Recent Post


[Recap] The Greatest Love / Best Love Episode 3

Do you want to share?

Do you like this story?

Dokko Jin yang berbalik akan pergi terhenti saat di dengarnya suara ponsel Ae Jung, ia memegang dadanya yang ikut ber’thump-thump’ ria.
Tangisan Ae Jung berhenti saat matanya menangkap Dokko Jin sedang memperhatikannya menangis, buru-buru di usap air matanya. Saat tiba-tiba terdengar suara Ae Hwan yang mencarinya karena teleponnya tak kunjung diangkat, Ae Jung bingung. Ia tak ingin Ae Hwan khawatir, apalagi sekarang hidungnya mengeluarkan darah, ia pun berniat sembunyi.
Setengah memaksa, Ae Jung masuk ke mobil Dokko Jin dan minta tolong mengantarkannya keluar.
Kenyataannya, Dokko Jin agak jauh mengantar Ae Jung. Melihat tanda merah di pipi (jadi inget lagu Obbie Mesakh—lihatlah tanda merah dipipi, bekas gambar tanganmu…huohuo pulangkan saja aku pada ibuku atau ayahku… wkwkwkwk nostalgia dikit lagu taun 80an) yang pasti kerasa peureus (?? Tanya orang sunda terdekat, bingung ngartiinnya) Dokko Jin memberikannya botol minuman untuk mendinginkannya.
Dokko Jin risih saat melihat posisi gambarnya tepat di pipi Ae Jung, hingga terdengar jelas di telinganya bunyi ciuman, wkwkwkwk. “jangan begitu!! jangan gosok wajahmu ke gambarku! Sangat aneh kelihatannya, putar, gosok di bagian tulisan”.
Sementara itu, Yoon Pil Joo mendatangi sunbae sekaligus sutradara yang mengundangnya ikutan kuis, untuk menyatakan penolakannya ikut serta. Alih-alih mendengarkan siapa saja wanita-wanita yang akan jadi partner kuisnya, Pil Joo mengingat Ae Jung yang menangis karena di sangka murahan. Ia pun pamit pergi tanpa menghiraukan Se Ri yang baru datang dan berdiri di depan pintu.
Se Ri bergegas menyusul Pil Joo yang masih di depan lift. Kali ini ia kembali dikesalkan Pil Joo yang tak mengenalinya. Merasa tak enak, Pil Joo berjanji lain kali kalau melihat wanita cantik ia akan double check siapa tahu itu Se Ri. Se Ri menahan senyum karena itu berarti pujian, tapi ia kembali kesal karena Pil Joo langsung pamit. Ckckck, kayaknya dia heran bagaimana mungkin cowok bakal melewatkan lama-lama ngobrol dengannya.
Se Ri mengingatkan agar nona Han si penulis naskah kuis mendapatkan Pil Joo. “Setiap hari aku mendengar aku cantik. Tapi baru dia yang membuatku berdebar. Jika dia berhasil mendebarkan hati penonton, itu bagus”.
Berencana melanjutkan perjalanan dengan taxi, Ae Jung minta Dokko Jin menepi. Tepat saat itu indikator bensin kosong berpendar. Hampir bersamaan mereka saling meminjam uang. Ae Jung dengan alasan tasnya ada di mobilnya, sementara Dokko Jin segala kebutuhannya selalu di penuhi managernya makanya ia tak pernah bawa uang.
Sambil menunggu, Ae Jung ke WC umum, sementara Dokko Jin tetap di mobilnya. Untuk menutupi tanda merah di pipi, Ae Jung meminta bedak pada seorang ahjuma. Ahjuma itu menyangka Ae Jung dipukuli pacarnya, ia menyarankan agar Ae Jung putus saja. Saat keluar dari WC umum, ahjuma tadi ternyata bersama dengan 2 temannya. Bertiga mereka menatap kasihan dan membahas Ae Jung.
Mata para ahjuma itu mengikutinya hingga masuk mobil. Dokko Jin berniat ke WC juga, tapi di halangi Ae Jung yang malah menyuruhnya bersembunyi karena ia yakin mereka ingin tahu siapa yang memukulinya. Dan pasti mereka mengira pria yang di dalam mobillah pelakunya. Terpaksa setengah meringkuk, Dokko Jin menahan kebeletnya.
Selama menunggu, Ae Jung tertidur. Setelah sempat melarang untuk membangunkannya, karena tak mau di sangka oleh Jae Suk memiliki hubungan dengan Ae Jung, Dokko Jin sedikit kasar membangunkannya.
Ia juga memberikan uang untuk taksi, dan demi menghindari Ae Jung menghubunginya lagi, Dokko Jin menghapus nomornya dari ponsel Ae Jung.
Dengan alasan ingin minum, Dokko Jin meminta Jae Suk jangan jalan dulu. Padahal ia ingin menunggu Ae Jung yang tak kunjung mendapat taxi.
Baru saja tangannya membuka pintu mobil, Ae Jung mendapatkan taxinya.
“Ayo jalan”.
“Hyungnim, pintumu terbuka”. Dengan gaya sok cool Dokko Jin menutup pintunya, ia tak ingin Jae Suk tahu hatinya sempat tergerak untuk mengantar Ae Jung pulang.
Semalam, karena kelaparan sementara ia membohongi Ae Hwan soal ia yang pergi makan siang, Ae Jung mengunjungi restonya Jenny untuk makan. Dan atas saran Jenny lah mereka berdua kini sedang mengantri di ruang tunggu di RS Han untuk melakukan perawatan wajah.
Sementara di dalam ruang prakteknya, Ibu Pil Joo yang diberitahu dari suster bahwa putranya menolak berpartisipasi dalam kuis di TV, mendatanginya dan memohon bahwa ini permintaannya yang terakhir. Pil Joo menatap mencari tahu kesungguhan ibunya, ia sudah bosan dengan banyaknya kencan buta yang di atur ibunya untuknya.
Setelah sempat memujinya tampan, Ae Jung terkejut saat mengenali dr. Yoon sebagai pria yang ia siram, ia pun kabur.
Kembali ke Dokko Jin yang berada di kantor agencynya. Kepala Moon (kepala agennya Dokko Jin) berbicara hampir berbisik dengan Jae Suk mengenai Ae Jung. Sementara Dokko Jin berusaha menguping, hehe. Ia akhirnya tahu soal Se Ri, Ha Ru Mi dari GB Candy yang juga akan ikut kuis dan manager Jang.
Setelah mempertimbangkan ia dan Pil Joo akan bertemu di kuis dan pasti ia yang akan di eliminasi pertama, Ae Jung memberanikan diri kembali masuk ke ruang praktek Pil Joo. Ia meminta maaf dan meluruskan kesalahpahaman mereka.
Untuk persiapan syutingnya, Dokko Jin mendatangi butik sponsornya, ia di beritahu bahwa kepala Moon juga meminta butik itu untuk menyeponsori Ae Jung. Berarti sekarang Ae Jung satu agency dengan Dokko Jin.
Manager Jang dan Ha Ru Mi (salah satu pesonil GB asuhannya) datang ke butik yang sama, Ha Ru Mi menginginkan pakaian yang telah di persiapkan untuk Ae Jung. Saat tahu pakaian itu untuk Ae Jung, manager Jang merendahkan Ae Jung yang tak sama level dengan Ha Ru Mi. Ae Jung bukan dalam posisi boleh memilih, jadi Ha Ru Mi boleh memilih pakaian mana saja sementara Ae Jung sisanya. Dan taraaa, tak sengaja Dokko Jin mendengarnya.
Dokko Jin panas, ia mendekati mereka dan menunjuk gaun yang di pegang Ha Ru Mi, “Gaun ini bisa ku ambil kan?... ini juga… yang ini aku butuhkan…ini.... ini.... ”. Tanpa penjelasan apapun, Dokko Jin mengambil satu persatu pakaian bagus yang di pilih Ha Ru Mi.
Manager Jang merasa cukup bersabar, “Apa yang kau lakukan?”
“Melihat merahnya wajahmu, kau terlihat seperti habis ditampar. Namun kemarin aku melihat wajah yang lebih parah dari ini setelah ditampar, jadi aku mati rasa(baca=tak bisa bersimpati)”. Dokko Jin menunjuk pakaian yang kini di pegang Jae Suk, “Aku sudah bilang aku akan mengambil semuanya, kau tak memenuhi syarat untuk mengeluh. Kau tahu kenapa?” Dokko lalu membandingkan Ha Ru Mi dan dirinya, “Levelnya berbeda!!” dengan suara lantang.
Sampai di rumahnya, Dokko yang dikelilingi tumpukan pakaian wanita mulai menyesali tindakannya. Tapi bagaimanapun ia merasa telah menolong cacing menyedihkan untuk balas dendam, ia lalu menelepon Ae Jung untuk datang mengambil pakaian-pakaian itu. Dokko Jin kesal,”Kalau ia tak mengangkat teleponku apa ia masih menyimpan nomor teleponku?”.
Dr. Yoon akhirnya bersedia ikut kuis karena tahu Ae Jung akan menjadi salah satu pesertanya.
Dokko Jin yang penasaran mendatangi resto Jenny untuk mencari Ae Jung, disana ia bertemu dengan Kyung Hyu keponakan Ae Jung. “Ahjussi, kumismu bertuliskan sapi” wkwkwk, bentuk kumis CSW dalam huruf kanji Korea berarti sapi.
Ae Jung keluar dan melihat Dokko Jin. Menutupi janggutnya, Dokko Jin menanyakan kemungkinan Ae Jung masih menyimpan nomornya. Ae Jung mengaku menyimpannya sebagai nomor yang perlu dihindari, ia heran apa hanya karena itu Dokko Jin menemuinya. Dokko Jin berdalih tempat itu restoran maka siapapun boleh datang.
Malamnya Dokko Jin memanggil Jae Suk datang ke rumahnya, tapi karena sibuk Ae Hwan yang diminta menggantikannya. Ae Jung lalu muncul belakangan. Goo bersaudara mengomentari tumpukan pakaian wanita di sofa Dokko Jin.
“Aku bilang ini punyaku, bukan berarti aku memakainya”. Dokko Jin gerah juga di sangka pria yang suka berpakaian wanita.
Selama Dokko Jin naik ke kamarnya mengambil dokumen untuk kepala Moon, Ae Hwan mengagumi rumah Dokko Jin dan mencoba permainan yang ada. Ternyata helm yang dipakai Ae Hwan tak mau lepas.
Akhirnya terpaksa Ae Jung naik ke atas dan mencoba menghambatnya dengan berbagai cara dari mencoba kasur, dan terakhir meminjam helm football untuk perlengkapan menari seksi di acara kuis.
“Kau akan ikut program acara itu dan memakai ini untuk tarianmu?”.
“Dengan begitu aku tak akan di eliminasi”jawaban Ae Jung merubah ekspresi wajah Dokko Jin. Waaaaaah CSW emang jagonya mainin mimik wajah…”Tinggal semenit lebih lama di acara membuatku mendapat cukup makanan untuk makan dan hidup”.
Untuk itu Ae Jung mengaku akan melakukan apa saja untuk bertahan di acara. Teriakan Ae Hwan yang menandakan dia terbebas dari helm menyudahi percakapan mereka, padahal Dokko Jin sudah berniat meminjamkan helmnya.
Esoknya, pakaian-pakaian yang kemarin diambil Dokko Jin kembali di taruh di butik.
Ae Jung mencoba salah satu pakaian dan mematut diri. Bertingkah seolah sedang di panggung, Ae Jung menari dan bernyanyi dengan pakaian barunya. Dokko Jin yang ada di tempat yang sama melihatnya, ia tertarik untuk melihat lebih dekat, dan kembali merasakan jantungnya berpacu kencang.
Tak tahan ia langsung menghentikan gerakan Ae Jung, alarm di lengannya berbunyi dan memerah. “Apa ini tentang lagu? Apa ini tentangmu? Bagaimana bisa seperti ini?”tanya Dokko Jin seraya menahan debaran jantungnya.
Khawatir pada jantungnya, Dokko Jin pun menemui dokternya dan menjalani pemeriksaan. Tak ditemukan sesuatu yang tak normal, kecuali satu hal, Dokko Jin di vonis sedang jatuh cinta.. aha!! Dokko Jin sempat kesal karena dokternya mengatakan hal yang tak masuk akal.
Tanpa di sadarinya, di meja dokter itu terdapat CD NTG dan lagu dari CD itulah yang menemaninya di operasi dulu.
Dokko Jin penasaran, saat bertemu Kepala Moon ia kembali mencari tahu. Berdalih sedang meneliti sebuah film, Dokko Jin menanyakan soal efek jantung yang berdebar saat adegan pasangan kasmaran dengan kenyataan sebenarnya. Kepala Moon mengiyakan, memang seperti itu hanya saja dalam film di buat 'lebih jelas'.
“Jika aku melihat seseorang menangis dan kemudian tertawa lalu jantungku berdetak lebih cepat… apa itu berarti aku menyukai seseorang?” Dokko Jin mencoba menarik kesimpulan.
“Belum tentu”.
“Itu benar!”. Dokko Jin lega.
“Jantung berdetak saat kau melihat seseorang yang lucu….. atau mungkin menyedihkan”.
“Tentu saja… karena lucu atau menyedihkan!”.
“Namun ada saatnya juga kau menyukai seseorang dan menyebabkan jantungmu berdebar”.
“Kapan itu”.
“Saat kau melihatnya dengan pria lain, dan jantungmu berdetak makin cepat, sudah pasti kau menyukainya”kata kepala Moon lagi.
Dokko Jin berusaha meyakinkan dirinya sendiri bukan itu yang sedang terjadi dengannya dan jantungnya.
Se Ri merasa tak nyaman dekat-dekat dengan Ae Jung, untuk itu ia ingin membuat peraturan baru agar Ae Jung segera tersingkir begitu acara di mulai.

Dokko Jin sedang di kantor agensinya bersama Jae Suk. Jae Suk menceritakan soal Ae Jung yang pasti tersingkir di babak pertama, ia membuka layar tabletnya untuk ikut voting.
Saat Jae suk mengatakan akan memilih Ae Jung, tampang Dokko Jin sumringah, tapi begitu Jae Suk menyebut nama Ha Ru Mi, senyum Dokko Jin menghilang. Begitu terus berkali-kali sampai akhirnya Jae Suk menetukan pilihannya pada Ha Ru Mi. wkwkwk. Setelah berhasil menyibukkan Jae Suk dengan pekerjaan, Dokko Jin membuka layar tablet dan jarinya siap menyentuh gambar Ae Jung.
Pagi-pagi Dokko Jin di bangunkan oleh suara klakson, ia lupa semalam membual akan memakai vannya jam 7 pagi hanya agar Ae Jung tak bisa memakainya. Kini van yang di kemudikan Ae Hwan terus berbunyi, sementara di belakangnya Ae Jung menunjuk-nunjuknya memakai gulungan poster dan melemparkan tumpukan gelas plastik bekas kopi. Haha, Ae Jung berhasil membalas perlakuan Dokko Jin di pom bensin tempo hari.
Ae Jung sampai di ruang make up artis dan terkejut saat tahu peraturan baru kuis.
“Kalau seperti ini, mengapa mereka menyuruhmu melakukan tarian khusus?”tanya Ae Hwan yang yakin Ae Jung lah yang pertama di eliminasi.
“Mengapa semua orang yakin aku yang akan di eliminasi pertama?”. Ae Jung yakin ia punya cukup waktu untuk menunjukkan kemampuan tarinya.
”Siapa yang tahu ada pria tampan yang melihatku dan terkena mantraku”hehe, suka deh dengan keoptimisan Ae Jung.

Di rumahnya, Dokko Jin masih uring-uringan soal vannya yang dipakai Ae Jung pada Jae Suk. Jae Suk meminta Dokko Jin merelakannya, setidaknya untuk hari ini saja, karena Ae Jung akan di eliminasi begitu acaranya di mulai.
Dokko Jin tak terima, ia tahu Ae Jung berusaha untuk tampil maksimal dalam acara itu, ia pun segera menelpon Ae Jung memintanya untuk mundur kembali ke kantor agen, agar Ae Jung punya daya jual dan pihak produksi bernegosiasi dulu dengan agen mereka. Ae Jung menolak, ia akan meneruskan semua sesuai prosedur semula. Dokko Jin kesal, ia berniat mendatangi langsung lokasi acara.
Sementara itu, Pil Joo sedang di beri pengarahan oleh staf produksi yang juga sunbaenya di sekolah. Ia menatap lekat profil Ae Jung.
Kuis pun dimulai, dr. Yoon menatap peserta wanita, hanya Ae Jung yang terlihat menyembunyikan matanya darinya. Dan mawar terakhirpun jatuh ke tangan Ae Jung!! Ae Jung sumringah.
Dokko Jin yang baru saja datang dengan jelas melihatnya, terngiang-ngiang suara kepala Moon, “Saat kau melihatnya dengan pria lain, dan jantungmu berdetak makin cepat, sudah pasti kau menyukainya”.


di buat dengan penuh cinta, oleh Ai Rf @pelangidrama.net
Support piku oleh Asri Rf @pelangidrama.net

Have a Great Day, fam!!! ^^

BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA



0 comments:

Post a Comment


Friend Link List