Do you like this story?
Hui Fan dan Yu Ping turun menggunakan lift. Saat Yu Ping akan keluar, Hui Fan buru-buru menutup lagi pintu dan memeluk erat Yu Ping, ia menangis memohon tak mau putus. Yu Ping tetap berdiri tegak, ia menarik nafas panjang sebelum mengingatkan Hui Fan bahwa jika mereka terus bersama, Yu Ping takkan berhenti menuntut agar Hui Fan lebih banyak meluangkan waktu dengannya, bukankah itu yang Hui Fan tak mau.
Dengan tegas Hui Fan bersedia melakukan apapun, asal Yu Ping mau kembali bersamanya. Ia akan bicara pada managernya agar tak menutupi hubungan mereka lagi dan meminta waktu lebih luang menemani Yu Ping. Yu Ping berusaha memberi alasan lain. Hui Fan mulai menyadari sesuatu, alasan Yu Ping sebenarnya, “kau sudah tak mencintaiku lagi kan?” Yu Ping tak mau menjawab, ia menghindari kontak mata dengan Hui Fan, berbalik dan keluar dari lift. Hui Fan tersedu, sebelum keluar ia memakai kaca mata hitamnya.
Yu Ping yang berjalan lebih dulu melihat keributan, ia melihat seorang pria paruh baya bersembunyi di belakang seorang pegawai karena diancam akan di bunuh oleh Yang Duo dengan sebuah pot kayu, sementara Yang Guo memeganginya. Yang Duo yang sudah emosi berusaha melepaskan diri dari Yang Guo. Tak sengaja kepala Yang Guo terpukul dan ia terjengkang. Melihat itu Yu Ping buru-buru menolong Yang Guo, “kau tak apa2? ada apa? siapa pria itu?”
Yang Guo menangis melihat ayah dan kakaknya bertengkar, “itu ayahku… ia akhirnya muncul, tapi kakakku tak mau memaafkannya, apa yang harus kulakukan?”.
Yu Ping mendengarkan tangisan Yang Guo sambil memeriksa dahi Yang Guo yang berdarah.
Yu Ping menenangkan Yang Guo, “jangan menangis…aku akan membereskannya” Yu Ping membelai kepala Yang Guo.
Hui Fan tak percaya apa yang dilihatnya, ia sampai melepas kaca mata hitamnya agar dapat melihat dengan jelas.
Setelah yakin Yang Guo tidak terluka di tempat lain, Yu Ping langsung berdiri mengingatkan Yang Duo, karena Yang Duo ini matre sukanya untung yang sinonim dengan uang, maka Yu Ping menanyakan apa untungnya membunuh orang.
“Boss kau tak mengerti” Yang Duo makin agresif mengejar ayahnya. Tuan Yang kini berlindung di balik Yu Ping, ia memohon agar Yu Ping mau menenangkan putrinya. Yang Duo makin kalap, tapi Yu Ping berusaha menenangkannya, ia mengingatkan Yang Duo soal hukuman berat seperti seumur hidup bahkan hukuman mati dalam kasus pembunuhan sedarah.
“Apa kau ingin Yang Guo membakar semua uang yang kau kumpulkan selama ini untukmu di surga?”.
Yang Duo memikirkan perkataan Yu Ping dan ia mulai tenang, tapi tangannya masih siaga mengangkat pot Yu Ping mengingatkan akan nasib Yang Guo bila sesuatu terjadi pada Yang Duo dan ayah mereka. Lagipula jika ayah mereka muncul, itu berarti ia sudah punya uang. Yu Ping juga bersedia menjadi pengacara gratis untuk Yang Duo untuk mewakilinya bicara dengan ayah mereka. Yang Duo akhirnya menurunkan pot, ia mengingatkan ayahnya jika bukan karena Yang Guo, maka ia sudah membunuh ayahnya dari dulu. Yang Guo berlari memeluk Yang Duo sambil menangis.
Hui Fan ternyata belum pergi, ia terpaku dan air matanya jatuh melihat semua kejadian itu, ia sadar kini Yu Ping menyukai gadis lain.
Setelah emosi mereda, Tuan Yang ikut ketempat tinggal anak-anaknya, ia kaget saat tahu anaknya tinggal di rumah kecil. Padahal bertahun-tahun yang silam ia secara khusus minta bantuan pada Mr. Chen untuk mengurus keduanya dan Mr. Chen menyanggupi akan merawat keduanya seperti anaknya sendiri.
“Apa maksudmu Presiden Chen direktur Lihua textile?”tanya Yang Duo menyelidik.
“Ya” jawab ayah.
“Dia bilang kau masih berhutang padanya 500.000 dollar, ia malah meminta kami untuk membayarkan hutangmu”.
Yang Duo tak berhenti di situ, ia menceritakan mereka bahkan harus tinggal di taman selama setengah tahun dan tinggal bersama para gelandangan yang bahkan lebih perhatian daripada Mr. Chen. Ayah tersedu mengaku menyesal telah meninggalkan anak-anaknya, tapi saat itu, itulah yang dapat ia lakukan untuk menghindarkan mereka dari bahaya. Yang Guo memeluk ayahnya dan menghiburnya, baginya yang terpenting adalah kini mereka dapat berkumpul lagi. Yang Duo melihat ayah dan Yang Guo saling menangis berpelukan, ia melihat mereka ragu, mungkin masih ragu dengan hatinya.
Yu Ping yang pengacara berusaha membuat tuan Yang untuk membuat perjanjian, agar tuan Yang memegang janjinya. Lalu iapun membuat strategi untuk mencairkan Yang Duo, ia memancing tuan Yang menunjukkan uangnya.
Strategi ini berhasil, setelah tuan Yang memberikan buku tabungan atas nama Yang Duo dan mengatakan besok mereka akan mencari rumah baru, Yang Duo tiba-tiba antusias, “ayah, aku mau rumah model eropa!”katanya sambil menunjukkan gambar rumah dari majalah. Yang Guo tersenyum, itu berarti kini kakaknya sudah memaafkan ayah mereka.
Selagi ayah dan kakaknya sibuk membuat perjanjian tertulis tentang ayahnya yang akan membelikan rumah dan menafkahi anak-anaknya, Yang Guo mengantar Yu Ping pulang. Yang Guo berterima kasih pada Yu Ping, Yu Ping minta Yang Guo jangan sungkan karena mereka berteman.
“Tapi teman juga kan perlu berterima kasih. Aku ucapkan terima kasih banyak karena telah membantuku”.
Yang Guo juga sadar, tiap ia butuh sesuatu, pasti Yu Ping selalu ada untuk membantunya. Untuk itu ia ingin Yu Ping meminta sesuatu darinya sebagai bayaran rasa terimakasih.
“Sungguh?”.
“yeah, sure.. why not?! bahasa inggrisku tidak jelek kan?”Yang Guo tersenyum lebar.
Yu Ping tersenyum, ia sedikit menarik kuping Yang Guo untuk memintanya mendekat, Yu Ping pun berbisik, “apakah mungkin kau berhenti memanggilku pengacara Xiang atau boss?”.
Yang Guo memandang Yu Ping heran, Yu Ping beralasan ia dan Qe Zhong mengenal Yang Guo hampir bersamaan, tapi Yang Guo memanggilnya Qi Da Ge yang menurutnya lebih akrab. Yang Guo memberi alasan mereka berbeda. Yu Ping ingin tahu apa bedanya. Yang Guo tak mampu menjawab.
Akhirnya dengan alasan karena mereka sepenanggungan sering menghadapi dan menyelesaikan masalah bersama-sama, Yang Guo setuju memanggilnya Xiang Da Ge. Yu Ping senang mendengar Yu Ping memanggilnya berulang-ulang dengan panggilan baru. Ia teringat kantung permen yang tempo hari dibelinya lalu memberikannya pada Yang Guo. Khawatir Yang Guo tahu ia memberi perhatian lebih pada Yang Guo lewat permen itu, Yu Ping dengan terbata memberitahu permen itu hadiah dari klien. Mereka lalu makan permen itu sambil tersenyum.
Hui Fan yang patah hati menelpon Ke Zhong yang buru-buru datang ke apartemennya. Ke Zhong bertanya ada hal penting apa sampai Hui Fan menyuruhnya buru-buru datang. Selain pada Ke Zhong, Hui Fan mengaku tak tahu siapa yang harus ia hubungi.
“Xiang Yu Ping, ia telah berubah menjadi orang lain”. Hui Fan menceritakan hal yang meresahkannya, ia tiba-tiba menatap Ke Zhong, “katakan padaku, apa karena Yang Guo?” awalnya Ke Zhong tak mau menjawab, tapi Hui Fan terus mendesaknya. “Aku tak pernah menyangka, ia akan jatuh cinta pada lesbian”. Melihat Ke Zhong tetap diam, Hui Fan langsung akan pergi menemui Yu Ping untuk mendapatkan jawaban. Ke Zhong berusaha menahan Hui Fan yang tak kunjung tenang, akhirnya Ke Zhong mengakui kalau Yang Guo bukanlah lesbian.
Hui Fan tambah shock, ia terduduk kembali, “Jika itu benar, apakah mereka serius?”
“Yu Ping belum tahu. Bisa dibilang dia satu-satunya orang yang tak tahu. Yu Ping sendiri berusaha menolak perasaannya. Jadi jika kau membeberkan semuanya, sama saja dengan memaksanya mengakuinya. Kau malah akan mendorongnya pada Yang Guo. kau mengerti?”
Hui Fan terhenyak, saat ini ia belum kehilangan Yu Ping sepenuhnya karena Yu Ping tak tahu Yang Guo berbohong. Hui Fan memeluk Ke Zhong, ia menangis memohon pada Ke Zhong agar mau membantunya.
Pagi menjelang, Yang Guo menyiapkan kopi susu buatannya pada Ke Zhong, Ke Zhong terkejut karena kini Yang Guo tahu minuman kesukaannya, coffee latte dengan susu murni tanpa gula. Yang Guo lalu duduk di hadapan Ke Zhong, dengan antusias ia menceritakan Yu Ping yang membantunya mendamaikan ayah dan kakaknya. ia memuji-muji Yu Ping sebagai pria baik, disatu sisi dingin dan tak punya hati tapi disisi lain ia bisa sangat menyentuh, Ke Zhong bahkan kaget sempat mendengar Yang Guo memangil Yu Ping dengan Xiang Da Ge.
“Selain tersentuh apa ada yang lain lagi?”Ke Zhong bertanya ingin tahu.
“Tentu saja tidak… kemarin di hotel aku melihatnya bersama Hui Fan, mereka rujuk kembali kan?”
Ke Zhong berpura-pura meneguk kopinya, ia tak menatap Yang Guo saat menjawab, “mungkin saja”. (teh Naa, Ke Zhong cintanya ma Hui Fan tuh bukan teteh, gimana doong?)
Yang Guo menggaruk kepalanya yang tak gatal, “kalau begitu selamat untuk mereka… hal baik terjadi pada orang baik kan?!”Yang Guo tak bersemangat.
Ke Zhong teringat sesuatu, ada keluarganya yang memintanya ke daratan China untuk mendesainkan rumah mereka. Ke Zhong meyakinkan ia butuh orang yang bisa di percayanya untuk menemaninya sementara ia berkonsentrasi masalah design. Yang Guo setuju untuk ikut. Mereka akan berangkat setelah urusan dokumen selesai. (apa ini juga salah satu cara Ke Zhong membantu Hui Fan? membawa Yang Guo jauh-jauh dari Yu ping?)
Sementara itu tuan Yang mendatangi kantor Yu Ping, ia memberikan kartu namanya yang tertulis ia adalah konsultan fengshui. Sebagai ucapan terima kasih, Tuan Yang menawarkan bantuannya untuk menghitung fengshui kantor Yu Ping. Yu Ping awalnya menolak, tapi akhirnya setelah diyakinkan Yang Duo ia setuju.
Tuan Yang memeriksa setiap sudut, menurutnya kantor Yu Ping yang terlalu simple dan bersih membawa rezeki tapi tidak untuk peruntungan cintanya. “Hubungan asmaramu tidak selalu berhasil kan? tak peduli kau menjalaninya berapa lamapun, pasti berakhir dengan perpisahan kan?”. Yu Ping menoleh pada Yang Duo yang langsung angkat bahu dan menggeleng, bukan dia yang membocorkan. Tuan Yang masih memaparkan diagnosanya, “Bahkan jika saat ini kau baru menyukai seseorang, maka akan berakhir pada cinta yang tak berbalas.“
Dengan ragu-ragu Yu Ping bertanya, “Menurut paman, apa yang harus ku lakukan?”
“Kau hanya perlu meletakkan benda keberuntungan, pada posisi cintamu”. Tuan Yang lalu berkeliling, ia dikerubungi karyawan Yu Ping yang juga ingin tahu.
Sementara tuan Yang sibuk membagikan tips fengshuinya, datang tamu untuk Yu Ping. Tamu itu adalah seorang klien yang puas dengan cara kerja Yu Ping, ia menunjukkan sebuah dokumen. Ia ingin Yu Ping menilai dokumen tersebut.
Dokumen mencurigakan itu di dapat dari istrinya yang menanamkan investasi berdasar saran master fengshui yang kabarnya baru datang dari Amerika. Klien mengeluhkan istrinya yang memperlakukan master fengshui itu seperti Tuhan, ia juga memberikan kartu namanya pada Yu Ping. Yu Ping terkejut melihat kartu nama itu, ia bergegas masuk memperhatikan tuan Yang yang sibuk memberi nasihat fengshui pada karyawannya. Ia juga membandingkan kartu nama yang tadi diterimanya.
Ke Zhong menemani Yang Guo dan ayahnya melihat rumah baru. Tuan Yang meyakinkan Yang Guo ia akan sabar menunggu putrinya memilih rumah yang mereka sukai.
“Menurutku, satu-satunya rumah yang diinginkan Yang Guo adalah rumah tempat mereka dulu tumbuh. Yang Guo dan kakaknya bekerja keras mencari uang dengan harapan dapat membeli rumah itu lagi.”
Yang Guo terpana melihat Ke Zhong ingat perkataannya tempo hari. Tuan yang punya ide, ia akan meminta pada pemilik baru untuk menjualnya pada mereka. Tak masalah berapapun harganya, kalau perlu ia akan bilang rumah itu ada hantunya dan jika tinggal disana maka akan mati atau terluka.
Yang Guo mencoba membuat ayahnya diam, “Ayah, jangan berkata begitu, pemilik baru rumah itu adalah teman baiknya Qi Da Ge”
Tuan Yang kaget, ia meringis mengaku tadi cuma candaan. Ke Zhong tertawa melihat tingkah ayah anak itu. Ponsel Tuan Yang berbunyi, ia harus menemui kliennya, ia minta Yang Guo dan Ke Zhong untuk terus melihat-lihat rumah.
Ke Zhong memberi saran, “Bagaimana kalau aku bilang Hui Fan untuk menjual rumah itu padamu?”
Yang Guo menolak, menurutnya tinggal di manapun sama saja, asal keluarganya bisa kembali berkumpul. Ponsel Yang Guo berbunyi, kali ini ia yang harus pergi menemui Yu Ping.
Yang Guo ngebut membawa skutternya menemui Yu Ping, dengan heran ia bertanya kenapa ia harus segera menemui Yu Ping.
“Seberapa banyak kau mengenal ayahmu?” Yu Ping langsung to the point saat Yang Guo sampai.
“Ayahku? ada apa dengan ayahku? bukankah dia hanya seorang master fengshui yang sangat hebat?”
Dengan berat hati Yu Ping membeberkan tentang tuan Yang yang ternyata seorang penipu. Ia memakai fengshui untuk membuat kliennya percaya dan memenanamkan investasi pada perusahaan palsu. Yang Guo tak percaya, ia bahkan mengatai Yu Ping bicara omong kosong. Yu Ping tak mau berdebat, ia membawa Yang Guo untuk membuktikannya sendiri. Menurut informasi dektektif, Tuan Yang sedang bertemu ‘calon korban bermutu’. Yu Ping dan Yang Guo memilih tempat duduk yang agak jauh, mereka berusaha mengawasi Tuan Yang.
Sementara itu tuan Yang tak tahu diawasi, sedang sibuk meyakinkan kliennya. Menurutnya bahkan Obama saja memakai jimat itu hingga ia terpilih jadi presiden Amerika.
Dalam perjalanan pulang, Yang Guo yang masih shock hanya diam mematung. Yu Ping mengaku ia harus memberitahu kebenaran pada Yang Guo walaupun terasa pahit. Yang Guo ingin tahu darimana Yu Ping tahu hal itu. Yu Ping menceritakan soal kliennya yang mencurigai istrinya di peralat master fengshui hingga berani menanamkan uangnya di luar negri. Dari dokumen itu jelas tuan Yang terlibat dalam penipuan itu. Yang Guo masih belum percaya, ia memikirkan kemungkinan investasi itu benar. Yu Ping berusaha membuat Yang Guo menerima kenyataan, berusaha menganggap semuanya baik takkan membantu ayahnya.
“Jadi bagaimana caraku menolongnya?”. Yang Guo mulai histeris memukul dashboard. Yu Ping menghentikan mobil, ia minta Yang Guo tenang. “Kau harus bilang pada ayahmu untuk mengembalikan semua uang klienku. Selama ayahmu mau bertanggung jawab, mungkin aku bisa meyakinkan klienku untuk tak menuntutnya”
Yang Guo tetap tak percaya, ayahnya bukan penipu. Ia akan menemui ayahnya untuk meminta penjelasan, dan akan membuka seatbeltnya.
Tangannya di tahan Yu Ping, “Yang Guo, untuk melindungi klienku, aku sudah melaporkannya pada polisi”.
--Segitu yang kita usahakan, segitu pula yang bakal kita dapat--
0 comments:
Post a Comment