Recent Post


[Sinopsis] Mary Stayed Out All Night/Marry Me, Mary! Episode 7

Do you want to share?

Do you like this story?


“Gadis ini adalah wanitaku”kata Mu Gyul sambil mengangkat tangan Mae-ri, sedangkan Seo Jun dan staf Jung In yang lain terkejut mendengarnya, tidak hanya itu Mu Gyul juga mengatakan kalau mereka sudah menikah, Jung In hanya menutup mata melihat kenyataan yang ada didepannya.
“Mu Gyul-ah”panggil Mae-ri terkejut
“Ayo pergi!!!”ajak Mu Gyul pada Mae-ri.

“Ada apa dengannya?Dia adalah orang yang mengatakan kalau kita harus berhati-hati di lingkungan kantor”kata salah salah teman Mu Gyul bingung.
“Sekarang mereka membuat orang-orang di kantor tahu hubungan mereka?”sahut yang lain.
Dan Seo Joon benar-benar terpukul mendengarnya. Mu Gyul masih menarik paksa Mae-ri meninggalkan tempat pesta, tanpa mendengarkan keluhan Mae-ri.

Seo Joon masih tak percaya dengan apa yang ia dengar,“apa, apa yang dia katakan?”ucapnya bingung. “Apakah kamu tahu tentang ini, direktur?”tanya Seo Joon pada Jung In, Jung In tidak dapat menjawabnya. Dan Seo Joon yakin kalau Jung In mengetahuinya.
“Berarti hanya aku satu-satunya orang yang tidak tahu mengenai ini?”Seo Joon marah sembari membanting barang yang dipegangnya, kemudian meninggalkan Jung In yang mematung.


Mu Gyul masih menarik paksa Mae-ri sampai luar ruang pesta
“Apa kau sudah gila?”bentak Mae-ri ke Mu Gyul, “Apa yang sudah kau lakukan?”tanyanya kesal.
“Kesabaranku sudah mencapai batasnya”jawab Mu Gyul frustasi.
“Apa kau pikir yang kau lakukan ini benar?”teriak Mae-ri marah
“Baiklah, aku tidak tahu apa yang baru saja kulakukan!?”Mu Gyul balik membentak.

“Kang Mu Gyul-ssi..”panggil Jung In yang tiba-tiba datang dan langsung memukul Mu Gyul.
“Mu Gyul-ah, apa kau tidak apa-apa?”tanya Mae-ri khawatir. “Apa yang kau lakukan?”teriaknya pada Jung In
“Kau berandalan yang tidak bertanggung jawab”maki Jung In ke Mu Gyul, yang langsung disambut Mu Gyul dengan pukulan.
“Apa yang harus ku lakukan sekarang?”Mae-ri bingung dengan keduanya.
“Kau orang yang materialistis”seru Jung In ke Mu Gyul.
“Apakah kau pikir kau dapat menggunakan uangmu untuk menikahi seseorang?”teriak Gyul tak mau kalah.
“Kau benar-benar tidak bertanggung jawab”lanjut Jung In.

Kemudian keduanya saling tarik-menarik kerah. “Kumohon, tenanglah kalian berdua!”seru Mae-ri melerai keduanya.
“Kau sudah merusak kesepakatan kita. Kau tidak dapat mengharapkan ini akan menjadi adil setelah ini”Jung In menegaskan.
“Jadi, kau dapat tetap menjaga kontrak ini dengan dirimu sendiri”kata Mu Gyul marah. Dengan kata lain Mu Gyul akan membatalkan kontraknya.
“Ayo pergi”ajak Mu Gyul ke Mae-ri.
Jung In mengeraskan cengkeramannya, “tidak dapatkah kau berhenti memikirkan Mae-ri-ssi?”tanya Jung In.
“Apakah kau tidak akan pergi?”Mu Gyul balik bertanya.

Mae-ri berusaha memisahkan keduanya,“kumohon! Hentikan ini!”kata Mae-ri yang malah kena sasaran pukul
“Mae-ri-ah”. “Mae-ri-ssi..”panggil keduanya bersamaan.

Mae-ri membawa Mu Gyu ke rumahnya, kemudian mengoleskan obat pada luka di bibir Mu Gyul.
“Oh. Ini sakit”keluh Mu Gyul, “sakit… sakit…”.
“Ayolah, diam sebentar”pinta Mae-ri yang masih berusaha mengoleskan obat. “Bukankah kau berkata kalau kau tidak menyukai kekerasan, dan kau lebih menyukai kedamaian?”tanya Mae-ri.
“Bagaimana dapat menjadi damai kalau musuh kita tak menginginkannya?”tanya Mu Gyul tanpa rasa bersalah.
“Huh… apa yang harus kita lakukan?”tanya Mae-ri bingung.
“Apa maksudmu dengan kalimat, apa yang harus kita lakukan? Bagaimanapun juga, kesepakatan 100 hari itu akan segera barakhir”jawab Mu Gyul.
“Apa yang harus kita lakukan jika ayahku menemukan kita?”Mae-ri menjelaskan.
“Maafkan aku”kata Mu Gyul menyesal.
“Kau benar-benar tempramental, kau tahu. Apakah kau berpikir dengan mengatakan maaf akan memperbaiki semua yang telah kau rusak?”tanya Mae-ri.
“Yaah… kau yang menyeretku untuk melakukan ini dengan kalimat, ‘maafkan aku’ juga”seru Mu Gyul tak mau kalah.
“Baiklah, tentang itu… maafkan aku”Mae-ri menyadari ucapannya yang salah.


Kemudian Mu Gyul melihat dahi Mae-ri, “yah, dahimu benar-benar memar”kata Mu Gyul. Mae-ri hanya memandangi Mu Gyul, dan akhirnya Mu Gyul sadar apa yang telah ia lakukan , kemudian tampak kecanggungan pada keduanya.
“Ngomong-ngomong, mengapa kau memutuskan untuk mengatakan tentang pernikahan secara tiba-tiba seperti ini?”tanya Mae-ri mengalihkan pembicaraan.
“Aku tidak tahu, aku mengatakannya tanpa berpikir terlebih dulu”jawab Mu Gyul.
“Apakah kau selalu seperti ini?”Mae-ri kembali bertanya.“Kau hanya menuruti kata hatimu, tidak bertanggung jawab dan mementingkan diri sendiri”sahut Mae-ri.
“Hey, tenanglah”kata Mu Gyul.
Mae-ri melanjutkan kalimatnya,“kau hanya menggunakanku sebagai alasan untuk memukul seseorang, bukankah begitu?”tanya Mae-ri marah.
“Baiklah, bukan seperti itu” jawab Mu Gyul ragu.
“Apa maksudmu, bukan seperti itu?”tanya Meri.
“Sebenarnya apa yang kau inginkan dariku?”tanya Mae-ri tak percaya, lalu meninggalkan Mu Gyul.
“Yah.. Mae-ri-ah.. Wi Mae-ri!!”panggil Mu Gyul.

Mu Gyul kembali ke rumahnya kemudian seperti biasa, dia duduk ditempat kerjanya, untuk membuat lagu, tapi kali ini dia tidak dapat fokus. Saat melihat-lihat tulisannya, dia menemukan surat perjanjian 100 harinya dengan Mae-ri. Kemudian ia teringat kejadian saat ia mencium dahi Mae-ri saat mabuk, kemudian saat Mae-ri tak sengaja memukul Mu Gyul yang langsung berdarah hidungnya, saat Mae-ri memohon padanya, saat Mu Gyul menggendong Mae-ri yang mabuk, saat mereka berlari dari kejaran ayah Meri, saat Mae-ri mengukur tangan Mu Gyul saat akan membuatkannya sarung tangan, juga saat dia mencium Mae-ri dan Mae-ri menangis karenanya, dan saat Mu Gyul mengatakan kalau Mae-ri tidak boleh jatuh cinta padanya. Mu Gyul frustasi mengingat semuanya.
Saat melihat sarung tangan rajutan Mae-ri ia teringat, “aku tidak dapat kencan dengan seorang wanita untuk waktu yang lama. Jika kau seperti itu, kita tidak dapat melanjutkan kesepakatan kita”ucapnya pada Mae-ri.
Ia juga teringat ucapan Mae-ri tadi, “ini selalu sama untukmu. Kau orang yang lebih menuruti kata hati, tidak bertanggung jawab dan mau menang sendiri.

Pagi hari di kantor, Meri tidak dapat mengangkat kepalanya karena malu, dan akhirnya ia bertemu dengan Jung In
“Direktur, apa semuanya baik-baik saja?”tanyanya pada Jung In
“Ya, bagaimana denganmu? Apa kau baik-baik saja?”Jung In balik bertanya.
“Ah, aku baik-baik saja”jawab Mae-ri
“Ngomong-ngomong, direktur. Apa yang akan terjadi dengan Mu Gyul sekarang?”Mae-ri kembali bertanya.
“Jangan khawatir. Ini tidak ada hubungannya dengan pekrjaan, jadi semuanya akan berjalan seperti sebelumnya”jawab Jung In.
“Ini melegakan”ucap Mae-ri.
“Bagaimanapun juga, aku berpikir akan membuat beberapa perubahan tentang persyaratan yang ada dalam kesepakatan kita”Jung In menjelaskan.
“Tentu saja direktur. Tampaknya kita harus mendiskusikan masalah ini”kata Mae-ri setuju.


“Sayang..”panggil Mu Gyul yang tiba-tiba datang ke Mae-ri, staf Jung In melihat dengan penasaran.
“Apa ini? Apa yang kau lakukan di sini pagi-pagi seperti ini?”tanya Mae-ri bingung.
“Aku akan bekerja keras untuk menjaga istriku. Jadi aku akan melakukan yang terbaik dari diriku mulai sekarang, okay?”kata Mu Gyul sambil mencubit pipi Mae-ri.
“Oh.. tentu saja, sayang”jawab Mae-ri gugup.
“Silahkan, semuanya siap untuk rapat”seru Jung In pada staf yang melihat mereka.

“Apakah benar pengumuman bahwa kau akan segera memulai produksi?”tiba-tiba ayah Jung In datang dan marah
“Oh.., paman”Mae-ri panik.
“Apa ini? siapa orang ini?”tanya Mu Gyul yang tidak tahu kalau orang di depannya ini adalah ayah Jung In, kemudian Mae-ri menarik Mu Gyul menjauh dari ayah dan anak itu.
“Ayah, aku baru akan memberitahumu tentang berita ini pagi ini”jawab Jung In.
“Siapa dia?”ayah Jung In menanyakan siapa orang yang bersama Mae-ri.
“Baiklah.. dia..”Jung In tidak dapat melanjutkan kalimatnya.
“Ayo kita bicarakan di dalam”ajak ayah Jung In.

“Siapa dia…? Apakah orang itu adalah ayahnya?”tanya Mu Gyul ke Mae-ri.
“Ya… beruntungnya ayahku tidak datang dengannya” jawab Mae-ri. “Ini menjadi akhir bagi kita jika mereka menemukan kita bertiga bekerja bersama di sini”Mae-ri menjelaskan. “Cepatlah pergi ke studio rekaman”ajak Mae-ri. “Cepat.. cepat!!”.
Ketika mereka akan memasuki lift, Mu Gyul menabrak ayah Mae-ri yang baru keluar dari lift.
“A.. apa.. apa yang kau lakukan di sini?”tanya ayah Mae-ri pada Mu Gyul.
“Ayah, kau melihat…”kata Mae-ri ingin mengalihkan pandangan ayahnya
“Huh..?”ayah Mae-ri tidak dapat ditipu. “Rambutmu.. apa yang terjadi dengan rambutmu?”tanya ayah Mae-ri terkejut melihat rambut Mu Gyul yang panjang.

“Aku menggajinya di sini untuk menggarap ost karena dia adalah kandidat yang paling cocok untuk pekerjaan ini”Jung In menjelaskan pada ayahnya.
“Jujur dari semuanya, musiknya pas untuk drama….”ucapan Jung In terputus.
“Hentikan ini!!”bentak ayah Jung In.
“Aku bertemu dengannya sebelum aku tahu hubungannya dengan Wi Mae-ri ssi”, Jung In mencoba menjelaskan, “Dan, baik dia atau aku, kami tidak membawa-bawa masalah kami di kantor, kami akan profesional”lanjutnya.
“Bagaimana mungkin kau melakukan ini?”bentak ayah Jung In.
“Ini kontraknya, aku sudah menyipkannya”, Jung In memperlihatkan surat kontrak. tersebut pada sang ayah. “Kamu bisa melihatnya, karena kami memiliki pemain yang terkenal dari bintang Hallyu.
“Kau lebih baik menghentikan kekacauan ini sekarang!!”ayah Jung In marah.
“Ayah, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu, mengenai kontrak pernikahan”Jung In mencoba mengatakan apa yang ada dipikirannya.
“Apa yang ingin kau katakan?”bentak ayah Jung In. “Kau harus sukses pada keduanya, baik perusahaan dan pernikahan”lanjutnya. “Aku tidak akan pernah melupakan sebuah kegagalan atau yang lain.. ini tidak akan pernah kembali lagi padamu”. Jung In termenung mendengarnya.

“Apa kau berani memakai wig untuk menipu orang yang lebih tua darimu?”bentak ayah Mae-ri, dan Mu Gyul ketakutan dibuatnya. “Cepat berikan aku gunting, aku akan memotong rambutnya sekarang!!”lanjutnya.
“Mae-ri-ah..”Mu Gyul makin takut.
“Ayah, jangan lakukan ini”pinta Mae-ri
“Kau tetap membela pria ini?”tanya ayah Mae-ri tak percaya.
“Pergilah dari sini!! Cepat!!”Mae-ri menganjurkan.
“Maafkan aku”kata Mu Gyul, yang langsung lari meninggalkan keduanya.
“Hey.. kau jangan pergi!! Tetap di sini!!”ayah Mae-ri ingin mengejar Mu Gyul tapi dihentikan Mae-ri.

“Ayah, tenanglah”pinta Mae-ri.
“Yah.. apa yang terjadi dengan dahimu?”tanya ayah Mae-ri panik.
“Tidak terjadi apa-apa”jawab Mae-ri sambil menutup dahinya dengan poni.
“Apakah pria itu yang memukulmu?”selidik ayah Mae-ri. “dasar berandalan”
“Ini tidak seperti yang kau pikirkan ayah..”kata Mae-ri.
“Aku membawamu ke sini agar kau bisa bersama Jung In, apa yang kau lakukan dengan pria itu di sini?”tanya ayah. “Jika Jung In tahu siapa pria itu…”, Mae-ri memotong ucapan ayahnya.
“Ayah..!! direkturlah yang membawanya ke sini”kata Mae-ri.
“Apa yang kau katakan?”tanya ayah tak percaya, “Ini tidak mungkin”.

“Segera pecat orang itu!!”perintah ayah Jung In. “Ini adalan pilihan yang terbaik untuk kalian berdua. Jika setiap orang di kantor tahu tentang ini”lanjutnya.
“Aku akan melakukan yang terbaik untuk membersihkan ini semua”kata Jung In
“Baiklah, aku akan percaya padamu sekali lagi”ucap ayahnya.

Saat akan meninggalkan kantor Jung In, tiba-tiba ayah Mae-ri masuk.
“Ayah..!”cegah Mae-ri.
“Ah.. ternyata kau di sini. Apa yang dia lakukan di sini menantu?”tanya ayah Jun In.
“Aku minta maaf, paman”kata Mae-ri sambil membungkukkan badannya
“Baiklah, pergilah ke depan dan jelaskan ini”kata ayah Jung In.
“Ini sangat mudah untuk dipahami, mengapa anda dan ayahku menjadi bingung”kata Mae-ri. “Tetapi ini tidak ada hubungannya dengan rencana itu, keputusan ini sudah bijaksana dan dipikirkan sebelumnya”lanjutnya..
“Diam, kau seharusnya memikirkannya secara matang. Bagaimana kau dapat bekerja bersama pria itu dalam perusahaan yang sama?”tanya ayah Mae-ri. “Tidakkah kau merasa canggung jika ini diketahui orang lain?”tanya ayah Mae-ri.
“Hal itu, aku akan berhenti bekerja di perusahaan”jawab Mae-ri, ayah Jung In dan Jung In terkejut mendengarnya. “Perusahaan sedang dalam posisi yang sulit, jadi direktur membutuhkan Mu Gyul untuk membantunya sekarang”jelas Mae-ri. “Ini, tidak akan menimbulkan masalah dengan kesepakatan kita, jadi terimalah Mu Gyul untuk bekerja disini. Kumohon, paman”lanjutnya meminta pada ayah Jung In, “Kumohon, cobalah memahaminya ayah”pintanya pada sang ayah.
“Ah.. benar-banar..”Keluh ayah Mae-ri.


Mae-ri mengepak barang-barangnya dan Mu Gyul menemaninya, lebih tepatnya melihatnya.
“Aku merasa tidak nyaman dengan anggota staf yang lain, jadi ini adalah yang terbaik”, Mae-ri menjelaskan, “Dan aku akan mengudurkan diri saat kesepakatn 100 hari kita selasai”.
“Seharusnya aku adalah orang yang mengundurkan diri, kau seharusnya tetap tinggal di sini”komentar Mu Gyul
“Kang Mu Gyul, mengapa kau berakting seperti ini? Kita sudah mendiskusikan ini”kata Mae-ri

“Apakah kau sudah selesai?”Jung In masuk ruangan Mae-ri.
“Mae-ri seharusnya tetap tinggal di sini, dia benar-benar mencintai drama”kata Mu Gyul tanpa basa-basi.
“Aku sangat tidak cocok jika harus bekerja dibawah orang lain, dan ini adalah salahku jadi aku yang seharusnya keluar dari sini”lanjutnya.
“Kau tidak usah khawatir tentang ini. Walaupun Mae-ri-ssi sudah tidak bekerja disini, dia tetap dapat menjadi asisten nona Lee dengan skripnya”Jung In menjelaskan.
“Aku tetap dapat melakukannya?”tanya Mae-ri tak percaya.
“Tetapi walaupun kau sudah mengumumkan pernikahanmu secara resmi, kesepakatan antara orang tua kita tetap berlaku”lanjut Jung In.

Mu Gyul mengangguk perlahan, kemudian Mae-ri mengatakan,“kita tidak punya pilihan lain, Mu Gyul-ah”.
“Kalau begitu ini adalah projek yang mengagumkan”komentar Mu Gyul, “Jadi, kau tetap berpikir kau dapat membuatku tegang jika kau bekerja keras?”tanyanya pada Jung In.
“Aku akan mengakui kalau kau tidak menang pada ronde pertama dalam hubungan ini”kata Jung In
“Jadi, kita sekarang memasuki ronde ke dua, seperti itu?”tanya Mu Gyul.
“Kau dapat berpikir permainan ini sudah selesai, bagaimana pun juga, aku akan maju untuk berjalan melewati jalan kecil bersama sampai akhir”lanjut Jung In.
Mu Gyul menatap Jung In dan bertanya, apa Jung In masih akan terus bekerja keras untuk mendapatkan Mae-ri. Jung In menjawab kalau Mu Gyul mungkin menang dibabak pertama. Mu Gyul tanya jadi sekarang mereka masuk babak kedua. Jung In menjawab kalau mungkin saja Mu Gyul dan Mae-ri beranggapan kalau semua ini sudah berakhir, tapi masih ada 66 hari yang tersisa. Mu Gyul menatap Jung In dengan tatapan tidak suka. Mae-ri bingung melihat tingkah kedua pria itu.

Mae-ri datang ke rumah Mu Gyul, dia terkejut melihat koper berwarna pink didekat tangga, ternyata itu koper milik Kang Soo Young. Ibu bertanya apa Mu Gyul sedang pergi.. Mae-ri menjawab kalau Mu Gyul sedang mengerjakan beberapa pekerjaan, Mae-ri juga bertanya apa Soo Young ingin menelepon Mu Gyul. Ibu menjawab sambil menunjuk kopernya, kalau dia meneleponnya maka Mu Gyul akan memarahinya karena dia disini akan mengganggunya. Ibu juga tanya apa Mae-ri keberatan. Mae-ri merasa ini tidak ada hubungannya dengan dirinya, jadi dia memutuskan untuk menghubungi Mu Gyul, namun ibu cepat-cepat mencegahnya. Mae-ri mengerti dan tidak jadi menelepon.
Ibu bertanya apa disini tidak ada es cream. Mae-ri menjawab kalau dia dan Mu Gyul tidak begitu menyukai es cream. Lalu ibu mengajak Mae-ri pergi ke super market untuk belanja.

Saat Ibu mencicipi makan di stand makanan, Mae-ri diam-diam menelepon Mu Gyul "Kang Mu Gyul apa kau sedang berada di studio rekaman? Handphone mu tidak aktif. Ada seseorang yang datang. Telepon aku secepatnya setelah kau mendengar pesan ini. Mengerti?".

Ibu mendekati Mae-ri, dan Mae-ri cepat-cepat menutup ponselnya. Ibu meminta Mae-ri untuk mencicipi makanannya, dan bertanya apa enak. Mae-ri mengiyakannya.

Kemudian ibu mulai memilih makanan instant.
"Bukankah ini makanan instant?"tanya Mae-ri
"Ya. Mereka cepat di masak dan juga enak"jawab ibu Mu Gyul.
"Tapi ini tidak sehat bagi tubuhmu"kata Mae-ri.
"Aku masih muda. kenapa?"tanya ibu sambil memilih makanan instant.
"Tetapi aku dengar, kalau sering memakan makanan instant maka kulit kita akan cepat tua"kata Mae-ri menjelaskan.
Ibu terdiam dan menyentuh kulitnya, "Kulit akan bertambah tua?"
"Ya. Aku melihatnya di TV, makanan instant akan membuatmu terlihat lebih tua"kata Mae-ri.
Ibu cepat-cepat mendekati Mae-ri dan mencubit pipi Mae-ri yang terlihat masih muda lalu dia mencubit pipinya sendiri, " Tidak tidak. Ini tidak boleh terjadi."
Ibu dan Mae-ri pergi ke stand sayuran. Ibu berkata kalau mereka harus makan sayuran yang segar. Ibu melihat sayuran untuk membuat kimchi dan berkata kalau Kimchi instant rasanya aneh, ibu juga memuji Kimchi buatan Mae-ri yang enak. Mae-ri tersenyum dan mengucapkan terima kasih karena telah dipuji. Ibu Mu Gyul menatap Mae-ri dan bertanya, apakah Mae-ri bisa membuat Kimchi kubis. Mae-ri menjawab kalau dia bisa.


Di kantor, Jung In dan Mu Gyul sedang mendengarkan musik hasil aransemen Mu Gyul. Setelah mendengarkan musik itu Jung In mengucapkan terima kasih pada Mu Gyul. Mu Gyul bingung, lalu balik bertanya, "Untuk apa?". Jung In menjawab kalau Mu Gyul sudah membuktikan kalau dia tidak salah pilih dan tidak ada maksud apa-apa, ini adalah hal yang wajar. Mu Gyul diam saja tidak berkomentar apapun.


Seo Joon datang dan meminta Jung In meninggalkan mereka. Jung In memandang Mu Gyul, meminta persetujuannya, Mu Gyul mengangguk, Jung In dan seorang staf studio meninggalkan mereka. Mu Gyul mendekati Seo Joon.Mu Gyul berusaha menjelaskan tapi gadis itu malah menamparnya.

Seo Joon merasa Mu Gyul telah mempermainkan dan membohongi dirinya. Bagaimana mungkin pria itu mengingkari ucapannya dan menikahi Mae-ri yang dengan jelas pernah diperkenalkan kepadanya hanya sebagai seorang penggemar. Dia sungguh tidak bisa terima. Mu Gyul hanya bisa meminta maaf. Mu Gyul menjelaskan kalau dia akan memberitahu Seo Joon nanti. Seo Joon meminta Mu Gyul untuk melupakan itu karena mereka bukan teman lagi.

Seo Joon berbalik akan meninggalkan studio dan Mu Gyul memanggilnya, "Joon Ah!" Seo Joon berhenti dan kembali menatap Mu Gyul, "Kau benar-benar laki-laki yang tidak beruntung!!" Mu Gyul terdiam saat mendengar kata-kata itu.

Jung In mendekati Seo Joon yang terlihat masih memendam amarah. Jung In memberikan minuman padanya namun Seo Joon tidak mau menerimanya dan masih diam. Jung In duduk di sebelah Seo Joon dan berkata, kalau dia mengerti perasaan Seo Joon dan meminta Seo Joon untuk istirahat sebentar. Seo Joon lalu berkata kalau dia tidak akan main di drama ini. Jung In terkejut. Seo Joo berkata kalau dia benar-benar bisa gila. Jung In lalu bertanya apa pernikahan Kang Mu Gyul begitu mempengaruhinya Seo Joon menjelaskan kalau mereka berteman karena Mu Gyul tidak punya pacar dan dia benar-benar tidak pernah membayangkannya sedikitpun, dia marah pada Mu Gyul tapi dia juga tidak bisa memaafkan dirinya sendiri. Jung In berusaha menenangkan Seo Joon dan memintanya untuk tidak menyalahkan dirinya sendiri.

Seo Joon berdiri lalu berkata"Aku benar-benar tidak mengerti. Dia selalu bilang tidak akan pernah menikah, tapi kenapa dia tiba-tiba berubah pikiran?"
"Hati seseorang bisa berubah dengan mudah"kata Jung In
"Tapi tidak untuk Wi Mae Ri! Dia bukan tipe Mu Gyul. Aku benar-benar tidak mengerti mengapa mereka berdua bisa menikah”kata Seo Joon masih marah, Jung In terdiam mendengar kata-kata Seo Joon itu.
Kembali ke rumah Mu Gyul, Ibu sedang asyik menonton drama sambil makan ice cream, sementara itu Mae-ri sedang membuat kimchi. Diam-diam Mae-ri mengambil ponselnya dan menelepon Mu Gyul, "Mu Gyul apa yang sedang kau lakukan? Aku bisa mati disini! Cepatlah dan pulang. " Mae-ri menutup ponselnya dan melanjutkan membuat kimchi.

Ibu yang sedang menonton drama itu mengeluh "Benar-benar tidak beruntung". Mae-ri yang mendengarnya dan penasaran, lalu dia bertanya pada ibu.
"Maaf, tapi ada satu hal yang membuatku sungguh penasaran. Kenapa Mu Gyul sangat membenci kata 'tidak beruntung'?"tanya Mae-ri
"Itu karena... Menurutmu memiliki seorang anak di usia 17 tahun apakah itu hal yang wajar? Dia tumbuh di lingkungan yang berkata bahwa dia tidak beruntung telah di lahirkan. Aku baru tahu hal itu dan benar-benar merasa bersalah padanya. Lagi pula bukan dia yang tidak beruntung, tapi aku"kata ibu menjelaskan.
"Jangan berkata seperti itu. Mereka bilang bahwa sesuatu yang di katakan bisa menjadi kenyataan"kata Mae-ri.
"Benarkah? Aku merasa hal itu menjadi sangat buruk ketika aku mengatakannya. Jangan katakan pada Mu Gyul mengenai hal ini, Ok?" Mae-ri mengangguk tanda mengerti.

Mu Gyul pulang ke rumah dan dia terkejut saat melihat Mae-ri membuat kimchi dan ibunya yang sedang menonton drama dan menyapanya. Mae-ri berniat untuk berdiri, tapi karena dia sudah kelamaan duduk, dia jadi kesulitan. Mu Gyul tanya apa yang sedang mereka lakukan.

Akhirnya Mu Gyul ikut membantu Mae-ri membuat kimchi sementara ibunya hanya melihatnya seperti mandor dan berkata kalau Mu Gyul harus melakukannya satu-satu. Mu Gyul mengiyakannya dengan kesal lalu bertanya apa ibu tidak malu meminta Mae-ri melakukan ini. Mae-ri malah berkata kalau dia tidak apa-apa". Sedangkan ibu malah menjawab kalau kimchi buatan Mae-ri enak.
Mu Gyul meminta Mae-ri mencoba rasa kimchi dan dia menyuapinya. Mae-ri memakannya dan Mu Gyul langsung bertanya apakah enak. Mae-ri mengangguk dan tersenyum.

Ibu yang melihat hal itu berkomentar, "Kalian seperti pengantin baru." Mu Gyul dan Mae-ri cepat-cepat membantahnya. Ibu Mu Gyul hanya tersenyum dan berkata kalau dia mengerti. Ibu bangun dari duduknya dan berkata kalau dia ingin mencari udara segar. Mu Gyul mencoba menahan ibunya dan bertanya ibunya mau kemana, karena ini saja belum selesai. Ibu tidak mempedulikannya dan tetap pada tujuannya untuk mencari udara segar.
Mu Gyul meminta Mae-ri untuk pulang saja kalau tidak nanti bisa terlambat, Mu Gyul juga berkata kalau dia yang kan menyelesaikan ini semua. Mae-ri menjawab kalau dia tidak apa-apa, dia akan menyelesaikan ini dulu dan tidak mungkin bagi Mae-ri meninggalkan Mu Gyul sendirian.
” Maafkan aku” kata Mu Gyul
"Tidak apa-apa. Ibumu benar-benar..." kata Mae-ri terhenti.
"Kau pasti lelah?"tanya Mu Gyul
"Lupakan. Cepat selesaikan ini"kata Mae-ri

Wi Dae Han menelepon Mae-ri dari restoran, dia bertanya apa Mae-ri masih di rumah Mu Gyul, ayah meminta Mae-ri untuk tidak makan karena dia punya kue beras untuknya. Mae-ri menyuruh ayahnya pulang duluan dan jangan menunggunya, dia akan pulang agak terlambat malam itu. Wi Dae Han tidak suka, Mae-ri harus pulang seperti perjanjian mereka, jam 10 tepat harus sudah berada di rumah.

Ayah Mae-ri ternyata datang ke rumah Mu Gyul dan terkejut saat melihat putrinya dan Mu Gyul sedang membuat kimchi dalam jumlah banyak. Ayah tanya apa Mae-ri membuatnya sendiri. Mae-ri menjawab tidak karena Mu Gyul membantunya. Ayah bertanya lagi apa mereka berniat membuka toko kimchi. Mu Gyul merasa bersalah dan meminta maaf. Ayah marah "Apa kau selalu meminta Mae-ri melakukan pekerjaan seperti ini sementara kau bertemu dengan perempuan lain di luar sana? Apa kau menikahi Mae-ri hanya untuk menyuruh dia melakukan pekerjaan rumah hah?". Mae-ri cepat-cepat berkata, " Bukan. Bukan Mu Gyul yang memintaku melakukan ini semua." Lalu ayah bertanya siapa yang menyuruhnya.

Lalu Ibu datang dan langsung masuk kedalam rumah dan mengajak Mae-ri serta Mu Gyul untuk makan snack yang dibelinya ada ddukkboki dan soondae. Ibu baru menyadari kedatangan Wi dae Han, lalu dia bertanya siapa. Mae-ri menjawab kalau itu ayahnya. Ibu mengerti lalu memperkenalkan diri,
" Aku Ibu Mu Gyul. Kang So Young. So Young"kata ibu memperkenalkan diri.
"Dia ibumu? Ibumu? Bukan Bibimu?"tanya ayah bingung
"Dia ibuku"jawab Mu Gyul, Ayah merasa malu karena dulu dia mengira kalau So Young adalah pacar gelapnya Mu Gyul.
Ayah lalu bertanya kepada ibu apa So Young yang meminta Mae-ri melakukan ini semua. Ibu dengan enteng menjawab ya apa ada masalah. Ayah jadi kesal mendengarnya dan bertanya kenapa ibu memanfaatkan anaknya. Ibu bingung, dia bertanya memanfaatkan seperti apa.

Mae-ri mengambil jaketnya lalu menarik ayahnya untuk segera pergi dari situ.
"Lain kali jika kau ingin makan kimchi maka buatlah sendiri Ahjumma!"teriak ayah Mae-ri.
"Ahjumma? Apa kau melihatku sebagai Ahjumma?"kata ibu terkejut
"Apa aku harus memanggilmu Nona ketinggalan jaman, Ahjumma?kau sudah memiliki anak laki-laki tapi pakaianmu masih seperti itu"kata ayah Mae-ri.
Ibu melihat pakaiannya, lalu bertanya, "Apa yang kau katakan? siapa kau sampai berani berkomentar tentang pakaianku ini?"
” Oh kalian ini benar-benar... Ibu dan anak sama saja, sama-sama tak tahu malu dan tidak bertanggung jawab!"kata ayah Mae-ri.

Mu Gyul yang mendengar ibunya dihina menjadi kesal dan meminta ayah Mae-ri untuk meminta maaf. Tapi ayah malah bertanya siapa yang seharusnya meminta maaf, bukankah selama ini Mu Gyul selalu memanfaatkan Mae-ri untuk bekerja terus. Ayah mendekati Mu Gyul dan langsung menarik kerah bajunya. Mae-ri terkejut dan langsung menarik ayahnya sementara ibu Mu Gyul menarik Mu Gyul. Ayah tidak juga mau melepaskan cengkramannya pada kerah baju Mu Gyul, sehingga membuat Ibu Mu Gyul terpaksa menggigit tangan ayah Mae-ri dan akhirnya ayah Mae-ri melepaskan cengkaramannya. Namun ayah kembali maju mendekati Mu Gyul lagi dan kembali menarik kerah baju Mu Gyul. Ibu menggigit tangan ayah Mae-ri lagi dan ayah Mae-ri langsung mundur.

Ayah menarik Mae-ri untuk pulang dan Mae-ri buru-buru mengucapkan sampai jumpa. "Sudah kukatakan seharusnya aku tinggal bersamamu"kata ibu Mu Gyul. Ayah Mae-ri tiba-tiba datang lagi dan mengambil kimchi yang sudah jadi dan membawanya pergi.
"Makan itu dan pergilah!!!!!" teriak ibu.

Mae-ri menatap jendela di rumah Jung In dan menelepon Mu Gyul.
"Maafkan ayahku. Tapi cobalah menempatkan posisimu di posisi ayahku, kau akan mengerti kenapa dia bisa begitu marah"kata Mae-ri.
"Ini menjadi sangat rumit. Kalau begitu aku minta maaf atas perlakuan ibuku”kata Mu Gyul.
"Posisi kita benar-benar sama"kata Mae-ri.

So Ra datang menghampiri Mae-ri dan bertanya apa yang sedang dilakukannya. Mae-ri menjawab kalau dia sedang menelepon Mu Gyul dan meminta So Ra untuk masuk ke dalam duluan. So Ra mengerti lalu masuk duluan ke dalam rumah. Mae-ri menjelaskan ini pada Mu Gyul, kalau dia merasa aneh jika harus berdua saja di rumah Jung In, itulah sebabnya dia mengajak So Ra dan Ji Hye.


Jung In terlihat sangat sibuk. Ji Hye berkata Jung In sangat sibuk, padahal ini kan hari minggu, Jung in memang pekerja keras dan sangat keren. So Ra juga membenarkan perkataan Ji Hye. Lalu Jung In tanya dimana Mae-ri. So Ra berbohong dan berkata kalau Mae-ri sedang menelepon ayahnya. Jung In melihat Mae-ri yang sedang menelepon di dekat jendela. So Ra berkata kalau tangan Jung in sangat indah tidak terlihat seperti tangan seorang pria yang sudah menikah. Ji Hye juga berkata kalau itu benar, ini pasti karena Jung In tidak memakai cincin pernikahannya. So Ra mencubit Ji Hye. Ji Hye berkata walaupun Jung in sudah mendaftarkan pernikahannya, tapi sebenarnya Jung In belum menikah, jadi Jung in masih single.
Jung In tidak mendengarkan perkataan Ji Hye dan dia terus saja melihat Mae-ri dan bertanya ” Sepertinya Mae-ri tidak memakai cincin pernikahan” Ji Hye bingung memikirkan cara menjawabnya, kemudia So Ra buru-buru menjawab, " Itu karena pernikahan dia dan Mu Gyul terjadi begitu cepat. Jadi mereka tidak sempat mempersiapkan cincin itu. Benar kan?"Ji Hye menjawab, "Ya benar. Mereka terlalu cepat." Jung In menunduk ” jadi begitu”. So Ra permisi untuk pergi ke kamar mandi.

"Aku pikir dia tidak memakai cincin karena kontrak ini”kata Jung In.
"Mereka memiliki cincin pasangan. Cincin emas 14 karat. Tapi dia tidak bisa sembarangan memakainya, kau mengerti kan...."kata Ji Hye, Jung In hanya bisa diam.

So Ra datang bersama dengan Mae-ri dan langsung mengajak Ji Hye pergi. Mereka berdua pamit dan mengucapkan terima kasih karena telah mengundang mereka.

Jung In mendekati Mae-ri begitu teman-teman Mae-ri pergi dan menanyakan langsung apakah Mae-ri benar-benar tidak memiliki cincin kawin dengan Mu Gyul karena tidak punya waktu untuk mencarinya. Mae-ri berusaha menjelaskan dengan mengatakan kalau mereka punya sepasang cincin perak untuk pernikahannya. Mae-ri bertanya apa sebenarnya yang diinginkan Jung In hingga bertanya macam-macam tentang hubungannya dengan Mu Gyul. Jung In mengatakan kalau dirinya tidak bermaksud apa-apa, dia bertanya lagi apakah mereka benar-benar menikah karena cinta. Mae-ri terkejut ditanya seperti itu dan permisi pulang.

Jung In menyadari kalau Mae-ri tidak membawa payungnya.
Di luar rumah sedang hujan dan Mae-ri baru sadar kalau payungnya tertinggal di dalam rumah. Mae-ri tadinya ingin masuk lagi ke dalam untuk mengambilnya namun Mae-ri takut, sehingga Mae-ri lebih memilih hujan-hujanan.

Mu Gyul baru saja keluar dari JI Entertainment dan disana juga hujan sehingga dia terpaksa menunggu sebentar. Ponselnya berdering, ternyata Mae-ri yang menelepon. Mae-ri berkata kalau dia sudah lelah berbohong dan bertanya kapan Mu Gyul pulang. Mae-ri berlari dan berteduh di depan rumah Mu Gyul. Mu Gyul berkata kalau dia akan pulang.

Lalu ada yang memanggil Mae-ri, ternyata itu Seo Joon. Seo Joon keluar dari mobilnya dan meghampiri Mae-ri, Seo Joon senang karena dia bertemu Mae-ri karena dia ingin bertanya padanya.
"Siapa yang melamar duluan?"tanya Seo Joon.
"Aku"jawab Mae-ri tertunduk, Seo Joon tersenyum.
"Aku sudah menduganya. Orang seperti Mu Gyul tidak mungkin melakukannya. Tapi mengapa kau memintanya menikahimu? Apa terjadi sesuatu di antara kalian?"tanya Seo Joon.
"Terjadi suatu masalah”jawab Mae-ri.
"Apa itu? Apa maksudmu Mu Gyul terpaksa menikahimu?"tanya Seo Joon penasaran Mae-ri diam, tidak menjawabnya.
Seo Joon tanya kenapa mereka merahasiakannya (Ada rahasia dibalik rahasia ~bang ali~ hahahahaha). Mae-ri menjawab kalau dia yang meminta Mu Gyul untuk tidak mengatakan pada siapapun karena ini membuat tidak nyaman, jadi Mu Gyul tidak berbohong padamu mengenai hal ini. Mae-ri berkata kalau dia juga tidak tahu bagaimana caranya untuk menjelaskan ini pada Seo Joon. Seo Joon terlihat kesal dan berkata, "Berakting seperti tidak ada yang salah dan menusuk orang dari belakang, Apakah itu termasuk keahlianmu?"Mae-ri menjawab, "Kau akan mengerti jika saatnya sudah tiba. Aku permisi pergi."

Mae-ri berlari di tengah hujan, ternyata Jung in melihatnya, Jung In membawa payung Mae -ri dimobilnya.

Mu Gyul tiba di rumah dalam keadaan basah kuyup dan Seo Joon memberikan handuk padanya. Mu Gyul menerima handuk itu dan mengeringkan rambutnya.
"Aku datang untuk meminta maaf karena menyebutmu tidak beruntung. Aku mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak kukatakan. Tapi ini bukan berarti aku memaafkan semua kebohonganmu"kata Seo Joon
"Jika hanya itu yang ingin kau katakan maka kau boleh pergi"kata Mu Gyul.

Seo Joon malah duduk di kursi dan mengatakan bahwa dia belum selesai mengatakan apapun. Mu Gyul diam saja sambil terus mengeringkan rambutnya. Seo Joon melihat sarung tangan rajutan buatan Mae-ri dan mengambilnya lalu berkata kalau Mu Gyul pernah bilang tidak ada wanita yang tinggal dirumah, tapi sepertinya Mae-ri membuatkan sarung tangan ini untuk Mu Gyul. Seo Joon lalu melemparkan sarung tangan itu ke atas meja. Mu Gyul mengambil sarung tangan itu lalu memindahkannya ke sisinya. Itu membuat Seo Joon semakin kesal, Seo Joon mengatakan kalau Mu Gyul sama saja dengan Mae-ri yang tidak mengatakan yang sebenarnya kepadanya. Mu Gyul malah bertanya kapan Seo Joon bertemu Mae-ri. Seo Joon menjawab kalau beberapa saat yang lalu dia berbicara dengan Mae-ri saat dia datang ke rumah Mu Gyul.

Mu Gyul kesal dan bertanya apa saja yang dibicarakan Seo Joon dengan Mae-ri. Seo Joon menatap Mu Gyul marah dan berkata "Kenapa? Apa kau takut aku melakukan sesuatu padanya? Kau menolakku yang selama satu tahun ini menunggumu dan kau malah menikahi wanita seperti dia?".Mu Gyul diam saja. Seo Joon berkata kalau ini melukai perasaannya. Seo Joo berdiri membelakangi Mu Gyul dan mulai menangis. Mu Gyul ikutan berdiri tapi dia diam saja.
Mae-ri sedang di toko buku, lalu Jung In mendatanginya. Jung In berkata kalau mendatangi toko buku adalah cara yang baik untuk menenangkan diri. Mae-ri setuju dengan Jung In, Mae-ri mendatangi tempat itu saat membutuhkan ketenangan, dan dia bisa menyembunyikan dirinya disana. Jung In bertanya apa Mae-ri membaca buku kumpulan puisi. Mae-ri membenarkan, baginya puisi sangat elegan, bisa menjelaskan banyak hal dalam kata yang sangat sedikit. Sama seperti dirinya yang menginginkan hidup yang sederhana, sama sekali bukan hidup yang berat dan rumit. Jung In mendengarkan dengan seksama.

Mereka berdua lalu duduk dilantai dan mulai membaca buku masing-masing.
Pelanggan lain datang dan meminta Jung In bergeser sedikit agar bisa mengambil buku dari rak yang tertutupi punggungnya. Jung In bergeser sedikit, tapi masih menghalangi buku yang diinginkan pelanggan itu. Jung In bergeser sedikit lagi, sehingga membuat jaraknya semakin dekat dengan Mae-ri. Jung In merasa malu dan melanjutkan bacaannya. Mae-ri hanya tersenyum melihatnya.

Seo Joon masih berada di rumah Mu Gyul, dia melihat Mu Gyul yang menggigil. Seo Joon memeriksa suhu tubuh Mu Gyul. Seo Joon menawarkan diri untuk membelikan obat untuk Mu Gyul. Tapi Mu Gyul menggeleng dan berkata kalau dia baik-baik saja. Lalu Seo Joon berkata apa yang dirasakan Mu Gyul terhadap Mae-ri, dan meminta Mu Gyul bagaimana semua ini bisa dimulai. Mu Gyul menjawab, "Itu benar. Pada awalnya ini hanya untuk main-main saja tapi sekarang tidak seperti itu lagi. Mae-ri seperti seorang keluarga sekarang." Seo Joon bingung dan bertanya, "Keluarga? Aku pikir kau akan merasa terganggu jika mengenai keluarga." Mu Gyul mengangguk dan menjelaskannya kalau pada awalnya dia berpikir seperti itu, tapi setelah melihat Mae-ri, Mu Gyul menemukan keluarga yang seharusnya.

Seo Joon menanggapi ucapan Mu Gyul, dengan mengatakan kalau sepertinya itulah alasan yang membuat Mu Gyul bisa bertahan dengan Mae-ri lebih dari sebulan karena Mu Gyul tidak memandangnya sebagai wanita tapi sebagai seorang keluarga. Mu Gyul mengatakan kalau Mae-ri adalah seseorang yang sangat setia. Seo Joon berkata, "Kau berkata kalau Mae-ri seperti keluarga. Tapi, aku pikir kau akan segera meninggalkannya, secepatnya saat kau dalam masalah. Kau akan selalu mendorongnya seperti yang biasa kau lakukan. Jaga dirimu." Seo Joon bangun dari duduknya lalu pergi keluar dari rumah Mu Gyul.

Jung In dan Mae-ri berjalan-jalan di pasar. Jung In berkata kalau itu pertama kali baginya, dia hanya melihat pasar makanan di televisi dan ini pertama kalinya bagi Jung In. Mae-ri berkata kalau Jung In benar-benar seorang tuan muda.
Mae-ri melihat nenek penjual buah, dia langsung mendekati nenek itu untuk membelinya.

Setelah membelinya, Mae-ri menghampiri Jung In lagi dan memberikan Jung In buah itu, Mae-ri meminta Jung In untuk mencoba, tapi Jung In bilang dia tidak menyukai. Mae-ri menatap buahnya lalu berkata kalau dia menyukainya, mereka bilang jika Jung In menolak buahnya maka Jung In akan bertambah tua. Jung In jadi bingung. Mae-ri berkata kalau buah ini bagus untuk Jung In. Akhirnya Jung In mencicipinya
"Ini lebih manis dan enak dari yang ku pikirkan"ucap Jung In.
"Ya. di dalam buah yang kecil ini terdapat cahaya matahari dan angin hujan. Jika kau memakan ini maka kau akan merasa memakan matahari"kata Mae-ri sambil memakan buah itu sementara Jung In diam saja sambil memperhatikan Mae-ri.

Seo Joon menemui teman-teman Band Mu Gyul. Dia menginterogasi mereka semua. Teman Mu Gyul mengatakan kalau mereka menikah karena cinta, Mu Gyul dan Mae-ri bertemu karena Mae-ri menabrak Mu Gyul dengan mobilnya, Mae-ri jugalah yang membawa Mu Gyul bekerja di JI ent. Seo Joon kaget saat mendengar Mae-ri yang mengajak Mu Gyul bekerja di JI ent. Seo Joo bertanya lagi bagaiaman dengan pernikahan mereka, kapan dan dimana serta bagaimana bisa mereka melakukannya. Teman-teman Mu Gyul bingung menjawabnya, Mereka menjawab pernikahan mereka terjadi sebulan yang lalu. Seo Joon tanya dimana. Mereka menjawab di studio di depan sana. Seo Joon jadi bingung, dia meminta teman-teman Mu Gyul untuk berkata jujur. Teman-teman Mu Gyul malah menyuruh Seo Joon untuk bertanya pada Mu Gyul saja jangan pada mereka. Teman Mu Gyul ingin mengambil botol soju namun Seo Joon memukul tangannya. Seo Joon ingin mendengar dari teman-teman Mu Gyul.

Mae-ri dan Jung In makan makanan di sebuah kedai di pasar. Gadis itu menanyakan maksud perkataan Tuang Jung waktu itu tentang ayahnya yang sangat keras tapi juga seperti malaikat.

Jung In akhirnya bercerita, dulu dirinya pernah diculik karena urusan bisnis ayahnya di Jepang tetapi ayahnya menyelamatkannya. Dan membuat dirinya kembali kuat, ayahnya terpaksa harus bersikap keras padanya. Dan ternyata hal itu menjadi kebiasaan ayahnya sampai sekarang. Mae-ri mendengarkanya dan berkata kalau cerita itu seperti sebuah drama saja. Dia juga menanyakan apakah karena penculikan itu, Jung In jadi kehilangan ingatannya. Jung In hanya mengatakan kalau sejak melihat foto masa kecil mereka, dirinya mulai mengingat kenangan masa kecilnya sedikit demi sedikit. Mae-ri berkata jadi itu yang membuatmu begitu gugup saat didekat ayahmu. Jung In menunduk dan berkata ya seperti itu.

Mu Gyul demam tinggi dan dia mencoba menelepon ibunya namun ibunya tidak mengangkat telepon. Akhirnya Mu Gyul menelepon Mae-ri.
Mae-ri masih berada di pasar, dia sedang membeli kaos kaki. Jung In masih asing saat berada di pasar itu. Ponsel Mae-ri berdering, Jung In langsung menatap ke arah Mae-ri. "Hallo Kang Mu Gyul apa kau sudah ada di rumah? Aku sedang ada di pasar bersama Jung In. Tapi kenapa suaramu seperti itu? Apa kau sakit? Tentu saja kau akan sakit jika kau berlari di tengah hujan. Bagaimana bisa orang yang sensitif akan cuaca dingin justru berlari di bawah hujan? Apa kau sudah minum obat. Di rumah sama sekali tidak ada obat. Dengar Kang Mu Gyul, tunggu aku ya, aku akan segera pulang dan membawa obat. "

Mu Gyul menunggu Mae-ri di depan rumahnya, tapi Mae-ri tidak kunjung datang, Mu Gyul pun memutuskan mencari Mae-ri dengan membawa payung.

Mae-ri sampai di depan rumah Mu Gyul dan keluar dari mobil dengan di payungi oleh Jung In. Mae-ri menatap Jung In dan mengucapkan terima kasih karena sudah mengantarnya. Saat Mae-ri akan pergi tiba-tiba Jung In memanggil namanya dan Mae-ri teringat akan sesuatu. Mae-ri mencari-cari sesuatu di dalam tasnya, sehingga Mae-ri kehujanan, jadi Jung In menarik Mae-ri mendekat agar tidak terkena air hujan. Mae-ri menatap Jung In terkejut dan jadi salah tingkah. Jung In tanya apa yang dicari Mae-ri. Mae-ri mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan memberikan sebuah bungkusan pada Jung In, Mae-ri menjelaskan kalau ini adalah kaos kaki katun, Mae-ri meminta Jung In memakainya saat tidur. Mae-ri juga meminta Jung In untuk mengusapkan kaos kaki itu di pipinya sangat lembut. Jung In membenarkannya.
"Kau akan tidur nyenyak dengan kakimu yang nyaman dan hangat, mengenai ceritamu hari ini aku berterima kasih karena kau sudah mau menceritakannya. Ini pertama kalinya aku melihat sisi manusia dalam dirimu. walaupun ini sulit tapi aku harap kau dapat lebih mengekspresikan hatimu. Jangan terlalu takut pada ayahmu. Karena tidak ada yang perlu di khawatirkan, dia tetap ayahmu"kata Mae-ri.
Jung In diam saja menatap Mae-ri. Mae-ri memberikan bungkusan kaos kaki itu dan berkata, " Kau harus memakainya dan kau tidak akan bermimpi buruk. Aku benar-benar harus pergi..."
Saat Mae-ri berjalan pergi, tiba-tiba Jung In memanggilnya, "Wi Mae-ri!" Mae-ri terdiam, Jung In melepas payungnya dan menarik Mae-ri kedalam ciumannya, Yah Jung In mencium Mae-ri,sementara gadis itu hanya bisa diam saja. Jung In melepaskan ciumannya dan Jung In berkata, "Maaf jika aku mengagetkanmu."

Mu Gyul melihat Jung In mencium Mae-ri, hatinya panas, tanpa pikir panjang, Mu Gyul menghampiri Jung In dan langsung meninjunya.
”Kang Mu Gyul, Kang Mu Gyul apa yang kau lakukan?”tanya Mae-ri berusaha menghentikan aksi Mu Gyul.
”Apa yag kau pikirkan?”kata Mu Gyul marah.
”Apakau tidak apa-apa, Direktur?”tanya Mae Ri sambil menahan Mu Gyul.
Mu Gyul menarik Mae-ri membawanya masuk ke dalam rumah, sementara itu Jung In masih terdiam di tempatnya.

Mae-ri menghempaskan tangan Mu Gyul yang sedari tadi menariknya.
”Kenapa kau tiba-tiba memukulnya?”tanya Mae-ri.
”Kenapa kau selalu datang ke sini dengan pria itu?”tanya Mu Gyul balik, Mae-ri menunjukan obat yang dibawanya, lalu Mu Gyul batuk-batuk. Mae-ri jadi khawatir. Mu Gyul melepaskan sarung tangan rajutan Mae-ri, dan gadis itu langsung memapah Mu Gyul untuk istirahat.


Mae-ri membaringkan Mu Gyul diranjang, Mae-ri bingung apa yang harus dilakukannya, lalu dia mengukur suhu tubuh Mu Gyul. Mae-ri merasakan suhu tubuh Mu Gyul sangat panas, dia bingung harus melakukan apa.
”Hentikan ini”kata Mu Gyul.
”Ya kita harus menghentikannya, kau sakit, lebih baik kita bicara nanti,beri aku waktu sebentar saja”kata Mae-ri, dia pergi ke dapur mengambil baskom yang diisi air untuk mengompres Mu Gyul.

Saat Mae-ri kembali ke kamar, Mu Gyul berkata ”Ayo hentikan ini, pernikahan palsunya maksudku”.
”Apa?” kata Mae-ri kaget.
”Aku tidak bisa melakukannya”kata Mu Gyul.
”Apa yang kau bicarakan?”tanya Mae-ri masih shock.
”Aku tidak bisa mengatakan ini apakah aku merasakan ini karena aku menang atau karena aku suka padamu atau apakah pernikahan ini palsu atau nyata, aku benar-benar sangat lelah sekarang, jadi mari kita akhiri saja ini”kata Mu Gyul. Mae-ri diam saja mendengarnya, sementara itu ternyata Jung In mendengarnya juga dari jauh.
” Aku tahu selama ini aku telah membuatmu sulit, aku juga merasa lelah sekarang, Maafkan aku dan juga... terima kasih”kata Mae-ri.

Mae-ri meninggalkan Mu Gyul sebentar, dia menangis dalam diam, lalu Mu Gyul melihat Mae-ri sudah tidak ada dan dia diam saja.

Mae-ri kembali ke kamar Mu Gyul dengan membawa handuk.
”Aku akan segera pergi, setelah aku selesai di sini”kata Mae-ri sambil mengompres dahi Mu Gyul.
”Aku sudah bilang hentikan”teriak Mu Gyul melepaskan handuknya dengan kasar, sehingga membuat Mae-ri jatuh.
”Aku tahu! Kesepakatan kita berakhir, tapi jangan marah, kau akan membuat demammu makin parah, aku akan membuatkanmu sup toge jadi kau bisa makan sebelum tidur, sebentar ya”kata Mae-ri kembali membantu Mu Gyul berbaring.
Mae-ri menyiapkan makanan untuk Mu Gyul, setelah semua siap.


Mae-ri membangunkan Mu Gyul untuk makan. Mae-ri juga berkata kalau Mu Gyul bisa tidur setelah makan sesuatu dan minum obat. Mu Gyul bangun sambil batuk-batuk.
”Aku membuatkanmu sup toge, aku akan menaruh sedikit nasi di mangkukmu,oke?” tanya Mae-ri.Mu Gyul menatap Mae-ri, Mae-ri menyuapi Mu Gyul.

Seo Joon masih menginterogasi teman-teman band Mu Gyul. Teman-teman Mu Gyul meminta Seo Joon untuk berhenti saja.Karena Seo Joon telah mengiterogas mereka selama berjam-jam. Seo Joon meminta teman-teman Mu Gyul untuk berkata jujur. Teman Mu Gyul berkata kalau mereka sudah berkata jujur. Tapi Seo Joon tetap mengatakan kalau mereka berbohong. Teman Mu Gyul berkata kalau mereka sudah menjelaskan apa yang mereka ketahui. Seo Joon mengatakan kekecewaannya dan berkata kalau ini terakhir kalinya mereka bertemu. Seo Joon pergi, lalu teman Mu Gyul menahannya dan berkata ” Jangan menganggu Mu Gyul Hyung, aku akan mengatakan semuanya”.

Didalam mobil Tuan Jung mendapat telepon dari seseorang. Orang itu mengatakan kalau hubungan Mae-ri dan Mu Gyul sudah diketahui orang-orang. Tuan Jung meminta supirnya untuk kembali kekantor dan memintanya menghubungi Wi Dae Han agar menemuinya di kantor.

Jung In masih berdiam diri di depan rumah Mu Gyul, Jung In mengingat kembali pertanyaannya pada Mae-ri,”Apakah kau benar-benar menikahi Kang Mu Gyul tanpa cinta?. Lalu Jung In juga ingat saat Mae-ri berkata, ”Aku ingin hidup sederhana dan tidak rumit.”

Seo Joon datang ke rumah Mu Gyul dan bertemu dengan Jung In, lalu Seo Joon berniat masuk namun Jung In menahannya.
”Jangan masuk”pinta Jung In
”Lepaskan aku, ada yang harus aku katakan pada Mu Gyul. Seo Joon berniat masuk lagi tapi ditahan Jun In.
”Katakan padaku”kata Jung In,Seo Joon hanya menatap Jung In.

Mu Gyul bangun dari tidurnya, dia melihat Mae-ri tertidur di sebelah ranjangnya, lalu Mu Gyul menyelimuti tubuh Mae-ri.

Tuang Jung dan Wi Dae Han datang ke rumah Mu Gyul.
”Kau mengambil putriku yang sempurna dan mengubahnya menjadi wanita yang sudah menikah! Apa yang kau lakukan? Apa yang sebenarnya akan kau lakukan?”tanya ayah Mae-ri mengguncang-guncangkan tubuh Mu Gyul.
”Hentikan ayah!Mu Gyul sedang sakit”pinta Mae-ri.
”Apa yang kau pikirkan menikah dengan laki-laki yang tidak bertanggung jawab seperti dia? Hah?”tanya Dae Han pada Mae-ri.
”Ayo katakan padaku, katakan padaku, kalau kamu tidak ingin mengambil tanggung jawab atas dirinya”kata ayah terus mengguncang-guncangkan tubuh Mu Gyul.
”Bagaimana kau bisa bilang pada semua orang di kantor kalau kalian berdua sudah menikah, brengsek?hah? ayo katakan sesuatu! Kenapakamu tidak mengatakan sesuatu, brengsek”kata ayah lagi melepaskan cengkramannya pada Mu Gyul, sehingga membuatMu Gyul terjatuh.

Mae-ri langsung mendekati Mu Gyul.
”Tidak mudah bagiku membesarkan putriku selama 20 tahun tanpa ibunya, dia sakit karena dibesarkan di lingkungan yang dewasa, Bagaimana bisa kau mengambil anakku yang tidak berdosa ini? Kau brengsek!”kata ayah Mae-ri terisak.
“Ayah”kata Mae-ri.
“Maafkan aku” kata Mu Gyul.
“Sayang,apa yang akan kita lakukan dengan Mae-ri? Apa yang akan kita lakukan…” kata ayah Mae-ri.
“ Dae Han-ah jang seperti ini”kata Tuan Jung menepuk bahu ayah Mae-ri.
"Apa kau tahu berapa banyak orang yang menderita kerena sikapmu? Bagaimana bisa kau bertanggung jawab dengan hidup Mae-ri sekarang ini?"kata Tuan Jung.
”Sudah hentikan, Mu Gyul tidak melakukan kesalahan apapaun”kata Mae-ri.

Mae-ri menatap Mu Gyul dan berkata ” Maafkan aku....ini semua salahku”
” Tidak apa-apa,aku baik-baik saja”kata Mu Gyul
” Kenapa ini bisa jadi salahmu?hah?”tanya ayah Mae-ri, Mae-ri mengusap air matanya.
Mae -ri berdiri dan menjawab ” Karena...kami tidak menikah”
”Apa maksudmu?”tanya Tuan Jung.
” Apa maksudmu, kalian belum menikah?”tanya ayah Mae-ri.
” Kami tidak pernah menikah”jawab Mae-ri.

Seo Joon dan Jung In datang, mereka juga mendengar pengakuan Mae-ri.
”Semuanya hanya kebohongan”kata Mae-ri.
” Wi Mae-ri”panggil Mu Gyul.

Writen By Ephi RF~April RF feat Support Piku By Ari RF

April Says : Sinopsis ini dibuat oleh duet April dan ka ephi. Sungguh menguras perasaan membuatnya. episode 7 adalah episode MSOAN yang pertama kali aku tonton, aku memang ga mau nonton MSOAN pada awalnya... Tapi ya sudahlah dengan niat untuk Suk, aku rela nonton, hahahaaahahahaha. Semoga semuanya gak kecewa.

Ephi Says: "Sebelumnya, Jeongmal mianhae… ini adalah sinopsis pertama Ephi dan mungkin juga akan jadi satu-satunya sinopsis yang ephi buat. hehehe…, abis susah banget buat sinopsis.. jadi mohon maaf kalo banyak kalimat yang kurang pas dan susah dimengerti. ^^

BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA



0 comments:

Post a Comment


Friend Link List