Do you like this story?
Young joo pun terbangun setelah mencium bau asap didalam mobilnya sehingga membuat Young Joo terbatuk-batuk. Young Joo berusaha membuka pintu mobilnya tetapi tidak bisa. Kemudian datang Yoon Sung mencari mobil Young Joo. Kepala Young Joo pun jatuh ke stir mobil dan tangannya menekan klakson mobil.
Yoon Sung langsung berlari kearah bunyi klakson mobil dan melihat Young joo yang sudah lemas didalam mobil. Yoon Joo berusaha membuka pintu mobil dam berteriak memanggil Young Joo tapi Young Joo sudah tidak sadarkan diri sehingga tidak mendengar teriakan Yoon Sung.
Yoon Sung pun langsung memecahkan kaca mobil denagan tangannya dan berhasil mengeluarkan Young Joo dari mobil. Yoon Sung langsung memerikasa nafas Young Joo.
Begitu yakin Young Joo masih bernafas, Yoon Sung lansung pergi tetapi tiba-tiba kaki Yoon Sung di tangkap oleh Young Joo. Dan samar-samar melihat wajah Yoon sung ketika Yoon Sung menoleh sedikit. Tetapi tak berapa lama Young Joo pun tak sadarkan diri. Yoon Sung pun langsung menelpon rumah sakit untuk meminta pertolongan dan langsung meninggalkan Young Joo.
Sekretaris Jae Man melapor bahawa ada penyusup yang masuk dan para penjaga pingsan semua. Jae man terkejut mendengarnya tetapi melarang sekretarisny melapor ke polisi. Jae Man memyuruh sekretarisnya untuk memutar ulang CCTV dan mengecek siape penyusup tersebut.
Setelah sekretarisnya keluar, Jae Man sadar bahwa City Hunter ada di kantornya dan mengatakan kalau City Hunter sedikit terlambat karena Jae Man sudah membakar buku Yang berisi file tentang kejadian 28 tahun yang lalu.
Tetapi ternyata file tersebut tidah hanya berada ditangan Jae Man melainkan ada di tangan Jin Pyo juga karena orang yang memberikan Jae Man file tersebut juga memberikan kepada Jin Pyo juga.
Jin Pyo memberitahu Yoon Sung bahwa Young Joo telah tahu tentang misi penyapuan bersih 28 tahun yang lalu dan telah mengetahui identitas asli Jin Pyo dan menyuruh Yoon Sung untuk menemuinya. Karena sudah Young Joo sudah mengetahui latar belakang Jin Pyo maka Jin Pyo mengingatkan Yoon Sung untuk lebih berhati-hati. Tapi Yoon Sung menolak dan mengatakan akan melindungi semua yang dimilikinya.
Jin Pyo menertawakan dan meremehkan kata-kata Yoon Sung, tetapi Yoon Sung mengatakan akan bertahan dan harus bertahan jadi Yoon Sung bias melindungi apa yang jadi miliknya.
Setelah menutup telpon, Jin Pyo mengatakan bahwa bagi Jin Pyo dan Yoon Sung hidup yang biasa dan bahagia adalah hal yang tidak mungkin bagi mereka berdua.
Yoon Sung memeriksa CCTV ketika kejadian Young Joo din parkiran mobil. Setelah memeriksa Yoon Sung melihat seorang laki-laki mendekati mobil Young Joo dan mengenali laki-laki tersebut sebagai anak buah Jae Man.
Na Na masuk keruangan kerja Yoon sung dan bermaksud ingin membantu tetapi Yoon Sung tidak mau dan menyuruh Na Na untuk pergi dan akan membereskan masalah Jae Man sendirian karena Yoon Sung tidak ingin menyeret Na Na dalam bahaya dan Yoon Sung tidak akan merubah fikirannya.
Karena waktu kunjungan sudah tiba, Na Na mengajak Yoon Sung untuk pergi menjenguk Ibu Yoon Sung dan menjemput Shik jong dulu di rumah sakit. Na Na pun keluar dengan wajah yang sedih dan diikuti oleh Yoon Sung.
Tetapi ketika akan keluar, Shik Jong sudah tiba dirumah. Yoon Sung sangat gembira melihat Shik Jong sudah pulang dan menyuruh Shik Jong untuk istirahat sementara itu Yoon Sung dan Na Na akan membesuk Ibu Yoon Sung kerumah sakit.
Tetapi ketika akan keluar, Shik Jong sudah tiba dirumah. Yoon Sung sangat gembira melihat Shik Jong sudah pulang dan menyuruh Shik Jong untuk istirahat sementara itu Yoon Sung dan Na Na akan membesuk Ibu Yoon Sung kerumah sakit.
Sampai dirumah sakit, Na Na melihat anak kecil yang bernama Yoon Shik sedang mencari koin di bawah sofa. Na Na pun langsung mengangkat sofa tersebut dengan mudah. Akhirnya koin itu dapat ditemukan. Ternyata ibu Yoon Shik juga sedang dirawat dirumah sakit tersebut.
Perwat datang dan mempersilahkan Yoon Sung dan Na Na untuuk masuk. Na Na menanyakan keadaan ibu Yoon Sung. Yoon Sung juga mengatakan bahwa karena kemotrapi maka ibu Yoon Sung kemungkinan akan hilang selera makannya dan menanyakan apakah ibunya makan dengan baik.
Na Na pun menggoda Yoon Sung dengan mengatakan apakah Yoon Sung pasti sudah mencari informasi tentang penyakit ibunya. Yoon Sung menyuruh Na Na diam. Melihat Yoon Sung dan Na Na, Ibu Yoon Sung pun tertawa dan mengatakan bahwa Ibu Yoon Sung makan dengan baik dan akan menerima setiap perawatan dengan baik.
Na Na pun menggoda Yoon Sung dengan mengatakan apakah Yoon Sung pasti sudah mencari informasi tentang penyakit ibunya. Yoon Sung menyuruh Na Na diam. Melihat Yoon Sung dan Na Na, Ibu Yoon Sung pun tertawa dan mengatakan bahwa Ibu Yoon Sung makan dengan baik dan akan menerima setiap perawatan dengan baik.
Na Na pun keluar dan membiarkan Yoon Sung dan ibunya untuk berbicara berdua. Setelah Na Na keluar, ibu Yoon sung mengatakan kalau Na Na anak yang cantik dan telah memperhatikan Na Na sudah lama. Yoon Sung membantah kata-kata ibunya dan mengatakan Na Na tidak cantik dan telah menolong seorang anak kecil denga mengankat sebuah sofa.
Ibu Yoon Sung pun menceritakan anak kecil atau yoon Shik yang juga menderita leukemia seperti dirinya. Ibu Yoon Shik bekerja di Hae won chemical.
Ibu Yoon Sung pun menceritakan anak kecil atau yoon Shik yang juga menderita leukemia seperti dirinya. Ibu Yoon Shik bekerja di Hae won chemical.
Ibu Yoon Sung memberikan sebuah cincin kepada Yoon Sung dan mengatakan kalau cincin tersebut pemberian dari ayah Yoon Sung dan menyuruh Yoon sung untuk memberikannya kepada Na Na karena ibu Yoon sung tahu kalau Yoon sung menyukai Na Na dan menginginkan Yoon Sung untuk hidup bahagia.
Ketika keluar dari ruangan ibunya, Yoon Sung melihat Na Na yang sedang tertidur di kursi lalu mendekati Na Na dan memandanginya. Yoon Sung akan memberikan cincin yang dikasi ibunya tetapi ketika Na Na bangun Yoon Sung langsung menyembunyukan cincin tersebut. yoon sung heran melihat Na Na yang bisa tidur dimana saja.
Na Na akhirnya ,mengatakan kepada Yoon Sung bahwa Na Na memutuskan tidak akan menvampuri urusan Yoon Sung lagi dan menyuruh Yoon Sung untuk menjaga kesehatan dan harus sangat berhati-hati dan Na Na akan siap jika Yoon Sung membutuhkan bantuan kapan saja dan dengan bercanda Na Na mengatakan Yoon Sung pasti tidak bisa menemukan partner yang lebih baik dari Na Na. yoon Sung Cuma tersenyum tipis dan mengajak Na Na pulang.
Young Joo akhirnya sadar dan anak buahnya megira Young Joo mencoba bunuh diri dan mengatakan bahwa bagaiman orang yang kuat serti Young Joo bisa bunuh diri. Young Joo menjelaskan bahwa aank buahnya salah faham tetapi anak buahny terus berbicara dan menuduh Young Joo mencoba bunuh diri.
Young Joo menyuruh anak buahnya untuk merahasiakan kejadian yang baru di alami Young Joo. Anak buahnya mengatkan akan merahasiakannya karena tidak mau Young Joo menjadi bahan tertawaan karena mencoba bunuh diri.
Young Joo menyuruh anak buahnya untuk merahasiakan kejadian yang baru di alami Young Joo. Anak buahnya mengatkan akan merahasiakannya karena tidak mau Young Joo menjadi bahan tertawaan karena mencoba bunuh diri.
Yoon Joo memerintahkan anak buahnya untuk megawasi Jae Man. Anak buah Young Joo memberitahu Young Joo bahwa teleponnya terus bordering dari tadi dan Young Joo memeriksa teleponnya dan sangat terkejut karena isinya ternyata video tentang percobaan pembunuhan terhadap Young Joo dan akhirnya young Joo tahu siapa dibalik yang ingin membunuhnya yaitu Jae Man.
Young Joo memerintahkan anak buahnya melakukan denan baik tanpa ada kesalahan sedikitpun dan Young Joo pun meninggalkan rumah sakit walaupun kesehatannya masih kurang baik. Young Joo juga menanyakan siapa yang menghubungui 119 sambil mengingat-ngingat muka yang menolongnya yaitu Yoon Sung.
Ketika pulang dari rumah sakit, Young Sung melihat ada orang Thailand yang datang kerumah sakit tersebut. Karena perawat disana tidak mengerti apa yang dikatakan orang Thailand tersebut maka Yoon Sung langsung membantu mengakan apa yang dikatakan orang Thailand tersebut.
Young Joo melihat Yoon Sung dengan orang Thailand itu dan merasa curiga. Kemudian anak buah Young Joo berkata kalau pada saat Young Joo mengambil darah sampel darah Yoon Sung di rumah sakit, Na Na juga ada disana dan karna itulah alasan anak buah Young Joo kehilangan jejak Yoon Sung.
Young Joo melihat Yoon Sung dengan orang Thailand itu dan merasa curiga. Kemudian anak buah Young Joo berkata kalau pada saat Young Joo mengambil darah sampel darah Yoon Sung di rumah sakit, Na Na juga ada disana dan karna itulah alasan anak buah Young Joo kehilangan jejak Yoon Sung.
Di kantornya, Yoon Sung memerintahkan anak buahnya untuk memeriksa Yoon Sung dan keluarga Jhon Lee (nama amerika Yoon Sung) di Amerika. Anah buah Young Sung terkejut mendengarnya dan bertanya apakah alasan Young Joo hampir mati adalah City Hunter.
Jika Young Sung kemungkinan bias menangkap City Hunter maka korupsi yang dilakukan Jae Man akan terungkap dengan sendirinya dan membuktikan kalau Yoon Sung adalah putra dari Lee Kyung Hee dan Park Moo Yeol dan memulai investigasi dari orang tua Jhon Lee dulu.
Jika Young Sung kemungkinan bias menangkap City Hunter maka korupsi yang dilakukan Jae Man akan terungkap dengan sendirinya dan membuktikan kalau Yoon Sung adalah putra dari Lee Kyung Hee dan Park Moo Yeol dan memulai investigasi dari orang tua Jhon Lee dulu.
Anak buah Young Joo bertanya apakan Young Joo terobsesi terhadap City Hunter semua karena ayah Young Joo. Young Joo mengatakan bahwa akan bohong bila mengatakan tidak dan selain itu karena City Hunter. Young Joo pun bertekad akan menyelidiki kejadian tahun 1983 sampai tuntas.
Presiden menjenguk Kim Jong shik dan mengatakan semua seharusnya tidak terjadi jika dulu semua diungkapkan semua maka semu tidak akan terjadi seperti ini. Presiden pun tak habis karena Kim Jon Shik korupsi sebesar 200 milyar. Begitu membuka pintu, Young Joo terkejut melihat kedatangan presiden yang menjenguk ayahnya. Presiden dan Young Joo akhirnya minum di pojangmacha.
Presiden mengatakan kalau apa yang menimpa ayah Young Joo adalah suatu kemalangan. Young joo pun mengatakan kalau seharusnya mencegah apa yang dilakukan ayahnya tetapi young Joo tidak mampu membujuk ayahnya dan tidak bisa menangkap City Hunter dan semua ini sangat menyiksa Young Joo.
Presiden memperhatikan setiap kat-kata Young Joo dengan seksama. Young Joo juga mengatakan jika ayahnya mengembalikan semua uang kuliah yang dikorupsinya maka keadaannya tidak akan seperti.
Presiden memperhatikan setiap kat-kata Young Joo dengan seksama. Young Joo juga mengatakan jika ayahnya mengembalikan semua uang kuliah yang dikorupsinya maka keadaannya tidak akan seperti.
Presiden pun mengatakan bahwa perlu banyak keberanian untuk mengakui sebuah kesahan dan presiden pun menceritakan tentang masa lalunya yang hanya orang miskin dan pernah mencuri makanan temannya. Dan ketika guru mengetahui kemudian menyuruh semua murid untuk menutup matanya dan yang angkat tangan akan dimaafkan tetapi presiden tidak mengangkat tangannya sehingga presiden merasa bersalah kepada kawannya itu.
Seperti itulah mungkin yang dirasakan oleh ayah Young Joo. Mengakui kesalahan memang sangat sulit dan itulah persamaan ayah Young Joo dan presiden. Young Joo hanya diam mendengarkan kata-kata presiden.
Seperti itulah mungkin yang dirasakan oleh ayah Young Joo. Mengakui kesalahan memang sangat sulit dan itulah persamaan ayah Young Joo dan presiden. Young Joo hanya diam mendengarkan kata-kata presiden.
Young Joo pulang ke apartemennya dan mendapati Soo Hee sudah di apartemennya dan membawa makanan untuk Young Joo. Soo Hee bisa merasakan kesendirian Young Joo dan Young Joo merasakan seperti di sebuah pulau. Soo Hee pun menyemangati Young Joo dengan mengatakan kalau pulau tidaklah cocok dengan Young Joo dan jembatanlah yang cocok, jembatan di antara orang-orang dan Young Joo merasa terhibur dan kuat dengan kedatangan Soo Hee.
Shik Jong menyuruh Yoon Sung untuk memakan makanan yang banyak karena akan menjalani operasi pencangkokan tulang sunsum, Shik Jong juga menyuruh Na Na.
“Yoon Sung, apa kau harus membalas dendam?” Tanya Shik Jong tiba-tiba.
Yoon Sung heran kenapa pamannya bertanya demikian.
“Karena aku selamat dari kematian, dan aku berfikir apakah kita perlu melakukan ini?”
Shik Jong pun meminta Yoon Sung untuk pergi saja bersembunyi dari Jin PYo, bersama dirinya, ibu Yoon Sung dan Na Na. Na Na terhenti makannya.
Tak disangka Yoon Sung menolaknya. “Jika ini tidak berakhir, aku tidak bisa hidup seeprti orang normal!”. Namun Yoon Sung tetap berencana untuk mengirim ibunya ke luar negeri.
Yoon Sung undur diri dan masuk keruangannya.
Yoon Sung sendirian, hanya memandang cincin pemberian ibunya yang seharusnya diberikan kepada Na Na atas permintaan ibu Yoon Sung.
“Jika semuanya berakhir, dan aku masih hidup..” Yoon tidak melanjutkan ucapannya saat Na Na masuk membawakan minuman untuk Yoon Sung.
Na Na mencdemaskan Yoon Sung yang akan operasi transpalasi, hanya tinggal menunggu hasil dari pihak dokter. Na Na memandang Yoon Sung,
“Aku harap semuanya akan baik-baik saja, apapun yang kau lakukan aku percaya kau akan sukses!”.
Yoon Sung mendongak memandang Na Na, dan Na Na pun tersenyum, “Kau tahu aku sangat menyukaimu!”.
Yoon Sung tertawa, “Bagaimana bisa seorang gadis bisa mengatakan suka kepada seseorang begitu mudah?”
“Menyukai seseorang itu hal yang bagus! Tidak ada alasannya untuk menyembunyikannya” balas Na Na.
Young Joo mendengarkan kembali isi rekaman antara ayahnya dengan City Hunter. Laut Nampo, Lee Yoon Sung, Young Joo berfikir siapa sosok Yoon Sung sebenarnya.
Keesoka harinya, tim pengawal dan keamanan duduk bersama dan saling adu argument apakah City Hunter sosok penjahat dan pengkhianat Negara seperti tuduhan Cheon Jae Man atau bukan. Na Na tersedak yang sedang meminum kopi.
Ki Joon dan kepala pengawal setuju bahwa City Hunter bukan penjahat karena berhasil membuka pejabat yang korup dan mengirimnya kepenjara.
Eun Ah malah sebaliknya, dan perdebatan pun berlangsung. Na Na langsung menyanggahnya, “Aku tidak percaya apa yang dikatakan Cheon Jae Man!”. Semua terheran-heran.
Da Ye menunjukan foto-foto Lee Yoon Sung yang dambilnya secara diam-diam. Eun Ah dan Na Na terbelalak melihatnya. Eun Ah mendapati foto Na Na berdua dengan Yoon Sung, terlihat serasi. Da Ye pun memberikan kepada Na Na agar dia bisa menyimpannya. Na Na tersenyum gembira.
Na Na mengintip ruang kerja Yoon Sung dan terkejut saat bertemu dengan Ki Joo. Na Na tahu darina bahwa Yoon Sung sedang pergi.
Rupanya Yoon Sung sedang mengawasi Cheon Jae Man bersama anak buahnya, namun Yoon Sung tertarik mecari tahu sosok anak buah Cheon Jae Man. Seseorang bekas triad serta ahli tinju, seseorang yang mempu melakukan pekerjaan kotor.
Yoon Sung melihat pesan di teleponnya, sebuah tagihan (lagi!) kartu kredit, Yoon Sung kesal dengan pamannya yang penggila belanja online. Lebih kesal karenanya dia kehilangan Cheon Jae Man yang sedari awal Yoon Sung berniat menguntitnya.
Cheon Jae Man dan anak buahnya mendatangi seorang wanita yang terkena leukemia, rupanya Yoon Sung dapat mengejarnya dan mendengarkan pembicaraan Jae Mang dengan wanita itu. Wanita itu menderita kanker karena bekerja di perusahaan kimia Jae Man.
Wanita itu meminta kompensasi kepada Cheon Jae Man, namun Jae Man mengelaknya dengan beralasan itu bukan kesalahan perusahaan namun malah mnyelahkan para pekerjaa yang terkontaminasi karena tidak hati-hati. Cheon Jae Man pun mengimingi si wanita tersebut untuk menandatangi surat pernyataan bahwa penyakit dia tidak ada hubungan dengan perusahaan dengan imbalan anaknya akan dijamin masa depannya.
Namun jika tidak mau menandatangi kontak maka dia akan diusir dari rumah sakit! Ancam Cheon jae Man.
Sementara itu, di luar ruangan Yoon Sung memata-matai Cheon Jae Man dan anak buahnya. Sekrestaris Jae Man menghampiri mereka dan memberikan daftar bahan-bahan kimia. Melihatnya Jae Man mendelik dan langsung menghardik sekretarisnya bahwa bahan tersbeut tidak boleh bocor ke pihak lain, dan semua bukti harus dihancurkan.
Serta merta Jae Man merobek-robek kertas dan membuangnya ke sampah. Tanpa disadarinya, Yoon Sung melihat semua.
Anak wanita pendertia leukemia yang tidak jauh dari Jae Man dan asik mencari koin di dekat mesin minuman, dia meminta Jae Man untuk mengangkat kakinya karena koin yang ditemukannya di bawah kakinya, Jae Man malah menghina baik si ibu dan anak sama-sama pengemis! Jae Man langsung pergi dengan pongahnya.
Yoon Sung menghampiri anak kecil tersebut dan menyerahkan koin yang terjatuh tadi.
“Untuk apa kau memunguti koin-koin itu?”
“Aku ingin membelikan hadiah untuk ibuku” isak anak itu.
Yoon Sung tersenyum mendengarnya, lalu mengambil kertas-kerta tadi dari tong sampah.
Shik Jong sedang bersantai sambil melihat acara shopping online. Yoon Sung datang dan langsung meneyerahkan potongan kertar tadi ke Shik Jong. Semula Shik Jong enggan.
“Paman, kau menghabiskan waktumu di depan shopping tv, lakukan sesuatu yang serius, ok?” pinta Yoon Sung.
Shik Jong memberitahu Yoon Sung bahwa Na Na datang dan sedang berada di ruangan Yoon Sung.. Yoon Sung terbelalak kaget.
Na Na tersenyum saat meletakan foto dirinya dan Yoon Sung yang sudah terbingkai rapi. Yoon Sung mengahampirinya dengan muka masam, Na Na langsung menunjukan fotonya mereka. Tak disangka Yoon Sung meminta Na na untuk membuangnya.
Na Na tidak menghiraukan Yoon Sung dan meletakan kembali foto mereka. Yoon Sung langsung membuka data mengenai kasus industru kimia Hae Won milik Cheon Jae Man.
Na Na ikut melihat dan langsung tahu kasus mereka terkait dengan ibu anak kecil yang dirumah sakit. Na Na kesal karena tahu perusahaan mengajukan surat pernyataan tidak ada kaitannya pernyakit mereka dengan perusahaan Jae Man.
Yoon Sung terdiam, “Aku sudah katakana, jangan ikut campur!”
Yoon Sung mendorong pergi Na Na dan tidak sengaja foto mereka terjatuh dan retak.
“Kau benar-benar aneh! Kau tidak suka bekerja sama dengan ku! Tidak suka dengan fotonya! APa kau begitu menyukai sendirian?” sergah Na Na kesal dan pergi.
Yoon Sung mengela nafas, lalu mengeluarkan cincin pemberian ibunya. Lalu teringat perkataan Jin Pyo. Setiap hari, melindungi nyawa orang lain yang harus dijaga. Berbicara tentang cinta, menjaga rasa cinta? Apa kauberharap memiliki itu semua?
Yoon Sung langsung menyimpan kembali cincinnya.
Na Na sedang serius membantu Shik Jong menyusun potongan kertas saat Yoon Sung mengajaknya pulang. Na Na baru saja menemukan beberapa kata-kata yang berkaitan dengan bahan kimia, Yoon Sung sudah menggeretnya.
Mereka berdua berjalan bersama, Yoon Sung meminta maaf karena kejadian foto tadi. Na Na pun memaafkan dan meminta kembali foto mereka, Yoon Sung rupanya mengaku sudah membuangnya.
Na Na sempat memungut benda yang bisa dijadikan cincin, Na Na tersenyum memandang jarinya, membayangkan memakai cincin sungguhan. Yoon Sung terdiam.
Sebuah panggilan datang dari rumah sakit dan mengabarkan bahwa Yoon Sung dapat mendonorkan sumsum tulang belakangnya ke ibunya. Na Na yang mendengarnya ikut bahag.
Yoon Sung mendapat informasi mengenai orang tua Jhon Lee, yang di sangka Young Joo orang tua Yoon Sung, setahu Young Joo, Yoon Sung memiliki nama amerika Jhon Lee.
“Apa kau yakin orang tua Jhon Lee hidup sulit disana?” Young Joo seakan ingin memastikan.
“ya, bahkan mereka hidup di apartemen yang disewa” jawab anak buak Young Joo.
Ini tidak mungkin! Pikir Young Joo. Dan semakin tidak mungkin karena data Jhon Lee yang didapat dia termasuk peringkat bawah dalam hal pelajaran, bagaimana bisa Yoon Sung bisa lulus dari MIT?
“Aku mencurigai bahwa Yoon Sung bukanlah Jhon Lee, ada sesuatu yang aneh” lanjut anak buah Young Joo, dan Young Joo pun meminta penyelidikan lebih lanjut.
Belum sempat melangkah jauh, Young Joo melihat iringan orang-orang yang ditangkap karena menjual narkoba, mereka dari Thailand. Insting Young Joo bekerja, Thailand?
Young Joo pun menanyakan kepada anak buahnya mengenai keberadaan Lee Kyung Hee.
“Aku tidak tahu keberadaan dia sebenarnya, dia beberapa waktu terakhir ini menerima perawatan leukemia, namun dia tidak termasuk dalam daftar pasien” jawab anak buah Young Joo.
Di rumah sakit, seorang suster meletakan pemutar lagu. Terdengar lagu lama, ibu Yoon Sung terbangun. Di luar, suster tadi menemui Jin Pyo dan mengatakan sudah melakukan permintaan Jin Pyo.
Jin PYo pun tak lupa menanyakan kondisi ibu Yoon Sung. Ternyata jauh di lubuk hatinya, Jin Pyo tetap memendam perasaan kepada ibu Yoon Sung, karena masih peduli.
Na Ne mengunjungi ibu Yoon Sung dan memintanya untuk beritirahat cukup untuk menjalani operasi. Ibu Yoon Sung mengela nafas. “Aku bertemu dengan anakku setelah 28 tahun, tapi aku tidak melakukan apapun untuknya. Untuk menyelamatkanku, dia harus menderita”.
“Anda tidak boleh berkata demikian, Lee Yoon Sung-ssi, dia memiliki tangan seperti baja dan dia juga berhati kuat” cetus Na Na riang.
Ibu Yoon Sung melihat jari-jari Na Na yang kosong, “Apa Yoon Sung tidak memberikanmu cincin?”
“Cincin?” Tanya balik Na Na tidak mengerti.
Ibu Yoon Sung mengira Yoon Sung terlalu malu untuk memberikan langsung kepada Na Na.
Na Na gantian melihat Yoon Sung yang sudah dirumah sakit dan berganti pakaian layaknya pasien. Yoon Sung langsung mengeluh karena bajunya tidak sesuai style nya. Na Na hanya tersenyum.
‘Ah, aku punya sebuah hadiah! Aku sudah meminta suster untuk memperbolehkanmu satu ruangan ICU bersama ibumu. Bagaimana Apa kau suka?
Yoon Sung tertegun akan perhatian Na Na, “terimakasih, Kim Na na’’
Dan untuk pertama kali,Yoon Sung dapat tidur bersama ibunya sambil berhadapan. Ibu Yoon Sung mengajak Yoon Sung untuk pergi bersama saat festival musim semi jika mereka sudah keluar dari rumah sakit.
“Aku hanya tidak ingin melihatmu kesakitan dan bahagia” ucap yoon Sung tulus.
“Aku sudah bahagaia, karena mu aku bisa sembuh. Ibu sangat bahagia karena melihatmu”
Lantas ibu Yoon Sung menyanyikan lagu yang dulu sering dinyanyikan ayah Yoon Sung.
Esok paginya, Young Joo menemui seseorang yang dulu satu sekolah dengan Jhon Lee. Dan dia membawa foto album kelulusanan. Pria itu member tahukan bahwa Jhon Lee dulu drop out dari sekolah menengah.
“Kau bilang keluar dari sekolah? Kenapa?” cerca Young Joo.
“Karena kecelakaan. Dia ditabrak sebuah truk yang supirnya mabuk dan tewas ditempat”
Young Joo langsung melihat foto di album, dan tampak bukan foto Yoon Sung.
Di kantor, Young Joo mencoba menganalisa temuannya. Semua data antara Yoon Sung dan Jhon Lee sama, namun orang yang berbeda. Jelas Young Joo tahu Yoon Sung menggunakan identias Jhon Lee.
Young Joo menghubungi orang tua Jhon Lee secara langsung, dan semakin menguatkan dugaannya karena ibu Jhon Lee menjelaskan semuannya.
Ada sorang laki-laki Korea Selatan dari Gloden Triangle (Thailand), dia memberika kami sejumlah uang dengan imbalan mereka meminjamkan identitas anak mereka.
Yong Joo langsung mendobrak masuk ke ruang investigasi dimana orang-orang Bandar narkoba dari Thailand berada. Young Joo memaksa untuk bertama mengenai Bandar narkoba sebenarnya yang berasal dari Thailand, yang dimaksud Young Joo sebenarnya Jin Pyo.
Jauh dari kejaksaan, Yoon Sung mulai menjalani proses transpalasi tulang sumsum, ditemani Na Na.
“Apa kau melakukan apa yang aku minta” Tanya Yoon Sung.
Na Na menyerahkan beberapa berkas kepada Yoon Sung yang ternyata informasi mengenai perusahaan Hae Won milik Cheon Jae Man.
Sebuah artikel yang berkaiatan dengan aksi protes akan tidak ada hubungannya dengan sakitnya karyawan dengan perusahaan.
Perusahaan Hae Wom juga menghindari tuduhan akan pencemaraan lingkungan karena membuang limbah bahan kimia. Kim Na Na puas dengan akan informasi yang diperolehnya. Tetapi Yoon Sung malah mengejeknya dengan ayam Na Na.
Da Yee memutuskan bekerja di kedai kopi demi mengumpulkan uang untuk membeli hadiah untuk ayahnya. Namun Da Yee kesulitan karena orang-orang mengenalinya sebagai anak presiden sejak kasus video perkelahiannya.
Tak disangka, Jong Shik mendatangi Eun Ah dengan wajah sumringah. Eun Ah merasa tidak enak. Shik Jong memesan sebuah minuman kopi, dan menawari Eun Ah.
Sila bagi Shik Jong, saat akan mebayar Da Yee mengatakan semau kartu kredit Shik Jong sudang diblokir. Eun Ah terpaksa mengeluarkan kartunya.
Mendadak muncul Ki Joon dengan langkah pengahnya dengan tertawa lebar. Membayar semua tagihan Shik Jong dan Eun Ah. MUka Shik Jong sudah memerah menahan malu.
Shik Jong dengan langkah marah menemui Yoon Sung, dan Yoon Sung yang melihat Shik Jong serta merta menyuruh untuk mengambil peta pabrik Hae Won.
“Aku tidak akan pergi! Pergi saja sendiri! Orang yang butuh bisa saja mengambilnya sendiri!” teriak Shik Jong akibat kejadian radi.
Yoon Sung heran dengan sikap Shik Jong dan melah bertanya apa yang terjadi?
“Apa kau menanyaiku karena benar-benar tidak tahu?” lalu Shik Jong melempakan dompetnya. Shik Jong mareh akrena Yoon Sung menin aktifkan semua kartu kreditnya.
Akhirnya mereka beradu mulut, Yoon Sung memblokirnya karena kesal melihat tagihan Shik Jong yang kerap membeli barang, dan Shik Jong beralasan membelinya untuk Na Na. Yoon Sung meminta pamannya untuk membuat daftar pengeluaran setiap minggu.
Shik Jong yang sudah kesal dan emosi pergi meninggalkan Yoon Sung. Dan kabur ke rumah Na Na beserta barang-barangnya.
Yoon Sung mendapat telefon dari Na Na yang mengabarkan bahwa Shik Jong datang kerumahnya, kabur kerumah Na Na.
“Apa? Paman benar-benar!” kaget Yoon Sung dan sontak pergi ke rumah Na Na.
Sedang di rumah Na Na, shik Jong mulai curhat kepada Na Na perihal sikap Yoon Sung sekarang yang beda saat di Golden Triangle. Shik Jong menanggis sesegukan.
“Ahjusi! Apa yang kau lakukan?!” sembur Yoon Sung yang baru datang. Yoon Sung langsung berusaha menggeret Shik Jong pulang tapi ditolaknya.
Sedang Na Na hanya menyaksikan pertengkaran keduanya. Keduanya beradu mulut lagi masalah pemblokiran kartu kredit. Shik Jong pun mengancam akan kembali ke Golden triangle, mendengarnya Yoon Sung semakin kesal.
“Pergi kemana? Kau tahu aku tidak bisa hidup tanpa mu!” teriak Yoon Sung.
“Apa maksudmu? Tidak bisa hidup tanpaku?” Shik Jong masih sesegukan.
Yoon Sung melunak dan membujuk Shik Jong untuk pulang. Yoon Sung berjanji akan memberikan kembali kartu kreditnya.
“Ya, kenapa kalian berdua, seperti suami istri dan kenapa tidak bertengkar saja dirumah?” celetuk Kim Na Na. Yoon Sung langsung memukul Shik Jong, betapa memalukakan sikap mereka. Haha.
Na Na kembali kerumah sakit dan melihat Yoon Sung hanya rebahan di sofa. Apa kau baik-baik saja? Tanya Kim Na Na.
“Tidak, aku merasa ada yang salah!”
Na Na langsung menyentuh dahi Yoon Sung, demam kata Na Na. Yoon Sung menarik Kim Na Na untuk duduk di dekatnya. Kepala Yoon Sung menyandar di bahu Kim Na Na.
Na Na untuk meredam rasa gugupnya bertanya tentang teman Yoon Sung selain gajah di Thailand, dan mengucapkan kata-kata yang semakin tidak penting.
Na Na kemudian memandang wajah Yoon Sung lekat-lekat.
“Ya! Apa kau memandangku dengan begitu?”
Na Na langsung menolakan muka. Malu.
“kau benar-benar tidak mau kehilangan kesempatan ya? Apa aku terlalu tampan?”
Na Na mendesah, ‘Ya, aku memang menyukaimu! Ok?”
Yoon Sung tertawa,”Tipe gadis seperti apa dirimu? Mengaku begitu mudahnya”
Kedua benar-benar dekat.
‘Tapi, Yoon Sung-ssi, kenapa kau tidak mengatakannya bahwa kau menyukaiku?” ucap Na Na malu-malu. Yoon Sung mendesah panjang.
“Bagiku, mengatakan menyukaimu..aku tidak bisa. Jangan berharap apapun” ucap Yoon Sung datang.
Na Na tertawa pahit.
“Aku juga wanita yang punya harga diri, tapi maukah kau berjanji padaku satu hal? Aku pergi dahulu” ujar Na Na tanpa member tahukan apa itu.
Sebenarnya, betapa Yoon Sung ingin mengatakan kata-kata itu kepada Kim Na Na, namun dia beruapa untuk menahannya.
Baiklah Kim Na Na, kau bukannya tidak tahu. Jangan sakit hati! Gumam Na Na menguatkan diri sendiri.
Aku harus hidup seperti ini, bagaimana bisa aku mengatakannya kepadamu bahwa aku menyukaimu? Ucap Yoon Sung penuh nada getir kepada diri sendiri saat dia bersiap-siap untuk memulai aksinya.
Yoon Sung menyelinap masuk ke pabrik Hae Won yang di depan tampak orang-orang bergerombol unjuk rasa. Yoon Sung melihat gallon besar berisi bahan kimia, dia pun mengambil sampel beberapa barang tersebut.
Sedang di ruang control, pihak keamanan merasa ada yang aneh saat melihat kamera tidak ada siapapun, seharusnya ada beberapa penjaga yang inspeksi. Mereka pun bergegas ke gudang penyimpanan dimana Yoon Sung berada.
Yoon Sung buru-buru mengambil sample dan berniat pergi, namun terlambat. Para penjaga membuka gas beracun. Yoon Sung yang tidak bermasker menghirupnya.
Dengan sekali sentakan Yoon Sung merebut masker dari penjaga tersebut dan lari.
Yoon Sung berhenti di pinggir jalan, dia terengah-engah dan batuk-batuk akibat menghirup gas beracun. Pandangan Yoon Sung semakin kabur, dia terduduk tak berdaya. Kim Na Na menghubunginya.
“Yoon Sung-ssi, kau tidak tertidur bukan? Aku sudah memikirkannya, di hari akhir tahun kita akan mendengarkan bersama bell Bongsingak dan kita akan berdoa untuk kesembuhan bibi, apa kau setuju?” ucap Na Na jauh disana.
Sedang Yoon Sung tidak berucap apapun, menahan sakit.
“Lee Yoon Sung, apa kau mendengarkanku?” ucap Na Na mulai cemas.
Yoon Sung tidak mendengarkan Na Na lagi, tanganya tergeletak semakin lemah.
Yoon Sung menguatkan diri dan berjalan kembali ke rumah sakit, dan di tangga Kim Young Joo menghampirinya.Yoon Sung berbalik dan bersikap sewajarnya.
“Lebih baik kau menghubungiku dulu dan membuat janji bertemu, katakana apa maumu” Yoon Sung sudah kesal melihat Young Joo.
Young Joo datang karena city hunter mengirim video rekaman orang yang berniat mencelakakan dirinya, karena itu dia ingin berterimakasih. Tentunya tetap dengan sikap sinis ala Young Joo.
“Kurasa aku harus berterimakasih kepadanya, karena mencemaskan orang yang ingin menangkapnya”.
Yoon Sung tersenyum lalu berbalik.
“kau terlihat sangat letih, selamat tidur..Poo Chai!”
Sontak langkah Yoon Sung terhenti.
bersambuuuuuungg...
written by Asri Rf & Aida Rf @pelangidrama
pictures by Tha Rf @pelangidrama
Wanita itu meminta kompensasi kepada Cheon Jae Man, namun Jae Man mengelaknya dengan beralasan itu bukan kesalahan perusahaan namun malah mnyelahkan para pekerjaa yang terkontaminasi karena tidak hati-hati. Cheon Jae Man pun mengimingi si wanita tersebut untuk menandatangi surat pernyataan bahwa penyakit dia tidak ada hubungan dengan perusahaan dengan imbalan anaknya akan dijamin masa depannya.
Namun jika tidak mau menandatangi kontak maka dia akan diusir dari rumah sakit! Ancam Cheon jae Man.
Sementara itu, di luar ruangan Yoon Sung memata-matai Cheon Jae Man dan anak buahnya. Sekrestaris Jae Man menghampiri mereka dan memberikan daftar bahan-bahan kimia. Melihatnya Jae Man mendelik dan langsung menghardik sekretarisnya bahwa bahan tersbeut tidak boleh bocor ke pihak lain, dan semua bukti harus dihancurkan.
Serta merta Jae Man merobek-robek kertas dan membuangnya ke sampah. Tanpa disadarinya, Yoon Sung melihat semua.
Anak wanita pendertia leukemia yang tidak jauh dari Jae Man dan asik mencari koin di dekat mesin minuman, dia meminta Jae Man untuk mengangkat kakinya karena koin yang ditemukannya di bawah kakinya, Jae Man malah menghina baik si ibu dan anak sama-sama pengemis! Jae Man langsung pergi dengan pongahnya.
Yoon Sung menghampiri anak kecil tersebut dan menyerahkan koin yang terjatuh tadi.
“Untuk apa kau memunguti koin-koin itu?”
“Aku ingin membelikan hadiah untuk ibuku” isak anak itu.
Yoon Sung tersenyum mendengarnya, lalu mengambil kertas-kerta tadi dari tong sampah.
Shik Jong sedang bersantai sambil melihat acara shopping online. Yoon Sung datang dan langsung meneyerahkan potongan kertar tadi ke Shik Jong. Semula Shik Jong enggan.
“Paman, kau menghabiskan waktumu di depan shopping tv, lakukan sesuatu yang serius, ok?” pinta Yoon Sung.
Shik Jong memberitahu Yoon Sung bahwa Na Na datang dan sedang berada di ruangan Yoon Sung.. Yoon Sung terbelalak kaget.
Na Na tersenyum saat meletakan foto dirinya dan Yoon Sung yang sudah terbingkai rapi. Yoon Sung mengahampirinya dengan muka masam, Na Na langsung menunjukan fotonya mereka. Tak disangka Yoon Sung meminta Na na untuk membuangnya.
Na Na tidak menghiraukan Yoon Sung dan meletakan kembali foto mereka. Yoon Sung langsung membuka data mengenai kasus industru kimia Hae Won milik Cheon Jae Man.
Na Na ikut melihat dan langsung tahu kasus mereka terkait dengan ibu anak kecil yang dirumah sakit. Na Na kesal karena tahu perusahaan mengajukan surat pernyataan tidak ada kaitannya pernyakit mereka dengan perusahaan Jae Man.
Yoon Sung terdiam, “Aku sudah katakana, jangan ikut campur!”
Yoon Sung mendorong pergi Na Na dan tidak sengaja foto mereka terjatuh dan retak.
“Kau benar-benar aneh! Kau tidak suka bekerja sama dengan ku! Tidak suka dengan fotonya! APa kau begitu menyukai sendirian?” sergah Na Na kesal dan pergi.
Yoon Sung mengela nafas, lalu mengeluarkan cincin pemberian ibunya. Lalu teringat perkataan Jin Pyo. Setiap hari, melindungi nyawa orang lain yang harus dijaga. Berbicara tentang cinta, menjaga rasa cinta? Apa kauberharap memiliki itu semua?
Yoon Sung langsung menyimpan kembali cincinnya.
Na Na sedang serius membantu Shik Jong menyusun potongan kertas saat Yoon Sung mengajaknya pulang. Na Na baru saja menemukan beberapa kata-kata yang berkaitan dengan bahan kimia, Yoon Sung sudah menggeretnya.
Mereka berdua berjalan bersama, Yoon Sung meminta maaf karena kejadian foto tadi. Na Na pun memaafkan dan meminta kembali foto mereka, Yoon Sung rupanya mengaku sudah membuangnya.
Na Na sempat memungut benda yang bisa dijadikan cincin, Na Na tersenyum memandang jarinya, membayangkan memakai cincin sungguhan. Yoon Sung terdiam.
Sebuah panggilan datang dari rumah sakit dan mengabarkan bahwa Yoon Sung dapat mendonorkan sumsum tulang belakangnya ke ibunya. Na Na yang mendengarnya ikut bahag.
Yoon Sung mendapat informasi mengenai orang tua Jhon Lee, yang di sangka Young Joo orang tua Yoon Sung, setahu Young Joo, Yoon Sung memiliki nama amerika Jhon Lee.
“Apa kau yakin orang tua Jhon Lee hidup sulit disana?” Young Joo seakan ingin memastikan.
“ya, bahkan mereka hidup di apartemen yang disewa” jawab anak buak Young Joo.
Ini tidak mungkin! Pikir Young Joo. Dan semakin tidak mungkin karena data Jhon Lee yang didapat dia termasuk peringkat bawah dalam hal pelajaran, bagaimana bisa Yoon Sung bisa lulus dari MIT?
“Aku mencurigai bahwa Yoon Sung bukanlah Jhon Lee, ada sesuatu yang aneh” lanjut anak buah Young Joo, dan Young Joo pun meminta penyelidikan lebih lanjut.
Belum sempat melangkah jauh, Young Joo melihat iringan orang-orang yang ditangkap karena menjual narkoba, mereka dari Thailand. Insting Young Joo bekerja, Thailand?
Young Joo pun menanyakan kepada anak buahnya mengenai keberadaan Lee Kyung Hee.
“Aku tidak tahu keberadaan dia sebenarnya, dia beberapa waktu terakhir ini menerima perawatan leukemia, namun dia tidak termasuk dalam daftar pasien” jawab anak buah Young Joo.
Di rumah sakit, seorang suster meletakan pemutar lagu. Terdengar lagu lama, ibu Yoon Sung terbangun. Di luar, suster tadi menemui Jin Pyo dan mengatakan sudah melakukan permintaan Jin Pyo.
Jin PYo pun tak lupa menanyakan kondisi ibu Yoon Sung. Ternyata jauh di lubuk hatinya, Jin Pyo tetap memendam perasaan kepada ibu Yoon Sung, karena masih peduli.
Na Ne mengunjungi ibu Yoon Sung dan memintanya untuk beritirahat cukup untuk menjalani operasi. Ibu Yoon Sung mengela nafas. “Aku bertemu dengan anakku setelah 28 tahun, tapi aku tidak melakukan apapun untuknya. Untuk menyelamatkanku, dia harus menderita”.
“Anda tidak boleh berkata demikian, Lee Yoon Sung-ssi, dia memiliki tangan seperti baja dan dia juga berhati kuat” cetus Na Na riang.
Ibu Yoon Sung melihat jari-jari Na Na yang kosong, “Apa Yoon Sung tidak memberikanmu cincin?”
“Cincin?” Tanya balik Na Na tidak mengerti.
Ibu Yoon Sung mengira Yoon Sung terlalu malu untuk memberikan langsung kepada Na Na.
Na Na gantian melihat Yoon Sung yang sudah dirumah sakit dan berganti pakaian layaknya pasien. Yoon Sung langsung mengeluh karena bajunya tidak sesuai style nya. Na Na hanya tersenyum.
‘Ah, aku punya sebuah hadiah! Aku sudah meminta suster untuk memperbolehkanmu satu ruangan ICU bersama ibumu. Bagaimana Apa kau suka?
Yoon Sung tertegun akan perhatian Na Na, “terimakasih, Kim Na na’’
Dan untuk pertama kali,Yoon Sung dapat tidur bersama ibunya sambil berhadapan. Ibu Yoon Sung mengajak Yoon Sung untuk pergi bersama saat festival musim semi jika mereka sudah keluar dari rumah sakit.
“Aku hanya tidak ingin melihatmu kesakitan dan bahagia” ucap yoon Sung tulus.
“Aku sudah bahagaia, karena mu aku bisa sembuh. Ibu sangat bahagia karena melihatmu”
Lantas ibu Yoon Sung menyanyikan lagu yang dulu sering dinyanyikan ayah Yoon Sung.
Esok paginya, Young Joo menemui seseorang yang dulu satu sekolah dengan Jhon Lee. Dan dia membawa foto album kelulusanan. Pria itu member tahukan bahwa Jhon Lee dulu drop out dari sekolah menengah.
“Kau bilang keluar dari sekolah? Kenapa?” cerca Young Joo.
“Karena kecelakaan. Dia ditabrak sebuah truk yang supirnya mabuk dan tewas ditempat”
Young Joo langsung melihat foto di album, dan tampak bukan foto Yoon Sung.
Di kantor, Young Joo mencoba menganalisa temuannya. Semua data antara Yoon Sung dan Jhon Lee sama, namun orang yang berbeda. Jelas Young Joo tahu Yoon Sung menggunakan identias Jhon Lee.
Young Joo menghubungi orang tua Jhon Lee secara langsung, dan semakin menguatkan dugaannya karena ibu Jhon Lee menjelaskan semuannya.
Ada sorang laki-laki Korea Selatan dari Gloden Triangle (Thailand), dia memberika kami sejumlah uang dengan imbalan mereka meminjamkan identitas anak mereka.
Yong Joo langsung mendobrak masuk ke ruang investigasi dimana orang-orang Bandar narkoba dari Thailand berada. Young Joo memaksa untuk bertama mengenai Bandar narkoba sebenarnya yang berasal dari Thailand, yang dimaksud Young Joo sebenarnya Jin Pyo.
Jauh dari kejaksaan, Yoon Sung mulai menjalani proses transpalasi tulang sumsum, ditemani Na Na.
“Apa kau melakukan apa yang aku minta” Tanya Yoon Sung.
Na Na menyerahkan beberapa berkas kepada Yoon Sung yang ternyata informasi mengenai perusahaan Hae Won milik Cheon Jae Man.
Sebuah artikel yang berkaiatan dengan aksi protes akan tidak ada hubungannya dengan sakitnya karyawan dengan perusahaan.
Perusahaan Hae Wom juga menghindari tuduhan akan pencemaraan lingkungan karena membuang limbah bahan kimia. Kim Na Na puas dengan akan informasi yang diperolehnya. Tetapi Yoon Sung malah mengejeknya dengan ayam Na Na.
Da Yee memutuskan bekerja di kedai kopi demi mengumpulkan uang untuk membeli hadiah untuk ayahnya. Namun Da Yee kesulitan karena orang-orang mengenalinya sebagai anak presiden sejak kasus video perkelahiannya.
Tak disangka, Jong Shik mendatangi Eun Ah dengan wajah sumringah. Eun Ah merasa tidak enak. Shik Jong memesan sebuah minuman kopi, dan menawari Eun Ah.
Sila bagi Shik Jong, saat akan mebayar Da Yee mengatakan semau kartu kredit Shik Jong sudang diblokir. Eun Ah terpaksa mengeluarkan kartunya.
Mendadak muncul Ki Joon dengan langkah pengahnya dengan tertawa lebar. Membayar semua tagihan Shik Jong dan Eun Ah. MUka Shik Jong sudah memerah menahan malu.
Shik Jong dengan langkah marah menemui Yoon Sung, dan Yoon Sung yang melihat Shik Jong serta merta menyuruh untuk mengambil peta pabrik Hae Won.
“Aku tidak akan pergi! Pergi saja sendiri! Orang yang butuh bisa saja mengambilnya sendiri!” teriak Shik Jong akibat kejadian radi.
Yoon Sung heran dengan sikap Shik Jong dan melah bertanya apa yang terjadi?
“Apa kau menanyaiku karena benar-benar tidak tahu?” lalu Shik Jong melempakan dompetnya. Shik Jong mareh akrena Yoon Sung menin aktifkan semua kartu kreditnya.
Akhirnya mereka beradu mulut, Yoon Sung memblokirnya karena kesal melihat tagihan Shik Jong yang kerap membeli barang, dan Shik Jong beralasan membelinya untuk Na Na. Yoon Sung meminta pamannya untuk membuat daftar pengeluaran setiap minggu.
Shik Jong yang sudah kesal dan emosi pergi meninggalkan Yoon Sung. Dan kabur ke rumah Na Na beserta barang-barangnya.
Yoon Sung mendapat telefon dari Na Na yang mengabarkan bahwa Shik Jong datang kerumahnya, kabur kerumah Na Na.
“Apa? Paman benar-benar!” kaget Yoon Sung dan sontak pergi ke rumah Na Na.
Sedang di rumah Na Na, shik Jong mulai curhat kepada Na Na perihal sikap Yoon Sung sekarang yang beda saat di Golden Triangle. Shik Jong menanggis sesegukan.
“Ahjusi! Apa yang kau lakukan?!” sembur Yoon Sung yang baru datang. Yoon Sung langsung berusaha menggeret Shik Jong pulang tapi ditolaknya.
Sedang Na Na hanya menyaksikan pertengkaran keduanya. Keduanya beradu mulut lagi masalah pemblokiran kartu kredit. Shik Jong pun mengancam akan kembali ke Golden triangle, mendengarnya Yoon Sung semakin kesal.
“Pergi kemana? Kau tahu aku tidak bisa hidup tanpa mu!” teriak Yoon Sung.
“Apa maksudmu? Tidak bisa hidup tanpaku?” Shik Jong masih sesegukan.
Yoon Sung melunak dan membujuk Shik Jong untuk pulang. Yoon Sung berjanji akan memberikan kembali kartu kreditnya.
“Ya, kenapa kalian berdua, seperti suami istri dan kenapa tidak bertengkar saja dirumah?” celetuk Kim Na Na. Yoon Sung langsung memukul Shik Jong, betapa memalukakan sikap mereka. Haha.
Na Na kembali kerumah sakit dan melihat Yoon Sung hanya rebahan di sofa. Apa kau baik-baik saja? Tanya Kim Na Na.
“Tidak, aku merasa ada yang salah!”
Na Na langsung menyentuh dahi Yoon Sung, demam kata Na Na. Yoon Sung menarik Kim Na Na untuk duduk di dekatnya. Kepala Yoon Sung menyandar di bahu Kim Na Na.
Na Na untuk meredam rasa gugupnya bertanya tentang teman Yoon Sung selain gajah di Thailand, dan mengucapkan kata-kata yang semakin tidak penting.
Na Na kemudian memandang wajah Yoon Sung lekat-lekat.
“Ya! Apa kau memandangku dengan begitu?”
Na Na langsung menolakan muka. Malu.
“kau benar-benar tidak mau kehilangan kesempatan ya? Apa aku terlalu tampan?”
Na Na mendesah, ‘Ya, aku memang menyukaimu! Ok?”
Yoon Sung tertawa,”Tipe gadis seperti apa dirimu? Mengaku begitu mudahnya”
Kedua benar-benar dekat.
‘Tapi, Yoon Sung-ssi, kenapa kau tidak mengatakannya bahwa kau menyukaiku?” ucap Na Na malu-malu. Yoon Sung mendesah panjang.
“Bagiku, mengatakan menyukaimu..aku tidak bisa. Jangan berharap apapun” ucap Yoon Sung datang.
Na Na tertawa pahit.
“Aku juga wanita yang punya harga diri, tapi maukah kau berjanji padaku satu hal? Aku pergi dahulu” ujar Na Na tanpa member tahukan apa itu.
Sebenarnya, betapa Yoon Sung ingin mengatakan kata-kata itu kepada Kim Na Na, namun dia beruapa untuk menahannya.
Baiklah Kim Na Na, kau bukannya tidak tahu. Jangan sakit hati! Gumam Na Na menguatkan diri sendiri.
Aku harus hidup seperti ini, bagaimana bisa aku mengatakannya kepadamu bahwa aku menyukaimu? Ucap Yoon Sung penuh nada getir kepada diri sendiri saat dia bersiap-siap untuk memulai aksinya.
Yoon Sung menyelinap masuk ke pabrik Hae Won yang di depan tampak orang-orang bergerombol unjuk rasa. Yoon Sung melihat gallon besar berisi bahan kimia, dia pun mengambil sampel beberapa barang tersebut.
Sedang di ruang control, pihak keamanan merasa ada yang aneh saat melihat kamera tidak ada siapapun, seharusnya ada beberapa penjaga yang inspeksi. Mereka pun bergegas ke gudang penyimpanan dimana Yoon Sung berada.
Yoon Sung buru-buru mengambil sample dan berniat pergi, namun terlambat. Para penjaga membuka gas beracun. Yoon Sung yang tidak bermasker menghirupnya.
Dengan sekali sentakan Yoon Sung merebut masker dari penjaga tersebut dan lari.
Yoon Sung berhenti di pinggir jalan, dia terengah-engah dan batuk-batuk akibat menghirup gas beracun. Pandangan Yoon Sung semakin kabur, dia terduduk tak berdaya. Kim Na Na menghubunginya.
“Yoon Sung-ssi, kau tidak tertidur bukan? Aku sudah memikirkannya, di hari akhir tahun kita akan mendengarkan bersama bell Bongsingak dan kita akan berdoa untuk kesembuhan bibi, apa kau setuju?” ucap Na Na jauh disana.
Sedang Yoon Sung tidak berucap apapun, menahan sakit.
“Lee Yoon Sung, apa kau mendengarkanku?” ucap Na Na mulai cemas.
Yoon Sung tidak mendengarkan Na Na lagi, tanganya tergeletak semakin lemah.
Yoon Sung menguatkan diri dan berjalan kembali ke rumah sakit, dan di tangga Kim Young Joo menghampirinya.Yoon Sung berbalik dan bersikap sewajarnya.
“Lebih baik kau menghubungiku dulu dan membuat janji bertemu, katakana apa maumu” Yoon Sung sudah kesal melihat Young Joo.
Young Joo datang karena city hunter mengirim video rekaman orang yang berniat mencelakakan dirinya, karena itu dia ingin berterimakasih. Tentunya tetap dengan sikap sinis ala Young Joo.
“Kurasa aku harus berterimakasih kepadanya, karena mencemaskan orang yang ingin menangkapnya”.
Yoon Sung tersenyum lalu berbalik.
“kau terlihat sangat letih, selamat tidur..Poo Chai!”
Sontak langkah Yoon Sung terhenti.
bersambuuuuuungg...
written by Asri Rf & Aida Rf @pelangidrama
pictures by Tha Rf @pelangidrama
0 comments:
Post a Comment