Recent Post


[Sinopsis] Still Marry Me Episode 8

Do you want to share?

Do you like this story?

Da Jung membongkar motif Min Jae mendekati Shin Young. Shin Young merasa terkejut dan malu, ia meniup lilinnya dengan marah lalu memegang kepalanya.

Walaupun mereka sempat bertemngkar karena Ban Suk, namun sekarang Da Jung sangat mengkhawatirkan sahabatnya itu. Da Jung bertanya apakah Shin Young pernah mengatakan hal yang memalukan pada Min Jae seperti kalau ia mencintainya atau sesuatu yang memalukan di masa lalu. Da Jung tidak hanya memerhatikan perasaan Shin Young, namun juga harga dirinya.

Shin Young membayangkan saat Min Jae mengutarakan perasaannya dan ternyata semua itu hanya taruhan. Di dalam bayangan Shin Young, Min Jae sedang membanggakan diri di depan teman-temannya kalau ia telah berhasil menaklukkan Shin Young.

Dengan bijak Boo Ki berkata kalau mungkin saja perasaan Min Jae sekarang tulus padanya. Ia dapat melihat dari cara Min Jae menatap Shin Young. Namun Shin Young tidak setuju dengan pendapat Boo Ki. Ia telah merasa terluka dan malu pada dirinya sendiri. Karena merasa kesal, Shin Young menjadi kesal pada umurnya.

Saat Min Jae menelepon, Boo Ki dan Da Jung mengingatkan Shin Young agar memakai cara “wanita terhina juga punya harga diri” alias mengangkat teleponnya lalu menusuk Min Jae hidup-hidup. Namun, Shin Young hanya melepas batere HPnya.

Sang Mi ternyata adalah ibunya Min Jae. Ia berjalan memasuki apartemen Min Jae yang berukuran sangat luas dengan wajah kesal dan memarahi Min Jae karena telah membohonginya. Min Jae telah berjanji tidak akan bekerja di industri musik namun Sang Mi melihatnya muncul di TV. Ia menyuruh Min Jae membereskan barang-barangnya lalu pindah karena apartemen yang ia tempati sekarang adalah milik orang tuanya. Min Jae berkata kalau ia telah melakukan semua yang Sang Mi minta. Ia menyayangi ibunya namun ingin hidup dengan caranya sendiri.

Sang Mi berkata kalau yang sekarang ia miliki hanya Min Jae, dan ia menggantungkan semua harapannya pada Min Jae. Ia ingin Min Jae sukses. Min Jae bertanya mengapa ia harus memedulikan perkataan orang lain terhadapnya.

Sang Mi berkata kalau ia tidak memedulikan kehidupan pribadinya dan hal itu menyakitkan bagi Min Jae. Min Jae berkata kalau ibunya memiliki kehidupan sendiri. Ibunya baru berumur 44 tahun, masih muda dan cantik. Tidak seharusnya ia berkata seperti itu seakan-akan ia tidak berguna. Mendengar itu, jawaban Sang Mi malah ,”Ya, aku memang tidak berguna,”

“Aku lelah mendegarnya. Aku juga menyayangi Ibu namun aku tidak bisa mewujudkan mimpimu. Jangan halangi langkahku,” jawab Min Jae. “Aku harap kau bisa bangga pada apa yang aku lakukan,”
Sang Mi menjadi semakin marah, “Kau bukan putra Ibu lagi. Ibu akan meninggalkanmu dan ayahmu dalam masa lalu Ibu. Baiklah, Ibu akan pergi. Kenapa kau tidak berkemas? Ibu menyuruhmu pergi,” Sang Mi akan menyewakan tempat ini sehingga Min Jae harus segera pergi.

Shin Young sangat murung, ia tidak terpengaruh oleh hiburan Boo Ki. “Bila sesuatu meninggalkanmu, mungkinkah hal yang lain menghampirimu? Bila seseorang pergi, mungkinkah orang lain akan datang? Aku telah ditinggalkan oleh semua hal di dunia,” kata Shin Young dengan murung. Ia merasa malu karena telah terjebak dalam permainan seorang anak kecil seperti Min Jae. Boo Ki mencoba menyuruh Shin Young agar menganggap pengalamannya adalah pengalaman yang menyenangkan.

Boo Ki mencoba meyakinkan Shin Young kalau Min Jae itu nyata dan ia mencintai Shin Young. Dia tidak ingin Shin Young mempermalukan dirinya sendiri. Maka ia dan Da Jung mengejar Shin Young saat ia berlari keluar dari kamarnya untuk menemui Min Jae.

Boo Ki dan Da Jung mengikuti Shin Young sepanjang jalan, di bus, dan berakhir di taman. Shin Young bercerita kalau bertahun-tahun yang lalu saat ia baru belajar untuk menjadi seorang reporter, ia menaiki bus ke perpustakaan setiap hari dan ia melihat gedung-gedung di Seoul lalu bersumpah akan menjadi seorang reporter. Ia sekarang bersumpah untuk membuat awal yang baru tanpa gangguan dari laki-laki yang tidak penting.


“Semakin kesepian, semakin aku tidak memiliki teman, semakin aku menderita, semakin aku menghargai diriku sendiri,” kata Shin Young mengutip kata-kata Jane Eyre. Shin Young memutuskan kalau ia sudah berhenti melakukan kencan buta namun ia tidak akan meninggal sebagai perawan tua. “Karena aku berharga!” teriaknya.


Sebagai pendukungnya Sang Woo, Da Jung menghubungi Sang Woo untuk memeringatkannya tentang kesempatan ini. Ia bercerita kalau ternyata Min Jae hanya taruhan dan Shin Young kembali melirik Sang Woo. Da Jung berkata kalau sekarang kesempatan Sang Woo untuk membuat perubahan.

Sang Woo senang, terutama saat ia tahu kalau Min Jae hanya bertaruh. Ia menyetujui saran dari Da Jung untuk mendekati Shin Young dengan biasa-biasa saja. Seakan-akan ia tidak tahu kalau sebenarnya ia tahu Shin Young telah membuka hatinya.
Shin Young bertemu dengan Min Jae di lobi UBN. Min Jae tersenyum dan menyapa Shin Young. Namun kali ini Shin Young yang tidak memedulikannya dan terus berjalan.

Min Jae mengikuti Shin Young ke kantornya dengan bingung. Di sana ia melihat reaksi Shin Young saat ia mendapat buket bunga cantik yang dikirim oleh Sang Woo. Saat Min Jae meminta waktu berdua bersama Shin Young, Shin Young memerlakukan Min Jae dengan ramah namun sikapnya menunjukkan kalau hubungan mereka tidak lebih dari sekedar basa basi.

Min Jae menarik Shin Young mendekat dan mengajak makan malam bersama karena ia telah memesan tempat untuk makan malam. Shin Young menolak dengan ceria dan berkata kalau Sang Woo sudah terlebih dulu mengajaknya. Min Jae tidak mengerti dengan perubahan mood Shin Young yang tiba-tiba. Min Jae merenung di studio. “Bila aku lahir 10 tahun lebih awal, mungkinkah ini terjadi?” gumamnya.

Min Jae menjadi kesal saat melihat Sang Woo berjalan ke lobi kafe untuk bertemu Shin Young. Shin Young memanfaatkan kesempatan itu untuk berpura-pura dekat dengan Sang Woo sampai mereka meninggalkan kafe. Padahal sesungguhnya Shin Young tidak terlalu suka dengan acara makan malamnya dengan Sang Woo. Sepanjang makan malam Shin Young sibuk bekerja sementara Sang Woo berusaha memulai percakapan.

“Sepertinya kau tidak menyukai Ha Min Jae,” kata Sang Woo. Sang Woo sadar ia berpura-pura seperti ini untuk membuat dirinya merasa lebih baik. Shin Young mengaku kalau Sang Woo benar dan bertanya apakah Sang Woo dapat menerima kondisi tersebut. Shin Young sudah lelah berganti-ganti pasangan dan ingin menetapkan hatinya untuk seseorang. “Aku rasa kau akan baik-baik saja,” katanya.

Sang Woo setuju untuk menerima kondisi Shin Young tersebut. Mereka pernah berbagi kesusahan bersama, jadi saat sekarang mereka kembali bersama, mereka akan bahagia.

Sang Woo maju untuk mencium kening Shin Young. Namun ia tiba-tiba berhenti dan berkata ,”Kau belum keramas, kan?” Shin young menarik napas. Perkataan Sang Woo telah menghilangkan momen romantic mereka.
Saat Sang Woo mengantarnya pulang, Shin Young membayangkan kalau Min Jae sedang menunggu di depan apartemennya. Dan ia merasa kecewa saat sadar kalau ia ternyata hanya membayangkannya saja. Ia mengingatkan dirinya kalau Min Jae tidak tahu di mana ia tinggal. “Haruskah aku memberitahunya?” gumam Shin Young. Shin Young bahkan tidak berusaha memaksa dirinya untuk berhenti menyukai Min Jae.

Da Jung memberi Ban Suk hadiah berupa kue kering dengan namanya di atasnya. Ban Suk sangat tersentuh dan tampak akan menangis. “Apakah kau benar-benar manusia? Kau bukan malaikat?” tanyanya.

Mereka berdua membayangkan berkencan dan menikah. Da Jung dan Ban Suk tampak sangat cocok satu sama lain. Da Jung tidak ingin tinggal di rumah dan memasak serta menyuci sepanjang hari. Ia ingin melakukan hal-hal lain dan Ban Suk menerimanya dengan sepenuh hati.

Mereka mengunjungi museum, Ban Suk memperhatikan tangan Da Jung. Ia ingin menggandeng tangan Da Jung namun ragu-ragu. Setelah itu mereka pergi ke bioskop yang bisa menikmati film dari dalam mobil (kaya di BBF itu lhoo. Apa sih namanya?). Di situ Ban Suk berusaha untuk mendekati Da Jung namun masih ragu. Da Jung melihat sikap Ban Suk dan mengambil inisiatif terlebih dahulu.


Da Jung menerobos masuk ke apatemen Boo Ki untuk berbagi kesenangan. Dia gembira karena akan bertemu orang tua Ban Suk saat akhir pekan.

Boo Ki berkata kalau perubahan yang terjadi dalam hubungan Ban Suk dan Da Jung sangat cepat namun Da Jung merasa kalau hal itu tidak masalah dan memprediksi kalau akan menikah pada tahun yang sama. Da Jung menyontohkan Shin Young sebagai contoh kalau walaupun ia sering berkencan dengan laki-laki namun itu bukan jaminan kalau ia sukses dalam hal percintaan. Hal itu membuat Shin Young yang sedang bersembunyi menerobos masuk ke dalam kamar dan memukuli Da Jung dengan bantal.

Setelah Boo Ki turun tangan untuk melerai mereka berdua, Da Jung meminta maaf. Dia terlalu gembira karena sekarang memiliki seseorang untuk nonton film atau makan bersama. Dia merasa sedih bila harus makan sendiri. Contohnya bila ia memesan agu-jjim yang tidak pernah disajikan dalam porsi kecil melainkan selalu dalam porsi besar, walaupun ia membawa pulang sisa makanannya untuk di makan di rumah tetap saja masih terlalu banyak. Da Jung telah berdoa agar menemukan seseorang untuk makan bersama dan sekarang ia menawarkan untuk mendoakan Shin Young agar bahagia bersama Sang Woo. Dengan enggan Shin Young bersulang untuk itu.

“Aku tidak bisa membayangkan sekalipun dalam mimpi kalau hatiku akan berdebar dan aku akan menganggap Ha Min Jae sebagai seorang pria sedangkan ia terlalu muda bagiku. Aku jatuh cinta kepada pria yang lahir saat aku sudah belajar membaca,” kata Shin Young. Ia takut akan terjadi banyak hal dalam hidupnya tanpa peringatan terlebih dahulu, seperti dengan Min Jae.
“Terimalah semua yang terjadi dalam hidupmu. Apakah kau berpikir kau yang paling menderita? Semua orang beranggapan begitu. Kita belajar dari masalah agar semakin bijaksana dan dewasa,” nasihat Boo Ki.
“Aku tidak ingin bertambah tua!” teriak Da Jung. Shin Young melihatnya dengan sedih, “Krim mata apa yang paling bagus (untuk menghilangkan keriput)?” katanya.

Saat Sang Mi kembali ke apartemen Min Jae, di sana sudah tidak ada barang-barang Min Jae seperti permintaannya. Lalu ia mulai membersihkan apartemen. Sementara itu Min Jae datang ke apartemen Ban Suk. Ia berjanji akan pergi saat pacar Ban Suk datang.

Ban Suk bertanya apakah Shin Young berkata sesuatu kepadanya. Min Jae tidak mengerti maksud Ban Suk. Namun ia mulai mengerti saat Ban Suk berkata kalau ia membuka rahasia mereka tentang Min Jae yang menjadikan Shin Young sebagai bahan taruhan. Ban Suk berkata kalau ia tidak memberitahu Da Jung semua detailnya atau menyebutkan nama namun sepertinya mereka telah tahu sendiri. Min Jae tidak merasa sedih. “Aku merasa semakin baik setelah semua yang terjadi,” katanya.
Min Jae mengambil HPnya dan mengetik SMS. “Shin Young, kau pasti sangat menyukaiku. Aku sudah mengetahui hal itu,” SMS yang tidak jelas itu membuat Shin Young merasa terganggu dan bingung.

Shin Young menjadi pembawa acara “News & People” yang baru tayang untuk pertama kalinya. Min Jae sangat senang melihatnya lalu ia segera mengecek rating acara itu secara online. Ia semakin bertambah girang saat tahu kalau News & People menempati posisi puncak dengan rating 15,9%.

Myung Suk merasa terancam. Ia berusaha membuat ratingnya turun namun tidak ada seorangpun yang mendukungnya. Rating acara itu sangat bagus dan presdir UBN merasa senang karenanya apalagi setelah ia menerima banyak pujian atas acara itu. Ia memberi Shin Young waktu yang lebih baik untuk acara itu yaitu Rabu malam.

Reaksi Shin Young tidak beda jauh dengan Min Jae. Ia membuat perayaan mini di kamar mandi yang biasanya ia gunakan untuk menangis. Ia berputar-putar di sekeliling bilik dengan sambil menarikan tarian pita Korea dengan tisu sebagai pitanya.

Malam itu, Sang Woo bergabung dengan timnya Shin Young untuk minum-minum. Di sana mereka merayakan perubahan positif dalam hidup Shin Young. Shin Young terus mengecek HPnya untuk memeriksa apakah ada SMS dari Min Jae. Walaupun Hye Jin berkata dengan gembira kalau Sang Woo adalah pacar yang baik, Shin Young tetap saja berharap akan ada SMS dari Min Jae.

Sang Woo mengantar Shin Young pulang dan mengenang masa lalu mereka. Ia meraih tangan Shin Young namun Shin Young tidak memerhatikannya. Akhirnya Sang Woo sadar juga kalau Shin Young memikirkan hal lain. Ia melepaskan tangan Shin Young. Sang Woo berterima kasih karena Shin Young bersedia ia bergabung untuk merayakan keberhasilan tim Shin Young. “Namun mengapa aku merasa seperti boneka? Rasanya seperti menunggu kereta yang tidak akan tiba,” kata Sang Woo.

Shin Young berkata kalau ia berusaha mencoba menerima Sang Woo kembali dan ia meminta waktu sampai benar-benar dapat menerimanya. “Aku berterima kasih untuk semuanya,” kata Sang Woo. Namun saat Shin Young pergi senyumnya memudar .

Sang Mi mengobrol berdua dengan Boo Ki. Namun Boo Ki mengerti bahwa maksud Sang Mi mendekatinya adalah agar bisa berteman dengan Boo Ki. Bila mereka berteman, Sang Mi akan bisa mengunjungi restoran Boo Ki terus.

Sang Mi berkata kalau selama kelas memasak ia mendengar percakapan teman-teman Boo Ki. Sang Mi ingin memeringatkan mereka untuk tidak menikah agar mereka bisa bebas.
Sang Mi merasa hancur setelah pertengkarannya dengan Min Jae. Boo Ki merasakan hal itu lalu ia melepaskan cincin dari tangannya sendiri dan memberikannya kepada Sang Mi. Boo Ki berkata kalau cincin itu adalah cincin keberuntungan. Sekarang hidup Sang Mi akan beruntung.

Saat Sang Mi sudah ada di apartemen Min Jae, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Ternyata yang mengetik adalah Sang Woo. Pandangan mata mereka bertemu dan mereka sama-sama merasakan perasaan yang aneh. Sang Woo merasakan suatu perasaan yang berbeda kepada Sang Mi. Ia langsung setuju untuk menyewa apartemen itu walaupun Sang Mi menyuruhnya untuk lebih bijaksana dan memikirkannya lagi dalam satu malam.

Sang Woo berkata kalau tidak lama lagi ia akan melakukan perjalanan bisnis ke Paris. Hal ini menarik perhatian Sang Mi. Sudah lama Sang Mi ingin pergi ke suatu café di sana. Sang Woo tahu café yang Sang Mi maksud dan menawarkan bantuan sebagai guidenya bila suatu hari Sang Mi memutuskan untuk pergi ke Paris. Ia juga berjanji untuk berfoto di tempat itu.
Saat mereka mendiskusikan tentang Paris, munculah ikatan di antara mereka berdua. Saat mereka berdua berpisah, mereka sama-sama merasakan perasaan yang aneh dan bergumam, “Apa yang salah denganku?”

Ban Suk dan Da Jung bertemu dengan ayah Ban Suk di restoran. Ia tampak tidak ramah. Ia tidak hanya menyebalkan, namun ia juga terang-terangan menunjukkan sikap tidak suka pada Da Jung. Saat Da Jung berkata dengan sopan kalau ketampanan Ban Suk didapatkan dari ayahnya, ia menjawab kalau Da Jung adalah pembohong yang ahli. Saat Ban Suk dan Da Jung mengobrol, ayah Ban Suk memotong pembicaraan mereka dan berkata kalau Ban Suk hanya membuang-buang waktu. Karena itulah ibu Ban Suk tidak mau datang.

Ban Suk mendapatkan telepon dari kantornya. Ia meninggalkan Da Jung hanya berdua dengan ayahnya. Ayah Ban Suk mengira Da Jung sudah hamil dan menikah dalam bulan itu juga. Da Jung menjelaskan pada ayah Ban Suk kalau ia tidak hamil, namun ayah Ban Suk tidak mau meminta maaf. Justru karena Da Jung tidak hamil berarti tidak ada alasan mereka tetap bersama. Ia tidak ingin memiliki menantu yang hanya memikirkan pekerjaan. Ia ingin anaknya menikah dengan orang-orang dari lingkungan social mereka.

Ayah Ban Suk langsung pergi setelah berkata seperti itu. Setelah itu Da Jung sangat shock sampai lemas. Ban Suk bertanya dengan hati-hati apa yang terjadi, apakah ayahnya mengatakan sesuatu saat ia pergi? Da Jung yang merasa tidak enak karena percakapan tadi berkata tidak. Da Jung merasa stress atas pertemuan tadi. Da Jung minta agar ia ditinggalkan sendirian sekarang, dengan terpaksa Ban Suk menurutinya.


Malam itu, Shin young bekerja di kantornya saat seseorang masuk ke ruangannya untuk mematikan lampu. Ia melihat orang itu pergi ke lobi, Shin Young menyusulnya. Di koridor lobi, lilin berjajar membentuk panah yang mengarah ke ujung lobi.

Shin Young pasti sudah sadar siapa yang melakukan itu, namun senyumnya pudar saat melihat Min Jae. “Aku merindukanmu,” kata Min Jae.

Min Jae berkata kalau Shin Young telah salah sangka. “Kamu tidak mengerti perasaan tulus seorang pria. Itulah mengapa kau masih sendiri sampai sekarang.” Saat Shin Young akan melawan perkataan Min Jae, Min Jae memotongnya dengan tegas. “Lee Shin Young. Aku taruhan seperti itu karena aku tertarik padamu, dan perasaanku semakin kuat. Apakah kau tidak melihat mataku? Jangan marah dan salah paham. Aku sungguh-sungguh menyukaimu,”

“Aku memang tertarik padamu. Tapi kita terlalu berbeda sehingga aku harus memertimbangkan hubungan kita. Tolong hentikan perasaanmu. Mengapa aku menyukai orang sepertimu—“
Min Jae memotong pembicaraan Shin Young lalu ia menyondongkan badan ke Shin Young perlahan-lahan. Namun bukannya mencium Shin Young ia malah menarik kembali badannya. Lalu ia menyabut sehelai uban di rambut Shin Young sambil tertawa dan berkata kalau Shin Young terlalu stress. “Kau pasti sangat mengkhawatirkan aku,”

Min Jae hendak mencabut satu helai uban lagi namun Shin Young memegang tangannya. Ia sedang tidak ingin bercanda sekarang. Mungkin bagi Min Jae ini adalah hal yang lucu namun Shin Young menganggap hal ini adalah hal yang serius. Namun lelucon Min Jae tadi telah membuang-buang waktu dan kesabarannya.

“Inilah mengapa kita tidak bisa bersama. Kau masih muda dan menanggapi semua hal dengan tidak dewasa, padahal hal itu penting untukku. Jangan bermain-main denganku lagi,” kata Shin Young.
Shin Young pergi meninggalkan Min Jae yang memandanginya dengan perasaan hancur.

Malam harinya di apartemen Boo Ki mencabuti uban Shin Young sementara Da Jung tidur-tiduran dengan lesu dan diam.

Keesokan harinya Shin Young kembali bekerja. Ia sedang membicarakan perkembangan program barunya. Ia berkata kalau mereka dapat menggunakan mahasiswa sebagai VJ dan hal itu akan menarik perhatian orang-orang.
Tiba-tiba pintu terbuka dan Min Jae masuk dengan rambut yang dicat abu-abu seluruhnya. Orang-orang terperangah saat ia memerkenalkan diri sebagai mahasiswa yang berminat menjadi VJ.

BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA



0 comments:

Post a Comment


Friend Link List