Do you like this story?
Masih setia ngikutin MSOAN aka MMM ga? kalau ga juga gpp koq. Buat yang setia menunggu, ini Saa persembahkan Sinopsis episode 2 tapi part-I nya dulu ya...^___^ sekaligus ada beberapa pendapat Saa, bagi fams yang punya pendapat lain, yuk kita diskusiin di kotak komentar...
Akhirnya Mu Gyul keluar dari kamar mandi, ayah Mae Ri langsung menginterogasinya.
"yaaaa...apakah kamu kencan dengan seorang pria sekarang?" tanya ayah Mae Ri.
"tentu saja tidak ayah, kejadian sebenarnya adalah..."seru Mae Ri terpotong
"lupakan saja, kamu siapa?" tanya ayah Mae Ri pada Mu Gyul yang masih sempoyongan.
"aku Kang Mu Gyul..." jawab Mu Gyul
"tidak ayah, aku akan menjelaskan semuanya" seru Mae Ri sambil berdiri diantara ayah dan Mu Gyul, " kejadiannya tidak seperti yang ayah lihat..."
"ayahmu tidak ada, dan kau melakukan semua ini..." seru ayahnya sambil memukul Mae Ri.
Kang Mul Gyul kaget dan mencoba menghentikannya, "sudah hentikan paman" serunya
Namun Mae Ri malah mendorongnya keluar, "sudahlah cepat keluar" seru Mae Ri.
"haah... apakah kamu membela anak ini?" seru ayahnya, "anak-anak jaman sekarang semua sama, itulah sebabnya orang tua tidak bisa percaya pada anaknya, anakku tidak seperti ini, setiap kali saya mendengar orang tua lain mengatakan..."
Mae Ri terus mendorong Mu Gyul, Mu Gyul terlihat heran dengan cara ayah Mae Ri, ia pun mengucapkan Mery Cristmas pada Mae Ri sambil tersenyum.
Ayah Mae Ri kaget dan berhenti ngomel lalu bicara lagi, " Mery Christmas apa? ini khan november, apa dia kehilangan akal sehatnya?....oh..bau alkohol...."
Ayah Mae Ri masuk ke ruangan masih sambil ngomel, "melihat gaya rambutnya, sulit dibedakan apakah dia wanita atau pria?...aduh....apakah itu gaya pacar mu?" tanya ayah Mae ri begitu Mae Ri masuk ke dalam.
"tentu saja tidak, dia bukan pacarku..' bentak Mae Ri
"lalu itu siapa?" bentak ayahnya. Terdengar suara depcollector memanggil ayah Mae Ri. Mae Ri pun membawa ayahnya ke jendela supaya bisa melarikan diri. ( Sebagai orang tua pasti akan sangat murka melihat anaknya menyimpan seorang pria di rumah, pemukulan ayah Mae Ri juga tidak bisa sepenuhnya dibilang penyiksaan, karena itu luapan emosi seorang ayah, sebenarnya sang ayah sangat khawatir. Kesan pertama Mu Gyul juga kurang baik pada awalnya, wajar bila sang ayah marah)
Di tempat lain ayah Jung In memandangi foto ibu Mae Ri. Scene pun balik ke adegan dimana ayah Mae Ri dan ayah Jung In sedang mengunjungi makan ibu Mae ri. Ayah Mae Ri menunjukkan foto Mae Ri yang sangat mirip dengan ibu nya namun mewarisi sifat keras seperti ayahnya, ia bilang Mae Ri berbeda dengan anak-anak lainnya karena Mae Ri sangat penurut, lugu dan jujur. Ayah Mae Ri pun menyesal karena ia mengalami kebangkrutan sehingga Mae Ri berhenti sekolah, ia berharap Mae Ri akan mendapatkan suami yang baik, sehingga mengakhiri semua penderitaan ini. Ayah Jung In pun menawarkan bantuan.
Keesokan harinya Ayah Mae Ri dan ayah Jung In bertemu. Ayah Jung In menginginkan Mae Ri menikah dengan Jung In. Namun ayah Mae Ri ragu, karena Mae Ri terlalu muda untuk menikah, ia pun merasa seperti tidak memiliki hati nurani, karena harus menjual putrinya sendiri. Tapi ia tidak ingin Mae Ri hidup sendirian di rumah dan memiliki ayah yang tidak becus. ia ingin Mae Ri menikah, memiliki suami yang melindunginya, dan ia sangat beruntung karena Jung In adalah suami yang tampan dan kaya. Ayah Jung In pun mengatakan kalau Mae Ri juga sudah tumbuh menjadi wanita cantik dan baik, sehingga suatu kebaikan pula untuk Jung In.
Jung In berada dikantornya sedang membahas masalah pemilihan lead actris dramanya. ia menolak semua kandidat yang telah dipilh tim, dan ia pun mengajukan Seo Joon sebagai aktris nya, namun tim tidak setuju karena sifat Seo Joon yang kurang baik. Di tempat lain, Seo Joon sedang senam diringi musik rock, Jung In mendatanginya.
Mae Ri datang ke hotel sesuai perintah ayahnya untuk mengantarkan baju dan kaos kaki pesanan ayahnya. Mae Ri pun menelepon untuk menanyakan keberadaan ayahnya, Namun sang ayah bersembunyi dan mengawasinya. Ayahnya menyuruh Mae Ri duduk tenang di suatu tempat. Mae Ri pun mengikutinya dan duduk di meja tamu. Mae rR ingin memesan jus strawbery, namun ayahnya bilang Mae Ri harus memesan Capucino ala amerika. Mae Ri meminum semua air putih di depannya. Ayahnya protes, kenapa anak gadis minum seperti itu. dan meminta Mae Ri duduk dengan anggun. Mae Ri kesal, mengapa ayahnya menyuruh-nyuruhnya ia penasaran sebenarnya ayahnya dimana. namun ayah Mae Ri menerima panggilan masuk dari ayah Jung In. ayah Jung In bilang kalo Jung In ada pertemuan bisnis dan akan datang terlamabat 30 menit. Ayah Mae Ri menelepon Mae Ri dan menyuruhnya menunggu telepon darinya 30 menit lagi.
Mae Ri melihat seorang aktor kesukaan temannya, ia pun menelpon So Ra (temannya). Ia berniat mendapatkan tanda tangan Le An (actor tersebut) sebagai bukti ke So Ra. ia pun mendekati le An dan meminta tanda tangan, dengan enggan Le An memberinya, ( ternyata ahjuma yg ketemu ma Mu Gyul waktu itu di kafe yang memutuskan kontrak kerja dengan Mu Gyul adalah staf Le An). Mae Ri mengucapkan terimakasih lalu ia ingin memfoto Le An, Namun Le An menolak. Staff Le An pun melarangnya.
Mae Ri minta maaf atas ketidaknyamanan ini. Ia kembali ke kursinya. Ia merasa bahagia telah mendapatkan tanda tangan. ia berniat menelpon So Ra, namun staf Le An menuduhnya ingin mengambil foto.
Di lobi hotel, Jung In dan Seo Joon jalan bersamaan, Jung In menanyakan tentang script yang di kirimnya, namun Seo Joon mengatakan script itu tidak pernah sampai ke tangannya. lagian Se Joon mengatakan ia hanya ingin main film, tidak tertarik main drama. Jung In menyerahkan script drama sambil mengatakan dramanya berbeda dengan yang lain. Hp Jung In berbunyi, ayahnya meminta Jung In menemui Mae Ri. Jung In mendengar keributan yang tak lain adalah Mae Ri dan staf lee An yang ingin merebut Hp Mae Ri. Tragedi dorong mendorong pun terjadi sampai akhirnya Mae Ri jatuh menabrak pelayan. pakaian ayah Mae Ri berhamburan, Mae Ri sangat malu. sementara Lee An pergi. Staf Le an pura-pura menolong Mae Ri. lalu memojokkan nya di sebuah sudut. Ia mengancam Mae Ri. Lalu datang Jung In melerainya.
Jung In menunggu Mae Ri yang sedang membersihkan pakaian. ia protes kenapa manager aktor seperti itu, ia bukan gadis stalker. jung In bertaya, "kau bukan gadis penguntit?"
"aku mahasiswi sastra usia 24 tahun yang sedang cuti" seru nya pada Jung In.
Jung In pun meminta maaf. Mae Ri mengatakan kalau ini bukan kesalahan Jung In. lalu mengambil tasnya berniat ingin pergi, namun tangannya terasa sakit.
Jung in menawarkannya ke RS. namun Mae Ri bilang ia baik-baik saja. Mae Ri shock melihat Hp nya yang rusak karena ia menunggu telepon ayahnya.
Jung In menyodorkan amplop pada Mae Ri, "apa ini?" seru nya, "apakah kau kira aku penipu?"
"jangan salah paham" seru Jung In, "banyak tipe manusia di dunia ini, ada orang yang mengatakan saat ini baik-baik saja, lalu menimbulkan masalah di kemudian hari. aku mengalami hal itu beberapa hari yang lalu. jadi, jika anda setuju dengan ini, aku membutuhkan tanda tangan anda untuk surat perjanjian. (jiaahh hukum karma nih, sama seperti kejadian Mae Ri dan Mu Gyul nih...)
"kau membutuhkan tanda tangan? kenapa harus saya? " seru Mae-ri. Ia pun teringat kejadian sama yg menimpanya bersama Mu Gyul, namun saat ini posisinya berbalik, Mae Ri lah yang di tutut tanda tangan. Me Ri menghela nafas lalu ia mengambil surat dari Jung In dan menandatanganinya. (akhirnya Mae Ri merasakan menjadi pihak yang di kejar, makanya ia pun tidak ingin mempersulit Jung In)
Jung In menyuruh Mae-ri menulis nama dan no hp nya, namun Mae-ri mengatakan jangan khawatir, Jung In tidak perlu menghubunginya lagi. Jung In meminta maaf atas ketidaknyamanan ini. Mae-ri menghela nafas kesal. Ia bergegas ingin pergi namun melihat amplop tadi, ia bermaksud mengembalikannya, namun urung karena tangannya sakit. ia pun bergumam sendiri," walaupun tidak enak, aku akan mengambilnya" gumam Mae-ri sambil membuka amplop. Ternyata isi amplop itu sebuah cek seharga 2 juta won.
Jung In menemui Seo Joon di lobi hotel, Jung In memberikan waktu 30 menit kepada Seo Joon untuk mempertimbangkan perannya, namun Seo Joon bilang ia akan memutuskan di tempat. Seo Joon bilang karakter tersebut mirip dengannya, wanita yang lembut dan kuat. Jung In pun mengatakan itu seperti latihan yoga dengan musik rock. Seo Joon tersenyum mendengarnya. Jung In dan Seo Joon berpisah satu sama lain. Sebelum berpisah Seo Joon mengucapkan selamat atas pernikahan Jung In. ia mengatakan jung In anak yang penurut karena pada zaman sekarang ini, pernikahannya masih diatur oleh orang tua. Jung In menanggapinya dengan tersenyum...(senyumnya manies banget...)
Jung in teringat sesuatu, ia pun mencoba menelpon, sepertinya nomor telepon Mae Ri. Namun nomor tersebut tidak aktif. Jung In pun pergi.
Mae Ri duduk di lobi hotel, Jung In pun duduk tidak jauh dari nya, tapi mereka tidak menyadarinya. Mae Ri meminjam telepon hotel untuk menelepon ayahnya. Ayahnya bertanya apakah Mae Ri bertemu Jung In. Mae Ri kaget, lalu bertanya pada ayahnya, apakah ia disuruh ke hotel karena alasan kencan perjodohan. Mae Ri kesal lalu pergi meninggalkan hotel. Ia melewati Jung In yang masih berusaha menelepon.
Ayah Mae Ri bertemu dengan Mae Ri di butik pakaian pengantin. Mae Ri berteriak kesal kepada ayahnya, ia bertanya kenapa ia harus menikah, sang ayah sibuk menyuruhnya memilih gaun pengantin. Mae Ri makin berteriak. ayahnya bilang ia menyesal tidak bisa memberikan gaun yang cantik untuk ibunya, makanya ia ingin Mae Ri mendapatkannya. Mae Ri mendekati ayahnya, lalu bertanya apakah alasan pernikahannya agar ayahnya bisa melunasi hutang-hutangnya. Ayahnya bilang itu salah satu manfaatnya, namun yang lebih penting Mae Ri menikah dengan keluarga baik-baik karena mereka adalah sahabat ayahnya. Mae Ri kesal, lalu berkata apakah ayahnya tidak belajar dari pengalaman, mana ada makan gratis didunia ini, lalu apakah ayahnya tega membiarkan ia menikah denga pria yang belum pernah ditemuinya. Ayahnya kesal karena ia telah mengatur pertemuan, hanya saja Mae Ri tidak berhasil menemuinya. ia pun menunjukkan foto Jung In. namun Mae Ri tidak mau melihatnya. (tidak ada orang tua manapun yang tega menjual anaknya kecuali dia sudah gila, apa yang dilakukan ayah Mae Ri semata karena ingin Mae Ri mendapatkan kehidupan lebih baik, karena tanggung jawabnya memastikan Mae Ri serba kecukupan. Selain itu ayah Mae Ri bisa melunasi hutangnya, pria yang ingin menikahi juga anak teman baiknya, jadi tidak ada alasan ayah Mae Ri menolak.)
Mae Ri berniat kabur dari rumah, ia menulis surat untuk ayahnya dan meletakkannya di meja. saat ingin keluar ia melihat tas gitar Mu Gyul yang tertinggal. ia menghampiri dan membukanya. Ternyata isinya pakaian semua. Mae Ri melihat HP Mu Gyul tertinggal dekat tasnya. Mae Ri mengambil Hp dan membawa tas gitar tersebut.
Di sebuah kafe, Mu Gyul band sedang manggung menyanyikan lagu "my bus" di saksikan oleh manager kafe. Selesai manggung Mu Gyul menemui manager tersebut. Si manager hanya mau menerima Mu Gyul sebagai solo, Mu Gyul pun menolaknya dan mengajak bandnya pergi. ( mulai dari sini terlihat betapa hangatnya karakter Mu Gyul, ia sangat memikirkan teman-temannya..)
Mu Gyul dan bandnya meninggalkan kafe dengan gontai...salah satu temannya minta maaf, mereka merasa menghalangi karir Mu Gyul. namun Mu Gyul mengelak, ia mengatakan penolakannya karena bayaran yang buruk. Temannya bilang Mu gyul tidak usah berbohong, bahkan Mu Gyul rela dimanfaatkan manager (si ahjuma, staff nya Le An) demi bandnya. Sekali lagi Mu Gyul mengelak dan bilang itu kemauannya. Akgirnya temannya hanya memujinya sambil bilang kalo Mu Gyul tampan dan setia kawan, lalu menawarkan bantuan membawa gitar Mu Gyul. Mu Gyul meolaknya sambil tersenyum. (teman Mu Gyul yang ini selalu membelanya, karena ia tahu Mu Gyul banyak menolak tawaran karena ingin bersama dengan bandnya bahkan sampai Mu Gyul tidak memiliki tempat tinggal)
Lalu datang teman Mu Gyul menyodorkan HP karena ada telepon untuk Mu Gyul. Mu Gyul heran kenapa ada panggilan ke HP temannya, ia merogoh kantongnya mencari Hp, ternyata tidak ada. Ia pun menerima telpon dari Hp temannya.
"halo, ini Mae Ri, dimana anda sekarang?" seru suara di seberang. Mu Gyul pun langsung berubah jutek.
Mu Gyul dan teman-temannya nyanyi di pinggir jalan sambil minum-minum Mae-ri mendatangi mereka sambil bergumam kenapa Mu Gyul minum disiang hari. Mu Gyul langsung memanggilnya Merry Christmas...teman-temannya memanggil Mae Ri kakak ipar.
Mae Ri protes kenapa mereka memanggilnya kakak ipar?. Teman Band Mu Gyul menjawab itu semua karena Mae Ri menghabiskan malam bersama Mu Gyul kemarin. Mae Ri pun mengelak kalo itu bukan kemarin tapi kemarinnya lagi...ia sadar lalu menutup mulutnya, namun teman-teman Mu Gyul malah meledeknya untuk menikah. Mu Gyul hanya tertawa mendengar ejekan teman-temannya.
Mae Ri merasa malu, ia pun mengatakan kalau kedatangannya hanya untuk mengembalikan barang-barang Mu Gyul dan akan segera pergi. ia menyerahkan amplop yang diberikan Mu Gyul waktu itu, karena Mu Gyul tidak jadi tinggal di rumahnya, makanya Mae Ri mengembalikannya. Mu Gyul menyerahkan amplopnya kembali, ia bilang ini untuk bayaran nginap malam sebelumnya. Teman-teman Mu Gyul langsung berteriak, menikah...menikah...Mae-ri sangat malu, ia langsung menutup wajahnya dengan amplop Mu Gyul lalu pergi.
Mu Gyul memanggilnya, " apakah kau sudah makan? apakah kau pergi dari rumah?"
MAe Ri kesal langsung berteriak," ah sungguh keterlaluan, ada apa dengan orang-orang ini...apakah kalian bisa membaca pikiran orang?"
"yaaaaa... berapa umurmu, hingga harus melarikan diri dari rumah?"tanya Mu Gyu sambil tertawa.
"ini pertama kalinya untukku" seru Mae Ri kesal. Mu Gyul langsung diam. Ia bangkit dan menghampiri Mae Ri,
"tunggu sebentar, apakah kau juga menulis surat yang isinya kau pergi dari rumah?" seru nya dengan wajah serius mendekat ke wajah Mae Ri. Mae Ri kaget, "bagaimana kau tahu?"
Mu Gyul tertawa terbahak-bahak, "ah,,aku bisa gila,,,, yaaa.... kau benar-benar cute" serunya sambil memegang kepala Mae Ri.
"ah, apa yang kau lakukan?" seru Mae Ri mencoba melepaskan tangan Mu Gyul dengan wajah sambil tersenyum. (duielah..ni Mae Ri kege-eran lagi)
Mae Ri, Mu Gyul and the band pergi minum-minum ke kafe.
"kakak ipar, kau lihat, Mu Gyul begitu baik, dan aku lihat kau memiliki mata yang indah" seru teman Mu Gyul.
"yah matanya sangat lucu" seru temannya yang lain.
"terimaksih" seru Mae Ri. lalu datanglah teman-teman Mae Ri.
Mae Ri menghampiri mereka. Temannya bertanya apakah Mae Ri baik-baik saja. Mae Ri bertanya apakah ia bisa menginap di rumah mereka, temannya bilang boleh. Mae Ri pun mengajak mereka pergi lalu pamit pada Mu Gyul and the bands. Tapi teman-teman Mu Gyul mengajak mereka bergabung, Mu Gyul pun mengajak mereka gabung. teman-teman Mae Ri sangat senang, mereka ikut pun bergabung dengan Mu Gyu Cs. Mereka langsung mendekati Mu Gyul dan meminta tanda tangan.
Salah satu teman Mu Gyul mabuk, ia marah kenapa hanya Mu Gyul saja yang di perhatikan, sedang ia dan 2 teman lainnya tidak dianggap. Mu Gyul minta maaf, dan menawari hyungnya itu minum. (kebetulan teman yang ini lebih tua). Ia menghardik tangan Mu Gyul dan bilang Mu Gyul brengsek. ia kesal dan minta pembubaran band. Teman Mu Gyul yang satunya marah mendengarnya dan memukulnya. Akhirnya mereka pun keluar kafe semua untuk berkelahi.
Mu Gyul hanya melambaikan tgn pada mereka. Mae Ri stres, ia mendekati Mu Gyul, " apa yang kamu lakukan? apakah kamu cuma duduk-duduk disini?"
"semuanya akan baik-baik saja" seru Mu Gyul sambil bersiap untuk minum lagi. Mae Ri menarik tangan Mu Gyul hingga ia tidak jadi minum. (jangan salah paham dengan sikap Mu Gyul, ia tahu sekali kalo pertengkaran antar sahabatnya itu karena mabuk, jd tidak perlu diambil pusing, sebentar juga akan damai lagi).
Akhirnya Mu gyul mengikuti Mae Ri keluar. Mae Ri mencoba melerai (yang ada Mae Ri cuma mondar-mandir nambah runyem..lucu banget nonton adegan ini.)
Mu Gyul hanya menonton mereka dari tangga kafe sambil minum. Teman-temannya asyik bertengkar, Teman Mae Ri ikut sibuk melerai mereka.
Mae Ri stress lalu mendekati Mu Gyul, " lakukan sesuatu untuk mereka" pintanya.
"aku tidak suka perkelahian, aku cinta damai" seru Mu Gyul sambil menghela nafas.
"apa yang kau katakan? aku benar-benar jadi gila" seru Mae Ri lalu duduk di samping Mu Gyul. Mu Gyul meletakkan minuman, lalu seperti biasa, 2 tangan di dada mulut dan hidung mulai menarik nafas (pokoknya mirip kucing banget deh...hah...sukkie..imut banget sih...)
"nama mu merry christmas kan?"tanya nya pada Mae Ri.
Mae Ri menatap wajah Mu Gyul, "bukan selamat natal tapi Mae Ri...Mae Ri"
"ya...itu lah yang aku katakan... Mae Ri...Ma..Mae Ri? bukankah itu nama anjing?" seru Mu Gyul sambil pura-pura berfikir lalu memandang Mae Ri sambil tertawa dan mengatakan," mong...mong"
Mae Ri kesal, " itu kata-kata yang saya benci sejak SD, sangat kekanak-kanakan. kalau aku anjing maka kau kucing jalanan....yaoww" seru nya. Mu Gyul tertawa, ia pun menggoda Mae Ri, " mong...mong..."
"yaow...yaow...."Mae Ri membalas ejekan Mu Gyul.
"yaaaa...kau begitu lucu" seru Mu Gyul sambil tertawa lalu mencubit pipi Mae Ri.
"apa yang kau lakukan?" seru Mae Ri melepaskan tangan Mu Gyul, "yaaaowww....."
"mong...mong..."
"yaawwwww,,,"
Polisi datang, mereka semua lari. Mu Gyul ikut lari. Mae Ri bengong melihatnya. Mu Gyul balik lagi, menarik tangan Mae Ri dan membawakan tasnya. Mereka pun berlari di sepanjang jalan Hongdae. Akhirnya mereka tiba di gang, dan mulai berjalan santai. Mu Gyul membawakan Tas Mae Ri berjalan sempoyongan.
"Mengapa saya selalu mengalami hal seperti ini setiap ke Hongdae?' seru Mae Ri. Mu Gyul tidak sengaja menabrak seseorang. Mae Ri meminta maaf atas ketidaksengajan Mu Gyul. Dan diikuti oleh Mu Gyul. Namun mereka malah mengejeknya," ada apa dengan punk ini, apakah ia seorang pria atau wanita?". Mae Ri kaget mendengarnya, Mu Gyul tersenyum lalu menarik tangan Mae Ri mengajaknya pergi.(disini terlihat memang Mu Gyul mencoba tidak ingin mencari keributan, karena ia sedang bersama seorang wanita saat ini )
Anak-anak berandalan tadi memanggil Mu Gyul," hey...jika kau menabrak seseorang...". Namun Mu Gyul mengabaikannya dan mengobrol dengan Mae Ri.
"mereka mabuk, tidak ada alasan meladeni mereka" seru Mu Gyul kepada Mae Ri
"hei, kau brengsek, berhenti..." teriak anak-anak tadi
"apa ini? orang-orang ini akan berlebihan" seru Mae Ri lalu berbalik badan.
Mu Gyul menarik Mae Ri," saya tidak ingin berkelahi, mari kita pergi"
"tapi mereka mengejekmu tanpa alasan, apakah kau baik-baik saja?" seru Mae Ri
"hemmm....aku baik-baik saja" seru Mu Gyul, " mong...mong..." ledeknya pada Mae Ri
"ah, orang ini, sungguh...yaaaowwww" seru Mae Ri membalas Mu Gyul. Mu Gyul pun tertawa. (Sifat mengalah Mu Gyul terlihat saat terus berusaha menahan emosinya dengan mengalihkan keadaan menggoda Mae Ri)
"brengsek ini sungguh beruntung.." seru anak-anak tadi sambil mendekati Mu Gyul. Mu Gyul terdiam,
"kenapa?" tanya Mae Ri.
"kau memanggilku?" tanya Mu Gyul pada anak-anak tadi dengan wajah serius.
"aku memanggilmu dari tadi brengsek.." seru mereka.
Mu Gyul meletakkan tas Mae Ri lalu memukul anak-anak tadi. (Akhirnya uri nampeyong berantem, sudah lama ga lihat aksinya...dan rasanya wajar bila Mu Gyul kali ini memukul anak ini, ia sudah berusaha menahan emosinya, bagaimanapun juga tidak ada seorang pria manapun yang mau di hina di depan seorang wanita)
Akhirnya mereka di bawa ke kantor polisi. Disana mereka bertemu dengan teman Mae Ri and the bands. Salah satu teman band Mu Gyul kesal dengan anak-anak brandal tadi.
Mae Ri dan Mu Gyul duduk di kursi menjauh dari anak-anak brandal. Teman Mae Ri dan the bands menunggu di luar. Anak-anak brandal mengeluh tentang memarnya,
" waaa..hidungnya baik-baik saja, bila ia masih bisa bicara seperti itu" umpat Mae Ri
"mereka harus benar-benar mengalami kecelakaan". Mu Gyul hanya diam merasakan tangannya kesakitan sehabis memukuli berandalan itu. "apa yang akan kau lakukan sekarang?" tanya Mae Ri.
"aku tidak akan minta maaf pada mereka" seru Mu Gyul dengan wajah kesal.
"apa yang akan kau lakukan?" tanya Mae Ri kesal."seharusnya kau bilang kau tidak suka perkelahian, kau melakukan semuanya karena membela diri, kau tidak bisa menerima bila disebut sialan" tukas Mae Ri.
Mu Gyul masih merengut. "atau ada alasan lainnya?" seru Mae Ri, Mu Gyul makin merengut.
Polisi mendatangi Mu Gyul dan Mae Ri seraya berkata, " mahasiswa, kalian seharusnya bisa menahan diri, ini semua lelucon, katakanlah pada mereka kalau ini semua salah kalian. kalau kalian tidak puas dengan mereka, serahkan saja pada polisi"
"aku tidak akan minta maaf pada mereka" seru Mu Gyul memasang wajah kesal.
" ah, ya ampun...." seru Mae Ri memandang Mu Gyul lalu bangkit berkata pada polisi," ahjussi, biar aku saja yang bicara pada mereka". Mu Gyul makin kesal.
"silahkan, lakukanlah" seru polisi
Mae Ri berjalan mendekati anak berandalan tadi, lalu membungkuk seraya berkata,"maafkan kami, aku benar-benar menyesal".
Mu Gyul kesal melihatnya," hei, kau lupa mereka yang membawa kita kemari" seru Mu Gyul sambil menunjuk berandalan itu.
"siapa ini?pacar anda?" seru si berandalan menunjuk Mae Ri."katakan kalau brengsek itu yang membawa kita kemari, brengsek itu" serunya sambil menunjuk Mu Gyul.
Mu Gyul kesal, ia bangkit mendekati si berandalan seraya berkata, "kau brengsek
Mae Ri menghalangi Mu Gyul dengan memeluknya seraya berteriak, " sayang...sayang...!"
Mu Gyul kaget mendengarnya lalu terdiam. Mae Ri tersadar lalu melepaskan pelukannya sambil menunduk dan berkata, "dapatkah kamu keluar sebentar denganku?" lalu menarik Mu Gyul keluar.
Mae Ri dan Mu Gyul berbicara di pojok tangga. "apa yang kau lakukan?" seru Mu Gyul"dilihat dari apa yang terjadi, posisi kita disini sangat lemah" seru Mae Ri.
"aku sudah mengatakan kalau aku tidak ingin berdamai dengan mereka" seru Mu Gyul kesal
"aku punya ide" seru Mae Rii. Mu Gyul menatap Mae Ri
"tapi pertama-tama, kau harus membuat tinju dengan tangan kananmu" seru Mae Ri
"huhu...tinju apa yang kamu bicarakan..." seru Mu Gyul sambil tersenyum sinis.
"ayo...lakukan dan coba" perintah Mae i setengah berteriak.
Mu Gyul memandang Mae Rii, ia menghela nafas lalu menuruti perintah Mae Ri. (walaupun terlihat kasar dan cuek sebenarnya Mu Gyul begitu menghargai orang lain. walau sebal ia coba mengikutinya, yah.. Mu Gyul selalu membuat oang-orang disekitarnya nyaman dan tidak mengkhawatirkannya..poor)
"sekarang dekatkan tinju ke wajahmu" seru Mae Ri. Mu Gyul melakukah perintah Mae Ri.
Mae Ri lalu mendorong tinju itu ke wajah Mu Gyul sehingga hidung Mu Gyul berdarah.Mu Gyul mengaduh kesakitan, dan ia terkejut darah mengalir dari hidungnya. Mae Ri memastikan keadaan Mu Gyul lalu ia tepuk tangan kegirangan, "berhasil...sekarang kedua belah pihak sama-sama terluka, jadi tidak perlu menyelesaikan apapun" seru nya. Mu Gyul masih stress melihat darahnya.
"saya telah melalui banyak kejadian, karena ayah saya, saya jadi tahu bagaimana semua ini, percaya padaku" seru Mae-ri percaya diri sambil menepuk dadanya. Mu Gyul hanya terbengong lalu mengaduh kesakitan. (ternyata pukulan Mu Gyul kuat juga, secara dia pakai cincin besar di tangannya, ^__^, Mu Gyul ternyata penurut juga ya, dia mau mengikuti saran Mae Ri)
Akhirnya mereka pun terbebas dari kantor polisi. Teman-teman Mae Ri dan the bands mengangkat Mae Ri ke udara. Mereka memuji kinerja Mae Ri.
"tentu saja, Mae Ri kan bolak-balik masuk kantor polisi karena ayahnya" seru salah satu sahabat Mae Ri.
"hyung, kau harus menikahi wanita seperti ini" seru teman Mu Gyul.
"yaa..apa yang ayahmu lakukan hingga bolak-balik kemari?" tanya teman Mu Gyul yang lain.
"ah, hanya hal..." seru Mae Ri terpotong karena temannya mengajaknya pergi minum-minum mereka pun pergi.
Mae Ri berjalan bersama Mu Gyul. Mu Gyul terus memeriksa hidungnya sambil membawakan tas Mae Ri (padahal tadi di dalam kantor polisi, Mae Ri sudah membawa tasnya sendiri, duh Mu Gyul emang perhatian ya)
"apakah kau baik-baik saja?" tanya Mae Ri memastikan kondisi Mu Gyul.
"yeah..." seru Mu Gyul masih sibuk membersihkan darahnya, "tapi, kenapa kamu membantuku keluar?" tanya nya sambil memandang Mae Ri.
"karena aku sedang bersamamu saat kejadian berlangsung" seru Mae Rii tersenyum bahagia.
"tahukah kamu, cinta, harapan dan kepercayaan itu adalah yang terpenting?" tanya Mae Ri sambil memandang Mu Gyul.
"cinta?" tanya Mu Gyul sambil memandang Mae Ri. mereka pun bertatapan.
"tidak...itu loyalitas"seru Mae Ri tertawa.
"apakah kamu merasa nyaman?" tanya Mu Gyul sambil memandang Mae Ri.
"tentang apa?" jawab Mae Ri membalas pandangan Mu Gyul.
"bicara tidak resmi, bukannya kamu tidak nyaman bicara dengan seseorang yang membuatmu ga nyaman" seru Mu Gyul. ( hehehe, iya ya Mae Ri mulai beberapa saat yang lalu mengubah gaya bicaranya ke Mu Gyul, berarti Mae Ri sudah merasa nyaman)
"iya, aku rasa begitu. aku pura-pura menjadi pacar palsu kamu" seru Mae Ri, " tapi, tahukah kau, aku benar-benar kasihan dengan gadis yang akan menikah denganmu.
"aku menikah" seru Mu Gyul seraya menggaruk kepalanya.
"benar, kau tidak perlu melakukannya" seru Mae Ri, "itu akan menjadi beban bagi mereka, dengan berfikir bahwa kamu suka minum, banyak gadis disekelilingmu, main musik, tampan, pemalas, memiliki perangai yang buruk...ah kamu benar-benar tipe suami yang buruk" seru Mae Ri sambil senyum. Mu Gyul hanya diam. Lalu terdengar suara Hp. Mu Gyul mencari-cari asal suara, ia membuka tas Mae Ri, dan menyerahkan Hp itu.
"ah, ini telepon ada ayahku, aku tidak ingin menjawabnya" seru Mae Ri sambil menyerahkan Hp nya pada Mu Gyul. Mu Gyul hanya bengong lalu melihat Hp tersebut, " yaaa... kau memiliki 30 miscalled" seru Mu Gyul
"benarkah?" tanya Mae Ri lalu mengambil Hp nya. "ah, ada apa dengan ayahku, sungguh keterlaluan"
"apakah kalian bertengkar karena aku?" tanya Mu Gyul mendekati Mae Ri.
"tidak, bukan..." seru Mae Ri. Mu Gyul menggaruk kepalanya lalu berjalan meninggalkan Mae Ri.
Mae Ri mencoba menghubungi ayahnya. So Ra mendekati Mae Ri, " apa yang kau lakukan?" tanya nya, "apakah ayahmu?" tanya nya sambil memandangi Mae Ri.
"Mae Ri mengangguk," apa yang harus aku lakukan?" tanya nya.
"mengapa...apa yang dia katakan?" tanya So Ra
"karena aku lari dari pertunangan, ia memintaku langsung menikah" seru Mae Ri
"ha? apa yang harus kita lakukan?" seru So Ra panik.
"dan aku tidak bisa lagi menolak ayahku" seru Mae Ri, "ideku untuk melarikan diri ternyata berakibat buruk"
"aduh, apa yang harus kita lakukan?" seru So Ra.
Mae Ri mendiskusikan masalahnya bersama teman-temanya dan teman-teman Mu Gyul. Sementara Mu Gyul duduk sendiri terpisah dari mereka sambil mendengarkan musik dengan headphone.
"kau selalu menderita karena ayahmu" seru So Ra.
"karena ayahku begitu menyukainya, aku harus menikah dengannya. Dia mengatakan aku tidak punya alasan menolak karena aku tidak memiliki pacar, apakah itu masuk akal?" seru Mae Ri.
"aku mengerti,lalu kenapa ia melakukan hal ini?" tanya So Ra.
"apa yang akan ia lakukan bila aku punya pacar, bila aku memiliki seseorang yang aku cintai..."seru Mae Ri.
"aha ...Mae Ri, katakan pada ayahmu bahwa kau sudah memiliki seseorang yang kau sukai" seru So Ra sambil menunjuk Mu Gyul.
"apa?" tanya Mae Ri kaget.
"ya benar, katakan seperti itu. dan katakan kau ingin menikah dengannya" seru teman Mu Gyul.
" bingo..." seru So Ra puas.
"aduh, itu tidak membuat ayah Mae Ri membatalkan perikahan. lakukan hal yang lebih mendesak" seru teman Mae Ri yang lain.
"lalu kenapa kalian tidak segera menikah saja?" seru teman Mu Gyul.
"menikah?..ah menikah..menikah..." seru teman-teman Mae Ri dan teman Mu Gyul lainnya sambil memandangi Mu Gyul.
"ha?" seru Mae Ri.
"hei, hanya menikah bohongan, cukup pergi ke photografer berpose pakaian pengantin" seru teman mu Gyul." lalu serahkan foto sebagai bukti ke aayahmu" seru teman Mu Gyul yang lain.
"ini tidak masuk akal" seru Mae Ri.
"kedengarannya bagus" seru teman Mae Ri
Mae-ri memandangi Mu Gyul, Mu Gyul menoleh ke arahnya. Teman2 yang lain ikut memandangi Mu Gyul (wew, seperti transaksi apa ya...hanya berbicara lewat mata. Saa suka sekali dengan persahabatan mereka, walaupun kondisi susah mereka setia kawan, saling berbagi cerita dan membantu. memang awalnya kelihatan mereka seperti teman yang membebani Mae-ri maupun Mu Gyul tapi makin lama mereka teman2 yang baik, perhatian. wajar saja bila Mu Gyul memilih teman2nya dari pada solo karir...benar2 true friendship)
Mereka pergi ke studio foto, Mu Gyul ogah-ogahan di foto. Mae Ri meminta fotografer untuk mengambil foto jarak jauh, supaya wajah mereka tidak terlihat. Tidak ketinggalan teman-teman Mae Ri dan Mu Gyul pun ikutan mejeng di kamera...Teman-teman mereka terlihat sangat menikmati pemotretan, sementara Mu Gyul terlihat stress. Mae Ri mengirimkan MMS ke ayahnya berisi foto dan pernyataannya kalau ia jatuh cinta pada Mu Gyul dan telah menikah dengannya.
Teman-teman Mae Ri dan Mu Gyul bersorak kesenangan karena telah berhasil melakukan misi mereka dan mengajak makan-makan. Mereka pergi makan duluan, tinggallah Mae Ri dan Mu Gyul.
"terimakasih" ujar Mae Ri.
"aku berhutang budi kepadamu, selain itu wajah kami tidak terlihat dalam foto" seru Mu Gyul
"ya, ayahku hanya akan ingat dengat gaya rambut mu" seru Mae Ri.
Mu Gyul mengangguk-angguk mendengar penjelasan Mae Ri, "lalu kamu tidak perlu melarikan diri lagi?" tanya Mu Gyul.
"tidak" jawab Mae Ri," aku akan kembali bila ayahku telah menyerah, untuk saat ini aku akan tinggal di rumah temanku sambil bekerja paruh waktu, dan saat pernikahan ini dibatalkan aku akan memberitahu kebenarannya"
So Ra dan teman Mu Gyul mendatangi mereka mengajak sarapan karena So Raburu-buru ingin bekerja. Mu Gyul menolaknya dengan alasan ingin istirahat. Mae Ri pun menolaknya, ia bilang ingin istirahat saja di rumah So Ra. So Ra menyuruh Mae Ri cepat pulang dan jangan terlambat ke kafe. So Ra pun pergi bersama teman Mu Gyul.
" jadi, kita tidak perlu bertemu satu sama lain lagi kan?"tanya Mu Gyul
"ya benar" jawab Mae Ri, "jadi, jangan pernah bertemu lagi" serunya. Mereka pun saling berjabat tangan.
"oke" seru Mu Gyul tersenyum, "semoga sukses, Mery Christmas"
"hmmm..happy New Year!" seru mae-ri sambil tertawa
Mereka saling melambaikan tangan sambil tersenyum, lalu berjalan bertolak belakang.
Mae Ri menengok kebelakang melihat punggung Mu Gyul selang beberapa saat kemudian gantian Mu Gyul yang menengok melihat kepergian Mae Ri.
my opnion:
Mungkin banyak yang awalnya agak ga sreg ma karakter Mu Gyul karena urakannya tapi sejak episode 2 ini karakter Mu Gyul mulai terlihat kuat, hangat, dan bersahabat...dan di episode seterusnya makin mengharukan...betapa lembut dan melankolisnya uri nampeyong...
0 comments:
Post a Comment