Recent Post


[Sinopsis] Sungkyunkwan Scandal Lesson 17

Do you want to share?

Do you like this story?


Anggota F4 Joseon dibuka matanya hampir bersamaan, mereka kaget saat saling lihat mereka berempat dikumpulkan bersama. Semua mata memandang pada sepasang kaki yang menuruni tangga. Mengenali orang itu Raja, mereka semua menundukkan kepala menghormat.

“Mereka memperlakukan teman-teman berhargaku dengan kasar. Maukah kalian memaafkan kekasaranku? “Tanya Raja, melihat keempatnya hanya diam, Raja melanjutkan,”Apa yang harus dilakukan. Profesor Jung, tampaknya murid Anda bahkan tidak akan menerima permintaan maaf raja.” Prof. Jung lalu masuk mengagetkan ke empatnya.
Raja lalu menitahkan sebuah misi rahasia, dan Prof. Jung menyingkap sebuah kain merah. Terlihat di dinding gambar sebuah peta besar. Raja mendekati dinding itu, “Aku akan membangun sebuah kota baru di Hwaseong. Untuk mereka yang ingin berdagang, aku akan memberi mereka tempat berdagang. Dan untuk mereka yang ingin bertani, kusiapkan ladang untuk menanam. Sebuah tempat tanpa budak atau bangsawan, dimana kekayaan dan kemiskinan saling berbagi, dan di mana tidak ada perbedaan kelas. Sebuah kota besar Timur tanpa faksi-faksi politik. Jadi, aku berniat untuk memindahkan ibukota untuk Hwaseong dan memulai Joseon baru.” kata Raja mulai mengungkapkan keinginannya. Ia lalu melanjutkan, kunci untuk mewujudkan Hwaseong ada pada wasiat Raja terakhir.
Prof. Jung menambahkan, sepuluh tahun yang lalu, atas perintah raja, Profesor Kim Seung Hun dan juga presiden pelajar Moon Young Shin membawa kotak berisi wasiat itu kembali ke istana. Namun, mereka ditemukan telah tewas sementara kotak berisi wasiat tersebut juga hilang.
Raja lalu menyerahkan sebuah surat, yang ternyata surat pengunduran diri Kim Seung Hun sekaligus wasiatnya. Beliau berharap dengan petunjuk itu mereka bisa membantunya menemukan wasiat raja. “mimpiku dan cita-citaku ... akankah kalian juga menyimpannya dalam hati kalian? “Tanya Raja.
“aku. .. ingin menemukannya.” kata Yoon Hee saat tinggal mereka berempat di dalam ruangan. “Tidak, aku harus menemukannya.” ralatnya lagi. Ia sangat ingin dapat mengenal ayahnya yang wajahnya bahkan tidak ingat dengan jelas, “Jika aku mencari wasiat yang hilang, jika aku mengikuti jejak terakhirnya, maka mungkin aku bisa lebih mengenalnya walau sedikit.”
Yong Ha lalu menanyakan pendapat Jae Shin, Jae Shin pun menjawab ia juga sangat ingin tahu wasiat apa yang sangat ingin dijaga Moon Young Shin, “Dia kakakku, orang yang menyedihkan itu.” Lanjut Jae Shin (Yoon Hee dan Sun Joon baru tahu siapa Moon Young Shin).
Perdana menteri menanyakan pada Raja soal keterlibatan 4 pelajar. Ia mengerti soal Moon Jae Shin dan Kim Yoon Shik tapi tidak untuk Sun Joon dan Yong Ha. Kalau alasan untuk Sun Joon sebenernya udah di ceritain di episode 15, yang menarik sekarang alasan untuk Yong Ha, “Gu Yong Ha, anak menarik itu adalah seperti masa depan Joseon yang ingin aku buat.” jawab Raja tersenyum.
Kembali ke Ruang rahasia, mereka memandangi surat pengunduran diri ayah Yoon Hee yang menjadi dasar petunjuk, Yoon Hee mulai membaca surat itu, “Raja dan aku, dua orang di bawah cahaya bulan berbagi satu hati seolah-olah terikat bersama oleh sebuah tali. Dimana buku dan tulisan suci berada, bakat dan adat di perbaiki. Di mana pembelajaran ditegakkan, di mana bangsa dimulai. Aku mengistirahatkan hatiku yang hilang di sini."
“Tunggu, tunggu sebentar. Seperti yang diharapkan, itu yang terbaik.” Yong Ha langsung memotong Yoon Hee
“Apakah kau sudah tahu (artinya), Senior?”
“Tidak, aku tidak mengerti apa yang dikatakan. Tapi ini layak disebut kode pesan yang terbaik, bukan?” jawabnya tertawa, Yoon Hee sedikit kesal.
Yong Ha lalu mengemukakan perkiraannya. “Sepuluh tahun yang lalu malam itu, Raja memberikan perintah untuk membawa kembali wasiat raja terakhir. Profesor Sungkyunkwan, Kim Seung Hun, menjawab bahwa bahkan jika ia pergi jauh (mati), hatinya akan tetap bersama Rajanya. Maka, ia mengistirahatkan hatinya yang hilang di sini…adalah……”
“berarti bahwa dia meninggalkan wasiat raja terakhir di suatu tempat di dunia ini.” sambung Yoon Hee
Sun Joon menyimpulkan kemungkinan jawaban di mana lokasi wasiat itu mungkin berada ada di dalam surat itu juga. “Hati terikat bersama oleh sebuah tali?”
“Paja!” jawab Yoon Hee dan Sun Joon bersama-sama. (paja * karakter Cina yang menguraikan menjadi bagian-bagian atau coretan) “Aku ingat ayahku sering memainkan teka-teki menggunakan Paja.” kata Yoon Hee lagi.
Yong Ha ingat, bahwa saat Hwang Gam Je kemarin, Lee Sun Joon lah yang mendapat tempat pertama pada pertanyaan Paja.
“Karakter yang dapat digunakan dalam Paja adalah wang, yi, in, wol, sil, sa.” Sun Joon lalu menunjuk kata-kata itu yang tertulis di dalam surat.
Yoon Hee lalu menuliskan kata-kata yang disebutkan Sun Joon di udara (kartun lagi), dan terbentuklah kata baru. “Geum Deung “?
“Geum Deung mengacu pada batas logam di peti penyimpanan” Yong Ha memikirkan kemungkinan itu, tapi Jae Shin meralatnya, menurutnya itu adalah kalimat yang muncul dalam "Classic of History" dari Dinasti Zhou, artinya kesediaan untuk memberikan hidupmu untuk menyelamatkan raja…Geum Deung Ji Sa.
“Geum Deung Ji Sa?....Bukankah itu yang Hong Byuk Seo selalu bicarakan? Senior, apakah ada kemungkinan kau tahu segala sesuatu tentang ini?” Tanya Yoon Hee, semua menatap Jae Shin menunggu jawaban
“Maksudmu Hong Byuk Seo adalah putra Menteri Kehakiman, Moon Jae Shin?”tanya menteri Ha sesudah mendengar laporan In Soo. In Soo lalu menunjukkan gelang milik Jae Shin yang ia temukan di lokasi dimana Hong Byuk Seo menghilang.
“Kita sudah menerkanya dan bahkan punya sepotong bukti, tapi tak ada bukti yang pasti.” komentar menteri Ha.
In Soo lalu memberi saran agar mengirim pengawal kerajaan ke Sungkyunkwan untuk menangkapnya dan membawanya ke geumbu (*pengadilan tinggi untuk kejahatan pengkhianatan), tapi menteri Ha menolak untuk bertindak radikal mengirim pengawal ke Sungkyunkwan, “Tidak ada alasan untuk tidak sabar.” Ia juga lalu mengingatkan In Soo bahwa dengan menyatakan bahwa mereka mencari Hong Byuk Seo sama dengan menunjukkan kepada raja motif mereka dan menghidupkan alarm.”Rencanaku adalah membuatnya sedemikian rupa sehingga raja tidak dapat lagi melindungi bajingan itu, dan memberi perintah bahwa ia harus dibunuh.” Menteri Ha menepuk pundak Ha In Soo dan meninggalkannya.
“Ayahku, sepertinya usia tuanya telah menangkapnya. Dia terlalu berhati-hati.” kata In Soo kepada kepala pengawal.
“Apakah Anda memiliki alternatif rencana?” respon kepala pengawal.
“Apakah kau bisa meminjamkanku beberapa pengawal? aku akan berjaga di sini sepanjang malam, dan menangkapnya sebelum ia memasuki Sungkyunkwan.” jawab In Soo menggenggam gelang Jae Shin ditangannya dengan erat.
Suasana di balik jendela sudah terang, mereka masih sibuk berdiskusi.“Apakah kau tahu di mana Geum Deung Ji Sa? Dimana tempat di mana pembelajaran ditegakkan, dan di mana bangsa dimulai? maksudku apakah Geum Deung Ji Sa itu benar-benar ada?”tanya Yong Ha pada Jae Shin.
“aku berencana untuk mulai mencari sekarang.” jawab Jae Shin, ia lalu menatap Yoon Hee, “Seperti kau bilang ... Jika kita menemukan orang yang mereka temui dan jejak terakhir mereka malam itu sepuluh tahun lalu, kita pasti mampu mengetahui keberadaan dari Deung Geum Ji Sa yang hilang…… “ Lalu ia menyuruh agar Yoon Hee dan Sun Joon yang mengartikan kode pada teks surat dengan alasan ia tidak menyukai hal njlimet (rumit) yang membuat sakit kepala lalu melangkah pergi.
“Bagaimana dengan aku?”tanya Yong Ha buru-buru
“Tidakkah kau tahu?” Jae Shin menarik Yong Ha
“Oh? Ini menyenangkan! Ini seperti menemukan petunjuk sebuah teka-teki. Hei, semoga sukses untuk kalian!” Jae Shin tidak sabar mendorong Yong Ha segera keluar, haha lucu liat gaya Yong Ha.
Sun Joon terus memperhatikan Yoon Hee yang konsen melihat surat.
“Tidak dapatkah kau ceritakan apa yang kau pikirkan? Apakah kau benar-benar tidak tahu apa-apa tentang Geum Deung Ji Sa?“ tanya Yong Ha
“Geum Deung Ji Sa ... adalah surat yang dibuat oleh raja terakhir yang berkabung menyesali kematian Putra Mahkota Sado.. Pihak yang takut rahasia Geum Deung Ji Sa terbuka pada dunia, dan menyingkirkan Geum Deung Ji Sa termasuk kakakku ... adalah Noron.”
Yong Ha kaget dan heran mendengar penjelasan Jae Shin, “Jadi kenapa kau bilang kau tidak tahu apa-apa sebelumnya? K. .. kenapa?”
Belum sempat Jae Shin menjawab, muncul In Soo. “Senang bertemu kalian di sini.” disekeliling mereka mengepung pengawal kerajaan.
“Hong Byuk Seo muncul di jembatan Gwangtong tadi malam.” Kata In soo
“Hei, seharusnya kau menceritakan sesuatu seperti itu sebelumnya. Jadi aku bisa pergi untuk melihatnya!” seru Yong Ha antusias
“Jadi lihatlah sebanyak yang kau inginkan sekarang” kata In Soo, ia lalu melihat ke arah Jae Shin,”Kita bicarakan tentang detilnya pada polisi. “ In Soo menunjukkan sebuah sketsa wajah
“Jika kau berharap untuk menangkap Hong Byuk Seo berdasarkan gambar ini? Aku akan mengatakan orang itu menggambarkan tepatnya lebih mirip dirimu!” Yong Ha mengambil gambar itu dan menjejerkannya di samping wajah In Soo.
“Aku ingin tahu apakah kau masih akan bisa bercanda setelah melihat ini. Ini bukti Hong Byuk Seo meninggalan jejak di Jembatan Gwangtong tadi malam.” In Soo menunjukkan gelang Jae Shin, ia juga mengatakan jika diperlukan saksi yang bisa mengetahui bahwa gelang itu milik Jae Shin, ia bisa membawa banyak dari Sungkyunkwan. In Soo mengangkat tangan kanan Jae Shin dan tidak melihat ada gelang disana, para Pengawal langsung merangsek memegangi Jae Shin, tapi Jae Shin kemudian menahan salah satu tangan dengan tangan kirinya dan terlihat gelangnya disana.
“Apakah ini apa yang kau cari?”tanya Jae Shin pada In Soo lalu melepaskan badannya dari pegangan para pengawal.
“Atau ... mungkin yang seperti ini?”tanya Yong Ha tersenyum nakal menunjukkan gelang di tangannya juga. Ia lalu mengalihkan pembicaraan dengan mengingatkan sudah hampir waktunya masuk kelas Prof. Yoo, dan tidak lupa menyuruh In Soo agar bersiap-siap juga.
Sebelum pergi ia menanyakan gelang yang dipegang In Soo, “kau tidak memerlukan ini lagi, bukan?” tanyanya sambil mengambil gelang dari tangan In Soo. Padahal mah karena ia tahu gelang itu peninggalan kakaknya Jae Shin dan sangat berharga bagi Jae Shin.. “Daemul kami sangat ingin gelang yang seperti ini. Kita harus saling berbagi semua hal tidak kita perlu sehingga kita bisa pergi ke surga.” ia tidak lupa meledek In Soo, “Nah, kau tentu saja harus untuk berusaha lebih keras (untuk masuk surga)“ wkwkwk, Yong Ha pinter ngeles euy… Yong Ha meninggalkan kerumunan pengawal sambil berputar-putar.

Setelah jauh dari In Soo, Yong Ha menyerahkan gelangnya pada Jae Shin, dengan ciri khasnya Yong Ha, “kau lihat itu? Aku Gu Yong Ha.” wkwkwk
“Aku akan menemukannya. Sama seperti aku mencari Geum Deung Ji Sa yang hilang, aku juga akan dapat bertemu dengan orang yang melakukan itu untuk kakakku. Dan aku berencana untuk menunjukkan kepada mereka apa yang sebenarnya mereka harus takuti.” Jae shin membulatkan tekadnya.
“Jadi, apa yang kau butuh aku lakukan?” tanya Yong Ha…. yup, itu kata-kata yang seorang sahabat butuhkan dude!!.... (love Yong ha, kagum ma setia kawannya.)

Yoon Hee melipat surat ayahnya, ia mengulang kata2 di mana pembelajaran ditegakkan, dan di mana bangsa dimulai, ia mulai sedih menyadari ia merasa tidak yakin akan mampu melakukannya, lalu Sun Joon menghampirinya, menggeser meja di depan Yoon Hee, lalu berlutut, “ aku akan berada di sana…… ketika kau merasa letih membawa beban ini, aku akan ada di sampingmu. Ketika kau merasa seolah-olah kau tidak bisa melanjutkannya dan ingin mengangkat tanganmu tanda menyerah, ketika kau merasa frustasi dengan apa yang mengahadangmu yang di luar kemampuamu, dan, bahkan jika kita akhirnya kembali tanpa apapun, harus menghadapi kekalahan dengan tangan kosong ... “ Sun Joon meraih tangan Yoon Hee, “Kim Yoon Hee ... Di sisimu, akan selalu ada aku.” tangan dan mata mereka selalu terpaut, Yoon Hee tersenyum lega. (mau dong ada yang ngomong gini sama aku, kekekeke)
Prof Jung menemui Jae Shin, Ia memberitahukan permintaan khusus dari raja agar sementara ini Jae Shin tidak menjalani aktivitas Hong Byuk Seo nya, agar jangan sampai ada masalah dan memberi petunjuk pada pihak lawan.
“Anda tahu tentang hal itu?” Tanya Jae Shin kaget
“Meskipun ayahmu adalah Menteri Kehakiman, jika kau tertangkap sekarang, ia tidak akan bisa menyelamatkamu.”
Jae Shin mengerti ayahnya tidak punya kekuatan atau keinginan untuk menyelamatkan anaknya sendiri (kayaknya ni sekaligus ngomongin ayahmya yang nyuekin kematian kakaknya)
“Kakakmu adalah penulis berbakat juga. Aku melihat kehadirannya dalam tulisanmu, dan itu menyenangkan untuk dilihat. Apakah kau berusaha untuk meniru tulisan kakakmu?” tanya Prof. Jung
Jae Shin lalu mengutip 3 buah kalimat, dari sebuah buku puisi yang sering dibacanya, karya pelajar lama Sungkyunkwan Jung Yak Yong.
“Meskipun demikian, jika kau tidak memenuhi kehadiran persyaratan untuk semester ini, kau akan sekali lagi gagal kelas Analects.” kata Prof. Jung tersenyum.
Jae Shin juga tersenyum, kayaknya dia mah sengaja pengen jadi mahasiswa abadi……dan Prof. Jung tahu itu………….
Sementara Itu, saat keluar dari toko buku, Sun Joon tidak bisa memutar tuas lift, Yoon Hee mengejek Sun Joon yang bahkan tidak bisa memutar tuas lift karena terbiasa di layani Soon dol. ”Apa, kau tidak dapat melakukan ini?” tanyanya sambil terus memutar tuas lift. Tapi memang dasar liftnya error, tuh lift tiba2 ngajeglek dan Yoon Hee menabrak Sun Joon. Karena kaget menabrak Sun Joon, Yoon Hee terus melihat Sun Joon hingga wajah merekapun berdekatan. Sun Joon hampir mencium Yoon Hee, saat tiba2 suara pemilik toko buku mengejutkan mereka. Wkwkwk, cukup waktu untuk saling menjauhkan diri, jadi saat pemilik toko buku melongok ke bawah, ia tidak melihat sesuatu yang aneh, hanya berkomentar hawa sangat panas. wkwkwk, wondering panasnya karena titik titik titik…..wkwkwk

Mereka berhasil keluar dari lift, dan kini keluar dari Toko buku. Sun Joon menggoda Yoon Hee dengan mengatakan bahwa Yoon Hee mungkin sengaja menghentikan lift.
“Apa maksudmu?” Tanya Yoon Hee
“Mengapa ... kau tidak ingat? Kemarin di perpustakaan Apakah aku harus mengungkapkannya padamu
dengan kata-kata?"
Yoon Hee ingat saat itu ia langsung membungkam Sun Joon dengan ciuman. “tidak masuk akal! ….Itu tidak akan pernah terjadi lagi, jadi jangan khawatir!” sahut Yoon Hee kesal.
“bukan itu maksudku….” Sun Joon mengejar Yoon Hee dan mengomel sendiri “Bagaimana seorang pelajar begitu berubah-ubah dan tidak konsisten!” hahaha, mau ngegodain malah jadi ribut.
Mereka sudah masuk area sekolah tapi tetap berdebat, “aku bilang tidak perlu khawatir. Itu tidak akan pernah terjadi lagi!”
Sun Joon menyusul dibelakang Yoon Hee, “aku sudah lama ingin memberitahumu, bagaimana seorang pelajar mencapai prestasi besar jika ia tidak memiliki konsistensi seperti itu?”
“Itu sebabnya dari sekarang, aku tidak akan pernah melakukannya lagi….kau tidak percaya? Seorang pria harus menjaga kata-katanya, kau bisa percaya padaku.” Jawab Yoon Hee yakin, hahaha, kasihan Sun Joon… sementara itu Jae Shin melihat pertengkaran mereka dengan senyum, mungkin ia tahu itu pertengkaran bumbu cinta… hahay bahasa apalagi ini.
Di perpustakaan, Yoon Hee melanjutkan penyidikannya. Ia memulainya dengan membuka buku “classic History”, dan membuka bab Geumdeung. Saat membukanya, ia menemukan lipatan kertas kecil yang terselip, berisi pesan2 singkat dari Sun Joon. Yoon Hee lalu menemukannya lagi di buku yang lain, lagi dan lagi.
Di mulai dengan pesan agar Yoon Hee selalu tersenyum, agar Yoon Hee mau memaafkannya karena candaannya, agar Yoon Hee mau meneruskan apa yang sudah dimulainya (ciuman singkat di perpus?), dan agar Yoon Hee mengerti bagaimana perasaannya saat ini. Yoon Hee yang tahu itu pesan dari Sun Joon tersenyum2 sambil terus melirik Sun Joon yang ada di lorong yang berbeda.
Yoon Hee lalu melihat masih ada lipatan kertas lagi yang tersembul dari sebuah buku. Ia akan mengambilnya, sayangnya kurang cepat, Myun shik (senior pentolan siswa Soron) keburu mengambilnya. Tiba2 datang Sun Joon langsung merebut buku itu dari Myun shik.
Tentu saja Myun shik marah dan Sun Joon terpaksa meminta maaf dengan dalih itu buku yang sangat dibutuhkannya, dan ia menyodorkan buku lain sebagai penggantinya sambil tersenyum. Won Tak sampai harus membuka matanya meyakinkan kalau penglihatannya tidak salah- Sun Joon minta maaf dan berterima kasih sambil senyum?!.
Myun shik lalu dengan bangga menunjukkan pada Trio Sungkyunkwan yang juga ada disana bahwa Sun Joon meminta maaf padanya, setelah itu Myun Shik dan trio Sungkyunkwan masing2 pergi.

Yoon Hee terus berusaha menahan tawanya sementara Sun Joon tersenyum malu. Sun Joon lalu meletakkan buku tadi kembali ke raknya dan segera meninggalkan Yoon Hee. Kertas terakhir Sun Joon memang berbahaya kalo sampai jatuh ketangan orang lain, karena isi kertas itu bertuliskan kata CINTA –yang bisa diartikan “aku mencintaimu”. Kyaaaa, kalo kemaren cuma bilang suka, sekarang bilangnya cinta. Yoon Hee tersenyum senang.
Yong Ha mendatangi kantor polisi setempat dengan banyak makanan dan minuman, cukup untuk mengalihkan perhatian mereka sementara ia membuka2 arsip lama. Dia menyimpulkan bahwa; pada malam Hari pertama bulan ke-12 dari tahun Shinchook (1781), ketika Prof. dan presiden Moon tewas, tepat hari diadakannya acara besar untuk menyambut Utusan dari Dinasti Qing. Dengan adanya utusan asing, keamanan di ibukota pasti sangat ketat, akan ada lokasi-lokasi tertentu yang tidak bisa sembarangan orang masuk. satu2nya orang2 yang mungkin mengawal Profesor Kim dan presiden Moon karena mereka membawa Geum Deung Ji Sa dari Gunung Wolchul ke istana adalah petugas Hanseongbu. Dari petugas yang sedang bertugas malam itu ada lima dari yang bertugas yang tidak tercatat, sangat wajar jika uang dijadikan pertukaran untuk tugas itu.
Yong Ha lalu bergabung ke meja para petugas yang sedang makan, , “yang mana dari orang-orang itu ... yang pindah ke pos lain atau menghilang semuanya? Atau yang tiba2 kaya mendadak?” ia bertanya sambil menunjukkan arsip lama catatan petugas yang tugas jaga malam.
“Kenapa kau menanyakan itu? kau ... apa yang kau?”
Yong Ha lalu menunjukkan tanda perintah dari Raja “Penyelidikan khusus”, semua petugas yang tadinya minum2 dengan santai mulai bersikap tegang.
Yong ha menyuruh mereka agar bersikap santai saja dan tetap melanjutkan acaranya, sementara dia juga tetap melanjutkan pertanyaannya. Semua petugas banyak yang memalingkan muka enggan menjawab, tapi langsung ketakutan saat Yong Ha kembali menunjukkan tanda perintah dari raja yang dibawanya.
Setelah mendapat informasi, Yong Ha mendatangi tempat perjudian, ia mengawasi seseorang. Pria yang diawasinya selalu kalah berjudi, ia bahkan dipaksa pergi karena tidak punya uang lagi untuk bertaruh.
“Dia sudah kehilangan banyak rumah karena kalah judi ... mungkin sepuluh atau dua puluh rumah? aku mendengar saat ini penderitaannya mengharuskannya menjual apapun bahkan istri dan putrinya.” komentar Gisaeng yang menemani Yong ha
“Tidak heran jika ada yang mengatakan kau tidak bisa berhenti berjudi sampai pergelangan tanganmu dipotong” Yong Ha menimpali, ia lalu memindahkan sebuah cincin dari jarinya ke jari Gisaeng itu dan mulai mencari informasi, Sepuluh tahun yang lalu di tahun Shinchook (1781), aku juga mendengar bahwa orang itu hampir mati. Aku penasaran siapa yang menyelamatkan orang sekarat itu hidup kembali”
“Orang yang sedang sekarat ... itu kelihatannya Anda, tuan muda.” jawab gisaeng tersenyum, Yong ha bingung dengan jawaban Gisaeng itu, tapi akhirnya ia mengerti saat dilihatnya ayahnya tiba2 sudah ada disana dan menggiringnya keluar. wkwkwk, Yong Ha ampe ngacir begitu.

Sampai dirumahnya, ayahnya memberitahu ia akan dijodohkan dengan seorang gadis dari kalangan Yangban (bangsawan).
“Ayah, aku tidak akan melakukannya.” kata Yong Ha, betul Yong Ha, kamu harus ingat bagaimana nasib ari nanti?!!wkwkwk
Ayahnya memarahinya, menurutnya ini kesempatan bagus agar keturunan Yong Ha nantinya bisa dianggap bangsawan juga. Ayahnya juga terus menceritakan gadis yang akan dijodohkan dengan Yong Ha, yang ternyata putri dari Kementerian Personalia.
Tapi Yong Ha menolaknya, “Jika sebuah keluarga yang menyerahkan putri mereka demi uang adalah keluarga yang baik, maka tidak ada satupun keluarga Joseon yang tidak akan dianggap terhormat”
Tahu Yong ha tidak bisa dibujuk, ayahnya lalu merubah topik, “aku dengar kini kau bergaul dengan putra Menteri Negara . Kau bajingan yang tahu jalan didunia ini. kau selalu membuang-buang waktu dengan bergaul dengan Geol Oh atau Geol In anak Soron itu.” Tapi ayahnya juga mengingatkan Yong Ha juga tetap bergaul dengan bocah Soron (Jae Shin), menurutnya saat ini, Noron yang memiliki langit (berkuasa), tapi keadaan bisa saja berbalik, Soron lah yang akan berkuasa.
Yong Ha marah, karena ayahnya menganggap temanpun sebagai alat saja, bukan sebagai teman sebagaimana mestinya.
Sebelum pergi, ayahnya mengingatkan Yong Ha agar jangan terlalu menonjol keluar masuk kantor Hanseongbu, karena apa yang mungkin hanya akan menjadi masalah ringan bagi Jae Shin atau Sun Joon bisa menjadi masalah besar bagi Yong Ha.
Sementara itu, Go Bong dan Byung Chon diam2 menguping dari balik pagar, dan sesegera mungkin mereka melaporkannya pada In Soo. In Soo langsung memerintahkan agar kroninya mencari catatan register keluarga Yong Ha.
Yong Ha minum2 bersama Jae Shin, ia sepertinya memikirkan ucapan ayahnya. “Tidak peduli bagaimana aku melihatnya, tugas rahasia dari raja sepertinya tidak cocok untukku. Ada apa dengan semua kehormatan dan kesungguhan? sangat membosankan. Orang yang ku percaya hanya kau, Geol Oh. Jadi kau harus menemukannya, oke? Ijinkan aku untuk juga melihat dunia besar yang dibicarakan raja “
Jae Shin merasa ada yang aneh dengan ucapan yong ha, “Apakah kau mabuk? Atau ada yang salah?”
Tidak berapa lama, lewat rombongan yang dipimpin petugas Hanseongbu, Yoon Hyung Goo.
Jae Shin mendatangi suatu tempat, ia mencari2 berkas. ternyata ia kesana atas info dari Yong Ha; Yoon Hyung Goo, tepat setelah hari itu, ia melunasi hutang perjudian dalam jumlah besar , Jika kita mencari tahu dari mana uang untuk membayar hutang itu berasal, kita akan tahu apakah dia terkait dengan kasus ini atau tidak. Pasti ada catatan penyidikan terhadap pegawai negeri di Kantor Inspeksi. Jae Shin terus mencari, akhirnya menemukan sebuah kotak tertutup rapi berisi beberapa catatan investigasi.
“Apa yang kau lakukan?” ayahnya tiba2 muncul di pintu, Jae Shin menjatuhkan buku yang di pegangnya. “Ini adalah tempat aku melaksanakan tugas resmiku. Meskipun kau adalah anakku, masih ... “
“Mengapa ... ini ... di sini? Tolong jawab aku. Mengapa laporan insiden Kakakku ada dan catatan investigasi Menteri Negara dan Menteri Perang yang dicatat setiap hari ada didalam lemari pribadi ayah?” Tanya Jae Shin
“Apakah kau berpikir bahwa ayahmu benar-benar memaafkan orang-orang yang melakukannya pada kakakmu?” Ayahnya membenarkan insiden malam itu ada kaitannya dengan Menteri Negara dan Menteri Perang. “Jadi dari sekarang, serahkan kasus kakakmu padaku dan jangan melibatkan diri lagi.
Meskipun hidup, aku tidak benar-benar hidup. aku hanya bertahan, untuk hari pembalasan atas mereka….Jadi jangan mempersulit hal ini, itu tugasku.”
Jae Shin keluar dari kantor ayahnya dengan terhuyung, ia terkejut dengan apa yang baru diketahuinya, ingatannya kembali ke ruangan tadi sat berbicara dengan ayahnya. Sepertinya Jae Shin tidak terima ayahnya yang tahu siapa pelaku pembunuhan kakaknya hanya diam saja, hingga ayahnya akhirnya mengatakan kata2 pamungkas, “Tidakkah kau merasa malu terhadap almarhum kakakmu?!”
Jae Shin membalas, “Apakah ayah memiliki hak? Aku bisa bertahan dari cemoohan semua orang di dunia. tetapi bukan darimu. Berapa lama lagi ayah akan hidup sebagai boneka Noron?
Sementara itu, dikamarnya, Sun Joon dan Yoon Hee sedang sibuk mencari petunjuk dari buku2. Sun Joon terus berusaha mencari cara agar bisa memegang tangan Yoon Hee, tapi tangan Yoon Hee (kayaknya udah tahu jadi sengaja) terus berpindah2 tempat, akhirnya Yoon Hee tersenyum geli dan menggenggam tangan Sun Joon, “Sini, begini?” Tanya Yoon Hee, Sun Joon nya malu wkwkwkw, Yoon Hee lalu meminta agar Sun Joon berkonsentrasi pada buku lalu melepaskan tangannya.
Sun Joon buru2 menarik tangan Yoon Hee lagi dan terus menggenggamnya, saat Yoon Hee melihatnya dengan heran, Sun Joon membalikkan kata2 Yoon Hee agar konsen saja pada buku. wkwkwkwk. Yoon Hee tersenyum geli, Sun Joon ikutan2 senyum lebar.
Jae Shin kembali ke asrama, sampai diteras kamar, ia mengambil minuman dari kolong. Melihat bayangan Yoon Hee dan Sun Joon, Jae Shin memilih nangkring di atas pohon. (oh jae shin ku malang... sini ke rumahku aja biar aku hibur ^_* hehe -iis rf- )
Didalam kamar Yoon Hee dan Sun Joon masih mencari petunjuk dari buku tapi belum menemukan apapun, Yoon Hee pun memberi ide untuk mencari nya dari buku2 yang ada di toko buku. Sun Joon terlihat berkonsentrasi membaca sesuatu dari buku didepannya, hingga Yoon Hee mengguncangkan tangannya, “Apakah kau mendengarkanku? Mengapa? Apakah ada sesuatu di sana?” Tanya Yoon Hee, Sun Joon buru2 menutup bukunya.
“Tidak, aku pikir lebih baik kita pergi ke toko buku karena tidak ada satupun petunjuk dari perpus Sungkyunkwan” jawab Sun Joon, ia melhat sekali lagi ke judul buku yang dipegangnya. kayaknya ada yang dia gak ceritain ke Yoon Hee.
Mentri Ha bertemu dengan Mentri Lee, ia berusaha membicarakan kembali soal pernikahan Hyo Eun dan Sun Joon, tapi sepertinya mentri Lee dingin2 aja, tidak berapa lama masuk petugas Yoon Hyung Goo.
“Aku datang untuk menuangkan minum, tuan.”
“kau. Berani-beraninya kau datang ke sini!” kata mentri Ha
“Siapa kau?” Tanya mentri Lee
Petugas Yoon lalu mengenalkan dirinya dan peranannya dalam membantu Noron 10 tahun lalu. Ia lalu menceritakan bahwa ada orang yang menyelidikinya sehubungan kejadian 10 tahun lalu dan menyelidiki harta yang didapatnya setelah kejadian itu. Melihat mentri Ha yang kaget, ia melanjutkan perkatannya bahwa ia khawatir mungkin itu bisa menimbulkan masalah bagi Noron. Maka ia berencana untuk tinggal bersembunyi di pedalaman pegunungan dan tidak pernah kembali keluar. Untuk itu ia butuh sebuah gubuk kecil, dan sebidang kecil tanah untuk untuk memulai hidup.
Mentri Lee menanggapinya, “kelincinya sudah tertangkap lama. Tetapi anjing pemburunya sedang menyalaki badai sekarang. menurut mu apa yang akan dilakukan pemilik anjing itu?”
“Dari pemahamanku, agar anjing pemburu bisa bertahan hidup, ia harus menggigit pemiliknya sebelum ia dilemparkan ke dalam air mendidih. Jika aku pemiliknya, aku akan menemukan untuk menenangkan anjing pemburu itu, tuan.” jawab petugas Yoon percaya diri…. wehehe, bahasanya tingkat tinggi, pake perumpamaan.
Saat akan pulang, mentri Ha meyakinkan mentri Lee bahwa ia akan menyingkirkan petugas Yoon malam ini juga, tapi mentri Lee melarangnya, “Tidakkah kau dengar dia berkata bahwa orang2 raja menyelidikinya? Apa kau ingin ditangkap basah oleh raja? Menyedihkan!”
Sun Joon dan Yoon Hee tertidur tertelungkup di meja belajar mereka dengan tangan masih saling menggenggam. Sun Joon yang duluan bangun, ia tersenyum melihat Yoon Hee dan memegang tangan Yoon Hee satunya lagi.
Sun Joon bertemu dengan Jae Shin di perpus, ia mempertanyakan soal lirik dalam bab Geumdeung dalam "Classic of History" yang kemungkinan meyimpan arti tersembunyi tentang kesedihan karena kematian tidak sah.
“Bukankah kau juara pertama di ujian So Gwa (masuk) dan yang terbaik di Classic? Jadi kenapa kau bertanya padaku?” jawab Jae Shin cuek
Sun Joon melanjutkan analisanya, “Jika raja terakhir menganggap itu kematian yang tidak sah, dan jika raja yang memerintah sekarang ingin mencari Geum Deung Ji Sa. Apakah itu terkait dengan kematian Pangeran Mahkota Sado? Apa itu mungkin, Senior? “
Jae Shin kaget saat penyelidikan Sun Joon sudah sejauh itu, tapi ia menghindari membahasnya, “Bukankah aku sudah bilang aku benar-benar membenci hal-hal yang membuatku sakit kepala? kita kerjakan peran kita masing2. aku lakukan tugasku dan kau kerjakan tugasmu” lalu pergi meninggalkan Sun Joon.
Jae Shin keluar dari gedung perpus dan dikejar Yoon Hee, Yoon Hee menanyakannya yang tidak pulang semalam, ia juga menanyakan progress Jae Shin. Yoon Hee lalu menceritakan rencananya hari itu, ia dan Sun Joon akan ke toko buku mencoba mencarinya dalam buku yang tidak ada diperpus Sungkyunkwan. di mana pembelajaran ditegakkan, dan di mana bangsa dimulai, senior, apakah kau mengerti itu?” Tanya Yoon Hee mencoba mencari jawaban. Jae Shin tidak menjawabnya, ia hanya menepuk2 pundak Yoon Hee dan pergi.

Trio Sungkyunkwan jongkok di luar pagar sekolah, Won Tak yang selalu berteori konfesius mulai membacakan salah satu ajaran dan menjabarkan pemahamannya, Setelah kau melasanakan tugasmu sebagai manusia dan menghabiskan waktu untuk belajar, adalah tugas manusia juga untuk pergi keluar dan bermain. dan itu artinya bolos dari kelas Analects. wkwkwk
“Rencana bagus!” sebuah suara dari balik pagar mengagetkan ereka, itu suara Prof. Choi!! dia keluar membawa sepotong kayu dan mulai mengomel, bahwa pelajar dengan nilai pas2an dan background keluarga tidak terlalu bagus, seharusnya berusaha lebih keras agar bisa lulus ujian pegawai negeri sipil, dan meningkatkan taraf hidup keluarga. “Lihatlah Lee Sun Joon. Dia adalah putra Menteri Negara, tapi apakah ia bergantung pada ayahnya untuk membangun keberhasilan? Apakah kalian pernah melihat Pelajar Lee Sun Joon absen dari kelas, untuk membolos?” Tanya Prof Choi masih marah
Melihat ketiganya mengangguk, prof. choi heran dan bertanya kapan.
“Tepatnya ... Sekarang! Di sana!!” jawab Trio Sungkyunkwan, Prof Choi menoleh dan kaget Sun Joon dan Yoon Hee berjalan bersama keluar dari sekolah, wkwkwkwkwk.
Perjalanan ke toko buku melewati pasar, Yoon Hee tersenyum melihat kantong koin (kayaknya ya, kalo salah ya maaf, xixi) warna-warni, Sun Joon melihatnya juga. Yoon Hee terus berjalan dan berhenti di tukang gulali, ia membeli dua batang, ia memakannya satu dan menyerahkan satunya lagi kepada Sun Joon. Sun Joon menggeleng menolaknya, Yoon Hee meninggalkan Sun Joon dengan wajah ngambek. Sun Joon tersenyum, ia segera menyusulnya dan memakan batang gulali tadi. wehehe, Sun Joon jadi banyak senyum euy!!
Yong ha kembali menemui Gisaeng yang tempo hari menemaninya di tempat judi, ia mendapatkan selembar kertas berisi informasi yang ditukarnya dengan sebuah perhiasan cantik. “Baek Dong Soo. Dia orang yang memberi uang untuk Petugas Yoon….Siapa dia?”
Gisaeng itu tersenyum pada Yong Ha dan mengatakan bahwa Yong Ha masih pemula. “Akankah ia melakukan transaksi dengan nama aslinya?”
Yong Ha tersenyum mengerti mengedipkan sebelah matanya.
Sesampainya di toko buku, Sun Joon menyuruh Yoon Hee masuk duluan sementara ia masih ada keperluan. Yoon Hee masuk dan bertemu dengan Hyo Eun. Hyo eun buru2 menaruh buku yang dipegangnya dan mendekati Yoon Hee, ia menanyakan kabar Sun Joon. Melihat Yoon Hee diam saja Hyo eun menyangka Yoon Hee merasa kasihan padanya, “aku sangat menyedihkan, bukan? Sebagai tunangannya, aku harus menanyakan kabarnya dari orang lain.”
Yoon Hee bingung menanggapinya, iapun mulai nerjalan masuk lebih ke dalam, tapi Hyuo eun memanggilnya, ia meminta bantuan dari Yoon Hee yang teman akrabnya Sun Joon. Hyo eun lalu menceritakan soal rencana pernikahannya dengan Sun Joon yang sebenarnya pernikahan keluarga bukan pernikahan karena keinginan mereka sendiri. Jadi walaupun Sun Joon tidak menyukainya, mereka tetap harus menikah. “Jadi demi kebaikan tuanku, tolonglah aku sehingga hati tuanku akan tertuju padaku.”
“aku .. “
“Aku tahu….aku tahu bahwa aku kurang dan tidak dewasa seperti yang orang katakan. Tapi aku tidak ingin dikritik karena perasaan aku, karena hatiku tulus.”
Sun Joon menatap kantong koin ditangannya dan ia tersenyum, ia lalu masuk ke toko buku dan kaget melihat Hyo eun. Hyo eun tersenyum dan mengatakan ia tidak menyangka akan bertemu Sun Joon disana, ia lalu meminta waktu karena ada yang ingin ia bicarakan dengan Sun Joon.
Yoon Hee canggung melihat keduanya, ia permisi pergi. Tapi Sun Joon menahan tangannya.
“Maafkan aku. Untuk kelalaianku kemarin, aku akan meminta maaf selama sisa hidup aku. Namun hatiku tidak akan pernah berubah, aku telah memberikan hatiku untuk orang lain. Karena itu, aku harap kau tidak akan lagi memperhatikan seseorang seperti aku. Maafkan aku.” Sun Joon meminta maaf pada Hyo eun lalu mengajak Yoon Hee pergi, tepatnya menariknya.Hyo Eun dan pelayannya hanya bengong melihat mereka berdua.
Sun Joon terus menarik tangan Yoon Hee, Jae Shin yang akan ke toko buku hanya bisa melihat keduanya menjauh.
Sun Joon membawa Yoon Hee kesebuah gang kecil, ia menanyakan maksud Yoo Hee yang tadi justru akan pergi memberi kesempatan agar Sun Joon dan Hyo eun berduaan.
“aku hanya berpikir kalian berdua perlu bicara. Karena kalian berdua akhirnya akan menikah. Jika itu karena kau megkhawatirkanku, aku tidak apa2…. Aku cukup senang dengan yang terjadi sekarang. Tidak sekalipun aku berpikir tentang masa depan kita, Itu terlalu serakah.” jawab Yoon Hee
“mulailah berpikir tentang hal itu sekarang. Pikirkan baik2 hal itu. Pikirkan dengan sungguh-sungguh hal itu! Karena aku sudah memikirkannya begitu banyak sampai aku mengira kepalaku akan meledak.” Suara sun Joon mulai meninggi
“Kita terlalu berbeda.”
“Karena kau ... aku sudah melakukan semua hal yang tak pernah kusangka akan kulakukan. Tapi kau masih tidak mau menginjakkan kaki ke luar duniamu sendiri yang membatasimu. Apa yang kau usahakan saat ini bukanlah keserakahan, tapi aku”
“Lalu apa yang harus aku lakukan? Aku sangat takut. Karena aku sangat menyukaimu Karena aku sangat bahagia setiap hari ... aku tidak terbiasa dengan ini.” kata Yoon Hee dan akan pergi, tapi Sun Joon menariknya dan memeluknya.
Sun Joon lalu mencoba mencium Yoon Hee, Yoon Hee sudah memejamkan matanya tapi kemudian membukanya lagi karena Sun Joon tak kunjung menciumnya. Ternyata topi menjadi penhalangnya, wkwkwk. Sun Joon mencoba merubah posisi kepalanya, tapi tuh topi tetap menghalangi. Mereka akhirnya tertawa berdua dan kembali ke ruang rahasia..
Yong Ha sudah ada di ruangan rahasia bersama Jae Shin, ia dengan senang menunjukkan salinan akta tanah yang Petugas Yoon terima sepuluh tahun yang lalu. “Setelah kita membuktikan siapa orang ini, kita bisa mengetahui siapa yang mempekerjakan Petugas Yoon. Kita hampir menyelesaikannya sekarang. “
Mendengar tanggapan Jae Shin yang justru menyuruhnya agar tidak meneruskannya mengagetkan Yong ha, Jae Shin berdalih karena tugas rahasia mereka toh untuk menemukan Geum Deung Ji Sa, bukan dalang di balik apa terjadi pada malam yang sepuluh tahun lalu.
“Kau sudah tahu, bukan? Siapa pelakunya?” Yong Ha langsung bisa menebak
Sun Joon dan Yoon Hee sudah masuk lift, ia akan memutar tuas dan teringat sesuatu. “Aku hampir lupa…” kata Sun Joon berbalik menghadap Yoon Hee. ”kau memiliki bakat bawaan untuk membuatku kehilangan kesadaranku.”
“Mengapa? Apakah aku melakukan sesuatu yang salah lagi?” Tanya Yoon Hee panik
Sun Joon lalu mengeluarkan sebuah cincin dan memasangkannya di jari Yoon Hee, “kau mengatakan semua akan berakhir saat kita meninggalkan Sungkyunkwan? Tidak ada yang namanya akhir. Karena aku akan ... terus memulainya lagi dan lagi setiap hari. Mereka saling pandang dan tersenyum.
Yoon Hee senang menerima cincin yang dipasangkan Sun Joon. lalu Sun Joon mulai memutar roda lift tapi karena emang udah macet jadinya lift macet dan Yoon Hee kaget dan menabrak Sun Joon. mereka pelukan dan keduanya saling melihat. Sun Joon yang dari tadi udah gagal nyium Yoon Hee niat banget mo nyium. wkwk ^__^.
perlahan Sun Joon melepas tali topi yang dipakai Yoon Hee. Yoon Hee mah pasrah aja walau hatinya deg-degan tuh hehe.... Sun Joon lalu melepas topinya dan berniat mencium Yoon Hee.
Yoon Hee memejamkan matanya dan finally mereka pun berkissing ria wkwk... (untung gak ada adegan kissing nya jae shin.. hehe.. bisa ngebul nih >_< ). mereka berdua seperti menikmati ciumannya wkwk... (ampe mupeng ni nontonnya wkwk... mba ai mianhe yg kemarin dicopy yg disensor ^_^ ). selesai ciuman mereka saling tersenyum dan memegang tangan. Yoon Hee tersenyum senang sambil menggenggam tangan Sun Joon.
tiba-tiba Sun Joon dan Yoon Hee kaget saat mereka mendengar suara Yong Ha dan Jae Shin,
“Apa?”
“Turunkan suaramu!”
“Jadi ... dalang di balik semua insiden ini adalah Menteri Negara, ayahnya Lee Sun Joon?”

**wondering, apakah ruang rahasia itu sama dengan bunkernya toko buku?!

---SMilE..SmIlE..SmilE!!!!!---


written by ai RF, editing by ari RF support Downloader & Pict by Iis RF

BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA



0 comments:

Post a Comment


Friend Link List