Recent Post


[Sinopsis] Still Marry Me Episode 7

Do you want to share?

Do you like this story?

Shin Young sedang duduk di atas pemanas pantat saat Da Jung datang bersama Ban Suk. Ia segera menutupi kepalanya dengan korden agar wajahnya tidak kelihatan.
Shin Young terjebak di dalam kamar, sementara Da Jung malah menawari segelas teh kepada Ban Suk. Ia berkata pada Ban Suk kalau Shin Young akan merasa lebih tidak enak hati bila Ban Suk pulang begitu saja.
Shin Young sangat kesal kepada Da Jung sementara Ban Suk tampak tidak nyaman berada di apartemen itu. Di TV ditayangkan acara music UBN di mana Min Jae juga tampil di acara itu. Ban Suk berkata kalau Min Jae adalah sahabatnya dan Da Jung menjawab kalau ia pernah bertemu dengan Min Jae. Ban Suk mengira Da Jung adalah fansnya Min Jae.
Shin Young masih terkurung di dalam kamar saat ia mendengar suara Min Jae menyanyi dari luar. Ia menempelkan telinga ke pintu dan mendengarkan suara Min Jae dengan seksama.
Sementara itu Min Jae tidak tampak terlalu senang. Ia sedang serius menonton pertunjukkannya di TV dan HPnya penuh dengan SMS dari fans-fansnya. Namun tidak ada satupun SMS dari orang yang ia harapkan.
Teman-teman bandnya menggoda Min Jae dengan berkata kalau Min Jae pastinya menunggu SMS dari si kakak penyiar. Min Jae berkata kalau ia tidak pernah memanggil seorang wanita dengan sebutan kakak.
Sang Mi juga sedang menonton pertunjukkan Min Jae, ia tampak sangat senang melihatnya.
Akhirnya Da Jung mengantar Ban Suk pulang tepat saat Boo Ki datang. Boo Ki berkata kalau ia familiar dengan wajah Ban Suk. Shin Young segera keluar ke ruang tengah dan mengomel kepada Da Jung.
Da Jung bertengkar dengan Shin Young. Mereka saling menyalahkan. Boo Ki yang baru datang juga terkena imbasnya karena ialah yang membawa alat pemanas pantat itu. Dan benda itu menghantam Boo Ki. Tiba-tiba Boo Ki ingat di mana ia pernah melihat Ban Suk. Ia ingat kalau Ban Suk adalah si ‘pria coklat’.
Mendengar hal itu, Da Jung tampak sangat kecewa. Keesokan harinya, ia menyiapkan sarapan sambil melamun. Ban Suk tidak mungkin adalah ‘pria coklat’ yang ia larang Shin Young untuk mengencaninya.
Shin Young sarapan dengan semangat. Ia tampak lebih ceria daripada semalam. Da Jung membuntuti Shin Young ke sekeliling dapur. Ia bertanya apakah Ban Suk benar-benar adalah pria yang sama dengan pria yang Shin Young tolak. Da Jung juga menegaskan kalau ia tidak merebut pacar Shin Young karena Shin Young dan Ban Suk belum berkencan secara resmi.
Shin Young berkata kalau ia tidak keberatan walaupun Da Jung berkencan dengan Ban Suk. Dari nada bicaranya tampak kalau Da Jung cemburu pada Shin Young. “Kau tidak seharusnya bersedih seperti perawan tua saat temanmu mendapatkan teman kencan. Karena mereka pasti tidak ingin sendiri,” kata Da Jung kesal.
Shin Young tidak melawan. “Baiklah! Kau akan mendapatkan cincin emas terbungkus coklat,” Shin Young berangkat bekerja dan meninggalkan Da Jung yang sedang mengomel sampai melupakan hal penting yang akan dia katakan.
Di kantor, Shin Young dan timnya mencari bahan cerita baru. Lalu mereka mengambil keputusan untuk meletakkan kamera tersembunyi di ruangan berciuman. Di tempat itu, pria-pria membayar wanita untuk berciuman dalam jangka waktu tertentu.
Shin Young meminta semua laki-laki di kantornya untuk membantu secara rahasia. Kameramennya tidak mau membantu Shin Young karena takut pacarnya akan mengenalinya. Senior Shin Young menolak untuk membantunya kecuali Shin Young mau memberikan keuntungan besar untuknya.
Di rumah, Da Jung menghabiskan pagi dengan menanti telepon dari Ban Suk dengan cemas. Ia menghabiskan waktu dengan hal yang tidak berguna dan mengecek HPnya berkali-kali dengan khawatir kalau-kalau HPnya rusak.
Da Jung merasa membutuhkan saran dari sahabatnya namun ia tidak ingin menghubungi Shin Young. Akhirnya ia menghubungi Boo Ki, ia berkata kalau mungkin saja Ban Suk kehilangan HPnya atau terlalu malu untuk menelepon karena pertemuannya dengan Shin Young. Seperti biasa, tanggapan Boo Ki sangat sinis. Ia berkata kalau Ban Suk mungkin atau akan menelepon atau tidak. Namun itu tidak penting karena masih ada banyak laki-laki dan Da Jung tidak boleh pesimis.
Da Jung tidak merasa puas dengan saran Boo Ki. Ia pergi ke restoran Boo Ki untuk berbicara dengan Boo Ki secara langsung. Ternyata di sana sudah ada Shin Young sedang bersama Boo Ki. Mereka berdua masih saja perang dingin dan ribut. Sementara Sang Mi mendengarkan semua pembicaraan mereka.
Da Jung heran untuk apa Shin Young datang ke restoran. Ia berkata kalau Shin Young adalah wanita malang yang tidak terima mantan pacarnya sudah memiliki pacar baru, ia juga mengharapkan seseorang yang lebih muda yang memiliki masa depan tidak jelas, gagal dalam pekerjaan, dan semakin bertambah tua setiap harinya.
Shin Young tidak membalas semua perkataan Da Jung. Da Jung marah karena Shin Young cemburu padanya, marah karena Shin Young berpikir kalau Da Jung cemburu pada Shin Young, dan kesal atas kekesalan Shin Young karena ia sudah memiliki pacar.
Shin Young berkata kalau ia akan mengencani dua pria seperti saran Da Jung. Boo Ki mencoba melerai mereka berdua dengan menawarkan kursus memasak di restorannya.
Boo ki berhasil membujuk ketiga wanita itu untuk ikut kursus memasak. Selama kursus, Shin Young berada di antara Da Jung yang sedang kesal dan Sang Mi yang tidak menyukai Shin Young karena keributan yang ia sebabkan tadi.
Sang Mi membuat tortellininya dengan sangat rapi dan apik, sementara Shin Young membuat bahan-bahannya berantakan, dan Da Jung sibuk sendiri memperhatikan HPnya. Da Jung masih sangat mengharapkan telepon dari Ban Suk. Akhirnya Ban Suk menelepon juga. Hal ini membuat Da Jung sangat gembira dan ribut sendiri di kelas. Da Jung bahkan sengaja mengoleskan tepung di wajahnya lalu mengirim fotonya itu ke Ban Suk. Ia tidak memperhatikan kalau Shin Young mengomel sepanjang waktu.
Shin Young dan Sang Mi sempat bercekcok kecil karena pasta Sang Mi ditumpahkan oleh Shin Young. Hal ini membuat Sang Mi semakin tidak menyukai Shin Young.
Shin Young merasa dia tidak cocok berada di kelas memasak maka ia pergi untuk makan siang sendiri. Shin Young pergi ke restoran China, di sana pelayan restoran meminta Shin Young berbagi mejanya karena meja lain sudah penuh. Shin Young terpaksa mengiyakan. Ia terpaksa berbagi meja dengan sepasang kekasih yang saling menyuapi.
Shin Young tampak sangat kesal dan tidak nyaman melihatnya. Kekesalannya tampak dari wajahnya.
Sementara itu Sang Woo sedang kencan buta dengan wanita 20 tahunan lalu ia menelepon Shin Young dan berkata kalau ia menolak gadis itu karena ia lebih memilih Shin Young. Padahal sebenarnya ia menolak gadis itu karena gadis itu gendut. Shin Young berkata, “Pasti gadis itu jelek, berdada rata, atau miskin.” Sang Woo heran mengapa Shin Young bisa tahu.
Akhirnya Min Jae mengirimkan SMS kepada Shin Young lalu meneleponnya dan berkata kalau ia kecewa karena Shin Young tidak melihat penampilannya di TV atau menelepon untuk membicarakan masalah itu. Shin Young berkata kalau telah terjadi sesuatu tadi malam dan Min Jae meributkan hal yang tidak penting. “Kalau kau menyukai seseorang, kau pasti berharap lebih dari dia,” kata Min Jae. Shin Young berkata kalau ia ingin bertemu dengan Min Jae.
Dari nada suaranya yang tampak sangat ceria, Min Jae mengira Shin Young sangat ingin bertemu dengannya. Padahal sebenarnya Shin Young ingin bertemu dengannya untuk membicarakan masalah pekerjaan. Saat Shin Young sampai di kampusnya Min Jae, mereka saling memberi salam dengan ceria.
Min Jae berkata kalau ia menyukai Shin Young. “Apakah kau sungguh menyukaiku? Kalau begitu, maukah kau membantuku?” tanya Shin Young. Ia benar-benar butuh seseorang untuk menyelidiki ruang berciuman itu. Min Jae tampak kaget mendengarnya.
Shin Young memohon namun Min Jae menolak. Ia bertanya apakah Shin Young tidak akan cemburu bila ia mencium wanita lain. Shin Young tampak biasa-biasa saja. Ia sama sekali tidak keberatan dan berkata kalau Min Jae bisa menahan diri, dan bila itu sampai terjadi, cium saja dia.
Min Jae tampak agak kesal dan berkata kalau ia tidak ingin ciuman pertamanya hilang di situasi seperti itu. Shin Young tampak tidak percaya kalau Min Jae belum pernah berciuman sebelumnya.
Shin Young akhirnya percaya saja kalau Min Jae belum pernah berciuman. Ia mengalah dan berkata kalau memang begitu, Min Jae hanya harus menahan diri untuk tidak berciuman namun tetap mendapatkan bukti-bukti yang Shin Young cari. Min Jae awalnya menolak namun akhirnya ia setuju dengan syarat Shin Young mau berkencan ke bioskop dengannya.
Di luar ruang berciuman, Shin Young memberi Min Jae tas yang berisi kamera pengintai dan beberapa pertanyaan untuk ditanyakan ke gadis-gadis di dalam. Min Jae tampak ragu dan memandang Shin Young dengan tatapan kesal. Shin Young menyuruh Min Jae segera masuk. Namun saat Min Jae masuk, ia tampak khawatir.
Shin Young menunggu Min Jae kembali dengan cemas. Ia membayangkan hal yang buruk terjadi dan ia telah mencemari seorang pemuda tidak berdosa.
Min Jae adalah mata-mata yang baik. Ia sangat gugup dan memeringatkan gadis-gadis untuk menjauh agar tidak dapat mengenalinya. Pria penjaga di sana penasaran akan isi tas Min Jae. Min Jae memukul pria itu dengan tas yang berisi kamera lalu ia keluar dan kabur bersama Shin Young.
Mereka berdua tertawa terbahak-bahak di café. Shin Young meminta maaf kepada Min Jae karena telah menyeretnya ke dalam masalah. Min Jae menjawab kalau ialah yang gila telah menyetujuinya. “Lalu mengapa kau mau melakukannya?” tanya Shin Young. “Menurutmu kenapa?” goda Min Jae.
Shin Young hanya tersenyum malu-malu. “Apakah sekarang kita berpacaran?” tanya Min Jae. Shin Young kaget dan berkata, “Kau dan aku?” Min Jae berkata kalau Shin Young pasti sudah tahu kalau ia menyukai Shin Young kecuali ia bodoh. “Mengapa kau menyukaiku?” tanya Shin Young sambil tertawa. “Kamu tidak memiliki alasan untuk menyukaiku,” lanjut Shin Young lagi.
“Kau benar. Kau lebih tua, tidak terlalu cantik, memiliki kepribadian yang buruk, dan bukan reporter yang sukses. Jika aku tidak memiliki alasan untuk menyukaimu namun aku tetap menyukaimu, bukankah itu berarti aku sangat menyukaimu?” goda Min Jae.
Shin Young mengelak dengan berkata kalau ia adalah orang yang egois. Min Jae berkata kalau alasan sebenarnya Shin Young merasa senang walaupun beritanya gagal adalah karena Min Jae berhasil kabur tanpa luka. Min Jae dapat melihat semua yang Shin Young rasakan dari wajahnya.
Tiba-tiba Min Jae tersadar kalau Shin Young ternyata tidak mendengarkan apa yang Min Jae katakan. Shin Young memerhatikan sesuatu yang terjadi di luar, seorang wanita muda mengantar murid-murid ke van yang gelap. Shin Young segera menelepon kameramen dan tim beritanya untuk investigasi. Min Jae tampak kagum sekaligus heran akan minat bekerja Shin Young yang begitu tinggi.
Tanpa melepaskan pandangannya dari mobil van itu, Shin Young berkata, “Ya, aku dicampakkan oleh mantan pacarku karena itu (gila bekerja).” Min Jae menjawab, “Aku tidak akan mencampakkanmu. Kamu bisa santai denganku.” Namun ternyata Shin Young tidak mendengarkannya karena ia terlalu fokus pada pekerjaannya. Min Jae tertawa dengan kesal.
Tim berita Shin Young menunggu di luar café, dan Shin Young berlari menghampiri mereka. Sebelum benar-benar pergi, ia berbalik dan memandang Min Jae begitu juga Min Jae.
Van itu ternyata adalah toko bergerak yang sepertinya menjual barang-barang curian untuk wanita muda yang lugu. Mereka berpikir kalau pasti ada organisasi kriminal besar dibalik semua ini. Mereka penasaran akan apa yang dijual oleh penjahat itu dan Min Jae kembali diumpakan untuk hal ini.
Min Jae berbelanja di van itu namun tiba-tiba can itu berjalan pergi bersama Min Jae yang masih ada di dalam. Shin Young lari mengejar mobil van sambil meneriakkan nama Min Jae namun ia terlambat.
Shin Young mengizinkan timnya kembali ke kantor sementara ia sendiri menunggu Min Jae. Shin Young merasa khawatir karena HP Min Jae mati. Ia khawatir telah terjadi sesuatu yang buruk pada Min Jae.
Di saat yang sama, Ban Suk menelepon Da Jung untuk mengkonfirmasikan rencana makan siang mereka. Tiba-tiba Da Jung teringat tentang hal yang akan ia katakan pada Shin Young. Da Jung menelepon Shin Young namun Shin Young masih stress akan masalah penculikan Min Jae sehingga ia tidak memerhatikan Da Jung. Da Jung menutup telepon dengan kesal. Da Jung masih menyangka kalau Shin Young masih marah padanya karena Shin Young cemburu Da Jung telah memiliki pacar.
Shin Young masih menunggu Min Jae di café sampai cafenya tutup dan dia akhirnya menunggu di luar, berjongkok sambil mendekam di jalanan. Boo Ki menelepon dan Shin Young akhirnya bercerita semuanya kepada sahabatnya.
“Aku sadar aku selalu sendiri. Aku terlalu egois. Aku hanya mementingkan diriku sendiri. Kenanganku tentang cinta sudah kabur. Sekarang, membiarkan seseorang masuk ke dalam hatiku, membuka hatiku untuk orang lain, terasa sangat susah untukku. Karena tidak aka yang mencintaiku, jadi sebagai usaha pertahanan diri aku membuat diriku menjadi orang yang egois,” kata Shin Young. Dengan gembira Boo Ki menyuruh Shin Young diam dan datang ke restoran.
Saat Shin Young merasa semakin sedih, Min Jae datang. Ia memerhatikan Shin Young yang mendekam di jalan sambil menangis. Min Jae tersenyum.
Sambil menahan tangis, Shin Young bertanya apa yang terjadi dan mengapa ia tidak dapat menghubungi Min Jae. “Aku mematikan HPku sehingga kau akan lebih merindukanku,” kata Min Jae.
Mereka pergi ke restoran milik Boo Ki untuk makan dan menghangatkan diri. Min Jae bercerita tentang usahanya melarikan diri dari van. Ternyata Min Jae memang sengaja membiarkan dirinya dibawa pergi sehingga ia dapat melihat tempat persembunyian yang penuh dengan benda-benda berharga. “Kau menyukaiku karena aku dapat membongkar rahasia ini, kan?” tanya Min Jae. Shin Young mengiyakan.
Min Jae mengingatkan Shin Young kalau mereka belum sempat menyelesaikan obrolan mereka tadi. “Pembicaraan yang mana?” tanya Shin Young. “Aku ingin meneleponmu setiap hari, makan bersamamu, dan berbicara denganmu kapan saja. Jadilah pacarku,” pinta Min Jae. “Aku rasa aku tidak bisa,” jawab Shin Young.
Shin Young berkata kalau Min Jae terlalu muda baginya. Pria idamannya adalah pria yang paling tidak berumur 32 tahun. “Pacaranlah denganku dan tunggu. Suatu hari aku akan berumur 32 tahun,” kata Min Jae.
Mereka bercanda berdua. Shin Young berkata kalau ia tidak ingin menyia-nyiakan umurnya dan Min Jae menyuruhnya untuk berhenti merasa takut dan malu pada usianya. Shin Young berkata dengan jujur kalau ia takut pada usianya dan ia takut kalau semua usah dan kerja kerasnya selama ini menjadi sia-sia karena masalah usia. Shin Young juga menambahkana kalau mengencani Min Jae hanya membuang-buang waktunya.
“Aku akan menyerah. Bila pria yang ingin kau nikahi telah datang, aku akan menyerah. Sampai saat itu tiba, jadilah pacarku,” pinta Min Jae. “Aku tidak bisa,” elak Shin Young. “Jadi selama menunggu pria yang bisa saja muncul atau tidak, kau mau kehilanganku? Benarkah?” tanya Min Jae. “Bila orang-orang melihat kita bersama, kita akan menjadi bahan tertawaan,” kata Shin Young. “Itulah mengapa kau masih sendiri. Kau terlalu banyak berpikir. Hatimu ingin melakukannya namun pikiranmu menghentikannya. Aku sudah bilang, saat pria itu datang aku akan melepasmu,” kata Min Jae. “Dan bila tidak?” tanya Shin Young. “Jadilah pacarku selamanya,” jawab Min Jae.
Min Jae mengaku kalau ia sangat menyukai Shin Young. “Kenyataan bahwa pada akhirnya aku akan menyukaimu membuatku takut,” aku Shin Young. “Berarti kau sudah mulai menyukaiku,” jawab Min Jae. Setelah itu Min Jae meraih tangan Shin Young dan menggenggamnya.
“Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, jantungku berdebar,” aku Shin Young. “Kau cantik saat tersenyum,” kata Min Jae sambil memandangi wajah Shin Young. Boo Ki yang sedang memerhatikan dari jauh menggumam, “Suatu hubungan telah dimulai,”
Mereka menghabiskan malam itu bersama. Pagi harinya, Shin Young mengantar Min Jae dalam perjalanan ke kantor. Shin Young tampak sangat gembira. Shin Young dan timnya tampak kembali bersemangat dan bekerja keras untuk program baru mereka.
Saat makan siang, Da Jung dan Ban Suk kencan kedua. Ban Suk menunjukkan kalau ia menggunakan Da Jung sebagai wallpaper HPnya dengan bangganya. Da Jung sangat senang karenanya.
Da Jung teringat untuk bertanya pada Ban Suk mengenai temannya yang berusia lebih muda yang taruhan untuk merayu wanita yang lebih tua lalu mencampakkannya. Da Jung bertanya apakah temannya itu adalah Ha Min Jae? Ban Suk akhirnya bercerita mengenai taruhan Min Jae dan Da Jung sadar kalau bahan taruhannya adalah Shin Young.
Shin Young masih teringat kejadian kemarin malam yang sangat menyenangkan baginya. Ia menelepon Da Jung dan Boo Ki untuk datang ke apartemennya karena ia akan mengadakan pesta. Ia menari-nari sambil menyanyikan lagunya Min Jae sambil berputar-putar seperti anak kecil yang sangat bahagia.
Da Jung dan Boo Ki tiba dan Da Jung berusaha untuk memberitahu Shin Young mengenai taruhan itu namun ia tidak mampu berkata-kata. Shin Young mulai menyanyi lagu yang liriknya, “Bila aku menutup mataku dan memikirkanmu, walaupun tanpa sayap, aku terbang ke surga.” Shin Young tampak sangat senang. Ia bercerita kepada sahabat-sahabatnya kalau ia baru memulai suatu hubungan dan sekarang ia sangat senang dan bahagia.
Boo Ki ikut senang dengan Shin Young namun saat mendengar kalau mereka telah menghabiskan malam bersama, Da Jung menjadi sangat gelisah. Setelah ia yakin kalau mereka belum tidur bersama, Da jung membongkar rahasianya. “Ha Min Jae melakukan taruhan kalau ia akan dapat menaklukkan wanita yang lebih tua. Dan wanita itu adalah kau,”

BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA



0 comments:

Post a Comment


Friend Link List