Recent Post


[Sinopsis] Down With Love Episode 10 Part 1

Do you want to share?

Do you like this story?

Yang Guo yang tak peka dengan keadaan kakaknya mengeluarkan hadiah darinya dan Qi Da Ge, sebuah celengan!!.
“Lucu bukan? Qi Da Ge yang memilihnya. Katanya kalau kami membelikanmu barang mahal kau pasti akan menjualnya!” Yang Guo dengan ceria menceritakan lelucon yang sebenarnya memang Yang Duo banget. Tapi dasar Yang Duo sedang sensi, ia malah sedih “Bagaimana dia bisa berpikiran seperti itu”
“Karena kau bisa menyimpan banyak uang di sini…”jawab Yang Guo tak memahami perasaan kakaknya.
Yang Duo kesal, ia merebut celengan itu dan membantingnya, “Ya, aku memang mencintai uang!! So what?! Kalau aku tak mencintai uang, apa kau masih hidup sekarang?”.

Yang Guo menganga melihat reaksi kakaknya, ia heran kenapa kakaknya bisa semarah itu. Kalau memang tak menyukai hadiahnya, Yang Duo tinggal mengembalikannya pada Qi Da Ge, bukannya melemparnya seperti itu. Yang Guo akan berjongkok membereskan, namun tak jadi saat mendengar teriakan Yang Duo, “itu milikku!! Siapa yang mengijinkanmu menyentuhnya!!”.
Yang Guo makin terheran-heran, sejak kepulangannya Yang Duo selalu berteriak dan membentaknya, “Kalau tahu akan seperti ini aku lebih baik tak pulang”.
Mendengar itu Yang Duo tambah emosi, “ide yang bagus, Jangan pulang!!..”, Yang Duo bahkan mendorong Yang Guo keluar dari rumah. “Pergi temui Qi Da Ge, dimanapun terserah asal kau tidak pulang!”kata Yang Duo membanting pintu.
Yang Duo merengek meminta maaf dan di bukakan pintu. Yang Duo tak bergeming, ia di dalam menangis menatap pecahan celengan.
Sementara itu Yu Ping pulang ke rumahnya yang sepi. Matanya menangkap berita soal Hui Fan yang belajar memasak demi kekasihnya, dengan kesal di baliknya majalah itu. Tak berapa lama seseorang membuka pintunya, Hui Fan datang!
Yu Ping terlihat tak senang melihat Hui Fan, sementara Hui Fan dengan santai memberi tahu ia membawakan leci buah kesukaannya Yu Ping.
Yu Ping menatap tajam Hui Fan, “Kembalikan kunciku!”.
Untuk meredakan Yu Ping, Hui Fan mengaku salah, ia berjanji akan memperbaiki sikapnya. Yu Ping menegaskan mereka telah lama putus, sementara Hui Fan masih memegang kunci rumahnya, ia minta Hui Fan segera mengembalikannya. Hui Fan tetep keukeuh, ia ingin mereka kembali seperti dulu.
“Tak apa jika kau tak mau mengembalikan kunciku. Aku hanya harus mengganti kunciku saja” wkwkwk, seneng aku denger kata-kata ini.
“Hui Fan, jika suatu hari nanti aku mempunyai pacar, kau takkan mau datang membuka pintu dan melihatku sedang bersama wanita lain”tambah Yu Ping lagi.
Kata-kata ini ngena, tapi Hui Fan belum mau mengembalikan kuncinya, ia segera mengambil tasnya dan keluar. Ia pun diam-diam menangis di depan pintu Yu Ping. Di tengah kesedihannya, Hui Fan menelpon seseorang.
Di dalam, Yu Ping merasa bersalah, ia masih berdiri di tempatnya tadi menghela nafas panjang, “Aku juga tak mau seperti ini”.
Yang Guo masih di depan pintu rumahnya di kerubungi nyamuk dan kebelet pipis. Sudah satu jam ia menunggu marahnya Yang Duo yang tak kunjung reda, padahal biasanya Yang Duo tak pernah marah lebih dari 10 menit. Di kamar, Yang Duo bukannya tak mendengar rengekan Yang Guo, ia membasahi bantalnya dengan air mata. Yang Guo mulai tak tahan, ia akhirnya menelpon ponsel Ke Zhong yang ternyata tak aktif. Yang Guo terpaksa mengirim voice mail.
Yang Guo menaruh harapan pada Ying Ling, yang sayangnya sedang dalam perjalanan ke luar kota.
Yang Guo lalu ingat Ke Zhong tadi mengatakan akan ke kantor dulu, ia segera ke sana berharap Ke Zhong masih ada. Tanpa sepeser uang di tangan, Yang Guo berjalan kaki ke kantor Ke Zhong. Malam itu apes bagi Yang Guo, karena pintu kantor Ke Zhong juga tertutup rapat.
Di tengah kebingungannya, Yang Guo ingat Yu Ping. Yu Ping tentu saja bersedia menjemput Yang Guo, sayangnya belum sempat mengatakan ia ada dimana ponselnya mati!!

Gagal menelpon Yang Guo lagi, Yu Ping bergegas membawa mobilnya. Ia mencari ke apartemen Ke Zhong, namun Ke Zhong ataupun jejak Yang Guo tak ada. Instingnya membawanya ke kantor Ke Zhong, terlihat Yang Guo duduk di atas rumput taman.
Yang Guo melompat bangun dengan gembira, ia menghampiri mobil Yu Ping, “Bagaimana kau bisa tahu aku ada di sini?”.
Yu Ping keluar dari mobil dan membanting pintunya dengan keras, Yang Guo sampai kaget melihat tampang Yu Ping yang kesal.
“Kau bodoh!!” Yu Ping mengucek kepala Yang Guo dengan kasar, “Di sini sendirian, tak memikirkan bahaya”.
Yang Guo tersenyum, “Untungnya kau datang, jika tidak maka aku harus tidur disini semalaman… terima kasih”. Melihat Yu Ping masih kesal, Yang Guo mencoba mencairkan dengan minta tos, tapi di cuekin Yu Ping. Mati gaya, Yang Guo akhirnya minta buru-buru ke rumah Yu Ping.
Hampir semalaman di luar, Yang Guo mulai meler, secangkir teh hangat sedikit mengusir rasa dinginnya. Yu Ping menutupi tubuh Yang Guo dengan cardigannya.
“Kakakmu keterlaluan, bisa-bisanya ia mengusirmu malam-malam begini, apa ia tak mengkhawatirkanmu?”.
“Entahlah.. dulu pernah ia mengusirku saat marah, tapi hanya sebentar. Kali ini sangat aneh, aku bahkan tak tahu apa yang membuatnya marah. Sesaat setelah Qi Da Ge mengantarku ia mulai memanas”.
Dalam diamnya, Yu Ping mencerna cerita Yang Guo. Ia ingat dengan jelas ekspresi Yang Duo saat menghentikan mobilnya hanya untuk menanyakan apa benar Ke Zhong berkencan dengan Yang Guo.
“Sepertinya aku tahu kenapa kakakmu marah”.
“Kau tahu?... kenapa?”.
Yu Ping memberi alasan yang berbeda dengan yang dipikirkannya, menurutnya kekesalan Yang Duo karena ia telah mengambil semua tabungannya demi membayar hutang ayah mereka.
“Kakakku? Bagaimana mungkin?”Yang Guo terheran-heran.
“Yah… nona Yang mungkin berlidah tajam, tapi hatinya sangat lembut. Di hatinya, ia perduli pada ayahmu. Jangan salah memahaminya”.
“Aku bodoh! Bodoh!! Hari ini aku memberinya hadiah celengan. Ia pasti mengira kami berpikir ia cinta mati pada uang. Padahal ia banyak berkorban untuk keluarga. Jika aku di posisinya, aku pasti akan marah juga.” Yang Guo memukul-mukul kepalanya.
“Berhenti memukul kepalamu sendiri” Yu Ping menahan tangan Yang Guo, tanpa sadar agak lama ia tidak melepaskan tangan Yang Guo, sampai akhirnya mereka berdua kikuk. Yu Ping kabur dari situasi dengan menawarkan tambahan teh.
Ternyata Ke Zhong tak ada dimanapun karena Hui Fan. Malam itu ia menemani Hui Fan yang bersedih. Ke Zhong menyarankan agar Hui Fan menyerah namun Hui Fan menolak.
“Aku tak mau!! Aku bahkan menghentikan pekerjaanku demi dia! … aku sudah melakukan banyak hal, tapi aku tetap tak ada artinya baginya.. kenapa?”.
“Karena Yu Ping tak mau kembali”.
“Aku tak mau mendengarnya… tak mau!!” Hui Fan mulai histeris menutup telinganya, “Ke Zhong, aku mohon jangan katakan itu lagi!!.. pesona apa yang di miliki gadis itu? Apa istimewanya hingga dalam waktu singkat ia bisa merubah hati Yu Ping?! Aku tak mengerti… aku takkan menyerah!!”
“Yang Guo, ia…. Ah! aku tak tahu bagaimana menerangkannya”.
“Ke Zhong… jangan bilang kau juga sudah jatuh cinta padanya?”.
“Hui Fan!”.
“Tak boleh!! Ke Zhong, kaulah satu-satunya milikku sekarang… takkan ku ijinkan!!.. aku tak boleh menyerah!” ckckck, Hui Fan maruk, dia mau perhatian dari Ke Zhong dan Yu Ping juga. Ke Zhong bingung menghadapi Hui Fan.
Yu Ping mengukur suhu Yang Guo lewat thermometer yang dipasang di mulut Yang Guo, ternyata suhunya 38°. Tak lama Yu Ping gantian bersin. Yang Guo buru-buru mengambil thermometer di tangan Yu Ping dan bersikeras mengukur suhu Yu Ping juga. Setelah saling serang dan tangkis (wkwk lebay) dan saling membalas kata, Yang Guo berhasil memasukkan thermo itu ke mulut Yu Ping.
Yang Guo sangat senang, ia terus menahan thermo di mulut Yu Ping. "Bukan hanya kau yang bisa perhatian, aku juga perhatian padamu" sambil tak sadar wajahnya terus mendekat. Sesaat kemudian mereka kikuk, Yang Guo buru-buru menjauh dan minta maaf karena thermo tadi bekas dari mulutnya. Wkwkwk, ini namanya “thermo kissing”.
Dan malam itupun mereka sama-sama gelisah di kamar masing-masing….
Mungkinkah ia salah paham, dan menganggapku menggodanya?’Yang Guo bertanya-tanya dalam hati.
Mungkinkah ia menyadari kalau aku menyukainya?’pikir Yu Ping.

Pagi harinya sambil mematut di depan cermin, Yu Ping ingat perkataan Yang Guo saat memaksanya memakai thermo meter… ‘bukan hanya kau yang bisa perhatian padaku.. aku juga perhatian padamu’.

Keduanya menjadi canggung saat bertemu. Yang Guo ingin segera berangkat ke kantor Ke Zhong, agar Ke Zhong bisa menemaninya ke dokter. Yu Ping menawarkan tumpangan untuk Yang Guo.
Ke Zhong mengantar Hui Fan ke rumah Yu Ping, “Kau yakin mau masuk dan menemuinya? . Kalian habis bertengkar semalam, ia pasti takkan senang bertemu denganmu”. Ke Zhong mencoba memberi saran agar Hui Fan memberi waktu pada Yu Ping.
“Tak apa, aku ingin ia lihat keteguhan dan kebulatan tekadku”. Hui Fan keluar dari mobil, ia menyarankan Ke Zhong pulang dan beristirahat. Sepertinya ia tak ingin Ke Zhong ikut masuk??.
“Tak apa, aku akan pergi setelah melihatmu masuk"jawab Ke Zhong sambil tersenyum.
Tak lama... terlihat Yu Ping keluar, disusul Yang Guo. Yang Guo terpaku melihat Hui Fan dan Ke Zhong melihat ke arahnya.
Mereka pun berkumpul berempat. Hui Fan dengan semangat mengeluarkan barang bawaannya dan menyiapkan sarapan. “Aku tak tahu akan ada banyak orang … entah makanan ini cukup atau tidak…”
“Kalau tak cukup, ada susu dan telur di kulkas. aku melihatnya semalam.” Yang Guo mencoba memberi saran.
Hui Fan terpaku, “Jadi kau disini sejak semalam?”.
“Ya” jawab Yang Guo yakin, tiba-tiba ia sadar ucapannya tadi membuat salah faham, “karena semalam…itu… aku dan kakakku…”.
“Semalam ia dan kakaknya bertengkar dan ia di usir”Yu Ping membantu menjelaskan, “ia menelpon Ke Zhong tapi Ke Zhong tak mengangkat. Tak ada pilihan selain bermalam di sini.”
Khawatir Ke Zhong marah, Yang Guo memberi tahu ia meninggalkan voicemail semalam. Ke Zhong memeriksa ponselnya dan baru sadar ponselnya mati.
Hui Fan mencoba mencairkan suasana dengan menyarankankan sarapan, ia menolak bantuan Yang Guo yang ingin membantu. Hui Fan mencoba menunjukkan kalau ia adalah nyonya rumah.

“Yang Guo, kau tak ingin bilang pada Ke Zhong kalau kau demam?”kata Yu Ping saat mereka berkumpul menunggu Hui Fan menyiapkan sarapan.
“Kau demam? Saat kuantar pulang kau baik-baik saja. Bagaimana kau tiba-tiba bisa sakit?” Ke Zhong heran.
”Mungkin karena baru pulang dari perjalanan jauh” Yang Guo mencoba memberi alasan.
“Benarkah… menurutku sih karena kau terlalu berkeliaran di jalan semalaman”kata Yu ping.
“Oh.. itu juga…” Yang Guo sepertinya tak ingin Ke Zhong terlalu khawatir.
Ke Zhong merasa bersalah, “Apa serius? Aku akan mengantarmu ke dokter nanti..”
Akhirnya sarapan siap. Hui Fan sengaja mengatur tempat duduknya di antara Yu Ping dan Ke Zhong. Sementara Yang Guo disebelah kiri Yu Ping. Yu Ping setengah membentak menyuruh Yang Guo yang duduk diantara kursinya dan Ke Zhong, tapi Yang Guo merasa tak enak pada Hui Fan. Ia memilih duduk di tempat yang disediakan Hui Fan. Sementara akhirnya Hui Fan juga mencari tempat duduk baru, di seberang Yu Ping. Yang Guo mencoba mencairkan suasana dengan memuji makanan yang enak.
Setelah acara sarapan yang canggung, Yang Guo berada dalam mobil Ke Zhong. Ia mencoba menjelaskan meminta pertolongan Yu Ping adalah pilihan terakhir. Melihat Ke Zhong diam saja, Yang Guo mengira Ke Zhong marah.
Ke Zhong mengaku tak marah, ia malah bersyukur Yu Ping bisa membantu Yang Guo. Ia juga mengaku Yu Ping menceramahinya karena membuat Yu Ping harus menjaga pacar Ke Zhong.
Sebenarnya Yang Guo ingin Ke Zhong menceritakan padanya bagaimana sepagi itu Ke Zhong bisa bersama Hui Fan. Bahkan Yang Guo menemukan selembar rambut panjang di jok mobil. Jelas itu bukan rambutnya……………jadi inget lagu dangdut “rambut… rambut siapa ini….kasiih...” Wkwkwkwk.
Sementara itu di rumah Yu Ping, Hui Fan sedang membereskan meja bekas sarapan. Yu Ping yang bisa menebak Ke Zhong kemana semalam langsung berkata, “Bisakah aku memintamu agar kau tak selalu menemui Ke Zhong untuk mengadu? Kau tahu pasti bahwa Ke Zhong menyukaimu. Tapi saat ini ia adalah kekasih Yang Guo, tidakkah kau berpikir kau sedang menyakiti mereka?”.
Hui Fan kesal, ia mulai menjawab dengan teriakan, “Pengacara Xiang! yang jadi permasalahan sekarang justru kenapa kau membawa pulang pacar sahabatmu di tengah malam?!”.
Yu Ping membalas tak kalah galak. “Kenapa aku harus menjemputnya di tengah malam? Kau pasti lebih tahu!! aku tak mau bertanya kemana Ke Zhong semalaman di hadapan banyak orang!......aku sudah mengatakan apa yang harus ku katakan. Kau mendengarkan atau tidak itu terserah.” Sebelum pergi Yu Ping memberitahu Hui Fan akan menyuruh orang untuk mengganti kuncinya siang nanti. Hui Fan dengan kesal mengembalikan kunci rumah Yu Ping dan pergi. Akhirnya......

Yu Ping datang ke kantornya dan tak menemukan Yang Duo. Para bawahannya memberitahu kalau Yang Duo minta cuti sehari, hal yang selama ini tak pernah dilakukannya bahkan saat sedang sakit parah dan beresiko menularkannya pada teman-temannya..
Setelah gagal menelpon Yang Duo, Yu Ping mendatangi rumahnya. Yu Ping mulai memanggil Yang Duo, ia mengatakan tak mengijinkan cuti Yang Duo, ia juga mengancam jika dalam tiga menit Yang Duo tak keluar maka akan di hitung bolos kerja. Bolos kerja satu hari berarti potong gaji 3 hari.
Cara yang efektif untuk menyuruh Yang Duo keluar, wkwkwk.
Yang Duo menanyakan maksud kedatangan Yu Ping.
“Melihat betapa bengkaknya matamu, kau pasti sangat sedih”.
“Apa? Aku tidak....aku hanya kena infeksi mata.” Yang Duo mencoba menghindar.
“Kau masih saja keras kepala… aku mengerti permasalahanmu, kau sedih karena Yang Guo dan Ke Zhong kan?”pertanyaan Yu Ping mengagetkan Yang Duo..

....Have a GreAt Day Fams...

From Ai Rf @pelangidrama.net WiTh LoVe.

BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA



0 comments:

Post a Comment


Friend Link List