Recent Post


[Sinopsis] Playful Kiss Episode 5

Do you want to share?

Do you like this story?

Ha Ni sangat kaget karena kepergok oleh Seung Jo dan dia tambah panik saat Seung Jo menahan tangannya. Seung Jo tanya kenapa Ha Ni ada di kamarnya, Ha Ni berusaha menjelaskan, tapi Seung Jo tidak percaya dan dia kemudian menarik tangan Ha Ni hingga Ha Ni terjatuh di kasur.
Bapak, Ibu Baek, Eun Jo dan Pak Oh sudah pulang ke rumah dan terus memencet bel, tapi tidak ada jawaban dari dalam. Mereka mengira Ha Ni dan Seung Jo sudah tidur.
Di kamar Seung Jo, Seung Jo menindih tubuh Ha Ni (wkwkwk... jangan salah sangka ya ^^), Ha Ni jadi sangat gugup dan Ha Ni sudah GR kalau Seung Jo bakal menciumnya.
Ha Ni bilang kalau mereka seharusnya kencan dulu. Seung Jo berhasil menggoda Ha Ni, membuat Ha Ni panik, lalu Seung Jo bangkit dari kasur dan tertawa mengejek Ha Ni. Ha Ni malu dan langsung keluar kamar, celakanya dia tidak sadar sudah meninggalkan bukunya yang penuh dengan coretan dan nama Seung Jo.
Ha Ni bersandar di pintu di luar kamar, tapi langsung pergi saat melihat Eun Jo. Eun Jo juga melihat Ha Ni keluar dari kamar Hyung-nya, dan dia merasa ada yang aneh.
Saat di kamarnya, Ha Ni merenung dan membuka kembali surat cintanya untuk Seung Jo yang diberi nilai D minus.
Seung Jo mengambil buku Bahasa Inggris Ha Ni yang ketinggalan dan membacanya, lalu tersenyum [tulisan Ha Ni : Kau sangat berarti untukku, Kau sangat sempurna bagiku, Aku akan melihatnya setelah pelajaran ke-2]. Eun Jo masuk kamar dan bertanya pada Seung Jo kenapa muka Ha Ni memerah. Seung Jo menjawab aman pertanyaan Eun Jo bahwa dia juga penasaran.
Ketika Seung Jo senyum-senyum membaca curhatan Ha Ni tentang dirinya, Ha Ni justru sedang sangat kesal dan memaki-maki Seung Jo, Ha Ni menangis sedih dan curhat pada boneka Teddy-nya.
Di sekolah, para siswa bergosip tentang Ha Ni yang tidak lagi masuk dalam 50 peringkat teratas. Ha Ni, Joo Ri dan Min Ah ngobrol tentang masa depan mereka setelah lulus dari SMU, mereka bingung dengan nilai mereka yang pas-pasan akan susah mencari universitas.
Ha Ni mengadakan bimbingan dengan gurunya, Bu Guru Kang Yi. Bu Guru Kang Yi menyarankan Ha Ni untuk masuk universitas melalui jalur khusus dan mencoba mencari bakat dan kelebihan Ha Ni, tapi Ha Ni tidak memiliki semua itu. Ha Ni menunduk pasrah di kursinya karena dia dan keluarganya tidak punya hal spesial yang bisa diajukan untuk masuk jalur khusus.
Bu Guru Kang Yi kesal dan hampir menyerah, tapi kemudian dia melihat bolpoin milik Ha Ni sebagai tanda bahwa Ha Ni pernah donor darah. Bu Guru Kang Yi menjadi semangat lagi dan tahu jurusan dan universitas apa yang tepat untuk Ha Ni, Universitas Parang!. Ha Ni juga gembira karena itu berarti dia masih ada harapan untuk bisa kuliah.
Ha Ni dan sahabatnya hang out ke kafe dan mereka melihat Seung Jo sedang bersama laki-laki asing. Ha Ni penasaran dengan pembicaraan serius mereka.
Saat teman-teman sekelasnya di kelas khusus sibuk belajar, Seung Jo justru melamun dan terlihat tidak bersemangat, akhirnya dia keluar dan duduk di bangku taman sambil berpikir tentang universitas yang akan dia pilih kelak [Seung Jo masih kebingungan menentukan tujuan hidupnya].
Bu Guru Kang Yi menuliskan formulir universitas untuk Ha Ni, dan dengan mantap mengisi tentang potensi khusus yang dimiliki oleh Ha Ni. Pak Guru Ji Oh bilang pada Bu Guru Kang Yi kalau Bu Guru Kang Yi sungguh bekerja keras. Bu Guru Kang Yi membalas," tentu saja, bagaimana aku bisa jadi guru yang baik jika aku bermalas-malasan, seperti orang lain [sambil menatap Pak Guru Ji Oh]". Secara tidak langsung Pak Guru Ji Oh merasa tersindir (hehehe... Pak Guru Ji Oh sih enak, soalnya dia pegang kelas khusus yang siswanya cerdas-cerdas, ga usah pusing-pusing mikirin nilai anak didiknya)
Bu Guru Kang Yi melihat Pak Kepsek dan meminta surat rekomendasi dari sekolah untuk Ha Ni agar bisa masuk universitas. Tapi Pak KepSek menolak karena peringkat Ha Ni yang rendah. Bu Guru Kang Yi membela Ha Ni kalau Ha Ni pernah masuk peringkat 50 teratas, Pak Kepsek kekeuh tidak mau memberikan dan baru akan mengakui kemampuan Ha Ni dan Bu Guru Kang Yi kalau Ha Ni berhasil masuk Universitas Parang. Dan Pak Kepsek pun berlalu pergi. Jelas saja Bu Guru Kang Yi kesal setengah mati dengan keputusan Pak Kepsek. Pak Guru Ji Oh melihat Bu Guru Kang Yi dengan iba [dan sayang ^^], lalu memberikan 1 butir vitamin C untuk Bu Guru Kang Yi. Bu Guru Kang Yi juga langsung GR dengan perhatian Pak Guru Ji Oh dan mengira Pak Ji Oh menyukainya (dari tatapan matanya emang kayaknya udah suka ama bu guru kok, hehehe... cuman masih jaim aja tuh pak guru)
Ha Ni sedang sibuk mengisi formulir pendaftaran universitas on line nya di kamar, tapi tiba-tiba komputernya error dan Ha Ni cemas kalau data-datanya hilang.
Coba lihat bagaimana tatapan curiga Eun Jo pada Ha Ni dan Seung Jo, imuutt..
Akhirnya Seung Jo turun tangan. Ibu Baek mencoba menenangkan Ha Ni yang panik, Seung Jo yang terganggu dengan tangisan Ha Ni menyuruh Ha Ni diam.
Ha Ni langsung menutup mulutnya begitu mendengar omelan Seung Jo. Syukur... Seung Jo berhasil memperbaiki komputer Ha Ni yang error.
Ha Ni sangat sangat gembira dan berterima kasih pada Seung Jo, Seung Jo tidak terlalu menanggapi dan menyuruh Ha Ni untuk cepat mengirimkan formulirnya. Ibu Baek lalu menggandeng Eun Jo turun untuk makan malam.
Eun Jo [sedikit] memberontak, dia masih curiga dengan hubungan hyung-nya dan Ha Ni. (Eun Jo pantes nih jadi detektif, instingnya jalan, hehehe ^^ suka suka suka Eun Jo)
Tinggal Ha Ni dan Seung Jo berdua di kamar, Ha Ni berterima kasih lagi pada Seung Jo yang sudah membantunya. Seung Jo menanyakan motivasi Ha Ni masuk universitas padahal Ha Ni tidak punya keahlian dan bakat khusus, Ha Ni sedikit heran dengan pertanyaan Seung Jo, tapi akhirnya dia menjawab "untuk belajar". Ha Ni sadar bahwa dia memang tidak memiliki kesempatan besar untuk masuk Universitas Parang, tapi paling tidak Ha Ni sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk hidupnya. Ha Ni menambahkan bahwa jika dia tidak belajar, dia tidak akan bisa menemukan tujuan hidupnya dan hal yang dia sukai.
Seung Jo masih penasaran [dan meneruskan interogasi pada Ha Ni],"Bagaimana kau tahu kalau kau menyukai sesuatu?". "Jantungmu akan berdetak lebih cepat jika kau menyukai sesuatu. Ayahku pernah berkata kalau jantungnya selalu berdetak cepat ketika mencium aroma mie yang baru diangkat".
Just so adorable ^__^
Seung Jo benar-benar menghayati omongan Ha Ni dan refleks memegang dadanya sambil bergumam,"Aku juga ingin merasakan perasaan seperti itu". Ha Ni heran melihat Seung Jo, Seung Jo jadi salah tingkah dan untuk menutupinya, dia menyuruh Ha Ni segera mengirimkan aplikasinya.
Keesokan harinya di sekolah, Bu Guru Kang Yi dengan semangat 45 yang berkobar-kobar (baileb ^__^) menunjukkan surat pada Pak Kepsek yang menyatakan bahwa Ha Ni dan Min Ah lolos seleksi administrasi universitas dan akan ke tahap selanjutnya, wawancara. Pak Kepsek shock melihat surat itu, karena itu artinya dia kalah dari Bu Guru Kang Yi yang sudah diremehkannya, Pak Guru Ji Oh berusaha menenangkan Kepsek. Pak Kepsek masih belum percaya bahwa keajaiban itu muncul dari kelas 3-7. Dan Bu Guru Kang Yi masih saja menyanyi dengan senang, hahahahaha...
Ya ampunn... lihatlah muke-muke Bye Bye Sea ntu
Ha Ni berkumpul dengan teman-temannya di ruang seni, mereka membahas wawancara yang akan dilakukan Ha Ni dan Min Ah besok. Ha Ni khawatir tidak akan lulus dalam wawancara karena dia tidak terlalu pintar bicara. Joon Gu menyemangati Ha Ni dan bilang kalau Ha Ni akan diterima, meskipun nanti akhirnya gagal, paling tidak Ha Ni sudah mencoba wawancara. "Ha Ni sunbae.. apa kau punya backing?",tanya Jang Mi pada Ha Ni. Ha Ni terdiam sejenak dan menjawab mantap sambil tersenyum,"Ya, Tuhan akan membantuku", Min Ah ikut senyum bersama Ha Ni (I miss my best friend ^^)
Tuhan benar-benar membantu Oh Ha Ni, Topan Rananim melanda Korea di hari wawancara Ha Ni. Pak Oh, Pak Baek dan Ibu Baek khawatir pada Ha Ni yang tetap bersikukuh untuk datang wawancara. Pak Oh menyarankan Ha Ni untuk membatalkan wawancara, Ha Ni mengira ayahnya tidak percaya pada kemampuannya, Pak Oh menyanggah bukan karena itu, dia percaya pada Ha Ni, tapi dia khawatir pada putri satu-satunya karena di luar sedang ada topan.
Ha Ni meyakinkan ayahnya bahwa dia baik-baik saja dan tidak akan melewatkan kesempatan langka untuk wawancara. Pak Oh sebenarnya ingin mengantar Ha Ni, tapi Ha Ni menolak dan akhirnya dia pamitan lalu pergi sendiri menerjang topan.
Kereta yang dinaiki Ha Ni tidak bisa meneruskan perjalanan karena ada banjir, karena itu Ha Ni harus pergi ke Universitas Parang dengan berjalan kaki menembus hujan deras dan topan. Ha Ni tidak menyerah dan terus berjalan, meskipun payungnya sampai terbalik-balik. (wow, semangat Ha Ni yang pantang menyerah ini patut ditiru, salut) Akhirnya... Ha Ni berhasil juga sampai di tempat wawancara.
Karena topan dan hujan deras itu, banyak peserta tes yang  tidak datang wawancara. Tiga orang juri sedang mewawancarai murid yang datang, rupanya murid itu rumahnya dekat dengan tempat wawancara sehingga dia tidak mengalami kesulitan saat menuju tempat wawancara. Juri laki-laki mengusulkan untuk menunda wawancara saja karena banyak peserta yang tidak datang, juri wanita yang terlihat galak  menolak dan akhirnya wawancara tetap dilanjutkan. Mereka memanggil peserta tes selanjutnya, Ha Ni masuk dengan ceria meskipun dia basah kuyup. Ha Ni duduk di depan para juri dan dia bersin! para juri melihatnya, Ha Ni hanya tersenyum.
Eun Jo merasa senang karena dia tidak perlu masuk sekolah hari itu. Ibu Baek merasa khawatir pada Ha Ni dan berharap semoga Ha Ni melewati wawancara hari ini dengan lancar. Seung Jo yang membaca koran merasa sedikit khawatir juga pada Ha Ni.
Juri laki-laki tertawa melihat foto Ha Ni, "Sepertinya kau punya pengalaman yang menarik. Jadi apa yang menarik perhatianmu akhir-akhir ini? ", tanya Juri laki-laki. "Baek Seung Jo, tentu saja", jawab Ha Ni dengan sangat semangat. Lalu dia sadar dan mengkoreksi jawabannya, "Emmm... maksudku, dia adalah orang",
Juri : jadi kau tertarik pada seseorang?
Ha Ni : Ya, itu benar seseorang!. Baru-baru ini saya berpikir, jika saya ingin memahami seseorang berapakah waktu yang diperlukan? Dalam kehidupan ini, meskipun hanya satu orang, apakah ada cara saya dapat sepenuhnya memahami dia?
Urai Ha Ni pada Juri, tapi dia langsung menggumam dalam hati. "Tidak mungkin aku bisa memahami Baek Seung Jo".
Juri wanita memeriksa CV Ha Ni dan bertanya, "Kenapa kami harus memilihmu?", Ha Ni bingung dengan pertanyaan juri. Juri wanita itu menyebutkan isi surat rekomendasi dari guru Ha Ni yang seperti sumpah darah dan dia heran bagaimana Ha Ni bisa lolos tes administrasi tahap pertama. Juri laki-laki membela Ha Ni dengan berkata bahwa Ha Ni pernah memperoleh nilai yang tinggi dan dia percaya diri, selain itu Ha Ni juga sangat kreatif. Juri wanita memotong kata-kata juri laki-laki dengan  tajam,"Kita tidak sedang memilih penulis lepas atau komikus kan?". 
Juri wanita bertanya lagi pada Ha Ni : Katakan padaku, apa alasannya kami harus memilihmu Oh Ha Ni? Kau punya sisa waktu satu menit!
Ha Ni bengong, masih bingung mau menjawab apa. Melihat Ha Ni yang diam saja, juri wanita itu akhirnya memutuskan,"Baiklah, kau tidak perlu mengatakan apapun, terima kasih". Juri itu lalu memanggil peserta lainnya untuk masuk.
Ha Ni mengerti dan bangkit dari kursinya tapi baru beberapa langkah, Ha Ni berbalik dan tersenyum berkata : Maafkan saya. Anda benar. Saya benar-benar tidak punya bakat. Saya juga  terkejut bisa melalui tes tahap pertama. Jadi sebenarnya, saya sudah sangat bersyukur. Tapi, ada sesuatu yang perlu saya katakan. Jika anda tidak memilih saya, melainkan memilih orang yang punya nilai baik dan memenangkan penghargaan. Jika anda memilih murid yang benar-benar mengesankan tetapi murid itu terlalu malas untuk kerja keras dan mudah menyerah karena cuaca buruk, itu akan jadi kerugian yang besar bagi universitas. Jika demikian, maka pilihlah saya. Saya mungkin selangkah lebih lambat di belakang orang kebanyakan, tetapi saya tidak pernah menyerah. Saya bertahan sampai akhir, karena itulah nama panggilanku adalah Siput Nuh. Kenapa anda tidak mencoba siput ini untuk perubahan [tradisi]?
Sisa waktu 1 menit Ha Ni habis bersamaan dengan selesainya kata-kata Ha Ni, juri wanita terlihat terkesan juga dengan pernyataan Ha Ni tentang dirinya itu.
Saat makan malam keluarga, Seung Jo membuat kaget semua orang karena dia bilang tidak akan mengikuti tes masuk universitas. Seung Jo bilang dia tidak akan masuk kuliah karena tidak ada hal yang dia sukai, jadi dia akan bekerja paruh waktu. Bapak Baek berteriak marah pada Seung Jo, Ibu Baek mencoba menenangkan suaminya dan menawarkan Seung Jo untuk berbisnis on line shopping dengannya. Seung Jo tentu saja tidak mau dan menolak mentah-mentah tawaran itu karena dia tidak mau ibunya mencampuri urusannya lagi. Lalu Bapak Baek juga menawarkan Seung Jo untuk belajar mengurus perusahaan game keluarga mereka saja jika memang Seung Jo tidak ingin kuliah. "Aku sedikitpun tidak tertarik dengan perusahaan ayah, karena itu tolong jangan berharap padaku", jawab Seung Jo dingin. Bapak Baek benar-benar kesal pada sikap Seung Jo yang seenaknya, Seung Jo pamit pergi ke kamar karena keadaan di meja makan sudah memanas. Bapak dan Ibu Baek sakit kepala.
Ibu Baek meminta suaminya untuk tidak terlalu khawatir dan tidak mengambil hati kata-kata  Seung Jo tadi karena dia belum menemukan tujuan hidupnya, selama ini semua kebutuhan Seung Jo selalu tercukupi bahkan melimpah, karena itulah dia belum tahu hal apa yang bisa membuatnya tertarik. Ha Ni lalu teringat perkataan Seung Jo waktu lalu bahwa dia juga ingin merasakan perasaan "suka" seperti Ha Ni.
Sepulang sekolah, Ha Ni dan teman-temannya makan di warung mie Pak Oh. Pak Oh menyiapkan menu khusus untuk mereka semua, "bubur lulus" [jadi di atas bubur itu memang ada tulisan tidak gagal, dalam artian lulus, dan dibuat dari wijen hitam] jika mereka makan bubur itu, maka mereka tidak akan gagal dalam tes. (Waaahhh buburnya kayaknya enak nih, jadi ngiler, laper juga, wkwkwkw) Joo Ri lalu dengan semangat makan bubur itu, Joon Gu dan Min Ah menasehati Joo Ri untuk tidak rakus makan.
Pak Oh menegur Ha NI yang diam saja, tidak makan buburnya, rupanya Ha Ni masih kepikiran Seung Jo. Joon Gu (yang sok tau) juga meminta Ha Ni untuk tidak gugup menghadapi tes dan makan bubur ayahnya yang "tidak gagal". Ha Ni akhirnya makan buburnya dan meminta ayahnya untuk membungkuskan 1 bubur [untuk Seung Jo tentu saja].
Ha Ni mengetuk pintu kamar Seung Jo dan  membawakannya bubur tapi tidak ada jawaban dari dalam kamar. Seung Jo sebenarnya belum tidur, dia melamun di dekat jendela.
Ha Ni : Baek Seung Jo, besok kau akan pergi tes kan? Semua orang khawatir padamu, apalagi ayahmu. Dia jadi tidak semangat dan tidak banyak tertawa akhir-akhir ini. Ikuti saja tesnya, lalu putuskan kau akan kuliah di universitas atau tidak. Bisakah kau membuka pintunya? Kau bagus dalam semua hal, kemampuanmu seharusnya dibagi dengan orang lain. Menurutku, mereka yang memiliki lebih banyak [potensi] harus berbagi dengan orang lain. Aku sebenarnya juga ingin berbagi, tapi aku tidak punya banyak yang bisa dibagi jadi aku tidak bisa. (so sweet Ha Ni ^_______^)
Seung Jo tidak juga membukakan pintu untuk Ha Ni meskipun Ha Ni sudah mengoceh panjang lebar, akhirnya Ha Ni meletakkan nampan buburnya di depan kamar Seung Jo dan meminta Seung Jo makan bubur itu selagi masih panas. Setelah Ha Ni pergi, Seung Jo membuka juga pintu kamarnya dan mengambil nampan dari Ha Ni. Seung Jo menemukan kado dan ada garpu yang dihias cantik dengan pita, Seung Jo tersenyum!! dan dia tersenyum lagi saat  membaca memo dari Ha Ni.
Paginya, semua keluarga Baek dan Ha Ni H2C [harap-harap cemas] menunggu Seung Jo, Mereka semua sangat senang saat melihat Seung Jo turun juga dari kamarnya, tapi dia tidak kelihatan sehat dan batuk-batuk.  Ha Ni langsung memberikan obat untuk Seung Jo dan Eun Jo membawakan minum. Setelah meminum obatnya, Seung Jo bertanya pada Ha Ni,"obat ini tidak akan membuatku ngantuk kan?" Ibu Baek terkejut, Ha Ni juga dan dia membaca kemasan obat itu dan ternyata obat itu menyebabkan kantuk. (hahahah... Seung Jo ini sengaja mau mengerjai Ha Ni di saat penting itu ^__^) Ha Ni panik, lalu  mencoba mengeluarkan obat yang sudah diminum Seung Jo dengan mengorek mulut Seung Jo, Seung Jo kesal dan menyalahkan Ha Ni. Ibu Baek berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja. Pak Oh membawakan bekal untuk Seung Jo dan Ha Ni. Pak Oh memberi semangat untuk Seung Jo, lalu melakukan tos "fighting" dengan Ha Ni.
Ha Ni senang sekali karena semua keluarga terlihat senang pagi itu, dia mengikuti Seung Jo jalan menuju tempat tes. Seung Jo merasa risih dan menyuruh Ha Ni untuk melalui jalannya sendiri karena tujuan mereka berbeda. Ha Ni mengerti lalu berbalik arah, tak lupa memberi semangat untuk Seung Jo. Dan mengejutkan! Seung Jo membalas teriakan semangat Ha Ni itu dengan lambaian tangan dari belakang.
Ibu Baek penasaran bagaimana Seung Jo bisa merubah pikirannya, dan Eun Jo dengan gayanya yang cool menggumam, "aneh, aku merasa anehh".

Seung Jo terkantuk-kantuk, pengawas tes menegur Seung Jo dan melihat lembar jawaban Seung Jo yang masih bersih padahal waktu yang tersisa tinggal 15 menit lagi. Seung Jo mengerti dan langsung mengerjakan soalnya.
Ha Ni bercerita pada Min Ah dan Joo Ri tentang juri wanita yang mewawancarainya. Dia tidak yakin dengan hasilnya, selain itu dia juga khawatir dengan Seung Jo. Lalu Ha Ni melihat bulu mata palsu milik Joo Ri, Joo Ri memasangkan bulu mata palsu itu ke mata Ha Ni dan berkomentar bahwa Ha Ni memiliki mata yang besar dan cantik.
Saat menyenangkan itu kemudian dirusak oleh gangguan yang datang dari Jang Mi yang marah-marah pada Ha Ni karena Seung Jo tidak dapat mengerjakan tes dengan baik hari itu setelah minum obat yang diberikan Ha Ni.
Ha Ni jadi lesu dan merasa sangat bersalah pada Seung Jo.
Sepulang dari sekolah, Ha Ni masih gelisah dan dia mengintip Seung Jo yang sedang di kamar mandi sambil menggumam dalam hati : Itu tidak benar kan? Kau mengerjakan tesnya dengan baik kan? Baek Seung Jo yang tak terkalahkan. Jangan katakan [karena] obat flu itu, jangan katakan ku mohon. Katakan padaku kalau tidak ada yang salah.
Bu guru membagikan nilai pada murid-murid dan menyuruh mereka tetap semangat meskipun nilai mereka rendah. Tetapi saat giliran Joon Gu yang dipanggil, yang merasa sedih justru bu guru, sementara Joon Gu sendiri tenang-tenang saja dan meminta bu guru untuk tidak memperlihatkan ekspresi sedihnya karena dia sudah memiliki rencana untuk hidupnya sendiri, Ha Ni! (wakakakak... Joon Gu nih romantis dan cinta mati ma Ha Ni tapi sayang satu hal itu)
Pak Guru merasa aneh dengan ekspresi Seung Jo yang tampak kaget melihat nilainya. Pak Guru tanya ada apa, Seung Jo dengan PD nya menjawab, "Tidak, melihat ini. Aku pikir, aku pasti benar-benar jenius". (ya iyalah, gimana ga jenius, meskipun ngantuk tetap bisa dapet nilai bagus
 
Pak Guru memberi selamat pada Seung Jo dan memeluknya, Seung Jo tersenyum dan teman-teman sekelasnya juga ikut bergembira.
Ha Ni mendengar nilai Seung Jo yang sempurna, dia sangat sangat senang (padahal sebelumnya lemah letih lesu tak bergairah, wkwkwkw lebay.co.kr) Ha Ni bersorak-sorak, horeee horee!!!...  hingga semua murid melihatnya dengan tatapan aneh. Joo Ri mengingatkannya,"Oh Ha Ni, dengan nilaimu seperti itu kau masih bisa bersorak hore?" Ha Ni jadi kembali lesu, tapi tidak lama kemudian ekspresinya langsung berubah semangat lagi, "Tentu saja aku bisa, kenapa? Baek Seung Jo horeee!!! Korea Selatan horeee!!" Joo Ri dan Min Ah hanya senyum-senyum saja melihat kelakuan sahabat baiknya itu.
Ha Ni terus saja memandangi ponselnya dan sangat gelisah menunggu telepon dari panitia tes masuk Universitas Parang. Akhirnya ponsel Ha Ni berdering, Ha Ni dengan semangat menjawab, tapi dia kecewa karena ternyata itu telepon salah sambung dari pelanggan resto bebek panggang. Telepon Ha Ni berdering lagi untuk kedua kalinya, dan itu telepon dari "Universitas Parang "yang menyatakan Ha Ni diterima di Univ Parang, tapi sesaat kemudian Ha Ni kaget,"Apa? aku mendaftar di Fakultas Sosial". Penelepon : Ahh, kau tidak mendaftar di Fakultas Apel?
Ha Ni tidak mengerti, lalu Eun Jo muncul di balik jendela sambil membawa apel dan bernyanyi sambil goyang-goyang,"Oh Ha Ni paabbooo..." terang saja Ha Ni dan Ibu Baek yang tadi ikut gembira jadi menjerit kesal pada Eun Jo.
Saat sendirian di balkon, Ha Ni masih saja memandangi ponselnya dan cemberut. Ponselnya berdering lagi, ternyata Min Ah yang menelepon dan memberitahu Ha Ni kalau dia diterima di Parang. Ha Ni sangat senang mendengar kabar itu dan dengan tulus memberikan selamat. Min Ah juga meminta Ha Ni untuk tidak menyerah karena dia pasti juga akan diterima di Parang. Seung Jo melihat Ha Ni yang duduk lesu di balkon (dia sebenarnya juga was-was tuh, jaim ajah). 
Esok harinya, telepon dari Parang tidak kunjung datang juga padahal hari itu adalah hari terakhir pengumuman penerimaan, Ha Ni mengerti kalau dia tidak akan diterima karena juri yang mewawancarainya tidak menyukai Ha Ni. Ibu Baek menasehati Ha Ni untuk tetap semangat karena  Ha Ni masih bisa memilih universitas lain. Ha Ni bilang kalau nilainya tidak terlalu baik.
 
Lalu, telepon Ha Ni bunyi lagi dan orang di seberang telepon mengatakan kalau Ha Ni diterima di Universitas Parang. Ha Ni kaget tidak percaya, dia mengira dikerjai Eun Jo dan tidak ingin dibodohi lagi jadi Ha Ni teriak,"Yaa Baek Eun Jo lagi?!!!!" Eun Jo muncul dari belakang mereka dan bertanya kenapa Ha Ni memanggilnya. Ha Ni sadar kalau telepon itu benar-benar dari panitia Univ Parang. Dia minta maaf karena tadi mengira kalau telepon itu bohongan. Ternyata, Ha Ni diterima di Parang karena ada peserta lain yang mengundurkan diri, jadi tempatnya bisa diisi oleh Ha Ni. Mendengar kabar itu, Ha Ni menjadi sangat bahagia dan berteriak gembira, Ibu Baek dan Eun Jo juga ikut senang. Mereka berpelukan bersama.
 
Seung Jo yang mengamati Ha Ni dari luar jendela juga ikut tersenyum bahagia.
Ha Ni merayakan diterimanya dia di Univ Parang bersama Bapak Ibu Baek dan ayahnya di warung mie Pak Oh. Ha Ni masih tidak menyangka kalau dia bisa diterima di Parang dan Ha Ni merasa sangat beruntung lalu Pak Oh memberinya hadiah mantel cantik berwarna merah, dan Ibu Baek memberikannya tiket nonton drama musikal Goong. Ha Ni berterima kasih pada Bapak dan Ibu Baek atas hadiah mereka. Ibu Baek menyuruh Ha Ni untuk memegang dulu kedua tiketnya dan mereka janjian untuk bertemu di lobi teater.
Ha Ni mengenakan mantel merah pemberian Bapak Baek dan menunggu Ibu Baek di lobi teater. Ibu Baek yang sedang bersama Eun Jo menelepon Ha Ni dan bilang kalau dia akan terlambat datang karena jalanan yang macet. Eun Jo langsung nyahut kalau tidak ada kemacetan, dan tentu saja mulut Eun Jo langsung ditutup oleh ibunya itu. Ibu Baek meminta Ha Ni untuk masuk duluan dan menitipkan tiket satunya di konter tiket. Ha Ni mengerti, dia lalu masuk duluan ke gedung teater setelah sebelumnya tidak lupa menitipkan tiketnya. Ha Ni sangat menikmati drama musikal Goong karena dia tidak pernah nonton drama musikal sebelumnya dan  Ha Ni tertawa-tawa sendiri melihat pertunjukan itu.
Akhirnya kursi kosong di sebelah Ha Ni  terisi, dan yang duduk di sampingnya adalah Seung Jo! bukannya Ibu Baek. Ha Ni kaget tidak percaya dengan penglihatannya, konsentrasinya terganggu dan dia jadi fokus pada Seung Jo.
 
Seung Jo memberi isyarat pada Ha Ni untuk melihat drama musikalnya, bukannya melihat dirinya. Ha Ni tidak juga berpaling, akhirnya Seung Jo memegang kepala Ha Ni dan memutarnya agar Ha Ni melihat pertunjukan. (lucu banget ni scene
Ha Ni berjalan di belakang Seung Jo dan masih mengira kalau dia bermimpi bisa nonton bersama Seung Jo, jadi dia mencubit pipinya dan ternyata pipinya sakit. (kamu emang ga mimpi Ha Ni...)
Ha Ni : Tapi, mengapa kau bisa datang?
Seung Jo : Kau pikir, bagaimana aku bisa?
Ibu Baek memuji dirinya sendiri yang bisa berakting bagus dan membuat Seung Jo  bisa nonton berdua dengan Ha Ni. Eun Jo menyanggah kata-kata ibunya, "Apakah benar-benar karena aktingmu bu?". Ibu Baek tidak mengerti maksud Eun Jo. [Jadi ibu Baek sudah menelepon Seung Jo dan bilang kalau dia ada di lobi teater dan ingin nonton drama musikal tapi tidak ada yang mau menemaninya, jadi Seung Jo bersedia datang dan menemani ibunya itu, wkwkwk...padahal Seung Jo juga tahu kalau sudah dijebak ibunya]
Ha Ni dan Seung Jo mengobrol berdua, Ha Ni bertanya tentang Univ Tae San yang akan dituju Seung Jo. Seung Jo jadi kesal karena dia tidak mau membicarakan masalah universitas lagi.
Ha Ni : Alasan kau sangat pintar adalah karena kau bisa melakukan banyak hal. Aku yakin itu da n untuk menemukan apa mimpimu, hal seperti itu memang sangat rumit. hanya saja buatlah hidupmu menjadi lebih menarik.
Seung Jo bingung,"menarik?" Lalu Ha Ni menjelaskan kalau neneknya yang sudah meninggal pernah menasehatinya, "Ha Ni, buatlah hidupmu menjadi menarik. Jadilah menarik dan buat orang lain bahagia". Ha Ni juga berkata kalau Seung Jo mau masuk Universitas Parang bersama dirinya, maka dia bisa membuat hidup Seung Jo jadi menarik. Ha Ni jadi tersipu malu dan melangkah duluan, Seung Jo mencerna kata-kata Ha Ni.
Mereka berdua berhenti di mesin boneka, Ha Ni menyemangati Seung Jo yang mengarahkan tombol ke sana ke mari untuk menangkap boneka. Akhirnya Seung Jo berhasil menjapit satu boneka, Ha Ni sangat senang dan berteriak-teriak, sampai dia tidak sadar sudah membuat Seung Jo tergetar hatinya karena sentuhan tangan Ha Ni.
Seung Jo yang mencoba menutupi perasaannya melemparkan boneka yang dia dapat tadi ke Ha Ni. Ha Ni bertanya apakah Seung Jo tidak mau mengambil boneka itu. "Apa kau pikir aku mencoba mendapatkannya karena aku ingin boneka itu?", jawab Seung Jo ketus.
Ha Ni bahagia karena dia mendapatkan hadiah boneka  dari Seung Jo, dia menganggap boneka itu sebagai ucapan selamat karena Ha Ni diterima di Parang.

Lalu Joon Gu dan kawanannya [Bye Bye Sea] memanggil-manggil Ha Ni. Joon Gu jadi sakit kepala setelah Ha Ni cerita kalau dia nonton drama musikal bersama Seung Jo. (haahaha... dia iri) Joon Gu memuji boneka Ha Ni [karena dia mengira Ha Ni yang membeli boneka itu] tapi setelah tahu kalau boneka itu dari Seung Jo, pendapat Joon Gu jadi berubah 180 derajat. Dia kesal pada Seung Jo yang memberikan Ha Ni boneka yang murahan. Ha Ni membela Seung Jo dan bilang kalau bonekanya tidak murahan, dan juga tidak semua orang bisa menangkap boneka di mesin boneka itu. Seung Jo tersenyum tipis mendengar pembelaan Ha Ni. Joon Gu jadi panas dan mencoba mempertunjukkan keahliannya [baca : pamer] pada Ha Ni.
Tanpa kata-kata, Seung Jo dengan cool membuang gelas plastik di tong sampah yang jaraknya lumayan jauh, dan dia berhasil. Ha Ni tentu saja langsung memuji Seung Jo. Joon Gu tidak mau kalah, dia juga membuang gelas plastik ke tempat sampah tanpa melihat tempat sampahnya, dia juga berhasil. Kawanannya bersorak gembira melihat bos mereka berhasil. Joon Gu langsung besar kepala. Seung Jo juga tidak mau kalah, dia bergaya lagi, kali ini menendang kaleng soft drink ke tempat sampah dari jarak yang lebih jauh, lagi-lagi Seung Jo sempurna. Seung Jo tersenyum juga bisa pamer di depan Ha Ni dan Joon Gu. Melihat Ha Ni yang terkagum-kagum pada Seung Jo, Joon Gu membalas aksi Seung Jo. Dia mencoba melakukan hal yang sama, hanya saja dia memakai gelas plastik, bukannya kaleng soft drink, tentu saja aksinya itu gagal karena dia  jatuh terjungkal. Kawanan Bye Bye Sea segera bangkit menolong bos mereka. Joon Gu kesal dan jadi malu karena gagal di depan Ha Ni. Ha Ni sendiri menertawakan kelucuan Joon Gu, sedangkan Seung Jo tersenyum meremehkan.
Melihat persaingan Seung Jo dan Joon Gu, Ha Ni berkhayal kalau dia menjadi putri cantik yang diperebutkan oleh dua pangeran. Putri Ha Ni dipaksa untuk bersama dengan Pangeran Joon Gu dan Pangeran Seung Jo menyelamatkannya. Melihat dua pangeran yang bertarung, Putri Ha Ni langsung berteriak,"TIDAK BOLEH!!!" tentu saja teriakan Ha Ni itu bukan hanya di dunia khayalan karena Seung Jo dan Joon Gu jadi melihat heran ke Ha Ni yang tiba-tiba berteriak sambil menyorongkan tangannya ke depan. Joon Gu [yang lola] bingung melihat Ha Ni, sedangkan Seung Jo langsung mengerti kalau Ha Ni pasti berkhayal lagi. Dilihat oleh orang-orang, Ha Ni jadi salting dan langsung pura-pura sedang melakukan gerakan senam. Oonnya lagi, Joon Gu ikut menirukan gerakan Ha Ni. (hehehe... aku jadi suka ama Tae Sun nih ^^)



Paginya, seluruh keluarga melepas kepergian Seung Jo yang akan pergi tes wawancara di Universitas Tae San dan memberinya semangat. Ha Ni ingat lagi perkataan Seung Jo setelah mereka nonton drama musikal, dia jadi cemas dan langsung memakai mantelnya ingin mengikuti Seung Jo. Ayahnya bertanya kemana Ha Ni akan pergi, Ha Ni menjawab dia khawatir dan cuma ingin memastikan Seung Jo sampai di Tae San dengan selamat, setelah itu dia akan segera kembali. Lagi-lagi Eun Jo merasa curiga dan menggumam lagi, "aneh, aku merasa aneh".
Seung Jo yang awas tahu kalau Ha Ni terus saja mengikutinya, meskipun Ha Ni sudah berusaha untuk sembunyi-sembunyi tanpa ketahuan Seung Jo. Seung Jo hanya senyum tipis saat Ha Ni lari-lari mengikutinya. Saat menyeberang jalan, Ha Ni tidak sadar boneka pemberian Seung Jo jatuh. Dia bingung dan dilema antara terus mengikuti Seung Jo atau mengambil bonekannya dulu. Akhirnya Ha Ni memutuskan untuk mengambil dulu bonekanya setelah melihat lampu lalu lintas bagi pejalan kaki berwarna hijau, tiba-tiba terdengar suara decitan dan dentuman keras Bruuukkk...
Seung Jo berhenti, dia terpaku, membeku (lebay.com) mendengar dentuman itu. Lalu ada murid-murid yang teriak,"Apa kau melihatnya? tubuhnya terpental! Heii sepertinya dia seorang gadis". Seung Jo langsung menoleh.

Di RS Univ Parang, Ha Ni akhirnya tersadar dari pingsannya. Bapak, Ibu Baek dan juga Pak Oh senang melihat Ha Ni sudah sadar. Ha Ni menanyakan Seung Jo. "Dia seharusnya sedang tes sekarang. Dia pergi setelah membawamu ke rumah sakit", jawab Ibu Baek. Ha Ni tersenyum lega mendengar jawaban Ibu Baek.
Tapi pintu terbuka dan Seung Jo menyapa tanpa rasa bersalah,"Kalian semua di sini?" Seung Jo berhasil membuat Ha Ni dan Pak Oh, terutama Bapak, Ibu Baek sangat terkejut.
Tubi kontinnyyuuuttt ^___^

BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA



0 comments:

Post a Comment


Friend Link List