Recent Post


[Sinopsis] The Greatest Love/Best Love Episode 12

Do you want to share?

Do you like this story?

pssstt, ni gambar khusus buat Ari Rf yang suka banget ma puzzle:
Judul episode ini----kisah sedih si puzzle biru: “kupikir aku sudah menyelesaikannya satu persatu..........Ternyata belum selesai semuanya…”.

Sementara Dokko Jin tengah recharge lewat ciuman Ae Jung....
uri Pil Joo pulang dengan hati remuk redam.
Karena sudah terlalu larut untuk menonton midnight movie juga untuk makan di resto, Dokko Jin menyarankan mereka ke rumahnya saja, ia ingin menunjukkan sesuatu ya itu kentangnya. Dokko Jin mendesah kecewa mulai cemberut karena Ae Jung lebih memilih keliling-keliling dengan mobil. 
Ae Jung menatap Dokko Jin, perlahan tangannya mulai menggenggam tangan Dokko Jin, senyum Dokko Jin langsung mengembang malu-malu.. hihi lucu banget liat senyum Dokko Jin ini, kayak abg. Ia tambah antusias saat melihat indikator bensinnya menyala. Aha, dia punya alasan untuk buru-buru pulang sebelum bensinnya habis. Tapi ternyata Ae Jung tahu ada pom bensin terdekat di gedung mereka parkir saat ini. Wkwkwk, Dokko Jin kembali kecewa.
Ae Jung mengambil selimut dari kursi belakang untuk menyembunyikan dirinya agar tak di kenali petugas pom bensin. Dokko Jin meminta agar Ae Jung memakainya nanti saja pas sudah dekat pom, tapi Ae Jung keukeuh, ia tak mau ambil resiko dikenali.
Di Pom bensin, Dokko Jin yang gampang di kenali-pun menjadi pusat perhatian, beberapa petugas pom bahkan terus mencoba menebak siapa yang ada di balik selimut, tebakan mereka tentu saja Se Ri, yang langsung membuat kedua tokoh kita tak nyaman.
Ae Jung menarik tangannya untuk di masukkan ke dalam selimut, tangan Dokko Jin menyelusup menggenggam tangan Ae Jung. Didalam, Ae Jung menangkupkan tangannya yang sebelah lagi, tanpa bicara, mereka saling menguatkan satu sama lain.
Setelah agak jauh, Ae Jung membuka selimutnya. Ia terus membahas soal selimut yang telah menyelamatkan mereka dan setidaknya mereka harus punya selimut besar untuk jaga-jaga. Di pihak Dokko Jin, ia justru merasa sedih, sedih karena menyakitkan baginya melihat orang yang ia cintai harus terus disembunyikan?? Mungkin. Ae Jung kemudian minta Dokko Jin menepi. Wajah Dokko Jin makin terlihat sedih karena menyangka Ae Jung ingin turun saja dan berjalan kaki, tapi senyum langsung mengembang saat tahu alasan Ae Jung yang ingin membeli makanan untuk di makan di rumah Dokko Jin…
“okaaaay!!”.... 
Setelah sampai rumahnya, Dokko Jin dengan bangga menunjukkan kentangnya.
“apa ini benar-benar kentang yang pernah ku belikan sebelumnya?”
“Ya, sedikit lebih spesial, karena aku yang memeliharanya” Dokko Jin mulai memuji-muji kentangnya, lalu terbahak-bahak, mulutnya langsung mengatup saat Ae Jung mengomentari tentang kata pertama yang di keluarkannya saat membuka mulut adalah membangga-banggakan diri sendiri, wkwkwk, di katain naris tuh Dokko Jin.. Ae Jung menanyakan kentang lainnya, kenapa hanya di pelihara satu, padahal ia membeli beberapa. Jawabannya Dokko Jin singkat dan hati-hati, “yang lainnya di eksekusi”
Ae Jung mengangguk faham, ia lalu menanyakan kemungkinan kentang itu berbunga. Dokko Jin menyanggupi terus merawat pohon kentangnya sampai berbunga dan akan ia tunjukkan pada Ae Jung. Berarti akan ada bunga lain selain Chamelia dan Azalea …. Kini ada bunga kentang!! hmmmmmm....
Suasana makin menghangat, karena Dokko Jin yang berpura-pura ingin tahu isi belanjaan Ae Jung memanfaatkan kesempatan buat nempel2, haha, ia juga mulai memegang tangan dan mendekat untuk mencium Ae Jung yang malu-malu….. sampai DINGDONG!!! Suara bel pintu merusaknya. Wkwkwk, dengan tampang kesal Dokko Jin berjalan kearah pintu, dan kaget karena terlihat Jae Suk di monitor belnya. Jae Suk langsung masuk terhuyung begitu pintu terbuka, wajahnya memerah karena mabuk.
“Hyungnim”.
“ada apa?” sahut Dokko Jin galak, beraninya managernya mengganggu kencan tengah malamnya.
“Memikirkanmu membuatku sedih, jadi aku minum sedikit”
Dokko Jin mengomeli Jae Suk yang bukannya pulang malah mendatanginya. Jae Suk makin frustasi, ia mulai memeluk Dokko Jin. “Hyungnim!... mungkin lebih baik beritahu saja semua orang….Aku tak bisa memberitahu siapa pun tentang perasaanku”
”perasaan?” Ae Jung yang ikut mendengarkan terheran-heran.
Dokko Jin berusaha membuat Jae Suk tenang, ia melepaskan Jae Suk untuk mengambilkannya minuman agar Jae Suk cepat sadar. Tapi Jae Suk sudah terlalu mabuk dan larut dalam kesedihannya, ia buru-buru memeluk Dokko Jin lagi dari belakang…
yang sekilas malah mirip mengerayangi, belum lagi tampang Dokko Jin kayak lagi menikmati. Ae Jung menganga melihat adegan di depan matanya.
“Hyung!...Aku mohon…. tetap di sisiku selamanya, Hyung!”
”Jae Suk ... dan kau ... Apa yang harus dilakukan?” Ae Jung mulai berdiri, ia makin salah faham.
Dokko Jin berusaha menjelaskan, tapi Jae Suk malah terus ‘menggerayangi’ sampai kaosnya Dokko Jin tersibak, wkwkwk. Dokko Jin mulai panik, ia menepak-nepak sambil melompat-lompat (mirip anak kecil ketakutan ketemplokan cicak di badan) wkwkwkwk.
Ae Jung pun turun tangan, ia berusaha membuat Jae Suk tersadar, akhirnya Jae Suk ngeh ada Ae Jung disana.
“Ae Jung nunim…Kau di sini?... Aku tidak bisa membiarkanmu melihatku seperti ini.” Jae Suk buru-buru merapihkan kerah bajunya.
”Jae Suk, tidak apa-apa….Setelah kau jatuh cinta padanya, menyukainya sebanyak ini bisa dimengerti”.
”Ini tak seperti yang kau pikirkan” Dokko Jin mencoba menjelaskan, ia juga berusaha menyadarkan Jae Suk dan menyuruhnya pulang sambil mendorongnya, wkwkw.
Tapi Jae Suk kembali nemplok, kali ini dikakinya Dokko Jin. Ae Jung berusaha mengerti perasaannya Jae Suk, ”Jangan begitu…. Tidak mudah baginya untuk datang dan mengakui perasaannya padamu”.
Dokko Jin kembali menjelaskan bukan itu, tapi ia juga tak bisa memberitahu yang sebenarnya. Ia menyerah, ia segera memapah Jae Suk untuk tidur di atas.
”Jangan mati. Kau tak boleh mati. Jangan mati hyungnim. Kau tak boleh mati. Aku akan melakukan yang lebih baik…..”Dokko Jin tercekat mendengar gumaman isi hati managernya. (Tahu gak sih, Jae Suk ni nama asli managernya CSW? Aslinya nama karekter manager Dokko Jin tuh siapa gitu, tapi CSW minta diganti jadi Jae Suk). Matanya mulai berkaca-kaca, ia ingat tentang kemungkinan umurnya pendek, iapun menoleh ke arah ruang tamu dan melihat Ae Jung sedang mengamati pohon kentangnya sambil tersenyum.
Ae Jung tersenyum melihat Dokko Jin yang memperhatikannya, ia berdiri untuk berpamitan dan mengingatkan Dokko Jin menjaga Jae Suk.
”Goo Ae Jung, maafkan aku…..”
“untuk apa?”
Sebenarnya menurutku ini bukan alasan Dokko Jin meminta maaf, tapi ia berusaha menjadikannya candaan, “membuatmu hanya melihat kentang, bukan yang sangat ingin kau lihat…. Karena kontrak iklanku, aku tak bisa begitu saja memamerkan badanku”
“Sayang sekali…. Kau begitu sempurna dari kepala sampai kaki. Aku benar-benar ingin melihat tubuhmu yang bernilai jutaan” Ae Jung menyambut candaan Dokko Jin.
”Apa aku harus menunjukkan padamu sedikit?” jawab Dokko Jin sambil memegang kerah cardigannya… tawarannya buat pembaca PD aja, gimana?? wkwkwk
Ae Jung tersenyum menolaknya, ia kemudian pamit pulang diiringi mata Dokko Jin yang makin berkaca-kaca. Dokko Jin menghela nafas, “aku orang paling buruk dan paling egois di dunia”.
Sementara itu kesedihan juga tengah menyelimuti Pil Joo yang malam itu memilih menghadapi sepanci ramen.
Sepertinya hanya Ae Jung yang berbahagia malam itu, kesedihan juga di rasakan oleh Jenny dan Ae Hwan. Jenny tahu Jae Suk mabuk karena sedang menanggung pikiran akan sesuatu, tapi ia menyangkanya karena Jae Suk terlalu menyukainya, haha.
“Pasti karena aku, sepertinya ia sangat menyukaiku…. Aku selalu menganggapnya fansku dan pasti itu melukai harga dirinya. Mulai dari sekarang haruskah aku memperlakukannya sebagai pria?”
“tidak boleh… lalu bagaimana denganku?”
“Apa hubungannya denganmu?”
Dan Ae Hwan bersedih karena setelah bertahun-tahun menunggu, Jenny ternyata tak menganggapnya sama sekali sebagai pria….
Paginya saat terbangun Jae Suk langsung meminta maaf pada Dokko Jin, dan menanyakan apa ia sudah bersikap tak sopan. Dokko Jin hanya menjawab bahwa justru kedatangan Jae Suk itu tepat untuk menghentikan Dokko Jin mengacaukan jadwalnya. Jae Suk senang ia tak mengacau, sambil senyum ia mengaku samar mengingat semalam ada Ae Jung. Senyum Jae Suk hilang dan sepatu yang di pegangnya terjatuh saat Dokko Jin membenarkan soal kehadiran Ae Jung semalam. Karena ia belum memberitahu pada Ae Jung soal sakitnya, ia minta Jae Suk berhati-hati. Sedang untuk Kepala Moon, ia akan melakukannya hari ini. Dokko Jin sudah memikirkannya matang-matang.
Kepala Moon menahan tangis saat menanyakan tingkat kesuksesan operasinya Dokko Jin. Ia lalu mengaku bisa menahannya saat Dokko Jin menawarkan ruang dan waktu agar kepala Moon bisa menangis. Dokko Jin sudah memikirkan rencana mengenai kontrak-kontrak iklannya jika ia ternyata meninggal nanti. Kepala Moon minta Ae Jung tak melanjutkan omongannya, karena ia yang akan mengurus semuanya dan ia yakin Dokko Jin akan tetap hidup. Pembahasan beralih pada Ae Jung. “Lalu, apa yang akan kau lakukan dengan Goo Ae Jung? Jika hubungan kalian di ketahui publik, akan sangat buruk bagi kalian berdua”
”Aku tahu, ini akan menjadi skandal terburuk…. Tapi jika ini adalah saat terakhirku, maka itu bukan yang terburuk, tetapi yang terbaik.,…. Jika aku mati, tak akan ada rumor jelek apapun, malah akan memperindahnya…. Jika aku bertahan dan mengatakan aku menyukai Goo Ae Jung, aku akan jatuh. Tapi jika aku mati dan aku mengatakan aku menyukai Goo Ae Jung, maka kisah kami akan indah” Dengan pemikiran itu, Dokko Jin akan menjaga imejnya dengan baik, karena apapun imej terakhir yang tertinggal akan menimbulkan dampak bagi Ae Jung.
Jenny tak habis pikir, bagaimana bisa dengan mudahnya Ae Jung berpaling dari Pil Joo ke Dokko Jin. Tapi ia juga tak bisa berkata-kata saat tahu Ae Jung benar-benar menyukai Dokko Jin dengan segala keadaannya: ‘kemungkinan hubungan singkat selama sebulan, hubungan sembunyi-sembunyi, kelanjutan karirnya padahal imejnya mulai membaik di acara CM’. Ae Jung tahu harus bicara dengan Pil Joo.
Pil Joo terlihat serius mengerjakan sisa puzzlenya, bayang kebiruan di dagu mencerminkan ia yang tak sempat mencukurnya. (wkwkwk, berasa novel picisan). Sisa pieces puzzle terakhir ternyata tak di temukan, saat Pil Joo berusaha mencarinya terdengar bel berbunyi.
Ae Jung datang membawa sekeranjang buah, ia dengan mengaku ke rumahnya Pil Joo karena Pil Joo sedang sakit dan tak ke RS hari ini. Pil Joo berusaha tersenyum mempersilahkan Ae Jung duduk. Ternyata fisik Pil Joo menerima kehadiran Ae Jung, tapi tidak jiwanya. Ia sangat antusias melihat pieces puzzle terakhir terlihat di bawah keranjang buah Ae Jung. Tanpa sadar ia membaliknya begitu saja hingga buahnya berhamburan.
Ae Jung hampir menangis mengumpulkan buah yang berserakan menyangka Pil Joo marah, sementara Pil Joo justru tersenyum menatap pieces puzzle terkhirnya. Pil Joo tersadar, ia jadi tak enak, tapi keadaan makin buruk karena Pil Joo menginjak pisang yang dibawa Ae Jung. Ae Jung makin menahan tangisnya, ia permisi pergi, tapi lagi-lagi Pil Joo yang berusaha menahannya malah membuat Ae Jung tersandung dan terjatuh. Untungnya, ia berhasil mencegah Ae Jung pergi dan menjelaskannya.
Kini dengan tenang mereka duduk berhadapan. Pil Joo menunjukkan pieces terakhir puzzlenya “Lihat, ini bagian yang hilang….Selesai… Sekarang selesai” Pil Joo tersenyum, ia mengaku bosan makan ramen, jadi ia berterima kasih karena kini ada buah yang di bawa Ae Jung,.
”kau mengatakan ‘terima kasih’ padaku malah membuatku merasa menyesal….Akan lebih baik kau lampiaskan kekesalanmu”
“melampiaskan kekesalanku? Bagaimana dengan ini….” Pil Joo lalu bertingkah marah berpura-pura akan membuang keranjang buah Ae Jung yang ia akui ia contoh dari drama. Ia minta Ae Jung untuk tidak menyesal, mengenai program kencan mereka, ia menyarankan mereka membereskannya perlahan-lahan, satu per satu, dan menutupnya dengan penampilan yang baik.
“Apa kau benar-benar sakit?” Tanya Ae Jung yang khawatir.
“Aku tidak sakit, aku hanya mangkir dari pekerjaanku, jangan khawatir…. Terima kasih untuk buahnya”
Setelah mengantar Ae Jung keluar, perlahan air muka Pil Joo berubah sendu. Ia lalu membereskan sisa-sisa ramen (bungkus, mangkuk, sendok, sumpit, panci) juga pisang yang penyet di karpetnya..
”Ya, aku telah membereskan potongan terakhir”.. potongan terakhir dari puzzlenya, juga potongan terkhir dari hatinya yang berkeping-keping???
PD Seo dari program lain menawarkan pada Ae Hwan soal Ae Jung jadi host pengganti karena host aslinya sedang cuti melahirkan. PD Kim meyakinkan kalau Ae Jung bagus tidak menutup kemungkinan ia akan menjadi host tetap. Ae hwan tersenyum berterima kasih atas kesempatan yang di berikan.
Namun tidak dengan Dokko Jin, ia khawatir saat mendengarnya. Bagaimana bisa Ae Jung yang selama ini di kejar reporter kali ini akan jadi reporter yang mengejar artis? Tapi justru itu yang akan jadi kelebihan Ae Jung, ia yang tahu bagaimana rasanya di kejar pencari berita setidaknya akan melakukannya lebih manusiawi. Lagipula ia harus punya acara lain karena ia akan segera berhenti dari CM.
Dokko Jin tak bisa menyembunyikan kegembiraannya mendengar Ae Jung yang akan keluar dari CM, tapi sedikit berkurang karena alasannya ternyata karena Pil Joo. Ae Jung merasa tak adil pada Pil Joo, karena ia bukan tipe orang yang membina hunbungan palsu hanya demi iklan (gak kayak Dokko Jin).
“Dokko Jin munafik, tapi orang itu innocent?.... Meskipun begitu, kau tetap memilihku… sepertinya kau sangat menyukaiku” Dokko Jin bermaksud menggoda, tapi ia langsung serius mendengar jawaban Ae Jung yang dengan yakin mengangguk, “ya, sangat menyukaimu”

“Terlalu menyukaiku akan sangat menimbulkan banyak masalah”.
”Jangan khawatir. Aku takkan memintamu memperpanjang waktu, aku juga takkan memintamu untuk menyatakan kau tulus padaku……Aku hanya menikmatinya dengan caraku”
“Kalau kau mau menikmatinya kenapa kau membawa ding diong kesini?” wkwkwk, Dokko Jin gak bisa bebas dua-duaan ma Ae Jung kalo ada Hyung Kyu. Ae Jung menyahut enteng, kalau Hyung Kyu dan Dokko Jin kan bersahabat, jadi mereka disuruh main sementara ia mau keatas liat pohon kentang.
Dokko Jin mendekati Hyung Kyu yang sedang asyik nonton, ia mencoba membuatnya main keluar, tapi Hyung Kyu tak mau. Ia mau menontonnya sampai selesai total 30 episode, sementara itu baru episode 1, wkwkw.
“30?” Dokko Jin lemas, ia terduduk di sofa tak sengaja menduduki remote Tv dan membuat Tvnya mati.
Kesempatan itu di manfaatkan untuk menyembunyikan remote, ia terus menyembunyikannya sementara Hyung Kyu kebingungan.
Ia juga memasang mimik lucu agar Hyung Kyu teralihkan perhatiannya….
Hyung Kyu lawan Dokko Jin??? Hyung Kyu dong yang menang....Dengan berat hati Dokko Jin akhirnya mengalah.
Hyung Kyu yang senang melihat remote tak jadi menyalakan TV karena ia tahu kalau Dokko Jin tak suka.
Dokko Jin luluh, “tontonlah, jika kau mau menontonnya…. Pada usia tujuh tahun, tidak apa-apa melakukannya." Tapi Hyung Kyu ternyata punya pemikiran lain, ia akan mencicilnya satu episode sehari, selama 30 hari.
Dokko Jin menyarankan untuk menontonnya sekaligus, "Ding Dong, tak semua orang punya kesempatan menonton satu episode sehari selama 30 hari. Jadi tontonlah selagi kau bisa” Hyung Kyu mengangguk-angguk.
“Aku sedang memanjakan diriku sendiri juga" kata Dokko Jin lagi sambil melihat ke arah Ae Jung.
Agency Se Ri dan Dokko Jin bertemu untuk membahas pengumuman perpisahan keduanya. Masing-masing mengajukan syarat untuk kebiakan masing-masing. Setelah para kepala agen pergi, Dokko Jin bicara berdua dengan Se Ri. Se Ri menyatakan kalau imejnya memang naik karena hubungannya dengan Dokko Jin, tapi bukan berarti Dokko Jin juga turun imej karena itu ia tak ingin kalau wanita yang nantinya jadi pasangan Dokko Jin malah menjatuhkannya. Dokko Jin meyakinkan kalau itu takkan pernah terjadi.
Se Ri minta pelukan terakhir sebagai perpisahan, tapi Dokko Jin menolak.
“Tidak… aku punya charger khusus. Menyentuhku sedikit saja akan menyebabkan konslet” Dokko Jin berdiri menangkupkan tangan se Ri yang terbentang ke badannya sendiri dan menyarankan menanam kentang (=cinta) untuk mengobati masalah psikologisnya.
PD Kim yang bertemu dengan Pil joo bersemangat menceritakan rencana episode mendatang. Tapi Pil Joo yang telah berjanji pada ae Jung untuk membereskannya, segera menyatakan tidak akan melanjutkannya lagi dengan alasan keluarga yang tak menyetujuinya.
Sementara itu Ae Jung sedang di perkenalkan PD Seo pada PD Lee, ia sementara akan membawa acara “Star Date”. Saat sedang mempelajari naskahnya, Dokko Jin menelpon Ae Jung. Saat tahu acara baru yang di panduAe Jung, Dokko Jin punya ide bagus, “kalau begitu, kencanlah denganku….”
Dokko Jin pun langsung menelpon PD Seo dan menyatakan kesediaannya untuk menjadi bintang tamu. Seketika ruangan sibuk, karena actor sekaliber Dokko Jin bersedia meluangkan waktu untuk acara mereka. Ae Jung terbengong-bengong.
Kesibukan segera di mulai. Para Kru juga Ae Jung sudah bersiap-siap.
Dan acarapun segera di mulai saat Dokko Jin datang.
Dokko Jin dengan cara yang tak kentara membantu Ae Jung menjalankan acara. Dokko Jin ikut membaca kertas yang di pegang Ae Jung, ia mengarahkan kencan mana yang ingin ia lakukan duluan.
Kencan pertama mereka ke restoran dukbokki.. cara yang pintar berpacaran di depan umum tanpa ketahuan… tapi kasian Ae Jung sesekali kipas-kipas, ia panas.. haha… 
lalu main basket di tempat game… Dokko Jin tak cuma memasukkannya sendiri, ia juga mengajak Ae Jung ikut main, dan membantunya mengarahkan dari belakang. wah wah, meluk-meluk Ae Jung di muka umum tanpa membuat orang protes. 
Berlanjut ke tempat aksesoris. Dengan alasan hadiah untuk reportase pertama Ae Jung, Dokko Jin memilihkan kalung berbandul heart….
Dan memakaikannya langsung ke leher Ae Jung.
Acara kencan hampir berakhir, kini mereka berbincang santai. Dokko Jin minta waktu untuk memberi tahu sesuatu kepada pemirsa.. 
Dan sebagai penutupnya Dokko Jin mengumumkan sesutau, “Kang Se Ri-ssi dan aku… kami tak lagi berpacaran. Sudah lama kami berhubungan sebagai rekan saja”.
Se ri yang mendapat kabar itu pun tak mau kalah, ia mulai menjalankan aktingnya, di depan para wartawan ia memasang tampang sedih setelah sebelumnya memakai tetes mata untuk membuat matanya basah….
Berita soal hubungan Dokko Jin dan Se Ri yang telah lama putus mengagetkan banyak orang. Termasuk Jenny yang terheran-heran saat membaca berita itu. 
Pil Joo tercenung menatap para susternya yang sedang membaca soal perpisahan Se Ri dan Dokko Jin. Ia sepertinya sadar kalau kansnya mendapatkan Ae Jung semakin kecil.
Sementara itu tayangan pertamanya Ae Jung sukses besar, selain karena Dokko Jin yang jadi bintang tamu, juga karena pengumuman perpisahannya Dokko Jin. PD Lee dan PD Seo terus memuji Ae Jung, walau sempat juga terlontar apa memang kesediaan Dokko Jin ikut acara mereka di rencanakan untuk menumumkan perpisahannya dengan Se Ri, secara mereka berasal dari agency yang sama. Ae Jung menyanggahnya.
Ae Jung menerima telpon dari si ‘Recharge’. Haha, ganti lagi namanya. Dokko Jin memberitahu Ae Jung bahwa ia mengumumkan perpisahannya dengan Se Ri saat wawancara tadi karena menurutnya itu waktu yang tepat. Sebelum menutup telpon, ia mengingatkan Ae Jung untuk tak dulu ke rumahnya karena banyak wartawan.
Dokko Jin menutup telponnya, Jae Suk yang ada di dekatnya bertanya soal pengumuman Dokko Jin, “Hyungnim, apakah kamu sengaja mengumumkannya saat kau wawancara dengan Goo Ae Jung nunim?”
“Itu karena aku ingin meninggalkan bukti, bukti bahwa aku selalu menjaga Goo Ae Jung sampingku.” So sweet…..
Manager Jang tengah mengantar member Candy Girl di bandara, secara tak sengaja ia bersinggungan dengan seorang pria. Sempat kesal, tapi ia kemudian tertarik karena mendengar suara yang familiar. ternyata pria itu suaminya Mi Na.
Saat ini adalah yang paling tak diinginkan Mi Na….Manajer Jang tersenyum lebar, sementara Mi Na tersenyum getir. Mi Na berusaha membuat suaminya segera pergi, tapi manager jang dengan cepat memberikan kartu yang tentu saja di balas dengan kartu nama juga. “Hubungi aku nanti…Atau haruskah aku kontak denganmu melalui suamimu?” ada ancaman dalam nada suara manager Jang. Sepertinya cepat atau lambat Mi Na memang harus menghadapi manager Jang.
Pil Joo menatap puzzlenya yang sudah jadi, “Aku sudah memasang semuanya. Aku tidak bisa mengacaukannya lagi dari sekarang”.
Kesendiriannya lalu terganggu oleh telpon dari Se Ri yang mengaku sedang merayakan pesta singlenya. Ia mengundang Pil Joo untuk datang dan minum bersama. Pil Joo menolak. “kalau begitu aku akan datang ke Rs untuk menemuimu” Se Ri terus memaksa, lagi-lagi Pil Joo menolak dengan alas an ia akan segera pergi untuk suatu urusan, jadi tak punya waktu untuk bertemu Se Ri.
“Kalau begitu aku akan minum banyak sekali akibat kesedihan karenamu…. Apa kau akan berpura-pura tak tahu dan membuatku sendiri disini? ……. Aku akan mengirim sms alamat tempatnya, kau mau datang atau tidak, terserah ..” Se Ri agak kesal menutup telponnya.
Se Ri memutuskan tak minum, ia hanya minum jus karena yakin Pil Joo takkan datang. percuma saja jika ia mabuk takkan ada yang merawatnya. Se Ri sudah bangkit untuk pulang saat dilihatnya Pil Joo datang. Ia buru-buru ke mejanya lagi dan berbaring bertingkah seolah sedang mabuk.
“Kang Se Ri-ssi”
“Yoon Pil Joo-ssi… kau disini”
“Aku tadi sempat melihatmu lari masuk.” Wkwkwk,
Se Ri langsung bangun, “Bagaimanapun, kau di sini .... Jika aku mabuk, kau akan mengurusku, kan?”
"Kang Se Ri-ssi .... Aku tak punya apapun yang bisa membantumu… Ku harap kau menyeleseaikannya”
"menyelesaikannya? ... Untukmu, sederhana itu?"
"kupikir aku melakukannya dengan sangat baik."
"Bohong!!” Seri lalu mengingatkan bahwa Pil Joo pernah bilang bahwa mereka sama, bahwa keadaan itu begitu membuat frustasi dan serasa terbunuh..... Merasa harus melewatinya dengan baik, dan tak ingin terlihat bodoh… Se Ri capek sendiri dengan tuduhan-tuduhannya, ia minta Pil Joo segera pergi, lalu menangis. Pil Joo ragu, sebelum keluar ia ingin menawarkan tissue untuk Se Ri yang menangis. Namun urung.
Pil Joo di dalam mobilnya kembali menatap puzzlenya… matanya mulai berkaca-kaca, “Aku sudah menyelesaikannya satu persatu… kupikir aku sudah menyelesaikannya satu persatu”.
Pil Joo menangis, mengingat kebersamannya dengan Ae Jung menyelesaikan puzzle itu, saat memberinya bunga di acara CM, saat menangkupkan tangan di telinga Ae Jung agar Ae Jung tak mendengar kata-kata yang jelek tentangnya, saat memberi pelukan untuk Ae Jung yang menangis tanpa henti (karena tragedi kentang). Akhirnya Pil Joo dengan berat hati mengakui, “Ternyata belum selesai semuanya…”. cup cup akang Pil Joo, tinggal pilih mau yang mana dari anak RF, kekeke.
Dokko Jin bertelpon ria dengan Ae Jung sambil merawat kentangnya. Dokko Jin mengaku seperti seorang putri yang terperangkap di dalam menaranya, haha. Ae Jung mengulum senyum, “putri? Tidakkah badanmu terlalu kekar? Binatang… kau lebih mirip binatang. Binatang yang suka untuk merawat kentang dan terjebak dalam menara”
"Putri atau binatang, aku tidak peduli. Datanglah dan selamatkan aku " hehe, tumben nyerah di katain gitu. Saat Ae Jung menolaknya dengan lasan resiko terlalu besar, Dokko Jin minta Ae Jung menyanyikan lagu thump-thump untuk rechargenya. Lagi-lagi Ae Jung menolak, Dokko Jin disuruh Download sendiri, hihi. Tapi akhirnya sebagai pengganti lagu yang tak lagi membuat jantung Dokko Jin berdebar-debar, Ae Jung memberikannya mantra, “Dokko Jin binatang tak tahu malu yang memelihara kentang berubah menjadi seorang putri baik hati….”wkwkwk mantra apaan tuuh??.
Setelah Ae Jung menutup telponnya, Dokko Jin menatap kentangnya sambil meremas dadanya…”tolong...” maksudnya kayak mengamini kali ya, tapi asli suasananya terasa sendu.
Dokko Jin mengundang makan malam dr. Jung , ia ingin memastikan apakah Dokternya memiliki keyakinan untuk mengoperasinya.
“Jika aku jawab tidak, apa kau akan mencari dokter lain?”
“tentu saja, bahkan jika hanya 0,1% lebih tinggi bagiku untuk hidup, aku akan mencari dokter lain”
“Tak perlu, karena aku yang terbaik.”
“Kau bilang kau yang terbaik 10 tahun yang lalu. Selama waktu itu tak adakah dokter hebat yang bisa muncul?” xixi, Dokko Jin maksa banget… lagian nanya dokter terbaik ma orangnya, ya pastilah dia akan menganggap dirinya terbaik.
“Sekarang aku yang nomor 1, 10 tahun lagi juga akan tetap seperti itu” ckck, ni dokter PD abis. Dr. Jung lalu memberitahu sebuah kabar gembira, kesempatanmu hidup Dokko Jin kini dua kali lipat di bangding pada operasinya 10 tahun yang lalu.
“Jika dua kali lipat itu...10%” Dokko Jin tercenung, ia membesarkan hatinya, “kita anggap saja 50:50”.
Dr. Jung tertawa, tawanya kemudian hilang karena Dokko Jin mengambil winenya. Dokko Jin tak ingin tangan dr. Jung bergetar selama operasinya, jadi ia minta dr. Jung tidak minum alkohol dulu.
“Dokko Jin, jangan khawatir. Aku akan menyembuhkanmu….” Dokter tahu kekhawatiran Dokko Jin.
“Oke, kau harus menyembuhkanku…..Aku benar-benar ingin terus hidup… Aku sangat menginginkannya, Dokter”. uh, sedih dengernya... Dokko Jin ingin terus hidup untuk tetap bersama Ae Jung.
Sementara itu di resto yang sama, Pil Joo sedang makan malam bersama ibu dan pamannya. Mereka ingin ia segera keluar dari acara CM dan membereskan urusannya dengan Ae Jung, untuk lebih fokus ke rencana belajarnya di China. Pil Joo meyakinkan ibunya bahwa tanpa di minta ibunya pun ia sudah keluar dari acara itu. Ibunya tertawa senang.
Pembicaraan mereka terputus karena dr. Jung menyapa dr. Yoon pamannya Pil Joo. mereka saling mengenal, ternyata selain sesama dokter mereka juga dari almamater yang sama. Samar-samar Pil Joo mendengar kalau dr. Jung tak bisa ikut pesta alumni dengan alasan tak mau minum alkohol dulu karena akan menjalani operasi besar.
Saat dr. Yoon kembali, ibunya Pil Joo menanyakan kemungkinan orang yang menyapa iparnya itu dokter, saat mendapat jawaban ya, ia bertanya mengapa tak mengenalkannya pada Pil Joo. Paman Dokko Jin menyahut karena dr. Jung sedang bersama orang lain, aktor terkenal Dokko Jin.
Ibunya Pil Joo menghubungkannya dengan berita di Koran, mungkinkah dr. Jung yang akan melakukan operasinya Dokko Jin? Pil Joo mencerna semuanya.
Pil Joo lalu menemui Jenny, dari Jenny ia mendapat potongan informasi lain; “Dokko Jin tidak benar-benar menyukai Ae Jung. Yang kudengar mereka hanya akan bersama selama satu bulan. Bukan karena dia suka Ae Jeong, tapi karena ia rusak ia butuh Ae Jung sementara waktu. Ketika ia sembuh, mereka akan berpisah. Mereka bersama setelah menyetujui persyaratan tersebut”
”Dia akan rusak selama satu bulan?”
”Jika kau benar-benar menyukai Ae Jung, maka jangan menyerah. Tolong tunggu Goo Ae Jung… Dokko Jin itu benar-benar orang jahat”
Hyung Kyu yang duduk tak jauh dari mereka tak terima, ia serta merta bangun membela Dokko Jin, “Ajussi bukan orang jahat. Ajussi adalah Iron Man!!”
“Iron Man?” Jenny bingung
”Ajussi dan Iron Man adalah sama. Mereka berdua punya jantung buatan”
”Jantung buatan?” kini Pil Joo yang menyahut.
Di ruang prakteknya, Pil Joo mengumpulkan pecahan-pecahan informasi, dan untuk memastikannya iapun menemui dr. Jung.
Dengan alasan ia butuh informasi untuk kepentingan seorang teman, ia menanyakan rasio kelangsungan hidup pasien, karena di atas kertas tingkat kelangsungan hidup pasien tidaklah tinggi. Pil Joo terhenyak saat mendapat jawaban haya ada dua pilihan, hidup atau mati…….
Di rumahnya, tuan Goo menanyakan pada Ae Jung soal ibunya Pil Joo yang lama tak muncul. Wkwkwk, kangen juga ni si babe. Ae Jung menjawab bahwa mungkin ibu Pil Joo takkan pernah datang lagi karena ia dan Pil Joo tak ada hubungan apapun. Sepeninggal Ae Jung, tuan Goo terus berpikir, “Ku dengar bahwa Dokko Jin dan Kang Ri Se sudah selesai. Apa Ae Jung kini bergabung Tim Dokko Jin?”
”ding dong!” sahut Hyung Kyu, wkwk.
Di kamarnya, Ae Jung memikirkan untuk mendatangi Dokko Jin dan membuatnya ber’thump-thump’, karena kata Jae Suk sudah tak ada wartawan lagi di depan rumahnya Dokko Jin.
Dokko Jin telah bersiap, ia pamitan pada kentangnya dan memberi kecupan lewat jempol, ia akan menemui Ae Jung untuk recharge. Belum sempat keluar, belnya berbunyi, Pil Joo yang datang.
“Aku ingin menanyakan sesuatu, jadi aku datang ke sini”
”Apa itu?....... Hal yang kau ingin tahu itu jantungku, kan?”
”Ya”
Sementara itu, Ae Jung akhirnya memutuskan untuk mendatangi Dokko Jin, ia pamit pada ayahnya.
”Mengenai jantungmu, Goo Ae Jung belum tahu apapun, kan? Tolong jujur padaku, Bukankah ada kemungkinan bahwa kau akan mati?”
”Aku akan menjawabmu dengan jujur, ada juga kemungkinan aku hidup….. Dan aku akan memberitahumu hal lain, Jika kau menceritakan hal itu kepada Goo Ae Jung, kau si doker ‘bukan siapa-siapa’ .. kau pasti mati!!" Ancam Dokko Jin pada Pil Joo. Keduanya saling memandang dengan tajam.


Tentu saja tetap dengan cinta dari A2.... dari ai Rf dan support piku dari ari Rf

Love You Full pokokna mah buat keluarga besar RF dan pembaca PD ^^ muach

BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA



0 comments:

Post a Comment


Friend Link List