Do you like this story?
Ibu Min Jae (Sang Mi) kembali ke restoran milik Boo Ki untuk mengambil syalnya yang tertinggal. Ia kaget melihat Min Jae ada di situ. Shin Young dan Boo Ki tidak kalah kaget ketika Min Jae memanggil Sang Mi dengan sebutan Ibu.
Sekejap Sang Mi dan Shin Young saling bertatapan, sebelum akhirnya Min Jae memperkenalkan Shin Young secara resmi.
Sekejap Sang Mi dan Shin Young saling bertatapan, sebelum akhirnya Min Jae memperkenalkan Shin Young secara resmi.
“Ibu, wanita ini adalah kekasihku. Awalnya dalam waktu dekat ingin memperkenalkannya padamu.”
Namun Sang Mi langsung memotong, “Malam ini juga, pulanglah ke rumah!”setelah itu langsung keluar meninggalkan restoran. Shin Young merasa tidak nyaman. Sementara Boo Ki yang menyaksikan merasa canggung.
Min Jae meminta maaf pada Shin Young atas sikap Ibunya. Dan Shin Young mengatakan tidak apa-apa lalu menyuruh Min Jae menyusul Ibunya, karena ia merasa sangat tidak nyaman. Min Jae menyusul keluar dan melihat Ibunya berdiri di tepi jalan. Min Jae bertanya apakah ia telah membuat Ibunya bersedih. Sang Mi malah bertanya balik, apakah harapannya pada Min Jae sebuah kesalahan dan sangat merepotkan Min Jae.
“Ibu, sudah jelas aku ingin sekali berbuat baik padamu, tapi masalahnya..”
“Apa masalahnya?”
“Bukankah Ibu ingin aku hidup sesuai kemauanku?
“Ya benar, tapi paling tidak aku tidak ingin melihatmu berkeliaran dengan rambut putih seperti sekarang.”
“Sudahlah Ibu, kita bicara sekarang tidak akan berguna. Besok baru bicara lagi.”
“Sebenarnya apa yang kau pikirkan? Pacaran dengan perempuan itu? Sebenarnya kenapa kau mau hidup begini?
Min Jae membela Shin Young, sementara Shin Young yang awalnya memperhatikan dengan cemas masuk kembali ke dalam restoran. Namun,Sang Mi tetap bersikeras tidak ingin Min Jae bertemu lagi dengan Shin Young.
Min Jae memanggilkan taksi untuk Ibunya dan kembali menemui Shin Young. Ia menenangkan Shin Young dan mengatakan Ibunya hanya sedikit cemas melihat rambut putihnya. Shin Young berpura-pura baik-baik saja dan mengatakan kalau ia juga akan bereaksi sama seperti Ibu Min Jae jika melihat anaknya mengecat seluruh rambutnya jadi putih. Mereka memesan makanan dan Min Jae terus menatap Shin Young yang masih saja berpura-pura ceria.
Sang Woo mengirim pesan pada Sang Mi bahwa dia sedang tidak enak badan.Membaca balasan pesan dari Sang Mi, Sang Woo segera memacu mobilnya ke apartemen. Setiba di lobi Sang Mi sudah datang dan meletakkan obat di loker . Sang Woo hanya memperhatikan dan menunggu Sang Mi selesai dengan pekerjaannya. Ketika Sang Mi selesai Sang Woo menyapanya dan mengatakan ia merindukan Sang Mi lalu mengajaknya minum teh bersama. Tapi Sang Mi malah memasak sup ikan untuk Sang Woo.
Sang Woo makan sup ikan buatan Sang Mi dengan lahap. Dan Sang Mi menawarkan sapu tangan untuk mengelap keringat Sang Woo (Sang Woo kaya anak-anak di sini, tapi dari awal dia emang kekanak-kanakan sihh..). Sang Mi menyuruh Sang Woo makan pelan-pelan dan bangkit dari tempat duduknya. Sang Woo menahannya dan mengungkit tentang minum teh bersama. Namun ternyata Sang Mi hanya ingin memasak air. Sang Woo malu. Tapi tetap curi-curi kesempatan untuk menggenggam tangan Sang Mi. ckckkc
Sepertinya episode ini, banyak scene antara Sang Mi dan Sang Woo. Mereka duduk di sofa di depan TV sambil menikmati teh sambil berbincang-bincang.
“Pria tampan dan baik sepertimu, bagaimana bisa hingga sekarang masih sendiri?”
“Ah, aku memiliki kekasih. Kami hampir menikah, tapi malah putus. Aku bilang ingin kembali dengannya hingga memohon-mohon,”
Ekspresi Sang Mi tampak sedikik kecewa, namun ia menutupinya dengan tersenyum kecil.
“Tapi kekasihku itu sedang menyukai pria lain.”
“Siapa pria itu?”
Tiba-tiba Sang Mi mendapat panggilan dari Min Jae. Min Jae mengatakan ingin ke apartemen dan sudah berada dekat dari sana. Sang Mi gugup dan mengatakan jangan datang ke apartemen lagi karena sudah disewakan dan menutup teleponnya. Sang Mi dan Sang Woo kembali berbincang.
“Berapa usia anakmu?”
“Ah, kau penasaran usia berapa aku melahirkan?”
Sang Mi pun bercerita bahwa ia melakukan kesalahan ketika masih kuliah. Ia sangat menyukai pria yang sekarang jadi suaminya. Sehingga dia tidak peduli apapun dan melakukan hal di luar batas hingga harus menikah. Akan tetapi suaminya tidak benar-benar mencintainya. Dan menyesal menikah dengannya. (padahal si ajhumma cantik dan pintar ngurus rumah *I wonder how he igonore her so much?!?). dan sepertinya obrolan mereka nyerempet ke kejadian malam setelah Sang Mi memergoki suaminya di hotel. Suasana jadi canggung. Dan Sang Mi berpamitan pulang. Sang Woo menawarkan untuk mengantar. Tapi ternyata Min Jae sudah di depan pintu dan mencoba kode apartemen beberapa kali. Karena tidak kunjung terbuka Min Jae menendang pintu dan berlalu.
Sang Woo mengantar Sang Mi ke depan dan berjalan mengiringinya. Sang Woo membuka obrolan.
“Di kamar, kau sering tidur menghadap kemana?”
“ke arah jendela, kenapa?”
“Aku juga mau tidur menghadap ke situ. Hati-hati di jalan.
“Mengapa mengatakan hal seperti itu kepadaku? Kau jelas tahu bagaimana perasaanku. Kenapa kau berkata kejam seperti itu?”
“Karena tulus dari dalam hatiku, bagaimana aku dapat menghalanginya, apa kau pikir aku sekarang merasa nyaman? Menahan diri untuk bisa memelukmu.”
:sigh. Suasananya jadi aneh. Sang Woo kembali ke apartemen dan Sang Mi berjalan pulang.
Sang Woo makan sup ikan buatan Sang Mi dengan lahap. Dan Sang Mi menawarkan sapu tangan untuk mengelap keringat Sang Woo (Sang Woo kaya anak-anak di sini, tapi dari awal dia emang kekanak-kanakan sihh..). Sang Mi menyuruh Sang Woo makan pelan-pelan dan bangkit dari tempat duduknya. Sang Woo menahannya dan mengungkit tentang minum teh bersama. Namun ternyata Sang Mi hanya ingin memasak air. Sang Woo malu. Tapi tetap curi-curi kesempatan untuk menggenggam tangan Sang Mi. ckckkc
Sepertinya episode ini, banyak scene antara Sang Mi dan Sang Woo. Mereka duduk di sofa di depan TV sambil menikmati teh sambil berbincang-bincang.
“Pria tampan dan baik sepertimu, bagaimana bisa hingga sekarang masih sendiri?”
“Ah, aku memiliki kekasih. Kami hampir menikah, tapi malah putus. Aku bilang ingin kembali dengannya hingga memohon-mohon,”
Ekspresi Sang Mi tampak sedikik kecewa, namun ia menutupinya dengan tersenyum kecil.
“Tapi kekasihku itu sedang menyukai pria lain.”
“Siapa pria itu?”
Tiba-tiba Sang Mi mendapat panggilan dari Min Jae. Min Jae mengatakan ingin ke apartemen dan sudah berada dekat dari sana. Sang Mi gugup dan mengatakan jangan datang ke apartemen lagi karena sudah disewakan dan menutup teleponnya. Sang Mi dan Sang Woo kembali berbincang.
“Berapa usia anakmu?”
“Ah, kau penasaran usia berapa aku melahirkan?”
Sang Mi pun bercerita bahwa ia melakukan kesalahan ketika masih kuliah. Ia sangat menyukai pria yang sekarang jadi suaminya. Sehingga dia tidak peduli apapun dan melakukan hal di luar batas hingga harus menikah. Akan tetapi suaminya tidak benar-benar mencintainya. Dan menyesal menikah dengannya. (padahal si ajhumma cantik dan pintar ngurus rumah *I wonder how he igonore her so much?!?). dan sepertinya obrolan mereka nyerempet ke kejadian malam setelah Sang Mi memergoki suaminya di hotel. Suasana jadi canggung. Dan Sang Mi berpamitan pulang. Sang Woo menawarkan untuk mengantar. Tapi ternyata Min Jae sudah di depan pintu dan mencoba kode apartemen beberapa kali. Karena tidak kunjung terbuka Min Jae menendang pintu dan berlalu.
Sang Woo mengantar Sang Mi ke depan dan berjalan mengiringinya. Sang Woo membuka obrolan.
“Di kamar, kau sering tidur menghadap kemana?”
“ke arah jendela, kenapa?”
“Aku juga mau tidur menghadap ke situ. Hati-hati di jalan.
“Mengapa mengatakan hal seperti itu kepadaku? Kau jelas tahu bagaimana perasaanku. Kenapa kau berkata kejam seperti itu?”
“Karena tulus dari dalam hatiku, bagaimana aku dapat menghalanginya, apa kau pikir aku sekarang merasa nyaman? Menahan diri untuk bisa memelukmu.”
:sigh. Suasananya jadi aneh. Sang Woo kembali ke apartemen dan Sang Mi berjalan pulang.
Boo Ki sedang mengganti pakaiannya saat Shin Young masuk ke dalam apartemennya dengan tergesa-gesa. Shin Young menanyakan hubungan Boo Ki dengan Ibu Min Jae. Tapi Boo Ki hanya memberikan jawaban standar dan mengatakan jangan mengkaitkannya dalam hubungan Shin-Min. Shin Young khawatir karena sebelumnya ia pernah mengacau di kelas memasak dan merasa Ibu Min Jae terlalu muda. Boo Ki mengatakan bahwa Ibu Min Jae hanya lebih tua delapan hingga sembilan tahun dari mereka. Shin Young mengeluh.
“Setiap hubungan pasti ada hambatannya. Seperti ayah Lee Ban Suk yang membenci Jung Da Jung atau Ibu Min Jae yang usianya tidak jauh darimu. Masing-masing memiliki masalahnya. Tentu saja yang harus kau lakukan adalah tetap berjuang.”
Lee Shin Young menelungkup di atas tempat tidurnya dan mengomeli dirinya sendiri. Da Jung pun ikut bergabung. Mereka sama-sama sedang mengalami masalah dalam percintaan mereka, dan saling berpelukan di atas ranjang. (hualah)
Di kantornya Shin Young menjadi bahan ledekan teman-temannya. Dia dikatakan memiliki julukan baru di kantor. Yaitu “Tante Genit”. Shin Young mengatakan pada teman-temannya bahwa mereka sadis dan meninggalkan ruangan untuk bertemu Min Jae. Min Jae akan makan siang bersama Ibunya. Dan mengajak Shin Young untuk makan bersama. Namun Shin Young berkata untuk melakukannya lain kali. Karena suasananya masih agak canggung. Min Jae setuju dan pergi menemui Ibunya.
Min Jae mengajak Ibunya makan siang di kantor. Empat teman segrup Shin Young juga makan siang di kantor dan mendengar percakapan Min Jae dengan Ibunya. Ibu Min Jae kembali melarang Min Jae untuk bertemu lagi dengan Shin Young. Mereka memutuskan untuk berpura-pura tidak tahu, karena memikirkan perasaan Shin Young. Tapi mereka mengungkit dan memperagakan gerak-gerak Ibu Min Jae di lift, tanpa disadari ada senior mereka, Myung Suk yang mendengar.
Myung Suk pun datang ke kantor untuk memanas-manasi Shin Young, (ni orang emang sangat menyebalkan)..Sementara Ibu Min Jae menuju ruangan penyiaran tempat Shin Young bekerja. Saat Ibu Min Jae tiba, Shin Young sedang mengomeli seniornya, Myung Suk. (Sukuriinn ih! Ni orang emang nyolot banget). Soalnya dia bilang hubungan Shin-Min nggak akan berhasil, kontan aja Shin Young marah. Eh, pas lagi marah Shin Young sadar ada Ibu Min Jae di pintu. Shin Young langsung mendatangi Ibu Min Jae dan menyebutnya Ibu saat Ibu Min Jae meminta kartu namanya. Ibu Min Jae merasa sangat terganggu karena Shin Young memanggilnya Ibu. Dan mengingatkan Shin Young untuk tidak berhubungan lagi dengan anaknya.
Sementara itu di rumah Ban Suk , ayahnya mengantarkan parsel buah yang ada di depan rumah. Mereka sempat berdepat masalah Da Jung. Ban Suk membaca surat yang ada di parsel tersebut. Dari Da Jung. Da Jung sedang memikirkan Ban Suk saat bel apartemennya berbunyi.
Ternyata Ban Suk datang. Da Jung pun sibuk memeriksa dandanannya. Mereka saling meminta maaf. (Da Jung ini lucu banget sih, emangnya ada ya perempuan usia tiga puluh tingkahnya kaya dia??). Ban Suk mengajak Da Jung untuk bertemu ayahnya. Tapi Da Jung merasa mengandalkan kecantikan dan kefeminiman tidak cukup untuk mengambil hati ayah Ban Suk. Ia merasa membutuhkan rencana kali ini. Ban Suk mencium pipi Da Jung.
Min Jae menghubungi Shin Young dan mengajaknya menyaksikan live music bersama. Tapi Shin Young masih ada tugas yang harus diselesaikan. Shin Young menyuruh Min Jae pergi tanpanya.
Sang Mi menemui Boo Ki dan memberitahu tentang pertemuannya dengan Shin Young. Ibu Min Jae dapat mengerti Shin Young sebagai wanita, namun sebagai Ibu ia tidak dapat menerimanya. Boo Ki menasehati Sang Mi untuk membiarkan saja mereka. Karena jika ditentang biasanya hubungan mereka akan makin susah dipatahkan. Boo Ki juga mengatakan dalam menyikapi mereka bersikaplah sebagai wanita saja. Lalu Sang Mi pergi ke apartemen Sang Woo dan meletakkan jus pepaya serta surat di loker,namun mengambilnya kembali. Saat dia berbalik ternyata Sang Woo sudah dihadapannya. Mereka mengobrol di bangku taman. Dan Sang Woo mengajaknya melihat live music di sebuah club.
Shin Young sedang melihat video, tiba-tiba Min Jae datang. Min Jae mengajaknya pergi dan Shin Young mengatakan bahwa ia sibuk. Lalu Min Jae mengatakan ia akan pergi dengan wanita lain. Shin Young menyuruhnya pergi. Min Jae mengatakan jangan menangis dan jangan menyesal. Namun Shin Young tidak bergeming. Min Jae melambaikan tangannya dan Shin Young masih menyuruhnya pergi. Akhirnya Min Jae membawa pergi tas Shin Young, akhirnya Shin Young mengikutinya. Shin Young menikmati live music dan Min Jae menatap Shin Young.
“Min Jae, jika berpisah denganku apakah kau akan membuat lagu sedih seperti ini?”
“Tidak, karena kita tidak akan berpisah.”
Lalu Min Jae menggenggam tangan Shin Young. Di belakang mereka Sang Woo dan Sang Mi mendatangi klub yang sama. Sang Mi tampak senang. Ia memperhatikan sekeliling. Sebelumnya ia tidak pernah ke klub sama sekali. Sang Woo meninggalkannya sebentar untuk menerima panggilan. Tanpa sengaja matanya menangkap Min Jae yang sedang berbisik di telinga Shin Young, lalu Shin Young tertawa dan memukul lembut bahu Min Jae. Mereka kelihatan sedang senang sekali. Tak lama kemudian mereka bersulang. Sang Mi memperhatikan dengan serius sehingga ia kaget ketika waiter mengantarkan arak di atas meja. Lau ia melihat Min Jae mencium pipi Shin Young. Dan Min Jae menunjuk pipinya, sementara Shin Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Lalu melihat sekeliling. Ia hampir mencium pipi Min Jae, tapi dasar bocah, Min Jae mengambil kesempatan dan bibir mereka bertemu. Hialahh, ajhumma makin panas. Ketika Sang Woo datang ia meminta maaf dan mengajaknya pulang. Ketika ia beranjak dan berbalik, ia melihat Min Jae merangkul Shin Young (panas nih yeee :P).
Sang Woo mengantarnya pulang. Dan menyuruhnya menunggu. Karena Sang Woo melihat toko bunga ketika perjalanan pulang. Di depan rumah Sang Mi berpapasan dengan relasi-relasi suaminya. Mereka saling sapa. Dan sambil beranjak pergi relasi-relasi suaminya malah menggosipkannya. Mereka membicarakan rumah tangganya yang kacau. Suami dan istri sama-sama selingkuh. Sang Woo mendengarnya akan tetapi Sang Woo berpura-pura tidak mendengar dan datang memberi bunga serta bir kepada Sang Mi yang terlihat sedih.Mereka minum bersama. Sang Woo mengatakan keada Sang Mi agar jangan menghabiskan birnya. Karena Sang Woo akan susah, dan ingin terus bertemu Sang Mi. Sang Mi terdiam dan menghabiskan birnya.
“Maafkan keegoisanku. Aku harap Sang Woo-sshi akan semakin ingin bertemu denganku.”
Sang Woo tampak lega. And then, they kissed again. Haduuh..
Da Jung berkunjung ke rumah ayah Ban Suk. Kelihatannya ayah Ban Suk tidak begitu menyukai kalau Da Jung masih bekerja setelah menikah. Namun Da Jung berusaha memberi alasan dan Ban Suk mendukungnya. Tiba-tiba muncul seorang wanita dengan dandanan aneh (Shin Young) langsung duduk disamping Ban Suk. Ayah Ban Suk terkejut.
“Ban Suk-sshi, cepatlah pulang. Anak-anak menunggumu.”
Da Jung dan Ban Suk mulai menjalankan rencana mereka. (Scene ini totally silly, Boo Ki dan Shin Young sudah dandanannya aneh + acting geje mereka). Mereka menyamar sebagai kakak-adik. Shin Young sebagai janda yang mempunyai banyak anak. Mantan pacar Ban Suk yang dibuang. Boo Ki sebagai kakak yang memperjuangkan nasib adiknya. Mereka siram-siraman air. Ayah Ban Suk terbalik dari kursinya ketika Shin Young mendekat dan menanyakan kabarnya. Da Jung pun berusaha mengusir mereka (akting-akting, ckck. Bisaan aja ajhumma-ajhumma ini..) dan akting Da Jung berhasil. Akhirnya ayah Ban Suk menyerah dan mempersilahkan mereka menetapkan tanggal pernikahan.
Shin Young sukses menampilkan sebuah berita. Bosnya puas dan menawarkan Shin Young serta krunya untuk ditraktir. Shin Young senang sekali dan ia segera akan mengirim pesan untuk Min Jae. Belum sempat ia mengirim pesan Ibu Min Jae menelepon mengajak bertemu.
“Kau mengabaikan permintaan saya.”
Shin Young terdiam.
“Saya pernah mengatakan untuk tidak bertemu Min Jae lagi, tapi kalian masih berhubungan bukan?
“Maafkan saya, sepertinya saya sudah mencintai Min Jae”.
“Kalau begitu apakah orang tuamu tahu, sekarang kau pacaran dengan pria berusia 24 tahun?”
“tidak tahu.”
“Kenapa tidak diberitahu? Orang tua bukannya akan senang kalau anak gadisnya yang sudah berusia 34 tahun ada yang suka?”
Shin Young diam saja.
“Perasaan itu aku sebagai wanita bisa mengerti. Tapi sebagai Ibu aku tidak ingin menerima. Hapuskan rasa penasaranmu pada anakku.”
Shin Young mulai tidak senang dan membantah Ibu Min Jae. Dia bertanya apa yang akan dilakukan Ibu Min Jae jika ia tetap berhubungan dengan Min Jae. Ibu Min Jae mengancam bahwa ia akan melakukan apapun yang tidak pernah Shin Young bayangkan sekalipun. Jadi jangan sia-siakan hidupmu! Lalu berlalu. Shin Young bersedih. Ia pergi ke studio Min Jae dan mengintipnya berlatih.
Sang Woo menelepon Shin Young. Dan mengatakan bahwa ia sepertinya menyukai wanita bersuami. Sepertinya Sang Woo sudah mabuk. Lalu menyuruh Shin Young datang ke apartemennya. Sang Woo lalu pergi keluar membeli minuman. Shin Young sudah menunggunya di lobi. Lalu Sang Woo merangkul Shin Young dari samping.
“Mari kita makan yang banyak!”ujar Shin Young.
Dan Sang Mi menyaksikan mereka berdua dari pintu masuk apartemen.
“Setiap hubungan pasti ada hambatannya. Seperti ayah Lee Ban Suk yang membenci Jung Da Jung atau Ibu Min Jae yang usianya tidak jauh darimu. Masing-masing memiliki masalahnya. Tentu saja yang harus kau lakukan adalah tetap berjuang.”
Lee Shin Young menelungkup di atas tempat tidurnya dan mengomeli dirinya sendiri. Da Jung pun ikut bergabung. Mereka sama-sama sedang mengalami masalah dalam percintaan mereka, dan saling berpelukan di atas ranjang. (hualah)
Di kantornya Shin Young menjadi bahan ledekan teman-temannya. Dia dikatakan memiliki julukan baru di kantor. Yaitu “Tante Genit”. Shin Young mengatakan pada teman-temannya bahwa mereka sadis dan meninggalkan ruangan untuk bertemu Min Jae. Min Jae akan makan siang bersama Ibunya. Dan mengajak Shin Young untuk makan bersama. Namun Shin Young berkata untuk melakukannya lain kali. Karena suasananya masih agak canggung. Min Jae setuju dan pergi menemui Ibunya.
Min Jae mengajak Ibunya makan siang di kantor. Empat teman segrup Shin Young juga makan siang di kantor dan mendengar percakapan Min Jae dengan Ibunya. Ibu Min Jae kembali melarang Min Jae untuk bertemu lagi dengan Shin Young. Mereka memutuskan untuk berpura-pura tidak tahu, karena memikirkan perasaan Shin Young. Tapi mereka mengungkit dan memperagakan gerak-gerak Ibu Min Jae di lift, tanpa disadari ada senior mereka, Myung Suk yang mendengar.
Myung Suk pun datang ke kantor untuk memanas-manasi Shin Young, (ni orang emang sangat menyebalkan)..Sementara Ibu Min Jae menuju ruangan penyiaran tempat Shin Young bekerja. Saat Ibu Min Jae tiba, Shin Young sedang mengomeli seniornya, Myung Suk. (Sukuriinn ih! Ni orang emang nyolot banget). Soalnya dia bilang hubungan Shin-Min nggak akan berhasil, kontan aja Shin Young marah. Eh, pas lagi marah Shin Young sadar ada Ibu Min Jae di pintu. Shin Young langsung mendatangi Ibu Min Jae dan menyebutnya Ibu saat Ibu Min Jae meminta kartu namanya. Ibu Min Jae merasa sangat terganggu karena Shin Young memanggilnya Ibu. Dan mengingatkan Shin Young untuk tidak berhubungan lagi dengan anaknya.
Sementara itu di rumah Ban Suk , ayahnya mengantarkan parsel buah yang ada di depan rumah. Mereka sempat berdepat masalah Da Jung. Ban Suk membaca surat yang ada di parsel tersebut. Dari Da Jung. Da Jung sedang memikirkan Ban Suk saat bel apartemennya berbunyi.
Ternyata Ban Suk datang. Da Jung pun sibuk memeriksa dandanannya. Mereka saling meminta maaf. (Da Jung ini lucu banget sih, emangnya ada ya perempuan usia tiga puluh tingkahnya kaya dia??). Ban Suk mengajak Da Jung untuk bertemu ayahnya. Tapi Da Jung merasa mengandalkan kecantikan dan kefeminiman tidak cukup untuk mengambil hati ayah Ban Suk. Ia merasa membutuhkan rencana kali ini. Ban Suk mencium pipi Da Jung.
Min Jae menghubungi Shin Young dan mengajaknya menyaksikan live music bersama. Tapi Shin Young masih ada tugas yang harus diselesaikan. Shin Young menyuruh Min Jae pergi tanpanya.
Sang Mi menemui Boo Ki dan memberitahu tentang pertemuannya dengan Shin Young. Ibu Min Jae dapat mengerti Shin Young sebagai wanita, namun sebagai Ibu ia tidak dapat menerimanya. Boo Ki menasehati Sang Mi untuk membiarkan saja mereka. Karena jika ditentang biasanya hubungan mereka akan makin susah dipatahkan. Boo Ki juga mengatakan dalam menyikapi mereka bersikaplah sebagai wanita saja. Lalu Sang Mi pergi ke apartemen Sang Woo dan meletakkan jus pepaya serta surat di loker,namun mengambilnya kembali. Saat dia berbalik ternyata Sang Woo sudah dihadapannya. Mereka mengobrol di bangku taman. Dan Sang Woo mengajaknya melihat live music di sebuah club.
Shin Young sedang melihat video, tiba-tiba Min Jae datang. Min Jae mengajaknya pergi dan Shin Young mengatakan bahwa ia sibuk. Lalu Min Jae mengatakan ia akan pergi dengan wanita lain. Shin Young menyuruhnya pergi. Min Jae mengatakan jangan menangis dan jangan menyesal. Namun Shin Young tidak bergeming. Min Jae melambaikan tangannya dan Shin Young masih menyuruhnya pergi. Akhirnya Min Jae membawa pergi tas Shin Young, akhirnya Shin Young mengikutinya. Shin Young menikmati live music dan Min Jae menatap Shin Young.
“Min Jae, jika berpisah denganku apakah kau akan membuat lagu sedih seperti ini?”
“Tidak, karena kita tidak akan berpisah.”
Lalu Min Jae menggenggam tangan Shin Young. Di belakang mereka Sang Woo dan Sang Mi mendatangi klub yang sama. Sang Mi tampak senang. Ia memperhatikan sekeliling. Sebelumnya ia tidak pernah ke klub sama sekali. Sang Woo meninggalkannya sebentar untuk menerima panggilan. Tanpa sengaja matanya menangkap Min Jae yang sedang berbisik di telinga Shin Young, lalu Shin Young tertawa dan memukul lembut bahu Min Jae. Mereka kelihatan sedang senang sekali. Tak lama kemudian mereka bersulang. Sang Mi memperhatikan dengan serius sehingga ia kaget ketika waiter mengantarkan arak di atas meja. Lau ia melihat Min Jae mencium pipi Shin Young. Dan Min Jae menunjuk pipinya, sementara Shin Young tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Lalu melihat sekeliling. Ia hampir mencium pipi Min Jae, tapi dasar bocah, Min Jae mengambil kesempatan dan bibir mereka bertemu. Hialahh, ajhumma makin panas. Ketika Sang Woo datang ia meminta maaf dan mengajaknya pulang. Ketika ia beranjak dan berbalik, ia melihat Min Jae merangkul Shin Young (panas nih yeee :P).
Sang Woo mengantarnya pulang. Dan menyuruhnya menunggu. Karena Sang Woo melihat toko bunga ketika perjalanan pulang. Di depan rumah Sang Mi berpapasan dengan relasi-relasi suaminya. Mereka saling sapa. Dan sambil beranjak pergi relasi-relasi suaminya malah menggosipkannya. Mereka membicarakan rumah tangganya yang kacau. Suami dan istri sama-sama selingkuh. Sang Woo mendengarnya akan tetapi Sang Woo berpura-pura tidak mendengar dan datang memberi bunga serta bir kepada Sang Mi yang terlihat sedih.Mereka minum bersama. Sang Woo mengatakan keada Sang Mi agar jangan menghabiskan birnya. Karena Sang Woo akan susah, dan ingin terus bertemu Sang Mi. Sang Mi terdiam dan menghabiskan birnya.
“Maafkan keegoisanku. Aku harap Sang Woo-sshi akan semakin ingin bertemu denganku.”
Sang Woo tampak lega. And then, they kissed again. Haduuh..
Da Jung berkunjung ke rumah ayah Ban Suk. Kelihatannya ayah Ban Suk tidak begitu menyukai kalau Da Jung masih bekerja setelah menikah. Namun Da Jung berusaha memberi alasan dan Ban Suk mendukungnya. Tiba-tiba muncul seorang wanita dengan dandanan aneh (Shin Young) langsung duduk disamping Ban Suk. Ayah Ban Suk terkejut.
“Ban Suk-sshi, cepatlah pulang. Anak-anak menunggumu.”
Da Jung dan Ban Suk mulai menjalankan rencana mereka. (Scene ini totally silly, Boo Ki dan Shin Young sudah dandanannya aneh + acting geje mereka). Mereka menyamar sebagai kakak-adik. Shin Young sebagai janda yang mempunyai banyak anak. Mantan pacar Ban Suk yang dibuang. Boo Ki sebagai kakak yang memperjuangkan nasib adiknya. Mereka siram-siraman air. Ayah Ban Suk terbalik dari kursinya ketika Shin Young mendekat dan menanyakan kabarnya. Da Jung pun berusaha mengusir mereka (akting-akting, ckck. Bisaan aja ajhumma-ajhumma ini..) dan akting Da Jung berhasil. Akhirnya ayah Ban Suk menyerah dan mempersilahkan mereka menetapkan tanggal pernikahan.
Shin Young sukses menampilkan sebuah berita. Bosnya puas dan menawarkan Shin Young serta krunya untuk ditraktir. Shin Young senang sekali dan ia segera akan mengirim pesan untuk Min Jae. Belum sempat ia mengirim pesan Ibu Min Jae menelepon mengajak bertemu.
“Kau mengabaikan permintaan saya.”
Shin Young terdiam.
“Saya pernah mengatakan untuk tidak bertemu Min Jae lagi, tapi kalian masih berhubungan bukan?
“Maafkan saya, sepertinya saya sudah mencintai Min Jae”.
“Kalau begitu apakah orang tuamu tahu, sekarang kau pacaran dengan pria berusia 24 tahun?”
“tidak tahu.”
“Kenapa tidak diberitahu? Orang tua bukannya akan senang kalau anak gadisnya yang sudah berusia 34 tahun ada yang suka?”
Shin Young diam saja.
“Perasaan itu aku sebagai wanita bisa mengerti. Tapi sebagai Ibu aku tidak ingin menerima. Hapuskan rasa penasaranmu pada anakku.”
Shin Young mulai tidak senang dan membantah Ibu Min Jae. Dia bertanya apa yang akan dilakukan Ibu Min Jae jika ia tetap berhubungan dengan Min Jae. Ibu Min Jae mengancam bahwa ia akan melakukan apapun yang tidak pernah Shin Young bayangkan sekalipun. Jadi jangan sia-siakan hidupmu! Lalu berlalu. Shin Young bersedih. Ia pergi ke studio Min Jae dan mengintipnya berlatih.
Sang Woo menelepon Shin Young. Dan mengatakan bahwa ia sepertinya menyukai wanita bersuami. Sepertinya Sang Woo sudah mabuk. Lalu menyuruh Shin Young datang ke apartemennya. Sang Woo lalu pergi keluar membeli minuman. Shin Young sudah menunggunya di lobi. Lalu Sang Woo merangkul Shin Young dari samping.
“Mari kita makan yang banyak!”ujar Shin Young.
Dan Sang Mi menyaksikan mereka berdua dari pintu masuk apartemen.
0 comments:
Post a Comment