Do you like this story?
Mama Ke Zhong,“Nona Yang Guo, aku benar-benar tidak menyukaimu, melihat gaya rambutmu, gaya berpakaianmu, pokoknya penampilanmu semuanya tidak ada yang aku suka"berondong nya.
“Tapi aku bisa apa. Demi Khe Zhong aku akan menghargainya dan tentu saja membantunya”.
Dan ternyata Yang Guo punya firasat buruk. Kalau mamanya Khe Zhong ngusilin Yang Guo dengan bergaya seperti ular kobra yang mau nerkam dia. Wkwkwk
“Demi menghindari anakku ditertawakan di depan orang lain, aku harus merubahmu. Setelah itu, baru kau akan cocok dengan anakku”
Kembali ke dunia hayalan ala Yang Guo.
Di dalam hayalannya ini, Yang Guo mindahin kacang hijau sama kacang merah satu-satu pake sumpit. Seperti biasa, Yang Guo mana mau. Jadi dia mindahinnya langsung pakai tangan, wkwkwk. Tapi ketauan sama mertua. Hahahaha, kasian kasian kasian.
Tapi, gak berhenti sampai disitu, Yang Guo dapet tugas lagi. Ngepel lantai, tapi pakai kain. Dan seperti biasa, mama Ke Zhong ngerjain Yang Guo again! Dia muntahin minumannya ke lantai. -Ih mami Ke Zhong kayak ibu tiri-
“Dan, rencana perubahan kita akan kita mulai sekarang!!”seru mama Ke Zhong penuh semangat.
Saatnya tertawa sepuasnya.. hahaha
Rencana yang disusun mama Khe Zhong berawal di tempat Latihan. Yang Guo disuruh telungkup trus cium lantai, khayang, aduh mian lupa itu namanya gerakan apa. Dulu jaman sekolah pernah praktekin juga. -wkwkwk, ngakak guling-guling lihat Yang Guo, kasian juga-
Yu Ping teringat akan permen yang ingin ia berikan kepada Yang Guo.
Ia melihat ada anak laki-laki di halte dan memberikan permen itu.
Tapi, tiba-tiba Yu Ping teringat Yang Guo yang suka makan permen, dan dia kembali menghampiri anak laki-laki itu lagi dan berniat ingin mengambilnya lagi. -wkwkwk, barang yang sudah diberi tidak boleh di minta lagi akang-
Ternyata anak itu juga menolak mengembalikannya kepada Yu Ping. Dan Yuping ngajak barter pake uang aja, tapi tetep gak mau. –wkwkwk-
Disaat itu, Yu Ping melihat tuan Yang dan mengajak Yu Ping untuk berbincang sebentar.
“Aku ingin mengembalikan uangmu, memang tidak terlalu banyak. Tapi aku akan melakukan yang terbaik”ungkap tuan Yang.
“Tapi….”
“Itu uang hasil kerja kerasku sendiri. Aku tidak menipu orang lagi”.
“Sebaiknya uang ini kau berikan pada nona Yang saja".
“Tapi dia tidak mau bertemu denganku, baru berbicara sedikit saja dia sudah marah-marah. Terima kasih karena sudah banyak membantuku”.
“Ya, aku harus kembali ke kantor lagi. Semangat”seru Yu Ping.
“Hmm, orang yang sangat pintar, semangat dan hebat. Tapi aku heran, kenapa dia menyukai permen melebihi Yang Guo” –wkwkwk-
Lokasi berpindah ke Kantor Yu Ping.
“Nona Yang”panggil Yu Ping. Yang Duo sangat senang akan kedatangan bosnya.
“Bos, kau sudah kembali”.
“Apa yang kau lakukan? Jangan bilang padaku kalau kau sekarang bekerja membersihkan toilet”ungkap Yu Ping.
“Ah, ini karena cleaning service itu sangat malas. Tidak melakukan pekerjaannya, Dia sungguh keterlaluan, beberapa hari yang lalu aku memergokinya mencuri tisu satu plastik. Aku sungguh tidak tahan. Aku suruh dia pergi baru nanti katakan padamu” –huahaha, itu sikat toilet ditunjuk-tunjuk ke muka Yu Ping-
“Tapi, kau tidak perlu melakukannya”ujar Yu Ping sambil memberikan Yang Duo permen.
Yang Duo terlihat malu-malu, “Ah, tidak apa-apa bos. Aku menganggapnya seperti sedang olahraga saja”.
Yang Duo tersadar akan sesuatu, “Ah. Bos, bagaimana kalau kau menambahkan ini sebagai pekerjaan baru, nanti aku yang atur”.
Yu Ping tidak mengindahkan ucapan Yang Duo, “Tadi aku bertemu dengan ayahmu”.
“Hah? Ayahku? Apa yang ia lakukan disini, apa buat masalah lagi?”tanya Yang Duo khawatir.
“Tidak. Dia datang untuk mengembalikan uang padaku. Dan dia juga mengatakan akan mencicilnya tiap bulan”jelas Yu Ping.
Yang Duo masih belum percaya, “Bagaimana mungkin”.
“Miss Yang, aku lihat ayahmu tulus, dia mencoba melakukan yang terbaik untuk kalian. Kenapa tidak memberikannya kesempatan?”
“Kesempatan? Katakan padanya kenapa dia tidak membeli monopoli saja, jadi dia bisa punya kesempatan yang dia inginkan”kata Yang Duo kesal sambil pergi meninggalkan Yu Ping.
Malam hari di kediaman keluarga Ke Zong.
“Nona Yang, kenapa kau pulang terlambat? Tuan muda dan nyonya sudah menunggumu untuk makan malam”
“Benarkah?”
“Ya, ayo!” ajak pelayan tersebut. “Aku pikir, untuk ke depan aku akan menyuruh orang untuk pergi bersamamu jika kau ingin keluar”jelasnya.
“Ah, tidak perlu”.
“Ayo cepat makan, makanan ini tidak enak dimakan jika sudah dingin”ajak mama Ke Zhong
“Aku tunggu Yang Guo pulang dulu baru akan makan”.
Maminya Ke Zhong kesal bukan main. -sabar ahjuma-
“Nyonya, nona Yang sudah pulang”seru pelayan.
“Maaf, karena aku pulang terlambat”ucap Yang Guo.
“Tidak masalah, kita baru saja mau makan malam”balas Ke Zhong.
“Ngomong-ngomong, apa kau sudah membeli sesuatu untuk kakakmu?”
“Ah, aku belum menemukan yang ku suka. Jadi lain kali akan aku cari lagi”
“Ya, itu tidak masalah, karena kau juga belum terlalu mengenali daerah disini. Aku akan mengajakmu belanja jika aku tidak sibuk”.
-sekilas info, itu kasian bener mamanya Ke Zhong gak diopeni. Seakan dunia cuma milik berdua. Hahaha-
Ke Zhong meletakkan makanan dipiring Yang Guo, “Ini, makan”.
“Hmm, aku sungguh lapar”ungkap Yang Guo.
Ternyata nasib buruk menimpa Yang Guo, MKZ (Mama Ke Zhong) ngasih peringatan ke Yang Guo dengan cara berdehem. Ayo Yang Guo, inget harus diet, wwkwkwk.
“Oh, aku sebenarnya tidak lapar. Qi Da Ge, bibi kalian lanjutkan saja”.
“Kenapa kau mempermasalahkan itu?”.
“Ah, itu karena tadi aku sudah makan cukup banyak. Dan aku juga sudah kelihatan sedikit gemuk. Jadi harus menurunkan berat badan..."
Ke Zhong sepertinya menyadari sesuatu, "Aku rasa tidak perlu"potong Ke Zhong.
"Tentu saja itu penting, aku mencoba untuk menjadi lebih baik lagi. Hmm, kalian bisa lanjutkan makan malamnya"kata Yang Guo sambil beranjak dari kursinya.
Sementara itu dirumahnya Yang Duo sedang menyusun kalimat yang akan dia ucapkan nanti di telepon dengan Ke Zhong. Dan ternyata ia berhasil, karena sangat lancar dan hanya memakan waktu 22 detik saja. Dan dengan pedenya Yang Duo langsung menelepon Ke Zhong.
"Halo"sapa Ke Zhong.
"Ha ha ha halo.." balas Yang Duo terbata-bata -gugup nih sih Yang Duo-
"Ah, aku baik-baik saja, apa kabar? maksudku adikku baik-baik saja kan?"
"Tenang saja. Akan aku sambungkan teleponnya"
"Ah, tidak perlu, Biaya telepon sangat mahal aku tidak ingin menghabiskan uangmu. Aku ingin bertanya, kapan kalian kembali?"
"Beberapa hari lagi"balas Ke Zhong.
"Yang Duo, ada hal yang ingin aku sampaikan padamu. Dan lagi kau adalah kakaknya"
Terdengar suara bel berbunyi, suaranya sangat keras sehingga Yang Duo tidak begitu jelas mendengar suaranya.
"Maaf Xi Da Ge, bisa keraskan suaramu? Aku tidak bisa mendengarnya"
"Aku dan Yang Guo sudah....."ucapan Ke Zhong terputus karena dia juga mendengar suara bel berbunyi.
"Ah, sebaiknya kita bicarakan nanti saja setelah kalian kembali. Ok!"
"Bye"
"Ah, benar-benar cari mati ya"ucap Yang Duo kesal sambil melangkah menuju pintu. Ternyata orang itu adalah ayah Yang Duo. Karena masih kesal dengan ayahnya dia pun menutup kembali pintunya.
"Yang Duo, jangan tutup pintunya. Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu".
"Sampai sekarang hal yang ingin aku dengar darimu hanya ucapan selamat tinggal".
"Yang kau ucapkan memang benar, aku kemari ingin memberitahukan padamu kalau aku sudah dapat pekerjaan. Jadi dalam waktu yang cukup lama kau tidak akan pernah melihatku lagi".
Yang Duo sedikit terkejut, dan dia pun membiarkan pintunya terbuka.
"Aku tahu, di dalam hatimu masih ada aku"kata tuan Yang senang.
"Jangan sok. Di samping itu, kau jangan datang kemari kalau kau terus membohongi orang lagi, aku tidak akan percaya pada mu lagi"
"Tidak. Lihat ini, aku benar-benar sudah menandatangani kontrak perjanjian dengan perusahaan itu. Maafkan ayah karena sudah membuat kalian susah. Kalian harus jaga diri baik-baik".
"Sudah, cukup. Jangan teruskan lagi"potong Yang Duo.
"Ini, kalian harus terima ini. Mungkin ini bisa jadi yang terakhir kalinya aku membantu kalian. Aku tahu kalian sangat susah selama ini".
"Aku sudah tidak percaya lagi padamu"ucap Yang Duo.
"Sungguh, ini yang terakhir kalinya, kau harus terima ini"pinta tuan Yang.
Yang Duo pun menerimanya.
“Tapi aku bisa apa. Demi Khe Zhong aku akan menghargainya dan tentu saja membantunya”.
Dan ternyata Yang Guo punya firasat buruk. Kalau mamanya Khe Zhong ngusilin Yang Guo dengan bergaya seperti ular kobra yang mau nerkam dia. Wkwkwk
“Demi menghindari anakku ditertawakan di depan orang lain, aku harus merubahmu. Setelah itu, baru kau akan cocok dengan anakku”
Kembali ke dunia hayalan ala Yang Guo.
Di dalam hayalannya ini, Yang Guo mindahin kacang hijau sama kacang merah satu-satu pake sumpit. Seperti biasa, Yang Guo mana mau. Jadi dia mindahinnya langsung pakai tangan, wkwkwk. Tapi ketauan sama mertua. Hahahaha, kasian kasian kasian.
Tapi, gak berhenti sampai disitu, Yang Guo dapet tugas lagi. Ngepel lantai, tapi pakai kain. Dan seperti biasa, mama Ke Zhong ngerjain Yang Guo again! Dia muntahin minumannya ke lantai. -Ih mami Ke Zhong kayak ibu tiri-
“Dan, rencana perubahan kita akan kita mulai sekarang!!”seru mama Ke Zhong penuh semangat.
Saatnya tertawa sepuasnya.. hahaha
Rencana yang disusun mama Khe Zhong berawal di tempat Latihan. Yang Guo disuruh telungkup trus cium lantai, khayang, aduh mian lupa itu namanya gerakan apa. Dulu jaman sekolah pernah praktekin juga. -wkwkwk, ngakak guling-guling lihat Yang Guo, kasian juga-
Yu Ping teringat akan permen yang ingin ia berikan kepada Yang Guo.
Ia melihat ada anak laki-laki di halte dan memberikan permen itu.
Tapi, tiba-tiba Yu Ping teringat Yang Guo yang suka makan permen, dan dia kembali menghampiri anak laki-laki itu lagi dan berniat ingin mengambilnya lagi. -wkwkwk, barang yang sudah diberi tidak boleh di minta lagi akang-
Ternyata anak itu juga menolak mengembalikannya kepada Yu Ping. Dan Yuping ngajak barter pake uang aja, tapi tetep gak mau. –wkwkwk-
Disaat itu, Yu Ping melihat tuan Yang dan mengajak Yu Ping untuk berbincang sebentar.
“Aku ingin mengembalikan uangmu, memang tidak terlalu banyak. Tapi aku akan melakukan yang terbaik”ungkap tuan Yang.
“Tapi….”
“Itu uang hasil kerja kerasku sendiri. Aku tidak menipu orang lagi”.
“Sebaiknya uang ini kau berikan pada nona Yang saja".
“Tapi dia tidak mau bertemu denganku, baru berbicara sedikit saja dia sudah marah-marah. Terima kasih karena sudah banyak membantuku”.
“Ya, aku harus kembali ke kantor lagi. Semangat”seru Yu Ping.
“Hmm, orang yang sangat pintar, semangat dan hebat. Tapi aku heran, kenapa dia menyukai permen melebihi Yang Guo” –wkwkwk-
Lokasi berpindah ke Kantor Yu Ping.
“Nona Yang”panggil Yu Ping. Yang Duo sangat senang akan kedatangan bosnya.
“Bos, kau sudah kembali”.
“Apa yang kau lakukan? Jangan bilang padaku kalau kau sekarang bekerja membersihkan toilet”ungkap Yu Ping.
“Ah, ini karena cleaning service itu sangat malas. Tidak melakukan pekerjaannya, Dia sungguh keterlaluan, beberapa hari yang lalu aku memergokinya mencuri tisu satu plastik. Aku sungguh tidak tahan. Aku suruh dia pergi baru nanti katakan padamu” –huahaha, itu sikat toilet ditunjuk-tunjuk ke muka Yu Ping-
“Tapi, kau tidak perlu melakukannya”ujar Yu Ping sambil memberikan Yang Duo permen.
Yang Duo terlihat malu-malu, “Ah, tidak apa-apa bos. Aku menganggapnya seperti sedang olahraga saja”.
Yang Duo tersadar akan sesuatu, “Ah. Bos, bagaimana kalau kau menambahkan ini sebagai pekerjaan baru, nanti aku yang atur”.
Yu Ping tidak mengindahkan ucapan Yang Duo, “Tadi aku bertemu dengan ayahmu”.
“Hah? Ayahku? Apa yang ia lakukan disini, apa buat masalah lagi?”tanya Yang Duo khawatir.
“Tidak. Dia datang untuk mengembalikan uang padaku. Dan dia juga mengatakan akan mencicilnya tiap bulan”jelas Yu Ping.
Yang Duo masih belum percaya, “Bagaimana mungkin”.
“Miss Yang, aku lihat ayahmu tulus, dia mencoba melakukan yang terbaik untuk kalian. Kenapa tidak memberikannya kesempatan?”
“Kesempatan? Katakan padanya kenapa dia tidak membeli monopoli saja, jadi dia bisa punya kesempatan yang dia inginkan”kata Yang Duo kesal sambil pergi meninggalkan Yu Ping.
Malam hari di kediaman keluarga Ke Zong.
“Nona Yang, kenapa kau pulang terlambat? Tuan muda dan nyonya sudah menunggumu untuk makan malam”
“Benarkah?”
“Ya, ayo!” ajak pelayan tersebut. “Aku pikir, untuk ke depan aku akan menyuruh orang untuk pergi bersamamu jika kau ingin keluar”jelasnya.
“Ah, tidak perlu”.
“Ayo cepat makan, makanan ini tidak enak dimakan jika sudah dingin”ajak mama Ke Zhong
“Aku tunggu Yang Guo pulang dulu baru akan makan”.
Maminya Ke Zhong kesal bukan main. -sabar ahjuma-
“Nyonya, nona Yang sudah pulang”seru pelayan.
“Maaf, karena aku pulang terlambat”ucap Yang Guo.
“Tidak masalah, kita baru saja mau makan malam”balas Ke Zhong.
“Ngomong-ngomong, apa kau sudah membeli sesuatu untuk kakakmu?”
“Ah, aku belum menemukan yang ku suka. Jadi lain kali akan aku cari lagi”
“Ya, itu tidak masalah, karena kau juga belum terlalu mengenali daerah disini. Aku akan mengajakmu belanja jika aku tidak sibuk”.
-sekilas info, itu kasian bener mamanya Ke Zhong gak diopeni. Seakan dunia cuma milik berdua. Hahaha-
Ke Zhong meletakkan makanan dipiring Yang Guo, “Ini, makan”.
“Hmm, aku sungguh lapar”ungkap Yang Guo.
Ternyata nasib buruk menimpa Yang Guo, MKZ (Mama Ke Zhong) ngasih peringatan ke Yang Guo dengan cara berdehem. Ayo Yang Guo, inget harus diet, wwkwkwk.
“Oh, aku sebenarnya tidak lapar. Qi Da Ge, bibi kalian lanjutkan saja”.
“Kenapa kau mempermasalahkan itu?”.
“Ah, itu karena tadi aku sudah makan cukup banyak. Dan aku juga sudah kelihatan sedikit gemuk. Jadi harus menurunkan berat badan..."
Ke Zhong sepertinya menyadari sesuatu, "Aku rasa tidak perlu"potong Ke Zhong.
"Tentu saja itu penting, aku mencoba untuk menjadi lebih baik lagi. Hmm, kalian bisa lanjutkan makan malamnya"kata Yang Guo sambil beranjak dari kursinya.
Sementara itu dirumahnya Yang Duo sedang menyusun kalimat yang akan dia ucapkan nanti di telepon dengan Ke Zhong. Dan ternyata ia berhasil, karena sangat lancar dan hanya memakan waktu 22 detik saja. Dan dengan pedenya Yang Duo langsung menelepon Ke Zhong.
"Halo"sapa Ke Zhong.
"Ha ha ha halo.." balas Yang Duo terbata-bata -gugup nih sih Yang Duo-
"Ah, aku baik-baik saja, apa kabar? maksudku adikku baik-baik saja kan?"
"Tenang saja. Akan aku sambungkan teleponnya"
"Ah, tidak perlu, Biaya telepon sangat mahal aku tidak ingin menghabiskan uangmu. Aku ingin bertanya, kapan kalian kembali?"
"Beberapa hari lagi"balas Ke Zhong.
"Yang Duo, ada hal yang ingin aku sampaikan padamu. Dan lagi kau adalah kakaknya"
Terdengar suara bel berbunyi, suaranya sangat keras sehingga Yang Duo tidak begitu jelas mendengar suaranya.
"Maaf Xi Da Ge, bisa keraskan suaramu? Aku tidak bisa mendengarnya"
"Aku dan Yang Guo sudah....."ucapan Ke Zhong terputus karena dia juga mendengar suara bel berbunyi.
"Ah, sebaiknya kita bicarakan nanti saja setelah kalian kembali. Ok!"
"Bye"
"Ah, benar-benar cari mati ya"ucap Yang Duo kesal sambil melangkah menuju pintu. Ternyata orang itu adalah ayah Yang Duo. Karena masih kesal dengan ayahnya dia pun menutup kembali pintunya.
"Yang Duo, jangan tutup pintunya. Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu".
"Sampai sekarang hal yang ingin aku dengar darimu hanya ucapan selamat tinggal".
"Yang kau ucapkan memang benar, aku kemari ingin memberitahukan padamu kalau aku sudah dapat pekerjaan. Jadi dalam waktu yang cukup lama kau tidak akan pernah melihatku lagi".
Yang Duo sedikit terkejut, dan dia pun membiarkan pintunya terbuka.
"Aku tahu, di dalam hatimu masih ada aku"kata tuan Yang senang.
"Jangan sok. Di samping itu, kau jangan datang kemari kalau kau terus membohongi orang lagi, aku tidak akan percaya pada mu lagi"
"Tidak. Lihat ini, aku benar-benar sudah menandatangani kontrak perjanjian dengan perusahaan itu. Maafkan ayah karena sudah membuat kalian susah. Kalian harus jaga diri baik-baik".
"Sudah, cukup. Jangan teruskan lagi"potong Yang Duo.
"Ini, kalian harus terima ini. Mungkin ini bisa jadi yang terakhir kalinya aku membantu kalian. Aku tahu kalian sangat susah selama ini".
"Aku sudah tidak percaya lagi padamu"ucap Yang Duo.
"Sungguh, ini yang terakhir kalinya, kau harus terima ini"pinta tuan Yang.
Yang Duo pun menerimanya.
Sementara itu Yu Ping masih saja teringat tentang Yang Guo. Dia benar-benar tidak bisa menghapus bayangan Yang Guo dari benaknya. Karena dia sudah mulai menyukai gadis itu. Yu Ping pun memutuskan menelfon seseorang. "Halo, malam ini ada urusan yang harus aku selesaikan" Tiba-tiba Hui fan muncul, tetapi karena posisi Yu Ping membelakanginya jadi ia tidak tahu. Hui Fan "Sudah malam, istirahatlah" Yu Ping terkejut melihat kedatangan hui Fan. "kau kenapa bias masuk?" "Kau lupa, kau yang memberikan kunci rumahmu padaku. Kau bilang padaku jika pulang kerja, kau berharap bisa melihatku. Semacam kejutan." "Mari aku pijatkan untukmu. Dulu saat kau lelah aku yang selalu memijatkan untukmu. Bagaimana? Apa kau merasa nyaman?" Tanya Hui Fan Yu Ping tiba-tiba bangkit dari tempat duduknya, "Hui Fan aku sudah bilang berapa kali….." Hui Fan langsung memotong ucapan Yu Ping."Apa sudah tidak ada harapan lagi untuk kembali? Aku sudah mengatakan pada kakak kalau aku akan selalu menemanimu. Kau istirahatlah, aku pulang dulu."
Sementara itu di kediaman keluarga Qi, Yang Guo terlihat sudah tidak bisa lagi menahan rasa lapar. Ia memutuskan untuk pergi kedapur. Setibanya disana, ternyata pintunya sudah dirantai dan digembok. Dan dia pun melihat di lemari ada makanan ringan di toples. Tanpa piker panjang ia pun langsung melahapnya. Tapi tiba-tiba lampu menyala, dan tentu saja orang yang dating adalah nyonya Qi. Dia benar-benar terkejut melihat pemandangan yang ada didepan matanya.
"Kau! Kenapa bisa ada wanita sepertimu?" "Halooo…"sapa yang Guo ketakutan "Hanya satu hari saja kau tidak bias menahannya. Kau ini benar-benar selalu membuat semuanya berantakan.." Ke zhong "Ma, cukup. Kau sudah keterlaluan" "Apa? Keterlaluan? Kau mengatakan padaku kalau kau menyukainya, baiklah aku sudah penuhi keinginanmu. Aku sengaja merubahnya, berharap bisa menjadi lebih baik lagi" "Tapi aku merasa kau tidak melakukan seperti itu. Jangan sakiti Yang Guo" "Aku menyakitinya? Orang seperti dia lebih pantas dicampakkan" ucap ibunya Ke Zhong tidak terima akan ucapan ibunya, "Ma, jangan bicara seperti itu. Hidup denganmu seperti ini sangat menyusahkan." "Kau bilang apa?"Tanya ibunya tidak percaya "Ini alasanku kenapa selama ini aku tidak mau tinggal disini. Aku sungguh tidak tahan melihat sikap ibu." Jelas ke Zhong. Ibu ke Zhong benar-benar sedih mendengar perkataan anaknya. "Ayo kita pergi" ajak ke Zhong pada yang Guo.
Ke Zhong membuatkan mie instan untung Yang guo. "Terima kasih Qi Da Ge" "Kalau kau masih merasa lapar, aku akan membelikanmu sesuatu" "Ah, tidak perlu. Aku tidak ingin menyusahkanmu" "Justru kau sebenarnya, karena ibuku sudah menyusahkanmu" "Qi Da Ge, terus terang bibi berbicara sedikit tidak enak didengar. Tapi kau tadi tidak boleh berbicara seperti itu padanya. Tadi aku perhatikan bibi sangat sedih, dia sepertinya terluka. Begini saja, besok kau harus berbicara baik-baik dengannya dan juga minta maaf. Aku yakin dia akan memaafkanmu."
"Cepat makan mie nya, nanti akan dingin" ucap Ke Zhong "ya" "nanti setelah kau sudah selesai makan, segera kemasi barang-barangmu, karena besok kita akan kembali ke Taiwan" Yang Guo terkejut. "Besok? Tapi bagaimana dengan pekerjaanmu disini?" "Jangan khawatir, aku akan menyelesaikannya" "Qi Da Ge sebenarnya orang yang sangat enak diajak berbicara. Tapi dia sangat keras kepala. Tapi, justru orang yang keras kepala itulah yang sangat enak diajak ngobrol. Eh, kenapa aku memikirkannya?"
Sementara itu, setibanya dikantor Yu Ping melihat kedatangan Hui Fan. Dan para karyawannya tengah sibuk mengambil foto dengannya. "Apa perlu aku panggilkan cleaning service untuk mengambilkan foto kalian? Banyak orang yang mengatakan kalau aku ini mirip dengan Jerry Yan, kenapa kalian tidak mengambil foto denganku?" Menyadari kedatangan bosnya, merekapun bubar. "Yu Ping, kau sudah datang? Kau jangan marah begitu. Mereka sungguh perhatian padaku. Hari ini aku datang sedikit lebih pagi, jadi mereka tidak ingin membiarkan aku bosan. Dan lagi mereka juga meminta foto bersama denganku. Ah, apakah kau sudah sarapan? Lihat ini, aku sengaja membuatnya untukmu. Ambillah!" "Terima kasih" "Hmm, aku sengaja membuatnya banyak, bagaimana kalau kita makan bersama?" "Ah tidakusah. Aku masih harus kerja dan juga rapat nanti" "Ah tidak masalah, aku akan datang lagi pada saat makan siang. Bye" Ternyata Yang Duo memperhatikan mereka berdua. Dan setelah kepergian Hui Fan dia pun memutuskan ingin bertanya langsung pada bosnya. "Ya, bos. Ada masalah apa? Kenapa kau begitu dingin padanya? Kenapa kau tidak kembali saja padanya? "Kau sudah melihatnya, apakah kau tidak tau? "Ah bukan. Aku melihat beritanya dari koran" Yang Duo terus membahas hubungan Yu Ping dengan Hui Fan. Yu Ping yang sudah tidak tahan lagi mendengarnya langsung memperlihatkan wajah yang tidak senang. Melihat itu Yang Duo pun mengerti dan segera mengahirinya.
"Yang Guo" "Ya" "Apa kau sudah membereskannya semua" "Sudah" "Ayo, kita berangkat sekarang" "Lao Zang, apakah mobilnya sudah siap?" tanya Ke Zhong pada pelayannya. "Tuan..." Ternyata ibu Ke Zhong sudah ada disitu, dan Ke Zhong menyadarinya. "Baiklah, kalau begitu aku panggil taksi saja. Tolong berikan nomornya" "Tuan muda, apakah kau tidak ingin berbicara pada ibumu dulu?" "Lau Zhang, jika ia ingin pergi sudah buarkan saja" seru ibu Ke Zhong "Berikan padaku nomor telfonnya." pinta Ke zhong yang sudah tidak sabar. Tapi tiba-tiba telfon berdering. Dan ternyata itu telfon dari ayahnya. Ia pun memberikannya pada ibunya. Ibu Ke Zhong langsung marah-marah. "Akhirnya kau menelfon juga. Aku suruh kau kembali tapi kau tidak juga kembali. Datang dan lihatlah wanita yang dibawa oleh putramu. Apakah kau sudah tidak perduli lagi dengan keluargamu. Kau lebih mementingkan hal lain. Apa? Aku tidak akan menyetujui perceraian itu."
Ke Zhong juga terlihat tidak tertarik sama sekali dengan percakapan orang tuanya. Dia memutuskan akan tetap pergi. "Aku tidak akan setuju dengan perceraian itu!" teriak ibu Ke Zhong prustasi. Yang Guo yang melihatnya merasa kasihan "Jangan mencoba untuk menghalangiku" kata Ke Zhong pada Lau Zhang. "Qi Da Ge, kau tidak bisa pergi. Kita harus menyelesaikan proyek itu dulu baru kembali ke Taipei" kata Yang Guo. Dia pun langsung mengambil alih koper yang di pegang Ke Zhong dan membawanya kedalam. "Bagaimana kalau kami pergi setelah proyek itui selesai?" tanya Yang Guo pada ibu Ke Zhong.
Dikantornya Yu Ping terlihat sangat sibuk mengerjakan pekerjaaannya. Tapi ia tetap tidak bisa konsentrasi karena terbayang Yang Guo yang kelihatannya sangat menikmati berdansa dengan Ke Zhong. Tapi ia berusaha menepis semua bayangan itu, tapi tidak bisa. -Malahan kerjaannya jadi salah- "Ah, kenapa aku terus memikirkannya?" Tiba-tiba Yang Duo datang, "Ah bos, ini sudah jam 2 siang. itu..." tunjuk Yang Duo keluar. Ternyata Hui Fan menunggu Yu Ping "Ah, tidak. Dia masih menunggu juga" "Ya benar. Dan aku tidak tau harus mengatakan apa. Jadi bagaimana kalau kau saja yang mengatasinya" "Baiklah, aku akan pergi dan berbicara padanya" "Hui Fan" "Apakah kaub sudah selesai? Kau pasti sudah lapar, ayo kita pergi makan" ajak Hui Fan "Kau bisa pergi tanpa aku, karena masih ada pekerjaan yang harus kuselesaikan" "Tapi, kau tetap harus makan. Ah, tidak masalah. kau masuklah dan lanjutkan pekerjaanmu. Aku akan tetap menunggumu disini" "Baiklah, ayo kita makan. Aku akan kembali lagi nanti" "Makanan sudah siap!" kata koki restoran "Terima Kasih" "Aku ingin katakan pada kalian, harus menghabiskan semua makanan ini. kalian tidak boleh pergi sebelum menyelesaikannya, ok" "Jangan khawatir, aku juga sangat lapar dan aku akan memakannya" balas Hu Fan "Baiklah, aku hanya tidak ingin membersihkan piring-piring itu saja. Ya sudah, aku harus kembali bekerja" ucapnya ramah. "Kau tau, chef Ah Bao selalu tersenyum setiap aku melihatnya" "Cepatlah makan. bukankah kau katakan sudah lapar?" "Ah, kau tau kemarin agensi ku menelfon. Dia mengatakan aku sudah gila, sejak aku menolak bekerja dan memutuskan membeli dua atau tiga rumah nantinya." "kau merasa senang" kata Yu Ping "Tapi, itu semua karenamu, makanya aku putuskan mengakhiri semuanya. Karena jika kau senang aku juga ikut senang." "Cepatlah makan. Aku harus kembali lagi untuk rapat" "hmm, Yu Ping..." Yu Ping langsung menahan ucapan hui Fan karena ada telfon masuk. Dan ternyata telfon itu dari Yang Guo. Dia pun memutuskan untuk mengangkat telfonnya agak jauh dari Hui Fan. "Halo" "Apakah kau sibuk? Ada hal yang ingin aku tanyakan padamu" tanya Yang Guo "Aku tidak sibuk, jangan khawatir. Karena biaya telfon sangat mahal, jadi aku saja yang menghubungimu, bye." "Maaf, sudah merepotkanmu. Itu, paman dan bibi sedang bertengkar, dan aku rasa itu semua karena aku. Tapi aku tidak tau harus bagaimana. Dan Qi Da Ge katakan padaku untuk tidak memikirkannya" "Ke Zhong benar. Mereka sudah lama berpisah, jadi jangan pikirkan kalu ini semua adalah karena kesalahanmu. karena ini semua tidak ada hubungannya denganmu" jelas Yu Ping "Tapi, bibi sangat kasihan. Dia terlihat kuat diluar, tapi sebenarnya sangat kesepian" "Dan siapa yang mencemaskanmu. Kau harus meletakkan rasa simpatimu dengan benar, oke. Kau baru saja pacaran dengan Ke Zhong, jadi jangan terlalu ikut campur dengan masalah yang ada di keluarganya." "Tapi..." "Tidak ada tapi-tapi" teriak Yu Ping "Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu. Sudahlah, buat orang khawatir saja. Kalau kau ada masalah, ceritakan saja padaku, aku pasti akan membantumu. Dan jangan asal berpikir lagi, oke bye" Hui Fan merasa Yu Ping menyembunyikan sesuatu padanya. Terlihat sekali dia tidak ingin Hui Fan mendengar pembicaraanya ditelfon. Yu Ping pun kembali ke mejanya dan melanjutkan makan siangnya. "Makanannya sudah dingin, aku akan meminta mereka menghangatkannya lagi." kata Hui Fan sambil membawanya pergi." Malam harinya Ke Zhong Dan Yang Guo tengah membahas masalah proyek mereka yang belum selesai. "Dalam proyek ini, mereka mengiginkan hasil yang bagus dan terlihat menyatu dengan alam. Kau dapat melihatnya, aku mengurangi bagian yang tidak perlu. Agar sirkulasi udara dan cahayanya dapat mengelilingi seluruh ruangan. Dan membuatnya agar dapat melihat halaman disetiap sudut yang ada didalam. Dan ini adalah denahnya, kau dapat melihat perbedaanya kan? Akan ku perbesar untukmu" ucap Ke Zhong panjang lebar. "Aku rasa bibi pasti masih sedih, barangkali jika Qi Da Ge mengatakan sesuatu padanya aku rasa keadaan akan menjadi lebih baik" kata Yang Guo dalam hati Karena merasa tidak ada jawaban Ke Zhong pun melihat kearah Yang Guo. Ia sadar sepertinya Yang Guo sedang melamun. "Yang Guo.." "Ya.." "Apakah terlihat ada perbedaan diantara dua denah/rancangan ini?" "Ah, yang ini terlihat lebih banyak tandanya dibandingkan yang satunya" jawab Yang Guo ngasal Mendengar itu, Ke Zhong pun jadi ikut tertawa "Apa kau sudah memilih nama-nama dan membandingkankan dengan angka-angka yang sudah diatur?" tanya Ke Zhong. "Hey, jika kau tidak fokus itu semua sia-sia saja, kau tahu aku sungguh serius mengajarkannya padamu" lanjut Ke Zhong "Maafkan aku Qi Da Ge" Obrolan mereka terputus karena kedatangan pelayan wanita. "Tuan muda, nyonya tidak ingin makan" beritahu pelayan wanita itu "Aku tau. Kembalilah" balas Ke Zhong "Tunggu" cegah Yang Guo. Dia meminta izin pada Ke Zhong agar dia saja yang membujuk ibunya. Didalam kamarnya, nyonya Qi terlihat sedang sedih. Ia memandang foto keluarga mereka, sampai akhirnya terdengar suara Yang Guo. "Bibi, apa kau sudah tidur? Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu" seru Yang Guo "Aku sudah bersiap akan tidur, masalah penting apapun yang ingin kau bicarakan padaku sebaiknya dilanjutkan besok saja" "Oh, ayolah. Ini masih jam 9 malam terlalu cepat untuk tidur" bujuk Yang Guo "Disamping itu, kau tidak memberikan aku tugas hari ini. Kau tau Qi Da Ge mengatakan kalau tugas ini seperti pekerjaan. Ayo, mari kita melakukan latihan sekarang" ajak yang Guo "Aku benar-benar tidak pernah menyukaimu. Kau tetap masuk kedalam padahal aku sudak mengatakan kau tidak perlu masuk kemari. Aku katakan padamu kalau aku akan tidur, kau malah mengajakku melakukan latihan" kata nyonya Qi marah-marah. Nyonya Qi terus memarahi Yang Guo, tapi mendengar itu Yang Guo tetap membalasnya sambil tertawa dan tersenyum. Terang nyonya Qi makin panas. "Kau pergilah dari sini" "Bibi, kau harus makan dulu, minimal sedik saja" bujuk yang Guo lagi Nyonya Qi makin kesal, dia pun bangkit dari duduknya dan berusaha mendorong Yang Guo. -tapi karena tenaganya tidak ada jadi gak mempan, wkwkwk- Nyonya Qi pun sedikit limbung. "Bibi, kau istirahatlah aku akan mengambilkan makanan untukmu" "Tidak perlu kau keluarlah" tolaknya "Baiklah, kau istirahatlah" Yang Guo menghampiri Ke Zhong. Melihat itu, Ke Zhong sudah tau kalau ibunya pasti tidak memperdulikan Yang Guo. "Aku sudah katakan padamu semua itu sia-sia saja. Tapi kau tetap saja naik keatas menemuinya" "Qi Da Ge, demi menjadi pasangan yang sesuai untukmu, aku akan selalu berjuang sampai akhir. Kau tau, bibi tadi mengatakan kalau aku ini sangat beruntung bisa mendapatkan pria sepertimu. Dan aku rasa aku harus melakukan sesuatu agar bibi tidak terlihat sedih lagi" "Jangan membuang waktumu untuk melakukan hal itu" "Qi Da Ge, bibi sangat menyayangimu" "Ya sudah, aku harus menyelesaikan proyek ini diruanganku"
Yu Ping terlihat gelisah, ia masih saja memikirkan sesuatu. Akhirnya dia memutuskan untuk mengirimkannya sms saja. Yang Guo mendapat pesan masuk. Ternyata dari Yu Ping. "Apa kau baik-baik saja?" Yang Guo pun langsung membalasnya. Yu Ping benar-benar tidak sabar menunggu balasan sms dari Yang Guo. dan dia putuskan untuk menghubunginya saja. "Hallo.." "Jangan berdebat dengan ku saat ini. Aku sengaja membayar mahal untuk bisa menghubungimu, dengar tidak?" berondong Yu Ping "Aku sungguh tidak suka menulis pesan dan menunggu balasannya. Karena kau ini sangat lambat jika mengetik pesan" "Kakakku juga selalu tertawa jika melihatnya, Tapi terima kasih, karena kau sudah menasehatiku, sebenarnya sama sekali tidak ada niat untuk menyusahkanmu" Obrolanpun terus berlanjut, dan mereka berdua kelihatan sangat menikmatinya. "Kau, jika ada masalah segera hubungi aku." "Baiklah" "Malam"
Pagi hari dikediaman keluarga Qi, ibu Qi Da Ge akhirnya memutuskan untuk menyetujui hubungan putranya dengan Yang Guo. Dia sadar tidak ada gunanya menahan-nahan sebuah hubungan apalagi ini untuk kebahagiaan putranya sendiri. "Kau gadis yang kuat, pertama kali bertemu aku langsung menilaimu seorang gadis bodoh dan tidak memiliki kelebihan sama sekali untuk dibanggakan. Aku juga menyebutkan satu per satu kekuranganmu pada Yu Ping. Tapi dia mengatakan padaku 'Kau sudah mendapatkan gadis yang baik pada saat pertama kali kau bertemu dengannya'" Yang Guo sangat kagum mendengarkan ucapan bibi Qi. "Wah, apakah dia mengatakan aku seperti itu" katanya terharu Ke Zhong terlihat cemburu, dia pun langsung menggenggam tangan Yang Guo. "Ke Zhong, dia gadis yang baik. Kau harus menjaganya." "Ya" "Baiklah, ayo makan"
Saking senangnya, Yang Guo tidak mengingat bagaimana cara yang benar memakan makanan dimeja makan. Melihat itu ibu Ke Zhong jadi marah lagi. "Tidak bisakah kau menunjukkan kebiasaan yang baik saat makan. Kau melakukan seperti itu kelihatan sungguh menakutkan. Kau seharusnya memakannya seperti ini, sedikit demi sedikit. Terlihat lebih elegan dan baik" kata ibu ke Zhong mengajarinya "Tapi, mulut akan susakh mengunyahnya makanan seperti itu" kata yang Guo dengan polos "Kelihatannya aku harus melakukan perubahan padamu. Baiklah sebentar lagi kita akan pergi. Aku akan mengajakmu kekelas yang berbeda dari yang lain. Dan sesampainya disana kau akan diajarkan melukis, memasak dan cara merangkai bunga. Ayo kita harus pergi sekarang" kata ibu Ke Zhong semangat sambil menarik Yang guo dari meja makan. "Qi Da Ge, bawa aku kembali ke Taipei" kata Yang Guo seraya meminta tolong padanya. -wkwkwk, Qi Da Ge aja sampai ketawa liatnya-
Lokasi beralih ke kantor pengacara Yu Ping. Hui Fan datang sambil membawa rangkaian bunga. Yang Duo melihatnya dan langsung menccegahnya untuk masuk. "Maaf nona Ding, tapi bos kami sedang tidak ada disini" "Tidak masalah, aku akan menunggunya disini" "Tapi, tadi dia sudah berpesan..." "Aku hanya ingin meletakkan bunga ini di vas bunga, apakah tidak bisa?" "Ah, tentu saja. Silahkan masuk." ujar Yang Duo serba salah "Terima kasih" Sesampainya di ruangan Yu Ping, Hui Fan melihat ada benda seperti krstal/jimat (kalau gak salah itu dari yang Guo). Dia heran kenapa Yu Ping memiliki benda seperti ini, karena ia tahu Yu Ping sama sekali tidak tertarik dengan hal-hal seperti ini. kedatangan Yang Duo langsung memutuskan pikiran Hui Fan. "Eh? Nona Ding apa kau juga suka memilih-milih barang." "Ah, tidak. Aku hanya ingin tau saja" "Apakah kau tidak tau? Kristal ini sungguh memiliki kekuatan. Di sebuah permainan jika kehidupan romantismu tidak ada atau jika kehidupan rumah tangga mu sedang ada masalah atau jika kau tidak dapat bertemu dengan teman kencanmu atau jika kau telah kehilangan seseorang dalam waktu yang cukup lama" "Jika kau meletakkan kristal pink ini diposisi ini maka aku berani jamin kehidupan romantis akan datang padamu" "Tapi, aku yakin orang secantik dan sepopuler nona Ding tidak memerluka kristal seperti ini. Hey, aku harap ucapanku tadi tidak mengganggu pikiranmu. tapi kami semua disini mengetahui mengenai hubunganmu dengan pengacara Xiang. Tapi jika kau ingin memiliki kekuatan dan dapat membantumu menyelesaikan masalah, kau jangan terlalu bekerja keras, ok" "Ayahkulah yang meletakkan benda ini disini. Dia mengetahui segala hal tentang Feng Shui. Jika kau punya masalah, aku akan memperkenalkanmu padanya. Ah, benar. Ayahku juga menyebutkan jika kau ingin memesan kristal ini kau harus memesannya terlebih dahulu. Jika kau membutuhkan sesuatu, kau bisa menghubungiku" -aigoo, Yang Duo ini hobi bener ngomong panjang lebar, aku sampai capek dibuatnya, gak tau deh ini ketikan kayaknya ngaco. wkwkwk*abaikan*- Tiba-tiba seorang karyawan datang memanggil Yang Duo, "Nona Yang, Aku ingin mengambil persekot" "Ah, baiklah ayo masuk" tapi baru melangkah sebentar ia langsung balik lagi. "Ah, nona Ding, kau harus ingat jika kau membutuhkan seorang teman, ingin mengatakan sesuatu kau bisa menghubungiku" katanya semangat 45. Hui Fan pun meletakkan keristal itu ketempat semula. Ternyata dibawah alasnya ada sebuah kertas. Hui Fan pun membacanya, setelah itu ia langsung meremas kertas itu. Tanpa diduga Yu Ping muncul di kantor, ia pun melihat Hui Fan yang tengah berada diruangannya. "Kau sudah kembali. Apa kau lelah?" sapa Hui fan "Aku ada rapat sepanjang hari ini, jadi aku tidak ingin ada yang menganggu" "Baiklah, aku akan pulang dan menunggumu dirumah. Aku akan memasak makan malam dan menunggu kau pulang. Jangan lupa menelfonku jika kau sudah pulang, jadi aku bisa menyediakanmu air hangat. Jadi kau bisa relax" "Tidak perlu. Aku masuh ada pekerjaan sampai larut malam" ujar Yu Ping seperti tidak perduli. -aish, kasian bener Hui Fan ini, sayang anak RF wedok semua jadi yang diburu uda pasti namja, wkwkwk- "Apa kau benar2 sibuk?" tanya Hui Fan penasaran Ternyata kesabaran Hui Fan sudah habis. Dan mereka pun bertengkar. Yu Ping sangat kesal karena barang2nya disentuh oleh Hui Fan. Karena tidak ingin memperpanjang masalah dia pun pergi meninggalkannya.
Pada saat Yu Ping menjalankan mobilnya, tiba2 Yang Duo menghalangi kepergian Yu Ping. "Bos.." "Ada apa?" "Aku ingin menanyakan satu hal padamu. Apa benar Qi Da Ge pacaran dengan adikku?" tanya Yang Duo. Ternyata tadi dia sempat mendengarkan ucapan Hui Fan pada Yu Ping tadi. "Apa Yang Guo tidak cerita padamu?" Yang Duo langsung menggelengkan kepalanya, pertanda kalau dia sam sekali memang belum mengetahui persoalan ini. "Aku yakin Yang Guo bermaksud memberitahumu saat dia kembali nanti" "Jadi itu benar?" "Ya" jawab Yu Ping kesal. "Miss yang!" panggil Yu Ping "Baiklah , tidak masalah. Terima kasih bos" Yang Duo sangat sedih begitu mengetahui kalau orang yang disukainya ternyata sudah berpacaran dengan adiknya. Dia terus berjalan di jalan raya tanpa memperhatikan disekelilingnya begitu banyak kendaraan berlalu lalang. Sampai mau ditabrak saja pun, Yang Duo tetap tidak bergeming sedikitpun. -Patah hati.com- Tentu saja ini membuat para pengendara marah dan memberikan sumpah serapah kepada Yang Duo. Dia pun tidak terima dan kembali memarahi paman tersebut. Sementara itu di bandara, sudah terlihat kedatangan Ke Zhong dan Yang Guo di Taipei. Yang Guo sangat senang. Karena itu berarti dia sudah terlepas dari semua perubahan yang di berikan oleh ibu Ke Zhong. dan lagi dia juga sudah sangat merindukan kakaknya.
Yang Duo masih sedih, dia pun melihat buku peninggalan Ke Zhong semasa kecil dulu dan langsung memeluknya. "Qi Da Ge, tidak masalah mengantarku sampai sini saja" terdengar suara Yang Guo "Ah, tida apa-apa, aku juga ingin bertemu dengan kakakmu dan mengucapkan salam" "Ah, baiklah ayo masuk" ajak Yang Guo "Kakak. Aku sungguh sangat merindukanmu" kata Yang Guo antusias. Tapi namanya lagi broken heart, jadi ekspresinya tetep sedih tuh si Yang Duo. "Dimana Ayah?" tanya Yang Guo "Aku membawa banyak sekali hadiah" "Halo" sapa Ke Zhong "Terima kasih karena kau sudah menjaga adikku beberapa hari ini" Yang Duo mengucapkan terima kasih "Ah, tidak masalah" "Qi Da Ge, kau harus mengendarai mobil dengan hati2" pesan Yang Guo "hmm, baiklah bye" "Kakak, sini aku ingin ngobrol denganmu. kakak kau tau...." Yang Duo langsung memotong ucapan adiknya, sepertinya dia tidak ingin mendengarkan cerita adiknya tentang Qi Da Ge. "Ah, kau baru saja datang dari perjalanan jauh, sebaiknya kau mandi dulu" ":Ah, tidak perlu. Kau tau aku ingin menceritakan tentang Qi Da Ge. Kami sekarang sudah berpacaran. Apa kau kaget?" jelas Yang Guo "Apa kau sudah selesai? Aku sungguh samgat lelah" jelas Yang Duo sambil melangkah pergi meninggalkan adiknya. "Ah, kakak. Ada apa denganmu? Aku hanya ingin bercerita dengan mu. Kau tau, Qi Da Ge memberikan ku sesuatu. Tunggu sebentar ya." "Lihat ini! Qi Da Ge memberikan aku ini. baguskan, aku sungguh sangat senang" kata Yang Guo sambil menunjukkan apel biru buatan Ke Zhong. "Kau tidak perlu melaporkan semuanya padaku" ujar Yang Duo ketus. Terlihat jelas ia sungguh sangat iri. "Jangan kecewa seperti itu, Qi Da Ge juga sudah membelikanmu oleh2. Taraaa, ini kami yang membungkusnya. Akan ku bukakan untukmu. sangat lucu. Qi Da Ge mengatakan padaku jika kaun dibelikan barang mahal, kau pasti akan marah. Jadi dia memutuskanmu membelikan celengan ini. -celengan bukan ya?-
Yang Duo sudah tidak tahan lagi, dia benar2 sudah terbakar api cemburu. Saking kesalnya iapun menghancurkan kado dari Qi Da Ge..
--To Be Continued--
Writter : Revita RF @ pelangidrama.net
Picture and Edit : nana rf @ pelangidrama.net
0 comments:
Post a Comment