Recent Post


[Sinopsis] Hana Kimi Episode 12-End Part 1

Do you want to share?

Do you like this story?

“Aku…sangat menyukai sekolah ini. Jadi, aku akan pergi”
“Aku benar-benar ingin lulus dengan semua orang, tapi aku tidak ingin menimbulkan masalah. Setiap orang sangat penting bagiku”
“Aku mengerti. Namun, kita tidak bisa menyembunyikan semuanya dari mereka”
“Kenapa? Tidak ada guru yang tahu tentang ini. Ini tidak akan menjadi masalah jika kita tidak mengatakan apa-apa”
“Apa yang terjadi kalau itu ketahuan? Saat itu satu yang akan terluka, yaitu Ashiya sendiri”
*Hana Kimi Episode 12 Part 1*
Hibari menemui komite sakura (Nanba, Tennouji, Oscar) di belakang sekolah untuk memberi tahu bahwa ada murid perempuan di sekolah mereka.
“Di antara murid SMA Osaka ada murid perempuan”ujar Hibari.
“Eh?”ucap komite sakura terkejut. Dan hal itu diketahui Nakatsu, Nakatsu pun memperhatikan percakapan Hibari dan komite sakura.
“Pe..perempuan. Apa yang terjadi?”tanya Nanba.
“Ada seorang perempuan yang masuk ke SMA Osaka menyamar sebagai siswa laki-laki”jawab Hibari.
“Menyamar sebagai laki-laki?”tanya Oscar.
“Ini bukan Takarazuka Revenue (sebuah teater di Jepang yang semuanya perempuan)”ucap Nanba.
“Ini menjadi desas-desus tak berdasar pula”tambah Tennouji.
“Tidak, ini benar. Aku punya bukti”jelas Hibari mantap.
“Hah”ucap komite sakura terkejut. Nakatsu yang jelas mendengar percakapan mereka jadi was-was.
Hibari pun mengeluarkan passport Ashiya dan menunjukkannya pada komite sakura.
“Eh”tiba-tiba Nakatsu datang menyapa mereka (selamat deh muhaha). Hibari pun kembali menyembunyikan passport Ashiya.
“Kepala asrama apa yang kau lakukan di sini?”tanya Nakatsu basa-basi. Nakatsu pun sekilas melihat ke arah Hibari yang menyembunyikan passportnya kembali.
“Tidak…ytiodak ada apa-apa”jawab Nanba. Komite sakura pun bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
“Tapi….ini benar-benar terlalu buruk bagin Sano. Siapa yang mengira bahwa Kagurazaka akan memecahkan rekor sekolah seperti itu?”ujar Nakatsu mengalihkan pembicaraan.
“Nakatsu, bisakah kau?.....”ujar Nanba.
“Ah? Bagaimana kalau kita mengadakan pesta?. Jika kau ingin Hibari-san. Mengapa kau tidak ikut?”seru Nakatsu tak kehilangan ide, agar masalah passport mereka lupakan.
“Tidak apa-apa”jawab Hibari.
“Lalu kita akan meneruskan ini di lain waktu”ujar Hibari pada komite sakura.
Nakatsu pun memandang kepergian Hibari dengan was-was.
Di kamar Ashiya sibuk mencari dompetnya. Ia sibuk membongkar-bongkar kasur tempat tidurnya.
“Tidak di sini, tidak di sini”gumannya. Lalu ia cepat-cepat turun ke lantai bawah dan membongkar-bongkar meja belajar yang di depan tempat tidur Sano.
“Apa itu?”tanya Sano yangs sedang pakai baju (Jyah ni Sano kebiasaan kalau bicara ama Ashiya selalu lagi mau pakai baju muhaha).”
“Dompet…Jika aku kehilangan itu, maka aku dalam masalah besar”jawab ashiya yang tetap sibuk mencari dompetnya.
“Hal ini tidak bisa”guman Ashiya. Ashiya pun berniat mencari dalam lemari, Sano pun ingin ikut membantu mencarikan dompet Ashiya.
“Kau tidak perlu mencarinya!”ujar Ashiya.
Lalu tiba-tiba Nakatsu masuk ke kamar Ashiya dan Sano dengan lesu.
“Nakatsu. Apakah kau melihat dompetku?”tanya Ashiya.
“Tidak, aku belum melihatnya”jawab Nakatsu.
“Oh begitu”ucap Ashiya lalu bergegas sibuk mencari dompetnya kembali.
“Apakah kau memasukkan uang yang banyak di dalamnya?”tanya Sano.
“Bukan itu, aku melatkkan barang berharga di dalamnya, kartuku dan pasporku”jawab Ashiya yang terus sibuk mencarinnya.
“Paspor?”tanya Sano. Mendengar hal itu Nakatsu teringat kejadian di belakang sekolah saat Hibari menunjukkan paspor pada komite sakura.
“Ahhh….tidak di sini”seru Ashiya kesal.
“Kenapa kau menaruh paspormu di dalam dompetmu?”tanya Sano.
“Karena kau mengatakan padaku untuk tidak meletakknya di sembarang tempat”jawab Ashiya yang tetap sibuk mencari dompetnya.
“Serius…”guman Sano.
“Sano…boleh menganggu waktumu sedikit”panggil Nakatsu yang menghampiri Sano. Melihat ekspresi Nakatsu, Sano pun paham sepertinya ada masalah.
Nakatsu dan Sano berbicara di luar kamar.
“Mizuki, mendapat sedikit masalah!”ujar Nakatsu.
“Oh, siapa?”tanya Sano.
“Hanayashiki Hibari dari St. Blossom. Dia menemukan paspor dan menunjukkannya pada ke tiga kepala asrama”jawab Nakastu.
“Jadi mereka tahu?”tanya Sano.
”Belum, aku mengehntingkannya sebelum mereka melihatnya. Tapi ada seorang gadis di sekolah…tiga kepala asrama sudah tahu”jawab Nakatsu. Sano sedikit berpikir.
“Sano…kita harus melakukan sesuatu untuk hal ini”seru Nakatsu.
“Yeah”jawab Sano.
Murid-murid dari semua asrama seperti biasa mereka berkumpul di kantin sekolah. Mereka berlonjak-lonjak gembira menyambut kedatangan Sano, mereka menyiapkan penyambutan untuk Sano dan Sekime yang berada di posisi ke 2 dan 3 di acara lompat tinggi tingkat nasional.
Nakao dan salah satu anak asrama 1 menarik Sekime.
“Sekarang relly nasional telah selesai. Kita akhirnya bisa konsentrasi pada aktivitas sekolah”seru Nakao.
“Aktivitas apa?”tanya Sekime bingung.
Tiba-tiba wakil kepala sekolah datang dan berkata,”Kita tidak akan pernah lupa tentang hal itu”.
“Jangan lupa”pesan wakil kepala sekolah.
“Ketika musim gugur tiba…..”seru wakil kepala sekolah, lalu Tennouji maju dan membuka lembar pengumuman.
“Festival SMA Osaka”seru Tennouji. Semua murid asrama bersorak kegirangan.
“Festival ini bukan festival persaingan antara asrama. Ini antar kelas. Kelas dengan usahanya yang paling tinggi akan mendapatkan hadiah khusus”jelas wakil kepala sekolah.
Semua anak-anak asrama pun bersorak-sorai kegirangan. Namun beda dengan Ashiya ia terlihat sedih mengingat paspornya belum ditemukan, Nakatsu dan Sano melihat ke arah Ashiya.
Sano menemui Hibari di depan asrama. Hibari menghampiri Sano dengan love-love berterbangan ala Hibari muhaha.
“Sano-sama benar-benar memintaku menemuimu: Aku sangat bahagia. Ada apa?”ujar Hibari.
“Dompet dan paspor, bisakah kau memberikannya padaku?”jawab tanya Sano. Hibari pun jadi serius.
“Kau tahu pemiliknya,kan?”tanya Hibari.
“Ya”jawab Sano tanpa ragu.
“Lalu rahasia yang di dalamnya ?”tanya Hibari lagi.
“Ya”jawab Sano.
“Aku tahu. Kau memiliki pemikiran sendiri. Tapi aku membutuhkannya kembali”jelas Sano.
“Dalam hal ini….Harap bawa pemiliknya untukku”ujar Hibari.
“Eh?”ucap Sano.
“Jika kau tidak dapat melakukan itu maka aku tidak akan mengembalikannya”jelas Hibari. Sano pun berubah jadi serius.
Di kelas 2 Sekime dan Ashiya mulai melakukan voting untuk acara festival sekolah.
“Dan sekarang kita akan memilih acara untuk festival”seru Sekime. Siswa yang lainnya pun bersorak gembira.
“Tentu saja itu akan menjadi persaingan seni bela diri campuran”seru siswa dari seni beladiri (anak buahnya Tennouji?).
“Tidak, tidak, tidak. Ini harus permainan panggung”seru salah satu siswa lainnya yang pasti dari anak teater (anak buahnya Oscar?).
“Bagaimana kita bisa menunjukkan pada umum? Kau bodoh!”seru siswa dari seni beladiri tadi.
“Lalu, bagaimana dengan musik?”seru siswa yang lain. Suasana kelas menjadi kacau.
“Wh-a-wha…apa yang kau bicarakan? Jika kau seorang laki-laki …maka harus kafe pembantu”ujar siswa lainnya.
”Hey…hye….hye, Mari berkompromi dan memilih kompetisi seni bela diri campuran”seru siswa siswa lain yang juga dari seni beladiri.
Sekime dan Ashiya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah teman-temannya ini.
“Yang tidak mau berkompromi, kalian sangat berisik! Lalu mari kita berjuang untuk festiva!”seru salah satu siswa menjadi provokator. Semua siswa pun saling rebut dan gaduh, Sekime yang melihatnya jadi iku-ikutan hahaha.
Ashiya pun memukul penghapus ke meja untuk menenangkannya.
“Tenang dulu!!”seru Ashiya. Semua siswa pun diam serempat belum tahu dia kalau Ashiya marah muhaha.
“Biarkan yang mayoritas memutuskan”seru Ashiya.
“Itu ide yang bagus…”guman semuanya. Semuanya tertib kembali ke tempat duduk masing-masing.
“Sano. Apakah kau mendapatkan kembali paspornya”tanya Nakatsu yang mendekati Sano.
“Dia bilang aku harus membawa pemiliknya”jawab Sano.
“Jika kita melakukan itu…..dia akan ketahuan dengan sendirinya”ucap Nakatsu.
“Yeahhh”jawab Sano. Sano dan Nakatsu memperhatikan Ashiya yang asyik membagikan voting untuk teman-temannya.
Voting pun selesai, “Kita sekarang akan mengumumkan hasil pemungutan suara”seru Sekime di depan kelas ditemani Ashiya.
“Kompetisi Mixed Martial Arts, nol”
“Musik, nol”
“Kafe maid(pembantu), 33 suara”.
“Jadi, kita akan melakukan kafe pembantu!”seru Sekime. Semuanya pun bersorak gembira terutama Nakao muhaha.
“Pada akhirnya, asrama 1 dan 3 tidak memberikan suara untuk ususlan mereka sendiri”seru salah satu siswa. Anak asrama 1 dan 3 pun hanya tertawa muhaha.
“Bukan ganti lagi?”guman Ashiya.
Jam olahraga pun dimulai, seperti biasa Ashiya berlari ke gedung olahraga untuk berganti baju.
“Oh, tidak! Aku terlambat”guman Ashiya buru-buru masuk ruangan untuk ganti baju.
Tanpa Ashiya sadari, komite sakura menyelidiki tempat itu.
“Hei, apakah kau benar-benar percaya bahwa ada seorang gadis?”tanya Nanba.
“Kita hanya ingin memastikan”jawab Tennouji.
“Apa yang kau lakukan? Cepat idiot!”seru Tennouji seraya memukul kepala Oscar muhaha.
‘Ini sakit”seru Oscar.
Bagai trio dektektif sakura mengendap-ngendap ke ruangan tempat Ashiya berganti baju.
Tennouji pun mengintip celak pintu, dilihatnya Ashiya sedang berganti baju. Diikuti oleh Oscar. Dan inilah ekspresi mereka*ngakak guling-guling muhaha*.
“Ada apa sih?”tanya Nanba, Tennouji pun menunjuk ke ruangan yang mereka intip tadi.. Nanba pun memperhatikan ruangan itu, dia pun berekspresi tidak jauh dengan Tennouji dan Oscar muhaha.
Keesokannya harinya, Tennouji dan Kanna bergandengan tangan di taman sekolah.
“Bisa bersama Tennouji-sama, aku sangat bahagia”ujar Kanna.
“Kanna…aku juga”’ucap Tennouji.
“Aku tidak ingin ada gadis lain selain dirimu…”lanjut Tennouji namun terhenti karena ia mengingat melihat Ashiya berganti baju. Muhahaha gokil bener ni, Tennouji pun jadi keringat dingin, keringat mengucur deras kayak hujan muhaha.
‘Tennouji-sama, jangan-jangan kau merasa tidak sehat”seru Kanna.
“Aku tidak bisa”seru Tennouji lalu bersujud di hadapan Kanna.
“Kanna, aku minta maaf. Aku melihat seorang gadis telanjang….Maaf!”mohon Tennouji. (suka deh ama Tennouji walaupun galak dan jelek*sadis* tapi jujur banget muhaha, tapi di Hana Kimi remake keren lho*promosi*).
“Eh, di mana”tanya Kanna.
“Di gym”jawab Tennouji keceplosan. Ia pun segera menutup mulutnya mengingat pesan Nanba.
“Jangan beritahu siapapun tentang hal ini”pesan Nanba.
“Tentu saja. Itu tidak mungkin”jawab Tennouji mantap. Kembali ke Kanna dan Tennouji.
“Gym, di gedung olahraga SMA Osaka?”selidik Kanna.
“Bukan…um”jawab Tennouji biingung mau jawab apa.
Kanna pun berlari secepat kilat meninggalkan Tennouji.
“Ka~~nna”seru Tennouji sampai mulutnya nggak bisa digerakkan ckckckc.
Secepat kilat Kanna mengejar genknya.
“Hibari-sama”panggil Kanna.
”Sesuatu yang buruk telah terjadi! Tampaknya ada seorang gadis di kalangan siswa SMA Osaka”jelas Kanna tergesa-gesa.
“Apa yang kau katakan”tanya Juri.
“Kanna-san. Mungkin kau salah mendengarkannya?”seru Hibari mencari alas an.
“Aku tidak salah mendengarnya. Tennouji-sama mengatakan melihat seorang gadis telanjang”jelas Kanna.
“Seorang gadis telanjang…..”guman Hibari, ia pun mendapat ide.
“Mungkinkah ia mengatakan ia melihat elang botak milik Osugi”ujar Hibari.
“Osugi memiliki elang botak?”tanya Komari.
“Itu tidak mungkin”seru Kanna yang tetap keukeuh.
“Bukan, itu benar, Osugi memiliki elang botak!”bantah Hibari meyakinkan Kanna.
“Itu….mungkin bisa jadi….”jawab Kanna tak punya pilihan lain.
“Apakah aku benar?”guman Hibari.
Komari pun menepuk pundak Kanna, dan berkata,”elang botak Osugi! Aku benar-benar ingin melihatnya”. Hibari pun bernapas lega.
Lalu Komari berlari secepat kilat muhaha, saat dia menemui nenek penyapu jalan ia berkata,”aku mendengar kau dapat melihat elang Botak milik Osugi di SMA Osaka”ujar Komari semangat.
“Hah? Huh?”jawab nenek karena kurang mendengar.
Nenek tersebut pun berlari secepat kilat untuk menyampaikannya lagi ke orang lain,
“Aku mendengar ada raksasa botak di SMA Osaka!”ujar nenek tadi pada seorang petugas polisi yang berpatroli (pesannya sudah melenceng ni).
Petugas polisi tadi menyampaikannya pada orang lain kembali, jadi pesan berantai muhaha. “Aku mendengar hantu Q-Taro (oleh Fujiko Fujio) ada di SMA Osaka”serunya.
“Hah, Q-Chan”jawab orang yang diberitahu.
Bapak-bapak yang diberitahu oleh petugas polisi tadi, menyampaikannya lagi pada orang yang ditemuinya,”Aku mendengar Takahashi Naoko (pelari jarak jauh) ada di SMA Osaka”serunya pada seorang anak kecil.
Anak kecil tadi malah bertanya pada seorang pemain badut (yang suka pakai kostum itu lho) yang ditemuinya,”Apakah kau tahu, aku mendengar di SMA Osaka ada kelompok komedi wanita Taka dan Toshi?”ujar anak kecil tadi.
“Eh”.
Berita tadi diestafetkan kembali,”tentang…. Sesuatu…. perempuan……di SMA Osaka….apakah itu penting?ujar orang tadi pada seekor kucing muhaha.
Akhirnya berita tersebut sampai juga di SMA Osaka, Sekime memperhatikan Yuujiro yang sedang berbicara dengan seekor kucing, kucing yang tadi diberi informasi oleh orang yang memakai kostum beruang. Sekime yang bisa berbahasa hewan mendekat ke arah Yuujiro.
“Apa itu? Yuujiro?”tanya Sekime pada Yuujiro. Yuujiro pun menjawabnya dengan bahasa hewan?. Mungkin Yuujiro bilang ada perempuan di asrama.
“Eh?, itu bohong”bantah Sekime. Sekime pun bertanya pada kucing untuk memastikan.
“Bagaimana denganmu?”tanya Sekime.
Si kucng menjawab iya dengan bahasa kucing.
“Oh yeah. Itu serius”guman Sekime pada Yuujiro.
Di kantin sekolah semua anak asrama menikmati makan malam seraya bercengkrama.
Ashiya datang, ia clingak-clinguk mencari dompetnya.
“Apa yang kau lakukan?”tanya Nakao.
“Aku mencari sesuatu”jawab Ashiya. Sano dan Nakatsu memandang ke arah Ashiya.
“Lakukan yang terbaik”seru Nakao. Sano dan Nakatsu pun berpandangan.
Nanba dan Oscar merenung di depan pintu (kalau ada Nanba jadi ingat Nanba di Hana Kimi remake, Ren-sama aishiteru, Mpi gomenasai muhaha, karakternya agak berbeda dengan yang di sini).
“Aku ingin bertanya siapa gadis telanjang itu…..”ujar Nanba lesu.
“Bagaimana bisa Hibari tidak mau memberitahu kita siapa dia?”jawab Oscar.
“Masao”ujar Nanba.
“Um..um”.
“Itu panas”ucap Nanba. Oscar pun menjauh dari Nanba.
“Siapa yang ingin menyentuhmu?”ujar Oscar.
Tennouji pun menghampiri mereka.
“Oh, Apakah kau tidak bisa tidur nyenyak?”tanya Nanba.
“Sebenarnya…..”jawab Tennouji mendekat ke arah Oscar dan Nanba.

Tiba-tiba terdengar suara Sekime yang datang bersama Noe.
“Berita besar! Ada seorag gadis di kalangan siswa asrama”seru Sekime.
Nakatsu dan Sano menyemburkan air yang diminumnya bersamaan lucu muhaha.
“Eh”. Semua siswa kaget. Begitu pula Ashiya dan komite sakura.
“Apa itu?”tanya salah satu siswa.
“Dari mana kau tahu berita itu?”tanya Kayashima.
“Dari Yuujiro”jawab Sekime ceria tanpa dosa. Nakao pun menampar Sekime seperti saat Tennouji menghajar anak buahnya (bayangkan muhaha).
“Kau idiot. Kau benar-benar tidak kompeten”seru Nakao marah.
Noe pun menengahi Sekime dan Nakao.
“Tapi, aku menggunakan bahasa pernerjemah anjing, untuk memastikannya. Maka itu benar”ujar Noe.
“Semuanya, jadi ada seortang gadis di SMA Osaka?”tanya salah seorang siswa.
“Apakah itu mungkin?”tanya Nakao balik.
“Sekolah kita adalah sekolah khusus anak laki-laki!”seru salah satu siswa lain.
“Itu benar! Itu benar”seru lainnya. Ashiya pun terdiam.
Sano cuek seperti tidak terjadi apa-apa, Nakatsu gelisah haha.
Tennouji memandang ke arah Oscar dan Nanba yang memandanginya.
“Eh”.
“Hei, jadi aku mengatakan ini pada Kanna. Ini tidak seperti aku membantunya!”bantah Tennouji lalu ia bergegas keluar, namun Oscar mengikuti di belakangnya.
“Karena aku melihat serorang gadis memamerkan….”seru Tennouji terpotong, dengan tendangan kilatnya Oscar mengKO Tennouji hingga terlentang muhaha.
Oscar kesal pada Tennouji.
“Sepertinya kita tidak punya pilihan selain untuk mengetahui soapa gadis itu”ujar Nanba. Ashiya pun gelisah.
Di asrama 1, Tennouji dan 2 asistennya mengadakan pengecekan apakah diantara mereka salah satunya perempuan.
“Apa?”tanya Tennouji saat mengangkat telepon menunggu hasilnya.
“Tim pencari hanya menemukan seorang pria?”tanya Tennouji.
“Ya, sekarang kita akan memverifikasinya”jawab salah satu anak asrama 1.
“Verifikasi!”seru siswa yang menelepon Tennouji tadi.. Ternyata cara mengeceknya mereka menangkap seorang siswa dan membuka semua bajunya gelo tenan muhaha.
Kasian banget ni ama siswa yang ditangkap. Ternyata siswa yang ditangkap tadi seorang pria. Tennouji yang mendapat kabar bahwa siswa tersebut pria kesal, ia langsung memukul kedua asistennya dengan tongkat, sadis muhaha.
Seperti biasa di asrama 3 pencarian dilakukan dengan cara melakukan acara penyembahan, Oscar sebagai kepala suku eh asrama maksudnya berada di tengah agar mendapatkan wangsit siapa siswa perempuan itu. Oscar kan berseru,”katakan padaku siapa gadis itu?. Ok. Ayo!” seraya membaca mantra-mantra..
“Aku pikir ada cara yang lebih baik untuk menemukan gadis itu….”seru salah satu anak buah Oscar.
“Dia akan kesurupan lagi”timpal yang lain.
Selesai membaca mantra-mantra Oscar merapat ke tembok seraya menengadahkan tangan ke atas.
“Ok, ayo!”seru Oscar lantang siap menerima wangsit. Wangsit pun datang bagaikan sengatan halilintar menyerang Oscar hingga bentuk tengkorak Oscar terlihat jyah bahasa saia.
“Oscar”seru salah satu anak buahnya saat melihat Oscar sudah bergaya seperti wanita, memakai bandu dan tersenyum.
“Oh, iya”jawab Oscar.
“Bisakah kau memberitahu kami siapa gadis itu?”tanya salah satu anak buahn Oscar.
“Oh, iya,,,,”jawab Oscar yang bergaya seperti wanita.
“Mungkinkah…bahwa Oscar telah berubah menjadi seorang wanita?”seru salah satu anak buahnya. Yang lainnya pun jaei was-was dan takut.
“Oh la…la… Oh la…la… Oh la…la”ujar Oscar seraya mendekati anak buahnya. Anak buah berhamburan lari ketakutan mereka pun berusaha keluar namun pitu tak dapat di buka. Malang bener nasib asrama 3 tak beda jauh dengan asrama 1 endingnya kakaka.
Keadaan asrama 2 tak beda jauh dengan kedua asrama, untuk mencari siapa siswa wanita mereka mengetesnya dengan detector buatan siapa lagi kalau bukan Noe.
Setiap siswa akan melewati mesin detector itu, jika ia laki-laki maka lambing laki-laki akan nyala, begitu pula sebaliknya. Setelah terbukti sebagai seorang pria mereka yang lolos diberi sebuah kartu.
Nakatsu berhasil melewati detector itu, Ashiya gugup menanti gilirannya.
Sano pun sukses melewati detector. Nanba pun memanggil giliran berikutnya yang jatuh pada Ashiya.
Ashiya masih terdiam.
“Ashiya, apa yang salah? Bergerak majulah”ujar salah satu teman asramanya.
“Oh….”jawab Ashiya ragu, ia mengingat saat ia duduk di mesin detector Noe dan Kayashima mengatakan bahwa ia seorang pria”. Dengan keberanian yang dimiliki akhirnya Ashiya pun mencoba melangkah di pintu detector. Saat ia mencoba melangkah Nakatsu dengan cepat mencabut kabelnya dengan kakinya hingga terlepas.
“Apa yang terjadi?”ujar Sano. Nakatsu pun kembali memasang kabel listriknya.
“Mungkin ada yang rusak?”tanya Sano seraya pura-pura mengecek dengan berada di tengah-tengah pintu detector. Lampu detector laki-laki pun menyala, Ashiya dinyatakan lulus. Kolaborasi yang kompak antara Nakastu dan Sano kakaka mereka pun saling memberi kode jempol muhaha.
Pengetesan pun berakhir namun mereka tidak menemukan siswa wanita tersebut.
“Pada akhirnya tidak ditemukan seorang gadis….”seru Nanba.
“Apakah mungkin ada seseorrang yang membuat kesalahan?”ujar salah satu anak asrama.
“Aku merasakan hal yang sama”timpal yang lain.
“Apa yang akan terjadi jika benar-benar ada seorang gadis?”tanya salah satu siswa.
“Dia harus diusir”jawab yang lain.
“Menipu sekolah dan juga menipu kita semua”tambah yang lain.
“Kita tidak bisa memaafkan pengkhianat”seru yang lain. Semuanya pun berpendapat yang sama, kecuali Nakatsu dan Sano . Ashiya pun sedih.
“Tapi, karena ia terlah bersama kita sebagai seorang pria sampai sekarang…Jadi tidak buruk, jika kita terus seperti ini,kan”usul Nakatsu.
“Tidak, Kita tidak bisa melakukannya. Aku masih merasa aneh dengan hal itu”jawab salah satu siswa.
“Memang ini bukan perasaan yang baik dengan membohongi”tambah Sekime.
“Jika, itu aku. Aku akan mengakhiri segera persahabatan kami”seru Nakao.
Ashiya pun sedih mendengar jawaban-jawaban teman-temannya, Nakatsu pun menoleh ke arah Ashiya, begitu pula Sano.
Di kamar Ashiya, tertidur di lantai kamarnya dengan lesu.
Sano menemui Hibari di taman belakang asrama.
“Kau masih…tidak dapat memberikan itu (dompet+paspor) kembali?”tanya Sano.
‘Aku mendengar SMA Osaka sudah jatuh ke dalam kekacauan karena hal ini. Misi kami adalah membawa suka cita bagi kehidupan siswa SMA Osaka. Jika melakukan ini akan mengatasi masalah….aku akan memberikannya kembali”jawab Hibari mantap. Sano pun tersenyum. Hibari membuka paspor yang dipegangnya.
“Sano-sama…apakah kau mencintai gadis ini?”tanya Hibari.
“Ya”jawab Sano tanpa ragu. Hibari pun menyerahkan paspor yang dipegangnya.
“Terima kasih”ucap Sano. Lalu ia pun bergegas pergi, hibari pun sedih karena cintanya bertepuk sebelah tangan.
Keesokan paginya, Ashiya bersiap ke kelas dengan lesu.
“Hei, mari kita pergi”seru Sano.
“Oh”jawab Ashiya. Lalu bergegas turun saat ia menoleh ke meja belajar ia melihat dompetnya. Ia pun bergegas mengambilnya.
“Di mana kau menemukan ini?”tanya Ashiya.
“Di situ”jawab Sano.
“Di situ, di mana”tanya Ashiya.
“Apa itu penting? Akhirnya aku menemukannya juga”jawab Sano. Ashiya pun terdiam sesaat.
“Hei!Hey….Kau tidak melihat isi dompet …kan?”tanya Ashiya hati-hati.
“Apakah uangnya berkurang?”tanya Sano balik.
“Ayo, mari kita pergi”ajak Sano.
“Oh”ucap Ashiya tenang lalu bergegas ke kamar atasnya menaruh dompet?.
Komite sakura (minus Oscar) melakukan pengintain di gedung olahraga tempat biasa Ashiya ganti baju.
“Minggu lalu, waktu yang sama, tempat yang sama. Ada seorang gadis”ujar Tennouji pada Nanba.
“Apakah dia akan muncul lagi?”tanya Nanba. Tennouji dan Nanba pun terkejut saat melihat Ashiya berlari ke gedung olahraga.
“Itu Ashiya”seru Nanba.
Lalu datang Oscar yang masih bersifat seperti wanita (kesurupan hantu wanita kali ya?).
“Oh…la…la.. Oh…la…la.. Oh…la…la..”seru Oscar seraya menari.
“Ada apa dengannya?”tanya Nanba.
“Siapa yang tahu?”tanya Tennouji balik.
Mendengar Ashiya akan keluar, Tennouji dan Nanba pun menarik Oscar untuk bersembunyi. Komite sakura pun melihat Ashiya keluar gedung sudah berganti pakaian.
“Kenapa ia keluar dari sini sudah berubah?”pikir Nanba. Oscar pun mencium Tennouji kakaka.
“Mungkinkah….”pikir Nanba. Tennouji pun mengangguk paham lalu menampar Oscar dan bergegas pergi diikuti Nanba.
Ternyata Ashiya dipanggil ke ruangan komite sakura. Ashiya pun tegang dan was-was dengan suasana ruangan tersebut. Komite sakura pun mulai menginterogasi Ashiya.
“Hari ini dan minggu lalu….Apakah kau berganti pakaian di salah ruangan gedung olahraga?”tanya Oscar. Ashiya pun terdiam tanpa kata-kata.
“Jawab pertanyaannya!”seru Tennouji.
“Bagaimana ia menjawab, jika kau memaksanya?”ujar Nanba ( aishiteru senpai Nanba kun muhaha).
“Kami tidak akan memeriksamu atau apa. Jadi, cobalah untuk santai. Kami hanya ingin mengajukan beberapa pertanyaan”lanjut Nanba (suka Nanba ia memang orang yang paling perhatian kakaka).
“Oke….”ucap Ashiya. Nanba pun melanjutkan interogasinya.
“Sebenarnya, minggu lalu, kami melihat seorang gadis berganti baju di salah satu ruangan kantor gedung olahraga. Lalu, seminggu kemudian kau muncul di waktu yang sama. Apakah itu hanya karena kebetulan?”ujar Nanba. Ashiya pun terdiam.
“Jawablah dengan jujur. Apakah kau….seorang gadis?”tanya Nanba. Tennouji dan Oscar pun melihat ke arah Ashiya untuk mendengarkan jawabannya. Namun Ashiya masih bungkam.
“Aku melihat , dia membawanya kembali”ujar Nakatsu pada Sano.
“Iya, jadi sementara harusnya baik-baik saja”jawab Sano.
“Sesuatu yang buruk telah terjadi”seru Sekime tiba-tiba.
“Ashiya ….sedang dipanggil komite sakura”jelas Sekime.
“Eh”ucap Nakatsu terkejut, ia pun menoleh ke arah Sano, tahu apa yang terjadi Nakatsu dan Sano pun segera menuju ruang komite sakura.
“Terima kasih banyak”ucap Sano pada Sekime sebelum pergi. Sekime pun jadi was-was juga.
Ternyata Ashiya masih bungkam. Tennouji marah ia pun menggebrak meja.
“Jangan diam saja, jawab pertanyaannya”seru Tennouji.
“Jika itu bukan kau, kau hanya perlu memberitahu kami”tambah Oscar. Ashiya pun mengumpulkan keberaniannya.
“Kepala asrama, sama seperti yang kalian lihat, aku seorang gadis”jawab Ashiya. Komite sakura pun terkejut dan saat bersamaan Nakatsu dan Sano masuk.
“Mizuki…kau”panggil Nakatsu.
“Sano, Nakatsu…”jawab Ashiya.
“Kalian berdua…..apakah kalian mendengar percakapan kami?”tanya Tennouji.
“Kami…sudah tahu sebelum ini”jawab Nakastu.
“Eh”, Ashiya terkejut.
“Apa yang terjadi”ujar Nanba tak percaya.
“Aku dan Nakatsu, bahkan sebelum kepala asrama tahu. Kami sudah tahu dia adalah seorang gadis”jelas Sano.
“Apa?, apa yang terjadi, Nanba”tanya Tennouji pada Nanba.
“Bagaimana aku tahu”jawab Nanba bingung.
Nanba pun mengintrogasi Sano dan Nakatsu.
“Mengapa menutupinya?”tanya Nanba.
“Dia mendaftar ke sekolah ini….karena aku. Ashiya merasa bersalah karena aku terluka di Amerika”jawab Sano.
“Bukan, itu tidak benar. Aku datang ke sini karena kepentinganku sendiri”sanggah Ashiya.
“Dia menyalahkan dirinya sendiri, karena aku tidak bisa melompat tinggi lagi... jadi dia datang ke sini untuk membuatku melompat lagi”jelas Sano.
“Dengan kata lain, dia datang ke sekolah ini untuk membuatmu kembali ke lapangan”tanya Oscar.
“Aku….berterima kasih pada Ashiya,karena dia aku bisa melompat lagi”jawab Sano.
“Aku tahu, jadi begitu ya. Aku tahu alasannya sekarang”jelas Nanba.
“Yah… Ashiya apa yang akan kau lakukan selanjutnya?”tanya Nanba.
“Aku…sangat menyukai sekolah ini. Jadi, aku akan pergi”jawab Ashiya. (Ashiya tidak ingin melukai perasaan sahabat-sahabatnya oleh sebab itu ia memilih pergi, pilihan yang sulit namun demi kebahagian bersama ia pun lebih memilih mengalah).
“Mizuki”panggil Nakatsu.
“Aku benar-benar ingin lulus dengan semua orang, tapi aku tidak ingin menimbulkan masalah. Setiap orang sangat penting bagiku”jelas Ashiya (nangis kejer lebay dah).
“Aku mengerti. Namun, kita tidak bisa menyembunyikan semuanya dari mereka”ujar Nanba.
“Kenapa? Tidak ada guru yang tahu tentang ini. Ini tidak akan menjadi masalah jika kita tidak mengatakan apa-apa”ujar Nakatsu.
“Apa yang terjadi kalau itu ketahuan? Saat itu satu yang akan terluka, yaitu Ashiya”seru Nanba. Nakatsu dan Ashiya pun mengerti maksud Nanba (jyah kenapa episode ini sesuai banget dengan momen hati saia kakaka*sedia jolang*).
“Setelah kita lulus dari sekolah ini, kami tidak akan bisa membantunya lagi”tambah Tennouji.
“Tapi…..kami juga bersalah karena tidak mampu mendeteksi itu. Jadi, sebelum kami lulus pada bulan Maret tahun depan. Silahkan memutuskan jalan yang akan kau pilih, ok?”ujar Nanba.
“Aku bisa….tetap tinggal?”tanya Ashiya.
“Kami tidak akan keras dan melempar kamu keluar tiba-tiba”jawab Nanba.
“Terima kasih banyak”ucap Ashiya terharu. Nanba tersenyum.
“Yah, itu. Ini akan menjadi akhir itu. Kau akan melawanku saat festival nanti, aku tidak akan kalah”ujar Nanba. Ashiya pun tersenyum.
“Itu saja, semua orang bisa kembali sekarang”seru Nanba.
“Oke”ucap Ashiya seraya membungkuk memberi hormat. Lalu bergegas keluar ruangan diikuti Sano dan Nakatsu.
“Hei,apakah itu tidak apa-apa? Tinggal sampai bulan Maret?”tanya Tennouji.
“Risiko akan terlalu besar”tambah Oscar.
“Hal ini tidak bisa membantu. Jika bahkan dia seorang gadis. Ashiya adalah seorang siswa sekolah kita, melalui bersama. Oeran komite sakura adalah untuk melindungi para siswa bukan?”jelas Nanba. Oscar dan Tennouji pun tersenyum.
“Aku mengerti”jawab Oscar.
“Kau benar”tambah Tennouji.
Di taman asrama, Ashiya, Sano dan Nakatsu berdiam diri dalam kecanggungan, akhirnya Ashiya bertanya.
“Kalian sudah tahu….?”tanya Ashiya. Namun Sano dan Nakatsu masih terdiam.
“Aku tidak tahu apa yang harus dikatakan….”lanjut Ashiya.
“Kelas akan segera dimulai”seru kepala sekolah tiba-tiba yang telah kembali dari liburan.
“Kepala sekolah”ujar Nakatsu.
“Apa yang salah? Ekspresi kalian suram”tanya kepala sekolah. Namun semua terdiam.
“Meskipun aku tidak tahu apa yang terjadi, daripada menyesali dan membuang-buang waktu, kalian harus menikmati saat ini. Bunga tidak akan bersemi selamanya”ujar kepala sekolah lalu bergegas pergi.
Ashiya kembali duduk dikursi taman,”Nikmati sekarang….”ucap Ashiya.
“Yah…kita dapat mengambil waktu berpikir kita tentang masa depan, dan juga kepala asrama memberikan kita waktu. Ini akan menjadi sia-sia jika kau bersedih”jelas Sano lalu duduk di sebelah Ashiya.
“Itu benar, kita akan lulus suatu hari. Jadi…waktu yang diberikan kepada kita sekarang . Kita harus menikamatinya seluruhnya”tambah Nakatsu yang juga duduk di sebelah Ashiya.
“Kau masih bisa mengatakan beberapa kata-kata baik kadang-kadang”ujar sano pada Nakatsu.
“Idiot, orang-orang menyebutku, bodoh”ejek Sano. Nakatsu dan Sano main ejek-ejekan agar Ashiya tersenyum muhaha.
“Ah! Jangan menyebutkan bahwa kau bodoh dalam lompat tinggi. Siapa yang menurutmu memungkinkan bagimu untuk melompat lagi?”balas Nakatsu. Ashiya pun mulai tersenyum lebar.
“Btw, mengapa kau menipu pada saat itu?”tanya Sano.
Kepala sekolah pun sampai di ruangannya yang disambut wakil kepala sekolah.
“Selamat datang kembali, kepala sekolah”sambut wakil kepala sekolah.
“Tadaima (aku kembali)”ucap kepala sekolah.
“Ketika aku pergi… kau bekerja keras dan tampak hangat pada murid-muridku. Terima kasih banyak”ujar kepala sekolah.
“Tidak, aku senang bersama dengan mereka tumbuh besar”ucap wakil kepala sekolah seraya membantu membawakan koper kepala sekolah.
“Itulah pemikiran seorang pendidik yang harus dimiliki”ujar kepala sekolah.
“Apakah itu benar?”tanya wakil kepala sekolah.
“Oh yeah, bagaimana tanamanku yang aku minta untuk kau jaga?”tanya kepala sekolah.
“Tentang itu….”jawab wakil kepala sekolah seraya clingak-clinguk mencari tanaman tersebut.
“Wakil kepala sekolah”seru kepala sekolah.
“Ya”.
“Apakah kau tahu bagaimana menulis suart pengunduran diri?”Tanya kepala sekolah.
“Bukan seperti itu”jawab wakil kepala sekolah ketakutan.
“Aku bercanda”ucap kepala sekolah hahaha.
Di kamarnya, Sano terdiam sembari memainkan robot-robot (sebut saja begitu kakaka) kecil di atas kasurnya. Sebaliknya ashiya tertuduk di tangga menuju kamarnya.
“Untuk keheningan ini, aku minta maaf”ujar ashiya memecah keheningan.
“Bukan apa-apa. Aku diam juga”jawab Sano.
“Kapan kau bisa tahu (Ashiya perempuan)?”tanya Ashiya.
“Saat kau dan kakakmu bertengkar. Aku mendengar semuanya secara kebetulan”jawab Sano.
“Kenapa kau tidak mengatakan apa-apa pada saat itu?”tanya Ashiya.
“Jika bilang kau akan kembali ke Amerika”jawab Sano.
“Eh”, Ashiya terkejut.
“Setelah aku tahu alasanmu datang, aku benar-benar ingin kau melihat aku melompat. Selain itu…kau..bagiku….”jelas Sano namun terputus.
“Bagiku?”tanya Ashiya.
“Itu saja”ucap Sano salah tingkah.
“Apa itu? Katakan padaku”desak Ashiya.
“Aku mau mandi”ujar Sano. Ashiya pun mengikuti Sano.
“Hei, Sano. Katakanlah setelah kau keluar”seru Ashiya. Sano bpun masuk ke kamar mandi dan menutupnya.
Ashiya pun tersenyum lalu mengambil robot orang-orangan yang elatis dan memainkannya.
Sano mengantar menemani ayahnya yang keluar dari rumah sakit.
“Jadi kau memenangkan rekor lompat tinggi dari seluruh sekolah”tanya ayahnya.
“Tapi itu segera gagal diakhir”jawab Sano.
“Kalau tidak begitu, kau tidak akan besar”ucap ayah Sano.
“Ayah adalah orang bodoh…hanya ada lompat tinggi dalam kepala ayah. Tapi….karena aku punya ayah . Itu sebabnya ibu dan kau, karena kesalahan itu. Aku ingin menjadi seperti dia”jelas Sano. Ayahnya terpana.
“Kagurazaka tentu adalah seorang atlet lompat tinggi yang menakjubkan. Tapi…saingannya adalah aku. Ayah…jadi aku tidak akan kehilangan”lanjut Sano.
“Dengarkan baik-baik, kau tidak dapat melebihi papan mistar sendiri . Hidup untuk seseorang, cara itu kau bisa melebihi apapun”jelas ayah Sano.
“Yeah”jawab Sano.
“Sepertinya kau sudah menemukan seseorang (Ashiya? kakaka)”tebak ayah Sano. Sano pun tersenyum.
Lalu terlihat Shin datang.
“Ayah, taksi sudah ada”ujar Shin lalu membawa membantu tas ayahnya.
“Terima kasih”ucap ayahnya.
“Kapan-kapan, ayo ke rumah”ajak ayah Sano.
“Ah”jawab Sano, ayahnya pun masuk ke dalam taksi dibantu Shin.
Shin menghampiri Sano.
“Sekali lagi aku mengerjarmu”ucap Shin.
“Kau akan melampuiku dalam waktu singkat”jawab Sano. Lalu Sano mengusap-usap kepala Shin sambil berkata,”aku akan selalu menunggumu”. Shin pun tersenyum lalu masuk ke dalam taksi. Sano pun tersenyum.
Di asrama anak-anak sibuk menghias untuk persiapan festival. Nakatsu tersenyum melihat Ashiya ceria dengan yang lainnya.
“Syukurlah, akhirnya senyum Mizuki telah kembali”ucap Nakatsu bahagia. Lalu dimulailah imajinasi Nakatsu haha.
“Tunggu sebentar. Apakah aku melupakan sesuatu. Tidak, aku lupa. Kisah cintaku dan Mizuki benar-benar loyo. Meskipun aku tahu timing yang buruk sekarang. Tetapi jika aku terus menunggu, panah cinta dia akan bersandar ke arah Sano. Baiklah, Nakatsu Suichi,ini akan menjadi pertarungan terbesar dalam hidupmu. Tidak, tunggu sebentar. Mari kita lihat apakah Mizuki akan mengubah pandangannya dalam lima detik…”guman Nakastu dengan gaya pantominnya, Nakastu pun mulai menghitung mundur apakah Ashiya akan menoleh padanya?
“5,4…3,2,1…”guman Nakatsu dalam hati. Tanpa disengaja ashiya pun menoleh ke arah Nakastu, Nakatsu pun terkejut. Ashiya menghampiri Nakatsu.
“Nakatsu, tentang apa yang kau katakan terakhir kali….aku ingin memberimu jawaban”ucap Ashiya.
“Eh”, Nakatsu kaget.
Ashiya dan Nakatsu ke taman belakang sekolah. Ashiya memandang ke arah Nakatsu namun ia masih urung memberi jawaban, Ashiya pun mengumpulkan keberaniannya.
Nakatsu pun menghayal dengan khas pantominnya.
“Hari ini aku akan mengatakan lebih sedikit, jadi mari kita mengaturnya. Aku sudah membiarkan Mizuki tahu bagaimana perasaaku padanya. Sementara itu, saat aku menyadari bahwa aku tidak mungkin bersaing melawan Sano….Dia mengajakku ngobrol di sini. Biasanya dalam situasi ini akan mendapatkan ,”Maaf”. (Nakatsu sudah tahu mau ditolak ya kakaka). Namun aku masih berdiri menunggu kesempatan. Kenapa demikian. Karena aku jalan lebih sedikit maju berdasarkan data yang ditampilkan .Sano adalah orang terbelakang dengan jenis karakter berkepribadian panas-dingin di era ini. Ini harus senyum keren tipeku karakter di masa depan. Maaf, tentang jenis senyum keren. Ini adalah singkatan dari tipe tersenyum dan jenis keren. Btw, menjadi tipe senyum keren…”guman Nakatsu, namun Ashiya tiba-tiba menoleh dan berkata,“Aku minta maaf”.
“Eh”, Nakatsu terkejut dan menoleh ke arah Ashiya.
“Aku benar-benar menyukaimu. Bagiku…keberadaanmu adalah sesuatu yang tak tergantikan. Itu tidak akan berubah, tapi….aku hanya menganggapmu sebagai teman”jelas Ashiya. Nakatsu pun terdiam lesu menahan kesedihannya.

“Aku benar-benar menyesal”ucap Ashiya. Tidak ingin Ashiya sedih Nakatsu pun pura-pura ceria walaupun dalam hati menangis.
“Mengapa kau begitu serius? Ini adalah sebuah lelucon. Sebuah lelucon”seru Nakatsu ceria lalu membelakangi Ashiya.
“Aku benar-benar menyukai wanita yang sangat seksi, Yahhh….tentang itu…..karena kau dan Sano sangat dekat. Itu sebabnya aku memainkan lelucon simple padamu (Nakatsu bilang sebenarnya suka pada Ashiya itu hanya pura-pura?)?”jelas Nakatsu lalu ia menghadap ke arah Ashiya.
“Aku sangat buruk….sepertinya kau pikir itu benar”ujar Nakatsu.
“Apakah itu begitu?”tanya Ashiya senang, tertipu dengan kebohongan Nakatsu kakaka, polos sekali Ashiya ni, Nakatsu tuh suka banget ama kamu lho muhaha tapi kau hanya milik Mpi seorang*digetok palu ama Sano*.
“Kau dan aku….adalah teman terbaik. Lain dari itu tidak mungkin”seru Nakatsu.
“Sampai nanti”ucap Nakatsu berpamitan lalu bergegas pergi.
“Maaf”guman Ashiya.
“Oh tidak, aku pikir aku akan mulai menangis dalam waktu sekitar lima detik dari sekarang”guman Nakatsu yang sudah jauh dari Ashiya, Nakatsu pun mulai menghitung mundur.
“5,4,3,2,….1”. Lalu Nakatsu lemas tertunduk menahan tangis. (poor Nakatsu).
Di ruangannya, kepala sekolah membicarakan hadiah apa bagi pemenang festival nanti dengan para guru dan wakil kepala sekolah.
“Dalam festival sekolah, apa yang harus diberikan sebagai penghargaan bagi kelas dengan penjualan yang paling bagus? Bagaimana dengan LCD TV’tanya kepala sekolah.
“Itu sudah menjadi hadiah untuk kontes tampan”jawab kepala sekolah.
“Makan gratis selama satu tahun?”usul kepala sekolah.(mau donk kakaka)
“Itu adalah hadiah untuk perayaan jangka menengah”jawab salah satu yang menjadi juri dansa.
“Dibebaskan dari melakukan kebersihan selama setahun…?”usul kepala sekolah lagi.
“Itu adalah hadiah untuk menangkap pencuri underwear”jawab salah satu guru.
“Dibebaskan dari latihan radio pagi?”tanya kepala sekolah.
“Mereka tidak melakukan latihan radio pagi lagi?”jawab salah satu guru lagi.
“Barang olahraga?”tanya kepala sekolah.
“Sudah”.
“Kasur sutra”
“Festival bulan”.
“Bagaimana…perjalanan keliling dunia?”pikir kepala sekolah.
“Itu tidak mungkin”jawab para guru serempak termasuk wakil kepala sekolah.
“Maka apa yang harus ok?”tanya kepala sekolah.
“Itu adalah hadiah untuk acara terakhir”jawab Akiha tiba-tiba.
“Ah….., Oh? Akiha”seru kepala sekolah.
“Selamat datang kembali, kakak”seru Akiha.
“Eh?” kakak? Kalian berdua adalah saudara?”tanya orang yang menjadi juri di acara dansa (ga hafal namanya ckckckc).
“Itu sebabnya kita harus baik dengan dia”jawab wakil kepala sekolah.
“Aku akan memukulmu, orang tua!”seru Akiha pada wakil kepala sekolah.
“Maafkan kami”ujar wakil kepala sekolah pamit diikuti guru lainnya.
“Apa lidah tajam?”ujar kepala sekolah. Akiha pun menengok ke arah kakaknya.
“Sama seperti sebelumnya”tanya kepala sekolah.
“Tapi, aku mengambil banyak foto besar”jawab Akiha lalu mengambil foto dari dalam tasnya dan menyerahkan pada kakaknya.
Kepala sekolah pun tersenyum melihat foto-foto anak-anak asrama saat festival di episode sebelumnya, saat f4 Osaka Gakuen (Sano, Nanba, nakatsu dan Ashiya) melakukan pemotretan dan foto saat semua asrama foto bersama.
“Kau benar”guman kepala sekolah.
Anak-anak asrama masih sibuk menghias ruangan yang akan dipakai untuk acara lomba.
Ashiya bertugas memasang papan penyambutan. Namun tiba-tiba tangga yang di injak Ashiya terjatuh karena tersenggol. Ashiya pun kehilangan keseimbangan dan terjatuh pingsan.
“Apa yang terjadi, Ashiya!”seru anak-anak asrama.
“Dia jatuh”seru salah satu anak asrama. Semua orang pun mengerubungi Ashiya.
“Ashiya”,
“Panggil dr. Umeda”seru yang lain.
“Cepat, Ashiya!”seru yang lain.
“Apakah dia bernapas?”tanya Nakao.
“Apakah dia akan baik-baik saja seperti itu?”tanya salah seorang.
“Baiklah, mobile rescue (?). Mari kita mengangkat bagian atas tubuhnya”jawab teman yang lain.
“Tidak, tidak, tidak, kita lebih baik tidak memindahkannya”sela yang lain.
“Tapi, agar Umeda lebih mudah memeriksanya. Kita lebih baik melepaskan kemejanya”usul yang lain.
“Itu benar”ujar Nakao, lalu ia mulai membuka dasi dan kancing baju Ashiya.
“Cepat, Cepat”seru yang lain panik.
“Eh, dia memakai sesuatu di dalam (korset?)”guman Nakao lalu mencoba membukanya.
“Jangan sentuh”larang dr. Umeda tiba-tiba. Semuanya anak-anak asrama pun menoleh ke arah datangnya suara.
“Berikan jalan”seru dr. umeda lagi seraya menghampiri Ashiya .
“Serius…Jangan melakukan sesuatu tanpa prosedur yang benar”ujar dr. Umeda lalu memeriksa Ashiya.
“Kalian….. bisa kembali ke asrama kalian sekarang”lanjut dr. Umeda.
Dr. Umeda pun membopong Ashiya ke klinik asrama.
‘Apakah kalian…melihat itu?”tanya salah seorang murid.
“Aku melihat”jawab Noe di angguki yang lain
“Itu….”
“Mungkinkah….”
Nakao pun terdiam terluka, Sano yang datang pun segera berlari ke klinik dr. Umeda.


Bersambung ke episode part 2 , ganbatte ikimashou

Writteb By Akina Rf Support Piku by Elok Rf @PelangiDrama

BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA



0 comments:

Post a Comment


Friend Link List