Recent Post


[Sinopsis] Mary Stayed Out All Night/Marry Me,Mary! Episode 8

Do you want to share?

Do you like this story?


“Kami tidak pernah menikah”kata Mae-ri pada ayahnya dan ayah Jung In. Mu Gyul hanya memandangi Mae-ri
“Apa?”tanya ayah Jung In terkejut“kau.. apa yang kau katakan?”tanyanya.
“Apa? Apa yang kau katakan?”ayah Mae-ri meminta penjelasan, “kau tidak menikah?”
“Hem, kami tidak pernah menikah”kata Mae-ri, dan disaat bersamaan Seo Joon dan Jung In masuk ke rumah Mu Gyul. “ini semua adalah pura-pura”lanjut Mae-ri.
“Wi Mae-ri…”, panggil Mu Gyul lemah.
“Lalu kenapa kau pergi ke sini?”tanya ayah Mae-ri, “Mae-ri, apa yang telah kau katakan?’ ayah Mae-ri mengguncang tubuh Mae-ri meminta penjelasan. “Pernikahan ini palsu? Kalian berdua melakukan pernikahan palsu?”ayah Mae-ri tidak dapat menahan emosinya.
Mae-ri hanya menangis tanpa memberi penjelasan, Seo Joon yang mendengarnya langsung berjalan keluar, yang kemudian diikuti oleh Jung In.

Seo Joon menangis, dan Jung In menghampirinya, “apa kau baik-baik saja?”tanyanya pada Seo Jun.
“Kepalaku benar-benar sakit”jawab Seo Joon.
“Baiklah, aku akan mengantarkanmu pulang”kata Jung In sambil menggandeng tangan Seo Joon, yang kemudian ditolak Seo Joon.
“Itu tidak perlu”jawabnya, “aku ingin sendirian”.
“Kang Mu Gyul, Wi Mae-ri, ini benar-benar tidak dapat dipercaya”lanjutnya sambil berlalu meninggalkan Jung In.

Ayah Jung In, ayah Mae-ri dan Mae-ri keluar dari rumah Mu Gyul.
“Ayah..”panggil Jung In.
“Menantu Jung”panggil ayah Mae-ri, “Apa yang kau lakukan disini?”tanyanya.
“Tentang masalah ini, kalian semua pasti sangat terkejut. Aku akan menjelaskan semuanya nanti”kata Jung In dan langsung mendapatkan tamparan dari ayahnya.
“Kau anak tidak berguna”bentak ayahnya.
Mae-ri dan ayahnya terkejut, “Paman..”panggil Mae-ri.
“Ka, tenanglah”kata ayah Mae-ri menenangkan.
Ayah Jung In pergi, Mae-ri dan ayahnya hanya bisa mengikutinya dan meninggalkan Jung In seorang diri.
“Kontrak ini dapat dikatakan sudah berakhir”kata ayah Mae-ri, “Kita tidak perlu menunggu waktu yang lama”lanjutnya.
“Ini benar, ayo kita adakan pertunangan minggu ini”ayah Jung In menanggapi.
“Ya, aku juga berpikir melakukan ini terlebih dulu sebelum menikah”kata ayah Mae-ri, “Tetapi Mae-ri terlihat sedikit tertekan. Jadi lebih baik kita segera menikahkan mereka”.
“Ya, walaupun aku sangat terkejut, paling tidak mereka tidak jatuh cinta dan menikah”seru ayah Jung In
“Ya, kak. Mae-ri tahu kalu dia telah melakukan kesalahan, dan dia juga akan menerima rencana ini”kata ayah Mae-ri menyesalkan tindakan putrinya.
“Bagus. Kau harus menjelaskan ini padanya. Kemudian kita akan melanjutkannya dengan rencana pernikahan”kata ayah Jung In.
“Ah, baiklah”jawab ayah Mae-ri.
“Presiden, aku di sini”salah satu asisten ayah Jung In masuk.
“Waktu yang tepat, nyonya Lee”kata ayah Jung In, “Permintaanku, bagaimana perencanaan kita?”tanyanya
“Silahkan lihat ini dulu”kata Ny. Lee memberikan sebuah dokumen.
“Mana, biar ku lihat”jawabnya sambil menerima dokumen tersebut.
“Silahkan lihat ini juga”kata Ny. Lee memberikan dokumen pada ayah Mae-ri.
“Baiklah”kata ayah Mae-ri.
“Ini adalah tentang pendidikan yang harus di mulai seorang menantu sebelum dia menikah”Ny. Lee menjelaskan.
“Budaya, bahasa, memasak”ayah Mae-ri membaca dokumen, “wow”.
“Selain pendidikan dan lainnya, Mae-ri sangat memenuhi syarat untuk menjadi menantuku”kata ayah Jung In, “jangan keras-keras padanya, dan berikan waktumu untuk mengajarinya”tambahnya.
“Ya..”jawab Ny. Lee.
“Dia kehilangan ibunya pada usia muda, aku benar-benar khawatir apakah Mae-ri dapat menjadi menantu yang baik. Terima kasih, kak kata ayah Mae-ri. “Mae-ri kita akan menjadi menantu yang membanggakan”lanjutnya.
Rumah Mu Gyul benar-benar berantakan, dengan sampah yang berserakan dimana-mana. Saat dia mengambil minuman dikulkas, ia melihat kimchi yang telah mereka buat bersama, kemudian teringat saat mereka sedang membuatnya.
“Ini enak kan?”tanya Mu Gyul sambil menyuapi Mae-ri. “hmmm”jawab Mae-ri sambil mengangguk.
“Kalian berdua benar-benar seperti pengantin baru”komentar ibu Mu Gyul.
“Apa yang kau katakan?”tanya Mu Gyul dan Mae-ri bersamaan.
“Apa kalian tidak?”tanya ibu Mu Gyul.


Kembali ke masa sekarang.
Mu Gyul akhirnya membersihkan rumahnya, saat sedang memunguti kertas-kertas Mu Gyul menemukan surat perjanjian 100 hari mereka. Kemudian ia melihat sarung tangan rajutan Mae-ri. Mu Gyul kembali ke meja kerjanya, sambil membaca kontrak.
Jung In merenung di studionya, ia memikirkan semua yang telah terjadi sambil mendengarkan lagu Mu Gyul.
“Direktur”panggil Manager Lee Ahn yang langsung masuk studio. “Tentang produser yang baru, aku telah memilih beberapa band indie”lanjutnya sambil menyerahkan sebuah dokumen pada Jung In. “Kang Mu Gyul benar-benar tidak bertanggung jawab”katanya. “Waktu itu diperjamuan, dia menunjukkan tabiatnya dan pergi”lanjutnya, “Sejak saat itu perkembangan produksi musik menjadi sangat sulit. Bagaimana bisa dia keluar seperti ini?”. (sebel ama orang ini dateng-dateng langsung nyerocos tanpa titik dan koma.. ckckck…)
“Dia memiliki beberapa alasan pribadi”jawab Jung In santai, “Jadi bukan karena dia tidak bertanggung jawab”.
“Benarkah begitu? Oh, direktur. Seo Joon mendapat tanggapan negatif lagi?”tanya Manager Lee Ahn.
“Darimana aku tahu? Bagian promosi bukan pekarjaanku”jawab Jung In (syukur tuch ahjumma.. di skak mat..)
“Tapi ini tidak semudah itu. Lihat ini jika kamu tidak percaya padaku” si ahjumma ngeyel sambil mengeluarkan ipodnya yang sudah ada skandal tentang Seo Joon, yang mengatakan kalau Seo Joon dan Lee Ahn sedang berkencan.
“Semuanya dimulai beberapa tahun yang lalu. Kalau dilihat dari background pendidikan keluarganya, ini tidak seperti yang lain. Karena inilah mengapa aku mengatakannya, dia menyeret kita?”jelas manager Lee Ahn, “Seharusnya kita segera mengantisipasi ini. Dia tidak memiliki kontrak dengan beberapa perusahaan manajemen, siapa yang akan melindunginya? Jika ini dilanjutkan, maka akan mempengaruhi citra baik Lee Ahn. Jadi, sejak Lee Ahn terlibat dengan masalah ini, aku hanya bisa membantu Seo Joon untuk keluar”lanjutnya yang menjelek-jelekkan Seo Joon.
“Pertama, kita telepon reporter yang kita kenal dengan baik, dan menanyakan apakah mereka bersedia membantu untuk membelokkan berita negatif ini. Atau bagaimana kalau kita memeriksakannya ke rumah sakit? Bagaimana kalau kita memberi liburan ke luar negeri?”Manager Lee Ahn masih nyerocos.
“Sepertinya kita tidak membutuhkan bantuan”jawab Jung In singkat dan meninggalkan Manager Lee Ahn yang marah karena merasa tidak didengarkan.
Seo Joon sedang di Gym untuk fitness, dan orang-orang yang berada disana sedang membicarakannya, karena tidak tahan dengan orang yang bergunjing tentang dirinya.

Seo Joon akhirnya istirahat di depan loker, dan tiba-tiba Jung In datang dengan membawakannya minuman dan ear phone.
Setelah meminum air pemberian Jung In, Seo Joon mengatakan , “Aku baik-baik saja. Ini bukan sesuatu yang baru untukku. Aku tidak peduli”katanya pada Jung In.
“Menolak untuk berjuang kembali, apakah itu sifatmu?”tanya Jung In.
“Aku benci menjadi pengacau”Seo Joon menanggapi.
“Aku pikir ini menjadi sangat parah, ayo hubungi pengamanan di internet dan menangkap siapa orang yang mulai menyebarkan rumor ini”Jung In menyarankan
“Itu tidak akan berpengaruh. Jadi, bagaimana dengan isu tentang Mu Gyul?’tanya Seo Joon
“Maafkan aku.. karena aku, kau juga keluar dari pekerjaanmu. Ini semua kesalahanku, semuanya jadi kacau…”Mae-ri ingin mengirim sms tersebut pada Mu Gyul, tapi dibatalkannya. dan kembali menulis lagi, “kau sedang apa? Selama beberapa bulan yang lalu kau telah membantuku, terima kasih untuk semuanya. Aku benar-benar minta maaf. Besok aku…”, Maae-ri tidak dapat melanjutkan kalimatnya, karena merasa tidak enak dengan Mu Gyul. Karena hari itu Mae-ri sedang mencoba beberapa gaun untuk pesta tunangannya besok..
“Yang satu ini kelihatannya akan benar-benar cocok untuk Mae-ri”kata So Ra pada Ji Hye. “Mae-ri, yang satu ini benar-benar cantik”kata Ji Hye pada Mae-ri.
“Apakah kau ingin mencoba ini?”tanya Ji Hye, “yang satu ini benar-benar cantik”, lanjutnya.
“Hey, adalah jalan yang terbaik”kata So Ra melihat Mae-ri yang tampak tak bahagia. “Yakinlah dan menikah. Orang lain akan melakukan apapun untuk mendapatkan kesempatan ini. Kau sangat beruntung!”lanjutnya.
“Ya… kau kan tidak menikah dengan seseorang yang kau benci. Bukankah kau bilang kalau direktur Jung In adalah orang yang sopan?”tanya Ji Hye.
“Ngomomg-ngomong, apakah kau dan Jung In membicarakan tentang pernikahan palsumu dengan Mu Gyul?”tanya So Ra.
“Sejak kejadian memalukan itu, aku dan direktur sama-sama sibuk, jadi kami tidak pernah membicarakannya”jawab Mae-ri.
“Bagus.. bagus.. hal seperti ini tidak perlu dibicarakan dengan detail. Lewati saja”kata teman Mae-ri.
“Apakah kau tidak pernah berhubungan dengan Mu Gyul lagi setelah kejadian itu?”tanya Ji Hye.
“Hum.. aku tidak pernah berhubungan lagi dengannya. Mu Gyul pasti benar-benar marah” jawab Mae-ri.
“Ini benar. Kalian berdua tidak memiliki harapan”komentar So Ra.
“Mae-ri-ah, apa kau baik-baik saja?”tanya Ji Hye karena melihat Mae-ri yang termenung
“Aku tidak tahu, pikiranku sedang kosong. ini seperti angin topan, yang awalnya semuanya tenang, dan aku sedang berada di dalamnya”jawab Mae-ri.
“Pengantin pria disini”kata seorang penjaga mengejutkan ketiganya.
“Direktur, kau disini. Halo”sapa kedua teman Mae-ri pada Jung In dan Jung In hanya menganggukkan kepala.
Jung In mencoba pakaiannya, “Pengantin pria sangat tampan”kata pelayan, Mae-ri dan Jung In hanya diam saja.
“Direktur, kau terlihat sangat tampan”puji kedua teman Mae-ri, sambil bertepuk tangan (wkwkwkwk)
“Bangun.. bangun..”kata So Ra menyuruh Mae-ri bangun dari duduknya. “Direktur, berfotolah dengan Mae-ri”pinta So Ra, “aku akan mengambil fotomu”lanjutnya sambil memotrek Jung In dengan hpnya.

Kedua teman Mae-ri menyuruh Mae-ri berdiri disamping Jung In kemudian memotret mereka berdua beberapa kali.
“Ayo tersenyum”pinta teman Mae-ri, “benar-benar pasangan yang sempurna”lanjutnya
Kemudian menunjukkan hasil jepretan mereka pada Mae-ri, ”Mae-ri, lihatlah direktur bukankah dia sangat tampan?”tanya Ji Hye. Mae-ri hanya tersenyum.
“Direktur, bukankah Mae-ri sangat cantik? Benarkan”tanya So Ra pada Jung In,
“Sangat cantik”, jawab Jung In singkat dan tiba-tiba handphonenya berdering.
“Ya, direktur drama”,jawab Jung In pada orang diseberang telepon.

Saat Jung In keluar untuk mengangkat telepon, So Ra berkata,“Mae-ri, direktur sepertinya marah“, “apa yang harus kita lakukan?”tanyanya pada Mae-ri. “Kau menipunya dengan pernikahan palsu lebih dari 50 hari”komentarnya, sedangkan Mae-ri masih terdiam. “Tentu saja dia marah. Mae-ri sudah melakukan kesalahan, jangan memikirkan yang lain, perlakukanlah dia dengan baik”lanjutnya.
“Yah.. apa maksudmu dengan telah melakukan kesalahan?”tanya Ji Hye tidak terima, “apakah dia seorang kriminal?”
Malam harinya, Mae-ri, Jung In dan kedua ayah mereka makan malam bersama.
“Akhirnya, kita dapat melaksanakan pertunangan Mae-ri di hari ulang tahunnya”kata ayah Mae-ri senang, “Akhirnya besok di sini. Tunggu, upacara pertunangan akan dilaksanakan pukul 07.00 besok malam. Berarti tinggal 23 jam 30 menit lagi dari sekarang”tambahnya. Mae-ri dan Jung In hanya diam mendengarnya.
“Benar. Waktu dan jadwal keduanya sangat padat, jadi kedua keluarga kita seharusnya membuat persiapan yang matang untuk perjamuan pada pertunangan besok”timpal ayah Jung In.
“Ya, paman”jawab Mae-ri dengan ekspresi tak bahagia.
Mulai besok, aku akan menjadi ayah menantu Jung. Menantu, setelah pertunangan besok dapatkah kau mengumumkan pada semua orang dikantormu?”tanya ayah Mae-ri.
“Ya, ayah mertua”jawab Jung In, “Situasi ini sedikit rumit, tetapi aku akan mengurusnya”lanjut Jung In.
“Di hari yang membahagiakan seperti hari ini, pasti akan lebih menyenangkan jika ibu Mae-ri ada di sini”kata ayah Mae-ri sedih, Mae-ri menatap ayahnya dan suasana jadi hening sesaat.
“Jung In, setelah kau menyelesaikan pekerjaanmu, langsung pergilah ke ruang perjamuan”kata ayah Jung In, “Mae-ri akan pergi bersama dengan kami, bagaimana kalau begitu?”ayah Jung In menawarkan.
“Tidak usah seperti itu, paman”jawab Mae-ri, “Aku ingin mengujungi makam ibuku terlebih dahulu besok”lanjutnya.
“Benarkah? Jadi aku dan paman akan pergi denganmu”kata ayah Mae-ri.
“Aku yang akan pergi”Jung In menawarkan diri, Mae-ri terkejut mendengar perkataan Jung In. “Besok adalah hari yang penting. Aku akan pergi dengan Mae-ri, kalian berdua tidak usah khawatir”lanjutnya.
“Kau benar-benar perhatian”ungkap ayah Mae-ri.
“Baiklah jika itu keputusan kalian”kata ayah Jung In.

Saat sedang tidur tiba-tiba Jung In terbangun dengan ekspresi ketakutan, sepertinya dia baru saja bermimpi buruk. Karena mimpinya ini Jung In jadi tidak bisa tidur lagi, kemudian dia menyalakan lampu kamarnya, saat itu dia melihat kantong plastik yang berisi kaos kaki pemberian Mae-ri.
“Kau seharusnya memakai kaos kaki saat tidur, jadi kau tidak akan bermimpi buruk”, Jung In teringat ucapan Mae-ri. Kemudian Jung In mengusapkan kaos kaki rajutan Mae-ri ke wajahnya.
Suara Mu Gyul bernyanyi, Aku bukan lelaki baik seperti yang kau pikir Dia adalah wanita yang sangat terang dan bercahaya Dia tidak cocok dengan lelaki sepertiku Dia adalah wanita yang baik Wanitaku, dia sangat mencintaiku Wanitaku, dia berkata bahwa aku adalah lelaki terbaik di dunia .
Kemudian Jung In memakai kaos kaki tersebut dan tidur dengan nyenyak.

Mae-ri duduk diranjangnya, dia melihat foto-foto yang ada di ponselnya, foto-nya saat bersama Jung In dan foto pernikahannya dengan Mu Gyul.Saat melihat fotonya bersama Mu Gyul, Mae-ri tersenyum.
Lalu ponselnya bordering.
Mae-ri dan Jung In sedang berada di dalam mobil menuju suatu tempat.
“Sepertinya tidurmu kurang nyenyak?”tanya Jung In.
“Ya,apa kau juga kesulitan untuk tidur?”tanya Mae-ri
“Tidak, aku mimpi indah”jawab Jung In.
“ Jadi kemana kita akan pergi sekarang”tanya Mae-ri, Jung In hanya tersenyum.
Mae -ri dan Jung In sudah sampai di suatu tempat,di tempat itu penuh kabut. Mereka jalan berdua.
“Ketika aku membuka mataku, aku merasa seperti datang ke sini bersamamu, kau suka taman pohon kan?”tanya Jung In,Mae-ri terdiam, Jung In meraih tangan Mae-ri dan menggandengnya.
“Aku minta maaf,aku hanya tidak ingin melakukan pernikahan yang konyol begini”kata Mae-ri
“Ya aku mengerti….aku juga merasakan hal yang sama. Aku punya banyak hal yang kupikirkan saat itu, dan aku juga marah”kata Jung In
“Aku mengerti,aku juga akan merasakan hal yang sama jika itu aku”kata Mae-ri.
“Walau bukan karena kau,aku juga marah pada diriku sendiri, kau bilang jika aku bisa mengingat masa laluku, mimpi buruk tidak akan mengangguku lagi, kan?”kata Jung In, lalu menyerahkan sebuah foto pada Mae-ri.
Flashback.

Wi Dae Han memegang foto ibu Mae-ri di depan rumah, Mae-ri kecil melihatnya, lalu dia naik ke lantai atas rumahnya,disana ada Jung In kecil sedang menelepon ibunya, Jung In kecil ingin tinggal bersama ibunya di Korea. Jung In tidak ingin tinggal di Jepang lagi, karena anak-anak suka memukul dan mengganggunya. Dan ayahnya juga terus memarahinya dan menyuruhnya untuk bertahan. Lalu Mae-ri datang memanggilnya.
“Oppa!”sapa Mae-ri.
“Pergi dari sini sekarang”kata Jung In menutup teleponnya
“Apa yang kau katakan?”tanya Mae-ri
“Bagaimana kau bisa tersenyum padahal ibumu baru saja meninggal?”tanya Jung In.
“Karena ibuku pergi ke surga”jawab Mae-ri.
“Artinya dia mati,apa kau tahu artinya?artinya kau tidak akan bisa melihatnya lagi”kata Jung In, permen yang dipegang Mae-ri jatuh dan dia menangis kencang. Jung In hanya menatapnya.

Lalu Jung In menggendong Mae-ri di pundaknya untuk ke lantai dasar, tapi mereka malah jatuh ke bawah. Mae-ri menangis kencang. Dahi Mae-ri terluka, Jung In terkejut melihatnya.
Jung In menggendong Mae-ri lagi, Mae-ri masih menangis. Mereka berdua duduk di ayunan Lalu Jung In menempelkan plester di dahi Mae-ri yang terluka. Mae-ri memanggil-manggil ibunya.
Jung In berkata “Aku disini dan aku akan selalu melindungimu”. Mae-ri bertanya “Boku ga iru? (aku disini)”, Jung In jawab “ Aku disini”. Lalu Jung In jongkok di depan Mae-ri dan menggendongnya lagi.
Jung In menggendong Mae-ri lalu bertemu dengan ayahnya dan ayah Mae-ri. Ayah Jung In, Tuan Jung berkata karena Mae-ri terluka karena main dengan Jung In, makan Jung In harus menjadi suami Mae-ri suatu hari nanti.
End of flashback
Mae-ri tanya apa itu artinya Jung In sudah mengingat masa lalunya. Jung In menjawab tidak semuanya dia hanya ingat sedikit. Tapi Jung In merasa kalau diriya akan banyak mimpi indah daripada mimpi buruk mulai sekarang. Mae-ri tersenyum mendengarnya, Mae-ri merasa senang.

Jung In dan Mae-ri berhenti berjalan.
“Aku minta maaf atas bekas luka di dahimu”kata Jung In.
Mae-ri menyentuh dahinya dan berkata,“ Tidak apa-apa”.
“Itu pasti sangat menyakitkan”kata Jung In.
“Bukankah kau bilang mimpi buruk tidak akan mengganggumu lagi?”kata Mae-ri, Jung In tersenyum, Mae-ri juga ikut tersenyum. Mereka melanjutkan perjalanannya.
Mae-ri dan Jung In masuk ke dalam rumah, Jung In memanggilnya dan berkata kalau dia ingin menunjukan sesuatu.
Jung In membawa Mae-ri ke sebuah ruang penuh buku, Mae-ri tanya apa ini, Jung In jawab kalau ini perpustakaan. Mae-ri menoleh ke arah Jung In.
“Ini adalah hadiah pertunanganku untukmu”kata Jung In tersenyum, Mae-ri terpana, dia mendekati rak bukunya.
“Wah…semua buku favoritku ada disini”kata Mae-ri, lalu Mae-ri mengambil sebuah buku, saat melihat covernya dia teringat sesuatu.
Flashback
Mae -ri berada dirumah Mu Gyul sambil mendekap sebuah buku di dadanya, sedangkan Mu Gyul sedang main gitar (aku suka kalau Suk main gitar). Mae-ri tanya jenis musik apa yang ingin dibuat Mu Gyul. Mu Gyul menjawab kalau dia ingin membuat music yang tidak berbohong. Mae-ri berkata musik yang jujur seperti musik yang bisa menyentuh orang. Mu Gyul berkata kalau menurut Mae-ri begitu, Mu Gyul merasa itu benar. Mu Gyul kembali memainkan gitarnya.
“Dan orang seperti apa kau itu?”tanya Mae-ri.
“Apa maksudmu?”tanya Mu Gyul.
“Yah, kau tidak punya uang, tapi kau masih bisa hidup dengan enak, kau bukan anak haram dari seorang pengusaha kaya,kan?”tanya Mae-ri, Mu Gyul tertawa mendengarnya.
“Apa aku penulis novel? Berhentilah bicara omong kosong dan baca saja bukumu” kata Mu Gyul
End Flashback
Mae-ri tersenyum mengingatnya. Jung In tanya apa yang sedang dipikirkan Mae-ri. sekarang. Mae-ri menjawab tidak ada. Jung In memberikan bungkusan dan mengajak Mae-ri untuk pergi mencari makan, setelah mengunjungi makan ibu Mae-ri. Mae-ri setuju tapi dia ganti baju dulu. Mae-ri meninggalkan Jung In.
Jung In mendapat telepon dari kantor, orang kantor mengatakan kalau ada kabar buruk, karena Seo Joon menelepon dan berkata tidak akan ikut dalam drama. Jung In tanya apa yang sebenarnya terjadi.
Mae-ri datang dan mengajak Jung In untuk pergi ke makam ibunya. Jung In memberitahu Mae-ri kalau sesuatu yang penting terjadi di kantor. Mae-ri menyuruh Jung In untuk pergi mengurusnya, karena dia bisa pergi sendiri. Jung In menawarkan Mae-ri untuk pergi ke sana siang hari dan dari sana langsung pergi ke aula pesta. Mae-ri merasa itu ide yang bagus. Jung In meminta Mae-ri untuk istirahat saja, nanti dia akan kembali. Mae-ri berkata kalu dia tida apa-apa, dan meminta Jung In menggunakan waktunya dan Mae-ri akan membaca saja.

Jung In sudah akan pergi tapi dia kembali mendekati Mae-ri dan mengecup kening Mae-ri.
“Selamat Ulang tahun” kata Jung In, lalu dia pergi. Mae-ri memegang keningnya,lalu ada bunyi sms dari ponselnya, Mae-ri membuka pesannya “Ini akan menjadi ulang terakhirmu sebagai wanita lajang, Wi Mae-ri, Selamat Ulang Tahun!!”. Mae-ri tersenyum melihat banyak pesan yang masuk. Lalu dia membaca satu pesan dari Mu Gyul “ Ayo bertemu”.


Seorang pria menyanyi dengan memainkan gitarnya, dikeliling banyak gadis, pria itu Mu Gyul ( aku suka, suka, suka,sukaaaaaaa Suk nyanyi). Mae-ri melihat Mu Gyul dan tersenyum. Mu Gyul mengakhiri lagunya. Lalu dari belakang ada tiga siswi SMA yang menggendong gitar berlari ke arah Mu Gyul dan langsung memeluk Mu Gyul. Mae-ri tertawa melihat tingkah siswi-sisiwi SMA yang berebut untuk memeluk Mu Gyul.
Setelah siswi-siswi itu pergi, Mae-ri mendekati Mu Gyul. Mereka berdua nampak salting.
“Kau datang?”tanya Mu Gyul.
“Sudah lama ya”kata Mae-ri.
“Benar”jawab Mu Gyul.
“Kau tampak hebat ….kau tampak lebih tenang”puji Mae-ri.
“ Benar, aku kembali ketempat asalku” kata Mu Gyul
“Begitu ya”kata Mae-ri.
“Bagaimana denganmu?”tanya Mu Gyul.
“Aku? Aku juga merasa lebih damai”jawab Mae-ri.

Sebuah mobil van datang menganggu pertemuan mereka. Teman-teman se-Band Mu Gyul turun dari mobil, Mereka berkata kalau mereka harus menguatkan kesan mereka. Meraka juga berkata kalau Mu Gyul perlu mengubah suasana hatinya, gayanya juga, Mu Gyul harus mengubah gayanya. Salah satu teman Mu Gyul memborgol satu tangan Mu Gyul.
Mereka juga menyapa Mae-ri dan berkata sudah lama tidak bertemu. Mae-ri bertanya pada Mu Gyul, mengapa Mu Gyul memintanya untuk bertemu. Mu Gyul menyerahkan amplop pada Mae-ri, Mae-ri menerimanya dan berkata “Kau memintaku bertemu untuk mengembalikan uang padaku? Tapi dari mana kau mendapatkan uang”
“Uang itu datang dan pergi”kata Mu Gyul.
“Mu Gyul bekerja sebagai guru musik sekarang dan berita dia menjadi guru menyebar dengan cepat, itulah sebabnya dia bisa mendapatkan uang”kata teman Mu Gyul yang ternyata tangannya diborgol bareng Mu Gyul.

Mu Gyul meminta temannya untuk melepas borgolnya, temannya melepaskan borgol ditangannya lalu memborgol tangan Mae-ri.
“Apa yang kau lakukan?”tanya Mae-ri terkejut.
“ Aku minta maaf atas hal ini, tapi kalian harus bicara”kata teman Mu Gyul.
Teman-teman Mu Gyul meninggalkan Mae-ri dan Mu Gyul dalam keadaan terborgol bersama. Mu Gyul dan Mae-ri mencoba mengejar mobil mereka, tapi malah membuat lengan mereka sakit. Akhirnya Mu Gyul berkata pasti mereka akan membukanya nanti.
“Tidak, tidak bisa, aku punya sesuatu yang penting hari ini”kata Mae-ri
“Apa itu?”tanya Mu Gyul.
Mae-ri membuka mantelnya dan menunjukan pakaian yang dipakainya.
“ Yaaa apa kau akan menikah?”tanya Mu Gyul terkejut.

Seo Joon ada di rumahnya, Jung In menemuinya. Jung In bertanya kenapa Seo Joon tiba-tiba memutuskan berhenti. Seon Joon menjawab kalau dia pernah mengatakannya pada hari dia menandatangani kontrak. Seo Joon mengaku kalau dia punya kepribadian yang berubah-ubah dan Seo Joon merasa tidak ingin melakukannya lagi. Seo Joon juga berkata kalau dia sudah menunggu selama yang dia bisa, jadi seharusnya tidak ada masalah dengan kontrak, kan?. Jung In menjawab,“Benar, tapi kenyataannya aku benar-benar memerlukanmu Seo Joon-ssi”.Seo Joon tertawa,“Kita idak memiliki kontrak di sini, Seo Joon merasa ini hanya mengganggu, dia butuh waktu untuk istirahat. Jung In tanya apa karena gosip. Seo Joon marah dan menjawab kalau dia tidak peduli tentang itu. Seo Joon berdiri dan berkata kalau Jung In harus pergi sekarang.
Mae-ri dan Mu Gyul berada di rumah Mu Gyul, mereka berdua mencoba menghubungi teman-temannya tapi ponsel mereka tidak ada yang aktif. Mu Gyul merasa teman-temannya sudah merencanakannya.
“Jam berapa pertunangannya?”tanya Mu Gyul.
“ Jam 7 malam”jawab Mae-ri.
“Yah,,,ini baru jam 12, jadi kita masih punya waktu” kata Mu Gyul setelah melihat jam di ponselnya.
“ Tapi masih ada tempat yang harus aku kunjungi dengan direktur, jadi dia mungkin akan segera menelepon”kata Mae-ri , Mu Gyul menghela napas mendengarnya.
“Ahh sangat menyebalkan!! Dan seharusnya aku juga mencuci rambutku”kata Mu Gyul sambil menggaruk rambutnya. (Sini Suk april cuciin….hahahaha).
“ Yaaa, kenapa kau harus mencuci rambutmu sekarang?”tanya Mae-ri.
“Aku terjaga sepanjang malam untuk menggubah lagu dan aku harus langsung ke tempat konser” jawab Mu Gyul. Mu Gyul memegang-megang rambutnya “ Yaa lihatlah betapa berminyaknya ini, apa bau?”. Mu Gyul terus mendekati Mae-ri.
Akhirnya Mu Gyul dikeramasi oleh Mae-ri. Mu Gyul meminta Mae-ri untuk hati-hati supaya shamponya tidak masuk ke telinganya. Mae-ri mengerti, mereka berdua mengusek-ngusek rambut Mu Gyul
“Kenapa aku selalu sial setiap kali bertemu dengamu?”tanya Mae-ri.
“Yaaa aku juga bisa mengatakan hal yang sama, apa kau tahu betapa damainya aku ketika tidak melihatmu”kata Mu Gyul kesal.
“Tepat, karena itulah kita tidak perlu bertemu lagi”kata Mae-ri, mengusek rambut Mu Gyul dengan kasar, Mu Gyul teriak kesakitan dan meminta Mae-ri untuk pergi saja, tapi Mae-ri tidak mau.
“Biarkan, biarkan aku mendapatkan perawatan rambut yang diluar”kata Mu Gyul.
“Ahh sungguh….shampoin ajah “kata Mae-ri.
“Cepat”kata Mu Gyul.
Mae-ri pergi keluar dari kamar mandi, tapi Mu Gyul ikut tertarik bersamanya dan hampir ngejengkang (bahasa apaan nih).
Jung In mengetuk pintu kamar mandi Seo Joon. Jung In berkata kalau dia akan masuk. Jung In membuka pintunya,dia melihat Seo Joon basah kuyup sambil menangis dibawah shower.

Seo Joo duduk diranjang sambil berselimutkan selimut, lalu Jung In masuk memberikan handuk. Jung In duduk di sebelah Seo Joon.
“Kalau kau membiarkan dirimu sendiri untuk depresi saat menghadapi hal ini, gosip itu bisa jadi kenyataan”kata Jung In
“Apa aku melakukan kesalahan?”tanya Seo Joon.
“Kau tidak melakukan kesalahan apapun”jawab Jung In.
“Lalu kenapa orang-orang memperlakukanku seperti membenciku?”tanya Seo Joon.
“Karena mereka hanya percaya yang mereka percayai, jadi jangan terpengaruh karena itu, kau harus kuat, kau hanya mencoba untuk melindungi keluargamu, karena itulah kau merasa seperti ini, bukan begitu? ” jawab Jung In, Seo Joon menatap Jung In.

Mae-ri dan Mu Gyul pergi makan di kedai.Mae-ri meminta Mu Gyul untuk cepat makannya, supaya mereka bisa mencari orang untuk membukakan borgolnya.
“Ini benar-benar sulit untuk dibuka”kata Mu Gyul.
“Apa? Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa menunggu sampai jam 5”kata Mae-ri.
Ponsel Mae Ri bordering, ternyata Jung In yang menelepon.
“Ya direktur”kata Mae-ri.
“Dimana kau sekarang?”tanya Jung In.
“Ahh aku sedang makan siang sekarang”jawab Mae-ri.
“Oh begitu ya, aku minta maaf, sesuatu baru saja terjadi dan aku takut kita tidak bisa mengunjungi makam ibumu”kata Jung In menjelaskan.
“Ahhh…tidak apa-apa, api apa yang terjadi?apa serius?”tanya Ma-ri.
“Aku di sini bersama Seo Joon-ssi karena gosip yang beredar”jawab Jung In.
“Benarkah? Apa Seo Joon-ssi baik-baik saja?”tanya Mae-ri, Mu Gyul melihat ke arah Mae-ri.
“Ku mohon fokus saja pada pekerjaanmu, jangan mengkhawatirkan aku, aku bisa ke sana sendiri”kata Mae-ri lagi.
“Aku minta maaf, jaga dirimu dalam perjalanan ke sana, aku akan meneleponmu secepat yang aku bisa”kata Jung In.Mae-ri menutup teleponnya.
Mae-ri merasa lega sekali. Mu Gyul tanya jadi Jung In bersama Seo Joon, ada apa. Mae-ri menjelaskan kalau ada gosip yang beredar tentang Seo Joo-ssi akhir-akhir ini.
“Kau seharusya mengirimkan sms yang memberikan dukungan untuk mantan pacarmu, tunjukan kesetiaanmu!”kata Mae-ri. Mu Gyul berhenti makan dan mengeluarkan ponselnya lalu mengirim pesan.
“Jadi mereka bersama sekarang? Apa kau tidak apa-apa?”tanya Mu Gyul.
“Ya, mereka berdua hanya dua orang yang bekerja sama saja, apa kau sudah selesai, ayo kita pergi”ajak Mae-ri.
“Pergi ke mana? Aku akan pulang ke rumah dan tidur siang, lagipula aku harus menemui ibuku disana nanti”kata Mu Gyul.
“Baiklah, aku tahu, tapi aku ingin kau ikut denganku sebentar, aku juga punya hal yang ingin dilakukan, kau tahu itu!”kata Mae-ri.
“Pergi kemana?apa yang ingin kau lakukan? Ahhh menyebalkan”kata Mu Gyul.
Mae-ri meletakan buket bunga di depan makam ibunya.Mu Gyul memperhatikan foto ibu Mae-ri dan dia berkata kalau Mae-ri tampak sama persis dengan ibunya. Mu Gyul juga berkata kalau ibu Mae-ri mempesona dan memiliki kecantikan yang nyata. Mae-ri berkata kalau dia ingin bicara dengan ibunya sekarang. Mae-ri meminta Mu Gyul untuk memakai headphonenya supaya Mu Gyul tidak mendengar perkataannya.
“Ibu, aku akan bertunangan hari ini, karena itulah aku datang ke sini untuk menunjukkan gaunnya, aku seharusnya ke sini bersama tunanganku, tapi…pria ini bukan dia, jadi jangan salah, kau tahu ibu, aku benar-benar ingin menemukan cinta yang dimiliki oleh mu dan ayah, cinta yang penuh gairah yang ditakdirkan untukmu dan yang membuat mu kawin lari ditengah malam walaupun kakek tidak setuju, tapi hal itu tidak pernah terjadi dan aku berakhir dengan pertunangan yang seperti ini, dan walaupun aku tidak cinta padanya, dia bukan orang yang buruk dan ayah benar-benar suka padanya, jadi.. ibu aku akan berusaha yang terbaik untuk memiliki kehidupan yang baik, hanya saja (Mae-ri mulai menangis) akan baik bisa berada di sini bersamamu di hari yang seperti ini, berdiri di samping orang yang aku cintai”kata Mae-ri menangis.
Mu Gyul yang entah mendengarnya atau tidak (tapi aku rasa dia mendengarnya) diam tertegun, lalu memakaikan mantel pada Mae-ri, gadis itu menatap Mu Gyul.
“Ah tidak… aku hanya takut kamu akan demam, tapi aku tidak bisa mendengar apapun,jadi lanjutkan saja”kata Mu Gyul, Mae-ri menatap Mu Gyul.
Mu Gyul dan Mae-ri naik bis untuk pulang. Mae-ri menceritakan masa kecilnya. Dulu Mae-ri berharap ibunya ada di dekatnya saat hujan, padahal anak-anak yang lain berjalan dengan senangnya menggandeng tangan ibunya dibawah payung. Sementara Mae-ri hanya menunggu ayahnya di kelas. Mae-ri juga berkata kalau ayahnya merasa tidak enak jika Mae-ri pulang ke rumah saat hujan, jadi ayah menyuruh Mae-ri untuk menunggunya.
Dan Mae-ri juga selalu menunggu ayahnya untuk datang menjemput. Mae-ri juga berkata kalau dia pernah menunggu sampai hari gelap. Mu Gyul tanya kenapa Mae-ri menunggu, padahal kan Mae-ri bisa lari hujan-hujanan ke rumah. Mae-ri malah balik bertanya apa tidak ada yang membawakan payung untuk Mu Gyul. Mu Gyul menjawab kalau ibunya bekerja jadi dia dibesarkan di rumah kerabatnya. Mu Gyul juga berkata kalau dia anak yatim. Mae-ri tanya sejak kapan Mu Gyul mulai tinggal dengan ibunya. Mu Gyul menjawab hampir tidak ada waktu, Mu Gyul pernah tinggal sebentar bersama ibunya ketika Mu Gyul diusir oleh kerabatnya, tapi Mu Gyul selalu kembali pada kerabatnya, jadi Mu Gyul tidak pernah tinggal bersamanya.

Mae-ri berkata jadi mungkin Mu Gyul tidak punya kenangan dengan ibunya. Mu Gyul menjawab ada satu rumah spa. Karena hanya ada ibunya saja, jadi ibu selalu membawa Mu Gyul ke tempat khusus wanita ketika mereka pergi.
Mae-ri menanggapi perkataan Mu Gyul dengan berkata karena hanya ada ayah, jadi ayah membawa Mae-ri ke tempat khusus Pria. Mereka berdua berbagi cerita tentang masa kecil mereka.
Mu Gyul mendapat telepon dari ibunya, ibu akan mampir ke rumahnya.
Mae-ri memakai headphone Mu Gyul. Sementara itu Mu Gyul sedang bicara dengan ibunya.
“Jadi kau akan pindah ke Paris?”tanya Mu Gyul.
“Kami sudah putus dan bersama lebih dari setahun, aku lelah. Dan hanya kita berdua, kita meninggalkan Korea. Jadi kita harus mengandalkan satu sama lain untuk bertahan hidup” kata ibu Mu Gyul.
“Kau bicara seperti akan menikah”kata Mu Gyul.
“Tidak aku tidak akan menikah sama sepertimu, aku tidak ingin terluka” kata ibu Mu Gyul.
“Jadi…”ucap Mu Gyul.
“Bahkan walau untuk dirimu, aku pikir lebih baik kalau aku pergi, karena kau sangat dekat, aku selalu bergantung padamu dan memberimu waktu yang sulit”kata ibu Mu Gyul, Mu Gyul langsung berdiri saat mendengarnya sampai Mae-ri ikut berdiri.
“ Bagaiman bisa kau memberiku waktu yang sulit”kataMu Gyul keras, Mae-ri melihat Mu Gyul, dan Mu Gyul juga melihat Mae-ri.
“Aku tidak bisa mendengar apapun, jangan khawatir” kata Mae-ri menggeleng, Mu Gyul duduk lagi, Mae-ri ikut duduk.
Ibu memanggil-manggil Mae-ri, tapi gadis itu tidak mendengar, Mu Gyul menyenggol Mae-ri barulah Mae-ri menoleh. Ibu memberi isyarat agar Mae-ri melepas headphone-nya.

“Iya Ahjumma?”tanya Mae-ri.
“Karena kau sangat setia pada Mu Gyul, jadi aku meninggalkan dia padamu, ya?”tanya ibu Mu Gyul.
“Maaf?”kata Mae-ri yang tidak mengerti.
“Aku akan pindah sebulan lagi setelah aku selesai membersihkan tokoku, jadi…”kata ibu Mu Gyul belum selesai.
“Cukup! Kenapa kau mengatakan itu padanya?”tanya Mu Gyul yang langsung membawa Mae-ri pergi.

Mae-ri memanggil-manggil Mu Gyul, Mu Gyul berhenti dan menelepon temannya dan memintanya untuk menemui Mu Gyul di klub sekarang. Mu Gyul mengajak Mae-ri pergi lagi.
Mae-ri malah memberikan Mu Gyul daun selada. Mu Gyul ingat saat dia memberikan selada pada Mae-ri. Mae-ri meminta Mu Gyul untuk tidak terlalu marah. Mu Gyul tertawa kecil lalu menarik Mae-ri pergi.

Ayah Mae-ri dan ayah Jung In, pergi ke salon. Ayah mereka senang karena sebentar lagi mereka akan jadi keluarga. Lalu mereka minum kopi bersama. Mereka membicarakan saat-saat mereka mengurus anak mereka sendirian.Lalu Ayah Mae-ri bertanya “Hyung, kenapa kau terlalu keras pada Jung In”. Ayah Jung In terdiam.
Jung In sedang memetik gitar, sementara itu Seo Joon duduk disampingnya. Seo Joon mulai bercerita kalau semenjak dia jadi artis, dia mulai menjauh dari keluarga. Kakek Seo Joon seorang pegawai kantor, ayahnya seorang dokter, saudara laki-lakinya adalah seorang pengacara dan saudara perempuannya juga seorang dokter, Seo Joon berkata kalau ada satu hal yang bisa membuat keluarganya mengakuinya adalah pernikahan.
Jung In berhenti bermain gitar, luka di tangan Jung In terasa sakit. Seo Joon khawatir, tapi Jung In berkata kalau dia tidak apa-apa dan sudah lama sekali terjadi. Seo Joon melihat telapak tangan Jung In yang ada luka seperti luka sayatan, Seo Joon terkejut melihatnya. Seo Joon tanya apa Jung In sendiri yang melakukannya. Jung In mengiyakannya. Seo Jon makin terkejut mendengarnya, mana ada orang yang melukai tangannya sendiri.
”Ketika aku sekolah di luar negeri, gitar adalah satu-satunya temanku. Tetapi ayah memintaku agar aku tidak memainkannya lagi. Ayah bilang bahwa musik bisa meluapkan emosimu tapi juga bisa membuat dirimu lemah. Dan aku pun akhirnya mengikuti permintaan ayahku. Tapi aku mulai merasa depresi dan akhirnya aku melakukan hal yang membuatku tidak bisa bermain gitar lagi. Itulah sebabnya aku pikir kau sungguh luar biasa. Walaupun orang tuamu tidak mengizinkanmu mengambil jalan ini namun kau tetap bertahan untuk mengikuti apa yang menjadi mimpimu"kata Jung In tersenyum, sedangkan Seo Joon diam terpaku mendengarnya.
Mu Gyul dan teman-teman bandnya bertemu di klub untuk audisi band. Mae-ri bersembunyi di belakang Mu Gyul, produser band melihatnya .
”Hei! Kau yang disana, kenapa kau membawa pacarmu ke panggung? Bagaimana aku bisa menilai penampilan kalian?”tunjuk produser.
”Aku minta maaf, itu hanya karena aku lupa membawa kunci borgol”kata teman Mu Gyul.
”Sebenarnya bukan itu, kau lihat ini hanya konsep baru yang telah kita coba” kata teman Mu Gyul yang lain. Teman Mu Gyul membenarkan semuanya.

Lalu Mu Gyul menunjukan tangannya yang terborgol bersama Mae-ri, Mu Gyul berkata pada Mae-ri ” Jadi mulailah menari secara alami begitu musiknya dimulai”. Mae-ri menanggapi perkataan Mu Gyul,” Apa yang kau bicarakan? Aku tidak bisa menari”.
Mu Gyul mengacuhkan Mae-ri dan mulai memainkan gitarnya, Mu Gyul memberi isyarat agar Mae-ri menari tapi Mae-ri tetap memilih bersembunyi. Mu
Gyul memberi isyarat lagi agar Mae-ri menari karena dia tidak leluasa memainkan gitarnya. Mae-ri tetap diam, lalu Mu Gyul menyenggolnya, Mae-ri akhirnya menari, semua yang melihat tertawa termasuk produsernya.
Selesai audisi, teman Mu Gyul mencari kuncinya di tas tapi tidak ada. Mu Gyul kesal , temannya hanya minta maaf.
Mae-ri menelepon Jung In,” Direktur, apa kau sudah pergi? Aku masih di Hongdae”
” Apa yang kau lakukan disana?”tanya Jung In.
” Keadaan jadi sedikit rumit, aku akan memberitahumu nanti”jawab Mae-ri.
”Ahh ada telepon dari ayahku sekarang, aku akan meneleponmu segera setelah aku sampai di Hongdae”kata Jung In.
”Maafkan aku direktur” kata Mae-ri lalu menutup teleponnya. Sementara itu Mu Gyul marah-marah pada temannya.
Ternyata Jung In bersama dengan Seo Joon di dalam mobil. Jung In akan mengantar Seo Joon ke Hongdae. Seo Joon tanya kemana Jung In akan pergi setelah mengantarnya. Jung In menjelaskan kalau sebenarnya dia ada acara pertunangan. Seo Joon terkejut dan merasa bersalah karena sudah seharian dia bersama jung In. Jung In berkata tidak apa-apa karena ini juga sama-sama penting.
Seo Joon berkata kalau dia merasa iri pada tunangan Jung In dan merasa penasaran. Jung in berkata kalau dia akan memperkenalkan tunangannya secara resmi pada Seo Joon setelah pertunangannya. Seo Joon tersenyum mendengarnya.

Mu Gyul sedang berusaha membuka borgolnya di rumah, Mae-ri mengeluh kalau dia hanya punya waktu satu jam lagi. Mae-ri meminta Mu Gyul untuk cepat karena Jung In akan menjemputnya. Mu Gyul berkata kalau dia sedang berusaha.
”Apa kau seputus asa itu untuk bertunangan?”tanya Mu Gyul menggerutu.
”Apa kau pikir aku melakukannya karena aku ingin? Aku melakukannya karena aku telah berjanji”jawab Mae-ri, Mu Gyul membuang obengnya karena tidak bisa.
Mereka berdua menghela napas
”Ini semua karena kau”kata Mae-ri.
”Apanya karena aku? Apa karena aku orang yang kurang beruntung?”tanya Mu Gyul.
”Apa? Kapan aku mengatakan itu?”tanya Mae-ri.
”Kau bilang keadaan menjadi rumit ketika bersamaku”jawab Mu Gyul.
”Itu sama halnya denganmu, apa itu artinya aku juga orang yang tak beruntung? Selain itu seharusnya kau berpikir kalau kau adalah pria yang agak beruntung”kata Mae-ri.
”Apa?”tanya Mu Gyul.
” Kau telah diberkati penampilan yang baik dan bakat musik, jadi kau sangat beruntung jika kau melihatnya seperti itu´kata Mae-ri.
”Dengarkan, apa kau pernah suka aku?”tanya Mu Gyul.
”Apa? Kenapa kau tiba-tiba menanyakan itu?”tanya Mae-ri.
”Yaa, aku hanya ingin mengatakan padamu karena kontraknya sudah berakhir dan kau akan bertunangan, tapi di suatu tempat ditengah-tengah semuanya, ada saat dimana aku punya perasaan padamu”kata Mu Gyul.
”Tapi kau selalu bilang, kau tidak pernah melihatku sebagai seorang perempuan?”tanya Mae-ri.
”Yaa, lebih melihatmu sebagai.... ah aku tidah tahu” jawab Mu Gyul bingung.
”Dan kapan kau merasa seperti itu?”tanya Mae-ri.
”Ehmm kau ingat ketika kau dan pria itu pergi ke villa, aku bilang aku sedang sendirian makan er krim setelah ibuku pergi, apa kau ingat?”tanya Mu Gyul.
” Hemm, aku ingat” jawab Mae-ri.
”Aku agak sedih dan saat itu aku menunggumu datang, tapi ketika kau kembali dengan pria itu keesokan harinya, aku menyadari kalau perasaan itu telah pergi”jawab Mu Gyul. Mereka berdua terdiam.
Ponsel Mu Gyul berdering, ternyata teman Mu Gyul yang menelepon, mereka sudah menemukan kuncinya.
Mu Gyul dan Mae-ri berjalan keluar untuk menemui teman Mu Gyul. Mu Gyul menyuruh Mae-ri agar lebih cepat jalannya, tapi Mae-ri seperti sedang memikirkan sesuatu.
”Setelah membuat keributan besar, kau berkata kau akan menikah dengan seseorang yang kau cintai dan bahkan kau menariku kedalam pernikahan palsu, pada akhirnya kau akan menikah dengan pria itu,Wi Mae-ri” kata Mu Gyul.
”Hentikan”kata Mae-ri.
”Yaaa kenapa kau sepertinya mau menangis?”tanya Mu Gyul.
” Kapan aku kelihatan mau menangis?”tanya Mae-ri balik.
”Apa kau mencintai pria itu?”tanya Mu Gyul.
”Aku tidak yakin, aku masih tidak tahu apa itu cinta”jawab Mae-ri.
” Kau benar, bagaimana bisa seseorang yang bahkan belum pernah berkencan tahu apa itu cinta”kata Mu Gyul.
” Tidak seperti kau yang tahu apa itu cinta” kata Mae-ri.
”Apa?”ucap Mu Gyul.
”Apa kau pikir mengencani perempuan kurang dari sebulan adalah sesuatu yang perlu dibanggakan?”tanya Mae-ri.
”Jadi?”tanya Mu Gyul.
”Kau bisa bilang itu adalah penyakit”kata Mae-ri.
”Apa?Penyakit”tanya Mu Gyul tak percaya.
”Benar!Penyakit!Atau dengan kata lain takut pada komitmen”jawab Mae-ri.
”Dan apa yang kau tahu tentang aku?”tanya Mu Gyul.
”Kenapa aku tahu? Aku hanya kebetulan ikut pernikahan palsumu selama 50 hari, dan kau lebih baik melakukan sesuatu dengan penyakitmu itu, atau kau tidak akan benar-benar bisa mencintai siapapun”kata Mae-ri emosi.
”Memangnya kau siapa berkata seperti itu padaku? Hak apa yang kau punya untuk berkata tentang itu, ketika kau menikahi pria yang bahkan tidak kau cintai”kata Mu Gyul emosi.
” Lupakan!”kata Mae-ri.
Lalu datang 3 siswi SMA menghampiri Mu Gyul. Mereka melihat tangan Mu Gyul dan Mae-ri yang di borgol dan mulai bertanya apa Mu Gyul punya pacar. Mae-ri berkata kalau bukan seperti itu. Mereka bertanya lagi seperti apa hubungan Mae-ri dan Mu Gyul, mereka juga tanya siapa nama Mae-ri. Mae-ri menjawab kalau namanya Wi Mae-ri. Mu Gyul langsung berteriak pada Mae-ri,”Lari!!!!!!”. Mu Gyul menarik Mae-ri, ke-3 siswi itu ikut mengejar dari belakang.
Tuan Jung dan Wi Dae Han sudah berada di gedung pertunangan. Mereka mengobrol tentang putra dan putri mereka.
”Aku ingin kita menjadi keluarga untuk waktu yang lama sekarang”kata Tuan Jung.
”Pasti menyenangkan kalau ibunya Mae-ri bersama kita di hari yang bahagia ini”kata Dae Han.
”Ah kau benar”ucap Tuan Jung.
”Upacaranya sudah mau dimulai, tapi kenapa anak-anak kita belum sampai disini?”tanya Dae Han.
”Telepon mereka untuk memastikan”kata Tuan Jung.
Jung In dan Seo Joon sudah sampai, lalu ada telepon dari ayah Mae-ri.
”Oh menantu Jung, kau bersama Mae-ri kan?”tanya Ayah Mae-ri, sementara itu Seo Joon turun dari mobil dan mengucapkan terima kasih pada Jung In. Jung In mengangguk.
”Apa kalian sedang dalam perjalanan?”tanya ayah lagi.
” Iya, sebentar lagi akan tiba” jawab Jung In.

Jung In mendial nomer ponsel Mae-ri tapi tak ada jawaban, lalu Seo Joon kembali dan mengetuk jendela pintu mobil Jung In. Jung In menurunkan kaca mobilnya.
”Direktur, bisakah aku meminjam teleponmu, Punyaku baterainya habis”kata Seo Joon.Jung In memberikan ponselnya pada Seo Joon dan keluar dari mobil. Seo Joon menelepon seseorang (sepertinya Mu Gyul).
Sementara itu Mu Gyul dan Mae-ri masih berlari menghindari kejaran 3 siswi.
Seo Joon masih menelepon orang itu, tapi tidak aktif, lalu Seo Joon membuka kotak panggilan keluar Jung In dan menemukan banyak nama Mae-ri di sana. Seo Joon melihat ke arah Jung In, sementara itu Jung In melirik jam tangannya. Dia teringat kata-kata Mae-ri, ”Aku di Hongdae sekarang, keadaan jadi sedikit rumit, aku akan mengatakan waktu kita bertemu nanti”Jung In terlihat berpikir.
Seo Joon mengecek nomer ponsel Mae-ri di ponsel Jung In, Seo Joon terkejut melihat foto pernikahan Jung In dan Mae-ri. Jung In menghampiri Seo Joon dan bertanya,”Apa kau sudah selesai?”.Seo Joon hanya menatap Jung In.
Kembali pada Mu Gyul dan Mae-ri yang sedang olahraga malam. Mereka masih terus berlari menghindari 3 siswi. Lalu Mu Gyul berbelok ke sebuah lorong sempit. Mereka berdua ngos-ngosan.hembusan napas mereka kencang sekali. Mereka berdua tertawa bersama.
”Di kejar anak SMA”kata Mu Gyul.
”Kau benar”kata Mae-ri.
Lalu Mu Gyul sekilas melihat 3 siswi itu, dengan reflek Mu Gyul memeluk Mae-ri untuk bersembunyi. Setelah yakin siswi-siswi tidak ada Mu Gyul melepaskan pelukannya dengan napas yang tersengal-sengal, sementara itu Mae-ri diam terpaku. Mu Gyul menatap Mae-ri dan akan menciumnya (aku tidak sukaaaaa!!!!). Tapi Mae-ri menghindar.
”Kau ini playboy” kata Mae Ri tanpa menatap Mu Gyul
”Apa?”tanya Mu Gyul tak mengerti.
”Kau bahkan sama sekali tidak terpengaruh, tapi ku pikir hatiku akan meledak waktu itu” kata Mae-ri.
”Apa waktu itu artinya kau...”kata Mu Gyul belum selesai.
”Ciuman itu harusnya dilakukan dengan orang yang aku cintai, tapi kau menghancurkannya, brengsek, jelek”kata Mae Ri memukul-mukul dada Mu Gyul.
”Yaaa Mae-ri”kata Mu Gyul.
”Kau bilang kau tidak melihatku sebagai perempuan”kata Mae-ri.
”Kau bilang kau tidak melihatku sebagai laki-laki”kataMu Gyul.
”Kau bilang padaku untuk tidak jatuh cinta padamu”kata Mae-ri.
”Kau Juga...bilang padaku kalau kau tidak akan pernah menyukaiku”kata Mu Gyul.
Mu Gyul mencium Mae-ri...(aku tidak sukaaaaaaa!!!!!!!!!!!!).


Writen By Ephi RF~April RF feat Support Piku By Ari RF

Note :
"Akhirnya selesai juga episode 8 ini, sungguh terasa berat menulisnya. Karena sejak awal aku tidak suka cerita MSOAN dan menurutku peran Kang Mu Gyul adalah peran yang kurang menantang untuk Suk Oppa. Alur kisah MSOAN terlalu mudah untuk ditebak. Tapi tetep bangga sama Suk.. Jujur aku lebih suka Mae-ri sama Jung In, karena Mae-ri dan Jung In punya banyak perbedaan yang menurutku indah untuk disatukan, kalau dengan Mu Gyul cocok sih tapi kurang gimana gitu, haahahahahahahahaha."

BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA



0 comments:

Post a Comment


Friend Link List