Do you like this story?
PERHATIAN:
“Bunga sama dengan manusia, kamu harus menyiram mereka supaya mereka tumbuh. Sehingga bunga pun dapat bermekaran. Dan tugas kita adalah untuk menolong bunga mekar dengan indah”
(yaa..tugas seorang guru adalah membantu muridnya tumbuh menjadi manusia dewasa yang cerdas dan bijaksana -Saa-)
Tulisan ini dipersembahkan untuk my RAINBOW FAMILY yang berprofesi sebagai guru...semangat fams...ingatlah salah satu amalan yang tidak akan pernah putus adalah Ilmu yang diajarkan...Selamat berjuang mendidik generasi penerus bangsa....
Hanakimi Episode 1
Ashiya Mizuki berlari memasuki gerbang Osaka Gakuen. Namun ia mendengar suara bising gadis-gadis berteriak di belakangnya, ia pun balik badan ke arah gerbang kembali, disana terlihat segerombol cewek-cewek smu berlari sambil berteriak histeris (ckckckck, ini baru yang namanya 4L4Y)
Ashiya pun mengikuti mereka. Ternyata eh ternyata mereka semua berbaris rapi di depan asrama Osaka Gakuen (beuuuhh berasa nungguin anak-anak SuJu di bandara nih,,,ckckck, kapan ya?)
Satu persatu pria tampan murid Osaka Gakuen keluar gerbang asrama sambil melemparkan senyuman maut mereka masing-masing ke arah gadis-gadis. Para gadis pun makin berteriak histeris dan memberikan mereka kado… Murid Osaka Gakuen yang kebetulan di barisan depan ada Nanba senpai dan Nakatsu, melambaikan tangan dengan gaya sok seleb mereka seraya mengambil kado-kado dari para gadis.
Ashiya pun tercengang…dan bergumam sendiri,”ribut-ribut apa ini?”
Datanglah seorang wanita reporter majalah, ia memfoto pria-pria Osaka Gakuen layaknya memotret selebritis. Dan menyapa Ashiya, “siapa kamu?”
Ashiya pun memasang image prianya, “ore wa/saya…”
“Mereka ini adalah gadis-gadis dari smu lain yang ngefans dengan murid-murid Osaka Gakuen”jelas reporter tersebut.
“Fans? Tapi mereka hanya murid smu biasa!”seru Ashiya. (setuju …lebay aja ya…sama-sama smu juga)
“Osaka Gakuen terdiri dari kumpulan pria-pria tampan, selain itu juga sekolah ini bertaraf internasional”seru si reporter.
“Kereeen” seru Ashiya.
“Selain itu, mereka semua wajib tinggal diasrama, jadi kesempatanmu melihat mereka, yaa pada saat mereka berangkat ke sekolah yang jaraknya 30 meter dari asrama”papar si reporter.
“Oh, begitu…jadi begini sekolah ini”seru Ashiya.
Dan tampak disudut lain seorang wanita membuka kios menjajakan foto personal para murid Osaka Gakuen. Murid-murid wanita pun berlari mengerubungi kios tadi. Lalu datanglah murid dari St. Blossom.
“Jadi begini caramu mencari uang sekarang?”seru leader St. Blossom.
“St. Blossom?”seru si penjual.
“Ya benar, kami dari St. Blossom. Misi kami adalah membawa kebahagiaan untuk semua orang di sini. Aku adalah Hibari Hanayashiki dari St. Blossom”seru sang leader. Mereka pun mulai memamerkan yel-yel sambil berteriak “HIBARI FOUR”seraya melempar rumbai-rumbai. Ashiya pun menangkap salah satu rumbai yang mereka lempar.
“Komari-san kamu perlu latihan lagi”seru Hibari kepada salah satu rekannya. Komari pun meminta maaf seraya memunguti rumbai-rumbai tadi.
“Jadi tinggalkan tempat ini“seru Hibari disusul oleh teman-temannya.
“Aku memang tidak memiliki izin, tapi aku…”
“Hibari…”seru Hibari, “Four”seru rekan-rekannya.
“Aku tidak memiliki kesabaran lagi menghadapi mereka”seru si penjual. Ashiya pun mengangguk menyetujui ucapan si penjual, “watashi moo/aku juga”seru Ashiya.
“Watashi…”seru si penjual heran. Ashiya pun berlari meninggalkan kios tadi.
Ashiya memasuki loker sepatu seraya bergumam, “aku harusnya mengatakan ore wa bukan watashi” (ore wa sebutan saya untuk laki-laki, sedangkan watashi: saya untuk wanita).
Ashiya kebingungan ingin meletakkan sepatunya, lalu munculah dokter dan menabrak Ashiya.
“Katakan dimana seharusnya aku meletakkan sepatu?”ucap Ashiya.
“Letakkan dimana saja kau ingin”seru dokter.
Ashiya pun meletakkan sepatunya disalah satu loker.
“Ashiya Mizuki-kun?”tanya si dokter perlahan.
“Ya benar..”seru Ashiya.
Dokter mendekati Ashiya sambil memegang dagunya, sehingga Ashiya ketakutan dan merapat ke loker sepatu,“ada yg salah?”seru Ashiya.
“Kau tahu ini jam berapa?”seru si Dokter.
Ashiya pun berlari menuju kelasnya, seraya mengucapkan terima kasih.
“Dari Amerika mana asalmu?”teriak si dokter.
“California”ucap Ashiya. Si dokter pun memandang Ashiya dengan tatapan penuh curiga.
Di dalam kelas, Nakatsu sedang ribut dengan temannya mengenai ukuran bra, lalu muncullah siswa lain, “big news…”serunya sehingga membuat kelas hening seketika.
“Ada murid pindahan dan dia dari,…..Amerika”teriaknya dengan semangat. Seisi kelas pun menjadi heboh.
“Pasti dia pirang”
“Pirang dengan mata biru”
“Aku ga sabar melihatnya”
“Semuanya diam…kalian tahu apa yang harus kita lakukan?”seru Nakatsu.
“Yaaaaaaaa” jawab mereka serempak.
Lalu masuklah wali kelas mereka untuk memperkenalkan Ashiya.
Di luar, Ashiya bersiap dengan mengencangkan ikat pinggang seraya memasang image pria. Ia pun dengan percaya diri memasuki ruangan. Semua murid dalam kelas menyambutnya dengan riuh tepuk tangan.
Namun betapa terkejutnya mereka, Ashiya tidak seperti yang mereka bayangkan. Ashiya murni Jepang dengan nama kanji Jepang. Mereka pun menertawakan Ashiya.
Ashiya pun memperkenalkan diri dengan bahasa Jepang dan logat kental Jepangnya.
Namun betapa terkejutnya mereka, Ashiya tidak seperti yang mereka bayangkan. Ashiya murni Jepang dengan nama kanji Jepang. Mereka pun menertawakan Ashiya.
Ashiya pun memperkenalkan diri dengan bahasa Jepang dan logat kental Jepangnya.
“Dia murni Jepang"teriak Nakatsu. Diikuti tawa semua murid. Ashiya kesal sekali mendengarnya. Wali kelaspun seolah tahu rencana muridnya, ia meninggalkan Ashiya di kelas bersama teman-teman barunya.
Nakatsu pun menendang bola hingga mengenai kepala Ashiya.
“GOAALL”teriak Nakatsu diikuti tawa seluruh kelas.
Ashiya mengaduh kesakitan. Lalu datanglah rentetan bola tenis ke arah Ashiya, namun ia berhasil menghindar. Seisi kelas pun berdecak kagum, namun belum hilang senyum sombong Ashiya, sebuah bak kaleng besar menghantam kepalanya. Seisi kelas pun tepuk tangan bahagia. Sementara Ashiya mulai oleng.
“Aku pikir dia marah”seru Nakatsu sambil memegang pundak Ashiya, Ashiya berusaha melepaskan tangan Nakatsu. Teman-teman yang lainpun ikut meledeknya. Lalu mereka menunjukkan tempat duduk Ashiya, namun keusilan tetap terjadi, Ashiya terjatuh karena jebakan kaki yang mereka pasang. Seisi kelaspun menertawakan Ashiya. Ashiya dengan tampang kesal memandangi mereka.
Lalu muncullah suara dari pintu,”Hei, sepatu siapa ini?”seraya menunjukkan sepasang sepatu.
“Itu punya ku?”seru Ashiya.
“Waw, kau pikir kau siapa, murid pindahan ini sangat keterlaluan”ledek seorang murid yang memiliki gaya feminim yang tak lain Nakao.
“Jangan meletakkan sepatu di loker orang lain”seru pria itu lagi sehingga Ashiya kesal dan mencoba meraih sepatunya.
“Ga usah berisik, kalau kau ingin berkelahi, ayo”seru Ashiya. Pria itu pun menurunkan sepatu dan tampaklah wajahnya, Ashiya terhenyak kaget melihat wajah di depannya.”Sano Izumi?”
“Ya itulah yg tertulis disana”seru Sano.
“Akhirnya aku melihatnya. Aku nekat masuk sekolah ini menyamar sebagai laki-laki demi dia” seru Ashiya dalam hati.
Sano yang melihat Ashiya bengong langsung meletakkan sepatu di kepala Ashiya lalu bergegas ke bangkunya. Seisi kelas hening menyaksikan mereka berdua.
Sano pun menanyakan perihal Ashiya ke temannya, ia menoleh memandang Ashiya. Ashiya kesal ia pun kembali ke bangkunya, namun belum sempat ia duduk, Sano membuang tasnya, “ini tempat dudukku”serunya. Semuanya pun menertawakan Ashiya. Ashiya mengambil tasnya seraya memandang Sano, “pribadi yg buruk”serunya dalam hati.
“Ashiya, apakah benar kau mencetak rekor lari 100 meter di Amerika?”tanya salah satu murid.
“Aku tidak peduli baik itu Amerika maupun Ameyoko mungkin bukan hal yang besar”seru yang lain.
“Tidak, sepertinya dia lebih cepat dari Nakatsu”seru lainnya. Nakatsu hanya duduk diam. Sedari kemunculan Sano, Nakatsu cuma diam, sepertinya mereka lagi perang dingin…kkekeeke
“Sungguh”teriak mereka. Ashiya mulai gede kepala, namun salah satu murid mengangkat Ashiya dan merapatkannya ke tembok. Salah satu murid maju meraba otot kaki Ashiya, “Tidak ada yang special diotot kakinya”. Sano hanya diam memainkan jari-jarinya.
“Hemmm, pasti di separuh tubuhnya”seru yang lain.
“Benar, aku akan memastikannya. Seru Nakatsu maju meraba Pa*ud**ra Ashiya. Mereka semua diam, Ashiya bengong, Nakatsu pun bengong….apa yang terjadi ini??!!
“Kamu…”seru Nakatsu membuat Ashiya terlihat cemas.
“Kamu tidak memiliki peck?”seru Nakatsu seraya melepaskan tangannya.
Mereka semua pun menertawakan semua kekurangan Ashiya. Dan mereka menantang Ashiya di marathon. Di setujui oleh seluruh isi kelas.
“Kau bersisik sekali”seru Sano membuat ekspresi Nakatsu berubah kesal. Seisi kelaspun terdiam.
“Huh”seru Nakatsu
“Kamu seperti monyet menakutkan untukku”seru Sano dingin.
“Kamu seperti anggota hantu track and field, Sano-kun”seru Nakatsu kesal.” Kamu sangat dewasa”serunya seraya mendekatkan kepalanya ke Sano.
“Itu karena kamu tidak dewasa”seru sano seraya bangkit meninggalkan kelas. Nakatsu berteriak-teriak ke arah Sano.
Ashiya mengikuti Sano. Ia berusaha memanggil Sano.
“Sano-kun, terima kasih telah membelaku”ucapnya pada Sano. Sano berbalik memandang Ashiya.
“Apa yg kau katakan? Apakah kau juga lagi mabuk?”seru Sano.
“Haa,,jet lag?”seru Ashiya kaget.. Sano pun bergegas hendak pergi.
“Ano…Sano Kun” panggil Ashiya lagi. Sano kembali berbalik.
“Ummm”seru Ashiya sambil memainkan jarinya.
Sano pun tertawa, “maaf, tapi aku tidak memiliki hobi seperti itu”serunya kemudian pergi.
Ashiya heran dengan ucapan Sano, “hobi seperti itu?”. Ia pun tersadar dengan imagenya. Hahahahahaha…difikir Sano Ashiya ngajakin homo kali yaa…kekeekeke.
Direktur Osaka Gakuen baru saja pulang dari berlibur, kepala sekolah menyambutnya dengan bahagia, direktur pun memamerkan oleh-olehnya.
Ashiya kebelet pipis, ia pun berlari ke toilet. Di dalam sedang ada murid pria pipis. Ia mengetuk semua pintu wc, sehingga si pria heran. Ia menyarankan Ashiya pipis di sebelahnya. Ashiya pun bergeser perlahan-lahan menuju toilet tegak tersebut. Ia melihat ke arah pria tadi, si pria keheranan, ia berusaha menutupi MILIKNYA, “apa yang kau lihat” serunya. Hahaahahaha…
Di tempat lain, tampak anak-anak asrama 1 sedang berkumpul. Tennouji selaku ketua sedang memberikan wejangan,,,hihihihi.
“Tahukan kalian kalau sekolah kita punya 3 asrama”seru Tenouji.
“Ya,,kami tahu”seru salah seorang.
“Kamu idiot”seru Tenouji seraya memukul kepala anak buahnya dengan kayu kendo.
“Minggu besok ada lomba marathon,sudah pasti kita harus jadi juara 1”
“Masalah besar”seru salah seorang anggotanya sambil berlari dari kejauhan.
“Kenapa kau terburu-buru”
“Murid pindahan di kelas kami, bisa berlari 100m dalam 10 detik”
“Apaaa 9 menit??!!”seru Tenouji. (perasaan di bilang 10 menit deh..ckckck)
Di tempat lain,
“Benarkah dia menyelesaikan lap dalam 8 detik?”seru Oscar. (ni lagi korupsi 1 detik)
“Sejak kita tidak memiliki energy untuk mengikuti marathon, asrama 3 akan menang dengan bantuannya”seru Oscar dengan berwibawa. (ckcckk..ya iyalah kerjaannya lebay mulu mana punya energy buat lari)
Tiba-tiba Ashiya lewat di hadapan mereka, mereka pun mengepung Ashiya. (wkwkwk mirip di kepung dengan pasukan monters musuhnya ksatria baja hitam).
“Aku adalah Oscar Himejime..”seru Oscar seraya mengibaskan jubah terbangnya.
“Huh..”seru Ashiya melihat penampilan Oscar.
“Kamu mungkin akan shock melihat penampilanku, tapi kamu akan menggunakannya. Dan yang terpenting bisakan kau meminjamkan kekuatanmu pada asrama 3?”seru Oscar seraya mengeluarkan surat perjanjian tinggal di asrama.
Oscar takjub melihat lari nya Ashiya. Ashiya bersembunyi di gerbang Osaka, namun langkahnya terhenti oleh anak-anak dari asrama 1.
“Ashiya Mizuki, kami dari asrama 1, izinkan kami mengetest kemampuanmu”seru Tenouji.
“Tentu…tidak akan”seru Ashiya kemudian berlari. Namun dari depan sudah di hadang oleh anak-anak asrama 3.
“Bergabung di asrama 1 akan membuatmu makin kuat”seru Tenouji.
“Tenouji-kun, aku tidak kan mengizinkanmu menyentuh Ashiya”seru Oscar.
“Kau pikir kau hebat Oscar?”seru Tenouji maju menghadapi Oscar.
“Kenapa kau menantangku, kepala batu?”seru Oscar kesal. Mereka berdua pun rebut. Ashiya mengambil kesempatan ini untuk lari.
Namun di dekat sana ada anak-anak asrama 2, mereka pun memanggil Ashiya. Ashiya bersiap bersembunyi, “Apa? Ternyata kamu, Sekigahara-kun?”serunya setelah melihat siapa yang memanggilnya.
Namun di dekat sana ada anak-anak asrama 2, mereka pun memanggil Ashiya. Ashiya bersiap bersembunyi, “Apa? Ternyata kamu, Sekigahara-kun?”serunya setelah melihat siapa yang memanggilnya.
“Aku sekime”seru Sekime. Ia pun tertawa setelah mendengar cerita Ashiya. Ia pun mengambil remot dan memencetnya, setelah itu muncullah baner besar, ia dan Ashiya mendekati banner tersebut.
“Di sekolah ini, ada 3 asrama, dan kamu bisa memilih salah satunya. Bagian Seni beladiri oleh kepala asrama 1 Tenouji. Bagian olahraga oleh kepala asrama 2 Nanba. Dan bagian seni peran oleh kepala asrama 3 Oscar. Ketiga asrama tersebut selalu menggikuti semua kompetisi di event di sekolah”papar Sekime panjang lebar.
“Kompetisi?”
“Jika kamu menang, kamu akan mendapatkan reward special, misal kau akan dapat kupon akhir tahun, atau bolos dari semua latihan pagi, marathon minggu depan juga akan berhadiah reward” ucap Sekime.
“Jadi, itu yang membuat semua orang berusaha keras”ucap Ashiya.
“Dan rumor mengatakan, kau yang paling cepat”ucap Sekime.
“Hemm, aku ingin tanya, di asrama mana Sano?
“Sama seperti aku, asrama 2”ucap Sekime.
Ashiya pun memperhatikan baner denah asrama tersebut.
Ashiya pun memperhatikan baner denah asrama tersebut.
Ashiya menyusuri jalanan asrama untuk mencari asrama 2, ia pun berhasil sampai di depan asrama, ia melihat seseorang sedang berciuman, tak lain adalah Nanba senpai yang ga lulus-lulus.
Ashiya pun bersembunyi. Namun Nanba senpai melihatnya, ia pun mengajak Ashiya berkeliling asrama sambil memeluk pundak Ashiya. Ternyata di belakang mereka ada Nakao yang menatap penuh kecemburuan.
Ashiya pun bersembunyi. Namun Nanba senpai melihatnya, ia pun mengajak Ashiya berkeliling asrama sambil memeluk pundak Ashiya. Ternyata di belakang mereka ada Nakao yang menatap penuh kecemburuan.
Selama perjalanan berkeliling, ada saja ulah murid-murid Gakuen. Ada yang misterius seperti dukun, ada yang memaksa temannya makan. Ashiya terhenti pada anjing lucu peliharaan Gakuen. Nanba pun memperkenalkannya pada Ashiya.
“Anjing ini bernama Yuujiro, dia hanya mengizinkan Sano dan gadis dekatnya, jadi kamu jangan dekat-dekat” serunya. Ashiya pun membelai-belai anjing tersebut. Betapa kagetnya Nanba melihat Yuujiro mau dibelai Ashiya..(hihihihi anjing aja bisa tahu kalo Ashiya cewek…ckckc).
Nanba membawa Ashiya ke ruang luondry, disana Ashiya bertemu lagi dengan muridnya seperti dukun sedang mencuci. Ia heran. Si dukun pun memandang aneh ke Ashiya.
Nanba membawa Ashiya ke café (ini café di hanayori dango). Dan lagi-lagi Ashiya melihat si dukun sedang makan. Ia pun kaget dan berteriak.
Nanba membawa Ashiya ke café (ini café di hanayori dango). Dan lagi-lagi Ashiya melihat si dukun sedang makan. Ia pun kaget dan berteriak.
“Tidaak, aku melihat orang yang sama disetiap tempat yang kita kunjungi”serunya.
“Tidak mungkin,kamu mungkin berhalusinasi”seru Nanba senpai.
“Aku serius. Apakah dia hantu?”seru Ashiya.
Si dukun pun menoleh seram ke Ashiya. Ashiya menjerit ketakutan bersembunyi di badan Nanba.
“Apa…yang kau maksud, dia Kayashima?”seru nNanba senpai.” Tentu saja dia bisa melihat hantu”tambahnya.
“Benarkah? Bukannya dia yang hantu?”seru Ashiya.
“Kamu memiliki aura yang menarik”seru Kayasima kepada Ashiya kemudian pergi.
Lalu datanglah anak-anak asrama 1 dan 3 masih dalam rangka mengejar Ashiya.
“Ashiya, jika kamu berdiri di sampingnya, kamu bisa hamil!”seru Tenouji.
“Hamilll?”seru Ashiya. Ia pun berlari keluar, Nanba mengejarnya.
Ashiya melihat Sano sedang tertidur di taman. Asrama 1 dan 3 masih heboh merayu Ashiya, namun Ashiya tidak mendengarkanya karena ia sibuk memperhatikan Sano. Ia pun mengatakan kalau ia akan masuk asrama 2.
Ashiya berlari ke taman, mendekati Sano yg sedang tiduran di kursi. Ia memandangi Sano dan teringat Sano yang tersenyum bahagia saat menang lompat jauh. Ia duduk di tepi kursi Sano dan mencoba merebahkan badan, namun sial gerakannya membuat kursi oleng. Ia pun terjatuh, Sano juga ikutan jatuh menimpa Ashiya. kekekeke.
Sano pun terbangun. Sambil terhuyung-huyung ia pergi meninggalkan Ashiya. Sementara itu Ashiya masih shock, “Ia bahkan tidak menolongku bangun”serunya.
Malam hari, di café, mereka rebut membahas marathon. Nanba senpai memilih anggota siapa saja yang akan mewakili asrama, Nakao sibuk menawarkan diri namun Nanba mengacuhkannya..
Nakatsu meminta Sano, tapi Sano menolak, hal ini membuatnya marah, “Cidera mu sudah sembuh”serunya seraya berjalan mendekati meja Sano. Nanba berusaha menghentikan.
“Kamu keluar dari lompat tinggi karena cidera ligamentmu”seru Nakatsu.
“Orang yang gampangan seperti dirimu, walaupun menghabiskan seluruh hidupmu, kau tidak akan mengerti”ucap Sano seraya menepuk pundak Nakatsu.
“Okey mari kita adu kekuatan”seru Nakatsu ikut bangkit namun anak-anak lainnya menahannya.
“Sudahlah, kalian lebih baik berdamai. Sano kamu bisa melakukannya!”seru Nanba senpai.
“Kami tidak membutuhkan dia”seru Nakatsu. Sano pun melirik ke arah Nakatsu. Suasana berubah menjadi hening.
Ashiya akhirnya sepakat untuk ikut andil. Nanba pun merespon dengan senang diikuti anak-anak lainnya, mereka bersorak bahagia. Sano meninggalkan ruangan, dan Nakatsu hanya memandanginya.
Ashiya menyusun barang-barang dikamar baru nya yang kebetulan sekamar dengan Sano Izumi. Rezeki tuuuhh..kebetulan Maki mendapat tempat tidur di lantai 2. Lalu keluarlah dari kamar mandi dalam keadaan omg…toples..hahahaha (rezeki Saa nigh ga Kurosagi, ga hanakimi dapet yang beginian).
“Kebetulan sekali selain 1 kelas kita juga satu kamar”sapa Ashiya.
“Sangat menyebalkan, terakhir aku menempati kamar sendirian tapi sekarang kau jadi pasangan kamarku”seru Sano dingin sambil memakai baju..hihihhihi…pemandangan di pagi hari, kebetulan Saa nulis ini habis subuh.
Ashiya yang mendengar ucapan Sano sempat kesal sehingga tidak konsentrasi mengangkat barang dan…barang-barangnya pun jatuh berantakan yang kebetulan isinya kliping artikel mengenai Sano. Sano mendekati barang-barang Ashiya…oooo….dia melihat artikel dirinya lalu memandang Ashiya yang ketar-ketir. Ingatan Sano pun melayang ke masa-masa lompat tinggi.
Sano meraih artikel tersebut, “Kenapa kau punya barang-barang seperti ini?”
“Eemm..itu..karena…”ucap Ashiya terbata-bata.
“Sudah cukup…”seru Sano melempar artikel tersebut kemudian pergi.
“Lompat tinggi…”seru Ashiya tiba-tiba dan Sano pun menghentikan langkahnya.
“Kenapa kamu berhenti?”seru Ashiya.
Sano menoleh ke arah Ashiya, “itu bukan urusanmu”serunya kemudian pergi sambil membanting pintu…wkwkwkwk.
“Itu masalahku…”teriak Ashiya. “Aku tidak seharusnya bicara seperti itu”seru Ashiya kesal pada dirinya sendiri. Kemudian merapihkan barang-barangnya. Lalu terdengar pintu terbuka, Ashiya pun kaget.
Nanba senpai masuk hanya memakai handuk pendek…wkwkwk..Ashiya reflex menutupi wajahnya, si senpai malah mendekati Ashiya bertanya tentang Sano.
“Mana Sano”
“Dia keluar”
“Kenapa dia keluar,,,aduh..aku ingin pinjam samponya”seru Nanba kemudian pergi. Merasa keadaan sudah tenang, Ashiya pun menoleh ke arah pintu. Lalu muncul lagi teman asramanya hanya beralaskan handuk, lagi-lagi nanyain sampo..miskin banget siiihhh…sampo aja minta. Belum selesai Ashiya menjawab pertanyaan temannya, muncul lagi Sekime dan handuknya menanyakan sampo juga…ckckck…Ashiya tetap tak mau menoleh dan mengabaikan mereka. Mereka pun pergi.
“Kenapa mereka ga punya sampo?”seru Ashiya kesal.
Setelah keadaan aman, Ashiya pun mandi, sedang asik mandi, pintu kamar mandi nya di gedor orang. Nakatsu kesal pintu kamar mandi tidak mau terbuka, ia pun mengambil penggaris untuk menggeser kunci pintu. Tangannya mulai meraba deretan sampo. Ashiya yang melihat ada tangan langsung kaget, ia pun merapat ke tembok.
“Aku pinjam ini”ucap Nakatsu setelah tangannya berhasil meraih sampo kemudia menutup kembali pintu kamar mandi tanpa melihat siapa yang mandi.
Begitu Nakatsu keluar kamar, muncul Nakao..mereka pun bertabrakan sehingga Nakatsu jatuh ke tempat tidur dan handuk Nakao tadi lepas tepat ketika mata Nakatsu tertuju ke sana. Mereka berdua pun menjerit…yaaaaaaa…wkwkwkwkwk. Ashiya yang mendengarnya pun ikut menjerit. Yuuciro, anjing asrama pun keluar dari kandangnya.
Begitu Nakatsu keluar kamar, muncul Nakao..mereka pun bertabrakan sehingga Nakatsu jatuh ke tempat tidur dan handuk Nakao tadi lepas tepat ketika mata Nakatsu tertuju ke sana. Mereka berdua pun menjerit…yaaaaaaa…wkwkwkwkwk. Ashiya yang mendengarnya pun ikut menjerit. Yuuciro, anjing asrama pun keluar dari kandangnya.
Keesokan paginya, sano melempar tas ke arah Ashiya yang masih tertidur. Ashiya menjerit kesakitan dan terbangun. Sano sudah menunggu dari bawah tempat tidur. Ashiya menyapanya namun Sano menjawab dingin,”kau akan kena sanksi kalau telat”.
Ashiya pun berlari hendak memakai bajunya. Namun gerakannya terhenti mengingat ada Sano disana. Dia pun melirik Sano. Sano memandang dingin ke arahnya, akhirnya Ashiya membawa seragamnya ke kamar mandi.
“Aku pergi”seru Sano meninggalkan kamar.
“Baik, aku akan menyusul” jawab Ashiya.
Dan mereka pun keluar dari asrama, seperti biasa, diluar sederetan gadis menunggu mereka. Ashiya merasa telingan pekak. Hibari Four pun selalu mengintai langkah Sano. Dan para gadis pun berebut ingin memberi Sano hadiah sehingga Hibari kesal. Mereka pun berusaha menyingkirkan para gadis-gadis itu dari Sano. Dan memberikan Sano jalan. Hibari sangat bahagia karena berhasil memberi kenyamanan pada Sano, walaupun wajahnya menjadi berantakan.
Ashiya mengunjungi UKS, disana dokter sedang menjahit jasnya. Namun sang dokter menolak kedatangan Ashiya dengan alasan Ashiya belum mengantongi surat resmi sebagai murid pindahan.
Ashiya pergi ke kantin untuk makan siang sambil bergumam tentang dokter tadi. Ashiya makan dengan perlahan, namun betapa terkejutnya ia melihat sederetan teman-temannya makan dengan cepat dan lahap. Ia mencoba mengikuti mereka namun yang terjadi ia malah tersedak. Ketika ia sedang meminum susu nya, ada seorang anak berteriak, “Apakah kamu seorang wanita?”. Ashiya pun memuncratkan susu dari mulutnya. Ternyata mereka adalah teman-temannya yang seperti biasa ribut-ribut kecil. Ashiya pun terhenyak lemas.
Di kantor pemilik yayasan, ketua yayasan dan kepala sekolah sedang mendikusikan hadiah yang tepat untuk lomba marathon. Kepala sekolah berniat menyiram bunga hias dalam kantor, ketua yayasan pun bergumam,“Bunga sama dengan manusia, kamu harus menyiram mereka supaya mereka tumbuh. Sehingga bunga pun dapat bermekaran. Dan tugas kita adalah untuk menolong bunga mekar dengan indah”. Kepala sekolah setuju dengan ucapan ketua yayasan.
Anak-anak asrama 2 sedang pelajaran olahraga, seperti biasa Nakatsu mencapai skor waktu tercepat. Ia pun melangkah dengan bangga, namun senyumannya terhenti ketika ia melihat Ashiya lari secepat kilat. Skornya pun terkalahkan oleh Ashiya. Kesima sangat bahagia karena Ashiya masuk ke dalam kelompok mereka.
Sementara Nakatsu masih shock, ditambah lagi kompor meleduk, “Gimana bisa, murid pindahan mengalahkan rekor team kita?”. Nakatsu pun mendatangi Ashiya yang baru saja selesai berlari, “Jangan berbangga hati dulu karena 50 meter belum ada artinya, oh ya, di marathon nanti aku akan pastikan menang! Kamu mengerti”gertak nya pada Ashiya kemudian pergi. Ashiya mencoba memanggilnya, teman-temannya pun mengingatkannya kalau kelas olahraga belum selesai. Nakatsu hanya mengacuhkan mereka sambil berteriak, “aaarrghhh” (jelek banget gaya nya…wkwkw tp lucu..nakatsu..nakatsu…)
Di belakang sekolah terjadi sebuah pembicaraan antar 2 murid tak dikenal mengenai Ashiya Mizuki.
Di asrama 2, Di ruang makan asrama, mereka berkumpul membicarakan marathon dan kemungkinan-kemungkinan hadiahnya. Nanba pun berspekulasi hadiahnya adalah liburan keluar asrama di hari minggu. Mereka semua berteriak bahagia. Nanba pun menari hula-hula seperti monyet.kekeke…Ashiya mendekati Nanba yang sedang berjoget, ia bertanya apakah itu benar, alih-alih menjawab Nanba malah merangkul Ashiya dan berbicara kalau ia bisa kencan dengan gadis-gadisnya…melihat kedekatan Nanba dan Ashiya, Nakao mendekati mereka, hal ini membuat Nanba terdiam ngeri…wkwkwk (kayaknya si Nakao naksir nanba senpai deh)
Di asrama 1, mereka sedang berlatih sit up, Tenouji menghimbau agar mereka bia memenangkan marathon. Ia mengancam apabila mereka kalah, maka latihan otot akan dibuat double.
Di asrama 3, dalam suasana remang-remang Oscar menghimbau agar kelompoknya menang, ia berharap walaupun mereka tidak punya kekuatan untuk menang, tapi gunakan otak jenius untuk menang.
Nakatsu sedang menelpon ibunya, ia meminta izin untuk tidak pulang pada minggu esok dan titip salam buat neneknya supaya lekas sembuh. Tepat ketika Nakatsu hendak kembali ke kamarnya, muncul Kayashima sehingga membuatnya kaget. Ia pun mulai bergaya selengekan menebak apakah Kayashima habis melihat hantu.
Kayashima hanya diam saja memandang Nakatsu dengan iba…(kira-kira kenapa ya? Kayaknya si Kayashima bisa menerawang Nakatsu nih).
Nakatsu yang sedang berjalan menuju kamarnya menghentikan langkahnya, “yeah..dia tidak akan lama lagi, dia nenek yang cerewet, selalu bilang -dahulukan orang lain dari dirimu- tapi aku tidak pernah mendengarkannya..tidak sama sekali, tapi itu tidak akan lagi, sampai aku memenangkan lomba besok, aku mungkin akan mengunjunginya”seru Nakatsu sambil menyenderkan tubuhnya ke tembok, Kayashima pun ikut-ikutan nyender di sebelahnya..kekeke.
“Oh begitu…”seru Kayashima.
“Itulah kenapa, aku tidak boleh kalah besok”seru Nakatsu sambil melangkah alay (kenapa Saa bilang alay, karena gaya Nakatsu sumpay lebay bangey..wkwkwk)
“Semuanya akan baik-baik saja…sejak Ashiya bersama kita”seru Kayashima.
“Tidak….aku yang akan memenangkannya”seru Nakatsu menatap tajam Kayashima.
Di dalam kamar, Ashiya terbaring sambil membuka matanya, kata lainnya ga bisa tidur..wkwkwk…ia pun memanggil Sano, “apakah kamu tidur?”
“Aku tidur”jawab Sano. Wkwkwk tidur koq ngomong.
“Maaf tentang kemarin, aku belum meminta maaf”seru Ashiya.
“Kenapa kamu mengumpulkan kliping artikel itu?”tanya Sano yang ternyata sedang membaca buku. Ashiya pun bangkit dari pembaringannya memandang Sano.
“Percayalah, saya sudah tahu kamu pelompat tinggi, 1 tahun lalu, ketika saya lihat kamu di kompetisi, itu merupakan pertama kalinya aku melihat seseorang melompat dengan indah”seru Ashiya.
“Aku sudah melupakannya”seru Sano sambil meletakkan bukunya dan menarik selimut.
“Aku…tidak..bisa…lupa…aku suka orang itu”seru Ashiya mengeja kata-katanya. Sano menghela nafas mendengarnya kemudian memejamkan matanya.
“Apakah artinya kamu juga melupakan kata-katamu sebelumnya? –kerja keras akan mendapatkan hasil, istirahat adalah percaya pada dirimu sendiri- itu lah yang tertulis di interview majalah dan kata-kata itulah yang menginspirasiku”seru Ashiya sambil menatap Sano yang terpejam. Sano pun membuka matanya ketika mendengar penuturan Ashiya.
“Kamu letakkan harapan mu pada lompat tinggi. Bukankah itu segalanya bagimu? Itulah kenapa…”seru Ashiya terputus.
“Apakah kamu bodoh? Aku berhenti karena aku tidak ingin melakukannya lagi. Itu tidak berarti apa-apa. Itu tidak berarti aku akan mati kalau tidak melompat lagi”seru Sano.
“Kamu akan mati. Seperti dirimu, jika kamu menyerah terhadap sesuatu yang penting dalam hidupmu, kamu akan benar-benar kehilangan dirimu yang sesungguhnya. Seseorang yang bisa berbohong kepada dirinya sendiri adalah kesepian dan sakit”seru Ashiya. Sano tetap diam tidak bergeming.
“Tentang marathon, jika saya menang, bisa kah kamu melompat lagi?”seru Ashiya. Kali ini Sano sudah gerah mendengarnya, ia pun bangkit dan berdiri menatap Ashiya.
“Apakah kamu meledekku? Kenapa aku membiarkanmu mengatur apa yang seharusnya aku lakukan. Jangan fikir, kamu bisa dengan mudah masuk ke dalam duniaku”serunya kemudian melangkah keluar kamar.
“Jika aku menang, aku ingin kamu lompat lagi”seru Ashiya tetap ngotot. Sano membuka pintu kamar kemudian keluar dan membanting pintu tersebut.
“Sano, aku akan berusaha untuk menang”teriak Ashiya. Sano mendengarnya dengan jelas, ia pun menyenderkan kepalanya ke pintu kamar sambil menghela nafas panjang.
Hari lomba marathon pun tiba, Osaka Gakuen terbuka untuk umum, sehingga murid-murid sekolahan lain bisa datang. Bibi kios tidak ketinggalan, ia pun memanfaatkan moment ini untuk jualan foto-foto murid Osaka Gakuen. Dan tentu saja laris manis..ckckck
Pasukan drumband membuka meriah acara marathon, HIBARI FOUR pun bersiap menjaga pangeran mereka dari sentuhan gadis-gadis sekolah lain.
Di lapangan, anggota ke tiga asrama telah berkumpul lengkap dengan seragam kebesaran mereka. Asrama 1 dengan baju taekwondonya, asrama 2 dengan pakaian olahraga, asrama 3 dengan pakaian teaternya. Dan seperti biasa mereka ribut antar asrama, merasa diri mereka yang akan menang marathon. Asrama 1 merasa akan menang dengan kekuatannya, asrama 3 merasa menang dengan kecerdasannya, Nakatsu hanya tersenyum kepada Kayashima.
Oscar pun memakai topeng sehingga Nanba penasaran, “apa itu?”
“Ini adalah seragam kebesaran kami”seru Oscar.
“Kamu ga boleh menggunakan itu”seru Nanba diikuti anak-anak asrama 2 lainnya.
Ashiya hanya bengong mendengarkan mereka, lalu tiba-tiba ada seseorang yang menginjak kakinya dengan sepatu berduri sehingga Ashiya kesakitan. Ia melihat sekeliling untuk mencari orang itu namun tidak ada. Nakatsu yang sedang pemanasan mencoba menyemangati Ashiya. (Nakatsu ga tahu nih kalau kaki Ashiya diinjak orang).
Ashiya menjawab Nakatsu dengan semangat, namun ia meringis kesakitan, begitu ia lihat kakinya, dari sepatunya keluar darah.
Lomba marathon pun di buka,para peserta lomba berbaris di lapangan. Karena Nakatsu pemenang lomba tahun lalu,maka ia pun diminta melakukan sambutan. Dengan bangga ia maju ke podium.
“Perhatian, aku berjanji semua murid Osaka Gakuen akan melakukan kompetisi dengan fair. Nakatsu Suichi, kelas 2”.
Di ruangan direktur, kepala sekolah memanggil ketua yayasan, ketua yayasan pun maju ke jendela melambaikan tangannya ke murid-murid, (beliau adalah wanita tercantik disekolah ini, coz satu-satunya wanita) anak-anak pun membalas lambaiannya dengan semangat. Ketua yayasan bersiap menembakkan pistol untuk memulai marathon, kepala sekolah pun menutup telinganya, ketua yayasan protes kenapa bukan telinganya yang ditutup, sehingga kepala sekolah menutupi telinga ket. Yayasan. Kekeke.
Dan pelatuk pun ditarik, tanda nya marathon mulai, para peserta pun berlari dengan semangat.
Di luar Nanba senpai berlari dengan gaya sok seleb, ia melambaikan tangan ke seluruh penonton yang notabene gadis-gadis. Namun tiba2-tiba ia di tarik oleh seorang wanita, ternyata mereka pacar-pacar Nanba. Nakao pun mengikuti Nanba senpai.
Peserta yang tersisa berlari dengan semangat. Kaki Ashiya semakin berdenyut. Namun ia tidak menghiraukannya.
Di kamar mandi sekolah, 2 orang murid masuk sambil membicarakan Ashiya, “Mereka bilang Ashiya masih berlari. Apakah itu baik-baik saja?”seru murid pertama.
“Jangan khawatir, kakinya sudah dilukai dengan duri”seru murid kedua.
“Oh sungguh? Jika asrama kita tidak menang…”seru murid pertama terpotong.
Tiba-tiba Sano keluar sambil menendang pintu salah satu WC, “katakan dengan jelas, apa yang kalian bicarakan”serunya.
Ashiya yang sedang berlari tiba-tiba terjatuh. Nakatsu kaget, namun mereka tetap melanjutkan lari.
Di WC, Sano menghanjar kedua murid tadi.
“Apakah Tenouji yang menyuruhnya?”tanya Sano.
“Kepala asrama tidak tahu ini, ini ide kami sendiri. Kalo kami tidak menang, kepala asrama akan menghukum kami”.
“Kamu melukai kaki Ashiya karena alasan itu?”seru Sano sambil mencekik murid tadi.
“Ini menyakitkan buat kami juga”seru murid tersebut.
“Kenapa tidak kau katakan pada Tenouji. Kaliah sungguh memalukan”seru sano seraya berlalu.
Pada jarak 5 KM, kelompok asrama 3 melakukan kecurangan, mereka bertukar orang karena merasa kelelahan. Namun hal ini di ketahui oleh reporter, ia pun memfoto mereka.
Di kantor direktur, kepala sekolah datang membawakan laptop dan menunjukkan foto-foto kelompok asrama 3 yang sedang bertukar orang. (cepet juga kerja reporter)
“Mereka melakukan kecurangan”seru ketua yayasan.
“Termasuk Himejime/Oscar, semua partisipan dari asrama 3 bertukar orang”seru kepala sekolah.
“Ini tidak bisa ditolelir. Semua peserta dari asrama 3 didiskualifikasi”seru ketua yayasan.
Reporter tersenyum ke arah Oscar dan kawan-kawan. Oscar shock sehingga ia pingsan.
Peserta yang tersisa adalah asrama 2 dan 1, Tenouji, Nakatsu, dan Ashiya berlari ber-iringan. Ashiya sudah tidak sanggup lagi, namun ia terbayang senyum kemenangan Sano saat lompat tinggi dan detik-detik saat ia kabur dari rumah demi mengejar Sano.
Flashback,
“Kumohon papa, izinkan aku kembali ke Jepang”
“Apa yang akan kau lakukan dengan menjadi murid smu di jepang”seru papa Ashiya.
“Ada sesuatu yang ingin aku lakukan”seru Ashiya. Papa pun marah dan meninggalkan Ashiya.
“Mizuki”seru mama menenangkan Ashiya.
Ashiya memotong pendek rambutnya, lalu melarikan diri ke Jepang
Flashback selesai.
Ashiya berlari sekuat tenaga, Nakatsu menegur Ashiya kalau kakinya berdarah dan menyuruhnya berhenti, “kenapa kamu berusaha begitu keras?”serunya.
“Karena aku ingin menang. Aku ingin melihat ia tersenyum sekali lagi”seru Ashiya sambil berlari mendahului Nakatsu.
Di lapangan Osaka Gakuen, seluruh juri dan penonton menunggu siapakah yang akan masuk ke babak final. Sano pun memasuki arena lapangan. Dan Ashiya pun muncul sebagai orang pertama yang memasuki lapangan. Diikuti Nakatsu dan Tenouji. Sano langsung mengawasi Ashiya. Penonton pun meneriakkan nama Ashiya. Pelaku penginjak kaki Ashiya pun melihat Ashiya dari kursi penonton.
Tenouji berhasil mendahului Ashiya dan Nakatsu. Pendukung asrama 1 pun berteriak memberikan semangat. Ashiya terus berlari, ia tidak menghiraukan darah di sepatunya yang terus mengalir. Ia pun melewati Tenouji. Sano yang melihatnya tertunduk diam. (mungkin Sano merasakan semangat Ashiya). Namun tiba-tiba Ashiya terjatuh ke lantai lapangan.
Sano kaget melihatnya. Para penonton pun terdiam. Nakatsu dan Tenouji sempat berhenti, namun mereka melanjutkan larinya. Penontonpun bersorak menyebut nama Nakatsu. Ashiya kesal, ia memijit kakinya sambil terengah-engah. Sano terlihat sangat kesal. Nakatsu tiba-tiba menghentikan larinya, ia menatap Ashiya yang terduduk kesakitan. Ashiya sudah hampir menangis. Nakatsu hanya terengah-engah memndang Ashiya. Sano berlari masuk ke lapangan. Dan The winner is Tenouji… Tenouji berteriak senang…namun terdiam begitu melihat Ashiya.
Sano kaget melihatnya. Para penonton pun terdiam. Nakatsu dan Tenouji sempat berhenti, namun mereka melanjutkan larinya. Penontonpun bersorak menyebut nama Nakatsu. Ashiya kesal, ia memijit kakinya sambil terengah-engah. Sano terlihat sangat kesal. Nakatsu tiba-tiba menghentikan larinya, ia menatap Ashiya yang terduduk kesakitan. Ashiya sudah hampir menangis. Nakatsu hanya terengah-engah memndang Ashiya. Sano berlari masuk ke lapangan. Dan The winner is Tenouji… Tenouji berteriak senang…namun terdiam begitu melihat Ashiya.
Sano dan Nakatsu berlari menghampiri Ashiya. Nakatsu berlari memanggil dr. Umeda. Sano meraba sepatu Ashiya, “hei, apakah kamu masih bisa berdiri?”tanyanya sambil memapah Ashiya kemudian menggendong Ashiya. Ashiya kaget.
Nakatsu yang berlari ke arah UKS. Tiba-tiba menghentikan langkahnya. Kayashima memandanginya dari kursi penonton.
Sano menggendong Ashiya menuju garis finish, “Apakah kamu baik-baik saja?”tanya nya.
“Saya, saya tidak bisa menyelesaikan pertandingan”seru Ashiya.
Para penonton terdiam melihat Sano menggendong Ashiya.
“Kenapa aku cemburu melihat mereka?”seru Hibari.
“Ashiya, kamu telah melakukan yang terbaik”teriak salah satu penonton.
“Semangat”seru yang lain.
“Ashiya”teriak mereka diikuti riuh tepuk tangan. Pelaku penginjak Ashiya tadi terdiam lemah. (mungkin dia tersentuh dengan teman-temannya yang tetap menyemangati Ashiya).
Hibari pun mulai terpesona dengan Ashiya. Sano yang mendengar riuh tepuk tangan dan sorak penonton tiba-tiba menghentikan langkahnya. Ia menatap alat lompat jauh yang berada disudut lapangan. Ashiya heran, ia mencoba mengikuti pandangan Sano. Mereka pun sama-sama terbayang saat-saat Sano melakukan lompat tinggi.
Ketua yayasan tersenyum menyaksikan kejadian dilapangan.
“Bukankah murid-murid mempelajari sesuatu hari ini, ini seperti banyak bunga berbeda yang akan mekar”seru ketua yayasan.
“Ya”jawab kepala sekolah.
“Tolong jangan salah mendidik mereka”seru ketua yayasan.
“Aku mengerti”seru kepala sekolah.
Dr. Umeda memasang perban di kaki Ashiya. Sano dan Nakatsu menemani Ashiya.
“Apakah baik-baik saja?”tanya Sano pada dr. Umeda.
“Iya, tapi dia/Ashiya pasti mengetahuinya. Dia mungkin terluka sejak sebelum berlari”jawab dr. Umeda.
Sano pergi meninggalkan Ashiya, Namun Nakatsu memanggilnya, “hey”
“Huh?”seru sano menatap Nakatsu.
“Apakah kamu sungguh-sungguh menyerah dalam lompat tinggi?”tanya Nakatsu. Sano hanya diam kemudian berlalu meninggalkan Nakatsu. Dr. Umeda hanya mengamati murid-muridnya.
Tiba-tiba Kayashima datang memanggil Nakatsu, “ Nakatsu…nenekmu”.
Sano keluar gerbang sekolah sambil memainkan bola. Bola itu pun terjatuh menggelinding beberapa meter dari Sano. Sano pun mengambilnya, ia teringat ucapan Ashiya, seseorang yang berbohong pada dirinya sendiri adalah orang yang kesepian dan menyakitkan.
“Jadi begitu”seru Nakatsu.
“Dia berada dalam kondisi kritis ketika kau menelpon”seru Kayashima.
“Aku selalu telat dalam momen-momen penting”seru Nakatsu berjalan gontai.
“Nenekmu masih di sini”seru Kayashima. “Di samping mu”sambung Kayashima sehingga Nakatsu kaget.
“Untuk mu yang mundur dari lapangan dan menolong Ashiya, dia sangat bahagia dengan mu” seru Kayashima.
“Dahulukan orang lain dari dirimu sendiri”ucap Nakatsu mengulang nasehat neneknya.
“Kamu melakukannya sekarang”seru Kayashima.
Nakatsu pun menengok seolah-olah melihat bayangan neneknya, “Nenek, mulai sekarang, tidak hanya hari minggu, aku bisa melihatmu tiap hari”serunya.
“Terima kasih”serunya pada Kayashima kemudian berlalu meninggalkan Kayashima.
Ashiya sudah sadarkan diri di UKS. dr. Umeda mengatakan kalo Ashiya ada di UKS. Ashiya berusaha untuk bangkit, namun dr. Umeda menyuruhnya tetap istirahat, ia pun mendatangi Ashiya, seraya berkata, “bagaimana perasaanmu setelah menjasi gadis di sekolah pria?”
Ashiya pun terkejut…Saya pun bergumam…Alhamdulillah finish…wkwkwk
Silahkan saksikan kelanjutannya di eps 2…
PS: hati-hatilah menjadi pemimpin, terlalu diktator kita, bukannya anak buah yang terbentuk dengan baik, justru keburukan-keburukan yang malah tumbuh, bagaimana anak buah Tenouji, melukai Ashiya hanya karena takut hukuman Tenouji. Tenouji tidak bisa disalahkan, ia hanya ingin yang terbaik buat kelompoknya...namun yang kurang adalah komunikasi, dimana anggota dan ketua tidak ada keterbukaan dalam menyampaikan aspirasi. Memiliki sebuah komunitas juga begitu, jangan sampai kita keras atau perfectionis terhadap suatu aturan, namun ternyata salah satu admin lain atau anggota kelompok malah berlaku yang berlawanan dengan kebaikan-kebaikan yang justru mencemarkan komunitas tersebut.
to Rainbow Family keep kompak be a blogger sejati..
to readers Selamat membaca...
to Copaser: tolong hargai kerja keras kami menulis sinopsis, jadi "JANGAN MENCOPAS MENTAH-MENTAH TULISAN INI, HARAP IZIN DAN CANTUMKAN CREDIT/LINK AKTIF"
to Ari RF thanks atas support Piku nya...
----CREDIT----
ditulis oleh Saa RF @pelangidrama
gambar oleh Ari RF @pelangidrama
diterbitkan oleh Pelangidrama
0 comments:
Post a Comment