Bagaimana bisa begitu sulit? Kau cukup memiliki anak dan hidup dengan tenang dan manis sebagai gantinya."
Begitu aku tertidur, Ibu datang diam-diam.
Hari ini Ibu sangat sibuk menyiapkan snack untuk Ha Ni.
Semakin lama HaNi-ku akan terlihats seperti Babi
Hani : "Ya, terima kasih. Kau tidak perlu melakukan ini, kau bahkan tidak tidur. Jika aku lapar maka aku akan mengambilnya."
Ibu Seung Jo : "Tidak. Ini lah bagaimana aku hidup. Aku hidup tanpa bersenang-senang setelah aku membesarkan dua adik kaka yang begitu kaku seperti mayat."
Tentu saja itu adalah sesuatu yang pasti akan Ibu katakan.
Ok! Tiba-tiba saja Ha Ni muntah. Ada apa ini?
Ibu Seung Jo: "Apa ada yang salah dengan rasanya? Apa tidak enak? Aku hanya mempersipkannya."
Ha Ni : "Tidak. Aku hanya merasa tidak enak badan. Ini pasti karena aku sedikit kelelahan."
Ibu Seung Jo : "Kau... Apa kau memiliki berita bagus...?"
Ibu pasti berfikir Ha Ni hamil. Aku sebaiknya menghentikan pembicaraan ini.
Seung Jo : "Ibu! Kumohon berhenti berbicara dan turunlah ke bawah untuk tidur. Aku harus pergi besok pagi. Kau tidak perlu menceritakan kisahmu tentang hubungan Ibu Mertua dan Anak menantu. Semua sudah mengetahui hal itu."
Ibu Seung Jo : "Oh? Apakah kau terbangun karena aku? Maaf! Ha Ni! Jika kau merasa tidak enak badan maka sebaiknya kau cepat meminum obat."
Ibu mengatakannya dengan nada suara yang lembut dan nyaris hilang.
Lalu Ib upun pergi ke bawah.
Setelah mendengar suara Jam Alarm, Ha Ni tidak juga bangun.
Seung Jo : "Bukankah ini waktunya kau pergi ke kampus? Kau harus bangun."
"Baiklah." Ha Ni mengatakannya namun saat dia mengatakan itu suaranya terdengar tidak ada kekuatan sama sekali.
Saat aku meletakan tanganku di keningnya, Dia sedang demam.
Saat memeriksanya, aku melihat lingkaran hitam di bawah matanya dan wajahnya tidak terlihat segar hari ini.
Dia pasti sedang sakit.
Seung Jo : "Kau sepertinya sedang demam. Jadi pergilah ke rumah sakit."
Ha Ni : "Baiklah. Setelah dari kampus aku akan pergi ke rumah sakit dan pulang ke rumah."
Ha Ni
Pertama kali menjadi seorang Ibu. Aku benar-benar merasa bodoh.
Seung Jo juga sedang sibuk belajar dan jika tiba-tiba dia tau mengenai akan memiliki anak maka itu akan menjadi sulit untuknya, kan?
'Aku harus menunggu dan mengatakan padanya mengenai ini saat test kami sudah berakhir. Jika aku mengatakannya sekarang maka dia akan sulit konsentrasi dalam belajar. Bayi, Maafkan aku! Aku bukannya tidak senang mendapatkanmu, tapi Ibumu dan Ayahmu sedang sedikit sibuk. Maaf Bayi...'
Seung Jo :"Apa yang mereka katakan saat di Rumah Sakit? Apa kau baik-baik saja?"
Ha Ni : "Ah tidak apa-apa."
Seung Jo : "Kau sudah bekerja keras Ha Ni-ku! Tunggulah beban berat ini untuk beberapa hari lagi."
Perlahan-lahan ini semakin hangat. Dia seperti yang meleleh dan Ha Ni mulai merapat kempelukanku.
Nafas itu semakin cepat dan dalam. Saat aku ingin merapat padanya, dia tiba-tiba mendorongku menjauh.
Ha Ni : "Ini karena aku sedikit lelah. Maaf. Mungkin karena test maka aku sedikit tidak nyaman."
Aku merasa khawatir dan sakit saat melihat Ha Ni benar-benar lelah.
"Kalau begitu, biarkan aku memelukmu dan tidur."
Kenapa dia seperti ini, Apakah ini benar-benar karena test? Ini terlihat seperti ada sesuatu yang dia khawatirkan. Dia tampak begitu tertekan karena test ini. Aku harus bisa menghiburnya bagaimanapun juga caranya.
HA NI
Seung Jo
Aku pikir dia sudah tertidur, Tapi Ha Ni diam-diam melepaskan pelukanku dan duduk di depan meja. Dia terlihat begitu sedih.
'Dia pasti tertidur muskipun ia tidak bisa terjaga terus semalaman."
Angin berhembus...
Aku berfikir dia akan terbangun jadi aku pelan-pelan sekali mengangkatnya dan memindahkannya ke atas kasur. Setelah itu aku memilihkan beberapa pertanyaan untuk ujian dan menjelaskan masalah dari pertanyaan yang dia jawab salah dan memeriksa masalah apa saja yang perlu kau ketahui. Ini asalah hadiah kecilku untuk kerja kerasmu.
Ha Ni
Karena kami sama-sama belajar, bayi ini pasti merasa menderita saat aku menarik perutku, itu terkadang terasa sakit.
Maafkan aku, aku hanya terkejut bayi. Maaf Bayi. Namun pada saat aku membelai perutku maka semuanya akan baik-baik saja.
Kumohon... Aku sungguh-sungguh memohon padamu Bayi.
'Lakukan yang terbaik untuk test.' Kata Adik ipar Eun Jo.
'Makanlah bekal makan siang ini' Ucap Ayahku
Dan Ayah Mertua hanya menepuk punggungku memberi semangat.
Semua orang memberikan semangatnya dan datang ke tempat test.
Tapi mengapa aku merasa pusing? Ini tidak boleh terjadi. Biarkan aku mendapat kekuatan.
Bayi! Smeoga kekuatan itu di berikan kepada kita. Semangat untukmu juga Seung Joo! Berikan kami kekuatan.
Seung Jo
Aku sedang menunggunya di depan tempat test, sebaiknya aku membawanya pergi untuk makan sesuatu yang baik.
Untung saja udara tidak sedang dingin.
Kau pasti melihatku dari jauh karena kau terus tersenyum dan berlari ke arahku.
'Apa kau merasa begitu baik?'
Senyuman itu memenuhi hatiku seperti pemandangan musim semi
dan bunga yang bermekaran.
Aku merasa hatiku berdebar-debar dan merasa gembira. Tiba-tiba Ha Ni pingsan di depanku. Dan secara tiba-tiba hatiku terjun kedalam lubang yang begitu besar.
Dokter : "Karena terlalu stress yang di terima oleh Ibu maka Bayi juga merasa stress. Jadi sebaiknya anda sebagai Suami tolong menjaga istrinya agar tidak mendapat stress. "
"Ibu?" Aku merasa seseorang memukul bagian belakang kepalaku dengan palu.
Seung Jo : "Apa kau sudah tau?"
Melihat tangisan yang jatuh dari mata Ha Ni, Aku berhenti mengatakan kata-kata yang menyakitkan.
Dia terus menundukan kepalanya, menangis dan dengan wajah ketakutan itu suaranya bergetar, "Tidak itu... itu... bukan itu. Jika Ibu mengetahui ini... Berhenti belajar... Biarkan itu pergi... Dia pati akan mengatakan seperti itu. Aku benar-benar ingin menjadi seorang perawat dan Istri yang baik untukmu..."
Hani yang setengah menangis ini dan Bayi ini membuat hatiku luluh.
Jika saja dia bertemu dengan laki-laki normal maka Bayi ini tidak akan menderita seperti ini...
Jika aku lebih menjaganya...
Sesaat aku merasa bahwa tanggung jawab ini mencekik-ku
Dengan diriku ini bagaimana aku mengatasi rasa ketakutan ini dan membuat Bayi ini nyaman?
Kata 'Maaf' tidak keluar dari mulutku. Aku merasa begitu rendah dan buruk, dan yang bisa lakukan hanya memeluk Ha Ni.
Dan pada saat aku menelan semua kesedihan ini semuanya keluar begitu saja, tangisan yang sedih untuk sesaat.
Berapa lama tubuh mungil ini dalam penderitaan?
Sebuah janji dan ciuman.
Air mata di pipinya dan air mata di bulu matanya itu.
Air mata penderitaan di keningnya yang memerah juga...
Seung Jo : "Tentu."
Ha Ni : "Sejauh ini belum ada yang aku inginkan."
Menanyakannya seolah-olah jika dia tidak percaya dan dengan matanya yang berkilau.
Ha Ni : "Aku ingin makan Strawberi. Apakah ada Strawberi di bulan November?"
SeungJo : "Pasti ada rumah Strawberi. Aku akan membelinya!"
Untuk waktu merawatnya aku ingin mencobanya dan menyeimbangi apa yang dia telah berikan. Jadi aku pun berlari di tengah angin November.
Eun Jo : "Ibu, Lihat Kaka! Kenapa dia menyembunyikan Strawberi yang dia bawa dan berlari begitu cepat? Betapa memalukannya ini, dia berlari begitu cepat apa karena dia berfikir bahwa akan ada yang mencuri Strawberi itu?"
Ibu Seung Jo : "Apa? Strawberi?"
Dari belakang aku mendengar ekspresi Eun Jo yang ragu dan suara Ibu yang tiba-tiba penasaran. Aku harus menyembunyikan ini dan cepat kedalam kamar.
Seung Jo : "Jangan membagi itu! Kau harus memakannya sendirian! Apa ada lagi yang ingin kau makan?"
Dengan cahaya bulan itu, hatiku dapat menghangatkan tubuhku.
Ibu begitu cepat dan suaranya seperti menghantak belakang kepalaku.
Seung Jo : "Ya."
Ibu Seung Jo : "Benar? Tebakanku akurat! HA HA HA HA kenapa kalian menyembunyikan berita gembira ini? AKu merasa sedih."
Ha Ni " "Seujujurnya... Aku pikir kau akan memintaku untuk berhenti belajar."
Ibu terlihat menyesal dan dia meminta maaf pada Ha Ni dan Ha Ni hanya menundukan kepalanya.
"Hey, Kenapa aku akan memintamu berhenti belajar? Kau sudah bekerja keras. Saat kau sedang dalam masa ngidam maka itu akan ada istirahat jadi tidak apa-apa. Dan jika di hitung maka bayi ini akan lahir di bulan Agustus. Itu akan ada waktu liburan lagi jadi ini sangat sempurna. Seung Jo, kau benar-benar jenius bahkan kau sudah membuatnya dalam waktu yang sangat tepat."
Di daftar Ibu yang Ibu buat ini tampak begitu sempurna
Dia selalu sibuk. Tapi dia begitu cepat jadi aku rasa ini tidak aka menjadi masalah.
Ibu Seung Jo : "Tidak! Aku tidak akan melakukannya lagi! Ha Ni akan melahirkan Bayi yang cantik kan? Benar Ha Ni? Apa yang kau lakukan? Cepat telfon Ayahmu. Eun Jo! Kau juga harus memikirkan nama Bayi! Ah kita harus mengambil foto perayaan!"
0 comments:
Post a Comment