Recent Post


[Sinopsis] Still Marry Me Episode 10

Do you want to share?

Do you like this story?

Saat Shin Young melihat Sang Woo di sauna. Shin Young pamit sebentar dari Min Jae dan mengikuti Sang Woo keluar. Shin Young akhirnya jujur dan mengatakan semuanya. Ia berkata kalau sekarang ia tidak akan mengarang-ngarang alasan. Sang Woo memotong pembicaraannya dan berkata kalau ia tidak ingin mendengarnya. Setelah itu Sang Woo pergi.
Shin Young kembali ke tempat Min Jae. Ia merasa bingung. Shin Young berkata kalau ia hanya kelelahan lalu ia mendengarkan musik bersama Min Jae. “Lebih baik begini” bisik Shin Young pada dirinya sendiri.
Sang Woo pulang dengan hati yang sedih lalu ia melihat Sang Mi sedang memanggil taksi. Sang Woo penasaran Sang Mi akan pergi ke mana. Maka ia mengikuti Sang Mi yang ternyata menuju hotel. Sang woo menjaga jarak dengan Sang Mi saat Sang Mi mulai memasuki gedung. Sang Woo memandang Sang Mi dengan khawatir saat ia melihat ekspresi sedih di wajah Sang Mi. Sang Mi naik ke atas dan masuk ke sebuah kamar.
Sang Mi memandangi pintu kamar hotel dengan ragu-ragu sebelum mengetuk pintunya. Sang Mi berusaha mengumpulkan keberanian untuk melawan ketakutannya. Dan saat pintunya terbuka, Sang Mi tampak sangat ketakutan. Ia langsung berbalik dan berlari turun ke lobi. Karena terburu-buru ia sempat tersandung dan jatuh.
Sang Woo memanggil Sang Mi dan berlari ke sampingnya. Saat melihat kedatangan Sang Woo, Sang Mi merasa hatinya semakin sakit lalu ia berlari pergi. Sang Woo berlari turun mengejar Sang Mi. Sang Mi duduk di luar sendirian sambil menahan dingin. Sang Woo meminta maaf dan berkata kalau ia melihat taksinya dan mengikuti Sang Mi tanpa pikir panjang.
Sang Woo berlutut di depan Sang Mi dan memasang sepatunya yang terlepas lalu memakaikan jaketnya kepada Sang Mi. Sang Woo menawarkan untuk mengantar Sang Mi pulang. “Ini bukan pertama kalinya, namun hari ini pertama kalinya … Hari ini bukan pertama kalinya aku diberitahu kalau suamiku bersama wanita lain, namun hari ini pertama kalinya aku datang untuk melihatnya sendiri. Aku ingin melihat hal itu dengan mata kepalaku sendiri”bisik Sang Mi.
Sang Mi tidak peduli akan pengkhianatan suaminya karena ia merasa hidupnya mengenaskan dan tidak ada yang perlu diperjuangkan.
Sang Woo ikut sedih karenanya lalu ia mencium Sang Mi. Sang Mi tidak menolak ciuman itu, namun setelah beberapa detik ia menarik dirinya dan meminta maaf. Sang Mi menangis dan meminta Sang Woo membawanya pergi kemana pun. Sang Woo mengajak Sang Mi ke apartemennya. Sang Mi hanya duduk diam di dalam kegelapan. Saat Sang Woo hendak menghidupkan lampu, Sang Mi melarangnya.
“Jangan memperlakukanku dengan baik. Jangan terlalu memujiku. Hal itu membuatku canggung”kata Sang Mi. Sang Mi berdiri, ia hendak pergi namun Sang Woo menarik tangannya dan berkata, “Jangan pergi.” Sang Woo memandangi wajah Sang Mi. Sebenarnya Sang Mi bisa saja mengelak saat itu namun ia tidak mengelak. Lalu Sang Woo menciumnya lagi. Sang Mi bahkan berjinjit saat mereka berciuman.
Setelah itu mereka tidur bersama, Sang Mi sempat meneteskan air mata lalu tampaklah kalau ia masih mengenakan cincin keberuntungan dari Boo Ki. Cincin itu benar-benar membawa keberuntungan dalam hidup Sang Mi.
Ban Suk mengakui dua hal kepada Da Jung. Ia mengaku kalau ia pernah memberikan coklat kepada Shin Young. Da Jung berkata kalau hal itu wajar sebagai wujud perhatian dokter kepada pasiennya. Lalu Ban Suk mengakui kalau ia melakukan hal itu karena ia sebenarnya sedikit tertarik pada Shin Young dulu. Dia tidak ingin Da Jung tahu hal itu nanti lalu sakit karenanya. Yang kedua, ia berkata kalau Da Jung tidak perlu khawatir masalah ayahnya dan meminta Da Jung untuk percaya saja padanya.
Mereka berjalan-jalan bersama lalu Ban Suk mengajak Da Jung ke apartemennya untuk menghangatkan tubuh dengan segelas wine. Da Jung mengerti kalau sebenarnya Ban Suk ingin menghabiskan malam bersama dengannya, namun ia ragu karena ia tidak mengenakan celana keberuntungannya hari ini. Akhirnya Da Jung setuju untuk masuk hanya untuk satu gelas wine.
Mereka menonton film The Notebook. Mereka berdua mulai merasa tidak enak saat adegan bercinta. Ban Suk berusaha mendekati Da Jung namun Ban Suk tidak dapat bercinta dengan Da Jung karena hatinya berkata kalau ia bukanlah pria yang suka mempermainkan wanita. Da Jung mengerti isi hati Ban Suk dan mengajaknya untuk menghabiskan malam bersama.
Da Jung mendorong Ban Suk dan Ban Suk mengakui kalau ia telah berkata pada ayahnya kalau mereka akan memberikan cucu untuk ayah Ban Suk terlebih dahulu. Da Jung tidak ingin dianggap sama seperti wanita yang terjebak dengan pernikahan karena sudah hamil duluan.
Setelah menghabiskan malam di sauna, Min Jae dan Shin Young sarapan bersama. Mereka tampak sangat berseri-seri dan bahagia. Min Jae berkata kalau meskipun cita-citanya adalah memiliki band sendiri namun ia harus lulus sekolah dulu. Min Jae masih ragu-ragu akan masa depannya dan Shin Young berkata bagaimana bisa seorang lelaki pengecut seperti Min Jae bisa menjadi sangat berani dengannya. “Aku tidak tahu mengapa aku seperti ini. Karena cinta mungkin” kata Min Jae. Min Jae mengajak Shin Young untuk makan malam dengan ibunya kapan-kapan. Shin Young bercanda dan berkata semoga mereka tidak seumuran.
Sang Mi bangun pagi-pagi sekali dan meninggalkan apartemen dengan perasaan hancur. Sang Woo bangun sendirian. Ia merasa ragu saat Sang Woo menelepon. Ia ingin menerima telepon dari Sang Woo namun akhirnya ia mengabaikannya.
Min Jae pergi ke apartemen Sang Woo dan mencoba membuka kode kuncinya. Ia sedikit kecewa saat sadar kalau ibunya tidak bercanda saat berkata akan mengusirnya. Kode kuncinya sudah berubah dan pintunya tidak mau terbuka. Sang Woo mendengar suara orang yang hendak membuka pintu dan berpikir kalau itu Sang Mi. Ia membuka pintu tepat pada saat Min Jae sudah berbelok sehingga mereka tidak bertemu.
Sang Woo mengirim SMS pada Sang Mi untuk bertanya apakah tadi ia mampir. Ia merasa tidak enak saat Sang Mi tidak kunjung membalas SMSnya.
Setelah pertemuan mereka di sauna, Shin Young mengajak Sang Woo bertemu untuk menjelaskan situasinya. Ia berkata kalau ia menyukai Min Jae namun merasa gelisah dengan jarak usia mereka yang terpaut cukup jauh. Ia takut kalau ia akan sakit di akhir hubungan mereka maka ia meminta untuk kencan selama sepuluh hari saja. Itulah mengapa ia berbohong pada Sang Woo kalau ia sibuk selama sepuluh hari. “Aku pengecut yang berbohong kepadamu" aku Shin Young. “Aku berharap aku adalah wanita yang percaya diri dan dapat berkata, ‘Memangnya kenapa kalau ia 10 tahun lebih muda? Aku dapat berkencan tanpa menikah.’ Namun aku bukan wanita seperti itu. Aku takut menjadi perawan tua saat berusia 40 tahun"lanjut Shin Young.
Sang Woo yang moodnya sedang tidak bagus menjawab, “Kau membalas dendam padaku", dengan nada datar. “Apakah kau ingin bertemu untuk meminta maaf karena kemarin dan meminta maafku?”tanya Sang Woo dengan kesal. “Maafkan aku. Aku ingin berkencan dengan Ha Min Jae. Walaupun kami hanya akan berkencan selama satu atau dua tahun, aku tetap ingin mencobanya”kata Shin Young. Walaupun hal itu penuh risiko dan bisa saja ia putus di ambang usia 30 tahunan namun ia yakin ia akan dapat menghadapinya saat itu terjadi.
Sang Woo iri dengan keberanian Shin Young. “Aku tidak yakin bisa seberani kau walaupun aku merasa tertarik”kata Sang Woo.
Da Jung mengenakan celana dalam keberuntungannya dan meyakinkan dirinya sendiri kalau walaupun ia memakai celana itu, ia tetap tidak mau tidur bersama Ban Suk karena waktunya tidak tepat. Ban Suk mengirim bunga dan vitamin dengan pesan yang menyampaikan penyesalannya serta kata-kata “Aku mencintaimu”. Da Jung meminum vitamin itu dengan senang dan menjawab kalau ia tidak marah serta berkata kalau ia juga mencintai Ban Suk.
Ulang tahun Da Jung akan segera datang, Ban Suk mulai berburu cincin namun ia takut cincinnya tidak muat. Jadi ia memutuskan untuk membeli cincin nanti dan membeli hadiah lain saja. Susternya menyarankan agar Ban Suk membeli hadiah yang mahal namun Ban Suk menolak ide itu mentah-mentah dan berkata kalau Da Jung bukanlah wanita yang materialistis.
Da Jung dan Boo Ki berbelanja bersama. Boo Ki menawarkan untuk mengadakan pesta ulang tahun yang mewah di apartemennya. Da Jung menyetujuinya dengan senang hati lalu Da Jung melihat tas tangan yang sangat cantik. Ia menncoba mengirim telepati pada Ban Suk agar dibelikan tas itu sebagai hadiah ulang tahun. Boo Ki berkata kalau wanita karir yang sukses seperti Da Jung seharusnya membeli tas itu sendiri.
Ban Suk membuat kue ulang tahun untuk Da Jung. Min Jae sampai di apertemen dan berkata kalau kue ulang tahun saja tidak cukup. Ban Suk berkata kalau ia sudah menyiapkan hadiah lainnya. Lagipula ia yakin kalau Da Jung akan senang walaupun ia hanya diberi sebuah cake.
Min Jae dan Shin Young sedang berkencan di bar saat tiba-tiba datanglah Myung Suk yang mengganggu kencan mereka berdua. Dia mengejek hubungan Min Jae dan Shin Young dan berkata kalau ternyata gosip diantara mereka berdua itu benar.
Shin Young dan Min Jae tidak ingin mencari masalah dengan Myung Suk maka mereka pergi meninggalkan bar. Mereka berdua melewati Myung Suk. “Apakah kau gila?”gumam Myung Suk pada Shin Young. Ia berbisik pada Shin Young dan berkata kalau orang-orang berpikir dia mempermainkan seorang bocah.
Min Jae tampak sangat kesal dan cemburu namun Shin Young tidak menyadarinya. Shin Young berkata kepada Myung Suk kalau ia tidak mempermainkan Min Jae. “Jadi kau serius dengannya?”tanya Myung Suk. “Ya, kami berkencan dengan serius dan kami juga saling mencintai. Ada masalah?”tantang Shin Young. Saat mereka sudah meninggalkan bar Min Jae berkata kalau ia sebenarnya ingin meninju Myung Suk namun ia mengurungkan niatnya saat Shin Young berkata kalau ia mencintai Min Jae.
Ban Suk akhirnya berhasil membuat cake untuk Da Jung walaupun ia sempat membuat beberapa kesalahan. Ia mengajak Da jung makan malam berdua satu hari sebelum hari ulang tahun Da Jung. Sebenarnya Ban Suk sudah pergi ke toko kelas atas untuk membelikan hadiah ulang tahun. Ia bertanya kepada penjaga toko di sana agar memberikan barang yang paling bagus dan mahal yang ada di toko itu. Namun ternyata Da Jung datang pada acara makan malam itu dengan pakaian yang sama dengan hadiah Ban Suk.
Walaupun ia tidak jadi memberikan hadiahnya itu kepada Da Jung, namun ia yakin kalau Da Jung sudah cukup senang dengan cake yang ia buat. Da Jung sebenarnya kecewa saat ia melihat isi hadiah yang Ban Suk berikan. Namun ia berpura-pura senang dan berkata kalau ia tersentuh. Da Jung tetap berpura-pura senang sampai ia tiba di apartemennya. Da Jung membayangkan kalau ada perhiasan di dalam cake itu. Dan ia memakannya hingga tandas bersama teman-temannya. Namun ternyata di dalam cake tidak ada apa-apa.
Da Jung merasa sangat sakit hati karenanya. Ia segera menelepon toko pakaian untuk menanyakan masalah pembelanjaan di toko itu. Bila Da Jung sedang stress maka ia akan berbelanja hingga puas. Sayangnya toko itu baru buka saat pagi maka ia memutuskan untuk pergi ke sauna saja. Di sana ia memakan sisa cake itu sendiri dan semakin yakin kalau memang tidak ada perhiasan di dalamnya. Ia memakan cake itu dengan rakus.
Keesokan paginya Da Jung pergi ke toko pakaian dan membeli gaun mewah dan mantel untuk dirinya sendiri lalu membungkusnya seperti kado. Harga kedua barang itu sangat mahal sehingga Da Jung harus mencicilnya sampai 12 bulan.
Shin Young dan Boo Ki penasaran apa yang Da Jung lakukan sehingga ia tidak pulang semalaman. Shin Young sedang kerja lembur dan ia menelepon Min Jae untuk sekedar mengobrol. Min Jae berkata kalau Ban Suk ada di rumah. Da Jung datang dengan belanjaan yang banyak dan bercerita kalau ia melihat matahari terbit bersama dengan Ban Suk.
Shin Young dan Boo Ki mengira Da Jung tidur bersama Ban Suk dan Da Jung mengelak. Ia berkata kalau mereka hanya jalan-jalan bersama. Shin Young dan Boo Ki terkagum-kagum dengan hadiah mahal yang ‘dibelikan’ oleh Ban Suk. Sore harinya mereka mengadakan pesta yang mewah di apartemen Boo Ki.
Min Jae berbincang-bincang dengan Da Jung mengenai masalah usia. Jarak usia dalam suatu hubungan memang bukanlah sesuatu yang perlu diributkan. Namun di Korea, usia memang dianggap sebagai hal yang penting.
Min Jae memanggil Shin Young dengan panggilan ‘Shin Young-sshi’ atau ‘Shin Young-ah’. Di Korea, panggilan seperti itu digunakan untuk memanggil orang yang seusia. Maka ia memanggil teman-teman Shin Young juga dengan panggilan yang sama agar mereka bisa semakin akrab. Namun Da Jung tidak ingin dipanggil seperti itu oleh seorang pemuda berusia 24 tahun. Ia meminta Min Jae memanggilnya ‘Noona’ (kakak). Min Jae tidak mau karena hal itu malah memperjelas jarak usia di antara mereka. Ia berkata kalau ia akan memanggil Da Jung ‘Nona Jung Da Jung’. Namun Da Jung tidak mau dipanggil seperti itu karena hal itu membuat Da Jung terlihat lebih tua. Jadi ia menyuruh Min Jae memanggilny ‘Chloe’ karena nama Inggrisnya adalah ‘Chloe’. Tapi Min Jae tidak menyukai nama ‘Chloe’. Mereka ribut memikirkan masalah panggilan. “Kau menyebalkan! Na Ban Suk adalah yang terbaik” canda Da Jung.
Ban Suk dan Da Jung berkaraoke bersama sementara teman-teman mereka tertawa melihat keharmonisan mereka berdua. Lagu yang mereka bawakan adalah lagu mengenai betapa cocoknya mereka bersama. Shin Young meminta Min Jae menyanyikan lagu “Woman Who Cut My Guitar String” karena lagu itu ditulis untuknya.
Boo Ki meminta perhatian dari semua orang dan meminta Da Jung menunjukkan pakaian barunya yang ‘dibelikan’ oleh Ban Suk. Sebelumnya Da Jung telah berkata pada sahabat-sahabatnya agar tidak menyinggung mengenai hadiah itu di depan Ban Suk namun Boo Ki tidak dapat menahan dirinya untuk memberi selamat pada Ban Suk atas seleranya yang sangat sesuai dengan selera Da Jung. Hal ini membuat suasana antara Da Jung dan Ban Suk menjadi tegang.
Di luar Ban Suk bertanya apakah Da Jung berbohong mengenai hadiah yang ia berikan. Da Jung mengiyakan karena ia ingin membuat teman-temannya kagum kepada Ban Suk. Hal itu lebih baik daripada mengaku kalau ia hanya mendapatkan cake untuk hadiah ulang tahunnya. Ban Suk merasa kecewa dan bertanya apakah satu cake tidak cukup sebagai hadiah. Dengan berlinang air mata Da Jung menjawab. Ia merasa sangat sakit dan hancur.
“Ya. Pada usia 34 tahun aku akhirnya bertemu seorang pria yang kucintai dan ingin kunikahi. Tidak bolehkah aku berharap lebih? Tidak bisakah aku sedikit berharap menjadi putri di matamu? Ayahmu tidak menyetujui hubungan kita karena aku tua. Lalu apa yang akan terjadi kalau aku bercerita bahwa aku hanya mendapat sebuah cake sebagai hadiah? Betapa menyedihkannya diriku” kata Da Jung sambil menangis. “Menyedihkan?” tanya Ban Suk. “Ya. Aku lebih baik mati daripada mengakui kalau aku hanya mendapat sebuah cake dari pacarku!” kata Da Jung. Ia mulai marah dan semakin menangis. “Kau tahu apa hadiah terbaik dalam hidupku? Kue kering darimu. Dari semua hadiah yang pernah aku dapatkan, kue itu yang terbaik! Jadi aku ikut kursus memasak dan berhasil membuat cake itu setelah sempat gagal delapan kali. Bagaimana bisa kau menyebutnya menyedihkan? Dan aku sudah membelikan baju untukmu namun kau datang dengan pakaian yang sama persis. Jadi aku tidak dapat memberikan itu kepadamu” kata Ban Suk. Ia menerangkan semuanya pada Da Jung. “Aku tidak tahu semua itu” jawab Da Jung lirih. “Maafkan aku karena sudah memberi hadiah yang menyedihkan” kata Ban Suk akhirnya.
Saat Ban Suk berjalan pergi, Da Jung memanggilnya sambil menangis. Ia menyesal dan berkata kalau ia salah. “Aku tidak ingin lagi menangis sendirian saat hari ulang tahunku. Tidak jauh dari tempat Da Jung menangis, Boo Ki dan Shin Young menyaksikan itu semua dengan sedih. Mereka berpikir kalau mereka ikut campur maka hal itu justru akan makin parah. Maka mereka membuat perjanjian kalau mereka tidak akan berkata pada Da Jung tentang apa yang mereka lihat.
Sementara itu, Sang Mi sedang berusaha berdamai dengan hatinya. Ia menari sebagai pelarian atas semua masalahnya namun ia tidak kunjung tenang walaupun telah menari hingga lelah. Akhirnya ia mengirim SMS kepada Sang Woo. “Sang Woo-sshi, maaf karena baru membalas. Apakah kau sudah baikan?” Hal ini justru membuat Sang Woo frustasi. Ia berdebat dengan pikirannya. Pikirannya kembali ke saat-saatnya bersama Sang Mi dan malam yang mereka habiskan bersama. Sang Woo berteriak dengan frustasi.
Sang Woo menelepon Shin Young untuk curhat. Tapi Shin Young masih di kantor. Ia sedang rapat bersama timnya mengenai ide tentang program pertama mereka. Shin Young berkata kepada Bosnya kalau sampai Myung Suk merusak acara mereka, maka ia akan mengambil alih timnya dan membuat acara baru.
Sang Woo memaksa untuk bertemu dengan Shin Young di lobby. Sang Woo memohon pada Shin Young untuk menerimanya kembali. Sang Woo takut pada perasaannya sendiri kepada Sang Mi. Ia berkata pada Shin Young kalau yang sedang mereka alami sekarang adalah suatu hal yang wajar dalam suatu hubungan dan mereka akan dapat melaluinya. Sang Woo berkata kalau Shin Young adalah satu-satunya wanita dalam hidupnya. Shin Young berkata kalau ia telah menyukai orang lain. Sang Woo berkata kalau yang Shin Young rasakan bukan cinta. Ia hanya merasa senang dengan perhatian yang Min Jae berikan.
Mereka tidak sadar kalau Min Jae juga sedang ada di lobby dan menguping semua pembicaraan mereka. Sejak awal ia selalu merasa kesal dengan keberadaan Sang Woo dan kali ini emosinya sudah mencapai puncak. Saat Shin Young berkata kalau ia menyukai Min Jae, Min Jae menghampiri meja mereka dan meraih tangan Shin Young. “Dia adalah pacarku. Jangan mencarinya lagi” kata Min Jae dengan sinis.
Min Jae melepaskan tangannya dari Shin Young. Ia bertanya mengapa Sang Woo ada di sana. Apakah itu karena hari ini adalah hari terakhir dari kencan sepuluh hari mereka. “Aku tidak akan melepaskanmu. Jadi bila kau ingin pergi, cobalah pergi" Min Jae memperingatkan Shin Young. Shin Young mengerti kenapa Min Jae berlaku seperti itu. Ia harus meluruskan salah paham ini. Min Jae sudah mendengar sendiri kalau Shin Young berkata pada Sang Woo bahwa ia menyukai Min Jae. Karena itu Shin Young heran mengapa Min Jae masih marah seperti itu. “Karena hatiku tidak tenang. Aku tidak dapat menenangkan diriku. Aku tahu kalau cintaku tidak bertepuk sebelah tangan, namun tetap saja aku tidak tenang”jawab Min Jae.
Shin Young berkata kalau ia akan menemui Min Jae nanti. Min Jae setuju namun ia berat untuk melepaskan Shin Young pergi. “Aku mencintaimu”kata Min Jae. “Aku juga mencintaimu"jawab Shin Young. Setelah mendengar itu, Min Jae menginginkan Shin Young pergi. Mata Min Jae berkaca-kaca namun ia dapat tersenyum lega.
Sang Mi datang ke restoran Boo Ki untuk mengembalikan cincin keberuntungannya. “Keberuntungan datang padaku namun aku tidak bisa mengaturnya. Itu malah membuatku takut” kata Sang Mi. Saat ia masih berusia 20 tahun, Sang Mi telah melakukan suatu hal yang menghancurkan hidupnya. Sekarang ia merasakan hal yang sama seperti saat itu dan itu membuat ia merasa berat.
Boo Ki berkata pada Sang Mi agar jangan terlalu keras melawan takdirnya. Ia lebih baik mengubur semua kenangan buruk itu. Bila hal itu menakutkan untuknya, lebih baik ia berbalik pergi dan tidak perlu memikirkannya lagi. Namun bila hal itu tidak berhasil, ia harus mengikuti jalan takdirnya. Bila ia merasa sakit, ia dapat menyimpan kenangan itu sebagai suatu pengalaman.
Boo Ki menata restorannya untuk makan malam romantis Min Jae dan Shin Young. Mereka berdua akan merayakan mulainya hubungan mereka. Saat Shin Young datang Sang Mi sedang berbincang-bincang dengan Boo Ki. Mereka sedang membicarakan telepon dari Sang Woo. Sang Mi melihat kedatangan Shin Young dan ingat kalau ia adalah wanita yang sering membuat keributan.
Sang Mi pergi meninggalkan restoran. Lalu tidak lama kemudian Min Jae datang dengan membawa sebuket bunga mawar. Shin Young berkata kalau hubungan singkat sepuluh hari mereka telah berakhir hari ini. “Bisakah kita melanjutkannya sampai lima puluh tahun mendatang?”
Pelan-pelan Min Jae mendekati Shin Young dan mencium dahinya lalu berkata kalau ia akan mencium bibir Shin Young. Min Jae sudah hendak mencium Shin Young saat tiba-tiba Sang Mi masuk kembali ke restoran untuk mengambil scarfnya yang ketinggalan. Sang Mi sangat kaget dan memanggil Min Jae. “Ibu!” kata Min Jae dengan terkejut.

BACA JUGA SINOPSIS LAINNYA



0 comments:

Post a Comment


Friend Link List