Recent Post


[Sinopsis] Hana Kimi Episode 6

Do you want to share?

Do you like this story?

Episode 6 : Awal Badai Cinta

Episode ini dibuka dengan adegan dimana semua siswa kembali ke asrama mereka setelah pergi berlibur.
“Aku kembali”kata Nakao keluar dari mobil.
“Kami kembali dari laut”kata Nakatsu keluar dari mobil, semua anak-anak mengucapkan sepatah dua patah kata ketika turun dari mobil dan semuanya berulang-ulang.
Ashiya kembali ke kamarnya bersama Nakatsu.
“Mizuki!”panggil Nakatsu sambil menutup pintu, Ashiya menoleh.
“Mengapa kau kembali?”tanya Nakatsu.
“Eh?”
“Bukankah kau pergi ke kamp pelatihan tim lompat?”tanya Nakatsu.
“Mengapa kau kembali ke pantai?”tanya Nakatsu lagi.
“Karena…”jawab Ashiya berpikir, lalu ia mengingat saat di lapangan Sano berlutut.
“Tidak apa-apa jika kau tidak mau mengatakannya padaku”kata Nakatsu.
Lalu Nakatsu mengambil barang-barangnya.
“Kau akan kembali ke kamarmu?”tanya Ashiya.
“Aku dengar mereka sudah memperbaiki pipa airnya, katakan pada Sano terima kasih”jawab Nakatsu beranjak pergi, tapi Ashiya menarik kaos Nakatsu.
“Bisakah kau…. tinggal sebentar lagi?”tanya Ashiya, Nakatsu menoleh setelah mendengarnya.
Nakatsu mengkhayal melihat Ashiya dengan tatapan penuh harap, dalam khayalannya Ashiya berkata, “Bisakah kau?”.
“Tidak masalah”jawab Nakatsu yang sudah kembali ke alam sadarnya.
Nakatsu meletakan kembali barang-barangnya. Ia langsung tiduran di tempat tidur.
“Aku berencana untuk pindah, tapi karena kau yang meminta, aku akan tinggal di sini dengan mu, bukan karena aku ingin….”kata Nakatsu sambil memainkan sebuah mainan.
Sementara itu di lapangan Sano sedang bersama Sekime.
“Sano. Jangan kau pikir saatnya sudah kembali”kata Sekime.
“Satu kali lagi”kata Sano, Sano melakukan satu kali lompatan namun hasilnya gagal, tongkatnya terjatuh.
“Dia masih tidak bisa melakukannya”kata reporter Hara.
“Ini menyedihkan!”kata seseorang.
“Kagurazaka”ucap reporter Hara, ternyata orang itu Kagurazaka.
“Aku datang untuk melihat Sano Izumi melompat lagi, tapi setelah melihatnya, semuanya?”kata Kagurazaka.
“Tidak perlu mengatakan hal seperti itu pada seseorang yang sudah mencoba dengan baik”kata Sekime.
“Kemampuan kakiku sempurna, tidak seperti mu. Aku bisa membuatnya dilevel ini tanpa berlari”kata Kagurazaka.
“Kau lebih baik melakukan yang terbaik dibabak penyisihan”kata Kagurazaka lalu pergi meninggalkan Sano yang diam saja.
“Apa itu?”kata Sekime.
“Menjengkelkan, bajingan”kata reporter Hara.
“Kesempurnaan kaki….”ucap Sano.
“Ketika aku melompat, apakah ada perbedaan antara sebelum dan sekarang?”tanya Sano pada Sekime.
“Kau mengangkat kakimu lebih tinggi dari sebelumnya”jawab Sekime, Sano tersenyum.
“Jadi ini yang dia maksud”ucap Sano.
“Hemm?”
“Dia berkata ketika aku melengkungkan punggungku, aku tidak memaksa kepalaku untuk sejauh mungkin”kata Sano.
“Eh?”ucap Sekime tidak mengerti.
“Jika aku memastikan kepalaku turun, kakiku akan terangkat tinggi secara alami, jadi aku akan dengan mudah melompat dengan lompatan pendek”kata Sano lalu pergi.
“Jadi itu yang dia maksud”gumam Sekime
Sano bersiap untuk melompat lagi…
“Kau belum selesai?”tanya Sekime.
Sementara itu Ashiya tengah duduk ditempat tidurnya dengan kaki terjuntai ke bawah, Nakatsu memandangnya dari bawah.
“Eum hey…ini hanya untuk contoh… apakah kau pikir mungkin bagi seseorang untuk berkembang dari teman menjadi kekasih?”tanya Nakatsu.
“Hemmm, aku kira begitu”jawab Ashiya.
“Mizuki, Apakah ada seseorang yang kau pedulikan?”tanya Nakatsu.
“Yeah”jawab Ashiya.
“Apakah seseorang itu…dekat denganmu?”tanya Nakatsu.
“Yeah”jawab Ashiya.
“Jadi…kau mencintai orang itu?”tanya Nakatsu.
“Tidak”jawab Ashiya.
“Aku tahu, tapi ada kalanya kau tidak menyadari karena kau terlalu dekat dengan orang itu”kata Nakatsu
“Benarkah?”tanya Ashiya.
“Ya! Itu benar. Ya! harus benar”kata Nakatsu semangat.
“Nakatsu”panggil Ashiya.
“Hah?”
“Terlalu dekat”kata Ashiya menoleh dan melihat wajah Nakatsu terlalu dekat dengan wajahnya. Nakatsu langsung menjauh dan jadi salah tingkah, hahahahaha
“Maafkan aku”kata Nakatsu.
“Aku ingin tahu apakah Sano sudah selesai latihan?”tanya Ashiya.
“Oh, seharusnya ia kembali sekarang”jawab Nakatsu, Nakatsu frustasi sendiri (Toma lucu bener).
Ashiya mengingat saat Sano melihatnya di lapangan tempo hari. Ashiya yang jadi gugup langsung berseru, “Toilet”.
Ashiya langsung keluar dari kamarnya dan berlari keluar asrama. Ia berteriak, “Aku tidak bisa”.
Sementara itu Nakatsu masih di dalam kamar, ia sedang berasumsi sendiri, “Orang yang dipedulikan Mizuki….adalah aku?”. Nakatsu diam sesaat lalu ia terjatuh lunglai tengkurep ke kasur sambil berkata,“Apa yang harus aku lakukan?”. Kemudian Nakatsu bangkit dan duduk di sisi tempat tidur.
“Tidak..tidak..tidak….tunggu sebentar! Aku laki-laki dan dia laki-laki, ini tidak mungkin”kata suara hati Nakatsu sambil menggerakan ibu jarinya untuk membentuk istilah gender laki-laki (mulai perang batin,, Toma menggemaskan).
“Tapi jika Mizuki benar-benar menyukaiku, aku tidak punya alasan untuk menolaknya, karena cinta tanpa syarat, tapi…berasumsi kalau Mizuki dan aku saling jatuh cinta, menikah, dan punya anak.. kami akan menghadiri pertemuan anak-anak kita di sekolah… dilihat dari sudut pandang anak-anak kita… Kita bahkan tidak tahu siapa ayah dan siapa yang akan menjadi ibu”kata suara hati Nakatsu, Nakatsu mengucapkanya dalam hati sambil berjalan-jalan dikamarnya dengan menggunakan ekspresi tubuh, Nakatsu terdiam kemudian berpikir.
“Kami tidak mungkin memiliki anak”kata suara hati itu lagi, hahahahahaha. (scene ini lumayan lucu tapi memang agak susah untuk menggambarkan suasana lucu dalam sebuah bentuk tulisan, jadi harap maklum ajah ya readers).
Lalu ponsel Nakatsu berdering ternyata ada pesan yang isinya, “Nakatsu-san, bisakah kita pergi bersama besok? –Komari-“. Nakatsu menelan ludah.

Kemudian pintu kamar terbuka, dan Sano masuk ke dalamnya.
“Oh, lama tidak berjumpa”sapa Nakatsu, Sano langsung duduk dikasurnya dan membuka isi tasnya.
“Ashiya?”tanya Sano sambil mengeluarkan barang-barang dari dalam tasnya.
“Ah, toilet”jawab Nakatsu.
Ruang kesehatan…. Malam mulai menyapa asrama, Ashiya sedang berada d ruang kesehatan, ia sedang memandang bulan sabit malam ini, lalu ia merebahkan diri (baca: tengkurep) dikasur. Lama kelamaan ia tertidur.
Matahari pagi menyapa ruang kesehatan tempat Ashiya tertidur, lalu dokter Umeda datang dan duduk di atas tubuh Ashiya.
“Selamat pagi”sapa dokter Umeda, Ashiya meronta-meronta agar dr. Umeda berhenti mendudukinya.
“Tempat ini bukan hotel kelas ekonomi, atau 24 jam komik (maksudnya disini kaya perpustakaan gitu) dan kafe internet (warnet kalau kata kita mah)”ucap dokter Umeda.
“Aku tahu…kau sedikit berat”kata Ashiya terengah-engah, akhirnya dokter Umeda bangun dari duduknya ditubuh Ashiya.
“Ini juga bukan markas srategi Sano Izumi”ucap dokter Umeda, Ashiya menoleh ke arahnya.
Sementara itu Nakatsu dan Sano berbicara berdua di kamar. Sano sudah bersia-siap untuk pergi berlatih, sementara Nakatsu masih bersantai-santai dikasur futonnya.
“Mizuki tidak kembali sepanjang malam”kata Nakatsu.
“Apa sesuatu terjadi di kamp pelatihan?”tanya Nakatsu.
“Tidak”jawab Sano.
“Lalu mengapa dia tidak kembali? Bagaimana aku tahu?”tanya Nakatsu, lalu Nakatsu bangkit dari tidurnya dan duduk.
“Dia jelas senang untuk mu ketika kau bergabung di kamp pelatihan, bahkan ini jadi aneh”kata Nakatsu, Sano memandang temannya itu lalu ia berdiri.
“Jadi itu bukan salahku”kata Sano lalu ia keluar dari kamar.
Dokter…memberikan secangkir teh pada Ashiya. Gadis itu menerimanya, lalu dr. Umeda duduk di samping Ashiya.
“Aku tahu,jadi itulah mengapa kau meninggalkan kamp tanpa berkata apa-apa”kata Dr. Umeda.
“Jika aku…tidak memaksa Sano untuk lompat tinggi lagi, ia tidak akan menderita sakit atau kemunduran karena ia tidak bisa melompat, aku pikir jika aku masuk ke sekolah ini, aku bisa membuat Sano serius mempertimbangkan lagi untuk melompat dan segera setelah ia terfokus pada hal itu lagi, ia akan segera mampu melompat”kata Ashiya.
“Kau seorang juara tolol yang menyerah pada keisengan”kata Dr. Umeda.
“Apa kau benar-benar berpikir seperti itu?”tanya Dr. Umeda.
“Mengapa kau berpikir Sano berlutut waktu itu?”tanya Dr. Umeda lagi.
“Eh?”
“Itu karena dia ingin melompat, Sano ingin menemukan dirinya kembali, melalui melompat, ini pasti akan menyakitkan, tapi sekarang, Sano benar-benar berusaha”terang Dr. Umeda, Ashiya mencerna perkataan Dr. Umeda.
Sano memasuki lapangan tempatnya biasa latihan…
Sementara di kantin itu anak-anak asrama 2 sedang berkumpul di kantin, Nakao melepehkan mie yang sedang dimakannya.
“Komite Sakura?”tanya Nakao.
“Yeah”jawab Nanba sambil merokok.
“3 pemimpin asrama terdahulu bekerjasama membentuk Komite Sakura untuk menentang sekolah dan orang tua, ini semacam dewan mahasiswa”kata Nanba lagi.
“3 pemimpin asrama bekerja sama”ucap Nakao.
“Tidak mungkin”seru semua anak-anak yang mendengar ucapan Nanba tadi.
“Itu benar-benar terdengar seperti sebuah dongeng kan?”tanya Nanba, semuanya tertawa.
Lalu dari arah pintu masuklah gerombolan penghuni asrama 1 dan asrama 3, sepertinya mereka sedang berselisih paham.
“Sudah ku bilang jangan berjalan didepanku”kata Tenouji.
“Ini menggangguku untuk melihat penderitaan Tenouji-kun di musim panas”ucap Oscar.
“Kau lah orang yang menderita “kata Tenouji sambil meraih kerah baju Oscar, mereka saling berpandangan.
“Kalian yang menderita”kata Nanba.
“Apa yang kau katakan?”ucap mereka serempak melihat ke arah Nanba.
Nanba bangun dari duduknya dan berjalan mendekati Tenouji dan Oscar.
“Aku berkata ini musim panas terakhir kita sebagai siswa SMA, tapi yang kalian lakukan adalah perang konyol seperti ini”kata Nanba dengan gaya nyolotnya.
“Benar! Benar!”kata Nakao.
“Kau yang paling konyol”kata Tenouji menunjuk kepala Nanba.
“Kau gagal di semua mata pelajaran dalam ujian akhir yang terakhir kan?”tanya Oscar, semuanya menunjuk-nunjuk Nanba.
“Diam!! Kalian bajingan!!”kata Nanba, keributan pun terjadi, tiba-tiba dari arah lain, sebuah panah cinta melesat dan tertancap di tiang dekat Oscar. Semuanya terkejut.
“Dari mana datangnya?”tanya Nanba, lalu ia membuka pesan yang tertera di panah itu.
“Osaka Sports”ucap Nakao.
“Temukan harta karun yang tersembunyi di SMU Osaka, ini dikatakan oleh Kepala Sekolahnya sendiri”kata Nanba
“Dari Hawaii?”ucap salah seorang.
“Itu berarti Direktur Sawatari di Hawaii”kata Tenouji.
“Jadi ada harta karun di suatu tempat di sekolah?”tanya Oscar.
“BENAR-BENAR!!!”semuanya bersorak.
“Mungkinkah emas Tokugawa yang dikubur?”tanya Nakao.
“Mungkinkah saham?”tanya salah seorang lagi.
“Mungkinkah uang tunai?”tanya salah seorang.
“Sebuah sumber air panas”ucap salah seorang lagi.
“Benar!! Ayo kita pergi berburu harta karun, untuk menemukan harta karun yang tersembunyi”ucap Nanba semangat…..
Ashiya sedang berjalan seorang diri, lalu sebuah taksi berhenti tepat didepang gerbang Osaka Gakuen. Lalu seorang wanita keluar dari dalam taksi.
“Hai, Mizuki”seru wanita itu berlari ke arah Ashiya
“Mama”ucap Ashiya terkejut, ternyata itu mamanya Ashiya, Ashiya Keiko.
“Bagimana kabarmu?”tanya Mama Ashiya memeluk putrinya itu, lalu Ashiya melihat seorang pria keluar dari dalam taksi.
“Papa?!!”seru Ashiya, ternyata yang datang itu papanya Ashiya, Ashiya Takumi.
Ashiya dan kedua orang tuanya, berbicara di sebuah restoran
“Kau benar-benar terlihat seperti seorang laki-laki”kata Mama Ashiya menyentuh putrinya.
“Kau merubah image mu?”tanya Mama.
“Aku rasa begitu”jawab Ashiya.
“Kenapa kalia tiba-tiba ke sini?”tanya Ashiya.
“Hemm bulan madu, tentu saja”jawab Mama
“Apa yang kau maksud, “Tentu saja”?...Bahkan sekarang?”tanya Ashiya tertawa.
“Hmmm apa? Kami selalu merasa seperti pengantin baru, benarkan papa?”tanya Mama yang tiba-tiba jadi mesra sama papa. Papa langsung meletakan tehnya dan menjauhkan tangan mama.
“Berhenti main-main”ucap Papa.
“Suatu hari, Papa mu tiba-tiba berkata….”kata Mama lalu mendekatkan diri ke arah Ashiya.
“”Aku benar-benar khwatir pada Mizuki”” bisik mama menirukan perkataan papa waktu itu.
“Aku tidak mengkhawatirkannya”kata Papa mengelak secara tiba-tiba. Ashiya langsung melirik papa nya.
“Kami sudah memesan sebuah paket keluarga (baca: hotel) untuk malam ini, Mengapa kau tidak tinggal bersama kami?”tanya Mama.
“eh?”Ashiya terlihat berpikir.
“Mungkin juga, dengan begitu aku tidak harus kembali ke asrama”ucap Ashiya sendiri pada dirinya sendiri.
“Yeah, Oke”kata Ashiya pada orang tuanya.
Sementara itu Nakatsu sedang berkencan denga Komari di restoran.
“Kau terlihat mengantuk”kata Komari.
“Yeah aku tidak tidur dengan baik”jawab Nakatsu.

Lalu dari kejauhan terdengar suara seseorang memanggil, “Nakatsu”. Nakatsu yang merasa dipanggil akhirnya menoleh dan melihat,“Mizuki”.
“Apa? Pacar? Ayo kenal…”kata Mama belum selesai..
“Tidak, tidak, tidak”kata Mizuki berusaha menghalangi Mama-nya.
“Hallo! Hallo!”seru Mama pada Nakatsu sambil melambaik-lambaikan tangannya. Ashiya terus mendorong Mama-nya agar keluar dari restoran.
“Apa masalahnya?”tanya Mama
“Hallo”teriak Mama, akhirnya Ashiya berhasil mengirim Papa dan Mama nya keluar dari restoran.
Nakatsu langsung menghampiri Ashiya yang kembali lagi ke dalam restoran.
“Kemana kau pergi tadi malam? Aku khawatir kau sakit”kata Nakatsu sambil mengangkat kerah kemeja Ashiya.
“Maaf…”kata Ashiya.
“Komari-chan”kata Ashiya, Komari tersenyum sangat manis pada Ashiya.
“Kami sedang kencan”kata Komari.
“Diam, Komari”kata Nakatsu, Komari semakin tersenyum lebar, Ashiya jadi tersenyum nakal.
“Tidak…ini tidak seperti apa yang kau pikir, ini karena dia ingin bicara denganku”kata Nakatsu jadi salah tingkah mencoba menjelaskan.
“Tidak apa-apa! Tidak apa-apa!”kata Ashiya menepuk bahu Nakatsu.
“Ini tidak baik”kata Nakatsu menyingkirkan tangan Ashiya dari bahunya, senyum Komari akhirnya memudar.
“Kenapa kau marah?”tanya Ashiya.
“Oh ya, Aku akan tinggal bersama Orang tua ku malam ini, tolong katakan pada Nanba-senpai” kata Ashiya, lalu Ashiya sedikit mendekat ke arah Komari.
“Nakatsu adalah orang yang super baik”ucap Ashiya pada Komari.
“Ya”kata Komari tersenyum, Ashiya langsung pergi, Nakatsu mencoba memanggilnya.
Sementara itu anak-anak asrama 1 yang dipimpin oleh Tenouji sedang berusaha mencari harta karun yang tersembunyi. Mereka berjalan mengendap-ngendap layaknya seorang pencuri dan menggunakan sebuah alat berbentuk tongkat dari bahan metal (aku ga tau namanya apa, Gome~)
“Bisakah kita benar-benar menemukan harta karun dengan ini?”tanya Tenouji.
“Bodoh!!”teriak Tenouji lalu melancarkan tendangan bertubi-tubi pada anggotanya, hingga membuat salah satu anggotanya terkapar tak berdaya, hahahaha
“Ini adalah tongkat Dowsing selama jaman Edo, ada seorang pengkhotbah dari Belanda bernama Dowsing. Ia ingin menggunakannya untuk mencari anaknya yang hilang, tanpa tidur ia mengerjakan penemuannya malam dan siang hari”kata Teunoji.
“Ini sungguh menyedihkan”kata Tenouji memasang ekspresi sedih, semua ikut menangis namun ada salah seorang anggota yang tidak menangis, orang itu tetep melanjutkan pencariannya.
“Tongkat Dowsing selama jaman Edo? Itu palsu”ucapnya.
“AH”teriaknya saat ia berdiri didepat sebuah arca yang diwajahnya tertempel sebuah kertas.
“Disana”teriak semuanya langsung menghampiri arca itu dan mulai menggali, hahahahaha.
Sedangkan anak-anak asrama 2 yang dipimpin oleh Nanba juga sedang mencari harta karun, mereka menggunakan Metal Detektor. “Harta karun tidak selalu terbuat dari logam, kan?”tanya Nanba.
“Tentu saja, harta karun terbuat dari logam, bukankah kita mempelajarinya di buku-buku pelajaran SD kita?”tanya Nakao.
“Oh ya! Maafkan aku”kata Nanba, lalu Nakatsu lewat.
“Oh Nakatsu kau kembali tepat pada waktunya, Kami sedang berburu harta karun”ucap salah seorang, Nakatsu malah teriak, “HAAAAAAAA” tepat diwajah orang itu, hahaha.
“Nakatsu, Datang dan bantu kami”ucap orang yang lainnya lagi.
“Aku tidak akan membantu” kata Nakatsu lagi-lagi tepat diwajah orangnya.
“Metal deteKtor ini tidak bekerja sama sekali dalam kasus ini”kata Nanba, lalu Nakatsu menarik syal yang dipakai salah seorang anggota asrama 1 hingga orang yang memakainya ikut tertarik.
“Kau bisa menggunakan pria ini sebagai detektor”kata Nakatsu, lalu pergi meninggalkan mereka
“Bodoh!! Kelompok bodoh”gerutu Nakatsu, awalnya Nanba menyeringai marah namun tiba-tiba berubah jadi manis.
“Mengapa aku tidak berpikir begitu?”tanya Nanba sendiri.
Berpindah ke asrama 3, mereka sedang melakukan ritual. Mereka menggerakan tangan mereka ke sana kemari
“Mereka adalah orang bodoh manusia yang menyia-nyiakan waktu mereka untuk mencari”kata Oscar.
“Serahkan diri kalian dibawah kecerdasan kita”perintah Oscar.
“Okeh! Ayo”teriak Oscar, semuanya mengangkat tangan mereka ke atas…. Hahaha (benar-benar bodoh). Tiba-tiba sebuah petir menyambar Oscar, semuanya melihat kearah Oscar yang sedang bergetar hebat menerima serangan petir disiang bolong, hahahahahahaha. Setelah petir itu pergi, Oscar mulai menulis diatas kertas dengan wajah yang berantakan akibat tersengat petir, Oscar bergumam dengan kata-kata aneh.
“Selesai”ucap Oscar, semuanya menghampiri Oscar dan ber “OH~”.
“Aku tidak mempunyai ide”ucap seseorang, Oscar langsung melihat hasil karyanya itu.
“Limbo?”ucapnya. Tiba-tiba Oscar jadi senang.
“Tarian Limbo, apakah ini petunjuk yang kita butuhkan?”seru Oscar.
“Pergi dan siapkan Limbo”perintah Oscar, semuanya pergi dan Oscar teriak kegirangan.
Sementara itu Nakatsu telah sampai dikamarnya, kamar Sano dan Ashiya maksudnya. Nakatsu melihat Sano yang tengah memakai baju
“Oh! Aku jarang melihatmu akhir-akhir ini”kata Nakatsu.
“Aku hanya kembali untuk mengganti baju ku”kata Sano.
“Kau berkeringat”kata Nakatsu, Sano hendak membuka pintu.
“Aku bertemu Mizuki beberapa waktu lalu”kata Nakatsu, Sano menoleh pada Nakatsu.
“Orang tuanya ada di kota sekarang, malam ini ia akan tinggal bersama mereka di sebuah hotel”terang Nakatsu.
“Aku tahu”ucap Sano.
“Ada sesuatu yang terjadi,huh?”tanya Nakatsu.
“Aku kecewa padanya, dia keluar dari jalannya untuk menemuiku tapi aku tidak bisa melompat, jadi…”kata Sano terpotong.
“Aku tidak berpikir Mizuki menghindari mu hanya untuk itu, harus ada alasan lain”kata Nakatsu.
“Meskipun demikian, saat ini yang bisa aku lakukan adalah melompat”kata Sano, kemudian pergi.
Ashiya dan Mama-nya pergi ke butik pakaian wanita, mama terlihat memilihkan sebuah dress untuk Ashiya.
“Gaun ini terlihat bagus, benar? Kelihatannya bagus”kata Mama menyodorkan sebuah gaun cantik.
“Apakah ini tidak terlalu genit?”tanya Ashiya.
“Kau seorang perempuan, jadi tidak masalah” jawab Mama.
“Itu benar” kata Ashiya.
“Pergi coba ini”perintah Mama.
“Permisi”teriak Mama pada seorang pelayan, pelayan itu menghampiri Ashiya dan Mama.
“Dia ingin mencoba ini”kata Mama.
Ashiya berada di kamar ganti, ia terlihat cantik memakai pakaian perempuan, tapi Ashiya terlihat sedikit canggung.
“Mizuki”panggil Mama dari luar kamar ganti
“Hmm?”
“Tidak terjadi sesuatu kan?”tanya Mama.
“Eh? Kenapa?”tanya Ashiya.
“Apa yang kau pikir ibumu lakukan, aku tahu hanya dengan melihat wajahmu”kata Ibu, Ashiya terdiam.
“Apakah ada seseorang yang kau sukai?”tanya Mama.
“Itu tidak benar, bukan seperti itu”jawab Ashiya yang tiba-tiba kepalanya muncul dari balik tirai
“Menjadi serius, malah membuatnya lebih mencurigakan”kata Mama, Ashiya kembali masuk ke kamar ganti.
“Bagaimana seharusnya aku mengatakan itu?”tanya Ashiya pada dirinya sendiri.
“Sulit untuk dijelaskan, rasanya bingung”kata Ashiya.
“Aku pikir ini cinta”kata Mama.
“Aku sudah bilang padamu…”kata Ashiya muncul lagi, Mama hanya tertawa.
Lalu ponsel Ashiya berdering, ternyata Nakatsu yang menelepon.
“Halo”ucap Ashiya.
“Hey, kau punya waktu sekarang?”tanya Nakatsu.
“Sekarang?”tanya Ashiya.
“Pergilah, kembali saat makan malam, oke?”kata Mama yang tiba-tiba muncul.
“Yah, aku datang”jawab Ashiya pada Nakatsu.
Kembali ke persaingan 3 asrama dalam mencari harta karun, kali ini anak-anak asrama 1 mencari dikantin, Tenouji memberi instruksi pada anggotanya untuk menggali di lantai kantin. Ternyata anak-anak asrama 3 yang dipimpin Oscar juga datang ke kantin. Dan anak-anak asrama 2 yang dipimpin Nanba juga datang. Mereka semua melakukan ritualnya masing-masing.
Lalu Kayashima merasakan adanya aura kuning. Lalu ia menemukan sebuah amplop berwarna pink.
“Aku mendapatkannya”serunya.
“Kita menemukan harta karun”seru Nakao mengambil amplop dari tangan Kayashima.
Nakao dikerubungi semua anak-anak, lalu ia membuka isi amplop itu.
“Terlihat seperti tiga lembar kertas terpisah dengan petunjuk ditulis pada mereka ..”ucap Nakao.
“Tunggu! kalian tidak bisa melihat! kami adalah orang-orang yang menemukannya”kata Nanba memperingatkan pada asrama 1 dan 3.
“Orang bijak yang beristirahat di hutan, lihat bibirnya”ucap Nakao dengan suara lantang saat membanca petunjuknya.
“Bodoh! Mereka bisa mendengarnya jika kau membacanya keras-keras”kata Nanba.
“Orang bijak yang beristirahat di hutan”.
“Suatu tempat dengan kuburan atau patung”.
“Patung?”.
“Patung?”.
“Hahahahaha, baiklah, semuanya, ayo pergi”kata Tenouji pada anak buahnya, mereka pun pergi layaknya tentara maju ke medan perang.
“Selanjutnya”ucap Nakao.
“Nakao”kata Nanba mencoba menghentikan Nakao, tapi anak-anak asrama 3 terlebih dahulu membungkam mulut Nanba.
“Lihat ke dalam pusat tetesan air surga”kata Nakao, Oscar tertawa setelah mendengarnya.
“Ha! Kalian pergi mencarinya di dekat kolam”seru Oscar pada kawan-kawannya.
Sementara itu Ashiya sedang berjalan, lalu ia melihat Sano tengah mneyender pada pohon, keduanya saling melihat.
“Yo”ucap Ashiya membuyarkan suasana canggung diantara mereka.
“Oh”kata Sano.
Di lain tempat Nakatsu melihat Ashiya dan Sano melalui teropongnya.
“Aku seperti orang baik, aku bahkan terkejut pada diriku sendiri”ucap Nakatsu pada dirinya sendiri sambil meneropong Ashiya dan Sano.
“Terlilhat seperti korban skema Nakatsu”kata Sano.
“Yo”.
“Kau. Kenapa kau pergi tanpa mengucapkan apa-apa?”tanya Sano.
“Itu karena, karena…..”jawab Ashiya tak terselesaikan.
“Kau pikir aku terluka karena aku berlutut?”tanya Sano.
“Yeah, sedikit, tidak banyak”jawab Ashiya.
“Kau bodoh?”kata Sano, Ashiya menoleh menatap Sano.
“Jangan salah. Aku tidak mulai melompat lagi karena kau. Kau masih percaya diri seperti sebelumnya. Apakah kau pikir dunia berputar di sekitar mu?”tanya Sano, Ashiya memalingkan wajahnya dari Sano dan menunduk, Sano jadi gugup.
“Tapi…..um…aku hanya mengatakan kau…”ucap Sano grogi, Ashiya berdiri melihat Sano.
“Kau tidak seharusnya mengatakan itu”kata Ashiya.
“Eh?”
“Aku menjadi sangat tertekan, aku merasa aku yang membuat mu menderita”kata Ashiya.
“Mengapa kau harus tertekan? Itu aneh, kau selalu melakukan apapun yang kau suka, sekarang kau tertekan tanpa alasan, sungguh, kau adalah orang yang sangat sibuk”kata Sano.
“Apa? Kau tumbuh, rambutmu seperti Kitaro”kata Ashiya (Kitaro adalah salah satu karakter komik).
“Aku terlihat seperti Kitaro?”tanya Sano.
“Maka kau harus menjadi bola mata ayahku (medame Oyaji +salah satu kartakter komik Kitaro)” kata Sano.
“Bola mata ayah?”tanya Ashiya.
“Yah, kau selalu membulatkan matamu, sehingga sangat sesuai untukmu”kata Sano, Ashiya memicingkan matanya.
“Nanti! Ayah!”kata Sano lalu pergi.
“Hey! Tunggu sebentar Kitaro!”kata Ashiya.
“Hey Kitaro”teriak Ashiya, Sano tetap melangkahkan kakinya.
Sementara itu Nakatsu terdiam sesaat melihat pemandangan di depannya.
“Ada apa dengan keduanya?”tanya Nakatsu sendiri, Nakatsu menghela nafas, sementara Ashiya mengacak-acak rambutnya sendiri. Lalu Sano sempat berhenti berjalan sebentar dan mengintip melihat Ashiya dari jauh.
“Aku memanggilnya, “Bola mata ayah, apa terlalu banyak?”gerutu Sano.
Semua asrama masih sibuk mencari harta karun, mereka semua ada di taman.
“”Seorang bijak tidur dihutan” kemudian apa?”pikir salah seorang anggota asrama 2.
“”Seorang bijak tidur dihutan, lihat bibirnya”kata seorang anggota asrama 2.
“B-I-B-I-R”ucap salah seorang anggota asrama 1 yang tiba-tiba muncul, lalu ia melihat sebuah patung yang dimulutnya tertempel amplop berwarna pink, patungnya ngedipin mata lagi, hehehehehe
“Ha….”
“BiBir”
Semuanya berebut untuk mendapatkan amplop itu…. Mereka saling memukul dan mneghalangi antar asrama. Asrama 1 yang berhasil mendapatkan amplop itu karena mereka menggunakan otot mereka, hehehehehe.
Lalu amplop itu diberikan pada Tenouji…
Sementara itu Oscar dan anggotanya masih terus mencari di sekitar kolam, anak buah Oscar berkata kalau mereka sudah mencari disekitar tempat yang berkaitan dengan air, tapi tidak ada, Oscar terus berjalan mendekati kolam, lalu ia menemukan uang koin sebesar 100 yen. Oscar senang.
Tiba-tiba salah seorang anggota tanpa sengaja mendorong Oscar dengan kakinya, sehingga Oscar tercebur ke dalam Kolam, hahahahhah.
“Oscar”panggil orang yang mendorongnya tadi.
“Siapa orang tolol yang mendorong ku?”tanya Oscar dengan geram.

“Itu” kata orang yang mendorongnya, ternyata didahi Oscar tertempel amplop berwarna Pink, Oscar langsung meraihnya dan tersenyum lebar dengan air mengucur dari mulutnya. Semua anggota asrama 3 juga tersenyum lebar. Oscar langsung membuka Isi amplop itu.
Sementara itu anak-anak asrama 2 kembali ke kantin dan mencari Nanba.
“Nanba-senpai, asrama 1 dan asrama 3, mereka sudah menemukan amplop pink”kata seseorang (ga tahu namanya L),
“Apa? Kita satu-satunya yang tidak menemukan apa-apa?”kata Nanba.
“Senpai. Kita masih memiliki satu kertas yang tersisa”ucap Nakao.
“Kau tidak perlu memberitahu aku!”kata Nanba sambil memegang bahu Nakao.
“Apa petunjuk terakhirnya?”tanya seseorang yang tadi memberitahu Nanba, Nakao menunjukan petunjuk terakhirnya.
“Lihat ke sana”begitulah petunjuknya, Nanba meraih kertas itu.
“Lihat kemana?”tanya Nanba.
“Di sini, di sini, lihat di sini” kata Nakao yang tiba-tiba berjongkok di depan Nanba dan tepat menunjuk ke celana Nanba tepat pada bagian alat vital, Nanba langsung memukul kepala Nakao
“Bodoh”ucap Nanba, lalu Nanba mengambil kertas yang berisikan petunjuk terakhir.
“Petunjuk ini terlalu pendek, bagaimana kita bisa mengetahuinya?”keluh Nanba.
Lalu Nakatsu datang, Nakatsu berkata pelan,“Aku Lapar”. Nakatsu segera menuju mesin makanan. Kemudian ia memasukan uang koin dan memilih apa yang diinginkannya. Namun apa yang ia inginkan tidak keluar. Lalu Nakatsu mengecek mesinnya dengan melihat bagian mesin dimana makanan keluar dan ternyata Nakatsu malah mendapatkan amplop warna pink.
“Apa ini?”tanya Nakatsu sambil memegang amplopnya.
“Di mana roti ku?”kata Nakatsu sambil memukul-mukul mesinnya. Nakatsu terus teriak “Di mana Roti ku?”. Semua anak-anak asrama 2 yang mendengar teriakan Nakatsu langsung menoleh.
“Ah!!”tunjuk semuanya serentak ke arah Nakatsu. Nakatsu menatap mereka dengan tatapan aneh.
Sementara itu Ashiya sedang makan malam bersama kedua orang tuannya.
“Lobster ini enak”ucap Mama.
“Hey bagaimana hasilnya? Kau tidak bertemu dengan pacar mu?”tanya Mama pada Ashiya.
“Pacar?”tanya Papa.
“Aku sudah bilang padamu tidak seperti itu ...”jawab Ashiya.
“Hemm, tapi wajahmu terlihat sangat lelah, Bagaimana aku bisa membiarkan mu tinggal di Jepang sendirian?”tanya Mama khawatir.
“Mengapa kau tidak kembali ke Amerika?”saran Mama.
“Ayo kita kembali”jawab Ashiya, Papa dan Mama terkejut mendengarnya.
“Aku pikir ada sesuatu yang harus kau lakukan? Itulah apa yang kau katakan ketika kau kabur dari rumah”kata Papa.
Flashback
Ketika Ashiya memohon pada ayahnya.
“Ada sesuatu yang harus aku lakukan! Tolong percaya padaku”kata Ashiya saat itu. Ia memotong rambut panjangnya dan kabur dari rumah.
End Flashback.
Ashiya terdiam mengingatnya,
“Apa kau sudah mengurus segala sesuatunya dengan benar?”tanya Papa.
“Tentang itu…”jawab Ashiya.
“Kau belum melakukan apa-apa dan kau sudah ingin kembali?”tanya Papa, Mama menatap miris Ashiya.
“Aku tidak ingat membawa mu sampai seperti itu”kata Papa. Ashiya menatap Papanya.
Ashiya berdiri di sebuah jembatan, ia memandang ke arah jalan raya yang penuh dengan lalu lalang kendaraan. Lalu ponselnya berdering.
“Mengapa kau mengatur ku bertemu dengan Sano?”tanya Ashiya.
“Ah dorongan hati”jawab Nakatsu sambil bermain sekuter.
“Apa yang kau maksud dengan,”dorongan hati”?”tanya Ashiya mencibir.
“Maaf, Maaf, aku hanya bercanda”kata Nakatsu lalu duduk di kursi meja belajar.
“Secara pribadi, aku hanya perlu untuk membantu teman-teman ku ketika mereka membutuhkan”kata Nakatsu lagi.
“Serius?”tanya Ashiya.
“Meskipun aku tidak tahu mengapa kau marah pada Sano, aku tahu kau selalu banyak pikiran”jawab Nakatsu
“Eh?”
“Tidak…Bagaimana aku mengatakannya ya ? Biasanya kau mengatakan satu hal dan ia mengatakan hal lain, maka kau akan mulai berjuang. Aku belum pernah melihat Sano memperlakukan orang seperti itu lain dengan mu. Dengan kata lain, ia membuka dirinya sendiri ketika dia dengan mu”kata Nakatsu.
“Tidak .. Tentu saja aku maksud seperti seorang teman. Seorang teman!”kata Nakatsu yang tiba-tiba sadar dengan apa yang diucapkannya tadi
“Aku mengerti”jawab Ashiya.
“Aku mungkin tidak seharusnya mengatakan ini. Tapi aku merasa ini bukan masalah besar. Jadi, bergegas dan kembali”kata Nakatsu.
“Oke, Nakatsu?”panggil Ashiya.
“Apa?”tanya Nakatsu.
“Terima kasih” ucap Ashiya.
“Hoh”kata Nakatsu. Mereka mengakhiri pembicaraan mereka ditelepon.
Nakatsu dan Ashiya sama-sama terdiam ditempatnya masing-masing.
Reporter Hara Akiha sedang melihat foto-foto.
“Perasaan tidak sama tanpa melompat setelah semuanya”ucapnya.
“Hey.. Keluar dari sini selama libur musim panas”kata Dr. Umeda.
“Kenapa begitu?”tanya Reporter Hara.
“Jangan bermain bodoh”kata Dr. Umde kesal, ia menghampiri reporter Hara.
“Dengar. Dengarkan baik-baik. Jika penerbit menyetujui gambar Sano, Jangan pernah kau muncul di sekolah ini lagi”kata Dr. Umeda, Reporter Hara hanya mengangguk saja.
“Aku sudah membiarkan mu menggunakan ruangan X-ray ku sebagai kamar gelap mu”kata Dr. Umeda lagi.
“Tapi jika Sano-kun tidak bisa melompat”kata Reporter Akiha
“Kau pikir aku akan mengatakan, 'Oh Yeah! Sano akan melompat ?”tanya Dr. Umeda, Reporter Akiha mengangguk
“Kau bodoh”kata Dr. Umeda.
“Dengar, Apakah Sano bisa melompat atau tidak, terserah kepada dirinya sendiri”kata Dr. Umeda.
“Ini akan menjadi kunci untuk menentukan apakah aku kembali sebagai camerawomen profesional yang sukses! Karena itu, aku harus memfotonya saat melompat”kata reporter Akiha tegas, lalu ia pergi dan membanting pintu.
Ashiya, Papa dan Mama-nya pergi naik bis bertingkat, mereka berada diatap bis yang terbuka.
“Lihat ini, angin mengacaukanmu”kata Mama menunjukan kameranya.
“Apa kau tak bisa membuat ku terlihat lucu?”tanya Ashiya sambil tertawa.
“Kau datang ke sini untuk Sano Izumi-kun, kan?” tanya Mama tiba-tiba.
“Eh?”
“Mama mu "tahu semuanya”kata Mama. Ashiya jadi salah tingkah.
“Apa kau suka (baca:cinta) pada Sano-kun?”tanya Mama.
“Aku sudah bilang itu tidak seperti itu”jawab Ashiya.
“Mizuki, jatuh cinta bukanlah hal yang buruk”kata Mama, Ashiya tersenyum.
“Kau tahu sebelumnya aku, ketika aku melihat seekor lobster, itu membuatku sakit sehingga aku tidak mau memakannya”kata Mama.
“Eh, kau jelas menikamatinya kemarin”kata Ashiya.
“Yah, suatu hari papa mu merekomendasikannya agar aku mencobanya, sehingga aku mencobanya dan sangat lezat”seru Mama.
“Aku merasa telah menyia-nyiakan setengah hidupku”kata Mama.
“Mama terlalu berlebihan”kata Ashiya sambil menyentuh bahu Mamanya.
“Sama sekali tidak”kata Mama menunjuk-nunjuk bahu Ashiya.
“Karena aku telah menyadari menghadapi sesuatu yang tak terduga bisa menjadi hal yang indah”kata Mama
“Menghadapi sesuatu yang tak terduga?”tanya Ashiya.
“Yah, seperti mencoba rok yang aku tidak suka, beberapa orang akan mengatakan itu tampak baik untukku, pergi ke sebuah film horor yang aku pikir aku akan takut. Ternyata menyenangkan. Orang-orang memahami hal-hal yang lebih baik setelah mereka mengalaminya”cerita Mama.
“Kemudian ada seseorang yang kau pikir kau tidak mencintai awalnya, tapi tiba-tiba kau akan sadar bahwa kau benar-benar mencintai orang itu, cinta akan membuat seseorang menjadi lebih dewasa”tutur Mama.
“Jika Mizuki juga bisa bertemu dengan orang seperti papa mu, maka yang akan menjadi baik”kata Mama
“Hmm?”
“Meskipun dia kadang-kadang keras kepala. Tapi sekarang dia adalah papa yang baik yang ingin kebahagiaan atas Mizuki lebih dari siapa pun”kata Mama.
“Yah”kata Ashiya tersenyum menatap Papanya dari belakang.
Ashiya dan Papa-Mama sudah sampai ditempat rekreasi, Ashiya berlari merangkul lengan Papa.
“Papa”seru Ashiya.
“Hm?”
“Aku… Aku akan tinggal di sini sebentar lagi dan mencoba yang terbaik”kata Ashiya
“Maafkan aku lari seperti itu”kata Ashiya, Mama memotret Papa dan Ashiya dengan Camdig-nya.
“Aku tahu karena aku kalian benar-benar khawatir, tapi…..kau mentolerir keegoisanku. Aku sangat berterima kasih kepada mu, papa”kata Ashiya mentap Papa nya.
“Aku..ketika Sano melompat tinggi lagi, aku akan kembali ke Amerika”kata Ashiya, Mama tersenyum mendengar perkataan putrinya.
“Kau terus percaya pada jalur yang kau pilih untuk dirimu sendiri. Kau... memiliki dukungan kami”kata Papa.
“Jadi selama kau dapat melakukannya….Lakukanlah”kata Papa.
“Papa”panggil Ashiya sumringah, Mama memotret momen mengharukan itu. Mereka pun masuk ke dalam kuil bersama-sama sambil tertawa.
Akhirnya Ashiya mengantar Papa dan Mamanya pulang. Ashiya meminta mereka untuk hati-hati. Mama memeluk Ashiya dan berkata,“Kirim salam untuk pacarmu”.
“Eh?”. Ashiya melepaskan pelukan ibunya.
“Pacar?”seru Papa sambil menunjuk Ashiya.
“Aku sudah bilang itu tidak seperti itu!”bantah Ashiya, Papa akan bicara tapi Mama menyelanya dengan menyuruh Papa untuk cepat naik ke dalam taksi. Mama menyuruh taksi untuk jalan, Papa muncul dari celah jendela taksi sambil teriak, “Aku belum menyetujui pacar mu”.
Papa dan Mama melambaikan tangannya pada Ashiya. Mereka saling melambaikan tangan.
Sementara itu semua asrama masik sibuk mencari harta karun. Asrama 2 sedang memikirkan maksud dari H-I pada petunjuk terakhir mereka.Salah seorang memberikan asumsinya bahwa H-I dalam romaji diucapkan hii, dalam bahasa inggris diucapkan High dan itu bisa jadi sebuah inisial. Semuanya mengangguk mendengar hipotesa rekan mereka.
“Bisa jadi beberapa singkatan kinda?”seru Nakatsu, semuanya melihat Nakatsu.
“Kinda seperti …. Angker bau (Hidoi Ishuu)?”kata Nakatsu lalu ia tepuk tangan sekali dan berkata, “Beruang coklat dan musang (Higumi itachi)!”. Nakatsu terlihat bersemangat sekali.
“Petunjuk kinda apa yang didapatkan asrama lain?”pikir Noe Shinji, Nanba bangun dari kursinya dan berjalan mendekati asrama 1.
Anak buah Tenouji menghalangi Nanba. Tenouji yang duduk di meja akhirnya berdiri diatas meja. Anak-anak asrama 1 langsung ambil posisi dan serentak berteriak,“Tak tahu malu” dengan menunjuk pada asrama 3.
Oscar yang merasa tersinggung langsung menghampiri asrama 1.
“Kau bajingan! Siapa yang kau bilang tak tahu malu?”tanya Oscar emosi.
“Tidak mungkin bagi ku untuk memberi tahu mu apa-apa!”kata Oscar lagi.
“Jika kita begini terus maka kita tidak akan pernah menyelesaikan apa-apa!”kata Nanba kesal sambil mengacak-acak rambutnya sendiri
“Bagaimana jika kalian berdua memberiku kartu kalian, maka mungkin aku tidak masalah berbagi harta karun dengan kalian”kata Tenouji melakukan penawaran.
“Tidak masalah”seru anak-anak asrama 1.
“Siapa yang akan memberikannya kepada mu”ucap Nanba.
“Benar, bukan memberikannya kepada mu, aku juga mungkin memakannya”kata Oscar yang lansung memasukan petunjuknya ke mulutnya, semuanya mencoba menahan Oscar.
Lalu Ashiya datang, Ashiya datang sambil membawa sebuah tongkat berbentuk hati yang berwarna putih.
“Selamat datang”ucap Nakatsu
“Apa yang mereka lakukan?”tanya Ashiya.
“Berburu harta karun”jawab Nakao.
“Hah? Berburu harta karun?”tanya Ashiya, Nakao mengangguk.
“Apa yang kau pegang?”tanya Nakatsu.
“Ini? Ini terjebak di pintu asrama”jawab Ashiya. Lalu semuanya melihat ke arah tongkat Ashiya dan berseru, “AHh!!”. Nakao mengambil tongkatnya lalu ia membuka pesan rahasia yang ada di tongkat itu. Nakao membuka gulungan kertas itu dan berkata, “Osaka Sport”.
Nanba mengambil kertas itu dan membacanya.
“"Satu untuk semua, Semua untuk satu" apa artinya?”tanya Nanba, Ashiya mengambil kertasnya dan membacanya.
“Aku akan melayani semua orang, semua orang akan melayani ku”kata Ashiya.
“Hmmm”
“Jadi itu berarti…”tanya Nanba.
“Ini berarti setiap orang harus bekerja sama sebagai sebuah tim”kata Ashiya, semuanya diam.
“Membuang ego bodoh kalian, semua orang bergabung, maka kalian dapat menemukan jawabannya, kan?”kata Ashiya lagi, semuanya mengangguk.
“Jangan membuatku tertawa, aku tidak ingin bekerja dengan orang-orang ini”kata Tenouji.
“Ini adalah garis ku, bergabung? Mustahil!”kata Oscar, Nanba mencekik Tenouji dan Oscar dengan cara merangkul leher mereka.
“Ini”kata Ashiya, semuanya menoleh padanya. “Dikatakan oleh kepala sekolah sendiri”kata Ashiya sambil menunjukan kertas koran yang tadi.
“Aku rasa itu tidak bisa membantu”kata Nanba.
Akhirnya mereka semua meletakan petunjuk mereka masing-masing. Asrama 2 dengan H-I, asrama 1 dengan B-A dan asrama 3 dengan R-I. Jadilah H-I-B-A-R-I.
“Hibari?”ucap semuanya serentak.
Sementara itu Hibari dan kawan-kawan tengah berjalan santai sambil berbincang-bincang, Hibari berkata pada teman-temannya kalau ia pernah dikejar banyak orang yang terpengaruh oleh pesonanya. Komari tidak begitu mempercayainya.
Lalu dari kejauhan terdengar suaru gemuruh orang-orang berlari, ternyata itu anak-anak Ohsaka Gakuen yang sedang berburu harta karun.
“Hibari-sama”teriak mereka serentak, Hibari menoleh ke belakang dan dari belakang juga ada yang mengejarnya, Hibari jadi panik.
“Apa? Apa yang terjadi?”tanya Hibari panik, ia teriak dan berjongkok, teman-temannya sudah menyingkir, anak-anak Ohsaka Gakuen mengeroyok Hibari.
“Tunggu! Jangan lakukan itu! Jangan sentuh aku! Sano-sama! Tidak ada! Tunggu!“teriak Hibari aneh.
“Aku mendapatkannya”teriak seseorong anggota asrama 2. Semuanya langsung pergi meninggakan Hibari yang tak berdaya ditengah jalan. (Sumpah ini lucu banget tapi aku sulit untuk menggambarkan situasi komedi ke dalam bentuk tulisan)
“Komari, apa kau melihat itu?”tanya Abeno.
“Ya, dia dikejar oleh banyak orang”jawab Komari.
“Aku seperti wanita berdosa”kata Hibari sumringah dengan rambut yang acak-acakan dan make up yang berantakan mirip orang habis di perkosa, hehhehehehehe.
Sementara itu dilapangan, Sano dan Sekime tengah melakukan pemanasan kecil, mereka berdua diperhatikan oleh reporter Akiha. Lalu Sano berjalan menuju arena lompat tinggi. Semua yang ada dilapangan itu melihat ke arah Sano.
“Apakah ia berpikir untuk melompat?”tanya reporter Akiha pada Sekime.
“Belum tentu, dia biasanya menunggu sampai semua orang selesai berlatih lalu ia melompat”jawab Sekime.
Sano terus berjalan menuju arena, ia menatap arena itu dengan tatapan penuh keyakinan.
Nanba memegang amplop berwarna pink itu dan membukanya, disana tertulis, “Harta karun itu ada di dalam diriku”.
“Apa saja harta itu? Apa itu?”tanya Tenouji.
“Wajah ini ...”ucap Nakatsu
“Tampaknya kita telah melihatnya di suatu tempat sebelumnya ...”kata Nakatsu lagi.
“Ah~ itu”kata Ashiya sambil menunjuk foto yang terpajang ditembok kantin. Nanba mencocokan kedua foto itu dan hasilnya sama.
“Kepala sekolah pertama – Edward J, Harrison-“kata Nanba, semua memperhatikan foto itu.
Kembali kepada Sano, semua orang melihatnya, termasuk reporter Akiha dengan kameranya. Sano melihat ke arah bangku penonton, mungkin dia mengharapkan kedatangan Ashiya.
“Jika kau ingin melompat, maka cepatlah”kata seseorang, Sano mulai mengambil ancang-ancang dan ia berlari sambil mengingat perkataan Ashiya, “Aku ingin membuatnya melompat tinggi lagi, membuatnya dia tersenyum lagi”. Sano masih berlari hingga akhirnya ia melompat dan……
Nanba dan Tenouji bekerja sama untuk mengangkat foto itu, foto itu berhasil diangkat dan terlihat sebuah lemari besi yang kokoh.
“Tempat ini memiliki lemari besi”kata Nakatsu, semuanya menatap dengan tatapan takjub.
“Jantungku berdetak begitu cepat”ucap Kayashima
Nanba dan Tenouji membuka lemarinya, lalu membuka lemarinya lagi dan nampaklah harta itu bersinar terang..
“Kuburan emas Tokugawa”ucap Nakao.
“Saham”
“Uang”
“Musim Panas..tidak mungkin”

Tenouji mengambil gulungan kertas yang ada di dalam lemari. Dan Nanba mengambil pakaian yang juga ada didalamya. Mereka menunjukan itu pada rekan-rekan mereka.
“Apa itu?”
“Kenapa seragam siswa?”tanya Nakao semuanya jadi bertanya-tanya. Tenouji membuka gulungan kertasnya.
“Jika ketiga pemimpin asrama tidak bergabung, maka sekolah kami tidak memiliki masa depan”kata Nanba membaca kertas itu
“Semoga, melalui organisasi ini, "Sakura Komite", kalian bertiga akan memakai seragam ini dan mewakili para siswa”kata Oscar melanjutkan.
“Mengatasi segala rintangan dan bangkit, membawa kembali Komite Sakura?”kata Tenouji.
“Apa yang akan kita lakukan? Apakah kalian?”tanya Nanba, Tenouji tersenyum dan mengangguk pada Nanba.
“Tidak keberatan”kata Tenouji.
“Aku juga”kata Oscar.
“Maka terselesaikan”kata Nanba.
Akhirnya ketiga pemimpin memakai seragam mereka, semuanya bertepuk tangan. Tenouji, Nanba dan Oscar bergaya dengan gayanya masing-masing.
“OK! Aku akan memimpin Komite Sakura!”kata Tenouji.
“Hey! Apa yang kau bicarakan?”tanya Nanba.
“Tidak! Aku orang yang paling mampu, jika kita mendapatkan hak turun ke sana, kan?”tanya Oscar.
Akhirnya mereka semua malah berebut posisi pemimpin.
Ashiya, Nakatsu dan Sekime yang baru datang hanya bisa melihat mereka yang masih berebut sambil keluar kantin. “Ada apa?”tanya Sekime.
“Aku tidak yakin ada apa” awab Nakatsu.
“Oh Sekiguchi ! lama tidak berjumpa”kata Nakatsu yang baru menyadari kehadiran Sekime. “Aku Sekime! Aku mempunya berita besar! Sano bisa melompat”kata Sekime.
“Eh?” .Ashiya menoleh
“Nyatakah?”tanya Nakatsu.
“Meskipun ini standar, tapi ia masih bisa membuat lompatan yang sangat indah. Anggota lain juga menerima Sano kembali ke tim. Aku senang sekali!”cerita Sekime,
Ashiya yang mendengarnya langsung berlari keluar.
“Mizuki!!”panggil Nakatsu.
Ashiya berlari ke gerbang sekolah, ia melihat Sano yang berjalan memasuki sekolah.
“Sungguh, kau lambat sekali”kata Sano.
“Ini bukan tentang itu”kata Ashiya.
“Kenapa kau tidak bilang kau akan pergi untuk melompat terlebih dahulu?”tanya Ashiya setengah teriak. Ashiya berjalan mendekati Sano.
“Apakah benar kau membuat lompatan?”tanya Ashiya, mereka berdua sama berjalan untuk saling mendekati.
“Itu tidak masuk hitungan”jawab Sano.
“Apa? aku tidak mendapatkannya? Kau membuatnya, kan?”tanya Ashiya serius.
“Mungkin"jawab Sano enteng.
“Apa kau mencandaiku?”tanya Ashiya.
“Mengapa tidak kau katakan padaku sebelumnya?”tanya Ashiya lagi.
“Aku hanya bilang padamu, ini masih jauh dari standar biasa”jawab Sano.
“Aku tidak mengerti! kau benar-benar tidak ingin aku melihat mu melompat?”tanya Ashiya.
“Yah”jawab Sano.
“Itu karena, aku ingin kau melihat ku melompat di panggung resmi”kata Sano lagi (cie cie ehm)
“Eh?”
“Jadi, aku tidak ingin kau melihatnya”kata Sano.
“Sano”ucap Ashiya lirih, ia tidak mampu berkata apa-apa lagi, Ashiya menundukan kepalanya seperti ingin menangis.
“Hey, apa yang salah?”tanya Sano, Ashiya mengangkat kepalanya dan menahan rasa harunya.
“Aku hanya senang”jawab Ashiya tersenyum, tapi tetap saja Ashiya tidak bisa menahan air matanya yang sudah tergenang, Sano yang menyadarinya menarik Ashiya ke dalam pelukannya (so sweet). Ashiya terkejut dengan perlakuan Sano terhadap dirinya.
Sementara itu Nakatsu sedang pergi mencari Ashiya, “Kemana Mizuki pergi?”tanya Nakatsu sendiri. Saat Nakatsu menoleh ke arah gerbang, ia melihat Sano dan Ashiya tengah berpelukan. Nakatsu terkejut.
“Aku akhirnya menyadari ...perasaanku terhadap Sano adalah….cinta”kata suara hati Ashiya.
Opini April :
Menurut april di episode ini kita diajarkan untuk menghormati orang tua, karena orang tua selalu mengkhawatirkan anaknya, itu jugalah yang dirasakan orang tua Ashiya saat Ashiya kabur dari rumah. Dan orang tua adalah orang yang paling berjiwa besar, mereka mau mengalah atas keegoisan anak mereka, namun terkadang si anak tak pernah mau mendengar apa yang orang tua inginkan, Jadi sebagai anak ada kalanya kita harus sadar kapan kita bersikap egois dan kapan pula kita harus berjiwa besar. I Love My Parents......

Written by April Rf @PelangiDrama
Pictures by Ari Rf & April Rf@PelangiDrama , sankyu April

BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA



0 comments:

Post a Comment


Friend Link List