Do you like this story?
Ban Suk sedang mencoba jas sambil melihat kaca dan berkata, “Kenapa wanita-wanita tidak menyukai pria sehebat aku?” Tepat saat itu Min Jae keluar dari kamar pas dengan penampilan nyaris sempurna. Ban Suk mengomel dan berkata kalau mahasiswa seperti Min Jae tidak sepantasnya mencoba jas.
Min Jae sangat senang membicarakan perkembangan hubungannya dan Shin Young. Dengan bangga ia bercerita kalau ia diundang ke acara pembukaan restaurant teman Shin Young. Yang itu pastinya berarti kalau Shin Young ingin mengenalkan Min Jae kepada teman-temannya. Ban Suk bertanya mengapa Min Jae mau repot-repot membeli jas hanya untuk datang ke acaranya Shin Young padahal nantinya kalau ia sudah menang taruhan ia akan mencampakkan Shin Young. Min Jae berkata kalau ia membeli jas baru tidak ada hubungannya dengan acara itu.
Sang Woo menghampiri Min Jae dan memperkenalkan dirinya sebagai temannya Min Jae. Ia tampak seperti akan melayangkan pukulan karena Sang Woo melepaskan jasnya dan menggulung lengan kemejanya.
Ternyata Sang Woo malah memamerkan ototnya dan berkata kalau ia adalah fansnya Min Jae dan meminta tanda tangan Min Jae. Meskipun obrolan mereka tampak akrab, padahal sebenarnya mereka mengobrol dengan aura saling benci. Min Jae menandatangani lengan Sang Woo dengan malas sedangkan Shin Young menendang Sang Woo karena sudah berbuat tidak sopan. Shin Young berpura-pura senang dengan suasana itu dan tertawa keras lalu mengajak Min Jae pergi.
Dalam perjalanan pulang, Min Jae berkata kalau Sang Woo sepertinya menyukai Shin Young. Ia dapat melihat dari tatapan mata Sang Woo. Min Jae ingin tahu apakah Shin Young juga menyukai Sang Woo. Shin Young berkata tidak lalu ia bercerita kalau Sang Woo adalah mantan pacarnya dan sebelum putus mereka sempat membicarakan pernikahan. Sekarang Sang Woo ingin mereka balikan.
Min Jae bertanya, “Jadi itulah alasan mengapa kamu berpura-pura dekat denganku? Agar ia menyerah dan pergi?” Min Jae menyuruh Shin Young balikan saja dengan Sang Woo karena sepertinya Sang Woo adalah pria yang baik. Shin Young mengucapkan terimakasih pada Min Jae atas bantuannya, dan berkata kalau ia sudah tidak mencintai Sang Woo dan Sang Woo sepertinya akan mundur mengejarnya.
Saat mereka sudah sampai di depan apartemen Shin Young, Shin Young menawarkan untuk mengantarkan Min Jae pulang namun Min Jae menolaknya. Shin Young memaksa dan Min Jae menjawab, “Sekarang moodku sedang jelek karena kamu. Biarkan aku pulang sendiri. Aku akan menghubungimu,”
Min Jae bertanya, “Jadi itulah alasan mengapa kamu berpura-pura dekat denganku? Agar ia menyerah dan pergi?” Min Jae menyuruh Shin Young balikan saja dengan Sang Woo karena sepertinya Sang Woo adalah pria yang baik. Shin Young mengucapkan terimakasih pada Min Jae atas bantuannya, dan berkata kalau ia sudah tidak mencintai Sang Woo dan Sang Woo sepertinya akan mundur mengejarnya.
Saat mereka sudah sampai di depan apartemen Shin Young, Shin Young menawarkan untuk mengantarkan Min Jae pulang namun Min Jae menolaknya. Shin Young memaksa dan Min Jae menjawab, “Sekarang moodku sedang jelek karena kamu. Biarkan aku pulang sendiri. Aku akan menghubungimu,”
Keesokan paginya, Da Jung mengumumkan kalau ia tidak akan menikah. Mendengar itu, Shin Young dan Boo Ki tertawa. Da Jung berkata kalau takdir sedang mempermainkannya. Ia akan menyerah untuk mencari lelaki dan fokus dalam karirnya.
Boo Ki berkata kalau sepertinya Min Jae benar-benar menyukai Shin Young. “Sebenarnya aku juga tertarik padanya. Jantungku berdebar-debar. Aku ingin bertemu dengannya dan seringkali bingung akan apa yang kukenakan ke kantor. Apakah aku gila? Bagaimana bisa aku menyukainya?” aku Shin Young.
Ia merasa bingung karena jarak usia mereka yang terpaut jauh. Boo Ki memarahi Shin Young dan berkata kalau Shin Young harus membiarkan perasaannya mengalir. Da Jung berkata kalau di usia seperti mereka, seharusnya wanita menjadi semakin kuat. Boo Ki memelototinya dan berkata, “Yang satu menginginkan hal yang tidak dapat ia miliki. Yang satunya tidak dapat mensyukuri apa yang ia miliki,”
Boo Ki berkata kalau sepertinya Min Jae benar-benar menyukai Shin Young. “Sebenarnya aku juga tertarik padanya. Jantungku berdebar-debar. Aku ingin bertemu dengannya dan seringkali bingung akan apa yang kukenakan ke kantor. Apakah aku gila? Bagaimana bisa aku menyukainya?” aku Shin Young.
Ia merasa bingung karena jarak usia mereka yang terpaut jauh. Boo Ki memarahi Shin Young dan berkata kalau Shin Young harus membiarkan perasaannya mengalir. Da Jung berkata kalau di usia seperti mereka, seharusnya wanita menjadi semakin kuat. Boo Ki memelototinya dan berkata, “Yang satu menginginkan hal yang tidak dapat ia miliki. Yang satunya tidak dapat mensyukuri apa yang ia miliki,”
Senior Shin Young yang menyebalkan, Myung Suk memberi selamat kepada Shin Young dan timnya karena berhasil mewawancarai pacar politisi itu. Namun Shin Young dan timnya tidak merasa senang mendengar pujian dari Myung Suk.
Shin Young senang saat melihat Min Jae dan teman-teman musisinya datang. Shin Young berdiri bersiap menyapa Min Jae. Min Jae masih merasa kesal dengan pertemuannya dengan Sang Woo dan melanjutkan berjalan tanpa mempedulikan Shin Young.Shin Young heran atas sikap Min Jae. Setelah itu Shin Young curhat kepada rekan kerjanya dengan cerita seakan-akan temannya sedang punya masalah. Temannya berkata kalau “teman Shin Young” itu pasti gila karena menyuruh pria yang lebih muda untuk pura-pura dekat dengannya hanya untuk menyingkirkan mantan pacarnya. Bila pria muda itu benar-benar menyukai si wanita, pasti ia merasa kalau wanita itu jahat dan hanya ingin memanfaatkannya.
Shin Young mondar-mandir di sekitar ruang musik. Min Jae melihatnya dan bertanya, “Apakah kau datang untuk bertemu denganku?” Shin Young mengiyakan. Mendengar jawaban Shin Young, Min Jae tampak agak lega dan kembali menggoda Shin Young. Melihat sikap Min Jae, Shin Young berkata, “Aku rasa kau menyukaiku,” “Aku benar-benar menyukaimu,” jawab Min Jae.
Shin Young meminta maaf karena telah membuat Min Jae sedih tadi malam dan mengajak Shin Young untuk makan malam bersama. Min Jae berkata kalau ia sibuk. Shin Young menasihati Min Jae agar tidak terlalu keras bekerja. Tiba-tiba datanglah si politisi dan pacarnya berbicara dengan Myung Suk. Shin Young segera berlari menemui mereka dan meninggalkan Min Jae yang berkata, “Apakah dia mempermainkanku?”
Shin Young mendengar kalau politisi Park datang untuk melakukan wawancara dengan Myung Suk. Myung Suk bukan hanya merebut idenya, namun juga berhasil mewanwancarai si politisi. Hal ini membuat Shin Young kesal. Myung Suk berkata kepada politisi Park kalau ada seorang reporter yang ingin menayangkan wawancara dengan pacarnya. Myung Suk berjanji kalau politisi Park bersedia tampil di acaranya, maka gossip itu akan hilang.
Shin Young meminta maaf karena telah membuat Min Jae sedih tadi malam dan mengajak Shin Young untuk makan malam bersama. Min Jae berkata kalau ia sibuk. Shin Young menasihati Min Jae agar tidak terlalu keras bekerja. Tiba-tiba datanglah si politisi dan pacarnya berbicara dengan Myung Suk. Shin Young segera berlari menemui mereka dan meninggalkan Min Jae yang berkata, “Apakah dia mempermainkanku?”
Shin Young mendengar kalau politisi Park datang untuk melakukan wawancara dengan Myung Suk. Myung Suk bukan hanya merebut idenya, namun juga berhasil mewanwancarai si politisi. Hal ini membuat Shin Young kesal. Myung Suk berkata kepada politisi Park kalau ada seorang reporter yang ingin menayangkan wawancara dengan pacarnya. Myung Suk berjanji kalau politisi Park bersedia tampil di acaranya, maka gossip itu akan hilang.
Shin Young menemui bosnya, Direktur UBN agar mau menayangkan wawancaranya sesegera mungkin. Bosnya berkata kalau ia akan mengatur ulang jadwal wawancara Shin Young namun wawancaranya yang terakhir tidak boleh ditayangkan.
Shin Young sadar kalau bosnya sebenarnya sudah mengatur semua ini dari awal. Ia memberikan tugas mewawancarai pacar Politisi Park itu pada Shin Young dan meminta Shin Young mendapatkan wawancaranya. Sebenarnya bosnya tidak pernah berniat menayangkan wawancara Shin Young namun menggunakannya sebagai umpan untuk mendapatkan wawancara dengan politisi Park.
Sebenarnya bos Shin Young bukanlah orang yang licik, namun ia pintar membaca peluang sehingga dia sadar kalau lebih menguntungkan menayangkan wawancara dengan Politisi Park daripada dengan pacarnya. Namun justru dengan cara itulah ia dapat menjadi bos dengan kedudukan tinggi seperti sekarang.
Shin Young sadar kalau bosnya sebenarnya sudah mengatur semua ini dari awal. Ia memberikan tugas mewawancarai pacar Politisi Park itu pada Shin Young dan meminta Shin Young mendapatkan wawancaranya. Sebenarnya bosnya tidak pernah berniat menayangkan wawancara Shin Young namun menggunakannya sebagai umpan untuk mendapatkan wawancara dengan politisi Park.
Sebenarnya bos Shin Young bukanlah orang yang licik, namun ia pintar membaca peluang sehingga dia sadar kalau lebih menguntungkan menayangkan wawancara dengan Politisi Park daripada dengan pacarnya. Namun justru dengan cara itulah ia dapat menjadi bos dengan kedudukan tinggi seperti sekarang.
Shin Young berusaha berbicara dengan Myung Suk yang sedang bersiap-siap melakukan wawancara. Shin Young memelototi Myung Suk. Hal ini membuat Myung Suk tidak nyaman dan mempersilahkan Shin Young berbicara lebih dulu. Myung Suk menawarkan beberapa penawaran sebagai ganti wawancara Shin Young yang tidak jadi tayang. Ia berkata kalau semua usaha Shin Young untuk merebut kembali wawancaranya akan sia-sia dan ia lebih baik diam saja sekarang. Namun ternyata Shin Young malah memberikan rekaman wawancaranya dengan Politisi Park. Shin Young rela mengalah demi UBN.
Shin Young memberikan tas plastic pada Myung Suk dan menyuruhnya memakan isinya sebelum syuting. Ternyata isi tas itu adalah permen yeot.
Shin Young memberikan tas plastic pada Myung Suk dan menyuruhnya memakan isinya sebelum syuting. Ternyata isi tas itu adalah permen yeot.
Tim Shin Young melihat wawancara itu dengan kesal. Min Jae melihat syuting wawancara itu dari loby dan segera menemui Shin Young untuk menanyakan ada apa sebenarnya. Namun Shin Young nampak sangat pasrah. Hal ini membuat Min Jae kesal dan membentaknya. “Apakah kau terima dengan hal ini?!” bentak Min Jae. Min Jae menyuruh Shin Young segera menyiarkan tayangan wawancara dengan pacar Politisi Park secara online.
“Kau masih muda, Ha Min Jae,” kata Shin Young sambil menarik nafas. Min Jae marah besar melihat Shin Young yang hanya diam saja. Min Jae berkata kalau ia akan masuk ke studio tempat dilaksanakannya wawancara itu dan menyela jalannya wawancara. Shin Young menahan Min Jae agar tidak melakukannya.
“Kau masih muda, Ha Min Jae,” kata Shin Young sambil menarik nafas. Min Jae marah besar melihat Shin Young yang hanya diam saja. Min Jae berkata kalau ia akan masuk ke studio tempat dilaksanakannya wawancara itu dan menyela jalannya wawancara. Shin Young menahan Min Jae agar tidak melakukannya.
“Baiklah, kau adalah satu-satunya orang yang benar. Kau adalah satu-satunya orang yang berani. Aku tahu situasi ini sangat tidak menyenangkan, tapi aku sudah pernah mengalami hal yang lebih sulit dari ini. Kamu pasti ingin tahu kenapa aku tidak mengundurkan diri. Hiduplah lebih lama, maka kau akan mengerti,” kata Shin Young.
“Apakah kau takut?” tanya Min Jae.
“Ya. Sebenarnya aku ingin mengundurkan diri, namun aku berpikir. Apa yang akan aku lakukan besok bila aku berhenti? Dan aku takut membayangkannya. Mengapa aku tidak menyesal? Hiduplah lebih lama, Ha Min Jae. Maka kau akan sadar bahwa ada saat-saat tertentu saat kau harus menurut,” jawab Shin Young.
Min Jae mendengar ucapan bos Shin Young, ia bertanya mengapa Shin Young mau menerimanya begitu saja. “Menjadi tua memang menyenangkan,” celetuk Min Jae. “Pasti menyenangkan menjadi muda,” sahut Shin Young.
“Apakah kau takut?” tanya Min Jae.
“Ya. Sebenarnya aku ingin mengundurkan diri, namun aku berpikir. Apa yang akan aku lakukan besok bila aku berhenti? Dan aku takut membayangkannya. Mengapa aku tidak menyesal? Hiduplah lebih lama, Ha Min Jae. Maka kau akan sadar bahwa ada saat-saat tertentu saat kau harus menurut,” jawab Shin Young.
Min Jae mendengar ucapan bos Shin Young, ia bertanya mengapa Shin Young mau menerimanya begitu saja. “Menjadi tua memang menyenangkan,” celetuk Min Jae. “Pasti menyenangkan menjadi muda,” sahut Shin Young.
Shin Young bertemu dengan pacar Politisi Park dengan menyesal. Ia meminta maaf karena wawancara mereka tidak dapat ditayangkan. Setelah Shin Young membujuk pacar Politisi Park agar tidak tersinggung, wanita itu malah marah karena merasa dimanfaatkan. Ia menyiramkan segelas air ke wajah Shin Young lalu berkata, “Kau sama seperti dia (Politisi Park)!” lalu wanita itu pergi.
Shin Young pergi minum-minum bersama asisten-asistennya. Mereka menyuruh Shin Young agar ceria daripada berniat untuk mengundurkan diri. Shin Young harus dapat berpikir realistis. Mereka harus memikirkan rencana mereka kedepannya dan bekerja mati-matian.
Shin Young pergi bersama Min Jae. “Aku tidak mengerti kenapa orang-orang malah minum-minum saat mereka merasa sedih,” kata Min Jae. “Lalu, (jika aku sedih) haruskah aku berdansa?” jawab Shin Young ketus. “Ya, ayo kita berdansa,” kata Min Jae. Lalu ia menarik tangan Shin Young dan membawanya ke tempat es skating.
Shin Young pergi bersama Min Jae. “Aku tidak mengerti kenapa orang-orang malah minum-minum saat mereka merasa sedih,” kata Min Jae. “Lalu, (jika aku sedih) haruskah aku berdansa?” jawab Shin Young ketus. “Ya, ayo kita berdansa,” kata Min Jae. Lalu ia menarik tangan Shin Young dan membawanya ke tempat es skating.
Shin Young menolak saat Min Jae memasangkan sepatu skate ke kaki Shin Young. Ia sedang tidak ingin bermain skate. Min Jae tidak mendengarkan Shin Young dan berkata dengan riang kalau ia sudah menyembunyikan sepatu Shin Young lalu membimbingnya ke arena skate. Walaupun Shin Young sedang kesal namun karena melihat Min Jae yang bersemangat dan ceria, Shin Young menjadi ikut ceria juga.
Seorang fotografer mengajak mereka berfoto. Ia memanggil Min Jae dengan sebutan “mahasiswa” dan berkata kalau Shin Young pastilah pacarnya yang cantik. Fotografer itu memuji mereka berdua sebagai pasangan yang serasi dan pastilah berumur sama.
Seorang fotografer mengajak mereka berfoto. Ia memanggil Min Jae dengan sebutan “mahasiswa” dan berkata kalau Shin Young pastilah pacarnya yang cantik. Fotografer itu memuji mereka berdua sebagai pasangan yang serasi dan pastilah berumur sama.
Shin Young memandangi Min Jae yang mengajarinya bermain skate. Lalu Min Jae menjauhkan diri dari Shin Young. Setelah itu Shin Young terjatuh menimpa Min Jae.
Mereka sempat terdiam beberapa saat sebelum Min Jae berkata, “Apakah kau dengar fotografer itu berkata kalau kau adalah pacarku? Dan kita seumuruan?” Lalu tiba-tiba ia tertawa, “Ah, apakah aku tampak setua itu? Aku harus merawat diriku,”
Mereka sempat terdiam beberapa saat sebelum Min Jae berkata, “Apakah kau dengar fotografer itu berkata kalau kau adalah pacarku? Dan kita seumuruan?” Lalu tiba-tiba ia tertawa, “Ah, apakah aku tampak setua itu? Aku harus merawat diriku,”
Di rumah, Min Jae memasang foto mereka di pigura dan meletakkannya di meja kecil dekat kasurnya. Sedangkan Shin Young memasukkan foto mereka ke laci meja dekat kasurnya.
Boo Ki menunggu Choi Sang Mi di kafe untuk membahas suami Sang Mi yang berselingkuh. Dengan nada suara yang dingin, Sang Mi berbohong dan berkata pada Boo Ki kalau suaminya tidak memberi bunga kepadanya.Sang Mi berkata kalau ia sudah tau mengenai pengkhianatan suaminya namun ia hanya diam saja karena menurutnya hal itu merepotkan.Boo Ki sadar kalau Sang Mi. Setelah itu Sang Mi berkata kalau tidak penting terlalu memikirkan masalah pengkhianatan suaminya.
Suami Sang Mi mengenalkan diri pada Boo Ki sebagai pria single, namun sebenarnya sejak awal Boo Ki sudah sadar kalau ia sudah menikah. Boo Ki dapat tahu hal itu karena baju suami Sang Mi sangat rapi dan bersih. Boo Ki berkata pada Sang Mi agar jangan terlalu rapi menyetrika baju suaminya.
Suami Sang Mi mengenalkan diri pada Boo Ki sebagai pria single, namun sebenarnya sejak awal Boo Ki sudah sadar kalau ia sudah menikah. Boo Ki dapat tahu hal itu karena baju suami Sang Mi sangat rapi dan bersih. Boo Ki berkata pada Sang Mi agar jangan terlalu rapi menyetrika baju suaminya.
Saat Boo Ki berjalan ke mobilnya, ia dicegat oleh beberapa wanita yang menuduhnya sebagai Wanita Simpanan. Wanita-wanita itu mendekati Boo Kid an menjambak rambutnya.
Boo Ki berhasil melawan wanita-wanita itu. Malah mereka yang kalah oleh Boo Ki. Boo Ki sadar kalau wanita-wanita itu adalah teman Sang Mi. Boo Ki menelepon Sang Mi dan berkata padanya mengenai wanita-wanita itu yang merupakan jebakan untuk Boo Ki.
Boo Ki berhasil melawan wanita-wanita itu. Malah mereka yang kalah oleh Boo Ki. Boo Ki sadar kalau wanita-wanita itu adalah teman Sang Mi. Boo Ki menelepon Sang Mi dan berkata padanya mengenai wanita-wanita itu yang merupakan jebakan untuk Boo Ki.
Boo Ki berkata pada Sang Mi agar bersikap lebih terhormat dan menegaskan kalau ia tidak memiliki hubungan dengan suami Sang Mi jadi Sang Mi tidak sepantasnya menjebaknya seperti itu. Boo Ki juga berkata kalau ia memberi tahu mengenai suaminya yang berselingkuh demi kepentingan Sang Mi. Boo Ki memberikan kartu namanya padanya Sang Mi agar Sang Mi dapat menghubunginya apabila ia mau.
Setelah Boo Ki pergi, Sang Mi terlihat bingung. Sikapnya berbeda sekali dengan saat ia berbicara dengan Boo Ki.
Setelah Boo Ki pergi, Sang Mi terlihat bingung. Sikapnya berbeda sekali dengan saat ia berbicara dengan Boo Ki.
Da Jung sudah tidak berobsesi untuk menikah, namun saat ada teman sekantornya yang memberikan tips mengenai pernikahan, Da Jung tidak kuasa menolak. Wanita itu juga memiliki masalah dengan jodoh namun baru saja mendapatkan seorang pacar. Dia memberikan beberapa tips untuk mendapatkan pacar.
Da Jung langsung mempraktekkan tips dari wanita itu. Ia pergi ke tempat karaoke dan bernyanyi lagu berjudul, “If You Meet A Good Man, Intoduce Me” sebanyak 22 kali dalam jangka waktu satu jam.
Da Jung langsung mempraktekkan tips dari wanita itu. Ia pergi ke tempat karaoke dan bernyanyi lagu berjudul, “If You Meet A Good Man, Intoduce Me” sebanyak 22 kali dalam jangka waktu satu jam.
Da Jung lalu berangkat ke London untuk bekerja. Pilot pesawatnya adalah Sang Woo. Dan di pesawat yang sama ada Ban Suk yang juga hendak menghadiri seminar yang sama dengan Da Jung. Tiba-tiba ada orang yang sakit di pesawat, pramugari bertanya apakah ada dokter di dalam pesawat itu. Ban Suk menolong orang yang mengalami sakit di dadanya itu. Kemungkinan orang itu mengalami masalah pencernaan.
Di saat yang sama, Da Jung sedang tertidur dan baru terbangun saat para penumpang memberikan tepuk tangan meriah untuk Ban Suk.
Di saat yang sama, Da Jung sedang tertidur dan baru terbangun saat para penumpang memberikan tepuk tangan meriah untuk Ban Suk.
Di seminar, Ban Suk mendengar suara Da Jung yang membacakan terjemahan dari ucapan pengisi seminar itu. Ia merasa suara Da Jung sangat bagus. Ban Suk mengulurkan lehernya untuk melihat wajah Da Jung. Ia penasaran apakah wajah Da Jung secantik suaranya.
Ban Suk melihat Da Jung meringis karena menahan sakit. Ban Suk memberikan akupuntur kepada Da Jung, dan sakit Da Jung langsung hilang. Da Jung berterima kasih dengan sopan kepada Ban Suk. Lalu Ban Suk kembali ke kursinya dan ketiduran. Di dalam tidurnya, ia memimpikan Da Jung. Di dalam mimpinya, Da Jung berkata, “Aku sudah baik-baik saja sekarang. Aku sangat mengagumimu.”
Ban Suk melihat Da Jung meringis karena menahan sakit. Ban Suk memberikan akupuntur kepada Da Jung, dan sakit Da Jung langsung hilang. Da Jung berterima kasih dengan sopan kepada Ban Suk. Lalu Ban Suk kembali ke kursinya dan ketiduran. Di dalam tidurnya, ia memimpikan Da Jung. Di dalam mimpinya, Da Jung berkata, “Aku sudah baik-baik saja sekarang. Aku sangat mengagumimu.”
Ban Suk mondar-mandir di sekitar tempat seminar untuk bertemu lagi dengan Da Jung. Dengan gugup, ia mencoba mengobrol dengan Da Jung. Ban Suk basa-basi mengenai ukuran ruangan itu yang besar. Melihat gelagat Ban Suk, Da Jung sadar kalau Ban Suk mencoba mendekatinya.Da Jung memperhatikan pakaian Ban Suk dan tangannya yang tidak mengenakan cincin.
Saat Ban Suk mengajak Da Jung makan malam, Da Jung menolak dengan halus karena ia sudah punya rencana. Ban Suk berniat memberikan kartu namanya pada Da Jung namun kartu namanya sudah habis. Maka Da Jung memberikan kartu namanya pada Ban Suk.
Saat Ban Suk mengajak Da Jung makan malam, Da Jung menolak dengan halus karena ia sudah punya rencana. Ban Suk berniat memberikan kartu namanya pada Da Jung namun kartu namanya sudah habis. Maka Da Jung memberikan kartu namanya pada Ban Suk.
Saat Ban Suk kembali ke Korea, ia mengundang Min Jae dan bercerita kalau ia sudah menemukan wanita yang hebat tanpa bantuan Min Jae. Ia melihat foto Min Jae sedang bersama Shin Young dan meyuruh Min Jae menyimpannya karenantakut ketahuan ibu Min Jae. Ibu Min Jae pasti akan menyuruh putus dengan Shin Young mengingat jarak usia mereka yang terlampau jauh. Ban Suk yang masih menganggap kisah cinta Min Jae dan Shin Young hanya permainan, menyuruh mereka putus.
Sang Mi yang sedang stress pergi latihan dansa. Ia berkata pada teman dansanya kalau ia dapat mencurahkan semua emosinya dengan berdansa.
Sang Mi pergi ke supermarket dan mengambil semua anggur dan makanan ringan. Saat di kasir, Sang Mi mendadak berubah pikiran dan mengembalikan makanan yang ia ambil ke raknya lagi. Tiba-tiba ia merasa sedih, dan meninggalkan troli begitu saja lalu pergi tanpa membeli apapun.Da Jung memanggil taksi namun ia bingung mau pergi ke mana. “Tidak ada tempat yang ingin aku tuju,” pikirnya.
Sang Mi mampir ke restoran Boo Ki. Boo Ki menawarkan Sang Mi segelas kopi. Sang Mi akhirnya mengaku kalau suaminya memberikan bunga kepadanya. Boo Ki merasa kasihan padanya dan menawarkan Sang Mi untuk datang ke kursus memasak di restorannya. Boo Ki juga berkata kalau mereka bisa pergi minum bersama dan bercerita mengenai pernikahan Sang Mi. “Kenapa kau jujur padaku? Apakah karena kau merasa menyesal?” tanya Sang Mi.
Mereka mengobrol tentang masa lalu. Boo Ki berkata kalau ia sudah merasa puas dengan kehidupannya sekarang dan tidak ingin kembali ke masa lalu, namun Sang Mi berkata kalau ia ingin kembali ke masa lalu. Ia ingin kembali ke malam pertamanya bersama suaminya karena mereka menikah sebab Sang Mi hamil (MBA). Sekarang anaknya sudah berusia 24 tahun.
Boo Ki kaget saat mengetahui anak Sang Mi berusia 24 tahun. Ia teringat Shin Young yang berkencan dengan pemuda 24 tahun. Boo Ki berkata kepada Sang Mi kalau ia harus mempercayai putranya.
Sang Mi berkata kepada Boo Ki agar jangan terlalu memaksa untuk menyukainya. “Aku tahu kau menyukaiku. Jangan paksa dirimu untuk mengusirku,” jawab Boo Ki.
Mereka mengobrol tentang masa lalu. Boo Ki berkata kalau ia sudah merasa puas dengan kehidupannya sekarang dan tidak ingin kembali ke masa lalu, namun Sang Mi berkata kalau ia ingin kembali ke masa lalu. Ia ingin kembali ke malam pertamanya bersama suaminya karena mereka menikah sebab Sang Mi hamil (MBA). Sekarang anaknya sudah berusia 24 tahun.
Boo Ki kaget saat mengetahui anak Sang Mi berusia 24 tahun. Ia teringat Shin Young yang berkencan dengan pemuda 24 tahun. Boo Ki berkata kepada Sang Mi kalau ia harus mempercayai putranya.
Sang Mi berkata kepada Boo Ki agar jangan terlalu memaksa untuk menyukainya. “Aku tahu kau menyukaiku. Jangan paksa dirimu untuk mengusirku,” jawab Boo Ki.
Acara yang dibintangi oleh Min Jae akan dimulai, Shin Young datang ke studio untuk melihat penampilan Min Jae. “Bila waktu berhenti untukku dan semakin cepat untuknya sehingga esok pagi kami menjadi seumuran, apa yang akan terjadi? Aku tidak ingin kembali ke masa-masa seusianya. Bagaimana bisa aku mengalami semua hal itu lagi? Aku suka umurku sekarang. Hanya saja tidak ada laki-laki yang mau dengan wanita seusiaku, dan aku takut ia akan menyukaiku. Usiaku bukanlah suatu kesalahan. Aku tidak menyangka akan mengalami hal yang menyenangkan di usiaku. Aku, Lee Shin Young merasa bingung setelah kehilangan sensasi itu,” pikir Shin Young sambil melihat Min Jae.
Shin Young dan Boo Ki pergi ke sauna bersama. Namun Boo Ki teringat kalau ia sedang ada pekerjaan. Maka ia pulang dan membawa pemanas miliknya dan menyuruh Shin Young menggunakan itu saja. Saat Shin Young melihatnya, ia baru sadar kalau alat itu adalah alat pemanas pantat.
Da Jung pergi makan malam bersama Ban Suk. Mereka memiliki banyak kesamaan, dan semakin lama mereka mengobrol, mereka menjadi semakin menyukai satu sama lain. Mereka berdua sama-sama tidak mengaduk makgulli mereka sebelum dinikmati. Padahal orang lain biasanya mengaduk makgulli mereka. Da Jung sangat senang saat tahu kalau Ban Suk adalah anak kedua. Karena ia telah bersumpah tidak akan menikahi anak pertama.
Da Jung pergi makan malam bersama Ban Suk. Mereka memiliki banyak kesamaan, dan semakin lama mereka mengobrol, mereka menjadi semakin menyukai satu sama lain. Mereka berdua sama-sama tidak mengaduk makgulli mereka sebelum dinikmati. Padahal orang lain biasanya mengaduk makgulli mereka. Da Jung sangat senang saat tahu kalau Ban Suk adalah anak kedua. Karena ia telah bersumpah tidak akan menikahi anak pertama.
Mereka mengobrol mengenai wanita muda yang menikahi pria yang lebih tua. Ban Suk bercerita mengenai temannya yang berpacaran dengan wanita lebih tua karena taruhan, Da Jung berkata kalau ia mengerti mengapa Ban Suk tidak setuju akan hal itu. Saat Da Jung berkata kalau pasangan adalah satu-satunya anggota keluarga yang dapat kau pilih, Ban Suk berkata kalau ia sudah sering mengatakan hal yang sama. Saat Da Jung mengajak mereka berkencan ke restoran spaghetti lain kali, Ban Suk terlonjak kaget. Ia ternyata juga memikirkan hal yang sama!
Mereka pulang bersama dengan taksi. Di dalam taksi, mereka berbicara tentang betapa beruntungnya mereka. Saat mereka berpisah, Da Jung tersandung di trotoar.
Mereka pulang bersama dengan taksi. Di dalam taksi, mereka berbicara tentang betapa beruntungnya mereka. Saat mereka berpisah, Da Jung tersandung di trotoar.
Ban Suk mengantar Da Jung masuk ke apartemennya. Di dalam apartemen, Shin Young sedang duduk di atas alat pemanas pantatnya sambil menonton TV. Ban Suk dan Shin Young sama-sama kaget saat mereka mengenali satu sama lain.
0 comments:
Post a Comment