Do you like this story?
Keesokan harinya Mae Ri bangun dan bergumam sendirian, "ah dingin sekali, aku pasti tidur tidak memakai selimut, duh kepalaku sakit sekali, apa aku benar-benar pingsan?"ia pun melihat pohon hias, "apa ini? sebuah selada?" serunya sambil meletakkan kembali selada ke lantai.
Ia melihat gitar Mu Gyul dan mendekatinya sambil bicara,"sepertinya aku mengambilnya ketika aku mabuk, ah, aku selalu seperti ini kalau mabuk" serunya sambil mengusap-usap wajahnya. " apa yang harus aku lakukan?"seru Mae Ri sambil membuka tas gitar , ia melihat ada foto seorang wanita di dalamnya. "apakah wanita ini lebih tua darinya? yaaaahhh, orang itu pasti dikelilingi bayak wanita. Apakah ia berhasil pulang dengan selamat? bagaimana aku harus mengembalikan gitar ini padanya, bahkan aku tidak meminta alamatnya. Apakah ia baik-baik saja?ahhh aku tidak tahu, apa yang harus aku lakukan..."seru Mae Ri frustasi sambil menjatuhkan tubuhnya ke lantai. (Mary ga sadar tuh sukkie ngumpet di balik selimut)
Ia mengambil hp nya dan melihat jam, Mae Ri kaget karena sudah waktunya kerja. Ia langsung berangkat kerja tanpa mandi dan ganti baju (kekeke jorok banget si Mae Ri, jangan di contoh ya fams...). Setelah Mae Ri meninggalkan rumahnya, Selimut di sebelah Mae Ri bergerak dan terbuka, ternyata di dalamnya ada Mu Gyul (kekeke,,,mirip kepompong....)
Mae Ri tiba di kantor ia pun langsung melaksanakan pekerjaannya, Managernya lewat, Mae Ri pun menyapanya, sang manager menyuruh Mae Ri ke ruangannya. Ternyata ia ingin memecat Mae Ri.
Mae Ri pulang ke rumah membawa barang-barangnya dengan gontai sambil membayangkan ucapan sang manager yang memecatnya karena kondisi keuangan kantor yang sedang sulit. Ia duduk dengan lesu di lantai sambil menghitung 1-10, kemudian menyemangati dirinya sendiri. Mae Ri pun langsung melakukan hobinya yaitu nonton drama korea, ia menyalakan TV lalu bergumam,"akhirnya aku bisa nonton Tv disiang hari"
Mae Ri bergerak ke kamar mandi, tapi kaget melihat Mu Gyul keluar kamar mandi sambil minta conditioner...kekeke, sepintas Mae Ri tampak terpesona lalu bertanya, "kenapa kamu bisa sampai ke rumahku?"
"bukankah kita pulang bersama-sama tadi malam?"jawab Mu Gyul
"bersama? aku pulang bersama mu"seru Mae Ri.
"kau tidur dijalan lalu bilang ingin pulang ke rumahmu, maka nya aku mengantar mu. tapi kemudian kamu keluar melihat aku pulang" seru Mu Gyul
"tidak- tidak, aku sudah capek" seru Mae Ri, "lalu kau meninggalkan aku, ketika aku bangun kau tidak ada".
"aku baru saja bangun, oh bagaimana mungkin tidak ada conditioner di rumah seorang gadis?" seru Mu Gyul sambil berlalu.
"Jam berapa sekarang? kenapa baru bangun? kau seorang pria, tidakkah kau bekerja? apa kegiatanmu hari ini?"tanya Mae Ri.
"ah, baiklah saya akan pergi" seru Mu Gyul
"cepatlah pergi" seru Mae Ri sambil mendorong Mu Gyul keluar.
"rambutku bahkan belum kering!" seru Mu Gyul
"seseorang yang sudah memiliki pacar mana boleh melakukan ini" seru Mae Ri
"pacar?" tanya Mu Gyul
"foto yang ada di gitar mu" seru Mae Ri
"aaaahhh... Seo Joon" seru Mu Gyul
"aaahhh kenapa kau tidak pergi ke tempat nya" seru Mae Ri sambil terus menyerahkan tas Mu Gyul dan mendorongnya.
Mae Ri terus mengusir Mu gyul sambil mendorongnya dan tak sengaja menyentuh luka Mu gyul. Mu Gyul mengaduh kesakitan dan menyingkap bajunya, ternyata ada lebam bekas tabrakan disana. Mae Ri pun merasa bersalah dan membawa Mu Gyul masuk kembali untuk diobati
Mae Ri mengobati luka Mu Gyul, sedangkan Mu Gyul menonton drama TV. Mae Ri menanyakan Mu Gyul apakah perlu ke RS, tapi Mu Gyul bilang tidak apa-apa. kemudian Mae Ri tersadar, kalau dia terlalu baik dengan Mu Gyul, maka Mu Gyul akan jadi betingkah. Mae Ri tidak sengaja menekan luka, dan Mu Gyul pun menjerit dan meminta Mae Ri mengobati pelan-pelan.
"berapa usiamu?" tanya Mu Gyul,
"24" jawab Mae Ri.
"oh, ternyata usia kita sama" seru Mu Gyul. Mae Ri pun kaget dia berguman dalam hati " kenapa aku bicara bahasa resmi dengannya, sementara Mu Gyul bicara santai".
"kenapa?"tanya Mu Gyul melihat Mae Ri diam,
"tidak" jawab Mae Ri sopan.
"bicaralah dengan santai" seru Mu Gyul.
"aku tidak nyaman bicara santai dengan orang tak dikenal" seru Mae Ri
"eh,,,tidak nyaman, kenapa?" seru mu Gyul
"situasi kita berbeda" seru Mae Ri
"siapa namamu?" tanya Mu Gyul
"Wi Mae Ri, Mae Ri? jawab nya
"Mae Ri, Merry Christmas?" seru Mu Gyul
"heh,,itu kalimat yang aku benci" seru Mae Ri sambil tersenyum sinis.
Mu Gyul mencoba bangkit dan Mae Ri menolongnya, namun Mu Gyul kesakitan dan batal bangkit malah menyuruh Maee Ri mengobati lukanya lagi.
Mae Ri mendapat telepon dari temannya, Mae Ri mengaku ia menjadi korban penipuan karena kecelakaan itu, ia meminta bantuan temannya, namun teman-temannya tidak mau memberi Mae Ri bantuan biaya kecelakaan kemarin
Mae Ri kesal lalu meringkuk tidur di lantai, namun suara gitar Mu Gyul mengganggunya. ia tidak jadi tidur
Ayah Mae Ri dikejar-kejar penagih utang, ia memutuskan bunuh diri di jalanan namun takut tertabrak mobil...yang ada para pengemudi memarahi ayah Mae Ri....kekekeke
Keesokan harinya di Apartemen, Mae Ri mencoba mencari lowongan pekerjaan di koran, dan menghubungi orang-orang yang bisa memberinya pekerjaan.
Namun sepertinya ga berhasil, ia pun stress. Mu Gyul bangun. Mae Ri bergumam sambil memejamkan matanya, "dia baru bangun sekarang, pasti ingin ke kamar mandi (Mu Gyul berhenti dan mengubah arah kakinya), sekarang menuju dapur, mengambil panci, mengisi air, dan meletakkan nya di atas kompor, membuka ramen (Mu Gyul sedang membuka ramen)". Rameeen!! oh itu ramen terakhirku" seru Mae Ri langsung terbangun.
Mae Ri mendekati Mu Gyul yang sedang makan ramen. dan memandangi nya. Mu Gyul makan sendiri lalu bertanya, " jadi kapan kamu mulai pindah kemari?"
"aku tidak pindah kemari" jawab Mae Ri.
"apakah penagih hutang mengambil semuanya?"
"bagaimana kamu bisa tahu? oh buku ku"seru Mae Ri sambil mengambil bukunya yang dijadikan alas panci oleh Mu Gyul.
"apakah kamu mengambil cuti?"
"kenapa kamu tahu?' seru Mae Ri
"karena aku jg begitu" jawab Mu Gyul
"ini... " seru Mu Gyul sambil menyodorkan mie
"ah...." seru Mae Ri sambil mendesah kesal.
"baiklah kalau tidak mau" seru Mu Gyul
"oh tidak,, kini giliranku" seru Mae Ri sambil merebut sumpit
"oh ya, apakah kamu punya khimci?" tanya Mu Gyul
"bagaimana aku punya khimci, lemari es aja ga ada"seru nya
"baikkah.." seru Mu Gyul sambil merebut sumpit dan mengambil mie banyak-banyak.
"oh..ini melanggar aturan, kenapa kamu ambil banyak?" seru Mae Ri lalu menarik panci. Mu Gyul tersedak. Mereka akhirnya rebutan mie.
Sehabis makan Mae Ri mencuci piring, sementara Mu Gyul main gitar sambil mengunyah permen karet. Mae Ri menggerutu bahwa Mu Gyul sudah seperti parasit sekarang, ia pun berkata," musim panas hampir selesai, dan musim dingin akan tiba. aku tidak punya apa-apa untuk mempersiapkan ini". Mu Gyul cuek aja. Mae Ri kesal, ia meninggalkan cucian piring dan menghampiri Mu Gyul
Mae ri menunjukkan foto Mu Gyul sambil mengatakan, "berhentilah pura-pura sakit, kau baik-baik saja saat konser", namun Mu Gyul menunjuk lebamnya. Mae Ri berkata kalo Mu Gyul sehat-sehat saja, mungkin lebam itu karena tanda lahir. Mu Gyul mengangkat alisnya, Mae Ri cepat-cepat minta maaf ia mengatakan bukannya ia tidak percaya, tapi foto itu menunjukkan Mu Gyul baik-baik saja. Mu Gyul bilang dia tidak apa-apa.
Akhirnya Mu Gyul pergi karena ia ingat ada kerja hari ini, ia pun membereskan gitarnya. Mae Ri langsung menyodorkan surat pernyataan damai tabrakan, Mu Gyul lalu menandatanganinya.
Mae Ri sangat berterimakasih karena Mu Gyul mau pergi, Mu Gyul pergi sambil mengucapkan merry chrismast, Mae Ri menjawabnya dengan ucapan happy new year.(sepertinya ucapan ini akan jadi yel-yel salam perpisahan mereka setiap akan berpisah deh...lihat aja di episode berikutnya)
Mu Gyul bertemu dengan teman-temannya, Mu Gyul duduk sendirian sambil cari kutu eh karena bosen...kekeeke, sementara teman-temannya sibuk ngobrol tentang hilangnya kontrak mereka sambil membenahi penampilan, teman-teman Mu Gyul sibuk memikirkan siapa yang akan menampung Mu Gyul. Lalu datang segerombolan fansgirl mendekati Mu Gyul untuk meminta tanda tangan. Mu Gyul memberi mereka tanda tangan, sang fans meminta di peluk maka ia memeluknya.
Sementara itu Jung In baru saja sampai di bandara dengan sekelompok pengawalnya dan ayahnya. Jung In bertanya, kenapa ayahnya ingin pulang ke Korea setelah 20 tahun, apakah ada tempat yang ingin dikunjunginya. ayahnya justru menyuruh Jung In ke kantor dan mempersiapkan diri untuk makan malam acara perjodohan. Jung In pun menuruti perintah ayahnya. Jung In di jemput oleh supirnya, di dalam mobil ia meneliti profil artis yang akan di casting dalam drama barunya, ia melihat profil Seo Joon dan memandanginya cukup lama.
Ayah Jung In pergi ke makam, dan ia melihat ayah Mae Ri di pukuli penagih hutang. ia pun menyuruh pengawalnya membantu ayah Mae Ri. ternyata ayah Mae Ri dan ayah Jung In sahabat dekat, mereka pun berpelukan.
Mae Ri duduk di halte sambil trus mencari lowongan pekerjaan di koran, namun tetap tidak dapat. ia berniat naik bus, tapi ternyata uangnya tidak cukup untuk ongkos, ia turun lagi dan pulang jalan kaki dalam keadaan lelah.
Begitu sampai di apartemen ia melihat banyak notes tagihan utang di pintu rumahnya, dan terdengar suara pemilik kontrakan mendatanginya, ia pun masuk bersembunyi duduk di balik pintu. Pemilik kontrakan marah-marah memintanya pindah rumah bila tidak sanggup membayar sewa lagi. Mae Ri menghitung sampai 12, namun ia tak sanggup lagi dan menangisi keadaannya sambil menyebut nama ibunya yang telah meninggal.
Lalu bel rumahnya berbunyi, Mae Ri mengira ayahnya datang, ia membuka pintu, ternyata Mu Gyul datang lagi sambil mabuk dan mengucapkan merry chrismast...Mae Ri menutup mulutnya sambil bertanya, apakah Mu Gyul minum sambil menepuk-nepuk pundak Mu Gyul. Lalu menutup pintunya.
Mu Gyul melempar kotak yang ia bawa, lalu bertanya, "apakah kau menangis"
"tidak, siapa yang menangis" elak Mae Ri sambil mengelap air matanya. " tapi, katakan padaku kenapa kau kembali lagi kemari?" tanyanya.
"izinkan aku tinggal beberapa hari disini" seru Mu Gyul sambil duduk dan menarik selimut.
"apa??" seru Mae Ri kaget lalu mengambil surat kuasa. " kamu sudah menandatangani ini, jadi kamu tidak bisa menuntut ganti rugi lagi"
"aku bukan ingin menuntut ganti rugi,,,hisss...ini..." seru Mu Gyul seraya menyerahkan amplop pada Mae Ri
"apa ini?" tanya Mae Ri. "oh, uang..."
"beri aku kamar kosong, bukankah kamu memilikinya" seru Mu Gyul sambil menunjuk kamar kosong.
"hah..apakah ini alasanmu kembali?"seru Mae Ri.
"hemmm,,, rumah ini terasa nyaman"seru Mu Gyul
"nyaman? apanya yang nyaman?"tanya Mae Ri
"seperti tinggal bersama saudara"seru Mu Gyul
"saudara? kau benar-benar gila" seru Mae Ri
"tenang saja, ini tidak lebih dari seminggu, karena akan membosankan" seru Mu Gyul
"apa itu bosan?"tanya Mae Ri
"karena wanita akan minta dinikahi bila tinggal bersama lebih dari seminggu" seru Mu Gyul
"hahhh, itu tidak akan terjadi pada saya, bukannya kamu harus pergi pada wanita itu, Seo Joon, bila kamu membutuhkan tempat tinggal. Cepat bangun" seru Mae Ri sambil memaksa Mu Gyul bangkit.
"Se Joon telah bersama pria lain" keluh Mu Gyul sambil bangkit
"aku tidak peduli" seru Mae Ri. lalu terdengar bel berbunyi.
"siapa itu?" Mae Ri bertanya
"ini ayahmu" seru asal suara.
Mae Ri dan Mu Gyul pun saling pandang.
"yaaa..kamu tinggal bersama ayahmu?" tanya Mu Gyul
"hah..apa yang harus aku lakukan?" seru Mae Ri panik lalu menyuruh ayahnya menunggu sebentar.
Mae Ri menarik Mu Gyul ke arah jendela dan menyuruhnya lompat.
"kenapa saya harus lompat?" tanya Mu Gyul
"ini darurat" jawab Mae Ri
"tapi di luar dingin sekali" seru Mu Gyul sambil bersedekap. sementara ayah Mae Ri terus memanggilanya. Akhirnya Mae Ri membawa Mu Gyul ke kamar mandi dan mengurungnya sambil menyuruh Mu Gyul tidak berisik. Mu Gyul mengikuti sambil sempoyongan.
Mae Ri membukakan pintu untuk ayahnya, ayahnya bertanya apa yang terjadi, Mae Ri berkata kalau ia bertengkar dengan depcollector di telpon. Ayah merasa sedih lalu memeluk Mae Ri. Mae Ri meminta ayahnya tidak perlu khawatir.
Ayahnya pulang dengan gembira dan berkata ia memiliki jalan keluar untuk masalahnya, ia memnita Mae Ri menikah dengan anak orang kaya, kebetulan Mae Ri selama ini tidak punya pacar. Mae Ri tertawa tidak percaya, dan merasa seperti dalam drama,
Tiba-tiba terdengar suara keran air dari kamar mandi, Mae Ri dan ayahnya kaget, ayah Mae Ri ingin memeriksa ke kamar mandi, Mae Ri mencoba menghalangi ayahnya, namun ga sukses.
Ayah Mae Ri membuka pintu kamar mandi, begitu pintu terbuka, ayah Mae Ri kaget melihat seorang pria sedang buang air kecil, sedangkan Mu Gyul hanya tersenyum tanpa dosa...
yups that the end...kekekeke...hampir 90 % isinya sukkie semua beserta senyuman mautnya....haahhaaha
0 comments:
Post a Comment