Recent Post


[Sinopsis] Mary Stayed Out All Night/Marry Me, Mary Episode 13

Do you want to share?

Do you like this story?

* EPISODE 13 *
Mae-ri sedang berada di rumah Mu Gyul ketika dia mendengar suara ayahnya menggedor gedor kediaman Mu Gyul. Mereka berdua kaget begitu menyadari ayah Mae-ri sudah ada di depan pintu. Mereka berdua langsung panik dan berusaha mencari tempat persembunyian untuk Mae-ri. Pas disaat ayah Mae-ri berhasil masuk ke rumah Mu Gyul, Mae-ri pun sudah berada di tempat persembunyiannya.

Mu Gyul menemui ayah Mae-ri. Ayah Mae-ri berkata bahwa Mu Gyul sama saja dengan Ibunya, menggunakan Mae-ri untuk memperalatnya. Mu Gyul tidak mengerti maksud ucapan ayah Mae-ri, lalu ayah Mae-ri melanjutkan, "Menipu Mae-ri dengan mengambil cincinnya dan kau juga ingin membuat Mae-ri bercerai dengan Jung In agar mendapatkan banyak uang" . Mae-ri yang mendengarkan pembicaraan antara ayahya dan Mu Gyul dari dalam tempat persembunyiannya kaget mendengar apa yang dikatakan oleh ayahnya.

Mu Gyul : "Cincin itu....aku pasti menemukannya dan mengembalikannya pada Mae-ri."
Ayah Mae-ri : "Mengembalikannya?Bagaimana caranya? Lupakanlah, dan cepat ikut aku ke kantor polisi". Saat ayah Mae-ri menarik narik Mu Gyul hendak menyeretnya ke kantor polisi, secara tidak sengaja ayah Mae-ri melihat tirai pembatas di tempat tidur Mu Gyul.

Ayah Mae-ri menghampiri tempat tidur Mu Gyul dan diapun menemukan selimut dan alat kosmetik Mae-ri. Mu Gyul tidak menyangka hal itu dan secepat kilat Mu Gyul lari dengan membawa tas koper besar milik Mae-ri. Ternyata Mae-ri bersembunyi didalamnya.
- ^^ Sukkie ^^ -
Lalu terjadilah kejar kejaran antara ayah Mae-ri dan Mu Gyul. Mu Gyul terlihat kewalahan sambil menyeret koper besar yang berisikan Mae-ri di dalamnya. Ayah Mae-ri terus mengejar Mu Gyul dan menuruhnya berhenti. Beruntung ada taksi kosong lewat, Mu Gyul menyetop taksi itu. Ayah Mae-ri yang takut kehilangan jejak Mu Gyul panik dan mempercepat larinya, apesnya pas dipersimpangan jalan ada motor yang melaju kencang sehingga tabrakan pun tidak dapat dihindarkan. Ayah Mae-ri berusaha bangkit dan ingin mengejar lagi namum sang pengendara motor menahannya. Dan Mu Gyul pun berhasil melarikan diri.
Di dalam taksi, Mu Gyul meminta supir taksi mengantarnya ke Cheongdam. Mae-ri yang masih berada di dalam koper memanggil Mu Gyul agar membukakan kopernya. Setelah berhasil mengeluarkan kepalanya Mae-ri bertanya apakah ayahnya masih mengikutinya. "Sepertinya tidak" jawab Mu Gyul sambil melihat ke arah belakang mobil. "Apa yang harus kita lakukan? ayahku pasti akan menemukan kita" jawab Mae-ri sambil menghela nafas.
Ayah Mae-ri datang ke rumah Jung In dan bertanya apakah Mae-ri ada di rumah. Jung In bingung harus menjawab apa, karena Jung In tidak menjawab, ayah Mae-ri memutuskan untuk masuk ke kamar Mae-ri.
Begitu berhasil masuk, ayah Mae-ri menemukan Mae-ri sedang meringkuk dibalik selimutnya. Mae-ri batuk batuk begitu ayahnya membuka selimutnya dan menyuruh Mae-ri bangun serta berhenti berpura-pura.

Mae-ri : "Ayah apa yang kau lakukan disini?"
Ayah Mae-ri : "Bukan kah tadi kau ada di dalam tas itu?"
Jung In : "Mae-ri datang setelah selesai konser, dan minum obat sebelum tidur". Mae-ri hanya mengangguk angguk.
Ayah Mae-ri : "Jika kau yang berkata seperti itu menantu, aku percaya padamu. Dan kau, keluar dan bicara padaku" ucap ayah Mae-ri sambil menarik Mae-ri keluar kamar.
Setelah Mae-ri dan ayahnya keluar, Jung In memperhatikan seisi ruangan dengan mencurigakan. Tak lama setelah pintu ditutup dari dalam lemari muncul sosok Mu Gyul.
Di ruang tamu, ayah Mae-ri memohon kepada Jung In sambil berlutut, "Kau adalah satu satunya orang yang bisa kupercaya. Mae-ri telah dibutakan oleh Kang Mu Gyul, bahkan dia memberikan cincin pemberian darimu. Keluarga ku benar benar hancur. Tolong bantulah sadarkan Mae-ri". Mae-ri hanya menundukkan kepala dengan lemas mendengarnya.

Jung In : "Ayah, kau tidak perlu khawatir, percayakan Mae-ri padaku".
Ayah Jung In : "Baiklah. Kau memang suami yang dikirim dari surga untuk Mae-ri".

Waktu ayah Mae-ri masih berbicara tiba tiba ponsel Jung In berbunyi dan Jung In mohon pamit untuk menerima telpon.
Saat hanya berdua dengan Mae-ri, ayah Mae-ri bertanya kenapa selimut dan kosmetik Mae-ri ada di rumah Mu Gyul. Mae-ri mencari alasan dengan mengatakan bahwa tadinya dia membawa semua barang barang itu kesini tapi karena tidak ada tempat makanya Mae-ri membuangnya. Lalu ayah Mae-ri mengancam Mae-ri apabila masih terus datang kerumah Mu Gyul, ayahnya tidak akan mengakui Mae-ri sebagai anak, "Walaupun aku pergi sekarang, tapi selama aku masih hidup aku tidak akan berdiam diri dan membiarkan itu terjadi. Ini adalah peringatan terakhirku!!" ujar ayah Mae-ri marah, Mae-ri hanya terbatuk batuk.


Mu Gyul yang mendengarkan percakapan antara ayah dan anak dari balik pintu kamar Mae-ri hanya menghela napas. Lalu melihat lihat isi kamar Mae-ri dan bergumam, "Ini seperti kamar seorang putri, sangat kekanak kanakan". Mu Gyul duduk dan mengambil sebuah buku yang ada di meja, ada catatan di dalamnya tentang seorang pria dan wanita yang sedang jatuh cinta.
Ayah Mae-ri telah pulang, Jung In berbicara berdua dengan Mae-ri di ruang tamu. "Jika kau butuh uang kenapa kau tidak membicarakannya padaku, kenapa kau menggadaikan cincin pemberian ayahku? Katakan padaku dimana kau menggadaikan cincin itu, aku akan menebusnya kembali" ujar Jung In. Belum sempat Mae-ri menjawab, tiba tiba Mu Gyul muncul dan hendak mengajak Mae-ri pergi.

Mu Gyul : "Ayahmu pasti sudah pulang, ayo kita pergi".
Mae-ri : "Tidak bisa, ayahku pasti saat ini sedang berdiri di depan rumahmu".
Mu Gyul : "Aku bahkan tidak bisa pulang ke rumahku sendiri? Apan-apan ini."
Jung In : "Ayah pasti sudah mulai curiga dengan apa yang kita lakukan. Kau lebih baik tinggal disini dulu Kang Mu Gyul".
Mu Gyul : "Kau bahkan tidak punya kamar kosong, lalu dimana aku harus tidur?"
Jung In : "Kau bisa tidur di ruang hiburan".

Mu Gyul terlihat heran. Lalu Jung In membawa Mu Gyul dan Mae-ri ke ruang hiburan. Mu Gyul melihat sekelilingnya, tetapi dia tidak mau tidur disana karena sangat dingin dan ingin tidur di kamar Mae-ri, "dirumahku, kita berdua berbagi tempat tidur" ucap Mu Gyul memanas manasi Jung In.
Jung In kaget mendengar penjelasan Mu Gyul, terlebih Mae-ri menyenggol Mu Gyul dan mengatakan bahwa itu adalah rahasia mereka berdua. Jung In berusaha menenangkan hatinya, lalu berkata pada Mu Gyul bahwa apabila dia ingin tidur dirumahnya dia harus mengikuti peraturannya. Lalu Jung In pergi untuk mengambilkan bantal dan selimut untuk Mu Gyul, dan berjalan ditengah tengah antara Mae-ri dan Mu Gyul.
Sepeninggal Jung In, Mu Gyul masih menggerutu dan mengatakan tidak akan tinggal di rumah Jung In, Mae-ri berusaha membujuk Mu Gyul untuk tinggal disana hanya satu malam saja demi Mae-ri dan akhirnya Mu Gyul setuju.
Didalam kamarnya Jung In cemburu mengetahui bahwa Mae-ri dan Mu Gyul tidur di tempat tidur yang sama. Jung In berfikir bagaimana bisa mereka melakukan itu, lalu Jung In mencoba menyusun bantalnya di tengah tengah tempat tidur sebagai pembatas. Raut mukanya benar benar terbakar api cemburu. Jung In bahkan berfikir yang tidak tidak.
*Khayalan Jung In*
Mu Gyul bangun dan menyibak tirai pembatas dengan kasar, menatap Mae-ri dalam, mengusap bibirnya dengan lidahnya lalu perlahan lahan mendekatkan wajahnya ke wajah Mae-ri dan mencium Mae-ri.
*Khayalan Selesai*


Ahirnya Mu Gyul tidur di ruang hiburan, tiba tiba Mu Gyul terbangun dan dia merasa tenggorokannya kering. Mu Gyul berjalan mengitari rumah Jung In tapi tidak juga menemukan kulkas. Lalu Mu Gyul pergi ke kamar Mae-ri. Mae-ri yang kaget ada penyusup masuk ke kamarnya spontan berteriak, dan dengan cepat Mu Gyul membekap mulut Mae-ri. Tanpa merasa bersalah Mu Gyul berkata bahwa dia haus dan dia tidak menemukan kulkas.
Dengan mata yang masih mengantuk Mae-ri mengantar Mu Gyul ke dapur dan menuangkan jus yang diambil dari kulkas. Mu Gyul heran melihat kulkas Jung In dan memainkan pintu kulkasnya, Mae-ri memperingatkannya takut pintu kulkasnya rusak. Saat Mae-ri hendak memberikan jus nya tidak sengaja gelas itu menyenggol tangan Mu Gyul dan tumpah membasahi baju Mu Gyul. Mae-ri dan Mu Gyul sama sama terkejut.Akhirnya mereka berdua pergi ke kamar mandi untuk mencuci baju Mu Gyul.

Jung In sedang tidur di kamarnya dan terbangun mendengar suara air, akhirnya dia menuju ke kamar mandi. Dari luar samar samar terdengar suara Mae-ri dan Mu Gyul yang membuat Jung In berfikir mereka melakukan sesuatu yang tidak tidak. Akhirnya Jung In masuk ke kamar mandi dan menemukan Mu Gyul hanya memakai handuk.

Jung In : "Kang Mu Gyul apa yang kau.....?"kalimat Jung In terputus begitu melihat Mae-ri dan Mu Gyul. Ketiganya sama sama terkejut.
Mae-ri : "Aku menumpahkan jus ke baju Mu Gyul" jawab Mae-ri sambil menunjukkan baju yang terkena noda.
Mu Gyul : "Kenapa? apa aku tidak boleh mencuci baju disini?"
Jung In : "Kau bisa menggunakan mesin cuci, kenapa kau mencuci dengan tangan di tengah malam dan membangunkan ku? Cepatlah pergi tidur". Jung In menatap sekilas mereka berdua lalu meninggalkannya.
Mae-ri : "Dia terlalu sensitif" lalu Mae-ri melanjutkan mencuci pakaian Mu Gyul.
Mu Gyul : "Cepatlah, aku tidak mempunyai pakaian untuk dipakai besok".

Ibu Mu Gyul mendatangi rumah Mu Gyul tapi rumah dalam keadaan kosong. Tiba tiba dari belakang ayah Mae-ri menangkap ibu Mu Gyul. Ibu Mu Gyul kaget begitu tahu orang itu adalah ayah Mae-ri.

Ayah Mae-ri : "Dasar penipu. Berani beraninya kau menipu putriku dengan memberikan cincin palsu lalu melarikan diri begitu saja?"
Ibu Mu Gyul : "Apa yang harus kulakukan, aku benar benar tidak punya uang. Lagupula bukankah aku sudah bekerja di tokomu."

Lalu ayah Mae-ri menyuruh ibu Mu Gyul berhenti berbicara dan menulis sebuah kontrak. Ayah Mae-ri mengingatkan bahwa mereka telah sepakat untuk memisahkan Mae-ri dan Mu Gyul.

Ibu Mu Gyul duduk bertopang dagu sambil meratapi nasib Mu Gyul dan menyalahkan Mae-ri. Ibu Mu Gyul mengatakan apabila Mae-ri ingin bersama Mu Gyul maka Mae-ri harus bercerai dengan Jung In. Tapi ayah Mae-ri tidak terima, ayah Mae-ri berfikir ibu Mu Gyul ingin Mae-ri bercerai agar dia mendapatkan banyak uang, dan meminta ibu Mu Gyul untuk segera mengembalikan cincin Mae-ri.
Di studio, Seo Joon sedang rekaman menyanyikan lagu 'Hello Hello' dan Mu Gyul memperhatikan dari luar. Karena Seo Joon kurang menghayati penjiwaan lagu tersebut Mu Gyul meminta menghentikan sejenak rekamannya. Saat ingin masuk ke ruang studio, Jung In datang ingin melihat proses rekaman. Lalu Mu Gyul memberikan contoh pada Seo Joon bagaimana menyanyikan lagu tersebut dengan sepenuh hati. Seo Joon dan Jung In yang melihat dari luar studio terkesima dengan penampilan Mu Gyul. Jung In mengatakan bahwa dia berfikir kalau Mu Gyul lebih cocok menyanyikan lagu tersebut karena temanya adalah seorang pria yang bernyanyi untuk wanita yang dicintainya, dan akan lebih baik bila pria yang menyanyikannya. Seo Joon yang mendengar hal itu langsung pamit meninggalkan studio rekaman dengan kesal.

Di ruangannya Jung In teringat kembali foto ibu Mae-ri yang ada di dalam dompet ayahnya. Tak lama ayahnya meneleponnya mengajaknya untuk bertemu.
Ayah Jung In : "Aku tau kau sibuk, tapi biar bagaimanapun kau harus meluangkan waktu untuk mempersiapkan pernikahanmu. Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan?? Aku akan mengirimkan seorang perencana pernikahan (EO) kerumahmu sekaligus membawa pakaian pengantinnya."
Jung In : "Ya ayah, aku mengerti. Tapi sebelumnya ada yang ingin aku tanyakan. Di dalam dompetmu... aku melihat ada foto ibu Mae-ri. Aku benar benar penasaran. Apakah ada alasan khusus kenapa aku harus menikahi Mae-ri?"
Ayah Jung In : "Masalah itu sudah pernah aku katakan sebelumnya, bahwa kami sudah sepakat untuk menikahkan kau dan Mae-ri nantinya".
Jung In : "Antara kau dan ibunya Mae-ri......apakah ada rahasia yang tidak dapat kau katakan?"
Ayah Jung In : "Aku.... tidak ingin membahas masalah itu sekarang." Lalu ayah Jung In pergi meninggalkan Jung In yang masih duduk termenung memikirkan sesuatu.
Orang orang dari EO datang ke kediaman Jung In membawa beberapa contoh gaun pengantin dan undangan. Salah seorang EO menerangkan segala keperluan yang di butuhkan Mae-ri kepada Mae-ri tapi Mae-ri tidak memperhatikan. Matanya malah menangkap Jung In yang sedang membicarakan hal serius kepada nyonya Yoon.

Jung In menanyakan kepada nyonya Yoon peihal foto ibu Mae-ri yang disimpan di dompet ayahnya.

Jung In : "Apakah anda pernah bertemu dengan ibu Mae-ri sebelumnya nyonya Yoon?"
Nyonya Yoon : "Saya hanya melihatnya difoto saja tuan muda"
Jung In : "Apakah anda benar benar tidak tau apa apa? Nyonya Yoon tolong jangan menyembunyikannya dariku, tolong katakan padaku. Ayah telah menyimpan foto ibu Mae-ri, sejak kapan itu dimulai?".
Nyonya Yoon : "Kemungkinan, sudah hampir 30 tahun." Setelah memberi tahu Jung In, nyonya Yoon mohon pamit pada Jung In.

Para petugas EO itu masih sibuk memilihkan gaun pengantin yang akan Mae-ri pakai nantinya, lalu menyuruh Mae-ri mencoba salah satu gaunnya. Mae-ri keluar mengenakan gaun pengantiinya dan terlihat sangat cantik. Tetapi nyonya Yoon ingin Mae-ri mencoba gaun pengantin yang lainnya. Mae-ri melihat Jung In hendak berjalan keluar lalu memanggilnya. Dan Mae-ri serta Jung In keluar rumah untuk berbicara berdua.
Mae-ri : "Bukankah aku sudah memberi tahu mu sebelumnya bahwa aku tidak akan memilihmu."
Jung In : "Ini hanya bagian dari sandiwara, agar semua orang tidak curiga dengan apa yang kita lakukan. Apa yang kau khawatirkan tidak akan terjadi, jadi tenanglah." Lalu Jung In menyuruh Mae-ri masuk kedalam karena cuacanya sangat dingin.

Tiba tiba Mu Gyul muncul dan terkejut melihat keduanya, terlebih melihat Mae-ri memakai gaun pengantin. Mae-ri yang melihat kedatangan Mu Gyul pun terkejut.Dengan tatapan yang dingin Mu Gyul bertanya apakah mereka sedang merencanakan untuk melakukan foto pernikahan. Mae-ri langsung menyangkalnya, tapi Mu Gyul juga tidak mau kalah, "Kalau tidak, lalu kenapa kau berpakaian seperti itu??".
Dengan penuh amarah Mu Gyul pun meninggalkan mereka. Mae-ri panik dan berusaha menyusul Mu Gyul. Jung In hanya terdiam melihatnya. Karena pakaiaannya, Mae-ri jadi tidak leluasa untuk berlari, Mae-ri terus memanggil manggil Mu Gyul tapi Mu Gyul tetap berjalan menjauh dan tidak menghiraukan panggilan Mae-ri.

Sampai di persimpangan, Mae-ri kehilangan jejak Mu Gyul. Mae-ri benar benar sedih sampai meneteskan air mata karena Mu Gyul salah paham dan tidak mau mendengar penjelasannya.. Jung In ternyata datang menyusul Mae-ri dan menyelimuti Mae-ri dengan jasnya. Mae-ri masih terus berusahan mencari sosok Mu Gyul yang ternyata bersembunyi dibalik tangga. Mu Gyul memperhatikan Mae-ri dan Jung In dan terlihat kekecewaan dimatanya.

Akhirnya Mae-ri memutuskan untuk kembali ke kediaman Jung In. Pada saat Mae-ri berbalik Mu Gyul keluar dari tempat persembunyiannya dan pergi menjauh membelakangi Mae-ri dan Jung In. Di tengah jalan Mu Gyul mendapat sms dari Seo Joon.
Mae-ri menemui Jung In yang sedang duduk termenung. Mae-ri mengatakan bahwa dia akan pergi menemui Mu Gyul. Jung In mengijinkan, lalu bangkit dari duduknya berjalan melalui Mae-ri begitu saja tanpa menoleh sedikitpun. Sepertinya Jung In pun sedih karena Mae-ri harus mengalami semua kejadian tadi.

Dirumah Mu Gyul, ibunya sedang menunggu kedatangan Mu Gyul. Mae-ri datang memanggil manggil nama Mu Gyul.Begitu tahu ada ibu Mu Gyul, Mae-ri pun langsung membungkuk memberi hormat. Ibu Mu Gyul bertanya kenapa Mae-ri datang kesana. Mae-ri menjawab karena dia tidak bisa menemukan Mu Gyul.

Ibu Mu Gyul : "Kau sudah tinggal bersama orang yang sudah resmi menikah denganmu, jadi jangan datang kesini lagi."
Mae-ri : "Tidak, aku hanya menyukai Mu Gyul. Aku tinggal disana karena sebuah alasan yang tidak dapat kujelaskan. Dalam dua minggu aku akan keluar dari rumah itu."
Ibu Mu Gyul : "Mu Gyul sudah banyak terluka karena aku, bagaimana aku bisa membiarkannya lebih terluka karenamu?". Mae-ri hanya menunduk.
Mae-ri : "Karena kau memberiku cincin imitasi waktu itu, sekarang Mu Gyul dalam posisi yang sulit."

Ibu Mu Gyul bangun dari duduknya dan marah pada Mae-ri karena Mae-ri menyalahkannya, dan berkata bahwa Mae-ri lebih buruk darinya lalu meminta Mae-ri untuk tidak menemui Mu Gyul lagi.
Mu Gyul menemui Seo Joon, dan ternyata disana sudah ada teman teman band nya. Mereka akhirnya minum minum sampai mabuk. Teman teman band Mu Gyul berusaha menghibur Mu Gyul agar Mu Gyul tidak bersedih. Mu Gyul pun tersenyum simpul melihat tingkah teman temannya.
Dirumah Mae-ri, ayah Mae-ri berjalan mondar mandir sambil berfikir bagaimana caranya untuk memisahkan Mu Gyul dengan Mae-ri. Tak lama bel pintu pun berbunyi dan ternyata yang datang adalah ayahnya Jung In. Awalnya ayah Jung In hanya mengatakan agar Jung In lebih serius mengurus pernikahannya dengan Mae-ri,tapi melihat gerak gerik ayah Mae-ri yang tidak tenang, ayah Jung In bertanya apakah ada sesuatu terjadi. Ayah Mae-ri menyangkalnya.

Ayah Jung In : "Ini bukan pertama kalinya aku bertemu denganmu. Aku tahu bahwa cincin itu palsu, dan walaupun Jung In berusaha untuk menutupinya tapi kau tidak bisa membodohiku. Bahkan jika itu cincin imitasi, tidak mungkin Jung In membeli cincin murahan. Apakah kau dalam masalah lagi?"

Ayah Mae-ri masih berusaha menutupi masalah yang sedang terjadi pada ayah Jung In, tapi ayah Jung In tetap memaksa ayah Mae-ri agar mengatakan padanya. Lalu ayah Jung In memperlihatkan foto foto Mae-ri bersama Mu Gyul. Ayah Mae-ri sempat kaget dan heran bagaimana ayah Jung In bisa mendapatkan foto foto tersebut. "Aku mengadakan penyelidikan, dan ternyata Mae-ri tinggal bersama dengan pria itu" jawab ayah Jung In. Lalu menanyakan apakah ayah Mae-ri mengetahui tentang hal itu, dan ayah Mae-ri tetap berusaha menyangkal bahwa dia tidak tahu. Ayah Jung In akhirnya mengatakan jika dia mendengar berita tentang Mae-ri dan Mu Gyul lagi dia tidak akan tinggal diam dan meminta ayah Mae-ri untuk segera menghubunginya bila tidak hubungan persahabatan mereka akan berakhir.
Kembali ke Mu Gyul dan Seo Joon yang masih berada di cafe. Teman teman band Mu Gyul sudah mabuk dan tak sadarkan diri, hanya tinggal Mu Gyul dan Seo Joon yang masi tetap minum minum. Seo Joon mengatakan bahwa Mu Gyul memang pantas menyanyikan lagu itu (Hello Hello).

Mu Gyul : "Dari awal aku tidak memikirkan perasaanmu. Itu adalah kesalahanku."
Seo Joon : "Aku ingin benar benar bersikap dingin, tapi ternyata itu tidak mudah. Aku tidak ingin berpura pura dingin lagi. Karena tidak ingin kehilangan muka, aku kehilangan banyak hal, bahkan untuk sebuah hubungan itu tidak lebih baik dari sampah. Aku masih ingin hidup dan mengekspresikan diri sepenuhnya." Mu Gyul hanya tersenyum melihatnya.

Mu Gyul berjalan pulang dengan langkah sempoyongan sambil sesekali tersenyum mengingat kejadian tadi. Seo Joon masih ada di cafe bersama teman teman band Mu Gyul dan berusaha membangunkan mereka yang sudah mabuk berat. Salah satu teman Mu Gyul keceplosan bicara pada Seo Joon bahwa Mae-ri dan Jung In tinggal bersama.
Mu Gyul pulang ke rumahnya, dia menyangka orang yang tidur di sofanya adalah Mae-ri. Mu Gyul bertanya apakah dengan memakai gaun pengantin membuat Mae-ri bahagia. Karena tidak ada jawaban Mu Gyul membuka selimutnya dan kaget begitu tahu yang tidur di sofa bukan Mae-ri melainkan ibunya sendiri. Ibu Mu Gyul marah karena pulang pulang Mu Gyul hanya mencari Mae-ri. Dengan dingin Mu Gyul bertanya kepada ibunya kenapa dia datang lagi kerumah Mu Gyul. Ibunya menjawab bahwa dia hanya mampir dan ingin melihat Mu Gyul lalu akan pergi. Sebelum ibunya pergi Mu Gyul bertanya soal Mae-ri. Saat akan mengirim sms ke Mae-ri, ibu Mu Gyul merebut hpnya dan bilang bahwa dia telah mengusir Mae-ri karena Mae-ri telah resmi menikah dan tinggal dengan laki laki lain. Mu Gyul marah pada ibunya dan memintanya untuk tidak mencampuri urusan pribadinya. Ibu Mu Gyul meminta Mu Gyul untuk melepaskan Mae-ri dan mencari wanita lain, ibunya tidak ingin Mu Gyul bernasib sama dengannya, tapi dengan tegas Mu Gyu menjawab bahwa dia tidak aka seperti ibunya.
Mu Gyul memutuskan untuk pergi kerumah Jung In, dimana Mae-ri tinggal. Mu Gyul berdiri di depan rumah Jung In mencoba untuk mengirimi Mae-ri sms tapi tidak jadi. Begitu pula Mae-ri di dalam kamarnya duduk dilantai bersender pada tempat tidurnya memandangi hp nya dan mencoba untuk mengirimi Mu Gyul sms tapi tidak jadi juga dan memutuskan untuk ke dapur mengambil air minum.
Begitu menutup kulkas dan berbalik, Mae-ri kaget melihat Jung In yang tengah minum sendirian. Jung In berusaha berdiri tapi langkahnya tidak tegak dan Mae-ri berusaha ingin membantu Jung In tetapi tangannya ditepiskan oleh Jung In.

Jung In : "Maaf... Apakah kau tahu bagaimana rasanya terperangkap, tidak dapat masuk atau pun keluar? Aku pernah berkata bahwa ayahku seperti Tuhan bagiku. Tidak pernah sekalipun aku tidak memenuhi keinginannya. Aku fikir semua itu benar tapi ternyata aku salah. Mae-ri... kau juga merasa bahwa kita tidak dapat menikah bukan? Apa kau tahu kenapa orangtuaku bercerai? (Jung In mengingat kembali foto ibu Mae-ri yang ada di dompet ayahnya). Setelah semua ini berakhir, aku akan mengambil semua uang investasi ayahku dan mengembalikannya, kau juga bisa kembali bebas."

Jung In beranjak pergi sambil sempoyongan, Mae-ri berusaha membantunya dengan memapah tangan Jung In, tapi tidak sengaja Jung In menginjak sandal Mae-ri dan mereka berdua terjatuh. Sangat tidak beruntung posisi jatuh Jung In tepat berada di atas Mae-ri dan pada saat itu juga ternyata Mu Gyul memutuskan untuk masuk kedalam rumah Jung In.
Melihat hal seperti itu Mu Gyul marah besar dan langsung mendorong Jung In (salah paham sebenernya, disangka Jung In ngapa-apain Mae-ri padahal cuma kesandung) sehingga kepalanya membentur anak tangga, dan Jung In pun langsung pingsan. Mae-ri berusaha menjelaskan duduk perkaranya kepada Mu Gyul dan akhirnya mereka bertengkar.
Melihat Jung In yang tergeletak di lantai tak bergerak Mu Gyul sedikit panik. Mu Gyul mencoba membangunkannya tetapi tidak ada reaksi. Akhirnya dengan dibantu Mae-ri, Mu Gyul menggendong Jung In ke kamarnya.
Setelah merebahkan Jung In di kamarnya, mereka berdua jalan jalan di sekitar taman sambil tangan Mae-ri merangkul tangan Mu Gyul (udah baikan lagi). Mu Gyul berkata bahwa dia tidak bisa membiarkan Mae-ri tinggal dirumah Jung In lebih lama lagi,dan pada suatu saat nanti dia akan menunjukkan kepada semua orang bahwa dia pantas bersama Mae-ri termasuk pada ayah Mae-ri. Mu Gyul bertanya apakah Mae-ri percaya padanya, Mae-ri mengangguk dan mereka berdua tersenyum bahagia. Karena udara semakin dingin, Mu Gyul menyuruh Mae-ri untuk masuk ke dalam dan Mu Gyul akan pulang untuk menyelesaikan semua hal untuk pertunjukkan besok. "Jika direktur mencoba macam macam padamu...." lalu Mu Gyul memberi isyarat pada Mae-ri dan Mae-ri pun membalasnya dengan tersenyum.
Dirumahnya, Mu Gyul menyelesaikan semua materi yang akan dia nyanyikan untuk pertunjukkan besok. Mu Gyul bekerja sangat serius sampai larut malam, dan tanpa sadar pagipun menjelang, Mu Gyul terlihat lelah.
Direstorannya, ayah Mae-ri menanyakan pada ibu Mu Gyul apakah sudah menjalankan misi mereka (memisahkan Mu Gyul dan Mae-ri). Ibu Mu Gyul sedih karena harus memisahkan dua orang yang sedang jatuh cinta lalu berkata, "Jika mereka tetap tidak putus setelah semua ini, maka terimalah mereka". Tapi ayah Mae-ri menentang habis habisan saran ibu Mu Gyul, "Tidak!! Tidak ada ampun walaupun dia yang mati atau aku yang mati. Jika dia tidak mati aku tidak dapat hidup. Aku akan menggunakan metode paling kejam untuk memisahkan mereka seperti kutub utara dan kutub selatan".
Di kantornya Jung In sedang rapat bersama staf stafnya. Jung In memberitahu bahwa batas waktunya adalah minggu ini da meminta untuk menyelesaikan promosinya. Jung In juga bertanya bagaimana reaksi masyarakat, sutradara Jung mengatakan bahwa mereka telah memasang iklan di internet dan mesin pencarian, ternyata tanggapan masyarakat sangat baik.
Manager Lee Ahn melepon Lee Ahn begitu tahu Lee Ahn menandatangani kontrak tanpa sepengetahuannya. Dia marah marah dan menanyakan itu ide siapa. Dengan entengnya Lee Ahn bilang itu adalah idenya sendiri. Managernya semakin marah mendengarnya dan mengingatkan Lee Ahn bahwa dia bisa menjadi seperti sekarang berkat managernya, tapi ternyata selama managernya marah marah Lee Ahn malah menjauhnya hp nya, dan memutus pembicaraan secara sepihak dengan alasan akan mulai syuting.
Dilokasi syuting semua kru sedang bersiap siap, Jung In terlihat sedang berbicara serius dengan sutradara. Tak lama datang Seo Joon dan Lee Ahn, Lee Ahn menyapa Jung In yang terlihat sedikit kaget dengan kehadiran Lee Ahn lalu kemudian Jung In tersenyum. Seo Joon menyapa sutradara dan meminta untuk melihat naskahnya. Tak sengaja Seo Joon melihat Mae-ri yang berdiri tidak jauh dari tempatnya berdiri. Seo Joon menyadari bahwa Mae-ri sedang memandangi Mu Gyul yang sedang menyetel peralatan musiknya. Setelah itu Seo Joon mengajak Le Ahn untuk memeriksa perlengkapannya. Jung In menghampiri Mae-ri dan memperkenalkannya kepada sutradara bahwa Mae-ri lah yang menulis cerita untuk video klip tersebut dan juga menulis lirik lagu 'Hello Hello'. Selesai menemui sutradara Mae-ri mendatangi Mu Gyul dan kawan kawannya, Mae-ri bertanya pada Mu Gyul apakah dia gugup, Mu Gyul mengatakan bahwa Mae-ri tidak perlu khawatir.
Syuting pun di mulai. Terlihat Seo Joon sedang belajar bermain gitar di bantu oleh Lee Ahn, tapi karena akting Lee Ahn kurang natural dalam bermain gitar, sutradara meminta Lee Ahn diganti dengan Mu Gyul yang memang sudah mahir bermain gitar. Akhirnya Mu Gyul menggantikan Lee Ahn dalam pengambilan gambar.Mu Gyul mengajari Seo Joon bermain gitar, Mae-ri terlihat cemburu. Jung In yang mengerti perasaan Mae-ri mendatangi Mae-ri dan bertanya ada apa, tapi Mae-ri tidak menjawab hanya menawarkan kopi padanya.
Tiba tiba manager Lee Ahn datang dengan marah marah dan merusak suasana syuting. Lee Ahn yang diminta keluar malah pergi menjauh ke arah lokasi syuting, mereka bertengkar disana. Para kru berusaha memisahkan mereka, Mae-ri pun berjalan ke arah mereka, lalu tiba tiba Lee Ahn marah dan menepiskan tangannya yang ditarik oleh managernya, tanpa sengaja tangan Lee Ahn menyenggol dinding pembatas (seperti partisi) lalu partisi tersebut ambruk dan akan menimpa Mae-ri. Semua orang yang berada di lokasi syuting panik dan berteriak, Mae-ri yang shock hanya mematung, lalu tiba tiba Mu Gyul datang dan menyelamatkan Mae-ri. Akhirnya partisi tersebut menimpa mereka berdua. Jung In sangat terkejut.
Mu Gyul dipaksa Mae-ri untuk pergi ke rumah sakit. Saat Mu Gyul sedang mendapatkan perawatan, Mae-ri berkata, "Jika lengan Mu Gyul terluka dan dia tidak bisa bermain gitar lagi, apa yang harus kita lakukan. Bagi Mu Gyul gitar adalah keluarganya". Tak lama Mu Gyul keluar. Jung In menanyakan apakah Mu Gyul bisa tampil dalam pertunjukkan besok. Mu Gyul menyanggupi. Mae-ri masih tertunduk lesu, lalu Mu Gyul bertanya ada apa. Mae-ri meminta maaf pada Mu Gyul karena semua kejadian ini adalah salahnya. "Tidak apa apa, mulai saat ini kau bisa menjadi pengganti tangan kananku" jawab Mu Gyul dan Mae-ri mengangguk. Kemudian Mu Gyul merangkul Mae-ri dan mengajaknya pergi dari situ. Jung In dan Seo Joon hanya menatap kepergian mereka.
Sesampainya dirumah Mu Gyul, Mae-ri langsung membimbing Mu Gyul ketempat tidur untuk beristirahat karena Mu Gyul sudah tidak tidur semalaman. "Tangan kananku, kemarilah" pinta Mu Gyul agar Mae-ri berbaring disampingnya. Mae-ri pun menuruti permintaan Mu Gyul.

Mu Gyul : "Tangan kanan, kepalaku gatal". Mae-ri pun menggaruk kepala Mu Gyul. "Setelah aku bangun maukah kau melakukan perawatan rambut untukku?"
Mae-ri : "Baiklah, setelah kau bangun nanti."
Mu Gyul : "Mae-ri, aku berharap setiap kali aku membuka mataku, kau selalu ada disampingku. Kau tidak akan pergi kemana mana kan?"
Mae-ri : "Jangan khawatir, aku akan selalu ada disisimu. Tapi apakah besok kau akan benar benar bisa melakukan pertunjukkan? Apakah kau mengatakan baik baik saja agar semua orang tidak khawatir?"
Mu Gyul : "Besok, aku harus berada diatas panggung. Di depan orang banyak aku harus membuat pengakuan."
Mae-ri : "Pengakuan apa?"
Mu Gyul : "Lihat saja besok Sebelum aku menyanyikan lagu yang kutulis untukmu aku akan membuat pengakuan"

Tiba tiba ada seseorang yang datang dan membuka pintu. Ternyata yang datang adalah ayah Mae-ri. "Apa yang kalian lakukan disini?!?!?!" ayah Mae-ri shock melihat Mae-ri dan Mu Gyul tidur bersama, begitu juga Mu Gyul dan Mae-ri yang langsung melompat bangun begitu melihat ayah Mae-ri masuk.
Keduanya berlutut didepan ayah Mae-ri. "Ayah, apapun yang terjadi aku akan membuat Mae-ri bahagia" ucap Mu Gyul membuka pembicaraan.

Ayah Mae-ri : "Apakah aku ayahmu? Beraninya kau. Lagipula apa yang kau punya?"
Mae-ri : "Ayah, Mu Gyul punya segalanya. Dia tinggi, tampan, pintar bernyanyi dan bermain gitar. Dia seorang pengarang lagu, pandai memperbaiki barang barang elektronik yang rusak dan sangat mencintaiku."
Mu Gyul : "Aku pasti akan menjadi seorang musisi yang sukses demi Mae-ri, dan akan mencintai Mae-ri dengan segenap hatiku. Membelikannya banyak baju yang cantik dan kami akan hidup bahagia."
Ayah Mae-ri : "Bahkan jika bumi berhenti berputar atau biru berubah menjadi putih, aku tidak bisa menjadikanmu menantuku. Karena aku sudah memiliki menantu. Aku hanya memiliki seorang anak perempuan bagaimana bisa aku memiliki dua menantu? Itu benar benar konyol"

Ayah Mae-ri langsung menarik Mae-ri dan memaksanya untuk ikut pulang bersama dengan ayahnya.
Sesampainya dirumah, ayah Mae-ri langsung memasukkan Mae-ri ke dalam kamarnya dan langsung menutup serta mengunci kamar Mae-ri dari luar. "Jangan pernah bermimpi kau bisa keluar dari sana, mengerti!" ucap ayah Mae-ri dari luar kamar. Dari dalam, Mae-ri berteriak teriak meminta ayahnya agar membuka pintunya, "Ayah tolong buka pintunya. Tangan Mu Gyul terluka karena aku, aku hanya tinggal disana sementara sampai tangannya sembuh" pinta Mae-ri kepada ayahnya, tapi tidak digubris sama sekali.
Diluar kamar, ayah Mae-ri lalu menelepon ayah Jung In. Ayah Jung In berkata, "Anak itu masih tidak mau mendengarkan bukan?".
Di tempat konser semua kru sedang memperiapkan segala sesuatunya, tak sedikit juga masyarakat yang menyaksikannya. Jung In sedang mengontrol keadaan disana dan dia bertanya pada salah satu asistennya apakah bandnya sudah siap, dan meminta untuk mengkonfirmasi berapa banyak reporter yang akan hadir. Jung In juga berkata bahwa Seo Joon sebentar lagi akan tiba di lokasi.
Dirumahnya Mu Gyul masih berlatih, tapi karena tangannya masih sakit dia agak kesulitan. Akhirnya Mu Gyul memutuskan untuk membuka perban yang membalut pergelangan tangannya dan terlihat tangannya masih memar. Mu Gyul terus berlatih dan berlatih.

Dirumah, Mae-ri masih terkurung dalam kamarnya sampai dia tertidur di depan pintu. Seletah bangun Mae-ri mendapat ide untuk bisa keluar dari rumahnya. Dia berpura pura perutnya sakit dan berteriak minta tolong pada ayahnya. Mendengar anaknya berteriak kesakitan, ayahnya spontan membukakan pintu kamarnya dan menghampiri Mae-ri yang tergeletak dilantai sambil kesakitan. Begitu ayahnya ingin menolong Mae-ri tiba tiba Mae-ri mendorong ayahnya dan langsung kabur keluar rumah tanpa menghiraukan teriakan ayahnya.

Mu Gyul sedang bersiap siap untuk berangkat ke tempat konser memasukkan gitarnya dan membawanya pergi. Begitu keluar rumah sudah ada sebuah mobil yang menguntitnya dan mengikuti Mu Gyul dari belakang. Di lokasi konser tahu Mu Gyul belum datang Jung In berusaha menelepon Mu Gyul menanyakan posisi Mu Gyul. Mu Gyul menjawab bahwa dia hampir sampai. Jung In hanya mengingatkan bahwa konser akan dimulai 10 menit lagi. Selesai menelepon, Seo Joon menghampiri Jung In dan menanyakan keberadaan Mu Gyul. "Ini aneh, Mu Gyul tidak pernah terlambat, dia selalu hadir 30 menit lebih awal" ucap Seo Joon yang terlihat cemas. Musik video lagu yang dinyanyikan Mu Gyul sudah di putar di layar besar tempat konser dan para penontopun berteriak histeris.
Mu Gyul masih dalam perjalanan menuju tempat konser, Mae-ri pun berlari lari menuju kediaman Mu Gyul. Sampai dipersimpangan jalan sebuah mobil yang sedari tadi mengikuti Mu Gyul menghadangnya dan memaksa Mu Gyul masuk kedalam mobil.
Mae-ri yang juga sudah tiba di tempat itu kaget melihat Mu Gyul diculik dan berusaha menghalangi para penculik itu dengan berdiri didepan mobil sambil meneriaki nama Mu Gyul. Mu Gyul kesakitan di dalam mobil karena luka di tangannya, tapi akhirnya dia menyadari bahwa Mae-ri ada disana. Akhirnya mobil tersebut dapat meloloskan diri dari Mae-ri dan Mae-ri pun bingung harus berbuat apa.


BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA



0 comments:

Post a Comment


Friend Link List